TUGAS AKHIR SS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR SS"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR SS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER (Stud Kasus RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan) KORI AINA NRP Pembmbng Ir. Sr Pngt Wulandar, M.S Co Pembmbng Is Dew Rath, S.S, M.S DEPARTEMEN STATISTIKA BISNIS FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017

2

3 TUGAS AKHIR SS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER (Stud Kasus RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan) KORI AINA NRP Pembmbng Ir. Sr Pngt Wulandar, M.S Co Pembmbng Is Dew Rath, S.S, M.S DEPARTEMEN STATISTIKA BISNIS FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017

4

5 FINAL PROJECT SS ANALYSIS OF FACTORS THAT AFFECT PULMONARY TUBERCULOSIS DISEASE IN BANGKALAN REGENCY USING BINARY LOGISTIC REGRESSION METHOD (Case Study RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan) KORI AINA NRP Supervsor Ir. Sr Pngt Wulandar, M.S Co Supervsor Is Dew Rath, S.S, M.S DEPARTMENT OF BUSINESS STATISTICS FACULTY OF VOCATIONAL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017

6

7 LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER (Stud Kasus RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan) TUGAS AKHIR Dajukan untuk Memenuh Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahl Madya pada Departemen Statstka Bsns Fakultas Vokas Insttut Teknolog Sepuluh Nopember Oleh : KORI AINA NRP SURABAYA, JUNI 2017 Menyetuju, Pembmbng Tugas Akhr Co Pembmbng Tugas Akhr Ir. Sr Pngt Wulandar, M.S Is Dew Rath, S.S, M.S NIP NIP Mengetahu, Kepala Departemen Statstka Bsns Fakultas Vokas ITS Dr. Wahyu Wbowo, S.S, M.S NIP

8 Halaman n sengaja dkosongkan v

9 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER (Stud Kasus RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan) Nama : Kor Ana NRP : Departemen : Statstka Bsns Pembmbng : Ir. Sr Pngt Wulandar, M.S Co Pembmbng : Is Dew Rath, S.S, M.S Abstrak Penyakt Tuberkuloss merupakan salah satu masalah utama kesehatan d Indonesa yang dsebabkan oleh bakter Mycobacterum Tuberculoss. Penyakt tuberkuloss paru mencakup 80% dar keseluruhan kejadan penyakt tuberkuloss, sedangkan 20% lebhnya merupakan tuberkuloss ekstraparu. Jawa Tmur merupakan provns dengan jumlah penderta tuberkuloss paru terbanyak kedua setelah Jawa Barat pada tahun Bangkalan salah satu Kabupaten d Jawa Tmur dengan jumlah kasus tuberkuloss paru yang mash cukup tngg dan angka kesembuhan pasen tuberkuloss paru yang mash dbawah target nasonal. Peneltan n dlakukan untuk mengetahu faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss paru d Kabupaten Bangkalan dengan menggunakan metode regres logstk bner. Data yang dgunakan dalam peneltan n dperoleh dar bagan rekam meds pol paru d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan dan merupakan data pasen yang berobat ke pol paru. Hasl dar peneltan n dharapkan dapat dgunakan untuk menangan dan mengurang jumlah kasus tuberkuloss paru. Berdasarkan hasl peneltan dketahu bahwa batuk, sesak nafas, dan pekerjaan memlk hubungan dengan penyakt tuberkuloss. Faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss paru yatu batuk dan pekerjaan. Model yang terbentuk dar hasl analss regres logstk bner telah sesua dengan ketepatan klasfkas sebesar 68,5%. Kata Kunc : Kabupaten Bangkalan, Regres Logstk Bner, Tuberkuloss Paru v

10 Halaman n sengaja dkosongkan v

11 ANALYSIS OF FACTORS THAT AFFECT PULMONARY TUBERCULOSIS DISEASE IN BANGKALAN REGENCY USING BINARY LOGISTIC REGRESSION METHOD (Case Study RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan) Name : Kor Ana NRP : Department : Busness Statstcs Supervsor : Ir. Sr Pngt Wulandar, M.S Co Supervsor : Is Dew Rath, S.S, M.S Abstract Tuberculoss s one of the major health problems n Indonesa caused the bacterum Mycobacterum Tuberculoss. Pulmonary tuberculoss dsease accounts for 80% of the overall ncdence of tuberculoss, whle 20% s an extrapulmonary tuberculoss. East Java s the provnce wth the second largest number of Pulmonary tuberculoss patents after West Java n Bangkalan one of the regences n East Java wth the number of cases of pulmonary tuberculoss s stll qute hgh and the rate of recovery of pulmonary tuberculoss patents who are stll below the natonal target. Ths research was conducted to fnd out the factors nfluencng tuberculoss dsease n Bangkalan Regency usng bnary logstc regresson method. Ths research used data from the medcal record of pulmonary poly n Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan Hosptal. The results of ths study are expected to handle and reduce the number of cases of pulmonary tuberculoss. Based on the results of research known that cough, shortness of breath, and work have relatonshp wth dsease tuberculoss. Factors affectng pulmonary tuberculoss dsease nclude cough and occupaton. The model formed by bnary logstc regresson analyss has been n accordance wth the classfcaton accuracy of 68.5%. Keyword : Bangkalan Dstrct, Bnary Logstc Regresson, Pulmonary Tuberculoss v

12 Halaman n sengaja dkosongkan v

13 KATA PENGANTAR Puj syukur kehadrat Allah SWT atas lmpahan rahmat yang tdak pernah berhent sehngga penuls dapat menyelesakan Tugas Akhr yang berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER (Stud Kasus RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan) dengan bak. semua n dar-mu, karena-mu, dan untuk-mu. Penuls menyadar bahwa dalam penyusunan Tugas Akhr n tdak terlepas dar bantuan dan dukungan dar berbaga phak. Oleh karena tu, pada kesempatan n penuls mengucapkan termakash kepada : 1. Ibu Ir. Sr Pngt Wulandar, M.S selaku dosen pembmbng sekalgus Kepala Program Stud Dploma III Departemen Statstka Bsns Fakultas Vokas ITS yang telah sabar dalam memberkan bmbngan dan koreks yang membangun 2. Ibu Is Dew Rath, S.S, M.S selaku Co pembmbng sekalgus dosen yang telah sabar dalam membmbng dan memberkan lmu 3. Ibu Dra. Luca Ardnant, MT selaku dosen penguj atas lmu dan saran yang membangun 4. Bapak Dr. Wahyu Wbowo, S.S, M.S selaku Kepala Departemen Statstka Bsns, Dosen Penguj, dan Valdator atas bantuan dan lmu yang telah dberkan 5. Bapak Dr. Brodjol Sutjo Ulama, M.S selaku Sekretars Departemen Statstka Bsns atas bantuan dan semua nformas yang dberkan 6. Ibu Ir. Mutah Salamah, M.Kes selaku dosen wal atas dukungan, semangat, dan motvas yang dberkan 7. Semua Dosen dan Tata Usaha Departemen Statstka Bsns Fakultas Vokas ITS yang telah membantu kelancaran dan penyelesaan Tugas Akhr x

14 8. Phak RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan yang telah membantu dalam proses pengamblan data Tugas Akhr 9. Ibu dan ayahku tercnta, kakak-kakaku serta keluarga besar saya yang selalu memberkan dukungan moral, mater, movtas, restu dan doa yang berlmpah sehngga Tugas Akhr n dapat terselesakan 10. Sahabat-sahabatku yang telah membantu bak secara jasman maupun rohan, yang selalu memotvas saya agar tdak mudah putus asa dan selalu bahaga 11. Teman-teman Program Stud Dploma III Departemen Statstka Bsns Fakultas Vokas ITS angkatan 2014 dan semua phak yang telah membantu dalam penyelesaan Tugas Akhr n Penuls menyadar sepenuhnya bahwa Tugas Akhr n mash jauh dar kesempurnaan, untuk tu penuls sangat mengharapkan krtk dan saran dar pembaca yang sfatnya membangun dalam perbakan dmasa yang akan datang. Semoga Tugas Akhr n dapat bermanfaat bag penelt khususnya dan bag pembaca umumnya. Surabaya, Jun 2017 x

15 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... TITLE PAGE... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... v ABSTRACT... v KATA PENGANTAR...x DAFTAR ISI...x DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Peneltan Manfaat Peneltan Batasan Masalah... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uj Independens Regres Logstk Bner Uj Sgnfkans Parameter Interpretas Koefsen Parameter Uj Kesesuaan Model Ketepatan Klasfkas Tuberkuloss Paru BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varabel Peneltan Langkah Analss BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujan Independens Pengujan Regres Logstk Bner Pengujan Sgnfkans Parameter Interpretas Koefsen Parameter Pengujan Kesesuaan Model x

16 4.2.4 Ketepatan Klasfkas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesmpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

17 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tabel Kontnges x j... 6 Tabel 2.2 Nla Probabltas untuk Varabel Dkotomus Tabel 2.3 Tabel Klasfkas Tabel 3.1 Varabel Peneltan Tabel 4.1 Deskrps Usa Pasen Tuberkuloss Tabel 4.2 Tabel Kontngens Varabel Predktor Tuberkuloss. 26 Tabel 4.3 Hasl Uj Independens Tabel 4.4 Hasl Pengujan Serentak Tabel 4.5 Hasl Pengujan Parsal Tabel 4.6 Hasl Uj Kesesuan Model Tabel 4.7 Hasl Ketepatan Klasfkas x

18 Halaman n sengaja dkosongkan xv

19 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bentuk Paru-Paru Pasen Tuberkuloss Gambar 3.1 Dagram Alr Peneltan Gambar 4.1 Deskrps Tngkat Penddkan Pasen Tuberkuloss Gambar 4.2 Deskrps Pekerjaan Pasen Tuberkuloss xv

20 Halaman n sengaja dkosongkan xv

21 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampran 1. Surat Kevaldan Data Akhr Lampran 2. Data Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss Lampran 3. Tabel Kontngens Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss Lampran 4. Hasl Uj Independens Varabel Predktor Penyakt Tuberkuloss Lampran 5. Hasl Uj Serentak Lampran 6. Hasl Uj Parsal Lampran 7. Hasl Kesesuaan Model Lampran 8. Hasl Ketepatan Klasfkas xv

22 Halaman n sengaja dkosongkan xv

23 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkuloss merupakan penyakt menular umum dan bersfat mematkan. Penyakt tuberkuloss dsebabkan oleh berbaga stran mkobaktera, umumnya Mycobacterum tuberculoss. Penyakt tuberkuloss basanya menyerang paruparu, namun juga bsa berdampak pada bagan tubuh lannya (Depkes, 2016). Tuberkuloss paru mencakup 80% dar keseluruhan kejadan penyakt tuberkuloss, sedangkan 20% lebhnya merupakan tuberkuloss ektrapulmonar atau ekstraparu (Novant, 2016). Mycobacterum tuberculoss n merupakan kuman yang cepat mat dengan snar matahar langsung tetap dapat bertahan hdup dalam keadaan dngn. Sumber penularan yang utama melalu perckan dahak yang mengandung basl TB pada saat batuk, bersn maupun bcara. Orang lan akan tertular apabla droplet tersebut terhrup dan masuk ke dalam tubuh melalu saluran pernafasan. Daya penularan dar seseorang penderta dtentukan oleh konsentras droplet dalam udara dan lamanya menghrup udara tersebut (Nanggolan, 2013). Penyakt tuberkuloss paru menjad sangat serus karena penularannya sangat mudah. Sektar 75% pasen TB adalah kelompok usa yang produktf secara ekonoms (15-50 tahun). Dalam laporan global tuberculoss tahun 2014 yang dterbtkan WHO telah dnyatakan bahwa hampr setengah juta lebh kasus penyakt tuberkuloss terjad dar perkraan sebelumnya, dan mengatakan bahwa 9 juta orang telah terkena TB pada tahun 2013, sementara 1,5 juta orang mennggal, termasuk orang yang postf ternfeks HIV (Depkes, 2016). Penyakt tuberkuloss d Indonesa tahun 2015 menngkat jka dbandngkan tahun 2014, dengan jumlah kasus tuberkuloss sebanyak kasus tahun 2015 dan kasus tahun Jumlah kasus tertngg yang dlaporkan terdapat d provns dengan jumlah penduduk yang besar yatu Jawa Barat, Jawa 1

24 2 Tmur dan Jawa Tengah. Jawa Tmur merupakan provns d Indonesa dengan jumlah kasus TB paru terbanyak kedua setelah Jawa Barat yatu kasus. Menurut jens kelamn, jumlah kasus tuberkuloss paru pada lak-lak lebh tngg darpada perempuan yatu 1,5 kal dbandngkan pada perempuan (Depkes, 2016). Bangkalan merupakan Kabupaten d Jawa Tmur dengan jumlah kasus penyakt tuberkuloss paru yang mash cukup tngg. Kasus penyakt tuberkuloss paru yang terdapat d Bangkalan tahun 2012 sebanyak kasus, kasus tahun 2013, dan kasus tahun 2014 (Novant, 2016). Tahun 2015, jumlah kasus TB Paru sebanyak 900 kasus yang mengalam penurunan dar tahun sebelumnya, namun angka kesembuhan penyakt tuberkuloss mash dbawah target nasonal (Depkes, 2016). Sebagamana tujuan jangka panjang Penanggulangan Nasonal TB adalah menurunkan angka kesaktan dan angka kematan penyakt TB dengan cara memutuskan ranta penularan, sehngga penyakt TB tdak lag menjad masalah kesehatan masyarakat Indonesa. Maka kegatan pencegahan menjad sangat pentng untuk memutuskan mata ranta penularan dengan mengetahu faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss (Rukmn & Chatarna, 2011). Berdasarkan peneltan-peneltan yang telah dlakukan tentang faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss, maka peneltan n dlakukan untuk mengetahu faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss d Kabupaten Bangkalan, dengan varabel yang dgunakan yatu jens kelamn, usa, pasen mengalam batuk, demam, sesak nafas, nyer, penurunan berat badan, nutrs pasen, penddkan, dan pekerjaan. Metode analss yang dgunakan dalam peneltan n adalah regres logstk bner yatu suatu metode yang dgunakan untuk memodelkan dan mendeskrpskan hubungan antara varabel respon yang kategork dengan satu atau lebh varabel predktor yang bersfat kontnyu atau kategor (Agrest, 2002), serta memlk tujuan untuk mencar hubungan antara varabel respon yang bersfat dkotomus

25 3 (skala nomnal atau ordnal dengan 2 kategor) terhadap varabel predktor yang bersfat kategork maupun kontnyu. Menurut (Manalu, 2010) terdapat dua gejala yang terjad pada pederta TB Paru yatu gejala umum dan gejala khusus. Gejala umum secara klns mempunya gejala sepert batuk selama lebh dar 3 mnggu, demam, berat badan menurun tanpa sebab, berkerngat pada waktu malam, mudah lelah, dan hlangnya nafsu makan. Sedangkan gejala khusus penyakt tuberkuloss tergantung dar bagan organ tubuh yang terkena, selan tu akan menmbulkan suara "meng", suara nafas melemah yang dserta sesak, jka terdapat caran drongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat dserta dengan keluhan sakt dada, dan jka mengena tulang, maka akan terjad gejala sepert nfeks tulang. Selan tu keterpaparan penyakt tuberkuloss pada seseorang dpengaruh oleh faktor sosal ekonom, status gz, usa dan jens kelamn. Penanggulangan penyakt tuberkuloss dapat dlakukan dengan strateg Drect Observed Treatment Short- Course (DOTS) yatu penemuan dan penyembuhan pasen, dengan prortas dberkan kepada pasen tuberkuloss tpe menular. Strateg n akan memutuskan penularan tuberkuloss sehngga dapat menurunkan nsden tuberkuloss d masyarakat serta baya yang dkeluarkan untuk program penaggulangan tuberkuloss menjad lebh hemat (Muaz, 2014). 1.2 Rumusan Masalah Menurut Wulandar (2014), faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss d Provns Jawa Tmur adalah mereka yang terdagnoss radang paru, mengalam batuk berdahak, merasakan nyer dada, nafsu makan dan berat badan menurun, adanya gejala sesak nafas, faktor jarak rumah ke penampungan kotoran, serta faktor pembuangan ar lmbah rumah tangga. Sedangkan menurut Puspta (2013), faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss Paru d RSU Haj Surabaya terdapat 3 varabel yatu usa, kekurangan nutrs, sesak nafas. Menururt Monca (2016) terdapat 4 faktor yang mempengaruh

26 4 penyakt tuberkuloss d RSUD dr. Soetomo yatu usa jens kelamn, nyer dada, dan sesak nafas. Sementara tu, menurut Muaz (2014) faktor-faktor yang mempengaruh Kejadan TB Paru BTA Postf d Puskesmas Serang adalah faktor umur, jens kelamn, penddkan, pengetahuan, pekerjaan, pendapatan, usa, munsas BCG, status gz, kepadatan hunan, dan kebasaan merokok yang mempengaruh Kejadan TB Paru. Permasalahannya adalah faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap penyakt tuberkuloss paru d Kabupaten Bangkalan? Karena pentng sekal mengetahu faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss, sehngga dapat dlakukan pencegahan. 1.3 Tujuan Peneltan Berdasarkan permasalahan yang telah drumuskan, maka tujuan yang ngn dcapa dalam peneltan n adalah menganalss faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss paru d Kabupaten Bangkalan. 1.4 Manfaat Peneltan Manfaat atau kegunaan dar peneltan n dharapkan dapat dgunakan untuk menangan dan mengurang jumlah kasus tuberkuloss sehngga kasus tuberkuloss d Indonesa semakn rendah. Selan tu dharapkan masyarakat dapat lebh mengetahu, lebh berhat-hat, dan dapat menjaga konds tubuh, serta menngkatkan motvas sembuh dan kepatuhan berobat bag penderta penyakt tuberkuloss. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah dalam peneltan n adalah pasen yang berobat d pol paru RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun Analss yang dgunakan adalah metode regres logstk bner.

27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode regres logstk bner yang terdr dar uj sgnfkans parameter, nterpretas koefsen parameter, uj kesesuaan model, dan ketepatan klasfkas. Sebelum dlakukan uj regres logstk bner, terlebh dahulu dlakukan uj ndependens. Berkut adalah penjelasan metode yang dgunakan dalam penltan n. 2.1 Uj Independens Uj ndependens dgunakan untuk mengetahu hubungan antara dua varabel (Agrest, 2002). Hubungan dua varabel yang dmaksud adalah antara varabel respon dengan varabel predktor. Uj ndependens dlakukan dengan menggunakan uj Pearson ch-square, sebelum melakukan uj Pearson ch-square terlebh dahulu dlakukan analss tabel kontngens. Tabel kontngens (cross tabulaton) merupakan tabel frekuens dua arah atau lebh. Cross tabulaton merupakan suatu metode statstk yang menggambarkan dua atau lebh varabel secara smultan dan haslnya dtamplkan dalam bentuk tabel yang mereflekskan dstrbus bersama dua atau lebh varabel dengan jumlah kategor yang terbatas (Agrest, 2002). Berkut tabel kontngens x j. Tabel 2.1 Tabel Kontngens x j Kolom Bars Total J 1 n 11 n n 1J n 1. 2 N 21 n n 2J n 2. I n I1 N I2... N IJ n 1. Total n.1 n.2... n.j n.. Hpotess pengujan Pearson ch-square dalam uj ndependens adalah sebaga berkut. H 0 : Tdak terdapat hubungan antara varabel respon dengan varabel predktor 5

28 6 H 1 : Terdapat hubungan antara varabel respon dengan varabel predktor Hpotess datas dapat duj dengan menggunakan statstk uj pada Rumus 2.1. I J 2 ( nj ej ) 2 (2.1) e 1 j 1 j n. Dengan.. n j ej n.. Dmana : χ 2 = nla statstk uj ndependens n j = frekuens pengamatan pada bars ke- kolom ke-j e j = nla ekspektas pengamatan pada bars ke- kolom ke-j n. = frekuens pengamatan pada bars ke- n. j = frekuens pengamatan pada kolom ke-j Statstk uj dar χ 2 mendekat dstrbus Ch-Square dan jka dtentukan tngkat sgnfkans sebesar α, maka tolak H 0 apabla nla χ 2 > χ 2 α(i-1)(j-1) atau nla p-value < α. 2.2 Regres Logstk Bner Regtes logstk merupakan metode yang dgunakan untuk memodelkan dan mendeskrpskan hubungan antara varabel respon yang kategork dengan satu atau lebh dar satu varabel predktor yang bersfat kontnyu atau kategor (Agrest, 2002). Umumnya varabel respon dalam regres logstk yang dgunakan bersfat bnary/dchotomus (varabel respon yang memlk dua kategor) ataupun polychotomus (varabel respon yang memlk lebh dar dua kategor) dengan skala nomnal atau ordnal (Stokes, Davs, & Koch, 2000). Berdasarkan skala data pada varabel respon, regres logstk dapat dbedakan menjad tga macam, yatu regres logstk bner, regres logstk ordnal, dan regres logstk multnomal. Ketka varabel respon memlk dua kategor dengan skala nomnal, maka metode yang dgunakan adalah regres logstk bner. Varabel respon (y) mengkut

29 7 dstrbus Bernoull untuk setap observas tunggal (Hosmer & Lemeshow, 2000). Metode yang dgunakan untuk mengestmas parameter dalam regres logstk adalah maxmum lkelhood. Metode tersebut mengestmas parameter β dengan cara memaksmumkan fungs lkelhood dengan mensyaratkan bahwa data harus mengkut suatu dstrbus tertentu. Pada regres logstk, setap pengamatan mengkut dstrbus Bernoull sehngga dapat dtentukan fungs lkelhoodnya. Jka x dan y adalah pasangan varabel respon dan predktor dasumskan bahwa setap pasangan pengamatan salng ndependen dan varabel respon pada pengamatan ke- dmana = 1, 2,..., n dan y terdr dar 2 kategor yang dnotaskan dengan 0 dan 1, kemudan dasumskan bahwa setap pasangan pengamatan salng ndependen dengan pasangan pengamatan lannya, maka fungs probabltas untuk setap pasangan adalah sebaga berkut. 1 0, ; ) ( 1 ) ( ) ( 1 y y y x x y f (2.2) dengan, p j j j p j j j X X e e x ) ( (2.3) Fungs lkelhood yang ddapatkan dar gabungan setap pengamatan yang dasumskan ndependen adalah sebaga berkut. n y y n x x y f l ) ( 1 ) ( ) ( ) ( exp 1 exp ) ( n p j j j p j j j n x x y l (2.4) Fungs lkelhood tersebut lebh mudah dmaksmumkan dalam bentuk ln l(β) dan dyatakan dengan L(β).

30 8 l L ln n p j j j j p j n j x x y L exp 1 ln (2.5) Nla β maksmum ddapatkan melalu turunan persamaan 2.5 terhadap β dan haslnya adalah sama dengan nol. n p j j j p j j j j j n j x x x x y L exp 1 exp ) ( (2.6) Sehngga, ˆ n j j n x x x y, j = 0, 1, 2,..., p (2.7) Estmas varans dan kovarans dkembangkan dar koefsen parameternya berdasarkan teor Maxmum Lkelhood Estmaton (MLE) (Hosmer & Lemeshow, 2000). Teor tersebut menyatakan bahwa estmas varans kovarans dperoleh dar turunan kedua L(β). )) ( )(1 ( ) ( 1 n u j u j x x x x L ; j, u = 0,1,..., p (2.8) Matrks varnas kovarans berdasarkan estmas parameter yang dperoleh melalu nvers matrks sebaga berkut. 1 ) ˆ( 1 ) ˆ( ' ˆ cov X x x dag X (2.9) Dmana X adalah sebuah matrks berukuran (p+1) x n, yatu np n p p x x x x x x X

31 Dag 1 ˆ ˆ merupakan nxn matrks dagonal dengan elemen dagonal utama ˆ( x )(1 ˆ( x )), dmana akar-akar kuadrat dar elemen-elemen dagonal utama adalah estmas SE ˆ. Memperoleh nla taksran β dar turunan pertama fungs L(β), maka dgunakan metode teras Newton Rapshon. Persamaan yang dgunakan sebaga berkut. ( t) 1 ( ) H g ( t1) ( t) t, t = 0, 1, 2,... (2.10) dengan T L( L L g ) ( ) (,,..., ) (2.11) 0 1 p dan H merupakan matrks Hessan Uj Sgnfkans Parameter uj sgnfkans parameter pada uj regres logstk bner dgunakan untuk mengetahu apkah varabel-varabel predktor yang terdapat dalam model memlk hubungan yang nyata dengan varabel responnya. Pengujan parameter dalam model regres logstk terdr dar uj serentak dan uj parsal. A. Uj Serentak Pengujan serentak dlakukan untuk mengetahu sgnfkans parameter β terhadap varabel respon secara keseluruhan. Hpotess yang dgunakan dalam pengujan n adalah sebaga berkut. H 0 : β 1 = β 2 =... = β p = 0 H 1 : Palng sedkt ada satu β j 0 dengan j = 1, 2,..., p Hpotess datas dapat duj dengan menggunakan statstk uj pada Rumus G 2ln n n1 n j1 ˆ y j j n 1 n0 n 1 ˆ n 0 1 y j j 9 (2.12)

32 10 Dmana : n 0 = Banyaknya observas yang bernla Y = 0 n 1 = Banyaknya observas yang bernla Y =1 n = n 1 + n 0 = Banyaknya observas Statstk uj G mengkut dstrbus Ch-Square dan jka dtentukan tngkat sgnfkans sebesar α dan derajat bebas p, maka dputusan tolak H o jka nla G > χ 2 (α,p) (Hosmer & Lemeshow, 2000). B. Uj Parsal Pengujan parameter secara parsal dgunakan untuk mengetahu parameter dar varabel mana yang memlk pengaruh sgnfkan terhadap varabel respon, maka dlakukan pengujan sgnfkans β secara parsal terhadap varabel respon. Hpotess yang dgunakan dalam pengujan n adalah sebaga berkut. H 0 : β j = 0 H 1 : β j 0 dengan j = 1, 2,..., p Hpotess datas dapat duj dengan menggunakan statstk uj sebaga berkut. ˆ j W j (2.13) SE ˆ j dengan SE ˆ ) adalah taksran standar error parameter. ( j Statstk uj W mengkut dstrbus normal dengan tngkat sgnfkans sebesar α. Sehngga tolak H 0 jka nla W > Z α/2. Selan tu uj parsal juga dapat dhtung menggunakan persamaan sebaga berkut. ˆ 2 2 j W (2.14) SE ˆ 2 Statstk uj W 2 mengkut dstrbus Ch-Square dan jka dtentukan tngkat sgnfkans sebesar α dan derajat bebas adalah v, maka dputusan tolak H 0 jka nla W 2 > χ 2 (α,v) (Agrest, 2002). j

33 Interpretas Koefsen Parameter Estmas dar koefsen varabel predktor merepresentaskan slope atau besarnya perubahan pada varabel respon untuk setap perubahan satu unt varabel predktor. Model regres logstk dengan sekumpulan p varabel bebas dtunjukkan sebaga vektor x = (x 1, x 2,..., x p ) yatu banyaknya varabel predktor adalah sebaga berkut. exp( 0 1X 1 2 X 2... p X p ) ( x) (2.15) 1 exp( X X... X ) Model regres logstk pada persamaan (2.12) dtransformas logt dar π(x) agar mempermudah pendugaan parameter regres. Sehngga model logt dapat dtuls sebaga bekut. x g x ( ) ( ) ln X X p X p x 1 ( )... (2.16) Bentuk g(x) dsebut model logt, dmana fungs tersebut merupakan fungs lner dar parameter-parameternya (Hosmer & Lemeshow, 2000). Regres logstk dengan varabel predktor bersfat dkotomus, dmana nla x dkategorkan 0 dan 1. Nla probabltas dar model regres logstk dengan varabel predktor bersfat dkotomus dapat dlhat dalam Tabel 2.2. Varabel Respon y = 1 y = 0 2 Tabel 2.2 Nla Probabltas untuk Varabel Dkotomus Varabel Predktor x = 1 x = 0 exp( 0 1) exp( 0 ) (1) (0) 1 exp( 0 1) 1 exp( 0 ) (1) 1 (0) 1 exp( ) 1 exp( ) Untuk mengetahu hubungan lebh jauh mengena hubungan antara varabel respon dan varabel predktor, maka nterpretas koefsen parameter menggunakan odds rato, dengan odds rato kategor 1 dbandngkan terhadap kategor 2 p p

34 12 berdasarkan nla odds ratonya. Odds rato berart suatu kejadan A dhtung dengan membag peluang kejadan A dengan peluang kejadan bukan A (Agrest, 2002). (2.17) 1 (1) Pengamatan dengan x = 1 adalah, sedangkan jka x = 0 1 (1) (0) nal odds rato adalah. Ln odds rato sebagamana 1 (0) ddefnskan sebelumnya sebaga logt, adalah (1) (0) g(1) ln dan g (0) ln 1 (1). Odds rato 1 (0) dnotaskan ψ, ddefnskan sebaga odds rato untuk x = 1 terhadap odds rato untuk x = 0 yang dapat dtulskan pada Persamaan (2.15) berkut. (1) 1 (1) (2.18) (0) 1 (0) Berdasarkan Tabel 2.2, nla odds rato adalah sebaga berkut. exp( 0 1) exp( 1) (2.19) exp( 0 ) Jka nla ψ =1, maka kedua varabel tdak memlk hubungan, sedangkan jka nla ψ < 1, maka antara varabel respon dan predktor terdapat hubungan negatf untuk setap perubahan nla pada varabel predktor (x), sedangkan jka ψ > 1, maka antara varabel respon dan predktor terdapat hubungan postf untuk setap perubahan nla pada varabel predktor (x) Uj Kesesuaan Model Uj kesesuaan model dlakukan untuk mengetahu apakah model yang dhaslkan berdasarkan hasl pemodelan regres sudah

35 13 layak, dengan kata lan tdak terdapat perbedaan antara hasl pengamatan dan kemungknan hasl predks model. Pengujan kesesuaan model dlakukan dengan menggunakan Hosmer Lemeshow Goodness of-ft, karena pengelompokkan dlakukan berdasarkan estmas probabltas (Hosmer & Lemeshow, 2000). Hpotess pengujan uj kesesuaan model sebaga berkut. H 0 : Model sesua (tdak terdapat perbedaan yang sgnfkan antara hasl pengamatan dengan kemungknan hasl predks model) H 1 : Model tdak sesua (terdapat perbedaan yang sgnfkan antara hasl pengamatan dengan kemungknan hasl predks model) Hpotess datas dapat duj dengan menggunakan statstk uj pada Persamaan g O k nk k Cˆ (2.20) k 1 n k k 1 k Dmana : g = Banyaknya grup (kombnas kategor dalam model serentak) n' k = Banyak pengamtan dalam grup ke-k O k = Pengamatan pada grup ke-k ( 2 C k y j 1 dengan c k ; respon (0,1)) ˆ k = Taksran rata-rata Statstk uj Hosmer Lemeshow mengkut dstrbus Ch- Square dengan derajat bebas sebesar g-2 dan jka dtentukan tngkat sgnfkans sebesar α, maka dperoleh keputusan tolak H 0 2 jka nla Cˆ. (, g2) Ketepatan Klasfkas Ketepatan klasfkas dgunakan untuk mengetahu apakah data dklasfkaskan dengan benar atau tdak (Agrest, 2002). Ukuran yang dpaka adalah Apparent Error Rate (APER). Nla APER menyatakan nla propors sampel yang dklasfkaskan oleh fungs klasfkas.

36 14 Tabel 2.3 Tabel Ketepatan Klasfkas Hasl Predks Observas y 1 y 2 y 1 n 11 n 12 y 2 n 21 n 22 Dmana : n 11 = Jumlah subyek dar 1 y tepat dklasfkas sebaga y 1 n 12 = Jumlah subyek dar y 1 tepat dklasfkas sebaga y 1 n 21 = Jumlah subyek dar y 2 salah dklasfkas sebaga y 2 n 22 = Jumlah subyek dar y 2 salah dklasfkas sebaga y 2 Perhtungan nla APER merupakan propors observas yang dpredks tdak benar oleh fungs klasfkas dengan rumus sebaga berkut. Jumlah predks salah n21 n12 APER x100% x100% (2.21) Jumlah total predks n Untuk mengetahu besarnya nla ketepatan klasfkas, maka dapat dhtung menggunakan Rumus 2.19 sebaga berkut. Ketepatan Klasfkas = 1 APER (2.22) 2.3 Tuberkuloss Tuberkuloss merupakan penyakt menular umum dan bersfat mematkan. Penyakt tuberkuloss dsebabkan oleh berbaga stran mkobaktera, umumnya Mycobacterum tuberculoss. Penyakt tuberkuloss basanya menyerang paruparu, namun juga bsa berdampak pada bagan tubuh lannya (Depkes, 2016). Bentuk paru-paru normal dan paru-paru seseorang yang terkena penyakt tuberkuloss dtunjukkan pada Gambar 2.1.

37 15 Gambar 2.1 Bentuk Paru-paru Pasen Tuberkuloss Tuberkuloss paru adalah penyakt radang parenkm paru karena nfeks kuman Mycobacterum tuberculoss. Tuberkuloss paru termasuk suatu pneumona, yatu pneumona yang dsebabkan oleh Mycobacterum tuberculoss. Tuberkuloss paru mencakup 80% dar keseluruhan kejadan penyakt tuberkuloss, sedangkan 20% lebhnya merupakan tuberkuloss ekstrapulmonar. Tuberkuloss ekstrapulmonar atau ekstra paru adalah tuberkuloss yang menyerang organ tubuh lan selan paru, msalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (percardum), kelenjar lmfe, tulang, persendan, kult, usus, gnjal, saluran kencng, alat kelamn, dan lan-lan (Novant, 2016). Keluhan yang drasakan penderta tuberkuloss dapat bermacam-macam atau tanpa keluhan sama sekal. Beberapa gejala klns yang dalam penderta tuberkuloss dantaranya yatu demam, batuk, sesak nafas, dan nyer dada. Dperkrakan bahwa sepertga penduduk duna pernah ternfeks kuman Mycobacterum tuberculoss (Muaz, 2014).

38 16 Halaman n sengaja dkosongkan

39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varabel Peneltan Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder yang dperoleh dar bagan rekam meds pol paru RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan. Adapun surat keterangan kevaldan data dalam peneltan n dapat dlhat pada Lampran 1. Data yang akan danalss adalah data mengena penyakt tuberkuloss d pol paru RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan beserta faktor-faktor yang mempengaruhnya pada tahun Data yang akan danalss terdr dar varabel respon dan varabel predktor, untuk lebh jelasnya dapat dlhat pada Lampran 2. Varabel-varabel yang dgunakan dalam peneltan n adalah sebaga berkut. a. Pasen Tuberkuloss (Y) Penyakt tuberkuloss merupakan penyakt yang dderta pasen yang berobat ke pol paru RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan, yang dkategorkan menjad pasen terdagnoss tuberkuloss ekstraparu dan pasen terdagnoss tuberkuloss paru. b. Jens Kelamn (X 1 ) Varabel jens kelamn pasen penderta tuberkuloss dbedakan berdasarkan alat reproduks yatu jens kelamn perempuan dan jens kelamn lak-lak. c. Usa Pasen (X 2 ) Usa pasen dhtung dar lama har hdup pasen yatu dar tanggal lahr pasen dengan pembulatan, yang dkategorkan menjad usa non produktf yatu pasen yang berusa kurang dar 15 tahun serta pasen yang berusa lebh dar 50 tahum dan usa produktf yatu usa pasen antara 15 tahun sampa 50 tahun. d. Pasen Mengalam Batuk (X 3 ) Varabel n merupakan tanda atau gejala seseorang terkena penyakt tuberkuloss yatu pasen mengalam batuk lebh dar 2 mnggu, dengan pengkategoran pasen tdak mengalam batuk dan pasen mengalam batuk. 17

40 18 e. Pasen Mengalam Demam (X 4 ) Demam yang dalam pasen tuberkuloss menyerupa demam nfluenza atau merang. Varabel n dkategorkan menjad pasen tdak mengalam demam dan pasen mengalam demam. f. Pasen Mengalam Sesak Nafas (X 5 ) Sesak nafas merupakan konds saat bernafas tmbul suara meng dan nafas melemah. In merupakan salah satu tanda pasen terkena penyakt tuberkuloss. Pada peneltan n terdapat pasen yang mengalam sesak nafas dan tdak mengalam sesak nafas. g. Pasen Mengalam Nyer (X 6 ) Nyer merupakan konds pasen yang terasa sakt pada bagan organ tubuh. Nyer yang dalam pasen tuberkuloss bergantung pada bagan tubuh yang terserang bakter Mycobacterum Tuberculoss. Pada peneltan n terdapat pasen yang tdak mengalam nyer dan pasen yang mengalam nyer pada bagan organ tubuhnya. h. Berat Badan Pasen Menurun (X 7 ) Berat badan pasen dhtung dar tmbangan berat badan. Pasen dkatakan mengalam penurunan berat badan, jka pada kurun waktu 6 bulan terakhr terjad penurunan berat badan. Varabel n dkategorkan menjad tdak terjad penurunan berat badan pasen dan terjad penurunan berat badan pada pasen.. Nutrs Pasen (X 8 ) Seseorang yang nutrsnya kurang lebh mudah untuk terserang penyakt termasuk penyakt tuberkuloss. Nutrs seseorang dapat dketahu dar pola makan dan asupan gz yang cukup. Pada peneltan n dkategorkan menjad dua yatu pasen yang tdak kekurangan nutrs dan pasen yang kekurangan nutrs. j. Tngkat Penddkan (X 9 ) Penddkan seseorang dapat dlhat dar jenjang sekolah yang pernah drah dan medapatkan jazah. Tngkat penddkan dapat dbedakan menjad tdak sekolah, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tngg (PT).

41 19 k. Pekerjaan Pasen (X 10 ) Seseorang dkatakan bekerja jka memlk tugas atau pekerjaan yang menjad tanggungjawabnya dan memdapatkan mbalan berupa upah atau gaj dar hasl kerjanya. Pada peneltan n terdapat tga kategor yatu pasen yang tdak bekerja, bekerja sebaga PNS, dan Swasta. Varabel-varabel yang dgunakan dalam peneltan n drngkas dan dtunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Varabel Peneltan Varabel Kategor Skala Data Sumber Refrens Pasen 0 = TB Ekstraparu Nomnal - Tuberkuloss (Y) 1 = TB Paru 0 = Perempuan Jens Kelamn (X 1 ) Nomnal (Monca, 2016) Usa Pasen (X 2 ) Pasen Mengalam Batuk (X 3 ) Pasen Mengalam Demam (X 4 ) Pasen Mengalam Sesak Nafas (X 5 ) Pasen Mengalam Nyer (X 6 ) Berat Badan Pasen Menurun (X 7 ) Nutrs Pasen (X 8 ) Tngkat Penddkan (X 9 ) Pekerjaan Pasen (X 10 ) 1 = Lak-lak 0 = usa non produktf (< 15 tahun dan > 50 tahun) 1 = usa produktf (15-50 tahun) 0 = Tdak Batuk 1 = Batuk 0 = Tdak Demam 1 = Demam 0 = Tdak Sesak Nafas 1 = Sesak Nafas 0 = Tdak Mengalam Nyer 1 = Mengalam Nyer 0 = Tdak Terjad Penurunan Berat Badan 1 = Terjad Penurunan Berat Badan 0 = Tdak Kekurangan Nutrs 1 = Kekurangan Nutrs 0 = PT 1 = SMA 2 = SMP 3 = SD 4 = Tdak Sekolah 0 = Tdak Bekerja 1 = PNS 2 = Swasta Nomnal Nomnal (Monca, 2016) dan (Puspta, 2013) (Wulandar, 2014) Nomnal (Manalu, 2010) Nomnal Nomnal Nomnal Nomnal (Monca, 2016) dan (Puspta, 2013) (Monca, 2016) dan (Wulandar, 2014) (Wulandar, 2014) (Wulandar, 2014) Ordnal (Muaz, 2014) Nomnal (Muaz, 2014)

42 Langkah Analss Langkah-langkah menganalss dalam peneltan n adalah sebaga berkut. 1. Mendeskrpskan data pasen tuberkuloss untuk mengetahu karakterstk penderta penyakt tuberkuloss paru d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan. 2. Melakukan uj ndependens untuk masng-masng varabel predktor dengan varabel respon menggunakan Persamaan Melakukan analss regres logstk bner untuk mengetahu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyakt tuberkuloss paru d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan dengan langkah sebaga berkut a. Melakukan uj sgnfkans parameter secara serentak untuk mengetahu varabel-varabel predktor yang secara bersama-sama berpengaruh sgnfkan terhadap varabel respon b. Melakukan uj sgnfkans parameter secara parsal untuk mengetahu varabel-varabel predktor yang berpengaruh sgnfkan secara ndvdu terhadap varabel respon c. Menghtung nla odds rato berdasarkan model regres lner yang ddapatkan d. Menguj kesesuaan model e. Menghtung ketepatan klasfkas 4. Menark kesmpulan Langkah-langkah analss yang telah dpaparkan dalam peneltan n dapat drangkum dan dtunjukkan oleh Gambar 3.1.

43 21 Mula Karakterstk Data Independens Parameter Sgnfkan Secara Serentak Ya Tdak Parameter Sgnfkan Secara Parsal Tdak Varabel Tdak Dgunakan Ya Odds Rato Kesesuaan Model Ketepatan Klasfkas Kesmpulan Selesa Gambar 3.1 Dagram Alr Peneltan

44 22 Halaman n sengaja dkosongkan

45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Data yang dgunakan dalam peneltan n yatu data pasen penyakt tuberkuloss yang berobat ke pol paru d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan dengan jumlah data sebanyak 149. Terdapat 36% atau 54 pasen yang terkena penyakt tuberkuloss ekstraparu dan ssanya 64% atau 95 pasen terkena penyakt tuberkuloss paru. Berdasarkan usa pasen penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan dtunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Deskrps Usa Pasen Tuberkuloss Mean Varans Mn Maks Modus (Tahun) Frek TB Ekstraparu 43,24 311, , 47, 53, 60 4 TB Paru 49,80 221, Tabel 4.1 menunjukkan deskrps usa pasen tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan. Berdasarkan hasl analss tersebut dketahu bahwa penyakt tuberkuloss ekstraparu cenderung terjad pada pasen berusa 18 tahun, 47 tahun, 53 tahun, dan 60 tahun yatu sebanyak 4 pasen dengan rata-rata usa pasen tuberkuloss ekstraparu yatu 43 tahun, usa mnmum 15 tahun dan usa maksmum 83 tahun, serta keragaman usa pasen tuberkuloss ekstraparu sebesar 311,77. Rata-rata usa penyakt tuberkuloss paru yatu 49 tahun dengan usa mnmum 17 tahun dan usa maksmum 90 tahun. Penyakt tuberkuloss paru d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan dar 95 pasen cenderung terjad pada usa 58 tahun sebanyak 6 pasen serta keragaman usa pasen sebesar 221,71. Pasen yang terkena penyakt tuberkuloss paru maupun tuberkuloss ekstraparu d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan sepert yang dtunjukkan pada Gambar 4.1 cenderumg terjad pada pasen yang memlk penddkan terakhr SD yatu sebesar 13% atau 20 pasen terkena penyakt tuberkuloss ekstraparu dan 30% atau 44 pasen terkena penyakt tuberkuloss paru. Sedangkan pasen yang memlk penddkan terakhr sarjana sangat sedkt terkena penyakt tuberkuloss. Sebanyak 23

46 Persentase Penderta TB Persentase Penderta TB 24 4% atau 6 pasen terkena penyakt tuberkuloss ekstraparu dan 1% atau 2 pasen terkena penyakt tuberkuloss paru dengan penddkan terakhr sajana 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 13% 6% Tdak Sekolah 3% 30% 13% 3% 9% 9% 11% 4% 1% SD SMP SMA Sarjana Tngkat Penddkan 2% 9% 34% 28% 23% PNS Swasta Tdak Bekerja TB Ekstraparu TB Paru Gambar 4.1 Deskrps Tngkat Penddkan Pasen Tuberkuloss Berdasarkan pekerjaan pasen penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu dbedakan menjad tga yatu pasen yang tdak bekerja, bekerja sebaga PNS, dan pekerja swasta. Berkut adalah deskrps pekerjaan pasen penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan. TB Ekstraparu TB Paru Pekerjaan Gambar 4.2 Deskrps Pekerjaan Pasen Tuberkuloss Ganbar 4.2 menunjukkan pekerjaan pasen tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan. Penyakt

47 25 tuberkuloss ekstraparu ddomnas oleh pasen yang tdak bekerja sebesar 23%, kemudan pasen yang memlk pekerjaan swasta sebanyak 9%, dan 3% terjad pada pasen yang bekerja sebaga PNS. Pasen yang memlk pekerjaan swasta mendomnas penyakt tuberkuloss paru d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan yatu sebnayak 34%, 28% pasen yang pekerja swasta, serta 2% yang bekerja sebaga PNS. 4.1 Pengujan Independens Uj ndependens dgunakan untuk mengetahu ada atau tdaknya hubungan antara penyakt tuberkuloss dengan varabelvarabel predktor penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun Sebelum dlakukan analss uj ndependens terlebh dahulu dlakukan analss pada varabel yang dgunakan dengan tabel kontngens. Hasl tabel kontngens varabel predktor penyakt tuberkuloss dtamplkan pada Tabel 4.2 dan secara keseluruhan dapat dlhat pada Lampran 3. Tabel 4.2 menunjukan bahwa penyakt tuberkuloss ekstraparu banyak terjad pada pasen yang berjens kelamn laklak, berusa produktf, mengalam batuk, tdak mengalam demam, tdak mengalam sesak nafas, tdak mengalam nyer pada organ tubuh, tdak terjad penurunan berat badan, kekurangan nutrs, penddkan terakhr SD, dan tdak bekerja. Pada pasen yang terkena penyakt tuberkuloss paru cenderung terjad pada lak-lak yatu sebanyak 56 pasen, 49 pasen berusa non-produktf, memlk penddkan terakhr SD sebanyak 44 pasen, dan 50 pasen yang pekerja swasta. Pasen mengalam batuk sebanyak 83 pasen, tdak mengalam demam sebanyak 83 pasen, mengalam sesak nafas sebanyak 53 pasen, tdak mengalam nyer sebanyak 74 pasen, tdak mengalam penurunan berat badan sebanyak 83 pasen, dan kekurangan nutrs sebanyak 81 pasen yang terkena penyakt tuberkuloss paru.

48 26 Tabel 4.2 Tabel Kontngens Varabel Predktor Tuberkuloss Tuberkuloss Ekstraparu Paru Total Jens Perempuan Kelamn (X 1 ) Lak-Lak Usa (X 2 ) Non-produktf Produktf Batuk (X 3 ) Tdak Batuk Batuk Demam (X 4 ) Tdak Demam Demam Sesak Nafas Tdak Sesak Nafas (X 5 ) Sesak Nafas Nyer (X 6 ) Tdak Nyer Nyer Berat Badan BB Tdak Menurun (X 7 ) BB Menurun Nutrs (X 8 ) Tdak Kekurangan Nutrs Kekurangan Nutrs PT SMA Penddkan SMP (X 9 ) SD Tdak Sekolah Pekerjaan (X 10 ) Tdak Bekerja PNS Swasta Setelah dlakukan analss tabel kontngens, maka dlakukan analss uj ndependens pada varabel predktor penyakt tuberkuloss. Pengujan ndependens dapat dhtung menggunakan rumus pada Persamaan 2.1 dan berdasarkan output, hasl uj ndependens dapat dlhat pada Lampran 4. Hpotess H 0 : Tdak terdapat hubungan antara varabel predktor dengan penyakt tuberkuloss H 1 : Terdapat hubungan antara varabel predktor dengan penyakt tuberkuloss

49 27 Tabel 4.3 Hasl Uj Independens Varabel df χ 2 htung p-value Keputusan Jens Kelamn (X 1 ) 1 0,001 0,970 Gagal Tolak H 0 Usa (X 2 ) 1 2,226 0,136 Gagal Tolak H 0 Batuk (X 3 ) 1 7,804 0,005 Tolak H 0 Demam (X 4 ) 1 0,075 0,784 Gagal Tolak H 0 Sesak Nafas (X 5 ) 1 4,845 0,028 Tolak H 0 Nyer (X 6 ) 1 0,633 0,426 Gagal Tolak H 0 Berat Badan (X 7 ) 1 0,003 0,954 Gagal Tolak H 0 Nutrs (X 8 ) 1 0,000 0,990 Gagal Tolak H 0 Penddkan (X 9 ) 4 8,316 0,081 Gagal Tolak H 0 Pekerjaan (X 10 ) 1 5,853 0,016 Tolak H 0 Hasl analss hubungan pada varabel predktor tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun 2016 dtunjukkan pada Tabel 4.3 dengan tngkat sgnfkans sebesar 0,05. Dperoleh keputusan gagal tolak H 0 pada varabel jens kelamn, usa, demam, nyer, berat badan, nutrs, dan penddkan pasen karena nla χ 2 htung < χ 2 0,05;df dan p-value > tngkat sgnfkans dengan nla χ 2 0,05;1 sebesar 3,841 dan nla χ 2 0,05;3 sebesar 7,815. Sedangkan varabel batuk, sesak nafas, dan pekerjaan dperoleh keputusan tolak H 0 karena nla χ 2 htung > χ 2 0,05;df dan p-value < tngkat sgnfkans. Sehngga, tdak terdapat hubungan antara jens kelamn, usa, demam, nyer, berat badan, nutrs, dan penddkan pasen dengan penyakt tuberkuloss, namun terdapat hubungan antara batuk, sesak nafas, dan pekerjaan pasen dengan penyakt tuberkuloss yang terjad d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun Pengujan Regres Logstk Bner Pengujan regres logstk bner dgunakan untuk mengetahu faktor-faktor apa yang mempengaruh penyakt tuberkuloss paru d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun Pengujan Sgnfkans Parameter Pengujan sgnfkans parameter dgunakan untuk mengetahu apakah faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss paru memlk pengaruh yang nyata dengan penyakt

50 28 tuberkuloss paru. Dalam mengetahu varabel predktor yang memberkan pengaruh sgnfkan terhadap penyakt tuberkuloss paru, dlakukan dengan memodelkan seluruh varabel predktor dengan varabel respon. Pemodelan tersebut menggunakan metode backward Wald, sehngga dperoleh model terbak 2 varabel predktor. A. Pengujan Serentak Pengujan serentak dgunakan untuk mengetahu apakah varabel predktor memberkan pengaruh yang sgnfkan terhadap model. Berkut adalah hasl pengujan serentak terhadap faktorfaktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun 2016 yang dapat dhtung menggunakan Persamaan Hasl uj serentak juga telah dlamprkan pada Lampran 5. H 0 : 0 ; = 1,2,...,10 (varabel predktor tdak memberkan pengaruh yang sgnfkan terhadap model) H 1 : 0 ; = 1,2,...,10 (mnmal terdapat satu varabel predktor yang memberkan pengaruh sgnfkan terhadap model) Tabel 4.4 Hasl Pengujan Serentak χ 2 htung df p-value Model 17, ,001 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nla χ 2 htung sebesar 17,588 dan p-value sebesar 0,001. Nla χ 2 0,05;3 sebesar 7,815 dengan tngkat sgnfkans sebesar 0,05 maka dputuskan tolak H 0 karena χ 2 htung > χ 2 0,05;3 dan p-value < tngkat sgnfkans, sehngga dsmpulkan bahwa mnmal terdapat satu varabel predktor yang memberkan pengaruh sgnfkan terhadap model. B. Pengujan Parsal Pengujan parsal dgunakan untuk mengetahu varabel predktor yang memberkan pengaruh sgnfkan terhadap varabel respon yang dapat dhtung menggunakan Persamaan 2.13 dan Persamaan Hasl pengujan parsal terhadap faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah

51 29 Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun 2016 telah dlamprkan pada Lampran 6 dan dtunjukkan pada Tabel 4.5 Hpotess H 0 : 0 ; = 1,2,...,10 (varabel predktor tdak memberkan pengaruh yang sgnfkan terhadap penyakt tuberkuloss paru) H 1 : 0 ; = 1,2,...,10 (varabel predktor memberkan pengaruh yang sgnfkan terhadap penyakt tuberkuloss paru) Tabel 4.5 Hasl Pengujan Parsal β Wald df p-value Exp (β) Keputusan Batuk (1) 1,106 6, ,012 3,022 Tolak H 0 Pekerjaan 9, ,009 Tolak H 0 Pekerjaan (1) -0,850 1, ,275 0,427 Gagal Tolak H 0 Pekerjaan (2) 1,012 6, ,009 2,752 Tolak H 0 Constant -0,651 2, ,113 0,522 Gagal Tolak H 0 Hasl pengujan parsal pada Tabel 4.5 dperoleh keputusan tolak H 0 pada varabel batuk dan pekerjaan karena nla Wald > χ 2 0,05;df dan p-value < taraf sgnfkans dengan χ 2 0,05;1 sebesar 3,841, χ 2 0,05;2 sebesar 5,991 dan tngkat sgnfkans sebesar 0,05. Sehngga dsmpulkan bahwa batuk dan pekerjaan memberkan pengaruh yang sgnfkan terhadap penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun Interpretas Koefsen Parameter Interpretas koefsen parameter yatu memberkan nterpetas atau nformas terhadap model yang dhaslkan dar regres logstk bner. Model logt yang dhaslkan dar regres logstk bner berdasarkan varabel yang sgnfkan adalah sebaga berkut. g(x) = -0, ,106X 3(1) 0,850X 10(1) + 1,012X 10(2) Fungs probabltas yang dhaslkan berdasarkan Persaaman 2.15 adalah sebaga berkut. exp( g( x)) 0( x) 1 exp( g( x))

52 30 exp( 0, (0) 0,850(0) 1,012(0)) 0( x) 1 exp( 0, (0) 0,850(0) 1,012(0)) 0( x) 0,343 Peluang pasen terkena penyakt tuberkuloss paru d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun 2016 yang tdak mengalam batuk dan tdak bekerja sebesar 0,343. exp( g( x)) 1( x) 1 exp( g( x)) exp( 0, (1) 0,850(0) 1,012(1)) 1( x) 1 exp( 0, (1) 0,850(0) 1,012(1)) 1( x) 0,813 Pasen d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun 2016 yang mengalam batuk dan pekerja swasta memlk peluang sebesar 0,813 untuk terkena penyakt tuberkuloss paru. Nla odds rato (Exp(β)) pada faktor-faktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun 2016 berdasarkan model yang terbentuk dtunjukkan pada Tabel 4.5 dan Lampran 6, serta dapat dhtung menggunakan rumus pada Persamaan Dketahu bahwa pasen yang menderta batuk memlk kecenderungan terkena penyakt tuberkuloss paru sebesar 3,022 kal dbandngkan pasen yang tdak menderta batuk. Penyakt tuberkuloss paru cenderung terjad pada pasen pekerja swasta sebesar 2,752 kal dbandngkan pasen yang tdak bekerja Pengujan Kesesuaan Model Analss kesesuaan model dlakukan untuk mengetahu apakah model yang dbentuk sudah sesua atau belum. Hasl uj kesesuaan model dapat dlhat pada Lampran 7 dan Tabel 4.6, serta dapat dhtung menggunakan Persamaan Berkut hasl dar uj kesesuaan model. Hpotess : H 0 : Model sesua (tdak terdapat perbedaan yang sgnfkan antara hasl pengamatan dengan kemungknan hasl predks model)

53 31 H 1 : Model tdak sesua (terdapat perbedaan yang sgnfkan antara hasl pengamatan dengan kemungknan hasl predks model) Tabel 4.6 Hasl Uj Kesesuan Model χ 2 htung df p-value χ 2 0,05;df 0, ,974 5,991 Tabel 4.6 menunjukkan hasl uj kesesuaan model, ddapatkan nla χ 2 htung sebesar 0,053 < χ 2 0,05;2 dan nla p-value sebesar 0,974 > tngkat sgnfkans, dengan tngkat sgnfkans sebesar 0,05 yang berart gagal tolak H 0. Sehngga dsmpulkan bahwa model sesua atau tdak terdapat perbedaan yang sgnfkan antara hasl pengamatan dengan kemungknan hasl predks model Ketepatan Klasfkas Persentase ketepatan klasfkas adalah raso antara jumlah observas yang dklasfkaskan secara tepat oleh model dengan jumlah seluruh observas. Hasl ketepatan klasfkas pada faktorfaktor yang mempengaruh penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun 2016 dapat dlhat pada Lampran 8, Tabel 4.7, dan dapat dperoleh dar Persamaan Tabel 4.7 Hasl Ketepatan Klasfkas Predks Observas Total Persentase Ektsraparu Paru Ekstraparu ,5% Tuberkuloss Paru ,5% Total Persentase 63% 70% 68,5% Jka nla predks 0,05 maka tepat dklasfkaskan terkena penyakt paru, sedangkan jka nla predks < 0,05 dklasfkaskan terkena penyakt ekstraparu, kemudan nla predks yang telah dklasfkaskan dbandngkan dengan observas sehngga dperoleh hasl sepert yang dtunjukkan Tabel 4.7. Pasen yang terkena penyakt tuberkuloss ekstraparu tepat dklasfkaskan sebanyak 17 pasen dan sebanyak 85 pasen tepat dklasfkaskan terkena penyakt tuberkuloss paru. Sehngga

54 32 ketepatan klasfkas pemodelan dalam regres logstk bner terhadap penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan pada tahun 2016 sebesar 68,5%.

55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesmpulan Berdasarkan hasl analss dan pembahasan yang telah durakan, maka dperoleh kesmpulan bahwa terdapat hubungan antara batuk, sesak nafas, dan pekerjaan dengan penyakt tuberkuloss d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan. Varabel predktor yang berpengaruh sgnfkan terhadap penyakt tuberkuloss paru d RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan yatu batuk dan pekerjaan. Pasen yang mengalam batukdan pekerja swasta memlk peluang lebh besar terkena penyakt tuberkuloss paru dbandngkan pasen yang tdak mengalam batuk dan tdak bekerja. Model yang terbentuk dar analss telah sesua dan nla ketepatan klasfkas model sebesar 68,5%. 5.2 Saran Saran bag phak RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan agar lebh menngkatkan penyuluhan tentang bahaya dan penularan penyakt tuberkuloss, menyarankan masyarakat yang mengalam batuk atau menderta penyakt tuberkuloss menggunakan masker agar basl tuberkuloss tdak menular pada orang sektar serta menyarankan agar ruangan kantor ataupun rumah dber ventlas udara yang cukup agar basl tuberkuloss tdak mudah berkembang bak. Selan tu bag masyarakat dharapkan lebh berhat-hat jka mengalam batuk agar segera melakukan pemerksaan ke dokter. 33

56 34 Halaman n sengaja dkosongkan

57 DAFTAR PUSTAKA Agrest, A. (2002). Categorcal Data Analyss. New York: John Wley & Sons. Depkes. (2016). Retreved Desember 2016, 25, from Hosmer, D., & Lemeshow, S. (2000). Appled Logstc Regesson Second Edton. New York: John Wley & Sons, Inc. Manalu. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruh Kejadan TB Paru dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Ekolog Kesehatan. Monca, Y. S. (2016). Analss Faktor Yang Mempengaruh Laju Kesembuhan Pasen Tuberkuloss Paru d RSUD dr Soetomo Tahun 2015 Menggunakan Regres Webull dan Regres Cox Proportonal Hazard. Surabaya: ITS. Muaz, F. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruh Kejadan Tuberkuloss Paru Basl Tahan Asam Postf d Puskesmas Wlayah Kecamatan Serang Kota Serang Tahun Jakarta: UIN Syarfah Hdayatullah. Nanggolan, H. (2013). Pengertan Tuberkuloss. Retreved Desember 29, 2016, from USU Insttutonal Repostory: hapter%20ii.pdf Novant, R. (2016). Struktur dan Fungs Perawatan Kesehatan Terhadap Ketahanan Kesehatan pada Keluarga dengan Resko Penularan TB Paru. Program Stud Keperawatan STIKes Nguda Husada Madura. Puspta, E. (2013). Analss Regres Logstk Bner Pada Faktor Resko yang Mempengaruh Penderta Penyakt TB Paru d RSU Haj Surabaya. Suarabaya: ITS. Rukmn, & Chatarna. (2011). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadan TB Paru Dewasa d Indonesa. Buletn Peneltan Sstem Kesehatan,

58 36 Stokes, M. E., Davs, C. S., & Koch, G. G. (2000). Categorcal Data Analyss Usng SAS (2nd ed.). Cary, North Carolna: SAS Insttute Inc. Walpole, R. E. (1995). Pengantar Statstka Eds ke-3. Jakarta: PT. Grameda Pustaka Utama. Wulandar, S. P. (2014). Laporan Peneltan Konds Lngkungan Rumah Tangga Terhadap Kasus Penderta Penyakt Tuberkuloss Paru d Provns Jawa Tmur. Surabaya: Kemenkes dan ITS.

59 LAMPIRAN Lampran 1. Surat Kevaldan Data Tugas Akhr 37

60 38 Lampran 2. Data Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss Responden Y X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X

61 39 Lampran 3. Tabel Kontngens Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss Jens_Kelamn Perempuan Lak-Lak Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count Usa Non Produktf Usa Usa Produktf Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count Batuk Tdak batuk Batuk Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count

62 40 Demam Tdak Demam Demam Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count Sesak_Nafas Tdak Sesak Nafas Sesak Nafas Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count Nyer Tdak Nyer Nyer Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count

63 41 Berat Badan BB Tdak Menurun BB Menurun Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count Tdak Kekurangan Nutrs Nutrs Kekurangan Nutrs Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count Penddkan PT SMA SMP SD Tdk Sklh Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count

64 42 Tdak Bekerja Pekerjaan PNS Swasta Total Tuberkuloss TB Ekstraparu Count Expected Count TB Paru Count Expected Count Total Count Expected Count Lampran 4. Hasl Uj Independens Varabel Predktor Penyakt Tuberkuloss Tuberkuloss * Jens Kelamn Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square.001 a Contnuty Correcton b Lkelhood Rato Exact Sg. (2-sded) Exact Sg. (1-sded) Fsher's Exact Test Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases b 149 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s b. Computed only for a 2x2 table Tuberkuloss * Usa Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square a Contnuty Correcton b Lkelhood Rato Exact Sg. (2-sded) Exact Sg. (1-sded) Fsher's Exact Test Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases b 149 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s b. Computed only for a 2x2 table

65 43 Tuberkuloss * Batuk Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square a Contnuty Correcton b Lkelhood Rato Exact Sg. (2-sded) Exact Sg. (1-sded) Fsher's Exact Test Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases b 149 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s b. Computed only for a 2x2 table Tuberkuloss * Demam Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square.075 a Contnuty Correcton b Lkelhood Rato Exact Sg. (2-sded) Exact Sg. (1-sded) Fsher's Exact Test Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases b 149 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s b. Computed only for a 2x2 table Tuberkuloss * Sesak Nafas Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square a Contnuty Correcton b Lkelhood Rato Exact Sg. (2-sded) Exact Sg. (1-sded) Fsher's Exact Test Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases b 149 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s b. Computed only for a 2x2 table

66 44 Tuberkuloss * Nyer Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square.633 a Contnuty Correcton b Lkelhood Rato Exact Sg. (2-sded) Exact Sg. (1-sded) Fsher's Exact Test Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases b 149 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s b. Computed only for a 2x2 table Tuberkuloss * Berat Badan Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square.003 a Contnuty Correcton b Lkelhood Rato Exact Sg. (2-sded) Exact Sg. (1-sded) Fsher's Exact Test Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases b 149 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s b. Computed only for a 2x2 table Tuberkuloss * Nutrs Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square.000 a Contnuty Correcton b Lkelhood Rato Exact Sg. (2-sded) Exact Sg. (1-sded) Fsher's Exact Test Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases b 149 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s b. Computed only for a 2x2 table

67 45 Tuberkuloss * Penddkan Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square a Lkelhood Rato Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases 149 a. 1 cells (10.0%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s Tuberkuloss * Pekerjaan Value df Asymp. Sg. (2-sded) Pearson Ch-Square a Lkelhood Rato Lnear-by-Lnear Assocaton N of Vald Cases 149 a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The mnmum expected count s Lampran 5. Hasl Uj Serentak Omnbus Tests of Model Coeffcents Ch-square df Sg. Step 1 Step Block Model Step 2 a Step Block Model Step 3 a Step Block Model Step 4 a Step Block Model

68 46 Step 5 a Step Block Model Step 6 a Step Block Model Step 7 a Step Block Model Step 8 a Step Block Model Step 9 a Step Block Model Lampran 6. Hasl Uj Parsal Varables n the Equaton B S.E. Wald df Sg. Exp(B) Step Jens_Kelamn(1) a Usa(1) Batuk(1) Demam(1) Sesak_Nafas(1) Nyer(1) BB_Menurun(1) Nutrs(1) Penddkan Penddkan(1) E E9 Penddkan(2) E E9 Penddkan(3) E E9 Penddkan(4) E E9 Pekerjaan

69 47 Pekerjaan(1) E E8 Pekerjaan(2) Constant E Step Jens_Kelamn(1) a Usa(1) Batuk(1) Sesak_Nafas(1) Nyer(1) BB_Menurun(1) Nutrs(1) Penddkan Penddkan(1) E E9 Penddkan(2) E E9 Penddkan(3) E E9 Penddkan(4) E E9 Pekerjaan Pekerjaan(1) E E8 Pekerjaan(2) Constant E Step Usa(1) a Batuk(1) Sesak_Nafas(1) Nyer(1) BB_Menurun(1) Nutrs(1) Penddkan Penddkan(1) E E9 Penddkan(2) E E9 Penddkan(3) E E9 Penddkan(4) E E9 Pekerjaan Pekerjaan(1) E E8 Pekerjaan(2) Constant E Step Usa(1) a Batuk(1)

70 48 Sesak_Nafas(1) Nyer(1) Nutrs(1) Penddkan Penddkan(1) E E9 Penddkan(2) E E9 Penddkan(3) E E9 Penddkan(4) E E9 Pekerjaan Pekerjaan(1) E E8 Pekerjaan(2) Constant E Step Usa(1) a Batuk(1) Sesak_Nafas(1) Nyer(1) Penddkan Penddkan(1) E E9 Penddkan(2) E E9 Penddkan(3) E E9 Penddkan(4) E E9 Pekerjaan Pekerjaan(1) E E8 Pekerjaan(2) Constant E Step Usa(1) a Batuk(1) Sesak_Nafas(1) Nyer(1) Pekerjaan Pekerjaan(1) Pekerjaan(2) Constant Step Batuk(1) a Sesak_Nafas(1) Nyer(1) Pekerjaan

71 49 Pekerjaan(1) Pekerjaan(2) Constant Step Batuk(1) a Sesak_Nafas(1) Pekerjaan Pekerjaan(1) Pekerjaan(2) Constant Step Batuk(1) a Pekerjaan Pekerjaan(1) Pekerjaan(2) Constant a. Varable(s) entered on step 1: Jens_Kelamn, Usa, Batuk, Demam, Sesak_Nafas, Nyer, BB_Menurun, Nutrs, Penddkan, Pekerjaan. Lampran 7. Hasl Kesesuaan Model Hosmer and Lemeshow Test Step Ch-square df Sg

72 50 Lampran 8. Hasl Ketepatan Klasfkas Classfcaton Table a Observed Tuberkuloss Predcted TB Ekstraparu TB Paru Percentage Correct Step 1 Tuberkuloss TB Ekstraparu TB Paru Overall Percentage 71.1 Step 2 Tuberkuloss TB Ekstraparu TB Paru Overall Percentage 71.1 Step 3 Tuberkuloss TB Ekstraparu TB Paru Overall Percentage 70.5 Step 4 Tuberkuloss TB Ekstraparu TB Paru Overall Percentage 70.5 Step 5 Tuberkuloss TB Ekstraparu TB Paru Overall Percentage 71.8 Step 6 Tuberkuloss TB Ekstraparu TB Paru Overall Percentage 67.1 Step 7 Tuberkuloss TB Ekstraparu TB Paru Overall Percentage 66.4 Step 8 Tuberkuloss TB Ekstraparu TB Paru Overall Percentage 68.5 Step 9 Tuberkuloss TB Ekstraparu TB Paru Overall Percentage 68.5 a. The cut value s.500

73 BIODATA PENULIS Penuls terlahr dengan nama Kor Ana, basa dpanggl Kor atau Cu. Penuls dlahrkan d Bangkalan pada tanggal 20 Januar 1996 dan merupakan anak terakhr dar 3 bersaudara dar pasangan Bapak Abdul Rokb dan Ibu Sr Sumat. Penddkan formal yang dtempuh penuls adalah TK Dharma Wanta II Tanah Merah, SDN Petrah 1 Tanah Merah, SMPN 1 Bangkalan, dan SMAN 1 Bangkalan. Setelah lulus dar SMA penuls mengkut tes Dploma III d ITS dan akhrnya lolos dan dterma d Departemen Statstka Bsns, sebelumnya dkenal dengan Jurusan Statstka Prod D3. Selama kulah penuls pernah aktf d UKM KSR PMI ITS. Selama kulah penuls kos d Perumdos Blok V No.6 kemudan pndah ke Perumdos Blok H No.6. Penuls sangat hob jalanjalan, namun ketka mengerjakan tugas lebh suka suasana yang tenang. Dalam mengharapkan sesuatu dperlukan usaha yang maksmal. Tugas menumpuk, kurang tdur tulah konsekuens menuntut lmu. Lebh bak dam dbandngkan berbcara, namun manyaktkan orang lan. Segala krtk, saran dan pertanyaan untuk penuls dapat dkrmkan melalu alamat emal korana201@gmal.com atau jka kurang jelas dapat menghubung d No Hp Termakash 51

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan Semnar Hasl Tugas Akhr Pemodelan Regres Zero-Inflated Posson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss (TBC) d Kabupaten Sorong Selatan Oleh : Nur Setyanngrum 1307100078 Pembmbng

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Oleh : Deri Akhmad (9738) Johan Arifin (9834) Muhammad Alawido (10830) esi Hapsari (10832) Windu Pramana Putra (10835) Tya Hermoza (10849) Gempur

Oleh : Deri Akhmad (9738) Johan Arifin (9834) Muhammad Alawido (10830) esi Hapsari (10832) Windu Pramana Putra (10835) Tya Hermoza (10849) Gempur Oleh : Der Akhmad (9738) Johan Arfn (9834) Muhammad Alawdo (83) es Hapsar (83) Wndu Pramana Putra (835) Tya Hermoza (849) Gempur Safar (877) Febra Aryan (97) Asr Wdyasar (978) Nur Inayah (4) Adharsa Rakhman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SS

TUGAS AKHIR SS TUGAS AKHIR SS 4556 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK BINER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN Stud Kasus Posyandu Kartn Dan Posyandu Mawar Kelurahan Tandes Kecamatan Tandes Kota Surabaya

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

PEMODELAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GENERALIZED POISSON REGRESSION

PEMODELAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GENERALIZED POISSON REGRESSION TUGAS AKHIR SS 4556 PEMODELAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GENERALIZED POISSON REGRESSION Vresa Endra Marta NRP 34 030 063 Dosen Pembmbng :

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Nirwan Ilyas, Anisa, Andi Kresna Jaya ABSTRAK

Nirwan Ilyas, Anisa, Andi Kresna Jaya ABSTRAK PERBANDINGAN MODEL REGRESI LOGISTIK DAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) UNTUK MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KELANGSUNGAN HIDUP PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH (DBD) RS WAHIDIN SUDIROHUSODO

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 193-204 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) DENGAN

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL Heru Wbowo, Suyono, Wdyant Rahayu Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Neger Jakarta

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Pemetaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes

Pemetaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes Jurnal Matematka, Statstka & Komputas 1 Vol. 4 No. Januar 008 Pemetaan Penyakt Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Emprcal Bayes Ansa Abstrak Peneltan n mengkaj penggunaan model Emprcal Bayes

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH Dw Wra Prawaty 110502294 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN STUDI KASUS PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) CABANG SEMARANG SKRIPSI Dajukan sebaga salah satu syarat Untuk menyelesakan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI LOGISTIK UNTUK MALNUTRISI RUMAH SAKIT PADA BALITA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA. Dosen Statistika ITS Surabaya.

PEMODELAN REGRESI LOGISTIK UNTUK MALNUTRISI RUMAH SAKIT PADA BALITA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA. Dosen Statistika ITS Surabaya. PEMODELAN REGRESI LOGISTIK UNTUK MALNUTRISI RUMAH SAKIT PADA BALITA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA Ard Kurnawan (1), Boerhan Hdajat (2), I Nyoman Budantara (3) (2) Mahasswa S3 MIPA Unverstas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMB DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMB DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK p-issn 979 3693 e-issn 477 0647 MEDIA SAISIKA 0( 7: 85-94 http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/meda_statstka PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MAEMAIKA FKIP UMB DALAM MENDAPAKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH RESPON BINER

ANALISIS PEUBAH RESPON BINER Analss Peubah Respon Bner... (Ksmantn) ANALISIS PEUBAH RESPON BINER Ksmantn Jurusan Penddkan Matematka FMIPA Unverstas Neger Yogyakarta Abstrak Pada regres lner klask, peubah respon dasumskan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc. PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran (Inferens Fungs Ketahanan dengan Metode Kaplan-Meer INFERENI FUNGI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran Jurusan Matematka FMIPA UNDIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci