IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITON (AIR)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITON (AIR)"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITON (AIR) PADA MATERI BANGUN DATAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 PABELAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh SISCA PURNIAWATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

2

3 LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan Nama : Sisca Purniawati NIM : Program Studi : Pendidikan Matematika ii

4 LEMBAR PERSETUJUAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITON (AIR) PADA MATERI BANGUN DATAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 PABELAN Disusun Oleh SISCA PURNIAWATI Telah disetujui untuk diuji pada tanggal 24 Juni 2013 Menyetujui iii

5 PERNYATAAN Nama : Sisca Purniawati NIM : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tersebut. Salatiga, 28 Juni 2013 iv

6 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : 1. Hari ini Harus lebih baik daripada Hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini. 2. Kegagalan adalah KesuKsesan yang tertunda. 3. Setiap keberhasilan dalam hidupku hanya karena anugerah Tuhan. 4. Setialah dalam perkara-perkara yang kecil, maka tuhan akan mempercayakan kita perkara-perkara yang besar. Persembahan : Karya sederhana ini KupersembahKan untuk: 1. Tuhan Yesus KrisTus Yang selalu menyertai dan memberikan kemudahan, serta kelancaran dalam hidupku. 2. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan doa dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Teman-temanku seperjuangan, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan selama ini. v

7 KATA PENGANTAR Segala puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas hikmat, anugerah dan penyertaannya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Jhon A. Titaley, Th.D, selaku Rektor Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di UKSW. 2. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 3. Kriswandani, S.Si, M.Pd, selaku Kaprogdi Pendidikan Matematika dan sekaligus Pembimbing I. Terima kasih untuk waktu, kesabaran, dan kebaikan yang telah Ibu berikan pada saat bimbingan, serta ilmu dan doa yang Ibu berikan pada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. 4. Tri Nova Hasti Yunianta, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing II. Terima kasih untuk waktu, kesabaran, dan kebaikan yang telah Bapak berikan pada saat bimbingan, serta ilmu dan doa yang Bapak berikan pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah membimbing dan memberikan pengajaran berharga selama menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga. 6. Drs. Kiswanto, selaku Kepala SMP Negeri 1 Pabelan yang telah berkenan memberi izin untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Pabelan. 7. Sri Mulyati, S.Pd, selaku guru matematika SMP Negeri 1 Pabelan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. vi

8 8. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Pabelan, khususnya siswa kelas VII C dan VII D yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam proses penelitian. 9. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan doa dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabatku Susi, Wendy, Mursutami, dan Karnawati, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan selama ini. 11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Matematika yang lain dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan menerima dengan senang hati saran dan kritikan terhadap perbaikan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya. Salatiga, Juni 2013 Sisca Purniawati vii

9 ABSTRAK Purniawati, S Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari implementasi model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada materi bangun datar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pabelan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes yang terdiri dari pretest dan posttest, serta dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji beda rata-rata (Mann Whitney U test). Hasil penelitian menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada implementasi model pembelajaran AIR tidak jauh berbeda atau sama dengan hasil belajar siswa pada model konvensional. Hal itu ditunjukkan dengan hasil uji beda rata-rata (Mann Whitney U test) dimana nilai signifikansi 0,671 > 0,05 dan nilai Z hitung < Z tabel (-0,424 < 1,645) yang berarti hasil belajar siswa pada model pembelajaran AIR lebih kecil atau sama dengan hasil belajar pada model konvensional. Meskipun demikian, implementasi model pembelajaran AIR pada pembelajaran Matematika kelas VII memberikan hasil yang cukup memuaskan. Rata-rata dan pencapaian hasil belajar siswa pada kelas VII C (model pembelajaran AIR) lebih baik daripada kelas VII D (model pembelajaran konvensional), meskipun selisih rata-rata dan pencapaian hasil belajar kedua kelas terlalu kecil. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VII C 79,85 dan pencapaian hasil belajar siswa sebesar 76,5%, sedangkan rata-rata hasil belajar siswa kelas VII D 79,55 dan pencapaian hasil belajarnya sebesar 75,8%. Kata kunci: model pembelajaran, Auditory Intellectually Repetition (AIR), hasil belajar viii

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN.....iii LEMBAR PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1 B. RUMUSAN MASALAH... 3 C. TUJUAN PENELITIAN... 3 D. MANFAAT PENELITIAN... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORITIS Hasil Belajar... 5 a. Definisi Hasil Belajar... 5 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)... 8 a. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)... 8 b. Definisi Model Pembelajaran AIR... 9 c. Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR B. HASIL KAJIAN LAIN YANG RELEVAN C. KERANGKA BERPIKIR D. HIPOTESIS BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN B. POPULASI DAN SAMPEL C. SETTING PENELITIAN D. DESAIN PENELITIAN E. DEFINISI OPERASIONAL Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Hasil Belajar F. INSTRUMEN PENELITIAN Uji Validitas Instrumen Tes Uji Reliabilitas Instrumen Tes Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ix

11 4. Analisis Daya Pembeda Instrumen Tes G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA H. TEKNIK ANALISIS DATA Statistik Deskriptif Statistik Inferensial BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN B. DESKRIPSI HASIL PRETEST Analisis Deskriptif Nilai Pretest Uji Normalitas Nilai Pretest Uji Homogenitas Nilai Pretest Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Pretest C. DESKRIPSI HASIL POSTTEST Analisis Deskriptif Nilai Posttest Uji Normalitas Nilai Posttest Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Posttest D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA x

12 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian di SMP Negeri 1 Pabelan Tabel 3.2 : Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest Tabel 3.3 : Hasil Uji Validitas Soal Tabel 3.4 : Hasil Uji Reliabilitas Soal Tabel 3.5 : Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tabel 3.6 : Hasil Analisis Daya Beda Soal Tabel 4.1 : Hasil Analisis Deskriptif Pretest Tabel 4.2 : Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Tabel 4.3 : Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Tabel 4.4 : Hasil Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Pretest Tabel 4.5 : Hasil Analisis Deskriptif Posttest Tabel 4.6 : Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Tabel 4.8 : Pencapaian Hasil Belajar Tabel 4.9 : Hasil Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Posttest xi

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Gambar 3.1 : Model Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design Gambar 4.1 : Grafik Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen (VII C) Gambar 4.2 : Grafik Normalitas Nilai Pretest Kelas Kontrol (VII D) Gambar 4.3 : Grafik Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen (VII C) Gambar 4.4 : Grafik Normalitas Nilai Posttest Kelas Kontrol (VII D) xii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Soal Uji Coba Pretest Lampiran 2 : Uji Validitas Butir Soal Uji Coba Pretest Lampiran 3 : Soal Pretest dan Posttest Lampiran 4 : Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest Lampiran 5 : Daftar Nilai Pretest Lampiran 6 : Daftar Nilai Posttest Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Lampiran 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Lampiran 10 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan Lampiran 11 : Contoh Hasil Kerja Siswa Pertemuan Lampiran 12 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan Lampiran 13 : Contoh Hasil Kerja Siswa Pertemuan Lampiran 14 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan Lampiran 15 : Contoh Hasil Kerja Siswa Pertemuan Lampiran 16 : Foto-foto Dokumentasi Lampiran 17 : Surat Izin Melakukan Penelitian Lampiran 18 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian xiii

15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika merupakan cabang ilmu yang penting karena merupakan prasyarat kelulusan bagi siswa, tetapi pada kenyataannya siswa masih mengalami kesulitan dan kegagalan dalam belajar matematika. Gelman dalam Handayani (2004) menyatakan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang potensial memberikan pengalaman salah dan gagal cukup besar pada anak. Menurut pandangan siswa, matematika merupakan suatu ilmu yang abstrak. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam matematika akan menganggap bahwa pelajaran matematika mudah, sedangkan bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam matematika menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Kesulitan siswa dalam belajar matematika disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor intelektual dan faktor pedagogis (Brueckner dan Bond dalam Widdiharto, 2008). Faktor intelektual berkaitan dengan kesulitan siswa dalam menguasai konsep, prinsip, atau algoritma, walaupun siswa telah berusaha mempelajarinya. Siswa yang mengalami kesulitan mengabstraksi, menggeneralisasi, berpikir deduktif, dan mengingat konsep-konsep maupun prinsip-prinsip biasanya akan selalu merasa bahwa matematika itu sulit. Faktor pedagogis yaitu faktor kurang tepatnya guru mengelola pembelajaran dan menerapkan metodologi. Secara umum, cara guru memilih metode, pendekatan, dan strategi dalam pembelajaran akan berpengaruh terhadap kemudahan atau kesulitan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, guru harus mampu menerapkan model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa akan merasa termotivasi untuk belajar matematika. Salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah Auditory Intellectually Repetition (AIR). AIR merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dimana guru sebagai fasilitator dan siswalah yang lebih aktif (Suyatno, 2009). Model pembelajaran ini menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory, Intellectually, dan Repetition. Auditory berarti indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, 1

16 2 mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Intellectually berarti kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. Repetition berarti pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas dan kuis. Model pembelajaran AIR terdiri dari tiga tahap sesuai dengan namanya, yaitu tahap Auditory, Intellectually, dan Repetition (Meirawati dalam Yulianti, 2012). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap Auditory adalah diskusi kelompok dan mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa). Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan membagikan LKS pada siswa, sedangkan siswa secara berkelompok mengerjakan LKS dan bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami pada guru. Kegiatan dalam tahap Intellectually adalah mengerjakan LKS dan presentasi hasil diskusi. Guru berperan untuk membimbing kelompok belajar siswa dalam mengerjakan LKS, kemudian memberi kesempatan kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Tahap Repetition berisi kegiatan latihan soal untuk menambah pemahaman siswa tehadap materi yang telah dipelajari dan didiskusikan. SMP Negeri 1 Pabelan memiliki siswa dengan kemampuan heterogen pada tiap kelasnya, khususnya di kelas VII. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Matematika kelas VII, diketahui bahwa selama mengajar, guru sering menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok. Sebagian besar siswa aktif berbicara di dalam kelas, khususnya saat diskusi, namun aktif dalam arti yang negatif. Mereka aktif berbicara atau berdiskusi tentang hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi pelajaran, bahkan mereka seringkali tidak memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru di kelas. Diskusi kelompok yang terjadi lebih didominasi oleh siswa yang pandai. Ketuntasan belajar di kelas kurang dari 50%, atau dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa rendah. AIR merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat jika diterapkan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pabelan. Siswa diharapkan dapat aktif berbicara atau berdiskusi dengan lebih terarah melalui model pembelajaran AIR, karena yang didiskusikan adalah materi yang akan mereka pelajari. Selain itu, di dalam model pembelajaran AIR terdapat aspek Auditory dan Intellectually sehingga siswa tidak hanya dapat saling berdiskusi dengan kelompoknya, tetapi siswa juga dapat belajar berpikir untuk memecahkan soal

17 3 atau masalah yang diberikan guru. Pengulangan (repetition) yang diberikan guru akan lebih menambah pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Model pembelajaran AIR ternyata memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya, diantaranya penelitian Ainia (2012) terhadap siswa Kelas VII SMP Negeri se-kecamatan Kaligesing, yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan model konvensional. Penelitian Robert (2010) terhadap siswa kelas VII MTs Muhammadiyah I Malang dan penelitian Mawaddah (2009) terhadap siswa SMP Negeri 3 Batu memberikan hasil yang memuaskan dimana ketuntasan belajar siswa secara klasikal lebih dari 80% dan siswa memberikan respon yang positif terhadap model pembelajaran AIR. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk menerapkan model pembelajaran AIR dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini akan menunjukkan hasil dari implementasi model pembelajaran AIR di kelas dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, disusun suatu penelitian yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: Bagaimana implementasi model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada materi bangun datar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP N 1 Pabelan? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari implementasi model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada materi bangun datar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP N 1 Pabelan.

18 4 D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk pengembangan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) yang nantinya dapat diterapkan guru di dalam kelas. 2. Manfaat Praktis Jika penelitian ini memberikan hasil yang baik, diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) di dalam kelas. Selain itu, melalui penerapan model pembelajaran AIR, diharapkan dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.

19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORITIS 1. Hasil Belajar a. Definisi Hasil Belajar Sudjana (2007) menyatakan hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kingsley dalam Suprijono (2011) membagi tiga macam hasil belajar, yakni: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Gagne dalam Suprijono (2011) membagi lima kategori hasil belajar, yakni: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris. Berdasarkan sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom dalam Sudijono (2008). Klasifikasi hasil belajar Bloom secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Pengetahuan adalah kemampuan mengingat materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Pemahaman yaitu kemampuan untuk mengerti atau mehamami materi pelajaran setelah materi itu diketahui dan diingat. Aplikasi yaitu kemampuan menafsirkan atau menggunakan materi yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru dan kongkret. Analisis merupakan kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponenkomponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti. Sintesis adalah kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan. Evaluasi yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. 5

20 6 Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Penerimaan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya. Reaksi merupakan kemampuan untuk mengikutsertakan diri secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Penilaian yaitu memberikan nilai terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Organisasi berarti mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Internalisasi adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada empat aspek ranah psikomotoris, yakni: gerakan tubuh yang mencolok, ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, perangkat komunikasi nonverbal, dan kemampuan berbicara (Kibler, Barket, dan Miles dalam Dimyati, 2002). Gerakan tubuh yang mencolok merupakan kemampuan gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan, dan ketepatan tubuh yang mencolok. Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan adalah keterampilan yang berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang dikoordinasikan, biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga, dan badan. Perangkat komunikasi nonverbal yaitu kemampuan mengadakan komunikasi tanpa kata. Kemampuan berbicara berarti kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar (Dimyati, 2002). Dilihat dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes atau ulangan harian setelah berakhirnya kegiatan

21 7 pembelajaran, dalam hal ini yang diukur adalah pada ranah kognitif siswa. Penelitian ini mengacu pada teori hasil belajar menurut Dimyati (2002), yang menyatakan bahwa hasil belajar diukur melalui tes atau ulangan harian setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran dimana yang diukur adalah ranah kognitif siswa. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Slameto (2003) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor individu (intern) dan faktor yang ada pada luar individu yang disebut dengan faktor ekstern. Faktor individu atau intern meliputi: faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor biologis antara lain: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu maka akan mempengaruhi hasil belajar. Faktor psikologis meliputi: intelegensi, minat dan motivasi, serta perhatian ingatan berpikir. Faktor kelelahan meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang. Faktor ekstern meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama. Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar. Faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan berdisiplin di sekolah. Faktor masyarakat yaitu bentuk kehidupan masyarakat sekitar yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan terdorong untuk lebih giat belajar. Hal yang sama diungkapkan oleh Shabri (2005) bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa. Faktor

22 8 yang datang dari diri siswa seperti kemampuan belajar (intelegensi), motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan psikis. Hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan (Clark, dalam Shabri, 2005). Artinya, selain faktor dari diri siswa sendiri, masih ada faktorfaktor di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran juga dipengaruhi oleh karakteristik kelas. Variabel karakteristik kelas antara lain: ukuran kelas, suasana belajar, serta fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. 2. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) a. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Teori belajar yang mendukung model pembelajaran AIR diantaranya adalah aliran psikologis tingkah laku, serta pendekatan pembelajaran matematika berdasarkan paham konstruktivisme. Tokoh-tokoh dalam aliran psikologis tingkah laku diantaranya Ausubel dan Edward L. Thorndike. Teori Ausubel dalam Suherman (2001) dikenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum pembelajaran dimulai. Belajar bermakna merupakan suatu proses untuk mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Winataputra, 2007). Teori Thorndike dalam Suherman (2001) salah satunya mengungkapkan the law of exercise (hukum latihan) yang pada dasarnya menyatakan bahwa stimulus dan respon akan memiliki hubungan satu sama lain secara kuat jika proses pengulangan sering terjadi. Semakin banyak kegiatan pengulangan dilakukan maka hubungan yang terjadi akan semakin bersifat otomatis. Melalui latihan atau pengulangan yang dilakukan dan proses belajar yang terjadi dalam mempelajari suatu konsep, akan membantu penguasaan atau proses belajar seseorang terhadap konsep lain yang sejenis atau mirip (Thorndike dalam Winataputra, 2007).

23 9 Berdasarkan pendekatan paham konstruktivisme, pembelajaran matematika adalah proses pemecahan masalah. Paul dalam Uno (2007) mengemukakan bahwa aliran kontruktivisme memandang bahwa untuk belajar matematika yang terpenting adalah bagaimana membentuk pengertian pada siswa. Siswa dalam mempelajari matematika senantiasa membentuk pengertian sendiri. Hal ini menekankan bahwa pada saat belajar matematika yang terpenting adalah proses belajar siswa. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa, meluruskan, dan melengkapi sehingga konstruksi pengetahuan yang dimiliki siswa menjadi benar. Siswa diberi kesempatan menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan. b. Definisi Model Pembelajaran AIR Suyatno (2009) menyatakan bahwa model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif, sehingga karakteristik dari model pembelajaran kooperatif terdapat dalam model pembelajaran ini. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni, 2009). Slavin dalam Isjoni (2010) mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Slavin dalam Isjoni (2009) juga menyatakan tiga karakteristik dari model pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok, penghargaan kelompok ini diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan; pertanggungjawaban individu, pertanggungjawaban ini menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar; serta kesempatan yang sama untuk berhasil, setiap siswa baik yang berprestasi rendah atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. Suherman dalam Yulianti (2012) mengungkapkan model pembelajaran AIR adalah model pembelajaran yang menganggap

24 10 bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory, Intellectually, and Repetition. Auditory berarti indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Intellectually berarti kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. Repetition berarti pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, dan kuis. 1) Auditory Auditory berarti indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Linksman dalam Alhamidi (2006) mengartikan auditory dalam konteks pembelajaran sebagai belajar dengan mendengar, berbicara pada diri sendiri, dan juga mendiskusikan ide dan pemikiran pada orang lain. Salah satu aktifitas belajar adalah mendengar. Tidak mungkin materi yang disampaikan secara lisan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa apabila siswa tersebut tidak menggunakan indera pendengaran dalam arti lain mendengar. Hal ini berarti bahwa auditory sangat penting dalam memahami materi. Guru harus mampu untuk mengondisikan siswa agar mengoptimalkan indera telinganya, sehingga koneksi antara telinga dan otak dapat dimanfaatkan secara optimal. Guru dapat meminta siswa untuk menyimak, mendengar, berbicara, presentasi, berargumen, mengemukakan pendapat, dan menanggapi sehingga menciptakan suasana belajar yang aktif. Terdapat beberapa strategi belajar secara auditory yang dikemukakan oleh Meier dalam Nirawati (2009) diantaranya: mintalah siswa untuk berpasangan, membincangkan secara terperinci apa yang baru mereka pelajari dan bagaimana menerapkannya; mintalah siswa mempraktikkan suatu keterampilan atau memperagakan suatu konsep sambil mengucapkan secara terperinci apa yang sedang mereka kerjakan;

25 11 serta mintalah siswa untuk berkelompok dan berbicara pada saat mereka menyusun pemecahan masalah. De Porter (2003) mengungkapkan strategi mengajar scara auditory yaitu: gunakan variasi lokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam presentasi; mengajar sesuai dengan cara menguji, jika menyajikan informasi dalam urutan atau format tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama; gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan petunjuk; setelah tiap segmen pengajaran, minta siswa memberitahukan teman di sebelahnya satu hal yang dia pelajari; nyanyikan konsep kunci atau minta siswa mengarang lagu mengenai konsep itu; kembangkan dan dorong siswa untuk memikirkan jembatan keledai untuk menghafal konsep kunci; serta gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin. 2) Intellectually Intellectually diartikan sebagai belajar berpikir dan memecahkan masalah. Intellectually yaitu belajar dengan berpikir untuk menyelesaikan masalah. Kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengonstruksi, dan menerapkan. Menurut Meier dalam Nirawati (2009), intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman tersebut. Intelektual adalah sebagian dari merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna. Intelektual merupakan penciptaan makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan pengalaman belajar. Intelektual menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional, dan gerak tubuh untuk membuat makna baru bagi diri sendiri, sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, dan pengetahuan menjadi pengalaman. Meier dalam Nirawati (2009) menyatakan bahwa belajar intelektual yaitu belajar melalui perenungan (tafakur), mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna. Aspek intelektual

26 12 dalam belajar akan terlatih jika siswa diajak terlibat dalam aktivitas seperti: memecahkan masalah, menganalisis pengalaman, melahirkan gagasan kreatif, mencari dan menyaring informasi, merumuskan pertanyaan, dan menerapkan gagasan baru saat belajar. Intelektual menunjukkan kegiatan pikiran siswa secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan pengalamannya. Terdapat beberapa kegiatan dalam intelektual diantaranya: menganalisis, memecahkan masalah, fokus, perhatian; menghubungkan informasi dan mensintesis; menilai, membandingkan, memeriksa, dan mencocokkan (Meier dalam Nirawati, 2009). Guru harus berusaha untuk merangsang, mengarahkan, memelihara, dan meningkatkan intensitas proses berpikir siswa demi tercapainya pemahaman konsep yang maksimal pada siswa. Guru harus berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. 3) Repetition Pengulangan merupakan salah satu prinsip dasar pembelajaran. Dimyati (2002) mengemukakan bahwa ada tiga teori yang menekankan pentingnya pengulangan, yaitu: teori Psikologi Daya, teori Psikologi Asosiasi (Koneksionisme), dan teori Psikologi Conditioning. Teori Psikologi Daya menyatakan belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Melalui pengulangan, maka daya-daya tersebut akan berkembang. Teori Psikologi Asosiasi (Koneksionisme) dengan hukum belajar dari Thorndike yaitu law of exercise mengungkapkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, serta pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulya respons benar. Terakhir, teori Psikologi Conditioning yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari Koneksionisme juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar. Kalau pada Koneksionisme, belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons maka

27 13 pada Psikologi Conditioning, respons akan timbul bukan karena saja oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan. Menurut teori ini, perilaku individu dapat dikondisikan, dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu. Mengajar adalah membentuk kebiasaan, mengulang-ulang suatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan. Davies dalam Dimyati (2002) menyatakan bahwa penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti, sehingga pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Melalui kesadaran ini, diharapkan siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan. Bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi pengulangan diantaranya menghapal. Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan (Dimyati, 2002). Hal ini perlu dimiliki oleh guru karena tidak semua pesan pembelajaran membutuhkan pengulangan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan di antaranya adalah merancang pelaksanaan pengulangan, mengembangkan atau merumuskan soal-soal latihan, mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang, mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi. Pengulangan yang dilakukan tidak berarti dilakukan dengan bentuk pertanyaan ataupun informasi yang sama, melainkan dalam bentuk informasi yang bervariatif sehingga tidak membosankan. Melalui pemberian soal dan tugas, siswa akan mengingat informasiinformasi yang diterimanya dan terbiasa untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematis.

28 14 c. Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR Suherman dalam Mardina (2012) menyatakan langkah-langkah dari model pembelajaran AIR adalah seperti pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa AIR 1. Pendahuluan Menjelaskan model Mendengarkan dan Auditory pembelajaran AIR pada bertanya. siswa agar mengerti maksud dan tujuan model pembelajaran ini. 2. Kegiatan Inti Menjelaskan garis besar materi yang akan disampaikan. Mendengarkan dan bertanya. Auditory Memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut secara individual maupun kelompok. Mendampingi siswa. 3. Penutup Membimbing siswa membuat kesimpulan materi belajar. Memberikan tugas atau kuis. Mengakhiri pembelajaran Mempelajari materi dan memecahkan masalah. Membuat ringkasan dan menemukan ideide pokok materi di dalam kelas. Menghubungkan ide-ide pokok dengan kehidupan nyata atau pelajaran yang pernah dipelajari sebelumnya. Secara bergantian mempresentasikan tentang materi yang telah mereka pelajari dan siswa yang lain menanggapinya. Membuat kesimpulan. Mengerjakan tugas atau kuis. Mendengarkan guru. Intellectually Intellectualy Intellectualy Auditory Auditory dan Intellectualy Repetition Auditory

29 15 Langkah-langkah model pembelajaran AIR juga diungkapkan oleh Meirawati (Yulianti, 2012) dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Tahap Auditory Kegiatan guru yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, memberikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan secara kelompok, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami. Kegiatan siswa adalah siswa menuju kelompoknya masingmasing yang telah dibentuk oleh guru, siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan secara kelompok, dan siswa bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami kepada guru. 2) Tahap Intellectually Kegiatan guru yaitu membimbing kelompok belajar siswa untuk berdiskusi dengan rekan dalam satu kelompok sehingga dapat menyelesaikan LKS, memberi kesempatan kepada beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya, serta memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Kegiatan siswa: mengerjakan soal LKS secara berkelompok dengan mencermati contoh-contoh soal yang telah diberikan, mempresentasikan hasil kerjanya secara berkelompok yang telah selesai mereka kerjakan, siswa dari kelompok lain bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, sedangkan kelompok lain yang mempresentasikan menjawab dan mempertahankan hasil kerjanya. 3) Tahap Repetition Kegiatan guru: memberikan latihan soal individu kepada siswa; dengan diarahkan guru, siswa membuat kesimpulan secara lisan tentang materi yang telah dibahas. Kegiatan siswa: mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru secara individu, serta menyimpulkan secara lisan tentang materi yang telah dibahas.

30 16 B. HASIL KAJIAN LAIN YANG RELEVAN Terdapat beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini, di antaranya adalah penelitian Qurotuh Ainia (2012), penelitian Robert (2010), dan penelitian Emi Naziatul Mawaddah (2009). Penelitian Qurotuh Ainia (2012) yang berjudul Eksperimentasi Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR) terhadap Prestasi Belajar dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Karakter Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Kaligesing Tahun Pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional. Robert (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah I Malang, diketahui bahwa tingkat aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran AIR cukup baik dengan persentase 77%, siswa yang menyukai model pembelajaran AIR sebanyak 80%, dan hasil belajar siswa menunjukkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 88,46%. Penelitian Emi Naziatul Mawaddah (2009) yang berjudul Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika dalam Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) di SMP Negeri 3 Batu, menyatakan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran AIR, tingkat kreatifitas siswa dalam satu kelas mencapai rata-rata 68,68%, ketuntasan belajar klasikal sebesar 86,84%, dan sebanyak 89,47% siswa senang pada kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran AIR. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Qurotuh Ainia (2012), yang menyatakan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan model konvensional. Melalui penelitian ini, diharapkan terdapat pengaruh yang positif dari implementasi model pembelajaran AIR terhadap hasil belajar siswa, atau dengan kata lain hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran AIR diharapkan lebih baik daripada hasil belajar siswa saat menggunakan model konvensional.

31 17 C. KERANGKA BERPIKIR Model pembelajaran AIR adalah model pembelajaran yang menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga aspek, yaitu Auditory, Intellectually, dan Repetition. Aspek auditory berkaitan dengan indera telinga siswa, dimana siswa belajar dengan mendengar, berdiskusi, dan presentasi. Intellectually yaitu siswa belajar untuk berpikir dan memecahkan masalah. Repetition yang berarti siswa perlu diberi kegiatan pengulangan materi melalui latihan soal, pemberian tugas, atau kuis dengan tujuan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari lebih mendalam. Ketiga aspek tersebut jika dintegrasikan tentu dapat mendukung hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, diharapkan melalui implementasi model pembelajaran AIR dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penjelasan tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut. Implementasi Model Pembelajaran AIR Hasil Belajar Gambar 2.1 Kerangka Berpikir D. HIPOTESIS Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir, maka dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada implementasi model pembelajaran AIR lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan implementasi model pembelajaran konvensional.

