JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 33-40, April 2001, ISSN : KLASIFIKASI INTERAKSI GELOMBANG PERMUKAAN BERTIPE DUA SOLITON

dokumen-dokumen yang mirip
KLASIFIKASI INTERAKSI GELOMBANG PERMUKAAN BERTIPE DUA SOLITON. Sutimin dan Agus Rusgiyono Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

DIMENSI PARTISI GRAF GIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BEBERAPA SIFAT TERKAIT SUBMODUL SEMIPRIMA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BILANGAN RAMSEY SISI DARI r ( P, )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI PRIMALITAS. Sangadji *

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI PERKONGRUENAN DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH. Yuni Yulida dan Muhammad Ahsar K

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

SEMI RING POLINOM ATAS ALJABAR MAX-PLUS

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III SKEMA NUMERIK

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996).

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

ALJABAR LINIER LANJUT

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

APLIKASI METODE SINGULAR VALUE DECOMPOSITION(SVD) PADA SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENGANTAR STATISTIKA

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai ring embedding dan faktorisasi. tunggal pada ring komutatif tanpa elemen kesatuan.

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB 2 LANDASAN TEORI

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

Interpretasi data gravitasi

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

UKURAN GEJALA PUSAT &

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Pengukuran Data Kondisi

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Eksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi

Transkripsi:

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No., 33-40, Aprl 00, ISSN : 40-858 KLASIFIKASI INTERAKSI GELOMBANG PERMUKAAN BERTIPE DUA SOLITON Sutmn dan Agus Rusgyono Jurusan Matematka FMIPA UNDIP Abstrak Pada tulsan n dseldk, masalah klasfkas nteraks gelombang bertpe dua solton Kadomtsev-Petvashvll (KP). Dsn danalss berdasarkan parameter nteraks dua solus solton bak melalu harga eksak maupun proses pelmtan. Proses pelmtan n dlakukan untuk mengetahu resonans dantara dua solton. Selanjutnya resonans solton n dkaj untuk mendapatkan solton yang baru. Kata kunc : nteraks, solton, fase, resonans. PENDAHULUAN Berbaga kajan yang berhubungan dengan nteraks dua gelombang bertpe solton secara eperment telah dlakukan oleh (Peterson, 000), (Jamaludn,997). Dalam fenomena alam nteraks dua gelombang yang bertpe dua solton yang berupa hasl foto d panta Orgon telah dpotret oleh Toedtemeter (M.J. Ablowtz & H.Segur, 98). Pada tulsan n akan dbahas beberapa klasfkas secara analts yang berkenaan dengan nteraks dua gelombang yang bertpe solton yang dmodelkan dar persamaan Kadomtsev-Petvashvl (KP). Persamaan KP n sebaga model dasar yang merupakan model gelombang panjang dua dmens. Secara analts nteraks dua solton KP dkaraktersas oleh parameter yang berkatan dengan koefsen nteraks dar dspers relas dua sollton. Berdasarkan koefsen nteraks n akan dapat dbedakan beberapa klasfkas nteraks dua solton KP. Dasumskan bahwa solus dua solton dar persamaan KP telah dperoleh. Untuk memudahkan analss, tanpa mengurang perumuman dasumskan sudut-sudut nteraks ndvdu dua solton n adalah smetrs. 33

Klasfkas Interaks Gelombang (Sutmn dan Agus Rusgyono) Penulsan paper n dmula dengan solus dua solton KP pada seks dua, kemudan menjelaskan dalam katannya dengan klasfkas nteraks secara detal pada seks tga. Gambaran secara fss dberkan pada seks berkutnya.. SOLUSI DUA SOLITON DARI PERSAMAAN KP Dalam bentuk normal persamaan KP dnyatakan : ( U UU + U ) + 3UU 0..... (.) t + y dmana U U (, y, t) adalah fungs permukaan bernla rl. Persamaan (.) n merupakan generalsas dua dmens.dar persaamaan (.). dapat dperoleh melalu metode Hrota, dengan melakukan transformas varabel : (ln f ) U (ln f ) (.) dengan syarat batas, berlaku U (, y, t) 0. Melalu transformas (.) n, maka persamaan (.) dapat dtuls menjad: f ( f t + f ) f ( ft + f ) 3( f f f ) + 3( ff yy f y ) 0..(.3) Selanjutnya melalu operator dervatf Hrota D (lhat []), persamaan (.3) dapat dnyatakan oleh : ( D 4 + D D + 3D ). f. f t y 0.(.4) Solus untuk f yang merepresentaskan dua solton ( lhat pada [3]) dnyatakan oleh : f (, y, t) Φ + e e + Ae Φ Φ+ Φ (.5) Dmana Φ µ ( + y c t),, adalah varabel fase dar masng-masng ρ solton dengan c 4µ + 3ρ, dan A D( µ, ρ ρ, c c ) D( µ + µ, ρ + ρ, c + c ) 4 ) 4 + µ ) ( ρ ρ ) ( ρ ρ )..(.6) Operator D ddefnskan dengan D( a, b, c) b 4 ac 4a 3 yang menyatakan relas dspers untuk solus solton dar persamaan KP, jka berlaku D ( a, b, c) 0. Solus dkatakan reguler jka µ dan A postp. 34

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No., 33-40, Aprl 00, ISSN : 40-858 Solus dua Solton dar persamaan KP dmana f dberkan pada (.5) dapat dpandang sebaga nteraks dua solton KP, dengan µ : parameter yang berkenaan dengan tngg ndvdu gelombang ke dengan, ρ : sudut-sudut nteraks gelombang ke c : kecepatan perambatan fase solton ke ρ ρ ρ Jka sudut-sudut nteraks dambl smetrs maka berlaku > 0. Sehngga koefsen nteraks dapat dtuls menjad ) ρ A..(.7) + µ Untuk selanjutnya akan djelaskan bahwa klasfkas nteraks dua solton bergantung pada faktor A yang berkenaan dengan pergeseran fase log A. 3. INTERAKSI DUA SOLITON Selanjutnya akan djelaskan secara detal nteraks antara dua solton dengan menggunakan persamaan (.5). Interaks n dapat dklasfkaskan menurut tpenya, bergantung pada harga A. Yatu 0<A<, A> dan A<0. Jka 0<A< akan terjad pergeseran fase postp, sedangkan jka A> pergeseran fase dkatakan negatf (Petterson, 000). Untuk kasus 0 < A <, solus (.5) menyatakan nteraks dua solton yang reguler. Untuk A>> dua solton membentuk solton vrtual. Pada keadaan resonans ( ), solton vrtual menjad suatu solton sebenarnya, yang merupakan dua solton menggabung setelah bertumbukan satu dengan yang lan, atau suatu solton memecah menjad dua solton. Untuk kasus 0<A<, dperoleh suatu tpe baru tentang nteraks soltonsolton menghaslkan solton ketga jka tu mendekat solton yang lebh rendah. Solton ketga bergerak mengejar dan menumbuk dengan solton yang lebh rendah. Solton yang lebh rendah mengubah energ dengan salah satu yang lebh tngg dengan mengarbsorbs solton ketga. 35

Klasfkas Interaks Gelombang (Sutmn dan Agus Rusgyono) Untuk kasus A< 0 dua solton akan menjad sngular setelah bertumbukan satu dengan yang lan. Berkut adalah peta perubahan fase yang dtunjukkan sebaga suatu fungs blangan gelombang µ dan µ. µ A 0<A< A ) A + µ ) ρ ρ A < 0 ρ A0 A > 0<A< 0 ρ A ± A µ Dengan memperhatkan harga parameter A sebaga fungs dar blangan gelombang µ dan µ, yang dnyatakan oleh persamaan (.7) dengan mengasumskan bahwa sudut-sudut nteraks smetrs terhadap sumbu Y. Selanjutnya dapat dnyatakan kembal bahwa A + µ Ada beberapa kasus yang berlaku untuk harga A yang membedakan klasfkas profl nteraks type dua solton dar persamaan KP, sebaga berkut :. Kasus untuk A 0 Maka berlaku 0, mengakbatkan µ ρ atau µ µ ρ. 36

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No., 33-40, Aprl 00, ISSN : 40-858. Kasus untuk A In mengakbatkan + µ 0 atau hmpunan penyelesaannya adalah µ + µ ρ dan µ + µ ρ. Tetap karena sfat dar solton KP berlaku µ > µ 0 > Dan ρ > 0. Maka hmpunan penyelesaan untuk kasus A adalah µ µ ρ +. 3. Kasus untuk A Dperoleh atau + µ ) + ρ + µ 0 Sehngga berlaku µ 0 dan hmpunan penyelesaannya adalah µ 0 atau µ 0. 4. Kasus untuk A > 4 Untuk n dnyatakan kembal > + µ 4µ µ atau > 0 ( + µ )(( µ + µ ) + ρ) Hmpunan penyelesaan dar ketaksamaan n adalah : µ µ 0, µ + µ < ρ µ + µ < ρ +, Karena sfat type soltonkp maka µ µ 0 dan µ + µ < ρ tdak +, +. memenuh syarat sehngga penyelesaannya adalah µ µ < ρ 5. Kasus A < 0 Dperoleh ketaksamaan < 0 karena µ > µ > 0 + µ Dengan mengasumskan sudut nteraks relatf kecl sedemkan sehngga + berlaku µ µ > ρ maka dperoleh penyelesaan ketaksamaan tersebut yatu ρ < µ < ρ 37

Klasfkas Interaks Gelombang (Sutmn dan Agus Rusgyono) 4. RESONANSI SOLITON berkut : Jka menganalss solus dua solton, kta dapat mendefnskan sebaga 0.5log A. Dar defns menunjukkan bahwa semakn besar A (yatu A 0 atau A ), semakn besar daerah nteraks dua solton. Pada pelmtan A, panjang daerah nteraks menjad tak hngga. Daerah nteraks n dapat dnyatakan sebaga resonans solton. Akan dperkenalkan notas varabel fase yang dtuls sebaga : φ µ ν y ω t + δ ;,.....(3.) Dasumskan bahwa ν ν. Selanjutnya akan duj perlaku persamaan (.) untuk harga-harga A tertentu. Ada tga kasus yang berbeda, 0 < A <<, A >> dan A Dalam kasus 0 < A <<, ep( φ ) dan ep( φ ) adalah sangat besar darpada Aep( φ + φ ) dan karenanya tu ( ) U U.5 ) sec h ( φ φ )...(3.3) 0 Karena untuk A 0 berkenaan dengan D µ, ν ν, ω ω ) 0 ( ( ) U pada persamaan (3.6) memenuh relas dspers untuk solton KP. maka Secara sama bla A>>, Aep( φ + φ ) dan sangat lebh besar dar pada ep( φ ) dan ep(φ ) Oleh karena telah dketahu : U U (+ ) Karena untuk.5 + µ ) sec h ( φ + φ ).(3.4) 0 A berkenaan dengan D µ + µ, ν + ν, ω + ω ) 0 maka ( ( + ) U pada persamaan (3.4) adalah relas dspers untuk solton KP. Solus Solton pada persamaan (3.3) dan (3.4) serng dkatakan solton vrtual, dan resonans solton dengan persamaan (3.3) dan (3.) dkatakan resonans mnus dan resonans plus. Untuk menyeldk dan manganalss secara detal kasus n akan dtuls dalam paper berkutnya. 38

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No., 33-40, Aprl 00, ISSN : 40-858 Gambar a Gambar b Gambar c Keterangan : Gambar a adalah kasus A 0 Gambar b adalah kasus untuk A >> Gambar c adalah kasus untuk 0 < A << 5. KESIMPULAN Dalam menganalss secara teorts, masalah nteraks dua solton mash bersfat open problem. Berdasarkan hasl analss sementara karaktersas nteraks dua solton n dtunjukkan oleh parameter koefsen nteraks A, dmana parameter n adalah parameter perubahan fase dar masng-masng solton. 39

Klasfkas Interaks Gelombang (Sutmn dan Agus Rusgyono) Interaks dua solton n akan dkatakan solton yang nyata jka memenuh syarat relas dspers. Penuls akan mengembangkan analss nteraks dua solton n pada paper berkutnya. Juga akan dseldk perlaku nteraks tga solton DAFTAR PUSTAKA. A. Jamaluddn, I.Yuwono, Jafar and Ong Chee Tong, Kadomtsev- Petvashvl (KP) Wave Identfcaton From Laboratory Observatons, RWS Report, P4M-ITB, August 997.. E. Cahyono, E. Van Groesen, E. Soewono & S. Subarnah, Genus Two Solton to Kadomtsev-Petvashvl Equaton, Dfferental Equaton Theory, Numercs and Apllcatons, Kluwer Academcs Publsher, 996, 33-43. 3. E. Soewono, Two Solton Interactons of the Kadomtsev-Petvashvl (KP I, II), 995 (Unpublshed). 4. M. J. Ablowtz & H. Segur, Solton and Iverse Scatterng Transform, SIAM, Phladelpha, 98. 5. P. Peterson and E. Van Groesen, A Drect and Invers Problem for wave crests modeled by Interacton of two soluton, Physca D, July, 000, 4 (3-4) : 36-3. 40