BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

KRIPTOGRAFI KURVA ELIPTIK ELGAMAL UNTUK PROSES ENKRIPSI- DEKRIPSI CITRA DIGITAL BERWARNA

OSN 2014 Matematika SMA/MA

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik

Elliptic Curve Cryptography (Ecc) Pada Proses Pertukaran Kunci Publik Diffie-Hellman. Metrilitna Br Sembiring 1

KRIPTOGRAFI KURVA ELIPTIK ELGAMAL UNTUK PROSES ENKRIPSI-DEKRIPSI CITRA DIGITAL BERWARNA

KRIPTOSISTEM KURVA ELIPS (ELLIPTIC CURVE CRYPTOSYSTEM) Disarikan oleh: Dinisfu Sya ban ( )

BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR 1

MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

IMPLEMENTASI ALGORITMA HILL CIPHER SEBAGAI MEDIA STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE LSB

ELLIPTIC CURVE CRYPTOGRAPHY. Disarikan oleh: Dinisfu Sya ban ( )

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

KRIPTOGRAFI KURVA ELIPTIK ELGAMAL UNTUK PROSES ENKRIPSI- DEKRIPSI CITRA DIGITAL BERWARNA

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL

3.1 TEOREMA DASAR ARITMATIKA

KARAKTERISTIK POHON FUZZY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Kriptografi Kunci Publik Berdasarkan Kurva Eliptis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VIGOTIP SUBSTITUTION CIPHER

SOLUSI BAGIAN PERTAMA

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA ElGamal ECC ( ElGamal ELLIPTIC CURVE CRYPTOGRAPHY ) oleh WAN KHUDRI M

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SOAL DAN PENYELESAIAN RING

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

BAB IV Solusi Numerik

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami konsep dari Semigrup dan Monoid

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI Interaksi Manusia dan Komputer. interaktif untuk digunakan oleh manusia. Golden Rules of Interaction Design, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Y = + x + x x + e, e N(0, ), Residual e=y -Yˆ

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM BILANGAN BULAT

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK (STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS)

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Vektor-vektor Yang Tegak Lurus dan Vektor-vektor Yang Paralel

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

PELABELAN SUPER SISI AJAIB PADA GRAF MULTI STAR

Penerapan Algoritma Elliptic Curve Cryptography Untuk Enkripsi dan Penandatanganan Data Pada Sistem Informasi Geografis (SIG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Metode Bagi Dua Terboboti untuk Mencari Akar-akar Suatu Persamaan

MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT

BAB III METODE SCHNABEL

Materi. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 16 April Pekan Ke-4, 2005 Nomor Soal:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

Agar Xn berperilaku acak yang dapat dipertanggungjawabkan :

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

MEKANIKA TANAH REMBESAN DAN TEORI JARINGAN MODUL 4. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

BAB VII ARITMATIKA : BARISAN DAN DERET

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

IDEAL FUZZY NEAR-RING. Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

BAB II KONSEP DAN DEFINISI

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b =

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaa Untu menacapai tujuan penulisan sripsi, diperluan beberapa pengertian dan teori yang relevan dengan pembahasan. Karena itu, dalam subbab ini aan diberian beberapa teori yang berupa definisi maupun teorema yang relevan dengan pembahasan. 2.1.1. Grup Silis Sebelum diberian definisi tentang grup silis, terlebih dahulu diemuaan mengenai pengertian grup, grup omutatif dan order dari grup. Definisi 2.1 [Stallings, 2003:105] Grup ( G ) adalah sebuah sistem aljabar yang terdiri dari suatu himpunan ta osong G dan suatu operasi biner (*) yang didefinisian dalam G serta memenuhi asioma-asioma beriut (A1) Tertutup, yaitu jia a,b G maa a * b G. (A2) Assosiatif, yaitu a*(b*c) = (a*b)*c, untu setiap a,b,c G. (A3) Elemen identitas, yaitu terdapat elemen identitas 0 dalam G sedemiian sehingga a * 0 = 0 * a = a, untu setiap a G. (A4) Elemen invers. Untu setiap a dalam G, terdapat a elemen G sedemiian sehingga a * a = a * a = 0. Definisi 2.2 [Stallings, 2003:105] Sebuah Grup G disebut sebagai grup omutatif jia memenuhi asioma beriut (A5) Komutatif, yaitu a * b = b * a, untu setiap a,b dalam G. Definisi 2.3 [Stallings,2003:105] Jia sebuah grup G memilii jumlah elemen yang berhingga maa disebut grup berhingga (finite group) dan jia jumlah elemen dari suatu grup G ta berhingga maa disebut grup ta berhingga (infinite group). Order dari sebuah grup G sama dengan banyanya elemen dalam grup G. ElGamal ECC beerja dalam operasi aritmetia yang didefinisian dalam suatu grup tertentu. Grup yang digunaan merupaan grup omutatif dan 5

6 berhingga. Sifat omutatif harus dipenuhi untu menjamin bahwa plaintext yang dienripsi dapat diembalian lagi atau dapat dideripsi. Selain itu juga perlu dietahui definisi dari grup silis dan elemen pembangunnya, yaitu Definisi 2.4 [Stallings,2003:106] Sebuah grup G dan sebuah unsur g G, jia G={ g n / n Z } maa G disebut sebagai grup silis (cyclic group). Elemen g disebut elemen pembangun dari grup G. Algortima ElGamal ECC memerluan beberapa parameter domain yang aan digunaan dalam proses enripsi dan deripsi. Salah satu parameter tersebut adalah elemen pembangun dari grup silis yang digunaan dalam ElGamal ECC. Karena itu Definisi 2.4 diperluan sebagai dasar teori dalam penulisan sripsi ini. 2.1.2. Lapangan Berhingga Sebelum diberian definisi tentang lapangan berhingga, terlebih dahulu diberian definisi tentang gelanggang, gelanggang omutatif, daerah integral dan lapangan. Definisi 2.5 [Stallings, 2003: 106] Gelanggang (R ) adalah sebuah sistem aljabar yang dibentu oleh suatu himpunan ta osong R, dua operasi biner yaitu penjumlahan (+) dan peralian (.) yang didefinisian dalam R, dan memenuhi asioma-asioma beriut (A1 A5) R adalah grup omutatif terhadap operasi penjumlahan. (M1) Tertutup terhadap peralian, yaitu jia a,b R maa a.b dalam R. (M2) Assosiatif terhadap peralian, yaitu a.( b.c ) = ( a.b ).c, untu setiap a,b,c dalam R. (M3) Distributif, yaitu a.(b+c) = a.b + a.c, untu setiap a,b,c dalam R, (a+b).c = a.c + b.c, untu setiap a,b,c dalam R. Definisi 2.6 [Stallings, 2003: 106] Sebuah gelanggang R disebut sebagai gelanggang omutatif jia memenuhi asioma beriut (M4) Komutatif terhadap peralian, yaitu a.b = b.a, untu setiap a,b dalam R. Definisi 2.7 [Stallings, 2003: 107] Daerah integral merupaan suatu gelanggang omutatif R yang memenuhi asioma-asioma beriut (M5) Identitas peralian, yaitu terdapat 1 R sedemiian sehingga untu setiap a

7 anggota berlau 1.a = a.1 = a. (M6) Tida memuat pembagi nol, yaitu jia a, b dalam R dan a.b = 0 maa a=0 atau b=0, dimana 0 merupaan identitas penjumlahan. Berdasaran Definisi 2.7, dapat dibentu suatu lapangan dengan menambahan satu asioma, yaitu invers peralian. Beriut ini, definisi dari lapangan dan lapangan berhingga. Definisi 2.8 [Stallings, 2003: 107] Lapangan ( F ) adalah sebuah sistem aljabar yang dibentu oleh suatu himpunan ta osong F dan dua operasi biner yaitu penjumlahan (+) dan peralian (.) yang didefinisian dalam F serta memenuhi asioma-asioma beriut (A1 M6) F merupaan daerah integral. (M7) Invers peralian, yaitu untu setiap a dalam F dan a 0, terdapat a -1 F sedemiian sehingga a. a -1 = a -1.a = 1, dengan 0 merupaan identitas dari penjumlahan dan 1 merupaan identitas peralian. Definisi 2.9 [Certicom, 2000, SEC2: 3] Jia sebuah lapangan F memilii jumlah elemen yang berhingga maa F disebut lapangan berhingga (finite field) dan jia banyanya elemen dalam lapangan F ta berhingga maa F disebut lapangan ta berhingga (infinite field). Proses perhitungan dalam ElGamal ECC menggunaan operasi aritmetia yang berlau dalam suatu lapangan berhingga. Berdasaran batasan masalah, lapangan yang digunaan dalam penulisan sripsi ini adalah lapangan berhiingga prima (F p ). Karena itu perlu dietahui pengertian dari lapangan F p. 2.1.3. Lapangan Berhingga Prima (F p ) Operasi aritmetia dalam F p merupaan operasi modulo p. Sehingga perlu dietahui definisi dari modulo p. Definisi 2.10 [Stinson, 1995: 3] Misalan s dan t bilangan bulat, dan p bilangan bulat positif. Maa dapat ditulisan s t (mod p) jia p membagi t s. s t (mod p) dibaca s ongruen t modulo p. Bilangan bulat positif p disebut modulus.

8 Setelah dietahui berbagai definisi yang diperluan, termasu definisi modulo p, berarti telah dimilii dasar yang cuup untu mendefinisian lapangan berhingga prima (F p ). Definisi 2.11 [Certicom, 2000, SEC1: 3] Lapangan berhingga prima F p adalah suatu lapangan berhingga yang berisi p elemen. Anggota-anggota dari F p direpresentasian sebagai himpunan bilangan bulat dari 0 sampai p-1 atau ditulis {0,1,2, p-1} dengan operasi penjumlahan dan peralian yang didefinisian sebagai beriut a. Operasi penjumlahan, yaitu jia a,b F p, maa a + b = r dalam F p, dengan r [0,p-1] adalah sisa pembagian dari bilangan bulat a+b dibagi dengan p. Operasi tersebut dinamaan operasi penjumlahan modulo p dan ditulis: a + b = r (mod p). b. Operasi peralian, yaitu jia a,b F p, maa a.b = s dalam F p, dengan s [0,p-1] adalah sisa pembagian dari bilangan bulat a.b dibagi dengan p. Operasi ini disebut sebagai operasi peralian modulo p dan ditulis: a.b = s (mod p). c. Invers penjumlahan, yaitu jia a F p, maa b invers dari a dalam F p adalah solusi uni untu persamaan a + b = 0 (mod p). d. Operasi peralian, yaitu jia a F p, maa b invers dari a dalam F p adalah solusi uni untu persamaan a.b = 1 (mod p). Dalam representasi dari F p ini, elemen identitas penjumlahan adalah 0 dan elemen identitas peralian adalah 1. 2.1.4. Grup Elliptic atas F p ElGamal ECC merupaan algoritma riptografi yang menggunaan permasalahan matematis ECDLP. Kurva elliptic dapat dipandang sebagai suatu himpunan yang terdiri dari titi-titi urva elliptic atas F p. Beriut ini, definisi tentang urva elliptic atas F p. Definisi 2.12 [Certicom, 2000, SEC1: 6] Misalan F p adalah sebuah lapangan berhingga prima sedemiian sehingga p adalah bilangan prima ganjil, dan A,B F p yang memenuhi 4A 3 +27B 2 0 ( mod p ). Kurva elliptic E(A,B) atas

9 F p didefinisian dengan parameter-parameter A,B F p yang berisi himpunan titi-titi (x,y) dengan x,y F p dan merupaan himpunan penyelesaian dari persamaan y 2 x 3 +Ax+B ( mod p ), termasu titi O (point at infinity). Persamaan y 2 x 3 +Ax+B ( mod p ) disebut sebagai definisi persamaan dari Kurva Elliptic E(F p ) atau sering ditulis E(A,B). Definisi 2.13 [Stinson, 1995: 184] Misalan p > 3 adalah prima. Kurva elliptic y 2 =x 3 +Ax+B atas F p adalah himpunan penyelesaian (x,y) F p x F p dari y 2 x 3 +Ax+B ( mod p ) dengan A,B F p adalah onstan, sedemiian sehingga 4A 3 +27B 2 0 ( mod p ), termasu titi husus O yang disebut sebagai point at infinity. Berdasaran Definisi 2.12 dan 2.13, dapat dibentu suatu grup elliptic atas F p. Sebagai dasar teori dalam grup elliptic, terlebih dahulu diberian definisi tentang quadratic residue modulo p. Definisi 2.14 [Stinson, 1995: 313] Misalan p adalah bilangan prima ganjil dan x bilangan bulat, 0 x p-1. Bilangan x didefinisian sebagai suatu quadratic residue modulo p (QR p ), jia ongruensi y 2 x ( mod p ) mempunyai suatu penyelesaian y F p. Jia x 0 (mod p) dan x buan quadratic residue modulo p maa x didefinisian sebagai quadratic non-residue modulo p. Sehingga dapat didefinisian grup elliptic atas F p sebagai beriut Definisi 2.15 [Chouinard, 2002: 1] Sebuah grup elliptic E p (A,B) atas F p diperoleh dengan menghitung penyelesaian persamaan y 2 x 3 +Ax+B ( mod p ) untu 0 x p-1, A dan B F p, p bilangan prima, sehingga memenuhi syarat : 4A 3 + 27B 2 0 (mod p) dan y 2 merupaan anggota himpunan quadratic residue modulo p ( QR p ) termasu didalamnya titi O (point at infinity). Sebagaimana dijelasan sebelumnya bahwa ElGamal ECC beerja dalam suatu grup tertentu. Grup yang dimasud adalah grup elliptic E p (A,B) atas F p dan operasi aritmetia yang berlau didalamnya. 2.1.5. Public Key Cryptosystem ElGamal ECC merupaan salah satu jenis public ey cryptosystem. Karena itu, perlu dietahui terlebih dahulu tentang pengertian cryptosystem dan public ey

10 cryptosystem. Definisi 2.16 [Stinson, 1995: 1] Cryptosystem terdiri atas 5-tuple, yaitu (M, C, K, E, D ) yang memenuhi pengertian sebagai beriut a. M adalah himpunan berhingga dari plaintext. b. C adalah himpunan berhingga dari chipertext. c. K adalah himpunan berhingga dari unci. d. Untu setiap K terdapat aturan unci enripsi e E dan berorespondensi dengan aturan unci deripsi d D. Untu setiap e : M C dan d : C M adalah suatu fungsi sedemiian sehingga d (e (x)) = x, untu setiap x dalam M. Definisi 2.17 [Stallings, 2003: 260] Sema enripsi pada public ey cryptosystem mempunyai 6 unsur, yaitu: a. Plaintext adalah data atau pesan yang dapat dibaca. b. Algoritma enripsi adalah algoritma untu membuat plaintext menjadi odeode tertentu (chipertext). c. Public ey adalah unci yang digunaan untu enripsi. d. Private ey adalah unci yang digunaan untu deripsi. e. Chipertext adalah data atau pesan hasil enripsi dari plaintext. f. Algoritma deripsi adalah algoritma untu membuat chipertext menjadi plaintext. 2.2. Keranga Pemiiran Berdasaran latar belaang masalah dan landasan teori yang telah diberian, dapat disusun suatu eranga pemiiran penulisan sripsi ini. Dengan alasan erahasiaan, sebuah informasi (plaintext) yang disampaian dari sumber berita perlu disandian agar tida dapat dietahui atau dibaca oleh orang-orang yang tida berha atau tida bertanggungjawab. Kriptografi dapat digunaan untu mengenripsi plaintext menjadi tes yang disandian (ciphertext). Langah pertama adalah menentuan private ey V< NG 1, dengan adalah order dari basic point G E (elemen pembangun dalam grup elliptic), N G

11 sehingga β = VG E N G.G E = O (point at infinity). Selanjutnya, menghitung public ey, dengan G E adalah basic point dan G E anggota grup elliptic E (, ) p A B atas F p. Sebelum melauan enripsi, plaintext direpresentasian terlebih dahulu menjadi titi urva elliptic (P M ) yang merupaan elemen dalam E p (A,B). Misalan Bob ingin mengirim epada Iwan sebuah plaintext yang telah direpresentasian sebagai titi urva elliptic P M. Bob memilih sebuah bilangan bulat secara random dan menghitung chipertext pair of points P C ( P 1,P 2 ) menggunaan public ey Iwan ( β ). P 1 =. G E dan P 2 = P M +. β. Setelah menerima chipertext tersebut, Iwan perlu menderipsi chipertext pair of points (P C ) untu mendapatan plaintext. Untu menderipsi chipertext, Iwan mengalian titi pertama pada chipertext pair of points (P 1 ) dengan private ey milinya (V). Kemudian mengurangi titi edua chipertext pair of points (P 2 ) dengan hasil peralian antara titi pertama dan private ey. Sehingga diperoleh pesan aslinya yang berupa titi P M seperti beriut ( P M + β ) [V ( G E )] = ( P M + V G E ) [V ( G E )] = P M Kemudian titi urva elliptic P M dionversi menjadi plaintext, sehingga Iwan dapat mengerti pesan yang diirim oleh Bob.