PELABELAN GRACEFUL (GRACEFUL LABELING) PADA GRAF SUPERSTAR S 5,n SKRIPSI. Oleh : ZAINIATUL MUARRIFAH NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELABELAN GRACEFUL (GRACEFUL LABELING) PADA GRAF SUPERSTAR S 5,n SKRIPSI. Oleh : ZAINIATUL MUARRIFAH NIM"

Transkripsi

1 PELABELAN GRACEFUL GRACEFUL LABELING) PADA GRAF SUPERSTAR S 5,n SKRIPSI Oleh : ZAINIATUL MUARRIFAH NIM JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN) MALANG MALANG 008

2 PELABELAN GRACEFUL GRACEFUL LABELING) PADA GRAF SUPERSTAR S 5,n SKRIPSI Dajukan Kepada: Unerstas Islam Neger Malang Untuk Memenuh Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sans S. S) Oleh : ZAINIATUL MUARRIFAH NIM JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN) MALANG MALANG 008

3 PELABELAN GRACEFUL GRACEFUL LABELING) PADA GRAF SUPERSTAR S 5,n SKRIPSI Oleh : ZAINIATUL MUARRIFAH NIM Telah dsetuju untuk duj Malang, 6 Februar 008 Dosen pembmbng I Dosen Pembmbng II Wahyu Henky Irawan, M.Pd NIP Ahmad Barz, M.A NIP Mengetahu, Ketua Jurusan Matematka Sr Harn, M. S NIP

4 PELABELAN GRACEFUL GRACEFUL LABELING) PADA GRAF SUPERSTAR S 5,n SKRIPSI Oleh ZAINIATUL MUARRIFAH NIM Telah Dpertahankan D Depan Dewan Penguj Skrps dan Dnyatakan Dterma Sebaga Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sans Tanggal Aprl 008 Susunan Dewan Penguj: Tanda Tangan. Penguj Utama : Dr. Yus M. Cholly, M.S ). Ketua : Abdussakr, M.Pd ) 3. Sekretars : Wahyu Henky Irawan, M.Pd ) 4. Anggota : Ahmad Barz, M.A ) Mengetahu dan mengesahkan, Ketua Jurusan Matematka Sr Harn, M. S NIP

5 Allanghendak kemudahan bagmu, dan t dak menghendak kesukaran bagmu

6 PERSEMBAHAN Robby tak lupa kutengadahkan tangan untuk syukur nkmat dan rdhomu. Dengan kerendahanku kusadar betapa kerdl semesta eksstensku d hadapanmu, mesk serngkal alunan-alunan syukur d dada d gelayut rasa malu, namun lewat gulr tasbh dan detak jantungku, berbu hamdalah terlantun syahdu d setap sujudku untuk seluruh karunamu Dengan kerendahan hat, kupersembahkan karya keclku untuk: Ayah Achmad Zan dan Bunda Wasatus shodaryah makash banyak untuk do,a dan kash sayang yang senantasa mengalr untuk nanda, maafn nanda karena hanya n yang bsa nanda berkan saat n. Semoga Allah membuka pntu kebahagaannya untuk kta ) Adk keclku yang udah mula dewasa Zanun t et ap semangat dan rajn belajar ya walau bagamanapun keadaan kta saat n) Keluarga besarku mbah putr, bu an, bapak, mas qod, mas bashor, mbak um dan kedua ponakanku tersayang), makash banget atas dukungan dan kepedulannya ma aku. karena keluarga nlah aku dapatkan banyak hal dan segalanya yang aku car. Mas Dzanneku, jangan pernah lelah ya dengern keluh kesahku..makash banget atas semuanya, atas dukungan,semangat dan ketulusan mas. Mas dah banyak ngajar aku tentang kehdupan dan kesabaran hngga aku bsa tetap berjalan d jalanku dengan penuh keyaknan. Sodar dan best frendku e, t ek swa kecl, nyt ha, emot h) Har- harku d kampus n banyak ters oleh kebersamaan bersama kalan. So thanks so much untuk semangat, motas dan semuanya. tetap jaga hubungan kta ya? Akhrnya.. kt a bsa wsuda bareng!! Loe U all

7 KATA PENGANTAR Puj syukur ke hadrat Allah Swt., penguasa alam semesta dan snya n, atas rahmat, karuna, dan hdayahnya sehngga penulsan skrps yang berjudul Pelabelan Graceful Graceful Labelng) pada Graf Superstar S5,n dapat terselesakan dengan bak. Shalawat serta salam tetap terlmpahkan atas junjungan Nab Muhammad Saw., yang telah memberkan tuntunan dan sur tauladan kepada seluruh makhluk menuju jalan yang drdho Nya yatu Dnul Islam yang dterang dengan cahaya kemanan. Kranya penuls menyadar sepenuhnya bahwa penyelesaan skrps n telah banyak mendapatkan bantuan dan dorongan semangat dar berbaga phak. Oleh karena tu dengan segala kerendahan dan ketulusan hat, penuls ngn mengucapkan hormat dan terma kash yang setngg-tnggnya kepada:. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang.. Prof. Drs. Sutman Bambang Sumtro, SU., DSc, selaku dekan Fakultas Sans dan Teknolog UIN Malang. 3. Sr Harn, M.S, selaku ketua Jurusan Matematka Fakultas Sans dan Teknolog UIN Malang. 4. Wahyu Henky Irawan, M.Pd, selaku dosen pembmbng matematka yang telah berseda meluangkan waktunya untuk memberkan pengarahan kepada penuls dalam penulsan skrps n. 5. Ahmad Barz, M.A, selaku dosen pembmbng kajan keagamaan yang telah banyak membmbng dan memberkan masukan kepada penuls.

8 6. Semua dosen dan Guru-guru yang telah menyalurkan lmunya kepada penuls sehngga penuls bsa terus melangkah menyelesakan skrps n. 7. Ayah, Ibu, dan Adk tersayang yang telah member dukungan penuh dan lmpahan do a terhadap penuls. 8. Rekan-rekan matematka 003 yang telah memberkan semangat dan motas kepada penuls. 9. Kepada semua phak yang telah banyak membantu yang tdak bsa penuls sebutkankan satu persatu. Tada balasan yang dapat penuls berkan selan doa, semoga Allah Swt menerma dan memberkan mbalan yang lebh atas jerh payah serta memberkan perlndungan kepada kta semua. Penuls menyadar sepenuhnya bahwa skrps n jauh dar kesempurnaan. Oleh karena tu, saran dan krtk yang bersfat konstruktf dar para pembaca sangat penuls harapkan. Akhrnya, hanya kepada Allah Swt. penuls berserah dr dan semoga skrps n bermanfaat bag penuls pada khususnya dan semua phak pada umumnya. Malang, 3 Februar 008 Penuls

9 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah.... Rumusan Masalah Tujuan Peneltan Manfaat Peneltan Sstematka Penulsan...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Defns Graf...9. Dasar-dasar Graf Jens-jens Graf Fungs Pelabelan Graceful...9 BAB III PEMBAHASAN 3. Pelabelan Graceful pada Graf Superstar S 5,n...3 BAB IV PENUTUP 4. Kesmpulan Saran...59 DAFTAR PUSTAKA

10 DAFTAR GAMBAR No Judul Halaman Gambar. : Graf dengan Hmpunan Ttk V dan Hmpunan Ss E...0 Gambar. : Representas Graf Terhadap Waktu-Waktu Shalat...4 Gambar.3 : Graf untuk Menglustraskan Adjacent dan Incdent...5 Gambar.4 : Graf yang Mengandung Loop dan Ss Ganda...5 Gambar.5 : Graf Representas Ibadah Sa...7 Gambar.6 : Graf untuk Menglustraskan Derajat suatu Ttk...7 Gambar.7 : Graf untuk Menglustraskan Jalan, Tral, dan Lntasan...8 Gambar.8 : Graf Representas Hjrah Nab...9 Gambar.9 : Graf Terhubung dan Graf Tak Terhubung...0 Gambar.0 : Graf Lntasan P 4 dan P Gambar. : Graf Superstar S 5, 3... Gambar. : Susunan Tata Surya... Gambar.3 : Representas Tata surya pada Graf Superstar S,3...3 Gambar.4 : Ilustras Fungs...4 Gambar.5 : Fungs f : X Y...5 Gambar.6 : Fungs Satu-Satu...6 Gambar.7 : Fungs Onto...6 Gambar.8 : Fungs Bjektf...7 Gambar.9 : Ilustras Pasangan dalam Bentuk Fungs...8 Gambar.0 : Graf Graceful...30 Gambar 3. : Graf Superstar S 5,n...3 Gambar 3. : Penotasan Graf Superstar S 5,...3

11 Gambar 3. 3 : Pelabelan Graf Superstar S 5,...33 Gambar 3. 4 : Penotasan Graf Superstar S 5,...35 Gambar 3. 5 : Pelabelan Graf Superstar S 5,...35 Gambar 3. 6 : Penotasan Graf Superstar S 5, Gambar 3. 7 : Pelabelan Graf Superstar S 5, Gambar 3. 8 : Penotasan Graf Superstar S 5, Gambar 3. 9 : Pelabelan Graf Superstar S 5,4...43

12 ABSTRAK Muarrfah, Zanatul. 008, Pelabelan Graceful Graceful Labelng) pada Graf Superstar S 5,n, Skrps, Jurusan Matematka Fakultas Sans dan Teknolog Unerstas Islam Neger Malang. Pembmbng: Wahyu Henky Irawan, M.Pd Ahmad Barz, M.A Kata kunc: Pelabelan Graceful, Graf Superstar Graf memlk dua unsur pokok yang dsebut ttk dan ss. Hubungan antara keduanya dapat dkatkan dengan suatu kejadan tertentu melalu pendekatan al- Qur an. Salah satu kejadan yang terkat dengan pernyataan datas adalah perstwa hjrah Nab Muhammad Saw. yang tercantum dalam al Qur an surat al- Baqarah ayat 8. Pelabelan graf merupakan salah satu mater graf yang berkembang dan mendapat banyak perhatan saat n. Dengan mengkaj dan menganalsa pelabelan tertentu akan ddapatkan suatu bentuk pola rumusnya. Pelabelan graf ddefnskan sebaga pemberan label blangan bulat tak negatf Z + ) pada ttk atau ss atau keduanya dengan memenuh aturan-aturan tertentu. Pelabelan graceful pada graf G adalah fungs njektf f dar V G) ke 0,,,..., E G sedemkan hngga jka ss xy dlabel f x f y maka haslnya berbeda. Pada peneltan n akan dbahas pelabelan graceful pada graf superstar S 5,n. Pelabelan graceful pada graf Superstar S 5,n ddefnskan sebaga berkut: Untuk ttk 0, maka f 0 ) = 0 selalu 0, karena menjad pusat sampa ttk ke n) Untuk pelabelan ttk pada graf Superstar S 5,n untuk n adalah blangan asl, maka:,3,5,...,5 n dmana n ganjl,3,5,...,5 n dmana n genap, 4,6,..., dmana n ganjl, 4,6,..., dmana n genap Pembahasan mengena pelabelan graceful n mash terbuka bag penelt lan untuk mengadakan peneltan yang sejens dengan jens-jens graf yang berbeda, msalnya graf roda, graf kpas dan sebaganya.

13 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Sebagan dar sejarah lmu pengetahuan alam adalah catatan dar usaha manusa secara kontnue untuk merumuskan konsep-konsep dan unsur-unsur dalam bdang lmu pengetahuan untuk dapat durakan ke dalam duna nyata. Berbcara tentang lmu pengetahuan, Al-Qur an telah memberkan kepada manusa kunc lmu pengetahuan tentang duna dan akhrat serta menyedakan peralatan untuk mencar dan menelt segala sesuatu agar dapat mengungkap dan mengetahu keajaban dar kedua duna tu Rahman, 99:). Tdak dragukan lag bahwa Al-Qur an, dengan anjuran memperhatkan dan berfkr yang dulangnya beberapa kal menjadkan akttas stud dan peneltan dalam berbaga bdang sebaga sebuah keharusan bag umat Islam. Karena tu Islam memerntahkan manusa untuk berbadah dan berfkr Pasya, 004:5) Manusa telah dcptakan dengan kelebhan akal, mempunya peranan sangat pentng untuk dapat menggal dan memanfaatkan segala bentuk cptaannya sebagamana telah djelaskan dalam Al-Qur an. Dengan semua kelebhannya manusa berperan untuk mengembangkan lmu pengetahuan. Selanjutnya melalu akttas stud dan peneltannya manusa dharuskan mampu memaham kebenaran Al-Qur an.

14 Allah berfrman: Dan orang-orang yang telah dber lmu, meyakn bahwasanya Al Qur an tulah yang hak dar Tuhan-mu lalu mereka berman dan tunduk hat mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pember petunjuk bag orang-orang yang berman kepada jalan yang lurus Qs. Al- Hajj, : 54) Dalam ayat lan juga djelaskan, Dan janganlah kamu mengkut apa yang kamu tdak mempunya pengetahuan tentangnya. Qs. Al- Israa, 7: 36) Ayat pertama d atas menjelaskan bahwa manusa yang telah berlmu lewat akal dan hatnya mampu memaham dan mengungkap segala bentuk cptaannya yang telah dsebutkan dalam Al-Qur an. Islam menghendak akdah yang dlandas oleh dasar pengetahuan yang benar, bukan atas dasar takld maupun perkraan. Sehngga menegaskan suatu sstem yang sempurna bag hat dan akal untuk menyertakan metode-metode lmah dan penalaran dalam menjalankan tugasnya yang telah tersebut d atas. Demkan halnya akttas manusa dalam memaham konsep matematka memerlukan suatu pengetahuan dasar sehngga mampu menangkap ntegras Al-Qur an dan Sans.

15 Abdushshamad 00:7) mengatakan bahwa banyak sekal dtemukan mukjzat lmu pengetahuan dalam Al-Qur an secara gars besar, termasuk matematka. Namun, Al-Qur an tdak mengangkat metode baru atau teknk baru dalam masalah n, melankan telah menunjukkan tentang adanya eksstens dar sesuatu yang ada d balk alam semesta dengan cara yang sama sepert yang a tunjukkan mengena eksstens dar alam semesta tu sendr Rahman, 99:5). Alam semesta memuat bentuk-bentuk dan konsep matematka, meskpun alam semesta tercpta sebelum matematka tu ada. Alam semesta serta segala snya dcptakan Allah dengan ukuran ukuran yang cermat dan telt, dengan perhtungan-perhtungan yang mapan, dan dengan rumus-rumus serta persamaan yang sembang dan rap Abdusysyakr, 007:79). Dalam Al-Qur an surat Al-Qamar ayat 49 dsebutkan Sesungguhnya kam mencptakan segala sesuatu menurut ukuran. Qs.Al- Qamar, 54: 49) Shhab 003:48) menafsrkan bahwa kata qadar pada ayat d atas dperselshkan oleh para ulama. Dar seg bahasa kata tersebut dapat berart kadar tertentu yang tdak bertambah atau berkurang, atau berart kuasa. Tetap karena ayat tersebut berbcara tentang segala sesuatu yang berada dalam kuasa Allah, maka adalah lebh tepat memahamnya dalam art ketentuan dan sstem yang telah dtetapkan terhadap segala sesuatu. Tdak hanya terbatas pada salah satu aspeknya saja. Manusa msalnya, telah ada kadar yang dtetapkan Allah bagnya. Selaku jens makhluk a dapat makan, mnum dan berkembang bak melalu sstem yang dtetapkan-nya. Manusa memlk potens bak dan buruk. Ia dtuntut

16 untuk mempertanggungjawabkan plhannya. Manusa danugerahkan Allah petunjuk dengan kedatangan sekan rasul untuk membmbng mereka. Akalpun danugerahkan-nya kepada mereka, demkan seterusnya yang kesemuanya dan yang selannya termasuk dalam sstem yang sangat tepat, telt dan akurat yang telah dtetapkan Allah Swt. Demkan juga Allah telah menetapkan sstem dan kadar bag ganjaran atau balasan-nya yang akan dberkan kepada setap orang. Dalam ayat lan dsebutkan. dan Da Telah mencptakan segala sesuatu, dan Da menetapkan ukuran ukurannya dengan serap-rapnya. Qs. Al-Furqan, 5: ) Semua yang ada d alam n ada ukurannya, ada htungan-htungannya, ada rumusnya, atau ada persamaannya. Namun rumus-rumus yang ada sekarang bukan dcptakan manusa sendr, tetap sudah dsedakan. Manusa hanya menemukan dan menymbolkan dalam bahasa matematka. Abdusysyakr, 997:80). Matematka sebaga dspln lmu dkenal sebaga Queen of Scence, karena dalam konsep matematka banyak dgunakan smbol yang mengosongkan art yang juga bsa dpaka dan dterapkan d berbaga bdang kelmuan yang lan, sehngga matematka dapat dterapkan kapanpun, dmanapun dan terbukt telah memberkan pengaruh yang cukup besar serta mempunya peranan pentng terhadap kemajuan dspln lmu lannya, d antaranya lmu statstka, perbankan, dan telekomunkas.

17 Dewasa n semakn banyak muncul penggunaan model matematka maupun penalaran matematka sebaga alat bantu dalam menyelesakan permasalahan yang dhadap dalam berbaga dspln lmu. Teor graf merupakan salah satu cabang matematka yang pentng dan banyak manfaatnya karena teor-teornya dapat dterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehdupan sehar-har. Dengan mengkaj dan menganalsa model atau rumusan teor graf dapat dperlhatkan peranan dan kegunaannya dalam memecahkan permasalahan. Terkat dengan pernyataan d atas, pelabelan graf merupakan salah satu mater graf yang berkembang dan mendapat perhatan saat n. Dtnjau dar pengertannya, Galan 007:) menyatakan bahwa pelabelan graf adalah pemberan label blangan bulat tak negatf Z + ) pada ttk atau ss atau keduanya dengan memenuh aturan-aturan tertentu. Wlson 990:8) menyatakan graf adalah suatu dagram yang terdr dar ttk-ttk ponts) yang dsebut ertex node/ttk) yang dhubungkan dengan gars yang dnamakan ss dmana setap ss terhubung dengan tepat ertex. Dengan demkan akan terdapat dua jens pelabelan graf, yatu pelabelan graf pada ttknya dan pelabelan graf pada ssnya. Pelabelan suatu graf yang melbatkan pemberan nla pada ss maupun ttk dsebut dengan pelabelan total total labelng). Pelabelan graceful ddefnskan sebaga pemberan label pada ttk suatu graf G yang memenuh fungs njektf dar hmpunan ttk ke hmpunan blangan bulat tak negatf {0,,, e}sedemkan hngga jka ssnya mendapat label harga mutlak dar selsh pelabelan kedua ttk yang yang terhubung langsung adjacent) maka haslnya berbeda. Sebuah graf dsebut graceful jka dapat dkena pelabelan Graceful. Dengan demkan pelabelan graceful merupakan salah satu bentuk

18 pelabelan pada ttknya saja, sedangkan label ssnya menjad akbat dar adanya label ttk yang berbeda semua. Pelabelan graf, khususnya pelabelan graceful yang akan dbahas pada skrps n mempunya beberapa nla pentng dalam memaham tafsran Al- Qur an. Kadar dan sstem yang telah djelaskan pada ayat d atas, dalam katannya dengan pelabelan graceful kadar dan sstem yang dmaksud menjelaskan tentang pemberaan nla tanda) blangan bulat tak negatf pada ttk-ttk suatu graf dengan aturan yang telah dtentukan sehngga setap ss pada suatu graf tersebut dapat terlabel dengan hasl harga mutlak yang berbeda dar selsh antara dua ttk yang berbeda pula. Begtulah Al Qur an menjelaskan dan menjad sumber dar lmu pengetahuan yang telah banyak dkembangkan dmuka bum n, khususnya perkembangan lmu matematka. Beberapa kajan terdahulu tentang pelabelan graceful untuk jens-jens graf tertentu telah dbahas pada skrps yang lan sepert pada graf lntasan P n, graf hasl kal kartesus dan graf skel C. Penuls tertark untuk melanjutkan menelt pelabelan graceful pada jens graf yang lan, yatu pada graf superstar S 5,n. Selan memlk bentuk yang menark, graf n dentk dengan sebuah bntang yang memlk 5 sudut. Oleh karena tu penuls merumuskan judul pada skrps n Pelabelan Graceful Graceful Labelng) pada Graf Superstar S 5,n.. Rumusan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang d atas untuk memberkan landasan dan memfokuskan peneltan, maka penelt merumuskan masalah pada bagamana menentukan pelabelan graceful pada graf superstar S 5,n.

19 .3 Tujuan Peneltan Adapun tujuan peneltan n adalah menjelaskan cara menentukan pelabelan graceful pada graf superstar S 5,n..4 Manfaat Peneltan Jurusan Matematka Hasl pembahasan n dapat dgunakan sebaga tambahan bahan dalam pengembangan lmu matematka khususnya d kalangan mahasswa jurusan matematka. Penelt Melalu peneltan n dapat menambah penguasaan mater, sebaga pengalaman dalam melakukan peneltan dan menyusun karya lmah dalam bentuk skrps, serta meda untuk mengaplkaskan lmu matematka yang telah dterma dalam bdang kelmuannya. 3 Pengembangan Ilmu Pengetahuan Menambah wawasan dan mempertegas kelmuan matematka dalam peranannya terhadap perkembangan teknolog dan dspln lmu lan..5 Sstematka Penulsan Agar penulsan skrps n lebh terarah, maka penuls menggunakan sstematka penulsan sebaga berkut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab n terdr dar latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, batasan masalah, manfaat peneltan, dan sstematka penulsan.

20 BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab n dfokuskan pada mater atau teor yang berkatan dengan skrps n, yatu: defns graf, dasar-dasar graf, jens-jens graf, fungs, barsan artmatka, dan pelabelan graceful. BAB III : PEMBAHASAN Bers pembahasan tentang pelabelan graceful pada graf Superstar S 5,n. BAB IV : PENUTUP Pada bab n terdr dar kesmpulan dan saran.

21 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Defns Graf Wlson 990: 8) menyatakan graf adalah suatu dagram yang terdr dar ttk-ttk ponts) yang dsebut ertex node/ttk) yang dhubungkan dengan gars yang dnamakan ss dmana setap ss terhubung dengan tepat ertex. Secara matemats graf ddefnskan sebaga berkut, Graf G ddefnskan sebaga pasangan hmpunan V,E), yang mana dalam hal n : V = hmpunan tdak kosong dar smpul-smpul ertces atau node) =,,..., n E = hmpunan ss edges) yang menghubungkan sepasang smpul = e, e,..., en atau G = V,E). Hmpunan smpul V) tdak boleh kosong, sedangkan hmpunan ss E) boleh kosong. Jad, sebuah graf dmungknkan tdak mempunya ss satu pun, tetap smpulnya harus ada, mnmal satu. Graf yang mempunya satu smpul tanpa ss dnamakan graf tral Munr, 003:9). Smpul yang dmaksud pada pernyataan d atas adalah ttk pada pernyataan yang lan. Smpul pada graf dapat dlabel dengan huruf, sepert a, b, c,..., z dengan blangan asl,, 3,... atau gabungan keduanya. Sedangkan ss yang menghubungkan smpul dengan j dnyatakan dengan pasangan, j ) atau dengan lambang e, e,..., e n. Dengan kata lan, jka e adalah ss yang menghubungkan smpul dengan smpul j, maka e dapat dtuls sebaga e =, j )

22 Secara geometr graf dapat dgambarkan sebaga sekumpulan noktah smpul) yang dhubungkan dengan sebuah gars ss). 3 e e e 3 e 4 e e e6 e 3 e 4 3 e8 e 5 e 6 e 7 e 5 e Gambar. Graf dengan Hmpunan Ttk V dan Hmpunan Ss E Gambar d atas memperlhatkan tga graf, G, G, G 3. G adalah graf dengan smpul V dan ss E adalah V = {,, 3, 4} E = {,),,3),,3),,4),3,4)} G adalah graf dengan hmpunan smpul V dengan ss E adalah : V = {,, 3, 4} E = {,),,3),,3),,3),,4),3,4),3,4)} = e, e, e3, e4, e5, e6, e7 G 3 adalah graf dengan hmpunan smpul V dan hmpunan ss E : V = {,, 3, 4} a) G a) G a) G E = {,),,3),,3),,3),,4),3,4),3,4),3,3)} = e, e, e3, e4, e5, e6, e7, e8 Munr, 003:9) Banyak konsep-konsep matematka atau berbaga cabangnya, salah satunya teor graf yang tertuang dalam Al- Qur an, dantaranya: Q.S. Al-Nsa, 04: 03;

23 Q.S. Al-Baqarah, 0: 58 dan 8; Q.S. Yasn, 36: 40. Al- Qur an merupakan mukjzat yang bersfat abad dan bersfat lmah yang sebenarnya mengajak kepada setap pembacanya untuk membahas dan menelt ayat-ayat dalam rangka menemukan hakekat kelmahan yang dtetapkan sebaga suatu lmu. Oleh karena tu tdaklah mengherankan apabla Al-Qur an mampu menegaskan kebenaran dan kesesuaannya terhadap apa yang dhaslkan oleh penemuan-penemuan lmu pengetahuan yang bersfat kontemporer setelah ratusan tahun dtemukan oleh para pakar dengan kajan, pembahasan dan penalaran Mulyono dan Abtokh, 006:3). Dar uraan d atas tdak menutup kemungknan banyak konsep matematka khususnya teor graf yang mash belum dkaj dan terungkap melalu pendekatan Al-Qur an. Sepert yang telah durakan sebelumnya, bahwa suatu graf memlk dua unsur pokok yang dsebut ttk dan ss. Ttk-ttk dalam suatu graf akan salng terhubung dengan adanya suatu gars yang dnamakan ss. Sehngga dengan demkan, hal n menunjukkan adanya suatu hubungan atau keterkatan antara ttk yang satu dengan ttk yang lan. Jka dkatkan dengan kehdupan nyata, maka banyaknya ttk yang terhubung dalam suatu graf dapat dasumskan sebaga banyaknya kejadan tertentu, yang mana kejadan-kejadan tersebut memlk keterkatan dengan ttk lannya yang merupakan kejadan sesudahnya. Shalat dapat drepresentaskan dalam suatu graf. Shalat mempunya kedudukan yang amat pentng dalam Islam dan merupakan fondas yang kokoh bag tegaknya agama Islam. Ibadah shalat dalam Islam sangat pentng, sehngga shalat harus dlakukan pada waktunya, dmanapun, dan bagamanapun keadaan seorang muslm yang mukalaf.

24 Shalat wajb dsebut juga shalat maktubah atau shalat mafrudhah, mula dperlakukan pada malam Isra tahun 6 M. Shalat wajb dlaksanakan lma kal sehar semalam, yatu pada waktu: Dzuhur, Ashar, Magrb, Isya, dan Shubuh. Shalat wajb yang mula-mula dlakukan Rasulullah Saw. adalah shalat dzuhur pada esoknya malam sra tersebut Depag RI, 988:833 ). Frman Allah dalam Al-Qur an surat Al- Nsa ayat 03 Sesungguhnya shalat tu adalah fardhu yang dtentukan waktunya Al- Nsa, 4:03). Qs. Al- Qur an tdak menerangkan secara terpernc waktu-waktu pelaksanaan shalat fardhu, akan tetap, ddalam hads Rasulullah Saw waktu-waktu shalat telah dnyatakan secara terpernc, batas awal sampa batas akhr waktu setap shalat. D antara hads yang menerangkan waktu-waktu shalat tersebut adalah hads yang drwayatkan oleh ahmad An nasa y dan At-Turmudz dar Jabr bn Abdullah r.a adalah sebaga berkut: Bahwasanya Jbrl datang kepada Nab Saw, lalu berkata kepadanya: bangun dan bershalatlah maka nabpun shalat dzuhur dketka telah tergelncr matahar. Kemudan Jbrl datang pula kepada nab pada waktu ashar, lalu berkata: bangun dan bershalatlah. Maka nab bershalat ketka bayangan segala sesuatu tu sepanjang drnya. Kemudan Jbrl datang pula kepada nab pada waktu maghrb, lalu berkata: bangun dan bershalatlah maka nab shalat maghrb dwaktu telah terbenam matahar. Kemudan Jbrl datang pada waktu sya, lalu berkata: bangun dan bershalatlah maka nab bershalat sya dwaktu telah hlang mega-mega merah. Kemudan Jbrl datang pula d waktu shubuh, dketka telah cemerlang fajar. Pada keesokan harnya brl datang lag untuk shalat dhuhur. Jbrl berkata: bangun dan bershalatlah, maka nab shalat dzuhur ketka bayangan segala sesuatu telah menjad sepanjang drnya. Kemudan Jbrl datang lagpada waktu ashar, lalu berkata: bangun dean bershalatlah, maka nab bershalat ashar ketka telah terjad bayangan segala sesuatu dua kal bayangan drnya. Kemudan Jbrl datang lag pada waktu maghrb sama sepert waktu

25 belau datang kemaren. kemudan Jbrl datang lag pada waktu sya dketka telah berlalu separoh malam, atau sepertga malam, maka nabpun bershalat sya kemudan jbrl datang lag waktu fajar telah bersnar terang, lalu berkata: bangun dan bershalatlah, maka nab bangun dan bershalat shubuh. Sesudah tu Jbrl berkata: waktu-waktu dantara kedua waktu n, tulah waktu shalat ktab hadst mam Ahmad, hadst ke 089). Berdasarkan hads d atas maka dapat dpernc ketentuan waktu shalat untuk waktu Dzuhur dmula sejak matahar tergelncr yatu sesaat setelah mencapa ttk kulmnas dalam peredaran harannya sampa bayang-bayang sesuatu sama panjangnya atau tba waktu ashar, waktu Ashar dmula saat panjang bayangbayang suatu benda sama dengan bendanya dtambah dengan bayang-bayang saat matahar berkulmnas sampa matahar terbenam, waktu Maghrb dmula sejak matahar terbenam sampa hlang mega merah, waktu shubuh dmula sejak matahar terbenam sampa hlangnya mega merah, waktu Isya dmula sejak hlangnya mega merah sampa separuh malam terbt fajar), dan waktu Shubuh dmula sejak terbt fajar sampa terbt matahar. Saat n penentuan waktu shalat bsa dtentukan dengan penerapan lmu astronom dan falakyah sehngga ketentuan waktu shalat ddapatkan berdasarkan satuan waktu yang ada dengan melhat perbedaan waktu GMT yang telah dsepakat tanpa harus melhat bayangan suatu benda. Waktu sholat dan selsh dengan waktu shalat sebelumnya atau sesudahnya menjadkan shalat-shalat yang dwajbkan tersebut salng berkesnambungan antara satu dan yang lannya. Sehngga dengan dtetapkannya waktu shalat dan selshnya tersebut dapat menjaga kaum muslmn dar kelalaan.

26 7.5 jam Shubuh 04.0 wb) Dzuhur.35 wb) 3.5 jam Ashar 4.50 wb) 9.08 jam 3.04 jam Isya 9.0 wb).06 jam Maghrb 7.54 wb). Dasar-Dasar Graf Gambar. Representas Graf Terhadap Waktu-Waktu Shalat. Terhubung Langsung adjacent) Dua buah smpul pada pada graf tak berarah G dkatakan adjacent bla keduanya terhubung langsung dengan sebuah ss Munr, 003 : 30). Chartrand dan Lesnak 986: 4) menyatakan ss e = u, ) dkatakan menghubungkan ttk u dan. Jka e u, adalah ss d graf G, maka u dan dsebut terhubung langsung adjacent).. Terkat Langsung ncdent) Jka ss e u, akan dtuls e = u, maka u dan e serta dan e dsebut terkat langsung ncdent) Chartrand dan Lesnak, 986: 4). Pada Gambar.3 ttk 3 adjacent dengan ttk dan 4, tetap tdak adjacent dengan ttk. Ss e4 ncdent dengan ttk 4 dan, tetap tdak ncdent dengan ttk

27 3 e e e 4 e 3 4 Gambar.3 Graf untuk Menglustraskan Adjacent dan Incdent 3. Loop dan Ss Ganda Apabla ttk u dan pada graf G dhubungkan oleh lebh dar satu ss maka ss tesebut dnamakan ss ganda. Sebuah ss yang berawal dan berakhr pada satu ttk yang sama dnamakan loop. Suatu graf yang tdak mengandung ss ganda dan loop dsebut graf sederhana Chartrand and Oellerman, 993: ). Untuk selanjutnya graf yang dbahas dalam skrps n adalah graf sederhana. Pada Gambar.4 dberkan contoh graf yang mengandung loop dan ss ganda. 3 Gambar.4 Graf yang Memuat Loop dan Ss Ganda Suatu graf yang memlk ss ganda, artnya dalam graf tersebut terdapat dua ttk yang memlk lebh dar satu ss memlk hubungan dan ntegrtas yang cukup sgnfkan pada sebuah ayat Al- Qur an:

28 Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagan dar sy'ar Allah. Maka barangsapa yang berbadah haj ke Batullah atau ber- 'umrah, maka tdak ada dosa bagnya mengerjakan sa' antara keduanya. dan barangsapa yang mengerjakan suatu kebajkan dengan kerelaan hat, maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukur kebakan lag Maha Mengetahu.Qs. Al-Baqarah, 0:58) Sa art harfahnya adalah usaha, sedangkan art syar ahnya pada badah haj dan umroh adalah berbolak balk sebanyak tujuh kal antara bukt shafa dan marwah dem melaksanakan perntah Allah Shhab, 000:345). Sa merupakan salah satu rukun haj dan umroh, waktunya dlaksanakan setelah selesa melakukan thawaf. Dalam suatu hads djelaskan bahwa Rasulullah bersabda: Dwajbkan atas kamu melakukan Sa maka hendaklah kamu lakukan. Rwayat Ahmad) Pelaksaan Sa lebh bersfat sebaga pemantapan kemanan. Dalam hal n Allah seakan-akan mengngatkan kepada seluruh umatnya yang sedang melakukan badah haj, betapa luar basanya kekhlasan Nab Ibrahm dan keluarganya dalam menjalankan perntah Allah. Betapa Nab Ibrahm pernah dperntahkan Allah untuk mennggalkan str dan anak kesayangannya d sebuah padang tandus, sehngga membuat strnya berlaran kesana kemar untuk mencar sumber ar antara bukt shafa dan marwah. Akhrnya memang terbukt, bahwa Allah selalu memberkan jalan keluar yang berada d luar jangkauan pemkran, kepada hamba yang taat dan khlas kepadanya. Sumur Zam-zampun menjad

29 salah satu keajaban duna karena tdak pernah kerng selama rbuan tahun. Momentum tulah yang dabadkan Allah dalam sa. Terkat dengan kejadan d atas, maka kejadan tersebut dapat drepresentaskan pada graf dengan ss ganda sebaga berkut: SA I Shafa Marwah Gambar.5 Graf Representas Ibadah Sa Melakukan Sa hendaklah dmula dar bukt Shafa dengan jumlah tujuh kal bolak-balk dan akan selesa d bukt Marwah, dengan ketentuan dar Shafa ke Marwah dhtung satu kal dan dar Marwah ke Shafa satu kal yang lan. Dalam pelaksanaannya terdapat dua jalan yang menghubungkan dua bukt tersebut. Satu jalan menuju ke bukt shafa dan satu jalan yang lan menuju ke bukt Marwah Depag RI, 988:830). 4. Derajat degree) Derajat ttk pada graf G adalah jumlah ss dar graf G yang ncdent dengan. Derajat ttk pada graf G dnotaskan dengan deg G atau secara sederhana dapat juga dnotaskan dengan deg Chatrand and Lesnak, 986:7). 3 deg G = 3 deg G 4 = deg G = 4 deg G 5 = deg G 3 = deg G 6 = 3 Gambar.6 Graf untuk Menglustraskan Derajat Suatu Ttk

30 5. Jalan walk), Tral, dan Lntasan path) Msal u dan adalah ttk-ttk d graf G. sebuah jalan u- dalam graf G adalah barsan berselang-selng u = u 0, e, u, e,..u n-, e n, u n = antara ttk dan ss yang dmula dengan ttk dan d akhr dengan ttk sedemkan hngga e = u - u untuk =,,...,n. Sebuah jalan u- dkatakan tertutup jka u =, dan dkatakan terbuka jka u. Suatu jalan u- dsebut tral u- jka semua ss pada jalan tu berlanan. Suatu jalan u- yang semua ttknya berbeda dnamakan lntasan path) Chartrand and Lesnak, 986:6). Pada Gambar.7 dberkan contoh sebuah graf G dengan, e,, e, 3, e,, e 5, 5, e 6, 3, e 3, 4 adalah jalan,, e,, e 5, 5, e 7,, e 8, 3, e 3, 4 adalah tral, dan, e 8, 3, e 3, 4, adalah lntasan. e e 4 e 5 4 e 3 e 5 e 7 e 6 e 8 3 Gambar.7 Graf untuk Menglustraskan Jalan, Tral, dan Lntasan Penglustrasan jalan dan lntasan dapat dambl dar sebuah ayat yang menjelaskan tentang hjrah. Frman Allah dalam Al-Qur an:

31 Sesungguhnya orang-orang yang berman, orang-orang yang berhjrah dan berjhad d jalan Allah, mereka tu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lag Maha Penyayang Qs. Al- Baqarah, 0:8) Hjrah menurut pengertannya adalah berpndah tempat, hjrah dlakukan d masa nab Muhammad Saw atas perntah Allah Swt. Hal n dsebabkan karena Lahrnya agama slam menmbulkan berbaga macam pertentangan masyarakat mekah. Berbaga penganayaan, penyerangan terhadap kaum muslmn dlakukan masyarakat Mekah guna menyngkrkan agama slam. Ketka penganayaan semakn menjad-jad nab Muhammad berpkr untuk pndah ke suatu tempat d Madnah yang sebelumnya bernama Yasrb. Tempat n danggap sebaga tempat yang lebh mudah dan aman untuk melakukan msnya menyebarluaskan agama Allah. Bersama pengkutnya yang berjumlah ± 70 orang akhrnya nab mennggalkan Mekkah menuju Madnah. Hjrah nab dar mekkah ke madnah dapat menjad suatu gambaran sebuah lntasan atau jalan pada suatu graf. Representas hjrah nab dgambarkan pada lntasan berkut: HIJRAH Mekkah Madnah Gambar.8 Graf Representas Hjrah Nab 6. Terhubung connected) dan Tak terhubung dsconnected) Suatu graf G dsebut terhubung connected) jka untuk setap ttk u dan d G terdapat lntasan yang menghubungkan kedua ttk tersebut. Sedangkan jka terdapat dua ttk pada graf G yang tdak dhubungkan oleh suatu lntasan, maka graf G dsebut graf tak terhubung dsconnected) Chartrand and Oellerman, 993:). Untuk selanjutnya graf yang dbahas dalam skrps n adalah graf terhubung sederhana. Sebaga contoh Gambar.9 a) adalah graf terhubung dan

32 b) adalah graf tak terhubung karena tdak ada lntasan yang menghubungkan antara 4 dan a) b) Gambar.9 a) Graf Terhubung b) Graf Tak Terhubung.3 Jens-Jens Graf Graf dbag menjad beberapa kelas. Pada subbab n dbahas mengena jens-jens graf yang berkatan pada skrps n.. Graf Lntasan Graf lntasan adalah graf yang terdr dar satu lntasan. Graf lntasan dengan n ttk dnotaskan dengan P n Alfah, 005: 5). Graf lntasan P 4 dan P 5 dtunjukkan pada Gambar P P 5 Gambar.0 Graf Lntasan P 4 dan P 5

33 . Graf Superstar Suatu graf G dsebut graf superstar dsebut graf spder dalam beberapa artkel) jka graf tersebut memuat gabungan m graf lntasan P n dengan ttk akhr d setap lntasan P n salng bersekutu pada satu ttk, yang kemudan ttk tersebut dsebut ttk pusat Shu dkk, 998:). Untuk selanjutnya graf superstar dnotaskan dengan S m,n dengan m adalah banyak lntasan sedangkan n adalah banyak ttk d setap lntasan. Pada Gambar. dapat dlhat graf superstar S 5,3. Gambar. Graf Superstar S5,3 Suatu graf Superstar tergambar pada susunan tata surya d ruang angkasa. Para ahl perbntangan telah menjelaskan bahwa matahar dkellng oleh sekumpulan benda angkasa yang terdr dar planet, bulan, dan komet yang selalu mengkut matahar dan tunduk terhadap kekuatan gratas matahar Abdushshamad, 003:9).

34 Gambar. Susunan tata surya Gaya graftas menark dan menghubungkan benda-benda langt tu, sedangkan gaya tolak justru mendorong benda-benda tu jauh ke luar angkasa sesua dengan pengaruh daya pada benda-benda tu. Dengan demkan, bendabenda angkasa tu berjalan pada dmens yang tetap dalam kelompoknya. Artnya, Allah Swt. memang menyetarakan gaya graftas yang menark benda-benda langt untuk salng berdekatan dengan daya geraknya yang dperolehnya dar gaya tolak. Allah mencegah benda-benda langt agar tdak berjatuhan melalu kekuatan atau gaya pengangkat dan menjaganya dar keterceraan melalu kekuatan atau gaya pengkat. Demkanlah seluruh komponen alam raya datur sedemkan rupa oleh sstem yang sangat rap Pasya, 004:54) Dar uraan tersebut maka graf Superstar dapat dasumskan sebaga susunan dar tata surya, dengan ttk pusat dasumskan sebaga matahar dan ttk-ttk lannya dasumskan sebaga benda-benda langt yang mengellng matahar sesua dengan gars edarnya dan berjalan pada dmens yang tetap dalam kelompoknya.

35 Allah berfrman dalam Al-Qur an Tdaklah mungkn bag matahar mendapatkan bulan dan malampun tdak dapat mendahulu sang. dan masng-masng beredar pada gars edarnya.qs.yasn, 36: 40) Ayat datas menunjukkan tentang gerakan kumpulan benda angkasa yang ada d sekellng matahar. Artnya, matahar, bulan, dan bum yang dumpamakan dengan malam dan sang masng-masng mest beredar bersama-sama mengellng matahar. Sehngga dengan pengatan pada graf superstar akan terlustras sepert pada Gambar.3 b b a Gambar.3 Representas Tata Surya pada Graf Superstar S,3 Dengan asums, a adalah matahar dan b adalah benda-benda langt yang mengellng matahar..4 Fungs Albertson dan Hutchnson 988:40) menyatakan bahwa suatu fungs f adalah suatu pemetaan dar hmpunan D kepada hmpunan T dengan sfat bahwa untuk setap elemen d d D, f memetakan d kepada suatu elemen tertentu, dnotaskan fd) dar T. D dsebut doman f, dan T dsebut codoman f, dtuls f: D

36 T. fd) serng dsebut bayangan mage) dar d oleh f, dan semua hmpunan mage dsebut range R dar f. Dnotaskan R = {fd): d D} Suatu pemetaan dkatakan fungs jka tdak ada elemen dar doman yang dpasangkan pada dua atau lebh elemen d range. Pernyataan tersebut dlustraskan pada Gambar.4 a) Fungs b) Fungs c) bukan fungs d) bukan fungs Gambar.4 Ilustras Fungs Menurut Balakrshnan 99:7) fungs dnyatakan sebaga berkut: Msal X dan Y adalah dua hmpunan tak kosong. X dan Y pada pernyataan n dentk dengan hmpunan D dan hmpunan T pada pernyataan sebelumnya. Suatu fungs f dar X ke Y, dnotaskan dengan f: X Y, adalah aturan yang memasangkan setap elemen d X kepada elemen tertentu d Y. Hmpunan X dsebut doman fungs dan hmpunan Y dsebut codoman. Jka y adalah elemen d Y yang dpasangkan oleh fungs f pada elemen x, maka y dsebut bayangan atau peta dar

37 x dan x dsebut prapeta dar y dan dtuls y = fx). Hmpunan fx) dsebut range fungs. Range suatu fungs merupakan subset dar codomannya. Jka f adalah suatu fungs dar X ke Y, maka pernyataan n dkatakan bahwa f memetakan hmpunan X pada Y. sebaga contoh Gambar.5 adalah suatu fungs f: X Y, dmana X = {a, b, c, d} dan Y = {,, 3, 4}. Kemudan aturan f ddefnskan dengan fa) =, fb) =, fc) = 4, dan fd) =. Range dar f adalah {,, 4}, dmana range tersebut adalah proper subset dar codoman Y X Y a b c d 3 4 Gambar.5 Fungs f : X Y Keterangan: f: X Y f: a dtuls sebaga fa) = dsebut bayangan atau peta dar a a dsebut prapeta dar Suatu fungs f dar X ke Y dkatakan fungs satu satu one to one) atau njecte jka tdak ada dua elemen berbeda d X yang dpetakan kepada satu

38 elemen yang sama d Y. Dengan kata lan, jka x, x X, dan x x maka, fx ) fx ) Roman, 989:40) X Y Gambar.6 Fungs Satu-Satu Fungs f dkatakan fungs pada onto) atau surjektf jka f adalah suatu fungs dar X ke Y dan range dar f adalah Y, maka f dkatakan fungs pada onto). Defns fungs pada onto) dapat dnyatakan dengan notas y Y, x X y f x) X Y Gambar.7 Fungs Onto Apabla fungs f memenuh fungs njektf dan surjektf maka f dnamakan fungs bjektf Johnsonbaugh, 989:8). Contoh fungs bjektf dgambarkan pada gambar berkut:

39 X Y Gambar.8 Fungs Bjektf Terkat dengan defns fungs datas Al-Qur an juga menjelaskan bahwa allah mencptakan setap makhluqnya berpasang-pasangan. Sebagamana Allah berfrman: Dan segala sesuatu kam cptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengngat kebesaran Allah Qs. adz-dzaryat, 5:49) Dalam ayat lan dsebutkan: Maha Suc Tuhan yang Telah mencptakan pasangan-pasangan semuanya, bak dar apa yang dtumbuhkan oleh bum dan dar dr mereka maupun dar apa yang tdak mereka ketahu QS.Yasn, 36: 36) Dar seg bahasa, kata azwaj adalah bentuk jamak dar kata zauj yakn pasangan. Kata n menurut pakar bahasa Al-Qur an, ar- Raghb al-ashfahan, dgunakan untuk masng-masng dar dua hal yang berdampngan bersamaan), bak jantan maupun betna, bnatang termasuk bnatang berakal yakn manusa) dan juga dgunakan menunjuk kedua. Da juga dgunakan menunjuk hal yang sama bag selan bnatang sepert alas kak Shhab, 00:539)

40 Jka suatu makhluq, dmsalkan pasangan antara lak-lak dan perempuan dbuat suatu bentuk fungs, maka f: X Y, dmana X = {And, Tono, Bud} dan Y = {Ira, Yun, Wat}. Kemudan aturan f ddefnskan dengan fand) = Wat, ftono) = Ira, fbud) = Yun, sehngga X And perkawnan Y Ira Tono Bud Yun Wat Gambar.9 Ilustras pasangan dalam bentuk fungs Dalam Al-Qur an pasangan antara lak-lak dan perempuan adalah merupakan suatu bentuk katan perkawnan. Sehngga fungs yang memasangkan antara yang satu dan lannya tersebut dapat pula menjad bentuk adanya katan pernkahan pada keduanya. Dalam pandangan Islam suam str dbaratkan sebaga pakaan antara satu sama lan, sebagamana yang telah dterangkan dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah, 0:87 Mereka adalah Pakaan bagmu, dan kamupun adalah pakaan bag mereka Asy-Syraz 99:506) mengungkapkan bahwa seorang suam dperumpamakan sebaga pakaan bag seorang str dan seorang str merupakan bag suamnya. Itu berart hubungan antara suam dan str tu sangat erat. Pakaan berfungs untuk menjaga badan dar panas dan dngn serta bahaya-bahaya yang

41 lan dan juga pakaan berguna untuk menutup aurat-aurat badan. Selan tu, pakaan juga merupakan hasan bag manusa. Pasangan suam str masngmasng menjaga satu sama lan dar penympangan dan kekurangan-kekurangan. Sedangkan jka dlhat fungs dar sebuah pakaan untuk menutup aurat, maka seorang suam harus bsa menutup ab seorang str, karena ab str merupakan ab a juga, begtu juga sebalknya. Hal nlah yang menunjukkan bahwa fungs juga termuat dalam Al-Qur an..4 Pelabelan Graceful Galan 007:) menyatakan bahwa pelabelan graf adalah pemberan label blangan bulat tak negatf Z + ) pada ttk atau ss atau keduanya dengan memenuh aturan-aturan tertentu. Pelabelan suatu graf yang melbatkan pemberan nla pada ss maupun ttk dsebut dengan pelabelan total total lebelng). Pelabelan graf dperkenalkan pertama kal oleh Rosa pada tahun 967. Rosa mendefnskan pelabelan n sebaga suatu fungs nla pada suatu graf G yang memenuh fungs njektf dar hmpunan ttk d G ke hmpunan 0,,,...,q, sedemkan hngga jka setap ss xy dber label f x) f y) maka setap ss xy akan mendapat label yang berbeda semua. Selanjutnya Golomb menyebut pelabelan n sebaga pelabelan graceful dan dkenal sampa sekarang Gallan, 007:4). Graf yang dapat dkena pelabelan graceful dsebut graf graceful. Beberapa graf graceful dtunjukkan pada Gambar.0

42 Gambar.0 Graf Graceful Jka berbcara tentang pemberan label sesua dengan aturan yang ada, hal n menunjukkan bahwa suatu graf graceful telah memlk ukuran label tertentu sehngga bsa dkatakan graceful. Mengena ukuran, Allah berfrman dalam Al- Qur an Sesungguhnya kam mencptakan segala sesuatu menurut ukuran Qs. al Qamar, 54:49) Berkenaan dengan ayat d atas Abdusysyakr 007:80 ) mengatakan bahwa semua yang ada d alam n ada ukurannya, ada htungan-htungannya, ada rumusnya, atau ada persamaannya. Namun rumus-rumus yang ada sekarang bukan dcptakan manusa sendr, tetap sudah dsedakan. Manusa hanya menemukan dan menymbolkan dalam bahasa matematka. Begtupun dalam hal n, suatu graf bsa terlabel dengan pelabelan graceful karena sudah memlk ukuran yang sempurna dengan cara dan aturan yang dbuat oleh manusa secara sstemats. Dar snlah Al-Qur an telah mengajak kepada setap pembacanya untuk membahas, dan mengkaj suatu lmu untuk memperluas khasanah kelmuannya.

43 BAB III PEMBAHASAN Pada bab n akan d bahas mengena pelabelan graceful pada graf superstar S 5,n, untuk setap n blangan asl. Dmana setap n blangan asl memlk hmpunan ttk yang berndeks ganjl dan ttk berndeks genap. Maka dar tu pembahasan mengena pelabelan pada graf superstar S5,n untuk pelabelan ttk dkasfkaskan menjad dua bagan, yatu:. Pelabelan pada graf superstar S 5,n, dmana n adalah blangan asl dengan ttk berndeks ganjl.. Pelabelan pada graf superstar S 5,n, dmana n adalah blangan asl dengan ttk berndeks genap. Penuls member label dengan pelabelan graceful pada graf superstar S5,n dmula dar n =. Msalkan graf superstar S 5,n mempunya hmpunan ttk dan hmpunan ss: V S,,,,..., 5, n 0 3 E S,,,..., dmana p 5 n, maka graf superstar 5, n p p 5 S 5,n dapat dgambarkan sebaga berkut:

44 n n- 6 n n n- n 4 n n- 9 8 n- n Gambar 3. Graf Superstar S5,n Dengan demkan, graf superstar S5,n memlk ttk sebanyak + dengan satu ttk 0 yang menjad ttk pusat dengan label yang dtetapkan 0 dan berlaku untuk seterusnya. 3. Pelabelan Graceful pada Graf Superstar S 5,n. Graf Superstar S 5,n, dmana n = Dberkan penotasan ttk dar graf superstar S 5, Gambar 3. Penotasan Graf Superstar S 5,

45 Ber label untuk ttk-ttk dar graf superstar S 5, sehngga memenuh fungs satu-satu dar hmpunan ttk ke hmpunan blangan bulat tak negatf 0,,,...,e, sebaga berkut: Gambar 3.3 Pelabelan Graf Superstar S 5, Jka pelabelan tersebut djadkan suatu bentuk fungs, maka dperoleh: Sebaga akbat, maka dperoleh: 0 f ) f 0 ) 5 0 f ) f 0 ) 03 f 3) f 0 ) 4 04 f 4) f 0 ) 05 f 5 ) f 0 ) 3

46 Berdasarkan pelabelan tersebut, jka dlhat dar ndeks ttk, maka dapat dbedakan antara ndeks ttk ganjl dan ndeks ttk genap dengan 0 sebaga ttk pusat. Sehngga yang merupakan pola adalah pada pelabelan untuk: Ttk pusat, maka Ttk dengan ndeks ganjl, maka = 5 = 5 ) 0, maka 3 3 = 4 = 5 ), maka 5 5 = 3 = 5 ) jad dsmpulkan: 5 n) 5 n) 5 n) 3 5 =, 3, 5,..., Ttk dengan ndeks genap, maka = =, maka 4 4 = = 4 jad dsmpulkan: =, 4,...,. Graf Superstar S 5,n, dmana n = Dberkan penotasan ttk dar graf superstar S 5,

47 Gambar 3.4 Penotasan Graf Superstar S5, Ber label untuk ttk-ttk dar graf superstar S 5, sehngga memenuh fungs satu-satu dar hmpunan ttk ke hmpunan blangan bulat tak negatf 0,,,...,e, sebaga berkut: Gambar 3.5 Pelabelan Graf Superstar S5, Jka pelabelan tersebut djadkan suatu bentuk fungs, maka dperoleh: 0 = 0 = 0 = 3 = 9 6

48 4 = 5 = 8 6 = 3 7 = 7 8 = 4 9 = 6 0 = 5 Sebaga akbat, maka dperoleh: = ) f ) = = ) f ) = 0 0 = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) =

49 Berdasarkan pelabelan tersebut, jka dlhat dar ndeks ttk, maka dapat dbedakan antara ndeks ttk ganjl dan ndeks ttk genap dengan 0 merupakan ttk pusat. Sehngga yang merupakan pola adalah pada pelabelan untuk: Ttk pusat, maka 0 0 = 0 Ttk dengan ndeks ganjl, maka =0 = 5 ) 0, maka 3 3 = 9 = 5 ), maka 5 5 = 8 = 5 ), maka 7 7 = 7 = 5 ) 3, maka 9 9 = 6 = 5 ) 4 jad dsmpulkan: =, 3, 5,..., Ttk dengan ndeks genap, maka = =, 4, maka 4 = = 4, maka 6 6 = 3 = 6, maka 8 8 = 4 = 8

50 , 0, maka 0 = 5 = 0 jad dsmpulkan: =, 4,..., 3. Graf superstar S5, n, dmana n = 3 Dberkan penotasan ttk dar graf superstar S5, Gambar 3.6 Penotasan Graf Superstar S5,3 Ber label untuk ttk-ttk dar graf superstar S5,3 sehngga memenuh fungs satu-satu dar hmpunan ttk ke hmpunan blangan tak negatf 0,,,...,e,sebaga berkut: Gambar 3.7 Pelabelan Graf Superstar S5,3

51 Jka pelabelan tersebut djadkan suatu bentuk fungs, maka dperoleh: 0 = 0 = 5 = 3 = 4 4 = 5 = 3 6 = 3 7 = 8 = 4 9 = 0 = 5 = 0 = 6 3 = 9 4 = 7 5 = 8 Sebaga akbat, maka dperoleh: = ) f ) = = ) f ) = 0 0

52 = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = 6 6 = ) f ) = 7 7 = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = Berdasarkan pelabelan tersebut, jka dlhat dar ndeks ttk, maka dapat dbedakan antara ndeks ttk ganjl dan ndeks ttk genap dengan 0 sebaga ttk pusat. Sehngga yang merupakan pola adalah pada pelabelan untuk: Ttk pusat 0, maka 0 = 0 Ttk dengan ndeks ganjl, maka = 5 = 5 3) 0

53 3, maka 3 = 4 = 5 3) 5, maka 5 = 3 = 5 3) 7, maka 7 = = 5 3) 3 9, maka 9 = = 5 3) 4, maka = 0 = 5 3) 5 3, maka 3 = 9 = 5 3) 6 5, maka 5 = 8 = 5 3) 7 jad dsmpulkan: =, 3, 5,..., Ttk dengan ndeks genap, maka = =, maka 4 4 = = 4, maka 6 6 = 3 = 6, maka 8 8 = 4 = 8, maka 0 0 = 5 = 0, maka = 6 =

54 , maka 4 4 = 7 = 4 jad dsmpulkan: =, 4,..., 4. Graf superstar S5, n, dmana n = 4 Dberkan penotasan ttk dar graf superstar S 5, Gambar 3.8 Penotasan Graf Superstar S 5,4 Ber label untuk ttk-ttk dar graf superstar S5,4 sehngga memenuh fungs satu-satu dar hmpunan ttk ke hmpunan blangan tak negatf 0,,,...e, sebaga berkut:

55 Gambar 3.9 Pelabelan Graf Superstar S5,4 Jka pelabelan tersebut djadkan suatu bentuk fungs, maka dperoleh: 0 = 0 = 0 = 3 = 9 4 = 5 = 8 6 = 3 7 = 7 8 = 4 9 = 6 0 = 5

56 = 5 = 6 3 = 4 4 = 7 5 = 3 6 = 8 7 = 8 = 9 9 = 0 = 0 Sebaga akbat, maka dperoleh: = ) f ) =0 0 0 = ) f ) = 0 0 = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) =7 6 6 = ) f ) =6 7 7 = ) f ) = = ) f ) =

57 = ) f ) = = ) f ) = 6 6 = ) f ) = 7 7 = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) =6 7 7 = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = Berdasarkan pelabelan tersebut, jka dlhat dar ndeks ttk, maka dapat dbedakan antara ndeks ttk ganjl dan ndeks ttk genap dengan 0 sebaga ttk pusat. Sehngga yang merupakan pola adalah pada pelabelan untuk: Ttk pusat 0, maka 0 = 0 Ttk dengan ndeks ganjl, maka = 0 = 5 4) 0 3, maka 3 = 9 = 5 4) 5, maka 5 = 8 = 5 4) 3 5

58 7, maka 7 = 7 = 5 4) 3 9, maka 9 = 6 = 5 4) 4, maka = 5 = 5 4) 5 3, maka 3 = 4 = 5 4) 6 5, maka 5 = 3 = 5 4) 7 7, maka 7 = = 5 4) 8 9, maka 9 = = 5 4) 9 jad dsmpulkan: =, 3, 5,..., Ttk dengan ndeks genap, maka = =, maka 4 4 = = 4, maka 6 6 = 3 = 6, maka 8 8 = 4 = 8, maka 0 0 = 5 = 0, maka = 6 =

59 , maka 4 4 = 7 = 4, maka 6 6 = 8 = 6, maka 8 8 = 9 = 8, maka 0 0 = 0 = 0 jad dsmpulkan: =, 4,..., 5. Graf superstar S5, n, dmana n = 5 Berdasarkan uraan d atas tanpa merubah penotasan dan penempatan ttk, maka untuk graf superstar S5,5 dperoleh ttk dan ss sebanyak yatu 55) = 5 dan ttk pusat. Jka pelabelan ttk tersebut djadkan bentuk fungs, maka dperoleh: 0 = 0 = 5 = 3 = 4 4 = 5 = 3 6 = 3 7 =

60 8 = 4 9 = 0 = 5 = 0 = 6 3 = 9 4 = 7 5 = 8 6 = 8 7 = 7 8 = 9 9 = 6 0 = 0 = 5 = 3 =4 4 = 5 = 3 Sebaga akbat, maka dperoleh: = ) f ) = 5 0 0

61 = ) f ) = 0 0 = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = 6 6 = ) f ) = 7 7 = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) =7 6 6 = ) f ) =6 7 7 = ) f ) = = ) f ) = = ) f ) = = 6 f ) f ) = 7 = 7 f ) f ) = 3 8 = 3 8 f ) f ) =0 4 9 = 6 7 f ) f ) = = 5 0 f ) f ) = 8 6 = 6 f ) f ) =7

62 7 = 7 f ) f ) =6 8 3 = 3 8 f ) f ) =5 9 4 = 9 4 f ) f ) = = 5 0 f ) f ) =3 Berdasarkan pelabelan tersebut, jka dlhat dar ndeks ttk, maka dapat dbedakan antara ndeks ttk ganjl dan ndeks ttk genap dengan 0 sebaga ttk pusat. Sehngga yang merupakan pola adalah pada pelabelan untuk: Ttk pusat 0, maka 0 = 0 Ttk dengan ndeks ganjl, maka = 5 = 5 5) 0 3, maka 3 = 4 = 5 5) 5, maka 5 = 3 = 5 5) 7, maka 7 = = 5 5) 3 9, maka 9 = =5 5) 4, maka = 0 = 5 5) 5 3, maka 3 = 9 = 5 5) 6 5, maka 5 = 8 = 5 5)

63 7, maka 7 = 7 = 5 5) 8 9, maka 9 = 6 = 5 5) 9, maka = 5 = 5 5) 0 3, maka 3 = 4 = 5 5) 5, maka 5 = 3 = 5 5) jad dsmpulkan: =, 3, 5,..., Ttk dengan ndeks genap, maka = =, maka 4 4 = = 4, maka 6 6 = 3 = 6, maka 8 8 = 4 = 8, maka 0 0 = 5 = 0, maka = 6 =, maka 4 4 = 7 = 4, maka 6 6 = 8 = 6

64 , maka 8 8 = 9 = 8, maka 0 0 = 0 = 0, maka = =, maka 4 4 = = 4 jad dsmpulkan: =, 4,..., Dar uraan d atas dperoleh: Teorema : Graf superstar S5,n adalah graf graceful untuk setap n blangan asl. Bukt: Defnskan fungs f sebaga fungs njektf dar V S5,n ke {0,,,,e} sebaga berkut: Untuk ttk 0, maka f 0 ) = 0 selalu 0, karena menjad pusat sampa ttk ke n),3,5,...,5 n dmana n ganjl,3,5,...,5 n dmana n genap f, 4,6,..., dmana n ganjl, 4,6,..., dmana n genap

65 Msal: V S,,,,..., 5, n 0 3 E S,,,..., dmana p 5 n 5, n p p 5 Jad banyak ttk d V S5,n adalah +, dan banyak ss d E S 5,n adalah. Akan dtunjukkan bahwa f memetakan V S5,n ke {0,,,,e} a. Untuk 0 berlaku 0 = 0 Jad 0 dpetakan ke {0,,,,e}. b. Untuk ganjl: Akan dtunjukkan bahwa 0,,,..., Dketahu 0 Karena ganjl, maka genap Jad Sehngga, adalah blangan bulat postf dan 0 Jad 0,,,..., Jad f memetakan V S5,n ke {0,,,,e} Selanjutnya, untuk n ganjl akan dtunjukkan 0 f ) Karena maka

66 dan 5 n Sehngga 0 Jad 0 Jad 0, dmana n ganjl. Untuk n genap akan dtunjukkan 0 f ) Karena maka dan 5 n Sehngga 0 Jad 0 Jad 0, dmana n genap c. Untuk genap Akan dtunjukkan bahwa 0,,,..., Dketahu Karena genap maka adalah blangan bulat postf dan 0 Selanjutnya, untuk n ganjl akan dtunjukkan f ) Karena

67 maka Jad 0 Jad 0, dmana n ganjl. Untuk n genap akan dtunjukkan f ) Karena Maka Sehngga 0 Jad 0, dmana n genap. Jad f memetakan V S5, n) ke 0,,,...,. Selanjutnya, akan dtunjukkan bahwa f adalah fungs njektf dar hmpunan ttk ke {0,,,..., e}. Untuk ganjl: Ambl j = j j j Jad, j j

68 Untuk genap: Ambl j = j = j Jad, = j Jad, f adalah fungs njektf dar hmpunan ttk ke {0,,,..., e} untuk setap ganjl dan genap. Selanjutnya akan dtunjukkan bahwa f ) f ) adalah berbeda,, ) j j d G. Untuk 0 Dketahu 0 0 dmana ganjl dmana genap Maka, f 0 ) f ) = = dmana ganjl = dmana genap Untuk, 5 Jka ganjl: dketahu, maka:

69 , 5 = 5 ) ) = ) 5) = Jka genap: dketahu, maka:, 5 = 5 ) ) = 5) = = Dar uraan d atas f ) f ) akan berbeda sesua nla Jad, f ) f ) adalah berbeda,, ) d G. j j Dengan demkan, terbukt bahwa graf superstar S5,n adalah graf graceful untuk setap n blangan asl. j

70 BAB IV PENUTUP 4. Kesmpulan Berdasarkan pembahasan, maka dapat dsmpulkan bahwa graf Superstar S 5,n adalah graf graceful untuk setap n blangan asl. Pelabelan graceful pada graf Superstar S 5,n, untuk n blangan asl ddefnskan sebaga berkut: Untuk ttk 0, maka f 0 ) = 0 selalu 0, karena menjad ttk pusat sampa ttk ke n) Untuk pelabelan ttk pada graf Superstar S 5,n dmana n blangan asl, maka:,3,5,..., untuk n ganjl,3,5,...,5 n untuk n genap, 4,6,..., untuk n ganjl, 4,6,..., untuk n genap 4. Saran Pembahasan mengena pelabelan graceful n mash terbuka bag penelt lan untuk melanjutkan peneltan n pada aplkasnya dan bsa juga mengadakan peneltan yang sejens dengan jens-jens graph yang berbeda, msalnya graf roda, graf kpas dan sebaganya.

71 DAFTAR PUSTAKA Abdusysyakr Ketka Ka Mengajar Matematka. Malang: UIN Malang Press Albertson, Mchaelo and Hutchnson Dscrete Mathematc wth Algorthms. Newyork: Jonhwley & Sons; nc. Alfah Pelabelan Edge Graceful pada Graf Lntasan, Graf Skel, Graf Bntang, dan Graf Superstar. Skrps tdak dterbtkan. Jember: Jurusan Matematka Fakultas MIPA. Unerstas Jember. Balakrshnan, V. K. 99. Introdustory Dscrete Mathematcs. New Jersey: Prentce- Hall Internatonal. Chartrand, Gery and Lesnak, Lnda Graphs and Dgraphs Second Edton. Calforna: a dson of wadsworth, nc. Chartrand, Gery and Oellermann, Ortrud R Appled and Algorthmc Graph Theory. Newyork: Megraw- Hll, nc. Departemen Agama RI Ensklopeda Islam d Indonesa. Jakarta: Drektorat Jendral Pembnaan Kelembagaan Agama Islam. Departemen Agama RI Al-Qur an dan Terjemahnya. Surabaya: CV Jaya Sakt. Fuad Pasya, Ahmad Dmens Sans Al-Qur an Menggal Ilmu Pengetahuan Dar Al-Qur an. Solo: Tga Serangka. Gallan, Joseph A A Dynamc Surey Of Graph Labelng. Onlne): www. Combnatorcs. Com. Dakses tanggal Agustus 007) Jonhsonbaugh, Rchard Dscrete Mathematc Resed Edton. Newyork: Macmllan Publsng Company. Kaml Abdhushshamad, Muhammad Mukjzat Ilmah dalam Al Qur an. Jakarta: Akbar meda eka sarana. Munr, Rnald Matematka Dskrt. Bandung: Informatka Bandung. Mulyono, Agus dan Abtokh, Ahmad Fska dan Al-Qur an. Malang: UIN Press Qurash Shhab, M Tafsr Al-Msbah Pesan, Kesan & Keserasan Al Qur an ol.. Cputat: Lentera Hat.

72 Qurash Shhab, M Tafsr Al-Msbah Pesan, Kesan & Keserasan Al Qur an ol.. Cputat: Lentera Hat. Qurash Shhab, M Tafsr Al-Msbah Pesan, Kesan & Keserasan Al Qur an ol. 3. Cputat: Lentera Hat. Roman, Steen An Introducton to Dscrete Mathematcs Second Edton. Sandego: Academc Press. Rahman, Afzalur. 99. Al Qur an Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rneka Cpta. Shu, W. C dkk Some k-fold Edge Graceful Labelngs of p, p-)-graphs. Onlne): www. Combnatorcs. Com. Dakses tanggal 5 Aprl 008) Wlson, Robn J dan Walkns, John J Graphs An Introductory Approach: A frst Course n Dscrete Mathematcs. New York: John Wley & Sons, Inc

73 DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN) MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI Jalan gajayana 50 Malang 6544 Telepon/faksmle 034) BUKTI KONSULTASI Nama : Zanatul Muarrfah NIM : Fakultas/Jurusan : Santek/Matematka Judul Skrps : Pelabelan Graceful Graceful labelng) pada Graf Superstar S 5, n Pembmbng I : Wahyu Henky Irawan, M. Pd Pembmbng II : Achmad Barz, M. A No. Tanggal Mater. Agustus 007 Pengajuan Proposal. 4 September 007 Bab I, Bab II 3. Oktober 007 Res Bab I, Bab II 4. 3 Noember 007 Penetapan ayat Al Qur an 5. 0 Desember 007 Keagamaan 6. 5 Januar 008 Bab III 7. Februar 008 Bab IV & Abstrak 8. 3 Februar 008 Res Abstrak 9. 6 Februar 008 Res Keagamaan 0. 6 Februar 008 ACC Keseluruhan Tanda Tangan I II Mengetahu, Ketua Jurusan Sr Harn,M.S NIP

PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS

PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS SKRIPSI Oleh Dony Rusdanto NIM 041810101044 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 011 PELABELAN HARMONIOUS

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PELABELAN GRACEFUL DAN FELICITOUS PADA GRAF LINTASASN P n, UNTUK n BILANGAN ASLI SKRIPSI. Oleh: RIZAL ABADI NIM

PELABELAN GRACEFUL DAN FELICITOUS PADA GRAF LINTASASN P n, UNTUK n BILANGAN ASLI SKRIPSI. Oleh: RIZAL ABADI NIM PELABELAN GRACEFUL DAN FELICITOUS PADA GRAF LINTASASN P n, UNTUK n BILANGAN ASLI SKRIPSI Oleh: RIZAL ABADI NIM 050006 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI GRAF GIR

DIMENSI PARTISI GRAF GIR Jurnal Matematka UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 21 27 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematka FMIPA UNAND DIMENSI PARTISI GRAF GIR REFINA RIZA Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

PADA GRAF PRISMA BERCABANG

PADA GRAF PRISMA BERCABANG PELABELAN TOTAL SUPER (a, d)-busur ANTI AJAIB PADA GRAF PRISMA BERCABANG Achmad Fahruroz,, Dew Putre Lestar,, Iffatul Mardhyah, Unverstas Gunadarma Depok Program Magster Fakultas MIPA Unverstas Indonesa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

BILANGAN RAMSEY SISI DARI r ( P, )

BILANGAN RAMSEY SISI DARI r ( P, ) Charul Imron dan dy Tr Baskoro, Blangan Ramsey Ss BILANGAN RAMSY SISI DARI r ( P, ) (Ramsey Number from the Sde r ( P, ) ) Charul Imron dan dy Tr Baskoro Jurusan Matemátca, FMIPA ITS Surabaya mron-ts@matematka.ts.ac.d

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC Kurnawan *, Rolan Pane, Asl Srat Mahasswa Program Stud S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381 Bab 1 Ruang Vektor Defns Msalkan F adalah feld, yang elemen-elemennya dnyatakansebaga skalar. Ruang vektor atas F adalah hmpunan tak kosong V, yang elemen-elemennya merupakan vektor, bersama dengan dua

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE PERSETUJUAN PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE SKRIPSI Telah dsetuju dan dsyahkan pada tanggal: 3 November 2010 Untuk dpertahankan ddepan Dewan Penguj Skrps

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 07 Sfat-sfat Operas Perkalan Modular pada raf Fuzzy T - 3 Tryan, ahyo Baskoro, Nken Larasat 3, Ar Wardayan 4,, 3, 4 Unerstas Jenderal Soedrman transr@yahoo.com.au

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

PELABELAN CORDIAL DAN GRACEFUL PADA ARBITRARY SUPERSUBDIVISION GRAF PATH DAN STAR

PELABELAN CORDIAL DAN GRACEFUL PADA ARBITRARY SUPERSUBDIVISION GRAF PATH DAN STAR PELABELAN CORDIAL DAN GRACEFUL PADA ARBITRARY SUPERSUBDIVISION GRAF PATH DAN STAR Kornela Paskatra Cahayan, R. Her Soelstyo U 2, Solchn Zak 3,2,3 Program Stud Matematka FSM Unverstas Dponegoro Jl. Pro.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC. memiliki derajat maksimum dan tidak ada titik yang terisolasi. Jika n i adalah

KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC. memiliki derajat maksimum dan tidak ada titik yang terisolasi. Jika n i adalah BAB III KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC III. Batas Bawah Magc Number pada Pelabelan Total Pseudo Edge-Magc Teorema 3.. Anggap G = (,E) adalah sebuah graf dengan n-ttk dan m-ss dan memlk

Lebih terperinci

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor Analss Indkator Makroekonom Negara Tujuan Ekspor terhadap Knerja Ekspor Non Mgas Indonesa: Stud Kasus Lma Negara Tujuan Utama Ekspor Skrps Dajukan Sebaga Kelengkapan dan Syarat Untuk Menyelesakan Program

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI TAK BERATURAN PADA GRAF GABUNGAN BIPARTIT LENGKAP

PELABELAN TOTAL SISI TAK BERATURAN PADA GRAF GABUNGAN BIPARTIT LENGKAP JMP : Volume 1 Nomor 2, Oktober 2009 PELABELAN TOTAL SISI TAK BERATURAN PADA GRAF GABUNGAN BIPARTIT LENGKAP Tryan dan Nken Larasat Fakultas Sans dan Teknk, Unverstas Jenderal Soedrman Purwokerto, Indonesa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT TERKAIT SUBMODUL SEMIPRIMA

BEBERAPA SIFAT TERKAIT SUBMODUL SEMIPRIMA BEBERAPA SIFAT TERKAIT SUBMODUL SEMIPRIMA A-3 Dan Aresta Yuwanngsh 1 1 Mahasswa S Matematka UGM dan.aresta17@yahoo.com Abstrak Dberkan R merupakan rng dengan elemen satuan, M R-modul kanan, dan R S End

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN Tujuan Instruksonal Umum :. Mahasswa mampu memaham apa yang dmaksud dengan ukuran penyebaran. Mahasswa mampu memaham berbaga pengukuran untuk mencar nla ukuran penyebaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

DEKOMPOSISI GRAF KOMPLIT

DEKOMPOSISI GRAF KOMPLIT DEKOMPOSISI GRA KOMPLIT SKRIPSI Oleh: RINA MUNAWARA NIM: 0006 JURUSAN MATEMATIKA AKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG MALANG 009 DEKOMPOSISI GRA KOMPLIT SKRIPSI Dajukan Kepada:

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT KELAS I SDN JAMBEAN 03 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996).

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996). 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stud Yang Terkat Peneltan n mengacu pada jurnal yang dtuls oleh Khang, dkk.(1995). Dalam peneltannya, Khang, dkk membandngkan arus lalu lntas yang datur menggunakan sstem stats dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai ring embedding dan faktorisasi. tunggal pada ring komutatif tanpa elemen kesatuan.

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai ring embedding dan faktorisasi. tunggal pada ring komutatif tanpa elemen kesatuan. BAB III PEMBAHASAN Pada bab n akan dbahas mengena rng embeddng dan faktorsas tunggal pada rng komutatf tanpa elemen kesatuan. A. Rng Embeddng Defns 3.1 (Malk et al. 1997: 318 Suatu rng R dkatakan embedded

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Laporan n Dsusun Guna Sebaga Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktk Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademk 2014/2015 Lokas PPL Nama Sekolah : SMA N 2

Lebih terperinci