OPTIMASI KANDUNGAN GIZI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) MENGGUNAKAN ELM-PSO DI UPT PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK SINGOSARI-MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI KANDUNGAN GIZI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) MENGGUNAKAN ELM-PSO DI UPT PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK SINGOSARI-MALANG"

Transkripsi

1 Jurnal Teknolog Informas dan Ilmu Komputer (JTIIK) p-issn: Vol. 4, No. 1, Maret 2017, hlm e-issn: OPTIMASI KANDUNGAN GIZI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) MENGGUNAKAN ELM-PSO DI UPT PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK SINGOSARI-MALANG Imam Cholssodn 1, Sutrsno 2, Aref Andy Soebroto 3, Latfah Hanum 4, Canny Amerlyse Caesar 5 1,2,3,4,5 Fakultas Ilmu Komputer Unverstas Brawjaya Emal: 1 mamcs@ub.ac.d, 2 trsno@ub.ac.d, 3 arefas@ub.ac.d, 4 hanum_latfah@ymal.com, 5 camerlyse@outlook.com (Naskah masuk: 30 Desember 2016, dterma untuk dterbtkan: 14 Februar 2017) Abstrak Susu merupakan salah satu sumber proten hewan yang mengandung semua zat yang dbutuhkan tubuh. Ternak penghasl susu utama d Indonesa yatu sap perah, namun produks susunya belum dapat mencukup kebutuhan masyarakat. Alternatfnya adalah kambng peranakan etawa (PE). Tnggnya kualtas kandungan gz susu sangat dpengaruh oleh beberapa faktor salah satunya, yatu faktor pakan. Bagan peternakan kambng PE d UPT Pembbtan Ternak dan Hjauan Makanan Ternak Sngosar-Malang mash menghadap permasalahan, yatu rendahnya kemampuan dalam memberkan komposs pakan terhadap kambng PE. Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap kualtas susu yang dhaslkan. Dperlukan pengetahuan rekayasa kandungan gz susu untuk menentukan komposs pakan dalam menghaslkan susu premum dengan kandungan gz optmal. Penuls menggunakan metode Extreme Learnng Machne (ELM) dan Partcle Swarm Optmzaton (PSO) untuk membuat pemodelan pakan kambng dalam mengoptmas kandungan gz susu kambng. Dalam analsa pengujan konvergens menggunakan metode ELM-PSO yang dlakukan dengan kasus untuk berat badan kambng 32 kg, serta jens pakan yang dgunakan yatu rumput Odot 70% dan rumput Raja 30% menghaslkan sstem mencapa kestablan dalam konvergens pada teras ke-20 dengan ftness terbak yatu Kata Kunc: Susu Kambng, Optmas, Artfcal Neural Network (ANN), Partcle Swarm Optmzaton (PSO), Genetc Algorthm (GA), Kandungan Nutrs Pakan. Abstract Mlk s one of the anmal proten sources whch t contans all of the substances needed by human body. The man mlk producer cattle n Indonesa s dary cow, however ts mlk producton has not fulflled the socety needs. The alternatve s the goat, the Etawa crossbreed (PE). The hgh qualty of mlk nutrents content s greatly nfluenced by some factors one of them, s the food factor. The PE goat lvestock dvson of the UPT Cattle Breedng and the Cattle Food Greenery n Sngosar-Malang stll faces the problem, t s the low ablty n gvng the food composton for PE goat. Ths flaw affects the qualty of the produced mlk. It needs the artfcal scence of the mlk nutrents contans n order to determne the food composton to produce premum mlk wth the optmum nutrents contan. The wrter uses the method of the Extreme Learnng Machne (ELM) and the Partcle Swarm Optmzaton (PSO) to make the modelng of goat food n optmzng the content of goat mlk nutrents. In the analyss of the convergence that s done wth the case of 32 kg goat weght, also the food type used s the 70 % Odot grass and 30% Raja grass that system get a stablty on the 20 th teraton wth a ftness value s Keywords: Goat Mlk, Optmzaton, Extreme Learnng Machne (ELM), Partcle Swarm Optmzaton (PSO), The Food Nutrents Contan. 1. PENDAHULUAN Susu merupakan bahan makanan stmewa yang mengandung semua zat yang dbutuhkan tubuh yang mudah dcerna dan dmanfaatkan oleh tubuh. Susu merupakan jens bahan pangan hewan berupa caran puth yang dhaslkan oleh ternak mamala sepert sap, kerbau atapun kambng dan dperoleh dengan cara pemerahan (Hamdah, Sukada, & Swacta, 2012). Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasonal (BKKBN) Surya Chandra Surapaty menjelaskan bahwa laju 31 pertumbuhan penduduk Indonesa saat n mencapa 1,49% tap tahun dar jumlah penduduk Indonesa (Akuntono, 2015). Serng dengan bertambahnya populas penduduk dan pendapatan serta kesadaran masyarakat akan gz mengakbatkan kebutuhan proten hewan menjad menngkat sehngga perlu dlakukan pemenuhan kebutuhan proten hewan dengan cara menngkatkan salah satu produks ternak, yatu susu (Nur, Setyowat, & Wahyunngsh, 2015). Ternak penghasl susu utama d Indonesa adalah sap perah Peranakan Fresan Holsten (PFH) yang produks susunya relatf mash rendah.

2 32 Jurnal Teknolog Informas dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 4, No. 1, Maret 2017, hlm Rendahnya produks susu sap perah jens PFH tdak dapat mencukup kebutuhan proten hewan yang dbutuhkan oleh masyarakat. Ternak perah alternatf yang cocok untuk dkembangkan dan dapat dterma oleh masyarakat adalah kambng peranakan etawa (PE) (Nur, Setyowat, & Wahyunngsh, 2015). Kambng PE adalah salah satu penyeda proten hewan asal ternak berupa dagng atau susu. Salah satu kelebhan susu kambng adalah kandungan gznya relatf lebh lengkap dan sembang (Ftryanto, Astut, & Utam, 2013). Bagan peternakan kambng peranakan etawa (PE) d UPT Pembbtan Ternak dan Hjauan Makanan Ternak Sngosar-Malang mash menghadap permasalahan, yatu rendahnya kemampuan dalam memberkan treatment komposs pakan terhadap kambng peranakan etawa. Kekurangan tersebut selan mengakbatkan lambatnya pertumbuhan produks susu juga berpengaruh terhadap kualtas susu yang dhaslkan (Nugroho, 2010). Permasalahan rekayasa kandungan gz susu kambng agar dapat optmal tersebut dapat dselesakan dengan beberapa metode pemodelan. Pada peneltan yang sebelumnya, permasalahan rekayasa kandungan gz susu kambng dapat doptmalkan dengan menggunakan metode pemodelan Artfcal Neural Network (ANN) dan Genetc Algorthm (GA) serta Artfcal Neural Network (ANN) dan Partcle Swarm Optmzaton (PSO). Berdasarkan peneltan sebelumnya yang menggunakan metode ANN-GA, ddapatkan bahwa kandungan proten dengan kualtas susu premum untuk berat badan 36 kg adalah mengalam kenakan proten sebesar 0.707% dan penurunan lemak sebesar 0.879% setelah dlakukan proses optmas (Amerlyse, Hanum & Cholssodn, 2016). Sedangkan, berdasarkan peneltan sebelumnya yang menggunakan metode ANN-PSO, ddapatkan bahwa kenakan kandungan proten dengan kualtas susu premum untuk berat badan 36 kg adalah % dan penurunan kandungan lemak sebesar % setelah doptmas (Amerlyse, Hanum & Cholssodn, 2016). Pada peneltan sebelumnya yang dlakukan oleh Karpagachelv S. (2014) tentang pengklasfkasan snyal ECG dengan menggunakan hybrd algorthm,yatu ELM dan PSO. EKG adalah hasl rekaman jantung yang dgunakan untuk menyeldk penyakt jantung. EKG dapat dklasfkaskan sebaga snyal normal dan abnormal. Penerapan ELM dan PSO pada pengklasfkasan snyal ECG bertujuan untuk mengoptmalkan pemlhan ftur dan parameter dar ELM. Hasl dar peneltan n menjelaskan bahwa pengklasfkasan snyal ECG dengan menggunakan pendekatan hybrd algorthm ELM dan PSO lebh unggul dan akurat jka dbandngkan dengan pengklasfkasan snyal ECG secara tradsonal (S, 2014). Berdasarkan beberapa peneltan yang sebelumnya, permasalahan rekayasa kandungan gz susu kambng PE dselesakan dengan menggunakan metode Extreme Learnng Machne (ELM) dan Partcle Swarm Optmzaton (PSO) sebaga metode otpmasnya. Pada peneltan n dusulkan teknk optmas kandungan gz susu kambng PE d UPT Pembbtan Ternak dan Hjauan Makanan Ternak Sngosar- Malang menggunakan kombnas Extreme Learnng Machne (ELM) dan Partcle Swarm Optmzaton (PSO) berdasarkan pada paper sebelumnya oleh Karpagachelv S. Alasan utama menggunakan penggabungan kedua metode tersebut agar hasl yang ddapatkan dar sstem kam dapat mencapa hasl yang optmal dengan pembelajaran yang cepat. 2. DASAR TEORI 2.1 Extreme Learnng Machne (ELM) ELM n pertama kal dperkenalkan oleh Huang (2004), dan ELM merupakan jarngan syaraf truan (JST) feedforward dengan sngle hdden layer atau dsebut dengan Sngle Hdden Layer Feedforward Neural Networks (SLFNs) (Sun, Cho, Au, & Yu, 2008). Pada Gambar 1 dan Gambar 2, Metode pembelajaran ELM dbuat untuk mengatas beberapa kelemahan dar JST feedforward, terutama dalam hal learnng speed. Berkut model matemats dar ELM pada data, y ) (Huang, Zhu, & Sew, 2005). (x Gambar 1. Arstektur ELM Langkah-langkah tranng algortma ELM tanpa bas (Cholssodn, 2016): 1. Buat random W jk sebaga bobot masukan. 2. Htung matrk keluaran hdden layer H = 1/(1+exp(-X.W T )) 3. Htung output weght ˆ H.Y dmana H + =(H T.H) -1.H T 4. Htung Yˆ H.ˆ Langkah-langkah testng algortma ELM tanpa bas: 1. Dketahu W jk, dan ˆ 2. Htung H = 1/(1+exp(-X test.w T )) 3. Htung Yˆ H.ˆ 4. Htung nla evaluas, msal dengan MAPE, MAE, MSE atau lannya.

3 Cholssodn, dkk, Optmas Kandungan Gz Susu 33 x (0) x s, xmn, d rd xmax, d xmn, d d (1) 1,, n, 1,, n X d adalah poss partkel ke- pada dmens ke-d, dmana r j ~U(0,1) merupakan nla acak (random) dengan range [0,1]. Insalsas poss dar setap partkel (X d ) dan kecepatan dar setap partkel (V d ). Kecepatan awal dapat dnsalsas menjad nol. Dtunjukkan pada Persamaan (2). V d ( 0) 0 (2) Gambar 2. Arstektur ELM dengan bas Langkah-langkah tranng algortma ELM dengan bas: 1. Buat random W jk sebaga bobot masukan dan nla bas b jka ada. Ukuran matrk bas b adalah [1 x j] 2. Htung matrk keluaran hdden layer H = 1/(1+exp(-(X.W T + ones(n tran,1)*b))). Dan N tran adalah banyaknya data tranng. 3. Htung output weght dmana H + =(H T.H) -1.H T 4. Htung Yˆ H.ˆ ˆ H.Y Langkah-langkah testng algortma ELM dengan bas: 1. Dketahu W jk, nla bas b jka ada, dan 2. Htung H = 1/(1+exp(-(X test.w T + ones(n test,1)*b))) 3. Htung Yˆ H.ˆ 4. Htung nla evaluas, msal dengan MAPE, MAE, MSE atau lannya. D mana batas bawah dan batas atas nla W jk ada yang menggunakan [-1;1], [-0.5;0.5] atau nla batas lannya yang bsa dgunakan untuk skenaro pengujan, begtu juga dengan b. 2.2 Algortma Partcle Swarm Optmzaton (PSO) PSO merupakan sebuah algortma pencaran berbass populas berdasarkan smulas perlaku sosal burung dalam sebuah swarm. Perlaku sosal n terdr dar tndakan ndvdu dan pengaruh dar ndvdu-ndvdu lan dalam suatu kelompok. Setap ndvdu berperlaku secara terdstrbus dengan menggunakan kecerdasannya (ntellgence) sendr dan juga dpengaruh kelompok kolektfnya. Berkut langkah-langkah dalam algortma PSO: 1. Insalsas Partkel Dasumskan bahwa sebuah partkel untuk setap dmensnya harus berada dalam doman yang ddefnskan oleh dua vektor, x mn dan x max yang mewakl batas bawah dan batas atas setap dmens yang dtunjukkan pada Persamaan (1) berkut (Engelbrecht, 2007). ˆ V d merupakan kecepatan partkel ke- pada dmens ke-d, poss terbak ndvdu ke- (pbest ) awal untuk setap partkel dnsalsaskan dengan poss partkel pada t = 0 yang dtunjukkan pada Persamaan (3). pbest 0) x (0) (3) ( 2. Fungs Objektf PSO Untuk mendapatkan nla ftness, suatu partkel harus devaluas berdasarkan suatu fungs objektf tertentu. Jka permasalahannya adalah optmas, maka untuk memaksmalkan fungs, dgunakan fungs objektf f h. Akan tetap, jka permasalahannya adalah optmas untuk memnmalkan fungs h, maka dgunakan fungs objektf f 1/ h. Rumus ftness untuk mengoptmalkan dan memnmalkan dtunjukkan pada Persamaan (4). h 1 ftness x _ optmal (4) x _ mn x_optmal = nla yang ngn doptmalkan x_mn = nla yang ngn dmnmalkan 3. Personal Best PSO Personal Best PSO dalam kasus maksmal optmas secara umum ddapatkan dengan membandngan nla ftness saat n dengan nla pbest sebelumnya, jka ftness saat n > dar ftness sebelumnya, maka pbest = poss saat n, sepert yang dtunjukkan pada Persamaan (5). pbest (t + 1) = { pbest (t) jka f(x d (t + 1)) f(pbest (t)) (5) x d (t + 1) jka f(x d (t + 1)) < f(pbest (t)) pbest (t + 1) = pbest teras sekarang pbest (t) = pbest teras sebelumnya f(x d (t + 1))= nla ftness teras sekarang

4 34 Jurnal Teknolog Informas dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 4, No. 1, Maret 2017, hlm Global Best PSO Pencaran nla gbest pada kasus secara umum dengan cara mencar argumen dar nla maksmal semua pbest dalam teras t yang dtunjukkan pada persamaan (6) berkut: n k arg Max 1 f ( pbest ( t)) (6) gbest(t) = pbest k (t) argmax n =1 = argumen maksmal f(pbest (t)) = nla ftness pbest teras (t) 5. Update Kecepatan dan Poss Kecepatan (V ) dan poss dar partkel (X ) dubah menggunakan persamaan (7). V t t w* vd c1 * Rand() *( pd xd ) c2 * Rand() *( p x ) (7) t1 t d gd d Dengan membandngkan antara kecepatan dan v max. v k ( x x ) (8) max * max mn Rumus perubahan poss (X ): t1 t1 t1 x x V (9) d d Rumus W nersa (w): wmax w w( ) w max max d w mn (10) max Dmana dan masngmasng adalah nla awal dan nla akhr bobot nersa yang nlanya secara berurutan adalah 0,9 dan 0,4. Sedangkan adalah jumlah max teras maksmum yang dgunakan. = kecepatan partkel ke- pada dmens ke-d pada teras ke-t = poss partkel ke- pada dmens ke-d pada teras ke-t = bobot nersa = komponen kogntf dan sosal = pbest atau poss terbak partkel pada = gbest atau poss terbak partkel secara keseluruhan 6. Konds berhent Jka telah mencapa konds akhr (mencapa nla teras maksmum atau perulangan telah mencapa nla konvergen) maka perulangan berhent dan nla optmumnya ddapatkan namun jka belum maka kembal melakukan perulangan. w mn 3. PEMBAHASAN Metode yang dusulkan dalam peneltan n, pada Gambar 3, yatu menggabungkan ELM-PSO dalam sstem. Sstem kerjanya dbag menjad 2 bagan langkah, langkah yang pertama hanya menjalankan metode ELM untuk mendapatkan W jk sebaga bobot masukan yang optmal, atau hanya menggunakan tranng algortma ELM tanpa bas. Kemudan langkah yang ke-2 adalah mengoptmas parameter pakan dengan PSO menggunakan proses testng ELM. Berkut adalah detal langkahnya: 1. Melakukan proses tranng data menggunakan algortma ELM untuk memperoleh nla nput weght (W jk ) dan output weght ( ) 2. Input weght dan output weght dgunakan pada algortma PSO pada tahapan testng ELM. Pada algortma PSO akan dlakukan proses nsalsas partkel dan partkel yang telah terbentuk akan dproses ke dalam testng ELM hngga dperoleh hasl denormalsasnya. Hasl denormalsas tersebut akan dgunakan untuk memperoleh nla ftness yang dhaslkan oleh setap partkel. Kemudan, sstem akan mencar nla personal best (pbest) dan global best (gbest) serta dlakukan proses update kecepatan dan poss hngga dperoleh satu partkel dengan nla ftness terbesar sebaga hasl yang dharapkan. Tabel 1. Kumpulan data berdasarkan perlakuan Abu: zat pakan anorgank yang mengandung unsur-unsur yang dbutuhkan. Proten kasar (PK): bahan organk kompleks dengan peranan yang banyak. Lemak kasar (LK): kandungan total lpda dalam jumlah yang sebenarnya. Serat kasar (SK): ssa-ssa sel tumbuhan yang tahan terhadap reaks hdrolss. Dalam kasus peneltan n, kandungan nutrs pakan hjauan berupa Abu, PK, LK dan SK (sebaga X k ) beserta kandungan gz susunya berupa proten, lemak, laktosa dan densty (sebaga Y ) akan dkomputas lebh lanjut menggunakan ELM pada langkah ke-1. Pada Tabel 1, dapat dgunakan sebaga gambaran untuk merepresentaskan partkel pada PSO. Setap partkel memlk dmens yang merupakan kandungan nutrs (Abu, PK, LK, dan SK), yatu X j (t) = [Abu PK LK SK] atau dapat dtunjukkan pada Persamaan (11). ˆ X j (t) = [X 1 (t) X 2 (t) X 3 (t) X 4 (t)] (11)

5 Ftness Cholssodn, dkk, Optmas Kandungan Gz Susu 35 Kemudan untuk rumus ftness-nya menggunakan batasan hanya dua macam varabel output yang akan dkomputas (bsa dbuat sembang kompossnya, atau berbandng terbalk, atau dengan menggunakan suatu konstanta pengal sebaga pembobotan) dan output yang lannya dabakan, yatu memaksmalkan kandungan proten dan memnmalkan kandungan lemak, dengan formulas yang dtunjukkan pada Persamaan (12). 1 ftness proten (12) lemak Xk dan Y ELM (Tranng) Wjk dan ˆ Langkah ke-1 yang dgunakan dbatas yang hanya 32 kg, tetap juga bsa dbuat berbeda. Dalam peneltan n mengoptmalkan kandungan Proten dan memnmalkan kandungan Lemak pada kelas Premum. Grafk pengujan konvergens dtunjukkan pada Gambar Pengujan Konvergens Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6 Percobaan 7 Percobaan 8 Percobaan 9 Percobaan 10 Gambar 4. Grafk Pengujan Konvergens ELM-PSO Hasl yang dharapkan Insalsas Xj(t=0), Vj(t=0) dan pbestj(t=0)=xj(t=0) Y ELM (Testng) Tentukan gbestgj(t=0) Konds Berhent? T Langkah ke-2 Dalam 10 kal percobaan terlhat bahwa sstem mula menunjukkan konvergens pada teras ke-10, namun mash belum mencapa kestablan. Pada grafk terlhat bahwa sstem mencapa kestablan teras pada teras ke-20.nla ftness yang ddapatkan setelah teras ke-20 akan menghaslkan nla ftness yang sama dengan teras sebelumnya. Pada grafk juga dtunjukkan nla ftness terbesar yang dhaslkan oleh metode ELM-PSO yatu pada Percobaan 4 dengan ftness terbesar Update kecepatan (Vj(t+1)) Update poss (X j(t+1)) ELM (Testng) Update pbestj(t+1) Update gbestgj(t+1) Gambar 3. Algortma ELM-PSO 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujan konvergens metode ELM-PSO dengan parameter PSO yang sudah duj sebelumnya yatu teras maksmal PSO = 100 teras, nla wmax = 0.6 dan wmn = 0.3, nla c 1 = 1 dan c 2 = 1.5, nla k = 0.6. Dengan parameter ELM yatu nterval yang dgunakan adalah [-0.5,0.5], jumlah hdden layer =4, jumlah data yang dgunakan adalah 5 data. Terdapat 2 jens pakan yang dgunakan dalam pengujan, yatu Rumput Raja dengan raso pakan 70% dan Rumput Odot dengan raso pakan 30%. Berat badan kambng 5. PENUTUP 5.1 Kesmpulan 1. Algortma ELM-PSO dapat dgunakan untuk mengoptmas komposs pakan kambng PE agar susu yang dhaslkan memlk kandungan gz susu yang maksmal, dmana cara kerjanya adalah dengan melakukan proses tranng data menggunakan algortma ELM untuk memperoleh nla nput dan output weght yang nantya akan dgunakan pada algortma PSO. Pada algortma PSO akan dlakukan proses nsalsas partkel dan partkel yang telah terbentuk akan dproses ke dalam ELM hngga dperoleh hasl denormalsasya. Hasl denormalsas tersebut akan dgunakan untuk memperoleh nla ftness yang dhaslkan oleh setap partkel. Kemudan, sstem akan mencar nla personal best (pbest) dan global best (gbest) serta dlakukan proses update kecepatan dan poss hngga dperoleh satu partkel dengan nla ftness terbesar. 2. Hasl pengujan yang dlakukan pada peneltan n melput pengujan parameter optmal pada PSO serta pengujan konvergens metode ELM-PSO. Parameterparameter optmal PSO adalah teras

6 36 Jurnal Teknolog Informas dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 4, No. 1, Maret 2017, hlm maksmal PSO = 100 teras, nla wmax = 0.6 dan wmn = 0.3, nla c 1 = 1 dan c 2 = 1.5, nla k = 0.6. Parameter-parameter tersebut menghaslkan ftness terbak sebesar dengan poss partkel terbak yatu [ ]. Pada pengujan konvergens ddapatkan bahwa sstem mencapa telah kestablan nla ftness, yatu pada teras ke Saran 1. Dharapkan pada peneltan berkutnya dalam optmas komposs pakan kambng PE dapat dtambahkan atrbut lan sepert harga pakan agar sstem dapat memberkan komposs pakan terbak dengan harga pakan yang dmnmalkan. 2. Dharapkan pada peneltan berkutnya dalam menggunakan metode ELM-PSO juga dlakukan pengujan terhadap nterval yang dgunakan untuk mengetahu nterval yang dapat menghaslkan solus optmal. 6. DAFTAR PUSTAKA AKUNTONO, I. (2015, September 29). Mengkhawatrkan, Angka Kelahran d RI Tap Tahun Setara Jumlah Penduduk Sngapura. Retreved Januar 8, 2016, from Kompas.com [onlne]: /Mengkhawatrkan.Angka.Kelahran.d.RI.Tap.Tahun.Sejumlah.Penduduk.Sngapura AMERILYSE, C., LATIFAH H. & CHOLISSODIN I Perbandngan Metode ANN-PSO dan ANN-GA dalam Pemodelan Komposs Pakan Kambng Peranakan Etawa (PE) untuk Optmas Kandungan Gz (Stud Kasus pada UPT Pembbtan Ternak dan Hjauan Makanan Ternak Sngosar-Malang). Jurnal Teknolog Informas dan Ilmu Komputer (JTIIK) FILKOM UB Vol. 3 No. 3, ATMIYATI Potens Susu Kambng Sebaga Obat dan Sumber Proten Hewan Untuk Menngkatkan Gz Petan. Bogor: Bala Peneltan Ternak. CHOLISSODIN, I Modul Analss Bg Data Semester Ganjl ENGELBRECHT, A. P Computatonal Intellgence: An Introducton 2nd ed. West Sussex: John Wley & Sons Ltd. FITRIYANTO, ASTUTI, T. Y., & UTAMI, S Kajan Vskostas dan Berat Jens Susu Kambng Peranakan Etawa(PE) pada Awal, Puncak dan Akhr Laktas. Jurnal Ilmah Peternakan, HAMIDAH, E., SUKADA, I. M., & SWACITA, I. B Kualtas Susu Kambng Peranakan Etawah Post-Thawng pada Penympanan Suhu Kamar. Indonesa Medcus Veternus Eds 3, HUANG, G. B., ZHU, Q. Y., & SIEW, C. K Extreme Learnng Machne: A New Learnng Scheme of Feedforward Neural Networks. Proceedng of Internatonal Jont Conference on Neural Networks. Hungary: Budapest. HUANG, G. B., ZHU, Q. Y., & SIEW, C. K Extreme Learnng Machne: Theory and applcatons. Elsever scence: Neurocomputng 70, NUGROHO, B. A Pasar Susu Duna dan Poss Indonesa. JIIPB Vol. 20 No. 1, NUR, D. M., SETYOWATI, E., & WAHYUNINGSIH, S Performans Produks Susu Kambng Peranakan Etawah(PE) Berdasarkan Partas, Umur, Bobot Badan, dan Status Kebuntngan d "MADUKARA FARM", Kota Batu. Unverstas Brawjaya, 1-7. PRIHATMININGSIH, G. E., PURNOMOADI, A., & HARJANTI, D. W Hubungan antara Konsums Proten dengan Produks, Proten dan Laktosa Susu Kambng Peranakan Ettawa. Jurnal Ilmu-lmu Peternakan 25 Vol.2, S, K Classfcaton of ECG Sgnals Usng Hybrd Partcle Swarm Optmzaton n Extreme Learnng Machne. Journal of Appled Scences and Engneerng Research, Vol 3, No. 5, SUBEKTI, E Ketahanan Pakan Ternak Indonesa. Medagro, Vol.5, No.2, SUN, Z., CHOI, T., AU, K., & YU, Y Sales Forecastng usng Extreme Learnng Machne wth Applcaton n Fashon Retalng. Elsever Decson Support Systems 46, SUTAMA, I. K., & BUDIARSANA, I Kambng Peranakan Etawah Penghasl Susu sebaga Sumber Pertumbuhan Baru Sub-Sektor Peternakan d Indonesa. Bala Peneltan Ternak, UMIYASIH, U., & ANGGRAENY, Y. N Petunjuk Tekns Ransum Sembang, Strateg Pakan pada Sap Potong. Pasuruan: Pusat Peneltan dan Pengembangan Peternakan. ZERDA, E. R Analss dan Penerapan Algortma Partcle Swarm Optmzaton (PSO) pada Optmas Penjadwalan Sumber Daya Proyek. Bandung : Unverstas Telkom. ZURIATI, Y., MAHESWARI, R., & SUSANTY, H Karakterstk Kualtas Susu Segar dan Yoghurt dar Tga Bangsa Kambng Perah dalam Mendukung Program Ketahanan dan Dversfkas Pangan. Semnar Nasonal Teknolog Peternakan dan Veterner,

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi) 0 Oktober 206 Analtk Data Tngkat Lanut (Regres) Imam Cholssodn mam.cholssodn@gmal.com Pokok Bahasan. Konsep Regres 2. Analss Teknkal dan Fundamental 3. Regres Lnear & Regres Logstc (Optonal) 4. Regres

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno TH, Pengembangan Metode Algortma Gen, Hal 93-0 PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno Tr Hayat Abstrak Metode optmas

Lebih terperinci

METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS

METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS TESIS METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS Oleh : I Made Wdartha NRP. 5109201009 Dosen Pembmbng : Dr. Agus Zanal Arfn, S.Kom, M.Kom Anny Yunart, S.Kom, M.Comp.Sc

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

APLIKASI PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

APLIKASI PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) APLIKASI PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Irfrans Kusmarna, Luh Kesuma Wardhan 2, Muhammad Safrzal 3,3 Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Sans dan Teknolog,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Semnar Nasonal Sstem dan Informatka 2007; Bal, 6 November 2007 PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Nur Hasanah ) Istkhomah 2) Taufq Hdayat 3) Sr Kusumadew 4) Jurusan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMASALAHAN OPTIMASI CONSTRAINED NONLINEAR DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PENYELESAIAN PERMASALAHAN OPTIMASI CONSTRAINED NONLINEAR DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PENYELESAIAN PERMASALAHAN OPTIMASI CONSTRAINED NONLINEAR DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Yudh Purwananto Rully Soelaman dan Bambang Santoso. Fakultas Teknolog Informas Insttut Teknolog Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Pustaka 2.1.1 Tmetable Tmetable merupakan alokas subjek yang memlk kendala untuk dtempatkan pada ruang waktu (Gan dkk, 2004). Permasalahan Tmetable cukup luas. Masalah

Lebih terperinci

Analisa dan Penerapan Metode Particle Swarm Optimization Pada Optimasi Penjadwalan Kuliah

Analisa dan Penerapan Metode Particle Swarm Optimization Pada Optimasi Penjadwalan Kuliah Jurnal Teknk Informatka, Vol 1 September 2012 Analsa dan Penerapan Metode Partcle Swarm Optmzaton Pada Optmas Penjadwalan Kulah Rasha Ashla Rachman 1), Dadang Syarf 2), Rka Perdana Sar 3) 1) Program Stud

Lebih terperinci

OPTIMASI METODE DISCRIMINATIVELY REGULARIZED LEAST SQUARE CLASSIFICATION DENGAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI METODE DISCRIMINATIVELY REGULARIZED LEAST SQUARE CLASSIFICATION DENGAN ALGORITMA GENETIKA Vol. 5, o. 3, Januar 2010 ISS 0216-0544 OPIMASI MEODE DISCRIMIAIVELY REGULARIZED LEAS SQUARE CLASSIFICAIO DEGA ALGORIMA GEEIKA * Arad Retno r Hayat Rrd, ** Agus Zanal Arfn, *** Anny Yunart * Program Stud

Lebih terperinci

SWARM INTELLIGENCE (Teori & Case Study)

SWARM INTELLIGENCE (Teori & Case Study) Judul SWARM INTELLIGENCE (Teor & Case Study) PSO, ACO, ABC, ACO-SVR, etc Oleh: Imam Cholssodn Ef Ryandan PENGANTAR Buku n member pemahaman konsep lanjut dan detal penyelesaan untuk pengembangan Swarm Intellgence

Lebih terperinci

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO)

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) Efrta Arfah Z Jurusan Teknk Elektro, FTI-ITATS Surabaya Jl. Aref Rahman Hakm 100 Tlp

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Follower Official Account Line Menggunakan Regresi dan Algoritma Genetika

Prediksi Jumlah Follower Official Account Line Menggunakan Regresi dan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 217, hlm. 1312-132 http://j-ptk.ub.ac.d Predks Jumlah Follower Offcal Account Lne Menggunakan Regres dan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY

PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY I Made Wdartha Program Stud Teknk Informatka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Udayana emal : madewdartha@cs.unud.ac.d

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN:

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: KECERDASAN BUATAN BERBASIS PARTICLE SWARM OPTIMIZATION, ANT COLONY OPTIMIZATION DAN FIREFLY ALGORITHM UNTUK MEREDAM OSILASI GANGGUAN PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK Pressa P. Surya Unverstas Muhammadyah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Hybrid intelligent system adalah kombinasi lebih dari dua teknologi cerdas.

Hybrid intelligent system adalah kombinasi lebih dari dua teknologi cerdas. Teny Handhayan Pendahuluan Hybrd ntellgent system adalah kombnas lebh dar dua teknolog cerdas. Contohnya kombnas Neural Network dengan Fuzzy membentuk Neuro-fuzzy system Perbandngan Expert Systems, Fuzzy

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Optmas Fungs Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dua Tahap Menggunakan Algortma Genetka Pada Pemlhan Calon Penerma Beasswa dan BBP-PPA (Stud Kasus: PTIIK Unverstas Brawjaya Malang) Bunga Amela Restuputr 1, Wayan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Implementasi Metode Particle Swarm Optimization-Dempster Shafer untuk Diagnosa Indikasi Penyakit pada Budidaya Ikan Gurami

Implementasi Metode Particle Swarm Optimization-Dempster Shafer untuk Diagnosa Indikasi Penyakit pada Budidaya Ikan Gurami Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 2, Februar 2018, hlm. 503-509 http://j-ptk.ub.ac.d Implementas Metode Partcle Swarm Optmzaton-Dempster Shafer untuk

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Roy Madi Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH

Roy Madi Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH OPTIMASI WAKTU KEBERANGKATAN FERRY TANJUNGPINANG BATAM DENGAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (Stud Kasus : Pelabuhan Sr Bntan Pura, Kota Tanjungpnang) Roy Mad Mahasswa Teknk Informatka, FT UMRAH (roymad0@gmal.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

Klasifikasi Tingkat Resiko Stroke Menggunakan Improved Particle Swarm Optimization dan Support Vector Machine

Klasifikasi Tingkat Resiko Stroke Menggunakan Improved Particle Swarm Optimization dan Support Vector Machine Konferens Nasonal Sstem & Informas 016 STT Ibnu Sna Batam, 11 13 Agustus 016 1 Klasfkas Tngkat Resko Stroke Menggunakan Improved Partcle Swarm Optmzaton dan Support Vector Machne Imam Cholssodn 1), Faar

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Dagram Alr Peneltan Materal Amorph Magnetk (Fe 73 Al 5 Ga 2 P 8 C 5 B 4 S 3 ) Ekspermen DfraksNeutron (I vs 2theta) Smulas Insalsas atom secara random Fungs struktur, F(Q) Perhtungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

Prediksi Penerimaan Zakat menggunakan Metode Support Vector Regression (SVR) dengan Flower Pollination Algorithm (FPA)

Prediksi Penerimaan Zakat menggunakan Metode Support Vector Regression (SVR) dengan Flower Pollination Algorithm (FPA) Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 548-964X Vol. 1, No. 7, Jun 017, hlm. 534-544 http://j-ptk.ub.ac.d Predks Penermaan Zakat menggunakan Metode Support Vector Regresson (SVR)

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

Kata kunci : substrat, penentuan rasio, jaringan syaraf tiruan, algoritma genetik

Kata kunci : substrat, penentuan rasio, jaringan syaraf tiruan, algoritma genetik OPTIMASI PEETUA KOMPOSISI SUBSTRAT PADA PORTABLE BIODIGESTER DEGA METODE JARIGA SYARAF TIRUA-ALGORITMA GEETIK (Kurna Cholsh Artayasa, Suyanto, ST. MT, Dr. Dhany Arfanto, ST. M. Eng.) Jurusan Teknk Fska

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING M. Helmy Noor 1, Moh. Harad 2 Program Pasasarjana, Jurusan Teknk Elektro, Program Stud Jarngan Cerdas

Lebih terperinci

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Semnar Nasonal Inovas Dan Aplkas Teknolog D Industr 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebruar 2017 PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Helza

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan) APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Stud Kasus Pengenalan Karakter Tulsan Tangan) Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februar 2015 PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1), I Dewa Gede Ra Mardana 2), Sandy Wrakusuma 3) 1), 2), 3)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Semnar Nasonal Informatka 009 (semnasif 009) ISSN: 1979-38 UPN Veteran Yogyakarta, 3 Me 009 OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Mackel Tuegeh 1, Ad Soeprjanto, Maurdh Hery

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM PERBANINGAN METOE SAW AN TOPSIS PAA KASUS UMKM Muh. Alyazd Mude al.mude@yahoo.com Teknk Informatka Unverstas Muslm Indonesa Abstrak alam pengamblan keputusan terhadap masalah berdasarkan sebuah analsa

Lebih terperinci

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean Matematka Egenface Menggunakan Metrk Eucldean 6 Ben Utomo Sekolah ngg eknolog Bontang, Indonesa Abstract Salah satu sstem pengenalan wajah (face recognton) adalah metode egenface. Metode n bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI09191 IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA RESONANSI MAGNETIK OTAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS YANG DIMODIFIKASI BERDASARKAN KORELASI ANTAR PIKSEL (Kata Kunc : Segmentas Fuzzy

Lebih terperinci

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE M. Fachrurroz, M.T. 1, Nov Yuslan, M.T. 2 1,2 Jurusan Teknk Informatka Fakultas Ilmu Komputer, Unverstas Srwjaya 1 obetsobets@gmal.com,

Lebih terperinci

HAK CIPTA (HKI) Judul Invensi: METODE OPTIMISASI KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI BERBASIS LOGIKA FUZZY DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

HAK CIPTA (HKI) Judul Invensi: METODE OPTIMISASI KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI BERBASIS LOGIKA FUZZY DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION 0 HAK CIPTA HKI 1 Judul Invens: METODE OPTIMISASI KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI BERBASIS LOGIKA FUZZY DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Inventor: Dr. Ramadon Syahputra, S.T., M.T. Ir. Agus Jamal, M.Eng.

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1) Sandy Wrakusuma 2) 1) S1 Sstem Komputer, STIKOM Surabaya, emal: madha@stkom.edu 2) S1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERCG JRIG KSES KBEL (DTG3E3) Dsusun Oleh : Hafdudn,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prod D3 Teknk Telekomunkas Fakultas Ilmu Terapan Unverstas Telkom 015 Peramalan Trafk Peramalan Trafk Peramalan

Lebih terperinci

Metode Algoritma Genetika dan Darwinian Particle Swarm Optimization dengan Variable Acceleration Factor Untuk Fungsi Multimodal

Metode Algoritma Genetika dan Darwinian Particle Swarm Optimization dengan Variable Acceleration Factor Untuk Fungsi Multimodal Vol. 5, No. 3 Desember 2016 ISSN 2088-2130;e-ISSN 2502-4884 Metode Algortma Genetka dan Darwnan Partcle Swarm Optmzaton dengan Varable Acceleraton Factor Untuk Fungs Multmodal Arad Retno Tr Hayat Manajemen

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN

RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN Erfant Fatkhyah Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr, Insttut Sans & Teknolog AKPRIND Yogyakarta Emal: erfunthye@yahoocod

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

MODIFIED IMPROVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION FOR OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING

MODIFIED IMPROVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION FOR OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 009 (SNATI 009) ISSN: 1907-50 Yogyakarta, 0 Jun 009 MODIFIED IMPROVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION FOR OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING Mackel Tuegeh 1, Soeprjanto, Maurdh

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Pemakaian Air di PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik Menggunakan Support Vector Regression

Peramalan Jumlah Pemakaian Air di PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik Menggunakan Support Vector Regression Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 548-964X Vol., No. 10, Oktober 018, hlm. 3788-3795 http://j-ptk.ub.ac.d Peramalan Jumlah Pemakaan Ar d PT. Pembangktan Jawa Bal Unt Pembangkt

Lebih terperinci