KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA"

Transkripsi

1 KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA THE FAMILY INDEPENDENCE AS PREVENTION EFFTS ON SEX BEHAVI AND TEENS PREGNANCY Eva Nurlina Arilia AKPER NOTOKUSUMO YOGYAKARTA Abstrak Penyimangan erilaku seksual menimbulkan kehamilan meningkat. Penelitian bertujuan mendaatkan gambaran hubungan tingkat kemandirian keluarga dalam encegahan enyimangan erilaku seksual dengan kejadian kehamilan. Desain enelitian descritive correlational secara cross sectional. Resonden 185 keluarga dengan anak eremuan. menggunakan robability samling. Hasil menunjukkan terdaat hubungan tingkat kemandirian keluarga memberikan kebebasan seimbang dan bertanggung jawab serta memelihara komunikasi terbuka dalam encegahan enyimangan erilaku seksual dengan kejadian kehamilan. Penelitian merekomendasikan erlu kebebasan seimbang dan bertanggungjawab serta komunikasi terbuka dalam keluarga untuk mencegah enyimangan erilaku seksual yang berdamak kehamilan. Kata kunci: Kemandirian keluarga, Perilaku seksual, Kehamilan Abstract The teens sexual misbehavior has led to the increase in unwanted teenage regnancy. This aim of this research was to get descrition of the relationshis between the level of family indeendence and the revention of adolescent sexual misbehavior with the incident of teenage regnancy. The study was cross sectional descritive correlational design. The resondens were 185 families who had female teenager. The resondents were selected through robability samling technique. The results of this study indicate that there is a relationshis between the level of indeendence of the family in the revention of adolescent sexual misbehavior with the incidence of teenage regnancy. This study recommends the need for a balanced and resonsible freedom and oen communication within the family to revent deviation adolescent sexual behavior that could imact on teenage regnancy. Keywords: Indeendency of the family, Sexual Behavior, Teenage Pregnancy PENDAHULUAN Masa meruakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Selama masa transisi tersebut mulai mengembangkan konse diri sesuai dengan enilaian dan standar ribadi termasuk menerima keadaan dan enamilan diri. Perkembangan yang terjadi ada masa transisi adalah erkembangan emosi. Perkembangan emosi ditandai dengan sifat emosional yang meledak-ledak dan sulit dikendalikan. Hal ini disebabkan karena adanya konflik eran. Aabila tidak berhasil mengatasi situasi tersebut, maka akan terjerumus masuk ke dalam erilaku negatif, salah satu diantaranya adalah erilaku seksual bebas (Effendi, 2000). Perilaku seksual meruakan kegiatan yang dilakukan dalam uaya memenuhi dorongan seksual atau kegiatan untuk mendaatkan kesenangan organ kelamin atau seksual melalui berbagai erilaku seerti berfantasi, masturbasi, cium ii, cium bibir, etting dan berhubungan intim (Kusmiran, 2011). 7

2 Penyimangan erilaku seksual tidak hanya terjadi di dunia tetai juga terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Data Susenas dari BPS roinsi DIY ada tahun 2009 menunjukkan eremuan yang menikah di usia 16 tahun di Yogyakarta adalah 8,74% dengan rosentase terbesar di kabuaten Gunungkidul (15,40%) diikuti oleh kabuaten Sleman (7,49%). Prosentase tersebut meningkat ada tahun 2010 menjadi 10,81%. Studi endahuluan yang dilakukan lima yang tinggal di desa Kedung keris, Kecamatan Ngliar, Gunungkidul, Yogyakarta, Sebagian kelomok bingung dalam memahami tentang aa yang boleh dilakukan dan aa yang tidak boleh dilakukan, seerti boleh atau tidaknya melakukan acaran, onani, nonton bersama atau ciuman yang menjurus keada erilaku seksual berisiko dan berdamak keada kehamilan. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah enelitian korelasi dengan endekatan cross sectional. Penelitian dilakukan ada 185 keluarga yang memiliki eremuan. Teknik engambilan samel dilakukan secara acak dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji kevaliditasan dan reliabilitasnya. Pengolahan dan analisis data menggunakan soft ware komuter. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan regresi logistik untuk analisis multivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Karakteristik orang tua Tabel 1. Distribusi karakteristik orang tua berdasarkan usia, endidikan, ekerjaan dan endaatan No Karakteristik Keluarga (Ayah atau Ibu) Jumlah % 1 Usia < 30 tahun 3 1, tahun 47 25, tahun ,3 > 50 tahun 5 2,7 2 Pendidikan SD 75 40,5 SMP 57 30,8 SMA 44 23,8 PT 9 4,9 3 Pekerjaan Tidak bekerja 47 25,4 Bekerja ,6 4 Pendaatan > R ,2 < R ,8 Hasil analisis distribusi orang tua di Desa Kedung Keris, Kecamatan Ngliar, Gunungkidul, Yogyakarta bahwa orang tua yang berusia 41 samai 50 tahun sebesar 70,3%, endidikan terakhir terbesar adalah SD (Sekolah Dasar) sebesar 40,5%, bekerja sebesar 74,6% dan memunyai endaatan kurang dari R yaitu sebesar 83,8%. Tabel 2. Distribusi menurut usia, endidikan dan engalaman hamil sebelum menikah No Karakteristik Jumlah % 1 Usia Remaja awal (11-15 tahun) 82 44,3 Remaja tengah (16 18 tahun) 79 42,7 Remaja akhir (19 21 tahun) 24 13,0 2 Pendidikan Rendah (SD-SMP) 83 44,9 Tinggi (SMA) ,1 3 Hamil sebelum nikah Ada 8 4,3 Tidak ,7 Hasil analisis distribusi di Desa Kedung Keris, Kecamatan Ngliar, Gunungkidul, Yogyakarta bahwa usia terbesar adalah awal yaitu berusia 11 samai 15 tahun sebesar 44,3%, memiliki tingkat endidikan tinggi (SMA) yaitu sebesar 55,1%. Dan tidak ernah mengalami kehamilan sebelum menikah sebesar 95,7%. Tabel 3. Distribusi karakteristik berdasarkan kemandirian keluarga No Kemandirian keluarga Jumlah % 1 Memberi kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab Kurang baik 98 53,0 Baik 87 47,0 2 Memelihara ola komunikasi yang terbuka Kurang baik ,1 Baik 85 45,9 8

3 Distribusi resonden berdasarkan kemandirian keluarga dengan memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab terbesar adalah kurang baik yaitu 53,0%. Sedangkan kemandirian keluarga dengan memelihara ola komunikasi yang terbuka terbesar adalah kurang baik yaitu 54,1%. Tabel 4. Distribusi berdasarkan kejadian kehamilan No Jumlah % 1 Berisiko tinggi ,6 2 Berisiko rendah 84 43,4 Distribusi resonden berdasarkan kejadian kehamilan terbesar adalah berisiko tinggi yaitu 54,6%. Analisis Bivariat Tabel 5. Hubungan usia dengan kejadian kehamilan ada Usia n % n % n % Remaja awal 42 22, , ,3 0,5 Remaja tengah 47 25, , ,7 1 Remaja akhir 12 6,5 12 6, Tabel 5. menggambarkan bahwa tengah memiliki kejadian kehamilan berisiko tinggi yang lebih besar yaitu 25,4% dariada awal mauun akhir. Berdasarkan analisis maka daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian kehamilan ( value = 0,510, α 5%). Tabel 6. Hubungan endidikan dengan kejadian kehamilan ada Pendidi kan Berisiko tinggi Berisiko rendah Rendah 45 24, , ,9 0,973 0,926 Tinggi 56 30, , ,1 (0,544-1,74) Tabel 6 menggambarkan bahwa endidikan tinggi memiliki kejadian kehamilan berisiko tinggi yang lebih besar yaitu 30,3% dariada endidikan rendah. Berdasarkan analisis maka daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat endidikan dengan kejadian kehamilan ( value = 0,926, α 5%). Tabel 7. Hubungan usia orang tua dengan kejadian kehamilan ada Usia < 30 tahun 3 1,6 0 0,0 3 1, tahun 30 16,2 17 9, , tahun 65 35, , ,3 > 50 tahun 3 1,6 2 1,1 5 2,7 value - 0,153 Tabel 7 menggambarkan bahwa kejadian kehamilan berisiko tinggi mauun rendah terjadi ada usia orang tua yaitu 35,1%. Berdasarkan analisis maka daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia orang tua dengan kejadian kehamilan ( value = 0,926, α 5%). Tabel 8. Hubungan endidikan orang tua dengan kejadian kehamilan ada Pendi dikan value SD 42 22, , ,5-0,542 SMP 27 14, , ,8 SMA 26 14,1 18 9, ,8 PT 6 3,2 3 1,6 9 4,9 Jumlah , , Tabel 8 menggambarkan bahwa kejadian kehamilan berisiko tinggi terbanyak terjadi ada endidikan orang tua SD yaitu 22,7%. berisiko rendah terbanyak terjadi ada endidikan orang tua SD yaitu 17,8%. Berdasarkan analisis maka daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan antara endidikan orang tua dengan kejadian kehamilan ( value = 0,926, α 5%). 9

4 Tabel 9. Hubungan ekerjaan orang tua dengan kejadian kehamilan ada Pekerjaan Tidak bekerja 24 13, , ,4 0,827 (0,426-1,605) Bekerja 77 41, , ,6 0,573 Tabel 9 menggambarkan bahwa kejadian kehamilan berisiko tinggi terbanyak terjadi ada orang tua yang bekerja yaitu 41,6%. berisiko rendah terbanyak juga terjadi ada orang tua yang bekerja yaitu 33,0%. Berdasarkan analisis maka daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan antara ekerjaan orang tua dengan kejadian kehamilan ( value = 0,573, α 5%). Tabel 10. Hubungan endaatan orang tua dengan kejadian kehamilan ada R > R ,2 13 7, ,2 1,105 (0, , , ,8 2,431) 0,80 3 Tabel 10 menggambarkan bahwa kejadian kehamilan berisiko tinggi terbanyak terjadi ada endaatan orang tua lebih besar dari R yaitu 45,5%. berisiko rendah terbanyak juga terjadi ada endaatan orang tua lebih besar dari R yaitu 38,4%. Berdasarkan analisis maka daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan antara endaatan orang tua dengan kejadian kehamilan ( value = 0,803, α 5%). Tabel 11. Hubungan kemandirian keluarga memberikan kebebasan seimbang dan bertanggung jawab dengan kejadian kehamilan Kebebasan dan tanggung jawab Kurang baik n % N % N % (95 % 68 36, , ,0 3,709 Baik 33 17, , ,9 Pendaatan (2,015-6,826) 0,00 Tabel 11 menggambarkan bahwa kemandirian keluarga memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab yang baik memiliki kejadian kehamilan berisiko rendah sebesar 29,2%, sedangkan keluarga yang memberikan kebebasan seimbang dan bertanggung jawab yang kurang baik memiliki kejadian kehamilan berisiko tinggi sebesar 36,8%. Berdasarkan analisis maka daat disimulkan bahwa ada hubungan antara kemandirian keluarga memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab dengan kejadian kehamilan, ( value = 0,000, α 5%). Nilai juga menunjukkan bahwa kemandirian keluarga memberikan kebebasan seimbang dan bertanggung jawab yang baik memunyai eluang 3,709 kali mengalami kejadian kehamilan berisiko rendah dibandingkan dengan kemandirian keluarga memberikan kebebasan seimbang dan bertanggung jawab yang kurang baik. Tabel 12. Hubungan kemandirian keluarga memberikan memelihara ola komunikasi terbuka dengan kejadian kehamilan Komuni kasi terbuka Kurang baik n % n % n % 66 35, , ,1 2,773 Baik 35 18, , ,9 (1,525-5,044) 0,001 10

5 Tabel 12 menggambarkan bahwa kemandirian keluarga memelihara ola komunikasi terbuka yang kurang baik memiliki kejadian kehamilan beresiko tinggi yang lebih besar dari memelihara ola komunikasi terbuka yang baik yaitu 35,7%. Berdasarkan analisis maka daat disimulkan bahwa ada hubungan antara kemandirian keluarga memelihara ola komunikasi terbuka dengan kejadian kehamilan ( value = 0,001, α 5%). Nilai juga menunjukkan bahwa kemandirian keluarga memberikan dan memelihara ola komunikasi terbuka yang baik memunyai eluang 2,773 kali mengalami kejadian kehamilan yang beresiko rendah dibandingkan dengan kemandirian keluarga memelihara ola komunikasi terbuka yang kurang baik. Analisis Multivariat Tabel 13. Variabel Kandidat Multivariat No Variabel value 1 Usia 0,721 2 Pendidikan 0,926 3 Usia orang tua 0,06 4 Pendidikan orang tua 0,616 5 Pekerjaan orang tua 0,574 6 Pendaatan orang tua 0,803 7 Memberikan kebebasan yang 0,000 seimbang dan bertanggungjawab 8 Memelihara ola komunikasi terbuka 0,001 Berdasarkan tabel diatas, variabel usia dan endidikan nilai value > dari 0,25, tetai variabel usia dan endidikan teta dimasukkan dalam model multivariat karena secara substansi enting untuk menilai kejadian kehamilan. diengaruhi oleh usia, endidikan, usia orang tua, endidikan orang tua, ekerjaan orang tua, endaatan orang tua, kemandirian orang tua memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab serta memelihara ola komunikasi terbuka. Tabel 14. Hasil analisis multivariat regresi logistik dengan interaksi No Variabel B Sig 95%CI 1 Usia -1,896 0,232 0,150 0,007-3,359 2 Pendidikan 1,827 0,374 6,216 0, ,88 3 Usia orang tua -0,033 0,979 0,968 0,079-11, Pendidikan orang tua Pekerjaan orang tua Pendaatan orang tua Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab (X1) Memelihara ola komunikasi terbuka (X2) -0,855 0,248 0,425 0,100-1,814-0,167 0,668 0,846 0,395-1,813 0,039 0,937 1,039 0,400-2,701-0,574 0,782 0,563 0,010-32,691 0,128 0,950 1,136 0,020-63,088 9 Usia * X1 0,113 0,917 1,120 0,135-9, Usia * X2 1,041 0,300 2,832 0,395-20, Pendidik-an * X1-0,470 0,741 0,625 0,038-10, Pendidik-an * X2-0,749 0,580 0,473 0,033-6, Usia ortu * X1 0,415 0,542 1,514 0,400-5, Usia ortu * X2 0,007 0,991 1,007 0,274-3, Pendidikan ortu * X1 Pendidikan ortu * X2 0,508 0,199 1,662 0,766-3,609-0,007 0,986 0,993 0,451-2,185 Tabel 14 meruakan model interaksi dari analisis multivariat, dimana tidak ada variabel yang berhubungan dengan kejadian kehamilan. Variabel interaksi usia mauun usia orang tua dengan memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab serta memelihara komunikasi terbuka memunyai valuenya lebih besar dari 0,05 sehingga daat disimulkan bahwa interaksi antara kedua variabel tidak berengaruh terhada kejadian kehamilan. Variabel interaksi endidikan mauun endidikan orang tua dengan memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab serta memelihara komunikasi terbuka memunyai valuenya lebih besar dari 0,05 sehingga daat disimulkan bahwa interaksi antara kedua variabel tidak berengaruh terhada kejadian kehamilan. 11

6 Tabel 15. Hasil model terakhir regresi logistik antara variabel kemandirian keluarga memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab serta memelihara ola komunikasi terbuka No Variabel B Sig 95% CI 1 Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab (X1) 2 Memelihara ola komunikasi terbuka (X2) 1,111 0,001 3,037 1,607-5,742 0,711 0,029 2,037 1,077-3,853 Constant -2,878 0,000 0,056 Tabel 15 meruakan model terakhir dari analisis multivariat, dimana variabel yang berhubungan dengan kejadian kehamilan adalah Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab serta Memelihara ola komunikasi terbuka, Adaun rincian model akhir variabel yang memengaruhi kejadian kehamilan tersebut adalah sebagai berikut: = - 2,878 (dieroleh dari hasil constant) + 1,111 (Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab) + 0,711 (Memelihara ola komunikasi terbuka). Hal ini daat disimulkan bahwa kejadian kehamilan yang berisiko rendah bereluang terjadi ada eningkatan kemandirian keluarga memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab 3,037 kali serta eningkatan kemandirian keluarga Memelihara ola komunikasi terbuka 2,037 kali. PEMBAHASAN Perilaku seksual ada mulanya bisa diengaruhi oleh usia yang meruakan masa transisi atau eralihan untuk erubahan baik secara fisik, emosional, dan social (McMurray, 2003). PKBI mendefinisikan dengan rentang usia tahun. Batasan ini mengacu ada rentang usia di mana erubahan-erubahan sikis dan fisik manusia mulai muncul. Hurlock (1998) menyatakan adalah seorang individu yang mengalami eralihan dari satu taha ke taha berikutnya. IB Mantra (1997) menyatakan bahwa semakin tinggi endidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Hasil enelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara endidikan dengan kejadian kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat endidikan tinggi tidak otomatis menentukan erilaku seksual yang baik dalam kehiduannya. Sarana komunikasi yang semakin canggih akibat kemajuan teknologi menyebabkan meningkatnya arus informasi dari luar. Remaja akan mengadosinya tana memilah-milah yang selanjutnya diraktekkan dalam hidu kesehariannya (Santrock, 2003). hasil enelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian keluarga memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab daat berengaruh terhada kejadian kehamilan. Kurangnya emahaman berkaitan dengan kesehatan reroduksi selama masa ubertasnya sehingga akan mengakibatkan erilaku berisiko ada tersebut. Suwandono (2002) uaya yang erlu dilakukan untuk mencegah terjadinya erilaku seksual berisiko ada merujuk ada erlunya emberian informasi masalah seksual sehingga akan daat bersika secara baik dalam erkembangan ubertas selama masa transisinya. Sarwono (2010) menyatakan berbagai erilaku seksual yang berisiko di masyarakat menurut adalah bersentuhan (touching), berciuman (kissing), mulai dari ciuman singkat hingga berciuman bibir (dee kissing), bercumbu (etting), dan berhubungan kelamin (seksual intercous). Hasil enelitian ini juga menunjukkan bahwa kemandirian keluarga memelihara ola komunikasi terbuka daat berengaruh terhada kejadian kehamilan. Sarwono (2006) yang menyatakan komunikasi orang tua dan anak daat menentukan seberaa besar kemungkinan anak tersebut melakukan erilaku seksual. Remaja yang telah melakukan hubungan seks sebelum menikah biasanya berasal dari keluarga yang kurang harmonis dan kurang mendaat erhatian serta sering terjadi konflik internal keluarga bahkan ayah dan ibunya sudah mengalami erceraian (Imran, 1998). 12

7 SIMPULAN Tugas erkembangan keluarga dengan anak meruakan wujud dari kemandirian keluarga. Kemandirian keluarga dalam memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab serta memelihara ola komunikasi terbuka memiliki hubungan dalam encegahan enyimangan erilaku seksual yang berdamak ada kehamilan. kemandirian keluarga dalam memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab dan memelihara ola komunikasi terbuka yang baik memiliki eluang kejadian kehamilan yang berisiko rendah. SARAN 1. Perkembangan Ilmu Keerawatan Dierlukan adanya enyusunan dan engembangan romosi kesehatan mengenai tugas erkembangan keluarga dengan anak sebagai wujud kemandirian keluarga dalam uaya melakukan encegahan enyimangan erilaku seksual dengan kejadian kehamilan. 2. Tatanan Pelayanan Keerawatan Komunitas Dierlukan adanya sosialisasi hasil enelitian terkait entingnya tugas erkembangan keluarga dengan anak sebagai wujud kemandirian keluarga dalam mencegah enyimangan erilaku seksual dengan kejadian kehamilan. Tugas erkembangan keluarga dengan anak yaitu memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab serta memelihara ola komunikasi terbuka daat digunakan sebagai acuan dalam elaksanaan Asuhan Keerawatan Komunitas ada dalam emenuhan kebutuhan kesehatan reroduksi. Pelaksanaan tersebut dierlukan adanya keterlibatan eran erawat sebagai emberi layanan keerawatan secara holistik dan bekerjasama dalam Program Pembinaan dan Pendidikan Kesehatan ada Remaja khususnya PKPR (Program Kesehatan Peduli Remaja) yang diselenggarakan oleh Puskesmas. 3. Pembuat Kebijakan Kesehatan Dierlukan adanya kerjasama antara Dinas kesehatan dan BKKBN dalam menyusun dan mengembangkan rogram. Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang bekerjasama dengan Program elayanan Informasi Komunikasi Kesehatan Reroduksi (PIK-KRR) melalui ceria yang dimiliki oleh BKKBN atau melalui Program Bina Keluarga Remaja (BKR) yang daat bermanfaat dalam mencegah enyimangan erilaku seksual yang daat membawa damak negatif bagi mauun keluarganya dan salah satu damak negatif tersebut adalah kehamilan. 4. Keluarga Dierlukan otimalisasi keluarga dalam memfasilitasi tugas erkembangan keluarga seerti menjaga dan memelihara komunikasi yang terbuka antara orang tua dengan, memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab ada untuk aktifitas sehari-sehari baik dalam keluarga mauun dalam masyarakat. Memberikan kebebasan berendaat ada dan adanya tata aturan yang jelas dalam keluarga berdasarkan keseakatan bersama antara masing-masing anggota keluarga. 5. Remaja Peran di masyarakat daat diotimalkan melalui embentukan kader sebagai eer educator dalam memfasilitasi kegiatan endidikan kelomok sebaya di masyarakat melalui elatihan secara terstruktur yang bekerja sama antara masyarakat, uskesmas, dan dinas kesehatan. Dierlukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara seksama dari erawat komunitas dan uskesmas selaku engamu elayanan kesehatan di daerah setemat. 6. Penelitian Kemandirian keluarga dalam memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab serta memelihara ola komunikasi terbuka meruakan salah satu asek yang bereran dalam kejadian kehamilan sehingga memerlukan riset lebih lanjut dalam mengidentifikasi eranan faktor tersebut baik melalui studi kuantitatif mauun studi kualitatif UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucakan terimakasih ada semua ihak yang telah memberikan masukan, sumbangsih serta saran terhada enyelesaian enelitian ini yaitu: 1. Akademi Keerawatan Notokusumo Yogyakarta. 2. Ayah dan ibuku, adik-adikku serta suamiku tersayang yang selalu memberikan semangat, 13

8 motivasi dan doa sehingga terselesaikannya enelitian ini. 3. Baak Murdiyanto, SE selaku Keala Desa Kedung keris dan staf serta baak-baak keala dusun dan ketua RT serta RW di Desa Kedung keris dan ara kader kesehatan Desa Kedung Keris yang telah menerima eneliti untuk melakukan enelitian ini dan banyak membantu sehingga enelitian daat berjalan lancar REFERENSI Afiah, Fiandani. (2007). Hubungan antara keharmonisan keluarga dengan sika terhada seks ranikah ada. htt://fsi.mercubuana-yogya.ac.id (10 November 2012). Data Pilah Keendudukan Pemerintah Kabuaten Gunungkidul Dinas Keendudukan dan Pencatatan Siil Tahun 2013 Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (2013). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 Effendi, A. (2000). Perilaku sehat, kebiasaan merokok dan minuman keras di kalangan Bali. Jakarta: PT Rineka Cita Hitchock. J. E., Schubert. P.E., Thomas, S.A. (1999). Community health nursing: Caring in action. Albani: Delmas Publisher Hurlock, EB. (2007). Perkembangan anak. jilid 2 edisi keenam. Alih bahasa: dr. Med. Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga Kusmiran, Eni (2011). Kesehatan reroduksi dan wanita. Salemba Medika: Jakarta Mc. Murray, A. (2003). Community health and wellness: a sociological aroach. Toronto: Mosby. Sahabat. (2012). Damak nyata erilaku seks ranikah. Diungguh htt://sosbud. komasiana.com/2012/08/12damaknyata-erilaku-seks-ranikah html. 10 februari 2013 Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Perkembangan. edisi ke enam. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. (2010). Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (2007). Laoran Pendahuluan. Badan Pusat Statistik, Badan Keendudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kementrian Kesehatan, Jakarta: Indonesia Taganing NM, Fortuna F. (2008). Hubungan ola asuh otoriter dengan erilaku agresif ada. diakses 15 November 2011 dari htt:// es/graduate/sychology/2008/artikel_ df 14

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA PENUNGKULAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Sulikhah, Djoko Nugroho, Yudhy Dharmawan

Lebih terperinci

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN ANALISIS PENCAPAIAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Zuraidah (Prodi Kebidanan Pematangsiantar, Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan) ABSTRACT Introduction:

Lebih terperinci

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo ARTIKEL PENELITIAN Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Siatana Kota Gorontalo Factors Of Associated With The Visit Antenatal Care (ANC) K4 In Community

Lebih terperinci

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba

Lebih terperinci

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang

Lebih terperinci

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag PENDAHULUAN PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK DAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Niken Purbowati (Poltekkes Kemenkes Jakarta III) ABSTRAK Prevalensi anemia tertinggi

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Ina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Inatient

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Wulan K. Nangley*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan

Lebih terperinci

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado FAKTOR-FAKTOR YAG BERHUBUGA DEGA KEPUTUSA PEMILIHA TEMPAT BERSALI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATA KECAMATA IBU KABUPATE HALMAHERA BARAT PROPISI MALUKU UTARA Siska ova Sibua*, D. V. Rombot* * Program

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT Rachmawati Rachim 1, Abd. Rahman Kadir 2, Werna Nontji 3 1 Jurusan Keerawatan Poltekkes Kemenkes Mamuju, 2 Fakultas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR

EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR Ridwan 1,2*, Dewi Irawaty 3, Sutanto P. Hastono 4 1. Akademik Keerawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ABSTRAK Bauran emasaran adalah seerangkat alat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA ABSTRACT Chusnul Chotimah Dosen Prodi D3 Kebidanan Politeknik Kebidanan Bhakti

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO 1 Emi Fadilla 2 Maya Mewengkang 2 John Wantania 1 Kandidat Skrisi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Manado Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Hosital Inatient F General Hosital

Lebih terperinci

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu   Abstract. PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA DI WILAYAH DESA TRIDAYA SAKTI KECAMATAN TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI

HUBUNGAN KEKUATAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA DI WILAYAH DESA TRIDAYA SAKTI KECAMATAN TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI HUBUNGAN KEKUATAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA DI WILAYAH DESA TRIDAYA SAKTI KECAMATAN TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI Keperawatan Komunitas, FIK-UMJ, Cempaka Tengah I/1, Jakarta

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA FAKT-FAKT YANG MEMPENGAUHI SIKAP MASYAAKAT TEHADAP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA Ira Kusumawati () Veny Elita () Widia Lestari (3) ira.kiyar@gmail.com, h 8843 Abstract This study aims to determine the actors

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO Nelis N. Mantolongi ), Sunarto Kadir 2), Lia Amalia 3). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU MAHASISWI TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI IYAH TAHUN 2016

ANALISIS PERILAKU MAHASISWI TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI IYAH TAHUN 2016 ANALISIS ERILAKU MAHASISWI TENTANG DETEKSI DINI KANKER AYUDARA ERIKSA AYUDARA SENDIRI () DI UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI IYAH TAHUN 2016 Dini Sukmalara 1. rogram Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Universitas

Lebih terperinci

Kata kunci : pola komunikasi, kekuatan keluarga dan perilaku seksual berisiko

Kata kunci : pola komunikasi, kekuatan keluarga dan perilaku seksual berisiko Hubungan Pola Komunikasi dan Kekuatan Keluarga Terhadap Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja di Wilayah Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Nurhayati (http://nurhayatiakperrsijumj.wordpress.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013). Tingkah laku yang

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan No. Resonden : Tanggal wawancara Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhada Penderita Pasca Stroke Dalam Uaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan Keterangan / Petunjuk engisian 1. Setia

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Medan.Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Medan.Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam Lamiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Nama Peneliti Judul Penelitian : Weny Zulaiha Nasution : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhada Perkembangan Sosial Remaja di

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Responden Penelitian SURAT PERMOHONAN RESPONDEN PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Responden Penelitian SURAT PERMOHONAN RESPONDEN PENELITIAN LAMPIRAN Lamiran 1. Surat Permohonan Resonden Penelitian SURAT PERMOHONAN RESPONDEN PENELITIAN Keada Yth, Saudara/Saudari Ditemat Dengan hormat, Saya yang betanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswi Program

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH () (1) Unnes Journal of Public Health htt://journal.unnes.ac.id/sju/index.h/ujh FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA TINGKAT PUSKESMAS DI

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SAESAR DI RSUD DR.M.HAULUSSY AMBON Mintje M.Nendissa (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Kematian ibu daat disebabkan karena kehamilan dan ersalinan ibu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA Nurul Fatimah Nur Hidayah, Maryatun Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA Susi Hartati,2*, Nani Nurhaeni 3, Dewi Gayatri 3. Akademi Keerawatan Mitra Keluarga Jakarta, Jakarta 3350, Indonesia 2. Program Studi Magister Fakultas

Lebih terperinci

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sarah Patumona Manalu 1, Indra Chahaya 2 dan Irnawati

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 Debby Ratno Kustanto *, Mellia Fransiska*, Elma** ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh memperihatinkan, berbagai survey mengindikasikan bahwa praktik seks pranikah di kalangan remaja semakin

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MUATAN LOKAL ILMU GIZI BERBASIS MAKANAN KHAS DAERAH GORONTALO TERHADAP PERILAKU GIZI SISWA SMU DI KOTA GORONTALO

PENGARUH PENERAPAN MUATAN LOKAL ILMU GIZI BERBASIS MAKANAN KHAS DAERAH GORONTALO TERHADAP PERILAKU GIZI SISWA SMU DI KOTA GORONTALO JURNAL MKMI, Setember 2013, hal 139-146 PENGARUH PENERAPAN MUATAN LOKAL ILMU GIZI BERBASIS MAKANAN KHAS DAERAH GORONTALO TERHADAP PERILAKU GIZI SISWA SMU DI KOTA GORONTALO The Influence of Nutritional

Lebih terperinci

HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2009 HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 3 PALEMBANG TAHUN Risa Dona Emalia, Rini Mutahar, Fatmalina Febry Abstract Globalization

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah htt://jurnal.fk.unand.ac.id 233 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah Fitrah Umi Mutasya 1, Edison 2, Hasnar Hasyim 3 Abstrak Menarche (menars) adalah

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The inatient Installation Anggrek of General Hosital

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 144 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 Suherni 1, Anita Rahmawati 1 1 Jurusan Kebidanan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 8 (1) (2012) 1-10 Jurnal Kesehatan Masyarakat htt://journal.unnes.ac.id/nju/index.h/kemas PENENTU KEBERHASILAN BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

PERBEDAAN MASALAH MENTAL DAN EMOSIONAL BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA

PERBEDAAN MASALAH MENTAL DAN EMOSIONAL BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA PERBEDAAN MASALAH MENTAL DAN EMOSIONAL BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA Studi Kasus SMP Negeri 21 dan Azhar 14 THE DIFFERENCE OF MENTAL AND EMOTIONAL HEALTH PROBLEMS BASED ON RELIGIOUS EDUCATION

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA KOTA SEMARANG Riana Prihastuti Titiek Soelistyowatie*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi

Lebih terperinci

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi. Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal dengan nelayan juragan dan buruh nelayan (10,06%) juga termasuk ke dalam jenis mata encaharian yang akan terkena damak langsung dari adanya rencana usaha dan/atau

Lebih terperinci

Kesehatan Gigi Mulut dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut pada Ibu Hamil (Studi Pendahuluan di Wilayah Puskesmas Serpong, Tangerang Selatan)

Kesehatan Gigi Mulut dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut pada Ibu Hamil (Studi Pendahuluan di Wilayah Puskesmas Serpong, Tangerang Selatan) ARTIKEL PENELITIAN Anggraini dan Andreas: Kesehatan Gigi Mulut. Kesehatan Gigi Mulut dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut ada Ibu Hamil (Studi Pendahuluan di Wilayah Puskesmas Serong, Tangerang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN Skripsi ini disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk

Lebih terperinci

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG 7 ABSTRAK Di era globalisasi, dengan tingkat kebebasan yang longgar dari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGAULAN REMAJA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGAULAN REMAJA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGAULAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Vintiffani Inayatih 1610104308 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH : CUT NUR ASMA RANI NIM.08C004046 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008 erustakaan.uns.ac.id STUD TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDDKAN JASMAN DAN OLAHRAGA D SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGER SE KABUPATEN PURBALNGGA TAHUN 8 Oleh : PANDHUDHARMA SR SATYAN NM : K 46446 AKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA Eryka I. Siswianti, Hilmi Yumni Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dimana pada masa itu remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sedang mencari jati diri, emosi labil serta butuh pengarahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM:

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM: ARTIKEL PENELITIAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI METODE INKUIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 33 PADANG OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM: 1110013111008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Menurut WHO, remaja adalah penduduk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nur Khasananh Prodi D-IV Bidan Pendidik UNRIYO ABSTRAK Pernikahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada embahasan dalam metode enelitian ini akan menguraikan mengenai (a) Identifikasi variabel enelitian, (b) Defenisi oerasional variabel enelitian, (c)metode engumulan data,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH Ns. Pawestri, S.Kep, M.Kes2, Ratih Sari Wardani, S.Si M.Kes, Sonna M, SKep Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Masalah seksualitas

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Dewi Saputri 201410104171 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN CARING PERAWAT PELAKSAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL

HUBUNGAN CARING PERAWAT PELAKSAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL HUBUNGAN CARING PERAWAT PELAKSAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Lutfiyati Martiningtyas *) Niken Sukesi **), Muslim Argo Bayu Kusuma ***) *) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH Octovina Soumokil (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Angka kematian balita masih cuku tinggi

Lebih terperinci

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung Sari MN, Islamy N, Nusadewiarti A Faculty of Medicine in Lampung University

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak menuju dewasa, dimana masa perkembangan ini berlangsung cukup singkat dari rentang usia 13 18 tahun. Pada masa ini remaja

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 Nata Lisa Erviana Sari 1, Lenie Marlinae, 2 Frieda Anie Noor 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan aset sumber daya manusia yang merupakan penerus generasi bangsa di masa mendatang. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) remaja adalah suatu fase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis, maupun

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DELYANA 201410104149 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang merupakan salah satu faktor yang memiliki peran besar dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

JURNAL ILMU LINGKUNGAN

JURNAL ILMU LINGKUNGAN 14 Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 1 Issue : 15-117 (14) ISSN 189-897 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL-EKONOMI TERHADAP PERILAKU PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan individu untuk mencapai dewasa. Selama masa remaja ini individu mengalami proses dalam kematangan mental, emosional,

Lebih terperinci

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA GASTER Vol. 10 No. 1 Februari 2013 PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Maryatun Sekolah TinggiIlmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS.

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS. PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS Oleh WILDAN 107032185/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Cikarang Utara Kab. Bekasi Tahun 2014 Relationship Of Knowledge

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1), Muhammad Iqna Hibatallah 2), Universitas Ahmad Dahlan 1),2) sumargiyani04@yahoo.om, iqnaunyu@gmail.om

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan yang terjadi pada remaja melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana remaja menjadi labil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula di kaitkan pubertas atau

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1) Muhammad Iqna Hibatallah 2) Universitas Ahmad Dahlan 1)2) sumargiyani04@yahoo.om iqnaunyu@gmail.om Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis diantaranya peningkatan emosional, kematangan

Lebih terperinci

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada

Lebih terperinci

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Sri Syatriani 1, Muliati 2 1 Dosen STIK MAKASSAR 2 Peminatan Gizi STIK Makassar Abstract Background: Growth

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Notoatmodjo (2007) masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini. STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini Dewi Elliana*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : elliana_dewi@yahoo.com ABSTRAK Masa remaja adalah

Lebih terperinci

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo Bebas Pada (Role Of Peers Relations With Adolescent Sexual Behavior In Smk Bina Patria 1 Sukoharjo) Abstract :

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ON ADOLESCENT

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Karakteristik sampel, faktor risiko tumbuh kejar. dijadikan sebagai sampel, terdiri atas 13 bayi KMK dan 13 bayi SMK.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Karakteristik sampel, faktor risiko tumbuh kejar. dijadikan sebagai sampel, terdiri atas 13 bayi KMK dan 13 bayi SMK. BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik samel, faktor risiko tumbuh kejar 5.1.1 Karakteristik samel Subyek enelitian sebanyak 26 BBLR yang memenuhi kriteria enelitan dijadikan sebagai samel, terdiri atas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN PRELAKTEAL PADA BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN BUKIT KECIL KOTA PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN PRELAKTEAL PADA BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN BUKIT KECIL KOTA PALEMBANG FAKT-FAKT YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN PRELAKTEAL PADA BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN BUKIT KECIL KOTA PALEMBANG Anur Rohmin 1 Nura Malahayati 2 Hartati 3 1 Mahasiswa, 2,3 Dosen Program S2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 2014

KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 204 Pendahuluan Tujuan Kajian ini adalah untuk meninjau Pandangan

Lebih terperinci

THE EFFECT OF INDIVIDUAL, PSYCHOLOGICAL AND ORGANIZATION VARIABLE TO THE PERFORMANCE OF MIDWIVES IN DELIVERING BABY-BIRTH AT RSKD FATIMAH IN 2013

THE EFFECT OF INDIVIDUAL, PSYCHOLOGICAL AND ORGANIZATION VARIABLE TO THE PERFORMANCE OF MIDWIVES IN DELIVERING BABY-BIRTH AT RSKD FATIMAH IN 2013 ENGARUH VARIABEL INDIVIDU, SIKOLOGIS DAN ORGANISASI TERHADA KINERJA BIDAN DALAM ERTOLONGAN ERSALINAN DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2013 THE EFFECT OF INDIVIDUAL, SYCHOLOGICAL AND ORGANIZATION

Lebih terperinci