BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR"

Transkripsi

1 BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 05 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 06 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 64 ayat () UndangUndang Nomor 3 04 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 05, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah 06; Mengingat :. Undang Undang Nomor 950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur juncto Undang Undang Nomor 965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia 965 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 730);. Undang Undang Nomor tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia 999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 385); 3. UndangUndang Nomor tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia 003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 486); 4. UndangUndang Nomor tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia 004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. UndangUndang Nomor tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia 004 Nomor 04, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44); 6. UndangUndang Nomor 3 04 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 04 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 05 (Lembaran Negara Republik Indonesia 05 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2 7. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia 004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 8. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 005 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lemba ran Negara Republik Indonesia 005 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 0. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 008 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 487);. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 0;. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 03 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah 05; 4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur ; 5. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur ; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 0 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto 0 Nomor, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor ); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Mojokerto (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto 008 Nomor 5); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 8 0 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto 005 (L embaran Daerah Kabupaten Mojokerto 0 Nomor 8);

3 3 9. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 0 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto 003; 0. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 04 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran 05;. Peraturan Bupati Nomor 6 04 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran 05 sebagaimana diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 5 05; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 06. Pasal Rencana Kerja Pembangunan Daerah 06, yang selanjutnya disebut RKPD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk 06. Pasal () RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). () Dalam hal Pengelompokan dan Kegiatan pada masingmasing SKPD akan disesuaikan apabila terdapat Perubahan Struktur Organisasi Perangkat Daerah. Pasal 3 () RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal disampaikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Pemerintah Provinsi. () RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 4 Segala biaya sebagai akibat ditetapkan Peraturan Bupati ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran 05.

4 4 Pasal 5 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal BUPATI MOJOKERTO, MUSTOFA KAMAL PASA Diundangkan di Mojokerto pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO, HERRY SUWITO BERITA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 05 NOMOR

5 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 05 TANGGAL 7 Mei 05 DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR ISI.. i DAFTAR GAMBAR. iii DAFTAR TABEL.. iv DAFTAR GRAFIK vi DAFTAR USULAN KEGIATAN TAHUN 05 vii BAB I PENDAHULUAN Bab I. LATAR BELAKANG.. Bab I. DASAR HUKUM PENYUSUNAN.. Bab I 3.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Bab I 5.4 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD Bab I 3.5 MAKSUD DAN TUJUAN Bab I 5 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Bab II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bab II.. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI Bab II... ASPEK GEOGRAFI Bab II... KARAKTERISTIK LOKASI DAN WILAYAH.. Bab II... POTENSI PENGEMBANGAN Bab II... ASPEK DEMOGRAFI. Bab II 3.. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT... Bab II 6... INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM). Bab II 6... PRODUK DOMESTIK REGIONAL Bab II 6 BRUTO (PDRB)..3 ASPEK PELAYANAN UMUM. Bab II 9 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB. Bab II 9..4 ASPEK DAYA SAING DAERAH Bab II FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH... Bab II FOKUS IKLIM BERINVESTASI Bab II 66 I

6 . EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN Bab II 68 KEGIATAN RKPD SAMPAI TAHUN BERJALAN DAN REALISASI RPJMD....3 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH. Bab II 89 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Bab III 3. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH. Bab III 3.. KONDISI EKONOMI DAERAH TAHUN 0 Bab III DAN PERKIRAAN TAHUN TANTANGAN DAN PROSPEK Bab III 4 PEREKONOMIAN DAERAH TAHUN 04 DAN TAHUN ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Bab III PROYEKSI KEUANGAN DAERAH DAN Bab III 6 KERANGKA PENDANAAN ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Bab III ARAH KEBIJAKAN PENDAPATAN Bab III 8 DAERAH ARAH KEBIJAKAN BELANJA Bab III 9 DAERAH ARAH KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH. Bab III BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Bab IV 4. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Bab IV 4. PRIORITAS DAN PEMBANGUNAN.. Bab IV BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH... Bab V BAB VI PENUTUP. Bab VI II

7 DAFTAR TABEL TABEL HALAMAN. Jumlah Desa dan Kelurahan Tiap Kecamatan Th Bab II. Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan... Bab II 3.3 Luas Lahan berdasarkan Ketinggian Dari Permukaan Bab II 4 Laut....4 Kemiringan Lahan... Bab II 5.5 Struktur dan Karakteristik Tanah... Bab II 6.6 Jenis Jaringan Irigasi, Panjang Saluran dan Areal Sawah Bab II 7 Irigasi....7 Target dan Realisasi Kondisi Irigasi 03 & 04 Bab II 8.8 Sungai Besar di Kabupaten Mojokerto Bab II 8.9 Daftar Panjang Sungai di Kabupaten Mojokerto. Bab II 9.0 Jumlah Penduduk 004. Bab II 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto Menurut Jenis Bab II 4 Kelamin Per Kecamatan 04.. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Bab II Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mojokerto. Bab II 6.4 Status / Indikator Kinerja Pembangunan Bidang Bab II 8 Kesehatan Kabupaten Mojokerto Angka Partisipasi Murni (APM) Bab II.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) Bab II.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Bab II 4.8 Lowongan Kerja, Pencari Kerja dan Penempatan Tenaga Bab II 5 Kerja..9 PDRB 0 03 Bab II 6.0 Sumbangan Tiap Sektor Bab II 7. Pendapatan Regional Per Kapita Bab II 8. Rasio Jumlah Guru Terhadap Jumlah Murid. Bab II 30.3 Rasio Jumlah Kelas Terhadap Murid.. Bab II 3.4 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Bab II 3 Sakit per Kecamatan.5 Jumlah Tenaga Medis, Paramedis dan Kunjungan ke Bab II 33 Puskesmas.6 Jumlah Penduduk yang memanfaatkan RSUD dan Bab II 34 Puskesmas.7 Kondisi Jalan Aspal Kabupaten Mojokerto (Km). Bab II 35.8 Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan Kabupaten Bab II 37 Mojokerto Jumlah LPJU Kabupaten Mojokerto Bab II Luas Irigasi Teknis 0 03 Bab II 39.3 Penataan Ruang Bab II 40.3 Perkembangan Jumlah Koperasi.. Bab II Perkembangan Jumlah Koperasi Aktif. Bab II Perkembangan Usaha Kecil Bab II 46 iii

8 .35 Perkembangan Usaha Menengah Bab II Jumlah Produk Hukum Bab II Jumlah Keluarga Miskin. Bab II Jumlah PMKS yang dibantu.. Bab II Jumlah Perpustakaan dan Pengunjung Bab II Jumlah Buku Perpustakaan Bab II 55.4 Jumlah Judul Buku Perpustakaan Bab II 56.4 Data Industri 0 04 Bab II Luas Tanam Pertanian Tanaman Pangan 004 (Ha).44 Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan 004 (Ha) Bab II 60 Bab II 6.45 Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan 004 Bab II 6 (Kw/Ha).46 Produksi Pertanian Tanaman Pangan 004 (Ton) Bab II Produksi Daging dan Telur. Bab II Keamanan dan Ketertiban Umum 0 04 Bab II Evaluasi Hasil Pelaksanaan Perencanaan Daerah sampai Bab II 68 dengan Berjalan Kabupaten Mojokerto..50 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah.. Bab II 94.5 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional/Provinsi dan Lingkungan Eksternal Lainnya. Bab II Laju Pertumbuhan Ekonomi Bab III 3. PDRB 0 03 Bab III Sumbangan Tiap Sektor Bab III Pendapatan Regional Per Kapita Bab III Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Bab III 7 Mojokerto 03 s.d Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Mojokerto 03 s.d 07. Bab III Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Kabupaten Mojokerto 03 s.d 07 Bab III 4. Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan Bab IV 4. Prioritas Pembangunan Daerah... Bab IV 4.3 Penjelasan Pembangunan Daerah. Bab IV 5 5. Rencana dan Kegiatan Prioritas Daerah Kegiatan SKPD Kabupaten Mojokerto 03. Bab. V iv

9 DAFTAR GRAFIK GRAFIK HALAMAN. Tren Peningkatan Jumlah Penduduk. Bab II 3. Indeks Pembangunan Manusia. Bab II 7.3 Status / Indikator Kinerja Pembangunan Bidang Bab II Kesehatan Kabupaten Mojokerto Angka Partisipasi Murni (APM) Bab II 3.5 Angka Partisipasi Kasar (APK) 0 04 Bab II 3.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Bab II 4.7 Lowongan Kerja, Pencari Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja.. Bab II 6.8 Tren Kenaikan PDRB Bab II 7.9 Komposisi Sumbangan Sektor PDRB 03.. Bab II 8.0 Tren Peningkatan Pendapatan Regional Per Kapita... Bab II 9. Perkembangan Kondisi Jalan Kabupaten Mojokerto. Bab II 36. Perkembangan Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan Kabupaten Mojokerto.. Bab II 37.3 Perkembangan Jumlah LPJU Kabupaten Mojokerto. Bab II 38.4 Perkembangan Luas Irigasi Teknis.. Bab II 39.5 Perkembangan Jumlah Koperasi.. Bab II 45.6 Perkembangan Jumlah Koperasi Aktif. Bab II 46.7 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil Bab II 47.8 Perkembangan Jumlah Usaha Menengah. Bab II 48.9 Jumlah Keluarga Miskin Bab II 50.0 Jumlah PMKS yang dibantu.. Bab II 53. Jumlah Pengunjung Perpustakaan. Bab II 55. Jumlah Buku Perpustakaan. Bab II 56.3 Luas Tanam Pertanian Tanaman Pangan 0 Bab II Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan 0 Bab II Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan 0 Bab II (Kw/Ha)...6 Produksi Pertanian Tanaman Pangan 004 Bab II 65 (Ton)...7 Perkembangan Produksi Daging dan Telur.. Bab II 66 V

10 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 05 TANGGAL 7 Mei 05 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto dan mengacu pada RPJMD Provinsi dan RPJM Nasional. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Mojokerto 06 adalah dokumen perencanaan tahunan daerah yang merupakan rencana pembangunan tahun pertama dalam masa transisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto dan juga periodisasi ke tiga dalam tahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Mojokerto Pada periode 06 sampai dengan 00, kebijakan pembangunan yang diamanatkan dalam RPJPD adalah : ditujukan untuk lebih Memantapkan Pembangunan Kabupaten Mojokerto secara Menyeluruh dan Terpadu dengan Menekankan kepada Percepatan, Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. RKPD Kabupaten Mojokerto penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada tahun sebelumnya dan mengakomodasikan, mempertimbangkan berbagai Kebijakan Provinsi dan Nasional serta penjaringan aspirasi secara bertahap melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang secara partisipatif dilakukan mulai dari Tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Forum SKPD yang selanjutnya diformulasikan melalui Musrenbang Kabupaten Mojokerto. Jadi RKPD disusun dengan berdasarkan pola kombinasi pendekatan secara terpadu yaitu RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I

11 pendekatan secara teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom up, dan top down process. Perencanaan adalah suatu proses untuk menetukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sesuai dengan amanat UndangUndang Nomor tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UndangUndang Nomor 3 04 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan Pembangunan Daerah menuntut pertimbangan secara seksama, sistematis dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Rencana Pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Timur. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 0 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu tahun. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RKPD memuat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Prioritas Pembangunan Daerah dan Rencana Kerja, Pendanaan dan Prakiraan maju dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :. Pembangunan yang mempunyai dampak besar terhadap pencapaian sasaran pembangunan sesuai dengan, Kebijakan dan Pembangunan dengan sasaran yang terukur;. Pembangunan yang sifatnya mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan; 3. Pembangunan yang realistis untuk dilaksanakan sesuai kemampuan anggaran pemerintah daerah; 4. Pembangunan didasarkan pada skala prioritas, bertahap dan konsisten secara terpadu; 5. Pembangunan yang terintegrasi dengan Pembangunan Nasional dan Pembangunan Pemerintah Provinsi. Pembangunan daerah harus mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat, mewujudkan ekonomi kerakyatan, RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I

12 meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta dapat mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsipprinsip demokrasi, transparansi dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable). Dalam melaksanakan pembangunan daerah perlu diaplikasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai landasan operasional pelaksanaan pembangunan di daerah setiap tahunnya. Dengan demikian RKPD merupakan pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang didahului dengan pembuatan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang disepakati oleh Kepala Daerah dan DPRD.. DASAR HUKUM PENYUSUNAN Dasar Hukum Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Mojokerto 06 adalah :. UndangUndang Nomor tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia 003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 486);. UndangUndang Nomor tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 004 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. UndangUndang Nomor tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia 004 Nomor 04, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44); 4. UndangUndang Nomor 3 04 tentang Pemerintahan Daerah sebagimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 05; 5. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 005 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 3

13 6. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia 007 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Re publik Indonesia 008 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 487); 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 05 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 0 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 0. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur 009 Nomor Seri E);. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 04 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur 0409; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Mojokerto (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto 008 Nomor 5); 4. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 0 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto 003. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 4

14 .3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Penyusunan RKPD Kabupaten Mojokerto 06 yang merupakan rencana pembangunan tahun pertama dalam masa transisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto 0600, mengacu pada RPJPD Kabupaten Mojokerto 00505, RPJMN dan RPJMD Propinsi Jawa Timur. RKPD juga disusun dengan tetap memperhatikan hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, situasi dan kondisi yang berkembang, isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD serta mempertimbangkan sinergitas antar sektor, antar wilayah dan penjaringan aspirasi secara bertahap melalui musrenbang desa/kelurahan, forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten. Selain itu dokumen perencanaan lain juga diperhatikan khususnya RTRW Kabupaten Mojokerto. RPJPD dan RTRW Kabupaten Mojokerto dijabarkan sebagai berikut:. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Mojokerto Untuk mencapai sasaran pokok RPJPD Kabupaten Mojokerto secara bertahap, pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam RPJM Daerah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbedabeda, tetapi semua harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang. Setiap sasaran pokok dalam 6 (enam) misi pembangunan jangka panjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masingmasing tahapan. Prioritas masingmasing misi dapat dijabarkan menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan. Berdasarkan pelaksanaan dan pencapaian hasil pembangunan serta sebagai wujud keberlanjutan RPJPD, maka RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 5

15 pada RPJMD ke3 (0600) ini ditujukan untuk memantapkan pembangunan Kabupaten Mojokerto secara menyeluruh dan terpadu dengan menekankan kepada percepatan, pemerataan pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kondisi perekonomian Kabupaten Mojokerto yang semakin maju dan kompetitif yang ditandai dengan kuatnya struktur ekonomi daerah yang berbasis pada sektor industri, jasa, pariwisata, koperasi, usaha mikro, usaha kecil dan menengah yang didukung oleh sektor pertanian yang handal akan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat berkembang lebih cepat. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin mantap yang diwujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan secara bijak. Kesejahteraan masyarakat terus membaik tercermin dari meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Perkembangan ini juga didorong oleh menguatnya pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi serta meningkatnya kualitas sumber daya manusia.. RTRW Kabupaten Mojokerto. RTRW disusun sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan pembangunan di wilayah Kabupaten Mojokerto dan menjadi pedoman untuk : a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar sektor e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah daerah/atau masyarakat f. Penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup g. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten h. Penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 6

16 Tujuan penataan ruang adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Mojokerto sebagai basis tanaman pangan regional, industri, perdagangan dan jasa, serta pariwisata yang berdaya saing dan memperhatikan keberlanjutan terhadap lingkungan hidup serta pemerataan pembangunan. Untuk itu perlu adanya kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah di Kabupaten Mojokerto yang dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi:. Mengembangkan pusat agropolitan untuk mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan;. Mengoptimalkan fungsi kawasan pertanian; 3. Menekan pengurangan luasan lahan sawah beririgasi teknis; 4. Mempertahankan luasan kawasan pertanian secara ketat serta meningkatkan produktivitas lahan pertanian; dan 5. Reklamasi bekas tambang batuan. b. Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri, Perdagangan dan Jasa serta Kegiatan Pariwisata yang mendukung sektor pertanian. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :. Mengembangkan pariwisata religi, alam, dan buatan;. Mengendalikan perkembangan industri dengan titik berat pada industri pendukung dan pengolahan hasil pertanian; 3. Memantapkan peran dan meningkatkan kegiatan perdagangan tradisional dengan membatasi pertumbuhan pasar modern hanya dipusat ibu kota kecamatan; 4. Menyelaraskan kegiatan perdagangan tradisional dan modern; dan 5. Mengendalikan perkembangan kegiatan di sekitar kawasan perdagangan dan jasa. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 7

17 c. Kebijakan Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan secara berimbang antara Wilayah Utara dan Selatan. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :. Memantapkan, meningkatkan, dan mengendalikan perkembangan kegiatan di wilayah Selatan;. Meningkatkan kegiatan di wilayah utara dan mengembangkan potensi yang belum berkembang optimal; 3. Mengembangkan sistem pusat kegiatan secara hirarkis melalui penentuan PKLp, PPK, dan PPL, terintegrasi dengan PKL yang sudah ditentukan dalam RTRW provinsi; 4. Memantapkan fungsi pusat kegiatan dan menetapkan wilayah pelayanan sesuai potensi, permasalahan, dan prospeknya; dan 5. Mengembangkan sarana sosial ekonomi sesuai standar pelayanan minimal dan fungsi pusat kegiatan. d. Kebijakan Pelaksanaan Mitigasi dan Pengembangan Manajemen risiko pada Kawasan Rawan Bencana. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :. Menetapkan zona bahaya dan zona aman pada kawasan rawan bencana letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan kekeringan;. Mengembangkan sistem pencegahan dan kesiapsiagaan sesuai sifat dan jenis bencana, serta karakteristik wilayah; 3. Mengembangkan sistem mitigasi bencana baik struktural maupun non struktural dalam penanganan bencana; dan 4. Meningkatkan sistem penanganan darurat bencana dan pasca bencana. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 8

18 e. Kebijakan Pengembangan Interkoneksi Prasarana dan Sarana Lokal terhadap Prasarana dan Sarana Nasional, Regional, dan Lokal untuk mendukung Potensi Wilayah. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :. Meningkatkan sistem transportasi yang menghubungkan wilayah Utara dan Selatan;. Mengembangkan sistem transportasi terpadu antara transportasi jalan dan kereta api; 3. Menata sistem transportasi yang meningkatkan kemudahan keterhubungan antara transportasi lokal dengan simpulsimpul transportasi regional, nasional, dan internasional; 4. Mengembangkan sistem transportasi yang menjangkau tiap bagian wilayah dan yang menghubungkan kawasan perdesaanperkotaan; 5. Mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan barang dari dan ke sentra produksi dan pusat pemasaran; 6. Mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan barang dari dan ke pusat pemasaran dan wilayah pelayanannya; 7. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan bagi distribusi hasil pertanian dan sektor lainnya; 8. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan pencapaian menuju dan dari daerah tujuan wisata; 9. Menetapkan jalan sesuai dengan fungsi, kapasitas, dan tingkat pelayanannya; 0. Mengembangkan prasarana transportasi kereta api untuk keperluan penyelenggaraan pergerakan komuter;. Memanfaatkan kembali akses jalur kereta api yang sudah mati; dan. Mengembangan jalur kereta api double track. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 9

19 f. Kebijakan Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Jaringan Prasarana Telekomunikasi, Energi, dan Sumber Daya Air yang dapat mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat, serta pelestarian lingkungan. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :. Meningkatkan ketersediaan energi listrik dan pemerataan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal;. Meningkatkan pelayanan telekomunikasi kepada masyarakat, dengan prioritas pelayanan pada wilayah yang memiliki potensi tumbuhnya kegiatan ekonomi baru, dan wilayah yang secara geografis rendah aksesibilitasnya; 3. Menjaga keseimbangan ketersediaan air dengan optimasi penggunaan air baku irigasi, air minum, serta memelihara daerah air sungai; 4. Mengendalikan pencemaran terkait dengan perlindungan mutu air tanah dan udara; 5. Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan SPAM bukan jaringan perpipaan di perkotaan dan perdesaan; 6. Mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan; 7. Mengembangkan, meningkatkan dan menangani sanitasi lingkungan untuk permukiman dengan sanitasi individual dan/atau sistem komunal di wilayah perkotaan dan perdesaan; 8. Mengembangkan, meningkatkan dan menangani sistem pengolahan limbah khususnya industri kecil dan rumah tangga; dan 9. Melakukan pembangunan sistem drainase yang terpadu dengan pembangunan prasarana lainnya. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 0

20 g. Kebijakan Pemulihan Kawasan Lindung yang telah beralih fungsi dan pencegahan meluasnya alih fungsi kawasan lindung. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :. Meningkatkan luasan kawasan hutan lindung;. Mengendalikan fungsi hutan lindung; 3. Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung setempat; 4. Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa mengabaikan fungsi perlindungan melalui kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan; 5. Mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung; 6. Mengembangkan program pengelolaan hutan bersama masyarakat dengan konsep berkelanjutan; 7. Meningkatkan kerja sama antarwilayah dalam pengelolaan kawasan hutan lindung; 8. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan lindung; 9. Meningkatkan kawasan RTH perkotaan; 0. Mengembangkan hutan rakyat lestari sebagai penyangga fungsi kawasan lindung dan hutan kawasan;. Meningkatkan peran serta petani sekitar hutan melalui wadah LMDH dalam pelestarian sumber daya alam; dan. Mencegah degradasi sumber daya alam pada kawasan lindung dan hutan kawasan. h. Kebijakan Pengembangan dan Peningkatan Fungsi Kawasan Budi Daya untuk mendukung perekonomian wilayah sesuai daya dukung lingkungan. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :. Mempertahankan dan mengendalikan perubahan fungsi lahan sawah beririgasi teknis sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan; RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I

21 . Meningkatkan produktivitas, diversifikasi tanaman, pengolahan hasil pertanian dan perikanan; 3. Mengembangkan sistem pemasaran hasil pertanian sampai ekspor; 4. Mengembangkan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan; 5. Mengembangkan kegiatan industri terutama diarahkan pada industri pendukung pertanian dan perikanan yang ramah lingkungan; 6. Mengembangkan dan meningkatan kegiatan pariwisata alam, buatan, dan sejarah secara terintegrasi; dan 7. Mengembangkan permukiman yang nyaman, aman, dan seimbang serta mempertimbangkan daya dukung lingkungan. i. Kebijakan Penentuan Kawasan Strategis yang mendukung pengembangan sektor ekonomi potensial, pengembangan wilayah Utara, dan daya dukung lingkungan hidup. Dan Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :. Mendorong pengembangan sentra ekonomi agropolitan di wilayah selatan serta perdagangan dan jasa di wilayah tengah;. Mendorong pengembangan kawasan industri dan permukiman di wilayah utara; 3. Mendorong pengembangan pariwisata terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan kawasan bersejarah dan potensi alam; 4. Mendorong pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat di daerah sulit air dan kekeringan; 6. Mengendalikan kegiatan pertambangan batuan; dan 7. Mengendalikan kualitas lingkungan hidup. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I

22 j. Kebijakan Peningkatan Fungsi Kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan Negara. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :. Mendukung kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan negara;. Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan negara; 3. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional dengan kawasan budi daya terbangun; dan 4. Membantu memelihara dan menjaga asetaset Pertahanan/TNI. Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dengan perencanaan pembangunan provinsi dan nasional. RKPD Kabupaten Mojokerto 06 menjadi acuan bagi daerah dalam menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), yang s elanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam proses penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Mojokerto Anggaran 06. RKPD Kabupaten Mojokerto 06 juga menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam penyempurnaan Rencana Kerja (Renja) SKPD SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD Penyusunan RKPD Kabupaten Mojokerto 06, disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dasar Hukum Penyusunan RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 3

23 .3 Hubungan Antar Dokumen.4 Sistematika Dokumen RKPD.5 Maksud dan Tujuan BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN.. Gambaran Umum Kondisi Daerah.. Aspek Geografi dan Demografi.. Aspek Kesejahteraan Masyarakat..3 Aspek Pelayanan Umum..4 Aspek Daya Saing Daerah.. Evaluasi Pelaksanaan dan Kegiatan RKPD sampai Berjalan dan Realisasi RPJMD.3. Permasalahan Pembangunan Daerah.3. Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah.3. Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.. Kondisi Ekonomi Daerah 05 dan Perkiraaan Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah 06 dan Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3... Arah Kebijakan Pendapatan Daerah 3... Arah Kebijakan Belanja Daerah Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 4

24 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.. Tujuan dan Sasaran Pembangunan 4.. Prioritas dan Pembangunan BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VI PENUTUP.5 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Penyusunan RKPD Kabupaten Mojokerto adalah :. Memberikan arah pembangunan dalam jangka (satu) tahun. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan di Kabupaten Mojokerto 3. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada tahun anggaran Sedangkan tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Mojokerto adalah :. Sebagai acuan bagi Daerah dalam menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam proses penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Mojokerto Anggaran 06;. Menjadi acuan bagi seluruh SKPD Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD); 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan (planning), penganggaran (budgetting), pelaksanaan (executing), serta pengendalian dan evaluasi (Monitoring and evaluating) pembangunan yang terukur; 4. Menyelaraskan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Mojokerto dengan arah, kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan daerah Provinsi maupun Pusat. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab I 5

25 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.. Aspek Geografi dan Demografi... Aspek Geografi Kondisi Geografis Daerah Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Provinsi Jawa Mojokerto Timur, merupakan dimana luas salah satu wilayah Kabupaten seluruhnya di adalah ,97Ha atau sekitar,09% dari luas Provinsi Jawa Timur. Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Mojokertodari tahun ke tahun terhitung dinamis, artinya selalu mengalami peralihan fungsi, misalnya lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi lahan pemukiman, pekarangan, bangunan dan lahan industri serta sebagian lagi dialihkan menjadi jalan. Kabupaten Mojokerto memiliki batasbatas administratif sebagai berikut : Sebelah Utara Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik Sebelah Timur Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan Sebelah Selatan Kota Batu dan Kabupaten Malang Sebelah Barat Kabupaten Jombang Sedangkan ditengahtengah terdapat wilayah Kota Mojokerto.... Karakteristik Lokasi dan Wilayah Letak dan Kondisi Geografis Secara geografis posisi wilayah Kabupaten Mojokerto terletak antara 0 3 s/d Bujur Timur dan antara s/d 7 47 Lintang Selatan yang merupakan bagian integral dalam wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif Kabupaten Mojokerto masuk Wilayah Kerja Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Bojonegoro, sedangkan secara spatial Tata Ruang Jawa Timur adalah masuk dalam RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II

26 kawasan pengembangan Gerbang Kertosusila. Kabupaten Mojokerto terdiri atas 8 Kecamatan, 99 Desa dan 5 Kelurahan dengan perincian berikut ini : Tabel. Jumlah Desa dan Kelurahan tiap Kecamatan 05 No. Kecamatan Jumlah Kelurahan. Trowulan. Sooko 3. Puri 4. Bangsal 5. Mojoanyar 6. Gedeg 7. Kemlagi 8. Dawarblandong 9. Jetis 0. Mojosari 5. Ngoro. Pungging 3. Kutorejo 4. Dlanggu 5. Jatirejo 6. Gondang 7. Pacet 8. Trawas Jumlah 5 Desa Sumber Data: Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II

27 Topografi Berdasarkan struktur tanahnya, wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung cekung ditengahtengah dan tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah pegunungan dengan karakter tanah yang subur dan produktif pertanian/perkebunan/kehutanan, untuk yaitu pengembangan meliputi Kecamatan sektor Pacet, Trawas, Gondang, dan Jatirejo. Bagian tengah merupakan wilayah dataran sedang, sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan kapur yang bergelombang dengan karakter tanah yang cenderung kering dan kurang subur. Tabel. Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan No. Kecamatan Tinggi RataRata dari Permukaan Laut (m) 40 Luas Daerah*) (Km). Jatirejo. Gondang ,4 3. Pacet ,0 4. Trawas ,9 5. Ngoro ,95 6. Pungging ,8 7. Kutorejo ,53 8. Mojosari ,38 9. Bangsal ,70 0. Mojoanyar ,67. Dlanggu ,0. Puri ,5 3. Trowulan ,4 4. Sooko ,3 5. Gedeg 36.66,46 6. Kemlagi ,9 7. Jetis ,33 8. Dawarblandong ,95 Kab. Mojokerto , ,97 Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto, 05 )* tanpa Hutan Negara RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 3

28 Sekitar keseluruhan Mojokerto, 30%a wilayah dari Kabupaten tingkat kemiringan tanahnya lebih dari 5 derajat, sedangkan wilayah sisanya dataran merupakan sedang dengan tingkat kemiringan kurang dari 5 derajat. Pada umumnya ketinggian tingkat wilayah di Kabupaten Mojokerto ratarata berada kurang dari 500 meter diatas permukaan laut, dan secara spesifik hanya Kecamatan Trawas yang merupakan daerah terluas yang memiliki daerah dengan ketinggian lebih dari 600 meter diatas permukaan laut. Ketinggian Lahan Berdasarkan ketinggian lahan, wilayah Kabupaten Mojokerto terletak antara 5 sampai dengan di atas 500 meter dari permukaan laut. Ketinggian lahan dari permukaan laut merupakan salah satu faktor yang menentukan jenis peruntukannya, oleh karena itu ketinggian lahan merupakan salah satu penentu dalam memetakan dan kemudian menetapkan wilayah tanah usaha. Adapun luas daerah Kabupaten Mojokerto berdasarkan ketinggian tempat adalah sebagai berikut : Tabel.3 Luas Lahan Berdasarkan Ketinggian No... Ketinggian Tempat (meter) Total Luas Ha % 90.95,68 93, ,9 6, ,97 Sumber Data : BPS Kabupaten Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 4

29 Ketinggian meter di atas permukaan laut, merupakan daerah datar dan sedikit sekali daerah yang bergelombang dengan penggunaan lahan usaha pertanian/persawahan, meliputi hampir seluruh kecamatan; Ketinggian meter dari permukaan laut, merupakan daerah yang relatif bergelombang dan berbukit. Daerah ini juga merupakan daerah persawahan dan tegal, dan yang termasuk dalam ketinggian ini hanya Kecamatan Trawas. Kemiringan Lahan Kabupaten Mojokerto mempunyai bentang kemiringan lahan yang bervariasi, yang terdiri dari : ) Daerah landai dan bergelombang meliputi 48,78 % dari luas wilayah; ) Daerah berbukit dengan kemiringan sampai 5 0 meliputi,63% dari luas wilayah; 3) Daerah pegunungan dengan kemiringan antara meliputi 8,69% dari luas wilayah; 4) Daerah pegunungan dengan kemiringan lebih dari 40 0 meliputi 9,90% dari luas wilayah. Berdasarkan kemiringan tanah, luas tanah di wilayah Kabupaten Mojokerto terbagi menjadi 4 (empat) kelompok kemiringan, Tabel.4 yaitu : Kemiringan Lahan No. Kemiringan Luas Ha % , ,00 8, ,67 9, , ,30 0 Di atas 40 0 Total 48,78,63 Sumber Data : BPN Kabupaten Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 5

30 Geologi Struktur dan Karakteristik a. Tanah di wilayah Kabupaten Mojokerto ditinjau dari struktur geologi, unsur batuan pembentuk serta luasnya adalah sebagai berikut: Tabel.5 Struktur dan Karakteristik Tanah No. Batuan Pembentuk (%). Hasil Gunung berapi tak teruraikan,80. Hasil Gunung berapi kwarter muda 3,3 3. Hasil Gunung berapi kwarter tua 4,8 4. Aluvium, facies gunung berapi 5. Aluvium 4,0 6. Pleistosen, facies sedimen,44 7. Pleistosen, facies gunung berapi 0,8 84,5 Total Sumber data : BPN Kabupaten Mojokerto, 05 Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar batuan pembentuk yang mempengaruhi struktur dan karakter tanah merupakan endapan aluvium, secara umum kondisi tersebut merupakan lahan subur atau potensial bagi kegiatan usaha pertanian, serta jenis batuan pembentuk tersebut akan memberikan berbagai macam bahan dan berbagai macam jenis tanah. b. Tekstur tanah Tekstur tanah di Wilayah Kabupaten Mojokerto digolongkan menjadi (dua)macam, yaitu : ) Tekstur Halus, tekstur tanah yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Mojokerto yaitu seluas 6.405,4 Ha atau 7,4% dari luas wilayah keseluruhan yang tersebar merata kecuali Kecamatan Dlanggu, Gondang, Pacet, Kutorejo, Mojosari dan Trawas; RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 6

31 ) Tekstur Sedang, seluas ,6 Ha atau 7,76% dari luas wilayah Kabupaten Mojokerto, yang tersebar merata kecuali Kecamatan Gedeg dan Kemlagi. Hidrologi Pola tata air sangat ditentukan oleh besarnya curah hujan, jumlah mata air atau sumber air dan pola aliran sungai serta bendungan. Jumlah mata air mencapai 6 buah, dari jumlah tersebut yang berfungsi sebanyak 53 mata air. Debit air tersebut ratarata maksimum 9,4 liter/detik dan debit ratarata minimum 7,60 liter/detik. Mata air tersebut sebagian besar sebarannya terdapat di wilayah Kabupaten Mojokerto bagian selatan. Kondisi tersebut menimbulkan konsekwensi logis pada jenis jaringan irigasi panjang saluran serta pemanfaatannya untuk areal persawahan. Disamping itu kondisi irigasi yang ada di Kabupaten Mojokerto secara umum dapat dipantau dari data yang tersaji pada tabel berikut ini : Tabel.6 Jenis Jaringan Irigasi Panjang Saluran dan Areal Sawah Irigasi 03 Daerah Irigasi (DI) Teknis Semi Teknis Sederhana Jumlah Jumlah Panjang DI Saluran (m) Areal Luas Sawah Irigasi (Ha) 98. Jumlah DI Saluran (m) 373 Panjang 373 Sawah Irigasi (Ha) Sumber data : Dinas PU Pengairan Kabupaten Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Areal Luas Bab II

32 Tabel.7 Target dan Realisasi Kondisi Irigasi 03 dan Kondisi 04 Target (m) Realisasi (m) % Target Realisasi (m) % Baik ,89.463,89 00 Sedang Rusak ,89.463,89 00 Jumlah Sumber data : Dinas PU Pengairan Kabupaten Mojokerto, 05 Selain itu, Kabupaten Mojokerto mempunyai sungai natural sebanyak 6 buah yang sudah mempunyai nama, disamping masih banyak juga saluran tersier maupun kuarter yang belum memiliki nama. Sungai besar yang melewati wilayah Kabupaten Mojokerto diantaranya adalah Sungai Brantas dengan debit air 0.03 liter/detik dan Sungai Marmoyo dengan debit 6 liter/detik. Sungaisungai besar yang ada di Wilayah Kabupaten Mojokerto selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel.8 Sungai Besar di Kabupaten Mojokerto No... Nama Sungai Hulu Muara Sungai Kabupaten Kecamatan Sooko, Jetis, Brantas Jombang Ngoro Kali Porong Kabupaten Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto Bangsal, Mojosari, Pungging, Ngoro 3. Kali Kabupaten Surabaya Mojokerto Kecamatan Jetis Sumber Data : Dinas PU Pengairan Kabupaten Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 8

33 No. Tabel.9 Daftar Panjang Sungai di Kabupaten Mojokerto Panjang Nama Sungai Sungai (Km). Sungai Sadar. Sungai Cemporat 3. Sungai Kintelan 4. Sungai Gayaman 5. Sungai Bangsal 3,5 6. Sungai Judeg, Sungai Bangsal II 8. Sungai Tekuk 9. Sungai Sumber Ngrayung 6, Sungai Sumber Glogok 8,906. Sungai Sumber Wonosari,506. SungaiSumber Kembar 6, Sungai Sumber Wonodadi 7, Sungai Gembolo 3,63 5. Sungai Cumpleng 4,98 6. Sungai Made,44 7. Sungai Bulu Kidul 8. Sungai Jubel 9. Sungai Sumber Pasinan 9, Sungai Sumber Kali Urip 3,708. Sungai Kanigoro 4,000. Sungai Sumber Pandokan, Sungai Janjing 4. Sungai Jurang Jero 3,58 5. Sungai Sumber Towo 7, Sungai Kukuhan 4,05 7. Sungai Porong 8,90 8. Sungai Curah Klengkeng 0,0 9. Sungai Curah Panggul 4, Sungai Kletak, Sungai Dlundung 5,085 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA,0 5,500 3,8 3,6 5,555 4,433 3,480,595 4,378 Bab II 9

34 3. Sungai Brantas 9, Sungai Brangkal 4, Sungai Jurang Cetot 33, Sungai Coban, Sungai Buteh, Sungai Manting 3, Sungai Sumber Winong 5, Sungai Landean 3, Sungai Klarah 6,50 4. Sungai Galuh 3,7 4. Sungai Klopo 6, Sungai Pikatan, Sungai Kromong 4, Sungai Surabaya/Mas 46. Sungai Marmoyo 47. Sungai Asin 5, Sungai Kwangen 7, Sungai Kedung Saro 50. Sungai Sidoringin 4, Sungai Gedeg 4, Sungai Wonoayu 53. Sungai Kedung Sumur 6, Sungai Sumber Waru 5, Sungai Polaman, Sungai Curah Ngoro, Sungai Curah Jedong, Sungai Curah Lapangan, Sungai Landak Sungai Landak II, Sungai Curah Wates 3,5 7,500 0,450 3,350 0,350 Sumber data : Dinas PU Pengairan Kab. Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 0

35 ... Potensi Pengembangan. Industri Kabupaten Mojokerto dilihat dari posisi geografis merupakan wilayah yang potensi untuk pengembangan industri disebabkan : a. Kemudahan akses tranportasi ekport import karena berdekatan dengan akses tranportasi Udara (Bandara Udara Juanda) dan Laut (Pelabuhan Tanjung Perak) serta akses darat yaitu adanya pembangunan Tol Sumo (Surabaya Mojokerto) dan persiapan pembangunan Tol Moker (Mojokerto Kertosono). b. Penyediaan kawasan peruntukan industri yang cukup luas dan mudah terjangkau antara lain : Kawasan industri di Kecamatan Ngoro ± 500 ha; Kawasan industri di Kecamatan Jetis, Kecamatan Kemlagi dan Kecamatan Dawarblandong ± ha; Kawasan industri di Kecamatan Mojoanyar ± 500 ha. c. Penyediaan kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri tersebar di kecamatan lainnya.. Infrastuktur Dalam menunjang Kabupaten pengembangan Mojokerto perlu kawasan didukung industri dengan di fasilitas penunjangnya utamanya berupa pengembangan infrastruktur jalan dan jembatan terutama yang menghubungkan akses pada kawasan industri. Selain itu pembangunan jalan juga difokuskan pada akses menuju daerah wisata sehingga dapat mengembangkan serta meningkatkan Mojokerto dan pembangunan pariwisata Kabupaten jalan lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan. 3. Pendidikan Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan oleh industriindustri yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto melakukan pembangunan SDM dengan melalui penyediaan Sarana Prasarana pendidikan dengan menitikberatkan pada RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II

36 pengembangan Pemerintah pendidikan Kabupaten Sekolah Menengah Mojokerto antara Kejuruan. lain dengan membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di beberapa lokasi kecamatan sesuai dengan kebutuhan tenaga yang dibutuhkan oleh industri yang ada diwilayah Kabupaten Mojokerto. 4. Kesehatan Kesehatan merupakan salah satu indikator penting dalam pembangunan manusia, karena itu Pemerintah Kabupaten Mojokerto menitikberatkan pula dalam pengembangan di bidang kesehatan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, direncanakan Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto menambah pelayanannya dengan fasilitas rawat inap yang perlu didukung dengan fasilitas penunjang rawat inapnya baik sarana prasarana maupun paramedis. 5. Pariwisata Kabupaten apabila Mojokerto dikelola memiliki dengan benar potensi dapat pariwisata yang menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah pada Kabupaten Mojokerto cukup besar. Potensi tersebut antara lain obyek wisata Petirtaan Jolotundo Trawas, Air Terjun Coban Canggu, Air Terjun Dlundung Trawas, Wana Wisata dan Kolam Air Panas Padusan Pacet, dan Ekowisata Waduk Tanjungan Kemlagi. Pemerintah Kabupaten Mojokerto berencana untuk meningkatkan sarana dan prasarana pada semua obyek wisata yang ada untuk menjamin kenyamanan pengunjung, sehingga dapat menarik lebih banyak lagi wisatawan untuk datang ke obyekobyek wisata tersebut. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II

37 ... Demografi a. Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto 04 sebanyak jiwa yang terdiri dari lakilaki jiwa dan perempuan jiwa. Dari data yang ada, pertumbuhan penduduk ratarata dalam 3 tahun terakhir mencapai 4,00%. Jumlah penduduk dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel.0 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Laki Perempuan Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto, 05 Dari tabel tersebut dapat digambarkan tren peningkatan jumlah penduduk sebagaimana grafik berikut : Grafik. Tren Peningkatan Jumlah penduduk RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 3

38 Perkembangan penduduk Kebupaten Mojokerto lakilaki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Berikut data jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto menurut jenis kelamin untuk tiap kecamatan. Tabel. Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan 04 No. Kecamatan Jenis Kelamin Lakilaki Perempuan Jumlah Penduduk Jatirejo. Gondang Pacet Trawas Ngoro Pungging Kutorejo Mojosari Dlanggu Bangsal Puri Trowulan Sooko Gedeg Kemlagi Jetis Dawarblandong Mojoanyar Jumlah Sumber data : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 4

39 b. Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto yang cukup besar, di satu sisi merupakan modal dasar pembangunan yang cukup potensial, namun disisi lain juga mengandung permasalahan yang cukup krusial apabila pertumbuhannya tidak dikendalikan. Salah satu langkah antisipasi untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang begitu cepat adalah menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih berpartisipasi secara aktif dalam peningkatan dan pemantapan program Keluarga Berencana (KB) yang lebih intensif. Persentase pertumbuhan penduduk Kabupaten Mojokerto 04 adalah sebesar,05% per tahun. c. Mata Pencaharian Berdasarkan struktur mata pencaharian maka penduduk Kabupaten Mojokerto didominasi pekerja dibidang Industri yang pada 03 mencapai jumlah jiwa, diikuti dengan penduduk bermata pencaharian dibidang perdagangan, rumah makan/restoran/warung/catering dan jasa akomodasi (hotel dan penginapan lainnya) berjumlah jiwa, dan selanjutnya penduduk bermata pencaharian pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan yang pada 03 mencapai jumlah jiwa. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto menurut struktur mata pencaharian adalah sebagai berikut: Tabel. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 03 No. Mata Pencaharian. Pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Industri 3. Konstruksi 4. Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Satuan Orang Orang Orang Orang Bab II 5

40 Transportasi, pergudangan dan komunikasi Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan, jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan Pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air minum Jumlah 5.3 Orang Orang.0 Orang Orang Sumber Data : BPS Kabupaten Mojokerto, 05.. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat secara umum dapat didekati melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).... Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pada dasarnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Indeks (HDI) mencakup 3 (tiga) komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung merefleksikan untuk upaya menghasilkan pembangunan suatu manusia. aturan Ketiga yang aspek tersebut berkaitan dengan harapan hidup (longevity), pendidikan (knowledge) dan standar hidup layak (decent living). IPM mengukur pencapaian ratarata suatu wilayah dalam 3 (tiga) dimensi dasar pembangunan manusia : a) Hidup sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran b) Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga) c) Standar kehidupan yang layak dengan GDP (Gross Domestic Product) / Produk Domestik Bruto per Kapita dalam paritas kekuatan beli/paritas daya beli (purchasing power parity) RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 6

41 Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berkisar antara 0 00, menurut Skala Internasional IPM yang bergolong Tinggi adalah lebih dari 80, skala IPM Menengah Atas adalah 66,00 79,99; Skala Menengah Bawah antara 50,00 65,99; sedangkan Indeks Pembangunan Manusia Skala Rendah adalah kurang dari 50,00. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir IPM Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut : Tabel.3 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mojokerto Keterangan Indeks Kesehatan 75,70 76,07 76,88. Indeks Pendidikan 80,4 80,43 8,4 3. Indeks Daya Beli 65,8 66,76 67,65 73,89 74,4 75,6 IPM Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto, 04 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa IPM Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan yang pada 03 mencapai angka 75,6. IPM tersebut pada konteks regional Jawa Timur ternyata masih diatas ratarata IPM Jawa Timur. Selanjutnya tren peningkatan IPM Kabupaten Mojokerto dapat digambarkan sebagaimana grafik berikut : Grafik. Indeks Pembangunan Manusia Sumber Data : BPS Kabupaten Mojokerto RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 7

42 Beberapa urusan yang terkait dengan IPM dapat disampaikan sebagai berikut : a) Status Pembangunan Bidang Kesehatan Faktor kesehatan menjadi satu dari tiga indikator penting penunjang pembangunan manusia karena tingkat produktifitas manusia bisa tergali optimal bila kondisi kesehatan tubuhnya maksimal. Status pembangunan bidang kesehatan dapat diwakili dengan indikator Angka Kematian Bayi, Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka Lahir Mati, Angka Kematian Balita dan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan. Indikator tersebut dalam 3 tahun terakhir adalah sebagaimana berikut : Tabel.4 Status / Indikator Kinerja Pembangunan Bidang Kesehatan Kabupaten Mojokerto 0 04 No. URAIAN Satuan Angka Kematian bayi Promil 0,95 7,85 7,68. Angka Harapan Hidup 70,4 70,64 7,3 6,89 33,95 90,68 3. Angka Per Kematian Ibu Melahirkan KH 4. Angka Lahir Promil 5,8 4,06 3,55 5. Angka Promil 0,95 8,83,30 6. Persalinan Persen 86,57 87,99 88,9 Mati Kematian Balita Ditolong Tenaga Kesehatan Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 8

43 Dari tabel tersebut dapat diketahui halhal sebagai berikut : ) Angka Kematian Bayi. Angka Kematian Bayi / AKB (0 tahun) pada tahun 04 sebesar 7,68 per.000 kelahiran hidup, angka tersebut lebih rendah apabila dibandingkan tahun 03, sebagaimana terlihat pada tabel.4 bahwa pada tahun 03 AKB mencapai 7,85 per.000 kelahiran hidup, jumlah bayi yang meninggal pada tahun 04 sebanyak 7 bayi. Dari total 7 kematian bayi, penyebab terbesar atau 34,85% disebabkan karena asfiksia, disusul kasus lainnya yaitu kongenital, infeksi, pnuemonia, diare dan lainlain. Bila dilihat dari umur kematian bayi, terbanyak ada pada usia 0 7 hari yaitu sebesar 78,79 %, 8 8 hari sebesar,% dan 9 hari tahun sebesar 9,09%. ) Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup (AHH) sangat berkaitan erat dengan keberhasilan pembangunan sosial ekonomi suatu wilayah. Semakin tinggi AHH mengindikasikan pembangunan sosial ekonomi di wilayah tersebut semakin maju. Dari tabel.4 dapat diketahui Angka Harapan hidup meningkat pada setiap tahunnya hingga mencapai angka 7.3 pada 04. 3) Angka Kematian Ibu Melahirkan Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) pada tahun 04 sebesar 90,68 per kelahiran hidup dengan jumlah kasus kematian 5 orang, angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 03, dimana pada tahun 03 AKI sebesar 33,95 per kelahiran hidup dengan jumlah kasus kematian orang. Secara umum penyebab kematian ibu melahirkan karena faktor usia resiko tinggi. Dari 5 kasus kematian ibu, 8 kejadian terjadi pada ibu karena pada saat peristiwa kehamilan, dan 7 kejadian pada saat masa nifas. Realisasi melahirkan selama 3 tahun angka kematian ibu mengalami fluktuasi. Untuk tahun 03 angka KIB mencapai 33,95 per RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 9

44 kelahiran hidup. Angka tersebut merupakan angka KIB tertinggi selama 3 (tiga) tahun terakhir, sebagaimana pada tabel.4. 4) Angka Lahir Mati Dalam 3 tahun terakhir Angka Lahir Mati menunjukkan angka yang relatif kecil dan menunjukkan tren yang menurun. Pada 04 angka kematian umum tercatat 3,55 promil. Hal ini menggambarkan perkembangan derajat kesehatan masyarakat ataupun sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan, sebagaimana pada tabel.4. 5) Angka Kematian Balita (AKBa) Angka kematian balita menunjukkan tren yang menurun dalam kurun waktu 3 tahun dari tahun 0 sampai tahun 04. Angka kematian neonatal (AKN) merupakan penyumbang terbesar AKBa, ini mengakibatkan kematian neonatal semakin besar dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan seluruh kematian balita, sebagaimana pada tabel.4. 6) Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Tenaga persalinan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Persalinan tersebut menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. Pada 3 tahun terakhir persalinan yang ditolong tenaga medis mengalami peningkatan, sebagaimana pada tabel.4. Dari Status/Indikator Kinerja Pembangunan Bidang Kesehatan tersebut maka tren perkembangannya dapat dilihat pada grafik berikut : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 0

45 Grafik.3 b) Status Pembangunan Bidang Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan determinan yang sangat urgen dalam penentuan tingkat kualitas hidup manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik pula kualitas sumber daya yang dimilikinya. Pemerataan kesempatan memperoleh akses pendidikan, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan serta peningkatan peranan kelembagaan RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA dan kepedulian masyarakat Bab II dalam

46 pelaksanaan pendidikan 04, cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada indikator berikut : Tabel.5 Angka Partisipasi Murni (APM) 0 04 No. 0 Indikator APM SD/ MI 99,83 99,85 99,85. APM SLTP/MTS 94,60 94,64 95,30 3. APM SLTA/MA/SMK 7,30 7,50 7,00 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Mojokerto, 05 Demikian juga untuk APM tahun 04 jenjang SD/MI tidak mengalami perubahan dari tahun 03 sebesar 99,85, jenjang SMP/MTs meningkat sebesar 95,30 dari tahun 03 sebesar 94,64, dan jenjang SMA/SMK/MA juga meningkat sebesar 7,00 dari tahun 03 sebesar 7,50. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih tergolong tinggi. Meskipun tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan adalah tinggi, tetapi masih harus terus ditingkatkan. Tabel.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) 0 04 No Indikator PAUD APK SD/MI ,50 8,50 04,94 05, 05, APK SLTP/MTs 97,0 97,30 97,30 APK SLTA/MA/SMK 75,03 75,0 76 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Mojokerto, 05 Dari tabel.6 tampak bahwa terdapat sedikit kenaikan APK tahun 04 pada jenjang SMA/SMK/MA sebesar 76 dari tahun 03 sebesar 75,0, sedangkan pada jenjang lainnya tetap tidak ada perubahan dari tahun 03, sehingga tingkat kesadaran RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II

47 masyarakat akan pentingnya pendidikan adalah tinggi dan masih harus terus ditingkatkan. Tren peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada berbagai jenjang dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik.4 Partisipasi Murni (APM) 0 04 Grafik.5 Angka Partisipasi Kasar (APK) 0 04 c) Status pembangunan Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan Seringkali angka pertumbuhan ekonomi dijadikan ukuran keberhasilan pembangunan pada suatu wilayah. Semakin tinggi RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 3

48 angka pertumbuhan ekonomi maka dimaknai semakin berhasil pemerintahan dalam melaksanakan programprogram pembangunan. Sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi identik dengan sebuah prestasi. Tapi pada hakikatnya tidak demikian, pembangunan ekonomi yang berkualitas yang harus menjadi tujuan utama dan tidak hanya tinggi secara kuantitas. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari perkembangan PDRB atas dasar harga konstan. Sehingga angka pertumbuhan tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga, atau dapat diartikan riil disebabkan oleh kenaikan atau penurunan produksi (output) dari seluruh sektor ekonomi. Tabel.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,03 7, 6,9 Sumber Data : BPS Kabupaten Mojokerto, 04 Grafik.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Grafik di atas memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto terus membaik selama beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto tahun 0 mencapai 7,03 persen, melebihi angka pertumbuhan ekonomi nasional. Selama tahun 0 perekonomian Kabupaten RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 4

49 Mojokerto cukup stabil sehingga mampu tumbuh sebesar 7, persen. Hal ini dapat terjadi akibat kebijakan pemerintah daerah di bidang investasi, pengembangan infrastruktur, serta regulasi di bidang ekonomi lainnya. Pada tahun 03 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto kembali melambat mencapai 6,9 persen. Penurunan output beberapa sektor ekonomi akibat dari gejolak ekonomi global dan faktor internal disinyalir sebagai penyebab melambatnya pertumbuhan tersebut. Namun Kabupaten Mojokerto termasuk satu dari sekian banyak wilayah di Jawa Timur yang pertumbuhan ekonominya di atas angka pertumbuhan Jawa Timur, sebuah capaian yang menggembirakan, tetapi masih harus tetap melakukan pembenahan di beberapa aspek pada masa mendatang. Ketenagakerjaan Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Dari aspek lowongan kerja, pencari kerja dan penempatan tenaga kerja dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.8 Lowongan Kerja, Pencari Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja No URAIAN Lowongan kerja Pencari kerja terdaftar ,56 3. Penempatan tenaga kerja Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 5

50 Grafik.7 Lowongan Kerja, Pencari Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah lowongan kerja, pencari kerja terdaftar dan penempatan tenaga kerja dari 0 hingga 04 mengalami kenaikan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan lapangan / pasar kerja yang ada di Kabupaten Mojokerto maupun pada wilayah Regional Jawa Timur.... Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sejak 0 sampai dengan 03, PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan setiap tahunnya. Demikian juga PDRB atas dasar harga berlaku juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.9 PDRB 0 03 Produk Domestik Regional Bruto (Jutaan) Harga Konstan Harga Berlaku , ,94 0*) , ,94 03**) , ,59 Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto, 04 Catatan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 6

51 Tren Peningkatan PDRB dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik.8 Tren Kenaikan PDRB Sumbangan tiap sektor PDRB secara terperinci adalah sebagai berikut: Tabel.0 Sumbangan Tiap Sektor 0 03 Sektor 0*) 0*) 03**). Industri Pengolahan 35,7 35,04 34,89. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,38 8,5 8,74 3. Pertanian 9,5 9,53 9,30 4. Jasajasa 8,4 8,3 8,06 5. Pengangkutan dan Komunikasi,78,8,84 6. Bangunan,8,86,93 7. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,88,0,7 8. Pertambangan dan Penggalian,8,8,8 9. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,84 0,80 0,80 00% 00% 00% Total Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto, Per Januari 03 Catatan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara Secara umum sumbangan sektor PDRB yang paling dominan adalah dari sektor industri pengolahan yang pada 03 mencapai angka 34,89 % selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan, RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 7

52 hotel dan restoran yang mencapai angka 8,74 % dan sektor pertanian yang mencapai angka 9,30 %. Komposisi sumbangan sektor PDRB pada 03 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik.9 Komposisi Sumbangan Sektor PDRB 03 Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kemakmuran penduduk maka dipergunakan pendekatan pendapatan regional per kapita. Untuk memperoleh nilai riil indikator pendapatan regional per kapita maka dipergunakan angka pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan, hal ini untuk menghilangkan pengaruh tingkat perubahan harga barang dan jasa (inflasi / deflasi) yang terjadi pada tahun berjalan. Pendapatan regional per kapita Kabupaten Mojokerto dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. Pendapatan Regional Per Kapita 0 03 Pendapatan Regional Per Kapita (jutaan) ADHB ADHK 0*) , ,8 0*) , ,40 03**) , ,97 Sumber Data: BPS Kabupaten Mojokerto Catatan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 8

53 Dari tabel dapat diketahui bahwa pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan dari 0 mengalami peningkatan hingga pada 03. Grafik.0 Tren Peningkatan Pendapatan Regional Per Kapita..3 Aspek Pelayanan Umum Fokus Layanan Urusan Wajib a. Pendidikan Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup sehingga mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilainilai Pancasila, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UndangUndang Nomor tentang Sistem Pendidikan. Selain ketersediaan guru berkualitas dan berkeahlian yang cukup, ketersediaan sarana yang layak merupakan RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 9

54 modal dasar agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Indikator kinerja yang digunakan adalah : () Rasio jumlah guru terhadap jumlah murid Target indikator nasional berdasarkan pemerataan pendidikan standar yang ideal diterbitkan Kementerian Pendidikan Nasional adalah SD/MI sebesar :40, SMP/MTs sebesar : dan SMA/MA/SMK sebesar :. Perkembangan rasio jumlah guru dan murid pada masingmasing jenjang pendidikan 0 04 adalah sebagai berikut : Tabel. Rasio Jumlah Guru terhadap Jumlah Murid No Uraian SD/MI/PAKET A /3 / /0 SMP/MTs/PAKET B / / /3 3 SMA/MA/SMK/PAKET C /0 / /4 Sumber Data : Dinas Pendidikan Kab. Mojokerto, 05 Rasio tersebut menunjukkan bahwa jumlah ketersediaan guru baik pada jenjang SD/MI/PAKET A, SMP/MTs/PAKET B maupun jenjang SMA/MA/SMK/PAKET C telah mencukupi dibandingkan dengan jumlah murid yang ada. () Rasio jumlah kelas terhadap murid Standar Indikator Nasional Pemerataan berdasarkan Pendidikan Standar yang Ideal diterbitkan Kementerian Pendidikan Nasional adalah SD/MI/PAKET A sebesar : 40, SMP/MTs/PAKET B sebesar : 40 dan SMA/MA/SMK/PAKET C sebesar : 40 Perbandingan Jumlah Kelas terhadap murid pada masingmasing Jenjang Pendidikan untuk 0 sampai dengan 04 adalah sebagaimana tabel berikut ini : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 30

55 Tabel.3 Rasio Jumlah Kelas terhadap Murid No Uraian SD/MI/PAKET A /3 /3 /9 SMP/MTs/PAKET B / /9 /30 3 SMA/MA/SMK/PAKET C /35 /8 /3 Sumber Data : Dinas Pendidikan Kab. Mojokerto, 05 Berdasarkan rasio tersebut terlihat bahwa jumlah murid pada semua jenjang pendidikan telah tertampung pada kelas yang tersedia. b. Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud drajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya di seluruh wilayah yang dirumuskan sebagai visi Indonesia Sehat 05. () Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit per Kecamatan Disamping kualitas pelayanan yang baik, maka ketersediaan dan pemerataan prasarana sarana pusat pelayanan kesehatan juga sangat diperlukan. Dalam 3 tahun terakhir semua kecamatan di Kabupaten Mojokerto telah tersedia pusat pelayanan kesehatan baik berupa puskesmas dan puskesmas pembantu, serta tersedia pula RSUD dan 0 Rumah Sakit swasta yang melayani wilayah Kabupaten Mojokerto. Jumlah puskesmas, puskesmas pembantu dan rumah sakit dapat dilihat pada tabel berikut : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 3

56 Tabel.4 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit per Kecamatan Jumlah No Kecamatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Rumah sakit JATIREJO GONDANG PACET TRAWAS 5 NGORO PUNGGING KUTOREJO MOJOSARI DLANGGU BANGSAL PURI TROWULAN SOOKO GEDEG KEMLAGI JETIS DAWARBLANDONG MOJOANYAR Jumlah Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 3

57 () Jumlah tenaga medis dan paramedis Jumlah tenaga medis dan paramedis dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.5 Jumlah Tenaga Medis Paramedis dan Kunjungan ke Puskesmas No Tenaga Medis/Paramedis/ Kunjungan ke Puskesmas Dokter spesialis Jumlah Dokter umum Dokter gigi Ahli gizi Bidan Perawat Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 05 (3) Jumlah penduduk yang memanfaatkan RSUD dan kesehatan oleh puskesmas Pemanfaatan pusat pelayanan masyarakat dalam berobat adalah berbanding linier dengan kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan kesehatannya. Dalam 3 tahun terakhir jumlah kunjungan pada pusat pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 33

58 Tabel.6 Jumlah Penduduk yang memanfaatkan RSUD dan Puskesmas Jumlah RA Bed Occupancy Rate (BOR) 88,7 67,87 53,4 63,7 67, 44, No Indikator Kunjungan ke RSUD Prof. Dr. Soekandar Kunjungan ke RSUD Basuni RSUD Prof. Dr. Soekandar (%) Bed Occupancy Rate (BOR) RSUD RA. Basuni (%) Kunjungan ke puskesmas (kali/tahun) Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 05 Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Kabupaten Mojokerto pemerintah daerah selalu berupaya untuk mengembangkan sarana pelayanan kesehatan, baik dari segi kuantitas maupun pengembangan kualitas pelayanan agar tercipta pelayanan prima di setiap institusi pelayanan kesehatan. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pemanfaatan pusat pelayanan kesehatan oleh masyarakat ternyata cukup tinggi. Dalam 04 jumlah kunjungan ke RSUD Prof. Dr. Soekandar mengalami penurunan kunjungan mencapai angka 7.44 kunjungan dibandingkan 03, sedangkan pada RSUD RA Basuni tingkat kunjungan mencapai angka kunjungan di 04. Dari standar BOR yang ditetapkan untuk setiap rumah sakit sebesar 75 % 85 %, maka RSUD Prof. Dr. Soekandar angka BOR termasuk cukup, sedangkan untuk RSUD RA Basuni masih relatif rendah karena RSUD tersebut relatif RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 34

59 baru dibangun dengan berbagai keterbatasan prasarana dan sarananya. Kunjungan terhadap puskesmas dalam 04 mencapai angka kunjungan yang berarti 35 % jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto 04 telah memanfaatkan puskesmas sebagai pelayanan kesehatan. c. Pekerjaan Umum Pada dasarnya urusan Pekerjaan Umum dengan dukungan infrastruktur berupa jalan/jembatan serta sarana jaringan dan irigasi prasarana turut fasilitas berperan dalam keberhasilan pembangunan bidang ekonomi di suatu daerah. Pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, prasarana dan sarana dasar permukiman merupakan modal penting masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonominya. Sedangkan pengembangan prasarana irigasi ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan dan penyediaan air untuk kepentingan persawahan. () Kondisi Jalan dan Jembatan Untuk memenuhi kebutuhan prasarana perhubungan maka Pemerintah Kabupaten harus menyediakan Jalan dan Jembatan Tingkat Kabupaten untuk prasarana lalu lintas. Panjang Jalan Kabupaten mencapai Km dan secara keseluruhan telah berkonstruksi aspal. Kondisi jalan dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat sebagaimana tabel berikut: Tabel.7 Kondisi Jalan Aspal Kabupaten Mojokerto (Km) No Kondisi Baik Sedang 3 Rusak Jumlah Sumber data : Dinas PU Bina Marga, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 35

60 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada 04 sebagian besar jalan kabupaten yaitu 603,004 Km adalah berkondisi baik dari Total Panjang Jalan Kabupaten. Perkembangan Kondisi Jalan Kabupaten dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik. Perkembangan Kondisi Jalan Kabupaten Mojokerto Dengan dilewatinya Jalan Kabupaten oleh kendaraan yang sejak awal pembangunannya tidak disiapkan untuk kapasitas kendaraan yang cukup tinggi maka kerusakan jalan semakin tinggi. Untuk itu tingkat Pemerintah Kabupaten terus berupaya untuk memperbaiki kondisi jalan yang ada sehingga kondisi jalan dapat normal kembali. Kondisi Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan yang ada di Kabupaten Mojokerto dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 36

61 Tabel.8 Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan 03 Jenis 04 Jumlah Panjang Jumlah Panjang (buah) (m) (buah) (m) , ,6 Jembatan Besi Jembatan Kayu Total , ,60 Jembatan Jembatan Beton Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kab. Mojokerto, 05 Pada tahun 03, prasarana jembatan yang menjadi kewenangan Kabupaten Mojokerto berjumlah 87 buah jembatan dan panjang total 3.348,60 meter sedangkan pada tahun 04 tidak ada perubahan jumlah jembatan dan panjang jembatan. Hal ini dikarenakan pada tahun 04 tidak terdapat pembangunan jembatan baru. Grafik. Perkembangan Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan Kabupaten Mojokerto () Ketersediaan LPJU bagi masyarakat Untuk menyediakan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan khususnya pada malam hari maka diperlukan RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 37

62 Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU). Sampai dengan 04 LPJU yang sudah dicukupi adalah pada beberapa jalan kolektor primer dan sekunder serta pusatpusat ibukota kecamatan. Jumlah LPJU dalam 3 tahun terakhir adalah sebagaimana tabel berikut : Tabel.9 Jumlah LPJU Kabupaten Mojokerto No Indikator Jumlah LPJU Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Mojokerto, 05 Dari tabel diketahui bahwa secara kuantitatif jumlah LPJU memang masih belum memadai, 04 dianggarkan untuk pengadaan LPJU sebanyak unit tetapi tidak diserap karena gagal lelang, pengadaan LPJU itu dilaksanakan secara EPurchasing oleh ULP, RUP penyedia menyatakan tidak mempunyai ketersediaan barang sesuai pesananan sampai dengan akhir desember 04. Perkembangan jumlah LPJU dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik.3 Perkembangan jumlah LPJU Kabupaten Mojokerto RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 38

63 (3) Luas areal dengan irigasi teknis Sejak 0 sampai dengan 04 Luas Daerah Irigasi Teknis yang ada relatif tetap. Luas Daerah Irigasi Teknis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.30 Luas Irigasi Teknis Luas Irigasi Teknis (Ha) No Indikator Sumber data : Dinas PU Pengairan Kabupaten Mojokerto, 05 Dari tabel dapat diketahui bahwa luas lahan pertanian yang terlayani irigasi secara teknis adalah sebesar Ha dengan perkembangan yang relatif tetap bahkan menurun di tahun terakhir. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik.4 Perkembangan luas Irigasi Teknis d. Penataan Ruang Urusan diselenggarakan Penataan oleh dua Ruang SKPD di yaitu Kabupaten Badan Mojokerto Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (PUCKTR). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah lingkup tugasnya adalah penyusunan rencana tata ruang yang bersifat makro mulai dari Rencana Umum RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 39

64 Tata Ruang wilayah sampai dengan Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah Perkotaan dengan peraturan zonasinya. Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang lingkup tugasnya meliputi penyusunan rencana tata ruang yang bersifat operasional yaitu rencana tata bangunan dan lingkungan. Jumlah RDTRK Untuk menjaga keseimbangan peruntukan ruang daerah perlu disusun dokumen penataan ruang. Dokumen ini disusun sebagai acuan masyarakat dalam melakukan aktivitas pemanfaatan lahan dan ruang di suatu wilayah. Di tingkat kecamatan peruntukan ruang ditetapkan dalam dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan (RDTRK). Dokumen ini menetapkan secara spesifik peruntukan lahan di wilayah kecamatan. Tabel.3 Penataan Ruang No. Uraian Satuan Penyusunan Raperda RDTR Dokumen 4. Finalisasi Raperda RDTRK Dokumen Jumlah MBR Penerima Unit Unit BSPS 4. Jumlah MBR Penerima Bedah Rumah 5. Luas Wilayah Industri Ha Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang serta BAPPEDA Kab. Mojokerto, 05 ) Jumlah Dokumen Penyusunan Raperda RDTR (Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perkotaan) Kecamatan Ngoro. Output dari kegiatan ini adalah Buku Raperda RDTRK yang terdiri dari Materi Teknis, Peta Blok Peraturan Zonasi dan Draft Raperda RDTR. Capaian kegiatan ini pada tahun 05 adalah berupa bendel yang terdiri dari Dokumen Materi Teknis, Raperda RDTR, Peta Blok Zonasi. Sedangkan pada tahun 04 capaian kegiatan RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 40

65 adalah Bendel Dokumen Materi Teknis, Raperda RDTR, Peta Blok Zonasi Kecamatan Pungging dan Gedeg. ) Kegiatan Finalisasi Raperda RDTR (Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perkotaan) Kecamatan Pungging dan Gedeg. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari Penyusunan RDTR Kecamatan Pungging dan Gedeg pada Anggaran 04. Output dari kegiatan ini adalah Persetujuan Substansi dari Gubernur untuk syarat disahkan menjadi PERDA, setelah sebelumnya Materi Teknis, Raperda RDTR dan Peta diasistensikan kepada Tim Ahli (Tim BKPRD Provinsi Jawa Timur, Badan Informasi Geospasial) 3) Jumlah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Capaian penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya tahun 04 sekitar 99,3% atau 0,7% lebih rendah dari target tahun 04 dan naik 8.% jika dibandingkan realisasi tahun 03 sebesar 9.%. Hal ini dikarenakan (dua) orang MBR penerima BSPS Anggaran 04 diantaranya meninggal dunia dan tidak berkenan menerima bantuan BSPS. Sehingga unit rumah batal menerima bantuan BSPS. 4) Kegiatan Finalisasi Raperda RDTR (Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perkotaan) Kecamatan Pungging dan Gedeg. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari Penyusunan RDTR Kecamatan Pungging dan Gedeg pada Anggaran 04. Output dari kegiatan ini adalah Persetujuan Substansi dari Gubernur untuk syarat disahkan menjadi PERDA, setelah sebelumnya Materi Teknis, Raperda RDTR dan Peta diasistensikan kepada Tim Ahli (Tim BKPRD Provinsi Jawa Timur, Badan Informasi Geospasial) 5) Jumlah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) Penerima Bedah Rumah Capaian MBR penerima Bedah Rumah tahun 04 sekitar 96.8% atau 3.% sedikit lebih rendah dari target tahun 04 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 4

66 dan turun 3.% jika dibandingkan realisasi tahun 03. Hal ini dikarenakan 6 MBR penerima Bantuan Bedah Rumah pada Anggaran 04 diantaranya meninggal dunia, merantau atau tidak sesuai dengan nama yang tertera di SK Bupati Mojokerto, sedangkan 05 bantuan sosial bedah rumah hanya sebanyak 8 unit. 6) Luas Wilayah Industri Luas wilayah industri tahun 05 mencapai 4.58,3 Ha atau sama jika dibandingkan dengan tahun 03 dan tahun 04. e. Perencanaan Pembangunan Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urusan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah mengikuti sistem dan mekanisme yang tertuang dalam UndangUndang Nomor tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Konstruksi sistem perencanaan pembangunan daerah ini disusun dalam era desentralisasi. Sejalan dengan perubahan paradigma perencanaan pembangunan, UndangUndang Nomor 3 04 tentang Pemerintahan Daerah dan UndangUndang Nomor tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah mengakomodasi redesign sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan di daerah. Perencanaan pembangunan daerah yang dilaksanakan di Kabupaten Mojokerto meliputi perencanaan umum (RPJPD, RPJMD, dan RKPD) dan perencanaan yang bersifat khusus misalnya Perencanaan Tata Ruang, Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya, dan Bidang Fisik dan Prasarana. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 4

67 () Jumlah dokumen ketentuan yang telah disusun perundangundangan sesuai terkait dengan perencanaan adalah : Dalam rangka pencapaian efektivitas perencanaan pembangunan daerah serta menindaklanjuti ketentuan yang mengatur perencanaan pembangunan daerah, telah disusun beberapa dokumen perencanaan pembangunan Adapun sampai dengan 05 dokumen perencanaan yang dihasilkan adalah: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 5 008; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto 005 dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 8 0; Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Mojokerto 0, 0, 03, 04, dan 05 dalam Peraturan Bupati Mojokerto; Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Mojokerto 005 yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Bappeda guna menjabarkan RPJMD Kabupaten Mojokerto sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; Rencana Kerja Bappeda Kabupaten Mojokerto 0, 0, 03, 04, dan 05 yang ditetapkan setiap tahun oleh Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto dalam menjabarkan RKPD Kabupaten sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dalam penyusunan pembangunan teknokratik, dilaksanakan partisipatif dokumen dengan dan perencanaan pendekatan top politik, downbottom up. Implementasi pendekatan tersebut dipertemukan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang melibatkan peran serta masyarakat dan stakeholder pembangunan. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 43

68 f. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Aktifitas usaha Koperasi dan UMKM bergerak di hampir seluruh jenis lapangan usaha dan berperan sebagai pelaku utama pembengunan di setiap sektor dan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM akan berdampak ada perluasan lapangan kerja, dan peningkatan aktifitas perekonomian di pedesaan maupun perkotaan, terutama di kalangan masyarakat miskin. () Jumlah Koperasi yang ada Jumlah koperasi yang ada selama tiga tahun meningkat sebesar.78 %, yaitu dari jumlah koperasi 0 sebanyak 80 unit menjadi 835 unit di 04. Perkembangan jumlah koperasi dalam 3 tahun terakhir adalah sebagaimana tabel berikut : Tabel.3 Perkembangan Jumlah Koperasi No Indikator Jumlah Koperasi Sumber data : Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Mojokerto, 05 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa disamping Jumlah Koperasi yang cukup banyak (pada 04 mencapai 835 koperasi), maka peningkatannyapun relatif besar. Perkembangan jumlah koperasi dapat dilihat pada grafik berikut: RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 44

69 Grafik.5 Perkembangan Jumlah Koperasi () Jumlah Koperasi yang Aktif Jumlah koperasi yang aktif selama tiga tahun terakhir adalah cukup tinggi yang pada 04 mencapai 700 unit koperasi atau sebanyak 7,06 % dari total jumlah koperasi di kabupaten. Perkembangan jumlah koperasi sehat sejak 0 hingga 04 dapat dilihat sebagaimana tabel berikut : Tabel.33 Perkembangan Jumlah Koperasi Aktif No Indikator Jumlah Koperasi Aktif (unit) Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Mojokerto, 05 Perkembangan Jumlah Koperasi Aktif dapat dilihat pada grafik berikut: RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 45

70 Grafik.6 Perkembangan Jumlah Koperasi Aktif (3) Jumlah Usaha Kecil Selama tiga tahun jumlah usaha kecil meningkat dari 0 sebanyak 8.0 unit pada 03 mengalami penurunan menjadi 53 unit kemudian pada 04 mengalami peningkatan menjadi sebanyak unit. Perkembangan jumlah usaha kecil selama tiga tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel.34 Perkembangan Usaha Kecil No Indikator Jumlah usaha kecil (unit) Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Mojokerto, 05 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut: RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 46

71 Grafik.7 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil (4) Jumlah Usaha Menengah Pada 0 jumlah usaha menengah sebanyak.57 mengalami peningkatan 03 menjadi 3.600, 04 terus mengalami peningkatan menjadi Perkembangan jumlah usaha menengah selama 3 tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel.35 Perkembangan Usaha Menengah No Indikator Jumlah Usaha Menengah Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Mojokerto, 05 Perkembangan Jumlah Usaha Menengah selama 3 tahun dapat dilihat pada grafik berikut : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 47

72 Grafik.8 Perkembangan Jumlah Usaha Menengah g. Pemerintahan umum () Jumlah produk hukum yang ditetapkan Pembangunan Hukum di Kabupaten Mojokerto secara umum telah dilaksanakan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, pembangunan hukum yang dilaksanakan pada tahun 04 dititikberatkan untuk melaksanakan pembentukan beberapa produk hukum daerah dalam rangka penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi sebagaimana telah dituangkan dalam Legislasi Daerah (Prolegda). Capaian penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang pembangunan hukum tahun 0 dan 04 seperti terlihat pada tabel berikut : Jumlah Produk Hukum yang dihasilkan selama 0 04 adalah sebagai berikut : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 48

73 Tabel.36 Jumlah Produk Hukum No Produk Hukum Peraturan Daerah Peraturan Bupati Keputusan Bupati Instruksi Bupati 5 Peraturan / perjanjian / Keputusan Bersama Sumber: Bagian Hukum Setda Kab. Mojokerto, 05 () Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM) Untuk mengukur akuntabilitas pelayanan kepada masyarakat maka setiap SKPD harus memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM merupakan acuan bagi SKPD dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya SPM tersebut diharapkan pelayanan pada SKPD dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. h. Sosial Urusan sosial diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kesejahteran sosial. Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial, kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana, korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. () Jumlah Penduduk Miskin Untuk menilai tingkat perlindungan sosial kepada masyarakat maka perlu dilakukan upaya pengentasan kemiskinan di masyarakat. Data Rumah Tangga Miskin (RTM) RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 49

74 di Kabupaten Mojokerto pada 04 sebesar 0.00 Rumah Tangga Miskin (RTM). Perkembangan jumlah keluarga miskin 0 hingga 04 adalah sebagaimana pada tabel berikut : Tabel.37 Jumlah Keluarga Miskin No Indikator Jumlah Keluarga Miskin (RTM) Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Mojokerto Catatan : Data RTM dari hasil Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) terakhir tahun 0 dan akan dilakukan lagi pada tahun 05. Grafik.9 Jumlah Keluarga Miskin Terhadap Jumlah Penduduk Miskin, maka beberapa program yang dilaksanakan untuk penuntasan kemiskinan antara lain adalah : Bantuan Siswa Miskin (BSM) Pelayanan Pondok Kesehatan Desa (PONKESDES) Penanggulangan Kurang Energi Protein (Kep), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (Gaky), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 50

75 PMT Pemulihan Balita Gizi Buruk Pembangunan jamban keluarga Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS, TB Paru dan Kusta Penerbitan Surat Pernyataan Miskin Kesehatan Masyarakat Miskin (Jamkesda) Bedah Rumah/RTLH Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Penunjang Kegiatan Peningkatan Kelembagaan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP II) Pengelolaan Sektor Irigasi dan Sumber Daya Air (Water Resources and Irrigation Sector Management /WISMP) TNI Manunggal Membangun Desa TMMD Penunjang Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Fasilitasi Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP) Bimbingan Ketrampilan Usaha bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi Keluarga Harapan (PKH) Operasi Razia PSK (Wanita Harapan), Gepeng dan Anjal Pemberdayaan fakir miskin Pemberdayaan para penyandang cacat Pembinaan Eks Penderita Kusta di Sumberglagah Pembinaan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Pemulangan orang terlantar Penanggulangan dan Pemberdayaan Pengemis dan Gelandangan Peningkatan Kesejahteraan Panti Werdha Revitalisasi Pendataan PMKS dan PSKS Jaring Pengaman Sosial Operasi Pasar Khusus (JPS OPK) Raskin RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 5

76 PNPM Mandiri Perdesaan Pokjanal Posyandu Pelatihan Perempuan di Pedesaan dalam Bidang Usaha Ekonomi Produktif Pelatihan Peningkatan Ekonomi Korban KDRT PNPM Mandiri Perkotaan Pengembangan Usaha Kecil Menengah Kemitraan Bina Lingkungan/Coporate Sosial Responsibility (CSR) Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Bantuan Kambing Maskin () Jumlah PMKS yang dibantu Untuk permasalahan menilai sosial perlindungan yang terjadi di dan penanganan masyarakat maka pemerintah kabupaten mempunyai tanggungjawab untuk mengurangi jumlah PMKS yang ada. Pengurangan PMKS dilakukan melalui upaya memberdayakan PMKS dan mengurangi faktor penyebab meningkatnya PMKS. Jenis PMKS yang dibantu, diantaranya anak balita terlantar, anak terlantar, anak yang berhadapan dengan hukum, anak jalanan, Anak Dengan Kedisbilitasan (ADK), anak yang menjadi korban tindak kekerasan, anak yang memerlukan perlindungan khusus, lanjut usia terlantar, penyandang disabilitas, tuna susila, gelandangan, pengemis, pemulung, kelompok minoritas, bekas warga binaan lembaga pemasyarakatan (BWBLP), orang dengan HIV/AIDS (ODHA), korban penyalahgunaan NAPZA, korban trafficking, korban tindak kekerasan, pekerja migran bermasalah sosial (PMBS), korban bencana alam, korban bencana sosial, perempuan rawan sosial ekonomi, keluarga fakir miskin, keluarga bermasalah sosial psikologis, dan komunitas adat kecil. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 5

77 Jumlah PMKS yang dibantu sejak 0 s/d. 04 adalah sebagaimana data pada tabel.38 berikut: Tabel.38 Jumlah PMKS yang dibantu No Indikator Jumlah PMKS yang dibantu (jiwa) Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto, 05 Grafik.0 i. Perpustakaan () Jumlah Perpustakaan dan Pengunjung Pada tahun 04 terdapat perpustakaan umum yaitu Perpustakaan Jabon dan Perpustakaan Mojosari, Perpustakaan keliling (MPK/Mobil Perpustakaan Keliling), sedangkan Perpustakaan desa / pos baca sebanyak 47 yang tersebar di desa/kelurahan se Kabupaten Mojokerto. Prosentase perpustakaan desa / pos baca dengan total 304 desa/kelurahan adalah 5,46%, sehingga masih ada 57 desa/kelurahan atau 84,54% yang belum perpustakaan desa / pos baca. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 53 memiliki

78 03 jumlah pengunjung 6.76 orang, sedangkan tahun 04 sebanyak.744 orang, adapun jam layanan perpustakaan Hari Senin Jum'at pukul WIB, Hari Sabtu pukul WIB. Apabila melihat data tersebut dapat dikatakan mempromosikan perpustakaan berbagai namun cara bahwa telah upaya dilakukan dikarenakan untuk dengan perubahan pola masyarakat yang masih rendah, masyarakat beranggapan membaca bukan suatu kebutuhan, maka jumlah pengunjung perpustakaan masih jauh dari harapan. Demikian juga dengan animo masyarakat untuk membaca semakin besar dengan ditandainya jumlah buku yang dipinjam semakin banyak. Namun apabila kita melihat peminjam buku kita cukup prihatin karena tidak seimbang dengan jumlah pengunjung hal ini disebabkan karena koleksi buku dirasa sangat kurang terutama bukubuku yang baru, sehingga para pengunjung ratarata telah membaca koleksi buku dan akhirnya tidak meminjam. Perkembangan Jumlah pengunjung perpustakaan selama 3 tahun terakhir sebagaimana pada tabel.39 berikut: Tabel.39 Jumlah Perpustakaan dan Pengunjung No 0 Indikator Jumlah Perpustakaan Jumlah Pengunjung Perpustakaan (orang) Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kab. Mojokerto, 05 Dari tabel perpustakaan.39 dan dapat jumlah diketahui bahwa pengunjung jumlah mengalami peningkatan. Gambaran perkembangan jumlah pengunjung dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik. berikut: RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 54

79 Grafik. Jumlah Perpustakaan dan Pengunjung Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kab. Mojokerto, 05 () Jumlah buku perpustakaan Jumlah koleksi buku yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah pada tahun 04 meningkat dibandingkan dengan tahun 03 untuk semua jenis buku. Perkembangan jumlah buku perpustakaan selama tiga tahun terakhir adalah sebagaimana pada data tabel.40 berikut : Tabel.40 Jumlah Buku Perpustakaan No Indikator Jumlah buku perpustakaan Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kab.Mojokerto, 05 Dari tabel.40 diketahui bahwa jumlah buku perpustakaan mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Perkembangan peningkatan jumlah buku dapat dilihat pada grafik. berikut : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 55

80 Grafik. Jumlah Buku Perpustakaan Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kab. Mojokerto, 05 (3) Jumlah Judul Buku Perpustakaan Realisasi Jumlah Judul Buku Perpustakaan pada 04 sebanyak Judul, meningkat dibanding 0 dan 03 yang sebesar Judul. Perkembangan Jumlah Judul Buku Perpustakaan selama tiga tahun terakhir adalah sebagaimana pada data tabel.4 berikut ini : Tabel.4 Jumlah Judul Buku Perpustakaan No Sumber Indikator 0 Jumlah Judul Buku Perpustakaan : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kab. 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II Mojokerto,

81 ..4 Aspek Daya Saing Daerah..4. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah a. Kondisi Ekonomi Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah mampu menggambarkan aktivitas ekonomi selama kurun waktu tertentu, tiap daerah memiliki karakteristik tertentu atas hasil produk unggulan yang diharapkan mampu bersaing dan diserap oleh pasar, untuk kemudian ikut menopang pertumbuhan ekonomi wilayah. Kondisi bidang industri dan perdagangan yang menjadi daya saing Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut :. Industri Jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Kabupaten Mojokerto pada 03 mencapai sejumlah perusahaan. Jenis perusahaan dikelompokkan dalam 4 kelompok yaitu : Industri Logam, Elektro dan Aneka; Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan; Sentra Industri Kecil dan Non Sentra Industri Kecil. Jumlah Industri, Jumlah Tenaga Kerja, Nilai Investasi, Nilai Produksi dan Nilai Ekspor pada 3 tahun terakhir dapat dilihat sebagaimana data tabel berikut: Tabel.4 Data Industri 003 No. URAIAN SAT A. Jumlah Industri. Industri Logam Mesin Elektro dan Aneka Unit Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan Unit Sentra Industri Kecil Non Sentra Industri Kecil Unit Unit JUMLAH B. Jumlah Tenaga Kerja. Industri Logam Mesin Elektro dan Aneka Org Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan Org Sentra Industri Kecil Org Non Sentra Industri Kecil Org JUMLAH RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 57

82 C. Nilai Investasi (Juta). Industri Logam Mesin Elektro dan Aneka Rp , Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan Rp , Sentra Industri Kecil Rp Non Sentra Industri Kecil Rp , , , JUMLAH D. Nilai Produksi (Juta). Industri Logam Mesin Elektro dan Aneka Rp , Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan Rp , Sentra Industri Kecil Rp Non Sentra Industri Kecil Rp , , , JUMLAH E. Nilai Ekspor (Ribu). Industri Logam Mesin Elektro dan Aneka US $ Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan US $ Sentra Industri Kecil US $ Non Sentra Industri Kecil US $ JUMLAH Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Mojokerto, Januari 04 Dari tabel dapat diketahui masingmasing sebagai berikut : Jumlah Industri secara umum meningkat dalam 3 tahun terakhir. Peningkatan jumlah terbesar pada kelompok jenis Industri Logam Mesin Elektro dan Aneka yang meningkat diikuti dengan kelompok jenis industri kimia, agro dan hasil hutan. Jumlah Tenaga Kerja secara umum meningkat dalam 3 tahun terakhir. Peningkatan jumlah tenaga kerja terbesar pada kelompok jenis industri kimia, agro dan hasil hutan, diikuti dengan kelompok jenis sentra industri kecil. Nilai Investasi Perusahaan Industri pada 03 mencapai Rp ,00. Dalam 3 tahun terakhir nilai investasi perusahaan industri selalu mengalami peningkatan. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 58

83 Nilai Produksi Perusahaan Industri pada 03 mencapai Rp Dalam 3 tahun terakhir nilai produksi perusahaan industri mengalami peningkatan. Peningkatan nilai produksi terbesar pada kelompok jenis Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan, diikuti dengan kelompok jenis Sentra Industri. Nilai Ekspor Perusahaan Industri pada 03 mencapai US $ ,00. Dalam 3 tahun terakhir nilai ekspor perusahaan industri relatif selalu terjadi peningkatan.. Industri Kecil Kerajinan Industri Kecil terutama industri kecil kerajinan yang sebagian besar merupakan produk unggulan di Kabupaten Mojokerto jumlahnya cukup banyak dan membentuk sentrasentra industri kecil. Beberapa produk unggulan Kabupaten Mojokerto dan asal kecamatan sebagai sentra produksinya adalah sebagai berikut :. Kerajinan Perak/Soasa di Kec. Kemlagi, Kec. Gedeg (Ds. Batan Krajan). Kerajinan Tas Sekolah/Tas Wanita/Dompet di Ds. Kedung Pring Kec. Sooko, Ds. Sawahan Kec. Mojosari 3. Kerajinan Bambu di Kec. Kemlagi, Kec. Dawarblandong 4. Kerajinan Sepatu PUTRAMANDIRI di Ds. Banjaragung, Dsn. Genengan Kec. Puri 5. Kerajinan Sepatu MEDALI di Ds. Medali Kec. Puri 6. Kerajinan Patung Batu di Ds. Wates Umpak Kec. Trowulan 7. Kerajinan Batik Negi di Ds. Dinoyo Kec. Jatirejo 8. Kerajinan Batik Sentonorejo di Kec. Trowulan 9. Kerajinan Batik Bejijong di Kec. Trowulan 0. Kerajinan ManikManik di Ds. Sidoharjo Kec. Gedeg. Kerajinan Bros Rajut/Kain Perca di Kec. Mojoanyar. Kerajinan Tas ManikManik di Kec. jatirejo 3. Pengrajin Aneka Kripik di Ds. Belik Kec. Trawas 4. Pengrajin Aneka Kemiri di Kec. Pacet 5. Tape Ketan Hitam di Ds. Centong Kec. Gondang 6. Kerajinan Gerabah Pot Tanah Liat di Ds. Mlaten Kec. Puri 7. Sepatu Olah Raga/Sepatu Sepak Bola di Ds. Blimbingsari Kec. Sooko 8. Kerajinan Fiberglas di Kec. Trowulan RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 59

84 9. Kerajinan Kayu di Kec. Puri 0. Kerajinan Cor Kuningan di Kec. Trowulan. Pisang Cavendis di Kec. Gondang. Madu Lebah di Kec. Pacet, Kec. Puri 3. Kerupuk Rambak di Kec. Trowulan, Kec. Bangsal 4. Mangga Gadung di Kec. Puri, Kec. Dlanggu 5. Industri Kacang Mete di Kec. Ngoro 6. Telur Asin, Bebek Asap di Kec. Mojosari, Kec Bangsal 7. Industri Jamur di Kec. Pacet, Kec Trawas b. Pertanian. Luas Tanam Pertanian Tanaman Pangan Luas Tanam Pertanian Tanaman Pangan pada beberapa komoditi tanaman pangan dalam 3 tahun terakhir adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel.43 Luas Tanam Pertanian Tanaman Pangan 004 (Ha) No. KOMODITI Padi Jagung Kedele Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Hijau Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, 05 Dari tabel dapat diketahui bahwa secara umum luas tanam pertanian tanaman pangan untuk berbagai komoditi tanaman pangan jumlahnya berfluktuatif. Hal ini sematamata menyesuaikan pola tanam terkait dengan musim hujan dan kemarau. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 60

85 Gambaran perkembangan luas tanam pertanian tanaman pangan per komoditi tanaman pangan dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik.3 Luas Tanam Pertanian Tanaman Pangan Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada data tabel berikut: Tabel.44 Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan 0 04 (Ha) No. KOMODITI Padi Jagung Kedele Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Hijau Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, 05 RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 6

86 Pada Anggaran 04 sumber pangan utama di Kabupaten Mojokerto, seperti padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar mengalami penurunan dibanding tahun 03, hanya pada komoditas kedelai dan kacang hijau yang mengalami peningkatan produksi. Luas panen kedelai meningkat dari tahun 03 sebesar 3.86 Ha menjadi sebesar Ha pada tahun 04, terjadi peningkatan 5 Ha. Gambaran perkembangan luas panen pertanian tanaman pangan per komoditi tanaman pangan dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik.4 Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Produktifitas pertanian tanaman pangan dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada data tabel berikut: RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 6

87 Tabel.45 Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan 004 (Kw/Ha) No. 0 KOMODITI Padi 6, ,5 Jagung 56,44 59,59 66,57 3 Kedele 3,57 4,5,50 4 Ubi Kayu 34,50 66,89 58,34 5 Ubi Jalar 368,59 30,6 48,6 6 Kacang Tanah 3,97 6,33 0,7 7 Kacang Hijau 8, Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, 05 Dari tabel dapat diketahui bahwa produktifitas pertanian tanaman pangan untuk komoditi padi mengalami kenaikan pada 04 mencapai 6,5 Kw/Ha. Untuk komoditi jagung, ubi kayu, ubi jalar juga mengalami peningkatan. untuk komoditi kedele dan kacang tanah mengalami produktifitas pertanian penurunan. Gambaran perkembangan tanaman pangan per komoditi tanaman pangan dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik.5 Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan 004 (Kw/Ha) RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 63

88 4. Produksi Pertanian Tanaman Pangan Produksi Pertanian Tanaman Pangan dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada data tabel berikut: Tabel.46 Produksi Pertanian Tanaman Pangan 004 (Ton) No. KOMODITI TAHUN 0 TAHUN 03 TAHUN 04 Padi Jagung Kedele Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Hijau.70 Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, 05 Dari tabel dapat diketahui bahwa produksi pertanian tanaman pangan untuk komoditi padi mengalami peningkatan yang pada 04 mencapai ton. Demikian juga untuk komoditi jagung mengalami peningkatan yang pada 04 mencapai ton. Gambaran perkembangan produksi pertanian tanaman pangan per komoditi tanaman pangan dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 64

89 Grafik.6 Produksi Pertanian Tanaman Pangan 004 (Ton) () Produksi peternakan Daging dan Telur Perkembangan produksi daging dan telur selama kurun waktu 0 04 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel.47 Produksi Daging dan Telur No Indikator Produksi Daging (Kg/tahun) Produksi telur (Kg/tahun) Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Mojokerto, 05 Dari tabel dapat dilihat bahwa produksi daging dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang pada 04 mencapai angka Kg/tahun. Demikian Juga untuk produksi telur mengalami peningkatan pada 04 mencapai angka Kg/tahun. RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 65

90 Gambaran perkembangan produksi daging dan telur dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat sebagaimana grafik berikut : Grafik.7 Perkembangan Produksi Daging dan Telur..4. Fokus Iklim Berinvestasi a. Keamanan dan ketertiban umum Masuknya investasi ke daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi keamanan dan ketertiban umum pada daerah tersebut. Situasi yang aman dan kondusif diikuti dengan kondisi tatanan peri kehidupan pada berbagai kegiatan yang tertib akan menarik bagi investor untuk membuka investasi pada daerah tersebut. Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Mojokerto dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada data tabel berikut : RKPD TAHUN 06 KAB. MOJOKERTO / BAPPEDA Bab II 66

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2014 RKPD TAHUN 2016 KAB. MOJOKERTO

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPETEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MOJOKERTO T A H U N

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MOJOKERTO T A H U N RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MOJOKERTO T A H U N 2 0 1 2-2032 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

P R O F I L KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016

P R O F I L KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016 P R O F I L KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016 A. DATA KANTOR Nama : Kantor Pertanahan Kabupaten Mojokerto Alamat : Jl. Pahlawan 45 Mojokerto Ibu Kota : Surabaya Propinsi : Jawa Timur Batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah proses yang direncanakan dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Aspek pembangunan meliputi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mempunyai posisi strategis, yaitu berada di jalur perekonomian utama Semarang-Surabaya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MOJOKERTO T A H U N 2 0 1 2-2032

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MOJOKERTO T A H U N 2 0 1 2-2032 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MOJOKERTO T A H U N 2 0 1 2-2032 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun BAB I PENDAHULUANN. 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun tahun 2004 tentang Sistem Perencanaann Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

Lebih terperinci

h2009f PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

h2009f PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO h29f PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2 25 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, SALINAN PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Proses perumusan perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab telah menjadi tuntutan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah memiliki hak dan kewenangan dalam mengelola

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014 BUKU I PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD Pendahuluan 1. 1 LATAR BELAKANG Rencana Jangka Menengah Daerah () Provinsi Jambi 2010-2015 merupakan penjabaran visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi terpilih berdasarkan Pemilihan Kepala

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Bupati Lamongan Nomor : 44 Tahun 2016 Tanggal : 25 Oktober 2016. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah, yang disusun melalui 4 pendekatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 1

Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2011 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci