PET,OMAN IDENTIFIKASI. Bar$wry frfiexmh. dfrn

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PET,OMAN IDENTIFIKASI. Bar$wry frfiexmh. dfrn"

Transkripsi

1 PT,OMA IDTIFIKASI Bar$wry riexmh rn iarilwiwru# KMTRIA PRTAIA DIRKTORAT DRAL HORTIKULTURA 2017

2 Pengarah Dr. lr. Spunik Sujn K. MM arasumber Pr. Dr. lr. Ariin r Sugiart, M.Sc Pr. Dr. lr. 5bir, M.Si Dr. k Pinilih, SB MP lr. Rsita Sipayung, MP Dr. lr. nang Sulistyaningsih, M.Sc lr. Paulina vy Retnaning Praharini, MP lr. Mariati, M.Sc Dr. Dra. Denny Sbarini, MP Kusuma Darma, SP, M.Si nang Gunawan, SB M.Si Penyunting I r. Sri Wijayanti Yusu, M.Agr,Sc lr. Yasi Tauik, MMA lr. Yanuari, MM Dr. Sarw hy, SP, MM lr. Liliek Sri Utami, M.Sc lr. Sukarman Sta Penyunting lr. Siti Bibah lnrajati, M.Sc lr. Achma Wi Heru, M.Sc lr. Anastasia Prmsiana, MS Tmmy Sulistyai, S.TB M.A, M.c.Dev Htman Fajar Simanjuntak, SP, MM Santi Ariani, S lna gana aha, SH Lismawati Drayani, SP Wihiyanti ugraheni, S.Si, M.S. ursai, S.Si Siti Sulika Peman lentirkasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

3 I{aa?enqnnlnr Kmitas aneka bawang telah menjai salah satu kmitas hrtikultura yang penting an sensiti terhaap aspek ssial, eknmi an plitiki I nnesia. lmpr bawang bmbai (Allium cepa var cep) itengarai menjai celah masuknya bawang merah (Allium cepa var ggregatum Sin Allium ascalnicum) secara terselubung isebabkan leh kemiripan penampakan isilvmrlgi antara bawang bmbai an bawang merah yang secara praktis sulit ibeakan i lapangan. Oleh karena itu, iperlukan aanya suatu acuan atau peman praktis, implementati, cepat, akurat, eekti an apat i pertan ggu ngjawa bkan secara i I mia h bagi petugas. Pema n ini iharapkan apat mempermuah an memperjelas para pelaksana atau petugas/aparat yang terkait i lapangan alam membeakan Bawang Merah atau Bawang Bmbai. Peman ini iberlakukan sejak tanggal itetapkan. Dengan berlakunya peman ini, maka segala bentuk ketetapan lainnya, baik alam bentuk surat keinasan maupun petunjuk teknis, inyatakan tiak berlaku. i'+-:ti:l:ai.4-.i-'':+----::, 3 anuari 2017 ral Hrtikultura, Sujn K., Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

4 B

5 laemii*ruiambibaaruq 1. Keterangan Umum a. lentiikasi umbi bawang ilakukan untuk memastikan kebenaran jenis umbi bawang yang imasukkan ke alam wilayah negara Republik lnnesia; b. Mete ientiikasi umbi bawang secara cepat apat ilakukan engan mengamati karakter mrlginya yaitu, siung an agregat umbi. Ciri mrlgi bawang merah an bawang bmbaiapat ilihat sebagaimana yang isajikan paa Tabel 1. Tabel 1. Ciri Mrlgi Umbi Bawang Merah an Bawang Bmbai Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

6 ",' Bahan an AIat lentiikasi Untuk keperluan ientiikasi, beberapa peralatan an bahan yang iperlukan antara lain: a. Sampel bawang sesuai ketentuan berlaku; b. Pisau ptng; c. angka srng/ mikrmeter/penggaris. Kaca pembesar e. Timbangan igital + 0,19;. Alat tulis; g. Kamera. Prseur Prseur ientiikasi umbi bawang aalah sebagaiberikut: 1) Ambil sampel umbi bawang (n) ari cntainer sesuai prseur pengambilan sampel yang itetapkan leh instansi berwenang. 2) Tentukan bersiung atau tiak, jika: a) Bersiung, ikategrikan sebagai kelmpk bawang merah (cnth gambar 2a). b) Tiak bersiung, ikatakan sebagai:iuga kelmpk bawang bmbai (cnth gambar, 2b.);,.umlah sampel bawang tiak bersiung aalah,m.. 3) Hitung persentase jumlah bawang tiakbersiung AtTxL00 A Persentase jumlah bawang tiak bersiung paa Ulangan / m n umlah bawang tiak bersiung umlah sampelawalulangan ke- I Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

7 4) Ptng umbi yang tiak bersiung (prseur 2b) untuk melihat prsi agregat engan membuat irisan melintang (crss sectin) paa bagian tengah iameter terbesar. s) ) Ukur iameter umbi (,) an iameter agregat (,). Cnth paa garnbar 3. Hitung perbaningan r/, terhaap, (R/), jika: a. R 2 50/, ikategrikan sebagai kelmpk bawang merah. b. R < 50/, ikategrikan sebagai kelmpk bawang bmbai. 7) Hitung persentase jumlah bawang engan i < 500/ (C) C, *x 100 B) e) Cr persentase jumlah bawang engan R < 50l paa ulangan I p umlah bawang engan R < 50/ t1t umlah bawang tiak bersiung Ulangi prseur (1) s. (7) sesuai engan jumlah ulangan sampel (u) Hitung rata-rata persentase jumlah bawang tiak bersiung. B * Z1qei * u A1* A2*...*Au u B n_ I Rata - rata persentasejumlah bawang tiakbersiuang Persentase jumlah bawang tiak bersiung paa ulangan I umlah ulangan sampel Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

8 10) Hitung rata-rata persentase bawang engan R < 50/. sll n - zi-1li - u C1* C2+...,...,,.*C, u D Rata - rata persentase bawang engan R < 50/ C Persentase jumlah bawang tiak bersiung paa ulangan i z umlah ulangan sampel 1 1) Hitung hasil pengukuran (X) tiak bersiung an agregat v_.l- B+D 2 12) B Rata - rata persentasejumlah bawang tiak bersiuang D Rata - rata persentase bawang engan R < 50/ Kesimpulan : ika X < 70/, maka termasuk bawang merah ika X >- 7 0/, maka termas u k bawa n g bm bai Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

9 lentii kasi Umbi Bawang Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

10 Gambar 2. Keragaan bentuk umbi bawang merah an bawang bmbai: (a) umbi lapis bersiung jamak (cluster bulbs) bawang merah; (b) umbitunggal Gambar3. Penampang melintang umbi lapis (1: iameter umbi terluar); 2: iameter agregat) Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

11 Peman Ientiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

12 +4F*'1+t.$F (g c, r) F\ t r! g) Ll) s {! tl tt ut (q lt ) m (- (9 z c0 a!( IL F z TU e tt I F z G 5 ' t! (u p 5 -c I G b H lrt <i (n D if C ( C G - O: * 5v a.9 I t! G.t -9 i rl ) r + Y G { bi ' - c@v C, F c{ r] x. tr rc bn.s. cg - C] a m O bt c ' 3 ) -. 5 >e Ol &, x c G t CL (, &, s x tr ' G! c (9 z s :z Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

13 00 \rn l-. <.j l-. q'i (Yt l! lt lt b.! tt tr.9 tr Fl Fl Fl c r) Fi ( s H a{ GI O) l-. + cll r) u'l F- c <) Fl s ri l-- m- l-. ) r n Fl F\ F{ rtl s (, z tl l < ryt Fl :,.' O F{ Fl Fl ( r],.tr t! b c l! tt.!.t at, r a.l s ( a{ u) c ( u! tr 3 l! r 5 l #::'.:.,. i.,.', r:. tl ::l ir":..:{!iii' :::i.l r:.(4..:ir:.u ;1 vt t (l l (.:,::(li lit.. ::e' G..i,: ta' i{!i.(u :l:-.,:i ilr 2 :: il G G bi q.:(u' i5 ir,cl a..,,l F \ e. F-l g (' :bi.c i Ė] ṣ c, a. :.::. : c{ c 'bi Q] -ctr Iri ' :-., s. s x,re 't bi { - l! &, l! G, vr G 5 P a, 'i, '.! I :. :, v Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

14 .\l &, 1,) ll <, lt bi t1 r) 3 lt g O) :l.9 tr.l FI c F\ ri F\ ( ( H c ' O - 1/) r) ( j F\ (\ O Ol + rn r) Fl l-- <t F-- F\ Fi ) <t -i 1 F{ r s x I a UI I z lrl + l (Y) F{ l-- u! Fi Fl l rjl lt -9 -c n O) c < c (Y) b! t! c lt : -Y c(u g I (u c(u r i, b!,}z () : y s.f bi ' O -. I c) F s. rl c{ - bx G - 0.) - Fl c bi, (u - vg >e &, s x ht CL, ( t! g - tr s at Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

15 Peman lentiikasi Bawang Merah an Bawang Bmbai

16

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 N. 12/8/Th.III, 3 Agustus 215 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 214 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 3.348 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 6.819 TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 369 TON A. CABAI

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. : Tinggi blok tegangan persegi ekuivalen. : Koefisien momen lapangan arah x. : Koefisien momen tumpuan arah y

DAFTAR NOTASI. : Tinggi blok tegangan persegi ekuivalen. : Koefisien momen lapangan arah x. : Koefisien momen tumpuan arah y DAFTAR NOTASI 1. Perencanaan Pelat (Lantai) As a b clx cty fc fy h ly lx Mlx Mtx : Luas tulangan : Tinggi blok tegangan persegi ekuivalen : Panjang memanjang pelat : Koefisien momen lapangan arah x : Koefisien

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Halaman

DAFTAR LAMPIRAN. Halaman DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1... 148 a. Instrumen Uji Coba Penelitian... 149 b. Data Uji itas dan Uji Reliabilitas... 157 c. Hasil Uji itas dan Uji Reliabilitas... 161 LAMPIRAN 2... 165 a. Daftar

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2 11/4/011 1 11/4/011 KOHERENSI koheren : memiliki θ yang tetap (tiak berubah terhaap waktu) θ = π y 1 y θ = 0 y 1 y 11/4/011 INTERFERENSI CELAH GANDA G G T 4 T 3 T G T 1 T pusat T 1 G T T 3 T 4 Cahaya bersifat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A VISI & MISI PDAM TIRTA BUMI SERASI KAB. SEMARANG

LAMPIRAN A VISI & MISI PDAM TIRTA BUMI SERASI KAB. SEMARANG LAMPRA A VS & MS PDAM TRTA BUM SRAS KAB. SMARAG VS & MS VS Terwujudnya PDAM Kabupaten Semarang mandiri, berwawasan glbal dengan kinerja ptimal dan terukur MS Memberikan keuntungan dan pertumbuhan yang

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

Jabatan : Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Bali. Jabatan : Plt. Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan. Jakarta, Februari 2016

Jabatan : Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Bali. Jabatan : Plt. Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan. Jakarta, Februari 2016 KMTRA DALAM R RPUBLK DOSA PRAA KRA TAHU 201 BRO PMRTAHA SKRTARAT DARAH PROVS BAL Dalam ranka mewujudkan manajemen pemerintahan yan efektif, transparan, dan akuntabel serta berrientasi pada hasil, kami

Lebih terperinci

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2 .3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

Flowchart FP-GROWTH. Dataset Contoh

Flowchart FP-GROWTH. Dataset Contoh Flwchart FP-GROWTH Dataset Cnth Ti items 1 2,3,4,5,6 2 1,3 3 2,7 4 1,2,3,4 5 1,2,4 6 3,4,5 7 1,2,4,5 8 2,3,4,8 9 2,3,4,5,6 1 2,3,4,5 Minimal supprt : 3 % Penerapan Algritma FP-grwth Berikut ini urutan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Tampilan Aplikasi IV.1.1 Tampilan Aplikasi untuk Pengguna 1. Halaman Home Halaman ini merupakan halaman pertama saat pengguna membuka aplikasi. Gambar IV.1 Tampilan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

PEMODELAN Deskripsi Masalah

PEMODELAN Deskripsi Masalah PEMODELAN Deskripsi Masalah Sebelum membuat penjawalan perkuliahan perlu iketahui semua mata kuliah yang itawarkan, osen yang mengajar, peserta perkuliahan, bobot sks an spesifikasi ruang yang iperlukan.

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1. BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 4.1. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang geung hotel 7 lantai an 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat paa gambar 4.1 : Gambar

Lebih terperinci

1.1. Sub Ruang Vektor

1.1. Sub Ruang Vektor 1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi

Lebih terperinci

3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial

3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial Darpublic Nopember 03.arpublic.com 3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial 3.. Turunan Fungsi Trigonometri Jika sin maka sin sin( + ) sin sin cos + cos sin sin Untuk

Lebih terperinci

Urn^ry/ Jakarta, Februari 2016

Urn^ry/ Jakarta, Februari 2016 KMNTRAN DALAM NR RPUBLK NDONSA PRJANJAN KNRJA TAHUN 201 BADAN PNLOLA PRBATASAN PROVNS RAU Dalam rangka mewujukan manajemen pemerintahan yang efektif, ansparan, an akuntabel serta berrientasi paa hasil,

Lebih terperinci

DETEKSI JENIS WARNA KULIT WAJAH UNTUK KLASIFIKASI RAS MANUSIA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WARNA

DETEKSI JENIS WARNA KULIT WAJAH UNTUK KLASIFIKASI RAS MANUSIA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WARNA DETEKSI JENIS WARNA KULIT WAJAH UNTUK KLASIFIKASI RAS MANUSIA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WARNA Murinto, Eko Aribowo, Wahyu Nurhiayati Program Stui Teknik Informatika Universitas Ahma Dahlan Jogjakarta rintokusno@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan unia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan itu isebabkan karena kebutuhan an keinginan konsumen yang semakin bervariasi. Aanya

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas

Lebih terperinci

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM:

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & KESEIMBANGAN PASAR NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: 115030207113012 FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & EKUILIBRIUM PASAR Fungsi Permintaan Pasar Fungsi permintaan pasar untuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAI[ 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (LN No. 158 Tahun 2012, Tambahan LN No" 5336 Tahun 2Ol2);

KEPUTUSAI[ 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (LN No. 158 Tahun 2012, Tambahan LN No 5336 Tahun 2Ol2); KTR RST, TKOOG PK TGG URSTS RGG KUTS PRK KUT KmuC UiJl, uly - Suby 0115 Tl, (031) 5911451,. (031) 595741 wbit : htt://uuyl ui..t -m : f @ ui,c,i KPUTUS[ K KUTS PRK KUT URSTS,RflGG m : 18 /U3.1"1lKPlO7

Lebih terperinci

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN Fungsi Logaritma Natural Fungsi Balikan (Invers) Fungsi Eksponen Natural Fungsi Eksponen Umum an Fungsi Logaritma Umum Masalah Laju Perubahan Seerhana Fungsi Trigonometri Balikan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data penekukan plat

Lampiran 1. Data penekukan plat a. Perhitungan tekukan Lampiran 1. Data penekukan plat L = La + Lb + Lp Lp = Rn = Rd + X La = Lb = L1 (Rd + S) Keterangan : L = Panjang bahan sebelum penekukan Lp = Bend allowance ( pertambahan panjang

Lebih terperinci

Robot Cerdas Pemadam Api Dan Robot Cerdas Pemain Bola

Robot Cerdas Pemadam Api Dan Robot Cerdas Pemain Bola Uivt Mdiy Ml Lt Bl ci200..c.id Id tl d bb li Kt Rbt Id (KRI), di y bi wil Id t iti t bt tit itl y dil di bb A ti J, Tild, K Slt, Ci, Mly, Vit d li-li. B l t t y wili Id d t 200 yit ti B-C di PENS (Pliti

Lebih terperinci

BAB IV PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ERCOBAAN DAN ENGOLAHAN DATA Untuk mengetahui unjuk kerja ari alat uji yang telah ibuat, maka perlu ilakukan pengujian paa alat uji tersebut. Data-ata yang iapat melalui pengujian kemuian ianalisis,

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk : PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Sisi Elektrode Sangkar Delta pada Nilai Resistans Satu Batang Pentanah

Pengaruh Perubahan Sisi Elektrode Sangkar Delta pada Nilai Resistans Satu Batang Pentanah 462 Pengaruh Perubahan Sisi Elektroe Sangkar Delta paa Nilai Resistans Satu Batang Pentanah Harnoko Stephanus 1 Abstract Grouning ro is more practical than grouning plate or grouning strip. Grouning resistance

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS BAB I PERENCANAAN TEKNIS I.1. Umum Paa Bab telah ipilih satu alternatif jalur penyaluran an sistem pengolahan air buangan omestik Ujung Berung Regency. Paa bab ini akan itentukan imensi jaringan pipa,

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBESIAN PELAT FONDASI

TEKNIK PEMBESIAN PELAT FONDASI TEKNIK PEMBESIAN Hotma Prawoto Sulistyai Program Diploma Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gajah Maa 1 UPPER STRUCTURE Bagian bangunan yang beraa i atas permukaan tanah SUB STRUCTURE Bagian bangunan

Lebih terperinci

STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DIUNDANGKAN DI JAKARTA PADA TANGGAL 1 JULI 212 k KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 212, TENTANG STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

PENGUKURAN UNTUK MENDETEKSI DEFORMASI BANGUNAN SIPIL

PENGUKURAN UNTUK MENDETEKSI DEFORMASI BANGUNAN SIPIL Pengukuran untuk Meneteksi Deformasi angunan Sipil PENGUKURAN UNUK MENDEEKSI DEFORMASI ANGUNAN SIPIL Sutomo Kahar 1 ASRAC Deformation for territory will impact to above the builing stability an also will

Lebih terperinci

rjt. Kayoon No. 20 J Surabaya P F

rjt. Kayoon No. 20 J Surabaya P F L Fl- L{ L_!-! b t-{ t- f- L-- L bl_ tr l{ Lt L- 1- l-t L_rtr l.{ blfl- L- Fll L- Fll t- g Ll- t- g t-rg Lg l-- M T.T) MAD SUDARMA. TOMAS.. DT R C STRD'PUBLC ACCOU+T^NTS Na KP-43i/Krr.5/2AAs N.: AU-1 2ffrvTD/MLGru/zOt

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGGILING DAGING. Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PERANCANGAN MESIN PENGGILING DAGING. Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya PERANCANGAN MEIN PENGGILING DAGING Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri urabaya E-mail: azwarfathoni@gmail.com Buiharjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

1, 1 PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE

1, 1 PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) P E N A N G K A P A N I K A N D E N G A N P U R S E S E I N E P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) P E N A N G K A P A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

.t POS. POS Posisi Desember 2016

.t POS. POS Posisi Desember 2016 LAPORA RACA PUBLKAS PT BPR BAK KRTAWA Tanggal : 31 Desember 2016.t POS. POS Psisi Desember 2016 Aset W Kas 1.045.002 1.O28.46C Kas dalam Valuta Asing 0 C Surat Berharga 0 C Pendapatan Bunga yang Akan Diterima

Lebih terperinci

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Stui Perbaningan antara Gaya Menggantung engan Gaya Jalan Di Uara terhaap Perestasi Lompat Jauh Paa Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Irfan., M.Or. Program Stui Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima

Lebih terperinci

4 E 6? E 2988*e8. e * +es $ st. ,5 ^ Sl El. E $' Cg3ss il? fa E d-.$.el. o g *l= E ie titsl. B"HF-A x 5 HC 9. H ; sef. f I F E.

4 E 6? E 2988*e8. e * +es $ st. ,5 ^ Sl El. E $' Cg3ss il? fa E d-.$.el. o g *l= E ie titsl. BHF-A x 5 HC 9. H ; sef. f I F E. P G c e cl & 11 3 il il & ] u ) ] 4.' \l 1 1 \ { e i \ f l C,) 1 l ( (,) q { \'D c1 Tl 8 g *l l?). ( x \ fi Y &Ē. 38 \l l S e ili,5 ^ Sl l 3 R f.$.l ie i $' Cg3 il?.;x \l e * +e$ 4 6? 2988*e8 ; ci cci+b..2

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR Sesuai engan persetujuan ari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, melalui surat 812/TA/FTS/UKM/III/2004 tanggal 9 Februari 2004, engan

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Tujuan instruktusional khusus : Diharapkan mahasiswa apat memahami konsep iferensial an memanfaatkannya alam melakukan analisis bisnis an ekonomi yang berkaitan engan masalah

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2009 Matematika

UN SMA IPA 2009 Matematika UN SMA IPA 009 Matematika Koe Soal P88 Doc. Name: UNSMAIPA009MATP88 Doc. Version : 0-0 halaman 0. Perhatikan premis-premis berikut ini : :Jika Ai muri rajin maka Ai muri panai :Jika Ai muri panai maka

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2 PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK DAN FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU Technic and Financial Analysis of Muroami in Seribu Islands Waters

ANALISIS TEKNIK DAN FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU Technic and Financial Analysis of Muroami in Seribu Islands Waters ANALISIS TEKNIK DAN FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU Technic an Financial Analysis of Muroami in Seribu Islans Waters Oleh: Mochamma Prihatna Sobari 1 * an Isnaini 2 Diterima:

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic Suaratno Suirham Stui Maniri Diferensiasi ii Darpublic BAB 3 Turunan Fungsi-Fungsi (3 (Fungsi-Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inersi, Logaritmik, Eksponensial 3.. Turunan Fungsi Trigonometri Jika maka

Lebih terperinci

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA 1. PENGETAHUAN DASAR a. Fungsi / Tujuan Sambungan Baja Suatu konstruksi bangunan baja aalah tersusun atas batang-batang baja yang igabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi

Lebih terperinci

KOM341 Temu Kembali Informasi

KOM341 Temu Kembali Informasi KOM341 Temu Kembali Informasi KULIAH #3 Inverte Inex?? o Apa persamaan pokok bahasan antara Rijbergen Ch.2 engan Manning Ch.2? o Apa perbeaannya? 1 Inverte inex construction perkebunan, pertanian, an kehutanan

Lebih terperinci

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria

Lebih terperinci

METODE MENGIKAT KEBELAKANG

METODE MENGIKAT KEBELAKANG METODE MENGIKAT KEBELAKANG Metoe mengikat ke belakang aalah menentukan suatu titik baru engan jalan mengaakan pengukuran suut paa titik yang tiak iketahui koorinatnya. Ketentuan yang harus ipenuhi aalah

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Lereng

Analisis Stabilitas Lereng Analisis Stabilitas Lereng Lereng Slope Stability Dr.Eng.. Agus Setyo Muntohar, S.T.,M.Eng.Sc. Faktor Keamanan (Factor of Safety) Faktor aman (FS): nilai baning antara gaya yang menahan an gaya yang menggerakkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Loasi an Watu Penelitian 3.1.1 Loasi penelitian Loasi yang ijaian tempat alam penelitian ini aalah Tempat Pelelangan Ian (TPI) Kota Gorontalo. 3.1. Watu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor 7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

USAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI

USAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A K O N V E K S I P A K A I A N J A D I P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H (

Lebih terperinci

Oleh. εc=teg batas. εc=0,003. K 3 fc K 1. c h. As fs. T=Asfy. T=Asfy. C=k 1 k 3 fc bc. C=0.85fc ab. Penampang Balok Bertulang Tunggal

Oleh. εc=teg batas. εc=0,003. K 3 fc K 1. c h. As fs. T=Asfy. T=Asfy. C=k 1 k 3 fc bc. C=0.85fc ab. Penampang Balok Bertulang Tunggal ε=0,003 ε=teg atas K 3 f h K 1 C=k 1 k 3 f K 1 C=0.85f a As fs T=Asfy As T=Asfy Penampang Balok Bertulang Tunggal Distriusi Regangan Atual Distriusi Tegangan Atual Distriusi Tegangan Persegi Ekivalen Oleh

Lebih terperinci

I z. s\3 ; E AEE 7 2 J8EE. 3 Ai 3o:: bheee .E E 2,98. s.9 H. fii.f 5 E EE-O. FHi. ts R,E ;Kg ? J, F. I (l. lg.e. E ra E = E ^6 FI. qp = 3 E E E 49, ;

I z. s\3 ; E AEE 7 2 J8EE. 3 Ai 3o:: bheee .E E 2,98. s.9 H. fii.f 5 E EE-O. FHi. ts R,E ;Kg ? J, F. I (l. lg.e. E ra E = E ^6 FI. qp = 3 E E E 49, ; c..l cn b >l h/n ; i 46 C.) 96 bb C.)! G' ( ]! ] &! c). ] l u.9 cc' h0 c. ' * il Q ) 3 Ri.f, cn.. _ ;. 2,98.,1c4 R, ;K?, (..6 l. jcc cc> c6 " l < > ifi i< h l l (n 7 2 8. ;i.. 16S i.! i,?p66 63 j n 6 9!

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aditya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2.

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aditya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2. Makalah Tugas Akhir PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aitya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2 Abstract Human iris has a very unique pattern which

Lebih terperinci

matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris

matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris Kolom 1. Pengertian Matriks matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Dalam kehiupan sehari-hari an alam matematika, berbagai keterangan seringkali isajikan alam bentuk matriks. Contoh 1: Hasil pertaningan grup I

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1 Planetary Gearbox Untuk pengertian secara umumnya sistem roa gigi planet aalah sebuah sistem roa gigi yang teriri ari sun gear, carrier gear an ring gear atau internal gear Satu

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

e qh' {r Tanggal Cetak : 21-Oktober :45:53 AM LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BFR BAHTER,I MASYARAKAT Tanggal : 30 r 2016 Aset

e qh' {r Tanggal Cetak : 21-Oktober :45:53 AM LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BFR BAHTER,I MASYARAKAT Tanggal : 30 r 2016 Aset LAPORA RACA PUBLKAS PT BFR BAHTR, MASYARAKAT Tanggal : 30 r 2016 (Ribuan Rpi Aset Kas 221,201?84,A1 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 4,90,801 2,82,22 Penempatan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA Per 1 Februari 2014 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA Per 1 Februari 2014 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA STRUKTUR ORGANISASI JENDERAL HORTIKULTURA Per 1 Februari 2014 JENDERAL HORTIKULTURA SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Perencanaan 1. Subbag. Program 2. Subbag. Anggaran 3. Subbag. Kerjasama Bagian Keuangan &

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk. Jurusan Manajemen ABSTRAK

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk. Jurusan Manajemen ABSTRAK PENGARUH INENTIF TERHADAP PRETAI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk Maria Junita Hasana Irwan Yantu.P M.i Robiyati Poungge.P M.AP 3 Jurusan Manajemen ABTRAK MARIA JUNITA HAANA NIM.

Lebih terperinci

BAB _ III DATA YANG DIGTTNAKAN. 3.1 Dat* Angin

BAB _ III DATA YANG DIGTTNAKAN. 3.1 Dat* Angin BAB _ III DATA YANG DIGTTNAKAN 3.1 Dat* Angin Data angin ini adalah data yang diperlukan untuk meramal tinggi cian Perioda gelombang dengan cara SPM (Shore Protection Manual) tahun 1984. Data angin yang

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan

Lebih terperinci

WALIKOTA l.ladiut{ PERATURAN WALXKOTA MADIUN. NOMOR s3 TAHUN TEilTANG WALIKOTA MADIUN' Susunan Perangkat Daerah maka perlu menjabarkan

WALIKOTA l.ladiut{ PERATURAN WALXKOTA MADIUN. NOMOR s3 TAHUN TEilTANG WALIKOTA MADIUN' Susunan Perangkat Daerah maka perlu menjabarkan WALIKOTA l.ladiut{ PERATURAN WALXKOTA MADIUN NOMOR s3 TAHUN 2016 TEilTANG KEOUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TU AS DAN TATA KERJA KELURAHAN WALIKOTA MADIUN' Menimbang : a. b. bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

MENTER! PEMUDA DAN OLAHRAGA

MENTER! PEMUDA DAN OLAHRAGA -.cs- MENTER! PEMUDA DAN OLAHRAGA PERATURAN MENTER! PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 216 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 186 TAHUN 215 TENTANG INDIKATOR

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pengaruh Moel Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Stuent Teams Achievement Division) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci