S T U D I A L I R A N D A Y A S I S T E M K V P T. C H E V R O N P A C I F I C I N D O N E S I A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "S T U D I A L I R A N D A Y A S I S T E M K V P T. C H E V R O N P A C I F I C I N D O N E S I A"

Transkripsi

1 S T U D A L R A N D A A S S T E M 5 K P T C H E R O N P A C F C N D O N E S A Dajukan untuk memenuh salah satu persaratan dalam menelesakan penddkan sarjana ( S- ) pada Departeman Teknk Elektro Oleh FER JUSMED NM : DEPARTEMEN TEKNK ELEKTRO FAKULTAS TEKNK UNERSTAS SUMATERA UTARA MEDAN 007

2 S T U D A L R A N D A A S S T E M 5 K P T C H E R O N P A C F C N D O N E S A Oleh: FER JUSMED MARBUN Dajukan untuk memenuh salah satu persaratan dalam menelesakan penddkan sarjana ( S- ) pada Departeman Teknk Elektro Dsetuju oleh: Pembmbng, r Sahraward Np Dketahu oleh: Ketua Departemen Teknk Elektro FT USU, Prof DR r Usman Baafa Np DEPARTEMEN TEKNK ELEKTRO FAKULTAS TEKNK UNERSTAS SUMATERA UTARA MEDAN 007

3 ABSTRAK Stud alran daa pada sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa melput wlaah mula dar Duma, Dur, Mnas, hngga Rumba ang dkelola oleh PT Chevron Pacfc ndonesa ETAP 40 (Elctrcal Transent Analzer Program) merupakan program ang dapat menamplkan secara GU (Graphcal User nterface) dengan jumlah bus unlmted Salah satu kegunaan ETAP 40 adalah untuk stud alran daa Data ang dbutuhkan ETAP 40 untuk stud alran daa pada sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa adalah one-lne dagram, nomnal K, dan ratng generator, bus, transformator, transms, dan pengaman Metode pendekatan alran daa ang dgunakan adalah metode teras Gauss-Sedel dengan faktor keteltan 0,00000 dan faktor percepatan,6 Permasalahan alran daa ang dtnjau adalah sstem dalam keadaan normal Hasl stud alran daa untuk sstem dalam keadaan normal adalah tegangan bus palng rendah d bus Balam, losses tertngg pada saluran CGN dengan KBJ_30B Daa nata ang dsalurkan palng besar atu d transms CGN-KBJ_30A, dan daa reaktf ang dsalurkan palng besar atu d transms Cogen ke NDR_5A dan NDR_3,8

4 KATA PENGANTAR Segala puj dan sukur bag Tuhan ang Maha Esa, karena hana dengan kash dan karuna-na lah sehngga penuls dapat menelesakan Tugas Akhr ang berjudul Stud Alran Daa Sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa Penulsan Tugas Akhr n merupakan salah satu sarat untuk menelesakan stud dan memperoleh gelar Sarjana Teknk d Departemen Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas Sumatera Utara Penuls juga menadar bahwa selama kulah dan penulsan Tugas Akhr n tdak terlepas dar bantuan bak mater, moral, dan sprtual dar berbaga phak Untuk tu penuls mengucapkan terma kash ang sedalam-dalamna kepada : Terstmewa orang tua penuls Djulnder Marbun dan Suran Sburan serta saudara-saudara penuls atu : Kak Destt, Hask, Sasbo, dan Wasth ang selalu mendoakan dan mendukung penuls dalam segala keadaan Bapak Prof Dr r Usman Baafa dan Bapak r Hasdar Helm, MT, selaku Ketua dan Sekretars Departemen Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas Sumatera Utara 3 Bapak r Sahraward, selaku dosen pembmbng atas segala bmbngan, arahan, dan motvas kepada penuls sehngga Tugas Akhr n dapat dselesakan dengan bak 4 Bapak r Sarfuddn Sregar ang telah membantu penuls menedakan buku-buku sebaga referens dalam penulsan Tugas Akhr n 5 Bapak r M Natsr Amn, sebaga dosen wal ang telah banak membantu penuls selama kulah

5 6 Seluruh staf pengajar Departemen Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas Sumatera Utara ang telah menddk penuls menuju jenjang Sarjana 7 Bapak Kaston Stanggang atas kesempatan ang dberkan, Bang Ravmon Polnsar, Bang Arfan, Bapak Radpanj, Bapak Smamora, Bapak Guntur, dan para staf pegawa Departemen Power Generaton And Transmsson (PG&T) PT Chevron Pacfc ndonesa ang telah memberkan bantuan data dan nformas tentang stud alran daa sstem 5 K PT CP dan bmbngan ang sangat berart bag penuls dalam menelesakan Tugas Akhr n 8 Staf pegawa Departemen Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas Sumatera Utara ang telah membantu penuls dalam urusan admnstras, dan terutama bag Bang Martn ang telah banak membantu penuls 9 Bang Wnter Marbun dan Bang Hasholan Marbun ang member dukungan bak mater dan doa bag penuls 0 R Benget MH atas bantuan bak mater, semangat, doa dan segalana ang telah dberkan kepada penuls serta menjad teman terbak dalam menelesakan Tugas Akhr n Weld OS (m Broww for ever), Julpna W, Dew Stumorang, Nanda M, Hedben karena telah menjad teman terbak selama kulah dan selalu member penuls semangat, bantuan mater, doa, dan makna persahabatan ang sesungguhna Wswa N, Juanda T, Dod Stumeang, Bran, Ganda, Bob, Enopat, Elrjon, Benn, Panel, Marlen, Hans, Rko, Tffan, Dew Gede, Nora, dan semua kawan angkatan 003 ang tdak dapat dsebutkan satu per satu, ang selalu sap menjad teman bag penuls dalam segala hal

6 3 Sus S, dan na ang member doa dan dukungan bag penuls dalam menelesakan Tugas Akhr n Penuls menadar bahwa Tugas Akhr n mash jauh dar sempurna Oleh karena tu, penuls mengharapkan saran dan krtk ang bersfat membangun dar para pembaca untuk kesempurnaan tugas Akhr n Akhr kata penuls berharap penulsan Tugas Akhr n dapat bermanfaat bag kta semua Medan, November 007 Fer Jusmed Marbun

7 DAFTAR S Abstrak Kata Pengantar Daftar s Daftar Gambar Daftar Tabel v v v BAB Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Penulsan 3 Batasan Masalah 4 Metodolog Penulsan 3 5 Sstematka Penulsan 4 BAB Landasan Teor Stud Alran Daa 6 Umum 6 Representas Sstem Tenaga Lstrk 7 Dagram Segars 7 Dagram mpedans Dan Dagram Reaktans 9 3 Representas Generator Snkron 4 Representas Transformator 5 Representas Saluran Transms 6 Representas Beban-beban 3 Matrks Admtans Bus 3 4 Persamaan Alran Daa 6 5 Klasfkas Bus

8 6 Tanda P Dan Q 3 7 Metode Alran Daa teras Gauss-Sedel 3 BAB Metode Alran Daa Sstem 5 K PT CP Dengan ETAP 40 8 Umum 8 Metode Alran Daa Menggunakan ETAP Prosedur Menggunakan ETAP Data Load Flow 33 4 Data Pembangkt 34 4 Data Transformator Data Transms Data Bus Data Beban Data Pengaman Data Load Flow Stud Case 39 BAB Hasl Stud Alran Daa Sstem 5 K PT CP 4 Hasl Perhtungan Nla Tegangan dan Sudut Beban 4 Saat Sstem Normal Hasl Perhtungan Daa Aktf Dan Reaktf 43 Saat Sstem Normal 3 Hasl Perhtungan Daa Aktf Dan Reaktf Pada 49 Cabang (Transms dan Transformator) Saat Sstem Normal 4 Hasl Perhtungan Losses dan oltage Drop Saat Sstem Normal 5

9 BAB Kesmpulan Dan Saran 57 Kesmpulan 57 Saran 58 Daftar Pustaka 59 Lampran

10 DAFTAR GAMBAR Gambar Dagram Segars Sstem Tenaga Lstrk Sederhana 6 Gambar Dagram Segars Suatu Sstem Lstrk 9 Gambar 3 Dagram mpedans dar dagram segars gambar 9 Gambar 4 Dagram reaktans ang dsesuakan dar gambar 3 0 Gambar 5 Dagram mpedans Dar Suatu Sstem Tenaga 3 Gambar 6 Dagram Admtans Dar Sstem Tenaga Pada gambar 5 3 Gambar 7 One-lne dagram sstem bus 6 Gambar 8 Dagram mpedans sstem bus 7 Gambar 9 Bus power dengan transms model untuk sstem bus 7 Gambar 0 Alran arus pada rangkaan ekvalen 8 Gambar Sstem n-bus 9 Gambar Model transms untuk sstem n-bus 0 Gambar 3 lustras alran pada lne dengan sstem bus 6 Gambar 3 Flowchart stud alran daa menggunakan ETAP 40 9 Gambar 3 Tamplan pertama ETAP 40 3 Gambar 33 Tamplan create new project fle 3 Gambar 34 Tamplan user nformaton ETAP 40 3 Gambar 35 Tamplan utama program ETAP 40 3 Gambar 36 One-lne dagram dalam ETAP Gambar 37 Tamplan data generator pada program ETAP Gambar 38 Tamplan data transformator pada ETAP Gambar 39 Tamplan data transms pada ETAP Gambar 30 Tamplan data bus pada program ETAP 40 37

11 Gambar 3 Tamplan data lumped load pada program ETAP Gambar 3 Tamplan data load flow stud case 40

12 DAFTAR TABEL Tabel Klasfkas Bus Pada Sstem Tenaga Tabel 4 Tegangan dan sudut beban saat sstem normal 4 Tabel 4 Daa aktf dan reaktf saat sstem normal 44 Tabel 43 Alran daa aktf dan reaktf pada cabang saat sstem normal 49 Tabel 44 Losses dan voltage drop saat sstem normal 53

13 BAB PENDAHULUAN Latar Belakang Sstem ketenagalstrkan terus mengalam perkembangan, mula dar menggunakan satu mesn hngga banak mesn (mult-mesn) Perkembangan n dkarenakan permntaan kebutuhan energ lstrk semakn menngkat sehngga dperlukan pembangkt energ lstrk ang mempuna kapastas ang besar Adapun daa ang dhaslkan oleh sstem pembangkt energ lstrk n dsalurkan melalu sstem nterkoneks Salah satu analss ang dapat dlakukan pada sstem nterkoneks saat keadaan mantap (stead state) adalah stud alran daa Metode penelesaan alran daa adalah Gauss-sedel, Newton-raphson, dan Fast Decoupled nformas-nformas ang dperoleh dar stud alran daa adalah arah alran daa, tegangan bus, daa aktf dan daa reaktf Hasl stud alran daa dapat dgunakan untuk mengetahu besar rug transms, alokas daa reaktf, kemampuan sstem untuk memenuh pertumbuhan beban dan penambahan supla pembangkt Sstem pembangktan PT Chevron Pacfc ndonesa merupakan sstem pembangkt tenaga lstrk ang melaan daerah mula dar Dur, Duma, Mnas, dan Rumba melalu sstem nterkoneks Perhtungan alran daa secara manual untuk sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa sangat rumt sehngga sebakna dlakukan dengan menggunakan program komputer ETAP 40 (Electrcal Transent Analzer Program) merupakan salah satu program komputer ang dgunakan untuk perhtungan stud alran daa pada sstem tenaga lstrk Program ETAP 40 dapat dgunakan untuk sstem tenaga

14 lstrk ang besar dan memerlukan perhtungan ang sangat kompleks Oleh karena tu, ETAP 40 dgunakan untuk stud alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa Tujuan Penulsan Adapun tujuan dar penulsan n adalah untuk : Mengetahu dan memaham penggunaan ETAP 40 untuk alran daa pada sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa Mengetahu tegangan, daa nata, dan daa reaktf pada sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa 3 Mengetahu tegangan krts pada sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa 4 Mengetahu losses (rug-rug) pada sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa 5 Mengetahu alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa pada konds beban terpasang (konds normal) 3 Batasan Masalah Untuk mendapatkan hasl pembahasan terarah, maka penuls perlu membatas masalah ang akan dbahas Adapun batasan masalah dalam tugas akhr n adalah : Stud alran daa pada sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa n dengan menggunakan software ETAP 40 Stud alran daa menggunakan metoda teras Gauss-Sedel dengan faktor keteltan 0,00000 dan faktor percepatan,6 3 Data peralatan ang tdak dperoleh dar PT Chevron Pacfc ndonesa menggunakan konstanta ETAP 40 4 LTC (load Tap Changer) dar transformator tdak dgunakan (dabakan)

15 5 mpedans dar saluran dan transformator dss 3,8 K dabakan 6 mpedans dar transformator ang terhubung ke generator pembangkt dabakan 7 Stud alran daa dlakukan pada konds beban terpasang (konds normal) 8 Beban merupakan beban ter-lump, ang dasumskan bahwa beban tersebut terhubung ke rel (bus) 5 K 9 Optmas operas pembangkt tenaga lstrk dabakan 4 Metodolog Penulsan Metodolog ang dgunakan dalam penulsan tugas akhr n adalah : Stud Lteratur atu dengan mempelajar buku referens, buku manual, artkel dar meda cetak dan nternet, dan bahan kulah ang mendukung dan berkatan dengan topk tugas akhr n Stud Bmbngan Berupa tana jawab dengan dosen pembmbng ang telah dtunjuk oleh phak Jurusan Teknk Elektro USU mengena masalah-masalah ang tmbul selama penulsan Tugas Akhr berlangsung 3 Dskus dan tana jawab atu dengan mengadakan dskus dan tana jawab dengan staf dan karawan PT CP serta dengan rekan-rekan mahasswa ang memaham masalah ang berhubungan dengan analss alran daa 4 Menggunakan Program (software) ETAP 40 5 Data : data-data ang dambl adalah parameter-parameter ang dbutuhkan untuk menggunakan program ETAP 40 Adapun data-data ang dbutuhkan adalah parameter-parameter pada peralatan tenaga lstrk sepert : generator,

16 transformator, transms, bus, dan sebagana Data-data n dambl pada PT Chevron Pacfc ndonesa d Dur 5 Sstematka Penulsan Tugas akhr n dsusun berdasarkan sstematka penulsan sebaga berkut : BAB PENDAHULUAN Bagan n berskan latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penulsan, batasan masalah, metodolog penulsan, dan sstematka penulsan BAB LANDASAN TEOR STUD ALRAN DAA Bab n memberkan penjelasan mengena teor-teor dasar ang dperlukan dalam tugas akhr n Dantarana djelaskan mengena representas sstem tenaga lstrk, matrks admtans bus, persamaan alran daa, klasfkas bus, tanda P dan Q, dan metode alran daa Metode alran daa ang djelaskan adalah metode teras Gauss-sedel BAB METODE ALRAN DAA SSTEM 5 K PT CP DENGAN ETAP 40 Bab n mencertakan tentang metode alran daa menggunakan ETAP 40 dalam bentuk flowchart, prosedur menggunakan ETAP 40, data alran daa ang dgunakan atu : pembangkt, transformator, transms, bus, beban, pengaman, dan load flow case stud

17 BAB HASL STUD ALRAN DAA SSTEM 5 K PT CP DENGAN ETAP 40 Bab n bers tentang hasl stud alran daa sstem 5 K PT CP dengan menggunakan program ETAP 40 (output ETAP 40) pada saat sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa pada keadaan normal BAB KESMPULAN DAN SARAN Bagan n berskan beberapa kesmpulan dan saran dar penulsan tugas akhr n

18 BAB LANDASAN TEOR STUD ALRAN DAA Umum Gambar dbawah n menunjukkan dagram segars suatu sstem tenaga lstrk ang sederhana Gambar n menunjukkan bahwa sstem tenaga lstrk terdr atas lma sub-sstem utama, atu: pusat pembangkt, transms, gardu nduk, jarngan dstrbus, dan beban Gambar Dagram Segars Sstem Tenaga Lstrk Sederhana Pada pusat pembangkt terdapat generator dan tranformator penak tegangan (step-up transformer) Generator berfungs untuk mengubah energ mekans ang dhaslkan pada poros turbn menjad energ lstrk Lalu melalu transformator penak tegangan energ lstrk n kemudan dkrmkan melalu saluran transms bertegangan tngg menuju pusat-pusat beban Tegangan n dnakkan dengan maksud untuk mengurang jumlah arus ang mengalr pada saluran transms Dengan demkan saluran transms bertegangan tngg akan membawa alran arus ang rendah dan berart akan mengurang rug-rug daa transms Ketka saluran transms mencapa pusat beban, tegangan tersebut akan kembal dturunkan melalu transformator penurun tegangan (step-down transformer) ang terdapat pada gardu nduk dstrbus menjad tegangan menengah maupun

19 tegangan rendah ang kemudan akan dsalurkan melalu saluran dstrbus menuju pusat-pusat beban Representas Sstem Tenaga Lstrk Sebelum stud alran daa n dlakukan sstem ang danalsa harus terlebh dahulu drepresentaskan dengan suatu dagram penggant Dagram Segars Suatu sstem tga fasa ang smetrs selalu dpecahkan per satu fasa dengan menggambarkan dagram segars atau sngle lne dagram Maksud dagram segars tu adalah untuk memberkan semua nformas ang perlu dan dalam bentuk ang sesua dengan sstem tu Dagram segars tu berbeda-beda sesua dengan stud ang akan dlakukan Persoalan-persoalan pokok dalam sstem tenaga adalah : alran daa, operas ekonomk, hubung sngkat, kestablan peralhan, pengaturan-pengaturan daa aktf dan frekuens dan pengaturan daa reaktf dan tegangan serta pelepasan beban Dlhat dar batasan waktu, persoalan-persoalan datas dapat dkelompokkan dalam tga kelompok keadaan atu : keadaan mantap, keadaan peralhan, dan keadaan subperalhan Pada stud alran daa dan operes ekonomk ang dbutuhkan adalah besaranbesaran dalam keadaan mantap, pada stud kestablan peralhan dbutuhkan besaranbesaran dalam keadaan peralhan dan pada stud hubung sngkat dbutuhkan besaranbesaran dalam keadaan sub-peralhan Pada stud pengaturan dan pelepasan beban besaran-besaran ang dbutuhkan tergantung dar keadaan ang dngnkan, mantap atau peralhan

20 Oleh karena tu, representas sstem tenaga lstrk tu dgambarkan sesua dengan stud-stud ang akan dlakukan, dan banakna keterangan ang dmasukkan dalam dagram tergantung pada maksud dagram tersebut dbuat Msalna dalam stud alran daa beban-beban dan tahanan-tahanan harus dgambarkan, tempat pemutus tenaga dan rele tdak pentng, jad tdak perlu dgambarkan, juga mpedans hubungan netral ke tanah tdak perlu dgambarkan Dalam stud hubung sngkat, tempat dan spesfkas dar pemutus tenaga dan rele harus dberkan, sedangkan tahanan basana dapat dabakan Demkan juga beban statk dapat dabakan Pengabaan n dlakukan untuk menederhanakan perhtungan, tetap bla perhtungan dlakukan dengan komputer dgtal pengabaan n tdak perlu, dengan demkan dperoleh hasl ang lebh telt Representas sstem untuk stud kestablan peralhan hampr sama dengan representas sstem untuk stud hubung sngkat Pada stud peralhan dgunakan reaktans peralhan sedangkan pada stud hubung sngkat dgunakan reaktans subperalhan Gambar adalah dagram segars suatu sstem tenaga ang sangat sederhana Dua generator, ang satu dtanahkan melalu sebuah reaktor dan ang satu lag melalu sebuah resstor, dhubungkan kesebuah rel dan melalu sebuah transformator panak tegangan ke saluran transms Sebuah generator ang lan, ang dtanahkan melalu sebuah reaktor, dhubungkan ke sebuah rel dan melalu sebuah transformator pada ujung ang lan dar saluran transms tu Sebuah beban dhubungkan ke masngmasng rel Pada dagram tu keterangan mengena beban, ratng generator, transformator, dan reaktans bermacam-macam komponen rangkaan serng juga dberkan

21 Gambar Dagram Segars Suatu Sstem Lstrk Dagram mpedans dan Dagram Reaktans Untuk dapat menghtung knerja suatu sstem dalam keadaan berbeban atau terjadna suatu gangguan, dagram segars dgunakan untuk menggambar rangkaan ekvalen fasa tunggal dar sstem Gambar 3 menggabungkan rangkaan-rangkaan ekvalen dar berbaga komponen ang dperlhatkan pada Gambar untuk membentuk dagram mpedans sstem Jka dngnkan untuk melakukan stud beban, beban tertnggal A dan B dgantkan dengan resstans dan reaktans nduktf dalam hubungan ser Dagram mpedans tdak memasukkan mpedans pembatas arus ang dtunjukkan pada dagram segars dantara netral generator dan tanah karena dalam keadaan sembang tdak ada arus ang mengalr dalam tanah dan netral generator berada pada potensal ang sama dengan netral sstem Karena arus magnet suatu transformator basana dabakan dalam rangkaan ekvalen transformator Gambar 3 Dagram mpedans dar dagram segars gambar

22 Sepert telah dsebutkan terdahulu, resstans serng dabakan dalam perhtungan gangguan, juga dalam program komputer dgtal Tentu saja pengabaan resstans akan menmbulkan sedkt kesalahan, tetap haslna mash dapat dterma karena reaktans nduktf suatu sstem jauh lebh besar dar resstansna Resstans dan reaktans nduktf tdak djumlahkan secara langsung, dan mpedans tdak akan jauh berbeda dengan resstans nduktf jka resstansna kecl Beban-beban ang tdak menangkut mesn-mesn ang berputar sangat kecl pengaruhna terhadap arus saluran total pada waktu terjad gangguan oleh karena tu basana dabakan Tetap beban ang berupa motor serempak selalu dmasukkan dalam perhtungan gangguan karena emf ang dbangktkan besar sumbanganna pada arus hubung sngkat Dagram tu harus memperhtungkan motor nduks sebaga sebuah emf ang dbangktkan dalam hubungan ser dengan suatu reaktans nduktf jka dagram tersebut dmaksudkan untuk menentukan arus ang tmbul segera sesudah terjadna gangguan Motor nduks dabakan dalam perhtungan arus beberapa perode setelah terjadna gangguan karena arus ang dberkan oleh sebuah motor nduks hlang dengan cepat setelah motor tersebut dhubung sngkat Jka ngn menederhanakan perhtungan arus gangguan dengan mengabakan semua beban stats, semua resstans, arus magnet masng-masng transformator, dan kapastans saluran transms, dagram mpedans tu menjad dagram reaktans sepert dtunjukkan gambar 4 Penederhanaan n hana berlaku untuk perhtunganperhtungan gangguan dan tdak berlaku untuk stud alran daa, ang merupakan pokok permasalahan tugas akhr n Gambar 4 Dagram reaktans ang dsesuakan dar gambar 3

23 3 Representas Generator Snkron Generator snkron basana dhubungkan langsung pada rel atau serng juga melalu transformator daa Karena tujuan dar analsa n adalah untuk mengetahu besar tegangan rel dan alran daa, maka generator snkron drepresentaskan sebaga suatu sumber daa, dan tegangan ang dperoleh dar analsa n adalah tegangan rel dmana generator tu terhubung 4 Representas Transformator Transformator drepresentaskan sebaga reaktans X saja dengan mengabakan srkut ekstas dar transformator tu 5 Representas Saluran Transms Untuk keperluan analsa dan perhtungan maka dagram penggant basana dbag dalam 3 kelas, atu: Saluran pendek (<80 km) Saluran menengah (80-50 km) 3 Saluran Panjang (>50 km) Sebenarna klasfkas d atas sangat kabur dan sangat relatf Klasfkas saluran transms harus ddasarkan atas besar keclna kapastans ke tanah Jad bla kapastans ke tanahna kecl, dengan demkan arus bocor ke tanah kecl terhadap arus beban, maka dalam hal n kapastans ke tanah dapat dabakan, dan dnamakan saluran pendek Tetap bla kapastans ke tanah sudah mula besar sehngga tdak dapat dabakan, tetap belum begtu besar sekal sehngga mash dapat danggap sepert kapastans terpusat (lumped capactance), dan n dnamakan saluran menengah Bla kapastans tu besar sekal sehngga tdak mungkn lag danggap

24 sebaga kapastans terpusat, dan harus danggap terbag rata sepanjang saluran, maka dalam hal n dnamakan saluran panjang Datas telah dsebutkan bahwa klasfkas berdasarkan panjang kawat sangat kabur Sepert dketahu semakn tngg tegangan operas maka kemungknan tmbulna korona akan sangat besar Korona n akan memperbesar kapastans, dengan demkan memperbesar arus bocor Jad ada kalana walaupun panjang saluran hana 50 km, msalna, bla tegangan kerja sangat tngg (Tegangan Ekstra Tngg, EH, apalag Tegangan Ultra Tngg, UH) maka kapastans relatf besar sehngga tdak mungkn lag dabakan walaupun panjang saluran hana 50 km Jad untuk memperoleh hasl ang telt, sebelum menggambarkan dagram penggant saluran transms, lebh bak bla dhtung terlebh dahulu kapastans termasuk korona Dalam praktekna klasfkas saluran transms menurut panjangna sepert tertera d atas sudah memada 6 Representas Beban-beban Beban-beban dapat dbag dalam dua golongan, atu: beban statk dan beban berputar; motor snkron atau motor asnkron Beban statk dan beban berputar basana drepresentaskan sebaga mpedans konstan Z atau sebaga daa konstan P dan Q, tergantung dar alat htung ang dgunakan Perhtungan dengan tangan atau Network Analzer dengan mpedans konstan, sedang bla dhtung dengan komputer dgtal drepresentaskan dengan daa P dan Q konstan

25 3 Matrks Admtans Bus Untuk memperoleh persamaan tegangan smpul (node-voltage equatons), dengan memperhatkan gambar 5 dmana besarna mpedans dnatakan dalam per unt pada base (dasar) MA tertentu dan untuk memudahkan perhtungan maka tahanan dabakan Karena untuk memperoleh persamaan tegangan tu ddasarkan pada hukum arus Krchhoff maka besaran-besaran mpedans drubah menjad besaran-besaran admtans dengan menggunakan persamaan berkut: j z j r h jx j Gambar 5 Dagram mpedans Dar Suatu Sstem Tenaga Gambar 6 Dagram Admtans Dar Sstem Tenaga Pada gambar 5

26 Rangkaan pada gambar 5 telah dgambar ulang pada gambar 6 menjad besaran admtans dan pengubahan menjad sumber-sumber arus Smpul 0 (basana danggap tanah) dambl sebaga referens Dengan menggunakan hukum arus Krchhoff pada smpul sampa smpul 4 menghaslkan: Dengan menusun persamaan d atas, maka: Dmana: Persamaan node menjad Pada rangkaan d atas, karena tdak hubungan antara bus dan bus 4, maka 4 = 4 = 0; dan dengan demkan maka 4 = 4 = 0

27 Dengan mengembangkan persamaan d atas untuk sstem dengan n-bus, maka persamaan tegangan smpul dalam bentuk matrks adalah: n n n n n n n nn n Atau bus bus bus dmana bus adalah besaran vektor dar arus bus ang dnjekskan Arus akan postf saat mengalr menuju bus, dan negatf bla mengalr keluar dar bus bus adalah besaran vektor dar tegangan bus ang dukur dar smpul referens bus dkenal dengan matrks admtans bus Komponen dagonal dar tap smpul adalah jumlah dar admtans-admtans ang terhubung padana n dkenal dengan admtans sendr atau drvng pont admttance, atu: n j 0 j j Kompone dagonal mat (off-dagonal element) sama dengan negatf dar admtans antara smpul-smpul n dkenal dengan admtans bersama atu: j j j Jka arus bus dketahu, maka besar tegangan bus ke-n dapat dperoleh dengan: bus bus bus Dengan demkan matrks admtans rangkaan pada gambar 6 dperoleh:

28 j8,50 j,50 j5,00 0 j,50 j8,75 j5,00 0 bus j5,00 j5,00 j,50 j, j,50 j,50 4 Persamaan Alran Daa Persamaan alran daa secara sederhana dapat dlhat pada gambar 7 sstem ang memlk bus Setap bus memlk sebuah generator dan beban, walaupun pada kenataanna tdak semua bus memlk generator Transms menghubungkan antara bus dan bus Pada setap bus memlk 6 besaran elektrs ang terdr dar : PD, P G, Q D, Q G,, dan d S G PG jqg G G G S P jq SD PD jqd S D PD jqd Gambar 7 One-lne dagram sstem bus Pada gambar 7 dapat dhaslkan persamaan persamaan alran daa dengan menggunakan dagram mpedans Pada gambar 8 merupakan dagram mpedans dmana generator snkron drepresentaskan sebaga sumber ang memlk reaktans dan transms model p (ph) Beban dasumskan memlk mpedans konstan dan daa konstan pada dagram mpedans

29 Z S G G R S jx D S D jx G E jb jb jx G E Gambar 8 Dagram mpedans sstem bus Besar daa pada bus dan bus adalah: S S S P j Q G D G D G G P Q (-) S S S P j Q G D G D G D P Q (-) Gambar 9 merupakan penederhanaan dar gambar 8 menjad daa bus (bus power) untuk masng-masng bus S ZS R S jx S p S S p Gambar 9 Bus power dengan transms model untuk sstem bus Besar arus ang dnjekskan pada bus dan bus : G D (-3) G D (-4)

30 Semua besaran adalah dasumskan dalam sstem per-unt, sehngga: jq P jq P S (-5) jq P jq P S (-6) S R S jx S S Z ' " ' " Gambar 0 Alran arus pada rangkaan ekvalen Alran arus dapat dlhat pada gambar 0, dmana arus pada bus adalah: p s " ' s s p (-7) (-8) Dmana : adalah jumlah admtans terhubung pada bus = p + s (-9) adalah admtans negatf antara bus dengan bus = - s (-0) Untuk alran arus pada bus adalah : P S " '

31 S P S (-) (-) Dmana : adalah jumlah admtans terhubung pada bus = P + S (-3) adalah admtans negatve antara bus dengan bus = - S = (-4) Dar persamaan (-8) dan (-) dapat dhaslkan persamaan dalam bentuk matrk, atu: (-5) Notas matrks dar persamaan (-5) adalah : bus bus bus (-6) Persamaan (5) hngga (-6) ang dberkan untuk sstem bus dapat djadkan sebaga dasar untuk penelesaan persamaan alran daa sstem n-bus Gambar menunjukkan sstem dengan jumlah n-bus dmana bus terhubung dengan bus lannagambar menunjukkan model transms untuk sstem n-bus Gambar Sstem n-bus

32 Gambar Model transms untuk sstem n-bus Persamaan ang dhaslkan dar gambar adalah : P P3 Pn S 3 S3 n S n P P3 P n S S3 Sn n S S3 3 Sn n (-7) Dmana : 3 3 n n (-8) P P3 Pn S S3 S n (-9) = jumlah semua admtans ang dhubungkan dengan bus S 3 S3 ; n S n ; (-0) n j j j (-) Persamaan (-) dapat dsubsttuskan ke Persamaan (-5) menjad persamaan (-), atu :

33 n j j j P jq (-) P n jq j j,,, j n (-3) Persamaan (-3) merupakan representas persamaan alran daa ang nonlnear Untuk sstem n-bus, sepert persamaan (-5) dapat dhaslkan persamaan (-4), atu: n n n n n nn n (-4) Notas matrks dar persamaan (-4) adalah: bus bus bus (-5) Dmana: bus n n n n nn matrks bus adm tan s (-6) 5 Klasfkas Bus Jens bus pada sstem tenaga, atu Load bus (bus beban) Setap bus ang tdak memlk generator dsebut dengan load bus Pada bus n daa aktf (P) dan daa reaktf (Q) dketahu sehngga serng juga dsebut bus PQ Daa aktf dan reaktf ang dsupla ke dalam sstem tenaga adalah mempuna

34 nla postf, sementara daa aktf dan reaktf ang dkonsums bernla negatf Besaran ang dapat dhtung pada bus n adalah dan d Generator bus (bus generator) Generator bus dapat dsebut dengan voltage controlled bus karena tegangan pada bus dbuat selalu konstan Setap bus generator dmana memlk daa megawatt ang dapat datur melalu prme mover (penggerak mula) dan besaran tegangan ang dapat datur melalu arus ekstas generator sehngga bus n serng juga dsebut dengan P bus Besaran ang dapat dhtung dar bus n adalah Q dan d 3 Slack bus Slack bus serng juga dsebut dengan Swng bus atau rel beraun Adapun besaran ang dketahu dar bus n adalah tegangan () dan sudut beban(d) Suatu sstem tenaga basana ddesgn memlk bus n ang djadkan referens atu besaran d = 0 0 Besaran ang dapat dhtung dar bus n adalah daa aktf dan reaktf Secara sngkat klasfkas bus dalam sstem tenaga terdapat pada tabel atu besaran ang dapat dketahu dan tdak dapat dketahu pada bus tersebut Tabel Klasfkas Bus Pada Sstem Tenaga Tpe Bus Besaran ang Dketahu Besaran ang Tdak Dketahu Slack [] = 0 ; = 0 0 P, Q Generator P, [] Q, (P Bus) Load (PQ Bus) P, Q [],

35 6 Tanda P dan Q Salah satu ang harus dngat dalam analsa alran daa adalah tanda daa nata (P) dan daa reaktf (Q) Daa reaktf laggng adalah daa reaktf postf menunjukkan arusna bersfat nduktf dan daa reaktf leadng adalah daa negatf menunjukkan arusna bersfat kapastf dan arus bus postf adalah arus ang arahna menuju bus Dkarenakan alran arus generator menuju bus dan alran arus beban mennggalkan bus, sehngga tanda daa adalah postf untuk bus generator dan negatf untuk bus beban Oleh karena tu, dapat mengkut ketentuan ang telah dbuat, atu: P dan Q dengan bus beban bersfat nduktf (bus beban dengan faktor daa laggng) adalah kedua nla negatve ( S P jq) P dan Q dengan bus beban bersfat kapastf (bus beban dengan faktor daa leadng) adalah negatve dan postf berturut-turut S P Q 3 P dan Q bus generator bersfat nduktf (bus dengan generator sedang beroperas pada faktor daa laggng) adalah kedua bernla postf S P jq 4 P dan Q bus generator bersfat kapastf (bus dengan generator sedang beroperas faktro daa leadng) 5 Daa reaktf dar peralatan kompensas kapastf shunt dlokas bus adalah postf 7 Metode Alran Daa teras Gauss-Sedel Persamaan alran daa (-3) ang telah dtulskan sebelumna, atu: P n jq j j,,, j n

36 P n jq j j (-7) j, j P jq j n, j j j (-8) P jq j n j, j j (-9) Sehngga persamaan (-9) menjad: P jq j n j, j j (-30) P jq j n j, j j (-3) Dar persamaan (-7) juga ddapatkan: P n Re (-3) j, j j j Q n m ag (-33) j, j j j Langkah-langkah perhtungan algortma dengan menggunakan metode Gauss-Sedel adalah sebaga berkut: Perhtungan matrks admtans bus (bus) dalam per unt Tentukan bus referens (slack bus) untuk besaran tegangan dan sudut phasa ang tdak dketahu, atu: [] = 0, d = 0 0 3b Untuk bus beban (load bus), tentukan dar persamaan (-3)

37 k P jq k j n j, j j k Dmana k = jumlah teras Untuk bus generator (voltage controlled), menentukan dengan menggunakan persamaan (-33) dan (-3) secara bersama Sehngga besar daa reaktf ang dketahu terlebh dahulu, atu: Q k m ag k ( k ) j n j, j ( k ) j Kemudan setelah tu, htung dengan: k P jq k j n j, j j k Bagamanapun, telah dtetapkan untuk bus generator Sehngga, k, spec k, calc 3b Untuk konvergens ang cepat, menggunakan faktor akseleras untuk bus beban k k k k, acc, acc, acc (-34) Dmana a = faktor akseleras 4 Konvergens besaran nla k k Re Re (-35)

38 Hal n adalah perbedaan nla absolut bagan nata tegangan dengan hasl teras ang berturut-turut harus lebh kecl dar nla tolerans e Basana = 0-4, dan juga k k m m (-36) Hal n adalah nla absolut bagan magner tegangan ang dhaslkan teras secara berturut seharusna lebh kecl dar nla tolerans e Apabla perbedaanna lebh besar dar tolerans maka kembal ke langkah 3, dan apabla perbedaan lebh kecl dar toleransna maka hasl solusna sudah konvergens dan lanjutkan langkah 6 5 Menentukan daa P G dan Q G dar persamaan (-3) 6 Menentukan alran arus pada jarngan Bus j Bus j s j p pj j p pj Gambar 3 lustras alran pada lne dengan sstem bus Perhtungan besaran arus pada jarngan (lne) merupakan langkah terakhr dar perhtungan alran daa setelah dketahu hasl perhtungan tegangan pada masng-masng bus lustras perhtungan arus jarngan dapat dlhar dar gambar 3 ang merupakan sstem dengan bus Arus jarngan j, pada bus ddefenskan sebaga postf karena mengalr dar menuju j

39 j S p j s p (-37) Sehngga besaran daa S j dan S j bernla postf pada bus dan j secara berturut-turut S j P j Q j j j s p (-38) S j P j Q j j j j j s j pj (-39) Rug-rug daa pada jarngan (-j) adalah penjumlahan blangan ang telah dhtung pada persamaan (-38) dan (-39) S S S (-40) Lj j j

40 BAB METODE ALRAN DAA SSTEM 5 K PTCP DENGAN ETAP 40 Umum ETAP (Electrcal Transent Analzer Program) merupakan suatu program ang menamplkan secara GU (Graphcal User nterface) tentang analss sstem tenaga Program ETAP dbuat oleh perusahaan Operaton Technolog, nc (OT) dar tahun 995 ETAP vers 40 merupakan salah satu produk OT ang dkeluarkan pada tahun 000 Tujuan program ETAP 40 dbuat adalah untuk memperoleh perhtungan dan analss sstem tenaga pada sstem ang besar menggunakan komputer Program ETAP 40 dapat dgunakan untuk stud alran daa pada sstem ang besar dengan jumlah bus ang unlmted Sstem 5 K PTChevron Pacfc ndonesa (CP) merupakan sstem ang cukup besar dan memlk sektar 34 bus, oleh karena tu program ETAP 40 dapat dgunakan untuk analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa

41 Metode Alran Daa Menggunakan ETAP 40 Pada gambar 3 merupakan flowchart metode alran daa sehngga dapat djelaskan metode alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa menggunakan program ETAP 40 Mula Buat One-Lne Dagram Masukan Data: Generator(K, MW, MAR) Transformator(K, MA, Z, X/R) Transms(panjang, R, X, ) Pengaman(ratng dar lbrar) Bus(K, %, angle, LDF) Tentukan Swng Bus Tdak Masukan data Stud Kasus: Metode, Max teras, Precson, loadng categor, Charger loadng, Load Dverst factor, ntal Condton, update Run Program Tdak a Output Load Flow Selesa Gambar 3 Flowchart stud alran daa menggunakan ETAP 40

42 Gambar 3 merupakan dagram alr (flowchart) stud alran daa menggunakan ETAP 40, dmana proses pertama dmula hngga keluaran program Proses metode alran daa sesua gambar 3 adalah: Membuat one-lne dagram sstem ang akan dbahas, dalam tulsan n adalah sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa Data generator, transformator, transms, pengaman, dan bus dapat dmasukan ke dalam program setelah one-lne dagram dbuat 3 Menentukan sebuah atau beberapa swng generator, setelah data generator, transformator, transms, pengaman, dan bus dmasukan 4 Masukan data stud kasus ang dtnjau 5 Jalankan program ETAP 40 dengan memlh con load flow analss pada toolbar Program tdak jalan (error) apabla terdapat kesalahan, data ang kurang, dan swng generator sehngga data dapat dmasukan kembal 6 Keluaran stud alran daa dapat dketahu setelah program dapat djalankan Untuk melhat hasl keluaran alran daa d load flow report manager ang terdapat d toolbar sebelah kanan program 3 Prosedur Menggunakan ETAP 40 bawah n Membuat one-lne dagram sstem pembangktan sepert langkah-langkah d Jalankan program ETAP 40 Program ETAP 40 dapat dgunakan setelah dnstall kedalam komputer, setelah tu program dapat dgunakan dengan cara mengklk program ETAP

43 Setelah program djalankan maka akan tampak tamplan sepert gambar 3 ang merupakan tamplan pertama program ETAP 40 Membuat stud kasus ang baru Gambar 3 Tamplan pertama ETAP 40 Untuk membuat stud kasus ang baru maka pada gambar 3 klk fle new project akan muncul sepert gambar 33, setelah tu tuls name project, dan plh unt sstem dan requred password sesua dengan kebutuhan Gambar 33 Tamplan create new project fle

44 Setelah pada gambar 33 dklk ok maka akan tampl sepert gambar 34 Gambar 34 Tamplan user nformaton ETAP 40 Masukan user name full name descrpton password ok sesua dengan kebutuhan maka akan tampl gambar 35 3 Membuat one-lne dagram Gambar 35 Tamplan utama program ETAP 40

45 Pada gambar 35 terdapat ruang untuk menggambar one-lne dagram dengan menggunakan template ang terdapat pada toolbar terletak d sebelah kanan Onelne dagram ang telah dbuat spert pada gambar 36 d bawah n Gambar 36 One-lne dagram dalam ETAP 40 One-lne dagram sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa ang lengkap dapat dlhat pada lampran 4 Data Load Flow Sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa dapat dlhat pada one-lne dagram PTCP Data dmasukan setelah one-lne dagram sstem 5 K PT CP drepresentaskan ke dalam program ETAP 40 Data ang dbutuhkan adalah data pada generator, bus, transms, transformator, pengaman, dan beban sstem 5 K PT CP

46 4 Data Pembangkt Generator Data generator ang dbutuhkan untuk analss alran daa adalah: D Generator Generator tpe (turbo, hdro w/o dampng) Operatng mode (Swng, oltage Control, dan Mvar Control) Rated K % dan Angle untuk swng mode of operaton %, MW loadng, dan Mvar lmts (Qmax dan Qmn) untuk oltage Control mode of operaton MW dan Mvar loadng untuk Mvar control mode of operaton Data generator ang dgunakan untuk analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa terdapat pada lampran Tamplan gambar data program ETAP 40 dapat dlhat pada gambar 37 d bawah n Gambar 37 Tamplan data generator pada program ETAP 40

47 Gambar 37 merupakan data generator CGN-G pada Nort dur Swtchard Kapastas generatorna adalah 0 MW Pada gambar terlhat data ar lmts, effsens, dan kutub dan kecepatan generator 4 Data Transformator Data transformator ang dbutuhkan untuk analss alran daa dengan program ETAP 40 adalah: D transformator Rated K d ss prmer dan sekunder Rated MW mpedans (%Z dan X/R) Fxed tap (% tap) Data transformator ang dgunakan untuk analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa terdapat pada lampran 3 Tamplan data transformator pada program ETAP 40 terdapat pada gambar 38 d bawah n Gambar 38 Tamplan data transformator pada ETAP 40

48 Gambar 38 merupakan transformator pada gardu nduk Cogen Kapastas daa dar transformator n adalah 50 MA dengan tegangan prmer 30 K dan sekunder adalah 3,8 K Pada gambar terlhat mpedans postf dan nol dar transformator 43 Data Transms Data saluran transms dalam program ETAP 40 sepert pada gambar 39 d bawah n Data saluran transms untuk analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa menggunakan program ETAP 40 terdapat pada lampran 4 Tamplan data transms dalam program ETAP 40 sepert pada gambar 39 d bawah n Gambar 39 Tamplan data transms pada ETAP 40 Gambar 39 merupakan data transms saluran antara Cogen dengan Kotabatak Juncton 30A Pada gambar terlhat besar mpedans dengan R sebesar 64975, X sebesar 37605, dan sebesar 0000 dalam ohm/mle

49 44 Data Bus Data bus ang dbutuhkan untuk analss alran daa menggunakan program ETAP 40 adalah: D bus Nomnal K % dan Angle (bla ntal condton dgunakan untuk bus voltages) Load Dverst Factor (bla loadng opton menggunakan dverst factor) Data bus ang dgunakan untuk analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa menggunakan program ETAP 40 terdapat pada lampran 5 Tamplan data bus pada program ETAP 40 sepert pada gambar 30 d bawah n Gambar 30 Tamplan data bus pada program ETAP 40 Gambar 30 merupakan bus pada PLTG Cogen dengan tegangan kerja 30 K Pada gambar terlhat ntal voltage sebesar 00% dengan sudut 0, load dverst sebesar 00% (set default)

50 45 Data Beban Data beban sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa ang dgunakan adalah data beban 39 MW Ada jens beban dalam program ETAP 40 atu: statc load dan lumped load Statc load merupakan beban ang domnan adalah beban rumah tangga (stats), sedangkan lumped load merupakan beban ang dmnan adalah ndustr Pada anals alran daa n beban danggap ter-lump dan danggap terhubung pada rel 5 k Lumped Load Data beban lumped load ang dbutuhkan untuk analss alran daa menggunakan ETAP 40 adalah: Load D Rated K, MA, power factor, dan % motor load Loadng categor D dan % Loadng Data ang dgunakan untuk analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa menggunakan program ETAP 40 terdapat pada lampran 6 Tamplan data lumped load pada program ETAP 40 sepert pada gambar 3 d bawah n Gambar 3 Tamplan data lumped load pada program ETAP 40

51 Gambar 3 merupakan beban Petapahan sebesar,56 MA Pada gambar terlhat faktor daa sebesar 85%, arus 86 Ampere, % persen beban statc load sebesar 5%, dan loadng categor sebesar 00% 46 Data Pengaman Data pengaman (hgh voltage crcut breaker) ang dgunakan untuk analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa berdasarkan data ang ada pada lbrar ETAP 40, dmana standar ang dgunakan adalah ANS Data pengaman dambl berdasarkan besar tegangan ang terdapat pada lbrar 47 Data Load Flow Stud Case Load flow stud case (LFSC) merupakan masalah ang dtnjau untuk stud alran daa LFSC melput metode alran daa, loadng categor, load dverst factor, charger loadng, dan ntal condton LFSC ang dgunakan untuk analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa sepert pada gambar 3 adalah: Metode alran daa : Accelerated Gauss-Sedel Maxmum teraton : 5000 Precson (ketepatan) : 0,00000 Loadng categor : Desgn 3 Loadng dverst factor : None 4 Charger loadng : Loadng Categor 5 ntal condton : Use bus voltages

52 Gambar 3 Tamplan data load flow stud case Gambar 3 merupakan tamplan data LFSC ang dgunakan untuk analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa

53 BAB HASL STUD ALRAN DAA SSTEM 5 K PT CHERON PACFC NDONESA Hasl Perhtungan Nla Tegangan dan Sudut Beban Saat Sstem Normal Tnjauan alran daa pada saat sstem keadaan normal adalah pada saat beban 400,84 MW dan seluruh pembangkt ang ada beroperas (terkecual generator DG T ang sudah tdak beroperas lag) Hasl nla tegangan dan sudut beban dar analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa menggunakan ETAP 40 pada saar sstem normal terdapat pada tabel 4 d bawah n Tabel 4 Tegangan dan sudut beban saat sstem normal Nama Bus Tegangan Bus Hasl Perhtungan (K) % Tegangan Tegangan (K) Sudut Beban 3D 5 94,49 08,66 -,3 4B 5 94,9 09,4 -, 4D 5 94,47 08,643 -,4 5B 5 94,64 08,837 -,3 6D 5 94, 08,346 -,8 6DN 5 94,9 08,434 -,7 8C 5 94,05 08,60 -,0 8D 5 93,9 08,007 -, Balam 5 85,9 98,089-5,4

54 Bangko 5 85,90 98,790-5,0 Batang 5 9,40 05,09 -,0 Bekasap Man 5 94,84 09,07-0,3 Beruk b 5 88,08 0,89-5,4 Bus ,8 09,459-0, Central Dur 5 95,68 0,033-9,8 Dur 5 95,4 09,54-0, KBJ 5 95,60 09,940-0,5 KBJ_38A 3,8 95,33 3,56-0,9 KBJ_38B 3,8 95,33 3,56-0,9 Kota Batak 5 94,05 08,59 -,4 Lbo 5 95,43 09,74-0,6 Menggala 5 86,78 99,795-4,5 Mnas 5 94,35 08,503 -,9 MNS-BG8 3,8 95,7 3,08-9, MNS-BG0 3,8 95,49 3,78-9,8 MNS-BG 3,8 95,08 3, -0,0 NDR_38 3,8 96,77 3,354-9,3 NDR_5A 5 97,7,86-8,6 NDR_5B 5 97,4,84-8,7 Nella 5 85,60 98,445-5, Pedada 5 86,9 99,96-6, Pematang Ma 5 95,05 09,306-0, Petapahan 5 93,8 07,898 -,5

55 Pnang 5 85,49 98,3-5,3 Pungut 5 95,39 09,700-0,3 Pusaka 5 87,0 00,068-6,0 Rokan 5 94,98 09,8-0, Sntong 5 87,06 00,7-4,3 Suram 5 93,75 07,84 -,6 Zamrud 5 86,70 99,709-6, CDR-BG 3, ,8-5,3 CDR-BG 3,8 0,34 4,3-4,8 CDR-BG3 3,8 0,4 4,34-5,4 CDR-BG4 3,8 0,45 4,38-5,4 CGN-BG 3,8 05,00 4,490 0,0 CGN-BG 3,8 05,00 4,490 0,0 CGN-BG3 3,8 05,00 4,490 0,0 Cogen 30 35,463 35,463-3, MNS-BG4 3,8 0,6 4, -7,9 Hasl Perhtungan Daa Aktf dan Reaktf Saat Sstem Normal Hasl perhtungan arah dan besar alran daa aktf dan reaktf pada setap saluran dar analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa menggunakan ETAP 40 saat sstem normal terdapat pada tabel 4 d bawah n

56 Tabel 4 Daa aktf dan reaktf saat sstem normal Saluran Dar Bus Ke Bus (Rel) (Rel) Alran Daa Daa Aktf Daa Reaktf (MW) (MAR) % PF Arus (Ampere) 3D 4D D KBJ B 5B B KBJ D 3D D 6DN D KBJ B 4B B 6D B Mnas B KBJ D 5B D Mnas DN 4D DN Mnas C Mnas D Mnas Balam Nella Bangko Sntong Bangko Nella

57 Batang Central Dur Batang Sntong Bekasap Man Dur Beruk Mnas Beruk Pusaka Beruk Zamrud Bus-43 Central Dur Pematang Bus-43 Man Bus-43 Rokan CDR-BG Central Dur CDR-BG Central Dur CDR-BG3 Central Dur CDR-BG4 Central Dur Central Dur Batang Central Dur Bus Central Dur Dur Central Dur Dur Central Dur NDR_5B Central Dur CDR-BG Central Dur CDR-BG Central Dur CDR-BG Central Dur CDR-BG CGN-BG Cogen

58 CGN-BG Cogen CGN-BG3 Cogen Cogen KBJ_ Cogen KBJ_ Cogen CGN-BG Cogen CGN-BG Cogen CGN-BG NDR_5A & Cogen NDR_ Bekasap Dur Man Dur Central Dur Dur Central Dur Dur KBJ Dur Pungut KBJ Dur KBJ 3D KBJ 4B KBJ 4D KBJ 5B KBJ Kota Batak KBJ Lbo KBJ Pungut

59 KBJ_38B KBJ & KBJ_ KBJ_38A KBJ & KBJ_ KBJ_30 & KBJ_38A KBJ KBJ_30 & KBJ_38B KBJ KBJ_30 Cogen KBJ_30 Cogen KBJ & KBJ_30 KBJ_38B KBJ & KBJ_30 KBJ_38A Kota Batak KBJ Kota Batak Petapahan Lbo KBJ Menggala Sntong Mnas 5B Mnas 6D Mnas 6DN Mnas Beruk Mnas 8C Mnas 8D

60 Mnas MNS-BG Mnas MNS-BG Mnas MNS-BG Mnas MNS-BG Mnas MNS-BG MNS-BG4 Mnas MNS-BG6 Mnas MNS-BG8 Mnas MNS-BG0 Mnas MNS-BG Mnas Cogen & NDR_38 NDR_5A NDR_5A NDR_5B NDR_38 NDR_5A & Cogen NDR_5B NDR_5A NDR_5B Central Dur Nella Bangko Nella Balam Nella Pnang Pedada Pusaka Pematang Man Bus Petapahan Kota Batak

61 Petapahan Suram Pnang Nella Pungut Dur Pungut KBJ Pusaka Beruk Pusaka Pedada Rokan Bus Sntong Bangko Sntong Menggala Sntong Batang Suram Petapahan Zamrud Beruk Hasl Perhtungan Daa Aktf dan Reaktf Pada Cabang (transms dan transformator) Saat Sstem Normal Hasl perhtungan arah dan besar alran daa aktf dan reaktf pada cabang (transms dan transformator) dar analss alran daa sstem 5 K PT Chevron Pacfc ndonesa menggunakan ETAP 40 saat sstem normal terdapat pada tabel 43 d bawah n Tabel 43 Alran daa aktf dan reaktf pada cabang saat sstem normal nformas Bus ang Alran Daa Dar- Alran Daa Nama Cabang Terhubung ke Bus ke-dar Bus Dar Bus Ke Bus MW MAR MW MAR

62 3D-4D 3D 4D KBJ-3D 3D KBJ B5B 4B 5B KBJ-4B 4B KBJ D-6DN 4D 6DN KBJ-4D 4D KBJ B-6D 5B 6D B-MNS 5B Mnas KBJ-5B 5B KBJ D-MNS 6D Mnas DN-MNS 6DN Mnas MNS-8C 8C Mnas MNS-8D 8D Mnas NL-BLM Balam Nella BKO-STG Bangko Sntong NL-BKO Bangko Nella BTG-CDR Batang Central Dur STG-BTG Batang Sntong Bekasap BKM-DR Man Dur BRK-MNS Beruk Mnas BRK-PSK Beruk Pusaka BRK-ZMRD Beruk Zamrud Bus43-CDR Bus-43 Central Dur

63 Bus43-PMTM Bus-43 Pematang Man RKN-Bus43 Bus-43 Rokan CDR-TX CDR-BG Central Dur CDR-TX CDR-BG Central Dur CDR-TX3 CDR-BG3 Central Dur CDR-TX4 CDR-BG4 Central Dur CDR-DR_A Central Dur Dur CDR-DR_B Central Dur Dur NDR_5B- CD Central Dur NDR_5B CGN-TX CGN-BG Cogen CGN-TX CGN-BG Cogen CGN-TX3 CGN-BG3 Cogen CGN- KBJ_30A Cogen KBJ_ CGN- KBJ_30B Cogen KBJ_ DR-KBJ Dur KBJ DR-PGT Dur Pungut KBJ-KTBTK KBJ Kota Batak LBO-KBJ KBJ Lbo PGT-KBJ KBJ Pungut KTBTK-PTP Kota Batak Petapahan

64 MGL-STG Menggala Sntong MNS-TX-4 Mnas MNS-BG MNS-TX6 Mnas MNS-BG MNS-TX8 Mnas MNS-BG MNS-TX0 Mnas MNS-BG MNS-TX Mnas MNS-BG NDR_5A- ND NDR_5A NDR_5B PNG-NL Nella Pnang PSK-PDD Pedada Pusaka PTP-SRM Petapahan Suram KBJ_30-TXA KBJ_30 KBJ KBJ_38B KBJ_30-TXB KBJ_30 KBJ KBJ_38A NDR_5A- TX Cogen NDR_5A NDR_ Hasl Perhtungan Losses dan oltage Drop Saat Sstem Normal Perhtungan alran daa dapat mengetahu besar losses pada setap cabang dan voltage drop pada setap cabang Hasl perhtungan losses dan voltage drop pada setap cabang terdapat pada tabel 44 d bawah n

65 Nama Cabang Tabel 44 Losses dan voltage drop saat sstem normal nformas Bus ang % Tegangan Losses Terhubung Bus Dar Bus Ke Bus KW KAR Dar Ke %oltage Drop 3D-4D 3D 4D KBJ-3D 3D KBJ B5B 4B 5B KBJ-4B 4B KBJ D-6DN 4D 6DN KBJ-4D 4D KBJ B-6D 5B 6D B-MNS 5B Mnas KBJ-5B 5B KBJ D-MNS 6D Mnas DN-MNS 6DN Mnas MNS-8C 8C Mnas MNS-8D 8D Mnas NL-BLM Balam Nella BKO-STG Bangko Sntong NL-BKO Bangko Nella BTG-CDR Batang Central Dur STG-BTG Batang Sntong BKM-DR Bekasap Dur

66 Man BRK-MNS Beruk Mnas BRK-PSK Beruk Pusaka BRK-ZMRD Beruk Zamrud Bus43-CDR Bus-43 Central Dur PMTM Bus-43 Pematang Man Bus43- RKN-Bus43 Bus-43 Rokan CDR-TX CDR-BG Central Dur CDR-TX CDR-BG Central Dur CDR-TX3 CDR-BG3 Central Dur CDR-TX4 CDR-BG4 Central Dur CDR- DR_A Central Dur Dur CDR- DR_B Central Dur Dur NDR_5B- CD Central Dur NDR_5B CGN-TX CGN-BG Cogen CGN-TX CGN-BG Cogen CGN-TX3 CGN-BG3 Cogen CGN- KBJ_30A Cogen KBJ_ CGN- Cogen KBJ_

67 KBJ_30B DR-KBJ Dur KBJ DR-PGT Dur Pungut KBJ-KTBTK KBJ Kota Batak LBO-KBJ KBJ Lbo PGT-KBJ KBJ Pungut KTBTK-PTP Kota Batak Petapahan MGL-STG Menggala Sntong MNS-TX-4 Mnas MNS-BG MNS-TX6 Mnas MNS-BG MNS-TX8 Mnas MNS-BG MNS-TX0 Mnas MNS-BG MNS-TX Mnas MNS-BG NDR_5A- ND NDR_5A NDR_5B PNG-NL Nella Pnang PSK-PDD Pedada Pusaka PTP-SRM Petapahan Suram KBJ_30- TXA KBJ_30 KBJ KBJ_38B KBJ_30- TXB KBJ_30 KBJ KBJ_38A

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

STUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)

STUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV) o. 7 ol.3 Thn. I Aprl 7 ISS: 854-8471 STUDI ALIRA DAYA DEGA METODA FAST DECOULE (Aplkas T. L Sumbar-Rau 15 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas Andalas adang, Kampus Lmau Mans adang, Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK Dalam bab 2 akan dlakukan nvestgas tentang bagamana alran energ dar rangkaan ac. Dengan menggunakan berbaga denttas trgonometr, daya sesaat p(t) dpsahkan menjad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN TIGA FASA SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK (Studi Kasus : PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN TIGA FASA SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK (Studi Kasus : PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV) No. 29 ol.1 Thn. X Aprl 2008 SSN: 0854-8471 STUD HUBUNG SNGKAT UNTUK GANGGUAN TGA FASA SMETRS PADA SSTEM TENAGA LSTRK (Stud Kasus : PT. PLN Sumbar-Rau 150 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Pengaturan Aliran Daya Reaktif Dengan Transformator Regulasi Jenis Pengatur Tegangan Pada Jaringan Sistem Tenaga Listrik

Pengaturan Aliran Daya Reaktif Dengan Transformator Regulasi Jenis Pengatur Tegangan Pada Jaringan Sistem Tenaga Listrik Despa: Pengaturan Alran Daya Reaktf Dengan Transformator Regulas 55 Pengaturan Alran Daya Reaktf Dengan Transformator Regulas Jens Pengatur Tegangan Pada Jarngan Sstem Tenaga Lstrk Dekprde Despa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih pada Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Tengah

Pengaruh Penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih pada Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Tengah Pengaruh Penambahan Pembangkt Lstrk Tenaga Uap (PLTU) Teluk Srh pada Sstem Kelstrkan Sumatera Bagan Tengah Heru Dbyo Laksono 1,*), M. Nasr Sonn 1), Mko Mahendra 1) 1 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR Adranus Dr Program Stud Teknk Elektro Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Tanjungpura adranus_dr@yahoo.co.d

Lebih terperinci

Perhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation

Perhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI 2012 1 Perhtungan Crtcal Clearng Tme dengan enggunakan etode Tme Doman Smulaton Surya Atmaja, Dr. Eng. Ardyono Pryad, ST,.Eng, Ir.Teguh Yuwono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat Mater Kulah Ekspermen Fska Oleh : Drs. Ishaft, M.S. Program Stud Penddkan Fska Unverstas Ahmad Dahlan, 07 Bab 3 Analss Ralat 3.. Menaksr Ralat Msalna suatu besaran dhtung dar besaran terukur,,..., n. Jka

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) 5.1 Umum Pada bab V n dbahas mengena hasl perhtungan faktor-faktor beban (load) atau serng dsebut dengan faktor pengal beban,

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB III SKEMA NUMERIK BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Sstem Krptograf Stream Cpher Berbass Fungs Chaos Crcle Map Dengan Pertukaran Kunc Dffe-Hellman A-6 Muh. Fajryanto 1,a), Aula Kahf 2,b), Vga Aprlana

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci