Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN GAS PADA MONITORING PRODUKSI SUMUR MINYAK DAN GAS DENGAN METODE FUZZY KONTROLER PID DI PT. PEAMINA EP REGION JAWA, FIELD SUBANG TAMBUN (Deddy Hermansyah, Ir. Moch. Ilyas Hs.) Jrsan Teknk Fska Fakltas Teknolog Indstr Insttt Teknolog Seplh Nopember Kamps ITS, Kepth Skollo, Srabaya Abstrak Dalam sat pengeboran mnyak dan gas serngkal ddapat kandngan materal-materal yang tdak sesa dengan nvestgas awal. Hal n bsa dsebabkan oleh banyak hal tertama fsk dar smr sepert, propert formas dan trayektor lbang smr. Kebthan pengendalan d lapangan akbat perbahan-perbahan dalam smr sangat dbthkan agar hasl samplng dar flow-rate flda yang kelar dar smr tetap terkr seakrat mngkn. Untk t drancang fasltas alat kr MPFM MWT yang bertjan ntk mengendalkan tekanan gas pada horzontal separator tank dengan memanplas laj alran gas, agar ddapat pengkran kandngan fase gas dan fase lqd yang lebh akrat pada smr mnyak dan gas serta membandngkan hasl peneltan n dengan metode sebelmnya (konvensoanal). Berdasarkan hasl j, nla performans yang ddapatkan dar fzzy logc controller schedlng PID terbkt lebh bak sesa hasl dar 3 parameter yat Mp, Ess, Ts, dbandngkan dengan PID control sebesar Mp = 15,4%, Ess = 0,002%, serta Ts = 6 sekon. Kata knc: MPFM, Ol and Gas, Fzzy Logc Controller, Pengendalan Tekanan Gas 1. PENDAHULUAN Dalam sat pengeboran mnyak dan gas serngkal ddapat kandngan materal-materal yang tdak sesa dengan nvestgas awal. [1] Hal n bsa dsebabkan oleh banyak hal tertama fsk dar smr sepert propert formas dan trayektor lbang smr. Selan t, rentang wakt hasl nvestgas akhr dengan proses pengeboran yang ckp lama akbat beberapa hal nternal dan eksternal proses. dar smr agar dapat tetap dapat dkr secara nyata oleh alat kr pada sstem n. Gambar 1.1 Real Plant Ilstraton at PT. Pertamna EP [1] Dalam setap pengeboran smr akan ddapat prodks komersal (mnyak, gas, ar dsb) yang dsebt Phase Tester dan Phase Watcher dan hars sahkan terlebh dahl. Secara tradsonal prodks tersebt sahkan berdasarkan phase-phasenya. Hasl pemsahan dar phase-phase tersebt akan dapat dkr flow rate-nya. Tent saja yang menjad langkah awal adalah menyedakan fasltas test separator yang dlengkap jga dengan prant kr dengan spesfkas mengac pada data awal nvestgas. [1] Kebthan pengendalan d lapangan akbat perbahan-perbahan dalam smr sangat dbthkan agar hasl samplng dar flow-rate flda yang kelar dar smr tetap terkr seakrat mngkn. Pada fasltas alat kr yang aka saat n terdr dar beberapa bagan, yat konfgras separator horsontal dan vertkal sebaga separas alran flda, nstrmen kendal dan nstrmen kr masng-masng. [1] Perancangan sstem n dmaksdkan ntk dapat mengendalkan konds alran yang akan dkr Gambar 1.2 Proses MPFM-MWT [1] Permasalahan yang dbahas dalam peneltan n adalah bagamana memodelkan horzontal separator tank pada pengendalan tekanan gas, bagamana menetapkan model kontroler dengan nlanla tertent pada pengendalan tekanan gas. Tjan yang ngn dcapa dar tgas akhr n adalah ntk mengendalkan tekanan gas pada horzontal separator tank dengan memanplas laj alran gas, agar ddapat pengkran kandngan fase gas dan fase lqd yang lebh akrat pada smr mnyak dan gas melal sat fasltas MPFM MWT serta membandngkan hasl peneltan n dengan metode sebelmnya (konvensoanal). 2. TEORI PENUNJANG Separator Separator adalah sat bejana dmana campran flda yang tdak lart kedalam sat sama lannya dapat sahkan. Separtor sendr berfngs ntk; [2] Klasfkas Separator Separator Horzontal Separator Vertkal Separator Sphercal

2 Mltphase Flow Meter Pada Gambar 2.1. dan Gambar 2.2. mennjkkan plant mltphase flow meter yang sedang beroperas d lokas prodks mnyak dan gas. Mltphase Flow Meter merpakan konfgras ppa vertkal dan horsontal berfngs ntk memsahkan secara total dar fase flda menjad fase gas dan lqd. Dengan terpsahnya fase flda tersebt, maka proses berkt akan lebh mda dlakkan. Proses yang dmaksd adalah mengkr flowrate gas, dengan vortex flow meter dan flowrate ol-ar dkr dengan corols meter. [1] Saat proses separas fase gas dan fase lqd, mash sangat mngkn terjadnya gelembng gas yang terjebak dalam fase lqd. [1] Terjebaknya gelembng gas dalam fase lqd merpakan dampak dar gerakan sklon yang mblkan saat flda mltfase mask dar nlet ppe ke dalam tank separator vertkal secara tangensal. Gerakan sklon tersebt semakn mengecl dan berjalan menj tank separator horsontal dengan konds lqd mengalr secara trblen. Maka pada tank separator horsontal dber wave breaker ntk menghlangkan trblens dan alran lqd menjad lamnar. [1] flowrate dar mltphase fld bergerak flktatf dar 200 ~ 2000 bfpd yang dserta jga perbahan tekanan dar 50 ~ 400 ps. Gambar 2.3. Dagram P&ID MPFM-MWT Pada proses bagan Horzontal Separator Tank mash terdapatnya fase gas. Alran da fase yang mask pada nlet Horzontal Separator Tank selanjtnya terseparas menjad alran fase gas menj gas otlet dan alran lqd menj otlet lqd sepert tampak pada Gambar 2.4. Secara gars besar mltphase fld yang mask pada prodcton nlet mempnya tekanan flktatf. Gambar 2.1. MPFM-MWT (tampak depan) [foto plant d lokas clster G, Sbang Tambn; Oktober 2009] [1] Keterangan gambar 2.1. [1] Vertcal Separator Tank ; [2] Horzontal Separator Tank; [3] Vortex Flow Meter; [4] Level Control Valve; [5] Corols Meter; [10] I/P Converter Gambar 2.2. MPFM-MWT (tampak belakang) [foto plant d lokas clster G, Sbang Tambn; Oktober 2009] [1] Keterangan gambar 2.2 : [6] Level Indcator Transmtter; [7] Pressre Indcator Transmtter; [8] Temperatre Gage; [9] Pressre Gage; [11] Tangental Ppe Untk memaham proses kerja dar MPFM- MWT sepert pada Gambar 2.1., erlkan gambar P&ID (ppng & nstrment dagram) sepert pada Gambar 2.3. Yang mana secara gars besar adalah mltphase fld dar manfold mask ppa prodcton nlet secara tangensal ke dalam ppa vertkal. Alran gas menj bagan atas ppa vertkal dan alran lqd menj bagan bawah ppa vertkal yang tersambng dengan ppa horsontal. Berdasarkan data lapangan Gambar 2.4. Two-Phase Gas-Lqd Horzontal Separator [Adeny, O. D. Development of Model and Smlaton of a Two-Phase, Gas-Lqd Horzontal Separator] [1] Pada dagram skematk Two - Phase Gas - Lqd Horzontal Separator tank, pemsahan dar gabngan alran gas-lqd ke dalam fasa-fasa pemsahan dapat djelaskan lewat proses berkt; alran gas-lqd mask ke dalam pemsahan prmer bagan A yang terdr dar nlet nozzle (basanya ppa tangensal). Bagan n berfngs mengrang kecepatan dar alran flda dan memanfaatkan pengarh awal dar gaya sentrfgal ata perbahan yang sangat drasts dalam arah tersebt ntk memsahkan sebagan besar lqd dar alran gabngan tersebt. [1] Gas bergerak ke bagan B pada kecepatan yang lebh lambat. D bagan n, gaya gravtas dgnakan ntk memsahkan gelembng-gelembng gas yang nak dalam lqd menj alran gas. Gas bergerak relatf lambat dengan sedkt trblens. Lal alran gas akan bergerak menj ppa pengmpl gas otlet d bagan C. Pada bagan n, gelembng gas yang sangat kecl ndahkan dar permkaan lqd. Alran gas mennggalkan separator dengan krang lebh 0,1 gallon per mllon standard cbc feet, sementara lqd yang tertnggal d bagan D akan bergerak menj lqd otlet. [1] 3. PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN GAS PADA MONITORING PRODUKSI SUMUR MINYAK DAN GAS DENGAN METODE FUZZY KONTROLER PID DI PT. PEAMINA EP REGION JAWA, FIELD SUBANG TAMBUN

3 Gambar 3.1 Dagram alr tahapan peneltan Dagram Blok Sstem Gambar 3.2 Dagram blok sstem pengendalan pressre Perancangan Smlas Berdasarkan PFD Pemodelan Proses pada Horzontal Separator Tank Perlak proses yang ada d real plant drepresentaskan ke dalam sebah model matemats tme doman. Dar beberapa penjelasan dan pendekatan yang telah djabarkan pada bab sebelmnya, maka ddapatkanlah model dar proses MPFM-MWT Gambar 3.3 Sstem pengendalan pressre pada horzontal separator tank Pemodelan matemats dar system pengendalan pressre adalah sebaga berkt : C q C V C V V..(3.1) D mana : C : kapastans tangk (kg/nm -2 ) dp : perbahan pressre gas (Nm -2 ) : perbahan wakt ( V V : flow npt (m 3 / : flow otpt (m 3 / ρ : massa jens npt (kg/m 3 ) ρ : massa jens otpt (kg/m 3 ) Asms (Pemodelan Horzontal Separator Tank) : Level lqd dan temperatre pada horzontal separator tank stabl. Inpt berasal dar manfold. Tdak memperhatkan level lqd dan temperatr (Asms : Rapat jens flda gas serba sama) Dmana massa jens gas adalah : MP g.. (3.2) Persamaan (3.2) dsbttskan ke dalam persamaan (3.1) maka ddapatkan hasl sebaga berkt : C MP V V.. (3.3) Untk dapat menyelesakan persamaan 3.3 tersebt, maka hars dlnersaskan dengan devaton varables. Sehngga kta mendapatkan persamaan lnersasnya sebaga berkt: M C V V [( p po ) ( p po) (3.4) D mana adalah tekanan reference. Pada konds steady state mennjkkan bahwa steady state, lskan sebaga berkt, 0 V M V M ) ( p p ) dan s maka dapat 0 ( V V s ( V V [( p p ) ( p p )]...(3.5) Dan persamaan 3.5 d atas menjad, d p p ) s C ( VV ( s s Devaton varable, M ) ( VV ( p ps ) P ( V V s ) V s s )[( p p ) ( p p s s )]

4 M K ( p ps ) P ( V V s ) V Maka persamaan tersebt menjad : dp C V K V ( p p ) dp C K V P V K V C dp P V V K V K V d V ( 1) P AV B (3.6) Dlaplacekan persamaan tersebt menjad, ( s 1) P( AV ( BV P V P ( Sehngga persamaan model matemats ntk pressre adalah sebaga berkt : A P( V s 1 B ( V s 1 (. (3.7) Dengan memaskkan hasl perhtngan data proses eroleh pemodelan tekanan gas pada tank separator horzontal sebaga berkt, P( V ( V (... (3.8) 0,471s 1 0,471s 1 Perancangan Algortma Kendal Fzzy-PID Gan Schedllng Alr pemrograman smlas berbass fzzy- PID gan schedlng dapat dlhat pada flowchart smlas berkt. Gambar 3.4 Flowchart Smlas Pressre Separator Berbass Fzzy-PID Gan Schedlng Sedangkan perancangan algortma kendal fzzy-pid gan schedlng dlakkan dengan memanfaatkan pemrograman smlnk pada software Matlab 2009a. Prosedr yang dlakkan dalam perancangan algortma fzzy adalah : Menentkan parameter tnng PID terbak berdasarkan smlas pada smlnk. Menetapkan data npt dan otpt. Fzzfkas Membat atran fzzy yang akan dgnakan dalam operas fzzy. Metode Pengamblan Keptsan (Inferens/ Rle Evalton). Strateg Defzzfkas. 4. PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI Uj Open Loop Sstem Gambar 4.1. Grafk Respon Uj Open Loop Tnng Parameter Controller Untk mendapatkan knerja sstem control yang memlk performans yang handal dan kaltas pengendalan yang optmal, maka parameter dalam controller jga hars memlk nla yang optmal. Pada Tgas Akhr n prosedr tnng dlakkan dengan menggnakan metode closed loop oscllaton. Pada saat menggnakan metode n, hal yang palng tama adalah mencar nla ltmate gan (K). Nla K dcar sedemkan rpa dengan mensettng controller hanya mempnya parameter P saja sehngga dengan nla tersebt sstem control menghaslkan respon yang beroslas secara kontny dan berkelanjtan karena dengan semakn besar K, maka respon sstem akan mencapa konds oslas. Pada Tgas Akhr n prosedr tnng dlakkan dengan menggnakan metode closed loop oscllaton. Adapn langkah-langkah dalam metode Oslas adalah; 1. Mla-mla meletakkan PB = 100%, artnya nla Kp = K ata 32, nla T = dan Td = Dar hasl grafk oscclaton no.1 tersebt ddapatkan nla P. 3. Dar nla K dan P tersebt dlakkan tnng sesa metode PID Z-N ata C-M sepert pada gambar 4.2. Pada saat menggnakan metode n, hal yang palng tama adalah mencar nla ltmate gan (K). Nla K dcar sedemkan rpa dengan mensettng controller hanya mempnya parameter P saja sehngga dengan nla tersebt sstem control menghaslkan

5 respon yang beroslas secara kontny dan berkelanjtan karena dengan semakn besar K, maka respon sstem akan mencapa konds oslas. Otpt( Inpt( KG( 1 G( H (.. (4.1) Kx x Otpt( 1.77s s 1 Inpt( Kx x 1.77s s s 1 Dar persamaan matemats tersebt d atas ddapat, bahwa persamaan karakterstk sstem adalah; sh s s KG.. (4.2) s 1.226s s 2.241s K s 1 Ddapat ssnan polmomal sebaga berkt, K 0 s 3 4s 2 2s Selanjtnya ddapat ssnan koefsen sebaga berkt; s K s s s K 1 K 0 Tabel 4.1 Nla parameter controller hasl tnng Dar keda nla parameter yang ddapatkan dengan da metode yang berbeda tersebt kemdan akan dj coba sepert pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 ntk menentkan mana yang terbak dantara kedanya yang nantnya akan aka sebaga parameter Fzzy controller Schedlng PID dalam sstem pengendalan pressre gas pada Horzontal Separator Tank. Uj Respos Sstem Pengendalan dengan Parameter hasl tnng metode Zegler Nchols Setelah ddapatkan pameter kontroler dar hasl pentnngan d atas, maka selanjtnya akan dlhat bagamana respon sstem kontrol dengan parameter tersebt (Kp= 18.82, T= 6 dan Td= 1.5). Adapn respon sstem kontrolnya ketka dhadapkan ntk mencapa set pont dapat dlhat pada Gambar 4.3 d bawah n Dar hasl pemodelan dan perhtngan krtera kestablan Roth s ntk analsa sstem kontrol. Sehngga ddapatkan nla kestablan ntk sstem pengendalan tekanan gas n yat 0 < K < dengan nla K = 32 dan P = 12. Grafk oslas hasl smlasnya dapat dlhat dalam Gambar 4.2. Gambar 4.3. Grafk oslas dengan Controller PID Zegler-Nchols Respon sstem control pada konds sepert njkkan dalam Gambar 4.3 memlk nla maxmm overshoot (Mp = %). Sstem sdah memask keadaan steady pada detk ke-30 (tme settlng) dengan Error Steady State (Es ±2% akan tetap sstem benar-benar steady dengan Ess = 0.25% pada detk ke-35. Gambar 4.2 Grafk oslas ntk sstem control dengan Controller P Dar metode tnng ddapatkan nla parameter controller sebagamana terlhat pada Gambar 3.7. Uj Respos Sstem Pengendalan dengan Parameter hasl tnng metode C. Marln Setelah dketah performans sstem dengan menggnakan paremater PID yang d tnng menggnakan metode Zegler Nchols, maka akan dj performans sstem dengan menggnakan paremater PID yang d tnng menggnakan metode C. Marln. Adapn respon sstem control ketka dhadapkan pada nla set pont 100 Psg adalah sepert Gambar 4.4.

6 Respon sstem pengendalan pada konds sepert njkkan dalam Gambar 4.4 memlk nla maxmm overshoot (Mp = 40 %). Sstem sdah mask pada keadaan steady pada detk ke-15 (tme settlng) dengan Error Steady State (Ess = 0.28%). Pengjan dan Analsa Performans Algortma Kendal Fzzy - PID Gan Schedlng Vs P, PI dan PID Controller Gambar 4.4. Grafk oslas dengan Controller PID C. Marln Respon sstem pengendalan pada konds sepert njkkan dalam Gambar 4.4 memlk nla maxmm overshoot (Mp = 61,75 %). Sstem sdah mask pada keadaan steady pada detk ke-20 (tme settlng) dengan Error Steady State (Ess = 0.75%). Uj Respon Sstem Pengendalan dengan Parameter hasl tnng metode Fne Tnng (Tral Error) Dar hasl smlas yang telah dlakkan ntk keda parameter controller yang eroleh dengan da metode tnng yang berbeda, berdasarkan krtera performans yang ddapatkan (maxmm overshot (Mp), settlng tme (t s ) dan error steady state (Es), maka parameter yang eroleh dengan tnng menggnakan metode C. Marln adalah yang lebh nggl dbandngkan dengan parameter yang eroleh dengan tnng menggnakan metode Zegler Nchols. Kelemahan yang tmbl pada penggnaan metode C. Marln akan dcoba datas dengan melakkan tnng secara emprs. Kemdan akan dj coba yang nantnya akan aka sebaga acan Fzzy Controller PID dalam sstem pengendalan pressre pada Horzontal Pressre Tank. Maka akhrnya ddapatkan parameter PID terbak dan dhaslkan grafk pada Gambar 4.5. K p = 8 ; T = 8,6 ; dan T d = 1 Uj performans algortma kendal Fzzy-PID Gan Schedlng dlakkan dengan menjalankan software smlnk Matlab. Berdasarkan smlas software Matlab smlnk tersebt ddapatkan grafk sepert d bawah n. Gambar 4.6 Grafk j close loop pada horzontal separator tank PID Controller Vs FLC Schedlng PID Pengjan dan Analsa Performans Kendal PID Uj plant tanpa ganggan Gambar 4.5. Grafk oslas dengan Controller PID Tral Error Gambar 4.7 Grafk j close loop tanpa ganggan pada horzontal separator tank Berbass PID Controller Karakterstk performans pengendalan tekanan ketka tanpa ganggan

7 Max. Overshoot = 40 % Settlng Tme = 15 Error Steady state = 0,28 % Uj plant dengan perbahan Load : m 3 /s Dar hasl tersebt dapat dketah bahwa saat dlakkan j tackng set pont pengendalan tekanan gas pada separator mamp mencapa set pont-nya dar keselrhan perbahan set pont. Dengan karakterstk performans pengendalan tekanan ketka dmla pada setpont 50 Psg Max. Overshoot >100% Settlng Tme = 15 Error Steady state = 2% Pengjan dan Analsa Performans Kendal FLC Schedlng PID Uj plant tanpa ganggan Gambar 4.8 Grafk j close loop dengan perbahan load pada horzontal separator tank Berbass PID Controller Karakterstk performans pengendalan tekanan ketka ada perbahan load menjad 0,147 m 3 /s Max. Overshoot = 51,75 % Settlng Tme = 28 Error Steady state 0,3 % Uj plant dengan Trackng Setpont nak dan trn Pada pengjan n dlakkan perbahan terhadap setpont pada proses dengan memberkan j setpont nak dan sekalgs j setpont trn pada selang wakt 200 detk. Grafk respon sstem dengan setpont : [ ] Psg dapat dlhat pada gambar d bawah. Gambar 4.10 Grafk j close loop tanpa ganggan pada horzontal separator tank Berbass FLC Schedlng PID Karakterstk performans pengendalan tekanan ketka tanpa ganggan Max. Overshoot = 12,8 % Settlng Tme = 6 Error Steady state = 0,002 % Uj plant dengan perbahan Load : m 3 /s Gambar 4.9. Grafk j close loop dengan Trackng setpont pada horzontal separator tank Berbass PID Gambar 4.11 Grafk j close loop dengan perbahan load pada horzontal separator tank Berbass FLC Schedlng PID Controller

8 Karakterstk performans pengendalan tekanan ketka ada perbahan load menjad 0,147 m 3 /s Max. Overshoot = 22,189 % Settlng Tme = 20 Error Steady state 0,024 % Uj plant dengan Trackng Setpont nak dan trn Pada pengjan n dlakkan perbahan terhadap setpont pada proses dengan memberkan j setpont nak dan sekalgs j setpont trn pada selang wakt 200 detk. Grafk respon sstem dengan setpont : [ ] Psg dapat dlhat pada gambar d bawah. Gambar Grafk j close loop dengan Trackng setpont pada horzontal separator tank Berbass FLC schedlng PID Controller Dar hasl tersebt dapat dketah bahwa saat dlakkan j tackng set pont pengendalan tekanan gas pada separator mamp mencapa set pont-nya dar keselrhan perbahan set pont. Namn pada j trackng set pont d sn, maksmm overshoot ntk set pont pertama lebh kecl dbandngkan dengan PID controller. Dengan karakterstk performans pengendalan tekanan ketka d mla pada setpont 50 Psg Max. Overshoot = 47,6 % Settlng Tme = 20 Error Steady state = 1,28% 5. KESIMPULAN Dar serangkaan metodolog dan pengjan yang telah dlakkan pada pengerjaan Tgas Akhr n, dapat dambl kesmplan sebaga berkt : Dar hasl j mpan balk dan metode frekens, ddapatkan tnng PID dengan metode C. Marln akan menghaslkan performas pengendal pressre gas yang lebh cepat. Berdasarkan hasl smlas ddapatkan nla performans terbak fzzy logc controller schedlng PID dengan parameter Kp = 8,164; K = 0,9296 dan Kd = 7,996 dan ddapatkan nla-nla Mp = 12,8 %, Ess = 0,002%, serta Ts = 6 sekon. Sesa hasl dar 3 parameter tad yat Mp, Ess, Ts, ddapatkan hasl control yat Fzzy Logc Controller Schedlng PID yang lebh bak dbandngkan dengan PID control. Daftar Pstaka [1] Nsantoro Djoko, 2010, Perancangan sstem pengendalan tekanan pada montorng prodks smr mnyak dan gas dengan menggnakan ato-tnnng pd d PT Pertamna EP Regon Jawa, Feld Sbang Tambn, Tgas Akhr TF FTI ITS, Srabaya. [2] vs Horzontal Separator _ Sharng.htm [3] Dwjatmko, R 2008, Penerapan pd controller ntk sstem pengendalan level pada three phase separator pv-9700 d job pertamnapetrochna east java (job-ppej), Kerja Praktek TF FTI ITS, Srabaya. [4] Gnters, Frans Falsafah Dasar Sstem Pengendalan Proses, Elex Meda Komptndo, Jakarta. [5] Ogata K. 2004, System Dynamcs 4 th Ed. By. Pearson Edcaton Inc. New Jersey [6] Ogata K. 2004, Teknk Kontrol Atomatk 2 nd Ed. Unversty Of Mnnesotta By. Erlangga. Jakarta [7] Ksma dew,sr.2002.analss&desan sstem Fzzy.Yogyakarta:Graha Ilm [8] Slastr H, 2010, perancangan nlet pressre control (pc) hgh pressre steam trbn berbass logka fzzy-p gan schedlng d pltg tambak lorok pt. ndonesa power bp. Semarang, Tgas Akhr FTI-ITS Teknk Fska Srabaya [9] Lptak G.Bela, 1995 : Instrment Engneers Handbook : process Measrement and Analyss, 3 rd eon, by Chlton Book Company, Pennsylvana [10] [11] model NO TG model Rosemont

9 BIODATA Nama : Deddy Hermansyah TTL : Srabaya, 26 Jn 1986 Alamat : Jl. Raas No. 8 Pamolokan, Smenep. Emal : deddy.msyh@gmal.com Penddkan : SDN Pangarangan V Smenep : SLTPN 1 Smenep : SMAN 1 Smenep : D3 T.Instrmentas ITS Srabaya 2008 sekarang : S1 Lntas Jalr Teknk Fska ITS Srabaya

Vektor Kendali Permainan Dinamis LQ Non-Kooperatif Waktu Tak Berhingga

Vektor Kendali Permainan Dinamis LQ Non-Kooperatif Waktu Tak Berhingga Semnar Nasonal eknolog Informas Komnkas dan Indstr (SNIKI) 8 ISSN : 85-99 Pekanbar 9 November 6 Vektor Kendal Permanan Dnams LQ Non-Kooperatf Wakt ak Berhngga Nlwan Andraja UIN Sltan Syarf Kasm Ra Pekanbar

Lebih terperinci

PERBAIKAN AKUISISI DATA PADA METODE PERBANDINGAN DALAM KALIBRASI PENGUKUR ALIRAN JENIS TURBIN

PERBAIKAN AKUISISI DATA PADA METODE PERBANDINGAN DALAM KALIBRASI PENGUKUR ALIRAN JENIS TURBIN Jrnal Standardsas Volme 15 Nomor 3, November 013: Hal 170-178 PERBAIKAN AKUISISI DATA PADA METODE PERBANDINGAN DALAM KALIBRASI PENGUKUR ALIRAN JENIS TURBIN Improvng of the Data Acqston on Comparson Method

Lebih terperinci

Penyangrai Biji Kopi Otomatis Untuk Rumah Tinggal

Penyangrai Biji Kopi Otomatis Untuk Rumah Tinggal 1 Penyangra Bj Kop Otomats Untk Rmah Tnggal Eryc Tr Jn S, Ponco Swndarto, dan Eka Malana Abstrak Coffee roastng (penyangraan) merpakan salah sat proses terpentng dalam pengolahan bj kop. Sehngga dbthkan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

Pengenalan Pola/ Pattern Recognition

Pengenalan Pola/ Pattern Recognition Pengenalan Pola/ Pattern Reognton Dasar Pengenalan Pola Imam Cholssodn S.S., M.Kom. Dasar Pengenalan Pola. The Desgn Cyle. Collet Data 3. Objet to Dataset 4. Featre Seleton Usng PCA Menghtng Egen Vale

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Pengaturan Proses Tekanan pada Sistem Pengaturan Berjaringan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network

Pengaturan Proses Tekanan pada Sistem Pengaturan Berjaringan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network TUGAS AKHIR TE - 091399 Pengaturan Proses Tekanan pada Sstem Pengaturan Berjarngan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network Rende Ramadhan NRP 2208100131 Dosen Pembmbng : Ir. Al Faton, M.T. Imam Arfn,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP Statstka, Vol., No., November 04 SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP Ujang Malana, Moh Yamn Darsyah, 3 Tan Wahy Utam,,3 Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT

METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT ISSN 4-989 METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT Abdul Wahd dan Rudy Gunawan 2 Laboratorum Sstem Proses Kma Departemen Teknk Gas dan Petrokma Progam

Lebih terperinci

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI * PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI Oleh : eko wahyudanto (409.05.004) Pembmbng : Ir.Mochamad.Ilya HS NIP. 949099 97903 00 Latar Belakang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP. Abstrak

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP. Abstrak OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan 1 1 *Emal: reza.fauzan@gmal.com Abstrak Peneltan tentang penngkatan jumlah produks mnyak yang dperoleh dar sumur produks

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Perhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation

Perhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI 2012 1 Perhtungan Crtcal Clearng Tme dengan enggunakan etode Tme Doman Smulaton Surya Atmaja, Dr. Eng. Ardyono Pryad, ST,.Eng, Ir.Teguh Yuwono

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP Statstka, Vol., No., November 04 SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP Ujang Malana, Moh Yamn Darsyah, 3 Tan Wahy Utam,,3 Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Perbakan Unjuk Kerja Sstem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Endryansyah Penddkan Teknk Elektro, Jurusan Teknk Elektro,

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

81 Bab 6 Ruang Hasilkali Dalam

81 Bab 6 Ruang Hasilkali Dalam 8 Bab Rang Haslkal Dalam Bab RUANG HASIL KALI DALAM Rang hasl kal dalam merpakan rang ektor yang dlengkap dengan operas hasl kal dalam. Sepert halnya rang ektor rang haslkal dalam bermanfaat dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU SECARA CASCADE CONTROL MENGGUNAKAN PROPORSIONAL INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

PENGENDALIAN SUHU SECARA CASCADE CONTROL MENGGUNAKAN PROPORSIONAL INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 PENGENDALIAN SUHU SECARA CASCADE CONROL MENGGUNAAN PROPORSIONAL INEGRAL BERBASIS MIROONROLLER AMEGA 8535 Dheka Bakt.W. 1, Iwan Setawan, S. M. 2, ras Anromea, S. M. 2 Jrsan eknk Elektro, Fakltas eknk, Unverstas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

Desain Kontroler PID-Genetic Algorithm untuk Sistem Pengaturan Level Air Steam Drum pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Desain Kontroler PID-Genetic Algorithm untuk Sistem Pengaturan Level Air Steam Drum pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) A-153 Desan Kontroler PID-Genetc Algorthm untuk Sstem Pengaturan Level Ar Steam Drum pada Pembangkt Lstrk Tenaga Uap (PLTU) Mohamad

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

Dengan derajat bebas (pu-1) =(p-1)+(pu-p) (pu-1)=(p-1)+p(u-1) Sebagai contoh kita ambil p=4 dan u=6 maka tabulasi datanya sebagai berikut:

Dengan derajat bebas (pu-1) =(p-1)+(pu-p) (pu-1)=(p-1)+p(u-1) Sebagai contoh kita ambil p=4 dan u=6 maka tabulasi datanya sebagai berikut: X. ANALISIS RAGAM SEDERANA Jka erlakan yang ngn dj/dbandngkan lebh dar da(p>) dan ragam tdak dketah maka kta bsa melakkan j t dengan jalan mengj erlakan seasang dem seasang. Banyaknya asangan hotess yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

DesainKontrolFuzzy BerbasisPerformansiH dengan Batasan Input-Output untuk Sistem Pendulum-Kereta

DesainKontrolFuzzy BerbasisPerformansiH dengan Batasan Input-Output untuk Sistem Pendulum-Kereta ugasakhr E 91399 DesanKontrolFuzzy BerbassPerformansH dengan Batasan Input-Output untuk Sstem Pendulum-Kereta to Febraranto (8116) Dosen Pembmbng: Prof. Dr. Ir. Achmad Jazde, M.Eng. Jurusan eknk Elektro

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Paisal Tajun Aripin 1, Erna Kusuma Wati 1, V. Vekky R. Repi 1, Hari Hadi Santoso 1,2 1 Program Studi

Lebih terperinci

Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh :

Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh : 4.2 Self Tuning PID Controller Untuk lebih memaksimalkan fungsi controller maka perlu dilakukan tuning lebih lanjut terhadap parameter PID pada controller yaitu pada nilai PB, Ti, dan Td. Seperti terlihat

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

VII AKSI DASAR PENGENDALIAN

VII AKSI DASAR PENGENDALIAN 110 VII ASI DASAR PENGENDALIAN Deskrs : Bab n memberkan gambaran tentang aks dasar engendalan dengan menggunakan engendal roorsonal, ntegral dan dervatf serta kombnasnya ada berbaga sstem kendal Objektf

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Oleh : AMRI AKBAR WICAKSONO (2406 100 002) Pembimbing: IBU RONNY DWI NORIYATI & BAPAK TOTOK SOEHARTANTO

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

BAB VI PROYEKSI PENDUDUK DAN FASILITAS

BAB VI PROYEKSI PENDUDUK DAN FASILITAS c^ %> -*»Y««I LAPORAN KJAS AKHIR BAB VI PROYEKSI PENDUDUK DAN FASILITAS Pembuatan rencana sstem penyaluran ar buangan ddasarkan pada asas kebutuhan sesua dengan adanva skala prortas dan sejalan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE PEMULUSAN KERNEL PADA PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESTIMATION)

PENDEKATAN METODE PEMULUSAN KERNEL PADA PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESTIMATION) PENDEKAAN MEODE PEMULUSAN KERNEL PADA PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESIMAION) Indawat, Ksman Sadk, Rat Nrmasar Dosen Departemen Statstka FMIPA IPB Maasswa S Departemen Statstka FMIPA IPB ABSRAK Pendgaan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Simulasi Dispersi Gas Polutan dari Cerobong ke Lingkungan dengan Pendekatan Computational Fluid Dynamics ( CFD )

Simulasi Dispersi Gas Polutan dari Cerobong ke Lingkungan dengan Pendekatan Computational Fluid Dynamics ( CFD ) PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 009 Smlas Dspers Gas Poltan dar Cerobong ke Lngkngan dengan Pendekatan Comptatonal Fld Dnamcs ( CFD ) Ags Ghatsn Nam a), Kdang Boro Semnar

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION

PENGENDALIAN OPTIMAL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION Prosdng Semnar asonal Peneltan, Penddkan dan Penerapan MPA, Fakltas MPA, Unverstas eger Yogyakarta, 4 Me PEGEDALA OPTMAL TUBERKULOSS DEGA EXOGEOUS REFECTO Hasnan asrn, Sbchan, M.Yns nsttt Teknolog Seplh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

LOGO ADAPTIVE PREDICTIVE CONTROL BERBASIS ANFIS-PI UNTUK PENGENDALIAN TEMPERATUR HEAT EXCHANGER TESIS RE2099. Ruslim

LOGO ADAPTIVE PREDICTIVE CONTROL BERBASIS ANFIS-PI UNTUK PENGENDALIAN TEMPERATUR HEAT EXCHANGER TESIS RE2099. Ruslim LOGO PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SISTEM PENGATURAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA TESIS RE099 ADAPTIVE PREDICTIVE CONTROL BERBASIS

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) 5.1 Umum Pada bab V n dbahas mengena hasl perhtungan faktor-faktor beban (load) atau serng dsebut dengan faktor pengal beban,

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Pengaruh Perentangan Kontras pada Ekstraksi Ciri Jaringan Normal dan Jaringan Bermikrokalsifikasi pada Citra Mamografi Digital

Pengaruh Perentangan Kontras pada Ekstraksi Ciri Jaringan Normal dan Jaringan Bermikrokalsifikasi pada Citra Mamografi Digital Pengarh Perentangan Kontras pada Ekstraks Cr Jarngan Normal dan Jarngan Bermkrokalsfkas pada Ctra Mamograf Dgtal Indah Sslawat Program Std Teknk Elektro Unverstas Merc Bana Yogayakarta Jl. Wates Km. Yogyakarta,

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI Pada bab ini akan dijelaskan hasil analisa perancangan kontrol level deaerator yang telah dimodelkan dalam LabVIEW sebagaimana telah dibahas pada bab III. Dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci