PENGARUH PENERAPAN MUATAN LOKAL ILMU GIZI BERBASIS MAKANAN KHAS DAERAH GORONTALO TERHADAP PERILAKU GIZI SISWA SMU DI KOTA GORONTALO

Transkripsi

1 JURNAL MKMI, Setember 2013, hal PENGARUH PENERAPAN MUATAN LOKAL ILMU GIZI BERBASIS MAKANAN KHAS DAERAH GORONTALO TERHADAP PERILAKU GIZI SISWA SMU DI KOTA GORONTALO The Influence of Nutritional Science Local Content Gorontalo Traditional Food Based Imlementation ongorontalo High School Students Nutritional Behavior Nurdin A. Dali Dinas Kesehatan Kabuaten Bonebolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK Pendidikan muatan lokal ilmu gizi berbasis makanan khas daerah Gorontalo ditujukan untuk meningkatkan engetahuan dan emahaman siswa tentang gizi dan kesehatan. Tujuan enelitian adalah mengetahui erilaku siswa, engaruh materi dan metode ada erilaku siswa, erbedaan erilaku siswa yang menerakan mulok dan tidak menerakan. Jenis enelitian adalah survei analitik dengan desain cross sectional study. Samel adalah seluruh siswa kelas sebelas, yaitu 34 dan 39 siswa. Hasil enelitian menunjukan terdaat hubungan antara materi dengan engetahuan dan sika, =0,000 dan =0,031<0,05. Materi dengan tindakan tidak menunjukkan hubungan, =0,790. Tidak terdaat hubungan antara metode mengajar dengan engetahuan dan tindakan, =0,183 dan =0,217. Metode dengan sika menunjukan hubungan, =0,037. Tidak terdaat erbedaan antara engetahuan dan sika, =0,817 dan =0,733. Untuk tindakan menunjukan erbedaan yang bermakna, =0,044. Kesimulannya adalah tidak terdaat erbedaan yang bermakna antara engetahuan dan sika siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi berbasis makanan khas daerah Gorontalo dan yang tidak menerakan sedangkan untuk raktik/ tindakan menunjukan erbedaan yang bermakna. Kata kunci : Peneraan ilmu gizi, erilaku gizi ABSTRACT The urose of nutritional science local content based on Gorontalo traditional food is to increase students knowledge and understanding of nutrition and health. This study aims to understand students behavior, the effects of the material and methods on students behavior, and the behavioral differences in students that imlement local content and those who do not. This study imlemented an analytical survey with a cross sectional aroach. The samles in this study were all students in second grade namely 34 and 39 students. Results of this study show a correlation between material and knowledge as well as attitudes, with the -value of 0,000 and 0,031 <0,05 resectively. This study also found no correlation between material and action, with the -value of 0,790. There was also no correlation between teaching method and knowledge as well as action, with the -value of 0,183 and 0,217 resectively. Meanwhile, method and behavior showed a correlation with the -value of 0,037. There were no differences between knowledge and attitude with the -value of 0,044. In conclusion, there is no significant difference between the knowledge and attitudes of high school students who imlement the nutritional science local content based on gorontalo traditional food and those high school students who do not. Keywords : Nutrition imlementation, nutritional behavior 139

2 Nurdin A. Dali : Pengaruh Peneraan Muatan Lokal Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo PENDAHULUAN Pelaksanaan muatan lokal (mulok) berfungsi memberikan eluang untuk mengembangkan kemamuan siswa yang diangga erlu oleh suatu daerah tertentu untuk lebih mengenal budaya yang ada dilingkungannya. 1 Pelestarian dan engembangan budaya makanan khas daerah khususnya di Gorontalo membutuhkan adanya eraduan engetahuan yang berhubungan dengan analisis, emanfaatanya dan roses-roses lainya sehingga daat memberikan damak yang baik terhada kesehatan. Peraduan tersebut sangatlah kontras dengan engetahuan ilmu gizi dan ilmu kesehatan secara umum yang dituangkan dalam endidikan muatan lokal. 2 Menurut Suhardjo, dkk endidikan gizi harus menjadi bagian integral dari endidikan formal ada sekolah dasar, sekolah menengah, serta ditingkat akademi dan universitas. 3 Latifah menyatakan tujuan endidikan angan dan gizi diarahkan agar setia eserta didik memiliki wawasan yang cuku dalam hal kebutuhan gizi serta memiliki engetahuan dan keteramilan teknis dalam memilih, mengolah dan menyajikan makanan. 4 Hal tersebut tergambar ada embelajaran gizi di Jeang dengan nama Shokuiku (food and nutrition education) memiliki engaruh yang besar terhada ertumbuhan mental dan fisik serta embentukan erilaku dan karakter anak didiknya. 5 Yeung menyatakan bahwa endidikan gizi di sekolah Hongkong dirancang menarik untuk laki-laki mauun eremuan dan elaksanaan endidikan gizi yang efektif harus menanamkan kebiasaan makanan yang sehat dan keteramilan memasak yang sehat dan memenuhi kebutuhan siswa. 6 Menurut Melby, et al bahwa eran gizi saat ini tidak hanya berhubungan dengan enanggulangan enyakit dan defesiensi karena makanan itu sendiri, tetai juga ada encegahan melalui edukasi dan romosi utamanya bagi ara remaja. 7 Hasil enelitian Ritchie, et al tentang damak endidikan gizi di California menyatakan bahwa endidikan gizi yang terkoordinasi secara signifikan daat memengaruhi konsumsi makanan ke arah yang lebih baik ada ilihan makanan sehat. 8 Menurut Rovner, et al menemukan bahwa sekolah berada ada osisi yang kuat untuk memengaruhi ola makan siswa sehingga erhatian ada makanan yang dijual di sekolah erlu untuk meningkatkan diet siswa. 9 Fredman and Connors menyatakan bahwa memberikan informasi gizi ada endidikan daat memromosikan ilihan makanan sehat. 10 Hasil enelitian Nikmawati, dkk menunjukkan bahwa tingkat enguasaan engetahuan angan dan gizi yang dimiliki oleh siswi SMU yang ada di Kabuaten Bandung menunjukkan lebih dari setengahnya (70,29%) berada ada kriteria rendah, sebagian kecil masing-masing (16,67%) tingkat enguasaan angan dan gizi rendah dan (13.04%) berada ada kriteria cuku. 11 Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat enguasaan engetahuan angan dan gizi masih kurang baik. Salah satu tujuan enting eneraan muatan lokal ilmu gizi adalah untuk meningkatkan engetahuan dan emahaman tentang gizi dan kesehatan ada eserta didik di sekolah dasar dan menengah. Berdasarkan uraian tersebut eneliti ingin mengetahui Pengaruh Peneraan Muatan Lokal Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo Terhada Perilaku Gizi Siswa SMA di kota Gorontalo. BAHAN DAN METODE Penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Poulasi dalam enelitian ini adalah seluruh siswa SMA Tridharma Kota Gorontalo (menerakan mulok) dan Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo (belum menerakan mulok). Jumlah samel yang diambil adalah keseluruhan dari jumlah oulasi (total samling), yaitu masing-msing sebesar adalah 34 dan 39 siswa. Data rimer yang mencaku identitas siswa, materi ilmu gizi, metode mengajar guru, engetahun gizi dan makanan tradisional, serta ernyataan sika, raktik/tindakan dikumulkan menggunakan kuesioner. Sementara data sekunder yang mencaku gambaran umum sekolah, jumlah tenaga, dan jumlah siswa dieroleh dari ihak sekolah. Analisis data univariat adalah untuk mendeskrisikan tia-tia variabel yang digunakan dalam enelitian baik dalam bentuk tabel dan narasi. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat engaruh antar variabel bebas (materi/ 140

3 JURNAL MKMI, Setember 2013, hal metode) dan variabel terikat (erilaku). Selain itu, untuk melihat erbedaan erilaku siswa SMA yang menerakan mulok dan tidak menerakan. Penelitian ini menggunakan uji chi square (melihat hubungan) dan uji indeendent samle t test (melihat erbedaan). Penyajian data berua tabel dan narasi. HASIL Siswa yang memiliki engetahuan tinggi ada SMA yang menerakan mulok ilmu gizi lebih besar, yaitu 52,9% dibandingkan dengan yang belum menerakan mulok ilmu gizi, yaitu 23,1%. Skala sika menunjukkan bahwa resonden yang memiliki sika ositif ada SMA yang menerakan mulok ilmu gizi lebih besar, yaitu 85,3% dibandingkan dengan yang belum menerakan mulok ilmu gizi, yaitu 74,4%. Untuk skala raktik/tindakan menunjukkan bahwa resonden yang memiliki raktik/tindakan baik ada SMA yang menerakan mulok ilmu gizi lebih besar, yaitu 44,1% dibandingkan dengan yang belum menrakan mulok ilmu gizi, yaitu 30,8% (Tabel 1). Analisis hubungan antara materi dengan engetahuan menunjukkan =0,000, karena <0,05 dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdaat hubungan yang bermakna antara materi ilmu gizi dengan Tabel 1. Distribusi Resonden Menurut Pengetahuan, Sika, Praktik/Tindakan Siswa SMA di Kota Gorontalo Menerakan Muatan Lokal Ilmu Gizi Variabel Ya Tidak n % n % Pengetahuan Tinggi Rendah Sika Positif Negatif Praktik/Tindakan Buruk ,9 47,1 85,3 14,7 44,1 55, ,1 76,9 74,4 25,6 30,8 69,2 Total engetahuan siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi (Tabel 2). Selanjutnya analisis materi dengan sika menunjukkan <0,05 dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdaat hubungan yang bermakna antara materi ilmu gizi dengan sika siswa SMA yang mene-rakan mulok ilmu gizi (Tabel 3). Untuk analisis materi dengan raktik/tindakan menunjukkan =0,790, karena >0,05 dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak terdaat hubungan yang bermakna antara materi ilmu gizi dengan raktik/tindakan siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi (Tabel 4). Analisis hubungan antara metode mengajar dengan engetahuan menunjukkan =0,183, karena >0,05 dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak terdaat hubungan yang bermakna antara metode mengajar dengan engetahuan siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi (Tabel 2). Metode mengajar dengan sika menunjukkan =0,37, karena <0,05 dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdaat hubungan yang bermakna antara metode mengajar dengan sika siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi (Tabel 3). Untuk analisis metode mengajar dengan raktik/tindakan menunjukkan =0,217, karena >0,05 dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka Ho diterima. Secara statistik daat diinterretasikan bahwa tidak terdaat hubungan yang bermakna antara metode mengajar dengan raktik/tindakan siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi (Tabel 4). Analisis erbedaan engetahuan siswa yang menerakan mulok dan tidak menerakan menunjukan =0,817 karena >0,05 dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak terdaat erbedaan yang bermakna antara engetahuan siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi dengan yang tidak menerakan. Analisis erbedaan sika siswa yang menerakan mulok dan tidak menerakan menunjukkan =0,733 karena >0,05 dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak terdaat erbedaan yang bermakna antara sika siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi dengan yang tidak menerakan 141

4 Nurdin A. Dali : Pengaruh Peneraan Muatan Lokal Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo Tabel 2. Hubungan Materi Ilmu Gizi dan Metode Mengajar dengan Pengetahuan ada Siswa SMA yang Menerakan Mulok Ilmu Gizi di Kota Gorontalo Pengetahuan Jumlah Variabel Tinggi Rendah n % n % n % Materi Ilmu Gizi , , ,2 19 Metode Mengajar 13 61,9 8 38,1 21 0, ,1 8 61,6 13 Tabel 3. Hubungan Materi Ilmu Gizi dan Metode Mengajar dengan Sika ada Siswa SMA yang Menerakan Mulok Ilmu Gizi di Kota Gorontalo Variabel Materi Ilmu Gizi Metode Mengajar Tinggi Sika Rendah Jumlah n % n % n % ,7 95,2 69, ,3 4,8 30, ,031 0,037 mulok. Selanjutnya analisis erbedaan raktik/ tindakan siswa yang menerakan mulok dan tidak menerakan menunjukkan =0,044 karena <0,05 dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdaat erbedaan yang bermakna antara sika siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi dengan yang tidak menerakan mulok (Tabel 5). PEMBAHASAN Siswa SMA yang menerakan mulok ilmu yang memiliki engetahuan tinggi lebih banyak jika dibandingkan dengan yang berengetahuan rendah. Hasil enelitian lain yang dilakukan Miftahudin tentang eneraan mulok HIV/AIDS ada siswa SMP Negeri 5 di Kota Sorong, dari 90 siswa SMP sebagian besar, yaitu 53,3% memiliki engetahuan kurang jika dibandingkan dengan yang memiliki engetahuan tinggi. Dimana hal tersebut sangat berbeda dengan hasil enelitian yang dilakukan oleh eneliti. 12 Menurut Escamilla, et al bahwa endidikan gizi memiliki engaruh ositif ada engetahuan gizi umum dan erilaku asuan makanan. 13 Menurut Notoatmodjo terbentuknya engetahuan yang baik dimulai dari stimulus berua materi atau objek embelajaran, sehingga menimbulkan engetahuan yang baik ada anak didik. Ilmu gizi yang dituangkan dalam materi mulok meruakan sesuatu yang baru. 14 Menurut Azwar jika esan-esan sugestif yang dibawa oleh informasi baru tersebut aabila cuku kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal. 15 Menurut Latifah endidikan angan dan gizi diarahkan agar setia eserta didik memiliki wawasan dan emahaman yang cuku tentang makanan yang bergizi. 4 Selanjutnya Suci mengatakan bahwa siswa dengan tingkat engetahuan gizi dan angan yang baik diharakan mamu menerakan engetahuan gizinya dalam memilih angan yang 142

5 JURNAL MKMI, Setember 2013, hal Tabel 4. Hubungan Materi Ilmu Gizi dan Metode Mengajar dengan Praktik/Tindakan ada Siswa SMA yang Menerakan Mulok Ilmu Gizi di Kota Gorontalo Praktik/Tindakan Jumlah Variabel Tinggi Rendah n % n % n % Materi Ilmu Gizi 7 46,7 8 53,3 15 0, , ,9 19 Metode Mengajar 11 52, ,6 21 0, ,8 9 69,2 13 aman dan bergizi. 16 Siswa SMA yang menerakan mulok memiliki sika ositif lebih banyak jika dibandingkan dengan yang memiliki sika negatif. Hasil enelitian lain yang dilakukan oleh Miftahudin tentang eneraan mulok HIV dan AIDS ada siswa SMP Negeri di Kota Sorong menunjukkan hasil yang sama dimana sebagian besar siswa, yaitu 55,6% memiliki sika ositif jika dibandingkan dengan yang memiliki sika negatif. 12 Pembentukan sika diengaruhi oleh roses belajar. Belajar berarti berubah. Menurut Maramis tujuan belajar adalah menimbulkan erubahan disalah satu atau lebih ranah (bidang, domain) yaitu ranah kognitif, afektif, sikomotor dan interaktif sesuai dengan tujuan belajar. 17 Perubahan itu daat ula dieroleh seseorang melalui lembaga endidikan. Selanjutnya Lukaningsih menjelaskan bahwa lembaga endidikan sebagai suatu sistim memunyai engaruh dalam embentukan sika siswa. 18 Siswa SMA yang menerakan mulok memiliki raktik/tindakan buruk lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki raktik/tindakan baik. Hasil enelitian lain yang dilakukan Miftahudin tentang eneraan mulok HIV dan AIDS ada siswa SMP Negeri 5 di Kota Sorong menunjukkan dari 90 siswa SMP, sebagian besar, yaitu 55,6% memiliki raktik/tindakan baik jika dibandingkan dengan yang memiliki raktik/ tindakan buruk. 12 Hal tersebut sangat berbeda dengan hasil enelelitian yang dilakukan oleh eneliti. Sika dan tindakan meruakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terisah dan berbeda. Mengetahui sika individu tidak berarti memrediksi tindakan karena sika belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan erlu adanya fasilitas atau sarana dan rasarana. Menurut Notoatmodjo suatu sika belum tentu terwujud dalam tindakan. Tindakan akan daat terwujud aabila terdaat faktor endukung, seerti fasilitas dan dukungan dari ihak lain. 19 Materi ilmu gizi dengan engetahuan siswa menunjukan terdaat hubungan yang bermakna. Jumlah siswa yang mengatakan materi ilmu gizi baik yaitu % dan yang berengetahuan ren- Tabel 5. Perbedaan Pengetahuan, Sika, Praktik/Tindakan ada Siswa SMA yang Menerakan Mulok Ilmu Gizi dan yang Tidak Menerakan di Kota Gorontalo Menerakan Mulok Ilmu Gizi Nilai Nilai Nilai Sika Pengetahuan Praktik/Tindakan Mean SD Mean SD Mean SD Ya 66,078 Tidak 65,470 11,762 10,762 0,817 71,274 70,555 9,579 8,379 0,733 69,019 60,170 18,919 17,998 0,

6 Nurdin A. Dali : Pengaruh Peneraan Muatan Lokal Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo dah tidak terdaat. Hasil enelitian lain yang dilakukan oleh Miftahudin, tentang eneraan mulok HIV dan AIDS ada siswa SMP Negeri 5 di Kota Sorong menunjukkan tidak ada engaruh antara materi HIV dan AIDS dengan engetahuan siswa SMP. Hal tersebut sangat berbeda dengan hasil enelitian yang dilakukan oleh eneliti. 12 Surijanto menegaskan bahwa ciri khusus dari endidikan salah satunya adalah harus daat menunjukan erubahan erilaku yang salah satunya adalah engetahuan eserta didik. 20 Materi ilmu gizi dengan sika siswa menunjukkan bahwa terdaat hubungan yang bermakna. Jumlah siswa yang mengatakan materi ilmu gizi baik dan memiliki sika ositif, yaitu % dan yang memiliki sika negatif tidak terdaat. Jika dilihat enelitian yang dilakukan oleh Miftahudin tentang eneraan mulok HIV dan AIDS ada siswa SMP Negeri 5 di Kota Sorong, menunjukkan tidak terdaat engaruh antara materi HIV dan AIDS terhada sika siswa SMP. 12 Hal tersebut tidak berbeda dengan hasil enelelitian yang dilakukan oleh eneliti. Dengan demikian, eneraan materi ilmu gizi berbasis makanan khas daerah Gorontalo teta memberikan engaruh baik terhada sika siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi. Materi ilmu gizi dengan raktik/tindakan menunjukkan tidak terdaat hubungan yang bermakna. Jumlah siswa yang mengatakan materi ilmu gizi baik dan memilikii raktik/tindakan buruk lebih besar yaitu 53,3% dibandingkan yang memiliki raktik/tindakan baik. Menurut Sadirman jika dilihat ada teori konsistensi dan erubahan sika, tia individu menyadari bahwa sering antara sika dan tindakan adalah berlainan. 21 Hal tersebut dijelaskan ula oleh Azwar bahwa sika dan erilaku meruakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terisah dan berbeda. 15 Metode mengajar dengan engetahuan siswa menunjukkan bahwa tidak terdaat hubungan yang bermakna antara metode mengajar dengan engetahuan gizi siswa. Hal yang sama terlihat ula ada enelitian yang dilakukan oleh Miftahudin tentang eneraan mulok HIV dan AIDS ada siswa SMP Negeri 5 di Kota Sorong, menunjukkan tidak terdaat engaruh antara metode mengajar HIV dan AIDS terhada engetahuan siswa SMP. 12 Metode mengajar meruakan cara endidik untuk memudahkan siswa lebih memahami materi yang diajarkan, sehingga bisa berdamak baik ada engetahuan siswa itu sendiri. Namun, engetahuan siswa daat dibentuk oleh faktor internal dan ekstrenal siswa itu sendiri terleas dari metode yang diberikan oleh tenaga endidik. ersoalan ergaulan, lingkungan, sosial ekonomi mauun keinginan dari siswa untuk konsen dalam menekuni elajaran yang diberikan oleh tenaga endidik. Metode mengajar dengan sika siswa menunjukkan bahwa terdaat hubungan yang bermakna antara metode mengajar dengan sika siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi. Hal yang sama terlihat ula ada enelitian yang dilakukan oleh Miftahudin tentang eneraan mulok HIV dan AIDS ada siswa SMP Negeri 5 di Kota Sorong, menunjukkan bahwa terdaat engaruh antara metode mengajar HIV dan AIDS terhada sika siswa SMP. 12 Hal tersebut menggambarkan bahwa metode mengajar memberikan engaruh baik terhada sika siswa. Hal tersebut senada diungkakan Azwar bahwa metode mengajar diharakan daat berdamak ada embentukan sika menjadi lebih baik atau ositif. 15 Metode mengajar dengan raktik/tindakan siswa menunjukkan tidak terdaat hubungan yang bermakna antara metode mengajar dengan raktik/tindakan siswa. Menurut Notoatmodjo sika belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan erlu adanya fasilitas atau sarana dan rasarana. 14 Pengetahuan siswa SMA yang menerakan mulok mauun tidak menerakan mulok menunjukkan bahwa tidak terdaat erbedaan yang bermakna antara engetahuan siswa yang menerakan mulok ilmu gizi dengan yang tidak menerakan mulok ilmu gizi. Faktor yang kemungkinan memengaruhi tidak terdaat erbedaan engetahuan antara siswa yang menerakan mulok dan tidak menerakan mulok disebabkan oleh siswa yang tidak menerima mulok cenderung memeroleh informasi ilmu gizi dan makanan tradisional melalui orang tua dan media cetak/elektronik. Sardiman mengatakan bahwa keluarga adalah endidik utama, karena orang tua 144

7 JURNAL MKMI, Setember 2013, hal dan anak memiliki keterikatan keturunan, sikologis, sosial, etnis dan hukum. 21 Keluarga memiliki kondisi dan fasilitas bagi anak untuk tumbuh dan berkembang untuk daat memengaruhi erilaku anak, yang salah satunya adalah unsur kognitif. Disisi lain media cetak/elektronik daat memberikan engaruh ula ada unsur kognitif. Azwar menjelaskan bahwa sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seerti televisi, radio, surat kabar, majalah, dll, memunyai engaruh besar dalam embentukan oini dan keercayaan orang. 15 Dalam enyamaian informasi sebagai tugas okoknya, media massa membawa ula esan-esan yang berisi sugesti yang daat mengarahkan oini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya engetahuan terhada hal tersebut. Hasil enelitian tersebut berbeda dengan enelitian yang dilakukan Nau, dkk tentang engetahuan jenis makanan tradisional Gorontalo ada siswa SMP, hasilnya menunjukkan terdaat erbedaan engetahuan siswa yang menerakan dan tidak menerakan mulok. 22 Sika siswa SMA yang menerakan mauun tidak menerakan menunjukkan bahwa tidak terdaat erbedaan yang bermakna antara sika siswa yang menerakan mulok ilmu gizi dengan yang tidak menerakan mulok ilmu gizi. Tidak adanya erbedaan antara sika siswa yang menerakan mulok dan tidak menerakan mulok cenderung ula diengaruhi oleh siswa yang tidak menerakan mulok memeroleh informasi ilmu gizi dan makanan tradisional melalui orang tua dan media cetak/elektronik. Kedua faktor tersebut memberikan kontribusi besar terhada embentukan sika siswa. Selain orang tua, faktor teman dan lingkungan juga daat memberikan engaruh. Hasil eneitian tersebut berbeda dengan enelitian yang ernah dilakukan Nau, dkk tentang sika siswa terhada enamilan, tekstur, makanan tradisional Gorontalo ada siswa SMP, hasilnya menunjukkan terdaat erbedaan engetahuan siswa yang menerakan dan tidak menerakan mulok. 22 Praktik/tindakan siswa SMA yang menerakan mulok mauun tidak menerakan mulok menunjukkan adanya erbedaan yang bermakna antara raktik/tindakan siswa yang menerakan mulok dengan yang tidak menerakan. Faktor yang memengaruhi adanya erbedaan raktik/tindakan antara siswa yang menerakan mulok dengan yang tidak menerakan sangat diengaruhi oleh eneraan mulok ilmu gizi sendiri. Menurut Machfoedz & Suryani bahwa roses belajar atau engalaman belajar daat menentukan sika dan erilaku seseorang. 23 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian menyimulkan bahwa terdaat hubungan yang bermakna antara materi ilmu gizi dengan engetahuan dan sika siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi (<0,05). Materi ilmu gizi dengan raktik/tindakan menunjukan hubungan yang bermakna (>0,05). Tidak terdaat hubungan yang bermakna antara metode mengajar dengan engetahuan dan raktik/tindakan siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi (>0,05). Metode mengajar dengan sika menunjukkan hubungan yang bermakna (<0,05). Tidak terdaat erbedaan yang bermakna antara engetahuan dan sika siswa SMA yang menerakan mulok ilmu gizi berbasis makanan khas daerah Gorontalo dan yang tidak menerakan (>0,05). Praktik/tindakan menunjukan erbedaan yang bermakna (<0,05). Pemberian motivasi belajar mulok ilmu gizi bagi eserta didik agar lebih ditingkatkan demi meningkatkan minat dan keinginan belajar eserta didik itu sendiri, sehingga bisa terwujud dalam sika dan tindakan yang ositif, baik dan terarah. Pengembangan materi ilmu gizi terus dilakukan melalui koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Keolahragaan (Dikora) dan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sekolah yang belum menerakan mulok ilmu gizi berbasis makanan khas daerah Gorontalo diharakan daat menerakannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-undang No 20 Tahun Sistim Pendidikan Nasional (SPN, (2003). Jakarta: Kementerian Kesehatan; Dinas Provinsi Gorontalo. Peneraan Muatan Lokal Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas 145

8 Nurdin A. Dali : Pengaruh Peneraan Muatan Lokal Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo Daerah Gorontalo di Provinsi Gorontalo. Gorontalo: Dinkes Provinsi Gorontalo, Suhardjo, Laura JH, Deaton, Driskel. Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press); Latifah Melly D. Studi Integrasi Muatan Pengetahuan Pangan dan Gizi dalam Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah. Jakarta: Kerjasama LP-IPB dengan Balitbang Dediknas, Watanabe S. Changes in Dietary Habits in Jaan-Background of Shokuiku. htt:/wwww8. cao.go.j/syokuiku/data/eng_amh/df/ amh3.df; Yeung WTL. Gender Persfectiveson Adolescent Eating Behavior: Study on the Eating Attitudes and Behaviors of Junior Secondary Students in Hongkong. Jurnal of Nutrition Education and Behavior. 2010;42: Melby MK, Utsugi M, Miyoshi M, S W. Overview of Nutrition and Dietery Recommendations in Jaan: Alication to Nutrition Policy in Asian Countries. Asia PacificJ Clin Nutr. 2008;17: Ritchie LD, Whaley SE, Sector P, Gomez J, PB C. Favorable Imact of Nutrition Education on California WIC Families Iriginal Research Article Journal of Nutrition Education and Behavior. Journal of Nutrition Education and Behavior. 2010; 42:S2-S Rovner AJ, Nansel TR, Wang J, RJ I. Sold in School Vending Machines is Associated with Overall Student Dietary Intake Original Research Article Journal of Adolescent Health. Journal of Adolescent Health. 2010;48: Fredman MR, R C. Point-of Purchase Nutrition Information Influences Food-Purchasing Behavior of College: A Pilot Study Original Resarch Article Journal of the American Dietetic Association:. Journal of the American Dietetic Association:. 2011;111:S42-S Nikmawati Ellis Endang dkk. Status Gizi dan Penguasaan Pengetahuan Pangan Dan Gizi Siswi SMU di Kabuaten Bandung. Pusat studi Peranan wanita, Lembaga Penelitian UPI; Miftahudin. Pengaruh Pelaksanaan Muatan Lokal Materi HIV/AIDS Terhada Perilaku Seks Siswa SMP Negeri 5 Kota Sorong [Tesis]. Makassar: Universitas Hasanuddin; Escamilla-Perez R, Hromi-Fiedler A, Vega- Loez S, Bermudez-Millan A, S S-P. Imact of Perr Nutrition Education on Dietery behavior and Health Outcomes Among Latinos: A Systematic Literature Review Original Research Article Journal of Nutrition Education and behavior. Journal of Nutrition Education and behavior. 2008;40: Notoadmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cita; Azwar. Sika Manusia Teori dan Peneraannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; Suci, Tyas ES. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Jakarta: Psikobuana; Maramis. Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press; Lukaningsih. Pengembangan Keribadian untuk Mahasiswa Kesehatan dan Umum. Nuha Merdeka. Yogyakarta: Nuha Merdeka; Notoadmodjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cita; Surijanto. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; Nau, dkk. Perubahan Pengetahuan Makanan Tradisional dalam Tiga Generasi, Fakultas Ekologi Manusia. Bogor: Institu Pertanian Bogor; Macfoedz, Suryani. Pendidikan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya;