MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN POLA GEOMETRI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Muhamad Tonovan *, Achmad Hidayatno **, R. Rizal Isnanto ** Abstra - Pengenalan waah adalah proses identifiasi manusia dengan menggunaan gambaran raut waah. Dengan semain meluasnya penggunaan omputer, diharapan emampuan pengenalan waah dapat diadopsi pada perangat pintar tersebut. Proses adopsi tersebut menadi mungin dengan ditemuannya berbagai metode pengenalan waah, yang salah satunya adalah pengenalan pola geometri waah menggunaan aringan syaraf tiruan Penelitian dimulai dengan merancang sebuah program omputer dengan menggunaan bahasa pemrograman Delphi. Citra waah masuan setelah mengalami proses prapengolahan citra aan dietrasi ciri terlebih dahulu yaitu dihitung ara antar omponen waah, yaitu: ara antar mata iri mata anan, mata iri hidung, mata anan hidung, mata iri mulut, mata anan mulut, hidung mulut, tinggi daerah omponen waah dan lebar daerah omponen waah. Proses pengenalan menggunaan aringan syaraf tiruan perambatan bali dengan estrasi ciri sebagai inputnya. Pada penelitian yang dilauan dapat disimpulan bahwa aringan syaraf tiruan perambatan bali dapat diadian metode pengenalan waah. Hasil penelitian menunuan hasil pengenalan yang cuup bai dengan tingat esalahan yang cuup ecil pada penguian menggunaan citra ui, yaitu memilii tingat ean 90%. Kata unci: pengenalan waah, geometri waah, pengolahan citra, aringan syaraf tiruan, perambatan bali. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Semain meluasnya penggunaan omputer dalam ehidupan sehari-hari telah membawa piranti tersebut sebagai asisten serbaguna bagi manusia. Salah satu apliasi omputer dalam bidang eamanan yang tengah meningat peranannya adalah dalam hal pengenalan waah. Suatu sistem eamanan yang menggunaan sistem pengenalan waah yang di dalamnya menadi lebih susah untu diterobos, arena proses identifiasinya melibatan suatu metode identifiasi yang uni, yaitu identifiasi geometri waah. Geometri waah mengacu pada strutur dari geometri waah meliputi ara antara omponenomponen waah, misalnya ara antara edua mata, ara antara hidung dan mulut, dan sebagainya yang mempunyai sifat uni untu setiap orang. * Mahasiswa Jurusan Teni Eletro UNDIP ** Staf Pengaar Jurusan Teni Eletro UNDIP 1.2 Tuuan Tuuan yang henda dicapai dalam pembuatan tugas ahir ini adalah menghasilan suatu rancangan dan menerapannya pada perangat luna untu mengenali identitas seseorang dengan pola geometri waah menggunaan metode aringan syaraf tiruan perambatan bali (bacpropagation). 1.3 Pembatasan Masalah Batasan masalah pada tugas ahir ini, yaitu: 1. Citra masuan adalah citra hasil penangapan amera (capture) dengan amera web (webcam). 2. Pengenalan dilauan secara watu nyata (online). 3. Citra yang digunaan adalah satu citra waah lurus tampa depan, tida terhalangi sebagian oleh obe lain, dengan sudut emiringan menghadap webcam masimal 10 o, menggunaan alat peraga yang tersedia, dan menggunaan espresi waah normal. 4. Algoritma belaar yang digunaan adalah algoritma belaar perambatan bali (bacpropagation) dan tida dibandingan dengan algoritma belaar yang lain. 5. Program bantu yang digunaan adalah Delphi 6.0. II. DASAR TEORI 2.1 Citra Digital Citra merupaan fungsi menerus (continue) dari intensitas cahaya pada bidang dua dimensi. Fungsi menerus intensitas cahaya pada bidang dua dimensi disimbolan dengan f ( x,, dalam hal ini: f ( x, i( x,. r( x, (2.1) dengan f ( x, = Jumlah cahaya yang berasal dari sumbernya, nilainya antara 0 sampai ta berhingga. r ( x, = Deraat emampuan obe memantulan cahaya, nilainya antara 0 dan 1. Citra digital merupaan hasil dari fungsi menerus menadi nilai-nilai disret. 2.2 Pengolahan Citra Digital Pengolahan citra digital adalah teni untu mentransformasian satu citra menadi citra yang lain

2 2 dengan menggunaan omputer, dengan tuuan agar citra lebih mudah untu diinterpretasi. Beberapa contoh operasi pengolahan citra adalah pengubahan ontras citra, penghilangan derau (noise) dengan operasi penapisan (filtering), penghasilan tepi obe, penaaman (sharpening), pemberian warna semu (pseudocoloring), dan sebagainya. Operasi-operasi tersebut aan diterapan pada pengolahan citra apabila: 1. Digunaan untu meningatan ualitas penampaan atau menonolan beberapa aspe informasi yang terandung dalam citra dengan perbaian atau modifiasi citra. 2. Perlu pengelompoan, pencocoan atau penguuran elemen pada citra. 3. Perlu penggabungan sebagian citra dengan bagian citra lainnya. 2.3 Jaringan Syaraf Tiruan Perambatan Bali (Bacpropagation) Jaringan syaraf tiruan perambatan bali melatih aringan untu mendapatan eseimbangan antara emampuan aringan untu mengenali pola yang digunaan selama pelatihan serta emampuan aringan untu memberian tanggapan yang benar terhadap pola masuan dengan pola yang dipaai selama pelatihan. Arsitetur aringan syaraf tiruan perambatan bali memilii beberapa unit yang ada dalam satu atau lebih layar tersembunyi. Gambar 2.7 adalah arsitetur aringan syaraf tiruan perambatan bali dengan n buah masuan (ditambah sebuah bias), sebuah lapisan tersembunyi yang terdiri dari P unit (ditambah sebuah bias), serta m buah unit eluaran. V i merupaan bobot garis dari unit masuan e X i e unit lapisan tersembunyi Z (V 0 merupaan bobot garis yang menghubungan bias di unit masuan e unit lapisan tersembunyi Z ). W merupaan bobot dari unit lapisan tersembunyi Z e unit eluaran Y (W 0 merupaan bobot dari bias di lapisan tersembunyi e unit eluaran Z ). 1 W10 W0 Wm0 Y1 W11 W1 Z1 Wm1 V0 Vn V10 V1 Vi Vpn V11 V1i Vpi V1n 1 Vp0 X1 Vp1 Xi Xn Y Wi W Wm Z Ym W1p Wp Zp Wmp Gambar 2.1 Arsitetur Jaringan Syaraf Tiruan Perambatan Bali 2.4 Algoritma Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Perambatan Bali Pelatihan aringan syaraf tiruan perambatan bali meliputi 3 fase. Fase pertama adalah fase mau. Pola masuan dihitung mau mulai dari lapisan masuan hingga lapisan eluaran menggunaan fungsi ativasi yang ditentuan. Fase edua adalah fase mundur. Selisih antara eluaran aringan dengan target yang diinginan merupaan esalahan yang teradi. Kesalahan tersebut di rambatan mundur, dimulai dari garis yang berhubungan langsung dengan unit-unit di lapisan eluaran. Fase etiga adalah modifiasi bobot untu menurunan esalahan yang teradi. Algoritma pelatihan untu aringan dengan satu lapisan tersembunyi (dengan fungsi ativasi sigmoid biner) adalah sebagai beriut. Langah 0 : Inisialisasi semua bobot dengan bilangan aca ecil. Langah 1 : Jia ondisi penghentian belum terpenuhi, lauan langah 2 sampai 9. Langah 2 : Untu setiap pasang data pelatihan, lauan langah 3 sampai 8. Fase I : Fase Mau Langah 3 : Tiap unit masuan menerima sinyal dan menerusannya e unit tersembunyi di atasnya. Langah 4 : Hitung semua eluaran di unit tersembunyi ( z 1,2,..., p). z Langah 5 y z _ net v x v (2.2) 0 n i 1 1 f ( z _ net ) (2.3) z _ net 1 e : Hitung semua eluaran aringan di unit y ( 1,2,..., m). p y _ net w z w (2.4) f ( y _ net ) (2.5) y _ net 1 e Fase II : Fase Mundur Langah 6 : Hitung fator unit eluaran berdasaran esalahan di setiap unit eluaran y ( 1,2,..., m). t y ) f '( y_ net ) ( t y ) y (1 y ) (2.6) ( merupaan unit esalahan yang aan dipaai dalam perubahan bobot lapisan di bawahnya (langah 7). i i

3 3 Hitung suu perubahan bobot w (yang aan dipaai nanti untu merubah bobot w ) dengan lau percepatan. w z (2.7) Dimana, 1,2,..., m; 0,1,..., p. Langah 7 : Hitung fator unit tersembunyi berdasaran esalahan di setiap unit tersembunyi ( 1,2,..., p). z m _ net w (2.8) 1 Fator unit tersembunyi : _ net f '( z _ net ) _ net z (1 z ) (2.9) Hitung suu perubahan bobot i i i v (yang aan dipaai nanti untu mengubah bobot v i ) v x (2.10) dengan 1,2,..., p; i 0,1,..., n. Fase III : Modifiasi Bobot Langah 8 : Hitung semua perubahan bobot. Perubahan bobot garis yang menuu e unit eluaran : w ( baru) w ( lama) w (2.11) Perubahan bobot garis yang menuu e unit tersembunyi : v ( baru) v ( lama) v (2.12) i i Perambatan mau (langah 4 dan 5) dipaai untu menentuan eluaran aringan. 2.5 Proses Pengenalan Waah Proses pengenalan yang teradi pada suatu sistem pengenalan pola geometri waah adalah dengan membandingan suatu ciri masuan dengan ciri yang telah disimpan pada sistem tersebut. ciri masuan dilauan dengan melauan pembagian daerah waah sehingga diperoleh omponen waah yang berupa mata iri, mata anan, hidung dan mulut. Setelah didapatan omponen waah dilauan pendetesian dari tiap titi tengah daerah omponen waah yang dianggap hitam atau bernilai 0 pada ota omponen waah, sehingga diperoleh : 1. Titi tengah ota mata anan. 2. Titi tengah ota mata iri. 3. Titi tengah ota mulut. 4. Titi tengah ota hidung. Dari elima titi inilah nantinya aan didapatan seluruh ara antara omponen waah, yaitu: ara antara mata iri mata anan, mata anan mulut, mata iri mulut, mata anan hidung, mata iri hidung, mulut hidung, tinggi omponen waah, i lebar omponen waah, seperti ditunuan pada Gambar 2.8. Gambar 2.2 Penetapan ara antar omponen waah Setelah didapatan nilai ara antar omponen waah, emudian nilai tersebut dimasuan e dalam masuan aringan syaraf tiruan perambatan bali untu dilauan proses pelatihan. Setelah dilauan proses pelatihan, maa aan dihasilan suatu pola latih dan eluaran aringan syaraf tiruan perambatan bali. Pada proses pengenalan, suatu citra ui (citra waah yang diberian e sistem untu proses pengenalan) dibandingan cirinya dengan ciri citra latih. 2.6 Jara Euclidean Jara Euclidean adalah ara antara dua titi dan pada dasarnya sama halnya dengan persamaan pythagoras etia digunaan di dalam dua dimensi. Secara matematis dapat ditulisan pada persamaan beriut. d ( i, ) xi1 x 1 xi2 x 2... xin x (2.13) n dengan d ( i, ) = Jara antara 2 titi. x in = Koordinat titi pertama. x n = Koordinat titi edua. III. PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Diagram Alir Sistem Diagram alir untu pengenalan pola geometri waah menggunaan aringan syaraf tiruan adalah seperti ditunuan pada gambar 3.1.

4 4 Mulai Pengaturan Batas-batas Geometri waah Penangapan Citra Pengolahan Citra Estrasi Ciri Pembelaaran Jaringan Penguian Jaringan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir program utama 3.2 Pengaturan Batas-batas Geometri Waah Pengaturan batas-batas geometri waah dilauan untu membatasi daerah omponen waah, seperti daerah mata anan, mata iri, hidung, dan mulut sehingga daerah omponen tersebut terleta di dalam ota yang telah dibuat di dalam sistem. 3.3 Penangapan Citra Alat yang digunaan untu menangap citra adalah webcam. Citra yang digunaan adalah citra waah yang diletaan pada alat peraga. Pada proses pembelaaran penangapan citra dilauan untu digunaan sebagai citra latih aringan syaraf tiruan perambatan bali. Sedangan pada proses pengenalan penangapan citra dilauan untu mendapatan citra ui yang nantinya aan dienali menggunaan aringan syaraf tiruan. 3.4 Pengolahan Citra Pengolahan citra dilauan untu mendapatan citra masuan yang sesuai sebelum diestrasi cirinya. 3.5 Estrasi Ciri Ciri yang diestrasi ada 8 ciri, sehingga masuan aringan syaraf tiruan uga ada 8. Estrasi ciri ini dilauan dengan cara menghitung umlah pisel ara antara omponen waah. Jara tersebut ialah ara mata iri - mata anan, ara mata iri - hidung, ara mata anan - hidung, ara mata iri - mulut, ara mata anan - mulut, ara hidung - mulut, lebar omponen waah, dan tinggi omponen waah. Lebar omponen waah adalah penumlahan lebar daerah omponen waah yang dianggap hitam yaitu antara lebar daerah mulut, hidung, mata anan, dan mata iri. Sedangan tinggi omponen waah adalah penumlahan tinggi daerah omponen waah yang dianggap hitam yaitu antara tinggi daerah mulut, hidung, mata anan, dan mata iri. Proses estrasi ciri digunaan bai pada saat pembelaaran aringan maupun pada saat penguian aringan. 3.6 Pembelaaran Jaringan Hasil dari tahap estrasi ciri emudian di proses pada proses pembelaaran (training). Pada tahap ini aringan syaraf tiruan dilatih untu mengenali pola geometri waah. 3.7 Penguian Jaringan Pada tahap ini dilauan proses pengenalan yaitu aringan hanya menanggapi adanya masuan dan langsung mengeluaran sinyal eluaran, tanpa adanya pembelaaran aringan embali. Hasil penguian aringan yaitu berupa pengenalan waah seseorang yang diui dan dimunculan foto yang bersangutan. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penguian terhadap Citra latih Pada ui coba ini diui tingat ean aringan untu mengenali citra latih, setiap citra waah latih aan diui lima ali. Hasil ui tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil penguian aringan terhadap citra latih No Nama Citra Penguian Dienali Keterangan Latih Sebagai 1 Agung Suo0 1 Agung Suo Agung Suo1 2 Agung Suo Agung Suo2 3 Agung Suo Agung Suo3 4 Agung Suo Agung Suo4 5 Agung Suo 2 Angga0 1 Angga Angga1 2 Angga Angga2 3 Angga Angga3 4 Angga Angga4 5 Angga 3 Aro oe0 1 Aro oe Aro oe1 2 Aro oe Aro oe2 3 Aro oe Aro oe3 4 Aro oe Aro oe4 5 Aro oe 4 Birtha0 1 Birtha Birtha1 2 Birtha Birtha2 3 Birtha Birtha3 4 Birtha Birtha4 5 Birtha 5 Didi0 1 Didi Didi1 2 Didi Didi2 3 Didi Didi3 4 Didi Berhasil Didi4 5 Didi Berhasil 6 Gunar0 1 Gunar Gunar1 2 Gunar Gunar2 3 Gunar Gunar3 4 Gunar Gunar4 5 Gunar Berhasil

5 5 Tabel 4.1 Hasil penguian aringan terhadap citra latih (lanutan) No Nama Citra Penguian Dienali Latih Sebagai Keterangan 7 Mahendra0 1 Mahendra Mahendra1 2 Mahendra Mahendra2 3 Mahendra Mahendra3 4 Mahendra Mahendra4 5 Mahendra 8 Ronny0 1 Ronny Ronny1 2 Ronny Ronny2 3 Ronny Ronny3 4 Ronny Ronny4 5 Ronny 9 Syaha0 1 Syaha Syaha1 2 Syaha Syaha2 3 Syaha Syaha3 4 Syaha Syaha4 5 Syaha 10 Tonovan0 1 Tonovan Tonovan1 2 Tonovan Tonovan2 3 Tonovan Tonovan3 4 Tonovan Tonovan4 5 Tonovan Hasil penguian pada Tabel 4.1 menunuan bahwa tingat ean penguian aringan terhadap citra waah yang digunaan sebagai citra latih menghasilan persentase 100%. Dari penguian terhadap semua citra di atas dapat disimpulan bahwa aringan dapat mengenali semua citra masuannya. 4.2 Penguian terhadap Citra ui Pada penguian ini diui tingat ean terhadap citra ui, setiap individu aan ditangap citra waahnya sebanya lima ali dan aan diui sebanya lima ali menggunaan aringan syaraf tiruan. Pada penguian ini tiap individu tida diberi petunu atau arahan dalam meletaan waahnya pada alat peraga yang tersedia. Petunu atau arahan hanya diberian pada saat pembelaaran. Hasil ui coba tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil penguian aringan terhadap citra ui No Nama Citra Penguian Dienali Keterangan Sebagai 1 Agung Suo 1 Angga Tida Agung Suo 2 Agung Suo Agung Suo 3 Agung Suo Agung Suo 4 Agung Suo Agung Suo 5 Angga Tida 2 Angga 1 Ronny Tida Angga 2 Angga Angga 3 Angga Angga 4 Angga Angga 5 Angga 3 Aro oe 1 Aro oe Aro oe 2 Aro oe Aro oe 3 Aro oe Aro oe 4 Aro oe Aro oe 5 Aro oe Tabel 4.2 Hasil penguian aringan terhadap citra ui (lanutan) No Nama Citra Penguian Dienali Keterangan Sebagai 4 Birtha 1 Birtha Birtha 2 Birtha Birtha 3 Birtha Birtha 4 Birtha Birtha 5 Birtha 5 Didi 1 Didi Didi 2 Didi Didi 3 Didi Didi 4 Didi Berhasil Didi 5 Didi Berhasil 6 Gunar 1 Gunar Gunar 2 Aro Tida Gunar 3 Gunar Gunar 4 Aro Tida Gunar 5 Gunar Berhasil 7 Mahendra 1 Mahendra Mahendra 2 Mahendra Mahendra 3 Mahendra Mahendra 4 Mahendra Mahendra 5 Mahendra 8 Ronny 1 Ronny Ronny 2 Ronny Ronny 3 Ronny Ronny 4 Ronny Ronny 5 Ronny 9 Syaha 1 Syaha Syaha 2 Syaha Syaha 3 Syaha Syaha 4 Syaha Syaha 5 Syaha 10 Tonovan 1 Tonovan Tonovan 2 Tonovan Tonovan 3 Tonovan Tonovan 4 Tonovan Tonovan 5 Tonovan Perhitungan persentase ean dihitung dengan cara beriut. umlah penguian yangbenar % ean 100% umlah seluruh penguian Hasil penguian pada Tabel 4.2 menunuan bahwa tingat ean penguian terhadap citra ui menghasilan persentase ean 90%. Pada penguian terhadap citra ui, ada yang tida dienali atau dienali sebagai citra ui lain. Peletaan waah yang tida sesuai dengan pada saat pembelaaran, menghasilan estrasi ciri yang sama atau hampir sama dengan citra waah yang lain. Ketidatepatan peletaan waah yang diui diarenaan pada saat penguian tida diberi petunu atau arahan dalam peletaan waah e alat peraga, hal ini dilauan untu mengui inera aringan dalam mengenali citra masuan. Petunu atau arahan hanya diberian pada saat pembelaaran saa.

6 6 4.3 Penguian terhadap Citra diluar basis data Pada penguian ini sistem diui menggunaan citra waah dan citra buan waah yang tida termasu dalam citra latih atau citra yang tida dipelaari. Citra Faisal diambil menggunaan alat peraga, sedangan citra lain tida diambil dengan alat peraga yang tersedia. Hasil ui coba tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil penguian aringan terhadap citra diluar basis data No Nama Citra Dienali Sebagai Keterangan 1 Faisal.bmp Syaha Tida Berhasil 2 Sunset.pg Tida ditemuan Berhasil Ciri-ciri waah 3 Agnes monica.pg Tida dienali Berhasil 4 Ana Kecil.pg Tida Dienali Berhasil 5 Nene.pg Tida Dienali Berhasil Hasil penguian pada tabel 4.3 menunuan bahwa aringan tida dapat mengenali citra diluar basis data yaitu citra yang tida diambil dengan alat peraga atau citra yang buan merupaan citra waah. 4.4 Penguian Terhadap Citra Ui dengan Berbagai Variasi Cara Hadap Waah dan Perubahan Mimi Waah Pada penguian ini diui tingat ean terhadap satu citra ui (Tonovan.bmp) dengan beberapa variasi cara hadap waah terhadap webcam dan perubahan mimi waah, yaitu: memaai acamata, miring e iri dengan sudut 10 o, 30 o dan 45 o, miring e anan dengan sudut 10 o, 30 o dan 45 o, sudut emiringan menghadap webcam urang dari atau sama dengan 10 o e iri dan e anan, sudut emiringan menghadap webcam lebih dari 10 o e iri dan e anan, tersenyum, tertawa, menuluran lidah dan mata terpeam. Penguian ini dilauan dengan dan tanpa pengaturan proses pengolahan citra ecuali proses pengambangan atau threshold. Hasil ui coba tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4. Kolom Pengaturan Pengolahan Citra menelasan a. Tida berarti pada saat penguian citra ui tida dilauan proses pengolahan citra terlebih dahulu seperti pengaturan Brightness, Contrast, Rotasi, Translasi dan Zoom. Penguian dilauan dengan mengatur Threshold, emudian ditean tombol Ciri dan terahir ditean tombol Kenali. b. berarti pada saat penguian citra ui selain dilauan proses pengambangan (Threshold), uga dilauan proses pengolahan citra terlebih dahulu sebelum di estrasi ciri dan dienali seperti mengatur ecerahan citra (Brightness), peregangan ontras, rotasi, pergeseran (Translasi) dan perbesaran (Zoom). Miring e iri dan e anan artinya posisi waah pada alat peraga membentu sudut terhadap sumbu vertial. Sudut emiringan menghadap webcam artinya posisi waah pada alat peraga membentu sudut terhadap sumbu horizontal. Tabel 4.4 Hasil penguian aringan terhadap variasi cara hadap dan perubahan mimi waah No Keterangan Citra Waah Pengaturan Pengolahan Dienali Sebagai Keterangan 1 acamata 2 Miring e iri (10 0 ) 3 Miring e iri (30 o ) 4 Miring e iri (45 o ) 5 Miring e anan (10 o ) 6 Miring e anan (30 o ) 7 Miring e anan (45 o ) Citra Tida Tonovan Tonovan Tida Tonovan Angga Tida Tida Tonovan Tonovan Tida Tonovan Tonovan Tida Tonovan Tonovan Tida Tonovan Tonovan Tida Tonovan Tonovan 8 Menghadap Tida Tonovan webcam <= 10 o e anan Tonovan 9 Menghadap Tida Tonovan webcam >10 o e anan Didi Tida 10 Menghadap Tida Tonovan webcam <= 10 o e iri Tonovan 11 Menghadap webcam >10 o Tida Syaha Tida e iri Syaha Tida 12 Tersenyum Tida Tonovan Tonovan 13 Tertawa Tida Angga Tida Tonovan 14 Menuluran lidah Tida Angga Tida Tonovan 15 Mata Tida Tonovan Terpeam Tonovan

7 7 Hasil penguian pada Tabel 4.4 menunuan bahwa aringan tida dapat mengenali citra ui dengan variasi cara hadap e webcam miring e iri memaai pengaturan pengolahan citra, menghadap webcam dengan sudut emiringan lebih dari 10 0 e iri atau e anan. Semain besar atau auh sudut emiringan menghadap webcam citra ui tida dapat dienali. Hal ini disebaban arena omponen waah tida tepat terleta pada ota batasan daerah omponen waah, misalnya semain auh sudut emiringan menghadap webcam maa ara mata iri mata anan semain pende dan ara tersebut berbeda dengan pada saat pembelaaran. Posisi peletaan waah tersebut berpengaruh terhadap hasil estrasi ciri. Peletaan waah yang tida sesuai pada saat pembelaaran, menghasilan estrasi ciri yang sama atau hampir sama dengan citra waah yang lain. Perubahan mimi waah seperti tersenyum dan mata terpeam masih dapat dienali, arena estrasi cirinya hampir sama atau sama dengan saat pembelaaran. Sedangan perubahan mimi waah seperti tertawa dan menuluran lidah tida dapat dienali tanpa ada proses pengolahan citra seperti Translasi terlebih dahulu. Hal ini disebaban omponen waah tida tepat terleta pada ota batasan daerah omponen waah dan perubahan daerah yang dianggap hitam pada daerah omponen waah hususnya daerah mulut. Apabila perubahan daerah omponen waah yang dianggap hitam ecil maa titi tengah yang didapatan tida berubah sehingga estrasi cirinya (ara antar omponen waah) sama dengan pada saat pembelaaran sehingga citra ui cenderung masih dapat dienali. Sedangan ia perubahan daerah omponen waah yang dianggap hitam besar maa titi tengah yang didapatan pada daerah omponen waah berubah sehingga estrasi cirinya (ara antar omponen waah) tida sama dengan pada saat pembelaaran sehingga citra ui cenderung tida dapat dienali. Semain beda perubahan mimi waah saat penguian (tertawa dan menuluran lidah) terhadap waah normal maa semain besar daerah yang dianggap hitam pada daerah omponen waah hususnya daerah mulut, yang menyebaban citra yang diuian tida dapat dienali. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Persentase ean penguian terhadap citra waah yang dipelaari adalah 100% dan persentase ean penguian terhadap citra waah yang tida dipelaari adalah 90%. 2. Jaringan tida dapat mengenali citra waah yang diuian dengan sudut emiringan menghadap webcam lebih dari 10 o (sepuluh deraat). Perubahan mimi waah seperti menuluran lidah dan tertawa tida dapat dienali aringan syaraf tiruan tanpa adanya proses pengolahan citra terlebih dahulu. 3. Posisi peletaan waah pada alat peraga saat penguian harus sama atau hampir sama dengan pada saat pembelaaran agar estrasi ciri saat penguian tida menyimpang dari estrasi ciri saat pembelaaran. 4. Dari 8 (delapan) ciri yang diestrasi pada penelitian ini, sudah cuup digunaan untu membedaan ciri waah pengguna satu dengan yang lain. 5. Pada ondisi pencahayaan tertentu yang memunginan masih dapat dibedaannya antara omponen waah dengan citra waah, perubahan ondisi cahaya tida berpengaruh terhadap proses pengenalan citra waah. 5.2 Saran 1. Penelitian ini dapat diembangan untu sistem presensi atau ehadiran pada instansi sebagai alternatif dari sistem pengenalan sidi ari. 2. Perlu penelitian tentang proses pengenalan citra waah menggunaan metode lain, misalnya K-Nearest Neighbour, dan sebagainya yang emudian dibandingan dengan metode pola geometri menggunaan aringan syaraf tiruan untu diperoleh metode terbai pengenalan waah. DAFTAR PUSTAKA [1] Achmad, B. dan K. Firdausy, Teni Pengolahan Citra Digital Menggunaan Delphi, Ardi Publishing, Yogyaarta, [2] Ahmad, U., Pengolahan Citra Digital dan Teni Pemrogramannya, Graha Ilmu, Yogyaarta, 2005 [3] Kurniawan, D., Penentuan Wilayah Waah Pada Citra Berwarna Berdasaran Warna Kulit dengan Metode Template Matching, Tugas Ahir Mahasiswa S-1 Teni Eletro Universitas Diponegoro, Semarang, [4] Herlambang, Y., Apliasi Jaringan Syaraf Tiruan Pada Detesi Waah, Tugas Ahir Mahasiswa S-1 Teni Eletro Universitas Diponegoro, Semarang, [5] Kristanto, A., Jaringan Syaraf Tiruan (Konsep Dasar, Algoritma dan Apliasi, Penerbit Gaya Media, Yogyaarta, [6] Muis, S., Teni Jaringan Syaraf Tiruan, Graha Ilmu, Yogyaarta, [7] Munir, R., Pengolahan Citra Digital dengan Pendeatan Algoritmi, Informatia, Bandung, [8] Siang, J.J., Jaringan Syaraf Tiruan & Pemrogramannya Menggunaan Matlab, Andi Offset, Yogyaarta, [9] Susanto, A., Pengenalan Pola Geometri Tangan dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Perambatan Bali, Tugas Ahir Mahasiswa S-1 Teni Eletro Universitas Diponegoro, Semarang, [10] Wahana Komputer, Pemrograman Borland Delphi 7.0, Wahana Komputer, Semarang, 2003.

8 8 Muhamad Tonovan (L2F ) Lahir di Palembang, 19 Febuari 1983 Mahasiswa Teni Eletro Estensi 2005, onsentrasi Eletronia dan Teleomuniasi, Universitas Diponegoro Semarang, 2007 Menyetuui dan Mengesahan Pembimbing I Achmad Hidayatno, S.T., M.T. NIP Tanggal Pembimbing II R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. NIP Tanggal.

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB Wirda Ayu Utari Universitas Gunadarma utari.hiaru@gmail.com ABSTRAK Program pengenalan pola ini merupaan program yang dibuat

Lebih terperinci

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listri Penyulang Renon Menggunaan Metode Artificial Neural Networ I Gede Dyana Arana Jurusan Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Udayana Denpasar, Bali,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Faultas Teni Informatia, Institut Tenologi Telom Jl. Teleomuniasi No.1 Bandung 40286 Telp. (022) 7564108

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK UNTUK MENDETEKSI GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA M. Fuad Latief *, R. Rizal Isnanto, Budi Setiyono Abstra - Membran sel darah manusia mengandung bermacam-macam

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER Wiaria Gazali 1 ; Haryono Soeparno 2 1 Jurusan Matematia, Faultas Sains dan Tenologi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI 2009 25 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDIAGNOSA JENIS PENYAKIT KANDUNGAN Bambang Yuwono Jurusan Teni Informatia UPN Veteran

Lebih terperinci

BAB V ALGORITMA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB V ALGORITMA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN BAB V ALGORITMA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami onsep pembelaaran dalam JST Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui prinsip algoritma Perceptron 2. Dapat mengetahui

Lebih terperinci

PENENTUAN JENIS PRODUK KOSMETIK PILIHAN BERDASARKAN FAKTOR USIA DAN WARNA KULIT MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

PENENTUAN JENIS PRODUK KOSMETIK PILIHAN BERDASARKAN FAKTOR USIA DAN WARNA KULIT MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PENENTUAN JENIS PRODUK KOSMETIK PILIHAN BERDASARKAN FAKTOR USIA DAN WARNA KULIT MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Amethis Otaorora 1, Bilqis Amaliah 2, Ahmad Saihu 3 Teni Informatia, Faultas Tenologi

Lebih terperinci

Neural Network menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu:

Neural Network menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu: 2.4 Artificial Neural Networ 2.4.1 Konsep dasar Neural Networ Neural Networ (Jaringan Saraf Tiruan) merupaan prosesor yang sangat besar dan memilii ecenderungan untu menyimpan pengetahuan yang bersifat

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009 Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Di aman searang sebuah adal yang tersusun rapi merupaan ebutuhan bagi setiap individu. Namun masalah penyusunan sebuah adal merupaan sebuah masalah umum yang teradi,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKS BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN FEEDFORWARD MULTILAYER DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

PENGENALAN TEKS BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN FEEDFORWARD MULTILAYER DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN TEKS BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN FEEDFORWARD MULTILAYER DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION Praditya Firmansyah *, Wahyul Amien Syafei**, Iwan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Wahyudi, Sorihi, dan Iwan Setiawan. Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Diponegoro Semarang e-mail : wahyuditinom@yahoo.com.

Lebih terperinci

Sistem Peramalan Jumlah Produksi Air PDAM Samarinda Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Sistem Peramalan Jumlah Produksi Air PDAM Samarinda Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Sistem Peramalan Jumlah Produsi Air PDAM Samarinda Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Anindita Septiarini 1 dan Nur Sya baniah 2 1 Program Studi Ilmu Komputer FMIPA, Universitas Mulaarman

Lebih terperinci

KAJIAN PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE FACE-ARG DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

KAJIAN PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE FACE-ARG DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Media Informatia, Vol. 5, No. 2, Desember 2007, 99-111 ISSN: 0854-4743 KAJIAN PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE FACE-ARG DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Anita Desiani Jurusan Matematia,

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Keranga Pemiiran Pemerintah ahir-ahir ini sering dihadapan pada masalah persediaan pupu bersubsidi yang daya serapnya rendah dan asus elangaan di berbagai loasi di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Jurnal Teni dan Ilmu Komputer ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS AN ANALYSIS OF THE VARIATION PARAMETERS OF THE ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PRAKIRAAN VALUTA GBP/USD DALAM FOREX TRADING

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PRAKIRAAN VALUTA GBP/USD DALAM FOREX TRADING APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PRAKIRAAN VALUTA GBP/USD DALAM FOREX TRADING Hendra William *), Achmad Hidayatno, and Aub Aulian Zahra Jurusan Teni Eletro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba

1. Pendahuluan Jaringan syaraf tiruan ( Artificial Neural Networ ) adalah suatu tenologi omputasi yang berbasis pada model syaraf biologis dan mencoba JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI METODE PERAMALAN PADA PERHITUNGAN TINGKAT SUKU BUNGA PINJAMAN DI INDONESIA Nurmalasari Rusmiati 1 Sistem Informasi, Faultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 2008; Bali, November 5, 2008 PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Wahyudi Setiawan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENAL WAJAH DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

SISTEM PENGENAL WAJAH DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SISTEM PENGENAL WAJAH DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Julian Supardi, Rz. Abdul Aziz, Syepriansyah Seolah Tggi Manaemen Informatia dan Komputer Darmaaya Jl. Z.A Pagar Alam No. 93 Bandar Lampung Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

Dany Candra Febrianto ) dan Hindayati Mustafidah )

Dany Candra Febrianto ) dan Hindayati Mustafidah ) Penerapan Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Pembelaaran Bacpropagation untu Mengetahui Tingat Kualifiasi Calon Siswa pada Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru di MAN 2 Banarnegara (Application of Artificial

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunakan Metode Backpropagation

Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunakan Metode Backpropagation Seminar Nasional e 9: Reayasa Tenologi Industri dan Informasi Sistem Penduung Keputusan Penerima Beasiswa SMK Menggunaan Metode Bacpropagation Teti Rohaeti 1, Yoyon Kusnendar Suprapto 2, Eo Mulyanto 3

Lebih terperinci

Kecerdasan Komputasional Berbasis Jaringan Neural Buatan (JNB) Pada Sistem Pengenalan Wajah (Face Recognition)

Kecerdasan Komputasional Berbasis Jaringan Neural Buatan (JNB) Pada Sistem Pengenalan Wajah (Face Recognition) No. 1/XXVI/2007 Wawan Setiawan, Kecerdasan Komputasional Kecerdasan Komputasional Berbasis Jaringan Neural Buatan (JNB) Pada Sistem Pengenalan Waah (Face Recognition) Wawan Setiawan (Universitas Pendidian

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Ihwannul Kholis, 2 Ahmad Rofii. 1 Universitas 17 Agustus 1945 Jaarta,

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA

JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA Giri Dhaneswara 1) dan Veronica S. Moertini 2) Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Katoli Parahyangan, Bandung Email: 1) rebirth_82@yahoo.com,

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

TEKNIK PERAMALAN TINGKAT PENJUALAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

TEKNIK PERAMALAN TINGKAT PENJUALAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN TENI PERAMALAN TINGAT PENJUALAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Sri Mulyana Program Studi Ilmu omputer F MIPA UGM Seip Unit III Yogyaarta Telp (0274)546194 e-mail : smulyana@ugm.ac.id Abstra Tingat penualan

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN WAJAH

BAB II PENGENALAN WAJAH BAB II PENGENALAN WAJAH Sistem pengenalan waah dapat dibagi menadi empat tahap, yaitu tahap pengolahan citra, detesi waah, estrasi fitur dan tahap pengenalan waah. Pada tugas ahir ini aan lebih diteanan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Feedforward Bacpropagation Sorihi *, Wahyudi **, Iwan Setiawan ** Abstra - Jaringan syaraf bacpropagation merupaan aringan syaraf yang telah

Lebih terperinci

Materi. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham

Materi. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham Materi IF37325P - Grafia Komputer Geometri Primitive Menggambar garis Irfan Malii Jurusan Teni Informatia FTIK - UNIKOM IF27325P Grafia Komputer 2008 IF27325P Grafia Komputer 2008 Halaman 2 Garis adalah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Jurnal Teni dan Ilmu Komputer SISTEM PENGENALAN AJAH DENGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETORK DAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS FACE RECOGNITION SYSTEM USING BACKPROPAGATION ARTIFICIAL

Lebih terperinci

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Sutino 1, Helmie Arif Wibawa 2, Priyo Sidi Sasongo 3 123 Jurusan Ilmu Komputer/Informatia, FSM,

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG Oleh : M.Rizi.H.S, Andri Heryandi,S.T, Bambang Siswoyo,Ir,M.Si Jl. Dipati Uur Bandung Teni Informatia Universitas

Lebih terperinci

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas

Lebih terperinci

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT, TEKSTUR DAN BACKPROPAGATION

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT, TEKSTUR DAN BACKPROPAGATION UPN Veteran Yogyaarta, 30 Juni 2012 CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT, TEKSTUR DAN BACKPROPAGATION Ni G.A.P Harry Saptarini 1), Rocy Yefrenes Dilla 2) 1) Politeni Negeri Bali 2)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN PRAPROSES MFCC. Oleh:

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN PRAPROSES MFCC. Oleh: 1 PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN PRAPROSES MFCC Oleh: NURHADI SUSANTO G64103059 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Ansari Predisi Kelulusan Mahasiswa Dengan Jaringan Syaraf Tiruan PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Rudy Ansari STMIK Indonesia Banarmasin e-mail: rudy.ansari@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( ) PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132

Lebih terperinci

DETEKSI POLA BERDASARKAN COLOUR FEATURE DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

DETEKSI POLA BERDASARKAN COLOUR FEATURE DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Prosiding Seminar Nasional Apliasi Sains & Tenologi (SNAST) Periode II ISSN: 1979-911X Yogyaarta, 11 Desember 2010 DETEKSI POLA BERDASARKAN COLOUR FEATURE DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Uning Lestari

Lebih terperinci

Sistem Informasi Peramalan Beban Listrik Jangka Panjang di Kabupaten Jember Menggunakan JST Backpropagation

Sistem Informasi Peramalan Beban Listrik Jangka Panjang di Kabupaten Jember Menggunakan JST Backpropagation 1 Sistem Informasi Peramalan Beban Listri Janga Panang di Kabupaten Jember Menggunaan JST Bacpropagation Dodi Setiabudi Abstra Kebutuhan energi listri sebagai salah satu infrastrutur penting sangat diutamaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Jadwal Secara Umum Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jadwal adalah pembagian watu berdasaran rencana pengaturan urutan erja, daftar atau tabel egiatan

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

PENERAPAN NEURAL NETWORK MODEL BACKPROPAGATION DAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK

PENERAPAN NEURAL NETWORK MODEL BACKPROPAGATION DAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK Eo Sediyono PENERAPAN NEURAL NETWORK MODEL BACKPROPAGATION DAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK Oleh : Eo Sediyono Abstra Telah dilauan penelitian tentang identifiasi citra untu mengidentifiasi enis daging

Lebih terperinci

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGENALAN KARAKTER TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT

PENGENALAN KARAKTER TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT PENGENALAN KARAKTER TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK RESILIENT Oleh : DONNY WAHYU SAPUTRO G06499031 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia

Lebih terperinci

PEMPROSESAN ALARM DALAM PERLINDUNGAN SISTEM DAYA LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Azriyenni

PEMPROSESAN ALARM DALAM PERLINDUNGAN SISTEM DAYA LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Azriyenni PEMPROSESAN ALARM DALAM PERLINDUNGAN SISTEM DAYA LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK Azriyenni Dosen Tetap Teni Eletro Universitas Riau - Peanbaru Abstra Penelitian ini menyelidii mengenai pemprosesan alarm

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Proses utama dari pengenalan karakter adalah menerima karakter input dan

BAB II LANDASAN TEORI. Proses utama dari pengenalan karakter adalah menerima karakter input dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Teori Proses utama dari pengenalan arater adalah menerima arater input dan memerisa apaah hasil input tersebut sesuai dengan salah satu arater yang ada. Bagian yang

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,

Lebih terperinci

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE Desfrianta Salmon Barus - 350807 Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung Bandung e-mail: if807@students.itb.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (Studi Kasus daerah Kab. Sleman, Provinsi DIY)

Prediksi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (Studi Kasus daerah Kab. Sleman, Provinsi DIY) Jurnal PROte Vol. 3 No. 1, 216 Predisi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Iis Hamsir Ayub Wahab Program Studi Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Khairun Email: hamsir@unhair.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

APLIKASI WAVELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES. : Agus Sumarno NRP :

APLIKASI WAVELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES. : Agus Sumarno NRP : APLIKASI WAELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Nama : Agus Sumarno NRP : 06 00 706 Jurusan : Matematia Dosen Pembimbing : Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si Abstra Model time series

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. relevan, lengkap, dan terkini sejalan dengan permasalahan yang dihadapi. Di sini juga

BAB 2 LANDASAN TEORI. relevan, lengkap, dan terkini sejalan dengan permasalahan yang dihadapi. Di sini juga BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini, pada dasarnya aan dielasan mengenai teori yang relevan, lengap, dan terini sealan dengan permasalahan yang dihadapi. Di sini uga terdapat hubungan antara

Lebih terperinci

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa 187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this

Lebih terperinci

ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT

ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CITRA BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

KLASIFIKASI CITRA BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR KLASIFIKASI CITRA BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Panji Novia Pahludi*, Achmad Hidayatno**, R. Rizal Isnanto** Abstrak Selain ukuran,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SOFTWARE PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

RANCANG BANGUN SOFTWARE PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION RANCANG BANGUN SOFTWARE PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Erna Dwi Astuti a, Mahmudi b, Qonita Afifah c Program Studi Informatia Universitas Sains

Lebih terperinci

ARSITEKTUR DAN ALGORITMA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET

ARSITEKTUR DAN ALGORITMA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET Prosiding SNaPP2012 : Sains, Tenologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 ARSITEKTUR DAN ALGORITMA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET 1 John Maspupu 1 Pussainsa LAPAN, Jl Dr Dundunan No 133 Bandung

Lebih terperinci

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS

Lebih terperinci

PERAMALAN CURAH HUJAN WILAYAH SEMARANG BARAT DENGAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PERAMALAN CURAH HUJAN WILAYAH SEMARANG BARAT DENGAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION PERAMALAN CURAH HUJAN WILAYAH SEMARANG BARAT DENGAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION Wellie Sulistanti Abstract- Tuuan dari penelitian ini untu mengapliasian cara era aringan syaraf tiruan dengan menggunaan

Lebih terperinci

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA FEED FORWARD BACKPROPAGATION PADA SISTEM KEAMANAN AKSES MENGGUNAKAN SIDIK JARI.

APLIKASI ALGORITMA FEED FORWARD BACKPROPAGATION PADA SISTEM KEAMANAN AKSES MENGGUNAKAN SIDIK JARI. Proceeding Seminar dan Worshop Nasional Pendidian Teni Eletro (SWNE) FPTK Universitas Pendidian Indonesia APLIKASI ALGORITMA FEED FORWARD BACKPROPAGATION PADA SISTEM KEAMANAN AKSES MENGGUNAKAN SIDIK JARI.

Lebih terperinci

AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA

AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA AKURASI MODEL PREDIKSI METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN KOMBINASI HIDDEN NEURON DENGAN ALPHA Aris Puji Widodo, Suhartono 2, Eo Adi Sarwoo 3, dan Zulfia Firdaus 4,2,3,4 Departemen Ilmu Komputer/Informatia,

Lebih terperinci

BEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si

BEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si BEBERAPA ODIFIKASI ETODE NEWTON RAPHSON UNTUK ENYELESAIKAN ASALAH AKAR GANDA Suriadi Putra,,Si Laboratorium Komutasi Numeri Jurusan atematia Faultas atematia & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kamus

Lebih terperinci

Perbandingan Antara Algoritma Penghapusan Bising Adaptif LMS dan Adaptif RLS dalam Penghapusan Bising Kendaraan

Perbandingan Antara Algoritma Penghapusan Bising Adaptif LMS dan Adaptif RLS dalam Penghapusan Bising Kendaraan Perbandingan Antara Algoritma Penghapusan Bising Adaptif LMS dan Adaptif RLS dalam Penghapusan Bising Kendaraan Sri Arttini Dwi Prasetyowati 1), Adhi Susanto ), homas Sriwidodo ), Jazi Eo Istiyanto 3)

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN AKSARA CARAKAN MADURA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI PENGENALAN AKSARA CARAKAN MADURA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI PENGENALAN AKSARA CARAKAN MADURA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Erwien Tjipta W, Iswan Wahyu Al Farqi STMIK ASIA Malang ABSTRAK Pengolahan citra (Image Processing) adalah suatu bidang

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK

KORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK Jurnal Pengaaran MIPA, Vol. 0 No. Desember 007 ISSN: -097 KORELASI ANARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANIAIF DALAM ANALISIS KANONIK Oleh : Dewi Rachmatin, S.Si., M.Si. Jurusan Pendidian Matematia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA CONJUGATE GRADIENT PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK. Tesis

APLIKASI ALGORITMA CONJUGATE GRADIENT PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK. Tesis APLIKASI ALGORITMA CONJUGATE GRADIENT PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Tesis Program Studi Teni Eletro Jurusan Ilmu-ilmu Teni disusun oleh : Wiwien Widyastuti 8475/I-/820/02 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK (STUDI KASUS DI PT.PLN AREA DISTRIBUSI JABAR)

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK (STUDI KASUS DI PT.PLN AREA DISTRIBUSI JABAR) PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK (STUDI KASUS DI PT.PLN AREA DISTRIBUSI JABAR) Oleh: ¹ HERLY MARDANI (000298) ² BAMBANG SISWOYO,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro

Lebih terperinci

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,

Lebih terperinci