III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi

1 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls gunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen komparatf atau ekspermen semu, karena ddalam kedua perlakuan n tdak ada kontrol. Pendapat Aswarn yang dkutp Arkunto (00:36) menyebutkan bahwa metode komparatf akan menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan tentang benda, orang, prosedur kerja, de, krtk terhadap orang, kelompok, terhadap suatu de atau suatu prosedur kerja. B. Varabel Peneltan Menurut Arkunto (00:59) varabel peneltan adalah objek peneltan atau apa yang menjad ttk perhatan suatu peneltan. a. Varabel Bebas (X) Varabel bebas adalah merupakan varabel yang mempengaruh atau menyebabkan. Dalam peneltan n terdapat dua varabel bebas, yatu: model pembelajaran berpasangan (X), model pembelajaran perorangan (X)

2 45 b. Varabel Terkat (Y) Varabel terkat adalah varabel yang dpengaruh atau varabel akbat. Varabel terkat dalam peneltan n adalah hasl pukulan lob dalam pembelajaran bulutangks (Y). Hubungan antara kedua varabel yang terlbat dalam peneltan n adalah dapat dgambarkan sebaga berkut: X X Y Gambar : Hubungan sebab akbat antara model pembelajaran berpasangan dan perorangan. Keterangan : X : Model pembelajaran berpasangan. X : Model pembelajaran perorangan. Desan ekspermen dalam peneltan n menggunakan pretest-posttest desan ekspermen sepert dalam tabel sebaga berkut : K Treatment A Post test P S Pretest OP K Treatment B Post test Gambar 3: Rancangan Peneltan

3 46 Keterangan: P S Pretest OP K K : Populas : Sampel : Tes awal pukulan lob : Ordnal Parng : Model pembelajaran berpasangan : Model pembelajaran perorangan Treatment A : Pukulan lob dengan model pembelajaran berapsangan Treatment B : Pukulan lob dengan model pembelajaran perorangan Posttest : Tes akhr pukulan lob Pembagan kelompok ekspermen berpasangan dan kelompok ekspermen perorangan ddasarkan pada hasl rangkng pada tes awal. Adapun pembagan kelompok dalam peneltan n dengan cara ordnal parng sebaga berkut : Keterangan: A = Kelompok ekspermen B = Kelompok kontrol,,3 dst = Rangkng (hasl tes awal) OP = Ordnal parng Gambar 4. Skema Pembagan Kelompok dengan Cara Ordnal Parng. C. Defns Operasonal Varabel. Pembelajaran pukulan lob melalu model pembelajaran berpasangan dan perorangan dalam menyamakan perseps mengena varabel-varabel yang

4 47 dukur dalam peneltan n maka perlu dlakukan peneltan, maka perlu dpaparkan dalam defns operasonal sebaga berkut: Menurut Spencer Kagen (993) model pembelajaran berpasangan adalah model pembelajaran yang juga untuk melath rasa sosal sswa, kerja sama dan kemampuan member penlaan. Pemlhan model pembelajaran berpasangan juga dsesuakan dengan mater, mempertmbangkan stuas dan konds serta kebutuhan dan karakterstk sswa, sehngga dengan model pembelajaran berpasangan n dharapkan dapat memudahkan sswa dalam menguasa mater yang dberkan. Menurut Syaful Sagala (0:85) pada model pembelajaran secara ndvdual, guru memberkan bantuan belajar kepada masng-masng prbad sswa sesua mata pelajaran yang dajarkan oleh guru yang bersangkutan. Guru akan memberkan kesempatan dan keleluasaan kepada masng-masng ndvdu sswa untuk dapat belajar sesuatu dengan kemampuan yang dmlk sswanya. Kemudan menurut Achmad Paturus (0:5) model pembelajaran ndvdu dkembangkan berdasarkan konsep belajar yang berpusat pada sswa, dan kurkulum yang dsesuakan dengan kebututhan seseorang. Sswa memperoleh kesempatan untuk belajar sesua dengan masng-masng. Dengan model pembelajaran tersebut dharapkan kan har kan menngkatkan beban lathannya untuk mencapa prestas yang maksmal. lathan n menekankan pada persapan, kecepatan, konsentras, kordnas, kekuatan, ketepatan, konsstens, daya tahan, kelncahan dan kesabaran.

5 48. Pukulan lob Pukulan lob (Overhead lob) menurut Syahr Alhusn (007:4) alah pukulan yang dlakukan dengan memukul shuttlecock dar atas kepala, possnya dar belakang lapangan dan darahkan keatas pada bagan belakang lapangan lawan.menurut Marta Dnata dan Herman Targan (5:004) Pukulan lob berbentuk lob serang atau lob bertahan. Lob serang dtanda dengan lambungan kock yang tdak terlalu tngg tetap jatuh dgars belakang dgunakan sebaga pukulan menyerang untuk memaksakanya bergerak cepat. Sedangkan lob bertahan dlakukan dengan cara melambungkan shuttlecock setngg-tnggnya, supaya peman bsa memperbak poss badannya, supaya peman bsa memperbak poss badannya sehngga pukulan n dapat dkatakan sebaga pukulan taktk pertahanan untk memulhkan kesembangan. D.Populas dan Sampel. Populas Populas merupakan sumber data yang sangat pentng karena tanpa kehadran populas peneltan tdak akan berart serta tdak mungkn terlaksana. Menurut Arkunto (00:73) populas adalah keseluruhan subjek peneltan. Dar pengertan tersebut maka yang menjad populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa yang tergabung dalam kegatan ekstrakurkuler bulutangks d SMA Neger 5 Bandar Lampung yang berjumlah 8 sswa yang terdr dar 7 sswa putr dan sswa putra.

6 49. Sampel Sampel peneltan adalah seluruh objek yang akan menjad bahan peneltan. Dalam suatu proses peneltan, tdak perlu seluruh populas dtelt. Arkunto (00:74) menjelaskan, untuk sekedar ancer-ancer maka apabla subjeknya kurang dar 00 maka lebh bak dambl semua, sehngga peneltan n dsebut peneltan populas, selanjutnya jka jumlah subjeknya besar dapat dambl antara 0-5% atau 0-5%. Sampel dalam peneltan n yatu 8 sswa dengan teknk pengamblan sampel menggunakan pendekatan ordnal parng. E. Teknk Dan Instrumen Pengumpulan Data Peneltan Untuk memperoleh data dalam peneltan n dgunakan tes. Fench Stalter Badmnton Test dalam Nurhasan dan Hasanudn Choll (007:35) menjelaskan tes adalah suatu alat atau prosedur yang dgunakan untuk mengetahu atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturanaturan yang sudah dtentukan. Data dalam peneltan n dperoleh dengan cara pre test dan post test. Instrumen yang dgunakan dalam peneltan n merupakan adaptas dar pendapat Fench Stalter Badmnton Test dalam Nurhasan dan Hasanudn Choll (007:35), yatu Clear Test. Tujuan dar tes n yatu untuk mengetahu kekuatan pukulan lob. Adapun prosedur pelaksanaan tes tersebut adalah:. Alat yang dgunakan antara lan: lapangan bulutangks, raket, net, shuttlecock, tal plastk, dan formulr pencatat hasl lengkap dengan alat tuls yang dbutuhkan.

7 50. Petugas terdr dar 3 orang yatu tester/pengumpan, pencatat skor, dan penjaga gars. Y A 4 X x cm 3cm 05cm 60cm 75cm 60cm Gambar 5: Lapangan Clear Test untuk pelaksanaan tes pukulan lob dadaptas dar Nurhasan dan Hasanudn Choll (007:35). Keterangan: X A : Testee : Tester (Pengumpan) 0,, 4, 5, 3 : Skor yang akan dperoleh oleh testee Y : Poss berdr Testee : Net (55cm) : Tngg tal pembatas (,45 meter) : Tal pembatas antara skor Pada jarak 4,9 meter dar net dbentangkan tal setngg,45 meter sejajar dengan net. Pada daerah servce lapangan sebelahnya dbuat tanda Y sebaga tempat testee memula mencoba dan tanda X sebaga tempat melakukan pukulan. Seorang pengumpan (A) memberkan shutllecock yang mudah dengan servce yang darahkan ke daerah lapangan Testee dan testee memukul

8 5 shutllecock melewat net dan tal pembatas untuk d arahkan pada daerah sasaran. Jka teste tdak bsa merah servce dengan bak, percobaan dapat dulang. Testee memperoleh kesempatan 0 kal memukul shutllecock. Nla testee adalah jumlah skor yang dperoleh dar 0 kal melakukan pukulan.shutllecock yang jatuh pada gars batas skor danggap masuk ke daerah yang memlk nla yang lebh tngg. Untuk shutllecock yang lar dar pengumpan boleh tdak dpukul oleh testee, tetap jka dpukul maka dhtung sebaga satu kal pukulan. Tes n cukup tngg objektvtasnya, penlaan dlakukan dengan merobah skor kedalam nla skala. F. Program Lathan Peneltan n dlaksanakan selama 6 mnggu. Lathan dlakukan sebanyak 3 kal dalam mnggu (total 8 kal pertemuan). Kelompok model pembelajaran berpasangan dlaksanakan setap har Selasa, Jumat, dan Mnggu pada pukul 6.00 sampa pukul Kemudan untuk kelompok model pembelajaran perorangan dlaksanakan setap har Jumat dan Mnggu pukul 4.00 sampa 6.00 dan pukul 6.00 sampa 8.00 pada har Rabu. Kelompok model pembelajaran berpasangan dberkan lathan dalam bentuk formas berpasangan pada setap pertemuannya (sepert pada lampran), dan untuk kelompok model pembelajaran perorangan dberkan lathan dalam bentuk ndvdu (sepert pada lampran). G. Teknk Analss Data Data yang danalss adalah data dar hasl tes awal dan akhr. Menghtung hasl tes awal dan akhr dengan model pembelajaran berpasangan dan perorangan

9 5 terhadap hasl pukulan lob menggunakan teknk analsa data uj t. Adapun syarat dalam menggunakan uj t adalah :. Uj Normaltas Uj normaltas adalah uj untuk melhat apakah data peneltan yang dperoleh mempunya dstrbus atau sebaran normal atau tdak. Untuk pengujan normaltas n adalah menggunakan uj Llefors. Langkah pengujannya mengkut prosedur Sudjana (99:66) yatu : a. Pengamatan X, X,, X n djadkan blangan baku Z, Z,, Z n dengan menggunakan rumus Z = x Keterangan : Z x : Skor baku : Row skor µ : Rata-rata σ : Smpangan baku b. Untuk tap blangan baku n dengan menggunakan daftar dstrbus normal baku. Kemudan d htung peluang F Z ) P( Z Z ) ( c. Selanjutnya dhtung Z, Z,..., Z n yang lebh kecl atau sama dengan Z kalau propors n dnyatakan dengan S Z ) maka banyaknya.. Z, Z,..., Z S( Z ) n n (... yang Z d. Htung selsh F Z ) S( Z ) kemudan tentukan harga mutlaknya. ( e. Ambl harga palng besar d antara harga mutlak selsh tersebut. Sebutlah harga terbesar n dengan L 0. Setelah harga L 0, nla hasl

10 53 perhtungan tersebut dbandngkan dengan nla krts L 0 untuk uj Llefors dengan taraf sgnfkan 0,05. bla harga L 0 lebh kecl (<) dar L tabel maka data yang akan d olah tersebut berdstrbus normal sedangkan bla L 0 lebh besar (>) dar L tabel maka data tersebut tdak berdstrbus normal. L 0 < L tabel : normal L 0 > L tabel : normal. Uj Homogentas Uj homogentas dlakukan untuk memperoleh nformas apakah kedua kelompok sample memlk varan yang homogen atau tdak. Menurut Sudjana (00:50) untuk pengujan homogentas dgunakan rumus sebaga berkut : F = VaransTerbesar VaransTerkecl Membandngkan nla F htung dengan F tabel dengan rumus Dk pemblang: n- (untuk varans terbesar) Dk penyebut: n- (untuk varan terkecl) Taraf sgnfkan (0,05) maka dcar pada tabel F Dengan krtera pengujan, Jka :F htung F tabel tdak homogen atau F htung F tabel berart homogen Pengujan homogentas n bla F lebh kecl (<) dar F tabel maka data tersebut mempunya varans yang homogen.tap sebalknya bla F htung (>) dar F tabel maka kedua kelompok mempunya varan yang berbeda.

11 54 3. Uj t-tes Berdasarkan kenormalan atau tdaknya serta homogen atau tdaknya varans antar kedua kelompok sample maka analss yang dgunakan dapat d kemukan beberapa alternatf : a) Data berdstrbus normal dan kedua kelompok mempunya varans yang homogen ( ) maka uj t- tes yang dpergunakan untuk menguj hpotess peneltan sepert yang dkemukakan oleh Sudjana (99) sebaga berkut : t htung = gab. n n gab ( n ). ( n n n ). Keterangan : µ : Rerata kelompok ekspermen A µ: Rerata kelompok ekspermen B σ : Smpangan baku kelompok ekspermen A σ : Smpangan baku kelompok ekspermen B n : Jumlah sampel kelompok ekspermen A n : Jumlah sampel kelompok ekspermen B b) Salah satu data berdstrbus normal dan data lan yang tdak berdstrbus normal (σ σ) kedua kelompok sampel yang mempunya varans yang homogen atau tdak homogen maka rumus yang dgunakan menurut Sudjana (99:4) yatu:

12 55 t htung = n n Keterangan : µ : Rerata kelompok ekspermen A µ: Rerata kelompok ekspermen B σ : Smpangan baku kelompok ekspermen A σ : Smpangan baku kelompok ekspermen B n : Jumlah sampel kelompok ekspermen A n : Jumlah sampel kelompok ekspermen B 4. Uj Pengaruh Berdasarkan kenormalan atau tdaknya serta homogen atau tdaknya varans antara kedua kelompok, maka analss yang dgunakan dapat dkemukakan berdasarkan alternatf. Untuk mengetahu pengaruh pembelajaran maka menurut Sudjana (005:4) dapat dgunakan rumus uj pengaruh sebaga berkut: t htung = B SB n Keterangan : B SB n : Rata-rata Selsh antara post tes-pre test : Smpangan baku Selsh antara post tes pre test : akar dar jumlah sampel kelompok ekspermen.