BAB XII Fisika Atom. Ir. Willy Wijaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB XII Fisika Atom. Ir. Willy Wijaya"

Transkripsi

1 BAB XII Fisika Atom Ir. Willy Wijaya. Teori atom Demokritus ( SM) Demokritus merumuska bawa zat daat dibagi atas bagia bagia yag lebi kecil samai mecaai bagia yag alig kecil yag tidak daat dibagi lagi. Bagia yag tidak daat dibagi lagi tersebut diamaka atom, yag berasal dari kata Yuai atomos yag artiya tidak daat dibagi lagi. Kose ii didaatka berdasarka emikira da buka asil ekserime.. Teori atom Dalto ( ) Selama 000 tau teori atom demokritus tidak berkembag. Baru ada abad ke 8 ilmuwa ercaya karea kose atom itu releva dega roses fisika da kimia yag mulai berkembag. Tau 80 Dalto melakuka ercobaa yag megembagka teori atom da mecoba meeragka reaksi reaksi kimia diatara zat. Dalto megemukaka beberaa kose megeai atom yaitu :. Atom meruaka bagia terkecil dari sebua zat da tidak daat dibagi bagi lagi.. Atom suatu usur tidak daat beruba mejadi atom usur lai. 3. Dua bua atom atau lebi daat membetuk suatu molekul. 4. Atom yag berseyawa membetuk molekul memiliki erbadiga tertetu da jumla keseluruaya teta. Jumla massa sebelum reaksi sama dega jumla massa sesuda reaksi. Kose ii sesuai dega ukum Lavoisier. 5. Bila dua atom membetuk dua macam seyawa atau lebi, maka atom atom yag sama dalam kedua seyawa tersebut memuyai erbadiga yag sederaa. Kose ii sesuai dega ukum Proust..3 Model atom Tomso Siar Katode Pada tau 870 melakuka ercobaa elucuta muata dalam tabug gas. Tabug lucuta adala sebua tabug kaca yag memiliki dua elektroda ada kedua ujugya da memiliki oma utuk megeluarka udara dalam tabug. Kemudia tabug diubugka dega sumber tegaga listrik tiggi (30 kv). Ketika tekaa udara di dalam tabug berkurag da mecaai 0,0 mmhg, kaca mulai beredar sebagai akibat radiasi siar yag keluar dari katoda (-) ke kutub aoda (+). Siar ii disebut siar katoda yag tidak lai artikel artikel yag bermuata egatif. Percobaa Tomso Berikutya Tomso melakuka ercobaa dega siar katoda yag ditambaka elat sejajar utuk megasilka meda listrik, da maget yag megeluarka meda maget yag daat membeloka artikel egatif tersebut (risi selektor keceata). Eergi listrik = Eergi mekaik qv = ½ q v m V Keceata artikel yag melewati selektor keceata didaatka dari ersamaa bawa Gaya listrik = Gaya maget q E = B q v E seigga didaatka bawa keceata artikel tersebut adala v da bila B disubsitusika ke atas aka megasilka ersamaa yag meyataka erbadiga muata terada massa q v E artikelya m V VB e Tomso medaatka bawa ilai x 0 C/kg tidak bergatug ada jeis logam katoda da jeis gas m dalam tabug da kemudia ditarik kesimula bawa artikel siar katoda adala usur etig semua zat. Tomso meyebut artikel egatif ii dega coruscles da sekarag dikeal dega elektro.

2 Dega ercobaa ii Tomso meggugurka teori atom Dalto karea teryata atom terbadi mejadi artikel artikel eyusuya. Tomso meyataka bawa atom itu etral jadi di dalam atom terdaat artikel lai sebagai eyeimbag agar atom itu etral da Tomso megusulka : Atom itu berbetuk bola adat dega muata listrik ositif tersebar merata di seluru bagia bola da muata muata ositif ii dietralka ole elektro elektro yag bermuata egatif seerti kismis yag meemel ada sebua kue (lum uddig atomic model).4 Percobaa Milika (88 953) Tau 909 Robert Milika berasil megukur muata sebua elektro melalui ercobaa yag dikeal dega ercobaa tetes miyak Milika. Alat yag diakai Milika seerti ada gambar dimaa dua keig sejajar diisaka ada jarak cuku dekat. Miyak disemrotka di bagia atas da beberaa tetesa memasuki lubag kecil. Sebua tetesa diamati dega telesko. Pada tetesa miyak bekerja gaya berat, gaya aug, da gaya geseka. Jika kedua keig diberi beda otesial listrik maka aka didaatka gaya tambaa berua gaya listrik seigga tetesa miyak daat dalam keada diam (seimbag) dibawa egaru gaya gaya di atas. Dari ercobaa Milika didaatka kesimula sebagai berikut :. Tidak era ditemuka tetesa miya yag megadug muata listrik yag lebi kecil dari ilai tertetu. Muata listrik terkecil ii adala muata sebua elektro da diamaka muata elemeter (dasar) da diberi symbol e.. Semua muata listrik dari tetesa miyak selalu meruaka keliata bilaga bulat dari muata elemeter. Muata elektro = e =,609 x 0 9 C da karea erbadiga muata suda diketaui maka massa elekto daat ditetuka, yaitu me = 9, x 0 3 kg.5 Teori atom Ruterford Pada tau 9 Ruterford bersama dua orag asisteya Geiger da Marsde melaluka ercobaa ambura siar ala dalam ragka meguji kebeara teori atom Tomso. Siar ditembakka melalui cela semit da meumbuk lemeg emas. Bila teori atom Tomso bear maka diaraka seluru siar alfa aka diatulka karea atom suatu beda yag keras da merata. Tetai teryata ada 3 siar yag diasilka ketika siar alfa ditembakka yaki diatulka, diteruska, da dibeloka. Ruterford megukur sudut sudut ambura artikel alfa dega teliti. Berdasarka ukum Coulomb siar yag dibeloka da diatulka aya mugki dilakuka ole muata ositif. Jadi muata ositif terkosetrasi di usat. Dega megagga sebua atom memiliki bagia besar berua ruag ama, maka daat dega muda diliat bawa sebagia artikel alfa meembus selaut logam. Ruterford meyimulka sebagai berikut :. Semua muata ositif da sebagia besar massa atom berkumul ada sebua titik di tega tega atom yag disebut iti atom.

