KABUPATEN PASURUAN I. KONDISI UMUM WILAYAH. A. Luas dan Batas Wilayah. Secara umum luas wilayah Kabupaten Pasuruan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KABUPATEN PASURUAN I. KONDISI UMUM WILAYAH. A. Luas dan Batas Wilayah. Secara umum luas wilayah Kabupaten Pasuruan"

Transkripsi

1 KABUPATEN PASURUAN I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Secara umum luas wilayah Kabupaen Pasuruan sebesar 1.474,02 Km 2 aau ,50 Ha (3,13 persen luas Provinsi Jawa Timur). Wilayah Kabupaen Pasuruan memiliki 24 Kecamaan, yang erbagi menjadi 341 Desa, 24 kelurahan dan 1465 dusun. Baas wilayah adminisrasi Kabupaen Pauruan di sebelah Uara berbaasan dengan Kabupaen Sidoarjo, Koa Pasuruan, dan Sela Madura, yang membenang memisahkan wilayah Kabupaen dengan Pulau Madura. Di sebelah Timur berbaasan dengan wilayah Kabupaen Probolinggo. Sedangkan di sebelah Bara berbaasan dengan Kabupaen Mojokero dan Selaan berbaasan dengan Kabupaen Malang. Poensi Poensi dan dan Produk Produk Unggulan Unggulan Jawa Jawa Timur Timur 01

2 Pea Kabupaen Pasuruan B. Leak dan Kondisi Geografis Leak geografis Kabupaen Pasuruan Pasuruan berada pada posisi yang sraegis yaiu merupakan Kawasansegiiga emas karena erleak pada porors dieribusi ekonoi 3 kawasan, yaiu jalur Surabaya Jember Banyuwangi Bali dan Surabaya Malang sera Malang Jember - Banyuwangi. Kabupaen Pasuruan erleak di anara Kabupaen Mojokero, Kabupaen Sidoarjo, Kabupaen Probolinggo dan Kabupaen Malang, erbenang pada 7,30-8,30 Linang Selaan dan 112o30-113o30 BujurTimur. Wilayahnya merupakan daaran rendah hingga daaran inggi dengan keinggian mulai 0 m dpl hingga lebih dari 1000 m dpl (diaas permukaan lau) dengan kondisi permukaan anah yang agak miring ke Timur dan Uara anara 0-3%. C. Topografi Kabupaen Pasuruan merupakan wilayah yang memiliki daerah daar maupun pegunungan dengan keinggian 0 hingga lebih dari m dari permukaan lau. Wilayah yang memiliki 02 Kawasan Pakeonga Gunungsari, Kecamaan Beji keinggian raa-raa hingga 100 m dpl (di aas permukaan lau) ada 14 Kecamaan, yaiu Kejayan, wonorejo, gempol, Beji, Bangil, rembang, Kraon, Pohjenrek, Gondangwean, Rejoso, Winongan, Grai, Lekok dan Nguling. Wilayah yang mempunyai keinggian raa-raa 100 hingga 500 m dpl sebanyak 6 Kecamaan, yaiu Kecamaan Purwodadi, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Sukorejo dan Pandaan. Sedang wilayah yang mempunyai keinggian raa-raa diaas 500 m dpl ada sebanyak 4 Kecamaan, yaiu Kecamaan Tuur, Puspo, Tosari dan Kecamaan Prigen. Menginga wilayah Kabupaen Pasuruan sebagian besar mempunyai kemiringan anara 0-2%, dan keinggiannya mempunyai range anara 0-10 meer dari permukaan lau maka keberadaan sungai ersebu disamping mengunungkan juga merugikan karena di musim penghujan rawan banjir eruama diwilayah bagian uara. Hal ini disebabkan karena didaerah ersebu erdapa bagian yang agak cekung, sehingga menghamba pembuangan air kelau. D.Geologi Secara Geologis, Kabupaen Pasuruan erbagi menjadi iga wilayah geologis, yaiu daerah perbukian, daerah daaran rendah dan daerah panai. Sekiar 20,83 persen wilayah ada di kedalaman anara 0 60 cm (daaran rendah(; sekiar 42,83 persen wilayah memiliki kedalaman anah cm; dan sekiar 36,34 persen wilayah memiliki kedalaman lebih dari 90 cm dari permukaan lau. Diliha dari sisi kemiringan anahnya, Poensi Po P oeens nsi dda dan aann P Pr Produk roodduk uk U Unggulan nggu ng gullaan JJa Jawa awa wa TTim Timur imuurr im

3 sebesar 66,85 persen wilayah memiliki kemiringan wilayah 0-15 deraja; sebesar 15,07 persen wilayah memiliki kemiringan anara deraja; dan sebesar 18,08 persen wilayah memiliki kemiringan diaas 40 deraja. E. Hidrologi Terdapa 7 sungai yang mengalir di wilayah Kabupaen Pasuruan, yaiu sungai Lawean, Sungai Rejoso, Sungai Gembong, Sungai Welang, Sungai Masangan, Sungai Kedunglarangan dan Sungai Peung. Poensi ersebu berpeluang besar bagi pembangunan baik unuk keperluan pengairan, irigasi eknis, air minum, pariwisaa dan indusri. Selain iu juga erdapa sumber maa air yang besar yakni di umbulan, banyubiru, wilayah Kecamaan Pandaan, Kecamaan Prigen, Kecamaan Winongan dan Kecamaan Prigen. Semenara wilayah yang merupakan daerah pesisisr di deka panai cukup poensial unuk budidaya ikan maupun produksi ikan lau. F. Klimaologi Lokasi Kabupaen Pasuruan berada di sekiar garis khaulisiwa, maka seperi daerah yang lain Kabupaen Pasuruan mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 jenis seiap ahunnya, yaiu musim kemarau dan musim penghujan. Bulan Okober sampai April merupakan musim penghujan, sedangkan bulan Mei sampai Sepember merupakan musim kemarau. G. Penggunaan Lahan Secara umum penggunaan lahan unuk luas daraan Kabupaen Pasuruan sebesar 1.474,01 Km2, masih belum dapa diemukan daa yang valid, namun berdasarkan Rencana Taa Ruang dan Wilayah (RTRW) yang elah disusun dan di-perda-kan, luas daraan Kabupaen Pasuruan erdiri aas permukiman (182,11 Km2) persawahan (448,65 Km2), peranian kering (468,70 Km2), huan lindung (296,6 Km2), anah ambak (37,54 Km2), dan lain lain sebesar 40,70 Km2 Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur II. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH Leak Kabupaen Pasuruan yang berada pada posisi sraegis,yakni pada alur Surabaya - Malang, Surabaya Banyuwangi Bali, dan Surabaya Jember, maka poensi pengembangan wilayah di Kabupaen Pasuruan sanga besar. Hal ini juga didukung dengan adanya Rencana Taa Ruang dan Wilayah yang elah disusun dan dieapkan menjadi perauran daerah. Disamping iu Kabupaen Pasuruan juga elah menyusun Rencana Deil Taa Ruang (RDTR) Kecamaan yang elah mencapai 8 kecamaan dari 24 Kecamaan, Sehingga dalam pengembangan poensi wilayah di Kabupaen Pasuruan berpedoman pada RTRW dan RDTR. Berdasarkan hal ersebu poensi yang bisa dikembangkan di Kabupaen Pasuruan sebagai beriku: 1. Poensi wisaa Indusri pariwisaa di Kabupaen Pasuruan diharapkan dapa menjadi moor penggerak dalam mempromosikan dan menjual poensi daerah, karena dengan meningkanya indusri pariwisaa maka sekor-sekor lain dapa dijual sebagai obyek kunjungan. Selain iu indusri pariwisaa juga mampu memberikan muliplier effec erhadap perumbuhan dan perkembangan ekonomi di daerah. Hal ersebu sanga didukung karena Kabupaen Pasuruan memiliki poensi alam yang sanga banyak baik berupa obyek Wisaa Alam, Wisaa Budaya, Wisaa Agro maupun Wisaa Mina Khusus. 2. Gambar 4. 6 Pea Wisaa Kabupaen Pasuruan Wisaa Alam yang berada di Kabupaen Pasuruan anara lain: Gunung Bromo, Taman Candra Wilwaika, Air Terjun Kakek Bodho, Pemandian Alam Banyubiru, Danau Ranu Grai, Sumber Air Umbulan, Air Terjun Puuk Truno, Air Terjun Coban Baung, Air Terjun Coban Jala, Air Terjun Rambu Moyo, Air Terjun Coban Waru, dan Panai Pasir Panjang Kecamaan Lekok. Wisaa Budaya dan Religi anara lain: Candi Laras, Candi Sario Manggung, Candi Kebo Ireng, Candi Gununggangsir, Candi Belahan, 03

4 Air Terjun Kakek Bodo Candiu Sepilar, Candi Makuroomo, Candi Jawi, Goa Jepang/ Inna Trees, Makam Ki Ageng Penanggungan, Makam Sakerah, Dewa Wisaa Sius Purbakala Tambak Sari, Makam Mbah Bangil, Makam Mbah Rau Ayu, Makam Mbah Semendhi, Makam Mbah Segoropuro, Perapaan Abiyoso, dan Perapaan Indrokilo. Selanjunya Wisaa Agro melipui: Agro wisaa Apel/Agro Krisna Kec. Tuur, Agro Bunga Krisan dan Paprika, Peernakan Sapi Perah, Agro Jamur, Agro Durian, Agro Wisaa Bhaki Alam Kec. Tuur, Agro Friga, Agro PG Kedawung, Agro Aneka Mangga, Taman Anggrek Sien Orchid, Kebun Bunga Sedap Malam, dan Kebun Raya Purwodadi. Wisaa Mina Khusus melipui: Taman Safari Indonesia II, Taman Dayu, Finna Golf & Counry Club, Kaliandra, Buki Flora, dan Baung Camp. 3. Poensi indusry Secara umum Poensi indusri di Kabupaen Pasuruan melipui Indusri besar, menengah dan kecil. Indusri besar yang ada di Kabupaen Pasuruan eruama berlokasi di Kecamaan Gempol, Beji, Pandaan, Sukorejo, dan Rembang. Indusri kecil dan rumah angga yang berkembang di Kabupaen Pasuruan 04 lebih banyak di perdesaan, anara lain: indusri makanan dan minuman, bordir, mebel, dan perak. Senra kerajinan bordir ersebar di Kecamaan Bangil yang erkenal dengan sebuan Bangkodir yaiu Bangil koa bordir, sera di wilayah lain yaiu Kecamaan Beji, Wonorejo, Rembang, dan Sukorejo. Produk kerajinan bordir disamping unuk memenuhi kebuuhan pasaran lokal juga mampu menembus pasaran ekspor (Brunei, Malaysia, Belanda dan Singapura). Senra kerajinan kayu anara lain di desa Senul Kecamaan Purwodadi, Tambaksari Kec. Kraon, Wonorejo Kec. Wonorejo, Sungikulon dan Sungiwean Kec. Pohjenrek, Kec. Winongan sera Kec. Rejoso. Kerajinan kayu ersebu menghasilkan mainan anak-anak, seir mobil, koak isue, handle perseneling, Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

5 dasd board, caur dan lain-lain. Selain kerajinan kayu di Wilayah Kabupaen Pasuruan juga berkembang indusri mebel. Pemasaran kerajinan kayu dan mebel ersebu mencakup wilayah lokal dan luar negeri. Kerajinan perak dihasilkan dari senra-senra indusri kerajinan perak melipui Kecamaan Bangil dan Gempol. Produk-produk yang dihasilkan elah menembus pasar luar negeri anara lain Amerika Serika dan beberapa negara Eropa. kambing, domba dan unggas. Hasil produksi sapi perah adalah susu segar yang diampung oleh Koperasi dan selanjunya dikirim ke indusri pengolahan susu PT. Nesle Kejayan Pasuruan. Salah sau komodii unggulan dari unggas berupa elur asin dari iik yang diproduksi di Kecamaan Grai, yang mempunyai cia rasa ersendiri. Hal ini idak erlepas dari jenis makanan yang diberikan berupa sumpil yang memiliki kandungan proein inggi berasal dari danau Ranu Grai. 4. Poensi peranian, Perkebunan, Perikanan dan Peernakan Wilayah Kabupaen Pasuruan memiliki poensi peranian yang cukup besar sehingga mampu menghasilkan produkproduk peranian yang berkualias anara lain bunga sedap malam, bunga anggrek, bunga krisan, sayur mayur, paprika, mangga, durian,apel dan salak. Sedangkan poensi hasil perkebunan yang menjadi andalan dan dapa erus dikembangkan melipui ebu, kapuk randu dan kopi. Komodias perikanan di Kabupaen Pasuruan yang masih dapa erus dikembangkan melipui udang, bandeng, ongkol, eri nasi, cumi-cumi, mujahir, ombro, nila, gurame dan lele. Sedangkan poensi hasil peernakan yang menjadi unggulan Kabupaan Pasuruan adalah sapi perah, sapi poong, Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur 05

6 Kawasan longsor berada di Kecamaan Tosari, Puspo, Tuur, Lumbang, Paserpan, Purwodadi, Prigen, Gempol sera Purwosari. Banjir di koa Kabupaen Pasuruan Banjir bandang yang merusak rumah Warga III. WILAYAH RAWAN BENCANA Berdasarkan kondisi geologisnya, Kabupaen Pasuruan idak erlepas dari daerah rawan bencana. Wilayah yang erdiri dari pegunungan,daaran rendah dan panai pada seiap kecamaan berpoensi erjadi bencana alam. Misalnya unuk daerah pegunungan rawan bencana yang erjadi anara lain anah longsor, kekeringan, erupsi. Disamping iu di daerah daaran rendah dan wilayah yang dilewai sungai besar juga rawan erjadi bencana banjir, khususnya unuk wilayah daerah panai. IV. DEMOGRAFI Berdasarkan daa dari BPS jumlah penduduk Kabupaen Pasuruan pada ahun 2011 sebanyak jiwa yang erdiri dari penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Angka sex raio penduduk Kabupaen Pasuruan adalah sebesar 98,29 (Tabel ). Sex raio adalah banyaknya penduduk laki-laki dalam 100 orang perempuan. Dari 24 Kecamaan yang berada di wilayah Kabupaen Pasuruan, wilayah Kecamaan Lumbang mempunyai luas paling besar yaiu 125,55 Km² dengan jumlah penduduk hanya sebesar jiwa, sehingga memiliki kepadaan penduduk sebesar 262 jiwa/km². Kecamaan Prigen luas wilayahnya 121,90 Km² dengan jumlah penduduk jiwa sera kepadaannya 679 jiwa/km², sedangkan Kecamaan Purwodadi mempunyai luas wilayah sebesar 102,46 Km², mempunyai penduduk sebesar jiwa sehingga kepadaan penduduknya sebesar 641 jiwa/ Km². Kepadaan penduduk yang eringgi ada di Kecamaan Pandaan, Kecamaan Pohjenrek, dan Kecamaan Gondang wean masing-masing sebesar jiwa/ Km2, 2.396jiwa/Km2dan sebesar jiwa/km². Sedangkan kepadaan penduduk yang 06 erkecil dicapai oleh Kecamaan Tosari, Lumbang, dan Puspo dengan kepadaan penduduk sebesar 189 jiwa; 262 jiwa dan 464 jiwa seiap kilomeer persegi. Dengan demikian dapa dikaakan bahwa persebaran penduduk di wilayah Kabupaen Pasuruan belum meraa. (Tabel ) Jumlah Rumah angga yang ada di Kabupaen Pasuruan, dari ahun ke ahun selalu mengalami peningkaan. Pada ahun 2010, jumlah rumah angga sebesar rumah angga; mengalami peningkaan sebesar 104,64 persen dibandingkan dengan ahun sebelumnya yang hanya berjumah sekiar rumah angga. Jumlah rumah angga yang erbanyak ada di Kecamaan Gempol, Pandaan dan Sukorejo, masing-masing sebanyak rua; rua; dan rua. Penduduk menuru kelompok umur, kelompok erbanyak ada di kelompok umur yaiu sebesar jiwa dan pada kelompok umur sebesar jiwa. Sedangkan kelompok umur yang paling kecil adalah di kelompok umur 75 ahun lebih, hanya sebesar jiwa. Hal ini bisa menjadikan upaya pemerinah unuk meningkakan Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

7 kualias hidup masyaraka golongan ua, agar bisa meningkakan usia harapan hidup di Kabupaen Pasuruan. Berdasarkan pendidikan yang diamakan, pendidikan eringgi yang pernah diamakan oleh penduduk di Kabupaen Pasuruan adalah seingka SD/ MI/ sederaja sebanyak jiwa dan pendidikan SMP/MTs/sederaja sebanyak jiwa. Sedang yang berpendidikan eringgi aau memiliki ijazah seingka S2/S3 adalah masih sebanyak jiwa. Berdasarkan hasil fi nal Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaen Pasuruan sebesar jiwa, yang erdiri aas jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Pada ahun 2011 penduduk Kabupaen Pasuruan menjadi jiwa erdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan jiwa aau umbuh sebesar 0,56%. Penduduk Kabupaen Pasuruan pada ahun 2009 yang idak/belum bekerja sebesar 39,18%, mengalami perbaikan kualias pada ahun 2011 yang urun menjadi 31,31%. Sedangkan maa pencaharian erbesar adalah sebagai peani. Komposisi penduduk Kabupaen Pasuruan pada ahun 2011 erbesar pada kelompok usia produkif, usia ahun, sebesar 69,86%. Sedangkan kelompok umur muda adalah kelompok usia di bawah 15 ahun sebesar 25,13% dan kelompok usia ua adalah penduduk usia 65 ahun ke aas sebesar 5,01%. Rasio keerganungan (Dependency Raio) adalah perbandingan anara jumlah penduduk berumur 0-14 ahun, diambah dengan jumlah penduduk 65 ahun keaas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia ahun. Semakin inggi rasio keerganungan menunjukkan semakin ingginya beban yang harus dianggung penduduk yang produkif unuk membiayai hidup penduduk yang belum produkif dan idak produkif lagi (kelompok penduduk usia muda dan kelompok usia ua). Sedangkan semakin rendah rasio keerganungan menunjukkan semakin rendah beban yang dianggung penduduk yang produkif unuk membiayai penduduk yang belum produkif dan idak produkif lagi. Perkembangan rasio keerganungan mulai ahun 2009 sampai dengan 2011 menunjukkan ren penurunan, yaiu dari 46,31 menjadi sebesar 46,51 pada ahun 2010 dan menjadi hanya sebesar 43,14 pada ahun Hal ini berari menunjukkan kondisi yang lebih baik yaiu beban yang dianggung penduduk usia produkif unuk menannggung penduduk idak produkif semakin berkurang. V. POTENSI UNGGULAN A. Peranian PADI - Produksi Padi on ahun Luas Arel Tanam Ha. - Produkivias saa ini mencapai 66,34 kw/ha - Varieas Unggu IR 64 - Poensi di Kecamaan Sukorejo, Pandaan, Purwosari, - Gondangwean, Rembang dan Kraon JAGUNG - Produksi Jagung on ahun Luas Arel Tanam Ha. - Produkivias saa ini mencapai 42,15 kw/ha - Poensi di Kecamaan Sukorejo, Pandaan, Purwosari, - Gondangwean, Rembang dan Kraon Panen Padi Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur 07

8 KEDELAI - Produksi Kedelai on ahun Luas Arel Tanam Ha. - Produkivias saa ini mencapai 13,22 kw/ha - Poensi di Kecamaan Sukorejo, Pandaan, Purwosari, Gondangwean, Rembang dan Kraon KACANG TANAH - Produksi Kacang Tanah on ahun Produkivias saa ini mencapai 15,95 kw/ha - Poensi di Kecamaan Sukorejo, Pandaan, Purwosari, Gondangwean, Rembang dan Kraon B. Horikulura 1. KENTANG - Produksi Kenang on ahun Luas Arel Tanam Ha. - Produkivias saa ini mencapai 153,90 kw/ha - Poensi di Kecamaan Tosari 2. KOBIS - Produksi Kobis on ahun Luas Arel Tanam Ha. - Produkivias saa ini mencapai 247,23 kw/ha - Poensi di Kecamaan Tosari 3. WORTEL Produksi Worel on ahun Luas Arel Tanam Ha. - Produkivias saa ini mencapai 133,21 kw/ha - Poensi di Kecamaan Tosari 4. DURIAN - Produksi Durian on ahun Produkivias saa ini mencapai 99,46 kg/pohon - Poensi di Kecamaan Tosari 5. MANGGA - Produksi Mangga on ahun Produkivias saa ini mencapai 46,86 kg/pohon - Poensi di Kecamaan Tosari 08 Buah Duren Panen Kenang Poensi Poensidan danproduk ProdukUnggulan UnggulanJawa JawaTimur Timur

9 Budidaya Bunga Sedap Malam TanamanKopi 9. BUNGA ANGGREK - Produksi Bunga Anggrek poong ahun Luas Arel Tanam m2 - Produkivias saa ini mencapai 3,43 angkai/m2 - Poensi di Kecamaan Tosari 6. APEL - Produksi Apel on ahun Produkivias saa ini mencapai 28,56 kg/pohon - Poensi di Kecamaan Tuur 7. BUNGA SEDAP MALAM - Produksi Bunga Sedap Malam , angkai ahun Luas Arel Tanam Ha. - Produkivias saa ini mencapai 7,12 angkai/m2 - Poensi di Kecamaan Rembang 8. BUNGA KRISAN - Produksi Bunga Krisan angkai ahun Luas Arel Tanam m2. - Produkivias saa ini mencapai 42,55 angkai/m2 - Poensi di Kecamaan Tuur Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur C.Perkebunan 1. TEBU - Produksi Tanaman Tebu pada ahun 2011 mencapai ,17 on. 2. KELAPA - Produksi Tanaman Kelapa pada ahun 2011 mencapai ,17 on. 3. KOPI - Produksi Tanaman Kopi pada ahun 2011 mencapai on. 4. CENGKEH - Produksi Tanaman Cengkeh pada ahun 2011 mencapai on. 5. KAPUK RANDU - Produksi Tanaman Kapuk Randu pada ahun 2011 mencapai on. 6. JAMBU METE - Produksi Tanaman Jambu Mee pada ahun 2011 mencapai 288,27 on. 6. KENANGA - Produksi Tanaman Kenanga pada ahun 2011 mencapai 656 on. 09

10 7.TEMULAWAK - Produksi Temulawak pada ahun 2011 mencapai 2.923,32 on. 8. KUNYIT - Produksi Kunyi pada ahun 2011 mencapai 3.317,26 on. 9. JAHE - Produksi Jahe pada ahun 2011 mencapai 3.189,34 on. D. Peernakan 1. PENINGKATAN PRODUKSI PETERNAKAN A. DAGING - Produksi Daging ahun 2011 sebesar ,10 on B. TELOR - Produksi Telor ahun 2011 sebesar ,05 on C. SUSU - Produksi Susu ahun 2011 sebesar ,22 on 2.PENINGKATAN POPULASI TERNAK A. SAPI POTONG - Populasi Sapi Poong ahun 10 Ternak Sapi perah Ayam Poong Ayam pedaging 2011 sebesar ekor. B. SAPI PERAH - Populasi Sapi Perah ahun 2011 sebesar ekor. C KAMBING - Populasi Kambing ahun 2011 sebesar ekor. D. DOMBA - Populasi Domba ahun 2011 sebesar ekor. E. AYAM PETELUR - Populasi Ayam Peelur ahun 2011 sebesar ekor. F. AYAM PEDAGING - Populasi Ayam Pedaging ahun 2011 sebesar ekor. G. ITIK - Populasi Iik ahun 2011 sebesar ekor. H. ANGSA / ENTOK - Populasi Ayam Pedaging ahun 2011 sebesar ekor. E. Perikanan 1. PERIKANAN BUDIDAYA Produksi perikanan budidaya ahun 2011 mencapai ,99 on. 2. PERIKANAN TANGKAP Produksi perikanan budidaya ahun 2011 mencapai 7.789,92 on. Poensi Poensi dan dan Produk Produk Unggulan Unggulan Jawa Jawa Timur Timur

11 F. Poensi Indusri Indusri Kecil Menengah Besar ( IKMB ) ahun 2011 berjumlah uni, dengan nilai Invesasi Rp ,00 jumlah enaga kerja yang erserap mencapai orang. G. Poensi Pariwisaa - Makam Mbah Semendi wisaa religi - Taman Safari Indonesia II wisaa alam - Ski Lo - Segoropuro - Kebunraya Purwodadi wisaa alam - Taman Dayu - Pemandian Alam Banyubiru - Air Terjun Kakek Bodho Huan di kawasan Purwodadi Poensi Poensi dan dan Produk Produk Unggulan Unggulan Jawa Jawa Timur Timur 11

I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Batas Wilayah Kabupaen Banyuwangi I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Baas Wilayah Kabupaen Banyuwangi erleak di ujung paling imur pulau jawa dengan julukan Sunrise Of Java Baas wilayah Kabupaen Banyuwangi sebelah uara

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM DAERAH a.luas dan batas wilayah

I. KONDISI UMUM DAERAH a.luas dan batas wilayah Kabupaen Lumajang Taman alun-alun Lumajang dengan banyak perkanoran pemerinahan I. KONDISI UMUM DAERAH a.luas dan baas wilayah Luas wilayah Kabupaen Lumajang ±1.790,90 Km2 (±179.090,01 Ha.) aau 3,74% dari

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. berkedudukan di Jalan Kabupaten 107 Kelurahan Bugih Kecamatan Pamekasan.

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. berkedudukan di Jalan Kabupaten 107 Kelurahan Bugih Kecamatan Pamekasan. KABUPATEN PAMEKASAN I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Pemerinah Kabupaen Pamekasan berkedudukan di Jalan Kabupaen 107 Kelurahan Bugih Kecamaan Pamekasan. Luas wilayah Kabupaen Pamekasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

KEC. SINGOSARI DAN KEC. KARANGPLOSO UTARA KEC. PAKIS DAN KEC. TUMPANG TIMUR KEC. WAGIR DAN KEC.PAKISAJI SLATAN

KEC. SINGOSARI DAN KEC. KARANGPLOSO UTARA KEC. PAKIS DAN KEC. TUMPANG TIMUR KEC. WAGIR DAN KEC.PAKISAJI SLATAN KOTA MALANG I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah LUAS WILAYAH 110,05 KM2 JML KECAMATAN 5 KECAMATAN JML KELURAHAN 57 KELURAHAN JML DESA - DESA UTARA KEC. SINGOSARI DAN KEC. KARANGPLOSO TIMUR

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM a. Luas dan batas wilayah.

KONDISI UMUM a. Luas dan batas wilayah. KABUPATEN SIDOARJO KONDISI UMUM a. Luas dan baas wilayah. Pemerinahan Kabupaen Sidoarjo berkedudukan daerah sekiar alun alun Sidoarjo dan Masjid Agung Sidoarjo. Luas kabupaen Sidoarjo 71.424,25 Ha erbagi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH

I. KONDISI UMUM WILAYAH KABUPATEN PROBOLINGGO I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah LUAS WILAYAH 1.696,17 KM2 JML KECAMATAN 24 KECAMATAN JML KELURAHAN 5 KELURAHAN JML DESA 325 DESA BATAS WILAYAH Potensi dan Produk

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

: Lintang Selatan dan Bujur Timur. KOTA MADIUN

: Lintang Selatan dan Bujur Timur. KOTA MADIUN produk hasil peranian sera daerah sekiar garis panai yang membujur dari arah uara ke selaan yang merupakan daerah penghasil berbagai bioa lau. Baas wilayah : sebelah uara adalah Kabupaen Siubondo, sebelah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Kabupaten Malang I. KONDISI UMUM WILAYAH A. LUAS DAN LETAK BATAS WILAYAH

Kabupaten Malang I. KONDISI UMUM WILAYAH A. LUAS DAN LETAK BATAS WILAYAH Kabupaen Malang I. KONDISI UMUM WILAYAH A. LUAS DAN LETAK LUAS WILAYAH JML KECAMATAN JML KELURAHAN JML DESA 3.53,86 Km2 33 kecamaan 12 Kelurahan 378 Desa BATAS WILAYAH UTARA TIMUR BARAT SELATAN KAB. PASURUAN,

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 55 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Fisik Dasar Letak Geografis. Secara geografis Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan berada di ketinggian sekitar 700-1200 meter di atas permukaan laut, luas total

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN SUMENEP Pulau Kangean I. KONDISI UMUM A. Luas dan Baas Wilayah Kabupaen Sumenep merupakan salah sau dari 4 (empa) Kabupaen yang ada di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur yang erleak dianara 1130

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN JOMBANG I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas Batas Wilayah Secara administrasi, Kabupaten Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri dari 302 desa 4 kelurahan serta 1.258 dusun. Luas wilayah

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan .. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN SAMPANG I. KONDISI UMUM A. Luas dan Baas Wilayah Secara keseluruhan Kabupaen Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1.233,30 Km2. Proporsi luasan 14 kecamaan erdiri dari 6 kelurahan dan 180

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

KABUPATEN BONDOWOSO I. KONDISI UMUM DAERAH. A. Luas dan Batas Wilayah

KABUPATEN BONDOWOSO I. KONDISI UMUM DAERAH. A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN BONDOWOSO I. KONDISI UMUM DAERAH A. Luas dan Baas Wilayah Pemerinah Kabupaen Bondowoso berkedudukan di jalan Lenan Amir Kusman mor 2 Kelurahan Dabasah Kecamaan Bondowoso Kabupaen Bondowoso. Luas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur KOTA PASURUAN I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah B. Leak dan Kondisi Geografis B. Topografi C. Geologi D. Hidrologi E. Klimaologi Poensi dan Produk Unggulan Jawa Timur II. POTENSI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB IV KEGIATAN EKONOMI WARGA NU KABUPATEN PASURUAN. untuk pengembangan ekonomi dan membuka peluang investasi 3

BAB IV KEGIATAN EKONOMI WARGA NU KABUPATEN PASURUAN. untuk pengembangan ekonomi dan membuka peluang investasi 3 156 BAB IV KEGIATAN EKONOMI WARGA NU KABUPATEN PASURUAN A. Profil Kabupaten Pasuruan 1. Gambaran Umum 1 Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Timur yang secara geografis 2

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALYSIS OF LEADING ECONOMIC SECTOR BY SECTOR APPROACH BENGKALIS DISTRICTS FORMING

Lebih terperinci

KABUPATEN MOJOKERTO KONDISI UMUM. A. Luas dan batas wilayah

KABUPATEN MOJOKERTO KONDISI UMUM. A. Luas dan batas wilayah KABUPATEN MOJOKERTO KONDISI UMUM A. Luas dan baas wilayah Pemerinah Kabupaen Mojokero berkedudukan di Jalan Jend. A. Yani Nomor 16 Mojokero. Luas Wilayah Kabupaen Mojokero secara keseluruhan adalah 969.360

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pusaka Menginga minyak sawi adalah minyak nabai yang digunakan sebagai bahan menah unuk memproduksi minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. 326,36 Km2. Luas Wilayah

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. 326,36 Km2. Luas Wilayah Koa Surabaya I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Baas Wilayah Luas Wilayah 326,36 Km2 Jml Kecamaan 31 kecamaan Jml Kelurahan 163 Kelurahan Jml Desa - Desa Uara Sela Madura Timur Sela Madura Bara Kabupaen

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

CROP LAND SUITABILITY FOR CLOVE (Eugenia aromatica L.) BASED ON AGRO-CLIMATE ASPECTS AND ECONOMIC FEASIBILITY (CASE STUDY : SOUTH SULAWESI PROVINCE)

CROP LAND SUITABILITY FOR CLOVE (Eugenia aromatica L.) BASED ON AGRO-CLIMATE ASPECTS AND ECONOMIC FEASIBILITY (CASE STUDY : SOUTH SULAWESI PROVINCE) Available online a: hp://journal.ipb.ac.id/index.php/agrome J.Agrome 24 (2) : 39-47, 2010 ISSN: 0126-3633 KAJIAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH (Eugenia aromaica L.) BERDASARKAN ASPEK AGROKLIMAT DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2013-2018 Jalan Unung Surapai Nomor 2 Semarapura Telp. (0366) 21382, Fax (0366) 24100 e-mail

Lebih terperinci