PERILAKU PENGUJIAN TARIK PADA POLIMER POLISTIREN DAN POLIPROPILEN
|
|
- Liana Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERILAKU PENGUJIAN TARIK PADA POLIMER POLISTIREN DAN POLIPROPILEN Sumaryono Saf Pengajar Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Oomoif IKIP Veeran Semarang Absraksi Banyak ragam cara unuk mengeahui sifa dan keangguhan maerial, salah sau dianaranya adalah melalui pengujian arik (ensile srengh). Maerial yang digunakan dalam peneliian pengujian arik ini adalah polipropilen (PP), yang ermasuk dalam jenis polimer ermoplasik yang ule, polisiren (PS) yang ermasuk jenis polimer yang geas (brile) dan benuk bahan yang akan diuji (specimen) menggunakan sandar ASTM D 638 ipe II. Tegangan maksimum raa-raa unuk bahan polipropilen adalah 19,3 (kg/mm ), sedangkan unuk bahan polisiren adalah 1,9 (kg/mm ). Kaa Kunci : Pengujian Tarik, Polimer Termoplasik, Specimen. 1. Pendahuluan Di dalam indusri rancang bangun, keberadaan bahan polimer semakin pening, idak hanya erbaas unuk keperluan rumah angga dan arsiekur, eapi juga dipakai unuk konsruksi-konsruksi mahal seperi ala-ala elekronika, pla-pla bodi pada kendaraan bermoor, kapal, pesawa erbang sera banyak digunakan dalam pembenukan bahan baru. Maerial srukur pada berbagai konsruksi diharapkan mampu menahan pengaruh beban. Kegagalan maerial dapa erjadi anara lain akiba kelelahan (faigue), deformasi plasis, paah saik, korosi, mulur (creep) aau karena efek relaksasi. Keangguhan maerial merupakan parameer yang pening dalam bidang mekanika bahan. Keangguhan maerial adalah kemampuan maerial unuk dapa Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 66
2 menyerap energi sampai pada iik paah, yang juga merupakan luasan bidang dibawah kurva egangan-regangan. Ada beberapa meode pengujian yang dipakai unuk mengeahui keangguhan suau maerial. Salah saunya adalah dengan melakukan pengujian arik aau yang biasa dikenal dengan ensile srengh. Kebanyakan maerial mengalami egangan besera deformasinya selama pemrosesan dan penggunaan. Deformasi plasis diperlukan didalam pemrosesan. Biasanya fungsi yang semula diinginkan dari maerial akan berakhir jika erdi perpaahan, apakah akiba beban yang berlebih, akiba impak yang iba-iba aau gradien panas yang ajam. Unuk menghindari perpaahan, harus diperimbangkan konsenrasi-egangan dan keangguhan. Maerial-maerial yang ule mengalami suau regangan plasis (permanen) sebelum paah. Sebagai conoh, jika suau bahan berbenuk baang dibebani, mulamula baang iu akan melenur secara elasis. Pelenuran akan hilang bila beban diiadakan. Suau beban berlebih akan membengkokan baang secara permanen pada lokasi-lokasi dimana egangan melampaui kekuaan luluh dari bahan ersebu. Dalam kasus ini, baang yang bengkok elah gagal, eapi belum paah. Begiu pula unuk bahan yang mudah paah (brile). Unuk iu perlu mengeahui baik waku produksi maupun pada waku pemakaian : egangan kriis yang dibuuhkan agar deformasi permanen bisa erjadi dan jumlah regangan plasis yang dapa dierima sebelum suau bahan yang ule mengalami perpaahan. Maerial yang digunakan dalam peneliian pengujian arik ini adalah polipropilen (PP), yang ermasuk dalam jenis polimer ermoplasik yang ule sera polisiren (PS) yang ermasuk jenis polimer yang geas (brile) dan benuk bahan yang akan diuji (specimen) menggunakan sandar ASTM D 638 ipe II.. Dasar Teori Deformasi Srukur polimer cukup berbeda sehingga perilaku mekanisnya idak selalu sama dengan perilaku logam aau keramik nonsilika. Pada gambar.1 menunjukan perilaku hasil uji arik pada bahan polimer yang mempunyai sifa dan karaker yang Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 67
3 berbeda. Pada semua padaan, egangan akan menimbulkan regangan elasis (deformasi elasis). Regangan elasis muncul keika ada egangan, eap konsan apabila egangannya konsan dan hilang apabila egangannya dihilangkan. Deformasi elasis adalah suau regangan yang dapa balik (reversible) seperi yang erliha pada gambar.. Jika suau egangan diberikan dalam benuk arik, maerial akan menjadi sediki lebih panjang, bila beban diiadakan maerial ersebu akan kembali ke dimensi semula. Sebaliknya, bila maerial mengalami penekanan, maerial menjadi sediki lebih pendek. Pada egangan yang lebih inggi erjadi pergeseran eap dari aom-aom dalam suau bahan disamping regangan elasis. Regangan ini idak mampu balik pada saa regangan diiadakan, regangan ini disebu regangan plasis. Pada pemakaian produk, kia selalu menghindari erjadinya deformasi plasis sehingga perhiungan desain dilandaskan pada egangan-egangan didaerah elasis (proporsional). Gambar.1. Kurva egangan-regangan unuk polimer a) geas (brile); b) plasis; dan c) elasomer (highly elasic) Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 68
4 Gambar.. Grafik deformasi egangan-rengangan Hukum Hook Dalam pengujian arik, keika spesimen mendapakan beban, maka dia akan mengalami perpanjangan, sampai kemudian puus. Jika l1 adalah panjang mula-mula dari spesimen dan l adalah panjang akhir spesimen seelah penarikan, maka perpanjangan persauan panjang (e) adalah : e = l l1 l1 (.1) Perpanjangan per sauan panjang ini disebu regangan (srain). Dari regangan ini kia bisa mengeahui mampu benuk suau bahan. Semakin besar nilai regangan berari bahan ersebu semakin baik mampu benuknya. Disamping iu spesimen juga mendapakan pembebanan (P) per sauan luas (A) yang besarnya adalah Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 69
5 s = P (.) A Pada pengujian arik akan dihasilkan diagram hubungan anara egangan dan regangan. Benuk diagram egangan-regangan pada iap bahan adalah berbeda-beda, namun yang biasanya diperoleh dari pengujian arik bahan yang ule bisa diliha pada gambar.3 beriku Tegangan (s) A B X s max O C e e 1 Regangan (e) Gambar.3 Diagram egangan-regangan uji arik bahan ule Bagian awal linear garis OA merupakan daerah elasis. Tiik A ialah baas elasis yang didefinisikan sebagai egangan erbesar yang dapa diahan oleh bahan anpa mengalami regangan permanen apabila beban diiadakan. Penenuan baas elasis cukup rumi, erganung kepekaan insrumen pengukur regangan. Iulah sebabnya mengapa baas elasis sering digani dengan baas proporsional. Baas proporsional adalah egangan dimana garis lengkung egangan-regangan menyimpang dari kelinierannya. Tiik B merupakan kekuaan luluh (yield srengh) dimana egangan yang akan menghasilkan deformasi permanen dalam jumlah kecil yang pada umumnya sama dengan regangan sebesar 0, %. Dalam hal ini digunakan meode offse. Hal ini dilakukan dengan menarik garis sejajar dengan daerah proporsional pada jarak 0, % aau iik C. Kemudian perpoongan anara garis offse dengan diagram dienukan sebagai iik luluh bahan. Pada bahan yang bersifa ule, biasanya seelah Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 70
6 pembebanan dihilangkan, regangan oal akan berkurang dari e 1 menjadi e. Berkurangnya regangan ini disebu recoverable elasic srain. Maka regangan yang diambil unuk menenukan offse adalah e. Kekuaan arik suau bahan diunjukkan oleh harga egangan maksimum (s max) kurva egangan-regangan. Sedangkan egangan paah adalah egangan dimana spesimen mengalami paah. Polimer Polimer adalah suau bahan yang erdiri dari uni molekul yang disebu monomer. Jika monomernya sejenis disebu homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Umumnya suau polimer erbenuk aas suau srukur yang ersusun secara berulang, diika gaya arik menarik yang kua yang disebu ikaan kovalen. Polimer alam yang kia kenal anara lain selulosa, proein, kare alam dan sejenisnya. Polimer dikeahui orang dengan sebuan plasik. Plasik adalah suau polimer yang mempunyai sifa-sifa unik dan luar biasa, seperi karena densiasnya yang rendah sera pemanfaaanya sebagai isolaor ermal dan lisrik. Plasik merupakan pemanul cahaya yang kurang baik dan cenderung bersifa ransparan aau ranslusen (seidak-idaknya sebagai lembaran ipis). Selain iu, beberapa jenis plasik bersifa fleksibel dan dapa dibenuk. Karakerisik mampu benuk ini dimanfaakan pada fabrikasi. Plasik yang perama kali dibua secara komersial adalah niroselulosa. Polimer dibedakan menjadi dua, yaiu ermoplasik dan ermose. Termoplasik adalah polimer aau plasik yang akan menjadi lunak jika dipanaskan dan mengeras kembali jika didinginkan. Jadi jenis ermoplasik ini dengan sendirinya ada segi negaif yaiu idak dapa digunakan lagi apabila kondisi pemakaian melampaui suhu pelunakan. Sedangkan ermose adalah jenis polimer yang apabila elah mengalami kondisi erenu idak dapa dibenuk kembali, arinya pemanasan kembali idak akan banyak melunakkan, karena bangun polimernya berbenuk jaringan iga dimensi. Maerial plasik elah berkembang pesa dan sekarang mempunyai peranan yang sanga pening dalam penggunaannya di bidang elekronika, peranian, eksil, Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 71
7 ransporasi, furniure, konsruksi, kemasan kosmeik, mainan anak-anak dan produk- produk indusri lainnya. Gambar.4. Srukur molekul monomer dari polimer yang diulang Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 7
8 Polipropilen merupakan polimer krisalin yang dihasilkan dari polimerisasi gas propilena. Polipropilena mempunyai specific graviy rendah dibandingkan dengan jenis plasic yang lain.namun mempunyai iik leleh yang cukup inggi anara o C, sedangkan iik krisalisasinya anara o C. Polipropilen mempunyai keahanan erhadap bahan kimia (chemical resisance) yang inggi, eapi keahanan pukul (impac srengh) yang rendah. Sedangkan polisiren adalah hasil polimerisasi dari monomer sirena, dimana monomer sirena-nya di dapa dari hasil dehidrogenisasi dari eil benzena (dengan banuan kaalis), sifa mekanis yang menonjol dari polisiren adalah kaku, keras, mempunyai bunyi seperi mealik bila dijauhkan, keahanan erhadap kimia idak sebaik polipropilen. PS akan laru dalam eer, hidrokarbon aromaic dan chlorinaed hidrokarbon. Namun polisiren mempunyai sifa ransapansi yang inggi. 3. Meode Peneliian Bahan Bahan yang digunakan dalam peneliian ini adalah polimer ermoplasik dengan dua jenis bahan yang berbeda, yaiu polipropilen dengan keebalan 3,3 mm dan polisiren dengan keebalan,7 mm. Jenis maerial ini mempunyai karakerisik yang berbeda, dimana polipropilen mempunyai sifa ule sedangkan polisiren mempunyai sifa geas (brile). Gambar 3.1 Spesimen dari bahan polipropilen Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 73
9 Benuk dan ukuran spesimen Benuk dan ukuran spesimen pengujian arik menggunakan sandar ASTM D dengan jenis spesimen ipe II, seperi yang diunjukkan oleh gambar 3.. Gambar 3. Spesimen uji arik Jumlah benda uji masing buah dan laju perambahan panjang (S) = mm/meni. Unuk dimensi benda uji, sebagai beriku : - Lebar (W) = 6 ± 0, mm - Panjang (L) = 7 ± 0, mm - Lebar keseluruhan (Wo) =19 ± 6,4 mm - Panjang keseluruhan (Lo) = 183 (oleransi no max) - Panjang ukur (G) = 0 ± 0, mm - Jarak anar grip (D) = 13 ± mm - Jari-jari fille (R) = 76 ± 1 mm 3.3 Taa Cara Pengujian Persiapan awal Langkah awal adalah pembuaan spesimen sesuai dengan benuk dan ukuran yang diinginkan, kemudian mengondisikan spesimen sesuai sandar ASTM D sebelum dilakukan pengujian arik. Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 74
10 3.3..Pelaksanaan pengujian Dalam uji arik spesimen sandar ASTM D digunakan mesin uji arik (Tensile Srengh Teser KT-7001-AZ dengan kalibrasi erakhir pada 1 Agusus 008, maksimum beban 00 kg, keeliian 0,0 kg, kecepaan :, 0, 7,100 mm/meni. Gambar 3.3 Mesin Uji Tarik KT-7001-AZ Sebelum melakukan pengujian, lebih dulu ruangan di seing dengan emperaur ruang 3 o C dan kelembaban 0 %. Sedangkan langkah-langkah pengujian dapa diliha pada diagram alir. Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 7
11 Sar Persiapan specimen ( buah) Seing mesin uji arik Uji Tarik Analisa Daa Kesimpulan Selesai Gambar 3.4 Diagram alir pengujian arik 4. Hasil dan Pembahasan Hasil Uji Tarik Hasil pengujian arik spesimen sandar ASTM D ipe II unuk mengeahui egangan luluh dapa diliha pada abel beriku : Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 76
12 Tabel 4.1 Hasil pengujian arik bahan polipropilen No ,47 3,1 3,31 3,31 3,30 W 6,1,8,8,8,8 S (mm/min) 0 Beban max (kg) 0,7 44,30 48,70 48,4 0,0 Beban Paah 9,6 40, 6 7, 6,0 Dl Tabel 4. Hasil pengujian arik bahan polisiren No 1 3 4,70,60,80,70,7 W,9,9,80 6,10 6,1 S (mm/min) Beban max (kg) 1,7 34,6 3, 1,60 7,4 Beban Paah 1,7 34,6 3, 19,3 7,4 Dl 1 1, 1, Tabel 4.3 Hasil waku pengujian arik bahan polipropilen No ,47 3,1 3,31 3,31 3,30 W 6,1,8,8,8,8 S (mm/min) 0 Beban max (kg) 0,7 44,30 48,70 48,4 0,0 Beban Paah 9,6 40, 6 7, 6,0 (min) Tabel 4.4 Hasil waku pengujian arik bahan polisiren No 1 3 4,70,60,80,70,7 W,9,9,80 6,10 6,1 S (mm/min) Beban max (kg) 1,7 34,6 3, 1,60 7,4 Beban Paah 1,7 34,6 3, 19,3 7,4 (deik) 17 19,6 0,4 18, 6 Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 77
13 Pembahasan Bila kia liha pada hasil pengujian diaas, disana idak ada iik luluh yang jelas. Maka dari iu unuk mendapakan harga beban luluh, kia menerapkan dengan meode offse dengan daerah proporsional pada jarak % regangan, sampai memoong dengan kurva. Pada bahan polipropilen (ule), regangan akan menurun sekeika seelah pembebanan dihilangkan. Berbeda dengan bahan polisiren, waku yang diperlukan spesimen mengalami perpaahan adalah sanga singka, bersamaan dengan egangan maksimum ercapai. (a) (c) (b) (d) Gambar 4.1 Hasil uji arik bahan polipropilen : a) specimen 1, kecepaan (mm/min) dalam waku 11 0 ; b) specimen, kecepaan 0 (mm/min) dalam waku 10 deik; c) specimen 4, kecepaan (mm/min) dalam waku ; d) bahan polisiren, kecepaan (mm/min) Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 78
14 Tabel 4. Perhiungan Tegangan Maksimum Polipropilen No ,47 3,1 3,31 3,31 3,30 W 6,1,8,8,8,8 Beban max (kg) 0,7 44,30 48,70 48,4 0,0 Luasan (Ao) (mm ) sp (kg/ mm ) 1,17 18,43 19,36 19,36 19,31 sp raa = 19,3 Tabel 4.6 Perhiungan Tegangan Maksimum Polisiren No 1 3 4,70,60,80,70,7 W,9,9,80 6,10 6,1 Beban max (kg) 1,7 34,6 3, 1,60 7,4 Luasan (Ao) (mm ) 16,10 1,47 16,4 16,47 16,73 sp (kg/ mm ) 1,3,4 1,4 1,31 1,64 sp raa = 1,9. Kesimpulan Dari hasil peneliian dan analisa/pembahasan yang dilakukan maka dapa diarik kesimpulan sebagi beriku: 1. Perbedaan harga yang erjadi dapa disebabkan karena pada proses produksi aliran maerial idak meraa.. Bahan polipropilen lebih ule dan bahan polisiren lebih geas. 3. Tegangan maksimum raa-raa unuk bahan polipropilen adalah 19,3 (kg/mm ), sedangkan unuk bahan polisiren adalah 1,9 (kg/mm ). DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, 006, Annual Book of ASTM Sandar, Vol , USA. Charles A. Harper,, 1999, Modern Plasic Handbook, Mc. Graw Hill Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 79
15 3. Surdia, aa MS and Roku Shin, 000, Pengeahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramia, Jakara 4. Lawrence H. Van Vlack, 004, Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Maerial, Ed.6 h, Penerbi Erlangga, Jakara.. Lawrence H. Van Vlack, Sriai Djaprie, 199, Ilmu dan Teknologi Bahan, Ed h, Penerbi Erlangga, Jakara 6. J.A. Brydson, 1999, Plasics Maerials, Buerworh-Heinemann, Oxford 7. Dominick. V. Rosao, Donald V. Rosao,003, Plasics Engineered Produc Design, Elsevier Ld. 8. R.J. Crawford, 00, Plasics Engineering, Ed.3 rd, Buerworh-Heinemann, Oxford. Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 01 80
BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)
MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT SERAT DAUN NENAS-POLYESTER DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DAN ORIENTASI SERAT
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT SERAT DAUN NENAS-POLYESTER DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DAN ORIENTASI SERAT Delni Sriwia, Asui Jurusan Fisika FMIPA Universias Andalas Kampus Unand,
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131
BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciANALISA PENGARUH VARIASI ARUS DAN SUDUT KAMPUH PENGELASAN SMAW TERHADAP TEGANGAN SISA PENGELASAN DANKEKUATAN MEKANIS SAMBUNGAN BAJA KARBON RENDAH
ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS DAN SUDUT KAMPUH PENGELASAN SMAW TERHADAP TEGANGAN SISA PENGELASAN DANKEKUATAN MEKANIS SAMBUNGAN BAJA KARBON RENDAH Nurul Widyano Jurusan Teknik Mesin Fakulas Teknologi Indusri
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperinciOleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciMODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN
MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciBAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,
BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI
KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK LURUS
Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika
Lebih terperinci2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari
2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR
RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI
KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciGERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL
Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciJ U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB
J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan
Lebih terperinciKINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan
KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciAnalisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Bagan Batu Dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi-Kisi)
Analisis Sisem Penanahan Gardu Induk Bagan Bau Dengan Benuk Konsruksi Grid (Kisi-Kisi) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik, Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinci(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF
Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciSeleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)
ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI
Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu
BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA 3.1 Gambaran Umum Robo Meode naik angga yang dierapkan pada model robo ugas akhir ini, yaiu meode karol dan rasio diameer roda-inggi anak angga/undakan. Gambar 3.1 Ilusrasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK
AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciB a b. Aplikasi Dioda
Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinci1. Pengertian Digital
Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK MATERIAL SPOKE WHEEL DENGAN CAST WHEEL PADA PELEK SEPEDA MOTOR
ANALISA KARAKTERISTIK MATERIAL SPOKE WHEEL DENGAN CAST WHEEL PADA PELEK SEPEDA MOTOR Sasi Kirono, Adi Purnomo Universias Muhammadiyah Jakara, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Pelek merupakan komponen yang
Lebih terperinciHitung penurunan pada akhir konsolidasi
Konsolidasi Tangkiair diameer 30 m Bera, Q 60.000 kn 30 m Hiung penurunan pada akhir konsolidasi Δσ 7 m r 15 m x0 /r 7/15 0,467 x/r0 I90% Δσ q n I 48.74 x 0,9 43,86 KPa Perlu diperhiungkan ekanan fondasi
Lebih terperinciBAB VI SUHU DAN KALOR
BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinci