46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN
|
|
- Erlin Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PENCAPAIAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Zuraidah (Prodi Kebidanan Pematangsiantar, Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan) ABSTRACT Introduction: Some factors which can influence the acceleration or ostonement of marriage in young age, among others, are knowledge, attitude, socio-cultural condition and custom, education, and socio-economic environment. The objective of the research was to find out and to analyze the coverage of bringing to adulthood of marriageable age in Pancur Batu Subdistrict, Deli Serdang District, in Method: The research used mixed methods (quantitative and qualitative). The oulation was 15,481 roductive-aged women listed in Pancur Batu Subdistrict, in The samles were 120 roductiveaged women who had married and listed in Pancur Batu Subdistrict, in 2014, taken by using roortional random samling technique. The data were gathered by distributing questionnaires and analyzed by using multile logistic regression analysis at α = 5%. Result: 55.8% of the resondents got married before they were 20 years old in Pancur Batu Subdistrict. Statistically, the variable which had the most dominant influence was adolescent intercourse at the coefficient regression value of The result of the interviews showed that most of the informants stated that adolescence intercourse was the cause of getting marriage in young age. It is recommended that the related arty should increase counseling about marriage in young age, increase bringing to adulthood of marriageable age through Center of Reroductive Health Counseling and Information and Adolescent Family Develoment in the subdistrict, and establish teenager organization as the means of their activities so that they will not be fallen into romiscuity. Parents and teenagers should increase their knowledge of reroductive health in order to revent them from marriage in young age. Keywords: Marriage in young age, marriage age, adolescent intercourse PENDAHULUAN Latar Belakang Masa remaja adalah eriode erubahan fisik yang sangat monumental dimana terjadinya ubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mamu secara seksual menjadi orangtua dan memiliki anak. Periode masa remaja juga ditandai dengan ertumbuhan dan erubahan fisik yang begitu ceat dan mulai munculnya ketertarikan fisik dan seksual dengan orang lain, juga meruakan suatu eriode eralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Lahey, 2004). Remaja yang menikah akan memasuki masa dewasa yang disebut dengan masa remaja yang dierendek sehingga ciri dan tugas erkembangannya juga mengalami erubahan, sedangkan remaja yang tidak menikah akan melalui kehiduannya sesuai dengan ciri dan tugas erkembangannya (Monks, 2002). Pernikahan dini (early marriage) meruakan fenomena yang sering terjadi di Negara- negara berkembang seerti di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika dan Amerika Latin. Penelitian Choe, Thaa dan Achmad (Early Marriage and Childbearing in Indonesia and Neal, 1999) yang ditinjau dari segi demografis menunjukkan bahwa ernikahan sebelum usia 18 tahun ada umumnya terjadi ada wanita di Indonesia terutama dikawasan edesaan. Hal ini dikarenakan tingkat ekonomi serta endidikan yang rendah di daerah edesaan di Indonesia serta faktor akses informasi yang tidak memadai (BKKBN 2001). Menurut United Nations Develoment Economic and Social Affairs (UNDESA, 2010) Indonesia meruakan negara ke-37 dengan jumlah ernikahan dini terbanyak di dunia tahun Untuk level ASEAN, tingkat ernikahan dini di Indonesia berada di urutan kedua terbanyak setelah Kamboja. Data Sensus Penduduk 2010 memberikan gambaran secara umum bahwa 18% remaja kelomok umur tahun yang sudah kawin, 1% ernah melahirkan anak hidu,1% berstatus cerai hidu. Sementara kejadian kawin muda ada kelomok remaja umur tahun yang tinggal diedesaan 3,53% dibandingkan remaja erkotaan 2,81%. Berdasarkan Riskesdas (2013) wanita yang menikah ertama kali ada usia kurang dari 15 tahun sebesar 2,6% sedangkan yang menikah ada usia tahun sebesar 23,9%. Pernikahan yang terlalu dini meruakan awal ermasalahan kesehatan reroduksi karena semakin muda umur 46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
2 menikah maka semakin anjang masa reroduksi seorang wanita yang berdamak ada banyaknya anak yang dilahirkan. Penggunaan kontrasesi menjadi sangat enting untuk menjarangkan dan membatasi kehamilan (Kemenkes RI, 2014). Data Biro Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan bahwa ternyata raktek ernikahan dini masih umum terjadi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan melalui data statistik angka kelahiran menurut usia wanita berdasarkan eriode waktu, yaitu ada tahun 1997 dengan eriode menunjukkan untuk daerah erkotaan di Indonesia terdaat 29% wanita muda yang melahirkan di usia tahun, di daerah edesaan sendiri menunjukkan ersentase yang sangat tinggi yaitu 58% wanita melahirkan di usia tahun. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (Kemenkes, 2012) Age Sesific Fertility Rate (ASFR) untuk usia tahun adalah 48 er 1000 eremuan usia tahun sedangkan target yang diharakan ada tahun 2015 adalah 30 er 1000 eremuan usia tahun, sedangkan Age Sesific Fertility Rate (ASFR) untuk usia tahun diedesaan 69 er 1000 eremuan usia tahun dan dierkotaan sebanyak 32 er 1000 eremuan usia tahun. Data Susenas Tahun 2010 menunjukkan bahwa masih ada beberaa rovinsi yang usia kawin ertamanya dibawah 20 tahun, yaitu Proinsi Jambi 19,26 tahun, Lamung 19,38 tahun, Banten 19,40 tahun dan Sumatera Selatan 19,80 tahun. Data BPS Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa angka kelahiran menurut usia wanita terdaat sebanyak 33% yang melahirkan bayinya ketika berusia tahun (BPS, 2007). Berdasarkan sensus enduduk yang dilakukan BPS Sumut menyebutkan 10 samai 11% wanita usia subur (WUS) menikah di usia 16 tahun ada 2010, dan menurut keterangan dari BPS Sumut sendiri aling tidak, ada 47,79% eremuan dikawasan edesaan kawin ada usia dibawah 16 tahun, sementara dierkotaan besarnya mencaai 21,75% ada tahun 2011(BPS, 2011). Berdasarkan data Badan Keendudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) dengan usia istri dibawah 20 tahun sebanyak orang (Pendataan Keluarga Tahun 2014). Data ASFR tahun ada tahun 2012 di Deli Serdang sebanyak 15 er 1000 kelahiran (BPS, 2012). Pernikahan Usia dini di Kabuaten Deli Serdang masih cuku banyak terjadi, hal ini daat dilihat dari data BKKBN Provinsi Sumatera Utara (Pendataan Keluarga Tahun 2014) yang menunjukkan jumlah PUS dengan usia istri dibawah 20 tahun sebanyak 4375 orang. Berdasarkan survei endahuluan yang dilakukan keada Pengelola KB Kecamatan Pancur Batu didaati jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dimana istri berusia dibawah 20 tahun di Kecamatan Pancur Batu Kabuaten Deli Serdang mengalami enurunan yang cuku signifikan dari tahun 2010 sebanyak 118 menjadi 43 PUS tahun 2013, namun tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 58 PUS tahun 2014 sedangkan menurut Petugas Laangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Pancurbatu terdaat 3 temat layanan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di Kecamatan Pancurbatu serta telah dilaksanakannya rogram Bina Keluarga Remaja (BKR) sejak beberaa tahun terakhir. Hasil wawancara terhada 3 PUS dengan istri dibawah 20 tahun di salah satu desa di Kecamatan tersebut 1 mengatakan menikah di usia dini karena terlanjur hamil, 1 lagi mengatakan menikah karena sudah melakukan hubungan seksual dengan asangannya dan 1 orang lainnya mengatakan menikah di usia dini dikarenakan ketidaktahuannya jika menikah di usia muda akan damak bagi kehiduan ernikahannya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka ermasalahan dalam enelitian ini adalah bagaimana engaruh engetahuan, sika, faktor sosial ekonomi, budaya, ergaulan remaja, etugas laangan, tokoh masyarakat, orangtua, andangan remaja yang menikah di usia muda, andangan remaja tentang ermasalahan erkawinan usia muda di Kecamatan Pancurbatu Kabuaten Deliserdang Tahun Tujuan Penelitian Tujuan enelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana engaruh engetahuan, sika, faktor sosial ekonomi, budaya, ergaulan remaja, etugas laangan, tokoh masyarakat, orangtua, andangan remaja yang menikah di usia muda, andangan remaja tentang ermasalahan erkawinan usia muda di Kecamatan Pancurbatu Kabuaten Deliserdang Tahun METODE PENELITIAN Jenis enelitian menggunakan metode gabungan (mixed methods) yaitu kuantitatif dan kualitatif, yang bertujuan menganalisis engaruh engetahuan, sika, budaya, sosial ekonomi dan ergaulan remaja dilakukan sekali waktu secara bersamaan di 47 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
3 Kecamatan Pancurbatu Kabuaten Deliserdang Tahun Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Pancurbatu Kabuaten Deli Serdang mulai bulan Januari samai Juli Poulasi enelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang tercatat di Kecamatan Pancur Batu tahun 2014 sejumlah orang. HASIL PENELITIAN Pendewasaan usia erkawinan adalah uaya untuk meningkatkan usia kawin ertama saat mencaai usia minimal 20 tahun untuk eremuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Aabila seseorang gagal mendewasakan usia erkawinannya, maka dianjurkan untuk enundaan kelahiran anak ertama. Dengan menunda usia erkawinan, diharakan ara remaja lebih sia dalam memasuki rumah tangga dan membina keluarga yang lebih harmonis. Di Indonesia, asal 7 Undang undang nomor 1 tentang erkawinan tahun 1974 menetakan bahwa Perkawinan diizinkan bila ria berusia 19 tahun dan wanita berusia 16 tahun. Selain itu menurut Peraturan Daerah Kabuaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Program Keluarga Berencana Daerah bahwa Pendewasaan, yang selanjutnya disingkat PUP, adalah uaya embudayaan sika dan erilaku masyarakat untuk melaksanakan erkawinan dalam usia ideal erkawinan. Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa usia erkawinan 20 tahun sebanyak 53 orang (44,2%) dan usia erkawinan < 20 tahun sebanyak 67 orang (55,8%). Hasil ini sejalan dengan yang dieroleh oleh Risya (2011) ada enelitian tentang usia erkawinan ertama wanita di Kabuaten Bogor, dimana data yang dieroleh usia erkawinan muda (<18 tahun) ada wanita mencaai 55.08% dengan rata-rata usia erkawinan ertama adalah 17,8 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah enduduk wanita di Kabuaten Bogor memiliki usia erkawinan yang rendah. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Menikah Wanita Usia Subur di Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015 Usia Menikah f % 20 tahun 53 44,2 < 20 tahun 67 55,8 Jumlah ,0 Tabel 1 menjelaskan hasil engukuran variabel usia erkawinan dikategorikan dan ditemukan bahwa usia erkawinan 20 tahun sebanyak 53 orang (44,2%) dan usia erkawinan < 20 tahun sebanyak 67 orang (55,8%). Pengaruh Pengetahuan terhada Perkawinan Usia Muda Pada analisis univariat diketahui bahwa engetahuan resonden mengenai kesehatan reroduksi remaja ditemukan mayoritas berengetahuan baik sebesar 72,5%, dan yang berengetahuan kurang baik sebesar 27,5%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa 33 wanita usia subur yang engetahuannya kurang baik terdaat 31 orang (93,9%) yang usia erkawinan 20 tahun dan 87 wanita subur yang engetahuannya baik terdaat 22 orang (25,3%) yang usia erkawinan 20 tahun. Hasil uji chi square dieroleh nilai = < 0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara engetahuan dengan usia erkawinan. Tabel silang antara engetahuan yang dibandingkan dengan usia erkawinan menunjukkan bahwa 33 wanita usia subur yang engetahuannya kurang baik terdaat 31 orang (93,9%) yang usia erkawinan 20 tahun dan 87 wanita subur yang engetahuannya baik terdaat 22 orang (25,3%) yang usia erkawinan 20 tahun. Hasil uji chi square dieroleh nilai = < 0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara engetahuan dengan usia erkawinan. Tabel 2. Hubungan Pengetahuan dengan Wanita Usia Subur di Pengetahuan Kurang Baik 31 93,9 2 6, ,0 Baik 22 25, , ,0 Pengaruh Sika terhada Perkawinan Usia Muda Sika meruakan reaksi atau reson yang masih tertutu dari seseorang terhada sesuatu stimulus atau objek. Hasil uji chi square dieroleh nilai = < 0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara sika dengan usia erkawinan. Pengaruh sika terhada usia erkawinan 20 tahun dieroleh nilai signifikasi (=0,004), dengan Ex (B) 14,336 artinya resonden sikanya negatif memunyai eluang usia erkawinan 20 tahun 14, 34 kali lebih besar dibanding yang sikanya ositif. 48 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
4 Tabel silang antara sika yang dibandingkan dengan usia erkawinan menunjukkan bahwa 34 wanita usia subur yang sikanya negatif atau yang mendukung ernikahan usia muda terdaat 31 orang (91,2%) yang usia erkawinan 20 tahun dan 86 wanita subur yang sikanya ositif atau setuju dengan endewasaan usia erkawinan terdaat 22 orang (25,6%) yang usia erkawinan 20 tahun. Hasil uji chi square dieroleh nilai = < 0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara sika yang mendukung ernikahan usia muda dengan usia erkawinan. Tabel 3. Hubungan Sika dengan Usia Perkawinan Wanita Usia Subur di Sika Negatif 31 91,2 3 8, ,0 Positif 22 25, , ,0 Pengaruh Budaya terhada Perkawinan Usia Muda Hasil engukuran variabel budaya yang berkaitan dengan menikah dini ditemukan mayoritas tidak ada budaya yang berkaitan dengan menikah dini sebesar 88,3%, dan yang terdaat budaya yang berkaitan dengan menikah dini sebesar 11,7%. Tabel silang antara budaya yang dibandingkan dengan usia erkawinan menunjukkan bahwa 14 wanita usia subur yang budaya ada terdaat 13 orang (92,9%) yang usia erkawinan 20 tahun dan 106 wanita subur yang budayanya tidak ada terdaat 66 orang (62,3%) yang usia erkawinan 20 tahun. Hasil uji chi square dieroleh nilai = < 0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara budaya dengan usia erkawinan. Pengaruh budaya terhada usia erkawinan 20 tahun dieroleh nilai signifikasi (=0,050), dengan Ex (B) 29,82 engaruh budaya artinya resonden yang menyatakan ada engaruh budaya memunyai eluang usia erkawinan 20 tahun 29,83 lebih besar dibanding yang menyatakan tidak ada engaruh budaya. Tabel silang antara budaya yang dibandingkan dengan usia erkawinan menunjukkan bahwa 14 wanita usia subur yang memiliki budaya yang mendukung erkawinan usia muda terdaat 13 orang yang usia erkawinan 20 tahun dan 106 wanita subur yang budayanya tidak mendukung erkawinan usia muda terdaat 66 orang yang usia erkawinan 20 tahun. Hasil uji chi square dieroleh nilai = <0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara budaya dengan usia erkawinan. Tabel 4. Hubungan Budaya dengan Usia Perkawinan Wanita Usia Subur di Budaya f % f % F % Baik 40 37, , ,0 Tidak 13 92,9 1 7, ,0 Baik Pengaruh Sosial Ekonomi terhada Perkawinan Usia Muda Hasil engukuran variabel endaatan keluarga ditemukan mayoritas berendaatan besar sebesar 55,8% dan berendaatan kecil sebesar 44,2%. Berdasarkan analisis bivariat, sosial ekonomi yang dibandingkan dengan usia erkawinan menunjukkan bahwa 53 wanita usia subur yang endaatannya kecil terdaat 34 orang (64,2%) yang usia erkawinan 20 tahun dan 67 wanita subur yang endaatannya besar terdaat 19 orang (28,4%) yang usia erkawinan 20 tahun. Hasil uji chi square dieroleh nilai = < 0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara sosial ekonomi dengan usia erkawinan. Tabel silang antara sosial ekonomi yang dibandingkan dengan usia erkawinan menunjukkan bahwa 53 wanita usia subur yang endaatan keluarganya kecil terdaat 34 orang yang usia erkawinan 20 tahun dan 67 wanita subur yang endaatan keluarganya besar terdaat 19 orang yang usia erkawinan 20 tahun. Hasil uji chi square dieroleh nilai = < 0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara sosial ekonomi dengan usia erkawinan. Tabel 5. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Wanita Usia Subur di Sosial Ekonomi Kecil 34 64, , ,0 Besar 19 28, , ,0 Pengaruh Pergaulan Remaja terhada Perkawinan Usia Muda Hasil engukuran variabel ergaulan remaja yang berisiko untuk menikah dini ditemukan mayoritas beresiko sebesar 50,8% dan tidak beresiko sebesar 49,2%. Pada tabel silang antara ergaulan remaja 49 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
5 yang dibandingkan dengan usia erkawinan menunjukkan bahwa 61 wanita usia subur yang ergaulan remaja berisiko terdaat 48 orang (78,7%) yang usia erkawinan 20 tahun dan 59 wanita subur yang ergaulan remaja yang tidak berisiko terdaat 5 orang (8,5%) yang usia erkawinan 20 tahun. Hasil uji chi square dieroleh nilai = < 0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara ergaulan remaja dengan usia erkawinan. Pengaruh ergaulan remaja terhada usia erkawinan 20 tahun dieroleh nilai signifikasi (=), dengan Ex (B) 53,618, artinya resonden yang ergaulannya berisiko memunyai eluang usia erkawinan 20 tahun 53,62 lebih besar dibanding yang ergaulannya tidak berisiko. Tabel silang antara ergaulan remaja yang dibandingkan dengan usia erkawinan menunjukkan bahwa 61 wanita usia subur yang ergaulan remaja berisiko untuk menikah di usia muda terdaat 48 orang (78,7%) yang usia erkawinan 20 tahun dan 59 wanita subur yang ergaulan remaja yang tidak berisiko menikah muda terdaat 5 orang (8,5%) yang usia erkawinan 20 tahun. Hasil uji chi square dieroleh nilai = < 0,05, dengan demikian terdaat hubungan antara ergaulan remaja dengan usia erkawinan. Tabel 6. Hubungan Pergaulan Remaja dengan Wanita Usia Subur di Pergaulan Remaja Berisiko 48 78, , ,0 Tidak berisiko 5 8, , ,0 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimulan Berdasarkan hasil enelitian maka daat dibuat kesimulan sebagai berikut : 1. Usia erkawinan di Kecamatan Pancur Batu mayoritas <20 tahun sebanyak 55,8% 2. Faktor yang berhubungan dengan usia erkawinan adalah engetahuan, sika, budaya, sosio ekonomi dan ergaulan remaja. 3. Mayoritas resonden berengetahuan baik yaitu 72,5%. Dari jumlah tersebut terdaat 25,3% yang usia erkawinan 20 tahun, secara statistik terdaat hubungan antara engetahuan dengan usia erkawinan. PIK- R dan rogram lain sudah ernah memberikan informasi tentang bahaya seks bebada dan ernikahan usia muda. 4. Sebanyak 71,7% resonden bersika ositif, dari hasil tersebut terdaat 86% yang usia erkawinan 20 tahun, hal ini menunjukkan terdaat hubungan antara sika dengan usia erkawinan. Remaja seharusnya menikah setelah tamat sekolah dan sudah bekerja. 5. Variabel budaya menunjukan bahwa mayoritas tidak ada budaya yang mendukung erkawinan usia muda sebesar 88,3%, dan dari hasil tersebut terdaat 62,3% yang usia erkawinan 20 tahun, dengan demikian terdaat hubungan antara budaya dengan usia erkawinan. Menurut hasil wawancara tidak ada engaruh faktor budaya, ada kejadian erkawinan usia muda. 6. Sebesar 55,8% resonden memiliki endaatan besar, dan dari hasil tersebut diketahui resonden yang endaatannya kecil terdaat 64,2% yang usia erkawinan 20 tahun, dengan demikian terdaat hubungan antara sosial ekonomi dengan usia erkawinan. Pada saat wawancara, beberaa sumber informasi juga mengakui bahwa ada engaruh faktor sosial ekonomi terhada erkawinan usia muda. 7. Variabel ergaulan bebas menunjukkan mayoritas beresiko sebesar 50,8% dari jumlah tersebut terdaat 78,7% usia erkawinan 20 tahun, secara statistik hal ini berarti terdaat hubungan antara ergaulan remaja dengan usia erkawinan. Hamir seluruh sumber informasi menyatakan bahwa ergaulan ada masa remaja adalah enyebab tingginya ernikahan usia muda.dalam hal ini eranan orangtua serta remaja sangat diharakan agar terjadi endewasaan usia erkawinan. Saran Adaun saran dari enelitian ini, diharakan keada : 1. Pihak terkait yang ada di Kecamatan Pancur Batu seerti Camat, Keala Desa, UPT BKBPP dan PLKB, untuk lebih meningkatkan enyuluhan tentang erkawinan usia muda, menyamaikan informasi yang berkaitan dengan ernikahan usia muda, kehamilan remaja, beserta damaknya dan terus meningkatkan rogram endewasaan usia erkawinan melalui PIK KRR dan BKR yang ada di kecamatan serta menyamaikan informasi tersebut melalui forum ertemuan muda-mudi misalnya 50 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
6 melalui acara atauun melalui kegiatan keremajaan lainnya. 2. Wadah organisasi remaja yang ada di Kecamatan seerti Karang Taruna, Remaja Mesjid, untuk lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan seerti engajian, enyuluhan kesehatan reroduksi, elatihan keemiminan mauun kegiatan olahraga untuk ara remaja, agar tidak terjerumus keada ergaulan bebas. 3. Pihak terkait seerti UPT BPPKB Kecamatan Pancurbatu agar meningkatkan rogram GenRe yang akan segera dilaksanakan di KecamatanPancurbatu ada Tahun Orang tua dan Remaja untuk meningkatkan engetahuan tentang endewasaan Usia erkawinan dengan mengikuti rogram Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Bina Keluarga Remaja yang sudah ada di Kecamatan PancurBatu untuk eningkatan emanfaatan 8 fungsi keluarga. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta. BKKBN, Buku Pedoman 1 Kebijakan Teknis Program Kesehatan Reroduksi Remaja. BPS, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) BPS SUMUT, Sensus Penduduk menurut Kabuaten/Kota Hidayat,A., Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Health Books Publishing. Surabaya. Kecamatan Pancur Batu, Pendataan Keluarga Kecamatan Pancur Batu tahun Kementerian Kesehatan Reublik Indonesia, Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2014, Jakarta. Kementerian Kesehatan Reublik Indonesia, Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011, Jakarta. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Monks,FJ Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya Cetakan 14: Yogyakarta: Gajahmada University Press. Lahey, BB Psychology: An Introduction.New York: Mc Graw-Hill. 51 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah periode perubahan fisik yang sangat monumental dimana terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu secara seksual
Lebih terperinciANALISIS PENCAPAIAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 TESIS. Oleh ZURAIDAH /IKM
ANALISIS PENCAPAIAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 TESIS Oleh ZURAIDAH 137032175/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciABSTRACT. : Unmet need, Family Planning
HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA PENUNGKULAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Sulikhah, Djoko Nugroho, Yudhy Dharmawan
Lebih terperinciJulia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba
Lebih terperinciFator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo
ARTIKEL PENELITIAN Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Siatana Kota Gorontalo Factors Of Associated With The Visit Antenatal Care (ANC) K4 In Community
Lebih terperinciVolume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag
PENDAHULUAN PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK DAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Niken Purbowati (Poltekkes Kemenkes Jakarta III) ABSTRAK Prevalensi anemia tertinggi
Lebih terperinciKEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA
KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA THE FAMILY INDEPENDENCE AS PREVENTION EFFTS ON SEX BEHAVI AND TEENS PREGNANCY Eva Nurlina Arilia AKPER NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA
HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta
Lebih terperinciPENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015
PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015 TESIS Oleh OKTAFIANA MANURUNG 137032041/IKM PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPriyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara 2 ABSTRACT
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR 12-19 TAHUN DI DESA PUJI MULYO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara
Lebih terperinci* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YAG BERHUBUGA DEGA KEPUTUSA PEMILIHA TEMPAT BERSALI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATA KECAMATA IBU KABUPATE HALMAHERA BARAT PROPISI MALUKU UTARA Siska ova Sibua*, D. V. Rombot* * Program
Lebih terperinciYUSNIDAR /IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP PERSEPSI ISTRI DALAM PENGGUNAAN KB NON HORMONAL DI DESA DURIN JANGAK KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 TESIS Oleh YUSNIDAR 137032118/IKM PROGRAM STUDI
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016
ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat
Lebih terperinciSri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK
PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang
Lebih terperinciDwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.
PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Wulan K. Nangley*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR TAHUN DI DESA PUJI MULYO
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR 12-19 TAHUN DI DESA PUJI MULYO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH PRIYANTI 101000325 FAKULTAS
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO Nelis N. Mantolongi ), Sunarto Kadir 2), Lia Amalia 3). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 pasal 1 perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
Lebih terperinciFaktor yang Mempengaruhi Perkawinan Muda Perempuan
Faktor yang Mempengaruhi Perkawinan Muda Perempuan Mariyatul Qibtiyah Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kualitas SDM sangat berkaitan erat dengan peningkatan kualitas hidup perempuan karena perempuanlah yang hamil, melahirkan dan menyusui anak sejak bayi sampai
Lebih terperinciPengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta
Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah
htt://jurnal.fk.unand.ac.id 233 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah Fitrah Umi Mutasya 1, Edison 2, Hasnar Hasyim 3 Abstrak Menarche (menars) adalah
Lebih terperincimenikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai masalah dalam melaksanakan pembangunan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah masalah kependudukan
Lebih terperinciTESIS. Oleh ELVIPSON SINAGA /IKM
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU, DUKUNGAN SUAMI, BUDAYA DAN KUALITAS PELAYANAN KB DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TESIS Oleh ELVIPSON SINAGA
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA (Survei Pada Ibu Usia Kurang 20 tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis) Susi Aprilyanti 1) Nur Lina
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat miskin yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat miskin yang ditandai dengan pendapatan yang rendah, kurangnya pendidikan, kurangnya kesehatan, dan kurangnya
Lebih terperinciTESIS. Oleh IRMA WULANDARI /IKM
PENGARUH KONSELING KONTRASEPSI BERENCANA (KB) TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR DALAM MENGGUNAKAN KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG
Lebih terperinciKeywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sarah Patumona Manalu 1, Indra Chahaya 2 dan Irnawati
Lebih terperinciNELVA RIZA /IKM
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DANDUKUNGAN SUAMI DENGAN KESIAPAN WANITA DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI DESA SINABANG KECAMATAN SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE TESIS Oleh NELVA RIZA 137032053/IKM PROGRAM
Lebih terperinciSUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013
SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN
SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk
Lebih terperinciJURNAL ILMU LINGKUNGAN
14 Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 1 Issue : 15-117 (14) ISSN 189-897 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL-EKONOMI TERHADAP PERILAKU PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) (2017), masa remaja ada dalam rentang usia 10-19 tahun. Sedangkan menurut Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB), remaja disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu sasaran program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja di Indonesia sekitar 27,6%,
Lebih terperinciJenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.
Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal dengan nelayan juragan dan buruh nelayan (10,06%) juga termasuk ke dalam jenis mata encaharian yang akan terkena damak langsung dari adanya rencana usaha dan/atau
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH () (1) Unnes Journal of Public Health htt://journal.unnes.ac.id/sju/index.h/ujh FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA TINGKAT PUSKESMAS DI
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 Debby Ratno Kustanto *, Mellia Fransiska*, Elma** ABSTRAK
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Masyarakat
KEMAS 8 (1) (2012) 1-10 Jurnal Kesehatan Masyarakat htt://journal.unnes.ac.id/nju/index.h/kemas PENENTU KEBERHASILAN BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciAnalisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital
Lebih terperinciTable of Contents
Table of Contents No. Title Page 1 Faktor Pada Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Komplikasi Kebidanan 1-7 2 Peran Faktor Keluarga Dan Karakteristik Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah 3 Hubungan
Lebih terperinciABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK
1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI
UNIVERSITAS UDAYANA PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG TRIAD KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR) PADA SEKOLAH DENGAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) DAN TANPA PIK-R DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PANGLI KECAMATAN SESEAN KABUPATEN TORAJA UTARA
Jurnal MKMI, Vol 7 No.1, April 20, hal 105-0 Artikel IV FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PANGLI KECAMATAN SESEAN KABUPATEN TORAJA UTARA Stang, Etha Mambaya Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciErma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang
HUBUNGAN PEKERJAAN, STATUS EKONOMI, PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGANPENGETAHUAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS BATURRADEN II KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014 Erma Prihastanti, Puji
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciAchmad Setya Roswendi 1, Wandi Suhandi 2
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 9 No. 2, Agustus 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERNIKAHAN DINI DI DESA LANGENSARI KECAMATAN BLANAKAN KABUPATEN SUBANG PERIODE OKTOBER 2013-MARET 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja Indonesia banyak yang memiliki prestasi tinggi baik itu dari segi akademis maupun non akademis. Sudah banyak pemuda indonesia yang mengharumkan nama indonesia
Lebih terperinciTESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU SERTA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN PADA BALITA DI PUSKESMAS BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh MARIA POSMA HAYATI 097032136/IKM
Lebih terperinciHUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG
HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH RISFINA YARSIH NIM. 091000255 FAKULTAS
Lebih terperinciHUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT Rachmawati Rachim 1, Abd. Rahman Kadir 2, Werna Nontji 3 1 Jurusan Keerawatan Poltekkes Kemenkes Mamuju, 2 Fakultas
Lebih terperinciASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR
ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Sri Syatriani 1, Muliati 2 1 Dosen STIK MAKASSAR 2 Peminatan Gizi STIK Makassar Abstract Background: Growth
Lebih terperinciAnalisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Ina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Inatient
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama di Indonesia adalah penduduk yang cukup tingi. Laju pertumbuhan penduduk bervariasi pada tahun 2009 sebesar 2,4%, sedangkan jumlah penduduk
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI
PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Prosedur Pengumulan Data 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang diambil dari Deartemen Keuangan, BAPEPAM, dan IAPI. Data-data
Lebih terperinciABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK
ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university
Lebih terperinciANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013
ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SERLI NIM. 111021024 FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015
HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Yuyun Elitasari 201410104324
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI IBU TENTANG BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA PADA PELAYANAN ANTENATAL CARE
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI IBU TENTANG BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA PADA PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS STABAT KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT
Lebih terperinciHUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2009
HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 3 PALEMBANG TAHUN Risa Dona Emalia, Rini Mutahar, Fatmalina Febry Abstract Globalization
Lebih terperinciTESIS. Oleh SONY BERNIKE MAGDALENA SITORUS /IKM
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN FAKTOR SOSIALBUDAYA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 6 BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAYA KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TESIS Oleh SONY BERNIKE
Lebih terperinciAnalisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Manado Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Hosital Inatient F General Hosital
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadi masalah yang membutuhkan perhatian serius dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA
HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA Eryka I. Siswianti, Hilmi Yumni Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciGambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan
No. Resonden : Tanggal wawancara Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhada Penderita Pasca Stroke Dalam Uaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan Keterangan / Petunjuk engisian 1. Setia
Lebih terperinciKoordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan usia muda adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan sebuah pernikahan, namun memutuskan untuk terikat dalam sebuah ikatan
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Arum Yuliasari 201310104148
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI PENERAPAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PERNIKAHAN DINI PADA WANITA USIA SUBUR DI KECAMATAN PRACIMANTORO, KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016
HUBUNGAN PERSEPSI PENERAPAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PERNIKAHAN DINI PADA WANITA USIA SUBUR DI KECAMATAN PRACIMANTORO, KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016 Alfin Audina, Sri Winarni, Dharminto, Atik Mawarni Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan
Lebih terperinciFRANSISKA RIATI NOVA SIMBOLON /IKM
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN SUAMI ISTRI DI DESA DURIN JANGAK KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 TESIS Oleh FRANSISKA
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nur Khasananh Prodi D-IV Bidan Pendidik UNRIYO ABSTRAK Pernikahan
Lebih terperinciAPLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA
-ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Lebih terperinciJurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian
Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (39 dari 114) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian KONTRIBUSI FAKTOR PENDIDIKAN TERHADAP USIA PERKAWINAN PERTAMA WANITA DI KECAMATAN
Lebih terperinciPENGARUH SOSIO EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP JUMLAH ANAK DI KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN INFLUENCE OF SOCIO-ECONOMIC AND CULTURE FACTORS
PENGARUH SOSIO EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP JUMLAH ANAK DI KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN INFLUENCE OF SOCIO-ECONOMIC AND CULTURE FACTORS TOWARD NUMBER OF CHILDREN IN SAMALANGA DISTRIC, BIREUEN Ratna
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO
PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO 1 Emi Fadilla 2 Maya Mewengkang 2 John Wantania 1 Kandidat Skrisi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI
UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015 SANG AYU NYOMAN DIANTARI NIM. 1320015032 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang kependudukan yang dikhawatirkan akan menjadi masalah besar dalam pembangunan apabila tidak ditangani
Lebih terperinciAssociated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village
Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Arief AR, Dewiarti AN, Sibero HT Medical Faculty of Lampung University Abstract The rate
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN Andari Nurul Huda 1), Laksmono Widagdo 2), Bagoes Widjanarko
Lebih terperinci: KAMALIAH /IKM
PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, KEPERCAYAAN DAN TRADISI WANITA USIA SUBUR (WUS) TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2011 TESIS Oleh : KAMALIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Perkawinan
Lebih terperinciDETERMINAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN KALIANDA
DETERMINAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN KALIANDA Sumardi Rahardjo 1) Riyanti Imron 1) 1) Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Abstrak: Determinants of Early Marriage In District Kalianda.
Lebih terperinciAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner Roni Guntara 1), Safa at Yulianto 2) 1,2 Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang roniguntara@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah periode perubahan fisik yang sangat monumental
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah periode perubahan fisik yang sangat monumental yaitu dimana terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan
I.I Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja dibawah usia 20 tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga merupakan masa yang rentan
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN
HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH Octovina Soumokil (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Angka kematian balita masih cuku tinggi
Lebih terperinciFaktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe
Faktor Penyebab di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Causes of Early Marriage in Sampara Village Konawe Wa Ana Sari, Yanti Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna. Abstrak
Lebih terperinciUlfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, PENDAPATAN DAN JUMLAH ANAK TERHADAP KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Ulfa Miftachur Rochmah Mahasiswa S1 Pendidikan
Lebih terperinciSiti Zubaidah Harahap¹, Heru Santosa², Erna Mutiara³
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP TERJADINYA PERNIKAHAN USIA MUDA DI DESA SEUMADAM KECAMATAN KEJURUAN MUDA KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2014 Siti Zubaidah Harahap¹, Heru Santosa², Erna Mutiara³
Lebih terperinciHUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ABSTRAK Bauran emasaran adalah seerangkat alat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dalam International Conference of Population Development (ICPD) Cairo
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan lingkungan strategis baik nasional, regional maupun internasional, telah memberi pengaruh pada program keluarga berencana nasional di Indonesia. Perubahan
Lebih terperinciHubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERKAWINAN USIA DINI REMAJA PUTRI DI DESA TLOGOPUCANG DAN DESA CARUBAN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG THE CORRELATION OF PARENTS SOCIAL ECONOMIC
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI DENGAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP NEGERI 9 MANADO. Junita Ch. Wenas*, Adisti A. Rumayar*, Grace D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat
Lebih terperinci