Simulasi Dispersi Gas Polutan dari Cerobong ke Lingkungan dengan Pendekatan Computational Fluid Dynamics ( CFD )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Simulasi Dispersi Gas Polutan dari Cerobong ke Lingkungan dengan Pendekatan Computational Fluid Dynamics ( CFD )"

Transkripsi

1 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 Smlas Dspers Gas Poltan dar Cerobong ke Lngkngan dengan Pendekatan Comptatonal Fld Dnamcs ( CFD ) Ags Ghatsn Nam a), Kdang Boro Semnar b), Aref Sabdo Yono c) a) Almn Departemen Teknk Pertanan Fateta IPB nam@pb.ac.d b) Departemen Teknk Pertanan Fateta IPB ksemnar@pb.ac.d c) Departemen Teknk Spl dan Lngkngan Fateta IPB aref_sabdo_ono@ahoo.co.d Abstrak Std smlas dspers gas poltan dar sebah cerobong merpakan paa pengembangan sektor ndstr ang ramah lngkngan. Predks sebaran ems gas poltan terhadap dara amben dlakkan ntk mengantspas dampak negatf ang dtmblkan dar sat kegatan ndstr. Smlas dspers gas poltan dlakkan dengan menggnakan program Comptatonal Fld Dnamcs (CFD) ang berbass metode fnte olme. Proses komptas dengan metode fnte olme dpresentaskan dengan softare Engneerng Fld Dnamcs (EFD), dmana hasl proses komptas flda dnamk ang terjad dharapkan dapat menjad sarana ntk melhat alran dspers konsentras gas poltan (SO, H S, dan CO) dar cerobong ke lngkngan. Softare EFD dgnakan sebaga spport smlator ata tools ang memlk kemampan ntk membat model geometr, batasan lngkngan smlas ata doman, meshng model geometr ang akan dsmlaskan, soler ata pencarían sols dengan menedakan fleksbltas mesh atomats berbentk tetahedral ang dapat datr mdah kerapatan meshna. Softare n mamp menghtng persamaan flda dnamk dengan menggnakan metode fnte olme, sehngga dapat mempresentaskan data dan memsalsaskan berbaga kass aplkas dnamka flda secara detal. Parameter npt dalam smlas at laj ems gas poltan ang demskan dar cerobong, kecepatan dara d sektar smber ems, faktor stabltas atmosfer hngga ttk acan, dan sfat karakterstk kma gas poltan. Sedangkan parameter otpt ang dharapkan adalah salsas sebaran konsentras gas poltan berpa bdang dmens berbentk kontr ang dlengkap dengan nla konsentrasna terhadap jarak dar smber ems. Representas hasl salsas smlas dengan program CFD memberkan gambaran baha gas poltan ang palng besar memberkan dampak pencemaran terhadap permkaan tanah d lngkngan sektar cerobong adalah gas SO, dmana nla konsentras ang palng tngg terdapat pada jarak 60 m dar cerobong, at sebesar 1071,6 ppm. Sedangkan gas CO mencemar permkaan tanah pada jarak d atas 300 m dar cerobong dan gas H S dar hasl smlas tdak mencemar permkaan tanah karena bergerak ke atmosfer. Kata knc : Dspers, CFD, metode fnte olme, meshng 1. PENDAHULUAN Indstr merpakan salah sat sektor ang domnan mempengarh stabltas perekonoman sat negara. Perkembangan d sektor ndstr, telah mengakbatkan reglas pemerntah dalam hal pemberdaaan smber daa alam (SDA) dan lngkngan semakn ketat. Hal n dlakkan ntk mengarahkan para pelak ndstr agar berorentas pada ndstr ang berteknolog ramah lngkngan dan dapat menngkatkan efsens penggnaan SDA ang dkelolana. Sehngga pemberdaaan SDA dapat doptmalkan secara berkelanjtan. Salah sat masalah ang terjad d lngkngan ndstr adalah penrnan kaltas dara amben ang dakbatkan oleh ems gas poltan dar cerobong (stack). Tnggna konsentras poltan d dara amben akan berdampak terhadap penerma khssna mansa, hean, tmbhan dan materal ata benda ang ada d lngkngan smber pencemar. Data World Resorce Insttte (006) menebtkan baha konds atmosfer Indonesa berada pada perngkat ke-14 d dna berdasarkan nla absolte emssons, setelah Meksko. Hal n mennjkkan ems poltan ang terjad d Indonesa ckp tngg dan mempengarh dampak terhadap perbahan klm global d atmosfer. Salah sat paa dalam menkap perbahan klm global ang terjad agar sejalan dengan pengembangan ndstr adalah dengan std smlas dspers gas poltan dar sebah cerobong ke lngkngan. Std smlas tersebt dapat mempredks sebaran ems Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor 1

2 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 gas poltan d dara amben. Predks sebaran ems gas poltan perl dpelajar dalam paa pengelolaan lngkngan hdp ntk mengantspas dampak negatf ang dtmblkan dar sat kegatan ndstr. Analss std smlas dspers gas poltan dapat dlakkan dengan pendekatan program Comptatonal Fld Dnamcs (CFD). 1.1 Tjan Peneltan Beberapa tjan dar peneltan n adalah sebaga berkt : 1. Melakkan smlas dspers gas poltan (SO, H S dan CO) dar cerobong ke lngkngan dengan menggnakan program CFD.. Menghtng konsentras gas poltan (SO, H S dan CO) d permkaan tanah berdasarkan smlas CFD. 1. Rang Lngkp Peneltan 1. Data ang dgnakan pada peneltan n adalah data seknder dan data fktf sesa dengan skenaro rancangan penls. Penentan data fktf dlakkan dengan perkraan terhadap keadaan d beberapa ndstr.. Lngkngan laah ang dsmlaskan merpakan laah dsektar cerobong dengan lasan olme dsesakan dengan kemampan kapastas memor alat kompter ang dgnakan. 3. Gas poltan ang dsmlaskan terdr dar tga jens at slfr dode (SO ), hdrogen slfde (H S), dan carbon monode (CO). 1.3 Manfaat Peneltan Peneltan n dharapkan mamp mensmlaskan alran konsentras gas poltan dar cerobong sebaga akbat dar akttas ndstr, sehngga dapat mempredks dampak lngkngan ang dtmblkan sekalgs menjad pertmbangan ata data pennjang dalam penentan kebjakan pengembangan sat laah ndstr.. METODOLOGI PENELITIAN.1 Pendekatan Permasalahan Dalam melakkan smlas, model ang dkembangkan dealna hars dapat memberkan tanggap dnamk sesa dengan ang sebenarna. Maka dar t, dbthkan pemodelan matemats ang tepat dan nts serta pertmbangan-pertmbangan ang matang dalam melakkan smlas. Ints ang bak dbthkan ntk menentkan asms dasar, korelas antara arabelarabel knc serta pendekatan aal sebah model smlas. Sedangkan pertmbangan dbthkan ntk menjaga kesembangan antara tngkat keteltan dan kelengkapan terhadap batasan ang terseda, bak dar seg baa mapn komplekstasna. Konsep smlas ang dbangn dpengarh oleh parameter laj ems gas poltan dar cerobong, kecepatan dara d sektar smber ems, sfat karakterstk kma dar gas poltan, dan menentkan batasan konds ang ddefnskan ke dalam softare EFD. Oleh karena t, parameter tersebt djadkan sebaga parameter npt dalam smlas n. Sedangkan otpt ang dharapkan adalah salsas sebaran konsentras gas poltan berpa bdang dmens. Vsalsas n dapat dgnakan ntk menganalsa karakterstk alran sebaran konsentras gas poltan ang terdspers.. Pendekatan Nmerk Dalam proses nmerk bak meshng mapn teras, persamaan-persamaan ang dgnakan adalah persamaan atr flda, dmana beraal dar hkm kekekalan fska sepert konseras massa, momentm dan energ. Persamaan-persamaan tersebt antara lan : 1. Persamaan Kontntas 3 Dmens Dalam metode fnte control olme, perbahan speses massa pada fenomena alran flda terjad sejalan dengan adana pergerakan elemen massa flda sebaga fngs akt ke dalam sat olme terbatas [1], sehngga persamaan tersebt dapat dtlskan : D ( ) ( ) ( ) (1) Dt t. Persamaan Momentm 3 Dmens Persamaan momentm ang dgnakan adalah persamaan Naer-Stokes ang dkembangkan dalam bentk metode fnte olme [] : Arah smb Arah smb g Arah smb Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor t g t t g p p p (.a) (.b) (.c)

3 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA Persamaan Energ 3 Dmens Persamaan energ dtrnkan dar hkm pertama termodnamka ang menatakan baha laj perbahan energ partkel flda = laj penambahan panas ke dalam partkel flda dtambahkan dengan laj kerja ang dberkan pada partkel [1]. D Dt e k V T p q k T k T alran flda beserta sfat-sfat fsk dan sfat materal flda ang dsmlaskan, jga dapat membangn geometr ata desan teknk strktr dar kass ang akan dsmlaskan, sehngga sotfare n mempermdah penggna (ser) dalam memecahkan masalah ang akan dkaj. Karena dalam sotfare n sdah terntegras mla Pembatan geometr (part) Pendefnsan materal geometr Pensnan strktr geometr (assembl) f V (3) Pengecekan geometr (sat objek) 4. Persamaan Speses Transport Materal Flda Persamaan speses transport dapat dgnakan ntk mempredks fraks massa masng-masng speses materal ang memlk karakterstk kma berbeda dengan pendekatan prnsp dfs-koneks masng-masng materal [3]. Y Y J R S (4) t dmana, Y merpakan fraks massa masngmasng speses, R adalah nla net speses hasl reaks kma dan S adalah nla net speses ang dsebarkan ke dalam sstem smlas ang ddefnskan oleh ser. Selan t, nla flks dfs massa dar masng-masng speses materal dpengarh oleh tpe alran ang terjad dalam sstem, at lamnar ata trblen, dmana secara bertrt-trt dtlskan: D Y (5) J, m J, dmana, m t D (6) m Y Sct D, adalah dfstas massa masngmasng speses materal dan angka Schmdt. Sct merpakan nla.3 Alat Bant Peneltan Smlas ang akan dbangn menggnakan alat bant berpa perangkat lnak softare Engneerng Fld Dnamcs (EFD), at sotfare engneerng ang mamp mensmlaskan dan menganalss berbaga kass pengecekan Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor 3 a Geometr bak? a set konds mm set doman, bondar condton dan goals Inpt flda (jens & sfat) Proses nmerk (soler = rn) Meshng & teras error? tdak Plot kontr, grafk dan data dar goals tdak selesa Gambar 1. Dagram alr tahapan dalam penggnaan CFD.

4 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 menjad sat paket antara perangkat ntk membangn penggambaran geometr dan perangkat ntk menganalsa kass alran flda tersebt, sehngga dapat memsalsaskan dstrbs flda secara nmerk..4 Tahapan Peneltan Tahap n merpakan tahap mendefnskan kass dnamka flda ke dalam komptersas sehngga alran flda berkt sfat-sfat fsk serta bahan materalna dapat dpresentaskan secara sal, bak anmas, grafk kontr mapn data. Persamaan-persamaan ang dbangn dalam CFD dselesakan secara teratf. Dagram alr tahapan dalam penggnaan CFD dlstraskan pada Gambar 1..5 Desan Model Sstem 1. Model Geometr Pembatan geometr dlakkan pada tahap aal dengan pola 3 dmens (3D) at dalam bentk sebah cerobong ang memlk dmens dameter lar cerobong d ttk permkaan tanah sebesar 4 m, sedangkan ketebalan dndng cerobong sebesar 10 cm. Sdt kemrngan dndng cerobong terhadap ttk psat slnder (mengerct) sebesar 1 derajat dan tngg cerobong adalah 0 m. Cerobong tersebt dbat tertancap pada sat area permkaan tanah dengan kran las area sebesar m. Las area tersebt dtentkan berdasarkan pertmbangan kapastas memor dan efsens knerja softare ang dgnakan, dmana lasan area ang dbentk mempengarh lasan doman ang akan danalss alran fldana serta konds kandngan flda d dalam doman tersebt sehngga kecepatan kerja sotfare dalam melakkan proses meshng doman dan proses teras (penghtngan) akan semakn berat. Selan t, kermtan dar geometr ang dbangn jga dapat mempengarh kecepatan knerja sotfare. Geometr ntk permkaan tanah dbat setebal 10 cm. Hal n dperlkan agar batas permkaan tanah terhadap atmosfer dapat ddefnskan sebaga materal padat, sehngga flda ang dalrkan d atas permkaan tersebt dapat dkatakan baha flda tersebt mengalr d atas permkaan (srface) tanah ata lanta ang padat. Materal padatan ang dgambar dalam geometr tdak ddefnskan secara spesfk mengena jens bahan strktr benda tersebt, karena pengarh dar perbedaan jens bahan serta karakterstk bahan tersebt terhadap alran flda dsektarna danggap tdak begt nata ata dabakan. Bentk dmens geometr secara jelas dapat dlhat pada Gambar.. Data Inpt Data npt dalam smlas n menggnakan data fktf sesa dengan skenaro rancangan penls, namn ntk data ems gas poltan ang dnpt dambl dar hasl perhtngan kass d beberapa ndstr ang berbeda. Penentan data fktf dlakkan dengan perkraan terhadap keadaan d beberapa ndstr. Beberapa data npt ang akan dsmlaskan terdapat pada Tabel sebaga berkt : Tabel 1. Data npt fktf. No. Parameter Satan Kanttas 1 Kecepatan angn m/s Temperatr lngkngan º C 7 3 Temperatr ems d cerobong º C 00 4 Tekanan dara Pa Jarak- m -0 s.d Jarak- m 0 s.d Jarak- m -50 s.d Dmens cerobong tngg m 0 dameter lar m 4 dameter dalam m 3,8 kemrngan permkaan dndng deg 1 Gambar. Dmens geometr batasan laah smlas. Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor 4

5 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 Tabel. Inpt alran gas poltan (mass flo rate) dar cerobong No Parameter Satan Kanttas 1 Slfr dode (SO ) kg SO /s 5,36 Hdrogen Slfde (H S) kg H S/s 0,40 3 Carbon Monode (CO) g CO/s 0,6048 Smber : 1 US-EPA Standard AP-4 Chapter 5, Petrolem Refneres, Emsson Faktor for Flarng. Ref. Madra BD Amended Plan Deelopment 3 Data konsms bahan bakar PLTU Clacap 007. EPA,US.,006.Sorce: 4.htm Tabel 3. Nla spesfk sfat kma masng-masng senaa flda No Parameter MW (g/mol) Dnamc scost µ (kg/m.s) Thermal Condctt k (W/m.K)* 1 Udara 8,97 0, ,0394 Slfr dode (SO) 64,06 0, , Carbon Monode (CO) 8,01 0, , Hdrogen Slfde (HS) 34,08 0, ,0198 Smber : The Natonal Insttte of Standards and Technolog (NIST) USA. 008 * ) - Udara tdak tertekan (ncompresble), p konstan - Arah angn dalam lngkngan danggap searah (ndrectonal) selama smlas berlangsng. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pendefnsan Doman Doman dapat ddefnskan sebaga batasan rang gerak flda dan dhtng dalam smlas sehngga dapat danalsa berbaga sfat fsk dan materal dar flda ang dsmlaskan. Ukran doman ang dbat sebesar 30 m 100 m 100 m, dmana ttk acan dar dmens doman tersebt adalah ttk nol pada koordnat (,, ). Ttk koordnat (0, 0, 0) terdapat pada ttk psat lngkaran slnder d permkaan tanah. Bangnan sold geometr jga berada dalam kolom doman. Hal n dlakkan agar smlas pergerakan flda ang akan drepresentaskan dapat ddefnskan sebaga flda ang mengalr d atas permkaan sold. Bentk grd pada doman dapat dlhat pada Gambar 3. Tabel 4. Nla denstas dan koefsen dfstas massa masng-masng speses. Koefsen Denst Angka dfstas pada ttk No Parameter Schmdt massa D S c * ddh (m /s) (kg/m³)** 1 Udara (ar) 0,7 7.99E Slfr dode (SO) 1,4 3.06E Carbon Monode (CO) 0, E Hdrogen Slfde (HS) 0, E Smber : *) The CRC Handbook of Mechancal Engneerng b Frank Kreth, **) The Natonal Insttte of Standards and Technolog (NIST) USA., Asms dalam Smlas CFD Asms ang dgnakan dalam smlas temperatr, kelembaban dan alran dara at sebaga berkt: - Udara bergerak dalam konds stead - Alran dara danggap seragam (nform) Gambar 3. Ilstras grd hasl meshng doman dar geometr cerobong. Secara prnsp, pada laah ang dekat dengan dndng sold flda ang mengalr akan membentk sat lapsan ang dsebt bondar laer akbat dar adana tmbkan dan tegangan geser pada dndng. Perbahan parameter fsk flda pada laah bondar laer terjad secara flktatf. Oleh karena t dbthkan meda ntk menangkap persta perbahan ang terjad pada setap parsel flda ang bergerak agar dapat Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor 5

6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 danalsa. Semakn hals grd ang terbentk maka kaltasna akan semakn bags. 3. Konds Aal Udara Amben Konds aal dara amben dalam smlas dasmskan tdak terdapat kontamnan. Jad, jka flda ang terdapat dalam dara amben danggap dara bersh dan mrn, maka menrt NIST (Natonal Insttte of Standards and Technolog) Unted State, memlk nla denstas sebesar 3, kg/m 3 pada tekanan 101,35 kpa ttk ddh. Oleh karena t, dalam softare EFD konsentras dara mrn pada konds aal dengan satan ppm (part per mllons) dtlskan 10 6 ppm dan gas kontamnanna 0 ppm. Konds dara tersebt bergerak seragam searah smb dengan kecepatan tetap m/s, sedangkan kecepatan pada arah smb dan smb danggap nol. Udara mengalr dalam keadaan seragam d atas permkaan tanah dan membentr cerobong ang memlk dameter 4 m dan tngg 0 m. Hal n ang mengakbatkan terjad perbahan pola alran d dalam sstem smlas ang dbangn, mla dar parameter kecepatan dara, tekanan dnamk dan trblens. 3.3 Tahap Penentan Konds Batas Penentan konds batas (bondar condton), dapat dartkan sebaga tahap npt skenaro alran flda gas poltan ke dalam sstem geometr dan doman. Arah alran, kecepatan alran, jmlah flda ang dnpt, poss npt, poss otpt, temperatr dan tekanan merpakan parameter ang hars ddefnskan secara detal H agar smlator dapat menghtng dengan bak proses dnamka flda ang terjad. Secara detal pendefnsan konds batas ata dkenal dengan ntal condton dlstraskan pada Gambar 4. Pada Gambar 4, bdang ADEH ddefnskan sebaga npt kecepatan dara ang menerpa cerobong secara seragam ata dsebt sebaga eloct nlet. Arah kecepatan dara secara seragam tersebt searah dengan smb. Bdang ang ddefnskan sebaga otpt adalah bdang BCGF, sedangkan bdang ABCD, DCGH, dan EFGH ddefnskan sebaga bdang smetr ang berart baha konds dara d lar bdang doman dengan konds dara d dalam bdang doman danggap sama. Bdang ABFE sebaga permkaan tanah dan dndng cerobong ddefnskan sebaga dndng padatan (all). Sedangkan permkaan cerobong ang dlstraskan oleh pon merpakan nlet alran gas poltan ke dalam sstem ata dkenal dengan mass flo nlet. Flda gas poltan ang dnpt dar cerobong hana sat jens poltan dengan konsentras 100 % ata 10 6 ppm. Artna baha poltan ang menjad bahan kontamnan pada dara amben hana sat jens dan dlakkan sat per sat dar bahan kontamnan ang akan danalsa. Hal n dlakkan ntk memdahkan proses pendefnsan dan analsa flda serta menganggap baha gas poltan tdak mengalam redks akbat faktor reaks kma dengan senaa lan selama proses smlas. Temperatr gas ang demskan dar cerobong sebesar 00 o C sedangkan debt massa alran gas G D C A E Gambar 4. Ilstras pendefnsan konds batas B F Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor 6

7 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 poltan dar cerobong besarna sesa dengan Tabel. Analss Alran Berdasarkan npt kecepatan dara, nla skostas dnamk, dan jarak ang ddefnskan pada doman, dmana L =, dengan nla standar denstas dara dar NIST U.S adalah sebesar 3, kg/m 3, dan alran dara ang mengalr ke dalam sstem smlas dapat dhtng : 300 Re L 3, 5 1, = 1, dengan R e > , maka sdah dapat dpastkan baha alran dara ang terjad adalah alran trblen eksternal. Fenomena trblens ata pola alran pada permkaan dapat terlhat dar ektor kecepatan flda d laah permkaan slnder ang dsalsaskan oleh softare EFD sepert pada Gambar 5. Gambar 5. Kontr dan ektor alran kecepatan dara dengan meleat slnder cerobong tampak atas. Jka dlhat dar parameter kecepatan dara, maka kecepatan maksmm alran flda ang terjad pada permkaan slnder terdapat pada ttk snggng arah alran terhadap permkaan slnder. Pada poss tersebt terjad perbahan tekanan secara sgnfkan karena pada laah bagan belakang permkaan slnder deformas tekanan dara terhadap dndng slnder sangat rendah sehngga dara ang terdapat pada laah tersebt jga bertekanan rendah. Karena sfat dara lebh cenderng bergerak dar tekanan tngg menj tekanan rendah, oleh karena t dara ang berada pada ttk snggng permkaan slnder akan cepat bergerak mengs rang parsel dara d belakang cerobong slnder. Namn, pergerakan dara tersebt akan terhalang sejalan dengan terbentkna orte, at pembentkan lapsan geser ang dpengarh oleh faktor tegangan geser, dan dsn pla tmbhna potens terbentkna orte dalam alran ang dsebt dengan ortct. Kemdan alran tersebt akan terpsah sejalan dengan ttk tmbh menngkatna gaa gesek (frcton) pada permkaan slnder. Sedangkan pada bagan depan permkaan dndng slnder tepat pada ttk smetrs, terjad stagnas kecepatan dara dan nla deformas tekanan maksmm. Kontr kecepatan alran dara dengan tampak sampng dapat dlhat pada Gambar 6. Inpt kecepatan dara amben adalah sebesar m/s, namn pada Gambar 6 terlhat baha terjad penngkatan kecepatan d atas cerobong tempat kelarna poltan. Penngkatan kecepatan tersebt dsebabkan oleh perbedaan temperatr, dmana temperatr flda gas poltan pada saat kelar dar cerobong dkondskan sebesar 00 o C. Sementara t konds temperatr d amben hana sebesar 7 o C. Perbedaan nlah ang memc pergerakan flda, karena sfat gas akan sangat reaktf ketka dalam konds temperatr tngg, sehngga flda ang bertemperatr rendah akan bergerak mengs rang parsel dara ang reaktf tad sampa pada konds setmbang. Sebaran konsentras gas poltan ang demskan dar cerobong masng-masng memlk pola sebaran berbeda sesa dengan karakterstk Gambar 6. Kontr kecepatan dara tampak sampng Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor 7

8 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 sfat materal flda gas poltan t sendr. Karena faktor kecepatan dara, nla temperatr flda dan gratas bm at sebesar 9,81 m/s, ang ddefnskan dalam smlas sat dengan lanna adalah sama. Bentk sebaran konsentras gas poltan secara rnc dapat dlhat pada Gambar 7. Pola sebaran gas poltan SO lebh cenderng jath ke permkaan tanah dsampng terbaa oleh kecepatan alran dara. Kecenderngan gas n jath ke permkaan tanah dpengarh oleh berat molekl ang dmlkna at sebesar 64,06 gram/mol. Gas SO memlk berat molekl 11,15% lebh besar dbandngkan dengan berat molekl dara at sektar 8,97 gram/mol. Jka n dntegraskan terhadap gaa gratas bm maka gaa berat ang dmlk oleh gas SO da kal lebh dar gaa berat ang dmlk dara. Selan t, skostas dnamk SO jah lebh rendah dbandng nla skostas dnamk dara at bertrt-trt sebesar 1, dan 1, kg/m.s. Artna kemampan gerak massa partkel persatan jarak dan akt dar gas SO sangat rendah dbandngkan dengan kemampan dara. Nla skostas dnamk akan bepengarh sama terhadap arah gerak flda dar sstem momentm Naer-Stokes. cerobong Gambar (7.a). Sebaran SO tampak sampng sepanjang bdang centerface cerobong Gambar (7.b). Sebaran SO tampak atas sepanjang bdang permkaan tanah Gambar (7.c). Sebaran H S tampak sampng sepanjang bdang centerface Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor 8

9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 Gambar (7.d). Sebaran H S tampak atas pada ketnggan 30 m dar permkaan tanah Gambar (7.e). Sebaran CO tampak sampng sepanjang bdang centerface Gambar (7.f). Sebaran CO tampak atas pada ketnggan 19 m dar permkaan tanah 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesmplan Kesmplan dar hasl pembahasan peneltan dspers gas poltan antara lan adalah : 1) Pola alran dspers gas poltan masngmasng SO, H S dan CO berbeda sat sama lanna. Alran dspers gas SO menenth permkaan tanah pada jarak sektar 0 m dar ttk psat cerobong. Alran dspers gas CO dpredks menenth laah permkaan tanah d lar doman smlas ata jah sektar 300 m dar cerobong. Sedangkan gas H S tdak mengalr dan menebar menj permkaan tanah, karena arah pergerakan gas H S nak ke atas menj atmosfer. Hal tersebt dpengarh oleh sfat kma dar masng-masng flda tertama dar kerapatan materal ata denstas dan nla skostas knematkna. ) smlas dspers dengan model EFD sangat dpengarh oleh faktor nternal dar materal flda at karakterstk kmana. 3) Gas poltan ang palng besar memberkan dampak pencemaran terhadap permkaan tanah d lngkngan sektar adalah gas SO, dmana nla konsentras ang palng tngg terdapat pada jarak 60 m dar cerobong, at sebesar 1071,6 ppm. Sedangkan gas CO mencemar permkaan tanah pada jarak d Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor 9

10 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 atas 300 m dar cerobong dan gas H S dar hasl smlas tdak mencemar permkaan tanah karena bergerak ke atmosfer. 4. Saran Beberapa saran ang dapat drekomendaskan ntk penemprnaan smlas dalam kass ang sama adalah : 1) Data npt dalam smlas lebh bak jka menggnakan data faktal prmer ata data seknder tap dar sat smber kass. ) Pertmbangan dalam menggnakan doman ntk smlas hars memperhatkan laah foks analss alran flda agar dapat menghemat memor ang dgnakan dsampng tjan dar analss tercapa. 3) Untk menelesakan kass dengan pola alran flda ang tdak seragam sebakna datr tme dependenc pada tahap general settng ata pengkondsan aal. 4) Dalam perencanaan pembangnan ata pengembangan sat ndstr akan sangat bjak jka dtnjang dengan melakkan smlas alran penebaran poltan sebaga akbat dar akttas ndstr ang drencanakan. DAFTAR PUSTAKA [1] Anderson, John Dad Jr Comptatonal Fld Dnamcs : The Basc th A[plcaton. McGra-Hll. Sngapore. [] Hensohn, R.J and J.M. Cmbala Indoor Ar Qalt Engneerng. Marcel Dekker., Inc. Ne York. [3] Anonmos, 003. Flent 6.1 Ttoral Gde. Semnar Nasonal Kebjakan dan Aplkas Teknolog Informas dan Komnkas ntk Penngkatan Daa Sang Agrbsns Indonesa Hmpnan Informatka Pertanan Indonesa Insttt Pertanan Bogor Departemen Pertanan Repblk Indonesa 6-7 Agsts 009, Bogor 10

81 Bab 6 Ruang Hasilkali Dalam

81 Bab 6 Ruang Hasilkali Dalam 8 Bab Rang Haslkal Dalam Bab RUANG HASIL KALI DALAM Rang hasl kal dalam merpakan rang ektor yang dlengkap dengan operas hasl kal dalam. Sepert halnya rang ektor rang haslkal dalam bermanfaat dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

Pengenalan Pola/ Pattern Recognition

Pengenalan Pola/ Pattern Recognition Pengenalan Pola/ Pattern Reognton Dasar Pengenalan Pola Imam Cholssodn S.S., M.Kom. Dasar Pengenalan Pola. The Desgn Cyle. Collet Data 3. Objet to Dataset 4. Featre Seleton Usng PCA Menghtng Egen Vale

Lebih terperinci

Vektor Kendali Permainan Dinamis LQ Non-Kooperatif Waktu Tak Berhingga

Vektor Kendali Permainan Dinamis LQ Non-Kooperatif Waktu Tak Berhingga Semnar Nasonal eknolog Informas Komnkas dan Indstr (SNIKI) 8 ISSN : 85-99 Pekanbar 9 November 6 Vektor Kendal Permanan Dnams LQ Non-Kooperatf Wakt ak Berhngga Nlwan Andraja UIN Sltan Syarf Kasm Ra Pekanbar

Lebih terperinci

BAB VII STABILITAS TEBING

BAB VII STABILITAS TEBING BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tnauan Pustaka 2.1 Konsep Gagasan Penghematan Bahan Bakar pada Kompor Gas Prnsp dar alat penghemat gas pada tugas akhr n merupakan pengembangan dar tugas akhr yang sebelumnya sudah pernah dlaksanakan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

PERBAIKAN AKUISISI DATA PADA METODE PERBANDINGAN DALAM KALIBRASI PENGUKUR ALIRAN JENIS TURBIN

PERBAIKAN AKUISISI DATA PADA METODE PERBANDINGAN DALAM KALIBRASI PENGUKUR ALIRAN JENIS TURBIN Jrnal Standardsas Volme 15 Nomor 3, November 013: Hal 170-178 PERBAIKAN AKUISISI DATA PADA METODE PERBANDINGAN DALAM KALIBRASI PENGUKUR ALIRAN JENIS TURBIN Improvng of the Data Acqston on Comparson Method

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. industri proses, sekurang-kurangnya 60% dari semua APK yang digunakan, karena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. industri proses, sekurang-kurangnya 60% dari semua APK yang digunakan, karena BB INJUN PUSK. lat Penkar Kalr Selngsng dan abng lat penkar kalr selngsng dan tabng mmnya banyak dgnakan dalam ndstr prses, sekrang-krangnya 60% dar sema PK yang dgnakan, karena dapat d-dsan ntk menjalankan

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

VLE dari Korelasi nilai K

VLE dari Korelasi nilai K VLE dar orelas nla Penggunaan utama hubungan kesetmbangan fasa, yatu dalam perancangan proses pemsahan yang bergantung pada kecenderungan zat-zat kma yang dberkan untuk mendstrbuskan dr, terutama dalam

Lebih terperinci

Misalkan S himpunan bilangan kompleks. Fungsi kompleks f pada S adalah aturan yang

Misalkan S himpunan bilangan kompleks. Fungsi kompleks f pada S adalah aturan yang Fngs Analtk FUNGSI ANALITIK Fngs sebt analtk ttk apabla aa sema ttk paa sat lngkngan Untk mengj keanaltkan sat ngs kompleks w = = + gnakan persamaan Cach Remann Sebelm mempelejar persamaan Cach-Remann

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Pendekatan Permasalahan

BAB III METODOLOGI Pendekatan Permasalahan BAB III METODOLOGI A. Pendekaan Pemasalahan Smlas kompe adalah penggnaan model maemaka nk menggambakan secaa ealsk pelak naa da ssem dengan mengk anggap dnamk da aabel-aabel poses ang dpana, sepe kecepaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya

Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN GAS PADA MONITORING PRODUKSI SUMUR MINYAK DAN GAS DENGAN METODE FUZZY KONTROLER PID DI PT. PEAMINA EP REGION JAWA, FIELD SUBANG TAMBUN (Deddy Hermansyah, Ir. Moch.

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

Energiada adadi disekitar sekitarkita

Energiada adadi disekitar sekitarkita Kerja dan Energ APA ITU ENERGI? Energada adad dsektar sektarkta Kerja dan Energ Energd dalam Dapat dperbaharu Tdak dapat dperbaharu Radas Panas Kerja dan Energ BentukEnerg Lstrk Kma Mekank Nuklr Suara

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Dasar-dasar Aliran Fluida

Dasar-dasar Aliran Fluida Dasar-dasar Alran Fluda Konsep pentng dalam alran fluda Prnsp kekealan massa, sehngga tmbul persamaan kontnutas Prnsp energ knetk, persamaan persamaan alran tertentu Prnsp momentum, persamaan-persamaan

Lebih terperinci

BAB II 2. DASAR TEORI

BAB II 2. DASAR TEORI BAB II 2. DASAR TEORI 2.. DAKTILITAS STRUKTUR DAN FAKTOR REDUKSI GEMPA 2... Daktltas [9] Kemampan sebah strktr ata komponen ntk menahan respon nelastk, termask lendtan terbesar dan menerap energ, dsebt

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION

PENGENDALIAN OPTIMAL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION Prosdng Semnar asonal Peneltan, Penddkan dan Penerapan MPA, Fakltas MPA, Unverstas eger Yogyakarta, 4 Me PEGEDALA OPTMAL TUBERKULOSS DEGA EXOGEOUS REFECTO Hasnan asrn, Sbchan, M.Yns nsttt Teknolog Seplh

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 004 Yogyakarta, 19 Jun 004 Aplkas Pemrograman Komputer Dalam Bdang Teknk Kma Arf Hdayat Program Stud Teknk Kma Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Islam Indonesa

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MODEL KERUNTUHAN ROTASI ANALISIS CARA KESEIMBANGAN BATAS Cara n

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Ensambel Statistik Distribusi Binomial Nilai Rata-rata Sistem Spin Distribusi Probabilitas Kontinu

Ensambel Statistik Distribusi Binomial Nilai Rata-rata Sistem Spin Distribusi Probabilitas Kontinu BAB 3 Penganta Metode Statstk Ensambel Statstk Dstbs Bnomal la Rata-ata Sstem Spn Dstbs Pobabltas Kontn Rvew Bab : Konsep pobabltas sangat pentng dgnakan ntk memaham sstem makoskopk Penggnaan Konsep Pobabltas:.

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLlM

UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLlM UNSUR-UNSUR CUACA DAN KLlM HANDOKO Jurusan Geofska dan Meteorolog, FMlPA PB Cuaca adalah gambaran konds atmosfer jangka pendek (kurang dar 24 jam) pada suatu lokas tertentu. Pernyataan sepert "har n d

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP Statstka, Vol., No., November 04 SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP Ujang Malana, Moh Yamn Darsyah, 3 Tan Wahy Utam,,3 Program

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERPINDAHAN MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA SECARA SIMULTAN

BAB III TEORI PERPINDAHAN MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA SECARA SIMULTAN BB III EORI PERPINDN MOMENUM, ENERGI DN MSS SECR SIMULN III. EORI PERPINDN MOMENUM, ENERGI DN MSS SECR SIMULN.. Penahlan Pengerngan aalah sat cara ntk mengapkan ata menghlangkan sebagan ar ang terkanng

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai II. TEORI DASAR.1 Transormas Laplace Ogata (1984) mengemukakan bahwa transormas Laplace adalah suatu metode operasonal ang dapat dgunakan untuk menelesakan persamaan derensal lnear. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2 1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Dengan derajat bebas (pu-1) =(p-1)+(pu-p) (pu-1)=(p-1)+p(u-1) Sebagai contoh kita ambil p=4 dan u=6 maka tabulasi datanya sebagai berikut:

Dengan derajat bebas (pu-1) =(p-1)+(pu-p) (pu-1)=(p-1)+p(u-1) Sebagai contoh kita ambil p=4 dan u=6 maka tabulasi datanya sebagai berikut: X. ANALISIS RAGAM SEDERANA Jka erlakan yang ngn dj/dbandngkan lebh dar da(p>) dan ragam tdak dketah maka kta bsa melakkan j t dengan jalan mengj erlakan seasang dem seasang. Banyaknya asangan hotess yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Kekakuan Balok (Beam) BAB ANAISIS STRUKTUR BAOK Struktur beam merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) ang lurus (a ) d mana pada setap ttk smpulna danggap berperlaku

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP Statstka, Vol., No., November 04 SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP Ujang Malana, Moh Yamn Darsyah, 3 Tan Wahy Utam,,3 Program

Lebih terperinci

BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN

BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN 3.1 Model keausan Archard [15] Archard 1953 mengusulkan suatu model pendekatan untuk mendeskrpskan keausan sldng. Da berasums bahwa parameter krts dalam keausan sldng adalah

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN PRODUKSI BAWANG PUTIH, BAWANG MERAH, CABE BESAR DAN CABE RAWIT

BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN PRODUKSI BAWANG PUTIH, BAWANG MERAH, CABE BESAR DAN CABE RAWIT Bplot (DahSaftr) BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN PRODUKSI BAWANG PUTIH, BAWANG MERAH, CABE BESAR DAN CABE RAWIT Dah Saftr 1, Supart 2, Est Pratw 3, Tyas

Lebih terperinci

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina PENANGANAN BAHAN PAAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Spersa stantna. SCREENING: MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL Mater: Cara-cara menentukan ukuran partkel. Analss data ukuran partkel menggunakan screen shaker. Evaluas

Lebih terperinci

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi 1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP. Abstrak

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP. Abstrak OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan 1 1 *Emal: reza.fauzan@gmal.com Abstrak Peneltan tentang penngkatan jumlah produks mnyak yang dperoleh dar sumur produks

Lebih terperinci

Seemingly Unrelated Regression (SUR) Penderita Penyakit DBD RS. Wahidin Sudirohusodo Dan RS. Stella Maris Makassar

Seemingly Unrelated Regression (SUR) Penderita Penyakit DBD RS. Wahidin Sudirohusodo Dan RS. Stella Maris Makassar Vol. 3, o., -5, Jul 6 Seemngl Unrelated Regresson Penderta Penakt DBD RS. Wahdn Sudrohusodo Dan RS. Stella ars akassar A n s a Abstrak Hubungan antar varabel adalah salah satu hal ang selalu menark dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Perentangan Kontras pada Ekstraksi Ciri Jaringan Normal dan Jaringan Bermikrokalsifikasi pada Citra Mamografi Digital

Pengaruh Perentangan Kontras pada Ekstraksi Ciri Jaringan Normal dan Jaringan Bermikrokalsifikasi pada Citra Mamografi Digital Pengarh Perentangan Kontras pada Ekstraks Cr Jarngan Normal dan Jarngan Bermkrokalsfkas pada Ctra Mamograf Dgtal Indah Sslawat Program Std Teknk Elektro Unverstas Merc Bana Yogayakarta Jl. Wates Km. Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci