SIMULASI KINERJA REAKTOR PELAT SEJAJAR UNTUK PRODUKSI CARBON NANOTUBE SEBAGAI MATERIAL ADI MELALUI REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI KINERJA REAKTOR PELAT SEJAJAR UNTUK PRODUKSI CARBON NANOTUBE SEBAGAI MATERIAL ADI MELALUI REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA"

Transkripsi

1 SIMULASI KINERJA REAKTOR PELAT SEJAJAR UNTUK PRODUKSI CARBON NANOTUBE SEBAGAI MATERIAL ADI MELALUI REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA Iene Aiani 1, Yuswan Muhaam, Paswasti PDK Wulan 1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Univesitas Indonesia, Depok 1644, Indonesia Riset Gup Enegi Bekelanjutan, Depatemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Univesitas Indonesia, Depok 1644, Indonesia iene.aiani@ui.ac.id, muhaam@che.ui.ac.id, wulan@che.ui.ac.id Abstak Pembuatan Cabon nanotube (CNT)sangat sulit dan mahal untuk dilakukan dalam skala industi. Oleh kaena itu, pada penelitian ini eakto dai skala laboatoium dimodelkan untuk menuunkan esiko kegagalan scale-up. Pesamaan yang dipeoleh dai penelitian kinetika dikombinasikan dengan pinsip peistiwa pepindahan menggunakan pogam Computational Fluid Dynamics (CFD) sehingga didapatkan sebuah model eakto. Model disimulasikan dengan vaiasi space-time, untuk melihat pengauh paamete-paamete tesebut tehadap suhu dan poduksi CNT. Hasil simulasi menunjukan pola alian fluida, pofil suhu, konsentasi, dan konvesi sebagai fungsi jaak dan waktu. Pola alian fluida dipengauhi tekanan dan fakto fiksi dengan dinding dan pelat; sedangkan pofil suhu dipengauhi oleh eaksi, panas funace dan kontak dengan lingkungan. Konvesi metana meningkat akibat peningkatan space-time sekita 9%. Bedasakan hasil simulasi didapatkan konvesi metana tetinggi pada space-time 0,006 g.min/ml. Abstact Poduction Cabon nanotubes (CNTs) ae expensive and had to do in industial scale. Theefoe, in this eseach the laboatoium scale eacto is being modeled to educe the scale-up isk of failue. The equations obtained fom kinetic studies combined with the pinciple of tanspot phenomenon using Computational Fluid Dynamics (CFD) to obtain a eacto model. Model simulated with space-time vaiation to study the effect of that paamete on the eacto tempeatue and CNT poduction. The esults obtained fom the simulation ae fluid flow patten, tempeatue, consetation and convesion pofile as a function of time and distance. The fluid flow patten affected by pessue dop and fiction facto between wall and plates. Meanwhile, the tempeatue pofile is affected due to the eaction, heat fom the funace and contact with envionment. Convesion of methane inceased due to enhancement in space-time aound 9%. The geatest convesion of methane on space-time g.min/ml. Keywods: computational fluid dynamics; catalytic decomposition of methane; paallel plate eacto 1. Pendahuluan Cabon nanotube (CNT) meupakan mateial yang banyak menjadi obyek penelitian di bidang teknologi nano. CNT memiliki stuktu yang unik, sifat mekanik dan sifat elektik yang unggul seta kekuatan yang tinggi. CNT telah banyak digunakan untuk bebagai kepeluan Bebeapa metode dapat digunakan untuk sintesis CNT, antaa lain chemical vapo deposition (CVD) [1], spay pyolysis maupun dekomposisi metana []. Dalam usaha untuk mengembangkan poduksi hidogen jangka pendek dan menengah melalui pendekatan dekabonisasi fosil, salah satu altenatif yang menaik adalah dekomposisi katalitik langsung metana (gas bumi) menjadi hidogen bebas dan kabon nanotube kualitas tinggi dengan eaksi sebagai beikut [3]: CH C + ΔΗ 98 = +75kJ / mol 4 H (1) Simulasi Kineja..., Iene Aiani, FT UI, 013

2 Poses ini belangsung pada suhu yang lebih endah dengan kebutuhan enegi yang lebih sedikit dibandingkan dengan poses steam efoming of methane [4], [5], [6]. Sejak petengahan tahun 008, tim iset CNT Univesitas Indonesia sudah mulai melakukan penelitian dengan eaksi pelat sejaja untuk eaksi dekomposisi katalitik metana dan penelitian pada tahap studi kinetika aga dapat digunakan pada ange kondisi opeasi yang lebih leba. Kemudian pesamaan yang dipeoleh dai penelitian kinetika dikombinasikan dengan pinsip pepindahan panas dengan metode Computational Fluid Dynamics (CFD), salah satu caa melakukan simulasi aga dapat dilihat fenomenafenomena yang tejadi pada suatu sistem. Metode ini digunakan untuk menghemat waktu dan biaya dalam usaha membuat eakto skala komesial [7]. Di lain pihak, pengembangan eakto dengan menggunakan ekspeimen membeikan hasil yang sangat bevaiasi tegantung dai pelaksananya. Selain itu, sangat sulit ditemukan posisi pada eakto yang memiliki gadien tempeatu tekecil. Oleh kaena itu analisis ini dilakukan melalui pemodelan eakto secaa tiga dimensi dengan menggunakan pogam computational fluid dynamics (CFD) benama COMSOL. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengauh peubahan laju ali pada kineja eakto plat sejaja untuk mempoduksi CNT dengan eaksi dekomposisi katalitik metana sebagai fungsi jaak, dan waktu pada tekanan 1 atm dan suhu 700K.. Metode Penelitian Pemodelan dilakukan dengan bantuan pianti lunak COMSOL Multiphysics 4.3a. Penelitian yang dilakukan tedii dai tiga tahapan besa, petama adalah studi liteatu dan penentuan batasan model untuk daeah eaksi eakto pelat sejaja yang tedii dai neaca massa, neaca enegi, neaca momentum dan lapisan batas antaa fasa. Reaksi dekomposisi katalitik metana menggunakan data kinetika intinsik yang didapatkan dai efeensi [8]. Penentuan batasan model ini betujuan untuk menyedehanakan model dengan memasukkan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tahap kedua adalah simulasi. Metode penyelesaian yang digunakan oleh COMSOL adalah Finite Element Method (FEM), metode numeis yang membagi geometi pemodelan menjadi segmen-segmen kecil yang disebut mesh. Tahap ketiga adalah validasi. Validasi dilakukan dengan membandingkan data hasil simulasi dengan data hasil ekspeimen dai efeensi [9] dan [10]. Jika eo yang dihasilkan lebih dai 10% maka pemodelan di ulang kembali ke tahap petama. Gamba 1. Ilustasi geometi pemodelan Asumsi Pemodelan Asumsi pemodelan yang digunakan adalah pesamaan neaca dalam kondisi tak tunak. Geometi pemodelan 3D dengan geometi eakto dibagi secaa simeti menjadi empat bagian. Ilustasi geometi dapat dilihat pada Gamba 1. Pesamaan yang digunakan dalam COMSOL Neaca enegi (), massa (3), momentum (4), lapisan batas anta fasa (5), dan ekasi katalitik dekomposisi metana (6) : T ρ C p + ρc pu T = ( k T ) + Q + Qvh + Wp () ci + ( Di ci ) + u ci = Ri (3) u T ρ + ρ( u ) u = [ pι + µ ( u + ( u) )] + F (4) ( N i, 1 N i, ) = N 0 j n, + k M laju _ eaksi = 1 1+ " K CH4 3 H k M " K K + ' 1 1 H K K K H p H (5) (6) Laju massa, komposisi, tempeatu dan kecepatan alian masuk dianggap unifom ke aah adial dan menggunakan kondisi batas Diichlet. Laju kelua ditentukan denan kondisi batas Neumann yang menyatakan tidak ada peubahan jumlah alian massa dan momentum pada outlet. Pepindahan massa difusi dihitung dengan menggunakan hukum Ficks. 3. Hasil dan Pembahasan Hasil simulasi COMSOL bebentuk pofil konsentasi, tempeatu, dan kecepatan pada geometi eakto yang telah dibuat sebelumnya. Tujuan simulasi ini adalah untuk mengetahui pengauh peubahan komposisi umpan dan suhu opeasi pada kineja eakto plat sejaja untuk mempoduksi CNT dengan eaksi dekomposisi katalitik metana sebagai fungsi jaak, dan waktu pada tekanan 1 atm dan suhu 700K. Simulasi Kineja..., Iene Aiani, FT UI, 013

3 Pofil Kecepatan Hal ini sesuai dengan teoi kecepatan antaa dua pelat. Kecepatan yang naik disebabkan oleh adanya bounday laye. Bounday laye menyebabkan alian pada posisi dekat pelat menjadi melambat akibat fiksi yang disebabkan oleh gesekan antaa pelat dan alian fluida. Namun pada posisi tengah (tepat antaa dua buah pelat), kecepatan akan naik akibat esultan fluks momentum dai bounday laye Pofil Suhu (a) (b) Gamba. Pofil Kecepatan (a) dan Tekanan (b) Gamba. menunjukkan pofil kecepatan dan tekanan di sepanjang eakto, dimana kecepatan tebesa tejadi pada bagian yang diantaa pelat. Hal ini tejadi kaena bentuk pola alian yang dihasilkan lebih banyak mengali ke bagian yang lebih luas (di antaa dua pelat) di daeah yang dekat dengan inlet gas. Alian gas dapat mengali ke bagian antaa dua pelat disebabkan adanya pebedaan tekanan pada dua bagian eakto sepeti yang telihat pada Gamba.b. Hal ini sesuai dengan Hukum Benoulli yang menyebutkan bahwa fluida akan mengali apabila tejadi pebedaan tekanan. Untuk mengevaluasi kecepatan lebih mendalam tehadap aah adial, dibuat gafik kecepatan tehadap jai-jai eakto pada posisi tetentu sepeti yang telihat pada Gamba 3. Dai Gamba 11 dapat dilihat bahwa tempeatu semakin cepat mendekati tempeatu dinding pada bagian yang dekat dinding. Sedangkan ketika semakin menjauh dai bagian dinding menuju pusat eakto/eaksi, tempeatu semakin sulit untuk mendekati tempeatu dinding kaena enegi dai panas tesebut juga dikonsumsi oleh eaksi dekomposisi metana yang meupakan eaksi endotemis. Untuk mengevaluasi tempeatu lebih mendalam, dibuat gafik tempeatu sepanjang eakto pada posisi tetentu sepeti telihat pada Gamba 5. Gamba 5. menunjukkan peningkatan suhu sepanjang eakto hingga jaak 30 cm dai inlet, kemudian menuun akibat kontak dengan lingkungan. Peningkatan suhu ini disebabkan oleh pemanasan funace. Gamba ini juga menunjukkan bahwa pemanasa yang dilakukan oleh funace melebihi panas yang dikonsumsi eaksi endotemis, sehingga membuat suhu pada gas semakin meningkat. Hal ini disebabkan semakin menjauh dai pusat eaksi maka menyebabkan panas yang dikonsumsi menjadi jauh lebih kecil dibandingkan panas yang masuk dai funace. Gamba 4. Pofil Suhu Gamba 3. Pofil Kecepatan Sepanjang Jai-Jai Reakto Simulasi Kineja..., Iene Aiani, FT UI, 013

4 Gamba 5. Validasi Pofil Suhu Hasil Simulasi Tehadap Data Ekspeimen Pada Gamba 5. dapat dilihat pengukuan efektivitas panjang eakto yang telah dilakukan oleh Wandawa. Hasil pengukuan yang telah dilakukan oleh Wandawa dibandingkan dengan hasil dai simulasi pada COMSOL. Pembandingan ini dilakukan untuk memvalidasi simulasi pada COMSOL dengan paamete kesalahan yang dapat diteima lebih kecil dai 10%. Data validasi antaa ekspeimen dengan simulasi dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil validasi menunjukkan bahwa model eakto yang dibuat membeikan hasil beupa pofil suhu yang sesuai dengan hasil ekspeimen yang telah dilakukan oleh Wandawa Tabel 1. Hasil Validasi Simulasi Tehadap Data Ekspeimen Jaak Pelat (cm) Ekspeimen Simulasi Eo ,67 4,18% ,413 1,7% ,353 0,48% ,574 0,46% ,035 6,3% (a) Gamba 6. Pofil Konsentasi Kabon (a) dan Metana (b) Pofil konsentasi juga dapat dilihat melalui pofil konvesi metana selama 5 jam ekspeimen. Pada Gamba 7. dapat dilihat konvesi metana pada suhu eaksi 700ºC dengan vaiasi space-time. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil simulasi dengan ekspeimen yang telah dilakukan oleh Wandawa. Bedasakan Gamba 7. dapat diketahui bahwa semakin tinggi space-time maka semakin besa konvesi yang dihasilkan. Semakin besa space-time maka semakin lama waktu metana beada dalam eakto sehingga kemungkinan metana beeaksi di pemukaan eakto lebih banyak dai pada eakto dengan waktu space-time yang lebih kecil. (b) Pofil Konsentasi Gamba 6 (a) mempelihatkan peubahan konsentasi dai kabon bedasakan panjang eakto di bebeapa titik. Pada gamba ini telihat bahwa konsentasi kabon teus meningkat. Gamba 6 (b) menunjukkan penuunan konsentasi metana tehadap panjang eakto di bebeapa titik. Disini dapat dilihat bahwa konsentasi metana yang bekuang yang disebabkan oleh fakto-fakto sepeti laju difusi, konveksi, konduksi dan laju eaksinya. Konsentasi kabon yang tebentuk mendekati konsentasi metana yang tekonsumsi yang disebabkan oleh kesetaaan eaksi dimana satu mol metana akan menghasilkan satu mol kabon sesuai eaksi dekomposisi metana ( CH C + ). 4 H Gamba 7. Pofil Konvesi Metana Tehadap Waktu dengan Vaiasi Space-time 4. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyimpulkan bebeapa hal yaitu. Simulasi Kineja..., Iene Aiani, FT UI, 013

5 1. Pola alian setelah melewati daeah inlet eakto lebih dipengauhi oleh alian aah aksial (panjang eakto). Peistiwa ini disebabkan oleh pebedaan tekanan antaa tekanan didekat dinding dengan diantaa pelat pada daeah dekat inlet eakto.. Bedasakan hasil simulasi,tejadi peningkatan suhu sepanjang eakto hingga jaak 30 cm dai inlet, kemudian menuun akibat kontak dengan lingkungan. Pofil suhu eakto mulai stabil sejak menit ke Pofil konsentasi metana dan kabon secaa adial tejadi secaa meata akibat alian fluida dalam eakto. 4. Konsentasi metana menuun sepanjang eakto, sedangkan konsentasi kabon meningkat sepanjang eakto. 5. Konvesi metana meningkat seiing peningkatan space-time. Konvesi metana yang didapat beada pada entang 84% sampai 93% dengan vaiasi space-time. 6. Pembandingan antaa ekspeimen yang telah dilakukan oleh Wandawa (01) dengan hasil simulasi pada penelitian ini menunjukkan bahwa model mampu membeikan hasil yang sesuai dengan hasil ekspeimen beupa pofil suhu dan konvesi metana dengan eo ata-ata dibawah 10%. [7] WILSON, G., MCHUGH, P., HANSON, K., KLOCKE, J., GIBBONS, K. & RITZDORF, T Design and Simulation of the Semitool CFD Plating Reacto. In: MATERIALS, A. (ed.). [8] WULAN, P. P Intinsic Kinetic Model of Catalytic Decomposition of Methane to Poduce Cabon Nanotube on Ni-Cu-Al Catalyst. Jounal of Natual Gas Chemisty. [9] WANDAWA, R.A. 01. Uji Kineja Reakto Katalis Testuktu Pelat Skala Bench untuk Poduksi Cabon Nanotube dan Hidogen Melalui Reaksi Dekomposisi Katalitik Metana. S1, Univesitas Indonesia Dafta Acuan [1] Maghsoodi, S., KHODADADI, A. & MORTAZAVI, Y A novel continuous pocess fo synthesis of cabon nanotubes using ion floating catalyst and MgO paticles fo CVD of methane in a fluidized bed eacto. Applied Suface Science, 56, [] PINILLA, J. L., LLOBET, S. D., SUELVES, I., UTRILLA, R., LÁZARO, M. J. & MOLINER, R Catalytic decomposition of methane and methane/co mixtues to poduce synthesis gas and nanostuctued cabonaceous mateial. Fuel, 90, [3] GRUJICIC, M., CAO, G. & GERSTEN, B. 00. An atomic-scale analysis of catlitically-assisted chemical vapo deposition of cabon nanotubes. Mateials Science and Engineeing, B94, [4] ERMAKOVA, M. A. & ERMAKOVA, D. Y. 00. Ni/SO and Fe/SiO Catalysts fo Poduction of Hydogen and Filamentous Cabon via Methane Decomposition Catalysis Today, 77, [5] LI, Y Simultaneous Poduction of Hydogen and Nanocabon fom Decomposition of Methane on a Nickel-Based Catalyst. Enegy & Fuels, 14, [6] HUANG, H. J Pactical Compute Simulation of Chemical Pocesses. Chemical Industy Pess Simulasi Kineja..., Iene Aiani, FT UI, 013

PARAMETER KINETIKA REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA MENJADI KARBON NANOTUBE DENGAN KATALIS Ni-Cu-Al

PARAMETER KINETIKA REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA MENJADI KARBON NANOTUBE DENGAN KATALIS Ni-Cu-Al Junal Teknik Kimia Indonesia, Vol. 11, No. 1, 01, 34-40 PARAETER KINETIKA REAKSI DEKOPOSISI KATALITIK ETANA ENJADI KARBON NANOTUBE DENGAN KATALIS Ni-Cu-Al Paswasti PDK Wulan, Widodo W Puwanto*, Yuswan

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14]. BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL DAN SIMULASI CFD PROSES PENGAYAAN HIDROGEN DALAM GAS HASIL GASIFIKASI SEKAM PADI DAN ARANG KAYU DENGAN MEDIA UAP

KAJI EKSPERIMENTAL DAN SIMULASI CFD PROSES PENGAYAAN HIDROGEN DALAM GAS HASIL GASIFIKASI SEKAM PADI DAN ARANG KAYU DENGAN MEDIA UAP pepustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KAJI EKSPERIMENTAL DAN SIMULASI CFD PROSES PENGAYAAN HIDROGEN DALAM GAS HASIL GASIFIKASI SEKAM PADI DAN ARANG KAYU DENGAN MEDIA UAP SKRIPSI Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES PELEBURAN PASIR ZIRKON DALAM ROTARY KILN MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS)

SIMULASI PROSES PELEBURAN PASIR ZIRKON DALAM ROTARY KILN MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS) 104 ISSN 0216-3128 Dedy Khusnuoffiq, dkk. SIMULASI PROSES PELEBURAN PASIR ZIRKON DALAM ROTARY KILN MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS) Dedy Husnuofiq, Pisti Hatati Pusat Teknolgi Akseleato dan

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

PENGARUH HEAT RECOVERY PADA SISTEM REFRIGERASI PENGKONDISIAN UDARA TERHADAP PERFORMANSI SISTEM

PENGARUH HEAT RECOVERY PADA SISTEM REFRIGERASI PENGKONDISIAN UDARA TERHADAP PERFORMANSI SISTEM JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO.. NOPEMBER 016 199 PENGARUH HEAT RECOVERY PADA SISTEM REFRIGERASI PENGKONDISIAN UDARA TERHADAP PERFORMANSI SISTEM I Nengah Adita*, I Putu Sasta Negaa Juusan Teknik Mesin, Politeknik

Lebih terperinci

ALGORITMA SIMPLIFIKASI PERAMBATAN PANAS KONDUKSI PADA BENDA DENGAN BENTUK BOLA

ALGORITMA SIMPLIFIKASI PERAMBATAN PANAS KONDUKSI PADA BENDA DENGAN BENTUK BOLA ALGORITMA SIMPLIFIKASI PERAMBATAN PANAS KONDUKSI PADA BENDA DENGAN BENTUK BOLA Tomi Tistono Fakultas Teknik Univesitas Medeka Madiun tomitistono@unme-madiun.ac.id Abstak Peambatan panas konduksi pada katagoi

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK UKM KURSI LIPAT DENGAN METODE INTERNAL PRESSURE DAN RANCANG BANGUN MESIN BENDING KONVENSIONAL

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK UKM KURSI LIPAT DENGAN METODE INTERNAL PRESSURE DAN RANCANG BANGUN MESIN BENDING KONVENSIONAL PENINGKATAN KUALITAS PRODUK UKM KURSI LIPAT DENGAN METODE INTERNAL PRESSURE DAN RANCANG BANGUN MESIN BENDING KONVENSIONAL Yuni Hemawan 1, Santoso Mulyadi 1 1 Staf Pengaja Juusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

tekanan reaktor Pada penelitian ini menggunakan persamaan desain untuk dan harus memenuhi persamaan: 50

tekanan reaktor Pada penelitian ini menggunakan persamaan desain untuk dan harus memenuhi persamaan: 50 CH4I (2) Reaksi Permukaan 4 3 CH I+I CH I+HI (3) 3 2 CH I+I CH I+HI (4) 2 CH I+I CHI+HI (5) CHI+I CI+HI (6) Desorpsi CI C+I (7) 2 2 HI H +2 I (8) Untuk persamaan di atas, konsentrasi spesies pada fasa

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

Perpindahan Panas Konduksi. Steady-state satu arah pada permukaan datar, silinder, dan bola

Perpindahan Panas Konduksi. Steady-state satu arah pada permukaan datar, silinder, dan bola Pepindahan Panas Konduksi Steady-state satu aah pada pemukaan data, silinde, dan bola Minggu ke- OULINE Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Kontak belaja Penganta pepindahan panas Pepindahan panas konduksi

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-6 1 Desain Sistem Kontol Menggunakan Fuzzy Gain Scheduling Untuk Unit Boile-Tubine Nonlinea Daiska Kukuh Wahyudianto, Tihastuti Agustinah Teknik Elekto, Fakultas

Lebih terperinci

EFEK PANJANG PIPA TERHADAP ALIRAN BERKEMBANG PENUH UNTUK AIR TAWAR DAN LARUTAN BIOPOLIMER CAIRAN BERAS HASIL FERMENTASI SKRIPSI

EFEK PANJANG PIPA TERHADAP ALIRAN BERKEMBANG PENUH UNTUK AIR TAWAR DAN LARUTAN BIOPOLIMER CAIRAN BERAS HASIL FERMENTASI SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EFEK PANJANG PIPA TERHADAP ALIRAN BERKEMBANG PENUH UNTUK AIR TAWAR DAN LARUTAN BIOPOLIMER CAIRAN BERAS HASIL FERMENTASI SKRIPSI FEBRY RACHMAT 06 0604 014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

Rancang Bangun Mesin Pemeras Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga

Rancang Bangun Mesin Pemeras Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga Rancang Bangun Mesin Pemeas Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga SEPTIAN ENGGAR PRATAMA PUTRA DAN ADI SUCIPTO Pogam Studi D III Juusan Mesin Poduksi Disnaketansduk Fakultas Teknologi Industi

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HIDROLISIS PATI PISANG TANDUK DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA

KINETIKA REAKSI HIDROLISIS PATI PISANG TANDUK DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA KINETIK REKSI HIDROLISIS PTI PISNG TNDUK DENGN KTLISTOR SM HLORID Muni Yuniwati, Dian Ismiyati, Reny Kuniasih Juusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industi Institut Sains & Teknologi KPRIND Yogyakata

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah,

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

MAKSIMUM TEGANGAN THERMAL PADA PROSES PENCELUPAN CERAMIC STALK DI LOW PRESSURE DIE CASTING MACHINE

MAKSIMUM TEGANGAN THERMAL PADA PROSES PENCELUPAN CERAMIC STALK DI LOW PRESSURE DIE CASTING MACHINE Junal Mechanical, Volume 3, Nomo 1, Maet 212 MASIMUM TEGANGAN THERMAL PADA PROSES PENCELUPAN CERAMIC STAL DI LOW PRESSURE DIE CASTING MACHINE Henda Pogam Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Univesitas Bengkulu

Lebih terperinci

STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA

STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Studi Inteaksi Dua (Bima Anang Dwijaya)247 STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Oleh : Bima

Lebih terperinci

LAMPIRAN REAKTOR. : Reaktor Fixed Bed Multitube

LAMPIRAN REAKTOR. : Reaktor Fixed Bed Multitube LMIRN REKOR ehitungan Reakto Jenis : Reakto ixed Bed Multitube Kondisi Opeasi : Suhu = 300-350 o C ekanan Reaksi = 5 atm = Eksotemis Non isothemal Non diabatis 1 esamaan-pesamaan Matematis Reakto a esamaan

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

PEMODELAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) REAKTOR PELAT SEJAJAR UNTUK REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA SKRIPSI

PEMODELAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) REAKTOR PELAT SEJAJAR UNTUK REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA SKRIPSI PEMODELAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) REAKTOR PELAT SEJAJAR UNTUK REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA SKRIPSI HENDRO 0706269810 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA DEPOK

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Semina Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industi 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebuai 2017 PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Chistian Mahadhika

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN PENCAMPURAN TANGKI MENGUNAKAN METODE ROUTH-HURWITZ DENGAN MATLAB. Oleh : Dody Wahjudi. Abstract

SIMULASI PENGENDALIAN PENCAMPURAN TANGKI MENGUNAKAN METODE ROUTH-HURWITZ DENGAN MATLAB. Oleh : Dody Wahjudi. Abstract SIMULASI PENGENDALIAN PENCAMPURAN TANGKI MENGUNAKAN METODE ROUTH-HURWITZ DENGAN MATLAB Oleh : Dody Wahjudi Abstact Automation contol has significant ole in human life, specifically fo science and industy.

Lebih terperinci

PERAWATAN BOILER/KETEL TAKUMA TEKANAN 21 BAR DENGAN MENGENDALIKAN RESIDUAL PHOSPHAT

PERAWATAN BOILER/KETEL TAKUMA TEKANAN 21 BAR DENGAN MENGENDALIKAN RESIDUAL PHOSPHAT PERAWATAN BOILER/KETEL TAKUMA TEKANAN 21 BAR DENGAN MENGENDALIKAN RESIDUAL PHOSPHAT Agung Subyakto 1),Si Muwanti 2) Agus Suono 3), Imam Syafil 4), Dunat Indatmo 5), NuHusodo 6) 1),2 ),3),4 ) Pogam Studi

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI

IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI Junal ELTEK, Vol 12 No 01, Apil 2014 ISSN 1693-4024 IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI Haij Mukti K 1 Penelitian ini membahas mengenai implementasi Diect Toque

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tugas Akhi SI-40Z1 Modal Pushove Analysis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasa Mekanisme Gempa Gempa bumi adalah getaan yang tejadi di pemukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pegeakan keak bumi

Lebih terperinci

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN A - X SIFA KEAGNEAN AHAN ujuan: enghitung momen dipol dan suseptibilitas magnet untuk logam diamagnetik. engklasifikasikan logam paamagnetik. A. OEN DIPOL DAN SUSEPIILIAS AGNE Kemagnetan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Vetikal Dain Laju konsolidasi yang endah pada lempung jenuh dengan pemeabilitas endah dapat dinaikkan dengan menggunakan dainase vetikal (vetical dain) yang mempependek lintasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB ANTENA MIKROSTRIP ARRAY. ANTENA Antena meupakan suatu alat yang dapat meubah besaan listik dai saluan tansmisi menjadi suatu gelombang elektomagnetik (GEM) untuk diadiasikan ke udaa bebas [8]. Sebaliknya

Lebih terperinci

PEMODELAN PERPINDAHAN MASSA ADSORPSI ZAT WARNA PADA FLORISIL DAN SILICA GEL DENGAN HOMOGENEOUS AND HETEROGENEOUS SURFACE DIFFUSION MODEL

PEMODELAN PERPINDAHAN MASSA ADSORPSI ZAT WARNA PADA FLORISIL DAN SILICA GEL DENGAN HOMOGENEOUS AND HETEROGENEOUS SURFACE DIFFUSION MODEL Pejanjian No: III/LPPM/013-03/0-P PEMODELAN PERPINDAHAN MASSA ADSORPSI ZAT WARNA PADA FLORISIL DAN SILICA GEL DENGAN HOMOGENEOUS AND HETEROGENEOUS SURFACE DIFFUSION MODEL Disusun Oleh: Aditya Putanto,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN , kemudian membandingkan dengan tahanan lentur yang

III. METODE PENELITIAN , kemudian membandingkan dengan tahanan lentur yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Tahap Pelaksanaan Penelitian ini beupa studi kasus dan analisa, seta pembandingan yaitu dengan menyiapkan data beupa pofil penampang baja yang diasumsikan

Lebih terperinci

SKRIPSI HERRY PRASETYO ANGGORO UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA DEPOK JULI 2010

SKRIPSI HERRY PRASETYO ANGGORO UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA DEPOK JULI 2010 PEMODELAN REAKTOR TERSTRUKTUR GAUZE UNTUK PRODUKSI NANOKARBON DAN HIDROGEN MELALUI REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS SKRIPSI HERRY PRASETYO ANGGORO 0606076444

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Tekuk Torsi Lateral. Pertemuan 13, 14, 15

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Tekuk Torsi Lateral. Pertemuan 13, 14, 15 ata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Tekuk Tosi ateal Petemuan 13, 14, 15 TIU : ahasiswa dapat meencanakan kekuatan elemen stuktu baja beseta alat sambungna TIK : ahasiswa dapat

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci