BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

RIDGE-MM SEBAGAI SALAH SATU METODE REGRESI RIDGE YANG ROBUST TERHADAP DATA PENCILAN

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

KEKEKARAN REGRESI LINIER GANDA DENGAN ESTIMASI MM (METHOD OF MOMENT) DALAM MENGATASI PENCILAN

ESTIMASI PARAMETER REGRESI ROBUST DENGAN METODE ESTIMASI-S PADA PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2009

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

Analisis Regresi 2. Mendeteksi pencilan dan penanganannya

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

Analisis Regresi Linear Sederhana

MODEL PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN ENERGI DENGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARED

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

Independent Var. Dependent Var. Test. Nominal Interval Independent t-test, ANOVA. Nominal Nominal Cross Tabs, Chi Square, dan Koefisien Kontingensi

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh

2 TINJAUAN PUSTAKA. Model Persamaan Struktural (MPS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

Bab III Analisis Rantai Markov

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 2 LANDASAN TEORI

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut :

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Prediksi Kelainan Refraksi Berdasarkan Panjang Sumbu Bola Mata Pada Pasien Myopia Axial Melalui Regresi Bootstrap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN

Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

III. METODOLOGI PENELITIAN

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

Referensi: 1) Smith Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic, 6th ed. 2) Sandler Chemical, Biochemical adn

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Transkripsi:

6 BAB LANDASAN TEORI.1 Regres Lner Analss regres dgunakan untuk mengetahu hubungan antara varabel terkat (Y) dengan satu atau lebh varabel bebas (X). Menurut Har et al (009) regres lnear sederhana dapat efektf dengan ukuran sampel sebanyak 0 observas. Menurut Nawar (010), model regres lner untuk satu varabel bebas yatu model regres lner sederhana, dnyatakan dalam persamaan berkut: YY = ββ 0 + ββ 1 XX + εε.1 Keterangan: = 1,,..., Y X = varabel terkat = varabel bebas ββ 0, ββ 1 = parameter regres εε = ssaan/galat Nla ββ 0 dan ββ 1 adalah parameter regres yang tdak dketahu nlanya dan akan dcar nla estmasnya. Model penduga regres lner sederhana untuk persamaan.1 adalah sebaga berkut: YY = ββ 0 + ββ 1XX. Keterangan: YY = nla YY yang destmas ββ 0, ββ 1 = penduga parameter

7. Metode Kuadrat Terkecl Metode kuadrat terkecl merupakan salah satu penduga parameter (nla ββ 0, ββ 1) model regres lner sederhana. Menurut Sembrng (1995), metode kuadrat terkecl merupakan metode yang memnmumkan jumlah kuadrat ssa (selsh antara data yang sebenarnya dengan data dugaan dar model regres yang terbentuk). Dar persamaan regres lner sederhana.1, nla resdu (ssaan) ke- pada model yatu: εε = YY YY.3 εε = YY ( ββ 0 + ββ 1XX ).4 Prnsp dasar metode kuadrat terkecl adalah memnmumkan jumlah kuadrat ssaan yang dnyatakan sebaga berkut: Mnmum =1 εε.5 =1 εε = YY YY =1 = YY ( ββ 0 + ββ 1XX ) =1 =1 εε = YY ββ 0 ββ 1XX =1.6 Keterangan: YY YY = data sebenarnya = data dugaan ββ 0, ββ 1 = penduga parameter εε = ssaan kuadrat Andakan =1 εε dnotaskan dengan PP, PP merupakan fungs dar nla ββ 0 dan ββ 1 sehngga nla-nla PP dapat dtentukan dengan menurunkan persamaan (.6) terhadap ββ 0 dan ββ 1 kemudan menyamakan tap turunaya dengan nol, dperolehlah nla sebaga berkut: PP = =1 εε = YY ββ 0 ββ 1XX =1 PP = =1 YY ββ 0 =1 YY ββ 1 =1 YY XX + (ββ 0 + ββ 1XX ) =1

8 = 0 ββ =1 YY 0 + =1 ββ 0 + ββ 1XX = 0 0 = ββ =1 YY + =1 ββ 0 + ββ 1XX = 0 0 =1 YY = ββ 0 + ββ 1 XX dan =1.7 = 0 0 ββ =1 YY XX + =1 ββ 0 + ββ 1XX XX = 0 1 = ββ =1 YY XX + =1 ββ 0 + ββ 1XX XX = 0 1 =1 YY XX = ββ 0 =1 XX + ββ 1 XX =1.8 Dar persamaan.7 maka akan dcar nla ββ 0 sebaga berkut: =1 YY = ββ 0 + ββ 1 =1 XX ββ 0 = =1 YY ββ 1 =1 XX ββ 0 = YY ββ 1XX.9 Selanjutnya, dar persamaan.8, akan dcar nla ββ 1 sebaga berkut: =1 YY XX = ββ 0 =1 XX + ββ 1 XX = YY =1 ββ 1 =1 XX =1 = YY =1 =1 XX ββ 1 =1 XX =1 YY XX YY =1 =1 XX maka dperolehlah ββ 1 yatu: ββ 1 = YY XX =1 YY =1 =1 XX XX =1 1 XX =1 XX + ββ 1 XX = ββ 1 =1 XX =1 + ββ 1 =1 XX + ββ 1 =1 XX = ββ 1 1 ( XX =1 ) + XX =1.10 =1.3 Rataan Kuadrat Ssa (Mean Square Error) Menurut Sembrng (1995), salah satu untuk menentukan kecocokan model dengan rataan kuadrat ssa ss, jka semakn kecl rataan kuadrat ssanya maka

9 semakn bak modelnya. Ukuran n memperhtungkan banyaknya parameter dalam model melalu pembagan dengan derajat kebebasaya. Untuk menentukan rataan kuadrat ssa dnyatakan dalam rumus sebaga berkut: ss = JJJJJJ JJJJJJ JJJJJJ = pp pp.11 Keterangan: JKS = Jumlah Kuadrat Ssa JKT = Jumlah Kuadrat Total = (YY YY ) JKR = Jumlah Kuadrat Regres = (YY YY ) pp YY YY YY = Banyaknya sampel = Banyaknya parameter = Data sebenarnya = Data dugaan = Rataan data sebenarnya.4 Penclan.4.1 Pengertan Penclan Menurut Sembrng (1995), secara umum penclan alah data yang tdak mengkut pola umum model..4. Dampak Penclan Menurut Soemartn (007), keberadaan data penclan akan mengganggu dalam proses analss data dan harus dhndar dalam banyak hal. Salah satu penyebab tdak terpenuh asums kenormalan galat adalah penclan (Gujarat, 1991). Dalam kataya dengan analss regres, penclan dapat menyebabkan hal-hal berkut: 1. Resdual yang besar dar model yang terbentuk. Varans pada data tersebut menjad lebh besar 3. Taksran nterval memlk rentang yang lebar

10.4.3 Pendeteksan Penclan Menurut Soemartn (007) beberapa metode dan nla yang dapat dgunakan untuk mendeteks ada atau tdak adanya penclan alah sebaga berkut: 1. Metode Grafk Metode grafk merupakan salah satu cara pendeteksan penclan yang mudah dpaham karena menamplkan data secara grafs (gambar) tanpa melbatkan perhtungan yang rumt. Namun, kelemahan metode n yatu yang menentukan data tersebut sebaga penclan atau tdak tergantung pada kebjakan (judgement) penelt, karena metode n hanya mengandalkan vsualsas gambar. Pendeteksan penclan dengan metode grafk d antaranya alah: a. Dagram Pencar (Scatter Plot) Metode n dlakukan dengan cara memplot data dengan observas ke- ( = 1,,, ). Selan tu, setelah dperoleh model regres maka dapat dlakukan dengan cara memplot antara resdual (ee) dengan nla predks Y (YY ). Jka terdapat satu atau beberapa data yang terletak jauh dar pola kumpulan data keseluruhan maka hal n mengndkaskan adanya penclan. b. Boxplot Metode boxplot merupakan metode yang palng umum yatu dengan menggunakan nla kuartl dan jangkauan. Jangkauan (IQR, Interquartle Range) ddefnskan sebaga selsh kuartl 1 terhadap kuartl 3, atau IQR = QQ 33 QQ 11. Pendeteksan penclan dapat dtentukan jka nla yang kurang dar 1,5IQR terhadap kuartl 1 dan nla yang lebh dar 1,5IQR terhadap kuartl 3.

11 Gambar.1 Skema Identfkas Data Penclan dengan IQR atau Box Plot. Leverage Values, DFFITS, Cook s Dstance, dan DfBETA(s) Cara mendeteks penclan dapat juga dengan menentukan nla Leverage, DFFITS, Cook s Dstance, dan DfBETA(s). Defns dar masng-masng nla tersebut alah sebaga berkut: a. Leverage Values; menamplkan nla leverage (pengaruh) terpusat. b. DFFITS atau Standardzed DfFIT; menamplkan nla perubahan dalam harga yang dpredks blamana case tertentu dkeluarkan dan sudah dstandarkan. c. Cook s Dstance; menamplkan nla jarak Cook. d. DfBETA(s); menamplkan nla perubahan koefsen regres sebaga hasl perubahan yang dsebabkan oleh pengeluaran case tertentu. Dgunakan untuk mendeteks penclan pada varabel bebas.

1 Ketentuan dalam pendeteksan penclan dengan nla-nla tersebut adalah: JJJJJJJJ ( 11) aa. LLLLLLLLLLLLLLLL > bb. DDDDDDDDDDDD > ssssssss pp PPPPPPPPPPPPPPPP(OOOOOOOOOOOOOO) cc. CCCCCCkk ss DD > FF(00. 55; pp, pp) dd. DDDDDDDDDDDD(ss) > ssssssss() Gambar. Krtera Pengamblan Keputusan Adanya Penclan atau Tdak Keterangan: n = jumlah observas (sampel). p = jumlah parameter..5 Regres Robust Menurut Drafer dan Smth (1981), penolakan begtu saja suatu penclan bukanlah prosedur yang bjaksana, adakalanya penclan memberkan nformas yang tdak bsa dberkan oleh ttk data laya. Metode kuadrat terkecl (MKT) merupakan metode yang bak untuk menduga ββ pada model regres lner. Tetap jka dalam peneltan dketahu terdapat pengamatan yang merupakan penclan, maka penggunaan MKT akan menghaslkan kesmpulan yang tdak sempurna. Sebaga alternatf dgunakan regres robust. Secara umum robust memlk art kekar. Regres robust merupakan alat yang pentng untuk menganalss data yang terkontamnas oleh penclan dan memberkan hasl yang lebh fleksbel. Regres robust tetap menggunakan seluruh data, tetap dengan memberkan bobot yang kecl untuk data penclan (Soemartn, 007: 1). Regres robust dgunakan untuk mendeteks penclan dan memberkan hasl terhadap adanya penclan (Chen, 00).

13.5.1 Regres Robust Penduga-S Penduga-S (Scale) pertama kal dperkenalkan oleh Rousseeuw dan Yoha (1984) d mana metode n merupakan keluarga hgh breakdown pont yatu ukuran umum propors dar data penclan yang dapat dtangan sebelum pengamatan tersebut mempengaruh model predks. Dsebut penduga-s karena mengestmas berdasarkan skala. Skala yang dgunakan adalah smpangan baku ssaan. Pendugaan koefsen regres pada model regres lner dengan MKT dlandas pada peubah εε = YY YY pada persamaan: =1 xx ee = 0.1 Bentuk yang lebh umum dar pendugaan parameter pada model regres adalah pemecahan terhadap: =1 ψψ(uu )xx = 0.13 D mana uu = ee cccc Dengan S ddefnskan sebaga:.14 SS mm = mmmmmmmmmmmm ee, = 1,,...,.15 D mana ee adalah ssaan yang dperoleh dar MKT. Penyelesaan koefsen regres pada persamaan.13 dsebut dengan penduga-m dan dapat dselesakan dengan MKT terbobot berkut: β = (X WX) -1 X WY d mana W (matrks dagonal ) = dagonal utama [ww 1, ww,, ww ], ww merupakan pembobot pengamatan ke- (Myers, 1990). Jka ww = ψψ(uu ) uu maka persamaan.13 menjad: ww uu xx = 0 =1.16

14 Tahapan teras dalam penaksran koefsen regres (Wnahju, 010) adalah: 1. Dhtung penaksr β, dnotaskan b menggunakan least square, sehngga ddapatkan y ˆ, 0 dan ε,0 = y y ˆ, 0, ( = 1,,... n) yang dperlakukan sebaga nla awal (y adalah hasl ekspermen). ψ ( ε,0). Dar nla-nla resdual n dhtung ˆ σ 0, dan pembobot awal w,0 =. ( ε ) Nla ψ(ε ) dhtung sesua fungs Huber, dan ε,0 = ε,0 / ˆ σ 0. 3. Dsusun matrk pembobot berupa matrk dagonal dengan elemen w 1,0, w,0,..., w n,0, dnama W 0. 4. Dhtung penaksr koefsen regres: b Robust ke 1 = (X T W 0 X) -1 X T W 0 Y 5. Dengan menggunakan b Robust ke 1 dhtung pula y yˆ, 1 atau ε. 1. 6. Selanjutnya langkah sampa dengan 5 dulang sampa ddapatkan ε n konvergen. Nla ε. m yang konvergen adalah selsh antara bb mm+1 dan bb mm = 1 mendekat 0; mm = banyak teras. n = 1 n = 1 n = 1,0. m Persamaan.15 menunjukkan bahwa penduga-m hanya menggunakan medan pada pembentukan nla pembobot. Kelemahan medan adalah kurangnya pertmbangan pada pola sebaran data dan bukan merupakan fungs dar keseluruhan data. Rousseeuw dan Yoha (1984) memperkenalkan penduga-s yang merupakan pengembangan dar penduga-m. Penduga-S menggunakan smpangan baku ssaan untuk mengatas kelemahan dar medan. Menurut Salban dan Yoha (006) penduga-s (ββ SS) dnyatakan dalam bentuk rumus sebaga berkut: ββ SS = mn atau =1 ρρ ee SS ss ββ SS = mn ρρ yy XX ββ jj =1.17 SS ss ββ sehngga, Penyelesaan persamaan.17 adalah dengan cara menurunkaya terhadap

15 ββ SS = XX =1 ψψ ee SS ss = 0.18 ψψ dsebut fungs pengaruh yang merupakan turunan dar ρρ, sedangkan SS ss ddefnskan sebaga: =1 ( 1) SS ss = (ee MM ) ee MM =1.19 D mana ee MM adalah ssaan yang dperoleh melalu penduga-m. Persamaan.18 dapat dselesakan melalu MKT terbobot secara teras yang dsebut Iteratvely Reweghted Least Squares (Iteras kuadrat terkecl terbobot kembal). Ssaan awal yang dgunakan pada penduga-s adalah ssaan yang dperoleh dar penduga-m. Selanjutnya dkatakan bahwa Iteras kuadrat terkecl terbobot kembal merupakan proses pendugaan melalu metode kuadrat terkecl terbobot dlanjutkan dengan menghtung ssaan dan pembobot ww(uu ) yang baru dan dlakukan pendugaan secara berulang-ulang sampa konvergen. Kekonvergen tercapa jka perubahan jumlah mutlak ssaan, =1 εε :mm dar teras terakhr ke teras berkutnya kurang dar 0,01 (Salban dan Yoha, 006). Fungs ρρ pada persamaan.17 dsebut fungs krtera ρρ dsarankan memaka fungs obyektf berkut (Tukey, 1977, dalam Chen, 00): ρρ(u ) = c [1 1 ( u c ) 3 ] c 6, uu c 6, uu > c dengan fungs pengaruh: ΨΨ(uu ) = ρρ (uu ) = uu (1 ( u c ) ), uu c 0, uu > c Oleh karena ww = ΨΨ(uu ) (uu ), sehngga:.0 ww = [1 (u c ) ], uu c 0, uu > c.1 Rousseeuw dan Leroy (1987) menyarankan nla cc = 1,547 agar mendapatkan nla breakdown pont 50%. Fungs pengaruh atau penmbang n dsebut fungs Tukey atau bsquare weght atau bweght. Selanjutnya dterangkan juga bahwa secara umum de dalam bweght adalah bahwa ssaan yang kecl mendapatkan

16 bobot yang besar. Secara rngkas, fungs obyektf dan pembobot dar estmator Least Square, Huber, dan Tukey Bsquare dapat dlhat pada Tabel.1. Tabel.1 Fungs Objektf, Fungs Influence dan Fungs Pembobot untuk Least Square, Huber, dan Tukey Bsquare Metode Least Huber Tukey Bsquare Square Fungs ( e ) /, untuk e r 3 ρ LS ( e ) = ( e ) ( ) k e 1 1 untuk 6 r ρ H ( e ) = ρ B ( e ) = objektf r e r /, untuk e > r r / 6 untuk e > r e r Fungs nfluence Fungs Pembobot ψ ( e ) LS ( e ) = e w LS w ( e ) ( e ) = 1 e untuk e r ψ = H r untuk e > r ( ) ( ) e e 1 untuk e r r ψ B e = 0 untuk e > r r untuk e < r H 1 untuk e r = r / e untuk e > r Sumber: Fox (00), Montgomery (199) w B 1 ( ) ( ) r e = e 0 untuk untuk e e > r r Langkah-langkah menentukan regres robust penduga-s (Salban dan Yoha, 006) adalah sebaga berkut: a. Ddapatkan vektor penduga awal bb 1, bb,, bb pp dar model regres dengan MKT ddapatkan galat ee 0. b. Dar ssaan awal dhtung SS MM sesua persamaan (.15) untuk mendapatkan uu berdasarkan persamaan (.14). c. Menghtung nla ww sesua persamaan (.1). d. Dengan menggunakan MKT terbobot ddapatkan penduga kuadrat terkecl terbobot: β = (X WX) -1 X WY e. Menjadkan ssaan langkah (d) sebaga ssaan awal pada langkah (b), sehngga ddapatkan nla SS MM dan pembobot ww yang baru. f. Iteras dulang sampa ddapatkan kekonvergenan sehngga dperoleh bb MM 0, bb MM MM 1,, bb pp yang merupakan penduga-m sehngga ddapatkan ssaan ee MM.

17 g. Dar ssaan yang dperoleh pada langkah (f), dhtung robust SS ss sesua persamaan(.19) untuk mendapatkan nla uu sesua persamaan (.14). h. Menghtung nla ww sesua persamaan (.1).. Dgunakan MKT terbobot untuk mendapatkan penduga kuadrat terkecl terbobot: β = (X WX) -1 X WY j. Menjadkan ssaan yang dperoleh pada langkah () sebaga ssaan pada langkah (g), sehngga ddapatkan nla SS ss dan pembobot ww yang baru. k. Iteras ulang sampa ddapatkan kekonvergenan sehngga dperoleh bb SS 0, bb SS SS 1,, bb pp yang merupakan penduga-s..5. Regres Robust Penduga Least Trmmed Squares (LTS) Least Trmmed Squares (LTS) merupakan metode penduga regres robust yang menggunakan konsep pengepasan metode kuadrat terkecl (ordnary least squares) untuk memnmumkan jumlah kuadrat ssaan (Akbar dan Maftukhah, 007). Menurut Rousseeuw dan Leroy (1987), penduga LTS (ββ ) dnyatakan dalam bentuk rumus sebaga berkut: h ββ LLLLLL = mn =1 (rr ) :. Keterangan: (rr ) 1: (rr ) : (rr ) : = ssaan kuadrat yang durutkan h = + pp+1 = +pp+1 n = banyaknya sampel p = banyaknya parameter Jumlah h menunjukkan sejumlah subset data dengan kuadrat fungs obyektf terkecl. Nla h pada persamaan akan membangun breakdown pont yang besar sebandng dengan 50%. Kuadrat ssa pada persamaan (.) berasal dar persamaan estmas regres lner menggunakan konsep metode kuadrat terkecl dengan banyaknya ssaan kuadrat (ee ) : yang akan dolah adalah sebanyak h resdual.