Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation"

Transkripsi

1 Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backroagation Didi Suriyadi Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Banyumas Jawa Tengah Abstrak Penyakit Demam Berdarah salah satu masalah kesehatan utama dan endemik di beberaa Negara. Indonesia termasuk dalam kategori A dalam stratifikasi DBD oleh WHO tahun 2001 yang mengindikasikan tingginya angka erawatan ada rumah sakit dan kematian akibat DBD. Tujuan enelitian ini untuk menginvestigasi kemamuan metode Jaringan syaraf tiruan Backroagation untuk rediksi enyebaran enyakit demam berdarah ada suatu wilayah. Penelitian ini menggunakan enam variabel inut yang meruakan faktor lingkungan yang memengaruhi enyebaran enyakit demam berdarah, yaitu suhu rata rata, curah hujan, jumlah hari hujan, keadatan enduduk, ketinggian ermukaan air laut, dan ersentase angka bebas jentik. Arsitektur jaringan yang diterakan jaringan dengan multilayer yang menggunakan sebuah inut dengan 6 neuron, satu hidden layer dan sebuah outut dengan jumlah neuron outut adalah satu. Dari hasil elatihan dieroleh arsitektur jaringan terbaik adalah dengan jumlah satu hidden layer dengan jumlah neuron sebanyak 110 neuron dan dieroleh sistem daat mengenali seluruh data elatihan. Algoritma elatihan terbaik dengan menggunakan variabel esat belajar sebesar 0,9 dan momentum sebesar 0,6 dengan MSE ada roses engujian menggunakan 17 data engujian dieroleh tingkat akurasi jaringan sekitar 88,23% dan tingkat kesalahannya sekitar 11,77%. Kata kunci Jaringan Syaraf Tiruan; Backroagation; Demam Berdarah I. PENDAHULUAN Demam berdarah dengue (DBD) salah satu ermasalahan utama yang berkembang dan endemik di benua Amerika, Eroa, Afrika, Asia, Australia, beberaa ulau di India, dan Caribbia [4]. World Health Organization (WHO) mencatat sekitar juta kasus dengue yang direkam dari semua laisan dunia, dan 2/5 oulasi dunia memiliki resiko tinggi terhada dengue dan lebih dari seratus negara telah terinfeksi virus dengue [4]. Indonesia termasuk dalam kategori A dalam stratifikasi DBD oleh WHO tahun 2001 yang mengindikasikan tingginya angka erawatan ada rumah sakit dan kematian akibat DBD, khususnya ada anak [3]. Tujuan dari enelitian ini adalah untuk menginvestigasi kemungkinan eneraan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) sebagai teknik untuk rediksi enyebaran enyakit demam berdarah secara dini berdasarkan arameter : suhu rata rata, keadatan enduduk (oulasi), curah hujan, jumlah hari hujan, %ABJ dan ketinggian dari ermukaan air laut dan laoran kasus dengue sebagai koresonden keluaran dari arameter tersebut. II. KERANGKA TEORI A. Demam Berdarah Dengue (DBD) DBD salah satu enyakit menular berbahaya yang daat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan wabah yang disebabkan virus dengue. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegyti dan mungkin juga Alboictus. Kedua jenis nyamuk ini terdaat hamir di seluruh Indonesia kecuali ketinggian lebih dari 1000 meter diatas ermukaan laut [11]. Simtom dengue terjadi secara mendadak dan ditandai dengan demam tinggi, sakit keala, using, tulang dan sendi terasa nyeri, lidah terasa tidak enak, dan wajah ucat [2]. Pada kulit enderita terdaat bercak merah yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk [1]. Tahun 2002 jumlah kasus sebanyak (incidence rate (IR) : 19,24/ enduduk dengan 533 kematian (case fatality rate (CFR) : 1,3%), tahun 2003 jumlah kasus sebanyak (IR : 24,34/ ) dengan 814 kematian (IR : 1,20%). Samai dengan tahun 2007, jumlah kasus mauun jumlah kematian terus meningkat yaitu mencaai (IR : 57,52/ enduduk) dengan angka kematian (CFR : 1,02%)[5]. B. Jaringan Syaraf Tiruan (JST) JST adalah model komutasi dari otak manusia [1]. JST meruakan suatu sistem emrosesan informasi yang memunyai karakteristik baik struktur dan cara kerja menyeruai jaringan syaraf manusia. Hal ini dikarenakan manusia memiliki banyak keunggulan dibandingkan makhluk lain, otak manusia memiliki struktur yang sangat komlek dan mamu berikir yang daat memecahkan ersoalan yang dihadainya dan mamu belajar dari engalaman masa lalu. Jarigan syaraf biologis ada otak manusia terdiri dari sel-sel syaraf yang disebut neuron yang saling berhubungan satu dengan yang lain, ada suatu enghubung yang disebut sinasis. Yogyakarta, 15 Juni 2013 I-6 ISSN:

2 Tiga komonen enting ada sel syaraf biologis (Gambar 1) yang digunakan untuk memahami JST, [9]: (1) Dendrit, meruakan elemen emrosesan yang menerima dan melewatkan sinyal masukan dari neuron lain. Sebuah neuron mamu menerima samai sinyal masukan. Sinyal tersebut dimodifikasi dengan bobot (dierkuat/dierlemah) ada sinasis enerima, (2) Soma/badan sel, berfungsi mengakumulasi sinyal masukan terbobot yang dilewatkan melalui dendrit. Jika sinyal sinyal tersebut lebih besar dari batas ambang tertentu (threshold), maka sel akan diicu sehingga akan mentransmisikan ke neuron lain, (3) Akson, berfungsi sebagai saluran keluaran dari suatu neuron yang akan menyalurkan sinyal ke neuron yang lain. C. JST Backroagation Pelatihan JST Backroagation biasanya dilakukan dengan cara diawasi [7]. Dalam roses embelajaran, arsitektur JST emetaan inut outut, menyesuaikan bobot dan bias ada setia iterasi didasarkan ada minimalisasi atau otimasi dari beberaa kesalahan yang diukur antara outut yang dihasilkan dan outut yang diinginkan. Proses ini diulang samai kriteria konvergensi diterima dan tercaai [1]. Arsitektur JST Backroagation memiliki beberaa unit yang ada dalam satu atau lebih lais tersembunyi. Gambar 2 adalah arsitektur backroagation dengan n buah masukan dimana 1 < i < n ditambah sebuah bias, sebuah hidden layer yang terdiri dari unit dimana 1 < j < ditambah sebuah bias, serta m buah unit keluaran dimana 1 < k < m. v ji meruakan bobot garis dari unit masukan x i ke unit lais tersembunyi z j (v jb meruakan bobot garis yang menghubungkan bias di unit tersembunyi z j ). w kj meruakan bobot dari unit lais tersembunyi z j ke unit keluaran y k (w kb meruakan bobot dari bias di lais tersembunyi ke unit keluaran z k ). Celah Sinasis Akson Neuron Lain Soma Dendrit Akson Dendrit Neuron Lain Gambar 1. Neuron Tunggal Y Yk Z1 Zj Z 1 w1b vib wkb wmb vjb vb w11 v11 wk1 wm1 w1j vj1 v1 v1i wyj wmj vji vi w1 v1n wy vjn Celah Sinasis Ym wm vn X1 Xi Xn Gambar 2. Arsitektur JST Backroagation Algoritma elatihan untuk jaringan dengan satu lais tersembunyi (dengan fungsi aktivasi sigmoid biner) adalah sebagai berikut [7]: L0 : Inisialisasi bobot dengan bilangan acak kecil. L1 : Jika kondisi enghentian belum terenuhi, lakukan langkah 2 8. L2 : Untuk setia asang data elatihan, lakukan langkah 3-8. FI : Feed Forward L3 : Tia unit inut menerima sinyal dan meneruskannya ke unit tersembunyi diatasnya. L4 : Hitung semua outut di unit tersembunyi zj (j=1, 2,., ) z_net j = v jo + x v i ji n i 1 z j = f(z_net j ) = 1 (2) z net 1 e _ j L5 : Hitung semua outut jaringan di unit y k (k = 1, 2,., m) y_net k = w ko + z w (3) j kj j 1 y k = f(y_net k ) = 1 (4) FII : y net 1 e _ k Backroagation L6 : Hitung faktor δ unit keluaran berdasarkan kesalahan di setia unit keluaran y k (k = 1, 2,, m) δ k = (t k - y k )f (y_net k ) = (t k y k )y k (1- y k ) (5) δk meruakan unit kesalahan yang akan diakai dalam erubahan bobot lais dibawahnya (langkah 7). Hitung suku erubahan bobot w kj (yang akan diakai untuk merubah bobot w kj ) dengan laju erceatan α Δw kj = α.δ k.z j (k = 1, 2,., m; j = 0, 1,., ) (6) L7 : Hitung faktor δ unit tersembunyi berdasarkan kesalahan di setia unit tersembunyi z j (j = 1, 2,, ) m δ_net j = kw kj (7) k 1 faktor δ unit tersembunyi: δ j = δ_net j.f (z_net j ) = δ_net j.z j (1-z j ) (8) Hitung suku erubahan bobot v ji (yang akan diakai nanti untuk merubah bobot v ji ) Δv ji = α.δ j.x i (j = 1, 2,., ; i = 0, 1,., n) (9) FIII : Perubahan Bobot L8 : Hitung semua erubahan bobot Perubahan bobot garis yang menuju ke unit keluaran: w kj (baru) = w kj (lama) + Δw kj (k = 1, 2,., m; j = 0,1,., ) (10) Perubahan bobot garis menuju ke unit tersembunyi: v ji (baru) = v ji (lama) + Δv ji ( j=1, 2,..., ; i = 0,1,.., n) (11) L9 : Selesai Berdasarkan algoritma di atas daat diketahui bahwa elatihan backroagation meliuti 3 fase yang akan diulangulang terus hingga kondisi enghentian dienuhi [9]. a. Fase Feed Forward/Uman Maju Selama roagasi maju, sinyal masukan (= x i ) diroagasikan ke lais tersembunyi menggunakan fungsi aktivasi yang ditentukan. Keluaran dari setia unit lais (1) Yogyakarta, 15 Juni 2013 I-7 ISSN:

3 tersembunyi (= z j ) tersebut selanjutnya diroagasikan maju lagi ke lais tersembunyi di atasnya menggunakan fungsi aktivasi yang ditentukan. Demikian seterusnya hingga menghasilkan keluaran jaringan (= y k ). Keluaran jaringan (= y k ) dibandingkan dengan target yang harus dicaai (= t k ). Selisih t k -y k adalah kesalahan yang terjadi. Jika kesalahan ini lebih kecil dari batas toleransi yang ditentukan, maka iterasi dihentikan. Tetai jika kesalahan masih lebih besar dari batas toleransinya, maka bobot setia garis dalam jaringan akan dimodifikasikan untuk mengurangi kesalahan. b. Proagasi Balik Berdasarkan kesalahan t k -y k, dihitung faktor δ k (k=1, 2,, m) yang diakai untuk mendistribusikan kesalahan di unit y k ke semua unit tersembunyi yang terhubung langsung dengan y k. δ k juga diakai untuk mengubah bobot garis yang menghubungkan langsung dengan unit keluaran. Dengan cara yang sama, dihitung δ j di setia unit di lais tersembunyi sebagai dasar erubahan bobot semua garis yang berasal dari unit tersembunyi di lais di bawahnya. Demikian seterusnya hingga faktor δ di unit tersembunyi yang berhubungan langsung dengan unit masukan dihitung. c. Perubahan Bobot Setelah semua faktor δ dihitung, bobot semua garis dimodifikasi bersamaan. Perubahan bobot suatu garis didasarkan atas faktor δ neuron di lais atasnya. Sebagai contoh, erubahan bobot garis yang menuju ke lais keluaran didasarkan atas dasar δk yang ada di unit keluaran. D. Sum Square Error dan Root Mean Square Error Kesalahan ada keluaran jaringan meruakan selisih antara keluaran sebenarnya dengan keluaran yang diinginkan. Selisih yang dihasilkan antara keduanya biasanya ditentukan dengan cara dihitung menggunakan suatu ersamaan [7]. Sum Square Error (SSE) dihitung sebagai berikut: a. Hitung keluaran jaringan syaraf untuk masukan ertama. b. Hitung selisih antara nilai keluaran jaringan syaraf dan nilai target / yang diinginkan untuk setia keluaran. c. Kuadratkan setia keluaran kemudian hitung seluruhnya. Adaun rumusnya adalah: 2 SSE ( T X ) (12) j dengan: = nilai keluaran jaringan syaraf T X = nilai target/yang diinginkan untuk setia keluaran Root Mean Square Error (RMS Error): a. Hitung SSE b. Hasilnya dibagi dengan erkalian antara banyaknya data ada elatihan dan banyaknya keluaran, kemudian diakarkan. 2 T X RMS Error = ( ) (13) j n n o dengan: = nilai keluaran jaringan syaraf T X = nilai target/yang diinginkan untuk setia keluaran n = jumlah seluruh ola n = jumlah keluaran o Keberhasilan roses belajar JST ditunjukkan dengan besarnya error yang minimum. Pada kondisi inilah JST tersebut daat digunakan. Ketika ada hal baru yang harus diketahui oleh JST, maka roses belajar harus diulang kembali dengan menggunakan informasi yang lama ditambah dengan informasi yang baru. III. METODOLOGI A. Metode Pengumulan data Metode engumulan data meliuti metode studi literatur dan wawancara. Langkah langkah engumulan data yang dilakukan ada enelitian ini meliuti: a. Membuat rancangan data inut dan data outut sebagai data elatihan mauun data engujian Berdasarkan keterangan yang dieroleh dari ahli eidemiologi kabuaten Brebes (Awaludin, SKM., M.Kes), data yang digunakan dalam enelitian ini meliuti: suhu rata rata ( o C) dari BMKG Kabuaten Brebes yang menginduk di BMKG kota Tegal, data curah hujan (mm), data jumlah hari hujan (hh), data Keadatan enduduk (km 2 ), data ketinggian daratan dari ermukaan air laut (m) dieroleh dari BPS Kabuaten Brebes, serta data ersentase ABJ (%) dari Dinas Kesehatan Kabuaten Brebes. Dalam enelitian ini juga mengambil data kasus DBD yang digunakan sebagai target dari sistem yang dieroleh dari Dinas Kesehatan Kabuaten Brebes. Data yang diambil secara time series, sehingga ada 102 asangan data yang telah dieroleh meruakan data nilai tahunan dari 6 arameter tersebut yang meliuti 17 kecamatan di Kabuaten Brebes tahun b. Membagi data ke dalam data set elatihan dan data set engujian Dari 102 data dibagi menjadi dua kelomok, yaitu data yang berfungsi sebagai masukan dan keluaran untuk roses elatihan dan engujian. Sebanyak 85 set data variabel faktor lingkungan yang memengaruhi enyebaran enyakit DBD dijadikan sebagai matriks dengan ukuran 7 x 85 untuk data elatihan (data tahun ) dan 17 set data digunakan sebagai data engujian (data tahun 2010) dengan ukuran matriks 7 x 17. B. Metode engembangan sistem Teknik engembangan sistem yang dikembangkan oleh Whitten (Gambar 4) yang dijabarkan sebagai berikut [10]: Gambar 4 Metode Sekuensial Waterfall Sumber : (Whitten, 2004) Yogyakarta, 15 Juni 2013 I-8 ISSN:

4 a. Rekayasa dan Pemodelan Sistem Untuk menggambarkan sistem informasi enyebaran enyakit DBD dengan metode JST Backroagation yang akan dikembangkan, maka erlu dibuat diagram alir sistem. b. Analisis Untuk daat memrediksi enyebaran enyakit DBD ada suatu wilayah saat ini masih terkendala akar yang sangat terbatas. Sehingga masalah ini tidak jarang menyebabkan kejadian luar biasa (KLB). Adaun ertimbangan dalam enelitian ini menggunakan metode JST Backroagation antara lain dikarenakan aturan engetahuan untuk memrediksi enyebaran enyakit DBD yang sulit untuk dirumuskan. Akan tetai dengan data historis/data kasus yang jumlahnya cuku besar maka JST layak untuk diuji coba untuk mngetahui kemamuan JST dalam menyelesaikan ermasalahan enyebaran enyakit DBD. c. Desain Desain sistem dengan JST meliuti beberaa tingkatan yaitu: tingkat neuron (node), tingkat jaringan (banyaknya laisan), dan tingkat elatihan. Rancangan jumlah neuron ada JST Backroagation untuk sistem rediksi enyebaran enyakit DBD: (1) Jumlah neuron laisan inut sebanyak 6 neuron, (2) Jumlah laisan hidden layer dan neuron enyusunnya ditentukan secara konstruktif, (3) Jumlah laisan outut terdiri atas satu neuron. Penentuan 6 neuron ada laisan inut didasarkan ada data faktor lingkungan yang memengaruhi enyebaran enyakit DBD yang dieroleh di lokasi enelitian. Jumlah neuron untuk laisan outut adalah satu buah neuron dengan ertimbangan bahwa ada alikasi rediksi enyebaran enyakit DBD digunakan untuk menentukan nilai kondisi suatu wilayah terkait ada dan tidaknya kasus DBD. Pada engolahan data outut, kondisi suatu wilayah terhada kasus DBD direresentasikan dengan bilangan biner 0 dan 1. Taha desain dimulai dari erancangan arsitektur jaringan seerti ada Gambar 5. d. Imlementasi Nilai data inut adalah bebas artinya nilai daat diisi dengan sembarangan bilangan berdasarkan data yang dieroleh di lokasi enelitian. Data tersebut kemudian disusun dalam bentuk matriks dengan ukuran matriks 7 x 85 untuk data yang akan digunakan sebagai data elatihan. Data tersebut diolah dalam suatu range tertentu yang disebut normalisasi data. Runtun data masukan dan target dinormalisasi dengan membawa data ke bentuk normal yang memiliki mean = 0 dan deviasi standard = 1. Pada simulasi ini metode normalisasi yang digunakan berdasarkan rumus [8]: A ' i Ai A max (14) A meruakan bilangan ke-i dan A adalah bilangan i max maksimum dalam suatu N (data) bilangan masukan serta adalah bilangan baru ke-i setelah roses normalisasi. ' A i Setelah dinormalisasi maka roses selanjutnya adalah roses komutasi backroagation dengan menerakan semua rumus dan algoritma dari backroagation. Untuk mencaai tujuan ini erlu diahami roses roses yang terjadi di dalam JST Backroagation. Proses tersebut meliuti: (1) Inisialisasi Bobot dan bias, (2) Penentuan kondisi berhenti, (3) Set elatihan sebanyak 85 data (asangan vektor inut dan vektor target) akan menjalani taha taha yang telah dijelaskan. Langkah nomor 3 akan diulangi samai kondisi berhenti terenuhi sehingga akan memerlukan banyak iterasi sebelum roses elatihan berhenti. Setelah membangun JST Backroagation dan menentukan arameter jaringan langkah komutasi selanjutnya adalah elatihan JST. Pelatihan dilakukan dengan variasi arameter jaringan sebagai berikut: Pelatihan 1, Mencari Jumlah Neuron untuk Hidden Layer Tujuan dari langkah ini adalah menentukan jumlah neuron untuk hidden layer yang menghasilkan kinerja terbaik selama roses elatihan, ditunjukkan dengan MSE terkecil dan waktu komutasi yang ceat. Pengamatan dilakukan terhada jaringan dengan satu hidden layer, dengan variasi jumlah neuron hidden layer adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85, 90, 95, 100, 105 dan 110 neuron. Pelatihan 2, Mencari Momentum dan Laju Pembelajaran Terbaik Pada langkah ini diamati variasi momentum dan esat belajar terhada unjuk kerja jaringan. Tujuan dari langkah ini adalah untuk memeroleh nilai momentum dan esat belajar yang otimum. Dengan memakai arsitektur jaringan terbaik ada elatihan 1. Kinerja tujuan (target error) yang diberikan adalah 0,001, maksimum iterasinya eoch dan algoritma elatihannya gradient descent dengan momentum dan esat belajar (traingdx). Pengujian Pengujian daat dilakukan dengan menggunakan data set yang sudah dilatihkan untuk melihat unjuk kerja sistem alikasi yang telah dibuat dengan melihat nilai error minimumnya. Selain itu juga engujian daat dilakukan menggunakan data set yang belum ernah dilatihkan sebelumnya untuk melihat tingkat akurasi sistem yang telah dibuat, yaitu menggunakan data uji sebanyak 17 asangan data. Gambar 5 Arsitektur JST untuk Sistem Informasi Penyebaran Penyakit DBD Yogyakarta, 15 Juni 2013 I-9 ISSN:

5 A. Pelatihan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN TABLE I. HASIL PELATIHAN DENGAN SATU HIDDEN LAYER UNTUK JUMLAH NEURON HIDDEN LAYER YANG DIVARIASI Jumlah Neuron (nl1) MSE Waktu : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :28.96 Pada Tabel 1 terlihat bahwa arsitektur jaringan dengan satu hidden layer memiliki kinerja cuku baik hal ini ditunjukkan dengan nilai error (MSE) terbaik sebesar yaitu dengan jumlah neuron sebanyak 110 neuron. Secara umum jaringan dengan jumlah neuron yang semakin besar akan menghasilkan MSE yang semakin kecil. Hasil engamatan elatihan kedua yang ditunjukkan oleh tabel 2 bahwa nilai esat belajar yang cuku kecil menjamin enurunan gradient terlaksana dengan baik, namun ini berakibat bertambahnya jumlah iterasi sehingga untuk mencaai konvergensi lebih lama. Hal ini bisa dilihat untuk esat belajar 0,6 dan momentum 0,6 dengan esat belajar 0,9 dan momentum 0,6. Penggunaan momentum disarankan jika encaaian nilai mínimum dari suatu sistem berlangsung terlalu lama dan juga untuk mencegah terjadinya sistem terjebak dalam lokal mínimum/otimum. Dalam enelitian ini hasil terbaik terjadi ada esat belajar 0,9 dan momentum 0,6. B. Pengujian TABLE III. HASIL PENGUJIAN DENGAN DATA PENGUJIAN Data Target Outut Sistem Error Outut Sistem (Pembulatan) P1 1 0,1456 0, P2 0 0, P3 0 0, P4 0 0, P5 0 0, P6 0 0,0001-0, P7 1 1, P8 1 1, P9 1 0,9885 0, P10 1 1, P11 1 1, P12 1 1, P13 1 1, P14 1 1, P15 1 0,1337 0, P16 1 1, P17 1 1, Akurasi ((17 2)/17)x100% = 88,23 % Pengujian dilakukan dengan menggunakan arsitektur satu unit hidden layer dengan jumlah neuron 110 dengan konstanta momentum 0,6 dan esat belajar 0,9. Pada Tabel 3 terlihat bahwa jaringan mamu mengenali ola data engujian dengan akurasi 15 data dari 17 data engujian. MSE hasil engujian sebesar 0, seerti yang ditunjukkan ada Gambar 6. Hasil ini menunjukkan bahwa terdaat keteatan yang baik antara outut jaringan dengan target yang diharakan. Sedangkan untuk hasil engujian dengan data engujian menunjukkan bahwa 2 data dari 17 data tidak sesuai dengan target. Sehingga daat dihitung tingkat validasi dari sistem hasil enelitian ini adalah sebagai berikut [6]: Jumlah _ data _ uji _ sesuai _ t arg et Validasi (%) 100% Jumlah data uji 15 validasi(%) x100% 17 Validasi = 88,23% Keluaran jaringan akan dibandingkan dengan target data engujian. Dari hasil erbandingan ini diketahui unjuk kerja dari sistem ini sebesar 88,23%. Sehingga aabila dilakukan engujian berikutnya dari sekelomok data engujian maka sebanyak 11,77% dari seluruh data engujian tersebut akan mengalami error atauun tidak sesuai dengan target. TABLE IV. PENGARUH MOMENTUM DAN PESAT BELAJAR DENGAN ARSITEKTUR JARINGAN SATU HIDDEN LAYER DENGAN JUMLAH NEURON 110 Mc Lr MSE Waktu MSE Waktu MSE Waktu MSE Waktu : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :59.64 Yogyakarta, 15 Juni 2013 I-10 ISSN:

6 : : : : : : : :03.80 mingguan sehingga diharakan daat mengenali ola enyebaran enyakit demam berdarah ada wilayah tertentu. ACKNOWLEDGMENT Peneliti mengucakan terima kasih keada Dinas Kesehatan, Badan Pusat Statistik kabuaten Brebes dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Tegal yang telah mendukung dan membantu dalam memberikan data mauun informasi untuk tujuan enelitian ini.. Gambar 6 Hasil Pengujian dengan Data Pengujian V. KESIMPULAN Hasil dari enelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan arameter inutan seerti : suhu rata rata ( o C), jumlah hari hujan (hh), curah hujan (mm), keadatan enduduk (/km 2 ), ketinggian wilayah dari ermukaan air laut (m), ersentase ABJ (%) menunjukkan tingkat akurasi yang cuku baik yaitu sebesar 88,23% data baru yang dikenalkan atauun diujikan sesuai dengan target sedangkan error sekitar 11,77% tidak daat dikenali oleh sistem. Error yang terdaat dalam enelitian ini daat disebabkan oleh beberaa faktor, antara lain: Jumlah ola elatihan yang digunakan sebanyak 85 ola data elatihan sedangkan data yang digunakan untuk engujian sebanyak 17 data engujian. Kinerja jaringan mungkin akan lebih baik lagi jika jumlah data set elatihan lebih banyak lagi. Hal ini karena semakin banyak jenis atau jumlah ola yang dilatihkan, jaringan akan semakin baik mengenali ola ola tertentu; Jumlah unit hidden layer yang digunakan ada enelitian ini hanya menerakan satu hidden layer dengan jumlah neuron sebanyak 110 neuron. Untuk enelitian selanjutnya, eneliti menyarankan untuk menggunakan rentang data enelitian diambil secara REFERENSI [1] Agarkar, A.M., Ghatol, A.A., 2010, FFANN Based Cost Effective Major Infant Disease Management. International Journal of Comuter Alications ( )Vol. 7. [2] Cetiner, B.G., Sari, M., Aburas, H.M., Recognition of Dengue Disease Patterns using Artificial Neural Networks. International Advanced Technologies Symosium 5 th. Turkey. [3] Chen, K., Pohan, H.T., Sinto, R., Diagnosis dan Terai Cairan ada Demam Berdarah Dengue. Medicinus. Vol. 22 No.1. [4] Ibrahim, F., Faisal, T., Salim M., M.I., Taib, M.N., Non-Invasive Diagnosis of Risk in Dengue Patients using Bioelectrical Imedance Analysis and Artificial Neural Network. International Federation of Medical and Biological Engineering 48: [5] Dirjen PP & PL., Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN - DBD) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Dekes RI, Jakarta. [6] Sandra, Alikasi Jaringan Syaraf Tiruan untuk Pendugaan Mutu Mangga Segar Secara Non-Destruktif. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 6 No.1 (66-72). [7] Hermawan, A., Jaringan Saraf Tiruan Teori dan Alikasi. Andi, Yogyakarta. [8] Purnomo, M.H., Kurniawan, A., Suervised Neural Networks dan Alikasinya. Graha Ilmu, Yogyakarta. [9] Siang, J.J., Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya menggunakan Matlab. Andi, Yogyakarta. [10] Whitten, J.L., dan Bentley, L.D., Metode Desain & Analisis Sistem edisi 6. Andi, Yogyakarta. [11] Sukamto, Studi Karakteristik Wilayah dengan Kejadian DBD di Kecamatan Cilaca Selatan Kabuaten Cilaca. Magister Kesehatan Lingkungan, Universitas Dionegoro, Semarang. Yogyakarta, 15 Juni 2013 I-11 ISSN:

Rancang Bangun Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Berbasis GUI Matlab (Studi kasus : Penyakit DBD)

Rancang Bangun Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Berbasis GUI Matlab (Studi kasus : Penyakit DBD) Rancang Bangun Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Berbasis GUI Matlab (Studi kasus : Penyakit DBD) Didi Supriyadi Program Studi Informatika Jl. DI Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147 didisupriyadi@st3telkom.ac.id

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Berbasis GUI Matlab (Studi kasus : Penyakit DBD)

Rancang Bangun Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Berbasis GUI Matlab (Studi kasus : Penyakit DBD) Rancang Bangun Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Berbasis GUI Matlab (Studi kasus : Penyakit ) Didi Supriyadi Program Studi Informatika Jl. DI Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147 didisupriyadi@st3telkom.ac.id

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1) Alikasi Jaringan Syaraf Tiruan (Sandra) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU MANGGA SEGAR SECARA NON-DESTRUKTIF Sandra 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Andalas Padang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Kurniawati Handayani 09.11.3278 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Perbandingan Metode Klasifikasi Regresi Logistik Dengan Jaringan Saraf Tiruan (Studi Kasus: Pemilihan Jurusan Bahasa dan IPS ada SMAN 2 Samarinda Tahun Ajaran 2011/2012) Comarison of Classification Methods

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Barcode Salah satu obyek pengenalan pola yang bisa dipelajari dan akhirnya dapat dikenali yaitu PIN barcode. PIN barcode yang merupakan kode batang yang berfungsi sebagai personal

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Saham Pada Bank Terbesar Di Indonesia Dengan Metode Backpropagation Neural Network

Prediksi Pergerakan Harga Saham Pada Bank Terbesar Di Indonesia Dengan Metode Backpropagation Neural Network ISSN: 2089-3787 965 Prediksi Pergerakan Harga Saham Pada Bank Terbesar Di Indonesia Dengan Metode Backroagation Neural Network Agnes Novita Fakultas Teknologi Informasi, ABFI Institute Perbanas Jln. Perbanas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan dibahas mengenai teori-teori pendukung pada penelitian ini. Adapun teori tersebut yaitu teori jaringan saraf tiruan dan algoritma backpropragation. 2.1. Jaringan Saraf

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Prediksi Tinggi Signifikan Gelombang Laut Di Sebagian Wilayah Perairan Indonesia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Propagasi Balik Abraham Isahk Bekalani, Yudha Arman, Muhammad Ishak Jumarang Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation untuk Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Ambon

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation untuk Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Ambon Jurnal Matematika Integratif. Vol. 13, No. 2 (2017), pp. 63 72. p-issn:1412-6184, e-issn:2549-903 doi:10.24198/jmi.v13.n2.11811.63-72 Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation untuk Penyebaran Penyakit

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN : Modifikasi Estimasi Curah Hujan Satelit TRMM Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Studi Kasus Stasiun Klimatologi Siantan Fanni Aditya 1)2)*, Joko Sampurno 2), Andi Ihwan 2) 1)BMKG Stasiun

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION [1] Novi Indah Pradasari, [2] F.Trias Pontia W, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal ISSN : POSITRON, Vol. V, No. (5), Hal. - 5 ISSN : -97 Prediksi Ketinggian Gelombang Laut Perairan Laut Jawa Bagian Barat Sebelah Utara Jakarta dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Prada Wellyantama

Lebih terperinci

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield 2.6. Jaringan Saraf Tiruan Hofield Jaringan syaraf Tiruan Hofield termasuk iterative autoassociative network yang dikembangkan oleh Hofield ada tahun 1982, 1984. Dalam aringan Hofield, semua neuron saling

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH 7B. Standar Backpropagation (BP) Backpropagation (BP) merupakan JST multi-layer. Penemuannya mengatasi kelemahan JST dengan layer tunggal yang mengakibatkan perkembangan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron (Joni Riadi dan Nurmahaludin) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Joni Riadi (1) dan Nurmahaludin

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENDUDUK DI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENDUDUK DI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENDUDUK DI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Setyo Nugroho 10.11.4264 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFROMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES Thomas Brian Universitas Trunojoyo Madura Bangkalan, Indonesia thomasbrian2112@yahoo.com Abstrak Salah satu algoritma

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hujan merupakan salah satu unsur iklim yang berpengaruh pada suatu daerah aliran sungai (DAS). Pengaruh langsung yang dapat diketahui yaitu potensi sumber daya air. Besar

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Bagian terpenting dari CRM adalah memahami kebutuhan dari pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan para pelaku bisnis. CRM membutuhkan sistem yang dapat memberikan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Penentuan Error Dalam Peramalan Jumlah Korban Demam Berdarah Dengue Menggunakan Metode Neural Network (Kasus : Rumah Sakit Charitas Palembang)

Penentuan Error Dalam Peramalan Jumlah Korban Demam Berdarah Dengue Menggunakan Metode Neural Network (Kasus : Rumah Sakit Charitas Palembang) Penentuan Error Dalam Peramalan Jumlah Korban Demam Berdarah Dengue Menggunakan Metode Neural Network (Kasus : Rumah Sakit Charitas Palembang) Maria Bellaniar Ismiati 1, Latius Hermawan 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ginjal Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine, yang merupakan sisa hasil metabolisme tubuh dalam bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan suatu representasi buatan dari otak manusia yang dibuat agar dapat mensimulasikan apa yang dipejalari melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* 1)Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Badan Meteorologi

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Hadi Syahputra Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: hadisyahputra@upiyptk.ac.id

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION Alvama Pattiserlihun, Andreas Setiawan, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,

Lebih terperinci

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION Amriana 1 Program Studi D1 Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNTAD ABSTRAK Jaringan saraf tiruan untuk aplikasi

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI JUMLAH PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

APLIKASI PREDIKSI JUMLAH PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Raditya Lucky Riswanto, Sutikno, dan Indriyati APLIKASI PREDIKSI JUMLAH PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Raditya Lucky Riswanto,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION Zulkarnain Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON Liza Afriyanti Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Islam

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Karyawan atau tenaga kerja adalah bagian

Lebih terperinci

Implementasi jaringan syaraf tiruan untuk menilai kelayakan tugas akhir mahasiswa (studi kasus di amik bukittinggi)

Implementasi jaringan syaraf tiruan untuk menilai kelayakan tugas akhir mahasiswa (studi kasus di amik bukittinggi) 10 Implementasi jaringan syaraf tiruan untuk menilai kelayakan tugas akhir mahasiswa (studi kasus di amik bukittinggi) Novia Lestari 1, Lucky Lhaura Van FC 2 1 Program Studi Manajemen Informatika AMIK

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA Dahriani Hakim Tanjung STMIK POTENSI UTAMA Jl.K.L.Yos Sudarso Km 6.5 Tanjung Mulia Medan notashapire@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NAIVE BAYES UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT GAGAL GINJAL DI RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO SEMARANG

JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NAIVE BAYES UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT GAGAL GINJAL DI RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO SEMARANG JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NAIVE BAYES UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT GAGAL GINJAL DI RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO SEMARANG Yudi Setyawan 1 *, Zulfikar Adi Nugroho 2 1,2 Prodi Statistika, Fakultas Sains Terapan,

Lebih terperinci

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat Andi Ihwan Prodi Fisika FMIPA Untan, Pontianak

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat virus yang ditularkan oleh vektor nyamuk dan menyebar dengan cepat. Data menunjukkan peningkatan 30 kali lipat dalam

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION Yuyun Dwi Lestari Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Harapan E-mail : yuyun.dl@gmail.com

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK Naskah Publikasi disusun oleh Zul Chaedir 05.11.0999 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ahyuna 1), Komang Aryasa 2) 1), 2) Jurusan Teknik Informatika, STMIK Dipanegara Makassar 3) Jl. Perintis

Lebih terperinci

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. 83-87 PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Daneswara

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Volume : 3, Nomor:, Februari 206 ISSN : 2407-389X PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Fahmi Hasobaran Dalimunthe

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV.

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV. APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV. Bryan Ponsel) Des Indeks Giawa Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Jaringan Saraf Tiruan Jaringan saraf tiruan (JST) pertama kali diperkenankan oleh McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 943. Jaringan saraf tiruan merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Pegawai atau karyawan merupakan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA Pembimbing: Desi Fitria Utami M0103025 Drs. Y. S. Palgunadi, M. Sc

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jaringan saraf buatan merupakan kumpulan dari elemen-elemen pemrosesan buatan yang disebut neuron. Sebuah neuron akan mempunyai banyak nilai masukan yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama

Lebih terperinci

DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Bambang Yuwono 1), Heru Cahya Rustamaji 2), Usamah Dani 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta

Lebih terperinci

Analisis Jaringan Saraf Tiruan Model Perceptron Pada Pengenalan Pola Pulau di Indonesia

Analisis Jaringan Saraf Tiruan Model Perceptron Pada Pengenalan Pola Pulau di Indonesia Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA (JITIKA) Vol.11, No.1, Februari 2017 ISSN: 0852-730X Analisis Jaringan Saraf Tiruan Model Perceptron Pada Pengenalan Pola Pulau di Indonesia Muhammad Ulinnuha

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BEBERAPA FUNGSI PELATIHAN BACKPROPAGATION (Studi Kasus: Stasiun Meteorologi Tabing Padang, Tahun 2001-2012) Cici Oktaviani, Afdal

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK Fany Hermawan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung E-mail : evan.hawan@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) 8.1 Komponen Jaringan Syaraf JARINGAN SYARAF BIOLOGIS (JSB) Otak manusia berisi sekitar 10 11 sel syaraf (neuron) yang bertugas untuk memproses informasi

Lebih terperinci

VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) 3 JARINGAN SYARAF BIOLOGIS (JSB) Otak manusia berisi sekitar 0 sel syaraf (neuron) yang bertugas untuk memproses informasi yang masuk. Tiap sel syaraf dihubungkan

Lebih terperinci

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics. UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN BEBAN PUNCAK DISTRIBUSI LISTRIK DI WILAYAH PEMALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue atau disingkat DBD merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus DBD di dunia pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Dengue hemorraghic fever (DHF) atau

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA doi: https://doi.org/10.5281/zenodo.1207339 JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA Siti Aisyah (1), Abdi Dharma (2), Mardi Turnip (3) Sistem Informasi Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci