Kampus Unkris Jatiwaringin 2) Program Studi Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kampus Unkris Jatiwaringin 2) Program Studi Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana"

Transkripsi

1 ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BEKASI TAHUN Juliantia 1) Budi Tri Rahardjo 2), 1) Program Studi Auntansi, Faultas Eonomi Universitas Krisnadwipayana Kampus Unris Jatiwaringin 2) Program Studi Auntasi, Faultas Eonomi Universitas Krisnadwipayana Kampus Unris Jatiwaringin Abstract : The study is done to the effectiveness and the contribution of motor vehicle taxes and import turning the vehicle ownership transfer to the local revenue in Beasi city. This research was done in SAMSAT the city of Beasi. Methods used for hering data, through the data secondary. Data secondary obtained by interview, survey, and observation. Methods of analysis data used is the methods of approach desriptif ualitatif. The results of the analysis show that the admission tax motor vehicle and bea behind the name of motor vehicle very effective. While contributions to tax motor vehicles of revenue original area very good in the amount of % and for contribution bea behind the name of the motor vehicle against the revenue the original area was in the amount of 25.50%. Keywords: Tax, Local Tax, Tax Motor Vehicle, Bea Bali The Vehicle PENDAHULUAN tivitas paja daerah sendiri merupaan penilaian inerja pemungutan paja daerah yang dilauan oleh Dinas Pendapatan daerah selama satu tahun anggaran, apaah sudah efe ataupun belum yang dapat dilihat dari presentase penerimaan paja daerah yang direalisasian dibandingan dengan target yang telah ditetapan, sedangan ontribusi paja daerah sendiri merupaan tingat sumbangan paja daerah terhadap penerimaan asli daerah yang dapat dietahui dari membandingan penerimaan paja dengan eseluruhan pendapatan asli daerah dalam satu tahun anggaran. Begitu pula halnya pemda Kota Beasi yang diberi ewenangan untu menur dan mengelola sumber pendapatan dan daerahnya sendiri. Untu elangsungan dan emajuan Kota Beasi seitarnya maa dari itu diharapan untu mampu menggali, mengelola, dan memasimalan potensi sumber daya yang ada di Kota Beasi seitarnya. Dengan terus menggali, mengelola, dan memasimalan potensi sumber daya yang ada di Beasi seitarnya, maa nantinya aan mampu meningatan paja daerah, sehingga mampu memasimalan Pendapatan Asli Daerah. Paja daerah terbagi atas paja provinsi yang terdiri atas paja endaraan bermotor, bea bali atas nama endaraan bermotor, paja bahan baar atas endaraan bermotor, paja air permuaan dan paja roo. Dan paja abupaten/ota yang terdiri atas paja hotel, paja hiburan, paja relame, paja mineral buan logam dan lain-lain, yang berguna dalam menunjang penerimaan pendapatan asli daerah. Kendaraan bermotor merupaan obje paja bagi Kota Beasi yang memeberian ontribusi cuup besar bagi pendapatan asli daerah.saat ini penggunaan endaraan bermotor dari tahun e tahun di Kota Beasi terus meningat. Hal ini diarenaan semain banyanya dealer endaraan bermotor dari berbagai perusahaan. Dengan semain banyanya mere dan jenis endaraan bermotor, maa produsen endaraan bermotor saling bersaing dengan mengeluaran berbagai ebijaan yang mempermudah dan menari minat masyaraat untu membeli endaraan bermotor. Sebagai contoh, banya dealer yang memberian emudahan redit dan pemberian Hal. 1

2 dison yang menguntungan bagi pembeli. Dengan munculnya berbagai ebijaan tersebut maa semain banya masyaraat yang membeli endaraan bermotor. Dengan bertambahnya jumlah pemaai endaraan maa aan menjadi euntungan bagi pemerintah daerah dalam penerimaan paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor. Pemungutan paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor di Kota Beasi dilasanaan dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap, yang dienal dengan sebutan SAMSAT. Dari pembahasan diatas, peneliti tertari untu meneliti seberapa besar ontribusi yang diberian oleh paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor apaah memberian peningatan dari tahun e tahun dan seberapa besar paja endaraan bermotor dan paja bea bali endaraan bermotor berontribusi terhadap PAD, juga untu mengetahui penerimaan atas paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor. LANDASAN TEORI 1. Definisi Bea Bali Nama Kendaraan Bea bali nama endaraan bermotor adalah penyerahan endaraan bermotor, yaitu pengalihan ha endaraan bermotor sebagai aibat perjanjian dua belah piha atau sepiha atau eduanya yang terjadi arena jual beli, tuar menuar, hibah termasu wasiat dan hadiah, atau pemasuan edalam badan usaha. 2. Obje Paja Bea Bali Nama Kendaraan Obje paja bea bali nama endaraan bermotor adalah penyerahan epemilian endaraan bermotor. Termasud dalam pengertian endaraan bermotor adalah endaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasian di semua jenis jalan darat dan endaraan bermotor yang dioperasian di air dengan uuran isi otor GT 5 (Lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (Tujuh Gross Tonnage). Perusahaan endaraan bermotor melebihi 12 (dua belas) bulan dapat dianggap sebagai penyerahan. Penguasaan endaraan bermotor tida termasud penguasaan endaraan bermotor arena perjanjian sewa beli. Termasu penyerahan endaraan bermotor adalah pemasuan endaraan bermotor dari luar negeri untu dipaai secara tetap di Indonesia, ecuali: a. Untu dipaai sendiri oleh orang pribadi yang bersangutan b. Untu diperdagangan c. Untu dieluaran embali dari wilayah pabean Indonesia d. Digunaan untu pameran, penelitian, contoh, dan egiatan olahraga bertaraf internasional. 3. Buan Obje Paja Bea Bali Nama Kendaraan Diecualian dari pengertian endaraan bermotor: a. Kereta api b. Kendaraan bermotor yang sematamata digunaan untu eperluan pertahanan dan eamanan Negara c. Kendaraan bermotor yang dimilii dan/atau diuasai eduataan, onsulat, perwailan Negara asing dengan asas timbal bali dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan paja dari pemerintah d. Obje paja lainnya yang ditetapan dalam peraturan daerah 4. Subje Paja Wajib Paja Bea Bali Nama Kendaraan Subje paja bea bali nama endaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang dapat menerima penyerahan endaraan bermotor. Wajib paja bea bali nama endaraan bermotor adalah nilai jual endaraan bermotor. 5. Dasar Pengenaan Bea Bali Nama Kendaraan Dasar pengenaan Bea Bali Nama Kendaraan adalah nilai jual endaraan bermotor. Subye paja bea bali nama endaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan endaraan bermotor. 6. Penetapan Tarif Bea Bali Nama Kendaraan Hal. 2

3 Tarif paja Bea Bali Nama Kendaraan ditetapan paling tinggi masing-masing sebagai beriut: a. Penyerahan pertama sebesaar % (dua puluh persen) b. Penyerahan edua dan seterusnya sebesar 1% (satu persen) Khusus endaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tida menggunaan jalan umum tariff paja ditetapan paling tinggi masing-masing sebagai beriut: a. Penyerahan pertama sebesar 0,75% ( nol oma tujuh puluh lima persen) b. Penyerahan edua dan seterusnya sebesar 0,075% ( nol oma nol tujuh puluh lima persen) c. Tarif bea bali nama endaraan bermotor ditetapan dengan peraturan daerah. 7. Perhitungan Bea Bali Nama Kendaraan Besaran poo bea bali nama endaraan bermotor yang terhutang dihitung dengan cara mengalihan tariff paja dengan dasar pengenaan paja. Secara umum perhitungan bea bali nama endaraan bermotor adalah sesuai dengan rumus beriut: Paja terutang = Tarif Paja x Dasar Pengenaan Paja Kendaraan = Tarif Paja x Nilai Jual 8. Saat Terutang Paja, Masa Paja, dan Wilayah Pemungutan Paja Paja yang terhutang merupaan bea bali nama endaraan bermotor yang harus dibayar oleh wajib paja pada suatu saat dalam masa paja atau dalam tahun paja menurut etentuan peraturan daerah tentang bea bali nama endaraan bermotor yang ditetapan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat paja terhutang dalam masa paja terjadi pada saat penyerahan endaraan bermotor. Bea Bali Nama Kendaraan yang terhutang dipungut wilayah profinsi tempat bermotor didaftaran.hal ini terait dengan ewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas endaraan bermotor yang terdaftar dalam lingup wilayah administarsinya. Apabila terjadi pemindahan endaraan bermotor dari stu daerah edaerah lain, wajib paja yang bersangutan harus memperlihatan buti pelunasan bea bali nama endaraan bermotor di daerah asalnya berupa surat etetapan fiscal antar dearah Menurut Mardiasmo (09:134) tivitas adalah uuran berhasil tidanya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maa organisasitersebut dapat diataan telah berjalan dengan efe. Menurut Abdul Halim (04:135) tivitas menggambaran emampuan pemerintah daerah dalam merealisasian Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang direncanaan dibandingan dengan target yang ditetapan berdasaran potensi rill daerah. tivitas merupaan perbandingan output dengan outcome. Penguuran efetivitas bertujuan untu mengetahui eberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.apabila organisasi berhasil mencapai tujuannya, maa organisasi tersebut diataan efe. Kemampuan daerah dalam melauan tugasnya diategorian efe apabila rasio efetivitasnya semain tinggi, menggambaran emampuan daerah yang semain bai. tivitas dalam pemerintah daerah dapat diartian sebagai egiatan tepat pada watunya dan di dalam batas anggaran yang tersedia. Dapat juga berarti pencapaian suatu tujuan dan sasaran atas apa yang telah direncanaan. Namun demiian, apabila yang dilauan oleh pemerintah daerah dalam pelasanaannya melenceng dari rencana semula, tetapi memilii dampa yang menguntungan bagi penerima, maa dapat diataan efe (Halim, 04:74). Apabila onsep efetivitas diaitan dengan paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor, maa efetivitas yang dimasud adalah seberapa besar realisasi penerimaan atas paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor dalam mencapai target yang seharusnya dalam periode tertentu. Kontribusi adalah besaran sumbangan yang diberian atas sebuah egiatan yang dilasanaan. (Handoo, 13:2). Hal. 3

4 METODOLOGI PENELITIAN Yang menjadi obje penelitian ini adalah paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor. Penelitian ini dilauan di salah satu Instansi Pemerintah Daerah yaitu Dinas Pendapatan Daerah Kota Beasi dan Samsat Kota Beasi yang berloasi di Jl. Jendral Ahmad Yani. Margajaya (Beasi Selatan) Beasi. Penelitian ini dilauan pada bulan Januari 16 sampai Maret 16. Populasi dalam penelitian ini adalah target dan realisasi Kota Beasi tahun Sampel dalam penelitian ini adalah nilai target paja endaraan bermotor, target paja bea bali nama endaraan bermotor, nilai realisasi paja endaraan bermotor, nilai realisasi paja bea bali nama endaraan bermotor dan nilai realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdapat di Kota Beasi. Untu memperoleh informasi dan data yang dielola dalam penelitian ini, maa pengumpulan data dilauan dengan dua cara, yaitu: Penelitian ini merupaan penelitian yang dilauan dengan menggunaan data seunder yang diperoleh dengan mengumpulan sumber-sumber dari buu-buu, jurnal, dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini. Untu memperoleh data, maa peneliti mengadaan penelitian e Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Beasi dan Samsat Kota Beasi dengan melauan hal-hal sebagai beriut: Observasi Merupaan pengamatan secara langsung serta melauan pencatatan secara sistematis mengenai hal-hal dan semua ejadian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data yang digunaan dalam penelitian ini adalah data seunder yang diperoleh dari DISPENDA Kota Beasi dan SAMSAT Kota Beasi. Jenis data yang digunaan dalam bentu: Data Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Beasi Data Target dan Reaisasi Paja Kendaraan di Kota Beasi Data Target dan Bea Bali Nama Kendaraan yang ada di Kota Beasi Dan data lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Teni analisis data yang digunaan dalam penelitian ini adalah menggunaan metode analisis desriptif ualitatif, analisis desriptif ualitatif analisis yang diwujudan dengan cara menggambaran enyataan atau eadaan-eadaan atas suatu obje dalam bentu uraian alimat berdasaran eteranganeterangan dari piha-piha yang berhubungan langsung dengan penelitian ini. Hasil analisis tersebut emudian di interpretasian guna memberian gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang diajuan (Tarigan, 13). Definisi dan Penguuran Variabel Operasional 1. Analisis tivitas tivitas adalah uuran berhasil tidanya suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maa organisasi tersebut dapat diataan telah berjalan dengan efe, jadi untu menganalisis efeitas dari paja atas endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor maa peneliti menggunaan rumus yang telah peneliti embangan dari peneliti sebelumnya yang dilauan oleh Adelina (12) dengan rumus sebagai beriut: Guna untu menguur tingat efetivitas maa digunaan indiato rpada tabel III.1 dibawah ini: Tabel III.1 Klasifiasi Kriteria tivitas Persentase Kriteria >100% efe % 80 90% Cuup efe 60 80% Kurang efe <60% Tida efe Sumber :Depdagri, Kepmendagri No ( Rima Adelina, 12) Hal. 4

5 2. Analisis Kontribusi Menurut amus eonomi ontribusi adalah sesuatu yang diberian bersama-sama dengan piha lain untu tujuan biaya atau erugian tertentu atau bersama. Sehingga ontribusi yang dimasud dapat diartian sebagai sumbangan yang diberian oleh pendapatan paja atas endaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah. Untu mengetahui ontribusi paja atas endaraan bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah, digunaan rumus sebagai beriut : Tabel III.2 di bawah ini aan menggambaran indicator dalam menilai ontribusi paja endaraan bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah. Tabel III.2 Klasifiasi Kriteria Kontribusi Presentase Kriteria 0,00% - 10% urang 10,10% - % Kurang,10% - 30% Sedang 30,10% - 40% Cuup bai 40,10% - 50% Diatas 50% bai Sumber :Depdagri, Kepmendagri No (VelayatiD, 13) ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang dilauan diperoleh data-data sebagai beriut: Tabel IV.1 Target Paja Kendaraan Kota Beasi (10-14) Tahun Target Paja Kendaraan (Rp) ,500,000, ,470,257, ,424,656, ,412,859, ,163,436, Sumber : DPPKAD Kota Beasi (10) Tabel IV.2 Paja Kendaraan Kota Beasi (10-14) Tahun Paja Kendaraan (Rp) ,234,171, ,000,164, ,017,617, ,705,732, ,311,765, Sumber : DPPKAD Kota Beasi (10) Tabel IV.3 Target Bea Bali Nama Kendaraan (10-14) Tahun Target Bea Bali Nama Kendaraan (Rp) 10 13,264,000, ,121,067, ,373,875, ,619,000, ,939,489,000 Sumber : DPPKAD Kota Beasi (10) Tabel IV.4 Bea Bali Nama Kendaraan Kota Beasi (10-14) Tahun Bea Bali Nama Kendaraan (Rp) 10 13,179,542, ,156,108, ,065,985,000 13,550,649, ,171,121,700 Sumber : DPPKAD Kota Beasi (10) Tabel IV.5 Pendapatan Asli Daerah Kota Beasi (10-14) Tahun Pendapatan Asli Kota Beasi (Rp) ,584,837, ,344,278, ,485,659, ,762,368, ,5,243,336, Sumber : DPPKAD Kota Beasi (10) Hal. 5

6 Tabel IV.6 Data Penerimaan Paja Kendaraan Kota Beasi (10-14) TAHUN PENERIMAAN PKB SKPD POKOK DENDA JUMLAH , ,234,171,875 15,002,983, ,237,155, ,163, , ,154,417,850 16,260,495, ,414,912,925 6, ,038 5,027,617,960 11,887,334, ,914,952, ,221 6,705,432,675 15,511,490, ,216,923,538 Rat , ,311,765,150,480,940, ,792,705,950 a- 478,994,24 MLAH 4,172,803 2,535,433,405,510 79,143,245,243 2,614,576,650,753 rat 1, Sumber : DPPKAD Kota Beasi (10) a Ta hu n Target PKB (Rp) PKB (Rp) 710,311,76 5, ,853,89 0, Sumber :Diolah oleh penuls ti vitas PKB (%) Krit eria Analisa Hasil Penelitian Analisis tivitas Paja Kendaraan Contoh perhitungan: Analisis Kontribusi Paja Kendaraan Analisis atas ontribusi yang diberian oleh paja endaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD). = % Dengan menggunaan program Microsoft excel maa hasil eseluruhan dapat dilihat pada tabel IV.7. Ta hu n Tabel IV.7 tivitas Paja Kendaraan Kota Beasi (10-14) Target PKB (Rp) 293,500,00 0, ,470,25 7, ,424,65 6, ,412,85 9, PKB (Rp) 303,234,17 1, ,000,16 4, ,017,61 7, ,705,73 2, ti vitas PKB (%) Krit eria gan Cu up Contoh perhitungan: = % Dengan menggunaan program Microsoft excel maa hasil eseluruhan dapat dilihat pada Tabel IV.8. Ta hu n Tabel IV.8 Kontribusi Paja Kendaraan Kota Beasi (10-14) PKB (Rp) 303,234,17 1, ,000,16 4, ,017,61 7, PAD (Rp) 298,584,83 7, ,344,27 8, ,485,65 9, Kontr ibusi PKB (%) Krit eria Hal. 6

7 13 14 Rat a- rat a 6,705,73 2, ,311,76 5, ,853,89 0, ,762,36 8, ,5,243,3 36, ,284,09 5, Sumber : Diolah oleh penulis Analisis tivitas Bea Bali Nama Kendaraan Contoh perhitungan: = 99.36% Dengan menggunaan program Microsoft excel maa hasil eselurahan dapat dilihat pada tabel IV.9. Ta hun Tabel IV.9 tivitas Bea Bali Nama Kendaraan Kota Beasi (10-14) Target BBNKB (Rp) 13,264,000, ,121,067, ,373,875, ,619,000, ,939,489, BBNKB (Rp) 13,179,542, ,156,108, ,065,985,000.00,550,649, ,171,121, ti vitas BBN KB (%) Krit eria Rat a- rata 13,663,486, ,024,681, Sumber :Diolah oleh penuls Analisis Kontribusi Bea Bali Nama Kendaraan Analisis atas ontribusi yang diberian oleh paja bea bali nama endaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Contoh perhitungan: = 44.14% Dengan menggunaan program Microsoft excel maa hasil eseluruhan dapat dilihat pada Tabel IV.10. Ta hu n Tabel IV.10 Kontribusi Bea Bali Nama Kendaraan Kota Beasi (10-14) BBNKB (Rp) PAD (Rp) 10 13,179,54 2, ,584,837, ,156,10 568,344, ,100.00, ,065,98 735,485, ,000.00,293.00,550,64 808,762, ,600.00, ,171,12 1,5,243,3 14 1, , Rat a- 16,024,68 723,284,095 rat 1,280.00, a Sumber : Diolah oleh penulis PEMBAHASAN Kontr ibusi BBN KB (%) Krit eria Sed ang Kur ang Sed ang Kur ang Sed ang 1. tivitas atas penerimaan paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama aendaraan bermotor a. Paja Kendaraan Hal. 7

8 Pada tabel IV.7 memperlihatan bahwa tingat efetivitas penerimaan paja atas endaraan bermotor pada tahun 10 adalah sebesar %, hal tersebut menunjuan bahwa penerimaan paja endaraan bermotor tahun 10 adalah san efe. Tahun 11 adalah sebesar %, hal tersebut menunjuan bahwa penerimaan paja endaraan bermotor tahun 11 adalah san efe. Pada tahun 12 tingat efetivitas penerimaan paja endaraan bermotor adalah sebesar 87.04%, hal ini menunjuan bahwa penerimaan paja endaraan bermotor tahun 12 adalah cuup efe. Tahun 13 tingat efetivitas penerimaan paja endaraan bermotor menjadi sebesar %, hal tersebut menunjuan bahwa penerimaan paja endaraan bermotor tahun 13 adalah san efe. Dan untu tahun 14 tingat efetivitas penerimaan paja endaraan bermotor sebesar %, hal ini menunjuan bahwa penerimaan paja endaraan bermotor tahun 14 san efe. Namun jia ditari secara rata dalam urun watu adalah sebesar % yang menunjuan bahwa penerimaan paja endaraan bermotor dalam urun watu tersebut adalah san efe. Disisi lain, efetivitas penerimaan paja atas endaraan bermotor menunjuan penurunan dan enaian dari tahun 10-14, hal tersebut disebaban arena perbandingan enaian target dan realisasi pada setiap tahunnya. b. Paja Bea Bali Nama Kendaraan Dari data tabel IV.9, realisasi atas pemungutan paja bea bali nama endaraan bermotor pada tahun 10 sebesar 13,179,542,000.00, dengan tingat presentase efetivitas sebesa 99.36%. Presentase tahun 10 tida mencapai 100%, ini berarti aparatur pemungutan paja ota Beasi belum mampu mengoptimalan pemungutan pajanya untu mencapai target yang diharapan tersebut. Pada tahun 11 sampai dengan 13, presentase efetivitas atas pemungutan paja bea bali nama endaraan bermotor mengalami peningatan melebihi 100%, namun mengalami penurunan pada tahun 14 sebesar % dengan realisasi paja sebesar 21,171,121, Pada tahun 11 presentase efetivitas sebesar dengan realisasi atas pemungutan paja bea bali nama endaraan bermotor sebesar 15,156,108,100.00, sedangan pada tahun 12 mengalami enaian sebesar 36.28% dengan realisasi atas pemungutan paja bea bali nama endaraan bermotor sebesar 10,065,985, dan pada tahun 13 mengalami enaian yang cuup tinggi sebesar 77.14% dengan realisasi atas pemungutan paja bea bali nama endaraan bermotor sebesar,550,649, namun jia ditari secara rata dalam urun watu adalah sebesar % yang menunjuan bahwa penerimaan paja bea bali nama endaraan bermotor dalam urun watu tersebut adalah san efe. 2. Kontribusi yang diberian oleh paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) a. Paja Kendaraan Dari data yang terdapat pada tabel IV.8, terlihat bahwa terjadi penurunan atas ontribusi paja endaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dari tahun e tahun. Pada tahun 10, paja endaraan bermotor terealisasi sebesar 303,234,171, dengan ontribusi terhadap pendapatan asli daerah sebesar % hal ini sejalan sejalan dengan tingat pembelian endaraan bermotor. Pada tahun 11, terjadi penurunan presentase atas realisasi paja endaraan bermotor sebesar 33.82% terhadap realisasi pendapatan asli daerah. Dari tahun 11 sampai 13 mengalami penurunan signifian sebesar2.96% pada tahun 12 dan 6.05% pada tahun 13. Dan terjadi enaian pada tahun 14 sebesar 92.93%. b. Paja Bea Bali Nama Kendaraan Hal. 8

9 Tujuan dari pembayaran paja bea bali nama endaraan bermotor adalah untu memperoleh buti ha epemilian endaraan bermotor. Pada tahun 10 realisasi atas paja bea bali nama endaraan bermotor sebesar 13,179,542, dengan tingat ontribusi terhadap pendapatan asli daerah sebesar 44.14%. dengan tingginya pembelian terhadap endaraan bermotor, maa paja endaraan bermotorjuga semain tinggi, dengan demiian paja bea bali nama endaraan bermotor juga demiian. Pada tahun 11 realisasi paja bea bali nama endaraan bermotor mengalami penurunan sebesar 17,47%, dengan realisasi paja bea bali nama endaraan bermotor sebesar 15,156,108,100.00, ini berarti paja bea bali nama endaraan bermotortida memberian ontribusi yang cuup besar epada pendapatan asli daerah dibandingan pada tahun 10. Pada tahun 12 presentase ontribusi paja bea bali nama endaraan bermotor mengalami penurunan lagi sebesar 12.98% dengan realisai paja bea bali nama endaraan bermotor sebesar 10,065,985, Pada tahun 13 presentase ontribusi paja bea bali nama endaraan bermotor nai sebesar 11.72% dengan realisasi sebesar,550,649, Dan pada tahun 14 presentase ontribusi paja bea bali nama endaraan bermotor mengalami penurunan sebesar 7.84% dengan realisasi sebesar 21,171,121, KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Penerimaan paja endaraan bermotor Kota Beasi secara eseluruhan selama tahun san efe. Tingat efetivitas penerimaan paja atas endaraan bermotor pada tahun 10 adalah sebesar %. Tahun 11 adalah sebesar %. Pada tahun 12 tingat efetivitas penerimaan paja endaraan bermotor adalah sebesar Tahun 13 tingat efetivitas penerimaan paja endaraan bermotor menjadi sebesar %. Dan untu tahun 14 tingat efetivitas penerimaan paja endaraan bermotor sebesar Jia ditari secara rata dalam urun watu adalah sebesar % yang menunjuan bahwa penerimaan paja endaraan bermotor dalam urun watu tersebut adalah san efe. 2. Penerimaan paja bea bali nama endaraan bermotor Kota Beasi secara eseluruhan selama tahun san efe. Tingat efetivitas penerimaan paja atas bea bali nama endaraan bermotor pada tahun 10 adalah sebesar 99.36%. Tahun 11 adalah sebesar %. Pada tahun 12 tingat efetivitas penerimaan paja bea bali nama endaraan bermotor adalah sebesar %. Tahun 13 tingat efetivitas penerimaan paja bea bali nama endaraan bermotor menjadi sebesar %. Dan untu tahun 14 tingat efetivitas penerimaan paja bea bali nama endaraan bermotor sebesar 92.29%. Jia ditari secara rata dalam urun watu adalah sebesar % yang menunjuan bahwa penerimaan paja bea bali nama endaraan bermotor dalam urun watu tersebut adalah san efe. 3. Kontribusi paja endaraan bermotor Kota Beasi secara eseluruhan san bai/san terhadap pendapatan asli daerah selama tahun Pada tahun 10, ontribusi paja endaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah sebesar %. Pada tahun 11, ontribusi paja endaraan bermotor sebesar 67.74% terhadap pendapatan asli daerah. Pada tahun 12 ontribusi paja endaraan bermotor sebesar 70.7%. Tahun 13 sebesar 76.75% dan tahun 14 sebesar %. Jia ditari dari tahun secara rata-rata ontribusi paja endaraan bermotor sebesar % terhadap pendapatan asli daerah. 4. Kontribusi paja bea bali nama endaraan bermotor Kota Beasi secara eseluruhan sedang terhadap pendapatan asli daerah selama tahun Pada tahun 10, ontribusi paja bea bali nama endaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah sebesar 44.14%. Pada tahun 11, Hal. 9

10 ontribusi paja bea bali nama endaraan bermotor sebesar 26.67% terhadap pendapatan asli daerah. Pada tahun 12 ontribusi paja endaraan bermotor sebesar 13.69%. Tahun 13 sebesar 25.41% dan tahun 14 sebesar 17.57%. Jia ditari dari tahun secara rata-rata ontribusi paja endaraan bermotor sebesar 25.50% terhadap pendapatan asli daerah. Saran Berdasaran esimpulan yang telah dirangum di atas, sebagai masuan dalam upaya peningatan paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor Kota Beasi terhadap pendapatan asli daerah, maa disaranan: 1. Kantor bersama samsat sebagai penghasil dari paja endaraan bermotor dan paja bea bali nama endaraan bermotor memerluan inerja yang masimal dalam upaya untu meningatan penghasilan penerimaan daerah yang optimal terhadap pendapatan asli daerah Kota Beasi. 2. Perlunya melauan sosialisasi terhadap wajib paja yang belum sadar aan paja endaraan bermotor maupun bea bali nama endaraan bermotor dengan pelayanan inerja melalui samsat eliling maupun samsat outlet sehingga penerimaan paja endaraan bermotor dapat lebih masimal. 3. Perlunya tindaan tegas terhadap wajib paja endaraan bermotor yang lalai dalam membayar paja. Agar presentase ontribusi paja terhadap pendapatan asli daerah bias terus meningat/berontribusi. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 04. Auntansi Keuangan Daerah. Jaarta: Salemba Empat Anderson. Dalam Buu Diana Sari. 13. Konsep Dasar Perpajaan. Bandung: PT.Refia Aditama Mardiasmo. 11. Perpajaan Edisi Revisi 11. Jaarta: Penerbit Andi Pipin, Syarifin dan Dedah Jubaedah. 06. Pemerintahan Daerah di Indonesia. Bandung; Pustaa Setia Prof.Dr.Rochmat Soeitro, SH. Dalam Buu Siti Resmi. 13. Perpajaan Teori dan Kasus. Jaarta: Salemba Empat Siahaan, M.P. 10. Paja Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi. PT.Raja Grafindo Persada. Jaarta Sugianto. 07. Paja dan Retribusi Daerah. Jaarta: Cial Sati. Sugiono. 08 Sugiyono. 14. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Waluyo. 12. Auntansi Paja. Edisi Empat. Jaarta; Penerbit Salemba Empat Peraturan Perundang-Undang Republi Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 09 tentang Paja Daerah Republi Indonesia. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 00 tentang Paja Daerah dan Retribusi Daerah Republi Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 00 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenang Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom Republi Indonesia. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 04 tentang Perimbangan Pemerintah Pusat dan Daerah Republi Indonesia. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 04 Pasal 157 tentang Penerimaan Daerah Republi Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 09 Pasal 5 tentang Dasar Pengenaan Paja Kendaraan Hal. 10

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, April 2015, h. 31-40 KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL Afifah *), Indri Subeti **) *) Mahasiswa Abid Unisa **)Dosen Abid Unisa ABSTRAK

Lebih terperinci

Karona Cahya Susena Nurzam Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK

Karona Cahya Susena Nurzam Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK ANALISIS TREND PERAMALAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBN-KB) DI DISPENDA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010-2014 Karona Cahya Susena Nurzam Dosen

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH PROVINSI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA BARAT

EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH PROVINSI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA BARAT EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH PROVINSI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA BARAT Rindy Citra Dewi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang rindy_citradewi@upiyptk.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan untuk membiayai pengeluaran atau kebutuhan negara dalam meningkatkan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI Oleh: Muhammad Alfa Niam Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri,Kediri Email: alfa_niam69@yahoo.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh : ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh : ABSTRAK UPAYA MEIGKATKA HASIL BELAJAR MATA PELAJARA ILMU PEGETAHUA ALAM MELALUI METODE DEMOSTRASI Oleh : Erhan Rizi Aprian 1, edin Badruzzaman, Saur M. Tampubln 3 ABSTRAK Upaya Meningatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Pengertian Pajak Definisi pajak oleh beberapa ahli: Prof. Dr. Rochmat Sumitro, S.H. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang- Undang (yang dapat

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 76 ayat (2) Peraturan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Jurnal Teni Industri, Vol.1, No., Juni 013, pp.96-101 ISSN 30-495X Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Apriyani 1, Shanti Kirana Anggaraeni,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH KEPADA INSTANSI PEMUNGUT DAN INSTANSI/PENUNJANG LAINNYA DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat, kualitas serta kesejahteraan segenap lapisan masyarakat, untuk itu pembangunan harus dipandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI Menimbang: Bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 76 ayat (2) Peraturan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Farida Huriawati 1), Purwandari 1,2), Intan Permatasari 1,3) 1,2,3 Program Studi Pendidian

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015 Nelvy Warsi Enggal Lestari Prih Hardinto Lisa Rohmani Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hakikat mendasar dari prinsip kebijakan otonomi daerah sebagaimana yang dimaksudkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2006:1) definisi pajak dalam buku perpajakan edisi revisi, pajak adalah : Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

Lebih terperinci

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan VOLUME : 18 NOMOR : 01 MARET 2016 ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BALIKPAPAN (Studi Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Balikpapan)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Perpajakan 2.1.1.1 Pengertian pajak Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya.

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai Daerah Otonom Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI TERHADAP KINERJA MOBIL PENUMPANG UMUM JURUSAN BOJONEGORO-BABAT

ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI TERHADAP KINERJA MOBIL PENUMPANG UMUM JURUSAN BOJONEGORO-BABAT ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI TERHADAP KINERJA MOBIL PENUMPANG UMUM JURUSAN BOJONEGORO-BABAT Nama Mahasiswa : Abdul Chaim NRP : 310 100 114 Jurusan : Teni Sipil FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Cahya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi saat ini, Pemerintah Indonesia telah mengubah sistem sentralisasi menjadi desentralisasi yang berarti pemerintah daerah dapat mengurus keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih BAB I PENDAHULUAN` 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah di Indonesia mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001. dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah menetapkan Undang- Undang (UU)

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI Zulistiani Universitas Nusantara PGRI Kediri zulis.tiani.zt@gmail.com Abstrak Kota Kediri mempunyai wilayah yang cukup strategis

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

KONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN

KONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN KONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN R. Agoes Kamaroellah (Jurusan Ekonomi & Bisnis Islam STAIN Pamekasan, Email: agoeskamaroellah.stain@gmail.com) Abstrak:

Lebih terperinci

Pengaruh Masuknya Penambahan Pembangkit Baru kedalam Jaringan 150 kv pada Kapasitas Circuit Breaker

Pengaruh Masuknya Penambahan Pembangkit Baru kedalam Jaringan 150 kv pada Kapasitas Circuit Breaker Pengaruh Masunya Penambahan Pembangit Baru edalam Jaringan 150 V pada Kapasitas Circuit Breaer Emelia, Dian Yayan Suma Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang

Lebih terperinci

setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam

setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Sebagaimana diketahui tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI)

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI) ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI) Natalia Ester Rompis, Ventje Ilat, Anneke Wangkar Fakultas Ekonmi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Lebih terperinci

PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER

PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER Tantri Windarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Surabaya Jl Raya Kedung Baru 98, Surabaya

Lebih terperinci

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK Novhirtamely Kahar, ST. 1, Nova Fitri, S.Kom. 2 1&2 Program Studi Teni Informatia, STMIK

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) Ayu Wulansari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri ABSTRAK Pemerintah daerah

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Faultas Teni Informatia, Institut Tenologi Telom Jl. Teleomuniasi No.1 Bandung 40286 Telp. (022) 7564108

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat

Lebih terperinci

Keyword : Effentiveness, local taxes, motor vehicle taxes, tax revenue, tax letter

Keyword : Effentiveness, local taxes, motor vehicle taxes, tax revenue, tax letter EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK MELALUI PENERBITAN SURAT PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA MALANG (Studi Kasus Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur UPTD Malang Kota) Amelia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (Mardiasmo, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah terbagi atas dua kelompok, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak daerah juga merupakan salah satu penerimaan yang penting di Pemerintahan

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN SAMSUL ARIFIN 04/177414/PA/09899 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye

Lebih terperinci

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah

Lebih terperinci

Keywords: Local Revenue, Local Taxes, effectivity and Contributions

Keywords: Local Revenue, Local Taxes, effectivity and Contributions 1 ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PALEMBANG Oleh : Elbi Kusdianto Fakultas Ekonomi, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG RELIZATION OF HOTEL TAX EFFECTIVITY ANALYSIS AND ITS CONTRIBUTION INTO

Lebih terperinci

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest JMHT Vol. XIV, (2): 81-87, Agustus 28 ISSN: 215-157X Keragaman Strutur Tegaan Hutan Alam Seunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest Abstract Muhdin 1*, Endang Suhendang 1,

Lebih terperinci

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 9 (2), 2017, 73-80 Published every June and December JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) ISSN:2541-0342 (Online). ISSN:2086-2563 (Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/aset

Lebih terperinci

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter eguh Herlambang 1, Denis Fidita 2, Puspandam Katias 2 1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Unusa Kampus B

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR PEMBUATAN SEBELUM TAHUN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis pajak, tata cara pemungutan pajak dan seterusnya yang berkaitan

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Dalam undang-undang ini

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAJAK DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAJAK DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAJAK DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU EFFECTIVENESS ANALYSIS OF HOTEL TAX REVENUE AND THE CONTRIBUTION TO LOCAL TAX AT KOTAMOBAGU CITY Oleh:

Lebih terperinci

Diaz Ardhiansyah Sri Mangesti Rahayu Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Diaz Ardhiansyah Sri Mangesti Rahayu Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS POTENSI PAJAK HOTEL DANPAJAK RESTORAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAPPENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2011-2013) Diaz Ardhiansyah Sri Mangesti

Lebih terperinci

MUSIK KLASIK DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS TINGGI

MUSIK KLASIK DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS TINGGI Volume, Nomor 1, April 013 http://doi.org/10.1009/jppp MUSIK KLASIK DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS TINGGI Jayanti Dwiputri Abdi* ** *Faultas Ilmu Pendidian, Universitas Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 2014 Nur Andhika Chandra Kurniawan 1) Fadjar Harimurti 2) Dewi Saptantinah Puji Astuti 3) 1, 2,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Ada banyak definisi pajak yang dikemukakan para ahli dari sudut pandang yang berbeda. Beberapa pendapat mengenai definisi pajak yang dikemukakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kediri)

EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kediri) EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kediri) Renaldo Putra Pratama Muhammad Saifi Zahro ZA Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE 2013-2015 FARIDOTUN NIKMAH 13133100010 Jurusan Akuntansi UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Di aman searang sebuah adal yang tersusun rapi merupaan ebutuhan bagi setiap individu. Namun masalah penyusunan sebuah adal merupaan sebuah masalah umum yang teradi,

Lebih terperinci

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE Desfrianta Salmon Barus - 350807 Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung Bandung e-mail: if807@students.itb.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER Jurnal STIE SEMARANG VOL 9 No. 1 Edisi Februari 2017 ( ISSN : 2085-5656) ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan pemerintahan

Lebih terperinci

MAT. 12. Barisan dan Deret

MAT. 12. Barisan dan Deret MAT.. Barisan dan Deret i Kode MAT. Barisan dan Deret U, U, U3,..., Un,... Un a + (n-)b U + U +..., Un +... n?? Sn? BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Rezlyanti Kobandaha., H.R.N. Wokas. Analisis Efektivitas, Kontribusi

Rezlyanti Kobandaha., H.R.N. Wokas. Analisis Efektivitas, Kontribusi ANALISIS EFEKTIVITAS, KONTRIBUSI DAN POTENSI PAJAK REKLAME DAN PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA KOTAMOBAGU EFFECTIVENESS ANALYSIS, THE CONTRIBUTION AND POTENTIAL OF ADVERTISEMENT TAX AND

Lebih terperinci

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO 1 Selvia Hana, Tohap Manurung 1 Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Abstra Antrian merupaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Apabila kita berbicara mengenai Otonomi Daerah, maka kita akan teringat dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ISNAWATI Pembimbing: Prof. Dr. H. Mulyadi. Sy.P,MBA,MM & E.Y Suharyono, SE.,Msi ( Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda) Isna.sigma@gmail.com

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PERHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2009 DALAM WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dalam suatu rumah tangga membutuhkan sumbersumber penerimaan untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Sama hal nya dengan pajak yang merupakan salah

Lebih terperinci

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS)

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS) Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 17-18 Juni 2011 MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2017 DAN TAHUN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR. Universitas Madura

KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR. Universitas Madura KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR Universitas Madura ABSTRACT The government can collect entertainment taxes

Lebih terperinci

Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun

Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun Analisis Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 Alfi Amaliyatul Husna 1, Euis Nessia Fitri², Ekonomi, Universitas Pamulang Jl. Surya Kencana No.

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM. Hikmah. Universitas Putera Batam

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM. Hikmah. Universitas Putera Batam P a g e 158 ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM Hikmah Universitas Putera Batam e-mail: hikmahupb@gmail.com ABSTRACT This study aims to

Lebih terperinci

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO. 28 TAHUN 2009 SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010-2014) PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

MODEL PROYEKSI PENDAPATAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA DI DINAS PENDAPATAN DAERAH (DISPENDA) PROVINSI BENGKULU

MODEL PROYEKSI PENDAPATAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA DI DINAS PENDAPATAN DAERAH (DISPENDA) PROVINSI BENGKULU MODEL PROYEKSI PENDAPATAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA DI DINAS PENDAPATAN DAERAH (DISPENDA) PROVINSI BENGKULU Karona Cahya Susena Ahmad Soleh Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2011-2016 Yunita Dwi Puspita, Hj. Nur Hidayati, SE.,MM & Junaidi, SE.,M.SA Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA

ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA Studi Kasus Halte Bus Trans Jogja SKRIPSI Diajuan Untu Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Eonomi Program

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI METODE PERAMALAN PADA PERHITUNGAN TINGKAT SUKU BUNGA PINJAMAN DI INDONESIA Nurmalasari Rusmiati 1 Sistem Informasi, Faultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 56 TAHUN 2001

LEMBARAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 56 TAHUN 2001 LEMBARAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 56 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DAN KENDARAAN DIATAS AIR DENGAN

Lebih terperinci

Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BATU (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2009-2013) Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah

Lebih terperinci

UIN MALIKI MALANG ABSTRACT

UIN MALIKI MALANG ABSTRACT Analisis Perbandingan Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten

Lebih terperinci

TRI MUSTIKA SARI. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro. Jl.Nakula, No Semarang PENDAHULUAN

TRI MUSTIKA SARI. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro. Jl.Nakula, No Semarang PENDAHULUAN ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH (Studi Kasus pada DPPAD Provinsi Jawa Tengah) TRI MUSTIKA SARI Jurusan

Lebih terperinci

Keyword : the revenue of Motor Vehicle Tax and Customs of Motor Vehicle, regional development fund, Contribution

Keyword : the revenue of Motor Vehicle Tax and Customs of Motor Vehicle, regional development fund, Contribution ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN BAGI HASIL PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN UNTUK DANA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MALANG PERIODE -. Fiqih Pradana Mochammad Al Musadieq Zahro ZA (PS Perpajakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Umum Pajak Secara umum pengertian pajak adalah pemindahan harta atau hak milik kepada pemerintah dan digunakan oleh pemerintah untuk pembiayaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas Hidayat (1986) menjelaskan bahwa: Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan

Lebih terperinci

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja Apliasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Kalimantan Timur The Application of Somers d Correlation Analysis at Leadership

Lebih terperinci