32 18

33 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen semu. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui pengaruh atau hubungan sebab-akibat dengan cara membandingkan hasil kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Penelitian ini termasuk eksperimen semu karena kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. B. POPULASI DAN SAMPEL Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 212 siswa yang tersebar ke dalam enam kelas, yaitu kelas VII A sampai dengan kelas VII F. Kemampuan siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pabelan merata, sehingga tidak ada kelas unggulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling dimana setiap kelas memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Berdasarkan hasil pengambilan sampel, kelas VII C dan VII D terpilih untuk menjadi sampel, sehingga sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VII C dan kelas VII D. Kelas VII C sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas VII D sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa di kelas VII C sebanyak 36 orang dan jumlah siswa di kelas VII D sebanyak 33 orang. C. SETTING PENELITIAN Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan Mei 2013 di SMP Negeri 1 Pabelan, Jalan Raya Salatiga Bringin Km 8. Jadwal penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Pabelan ditunjukkan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian di SMP Negeri 1 Pabelan No. Hari, Tanggal Kegiatan 1. Rabu, 3 April 2013 Wawancara dengan guru Matematika 2. Kamis, 18 April 2013 Uji Coba Soal Pretest di Kelas VII F 3. Sabtu, 20 April 2013 Pretest di kelas VII D 4. Jumat, 26 April 2013 Pretest di kelas VII C 5. Senin, 29 April 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII D menggunakan model pembelajaran konvensional 19

34 20 6. Jumat, 3 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII C menggunakan model pembelajaran AIR 7. Sabtu, 4 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII C menggunakan model pembelajaran AIR 8. Senin, 6 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII D menggunakan model pembelajaran konvensional 9. Jumat, 10 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII C menggunakan model pembelajaran AIR 10. Senin, 13 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII D menggunakan model pembelajaran konvensional 11. Sabtu, 11 Mei 2013 Posttest di kelas VII C 12. Kamis, 16 Mei 2013 Posttest di kelas VII D D. DESAIN PENELITIAN Desain dari penelitian eksperimen ini menggunakan model Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design yang dapat digambarkan seperti berikut ini: Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen T1 X T2 Kontrol T1 - T2 Gambar 3.1 Model Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design Keterangan: T1 : Pretest (tes awal) T2 : Posttest (tes akhir) X : perlakuan dengan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) E. DEFINISI OPERASIONAL 1. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Model pembelajaran AIR adalah model pembelajaran yang diterapkan pada kelas eskperimen yaitu kelas VII C. Model pembelajaran ini terdiri dari tiga tahap yaitu: a. Tahap Auditory Kegiatan guru yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan 5 atau 6 orang, memberikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami. Kegiatan siswa

35 21 adalah siswa menuju kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk oleh guru, siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan secara berkelompok, dan siswa bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami kepada guru. b. Tahap Intellectually Kegiatan guru yaitu membimbing kelompok belajar siswa untuk berdiskusi dengan rekan dalam satu kelompok sehingga dapat menyelesaikan LKS, memberi kesempatan kepada beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya, serta memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Kegiatan siswa: mengerjakan soal LKS secara berkelompok dengan mencermati contoh-contoh soal yang telah diberikan, mempresentasikan hasil kerjanya secara berkelompok yang telah selesai mereka kerjakan, siswa dari kelompok lain bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, sedangkan kelompok yang presentasi menjawab dan mempertahankan hasil kerjanya. c. Tahap Repetition Kegiatan guru: memberikan latihan soal individu kepada siswa; dengan diarahkan guru, siswa membuat kesimpulan secara lisan tentang materi yang telah dibahas. Kegiatan siswa: mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru secara individu, serta menyimpulkan secara lisan tentang materi yang telah dibahas. 2. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes atau ulangan harian dimana yang diukur adalah ranah kognitif siswa. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari nilai pretest dan posttest siswa. F. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes berupa soal-soal yang diberikan dalam bentuk pretest dan posttest. Tes diberikan kepada siswa secara individual untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes tertulis dilaksanakan sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan pada kedua kelas (kelompok). Pretest dilaksanakan sebelum kedua kelompok

36 22 diberikan pembelajaran untuk mengukur kemampuan awal siswa, sementara posttest diberikan setelah kedua kelompok diberikan pembelajaran. Berikut ini adalah kisi-kisi dari instrumen tes. Standar Kompetensi 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. 1. Uji Validitas Instrumen Tes Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest Kompetensi Dasar Indikator No. Soal 6.2 Mengidentifikasi Menjelaskan sifat-sifat 1, 2, 11 sifat-sifat persegi persegi panjang dan panjang, persegi, persegi ditinjau dari trapesium, sisi, sudut, dan jajargenjang, diagonalnya. belah ketupat, dan layanglayang. 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Menghitung keliling dan luas dari bangun persegi panjang dan persegi. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas dari bangun persegi panjang dan persegi. 3, 4, 5, 6, 12, 13, 14, 15, 16 7, 8, 9, 10, 17, 18, 19, 20 Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur melakukan fungsi ukurannya dan mampu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas instrumen adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Uji coba soal pretest dilakukan pada siswa kelas VII F. Uji validitas soal dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel. Kriteria soal dinyatakan valid jika nilai r > r tabel. Nilai r tabel untuk n = 35 dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,325. Soal dikatakan valid jika nilai r > 0,325. Hasil perhitungan uji validitas soal dapat ditunjukkkan pada Tabel 3.3.

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang khas dilakukan oleh manusia. Pendidikan merupakan produk kebudayaan manusia. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP

Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP Mariyanti Elvi 1, Arini Viola Burhan 2, Suherman 3 dan Mirna 4 1 Sekolah

Lebih terperinci

Pengaruh Media Kartu Bilangan ARIF Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang Tahun Ajaran 2012/2013

Pengaruh Media Kartu Bilangan ARIF Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang Tahun Ajaran 2012/2013 Pengaruh Media Kartu Bilangan ARIF Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SD Negeri 3 Tuntang Tahun Ajaran 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DAN METODE PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana. Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh RIDWAN PRIHANTONO

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana. Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh RIDWAN PRIHANTONO PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI ALJABAR KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 3 JETIS TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yurdiana Ika Purnamasari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. oleh siswa. Lembar kerja biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah. untuk menyelesaikan tugas.

TINJAUAN PUSTAKA. oleh siswa. Lembar kerja biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah. untuk menyelesaikan tugas. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) Menurut Diknas (Prastowo, 2011) Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Oleh PUJIONO

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Oleh PUJIONO PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 GETASAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DENGAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PABELAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DENGAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PABELAN TAHUN AJARAN 2012/2013. HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DENGAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PABELAN TAHUN AJARAN 2012/2013. SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS V SD GUGUS GATOT SUBROTO KECAMATAN KEDUNGTUBAN KABUPATEN BLORA SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD KANISIUS CUNGKUP SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Bertanya 1. Pengertian Kemampuan bertanya siswa terdiri dari tiga kata yaitu kemampuan, bertanya dan siswa. Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya sanggup melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN SIKAP POSITIF DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DELIK 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Ayi Pinta Hastuti NIM :

SKRIPSI. Oleh: Ayi Pinta Hastuti NIM : is PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 02 KALIBANTENG KULON KOTA SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Auditory, Intelectually and Repetition (AIR) Model pembelajaran AIR adalah model yang menekankan pada tiga aspek, yaitu Auditory, Intelectually

Lebih terperinci

ARDIANI WIDYA ANGGRAENI

ARDIANI WIDYA ANGGRAENI PENGARUH METODE BERMAIN DENGAN PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS III SD KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Siti Handayani

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Siti Handayani PENINGKATAN EFEKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR NEGERI 3 KARANGWUNI KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga OLEH : WITAMINI WINARSIH

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga OLEH : WITAMINI WINARSIH PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN UMPAN BALIK DAN TANPA UMPAN BALIK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN UMPAN BALIK DAN TANPA UMPAN BALIK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN UMPAN BALIK DAN TANPA UMPAN BALIK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 18 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 18 PADANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 18 PADANG Arini Viola Burhan 1), Suherman 2), Mirna 3) 1) FMIPA UNP, email: ariniviola@gmail.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) KELAS V SEMESTER II DI SDNMANGUNSARI 01 KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIRS SHARE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI GENUKSURAN PURWODADI GROBOGAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Endriyani Esti Fatimah NIM:

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Endriyani Esti Fatimah NIM: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SALAMAN 1 KABUPATEN MAGELANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION SISWA KELAS 4 SEMESTER II SEKOLAH DASAR NEGERI 1 BALEHARJO KABUPATEN

Lebih terperinci

DESNARYATIN TAKYA ULLY SIBORO

DESNARYATIN TAKYA ULLY SIBORO PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD NEGERI KUTOWINANGUN 04 DAN SD NEGERI KUTOWINANGUN 07 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN AIR (AUDITORY INTELECTUALLY REPETITION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE INQUIRY DENGAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI GUGUS BUNG HATTA KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yuli Astutik

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yuli Astutik EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR SISWA PADA PELAJARAN IPA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS PANGERAN DIPONEGORO KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN OUTDOOR ACTIVITIES PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI. Oleh Suriana

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN OUTDOOR ACTIVITIES PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI. Oleh Suriana PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN OUTDOOR ACTIVITIES PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

Lebih terperinci

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn: UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI RANTAUPRAPAT T.P 2014/2015 Sri Hariani

Lebih terperinci

PERBEDAAN GAYA BELAJAR ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

PERBEDAAN GAYA BELAJAR ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA PERBEDAAN GAYA BELAJAR ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN KARANGTENGAH 01 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SOMOGEDE KECAMATAN WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO PADA SEMESTER 2 TAHUN 2011/2012

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Susi Susanti

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Susi Susanti PENINGKATAN POLA BERPIKIR SISTEMATIS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS IV SDN SIDOREJO LOR 05 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Lia Fatra

Disusun Oleh: Lia Fatra HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2012 2013 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Samuel Desada

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Samuel Desada PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SD NEGERI PLOBANGAN KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TENGARAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TENGARAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TENGARAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Christiana

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Christiana EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TPS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO MATEMATIKA (DOMAT) PADA MATERI BILANGAN ROMAWI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD GUGUS GAJAH MUNGKUR

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 5, Nomor 2, Juni 2017 67 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) Sri Rahayuningsih Program studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 3 SDN BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 3 SDN BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 3 SDN BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DAN INQUIRY

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DAN INQUIRY EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DAN INQUIRY (INKUIRI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 4 SEMESTER II SD NEGERI KALONGAN 02, 04 UNGARAN TIMUR Skripsi Untuk memperoleh

Lebih terperinci

ARTIKEL disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Nuraini Wulandari

ARTIKEL disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Nuraini Wulandari UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOREJO LOR 02 KOTA SALATIGA ARTIKEL disusun untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) KELAS V SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Oleh: Nova Pujianti

Oleh: Nova Pujianti PENGARUH PEMBELAJARANSAVIDENGAN MEDIA MELIHAT BERGERAK BERNYANYI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS 3SD NEGERI TLOGO KECAMATAN TUNTANG PADAPELAJARAN IPS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 4 SD NEGERI PLUMUTAN KECAMATAN BANCAK TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Yupensius

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Yupensius PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD NEGERI SALATIGA 03 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS IV SD NEGERI GENDONGAN 03 SALATIGA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

oleh Pradini Putri Panilih NIM :

oleh Pradini Putri Panilih NIM : PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD N MUDAL KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI di susun untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SDN TLOGO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh HANIFAH KUSUMAWATI

SKRIPSI. oleh HANIFAH KUSUMAWATI PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD GUGUS SINGOPRONO 1 DAN 3 SIMO SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: WINDI SEPTIYANI

SKRIPSI. Disusun Oleh: WINDI SEPTIYANI PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 02 SALATIGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN BANYUBIRU 01 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SDN PEDURUNGAN LOR 02 SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Joko Utoro

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Joko Utoro EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 3 GETAS DAN SD NEGERI TLOGOWUNGU KECAMATAN KALORAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan. sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Arends (dalam Trianto,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan. sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Arends (dalam Trianto, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Bingah Ariyanti

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Bingah Ariyanti PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD N GUGUS MERBABU KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Oleh ANDRIYANTO

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Oleh ANDRIYANTO PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH 8.0 TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI SD NEGERI KEBUMEN 01 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual) BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual) Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PERBEDAAN PENGARUH ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 4 SD SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR NEGERI DUKUH 03 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/1013 Skripsi untuk

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA POKOK BAHASAN TEKS CERITA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

Kata Kunci: pembelajaran humanistik, keaktifan belajar, hasil belajar.

Kata Kunci: pembelajaran humanistik, keaktifan belajar, hasil belajar. 5 PENGARUH PEMBELAJARAN HUMANISTIK TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015 Eka Rofikoh, Kriswandani,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KELAS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MANAJEMEN KELAS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING MANAJEMEN KELAS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE TEBAK KATA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS 4 SD NEGERI KUTOWINANGUN 11 SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK OPEN-ENDED BERDASARKAN TAHAPAN POLYA PADA SISWA SMP NEGERI 5 SALATIGA DALAM MATERI LINGKARAN

PROFIL PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK OPEN-ENDED BERDASARKAN TAHAPAN POLYA PADA SISWA SMP NEGERI 5 SALATIGA DALAM MATERI LINGKARAN PROFIL PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK OPEN-ENDED BERDASARKAN TAHAPAN POLYA PADA SISWA SMP NEGERI 5 SALATIGA DALAM MATERI LINGKARAN SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORI, KINESTHETIC)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORI, KINESTHETIC) PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORI, KINESTHETIC) DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 5 SDN SALATIGA 02 KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TPS DI GUGUS SRI KANDI KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BENDA KONGKRET PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SD GUGUS PERKUTUT TUNTANG SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR NEGERI DUKUH 03 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/1013

Lebih terperinci

PECALUNGAN KABUPATEN BATANG SEMESTER I /

PECALUNGAN KABUPATEN BATANG SEMESTER I / PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN POWERPOINT PADA SISWA KELAS 5 SDN GOMBONG KECAMATAN PECALUNGAN KABUPATEN BATANG SEMESTER I /2013-2014 Skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 NGLINDUK KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 DI SDN SIDOREJO LOR 06 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh SINTA KRISMIYATI

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh SINTA KRISMIYATI PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS SEGIEMPAT TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY HALAMAN JUDUL PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PADA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN BUNYI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Angeta Silvia Pabayo

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Angeta Silvia Pabayo UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING SISWA KELAS IV SEMESTER II SDN KUTOWINANGUN 05 KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBANTUAN PERMAINAN DADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS 3 SDN LEMAHIRENG 02 BAWEN

PENGARUH PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBANTUAN PERMAINAN DADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS 3 SDN LEMAHIRENG 02 BAWEN PENGARUH PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBANTUAN PERMAINAN DADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS 3 SDN LEMAHIRENG 02 BAWEN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Elisabet

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Elisabet KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV SDN GEDANGAN 01 SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V MENGGUNAKAN TEORI DIENES DALAM MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MODEL MEKANISTIK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V MENGGUNAKAN TEORI DIENES DALAM MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MODEL MEKANISTIK PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V MENGGUNAKAN TEORI DIENES DALAM MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MODEL MEKANISTIK SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Julius

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Julius PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI GILING KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh. Petronela Merryl Alnet

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh. Petronela Merryl Alnet UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA REALIA DI SDN NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) SETTING KOOPERATIF TIPE NHT.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) SETTING KOOPERATIF TIPE NHT. Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) SETTING KOOPERATIF TIPE NHT Fitriani A. 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Miftah Rosyadi NIM

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Miftah Rosyadi NIM PENGARUH PENERAPAN MODEL SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 1 AMPEL KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUBIRU TENTANG SEGIEMPAT

KONSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUBIRU TENTANG SEGIEMPAT KONSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUBIRU TENTANG SEGIEMPAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh ENDAH TRI NURAENI

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BLOTONGAN 03 KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh IKNASIUS NIM:

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh IKNASIUS NIM: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI JEBENGSARI KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh. Pujik Wijayanti

SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh. Pujik Wijayanti PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KALICACING 02 KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING-PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI SD GUGUS HASANUDIN SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Raygartheus Adityas Basuki

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Raygartheus Adityas Basuki PENGARUH PENGGUNAAN PERPADUAN TEORI KONEKTIVITAS BRUNER DAN TEORI HUKUM LATIHAN THORNDIKE TERHADAP PENINGKATAN DAYA INGAT PESERTA DIDIK DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 5 SD NEGERI SIDOREJO LOR 01 SALATIGA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana.

SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana. PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV DI SDN KECANDRAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS 4 SD NEGERI POJOKSARI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG SEMESTER

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh AGUS KRISTIYONO

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh AGUS KRISTIYONO PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODUL DAN CD INTERAKTIF PADA MATERI FUNGSI DI SMK PGRI 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh YESI MULYANINGSIH

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh YESI MULYANINGSIH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SDN DUKUH 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci