MEMBANGUN INVESTASI JARINGAN PELABUHAN IKAN JAWA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEMBANGUN INVESTASI JARINGAN PELABUHAN IKAN JAWA TIMUR"

Transkripsi

1 MEMBANGUN INVESTASI JARINGAN PELABUHAN IKAN JAWA TIMUR Ed Wdodo Program Stud Teknk Mesn, Unverstas Muhammadyah Sdoarjo Hndarto Program Stud Teknk Informatka, Unverstas Muhammadyah Sdoarjo ABSTRAK Upaya penangkapan yang terkontrol dan drencanakan, dperlukan dalam mengantspas pemanfaatan potens sumber daya yang berlebhan, yang dapat berakbat merugkan keberlangsungan kelestaran sumber daya perkanan. Dengan pengembangan konsep jarngan antar pelabuhan-pelabuhan perkanan, pencapaan target penangkapan pelabuhan perkanan, dapat dperoleh dengan tetap mempertmbangkan potens lestar perkanan (Maxmum Sustanable Yeld/MSY), serta potens yang ada pada pelabuhan, melput jumlah dan jens kapal kan yang beroperas, ketersedaan logstk operas penangkapan, dan dermaga serta kolam labuh yang dmlk pelabuhan. Hasl pemodelan optmas jarngan lma pelabuhan perkanan, yatu pelabuhan Bulu, pelabuhan Brondong, pelabuhan Mayangan, pelabuhan Lekok dan pelabuhan Paton, menunjukkan hasl tangkapan optmal dapat dperoleh dengan tetap mempertmbangkan potens lestar perkanan, yatu sebesar 49,3 juta kg, nla n tdak lebh dar nla MSY 2,6 juta kg/tahun, dan upaya penangkapan sebanyak 79,7 rbu trp, nla n juga tdak lebh dar maksmal upaya penangkapan optmum 102, rbu trp/tahun. Dar hasl optmas penangkapan, selanjutnya dapat dhtung kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan dengan berdasarkan pada jumlah kapal optmal pada masng-masng pelabuhan. Dar lma pelabuhan perkanan yang dtelt, ddapatkan kebutuhan pembangunan dermaga adalah 777,89 m dengan total nvestas 21,8 mlyar rupah sedangkan kebutuhan kolam pelabuhan adalah 22.09,7 m2 dengan nvestas 6,8 mlyar rupah. Kata kunc: Optmas, jarngan pelabuhan kan 1. PENDAHULUAN Implementas fungs pelabuhan perkanan dwujudkan telah doperasonalkanya seluruh sumber daya yang ada [1]. Pengembangan konsep jarngan antar pelabuhan-pelabuhan perkanan dmaksudkan untuk mendapat hasl optmal pemanfaatan sumberdaya perkanan laut. Pencapaan target penangkapan pelabuhan perkanan dapat dperoleh dengan tetap mempertmbangkan maksmal potens lestar perkanan (Maxmum Sustanable Yeld/MSY), serta potens yang ada pada pelabuhan, melput jumlah dan jens kapal kan yang beroperas, ketersedaan logstk operas penangkapan, dermaga serta kolam labuh yang dmlk pelabuhan. Faktor utama yang mendukung pengembangan usaha perkanan khususnya pada kegatan penangkapan kan adalah dengan tersedanya prasarana pelabuhan perkanan. [2]. Pembangunan jarngan pelabuhan dharapkan dapat menngkatkan efektftas perannya sebaga pelakut utama ndustr[3], khususnya dalam sector perkanan. Pemodelan optmas jarngan pelabuhan-pelabuhan perkanan, dharapkan dapat memberkan nla optmal hasl tangkapan yang dapat dperoleh dengan tetap mempertmbangkan potens lestar perkanan. Dar hasl optmas penangkapan,dhtung kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan yang berdasarkan pada jumlah kapal optmal pada masng-masng pelabuhan. Dengan menghtung satuan nla nvestas dermaga dan kolam pelabuhan serta fasltasfasltas pelabuhan maka dapat dtentukan nla nvestas optmal pelabuhan-pelabuhan perkanan Jawa Tmur. Berdasarkan masalah-masalah yang dkemukakan d atas permasalahan yang ada adalah bagamana menyusun manajemen perencanaan pembangunan pelabuhan-pelabuhan perkanan Jawa Tmur dalam sebuah sstem (jarngan) sehngga mampu menngkatkan peran pelabuhan dalam menngkatkan efektvtas dan produktvtas produks kan. Peneltan n dbuat dengan maksud untuk menganalsa dan menentukan skenaro pengembangan pelabuhan perkanan d Jawa Tmur. Adapun tujuan dar peneltan n adalah : 1. Membuat model optmas jarngan pelabuhan perkanan dar empat pelabuhan yatu pelabuhan Bulu, pelabuhan Brondong, pelabuhan Mayangan, pelabuhan Lekok dan pelabuhan Paton. 2. Mencar nla optmal pencapaan hasl tangkapan dar lma pelabuhan yang dtelt. 3. Mencar nla optmal pemanfaatan potens lestar (MSY) dar daerah tangkapan, yang tdak melebh daya pulh yang dznkan. 4. Mencar nla mnmal kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan serta nla nvestas yang dbutuhkan.. Menentukan jumlah kapal penangkapan kan yang optmal dar masng-masng pelabuhan sesua dengan jensnya. 23

2 2. ISI 2.1 Pendugaan Parameter Bolog Pemanfaatan kan-kan yang menjad target penangkapan dlakukan dengan lma jens alat tangkap, sehngga perlu dlakukan standarsas sebelum melakukan perhtungan pendugaan potens sumberdaya. Standarsas dlakukan berdasarkan produks hasl tangkapan (catch) dan upaya penangkapan (effort) setap jens alat tangkap[4], untuk mendapatkan produktvtasnya setap tahun, dpergunakan persamaan: C P at E at at P at produktvtas alat tangkap a pada perode t (kg/trp) C at hasl tangkapan alat tangkap a pada perode t (kg) E at upaya penangkapan alat tangkap a pada perode t (trp) Alat tangkap yang menjad standar adalah alat tangkap yang memlk produktvtas penangkapan rata-rata palng tngg. Kemampuan penangkapan atau fshng power ndex (FPI) dhtung dengan membandngkan produktvtas penangkapan masng-masng alat tangkap terhadap produktvtas alat tangkap standar. FPI P P at at( s tan dar) Standarsas akan menghaslkan nla tangkapan gabungan, total effort standar, dan CPUE standard yang akan dgunakan dalam menghtung parameter bolog. Nla tangkapan gabungan merupakan total hasl tangkapan (catch) pada waktu yang sama oleh semua alat tangkap, nla total effort standard dperoleh dar total nla masng-masng effort sebelum standarsas dkalkan dengan FPI-nya, dan nla CPUE standar dperoleh dar nla tangkapan gabungan dbag dengan total effort standard. Pendugaan parameter bolog n dlakukan menggunakan metode surplus produks, yang dgunakan untuk menghtung potens lestar (MSY) dan upaya optmum dengan cara menganalsa hubungan upaya tangkap (E) dengan hasl tangkap per unt upaya tangkap (CPUE) pada suatu peraran dengan data tme seres. Data yang dgunakan berupa data hasl tangkap (catch) dan upaya tangkap (effort). Menurut Schaefer[],hubungan hasl tangkap (catch) dengan upaya tangkap (effort) adalah: C ae + be a ntercept b slope C total hasl tangkapan E total upaya penangkapan 2 Sedangkan hubungan CPUE dengan upaya tangkap adalah: CPUE a + be Upaya tangkap optmum dhtung dengan menurunkan persamaan 3 terhadap upaya tangkap; dc a + 2bE de 0 a + 2bE 2 be a a E opt 2b Dmana E opt upaya pengkapan optmum Penghtungan nla MSY dlakukan dengan memasukkan persamaan ke dalam persamaan 3 sehngga dperoleh konds MSY: 2 a C msy 4b Dmana C MSY total hasl tangkapan pada konds lestar maksmum 2.2 Penyusunan Model Optmas Model optmas dsusun dengan rset operas, dalam pendekatan pengamblan keputusan, yang bertujuan menentukan penggunaan terbak dar sumber daya yang terbatas [6]. Target optmas adalah mengoptmalkan jumlah tangkapan pada 24

3 masng-masng pelabuhan dengan jumlah kapal yang sesua dengan memnmalkan kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan untuk melayan kapal-kapal penangkap kan. a. Perumusan model Matematka 1. Langkah pertamadlakukan dengan menggunakan model optmas LP/ Lnear Programmng untuk mendapatkan hasl tangkapan maksmal pada masng-masng pelabuhan. 2. Kemudan langkah kedua dengan Integer Lnear Goal Programmng, dengan tga fungs tujuan: memaksmalkan hasl tangkapan pelabuhan, memaksmalkan pemanfaatan potens lestar (MSY), dan memnmas kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan perkanan. b. Varabel Keputusan Keputusan pada masalah n adalah berapa jumlah kapal yang dbutuhkan pada masng-masng pelabuhan. Bentuk varabel keputusan adalah blangan bulat (nteger). Untuk model matematk yang berupa matrk penentuan jumlah kapal dapat dlhat pada tabel berkut : Tabel 1 Varable keputusan Pelabuhan Kapal j-1 J-2 j-3 j-4 j- -1 X1,1 X1,2 X1,3 X1,4 X1, -2 X2,1 X2,2 X2,3 X2,4 X2, -3 X3,1 X3,2 X3,3 X3,4 X3, -4 X4,1 X4,2 X4,3 X4,4 X4, - X,1 X,2 X,3 X,4 X, X,j jumlah kapal jens j yang doperaskan pada pelabuhan. Untuk I 1, pelabuhan Bulu 2, pelabuhan Brondong 3, pelabuhan Mayangan 4, pelabuhan Lekok, pelabuhan Paton j 1, kapal Dogol j 2, kapal Purse sene j 3, kapal Jarng nsang j 4, kapal Payang j, kapal Rawa c. Fungs Tujuan Untuk memaksmalkan jumlah tangkapan kan yang bsa dperoleh masng-masng pelabuhan, maka formulas fungs tujuan dar lnear programmng adalah sebaga berkut: Maks Z j c j.f.x j 1,, j 1,, c j Hasl tangkap pada pelabuhan untuk alat tangkap jens j (kg) C maksmal hasl tangkapan kan pada pelabuhan. (kg), untuk 1,.., f frekuens penangkapan selama satu tahun (trp) X,j kapal kan pada pelabuhan untuk jens kapal j (unt). Untuk 1,.., dan j 1,.., d. Penetapan Fungs Kendala Kendala yang menjad pembatas dalam upaya pencapaan tujuan pengelolaan sumberdaya perkanan tangkap dar model LP yang dbangun adalah : 1. Kendala effort optmum (E opt ) merupakan batas maksmum upaya penangkapan kan: upb.f.x 2 + upb.fx UPB upk. f.x 2 + upk.f.x 4 UPK ud.f.x 1 + ud.f.x 3 + ud.f.x UD upb usaha penangkapan kan pelagsbesar (trp/unt) upk usaha penangkapan kan pelags kecl (trp/unt) ud usaha penangkapan kan demersal (trp/unt) UPB usaha penangkapan optmum kan 2

4 UPK UD pelags kecl (trp) usaha penangkapan optmum kan pelags besar (trp) usaha penangkapan optmum kan demersal (trp) 2. Kendala jumlah hasl tangkapan pada pelabuhan lebh besar dar mnmal tangkapan yang bsa dperoleh pelabuhan perkanan. Model persamaannya: h. f. X j j H H jumlah target mnmal tangkapan pada pelabuhan (kg) h j jumlah tangkapan kapal jens j pada pelabuhan (kg) 3. Kendala ketersedaan solar pada pelabuhan. Model persamaannya : j j 1,..., s j.f.x j S s j kebutuhan solar pada pelabuhan untuk jens kapal kan j(lter/unt) S solar yang terseda bag nelaya pada pelabuhan (lter) 4. Kendala ketersedaan mnyak pelumas pada pelabuhan. Model persamaannya : j lm j.f.x j Lm j 1,.., lm j kebutuhan mnyak pelumas pada pelabuhan untuk jens kapal kan j (lter/unt) Lm mnyak pelumas yang terseda bag nelayan pada pelabuhan (lter). Kendala ketersedaan es balok pada pealabuhan. Model persamaannya: j es j.f.x j Es j 1,.., es j kebutuhan es pada pelabuhan untuk jens kapal kan j (balok/unt) Es es yang terseda bag nelayan pada pelabuhan (balok) 6. Kendala ketersedaan garam pada pelabuhan. Model persamaannya : j gr j. f.x j Gr j 1,.., gr j kebutuhan garam pada pelabuhan untuk jens kapal kan j (kg/unt) Gr garam yang terseda bag nelayan pada pelabuhan (kg) Selanjutnya langkah kedua menyusun model penyelesaan hasl optmal dengan tga fungs tujuan menggunakan Integer Lnear Goal Programmng, sebaga berkut : Fungs Tujuan Tujuan yang ngn dcapa adalah hasl tangkapan maksmum nelayan, pemanfaatan sumberdaya perkanan tangkap yang lestar (kelompok kan pelags kecl, kan pelags besar dan kan demersal) dengan kebutuhan fasltas dermaga dan kolam pelabuhan yang mnmal, sehngga nvestas untuk pembangunan fasltas dermaga dan kolam pelabuhan menjad mnmal. 26

5 Solus ddapat dengan memnmalkan devas tujuan pengelolaan sumberdaya perkanan terhadap masng-masng targetnya.nla devas terdr atas devas underachevement (DU, tanda negatf) dan devas overachevement (DO, tanda postf).apabla dperoleh nla varabel DU berart tujuan yang dngnkan dar pengelolaan sumberdaya perkanan tangkap tdak tercapa sebesar nla devas.sebalknya, jka varabel DO memlk nla, berart tujuan yang dngnkan terlampau (melebh target) sebesar nla tersebut. Apabla nla devas sama dengan nol, berart bahwa target pengelolaan sumberdaya perkanan tangkap tercapa. Kedua varabel devas tujuan n berada pada setap persamaan kendala tujuan. Adapun tujuan yang akan dcapa adalah : 1. Memaksmumkan hasl tangkapan nelayan pada masng-masng pelabuhan (C). Model persamaannya : c j.f.x j + DUc + DOc j Hasl tangkapan D mana : c j Hasl tangkap pada pelabuhan untuk alat tangkap jens j (kg) X,j kapal kan pada pelabuhan untuk jens kapal j (unt).untuk 1,.., dan j 1,.., DU c target tangkapan kan yang tdak tercapa (kg) DO c target tangkapan kan yang melebh target (kg), Untuk c 1,.., berturut-turut Bulu, Brondong, Mayangan, Lekok dan Paton C target penangkapan kan pada pelabuhan (kg), untuk 1,.., 2. Memaksmumkan pemanfaatan sumber daya perkanan tangkap (MSY). Model persamaannya: c.f.x j + DU MSY + DOMSY j MSY j 11.f.X cpb.f.x + DU + DO cpb MSY IPB cpk 11.f.X cpk 4.f.X 4 + DU 6 + DO 6 MSY PK cd 11.f.X cd4.f.x 4 + DU7 + DO7 MSY D DU MSY target pemanfaatan sumberdaya kan (MSY) yang tdak tercapa (kg) DO MSY target pemanfaatan sumberdaya kan (MSY) yang berlebh (kg) DU target pemanfaatan sumberdaya (MSY) kan Pelags Besar yang tdak tercapa (kg) DO target pemanfaatan sumberdaya kan (MSY) Pelags Besar yang berlebh (kg) DU 6 target pemanfaatan sumberdaya (MSY) kan Pelags Kecl yang tdak tercapa (kg) DO 6 target pemanfaatan sumberdaya kan (MSY) Pelags Kecl yang berlebh (kg) DU 7 target pemanfaatan sumberdaya (MSY) kan Demersal yang tdak tercapa (kg) DO 7 target pemanfaatan sumberdaya kan (MSY) Demersal yang berlebh (kg) cpb hasl tangkap kan pelags besar (kg) cpk hasl tangkap kan pelags kecl (kg) cd hasl tangkap kan demersal (kg) 3. Mnmas nvestas pembangunan dermaga pelabuhan. e. Investas Dermaga Dermaga pendaratan Ukuran dermaga pendaratan (Ld) dperoleh dengan persamaan: N L d (L + 0, 1L) γ Dengan : L d panjang dermaga pendaratan (m) N jumlah kapal yang sandar pada waktu bersamaan dalam satu har pada dermaga pendaratan (unt) L panjang kapal (m) γ perbandngan antara waktu operasonal pelabuhan dan waktu bongkar muat barang Dengan waktu membongkar muatan adalah 3 jam dan waktu operasonal pelabuhan 24 jam maka nla γ 8. Hal n berart bahwa dermaga dengan kapastas satu kapal dapat melayan bongkar muat sebanyak 8 kapal dalam satu har dengan waktu bongkar masng-masng kapal 3 jam. Dan nla N (frekuens pendaratan kapal perhar) dperoleh dengan persamaan : X.f N

6 X jumlah kapal pada pelabuhan (unt) f jumlah frekuens penangkapan selama satu tahun (trp) 240 adalah jumlah har efektf penangkapan kan dalam satu tahun. Sehngga panjang dermaga pendaratan ddapat dengan persamaan : X.f Ld ( L + 0,.L) 240.γ Kebutuhan dermaga pendaratan untuk satu unt kapal Xj adalah : f Ld j ( L + 0,.L) 240.γ Ld j kebutuhan panjang dermaga untuk satu unt kapal X j (m) Sehngga kebutuhan nvestas untuk satu unt kapal Xj dengan satuan nvestas pembangunan dermaga permeter sebesar C (rupah) adalah : Investas dermaga (InvDj) f ( L + 0,. L). C d 240. γ Cd satuan nvestas Pembangunan dermaga permeter (rupah/meter) InvDj besar nvestas pembangunan dermaga untuk satu unt kapal Xj. (rupah) Maka persamaan nvestas pembangunan dermaga, untuk kapal X unt adalah : Z Inv D X.Inv D Jad mnmas nvestas pembangunan dermaga pendaratan untuk kapal Xj adalah Mn ZInv D 1,..., j 1 X j.inv Dj ZInv.D total nvestas pembangunan dermaga pendaratan kapal X j Dermaga Pelayanan Untuk dermaga pelayanan (Ly) dperoleh dengan rumus yang sama dengan dermaga pendaratan, sehngga nvestas dermaga pelayanan untuk kapal Xj adalah Mn ZInv. Y X j. Inv Yj j 1 1,..., D mana : ZInv. Y nvestas pembangunan dermaga pelayanan kapal Xj persamaan datas dperoleh dengan anggapan bahwa jumlah kapal yang sandar bersamaan setap har (f) adalah sama untuk 2 jens dermaga d atas f. Investas kolam pelabuhan Kolam Pendaratan Untuk kolam pendaratan dperoleh dengan menggunakan rumus : Ad N.(L1. B1) Dmana: Ad Luas kolam pendaratan N jumlah kapal yang berlabuh bersamaan L1 1,1 Loa (panjang kapal) B1 1,2 B (lebar kapal) Dengan nla N dperoleh dar: X.f N

7 X jumlah kapal pada pelabuhan (unt) F jumlah frekuens penangkapan selama satu tahun (trp) 240 adalah jumlah har efektf penangkapan kan dalam 1 tahun. Sehngga luas kolam pendaratan (Ad) ddapat dengan persamaan : Ad X.f.(L1.B1 ) 240 Kebutuhan kolam pendaratan untuk satu unt kapal X j adalah :.f Ad j.(l1.b1 ) 240 Adj kebutuhan kolam pendaratan untuk satu unt kapal Xj (m2) Sehngga kebutuhan nvestas untuk satu unt kapal X j dengan satuan nvestas pembangunan kolam pendaratan permeter perseg sebesar C (rupah/m 2 ) adalah : Investas kolam (Inv kdj ) f Inv kdj ( L1. B1). C k 240. Ck satuan nvestas pembangunan kolam pendaratan permeter perseg (rupah/m2) Inv kdj besar nvestas pembangunan kolam pendaratan untuk satu unt kapal Xj. (rupah) Maka persamaan nvestas pembangunan kolam pendaratan, untuk kapal X unt adalah : Znv kd X.InvkD Jad mnmas nvestas pembangunan kolam pendaratan untuk kapal X j adalah : Mn ZInv kd j 1 X j.inv kd. j 1,..., ZInv. kd nvestas pembangunan kolam pendaratan kapal X j kolam Pelayanan Untuk kolam pelayanan (Ay) dperoleh dengan rumus yang sama dengan dermaga pendaratan, sehngga nvestas dermaga pelayanan untuk kapal Xj adalah : Mn ZInv.kY X j. Inv kyj j 1 1,..., D mana : ZInv. ky nvestas pembangunan kolam pelayanan kapal Xj g. Penetapan Fungs Kendala Kedala fungsonal yang dgunakan dalam penyelesaan model optmas Integer Lnear GoalProgrammng n sama dengan kendala yang dgunakan dalam penyelesaan Lnear Programmng pada langkah pertama. Dtambah dengan kendala jumlah kapal yang doperaskan tdak lebh dar jumlah kapal optmal dar hasl optmas Lnear Programmng, dengan model persamaan : X j K j 1 X j jumlah kapal jens j untuk pelabuhan K jumlah kapal optmal pada pelabuhan Untuk, I 1,.., dan j 1,, h. Fungs Tujuan Berdasarkan persamaan kendala tujuan yang telah durakan, maka fungs tujuan optmas Lnear Goal Programmng dapat drumuskan sebaga berkut : Mn Z DU 1 + DO 1 + DU 2 + DO DU 10 + DO 10 29

8 Jad fungs tujuan adalah memnmalkan nla devas target pencapaan hasl tangkapan pelabuhan kan, mnmal devas pemanfaatan potens bolog, mnmal nvestas pembangunan dermaga dan kolam pelabuhan. Dar optmas dperoleh jumlah kapal yang optmal dalam mencapa hasl maksmal tangkapan dar masng-masng pelabuhan, dan dperoleh nvestas pembangunan dermaga dan kolam yang mnmal dalam melayan kebutuhan kapal kan. 2.3 Fungs Produks Lestar Fungs produks lestar merupakan hubungan antara produks yang dhaslkan secara optmum tanpa mengganggu kelestaran sumber daya dengan sejumlah usaha penangkapan (effort/e) yang dgunakan. Perhtungan matemats dlakukan untuk mengetahu hubungan antara CPUE dan effort perkanan yang menghaslkan nla ntercept (a) sebesar 1813,61 dan koefsen ndependen (b) sebesar , sehngga dapat drumuskan y x x2 atau CPUE E 0,086 E2. Sehngga grafk persamaan tersebut dapat dlhat pada gambar 1. Upaya tangkap optmum dhtung dengan menggunakan persamaan: a 1813,61 E opt 10.21,711 trp 2b 2x( 0,0861) Sedangkan C msy dhtung dengan menggunakan persamaan : 2 2 a 1813,61 C msy ,962 kg 4b 4x( ) Gambar grafk MSY pada gambar 1 memperlhatkan hubungan antara upaya penangkapan kapal perkanan dan hasl tangkapan lestar yang berbentuk parabola (fungs kuadratk) , ) /th g (k s k u d ro P Effort (kg/tahun) Gambar 1 Grafk MSY kan pelags kecl Adapun tabel nla MSY dar tga jens kan tangkap sebaga berkut : Tabel: 2 Effort optmum dan MSY tga jens komodtas perkanan No Jens kan a b Eopt MSY 1 Ikan Pelags Besar 0,00 0 0,00 0,00 2 Ikan Pelags Kecl , ,7 0,00 0,00 3 Ikan Demersal 0,00 0 0,00 0,00 Dar proses optmas penjalanan program, pada proses tahap pertama dengan Lnear Programmng, kemudan dlanjutkan dengan proses optmas tahap kedua dengan Integer Lnear Goal Programmng, ddapatkan hasl sebaga berkut: 1. Jumlah kapal yang optmal sesua dengan jensnya pada masng-masng pelabuhan perkanan untuk mendapatkan hasl tangkapan maksmal dengan kebutuhan dermaga yang mnmal. 2. Jumlah permntaan kebutuhan logstk operas penangkapan kan pada masng-masng jens kapal pada tap pelabuhan perkanan 3. Hasl usaha penangkapan yang optmal untuk masng-masng jens kapal, masng-masng pelabuhan, dan masngmasng jens kan 4. Upaya penangkapan (effort) optmum yang dlakukan.. Hasl pemanfaatan optmal potens lestar perkanan (MSY) dartga jens komodtas kan 6. Hasl tangkapan maksmal dar masng-masng pelabuhan perkanan 7. Jumlah frekuens pendaratan kan pertahun (F) dar kapal-kapal kan pada 4 pelabuhan untuk mendapatkan hasl tangkapan yang maksmal. 8. Jumlah pendaratan optmal kapal-kapal kan perhar pada pelabuhan perkanan (N) 30

9 9. Ukuran panjang dermaga pendaratan yang dbutuhkan (Ld) untuk melayan pendaratan kapal kan pada tap pelabuhan perkanan 10. Ukuran panjang dermaga pelayanan yang dbutuhkan (Ly) pada tap pelabuhan perkanan 11. Ukuran Luas kolam pendaratan (Ad) pada tap pelabuhan perkanan 12. Ukuran Luas kolam pelayanan (Ay) pada tap pelabuhan perkanan 13. Jumlah total kebutuhan dermaga dan kolam pada tap pelabuhan perkanan 14. Jumlah total kebutuhan dermaga dan kolam pada pelabuhan perkanan 1. Investas yang dbutuhkan untuk pembangunan dermaga pendaratan pada tap pelabuhan perkanan 16. Investas yang dbutuhkan untuk pembangunan dermaga pelayanan pada tap pelabuhan perkanan 17. Investas yang dbutuhkan untuk pembangunan kolam pendaratan pada tap pelabuhan perkanan 18. Investas yang dbutuhkan untuk pembangunan kolam pelayanan pada tap pelabuhan perkanan 19. Total nvestas yang dbutuhkan untuk pembangunan dermaga dan kolam pada tap pelabuhan perkanan 20. Total nvestas yang dbutuhkan untuk pembangunan dermaga dan kolam dar empat pelabuhan perkanan. Tabel 3: Perbandngan Hasl Penangkapan Aktual, Skenaro, Hasl Optmas dan Effort Optmum PemanfaatanMSY Pelabuhan Ikan Aktual Skenaro Optmas Pemanfaatan Pelags Besar Pelags Kecl Demersal Total MSY Pelags Besar Pelags Kecl Demersal Total Tabel 4 Total Investas Pembangunan Dermaga dan Kolam Pelabuhan pada tap Pelabuhan Pelabuhan Dermaga (Rp) Kolam (Rp) Jml Investas (Rp) Bulu , , ,96 Brondong , , ,37 Mayangan , , ,01 Lekok , , ,89 Paton , , ,2 jumlah , , ,7 3. PENUTUP 3.1 Kesmpulan a. Optmas Lnear Programmng dan Integer Lnear Goal Programmng memberkan maksmal hasl tangkapan sebesar kg, dengan dbatas jumlah besar potens lestar perkanan (MSY) kg. b. Hasl optmas memberkan solus yang palng optmal dar tujuan-tujuan yang akan dcapa tanpa melampau berbaga kendala yang ada. Dar perbandngan antara konds aktual, konds skenaro dan konds hasl optmas, pada konds aktual mash jauh dar target yang dharapkan, sedangkan hasl skenaro melebh nla MSY yang dznkan. Hanya hasl optmas yang memberkan nla target tertngg tanpa melampau batas MSY.. c. Optmas memberkan hasl akhr ukuran dermaga dan kolam pelabuhan yang dbutuhkan oleh kapal, serta nla nvestas untuk membangun dermaga dan kolam. Investas untuk membangun dermaga dan kolam dmnmalkan, dsesuakan dengan kebutuhan jumlah kapal kan yang beroperas. 3.2 Saran a. Kendala/batasan optmas mash terbatas pada empat konstran, dharapkan pada peneltan lanjutan untuk mengkaj lebh dalam kendala-kendala lan, msalnya jumlah nelayan, tngkat sosal ekonom dan kendala lan yang kut berpengaruh. b. Untuk peneltan berkutnya pencapaan nvestas optmal dapat dperluas dengan dermaga tunggu dan kolam maneuver. DAFTAR PUSTAKA [1] Suherman, Agus dan Adhyaksa Dault.Dampak Sosal Ekonom Pembangunan Dan Pengembangan Pelabuhan Perkanan Nusantara (PPN) Pengambengan Jembrana Bal. Jurnal Santek Perkanan Vol. 4, No. 2, 2009 : Unverstas Dponegoro Semarang 31

10 [2] Danal, John Haluan, Mustaruddn, Darmawan. Model Pengembangan Industr Perkananberbass Pelabuhan Perkanan D Kota Makassar Sul-Sel. Jurnal Ilmah Forum Pascasarjana IPB Bogor, ISSN , Vol.34 No.2, Aprl 2011 [3] Hatteland, Carl J. Ports as Actors n Industral Networks. Prntng: Nordberg Trykk BI Norwegan School of Management. N-0442 Oslo. [4] Greenstreet, S. P. R, G. J. Holland, T. W. K. Fraser, and V. J. Allen. Modellng demersal fshng effort based on landngs and days absence from port, to generate ndcators of actvty.crown Copyrght Publshed by Oxford Journals on behalf of the Internatonal Councl for the Exploraton of the Sea. Downloaded from by guest on February 1, 2013 [] Schaefer M Some Aspects of the Dynamcs of Populatons mportant to the Management of Commercal Marne Fsheres. Bull. Inter-Am. Trop. Comm 1:27:6. [6] Hamdy, A Taha, 1996, Rset Operas, Jakarta 32

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Oleh : Fifi Fisiana

Oleh : Fifi Fisiana Optmas Baya Produks menggunakan Metode Revsed Mult Choce Goal programmng dengan Tahap Persedaan Terkontrol Supply Chan Model stud kasus : PT.Gunungarta Manunggal, Gempol Oleh : Ff Fsana 1207100018 Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PERENCANAAN INVESTASI GALANGAN KAPAL DENGAN PENDEKATAN PROGRAMASI TUJUAN GANDA

MODEL OPTIMASI PERENCANAAN INVESTASI GALANGAN KAPAL DENGAN PENDEKATAN PROGRAMASI TUJUAN GANDA MAKARA, TEKOLOGI, VOL. 6, O. 3, DESEMBER 2002 MODEL OPTIMASI PERECAAA IVESTASI GALAGA KAPAL DEGA PEDEKATA PROGRAMASI TUJUA GADA Al Azhar Jurusan Teknk Perkapalan, Insttut Teknolog Adh Tama Surabaya Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

PEMODELAN MATEMATIKA DALAM OPTIMALISASI PRODUK PENGOLAHAN SUSU SEGAR

PEMODELAN MATEMATIKA DALAM OPTIMALISASI PRODUK PENGOLAHAN SUSU SEGAR Volume No., September 07 PEMODELAN MATEMATIKA DALAM OPTIMALISASI PRODUK PENGOLAHAN SUSU SEGAR Ev Wdayant STKIP Bna Insan Mandr Surabaya, Jl. Raya Mengant Kramat No. Wyung-Surabaya emal: evwdayant806@gmal.com

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MIXED INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENJADWALAN BATCH PROSES PRODUKSI SORBITOL MULTI GRADE (STUDI KASUS PT XXX)

PENGEMBANGAN MODEL MIXED INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENJADWALAN BATCH PROSES PRODUKSI SORBITOL MULTI GRADE (STUDI KASUS PT XXX) PENGEMBANGAN MODEL MIXED INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENJADWALAN BATCH PROSES PRODUKSI SORBITOL MULTI GRADE (STUDI KASUS PT XXX) Maro Chran, Ahmad Rusdansyah, Nurhad Sswanto Mager Manajemen Teknolog, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS. Pendekatan model ekonomi perikanan pertama kali ditulis oleh Gordon

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS. Pendekatan model ekonomi perikanan pertama kali ditulis oleh Gordon III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Model Ekonom Perkanan Pendekatan model ekonom perkanan pertama kal dtuls oleh Gordon (1954), yang dalam artkelnya menyatakan bahwa sumberdaya perkanan pada umumnya

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE)

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) Muhammad Khosy n 1,2, Muh Iman Prajtno 2, Aro Isnad 3, Mochamad Haryad 4 1 Electrcal

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER

PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER Penerapan Program Lner Kabur dalam Analss.. Elfranto PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER Elfranto Dosen Unverstas Muhammadyah Sumatera Utara Abstrak: Salah satu kaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Multy Item dengan Mempertimbangkan Faktor Kadaluarsa

Analisis Persediaan Multy Item dengan Mempertimbangkan Faktor Kadaluarsa Analss Persedaan Multy Item dengan Mempertmbangkan Faktor Kadaluarsa 1 onny Cputra 1, Theresa Sunarn Jurusan Teknk Industr Sekolah Tngg Teknk Mus, Palembang E-mal : donnycputra@gmal.com Jurusan Teknk Industr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak JURAL MATEMATIKA DA KOMUTER Vol. 6. o., 86-96, Agustus 3, ISS : 4-858 MECERMATI BERBAGAI JEIS ERMASALAHA DALAM ROGRAM LIIER KABUR Mohammad Askn Jurusan Matematka FMIA UES Abstrak Konsep baru tentang hmpunan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci