KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 2009"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 009 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 009

2 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

3 Kata Pengantar Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 3 Tahun 1999 tentang tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 00, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligence dan research unit di wilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survei), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala. Sejak tahun 00 KBI Makassar telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) akan dipisahkan dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Dalam perkembangannya, cakupan ini akan kami kembangkan terus sejalan dengan ketersediaan data ekonomi daerah yang kami peroleh. Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya. Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontinyu, tepat waktu dan reliable. Selanjutnya, kami nantikan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung di masa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini. Makassar, November 009 BANK INDONESIA MAKASSAR ttd. Lambok A. Siahaan Pemimpin Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III iii

4 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

5 Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii DAFTAR TABEL ~ ix RINGKASAN EKSEKUTIF ~ 1 INDIKATOR EKONOMI KER Trw. III-009 ~5 BAB 1 PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ Permintaan Daerah ~ Konsumsi ~ Investasi ~ Perdagangan Eksternal ~ Penawaran Daerah (Sektoral) ~ Sektor Pertanian ~ Sektor Industri Pengolahan ~ Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran ~ Sektor Jasa-jasa ~ Sektor Angkutan dan Komunikasi ~ Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa perusahaan ~ Sektor-sektor Lainnya ~ 19 BAB PERKEMBANGAN INFLASI ~ 3.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ~ Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III v

6 BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN ~ Perkembangan Bank Umum (Konvensional dan Syariah) ~ Kelembagaan dan Aset ~ DPK dan Kredit/Pembiayaan ~ Intermediasi Bank Umum Konvensional ~ Intermediasi Bank Umum Syariah ~ Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat/Syariah (BPR/S) ~ 0 BOKS I LAPORAN SURVEI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) ZONA SULAMPUA ~ 3 BOKS II LAPORAN SURVEI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELANJA PEMERINTAH DAERAH DI SULSEL~ 7 BAB PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ~ Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) ~ 51.. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ~ 5.3. Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan ~ 5.. Perkembangan Kliring dan RTGS ~ Perkembangan RTGS ~ Perkembangan Kliring ~ 5 BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ~ Ketenagakerjaan ~ Kesejahteraan ~ Nilai Tukar Petani ~ Jumlah Penduduk Miskin ~ Survei ~ 59 BAB 6 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ~ 61 BAB 7 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ Outlook Kondisi Makroregional ~ Outlook Inflasi ~ Prospek Perbankan ~ 66 LAMPIRAN vi Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

7 Daftar Grafik Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB ~ 7 Grafik 1.. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi ~ 8 Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Investasi ~ 9 Grafik 1.. Prompt Indikator Kinerja Ekspor ~ 10 Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor ~ 11 Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian ~ 13 Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan ~ 1 Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran ~ 15 Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Sektor Jasa-jasa ~ 16 Grafik Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan ~ 17 Grafik Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan ~ 18 Grafik 1.1. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih ~ 19 Grafik Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 0 Grafik 1.1. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan ~ 1 Grafik.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan~ 3 Grafik.. Perkembangan Harga Emas ~ 5 Grafik.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang ~ 5 Grafik.. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi ~ 6 Grafik.5. Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi Hasil SPH di Makassar ~ 6 Grafik.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan ~ 7 Grafik.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 8 Grafik.8. Perkembangan Harga CPO di Pasar Internasional ~ 8 Grafik.9. Beberapa Komoditi dalam Subkelompok Bumbu dan Lemak-Minyak Hasil SPH di Makassar~ 9 Grafik.10. Beberapa Komoditi dalam Subkelompok Ikan Segar, Daging, Buah dan Sayur Hasil SPH di Makassar~ 9 Grafik.11. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan~ 30 Grafik.1. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan ~ 30 Grafik.13. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ 31 Grafik 3.1. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ~ 3 Grafik 3.. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum ~ 35 Grafik 3.3. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan ~ 35 Grafik 3.. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Sektor Ekonomi ~ 36 Grafik 3.5. Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi ~ 36 Grafik 3.6. Perkembangan NPLs Net dan Gross Bank Umum ~ 37 Grafik 3.7. Pangsa NPLs Per Sektor Ekonomi ~ 37 Grafik 3.8. Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah Bank Umum ~ 38 Grafik 3.9. Pangsa Kredit/Pembiayaan MKM Bank Umum Per Sektor Ekonomi ~ 38 Grafik Perkembangan Bank Umum Syariah ~ 39 Grafik Perkembangan Aset BPR/S ~ 0 Grafik 3.1. Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S ~ 0 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III vii

8 Grafik.1. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) ~ 51 Grafik.. Aliran Uang Kartal Kelaur (Outflow) ~ 51 Grafik.3. Pemberian Tanda Tidak Berharga dan Inflow ~ 5 Grafik.. Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu Berdasarkan Pecahan Trw.II-009 ~ 53 Grafik.5. Transaksi RTGS Incoming ~ 53 Grafik.6. Transaksi RTGS Outgoing ~ 53 Grafik 5.1. Persentase Penduduk Usia 15+ yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ~ 56 Grafik 5.. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani ~ 57 Grafik 5.3. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Diterima Petani ~ 57 Grafik 5.. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Dibayar Petani ~ 57 Grafik 5.5. Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan ~ 58 Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskin se-sulampua per Maret 009 ~ 58 Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini ~ 59 Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat ini Dibandingkan 6 Bulan Lalu ~ 59 Grafik 7.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 6 Grafik 7.. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 65 Grafik 7.3. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan Sulsel dan Proyeksinya ~ 65 viii Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

9 Daftar Tabel Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y) ~ 8 Tabel 1.. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y) ~ 1 Tabel.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, y.o.y) ~ Tabel.. Inflasi Per-Sub Kelompok Sandang ~ Tabel.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 5 Tabel.. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga ~ 7 Tabel.5. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan ~ 7 Tabel.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Bahan Makanan ~ 8 Tabel.7. Inflasi Per-Sub Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bahan Bakar ~ 31 Tabel.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan ~ 31 Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum) Sulawesi Selatan ~ 33 Tabel 3.. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan ~ 3 Tabel 3.3. Penyaluran Kredit/Pembiayaan dan DPK per DATI II di Sulsel ~ 39 Tabel.1. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Wilker KBI Makassar Trw. III-009 ~ 53 Tabel.. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ~ 5 Tabel 5.1. Penduduk Usia 15+ Menurut Kegiatan Utama ~ 55 Tabel 6.1. Realisasi APBD Provinsi Sulsel s/d Semester I-009 ~ 61 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III ix

10 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

11 Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Perekonomian daerah Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan III-009 masih mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya. Perekonomian daerah Sulsel pada triwulan III-009 diperkirakan tumbuh sebesar 6,85% (y.o.y), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan II-009 yang sebesar 5,%, namun tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan triwulan III-008 (8,13%). Dari sisi permintaan, pertumbuhan tersebut pada triwulan III-009 didorong utamanya oleh komponen konsumsi dan membaiknya kinerja ekspor. Laju pertumbuhan konsumsi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (y.o.y), sedangkan kinerja ekspor terus mengalami perbaikan pertumbuhan dengan kontraksi yang semakin mengecil. Dari sisi penawaran (sektoral), pertumbuhan ekonomi didorong oleh sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor industri pengolahan dan sektor bangunan. Beberapa faktor pendorongnya adalah realisasi stimulus infrastruktur dan proyek-proyek pemerintah lainnya serta kegiatan bulan Ramadhan/Idul Fitri. Asesmen Inflasi Laju inflasi tahunan di Sulsel pada triwulan III-009 tercatat lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya maupun dibandingkan laju inflasi nasional. Laju inflasi Sulsel pada triwulan laporan tercatat sebesar,7 (y.o.y), sementara pada triwulan II-009 sebesar 3,8 (y.o.y) dan laju inflasi nasional sebesar,83%. Perlambatan laju inflasi tersebut, diperkirakan karena kebijakan penurunan BBM pada triwulan IV-008 dan awal triwulan I-009 serta membaiknya pasokan barang khususnya bahan makanan. Namun di sisi lain, dorongan inflasi terjadi karena adanya konsumsi masyarakat yang mengalami peningkatan selama triwulan laporan. Kondisi tersebut karena terciptanya ekspektasi masyarakat pada saat menjelang dan setelah bulan puasa yang kemudian diakhiri dengan perayaan hari raya Idul Fitri. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan triwulan bersangkutan. Peningkatan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

12 IHK tertinggi terjadi pada saat bulan puasa yaitu bulan Agustus. Sementara pada bulan Juli dan September terjadi inflasi namun dalam besaran yang relatif stabil. Asesmen Perbankan Kinerja perbankan Sulawesi Selatan pada triwulan III-009 masih mengalami perlambatan, namun secara umum masih tumbuh relatif baik. Indikator-indikator perbankan yaitu total aset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun dan kredit menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Selain itu, Loan to Deposit Ratio mengalami sedikit peningkatan pada triwulan III jika dibandingkan dengan triwulan II-009. Namun jika dilihat dari kualitas kredit yang disalurkan, terjadi penurunan kualitas. Hal ini tercermin dari meningkatnya Non Performing Loan-Gross (NPLs) Bank Umum di Sulawesi Selatan Asesmen Sistem Pembayaran Nilai transaksi pembayaran pada triwulan laporan cenderung menunjukkan peningkatan transaksi, terutama transaksi non tunai via RTGS, sementara transaksi tunainya cenderung menurun. Peningkatan tersebut salah satunya didorong oleh realisasi proyek-proyek pemerintah termasuk stimulus infrastruktur serta peningkatan konsumsi selama bulan Ramadhan/Idul Fitri dan mulainya tahun ajaran baru. Dari sisi aliran uang kartal masuk (inflow) ke KBI Makassar, peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan laporan tercermin dari pertumbuhan inflow perbankan ke KBI Makassar yang makin terkontraksi. Sementara aliran uang kartal keluar (outflow) masih mengalami kontraksi pertumbuhan yaitu sebesar -58,9% (y.o.y). Menurunnya pertumbuhan permintaan uang kartal oleh perbankan tersebut relatif sejalan menurunnya pertumbuhan inflow. Kegiatan/konsumsi masyarakat selama triwulan III ini relatif didominasi oleh penggunaan tabungan masyarakat. Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Struktur ketenagakerjaan Sulsel masih bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan yang masih merupakan mata pencaharian utama penduduknya. Pertumbuhan ekonomi Sulsel, mampu menyerap jumlah angkatan kerja yang menganggur sebesar 7 ribu orang atau menyerap,1 dari angkatan kerja yang menganggur. Kondisi tersebut mengakibatkan Tingkat Pengangguran Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

13 Terbuka (TPT) Sulsel mengalami penurunan sebesar 1,8. Di sisi lain, jika melihat angka indeks Nilai Tukar Petani ( NTP ), maka peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulsel kiranya relatif menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan/ petani. Hal ini diperkirakan karena faktor kestabilan tingkat harga, terutama komoditas pertanian. Asesmen Keuangan Daerah Peran pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan ekonomi Sulsel mulai menunjukkan perkembangan peningkatan. Berdasarkan data keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Realisasi anggaran pendapatan daerah sampai dengan triwulan III/ 009,mencapai sebesar Rp1, triliun, atau 6,36% dari anggaran yang ditetapkan. Hal ini berarti naik Rp36,71 miliar (3,9%) dibanding triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Dari sisi anggaran belanja daerah, sampai dengan triwulan III-009, realisasinya telah mencapai 59,97%. Realisasi terbesar terjadi pada pos Belanja Operasi (61,5%), diikuti oleh pos Belanja Modal (55,3%). Untuk Belanja Operasi, tercatat mengalami peningkatan sebesar 7,96% (y.o.y), terutama pada pos Belanja Barang dan Belanja Bantuan Keuangan. Prospek Ekonomi Triwulan IV-009 Perekonomian Sulsel pada triwulan IV-009 diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,75%-8,0% (y.o.y) dengan pendorong utama dari sisi konsumsi dan investasi. Dari sisi penawaran, sebagian besar sektor ekonomi diperkirakan pengalami peningkatan pertumbuhan. Dorongan pertumbuhan diperkirakan berasal dari sektor bangunan/konstruksi, sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor industri pengolahan. Di sektor bangunan, terutama proyek pemerintah, diperkirakan realisasi pembangunannya akan mengalami peningkatan yang cukup pesat.. Di sisi permintaan, konsumsi diperkirakan masih menjadi tumpuan perkembangan perekonomian Sulsel di triwulan IV-009. Realisasi akhir tahun anggaran dan adanya kegiatan pada akhir tahun akan mampu mendorong peningkatan konsumsi tersebut, baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah. Kinerja investasi juga diperkirakan akan mengalami peningkatan pertumbuhan terkait realisasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah, yang sejalan dengan pertumbuhan sektor bangunan/konstruksi. Inflasi tahunan provinsi Sulsel pada triwulan IV-009 diperkirakan pada Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

14 kisaran 3,% ± 0,5% (y.o.y), terutama didorong oleh laju inflasi tahunan kota Makassar yang diperkirakan sebesar 3,5% ± 1% (y.o.y). Perkiraan peningkatan laju inflasi tahunan tersebut karena adanya tekanan hari raya yang jatuh pada triwulan IV, yaitu Idul Adha dan Natal serta pengaruh kebijakan penurunan BBM pada akhir tahun 009. Selain itu, program stimulus perekonomian daerah diperkirakan ikut mendorong kelancaran distribusi barang/jasa di tingkat regional, terutama proyek-proyek infrastruktur, relatif dapat memberikan kontribusi yang positif dalam rangka mendukung pengendalian inflasi. Kinerja perbankan di Sulsel masih memperlihatkan pertumbuhan yang cukup positif, meskipun dari sisi nilai tambah bruto perbankan cenderung stagnan. Pertumbuhan perbankan tersebut diperkirakan masih terus berlanjut seiring dengan perkembangan perekonomian daerah, yang membutuhkan dana yang cukup besar. Tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI-rate) yang cenderung stabil pada akhir triwulan III-009, diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit/pembiayaan. Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

15 INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN PROPINSI SULAWESI SELATAN a. INFLASI dan PDRB INDIKATOR MAKRO Indeks Haga Konsumen - Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Gorontalo Papua Irian Jaya Barat N/A Maluku Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat N/A Maluku Utara Laju Inflasi Tahunan (y.o.y;%) - Sulawesi Selatan Sulawesi Utara (0.01) - Gorontalo Papua Irian Jaya Barat N/A Maluku (0.1) (3.9) - Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat N/A Maluku Utara PDRB - Harga Konstan (Miliar Rp) * 1. Pertanian 3,0.58 3,.61 3,337. 3, , , ,0.7. Pertambangan dan Penggalian 1, , Industri Pengolahan 1, , , , , , , Listrik, Gas, dan Air Bersih Konstruksi/Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran 1, , , , ,85.7 1,899.85, Angkutan dan Komunikasi , Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa-jasa 1,1.86 1,0.31 1, , , ,3.66 1, * * Pertumbuhan PDRB (y.o.y;%) * Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) Volume Ekspor Non Migas (Ribu Ton) Nilai Impor Non Migas (USD Juta) Volume Impor Non Migas (Ribu Ton) *) Perkiraan KBI Mks Catt : Per Trw.II-008, penghitungan inflasi menggunakan tahun dasar 007 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

16 LANJUTAN... INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN PROPINSI SULAWESI SELATAN B. PERBANKAN INDIKATOR BANK UMUM : Total Aset (Rp. Miliar) 31, , , , , , ,388. D P K (Rp. Miliar), , , ,73.5 8, , ,50.83 Giro,77. 5,37.9, , , ,06.09,939.3 Tabungan 1, , ,57.1 1,90.7 1, ,169. 1, Deposito 7, ,3.19 8, , , ,89.9 9,55.6 Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar) 6, , , , , , , Modal Kerja 10, , , , , , , Investasi 5, , ,3.33 6,0.57 6, ,30.5 6, Konsumsi 10, , , , , , ,990.3 L D R % % 109.7% 110.6% % % Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar) 6, , , , , , , Pertanian , , Pertambangan Industri pengolahan 3, , , ,76.7 3, , , Listrik,Gas dan Air Konstruksi 1,65.5 1,8.37,009.88, ,93.56,170.31, Perdagangan 7, , , ,5.0 8, , , Pengangkutan 1, , ,66.5 1, ,.98 1, , Jasa Dunia Usaha 1,5.9 1, , , , , , Jasa Sosial Masyarakat Lain-lain 10, , , , , , ,990.3 Kredit UMKM (Rp. Miliar) 18, , ,638.7,15.5,66.1,01.99, Kredit Mikro* (Rp. Miliar) 6, , ,7.0 6,8.1 6,0.7 6,71.5 7, Modal Kerja , , ,15.7 1,63.3 1, Investasi Konsumsi 5, , ,56.87, ,1.58 5,89.8 5,99.1 Kredit Kecil ** (Rp. Miliar) 7,1.67 8, , , , , , Modal Kerja,007.75,19.98,30.5,571.68,6.75,83.7, Investasi Konsumsi, , ,19.0 6, , ,011. 7,18.99 Kredit Menengah *** (Rp. Miliar), , , ,00.1 6, , , Modal Kerja 3, , , ,980.80,0.81,68.59, Investasi , , , , Konsumsi , , , , ,.7 NPL Total gross (%) 10.31% 9.05% 8.9%.3% 3.8% 3.05%.08% NPL UMKM gross (%).1% 3.9%.67%.31%.96% 3.37% 3.5% BANK UMUM SYARIAH Total Aset (Rp. Miliar) 1,0.8 1, , , , , , D P K (Rp. Miliar) Giro Tabungan Deposito Pembiayaan - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Milia 3, , , ,7.80 1,3.1 1,05.8 1,.01 - Modal Kerja 1, Investasi 1, Konsumsi FDR 580.9% 18.96% % % % % Catt. * (<Rp. 50 Juta) ** (Rp. 50 < X < Rp. 500 Juta) ** (Rp. 500 Juta < X < Rp. 5 M) 6 Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

17 Bab 1 Perkembangan Kondisi Makroekonomi Perekonomian daerah Sulawesi Selatan pada triwulan III-009 diperkirakan masih mengalami peningkatan pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding triwulan II-009 namun lebih rendah dibanding triwulan III-008. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini diperkirakan sebesar 6,85% (y.o.y), sementara pada triwulan II-009 sebesar 5,%, dan pada triwulan triwulan III-008 sebesar 8,13%. Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan dimaksud terutama didukung oleh pertumbuhan konsumsi dan membaiknya kinerja ekspor. 5 3 qtq axis kiri yoy axis kanan Sumber : BPS, diolah * : Proyeksi BI Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB % * % Dari sisi penawaran (sektoral), pendorong pertumbuhan ekonomi berasal dari sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor pertanian dan sektor bangunan. Sementara sektor pertambangan diperkirakan mulai menunjukkan perbaikan kinerja meskipun masih mengalami kontraksi pertumbuhan. Sedangkan pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor perdagangan-hotel-restoran terkait dengan faktor bulan puasa dan Idul Fitri. 1.1 Permintaan Daerah Pertumbuhan perekonomian di Sulawesi Selatan pada triwulan III-009 dari sisi permintaan disebabkan oleh komponen konsumsi masih mengalami pertumbuhan positif yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dan kinerja ekspor yang menunjukkan perbaikan. Sementara pertumbuhan impor juga diperkirakan mengalami peningkatan, meskipun masih kontraksi. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II

18 Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y) KOMPONEN II08 III08 IV08 I09 II09 III09* Pertumbuhan (y.o.y) Konsumsi 6.11% 6.59% 5.03%.75% 5.73% 6.6% Investasi % 1.5% 30.16% 1.77% 3.36% Ekspor 11.16% 7.6% 9.08% 1.53% 1.15% 6.3% (Impor) 10.19% 1.63% 6.76% 13.3% 17.5% 1.3% TOTAL % 3.9%.06% 5.% 6.85% Sumbangan (y.o.y) Konsumsi.35%.68% 3.56% 3.3%.01%.5% Investasi 5.6% 5.08%. 5.9% 0.37% 0.71% Ekspor 6.16% 3.% % 5.51%.7% (Impor).6%.8%.36%.96% 6.36%.36% TOTAL % 3.9%.06% 5.% 6.85% Sumber : BPS diolah * Proyeksi Bank Indonesia Makassar Konsumsi Pada triwulan laporan, kinerja konsumsi diperkirakan tumbuh sebesar 6,6% (y.o.y), lebih tinggi dibanding triwulan II-009 (5,73%) namun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-008 (6,59%). Kinerja konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sebesar 7,31% (y.o.y) dengan sumbangan pertumbuhan sebesar,01% (y.o.y). Angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-009 yang tercatat sebesar 5,73% (y.o.y). Faktor pendorong pertumbuhan tersebut antara lain karena bulan Ramadhan/Idul Fitri serta tahun ajaran baru. Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut diindikasikan oleh meningkatnya konsumsi air, listrik, jumlah kendaraan terdaftar non niaga. Selanjutnya kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan III-009 diperkirakan tumbuh sebesar 3,3% (y.o.y), yang lebih tinggi dibandingkan triwulan II-009 (,73%). Pertumbuhan kinerja konsumsi pemerintah ini tercermin dari pertumbuhan realisasi belanja operasi sebesar 7,96% (y.o.y). Beberapa prompt indikator pertumbuhan kinerja konsumsi tersebut di atas terlihat dari grafik sebagai berikut : Grafik 1.. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi Juta M3 Pemakaian Air (M³) di Makassar Pemakaian Air (M³) Y.O.Y (PA) Sumber : PDAM Mks * Sementara % 15% 1 5% Juta GWH Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Rumah Tangga Rumah Tangga Sbr: PLN Divre VII * Sementara y.o.y * 5% 15% 1 5% 5% 1 15% 8 Triwulan II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

19 Jumlah Kendaraan Terdaftar Non Niaga Indeks Penghasilan Saat Ini dan Ketepatan Konsumsi Barang Tahan Lama 3,000,500,000 1,500 1, Total Growth % 1 5% 5% 1 15% 5% Ketepatan wkt pembelian durable goods Penghasilan saat ini dibanding 6 bln yl Perkembangan Konsumsi Listrik Penerangan Jalan Umum Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Sosial Juta GWH Penerangan Jln Umum y.o.y * 3 5% 15% 1 5% 5% 1 15% Juta GWH Sbr: PLN Divre VII * Sementara Sosial y.o.y * Investasi Pada triwulan III-009, investasi diperkirakan tumbuh sebesar 3,36% (y.o.y) dengan sumbangan pertumbuhan sebesar 0,71% (y.o.y). Sementara pertumbuhan pada triwulan II-009 tercatat sebesar 1,77% (y.o.y) dan triwulan III-008 sebesar 8,6% (y.o.y). Peningkatan kinerja investasi dibanding triwulan sebelumnya tersebut diperkirakan dipengaruhi oleh realisasi stimulus infrastruktur pemerintah dan belanja modal pemerintah serta peningkatan realisasi penanaman modal didaerah. Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Investasi Juta Kg Volume Impor Barang Modal Series1 Series Capital Goods Smb : Cognos BI * Juta GWH Realisasi Pengadaan Semen Bisnis y.o.y Sbr: PLN Divre VII * Sementara * 5 5% 35% 3 5% 15% 1 5% Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II

20 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Industri Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis Juta GWH Industri y.o.y Sbr: PLN Divre VII * Sementara * Juta GWH Bisnis y.o.y Sbr: PLN Divre VII * Sementara * 5 5% 35% 3 5% 15% 1 5% Net Perdagangan Eksternal (Ekspor Impor) Secara nominal, kinerja perdagangan ke luar Sulsel diperkirakan masih mengalami perbaikan pertumbuhan. Pada tiwulan laporan, diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -6,3% (y.o.y), yang mengecil dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya yaitu sebesar -1,15%. Kondisi ini diperkirakan karena tingkat harga beberapa komoditi di pasar internasional yang menunjukkan perbaikan, terutama nikel, sehingga mampu memicu peningkatan ekspor. Grafik 1.. Prompt Indikator Kinerja Ekspor Volume Ekspor Luar Negeri Non Migas Total Ribu Ton 50 EKSPOR NON MIGAS TOTAL y.o.y Smb : Cognos BI * Sementara * Volume Ekspor Luar Negeri Ikan, Udang, Kerang dan lain-lain ,000 0,000 15,000 10,000 5,000 Volume Produksi Nikel Sbr.: Press Release PT. Inco Produksi nikel dlm matte Volume Ekspor Luar Negeri Kopi,Teh, Kakao dll IKAN, UDANG, KERANG, DLL Smb : Cognos BI * Sementara TOTAL y.o.y 15% 1 5% 5% 1 15% 5% KOPI, TEH, KAKAO & SEJENISNYA Smb : Cognos BI * Sementara TOTAL y.o.y Ribu Ton * Ribu Ton * 10 Triwulan II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

21 Volume Muat Dalam Negeri Melalui Pelabuhan Volume Muat Luar Negeri Melalui Pelabuhan MUAT LN Y.O.Y Sumber : Pelindo IV * : Sementara * MUAT AP Y.O.Y Sumber : Pelindo IV * : Sementara * Ribu Ton Ribu Ton Selain peningkatan pada ekspor luar negeri, ekspor antar pulau juga menunjukkan peningkatan, yang tercermin dari peningkatan volume muat dalam negeri via pelabuhan. Sementara kinerja impor diperkirakan menunjukkan kondisi yang relatif sama, pada triwulan laporan tercatat kontraksi sebesar -1,3% (y.o.y), sementara pada triwulan II-009 tercatat sebesar -17,5%. Perbaikan pertumbuhan kinerja impor tersebut ditandai dengan mulai adanya peningkatan volume impor, baik dari luar negeri maupun dari antar pulau. Peningkatan kinerja impor ini didorong oleh peningkatan konsumsi sehubungan dengan bulan Ramadhan/Idul Fitri Volume Impor Luar Negeri Non Migas Total S I T C y.o.y Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor SULSEL * Sementara Smb : Cognos BI Volume Impor Luar Negeri Intermediate Goods Intermediate Goods Intermediate Goods y.o.y * Sementara Smb : Cognos BI Juta Kg * 6 Juta Kg * 3 3 Volume Impor Luar Negeri Consumer Goods Consumer Goods y.o.y * Sementara Smb : Cognos BI Consumer Goods Juta Kg * 10 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II

22 Volume Bongkar Dalam Negeri Melalui Pelabuhan Volume Bongkar Luar Negeri Melalui Pelabuhan Ribu Ton BONGKAR AP Y.O.Y Sumber : Pelindo IV * : Sementara * Ribu Ton BONGKAR LN y.o.y Sumber : Pelindo IV * : Sementara * Penawaran Daerah (Sektoral) Dari sisi penawaran, secara tahunan, sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor angkutan-komunikasi diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan. Sementara sektor pertambangan masih diperkirakan memberikan sumbangan negatif namun dalam besaran yang semakin mengecil. Tabel 1.. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y) II08 III08 IV08 I09 II09 III09* SEKTOR EKONOMI Pertumbuhan (%, y.o.y) % 3.9%.06% 5.% 6.85% 1. Pertanian.87% 6.06% 1.59% 5.16%.9%.5. Pertambangan & Penggalian 7.3%.98% 9.5% 13.93%.3% 1.96% 3. Industri Pengolahan 1.01% 6.79% 3.9% 1.75% 5.85% 9.69%. Listrik,Gas & Air Bersih 1.9% 13.85% 9.66% 11.% 11.8% 1.5% 5. Bangunan 5.15% % 15.79% 11.7% 15.7% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1.% 13.75% 7.77% % 1.95% 7. Angkutan & Komunikasi % 9.13%.77% % 8. Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 1.8% 11.% 3.71% % 6.59% 9. Jasa jasa 5.3% 5.5% 7.38% 7.65% % SEKTOR EKONOMI Sumbangan (%, y.o.y) % 3.9%.06% 5.% 6.85% 1. Pertanian 1.6% 1.8% 0.6% 1.51% 0.7% 0.73%. Pertambangan & Penggalian 0.7% % 1.37% 0.39% 0.17% 3. Industri Pengolahan 1.66% 0.9% 0.55% 0.5% 0.8% 1.33%. Listrik,Gas & Air Bersih 0.1% 0.13% % 0.1% 0.13% 5. Bangunan 1.1% 1.07% 0.75% 0.77% 0.6% 0.83% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1.8% % % 7. Angkutan & Komunikasi % 0.7% 0.38% 0.6% 0.76% 8. Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 0.91% % 0.3% 0.% 0.% 9. Jasa jasa 0.61% 0.6% 0.83% 0.85% 0.76% 0.75% Sumber : BPS Sulsel Ket. : Angka Sementara *) Perkiraan Bank Indonesia 1 Triwulan II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

23 Dari sisi pertumbuhan, tertinggi terjadi pada sektor bangunan, kemudian diikuti sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor listrik-gas-air bersih. Sementara kontraksi pertumbuhan diperkirakan masih terdapat pada sektor pertambangan, namun mulai menunjukkan pertumbuhan yang semakin membaik Sektor Pertanian Kinerja sektor pertanian diperkirakan sedikit mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu dari,9% (y.o.y) pada triwulan II-009 menjadi,5 pada triwulan laporan. Pendorong pertumbuhan pada sektor ini diperkirakan terdapat pada subsektor perikanan dan perkebunan dan kehutanan. Kinerja subsektor-subsektor tersebut tampak pada volume ekspor komoditi pada kedua subsektor tersebut yang mengalami peningkatan. Sementara di subsektor tanaman bahan makanan diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal tersebut dikarenakan karena perkembangan luas panen dan luas produksi padi yang mengalami perlambatan (ARAM II), namun dari sisi produktifitas mengalami peningkatan. Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian Volume Ekspor Luar Negeri Ikan, Udang, Kerang dan lain-lain Ribu Ton IKAN, UDANG, KERANG, DLL Smb : Cognos BI * Sementara TOTAL y.o.y * 15% 1 5% 5% 1 15% 5% Ribu Ton Volume Ekspor Luar Negeri Kopi,Teh, Kakao dll KOPI, TEH, KAKAO & SEJENISNYA Smb : Cognos BI * Sementara TOTAL y.o.y * juta Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Padi (ARAM II) Luas Panen (Ha) kiri Produksi (Ton) kiri Produktifitas (Kuintal/Ha) kanan Smb : BPS Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II

24 1... Sektor Industri Pengolahan Peningkatan pertumbuhan diperkirakan terjadi pada sektor ini, yaitu sebesar 9,69% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,85% maupun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-008 yang sebesar 6,79%. Peningkatan pertumbuhan sektor ini diperkirakan disebabkan oleh tingginya peningkatan produksi subsektor industri pengolahan semen sehubungan dengan meningkatnya realisasi proyek-proyek pemerintah pada triwulan laporan, meskipun subsektor industri pengolahan makanan-minuman mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan Ribuan Ton Realisasi Pengadaan Semen Sulsel y.o.y Sumber : ASI * : Sementara * Ribuan Ton 50 0 Realisasi Produksi Tepung Terigu Produksiaxis kiri yoyaxis kanan Sumber : EFM Mks * : Sementara * Kredit Sektor Industri Bank Umum Volume Ekspor Kayu Olahan Triliun Rp 1 Ind. Pengolahan g.ip * Agustus * 18% 16% 1% 1% 1 8% 6% % % Ribu Ton BARANG KAYU & GABUS Smb : Cognos BI * Sementara TOTAL y.o.y * 6 6 Perlambatan pertumbuhan pada subsektor industri pengolahan makanan-minuman tersebut diperkirakan karena melambatnya produksi tepung terigu sehubungan dengan pengaruh kenaikan harga gandum di pasar internasional, yaitu dari harga xxx (rata-rata selama triwulan II-009) menjadi sebesar xx (rata-rata harga selama triwulan laporan). Sementara di subsektor industri pengolahan kayu diperkirakan masih mengalami pertumbuhan positif, yang ditandai dengan peningkatan volume ekspor kayu olahan. 1 Triwulan II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

25 1..3. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran Diperkirakan terjadi peningkatan pertumbuhan, yaitu dari 9,56% (y.o.y) pada triwulan II-009 menjadi sebesar 1,95%, namun pertumbuhan pada triwulan laporan tersebut tercatat lebih rendah dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 13,75%. Meningkatnya pertumbuhan di sektor ini diperkirakan karena terjadi pertumbuhan subsektor perdagangan besar-eceran sehubungan dengan bulan puasa dan idul Fitri, yang ditandai dengan meningkatnya arus bongkar muat melalui angkatan laut dan arus bongkar muat cargo melalui angkutan udara. Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran Arus Bongkar Muat Melalui Angkutan Laut Arus Bongkar Muat Cargo Melalui Angkutan Udara Ribu Ton BONGKAR MUAT Sumber : Pelindo IV * : Sementara * ,000 1,000 10,000 Ribu Kg 8,000 6,000,000,000 DEP ARR y.o.y Lalu Lintas Cargo q Smb : Bandara S. Hasanuddin * : Sementara * % 1 5% 5% 1 15% Triliun Rp Kredit Sektor Perdagangan Bank Umum Perdagangan * Agustus * 35% 3 5% 15% 1 5% Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang Ratarata TPK y.o.y * Smb : BPS diolah * sementara % 1 5% 5% 1 Selain itu, pertumbuhan sektor ini juga didorong oleh pertumbuhan pada subsektor hotel, yang diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan yang ditandai dengan meningkatnya Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang yang disebabkan oleh kegiatan selama bulan puasa dan acara pembukaan Trans Studio. Sementara, apabila dibandingkan pertumbuhan sektor ini dengan pertumbuhan pada triwulan III-008, maka perlambatan pertumbuhan sektor ini relatif disebabkan pengaruh dampak krisis dimana masyarakat pada triwulan III-009 cenderung menahan konsumsinya. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II

26 1... Sektor Jasa-jasa Masih diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu dari 6,8 (y.o.y) pada triwulan II-009 menjadi sebesar 6,83% (y.o.y) pada triwulan laporan dengan sumbangan terhadap total pertumbuhan adalah sebesar 0,75%. Angka pertumbuhan tersebut juga tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-008 yaitu sebesar 5,5%. Peningkatan tersebut diduga karena terjadi peningkatan kinerja pada subsektor pemerintahan umum, yang tercermin dari konsumsi listrik pada sektor pemerintah, penerangan jalan umum dan sektor sosial yang masih tinggi, meskipun konsumsi listrik di sektor pemerintah yang melambat yang diperkirakan karena aktifitas selama bulan puasa yang relatif berkurang. Dorongan pertumbuhan pada sektor jasa-jasa diperkirakan juga didorong oleh subsektor hiburan-rekreasi sehubungan dengan telah dibukanya sarana hiburan dan rekreasi di Makassar. Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Sektor Jasa-jasa Juta GWH Konsumsi Listrik Sektor Sosial Sbr: PLN Divre VII * Sementara Sosial y.o.y * Juta GWH Konsumsi Listrik Sektor Pemerintah Gd Kantor Pemerintahan y.o.y Sbr: PLN Divre VII * Sementara * Konsumsi Listrik Umum (Penerangan Jalan Umum) Juta GWH Penerangan Jln Umum y.o.y * 3 5% 15% 1 5% 5% 1 15% Sektor Angkutan dan Komunikasi Karena terdapat hari raya Idul Fitri dan adanya pembukaan sarana hiburan-rekreasi di Makassar pada triwulan laporan ini, diperkirakan mampu mendorong pertumbuhan sektor angkutan-komunikasi di Sulsel. Sektor ini, pada triwulan III-009, diperkirakan tumbuh 16 Triwulan II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

27 sebesar 9,15% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-009 yang sebesar 7,9. Kondisi tersebut ditandai dengan peningkatan pertumbuhan arus penumpang, pesawat angkutan udara dan penumpang angkutan laut. Selain itu, peningkatan pertumbuhan juga diperkirakan terjadi pada subsektor komunikasi, yang diperkirakan karena penggunaan telepon dan sms untuk penyampaian ucapan selamat hari raya Idul Fitri. Grafik Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan 1,00 1, Ribu Org Lalu Lintas Penumpang Angkutan Udara DEP ARR y.o.y Lalu Lintas Penumpang Smb : Bandara S. Hasanuddin * : Sementara * 006 5% 15% 1 5% 5% 1 16,000 1,000 1,000 10,000 8,000 6,000,000,000 Lalu Lintas Pesawat Angkutan Udara DEP ARR Lalu Lintas Pesawat Smb : Bandara S. Hasanuddin * : Sementara * Lalu Lintas Penumpang Angkutan Laut 350, ,000 50,000 00,000 Embarkasi (keluar) Debarkasi (masuk) Y.O.Y Sumber : Pelindo IV * : Sementara , ,000 50, * Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan Pada triwulan laporan, sektor ini diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan setelah pada triwulan sebelumnya mengalami peningkatan pertumbuhan. Pertumbuhan sektor ini pada triwulan laporan diperkirakan sebesar 6,59% (y.o.y), lebih rendah dibanding pertumbuhan pada triwulan II-009 yang sebesar 6,6% maupun dibandingkan triwulan III- 008 yang sebesar 11,%. Perlambatan pertumbuhan tersebut diperkirakan masih didorong oleh perlambatan kinerja di subsektor bank, yang ditandai dengan melambatnya pertumbuhan Nilai Tambah Bruto (NTB) Bank Umum yaitu sebesar 16,% (y.o.y) sementara pada triwulan II-009 dan triwulan III-008 masing-masing tumbuh sebesar 16,% dan 7,9%. Perlambatan pertumbuhan NTB bank umum tersebut diakibatkan karena Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II

28 pertumbuhan kredit lebih rendah dibanding pertumbuhan DPK. Per Agustus 009, tercatat DPK tumbuh 1, (y.o.y) sementara kredit tumbuh 9,% (y.o.y) sehingga pendapatan yang diterima lebih rendah dibandingkan biaya intermediasinya. Selain itu penurunan tingkat suku bunga kredit relatif kurang mampu mendorong peningkatan NTB bank umum, mengingat penurunannya lebih tinggi dibandingkan penurunan tingkat suku bunga DPK. Jadi masih tercipta biaya intermediasi yang lebih tinggi dibanding pendapatannya. Selain subsektor bank, diperkirakan juga terjadi perlambatan pertumbuhan pada subsektor lembaga keuangan non bank, yang ditandai dengan melambatnya pertumbuhan tahunan pembiayaan non bank. Diperkirakan perlambatan tersebut disebabkan terjadi peningkatan daya beli masyarakat selama masa lebaran sehingga relatif lebih banyak terjadi pelunasan dibandingkan pengajuan pinjaman. Grafik Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan Nilai Tambah Bruto Bank Umum Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank Trilyun Rp Sbr : LBU BI *Sementara NTB SULSEL y.o.y * 35% 3 5% 15% 1 5% 5% Milyar Rp Sbr : FIF Mks % 15% 1 5% Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank (PT. Pegadaian) Millions Sbr : Kanwil Pegadaian Mks * Sementara Sektor-sektor Lainnya Sektor listrik-gas-air bersih, sehubungan dengan adanya tambahan pasokan listrik dari PLTU Sengkang pada triwulan III ini yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan listrik di Sulsel sebesar 1,95%, maka diperkirakan sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan dibanding pertumbuhan pada triwulan II-009 maupun triwulan III-008. Pada 18 Triwulan II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

29 triwulan laporan, sektor ini diperkirakan tumbuh sebesar 1,5% (y.o.y), sementara pada triwulan II-009 tumbuh sebesar 11,8% dan pada triwulan III-008 tumbuh sebesar 13,85%. Selain didorong oleh subsektor listrik, diperkirakan pertumbuhan sektor ini juga didorong oleh subsektor air bersih meski masih relatif kecil. Tercatat pemakaian air bersih di Makassar tumbuh sebesar,17% (y.o.y) meskipun jumlah pemasangan saluran air mengalami perlambatan pertumbuhan dari,57% (y.o.y) menjadi,13% (y.o.y). Grafik 1.1. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih Juta KWH Penjualan Listrik (Juta Kwh) Total Pemakaian Listrik Sbr: PLN Divre VII * Sementara * 5% 15% 1 5% 5% Juta M3 Pemakaian Air (M³) di Makassar Pemakaian Air (M³) Y.O.Y (PA) Sumber : PDAM Mks * Sementara * 5% 15% 1 5% Perkembangan Kredit Sektor Listrik-Gas-Air Bank Umum Triliun Rp 1 Listrik,Gas & Air g.lga * Agustus * Ribuan Pemasangan Saluran Air di Makassar Sambungan Langganan (SL) Y.O.Y (SL) Sumber : PDAM Mks * Sementara *.8%.6%.%.%. 3.8% 3.6% 3.% Sektor pertambangan-penggalian, diperkirakan masih menunjukkan perbaikan pertumbuhan, dengan kontraksi pertumbuhan yang semakin mengecil. Pertumbuhan sektor ini tercatat kontraksi sebesar -1,96% (y.o.y), sementara pada triwulan II-009 kontraksi sebesar -,3%. Perbaikan pertumbuhan sektor ini diperkirakan dipicu oleh peningkatan produksi nikel, yang salah satunya dipicu oleh membaiknya tingkat harga nikel di pasar internasional. Selain itu, hasil tambang barang-barang mineral non logam juga menunjukkan peningkatan, yang ditandai dengan meningkatnya ekspor komoditi dimaksud. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II

30 Grafik Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertambangan-Penggalian 5,000 0,000 15,000 10,000 Volume Produksi Nikel Produksi nikel dlm matte Perkembangan Harga Nikel di Pasar Dunia 60,000 US$/Metric Ton 50,000 Sumber : Bloomberg 0,000 30,000 0,000 5,000 Sbr.: Press Release PT. Inco , Volume Ekspor Barang-barang dari Mineral Non Logam Ribu Ton BARANG DARI MINERAL NON LOGAM TOTAL y.o.y Smb : Cognos BI * Sementara * Sektor bangunan, diperkirakan karena realisasi proyek-proyek pemerintah yang cukup tinggi mendorong sektor ini mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, sektor ini diperkirakan tumbuh 17,1% (y.o.y) sedangkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 11,7%. Peningkatan pertumbuhan pada sektor ini ditandai dengan meningkatnya realisasi pengadaan semen di propinsi Sulsel pada triwulan III-009 sebesar (y.o.y). Sementara penyaluran kredit konstruksi dan properti oleh bank umum, secara nominal masih menunjukkan peningkatan, meskipun penyaluran kredit konstruksi dan properti tersebut menunjukkan pertumbuhan yang melambat. 0 Triwulan II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

31 Grafik 1.1. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan Realisasi Pengadaan Semen Perkembangan Kredit Sektor Konstruksi Bank Umum Ribuan Ton Sulsel y.o.y Sumber : ASI * : Sementara * Triliun Rp 1 Konstruksi g.kons * Agustus * Perkembangan Kredit Properti Bank Umum Smb : Cognos BI * sementara Kredit Properti Bank Umum y.o.y 5% 35% 3 5% 15% 1 5% Rp Triliun * Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II

32 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

33 Bab Perkembangan Inflasi Laju inflasi tahunan di Sulsel pada triwulan III-009 tercatat lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya maupun dibandingkan laju inflasi nasional. Laju inflasi Sulsel pada triwulan laporan tercatat sebesar,7 (y.o.y), sementara pada triwulan II-009 sebesar 3,8 (y.o.y) dan laju inflasi nasional sebesar,83%. Perlambatan laju inflasi tersebut, diperkirakan karena kebijakan penurunan BBM pada triwulan IV-008 dan awal triwulan I-009 serta membaiknya pasokan barang khususnya bahan makanan. Namun di sisi lain, dorongan inflasi terjadi karena adanya konsumsi masyarakat yang mengalami peningkatan selama triwulan laporan. Kondisi tersebut karena terciptanya ekspektasi masyarakat pada saat menjelang dan setelah bulan puasa yang kemudian diakhiri dengan perayaan hari raya Idul Fitri. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan triwulan bersangkutan. Peningkatan IHK tertinggi terjadi pada saat bulan puasa yaitu bulan Agustus. Sementara pada bulan Juli dan September terjadi inflasi namun dalam besaran yang relatif stabil Grafik.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan % y.o.y Nas Sumber : BPS diolah y.o.y Ss y.t.d Ss Karena terjadi peningkatan konsumsi untuk keperluan hari raya Idul Fitri menyebabkan laju inflasi tahunan pada kelompok Sandang tercatat mengalami peningkatan tertinggi dibanding kelompok lainnya yaitu sebesar 6,9% (y.o.y), kemudian diikuti kelompok makanan jadi yaitu sebesar 6,7% (y.o.y). Sementara kelompok transporkomunikasi-jasa keuangan masih tercatat mengalami deflasi yaitu sebesar -,7% (y.o.y). Berdasarkan tahun kalender, laju inflasi kumulatif sampai dengan akhir triwulan III- 009 (September) tercatat sebesar,6% (y.t.d), lebih rendah dibandingkan laju inflasi Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

34 kumulatif pada periode yang sama tahun 008 yaitu sebesar 1,13% (y.t.d). Tekanan harga kumulatif tertinggi masih terjadi di kelompok makanan jadi yaitu sebesar,88% (y.t.d), disusul kelompok pendidikan-rekreasi-olahraga yaitu sebesar,03% (y.t.d). Sementara itu kelompok transpor-komunikasi-jasa keuangan masih mengalami pelemahan harga yaitu sebesar -,3% (y.t.d). Tabel.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, y.o.y) KETERANGAN Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor (5.01) (.7) UMUM / TOTAL Sumber : BPS, diolah Ket : Sejak Tahun 008 menggunakan tahun dasar Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Berdasarkan laju inflasi tahunan dari setiap kelompok barang dan jasa pada triwulan III-009 di Sulsel, secara berurutan dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut : Kelompok Sandang, mengalami inflasi Tabel.. Inflasi Per-Sub Kelompok sebesar 6,9% (y.o.y), lebih rendah Sandang dibandingkan triwulan II-009 (7,65%). Sub Kelompok y.o.y (%) II009 III009 Sandang Lakilaki Perlambatan pertumbuhan laju inflasi tersebut, Sandang Wanita terjadi pada ketiga subkelompok barang Sandang Anakanak sandang yaitu laki-laki, wanita dan anak-anak. Perlambatan pada ketiga subkelompok tersebut Sumber : BPS diolah Brg Pribadi & Sdg Lainnya Inflasi Kelompok karena masih adanya pengaruh penurunan harga BBM pada awal 009. Namun apabila ditinjau secara bulanan, laju inflasi pada ketiga subkelompok tersebut masih cenderung tinggi, terutama pada sandang anak-anak. Laju inflasi rata-rata bulanan selama triwulan III untuk masing-masing subkelompok yaitu sebesar 1,3 untuk subkelompok sandang anakanak, 0,73% untuk subkelompok sandang lak-laki dan 0,5% untuk subkelompok sandang wanita. Peningkatan laju inflasi bulanan tersebut terkait dengan perayaan hari raya Idul Fitri. Sementara terdapat tekanan inflasi pada subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya yang diperkirakan karena menguatnya tekanan tingkat harga emas internasional. Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

35 Kondisi tersebut terjadi pada akhir Triwulan III-009 (September 009), sedangkan pada bulan pertama triwulan laporan cenderung melemah. Grafik.. Perkembangan Harga Emas 300,000 50,000 00, , ,000 50,000 Makassar Emas Harga axis kiri y.o.y axis kanan Rata-rata Harga Internasional Pertriwulan 1, $/Troy oz Harga Emas Sbr: SPH KBI Mks % Grafik.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang y.t.d y.o.y Sumber : BPS diolah Kelompok Makanan Jadi-Minuman- Rokok-Tembakau, laju inflasi tahunannya Tabel.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau tercatat sebesar 6,7% (y.o.y) pada triwulan Sub Kelompok y.o.y (%) II009 III009 Makanan Jadi laporan, lebih rendah dibanding triwulan II Minuman yg Tidak Beralkohol yang sebesar 10,63%, yang secara Tembakau & Min. Beralkohol umum karena pengaruh kebijakan penurunan Inflasi Kelompok Sumber : BPS diolah harga BBM. Secara bulanan pada triwulan laporan, tekanan inflasi pada kelompok ini lebih banyak didorong oleh laju inflasi pada subkelompok minuman yang tidak beralkohol yang rata-rata laju inflasi bulanannya sebesar 1,55%. Peningkatan subkelompok tersebut masih disebabkan oleh kenaikan harga pada komoditi gula pasir karena faktor kelangkaan pasokan, terlebih pada saat menjelang hari raya. Selain itu dari sisi distribusi juga mengalami kendala, yaitu keterbatasan ditributor. Kondisi tersebut lebih buruk dibanding triwulan II-009. Sementara laju inflasi subkelompok Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

36 lainnya, yaitu subkelompok makanan jadi dan subkelompok tembakau-minuman beralkohol, secara bulanan juga mengalami inflasi namun dalam besaran yang relatif stabil. Tekanan inflasi hanya terjadi pada bulan Agustus sehubungan dengan bulan puasa. Adapun rata-rata laju inflasi bulanan untuk subkelompok makanan jadi sebesar 0,5% (m.t.m) dan untuk subkelompok tembakau-minuman beralkohol sebesar 0,18% (m.t.m). Grafik.. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi % y.t.d y.o.y Sumber : BPS diolah ,350 7,300 7,50 7,00 7,150 7,100 7,050 7,000 6,950 6,900 6,850 6,800 Grafik.5. Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi Hasil SPH di Makassar Ayam Goreng Mie Ayam Goreng Harga axis kiri 10. 6,000 Mie Harga axis kiri y.o.y axis kanan 8. 5,000 y.o.y axis kanan 6.,000. 3, ,000. 1, Sbr: SPH KBI Mks Sbr: SPH KBI Mks Gula Pasir Nasi 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000,000 3,000,000 1,000 Gula Pasir Harga axis kiri y.o.y axis kanan ,00 7,300 7,00 7,100 7,000 6,900 6,800 6,700 6,600 Nasi Harga axis kiri y.o.y axis kanan Sbr: SPH KBI Mks Sbr: SPH KBI Mks Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

37 Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga, mengalami peningkatan laju inflasi tahunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi kelompok ini pada triwulan III-009 tercatat sebesar,66% (y.o.y), sementara pada triwulan II-009 sebesar 3,6%. Peningkatan tersebut hanya karena faktor musiman, yaitu musim pembayaran tahun ajaran baru yang secara umum jatuh temponya pada bulan Juli dan Agustus. Karena kondisi tersebut maka subkelompok yang terkait dengan faktor tersebut mengalami peningkatan laju inflasi dibandingkan Tabel.. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga triwulan sebelumnya. y.o.y (%) Sub Kelompok Apabila dibandingkan dengan triwulan III- II009 III009 Jasa Pendidikan yang tercatat sebesar 3, (y.o.y), laju Kursuskursus/Pelatihan Perlengkapan/Perltn Pendd..1.1 inflasi pada triwulan ini tercatat lebih tinggi. Rekreasi Kondisi tersebut diperkirakan karena pada tahun Olahraga Inflasi Kelompok ajaran 009/010 terdapat kenaikan biaya Sumber : BPS diolah pendidikan, khususnya untuk sekolah/perguruan tinggi swasta. Grafik.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan % y.t.d y.o.y Sumber : BPS diolah Kelompok Kesehatan pada triwulan Tabel.5. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan laporan juga tercatat mengalami perlambatan laju y.o.y (%) Sub Kelompok inflasi tahunan. Pada triwulan III-009, laju inflasi II009 III009 Jasa Kesehatan kelompok ini sebesar 3,89% (y.o.y), jauh lebih Obatobatan Jasa Perawatan Jasmani rendah dibandingkan inflasi pada triwulan II-009 Perwtn Jasmani & Kosmetika sebesar 6,51%. Perlambatan ini masih didorong Inflasi Kelompok Sumber : BPS diolah oleh subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok obat-obatan, yang diperkirakan karena pengaruh dari subsidi pemerintah terhadap biaya-biaya dimaksud, seperti tarif rumah sakit, tarif puskemas dan biaya dokter. Tekanan inflasi pada kelompok ini diperkirakan berasal dari subkelompok jasa perawatan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

38 jasmani dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika yang pada bulan pertama triwulan laporan mengalami inflasi yang lebih tinggi dibanding subkelompok lainnya y.t.d y.o.y Grafik.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan 8 Sumber : BPS diolah 6 0 % Kelompok Bahan Makanan, laju inflasi tahunannya pada triwulan laporan tercatat lebih Tabel.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Bahan Makanan rendah dibandingkan triwulan II-009. Sub Kelompok y.o.y (%) II009 III009 Perlambatan tersebut didorong oleh deflasi pada Padian, Umbian & Hslnya Daging & Hasilhasilnya subkelompok ikan diawetkan dan subkelompok Ikan Segar daging-dagingan. Ikan Diawetkan Telur, Susu & Hasilhasilnya Apabila ditinjau dari rata-rata inflasi Sayursayuran bulanan, sebagian besar subkelompoknya Kacangkacangan Buahbuahan mengalami inflasi kecuali untuk subkelompok Bumbubumbuan Lemak & Minyak lemak-minyak dan subkelompok bumbubumbuan Bahan Makanan Lainnya yang justru mengalami deflasi. Rata- Inflasi Kelompok Sumber : BPS diolah rata deflasi pada triwulan laporan untuk Grafik.8. Perkembangan Harga CPO subkelompok lemak-minyak diperkirakan karena di Pasar Internasional pengaruh melemahnya harga bahan baku Ringgit/ton (metrik) minyak goreng (CPO) di pasar internasional, Sbr : Bloomberg sementara untuk subkelompok bumbubumbuan diperkirakan karena pasokan yang cukup melimpah di pasar regional.,500,000 3,500 3,000,500,000 1,500 1, Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

39 Grafik.9. Beberapa Komoditi dalam Subkelompok Bumbu, dan Lemak-Minyak Hasil SPH di Makassar Cabe Merah Minyak Goreng Kemasan 1 Ltr 5,000 0,000 15,000 10,000 5,000 Cabe Merah Harga axis kiri y.o.y axis kanan ,000 1,000 1,000 10,000 8,000 6,000,000,000 Minyak Goreng Merk 1 Ltr Harga axis kiri y.o.y axis kanan Sbr: SPH KBI Mks Sbr: SPH KBI Mks Secara umum, semua subkelompok mengalami inflasi yang cukup tinggi pada pertengahan triwulan karena tingginya permintaan untuk keperluan bulan puasa. Laju inflasi bulanan tertinggi di bulan Agustus terdapat pada subkelompok ikan segar (5,88%) dan subkelompok daging-dagingan (,1%). Selain karena tingginya permintaan, untuk subkelompok ikan segar dikarenakan karena hasil tangkapan ikan laut yang berkurang sehubungan dengan adanya pergeseran plankton ke arah utara (Filipina) dan hal tersebut merupakan faktor musiman. Kondisi kelangkaan pasokan ikan segar tersebut berlanjut pada bulan berikutnya (September), dimana subkelompok ikan segar masih mengalami inflasi bulanan yang tertinggi (6,0%). Diperkirakan kondisi tersebut berlangsung sampai bulan Desember. Selain subkelompok ikan segar, laju inflasi bulan September tersebut juga didorong oleh laju inflasi subkelompok buah-buahan dan sayur-sayuran yang masing-masing sebesar 5,5% dan,5%. Kondisi tersebut dikarenakan pasokan yang relatif kurang, mengingat sebagian besar komoditi tersebut didatangkan dari luar daerah. Sedangkan laju inflasi bulanan subkelompok lainnnya, kembali meredah dan stabil apabila dibandingkan bulan sebelumnya. Grafik.10. Beberapa Komoditi dalam Subkelompok Ikan Segar, Daging, Buah dan Sayur Hasil SPH di Makassar Ikan Bandeng Daging Sapi 5,000 Bandeng Harga axis kiri 5. 80,000 Daging Sapi Harga axis kiri 0. 0,000 y.o.y axis kanan 0. 70,000 y.o.y axis kanan , ,000 50, , ,000 30, , , , Sbr: SPH KBI Mks Sbr: SPH KBI Mks Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

40 16,000 1,000 1,000 10,000 8,000 6,000,000,000 Jeruk Harga axis kiri y.o.y axis kanan Jeruk ,000 6,000 5,000,000 3,000,000 1,000 Bayam Harga axis kiri y.o.y axis kanan Bayam Sbr: SPH KBI Mks Sbr: SPH KBI Mks Grafik.11. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan y.t.d y.o.y Sumber : BPS diolah % Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, juga mengalami perlambatan laju inflasi yang tercatat sebesar 3,6% (y.o.y), sementara laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar,66% (y.o.y). Perlambatan laju inflasi terjadi pada semua sub kelompok, kecuali subkelompok bahan bakar. Perlambatan tersebut terutama terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal yang melambat menjadi,03% (y.o.y) dari,3 pada triwulan II-009. Grafik.1. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan y.t.d y.o.y Sumber : BPS diolah 8 6 % Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

41 Perlambatan pada subkelompok ini Tabel.7. Inflasi Per-Sub Kelompok diperkirakan karena pengaruh penurunan harga Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar pada komoditi bahan bangunan, meski pada Sub Kelompok y.o.y (%) II009 III009 Biaya Tempat Tinggal awal triwulan III-009 sempat terjadi kenaikan Bhn Bakar, Penerangan & Air harga. Selain itu, diperkirakan juga adanya Perlengkapan Rumah Tangga pengaruh dari turunnya tingkat suku bunga kredit property. Sumber : BPS diolah Penyelenggaraan Rmh Tgg Inflasi Kelompok Tekanan inflasi secara bulanan pada periode laporan terdapat pada subkelompok bahan bakar, yang diperkirakan karena kenaikan harga minyak tanah sehubungan dengan dicabutnya subsidi minyak tanah tersebut karena program konversi minyak tanah ke gas elpiji. Berdasarkan hasil survey pemantauan harga KBI Makassar, harga minyak tanah di masyarakat pada Agustus 009 pernah meningkat lebih dari 10 dari harga Rp3.500,-. Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan, meskipun terdapat peningkatan permintaan terkait dengan perayaan hari raya Idul Fitri, namun secara tahunan laju inflasi kelompok masih negatif (deflasi). Meskipun demikian laju deflasinya tercatat Tabel.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan semakin rendah menjadi sebesar -,7% Sub Kelompok y.o.y (%) II009 III009 (y.o.y), sedangkan pada triwulan sebelumnya Transpor (7.05) (6.60) Komunikasi & Pengiriman (1.57) (1.55) tercatat sebesar -5,01%. Deflasi secara tahunan Srn & Penunjang Transpor pada kelompok ini dipicu oleh kebijakan penurunan harga BBM. Selain itu penurunan Sumber : BPS diolah Jasa Keuangan Inflasi Kelompok (5.01) (.7) tarif percakapan telepon seluler seiring dengan pasar yang semakin kompetitif ikut mendorong deflasi pada subkelompok komunikasi dan pengiriman. Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi hanya terjadi pada subkelompok sarana penunjang transpor dan subkelompok jasa keuangan. Grafik.13. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi y.t.d y.o.y Sumber : BPS diolah 0 10 % (10) Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

42 Secara bulanan, laju inflasi kelompok ini didorong oleh inflasi subkelompok transpor dan sarana penunjang transpor yang masing-masing sebesar 0,33% (m.t.m). Laju inflasi pada subkelompok transpor tersebut diperkirakan didorong oleh kenaikan harga sepeda motor yang terjadi pada awal triwulan laporan. Kondisi tersebut turut mempengaruhi peningkatan laju inflasi subkelompok sarana penunjang transpor. Sementara pada subkelompok komunikasi-pengiriman, rata-rata inflasi bulanannya mengalami deflasi sebesar -0,1% (m.t.m). Deflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli yang tercatat sebesar -0,36% (m.t.m) yang diperkirakan karena terdapat penurunan tarif pengiriman barang pada saat menjelang bulan puasa. Hak tersebut dimungkinkan karena volume pengiriman cukup besar terutama oleh para pedagang. 3 Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

43 Bab 3 Perkembangan Perbankan Kinerja perbankan Sulawesi Selatan pada triwulan III-009 masih mengalami perlambatan, namun secara umum masih tumbuh relatif baik. Indikator-indikator perbankan yaitu total aset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun dan kredit menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Selain itu, Loan to Deposit Ratio mengalami sedikit peningkatan pada triwulan III jika dibandingkan dengan triwulan II-009. Namun jika dilihat dari kualitas kredit yang disalurkan, terjadi penurunan kualitas. Hal ini tercermin dari meningkatnya Non Performing Loan-Gross (NPLs) Bank Umum di Sulawesi Selatan. Tabel 3.1. Perkembangan Indikator perbankan (Bank Umum) Sulawesi Selatan Trw I - 08 Trw II-08 Trw III-08 Trw I - 09 Trw II - 09 Trw III - 09 Trw II - 09 Trw III - 09 KOMPONEN Nilai Pertumbuhan (%; y.o.y) 1. Total Aset 31,07,55 33,70,17 35,555,81 37,587,50 38,881,665 0,388, % 13.59%. DPK,170,669 5,950,311 6,35,35 8,65,669 9,50,987 9,50, % 11.1% a. Giro,77,3 5,37,939,866,808 5,108,76 5,06,085,939, % 1.9% b. Tabungan 1,59,550 13,390,185 13,57,117 1,135,556 15,169,16 1,965, % 11.1% c. Deposito 7,183,696 7,3,187 8,111,00 9,381,387 9,89,86 9,55, % 17.68% 3. Kredit 6,569,90 9,608,680 31,81,153 31,036,758 3,919,36 33,87, % 8.8%. LDR (%) % % 110.6% % % NPLs Gross (%) 10.31% 9.05% 8.9% 3.8% 3.05%.08% - - Sumber : LBU Bank Indonesia Secara pertumbuhan tahunan (y.o.y), aset perbankan di Sulawesi Selatan (Bank Umum) pada triwulan III-009 tumbuh lebih kecil yaitu sebesar 13,59%, jika dibandingkan dengan triwulan II-009 (15,37%). Di sisi lain DPK yang dihimpun juga tumbuh melambat dari sebesar 13,76% pada triwulan II-009, menjadi 11,1% pada triwulan III-009. Namuan penyaluran dana yang tercermin dalam LDR pada triwulan III-009 menunjukan peningkatan, dari 111,51% pada triwulan II-009 menjadi 115,01% pada triwulan laporan. Namun di sisi lain terjadi penurunan kualitas kredit pada triwulan laporan menjadi sebesar,08% jika dibandingkan dengan triwulan II-009 (3,05%) Perkembangan Bank Umum (Konvensional dan Syariah) Kelembagaan dan Aset Dari sisi kelembagaan, kinerja bank umum pada triwulan III-009 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari jumlah bank dan jumlah kantor bank yang keduanya mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan II-009. Jumlah bank bertambah menjadi Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

44 69 karena terjadi penambahan 1 (satu) Unit Usaha Syariah, yaitu CIMB Niaga Syariah. Sedangkan jumlah kantor bank bertambah menjadi 638 pada triwulan III-009. Tabel 3.. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan Kelembagaan Jumlah Bank Bank Umum Konvensional Syariah UUS BPR Jumlah Kantor Bank Pada triwulan III-009, pertumbuhan total aset perbankan lebih kecil dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, total aset perbankan mencapai Rp0,39 triliun atau mengalami pertumbuhan 13,59% (y.o.y) dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan aset perbankan pada triwulan laporan ini lebih kecil dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 15,37% (y.o.y). Pertumbuhan tertinggi terjadi Grafik 3.1. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank di kelompok bank asing-campuran, 5 0 Campuran yaitu tumbuh sebesar 38,9% (y.o.y) Swasta Nas 35 menjadi Rp875 miliar. Adapun pangsa Pemerintah 30 5 terbesar dari total aset perbankan 0 15 masih didominasi oleh kelompok bank 10 pemerintah yang tercatat sebesar 5 6,37%, kelompok bank swasta * 006 nasional sebesar 33,6%, sisanya kelompok bank asing campuran. Pangsa kelompok bank pemerintah tersebut mengalami peningkatan dibanding pangsa pada triwulan II-009 yaitu sebesar 63,77%. Triliun Rp DPK dan Kredit/Pembiayaan Pada triwulan III-009, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum mengalami perlambatan pertumbuhan yang dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu tumbuh 11,1% (y.o.y) atau sebesar Rp9,5. Sedangkan pertumbuhan DPK pada triwulan II-009 tercatat sebesar 13,76% (y.o.y). Dilihat dari jenis simpanannya, perlambatan pertumbuhan DPK tersebut terutama disebabkan karena adanya penurunan pertumbuhan yang cukup signifikan pada pada 3 Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

45 deposito. Simpanan giro pada triwulan III- 009 tercatat sebesar Rp9,55 atau tumbuh sebesar 17,68% (y.o.y). Selain itu juga terjadi perlambatan pada tabungan, dimana apada periode sebelumnya tercatat tumbuh 13,76% (y.o.y) sedangkan pada triwulan III-009 relatif melambat menjadi 11,1% (y.o.y). Sementara terjadi peningkatan pertumbuhan pada giro, yaitu dari sebesar -,99% (y.o.y) pada triwulan II-009 menjadi 1,9% (y.o.y) pada triwulan laporan. Hal ini dimungkinkan terjadi oleh karena adanya perpindahan alokasi dana ke dalam bentuk giro. Adapun komposisi DPK pada triwulan laporan yaitu sebesar 16,77% pada giro, 50,8% pada tabungan dan 3,1% pada deposito. Dari komposisi tersebut di atas, terlihat bahwa DPK berjenis tabungan masih tetap mendominasi jenis simpanan DPK, dan jika proporsinya terhadap DPK dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (51,51%) maka tercatat mengalami penurunan. Kredit/pembiayaan yang disalurkan oleh bank umum di wilayah Sulsel juga tercatat mengalami perlambatan. Atas dasar lokasi proyek, kredit/pembiayaan tumbuh sebesar 8,8% (y.o.y) menjadi Rp33,87 triliun pada triwulan III Pertumbuhan tersebut lebih kecil dari pada pertumbuhan triwulan II-009, yaitu sebesar 11,18% (y.o.y). Kondisi tersebut, memperlihatkan kondisi kredit/pembiayaan bank umum dan DPK sama-sama mengalami perlambatan. Namun LDR (Loan to Deposit Ratio) bank umum mengalami peningkatan, karena penurunan pertumbuhan DPK lebih kecil daripada penurunan pertumbuhan kredit/pembiayaan bank umum. Grafik 3.. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Grafik 3.3. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan DPK Kredit LDR Konsumsi Investasi Modal Kerja Triliun Rp Triliun Rp 006 Berdasarkan jenis penggunaan, sebagian besar portofolio kredit/pembiayaan masih didominasi oleh kredit/pembiayaan produktif (modal kerja dan investasi). Pada triwulan III- 009, posisi kredit modal kerja tercatat sebesar Rp13,58 triliun atau 0,1 dari total kredit, sementara kredit investasi sebesar Rp6,30 triliun (18,6). Sehingga total porsi kredit produktif sebesar 58,7, relatif lebih besar dibanding porsi pada triwulan II-009 yaitu Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

46 sebesar 57,8%. Sedangkan untuk kredit konsumsi sebesar Rp13,99 triliun dengan porsi sebesar 1,3 dari total kredit. Dari sisi pertumbuhan tahunan (y.o.y), pada triwuan III-009, kredit produktif (modal kerja dan investasi) mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kredit produktif yang berupa kredit modal kerja mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, yakni sebesar 10,36% (y.o.y) pada triwulan III-009 sedangkan pada triwulan sebelumnya sebesar 15,39% (y.o.y). Selain itu, pertumbuhan kredit investasi pada triwulan laporan mengalami kontraksi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, yaitu sebesar -,3% (y.o.y). Perlambatan pertumbuhan kredit produktif tersebut relatif menggambarkan sikap wait and see para pengusaha untuk memupuk usaha di Sulawesi Selatan. Hal tersebut terkait dengan proses recovery perekonomian Amerika yang sedang dilanda krisis keuangan. Kemudian, kredit konsumsi juga mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding pertumbuhan pada triwulan II-009 (13,96%; y.o.y), dimana pada triwulan III-009 tumbuh sebesar 11,65% (y.o.y). Perlambatan ini diperkirakan terjadi diduga karena masih relatif lambatnya perbankan merespon penurunan BI rate untuk kemudian menyesuaikan tingkat suku bunganya. Hal inilah yang menyebabkan turunnya kredit konsumtif seperti kredit rumah, mobil dan elektronik. Berdasarkan alokasi penyaluran kredit per sektor ekonomi, kredit yang disalurkan oleh perbankan daerah di Sulsel masih didominasi oleh sektor lain-lain (jasa konsumsi) yaitu sebesar 1,3 kemudian diikuti oleh sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan masing-masing sebesar 8,95% dan 9,33%. Grafik 3.. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Sektor Ekonomi Grafik 3.5. Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi 1 Js Sosial Masy. 1% Js Dunia Ush 5% Pengangkutan 3% Lainlain 1% Perdagangan 9% Industri 9% Pertanian 3% Pertambangan 1% ListrikGasAir 1% Konstruksi 7% Pertanian Pertambangan Industri ListrikGasAir Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Js Dunia Ush Js Sosial Masy. Lainlain Dari sisi pertumbuhan kredit, pada triwulan III-009, terdapat tiga sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sektor listrik-gas-air (LGA), pertambangan dan sektor jasa sosial masyarakat. Sektor yang mengalami 36 Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

47 pertumbuhan tahunan tertinggi dari penyerapan kredit tercatat di sektor listrik-gas-air dengan pertumbuhan sebesar 119,6% (y.o.y). Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -15,85% (y.o.y). Kemudian untuk sektor pertambangan, tumbuh sebesar 90,9% (y.o.y), lebih tinggi dari pada triwulan II-009 (73,11%; y.o.y). Sedangkan penyaluran kredit di dua sektor utama Sulsel, yaitu pertanian dan industri justru mengalami kontraksi yaitu masing-masing menjadi sebesar 5,93% (y.o.y) dan -9,7% (y.o.y). Sedangkan penyaluran kredit untuk sektor perdagangan relatif tetap yaitu sebesar 17,0% (y.o.y). Grafik 3.6. Perkembangan NPLs Net dan Gross Bank Umum Grafik 3.7. Pangsa NPLs Per Sektor Ekonomi NPL NetSulsel NPL GrossSulsel Lainlain Jasa Sosial Masyarakat Jasa Dunia Usaha Pengangkutan Perdagangan Konstruksi ListrikGasAir.18% 1.51% 1.9%.08% 0.0 NPLs Trw. III % Industri Pertambangan 0.13% Pertanian.5 Kredit/pembiayaan bermasalah (NPLs gross) bank umum triwulan III-009 (,08%: y.o.y) di wilayah Sulsel naik dibandingkan triwulan sebelumnya (3,05%: y.o.y). Dilihat dari sektor ekonominya, sektor ekonomi yang tercatat memiliki rasio NPLs yang tertinggi adalah industri (8,8%). Namun kredit/pembiayaan bermasalah pada sektor ini memang mengalami peningkatan jka dibandingkan triwulan II-009, yaitu sebesar 3,3%. Sektor ekonomi lainnya yang memiliki rasio NPL tinggi adalah sektor kontruksi (6,87%) dan sektor perdagangan (5,05%). Berdasarkan segmentasi kredit/pembiayaannya, sebagian besar kredit/pembiayaan bank umum Sulsel diklasifikasikan sebagai kredit/pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM). Pangsa kredit/pembiayaan MKM dibandingkan total kredit/pembiayaan pada triwulan III-009 adalah 73,3% atau sebesar Rp,79 triliun. Pertumbuhan kredit/pembiayaan MKM tersebut lebih kecil pada triwulan III-009 yaitu 1,55% (y.o.y) dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II-009 sebesar 18,85% (y.o.y). Diperkirakan perlambatan pertumbuhan kredit MKM masih disebabkan karena adanya kehati-hatian perbankan dalam memberikan kredit sebagai akibat dari kewaspadaan menyikapi krisis global. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

48 Secara sektoral, perlambatan pertumbuhan tahunan kredit MKM terjadi di beberapa sektor utama Sulsel, yaitu industri dan perdagangan. Dimana yang mengalami perlambatan masing-masing menjadi tumbuh sebesar 1, dan 1,95%. Namun secara keseluruhan, pertumbuhan sektoral tertinggi pada triwulan III-009, terjadi pada pada sektor listrik-gas-air (6,5%; y.o.y), pertambangan (70,31%; y.o.y), dan jasa sosial masyarakat (8,89%; y.o.y) Grafik 3.8. Kredit/pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank Umum total UMKM Share UMKM % 7% 7 68% 66% 6% 6% 6 Grafik 3.9. Pangsa Kredit/pembiayaan MKM Bank Umum Per Sektor Ekonomi Jasa Sosial Masyarakat 1% Lainlain 56% Perdagangan 8% Pertanian 3% Pertambangan Industri % ListrikGasAir Konstruksi % Triliun Rp Jasa Dunia Usaha 5% Pengangkutan 1% Intermediasi Bank Umum Konvensional Kegiatan intermediasi perbankan bank umum konvensional di Sulsel menunjukan perlambatan, sebagaimana terlihat dari penurunan pertumbuhan kredit yang disalurkan dan DPK pada triwulan III-009. Nilai kredit mencapai Rp3,5triliun atau tumbuh 8,5% (y.o.y), lebih kecil dari pertumbuhan triwulan II-009 (10,91%; y.o.y). Selain itu, DPK yang dihimpun mencapai Rp8,59 triliun, tumbuh 11,09% (y.o.y) sedangkan pada triwulan II-009 lebih besar yaitu (13,; y.o.y). Tetapi LDR bank umum konvensional tercatat relatif meningkat, dari 109,85% pada triwulan II-009 menjadi 113,51% pada triwulan laporan. Pada triwulan III-009, Kabupaten Maros tercatat mencapai LDR tertinggi yaitu sebesar 530,5, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 7,8%. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Luwu, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar yang masing-masing mencapai LDR sebesar 13,63%, 95,89% dan 77,7. LDR terendah masih terjadi di wilayah kota Selayar yang pada triwulan laporan tercatat sebesar 9,03%. 38 Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

49 Tabe el 3.3. Penya aluran Kreditt/pembiayaa an dan DPK per DATI II di Sulsel (dalam Rp ju uta) KABUPATEN N/ KOTA Kab. Pinrang 610--Kab. Gowa Kab. Wajo Kab. Bone Kab. Tana Torraja Kab. Maros Kab. Luwu Kab. Sinjai Kab. Bulukumb ba 611--Kab. Bantaeng g Kab. Jenepontto 611--Kab. Selayar Kab. Takalar Kab. Barru Kab. Sidenreng g Rappang Kab. Pangkaje ene Kepulauan Kab. Soppeng 611--Kab. Enrekang g 61--Kab. Luwu Selatan Kodya Makass sar 619--Kodya Pare-pa are Kotif Palopo 619--Kotif Watampo one 61XXSulawesi Sel.td dk terinci DPK 19, ,1 933, ,3 3 8, 38 9, ,7 76, , , , 90 5, ,3 87, , 33 6, , ,0 19,68, ,130, ,8,3 - Trw II KRED DIT 70, ,175, , ,183, , ,390, , , ,.00 58, , , , , , , , , , ,81, , ,7, , , 67 Trw III-009 LDR DPK KREDIT % 38, , ,31,36 16, ,795 87, % 5 1,6, , % 1,753 33, % 69, ,30, ,60 13, % 3 73,68 58, , , % 91, , % 160, , % 109,86 3, % 6 68, , % 3,03 331, % 533, ,78 7, % 9 536, % 8 3,085 37, % 0 66,53 35,80 65, % 0,015, ,058, % 1,087,39 9 1,001, % 1,86,56 6 1,89,01 156, LDR 19.39% 95.89% 85.15% 11.1% 98.09% % % 111.6% %.8% 9.03% 77.7% 11.5% 19.8% % % 77.19% 100.% 9.08% 115.7% 0.0 Sumbe er: Bank Indonesia Intermed diasi Bank Umum U Syarriah Pada triw wulan III-00 09, jumlah perbankan p syariah s relattif bertambaah jika diban ndingkan triwu ulan sebelum mnya, yakni tercatat seb banyak 1 Bank B Syariah h dengan rin ncian Bank Umum Syariah dan 8 Un nit Usaha Syyariah yang dibuka oleh h Bank Umu um. Terjadi penambaha an 1 Unit n laporan. Usaha Syariah paada triwulan Pada peeriode laporan, bank um mum syariah mengalam mi penurnan n FDR (Fina ancing to osit Ratio), yaitu dari 168,59% pada triw wulan III menjadi 165,03% % (y.o.y). Depo Penin ngkatan ini lebih diseb babkan oleh penurunan n pertumbuhan DPK yaang lebih besar b jika dibandingkan penurrunan pem mbiayaan. Rp Triliun Grafik Perkembangan Bank k Umum Sya ariah DPK 0 * Perkiraa an han DPK paada triwulan n III-009 Pertumbuh sebesar,86% (y.o.y), lebih rendah daripada pertumbuhan triwulan sebelumnyya (7,69%;; y.o.y). Keemudian p pembiayaan n bank umum syariah pada trriwulan lapo oran juga mengalam mi perlambaatan pertum mbuhan, Kajia an Ekonomi Regional Su ulawesi Sela atan dari 17,66 6% (y.o.y) paada triwulan n II-009 Triw wulan III

50 menjadi 9,0% (y.o.y) pada triwulan III-009. Namun dilihat dari pertumbuhan total aset bank umum syariah padaa periode laporan mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahunann triwulan II-009. Namun secara nominal asset bank syariah pada triwulan laporan tercatat lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar Rp1,308 miliar. 3.. Perkembangan Bank Pekreditan Rakyat/Syariah (BPR/S) Dari sisi kelembagaan, jumlah jaringan kantor BPR yang beroperasi tidak mengalami perubahan dari triwulan I-009 hingga pada triwulan III-009. Pada triwulan III-009, Grafik Perkembangan Aset BPR/S jumlah jaringan kantor bertambah menjadi kantor Pada triwulan III-009, total aset perbankan kelompok BPR/S mencatat sebesar Rp369,01 miliar. Hal ini berarti aset BPR/S mengalami perlambatan pertumbuhan * 3* dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,91% (y.o.y) menjadi 3,97% (y.o.y). Dari sisi penghimpunann dana, DPK BPR/S juga mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 5,93% (y.o.y) menjadi Rp.18, miliar pada triwulan laporan. Pertumbuhan DPK pada triwulan laporan tersebut lebih rendah, yaitu dibanding pertumbuhan DPK pada triwulan II-009 (3,9; y.o.y). Perlambatan pertumbuhan yang terjadi padaa DPK, juga diikuti dengan menurnnya pertumbuhan penyaluran kredit/pembiayaan BPR/S. Pada triwulan III-009 Grafik 3.1. Perkembangan DPK, Kredit & LDR Kredit/pembiayaan yang berhasil disalurkan BPR/S oleh BPR/S tercatat mengalami 300 DPK Kredit 0 50 pertumbuhan sebesar 1,89% (y.o.y) Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 51,33% * 3* (y.o.y). Pertumbuhan DPK dan kredit/pembiayaan menghasilkan rasio perbandingan kredit/ pembiayaan dengan Rp miliar Rp miliar Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

51 dana pihak ketiga BPR/S pada triwulan laporan (Agustus 009) sebesar 169,5%, lebih rendah dibanding LDR pada triwulan II-009 yang sebesar 17,85%. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

52 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

53 BOKS I LAPORAN SURVEI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) ZONA SULAMPUA Kredit Usaha Rakyat (KUR) mengalami pertumbuhan yang pesat selama tahun pencanangannya. Pertumbuhan yang tajam tidak terkecuali terjadi juga di Zona Sulampua. Melalui survei ini akan dianalisis dampak penyaluran KUR bagi debitur penerima KUR dan bagi bank penyalurnya. Informasi Umum Responden Survey ini dilakukan kepada debitur penerima KUR dan bank penyalur dengan jumlah masingmasing sebanyak 185 debitur dan 30 kantor cabang bank. Survei dilaksanakan di seluruh wilayah Sulampua oleh setiap Kantor Bank Indonesia (KBI). Kebanyakan responden debitur bergerak di sektor perdagangan (5,9%), sektor Jasa (1,1%), dan sektor pertanian (11,). Bila dilihat dari jumlah tenaga kerjanya, ukuran usaha responden tergolong kecil, yaitu mayoritas dengan tenaga kerja 1 s.d 5 orang (73,). Bank penyalur yang terbanyak menjadi responden adalah Bank Mandiri, yaitu mencakup sebanyak 7 cabang. Responden bank penyalur dari Bank Bukopin sangat sedikit karena bank tersebut tidak memiliki cabang di beberapa provinsi. Pengaruh KUR terhadap Kondisi Usaha UMKM Mayoritas responden mencatat peningkatan kondisi usaha setelah menerima KUR. Seperti diperlihatkan pada grafik di bawah ini, UMKM mengalami peningkatan pada kondisi usaha secara umum, aset, dan juga omset. Ini membuktikan bahwa debitur UMKM telah menggunakan dana KUR untuk kegiatan produktif. Hal ini juga memperlihatkan bahwa UMKM yang ditunjuk sebagai penerima KUR telah dipilih dengan tepat, yaitu merupakan UMKM yang memiliki potensi untuk berkembang tetapi masih kekurangan modal. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III

54 Kondisi Usaha UMKM Setelah Menerima KUR % 85.9% 90.3% % 6.5% 8.1% 1.6% 0.5% 1.6% Kondisi Usaha Kondisi aset (di luar tanah & bangunan) Kondisi omset Menurun Tetap Meningkat Peningkatan kondisi usaha UMKM setelah menerima KUR juga terlihat dari besarnya jumlah UMKM yang mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja. Sebanyak,% responden UMKM telah menambah tenaga kerjanya setelah menerima KUR. Sementara responden lainnya tidak mengalami perubahan jumlah tenaga kerja (56,%) dan sebagian kecil lainnya menurun jumlahnya (1,6%). Pengaruh KUR terhadap Bank Penyalur Nilai penyaluran KUR di Zona Sulampua yang hingga bulan Juli 009 mencapai Rp1,9 Trilyun ternyata hanya meliputi bagian kecil dari kredit yang disalurkan oleh bank penyalur. Keadaan yang demikian menyebabkan penyaluran KUR berpengaruh kecil terhadap perolehan laba Bank. Hanya 6,7% responden bank penyalur yang menyatakan bahwa KUR meningkatkan perolehan laba bank secara signifikan. Pengaruh KUR terhadap Perolehan Laba Bank Penyebab KUR tidak berpengaruh atau menurunkan laba Bank Meningkat tidak signifikan 90. KUR hanya bagian kecil dari kredit UMKM KUR sulit disalurkan karena jarang debitur yang memenuhi syarat %.% Meningkat Signifikan 6.7% Tidak pengaruh /Turun 3,8% Target KUR level usahanya kecil Lainnya 5.6% 11.1% Karena share KUR relatif kecil dalam portofolio kredit bank penyalur, penyaluran KUR juga tidak memberikan peningkatan yang signifikan pada manajemen SDM, permintaan kredit UMKM, dan rasio kredit macet dari bank penyalur (lihat grafik di bawah). Walaupun demikian, sebanyak 63,3% responden menyatakan bahwa penyaluran KUR cukup membantu pencapaian target realisasi kredit UMKM. Dengan adanya skema KUR, permintaan dari masyarakat terhadap kredit UMKM menggunakan skema tersebut cukup tinggi. Namun bank tidak dapat memenuhi seluruh permintaan karena bank harus tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian. Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-I 2010

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-I 2010 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-I 2010 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-IV Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2008 i

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-IV Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2008 i KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-IV 2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2008 i Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2010

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2010 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2010 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 i Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 211 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 211 Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank ii Triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-I 2011 Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank ii Triwulan III - 212 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Kata Pengantar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 211 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 211 Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Triwulan II -

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Makassar, Februasi 2008 BANK INDONESIA MAKASSAR. Ttd. Rizal A. Djaafara Pemimpin

Kata Pengantar. Makassar, Februasi 2008 BANK INDONESIA MAKASSAR. Ttd. Rizal A. Djaafara Pemimpin Kata Pengantar Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan Triwulan IV 213 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global Oleh : Marsuki Disampaikan dalam Acara Raker Multi Niaga Group, dengan Tema : Tumbuh di Tengah Krisis keuangan Global. Graha Multi Niaga,

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-I 212 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank ii Triwulan I - 212 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Kata Pengantar

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN 24 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III 2008 KANTOR 25 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2009 2010 2011 2012 Pertumb Trw IV Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Tw. I Tw.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006 2007 2008 2009 Pertumb Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006 INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006 2007 Pertumb Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV qtq MAKRO Laju

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2008 2009 2010 Pertumb Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III qtq

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1. PERKEMBANGAN 7 BAB 1. PERKEMBANGAN KAJIAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I 2008 KANTOR 8 BAB 1. PERKEMBANGAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III 2009 KANTOR BANK INDONESIA PALU Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta Misi Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Visi, Misi Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung i Visi, Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank ± Catt : Per Trw.II-2008, penghitungan inflasi menggunakan tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, Oktober 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, Oktober 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN IV 2009 KANTOR BANK INDONESIA PALU Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta Misi Bank

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 63/11/73/Th. VIII, 5 November 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 6,06 PERSEN Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 yang diukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA BANK INDONESIA TERNATE Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-3124017 LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Lebih terperinci

Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin

Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Lampung Triwulan IV - 2007 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional

Lebih terperinci

TRIWULAN III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA

TRIWULAN III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan TRIWULAN III 214 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA MEDAN 2011 Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, Agustus 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, Agustus 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-312417 LAPORAN TRIWULANAN

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci