Pengaruh Perubahan Sisi Elektrode Sangkar Delta pada Nilai Resistans Satu Batang Pentanah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Perubahan Sisi Elektrode Sangkar Delta pada Nilai Resistans Satu Batang Pentanah"

Transkripsi

1 462 Pengaruh Perubahan Sisi Elektroe Sangkar Delta paa Nilai Resistans Satu Batang Pentanah Harnoko Stephanus 1 Abstract Grouning ro is more practical than grouning plate or grouning strip. Grouning resistance value must be set as small as possible. But, it is har to approach the stanar grouning resistance value. There are some methos use to reuce grouning resistance like paralleling groun ro, extening groun ro, or enlarging groun ro iameter. This paper explains the effect of sie variation of elta cage electroe (imension of elta length is 1 meter) on single groun ro resistance value. In this research, groun ro s length an iameter are 1.5 meter an 10 millimeter, respectively. Groun ro is plante on the groun while the but is on lan surface. Grouning resistance value of that single groun ro then is being compare with grouning resistance value of the combination of single groun ro an the elta cage electroe (imension of elta sie are 0.5 meter, 1 meter, an 1.5 meter). This research conclues that: (a) Delta cage electroe (its sie are 0.5 meter, 1 meter, an 1.5 meter) with three ege ro length 1.5 meter (iameter 10 millimeter) can minimize grouning resistance value of single groun ro (length 1.5 meter, iameter 10 millimeter) by 29 ohm, 33 ohm, an 40 ohm. (b) Delta cage electroe (its sie are 0.5 meter, 1 meter, an 1.5 meter) with six ege ro length 1.5 meter (iameter 10 millimeter) can minimize grouning resistance value of single groun ro (length 1.5 meter, iameter 10 millimeter) by 34 ohm, 37 ohm, an 43 ohm. Intisari Resistans pentanahan engan menggunakan batang pentanah tergantung paa jenis, keaaan tanah, ukuran, an cara pengaturan elektroe pentanah. Pentanahan engan menggunakan lebih praktis aripaa elektroe berbentuk pelat atau pita. Nilai resistans pentanahan harus sekecil-kecilnya. Nilai resistans pentanahan apat iperkecil antara lain engan memparalel, memperpanjang, atau memperbesar iameter. Penelitian ilakukan engan menggunakan elektroe pentanah berbentuk batang siliner pejal engan panjang 1,5 meter an iameter 10 milimeter. Batang pentanah tersebut itanam alam tanah engan pangkal batang beraa i permukaan tanah, paa satu jenis tanah. Pengukuran nilai resistans pentanahan ilakukan tanpa elektroe sangkar elta an engan elektroe sangkar elta. Elektroe sangkar elta (tiga an enam batang penyusun) isusun ari potonganpotongan 1,5 meter beriameter 10 milimeter. Penampang elektroe sangkar berbentuk segitiga sama sisi engan ukuran sisi elta 0,50 meter, 1 meter, an 1,5 meter. Elektroe sangkar elta tersebut iletakkan mengelilingi satu utama. Nilai resistans pentanahan gabungan tersebut hasilnya ibaningkan engan nilai pengukuran satu utama. Hasil menunjukkan bahwa: (a) Elektroe sangkar elta engan sisi 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter, engan tiga batang penyusun 1,5 meter (iameter 10 1 Staf pengajar, Jurusan Teknik Elektro an Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM, Jl. Grafika 2, Bulaksumur, Yogyakarta, (tlp: ; fax: ; harnoko@ugm.ac.i) milimeter), ternyata memperkecil nilai resistans pentanahan satu (panjang 1,5 meter, iameter 10 milimeter) engan selisih nilai aalah 29 ohm, 33 ohm, an 40 ohm. (b) Elektroe sangkar elta engan sisi 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter, engan enam batang penyusun 1,5 meter (iameter 10 milimeter), ternyata memperkecil nilai resistans pentanahan satu (panjang 1,5 meter, iameter 10 milimeter) engan selisih nilai aalah 34 ohm, 37 ohm, an 43 ohm. Kata Kunci pentanahan,, elektroe sangkar elta, resistans pentanahan. I. PENDAHULUAN Penelitian mengenai pentanahan sistem tenaga listrik atau instalasi listrik, engan menggunakan (groun ro) i berbagai jenis tanah engan berbagai ukuran an engan kealaman berbea-bea, suah banyak ilakukan. Pentanahan engan menggunakan batang pentanah paa asarnya lebih muah bila ibaningkan engan menggunakan pelat atau pita pentanah. Nilai resistans pentanahan harus sekecil-kecilnya agar bila terjai kebocoran arus ke bagian logam peralatan listrik (yang seharusnya tiak boleh bertegangan), tiak akan membahayakan orang yang tiak sengaja menyentuh bagian logam peralatan itu. Untuk memperoleh resistans pentanahan sekecil-kecilnya, engan menggunakan, ilakukan engan cara antara lain memperalam penanaman, memperpanjang, an memparalel Penanaman secara paralel sering ilakukan bila luas tanahnya mencukupi. Jarak pemasangan paralel antara ua atau lebih minimal ua kali panjang yang igunakan [1]. Penanaman yang panjang tiak praktis. Batang pentanah yang itanam sangat alam juga tiak praktis. Bila iinginkan nilai resistans pentanahan yang kecil paa instalasi listrik an lokasinya sempit, seperti paa sistem telekomunikasi apat mencapai 0,06 ohm [2], maka ilakukan cara-cara seperti paa sistem telekomunikasi, yaitu sistem elektroe sangkar. Elektroe sangkar yang igunakan alam makalah ini aalah elektroe sangkar elta berukuran sisi 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter, engan panjang elektroe penyusunnya tetap 1,5 meter beriameter 10 milimeter. Sebelumnya, penelitian tentang pengaruh elektroe sangkar persegi paa nilai resistans pentanahan satu telah ilakukan [3]. Elektroe sangkar persegi tersebut iletakkan mengelilingi satu utama. Hasilnya menunjukkan bahwa elektroe sangkar persegi tersebut memperkecil nilai resistans pentanahan satu. Penelitian lain juga telah ilakukan, yaitu tentang pengaruh ISSN Harnoko Stephanus: Pengaruh Perubahan Sisi Elektroe...

2 perubahan panjang elektroe sangkar elta paa nilai resistans pentanahan satu i lokasi sempit engan panjang sisi elta tetap [4]. Elektroe sangkar elta ini iletakkan mengelilingi satu utama. Hasilnya menunjukkan bahwa elektroe sangkar elta tersebut memperkecil nilai resistans pentanahan satu. Makalah ini menyampaikan hasil pengujian pengaruh pemberian elektroe sangkar elta engan ukuran sisi elta ivariasi, yaitu 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter (engan panjang batang penyusun tetap 1,5 meter beriameter 10 milimeter) paa nilai resistans pentanahan sebuah batang pentanah berukuran panjang 1,5 meter an iameter 10 milimeter i lokasi sempit. Penelitian ini merupakan pengembangan ari penelitian yang telah ilakukan sebelumnya. II. MEMPERKECIL NILAI RESISTANS PENTANAHAN Pentanahan engan menggunakan satu yang mempunyai panjang L meter, jari-jari a meter, engan nilai resistans jenis tanah i tempat pengukuran seragam (uniform), nilai resistans pentanahannya aalah sebagai berikut [5]. R = untuk L >> a (1) engan R = resistans pentanahan (ohm) ρ = resistans jenis tanah (ohm-meter) L = panjang a = jari-jari Resistans pentanahan untuk ua yang ipasang paralel apat ihitung engan (2) an (3) sebagai berikut [5]. Untuk S > L: R = (2) Untuk S < L: R = (3) engan: R = resistans pentanahan (ohm) ρ = resistans jenis tanah (ohm-meter) L = panjang S = jarak antar a = raius Gbr. 1 merupakan bentuk elektroe pentanahan sistem gri yang sering igunakan i garu inuk. Sistem pentanahan gri i garu inuk memerlukan aerah yang luas an banyak untuk memperoleh nilai resistans pentanahan kecil [6]. Gbr. 2 memperlihatkan bentuk elektroe sangkar elta yang igunakan i alam pengujian. Bila i tengah-tengah elektroe sangkar ipasang satu, maka nilai resistans pentanahannya aalah sebagai berikut. R p total = (4) engan: R p total = resistans pentanahan total (ohm) R es = resistans pentanahan elektroe sangkar elta (ohm) = resistans pentanahan 1 (ohm) R bt Nilai R es iperoleh secara penekatan sebesar R es = untuk L >> a (5) engan n aalah banyaknya elektroe. Gbr. 1 Elektroe pentanahan bentuk gri. (a) Gbr. 2 Elektoe sangkar elta, (a) tiga batang penyusun, (b) enam batang penyusun. TABEL I NILAI RESISTANS PENTANAHAN SATU BATANG PENTANAH 1,5 METER DIAMETER 10 MILIMETER DENGAN ELEKTRODE SANGKAR DELTA SISI TETAP Panjang batang penyusun Elektroe sangkar elta tiga batang penyusun (ohm) (b) Elektroe sangkar elta enam batang penyusun (ohm) 0, , , Pengujian ilakukan paa tanah kebun i Desa Jembangan, Tirtoai, Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Jenis tanah i lokasi termasuk tanah laang basah, sehingga nilai resistans jenis tanah kurang ari 100 ohm-m. Pengujian ini merupakan pengembangan penelitian yang telah ilakukan [4]. Penelitiannya menggunakan sangkar elta engan sisi sangkar elta tetap 1 meter, engan panjang batang penyusun 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter. Diameter elektroe batang penyusun yang igunakan 10 milimeter. Hasil penelitian tersebut isajikan paa Tabel I an apat igunakan untuk memperkecil nilai resistans pentanahan satu 1,5 meter iameter 10 milimeter, yang nilai resistans pentanahannya 108 ohm [4]. Harnoko Stephanus: Pengaruh Perubahan Sisi Elektroe... ISSN

3 464 Cara lainnya yang igunakan untuk memperkecil nilai resistans pentanahan satu aalah sebagai berikut. 1) Menggunakan Bentonit Melingkar [7]: Bentonit parit melingkar ibuat i sekeliling satu buah. Kealaman parit an lebar parit ivariasi. 2) Menggunakan Elektroe Sangkar Persegi [3]: Elektroe sangkar persegi ipasang i sekeliling satu buah. Panjang batang penyusun elektroe sangkar persegi ivariasi. 3) Menggunakan Elektroe Sangkar Silinris [8]: Elektroe sangkar silinris ipasang i sekeliling satu buah. Panjang batang penyusun elektroe sangkar silinris ivariasi. 4) Menggunakan Elektroe Sangkar Delta [4]: Elektroe sangkar elta ipasang i sekeliling satu buah. Panjang batang penyusun elektroe sangkar elta ivariasi, engan sisi elta tetap. Nilai resistans pentanahan tergantung juga paa nilai resistans jenis tanah. Hal ini apat ilihat paa Tabel II [9]. Semakin basah tanah, semakin kecil resistans jenisnya. TABEL II RESISTANS JENIS TANAH DARI BERBAGAI JENIS TANAH Jenis Tanah Resistans Jenis Tanah (ohm-meter) Tanah rawa Tanah liat an tanah laang Pasir basah Kerikil basah Pasir/kerikil kering 1000 Tanah berbatu Air laut an air tawar III. MATERI DAN METODE Materi atau bahan yang igunakan yaitu engan ukuran panjang 1,5 meter, iameter 10 milimeter. Dua jenis elektroe sangkar elta engan sisi sangkar 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter isusun ari tiga an enam batang penyusun engan panjang tetap 1,5 meter an engan iameter 10 milimeter. Digunakan juga kabel-kabel engan panjang secukupnya sebagai penghubung pembuat sangkar. Alat yang igunakan untuk mengukur nilai resistans pentanahan ialah igital. Pengujian ilakukan i Desa Jembangan, Tirtoai, Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Diagram alir penelitian itunjukkan paa Gbr. 3. Paa iagram alir tersebut, yang imaksu engan resistans pentanahan gabungan aalah resistans pentanahan satu batang pentanah 1,5 meter iameter 10 milimeter, igabung engan resistans pentanahan elektroe sangkar elta engan sisi 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter engan panjang batang penyusun tetap 1,5 meter iameter 10 milimeter. Skema pengukuran resistans pentanahan satu batang pentanah iperlihatkan paa Gbr. 4. Skema pengukuran resistans pentanahan ua paralel itunjukkan paa Gbr. 5. Jarak paralel lebih kecil aripaa panjang elektroe batang. Skema pengukuran resistans pentanahan satu igabung engan elektroe sangkar elta enam batang penyusun an tiga batang penyusun itunjukkan paa Gbr. 6 an Gbr. 7. tiak ukur nilai resistans pentanahan, Rp earth resistance tester mulai membuat untai penelitian engan elektroe sangkar elta Gbr. 3 Diagram alir penelitian. Gbr. 4 Pengukuran nilai resistans pentanahan satu. ya pasang elektroe sangkar elta 3 batang penyusun 1,5 m ukur nilai resistans pentanahan, Rp, gabungan, engan sisi elta 0,5 m, 1 m, an 1,5 m pasang elektroe sangkar elta e batang penyusun ukur nilai resistans pentanahan, Rp, gabungan, engan sisi elta 0,5 m, 1 m, an 1,5 m selesai elektroe bantu ISSN Harnoko Stephanus: Pengaruh Perubahan Sisi Elektroe...

4 465 engan elektroe sangkar elta engan sisi 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter, tiga batang penyusun, an enam batang penyusun. Panjang setiap batang elektroe penyusun sangkar elta aalah 1,5 meter engan iameter 10 milimeter. Pangkal elektroe sangkar elta an beraa i permukaan tanah. ua elektroe bantu Gbr. 5 Pengukuran nilai resistans pentanahan ua paralel berekatan. elektroe sangkar elta elektroe bantu Gbr. 8 Foto pengukuran resistans pentanahan satu engan elektroe sangkar elta tiga batang penyusun sisi elta 0,5 meter. Gbr. 6 Pengukuran nilai resistans pentanahan satu engan elektroe sangkar elta enam batang penyusun. elektroe sangkar elta elektroe bantu Gbr. 7 Pengukuran nilai resistans pentanahan 1 engan elektroe sangkar elta tiga batang penyusun. Foto pengukuran resistans pentanahan satu igabung engan elektroe sangkar elta iperlihatkan paa Gbr. 8 an Gbr. 9. Batang pentanah engan panjang 1,5 meter iameter 10 milimeter itanam tegak lurus engan terminal atas beraa i permukaan tanah, kemuian iukur nilai resistans pentanahannya. Batang pentanah keua itanam paralel engan pertama, berjarak setengah panjang batang (0,75 meter). Kemuian, iukur nilai resistans pentanahannya. Pengukuran nilai resistans pentanahan ilakukan engan menggunakan earth resistans tester igital. Selanjutnya ilakukan pengukuran resistans pentanahan satu 1,5 meter iameter 10 milimeter igabung Gbr. 9 Foto pengukuran resistans pentanahan satu engan elektroe sangkar elta batang penyusun sisi elta 1 meter. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian pengaruh perubahan sisi elektroe sangkar elta tiga batang penyusun an enam batang penyusun terhaap nilai resistans pentanahan satu 1,5 meter engan iameter 10 milimeter isajikan paa Tabel III, Tabel IV, an Tabel V. Tabel III memperlihatkan nilai resistans penatanahan, R p, satu 1,5 meter tanpa elektroe sangkar elta. Nilai rerata ari ua yang igunakan sebesar 70 ohm. Tabel IV memperlihatkan nilai R p ua batang pentanah 1,5 meter paralel, engan jarak paralel 0,75 meter. Untuk jarak paralel 0,75 m nilai R p = 40 ohm. Tabel V memperlihatkan nilai R p untuk satu engan panjang batang 1,5 meter yang igabung engan elektroe sangkar elta tiga batang penyusun an enam batang penyusun. Sangkar elta berbentuk segitiga sama sisi engan sisi 0,5 meter, 1,0 meter, an 1,5 meter, engan panjang elektroe penyusun 1,5 meter mengelilingi tai. Nilai resistans pentanahan gabungan engan elektroe sangkar elta engan tiga batang penyusun 1,5 meter an sisi elta 0,5 meter, 1,0 meter, an 1,5 meter aalah 41 ohm, 37 ohm, an 30 ohm. Nilai resistans pentanahan gabungan ini Harnoko Stephanus: Pengaruh Perubahan Sisi Elektroe... ISSN

5 466 lebih kecil aripaa nilai resistans pentanahan satu batang pentanah 1,5 meter (iameter 10 mm) engan selisih nilai aalah 29 ohm, 33 ohm, an 40 ohm. Nilai resistans pentanahan gabungan ini (untuk sisi elta 1 meter an 1,5 meter) juga lebih kecil aripaa nilai resistans pentanahan ua 1,5 meter paralel (iameter 10 mm) engan selisih nilai aalah 3 ohm an 10 ohm. Nilai resistans pentanahan gabungan ini, untuk sisi elta 0,5 meter, ternyata lebih besar ari paa nilai resistans pentanahan ua batang pentanah 1,5 meter paralel (iameter 10 mm) engan selisih nilai aalah 1 ohm. TABEL III NILAI RESISTANS PENTANAHAN (R P ) SATU BATANG PENTANAH 1,5 METER TANPA ELEKTRODE SANGKAR DELTA Panjang batang Nilai R p (ohm) Batang A Batang B Rerata 1, TABEL IV NILAI RESISTANS PENTANAHAN (R P ) DUA BATANG PENTANAH 1,5 METER PARALEL TANPA ELEKTRODE SANGKAR DELTA Panjang batang Nilai R p Jarak paralel (ohm) 1,5 40 0,75 TABEL V NILAI RESISTANS PENTANAHAN (R P ) SATU BATANG PENTANAH 1,5 METER DENGAN ELEKTRODE SANGKAR DELTA TIGA DAN ENAM BATANG PENYUSUN Tiga batang penyusun Enam batang penyusun Sisi elta 0,5 m 41 ohm Sisi elta 0,5 m 36 ohm 1,0 m 37 ohm 1,0 m 33 ohm 1,5 m 30 ohm 1,5 m 27 ohm Nilai resistans pentanahan gabungan engan elektroe sangkar elta enam batang penyusun 1,5 meter engan sisi elta 0,5 meter, 1,0 meter, an 1,5 meter aalah 36 ohm, 33 ohm, an 27 ohm. Nilai resistans pentanahan gabungan ini lebih kecil aripaa nilai resistans pentanahan satu batang pentanah 1,5 meter (iameter 10 mm) engan selisih nilai aalah 34 ohm, 37 ohm, an 43 ohm. Nilai resistans pentanahan gabungan ini juga lebih kecil aripaa nilai resistans pentanahan ua 1,5 meter paralel (iameter 10 mm) engan selisih nilai aalah 4 ohm, 7 ohm, an 13 ohm. Dari pembahasan tersebut, elektroe sangkar elta engan batang penyusun 1,5 meter beriameter 10 milimeter (sisi 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter) ternyata berpengaruh cukup besar untuk memperkecil nilai resistans pentanahan satu 1,5 meter beriameter 10 milimeter, untuk kealaman penanaman yang sama. V. KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian ini, apat iambil kesimpulan sebagai berikut. Elektroe sangkar elta engan sisi 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter, engan tiga batang penyusun 1,5 meter (iameter 10 milimeter), ternyata memperkecil nilai resistans pentanahan satu 1,5 meter (iameter 10 milimeter) engan selisih nilai aalah 29 ohm, 33 ohm, an 40 ohm. Elektroe sangkar elta engan sisi 0,5 meter, 1 meter, an 1,5 meter, engan enam batang penyusun 1,5 meter (iameter 10 milimeter), ternyata memperkecil nilai resistans pentanahan satu 1,5 meter (iameter 10 milimeter) engan selisih nilai aalah 34 ohm, 37 ohm, an 43 ohm. Nilai resistans pentanahan gabungan satu batang pentanah 1,5 meter iameter 10 milimeter engan elektroe sangkar elta engan sisi elta 0,5 meter, ternyata lebih besar ari paa nilai resistans pentanahan ua 1,5 meter paralel (iameter 10 mm) engan selisih nilai aalah 1 ohm. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih isampaikan kepaa Bapak Ketua Departemen Teknik Elektro an Teknologi Informasi FT UGM, yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian ini. Terima kasih juga isampaikan kepaa sauara Laboran i Laboratorium Teknik Instalasi Listrik, Departemen Teknik Elektro an Teknologi Informasi FT UGM yang telah membantu melakukan penelitian ini. REFERENSI [1] Panitia Revisi PUIL, Persyaratan Umum Instalasi Listrik Inonesia 2000, LIPI, Jakarta, [2] F. Haryanto Sumbung, Perlinungan Terhaap Sambaran Petir Peralatan Listrik an Telekomunikasi engan Pentanahan yang Disatukan engan Menggunakan EMTP, Tesis MSEE, Jurusan Teknik Elektro an Teknologi Informasi, FT UGM, Yogyakarta, [3] Harnoko, 2014, Pengaruh Elektroe Sangkar Persegi Paa Nilai Resistans Pentanahan 1 Batang Pentanah i Lokasi Sempit, Laporan Penelitian Hibah JTETI-FT-UGM. [4] Harnoko Stephanus, Pengaruh Perubahan Panjang Elektroe Sangkar Delta paa Nilai Resistans Pentanahan 1 Batang Pentanah i Lokasi Sempit, Laporan Penelitian Hibah DTETI FT UGM, [5] T.S. Hutauruk, Pengetanahan Netral Sistem Tenaga an Pengetanahan Peralatan, eisi ke 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, [6] A.S. Pabla, Electric Power Distribution, Tata McGraw-Hill Eucation, New Delhi, [7] Harnoko Stephanus, Pengaruh Bentonit Parit Melingkar Terhaap Nilai Resistans Pentanahan 1 Batang Pentanah i Lokasi Sempit, Laporan Penelitian Hibah DTETI FT UGM, 2015 [8] Harnoko, 2013, Pengaruh Elektroe Sangkar Silinris Paa Nilai Resistans Pentanahan 1 Batang Pentanah i Lokasi Sempit, Laporan Penelitian Hibah JTETI-FT-UGM. [9] Pijpaert, 1999, Pentanahan Perlengkapan Tenaga Listrik, PLN. ISSN Harnoko Stephanus: Pengaruh Perubahan Sisi Elektroe...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pentanahan adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, dengan pertumbuhan beban listrik yang terus meningkat menyebabkan sistem tenaga listrik terus

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN PADA GEDUNG LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN PADA GEDUNG LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN PADA GEDUNG LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Bangun Krishna 1, T. Haryono 2, Bambang Sugiyantoro 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro FT UGM Jln. Grafika 2 Yogyakarta 281 INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG Wahyono *, Budhi Prasetiyo Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-39 Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Winanda Riga Tamma, I Made Yulistya Negara, dan Daniar Fahmi

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NIAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro, Universitas Udayana ABSTRAK Tahanan pentanahan

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH Oleh : Sugeng Santoso, Feri Yulianto Abstrak Sistem pembumian

Lebih terperinci

Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN

Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NIAI TAHANAN PENTANAHAN IGN Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali ABSTRAK

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik (Depth Determination of Electrode at Sand and Gravel Dry for Get The Good Of Earth

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan: Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28 ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN ELEKTRODA PEMBUMIAN SECARA HORIZONTAL TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT DAN TANAH PASIR

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter Achmad Budiman* 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan Jamaaluddin 1) ; Sumarno 2) 1,2) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jamaaluddin.dmk@gmail.com Abstrak - Syarat kehandalan

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI HASBULLAH, MT ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI PENGHANTAR BUMI YG TIDAK BERISOLASI YG DITANAM DALM BUMI DIANGGAP SEBAGI BAGIAN DARI ELEKTRODA BUMI ELEKTODA PITA,

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA 1. PENGETAHUAN DASAR a. Fungsi / Tujuan Sambungan Baja Suatu konstruksi bangunan baja aalah tersusun atas batang-batang baja yang igabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi

Lebih terperinci

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1. BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 4.1. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang geung hotel 7 lantai an 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat paa gambar 4.1 : Gambar

Lebih terperinci

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Perancangan Grounding untuk Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Di Teknik Elektro (Wahyudi Budi P dkk) PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D 400 100 002 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Lebih terperinci

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG II.1. Umum (3) Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga untuk menjamin keamanan manusia yang menggunakan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab 107 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017 Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab Ilyas*, Yessi Marniati Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900 sebelumnya sistem sistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.

Lebih terperinci

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus : 3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus : R = Dimana : = tahanan jenbis tanah ( ) L = Panjang elektroda batang (m) A = Jari-jari

Lebih terperinci

STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi

STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG Publikasi Jurnal Skripsi Disusun Oleh : LUCKY DEDY PURWANTORO NIM : 061063009-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang Sudaryanto Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara Jl. SM. Raja Teladan, Medan Abstrak Sistem pembumian

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this

Lebih terperinci

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI 167 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan dan

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia April, 2011 TUJUAN PENTANAHAN Keamanan Bagi Manusia Jalur Bagi Arus Gangguan Proteksi Peralatan Safety Bagi Manusia Melindungi Manusia dari Bahaya Kejutan

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG JETri, Volume 13, Nomor 2, Februari 2016, Halaman 61-72, ISSN 1412-0372 ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG Ishak Kasim, David

Lebih terperinci

PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN

PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN Wiwik Purwati Widyaningsih Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Semarang,

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2 .3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV ( Aplikasi Pada Tower Transmisi 150 kv Antara Gardu Induk Indarung Dengan Gardu Induk Bungus) Dea Ofika Yudha (1), Ir. Arnita, M. T (2),

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan, dan instalasi dengan bumi atau tanah sehingga dapat mengamankan

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( ) IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33) Ija Darmana *, Dea Ofika Yudha, Erliwati Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik

Lebih terperinci

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC A. PENDAHULUAN. Aa ua kegagalan yang apat terjai paa komponen struktur lentur profil I yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN Achmad Budiman Pro Studi Teknik Elektro, Universitas Borneo Tarakan Jalan Amal

Lebih terperinci

PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv

PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv Yogjakarta, 3 November 2012 PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv Muhammad Suyanto 1 1 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Jogjakarta

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan 1 Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900 Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.

Lebih terperinci

SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR

SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR KARYA ILMIAH SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR oleh : I GUSTI NGURAH JANARDANA NIP. 196208151992031002 JURUSAN

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah Vokasi Volume 8, Nomor 2, Juni 2012 ISSN 1693 9085 hal 121-132 Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah MANAGAM RAJAGUKGUK Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS BAB I PERENCANAAN TEKNIS I.1. Umum Paa Bab telah ipilih satu alternatif jalur penyaluran an sistem pengolahan air buangan omestik Ujung Berung Regency. Paa bab ini akan itentukan imensi jaringan pipa,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA II.1 Umum 2 Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK Hasrul, Metode Pengukuran dan Pengujian Sistem Pembumian Instalasi istrik METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTAASI ISTRIK Hasrul Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gardu induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. gardu induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gardu Induk merupakan bagian vital dari sistem tenaga listrik, tanpa adanya gardu induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan suatu gardu

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBESIAN PELAT FONDASI

TEKNIK PEMBESIAN PELAT FONDASI TEKNIK PEMBESIAN Hotma Prawoto Sulistyai Program Diploma Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gajah Maa 1 UPPER STRUCTURE Bagian bangunan yang beraa i atas permukaan tanah SUB STRUCTURE Bagian bangunan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK BAHAN AJAR : PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK Oleh : Ir. Jamaaluddin, MM. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO SIDOARJO 2017 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum, wr, wb Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor 7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas

Lebih terperinci

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 1, Juni 2010 EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DI KABUPATEN BARRU Hasrul

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir (State of The Art Review) Penelitian mengenai kawat tanah pada jaringan distribusi tegangan menengah saat ini telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33) IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33) Ija Darmana a, Dea Ofika Yudha b, Erliwati c a Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN PERANCANGAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN DI GARDU INDUK PLTU IPP (INDEPENDENT POWER PRODUCER) KALTIM 3 Jovie Trias Agung N¹, Drs. Ir. Moch. Dhofir, MT.², Ir. Soemarwanto, M.T.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Treny Dispenser Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan ana membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava ana bisa apat air minum yang 100% aman

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SISTEM PENTANAHAN (PEMBUMIAN) TITIK NETRAL 3

DAFTAR ISI SISTEM PENTANAHAN (PEMBUMIAN) TITIK NETRAL 3 DAFTAR ISI 18.1. SISTEM PENTANAHAN (PEMBUMIAN) TITIK NETRAL 3 Halaman 18.1.1. Umum 3 18.1.2. Tujuan Pentanahan Titik Netral Sistem 4 18.1.3. Sistem Yang Tidak Ditanahkan (Floating Grounding) 5 18.1.4.

Lebih terperinci

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI 20 kv MENGUNAKAN KOMBINASI GRID DAN ROD DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PADANG Oleh Junaidi Asrul 1, Wiwik Wiharti

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN Laporan Penelitian EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN Oleh : Ir. Leonardus Siregar, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKABP NOMMENSEN MEDAN 2012 1 EVALUASI SISTEM

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO.1. MARET 2016 35 ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN I Wayan Sudiartha, I Ketut TA, I Gede Nyoman Sangka Jurusan teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat (Aplikasi Balai Kota Pariaman) Oleh: Sepannur Bandri Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Padang

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad ABSTRAK Untuk mendapatkan hasil pembumian yang baik harus

Lebih terperinci

BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI

BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI 6.. Arus an Kerapatan Arus. Muatan listrik yang bergerak membentuk arus yang memiliki satuan ampere (A) an iefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA Mujiman Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Yogyakarta INTISARI Sistem pentanahan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum 1 Salah satu faktor kunci dalam setiap pengamanan atau perlindungan rangkaian listrik, baik keamanan bagi peralatan maupun keamanan bagi manusia.adalah dengan cara menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Pentanahan Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR J. Sains MIPA, Agustus 8, Vol. 14, No., Hal.: 17-113 ISSN 1978-1873 ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR Roniyus Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Banar Lampung 35145 Inonesia

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL Oleh Hendra Firdaus ABSTRAK Tahanan tanah diperlukan sebagai proteksi instalasi listrik.jika terjadi hubung singkat. Besar kecilnya nilai tahanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1 Planetary Gearbox Untuk pengertian secara umumnya sistem roa gigi planet aalah sebuah sistem roa gigi yang teriri ari sun gear, carrier gear an ring gear atau internal gear Satu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG) NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG) Disusun Oleh: RISMA LAKSANA D 400 100 011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Dari beberapa macam peralatan pengaman jaringan tenaga listrik salah satu pengaman yang paling baik terhadap peralatan listrik dari gangguan seperti ataupun hubung singkat

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG

PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG Erliza Yuniarti, Eliza Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang erlizay@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Distribusi Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan/mendistribusikan

Lebih terperinci

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aditya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2.

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aditya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2. Makalah Tugas Akhir PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aitya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2 Abstract Human iris has a very unique pattern which

Lebih terperinci