3 . Iti atom dikeliligi ole elektro elektro ada jarak relatif jau. Elektro berutar ada litasa litasa seerti laet megitari mataari. Karea iti bermuata ositif da elektro bermuata egatif, maka secara kelitrika iti da elektro tarik mearik. Gaya ii megasilka suatu gaya setrietal yag meaa elektro agar teta ada litasaya masig masig. Walauu model ii cuku baik, tetai tidak cuku mejelaska susua elektro elektro..6 Teori atom Bor Pegujia ada teori Ruterford da ditemuka dua kelemaa yaki. Meurut teori gelombag elektromagetik, elektro yag bergerak meligkar dierceat aka memacarka eergi da lama kelamaa elektro aka semaki lambat da tertarik ke iti atom, tetai al ii tidak terjadi.. Sektrum yag diasilka searusya kotiu, tetai egamata ada sektrum atom idroge didaatka sectrum yag diskotiu berua garis Hal al yag medasari model Bor adala :. Kose foto yag meggambarka gelombag elektromagetik sebagai berkas eergi sebagai artikel memberika suatu wawasa baru dalam telaa tetag struktur atom.. Hasil ekserime tetag sectrum atom ydroge ada saat itu samai tau 93 tidak daat diteragka secara teoritis. Pegamata tetag sectrum yag diacarka ole gas gas yag aas meujukka sectrum garis yag memiliki karakteristik sediri. Bayak uaya tela dilakuka utuk mecari rumus emiris tetag keteratura ii. Tau 855, J. J Balmer seorag guru di Swiss meemuka suatu rumusa emiris dega ketelitia yag sagat tiggi daat meyataka frekuesi garis gari sectrum ydroge dalam daera caaya tamak , o Rumus Balmer A utuk =3,4,5, Tau 908 Pasce meemuka bawa ada suatu deret lai dalam sectrum atom ydroge yag terletak dalam daera ifra mera. 5 Rumus Pasce f 3 89, x0 Hz utuk = 4,5,6, 3 Tau 890 Rydberg meemuka cara lai yag lebi muda meagai rumus ajag gelombag deret Balmer dega medefiisika suatu ersamaa umum 7 Rumus Rydberg 097, x0 m Postulat Bor. Atom idroge terdiri dari sebua elektro yag bergerak dalam suatu litas edar berua ligkara megeliligi iti atom; gerak elektro tersebut diegarui ole gaya tarik listrik sesuai dega kaida mekaika klasik.. Litas edar elektro dalam atom ydroge yag mata aya yag memuyai mometum sudut L yag meruaka keliata bilaga bulat dari tetaa Plack dibagi. L r. Postulat ii meujukka bawa mometum sudut elektro terkuatisasi. 3. Dalam litas edar yag mata (stasioer), elekltro yag megeliligi iti tidak memacarka eergi elektromagetik, dalam al ii eergi elektro teta da tidak beruba. 4. Eergi elektromagetik yag diacarka ole sistem atom aabila suatu elektro berida ke litasa yag lebi reda tigkat eergiya adala E= Ef Ei = f 3

4 .7 Struktur atom idroge Hukum Newto utuk gerak meligkar F s F C ke r r ke r ke r ke E k r Jari jari atom L r v mr v 4 m r 4 mr ke 8 mr r 4 mr ke 8 mr r , x0 r 5 8, x mke 4 9, x0 9x0 6, x0 r 0 58, o A ( o A = 0 0 m ) meter Jari jari atom fugsi dari (bilaga kuatum) seigga ilaiya tertetu, seigga dikataka bawa jari jari atom terkuatisasi. Eergi kietik E k 8 ke ke 8, x0, x0 r 5 8 ke 3 6, E k ev ( ev = elekto volt =,6 x 0 9 J) r Eergi otesial ke ke qv e r r E ke 7, E ev r Eergi total E E E t k E t ke ke r r ke E t ev r Disii terliat juga dega jelas bawa eergi elektro terkuatisasi. Eergi ioisasi Adala eergi yag dibutuka utuk meleas elektro dari ikata dega itiya seigga mejadi io. E i E t ke 3 6, E i ev r 4

5 Sektrum atom idroge Pada ostulat di atas diyataka bawa jika elektro berida dari orbit yag lebi luar ke orbit yag lebi dalam maka elektro aka meleaska eergy kelebiaya dalam betuk foto yag tidak lai adala gelombag elektromagetik dega keceata yag teta. c Ef Ei E f 8 c 8, x0 8, x0 - f i 8, x0 c 8 i f , x0 3x0 i f 8, x R i f dega R = kostata Rydberg =,097 x 0 7 /m 8 Deret Lyma : Deret Balmer : Deret Pasce : Deret Brackett : Deret Pfud : R utuk = utuk = f R utuk = 3 utuk = f R 3 utuk = 4 utuk = f R 4 utuk = 5 utuk = f R 5 utuk = 6 utuk = f =,3,4, maksimum (garis ke-) miimum = 3,4,5, maksimum (garis ke-) miimum =4,5,6, maksimum (garis ke-) miimum = 5,6,7, maksimum (garis ke-) miimum = 6,7,8, maksimum (garis ke-) miimum. 8 Mekaika Kuatum Teori atom Bor dega kuatisasi eergi da kuatisasi mometum sudut elektro berasil mejelaska kestabila elektro da sektrum garis atom idroge. Aka tetai teori ii tidak berasil mejelaska :. Efek Zeema. Aomali efek Zeema (struktur alus) 3. Sektrum atom yag memuyai bayak elektro 4. Prisi ketidakastia Heiseberg Di dalam fisika klasik kose artikel da gelombag meruaka dua al yag terisa satu sama lai. Fisika klasik membaas megeai kejadia seari ari da megadalka egamata visual. Mekaika artikel da otika gelombag meruaka cabag fisika yag berdiri sediri sediri. Di dalam gerak elektro megitari iti kita megagga elektro memiliki muata da massa da memeui ukum mekaika artikel. Tetai ati kita aka meliat bawa ketika elektro bergerak ia aka bersifat sebagai gelombag. Baka, gelombag elektromagetik yag kita keal sebagai gelombag karea megalami difraksi, iterferesi da olarisasi dalam keadaa lai seaka aka terdiri dari artikel bebas. Dualisme artikel-gelombag meruaka egertia yag sagat etig di dalam fisika moder. 5

6 Gelombag elektromagetik Pada tau 864 ali fisika Iggris James Clerk Maxwell meyataka bawa muata listrik yag dierceat aka meimbulka gagua listrik da magetik yag merambat terus meerus melalui ruag ama. Jika muataya bergerak eriodik, gaguaya adala berua gelombag yag komoe listrik da magetikya salig tegak lurus dalam ara gerakya. Dari ekerjaa Faraday sebelumya, Maxwell megetaui bawa meda magetik yag beruba daat megimbas arus dalam kawat. Jadi meda magetik yag beruba memuyai efek yag sama dega meda listrik. Maxwell megemukaka kebalikaya yaitu bawa meda listrik yag beruba meimbulka meda maget yag berkaita. Meda listrik yag ditimbulka ole imbas elektromagetik daat dierliatka dega muda karea logam memuyai ambata listrik yag kecil. Jika Maxwell bear, gelombag elektromagetik arus terjadi. Dalam gelombag ii berbagai meda listik da magetic yag beruba uba tergadeg ole imbas elektromagetik sedagka mekaisme sebalikya juga diusulka ole Maxwell. Maxwell meujukka bawa kelajua gelombag elektromagetik dalam ruag ama diberika ole c 3 x 0 8 m/s o o dega o da o adala ermitivitas da ermeabilitas vakum. Persamaa ii meujukka keceata gelombag caaya. Maxwell megambil kesimula bawa caaya terdiri dari gelombag elektromagetik. Ketika Maxwell masi idu kose gelombag elektromagetik masi belum daat dukuga secara ekserimetal. Tau 888 ali fisika Jerma Heiric Hertz membuktika bawa gelombag elektromagetik betul ada da memuyai sifat seerti yag diramalka Maxwell. Hertz meimbulka gelombag dega megguaka arus bolak balik dalam cela udara atara dua bola logam. Gelombag de Broglie Dalam cara tertetu artikel yag bergerak daat memiliki sifat gelombag. Sebua foto dega frekuesi f memuyai mometum f c Seigga ajag gelombagya daat diyataka dega ersamaa artikel adala De Broglie megusulka agar ersamaa di atas berlaku secara umum da daat diakai utuk foto mauu materi. Mometum suatu artikel yag massaya m da keceataya v adala, seigga ajag gelombag de Broglieya utuk Semaki besar mometum suatu artikel maka ajag gelombag artikel tersebut semaki edek. Coto soal : Tetuka ajag gelombag de Broglie dari A. Bola golf 46 g dega keceata 30 m/s B. Elektro dega keceata 0 7 m/s Jawab A. B , x , x , x , x 0 meter , x , x 0 meter De Broglie tidak memuyai bukti ekserimetal lagsug bagi dugaaya. Namu ia mamu memerliatka bawa kose yag diajukaya daat mejelaska secara wajar terada kuatisasi eergi yag meruaka ostulat Bor. Gelombag stasioer yag terjadi ada sear dega kedua ujugya terikat yag daat memberika frekuesi resoasi tertetu megilami de Broglie dega meyamaka mometum sudut elektro yag besarya tertetu. e Keceata elektro v 4 o mr Pajag gelombag de Broglie utuk elektro e 4or m 6

7 3 3, x0 meter Teryata ajag gelombag ii sama dega kelilig dari litasa elektro , x , x0 x5 8, x , x0 9, x0 0 r x 5 8, x0 = 3,3 x 0 0 meter! Keyataa bawa orbit elektro dalam atom idroge iala satu ajag gelombag elektro meruaka etujuk yag dierluka utuk membagu teori atom. Jika kita tijau getara sebua kawat kita daatka bawa keliligya teat sama dega bilaga bulat kali ajag gelombag. Dega megagga erilaku gelombag elektro dalam atom idroge serua dega getara kawat kita daat megambil ostulat bawa sebua elektro daat megeliligi iti aya dalam orbit yag megadug bilaga bulat kali ajag gelombag de Broglie. Syarat kemataa orbit r Prisi ketidakastia Heiseberg Dari teori megeai dualisme gelombag artikel yag ditemuka de Broglie megilami Heiseberg megeai elektro. Heiseberg 97 meyataka eryataa yag dikeal dega Prisi ketaktetua yaitu : Tidak mugki kita megetaui keduaya yaitu keduduka da mometum suatu beda secara seksama ada saat yag sama. Jika kita daat meetuka osisi sebua artikel secara teliti, astila mometumya tidak teliti. Sebagai akibatya kita tidak mugki secara asti seerti yag dikemukaka Bor. Model atom Bor melaggar ketidakastia Heiseberg. Yag daat ditetuka ayala orbital. Orbital adala daera kebolejadia meemuka elektro. Mekaika Kuatum Perbedaa okok atara mekaika klasik (Newto) da mekaika kuatum terletak ada cara meggambarkaya. Dalam mekaika klasik, massa dea artikel tela ditetuka ole keduduka awal, mometum awal serta gaya gaya yag beriteraksi adaya. Dalam duia makroskois kuatitas semuaya daat ditetuka dega ketelitia yag cuku seigga cocok dega egamata. Mekaika kuatum juga megasilka ubuga atara kuatitas yag teramati tetai risi ketaktetua meyaraka bawa kuatitas teramati bersifat berbeda dalam duia atom. Kuatitas yag berubuga dega mekaika kuatum adala eluag. Kita belum daat memastika misal jari jari elektro yag bisa lebi kecil atau besar tetai sebagia besar bereluag besar didaatka sama dega 5,8 x 0 m. Seitas kita bisa megira bawa mekaika kuatum meruaka eggati yag tidak teliti dariada mekaika klasik. Aka tetai dega emeriksaaa yag lebi teliti terugka keyataa yag megejutka bawa mekaika klasik tidak lai adala aroksimasi dari mekaika kuatum. Mekaika kuatum dikembagka ole Scrodiger yag terkeal dega ersamaa gelombagya. Persamaa Scrodiger utuk elektro tiga dimesi misalya ada atom idroge iala m x y z E V 0 Jika ersamaa di atas diselesaika maka aka didaatka tiga bilaga kuatum da arga arga yag mugki adala Bilaga kuatum utama =,, 3,, Bilaga kuatum orbital l = 0,,,,(-) Bilaga kuatum magetik ml = 0,,,,l Bilaga kuatum. Bilaga kuatum utama (kuatisasi eergi) Bilaga kuatum ii sama dega bilaga kuatum ada teori Bor yaitu ilai yag meyataka eergi total elektro. Eergi total elektro adala teta da terkuatisasi. Orbit temat elektro bergerak disebut kulit da diberi ama K, L, M, N, da seterusya =,,3,4, (K, L, M, N, ) Secara klasik eergi total daat berarga beraa saja, tetai arus egatif. Kuatisasi eergi elektro dalam atom idroge jadiya diuraika ole bilaga kuatum. 7

8 Teori gerak laet daat juga dituruka dari ersamaa Scrodiger, da megasilka embatasa ada eergi total utuk setia laet teryata sagat besar, seigga jarak atar tigkat eergy terlalu kecil utuk diamati. Karea itula fisika klasik mejelaska cuku baik utuk gerak laet tetai gagal utuk gerak dalam atom.. Bilaga kuatum orbital (kuatisasi besar mometum sudut) Bilaga kuatum orbital mucul karea teramatiya efek Zeema yag meemuka garis garis tambaa dalam sektrum emisi jika elektro tereksitasi diletakka dalam meda magetik luar omoge. Efek Zeema tidak daat dijelaska orbit ligkara Bor yag aya memiliki satu orietasi atau satu vektor mometum sudut. Arold Sommerfeld (868 95) megusulka orbit elis selai orbit ligkara. Bilaga kuatum orbital disebut juga kuatum azimut da diberi lambig l yag meyataka besar mometum sudut elektro (L). Nilai l dibatasi samai (-) l = 0,,,3, (-) Bilaga kuatum orbital meyataka subkulit temat elektro berada da juga betuk orbitalya. Subkulit diberi ama megguaka s (sar) tajam, (ricial) utama, d (diffuse) kabur, f (fudametal) okok, g,, i,. Gabuga bilaga kuatum da bilaga kuatum orbital serig meggambarka keadaa atom. Jika =, da l = 0 meyataka keadaa s da seterusya. Besar mometum sudutya diyataka ole L l l Misal utuk elektro yag bilaga kuatum orbitalya memiliki bear mometum sudut L =,6 x 0 34 J s 3. Bilaga kuatum magetik (kuatisasi ara mometum sudut) Bilaga kuatum l meetuka besar mometum sudut elektro. Namu mometum sudut elektro adala besara vektor. Jadi utuk mejelaskaya secara legka dierluka araya selai besarya. Jika kita ikirka sebua elektro megeliligi iti meruaka sosok arus kecil da memiliki dua kutub magetik. Jika elektro atomik yag memiliki besar mometum sudut beriteraksi dega meda magetik luar B. Bilaga kuatum magetik ml memberi sfesifikasi ara L dega meetuka komoe L dalam ara meda. Gejala ii disebut kuatisasi ruag. Jika kita ambil ara meda magetik sejajar dega sumbu z, komosisi L adala ara itu adala L m l m l Hargal ml yag mugki berkisar dari +l melalui 0 igga l seigga bayak orietasi yag mugki dega vektor mometum sudut L dalam meda magetik iala l+. Bila l = 0, Lz arga daat memiliki tuggal 0, jika l =, Lz daat berarga, 0 atau, bila =, Lz daat berarga,,0,-,- da seterusya. Namu dalam keyataa aya satu komoe dari L, yaitu Lz da L memuyai arga tertetu L>Lz; letak elektro itu tidak terbatas ada satu bidag datar. Jadi terdaat ketaktetua dalam koordiat z yag terjadi. Ara L terus meerus beruba seerti gambar di samig, seigga rata rata Lx, da Ly ol walauu selalu memuyai arga yag sesifik sebesar m l 4. Bilaga kuatum si (kuatisasi ruag si) Teori atom yag tela dikembagka di atas tidak daat meeragka sejumla asil egamata ekserime yag terkeal. Sala satuya adala bawa bayak garis sectral sebearya terdiri dari dua garis terisa yag letakya sagat berdekata. Suatu coto dari struktur alus ii adala garis ertama deret Balmer idroge yag timbul dari trasisi atara tigkat = 3 ke = dari atom idroge, Dalam al teoritis iala garis tuggal yag memuyai ajag gelombag 656,3 m sedagka dalam keyataaya terdaat dua garis berjarak 0,4 m efek yag kecil tetai meujukka kegagala t eori atom tersebut. Dalam usaa meeragka struktur alus di atas Goudsmit da GE Ulebeck dalam tau 95 megusulka bawa elektro memiliki mometum sudut itrisik yag bebas dari mometum sudut orbitalya da berkaita dega mometum sudut itu terdaat mometum magetik. Mometum sudut itrisik berkaita dega elektro bermuata listrik yag berutar ada orosya sediri da disebut si elektro. 8

9 Pada tau 99 Dirac dega teoriya meujukka bawa si elektro daat dijelaska ole suatu bilaga kuatum ms, yag aya bole memiliki ilai ½. Mometum sudut si aya daat memiliki dua ara orietasi. ms = ½ Komoe Z seara meda magetik luar dari mometum sudut si Sz diberika ole ½ ms = ½ ms = -½ S=3/ S z m m z z -½ Prisi Eklusi Dalam kofigurasi ormal sebua atom idroge, elektro berada dalam keadaa kuatum dasar. Bagaimaaka kofigurasi atom yag lebi komleks? Aaka 9 elektro dalam atom uraium dalam keadaa kuatum yag sama berdesak-desaka dalam orbit Bor tuggal megeliligi iti atom. Bayak ekserime membuktika bawa al itu tidak terjadi. Sala satu coto iala erbedaa besar erilaku kimiawi yag ditujukka ole usur tertetu yag struktur atomikya aya berbeda satu elektro saja, misalya beromor atomic 9, 0, berturut turut adala gas aloge fluorie, gas mulia eo, da logam alkali atrium. Karea struktur elektro sebua atom megedalika iteraksi dega atom lai, sulit bagi kita utuk megerti megaa sifat kimiawi usur tersebut beruba secara medadak dega berubaya bilaga atomic bila seluru elektro atom itu adala dalam keadaa kuatum yag sama. Dalam tau 95, Wolfgag Pauli meemuka risi okok yag megatur kofigurasi elektroik atom yag memiliki lebi dari satu elektro. Prisi eksklusi (laraga) meyataka tidak terdaat dua elektro dalam sebua atom yag daat berada dalam keadaa kuatum yag sama. Masig masig elektro dalam sebua atom arus memiliki kumula bilaga kuatum, l, ml, ms, yag berbeda. Pauli meemuka risi eksklusi ketika ia memelajari sektrum atomik. Dalam sektrum setia usur selai idroge tidak terdaat sejumla garis; garis ii bersesuaia dega trasisi dari da ke keadaaa yag memiliki kombiasi bilaga kuatum tertetu. Jadi dalam elium tidak teramati trasisi dari da ke kofigurasi keadaa dasar dega kedua si elektro berara sama seigga megasilka total si, walauu trasisi dari da ke kofigurasi keadaa dasar dega si elektro berlawaa seigga si totalya ol, teramati. Kofigurasi elektro Terdaat dua atura dasar yag meetuka stukrur elektro dari atom berelektro bayak. Sebua sistem artikel mata (stabil) bila eergi totalya miimum. Haya ada satu elektro yag daat berada dalam keadaa kuatum tertetu dalam atom itu Elektro yag memiliki bilaga kuatum yag sama biasaya (walauu tidak selalu) kira kira berada ada jarak rata rata yag sama terada iti. Eergi elektro ada kulit tertetu masi bergatug juga ada bilaga kuatum orbital l, walauu tidak sebesar egaru. Elektro dega l kecil, lebi besar eluagya utuk didaatka dekat iti (disitu elektro tidak bayak kea efek erisai dari elektro laiya) dariada elektro dega l besar, seigga megasilka eergy total lebi reda. Elektro dalam satu kulit bertamba eergiya jika l bertamba besar. Misalya kofigurasi elektro Natrium ditulis sebagai berikut s s 6 3s Prisi eksklusi membatasi bayakya elektro dalam suatu sub kulit tertetu. Suatu subkulit bercirika kuatum utama, da kuatum magetik l da terdaat l + kuatum magetik da dua arga kuatum si. Jadi masig masig subkulit daat berisi maksimum (l+) elektro. Kaasitas kulit = Jumla elektro total dalam sebua kulit l l0 = ( l ) 3... Utuk = megadug elektro, = megadug 8 elektro, = 3 megadug 8 elektro, dst.. 9

2. Spektrum Atom Hidrogen

2. Spektrum Atom Hidrogen Struktur Atom 1. Teori Atom (Model Atom) 1.1 Dalto Hukum Lavoisier & Proust kosep: atom 1. Tomso Hatara listrik Tabug siar katoda Peemua elektro Radioaktifitas kosep: elektro 1.3 Ruterford Percobaa berkas

Lebih terperinci

Struktur Atom. Rudi

Struktur Atom. Rudi Struktur Atom Rudi Susato @rudist87 MODEL ATOM THOMSON Usurusur kimia terdiri dari atomatom J.J. Thomso meemuka elektro Di dalam atom terdapat elektro Atom etral, di dalam atom harus ada yag bermuata positip

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB ENDAHULUAN. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidua yata, sejumlah feomea daat diikirka sebagai ercobaa yag mecaku sederata egamata yag berturut-turut da buka satu kali egamata. Umumya, tia egamata dalam

Lebih terperinci

Perkembangan Teori Atom dari Dalton sampai Rutherford

Perkembangan Teori Atom dari Dalton sampai Rutherford Perkembaga teori atom Perkembaga Teori Atom dari Dalto sampai Rutherford Atom berasal dari bahasa Yuai atomos yag artiya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Suatu beda dapat dibagi mejadi bagia-bagia yag lebih

Lebih terperinci

MATERI III BAHAN SEMIKONDUKTOR

MATERI III BAHAN SEMIKONDUKTOR MATERI III BAHAN SEMIKONDUKTOR A. Tujua 1. Tujua Umum Mahasiswa memahami baha semikoduktor. Tujua khusus a. Mahasiswa daat mejelaska egertia baha semikoduktor b. Mahasiswa daat meghitug kosetrasi elektro

Lebih terperinci

BAB 5 OPTIK FISIS. Prinsip Huygens : Setiap titik pada muka gelombang dapat menjadi sumber gelombang sekunder. 5.1 Interferensi

BAB 5 OPTIK FISIS. Prinsip Huygens : Setiap titik pada muka gelombang dapat menjadi sumber gelombang sekunder. 5.1 Interferensi BAB 5 OPTIK FISIS Prisip Huyges : Setiap titik pada muka gelombag dapat mejadi sumber gelombag sekuder. 5. Iterferesi - Iterferesi adalah gejala meyatuya dua atau lebih gelombag, membetuk gelombag yag

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL-SOAL STANDAR

LATIHAN SOAL-SOAL STANDAR Soy Sugema College SSC LATIAN SAL-SAL STANDAR 5. Nuklida U memiliki. A. elektro, eutro da proto B. proto, eutro da elektro C. 5 elektro, proto da eutro D. elektro,5 proto da eutro E. elektro, proto da

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

BAB II KEADAAN FERMI DIRAC

BAB II KEADAAN FERMI DIRAC BAB II KEADAAN FERMI DIRAC A. Keadaa Makro da Mikro Masalah utama yag dihadapi dalam mekaika statistic adalah meetuka sebara yag mugki dari partikel-partikel kedalam tigkattigkat eergi da keadaa-keadaa

Lebih terperinci

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN STATISTIKA. 6 cm, 7 cm, 6 cm, 4 cm, 6 cm, 3 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 8 cm.

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN STATISTIKA. 6 cm, 7 cm, 6 cm, 4 cm, 6 cm, 3 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 8 cm. SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN STATISTIKA Soal Diberika data egukura sebagai berikut: 6 cm, 7 cm, 6 cm, 4 cm, 6 cm, 3 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 8 cm. Tetukalah: a) Modus b) Media c) Kuartil bawah Urutka data

Lebih terperinci

Ruang Vektor. Modul 1 PENDAHULUAN

Ruang Vektor. Modul 1 PENDAHULUAN Modul Ruag Vektor Dr. Irawati D PENDAHULUAN alam buku materi okok Aljabar II ii kita secara erlaha-laha mulai megubah edekata kita dari edekata secara komutasi mejadi edekata yag lebih umum. Yag dimaksud

Lebih terperinci

TEORI ATOM Materi 1 : Baca teori ini, kerjakan soal yang ada di halaman paling belakang ini

TEORI ATOM Materi 1 : Baca teori ini, kerjakan soal yang ada di halaman paling belakang ini TEORI ATOM Materi 1 : Baca teori ini, kerjakan soal yang ada di alaman paling belakang ini 1. Model atom Dalton a. Atom adala bagian terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi-bagi lagi b. Atom suatu

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFERENSIAL

PERSAMAAN DIFERENSIAL PERSAMAAN DIFERENSIAL A. Persamaa Diferesial Liier Tigkat Satu Betuk umum ersamaa diferesial liier tigkat satu adalah sebagai berikut: P( ) y Q( ) d atau y P( ) y Q( ) Rumus eyelesaia umum utuk ersamaa

Lebih terperinci

Oleh : Bambang Supraptono, M.Si. Referensi : Kalkulus Edisi 9 Jilid 1 (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal

Oleh : Bambang Supraptono, M.Si. Referensi : Kalkulus Edisi 9 Jilid 1 (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal BAB. Limit Fugsi Ole : Bambag Supraptoo, M.Si. Referesi : Kalkulus Edisi 9 Jilid (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal 56 - Defiisi: Pegertia presisi tetag it Megataka bawa f ( ) L berarti bawa utuk tiap yag

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI START. Baca Input Data γ, c, φ, x 1, y 1, x 2, y 2, x 3, y 3, x 4, y 4, D. Menghitung FK Manual. Tidak.

BAB III METODOLOGI START. Baca Input Data γ, c, φ, x 1, y 1, x 2, y 2, x 3, y 3, x 4, y 4, D. Menghitung FK Manual. Tidak. BAB III METODOLOGI 3.. ALUR PROGRAM (FLOW CHART) Seerti telah dijelaska sebelumya, bahwa tujua dari eelitia ii adalah utuk megaalisis suatu kasus stabilitas lereg. Aalisis stabilitas lereg tergatug ada

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

2 BARISAN BILANGAN REAL

2 BARISAN BILANGAN REAL 2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu: 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

JFET (Junction Field Effect Transistor)

JFET (Junction Field Effect Transistor) JFET (Juctio Field Effect Trasistor) truktur JFET rai () rai () - ate () ate () V ource () V ource () JFET Kaal JFET Kaal Perhatika (uutk kaal ) bahwa terdaat struktur juctio atara ate () dega ource(),

Lebih terperinci

h h h n 2! 3! n! h h h 2! 3! n!

h h h n 2! 3! n! h h h 2! 3! n! Dieresiasi Numerik Sala satu perituga kalkulus yag serig diguaka adala turua/ dieresial. Coto pegguaa dieresial adala utuk meetuka ilai optimum (maksimum atau miimum) suatu ugsi y x mesyaratka ilai turua

Lebih terperinci

Bab V, Semikonduktor Hal: 119 BAB V SEMIKONDUKTOR

Bab V, Semikonduktor Hal: 119 BAB V SEMIKONDUKTOR Bab V, Semikoduktor Hal: 119 BAB V SEMIKONUKTOR Isolator, Semikoduktor da Koduktor Secara sederhaa zat adat daat dikelomokka sebagai Isolator, Semikoduktor da Koduktor. Baha semikoduktor adalah suatu material

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

Fitting Kurva Dengan Menggunakan Spline Kubik

Fitting Kurva Dengan Menggunakan Spline Kubik R. S. Lasio Fittig Kurva Dega Megguaka Slie Kubik Itisari Metode iterolasi slie kubik adala sala satu cara utuk fittig kurva ada data ekserimetal yag betuk dari fugsiya mauu turuaya tidak diketaui. Metode

Lebih terperinci

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada

Lebih terperinci

Oleh: Bambang Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta

Oleh: Bambang Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta Oleh: Bambag Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta PETA KONSEP Prisip Superposisi Liier Sefase π π beda faseya : 0,2, 4,. beda litasa : 0,,2, 3,. terjadi iterferesi Kostruktif/ salig meguatka, amplitudo

Lebih terperinci

BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI

BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI Fiboacci Matematikawa terbesar pada abad pertegaha adalah Leoardo dari Pisa, Italia (80 0). Ia lebih dikeal dega ama Fibo-acci. Artiya, aak Boaccio. Meara Pisa yag terkeal

Lebih terperinci

B A B 7 DIFERENSIASI DAN INTEGRASI NUMERIK

B A B 7 DIFERENSIASI DAN INTEGRASI NUMERIK 8 B A B 7 DIFERENSIASI DAN INTEGRASI NUMERIK A. D I F E R E N S I A S I N U M E R I K Misal diberika set data Diketaui set data (, ), (, ), (, ),., (, ) ag memeui relasi = f() Aka ditetuka d/d dalam iterval,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Materi 3 Pengujuan Hipotesis

1. Pendahuluan. Materi 3 Pengujuan Hipotesis Materi 3 Pegujua Hiotesis. Pedahulua Hiotesis eryataa yag meruaka edugaa berkaita dega ilai suatu arameter oulasi (satu atau lebih oulasi) Kebeara suatu hiotesis diuji dega megguaka statistik samel hiotesis

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

Statistika 2. Pengujian Hipotesis. 1. Pendahuluan. Topik Bahasan: Oleh : Edi M. Pribadi, SP., MSc.

Statistika 2. Pengujian Hipotesis. 1. Pendahuluan. Topik Bahasan: Oleh : Edi M. Pribadi, SP., MSc. Statistika Toik Bahasa: Pegujia Hiotesis Oleh : Edi M. Pribadi, SP., MSc. E-mail: edi_m@staff.guadarma.ac.id. Pedahulua Hiotesis eryataa yag meruaka edugaa berkaita dega ilai suatu arameter oulasi (satu

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas BARISAN DAN DERET ARITMATIKA. Betuk umum: a, ( a b), ( a b) ( a b). Rumus suku ke- ( ) a ( ) b a : suku pertama b : beda. Jumlah suku pertama (S ) S ( a ) atau S (a ( ) b) Dega S dapat juga

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Sifat Koligatif (Bagian II) A. PENURUNAN TEKANAN UAP ( P)

KIMIA. Sesi. Sifat Koligatif (Bagian II) A. PENURUNAN TEKANAN UAP ( P) KIMIA KELAS XII IA - KURIKULUM GABUNGAN 02 Sesi NGAN Sifat Koligatif (Bagia II) Iteraksi atara pelarut da zat megakibatka perubaha fisik pada kompoekompoe peyusu laruta. Salah satu sifat yag diakibatka

Lebih terperinci

1 4 A. 1 D. 4 B. 2 E. -5 C. 3 A.

1 4 A. 1 D. 4 B. 2 E. -5 C. 3 A. . Seorag pedagag membeli barag utuk dijual seharga Rp. 0.000,00. Bila pedagag tersebut meghedaki utug 0 %, maka barag tersebut harus dijual dega harga A. Rp. 00.000,00 D. Rp. 600.000,00 B. Rp. 00.000,00

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. Definisi. 3.1 Pengertian Turunan Fungsi. Turunan fungsi f adalah fungsi f yang nilainya di c adalah. asalkan limit ini ada.

TURUNAN FUNGSI. Definisi. 3.1 Pengertian Turunan Fungsi. Turunan fungsi f adalah fungsi f yang nilainya di c adalah. asalkan limit ini ada. 3 TURUNAN FUNGSI 3. Pegertia Turua Fugsi Defiisi Turua fugsi f adala fugsi f yag ilaiya di c adala f c f c f c 0 asalka it ii ada. Coto Jika f 3 + +4, maka turua f di adala f f f 0 3 4 3.. 4 0 34 4 4 4

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3 PERTEMUAN VEKTOR dalam R Pegertia Ruag Vektor Defiisi R Jika adalah sebuah bilaga bulat positif, maka tupel - - terorde (ordered--tuple) adalah sebuah uruta bilaga riil ( a ),a,..., a. Semua tupel - -terorde

Lebih terperinci

Mengenal Sifat Material (1) oleh:

Mengenal Sifat Material (1) oleh: Ope Course Megeal Sifat Material 1 ole: Sudaryato Sudiram Cakupa Baasa Perkembaga Kosep Atom Elektro Sebagai Partikel da Gelombag Persamaa Gelombag Scrödiger Aplikasi Persamaa Scrödiger Kofigurasi Elektro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi suatu ring serta

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi suatu ring serta BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ii aka dibahas megeai defiisi suatu rig serta beberaa sifat yag dierluka dalam embahasa oliomial ermutasi Pejelasa megeai rig dimulai dega defiisi dari suatu sistem matematika

Lebih terperinci

Perilaku Distribusi Bernoulli. Definisi: Bernoulli. Contoh Binomial. Contoh Binomial

Perilaku Distribusi Bernoulli. Definisi: Bernoulli. Contoh Binomial. Contoh Binomial Defiisi: Beroulli ercobaa Beroulli: Haya terdaat satu kali ercobaa dega eluag sukses da eluag gagal - eluag Sukse: eluag Gagal: ( = ) = ( = 0 ( = 0) = ( 0 0 = erilaku Distribusi Beroulli E() = Var () =

Lebih terperinci

SOAL-SOAL HOTS. Fungsi, komposisi fungsi, fungsi invers, dan grafik fungsi.

SOAL-SOAL HOTS. Fungsi, komposisi fungsi, fungsi invers, dan grafik fungsi. SOL-SOL HOTS. LJBR Pagkat Bulat Positif, Betuk kar, da Logaritma 1. Jumlah bakteri pada saat mula-mula adalah M 0. Karea suatu hal, setiap selag satu hari jumlah bakteri aka leyap r%. Jika M0 1.0 da r

Lebih terperinci

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2 Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan POSITRON, Vol. II, No. (0), Hal. -5 ISSN : 30-4970 Peetua Eergi Osilator Kuatum Aharmoik Megguaka Teori Gaggua Iklas Saubary ), Yudha Arma ), Azrul Azwar ) )Program Studi Fisika Fakultas Matematika da

Lebih terperinci

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage :

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage : INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA Jl. Gaesha No. 0 Badug, 4032 Telp. (022) 2500834, 253427, Fax. (022) 2506452 Homepage : http://www.fi.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1 Barisa Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 9/0/06 Matematika Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka susua dari bilaga bilaga yag urutaya berdasarka bilaga

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA 3. Perumusa Peduga Misalka N adala proses Poisso o omoge pada iterval [, dega fugsi itesitas yag tidak diketaui. Fugsi ii diasumsika teritegralka

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB FISIKA ATOM I. SOAL PILIHAN GANDA FISIK TOM I. SOL PILIHN GND 0. Pernyataan berikut yang termasuk teori atom menurut Dalton adala... agian terkecil suatu atom adala elektron. lektron dari suatu unsur sama dengan elektron dari unsure lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya 5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel

Lebih terperinci

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK MODE ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BEREEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen suda kita pelajari tentang Teori Atom Bor, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika

Lebih terperinci

BAB IV PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT TI NGGI (1-n)

BAB IV PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT TI NGGI (1-n) BAB IV ERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT TI NGGI 1- Stadar Kometesi Setelah memelajari okok bahasa ii diharaka mahasiswa daat memahami ara-ara meetuka selesaia umum ersamaa dieresial tigkat satu derajat tiggi.

Lebih terperinci

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks Bab IV Pedereta Fugsi Kompleks Sebagaimaa pada fugsi real, fugsi kompleks juga dapat dideretka pada daerah kovergesiya. Semua watak kajia kovergesi pada fugsi real berlaku pula pada fugsi kompleks. Secara

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Statistik Inferensial

Mata Kuliah: Statistik Inferensial PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL KECIL Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id DEFINISI Pegertia Sampel Kecil Sampel kecil yag jumlah sampel kurag dari 30, maka ilai stadar deviasi (s)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat

Lebih terperinci

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi; Modul 1 Operasi Dr. Ahmad Muchlis B PENDAHULUAN erapakah 97531 86042? Kalau Ada megguaka kalkulator, jawabaya amat bergatug pada tipe kalkulator yag Ada pakai. 9 Kalkulator ilmiah Casio fx-250 memberika

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA

UKURAN PEMUSATAN DATA Malim Muhammad, M.Sc. UKURAN PEMUSATAN DATA J U R U S A N A G R O T E K N O L O G I F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P U R W O K E R T O DEFINISI UKURAN PEMUSATAN

Lebih terperinci

RADIASI BENDA HITAM 1 RADIASI BENDA HITAM

RADIASI BENDA HITAM 1 RADIASI BENDA HITAM RADIASI BENDA HITAM 1 RADIASI BENDA HITAM Benda-benda yang dianasi mengemisikan gelombang yang tidak namak (sinar ultra ungu dan infra mera). Radiasi dari benda-benda yang dianasi disebut radiasi kalor.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Dalam statistik Maxwell- Boltzman, ada dua ciri- ciri yang digunakan:

BAB II PEMBAHASAN. Dalam statistik Maxwell- Boltzman, ada dua ciri- ciri yang digunakan: BAB II PEMBAHASAN A. Keadaa Makro da Keadaa Mikro Masalah utama yag dihadapi dalam mekaika statistik adalah meetuka sebara yag mugki dari partikel- partikel kedalam tigkat- tigkat eergi da keadaa- keadaa

Lebih terperinci

Praktikum Perancangan Percobaan 9

Praktikum Perancangan Percobaan 9 Praktikum Peracaga Percobaa 9 PRAKTIKUM RANCANGAN ACAK LENGKAP A. Tujua Istruksioal Khusus Mahasiswa diharaka mamu: a. Megguaka kalkulator utuk meyelesaika aalisis ragam RAL b. Megguaka kalkulator ada

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL BAB VIII MASAAH ESTIMASI SAT DAN DA SAMPE 8.1 Statistik iferesial Statistik iferesial suatu metode megambil kesimpula dari suatu populasi. Ada dua pedekata yag diguaka dalam statistik iferesial. Pertama,

Lebih terperinci

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Fugsi Kompleks (Pertemua XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Brawijaya Pedahulua Persamaa x + 1 = 0 tidak memiliki akar dalam himpua bilaga real. Pertayaaya,

Lebih terperinci

,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.

,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNMUH PONOROGO SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA 03/04 Mata Ujia : Aalisis Real Tipe Soal : REGULER Dose : Dr. Jula HERNADI Waktu : 90 meit Hari, Taggal : Selasa,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Distribusi Ekspoesial Fugsi ekspoesial adalah salah satu fugsi yag palig petig dalam matematika. Biasaya, fugsi ii ditulis dega otasi exp(x) atau e x, di maa e adalah basis logaritma

Lebih terperinci

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ARTIKEL Meetuka rumus Jumlah Suatu Deret dega Operator Beda Markaba 191115198801005 Maret 015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) Setiap peelitia selalu berkeaa dega sekelompok data. Yag dimaksud kelompok disii adalah: Satu orag mempuyai sekelompok data, atau sekelompok orag mempuyai satu

Lebih terperinci

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16,

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16, Projek Himpulah miimal tiga masalah peerapa barisa da deret aritmatika dalam bidag fisika, tekologi iformasi, da masalah yata di sekitarmu. Ujilah berbagai kosep da atura barisa da deret aritmatika di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Peelitia ii megguaka metode peelitia Korelasioal. Peelitia korelasioaal yaitu suatu metode yag meggambarka secara sistematis da obyektif tetag hubuga atara

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

DISTRIBUSI KHUSUS YANG DIKENAL

DISTRIBUSI KHUSUS YANG DIKENAL 0 DISTRIBUSI KHUSUS YANG DIKENAL Kita sudah membahas fugsi peluag atau fugsi desitas, baik defiisiya maupu sifatya. Fugsi peluag atau fugsi desitas ii merupaka ciri dari sebuah distribusi, artiya fugsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya

Lebih terperinci

BAB 4 LIMIT FUNGSI Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah

BAB 4 LIMIT FUNGSI Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah BAB LIMIT FUNGSI Stadar Kompetesi Megguaka kosep it ugsi da turua ugsi dalam pemecaha masalah Kompetesi Dasar. Meghitug it ugsi aljabar sederhaa di suatu titik. Megguaka siat it ugsi utuk meghitug betuk

Lebih terperinci

MODUL 1.03 DINAMIKA PROSES. Oleh : Ir. Tatang Kusmara, M.Eng

MODUL 1.03 DINAMIKA PROSES. Oleh : Ir. Tatang Kusmara, M.Eng MODUL 1.03 DINMIK PROSES Ole : Ir. Tatag Kusmara, M.Eg LBORTORIUM OPERSI TEKNIK KIMI JURUSN TEKNIK KIMI UNIVERSITS SULTN GENG TIRTYS CILEGON BNTEN 2008 2 Modul 1.03 DINMIK PROSES I. Pedaulua Dalam bidag

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum BAB II TEORI DASAR 2.1 Aljabar Liier Defiisi 2. 1. 1 Grup Himpua tak kosog G disebut grup (G, ) jika pada G terdefiisi operasi, sedemikia rupa sehigga berlaku : a. Jika a, b eleme dari G, maka a b eleme

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis

A. Pengertian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pegertia Hipotesis Hipotesis statistik adalah suatu peryataa atau dugaa megeai satu atau lebih populasi Ada macam hipotesis:. Hipotesis ol (H 0 ), adalah suatu hipotesis dega harapa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GRUP YANG DIBANGUN OLEH MATRIKS N X N DENGAN ENTRI BILANGAN BULAT MODULO P, P PRIMA

KARAKTERISTIK GRUP YANG DIBANGUN OLEH MATRIKS N X N DENGAN ENTRI BILANGAN BULAT MODULO P, P PRIMA KARAKTERISTIK GRUP YANG DIBANGUN OLEH MATRIKS N X N DENGAN ENTRI BILANGAN BULAT MODULO P, P PRIMA Ibu Hadi Program Studi Matematika, Uiversitas Negeri Jakarta, Idoesia ibu_hadi@uj.ac.id, ibu_uj@yahoo.co.id

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Antiremed Kelas 11 Kimia K1 Atiremed Kelas 11 Kimia Hidrokarbo - Soal Doc. Name: K1AR11KIM0105 Versio: 017-01 halama 1 01. Utuk megeali adaya seyawa karbo dalam suatu baha dapat dilakuka dega cara membakar baha tersebut, dega

Lebih terperinci

PELUANG KEJADIAN. 3. Permutasi siklis adalah permutasi yang susunannya melingkar.

PELUANG KEJADIAN. 3. Permutasi siklis adalah permutasi yang susunannya melingkar. PELUANG KEJADIAN A. Atura Perkalia/Pegisia Tempat Jika kejadia pertama dapat terjadi dalam a cara berbeda, kejadia kedua dapat terjadi dalam b cara berbeda, kejadia ketiga dapat terjadi dalam c cara berbeda,

Lebih terperinci

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

BAB II TEORI MOTOR LANGKAH

BAB II TEORI MOTOR LANGKAH BAB II TEORI MOTOR LANGKAH II. Dasar-Dasar Motor Lagkah Motor lagkah adalah peralata elektromagetik yag megubah pulsa digital mejadi perputara mekais. Rotor pada motor lagkah berputar dega perubaha yag

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Secara umum, himpunan kejadian A i ; i I dikatakan saling bebas jika: Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang

LANDASAN TEORI. Secara umum, himpunan kejadian A i ; i I dikatakan saling bebas jika: Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang 2 LANDASAN TEORI Ruag Cotoh, Kejadia, da Peluag Percobaa acak adalah suatu percobaa yag dapat diulag dalam kodisi yag sama, yag hasilya tidak dapat diprediksi secara tepat tetapi dapat diketahui semua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. PENGERTIAN KOMPRESOR Komresor meruaka suatu uit yag daat memidahka udara yag bertekaa redah mejadi bertekaa lebih tiggi, selama eridaha ii udara dimamatka. Udara yag mamat yag dihasilka

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. 05/12/2016 Matematika Teknik 1 1

BARISAN DAN DERET. 05/12/2016 Matematika Teknik 1 1 BARISAN DAN DERET 05//06 Matematika Tekik BARISAN Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 05//06 Matematika Tekik Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah

III PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah III PEMBAHASAN Pada bagia ii aka diformulasika masalah yag aka dibahas. Solusi masalah aka diselesaika dega Metode Dekomposisi Adomia. Selajutya metode ii aka diguaka utuk meyelesaika model yag diyataka

Lebih terperinci

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu BAB 4 UKURAN PENYEBARAN DATA Pada Bab sebelumya kita telah mempelajari beberapa ukura pemusata data, yaitu ukura yag memberika iformasi tetag bagaimaa data-data ii megumpul atau memusat Pada bagia Bab

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut

Lebih terperinci

ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI. Novita Eka Chandra Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI. Novita Eka Chandra Universitas Islam Darul Ulum Lamongan JMP : Vol. 8 No., Des. 016, al. 33-40 ISSN 085-1456 ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI Novita Eka Cadra Uiversitas Islam Darul Ulum Lamoga ovitaekacadra@gmail.com Masriai Mayuddi Uiversitas

Lebih terperinci

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3 BAB XII. SUKU BANYAK A = a Pegertia: f(x) = a x + a x + a x + + a x +a adalah suku bayak (poliom) dega : - a, a, a,.,a, a, a 0 adalah koefisiekoefisie suku bayak yag merupaka kostata real dega a 0 - a

Lebih terperinci