FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO"

Transkripsi

1

2 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO Nelis N. Mantolongi ), Sunarto Kadir 2), Lia Amalia 3). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo (Nelis N. Mantolongi) nelis.mantolongi@yahoo.co.id 2. Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo (Sunarto Kadir) sunarto.kadir@yahoo.co.id 3. Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo (Lia Amalia) lia.amalia2@gmail.com Abstrak Status gizi meruakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhada energi dan zat-zat gizi yang dieroleh dari angan dan makanan yang damak fisiknya daat diukur. Rumusan masalah dalam enelitian ini adalah faktor-faktor aa yang berhubungan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja utri. Jenis enelitian adalah survey analitik dengan rancangan Cross Sectional Study. Poulasi dalam enelitian ini adalah 4 orang dan samel adalah orang dengan teknik engambilan samel secara urosive samling dan analisis statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil enelitian menunjukan bahwa variabel yang berhubungan dengan status gizi remaja utri adalah engetahuan dengan nilai (,22), aktifitas fisik dengan nilai (,), asuan makanan dengan nilai (,), endaatan orang tua dengan nilai (,), dan jumlah anggota keluarga dengan nilai (,). Variabel yang tidak berhubungan dengan status gizi remaja utri adalah variabel endidikan ibu dengan nilai (,24) dan lingkungan dengan nilai (,). Disarankan ada Pemerintah, dan Dinas Kesehatan setemat, agar daat bekerja sama dengan ihak sekolah mengadakan sosialisasi atauun endidikan gizi keada remaja. Kata Kunci :, Remaja Putri Abstract Nutritional status is the situation that is given by the degree of hysical needs and nutrients gained from foods that the hysical effect are able to measure. The roblem statement of this research is factors related to nutritional status of teenage girls at Madrasah Aliyah Al-Huda, Gorontalo City. This research aimed at knowing factors related to nutritional status of teenage girls. This was an analytic survey research with cross sectional study. Poulation in this research were 4 articiants and samles were articiants. Technique of collecting the data used urosive samling and used Chi-Square statistical analysis. The result of the research showed that the variable related to nutritional status of teenage girls was knowlwdge with (,22), hysical activity with (,), foods suly with (,), arent s income with (,), member of family with (,). Variable which was not related to nutritional status of teenage girls was the variable of mother s educational level with (,24) and the environment with the (,). It is suggested to the Government and the Deartetment of Health, is to cooerate with school to do romotion or nutritional education worksho to the teenage girls. Keywords : Nutritional Status, Teenage Girls

3 I. PENDAHULUAN Indonesia tengah menghadai masalah gizi ganda. Salah satu kelomok yang rentan dengan masalah gizi yaitu remaja (Adriani dan Wirjatmadi, 22). Masalah gizi remaja erlu mendaat erhatian khusus karena engaruhnya yang besar terhada ertumbuhan dan erkembangan tubuh serta damaknya ada masalah gizi saat dewasa. Masalah gizi ada remaja masih terabaikan karena masih banyaknya faktor yang belum diketahui (Deartemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 23.). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 23) revalensi status gizi menurut Indeks Masa Tubuh/Umur (IMT/U) remaja umur 6 tahun menurut rovinsi, revalensi kurus ada remaja umur 6- tahun secara nasional sebesar,4 % (,% sangat kurus dan,5% kurus). Prevalensi gemuk ada remaja umur 6- tahun sebanyak,3 % yang terdiri dari 5, % gemuk dan,6 % obesitas sedangkan Prevalensi umur 5-24 menurut IMT di Provinsi Gorontalo kurus 2, %, normal 6, %, BB lebih 5,2 % dan Obesitas 5, %. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2) bahwa masalah gizi lebih dominan terjadi di daerah erkotaan dariada edesaan. Madrasah Aliyah Al-Huda meruakan salah satu sekolah yang berada di daerah erkotaan. Siswa di Madrasah ini terlihat lebih cenderung kurus. Berdasarkan hasil observasi mereka sering makan jajanan yang ada di sekitar sekolah yang kurang memenuhi standar gizi. Dari survey awal dilakukan engukuran berat dan tinggi badan, diketahui bahwa dari 35 orang (6, %) dari 26 siswa Madrasah Al-Huda status gizi dilihat dari IMT antara lain remaja bergizi lebih 6 orang (, %), remaja bergizi normal 5 orang (42, %), remaja bergizi kurang 4 orang (4 %). Hasil wawancara dengan 5 orang siswa remaja utri dengan gizi salah bahwa engetahui gizi mereka kurang, terutama dalam hal menjaga berat badan ideal dan konsumsi makanan yang tidak berdasarkan kandungan gizinya, mereka sering makan cemilan dan jajan sembarangan hal ini daat memengaruhi kesehatan gizi jika asuan makanan tidak memerhatikan kualitas mauun kuantitas hidangan. Menurut Suariasa dalam (Sautro dan Nurhayati, 24 ) status gizi juga diengaruhi oleh Pendidikan orang tua yang rendah. Selain itu ula, Penghasilan keluarga meruakan faktor yang memengaruhi langsung status gizi yang akan berdamak ada emenuhan bahan makanan terutama makanan yang bergizi. Kondisi tersebut daat berengaruh terhada status gizi, terutama jumlah anak yang banyak dengan keadaan sosial ekonomi cuku akan berakibat ada emenuhan kebutuhan rimernya (Suharjo dalam Setiana, 2). Faktor lingkungan juga memengaruhi status gizi yaitu memengaruhi erilaku hidu sehari hari dan memengaruhi budaya suatu masyarakat ada kebiasaan makan dan kebiasaan aktivitas fisik (Yatim, 2). II. METODE PENELITIAN Jenis enelitian adalah jenis enelitian Observasional analitik. Rancangan yang digunakan adalah Cross sectional tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda. Teknik analisis yang digunakan dalam enelitian ini adalah analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan menggunakan bantuan software SPSS. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian. Deskrisi Madrasah Aliyah Al- Huda Kota Gorontalo Madrasah Aliyah Al-Huda meruakan madrasah swasta yang juga tergabung ke dalam kelomok kerja madrasah di Kota Gorontalo. Madrasah ini hamir sama dengan Al-Khairaat, dikelola dalam lingkungan ondok esantren. Yayasan Al-Huda yang berdiri ada tahun 2 telah menyelenggarakan endidikan agama Islam. 2. Karakteristik Resonden Karakteristik resonden yang ditanyakan dalam enelitian ini yakni umur reonden.

4 Tabel. Distribusi Resonden Berdasarkan Umur Umur (Tahun) n % 6,4 34 4, 2 3, 2,, Berdasarkan tabel. menunjukkan bahwa sebagian besar resonden berumur tahun sebanyak 34 orang (4,%), aling sedikit berumur 6 tahun sebanyak orang (,4%). Tabel 2. Distribusi Pekerjaan Orang Tua Resonden Pekerjaan Orang Tua n % Pekerjaan Ayah Tukang Bentor 6 22,5 Buruh 4 5,6 Petani, Nelayan 2, Penjual 3 4,2 Pedagang 6,5 Swasta 5 2, Polisi 2 2, Pegawai Negeri Siil 2,, Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga 3 54, Jualan Pakaian,4 Swasta 4, Dagang 3 4,2 Honorer 4 5,6 Sekretaris Desa,4 Pegawai Negeri Siil 3,4, Berdasarkan tabel 2. distribusi ekerjaan ayah resonden menunjukkan bahwa ekerjaan ayah resonden aling banyak yakni sebagai Tukang Bentor sebanyak 6 orang (22,5%) sedangkan ekerjaan ibu aling banyak sebagai ibu rumah tangga berjumlah 3 rang (54,%) dan yang aling sedikit yakni ekerjaan ayah resoden sebagai olisi sebanyak 2 orang (2,%) sedangkan ekerjaan ibu aling sedikit sebaigai enjual akaian dan sekretaris desa berjumlah orang (,4%). Tabel.3. Distribusi Anggota Keluarga Resonden Anggota Keluarga n % 4 2 4, , 5 5,, Berdasarkan tabel 3. distribusi jumlah anggota keluarga resonden menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga resonden aling banyak yakni 5- orang sebanyak 3 orang (52,%) dan yang aling sedikit yakni -5 orang sebanyak 5 orang (,%). 3. Analisa Data Univariat Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dan ersentase dari variabel engetahuan gizi, aktifitas fisik, asuan makanan, endidikan orang tua, endaatan orang tua, jumlah anggota keluarga, dan status gizi.. Pengetahuan Gizi. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Pengetahuan Gizi Persentase (%) Cuku 4 5, Baik 3 42,3, Berdasarkan tabel 4. bahwa engetahuan gizi orang resonden tergolong cuku sebanyak 4 orang (5,%) dan resonden yang memiliki engetahuan gizi baik berjumlah 3 orang (42,3%). 2. Aktifitas Fisik Tabel 5. Distribusi Frekuensi Aktifitas Fisik Aktifitas Fisik Persentase (%) Resiko Tinggi 33 46,5 Resiko Rendah 3 53,5, Berdasarkan data ada tabel 5. diketahui bahwa aktifitas fisik dari orang resonden aling banyak ada resiko rendah berjumlah 3 orang (53,5%) dan aling

5 sedikit resonden memiliki aktifitas fisik resiko rendah berjumlah 33 orang (46,5%). 3. Asuan Makanan Tabel 6. Distribusi Frekuensi Asuan Makanan Asuan Makanan Persentase (%) Resiko Tinggi 3 52, Resiko Rendah 34 4,, Berdasarkan tabel 6. diketahui bahwa asuan makanan dari orang resonden aling banyak dengan asuan makanan resiko tinggi berjumlah 3 orang (52,%) dan resonden memiliki asuan makanan resiko rendah berjumlah 34 orang (4,%). 4. Pendidikan Ibu Tabel. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Pendidikan Ibu Persentase (%) Rendah 4 5, Tinggi 3 42,3, Berdasarkan table. diketahui bahwa endidikan ibu dari orang resonden aling banyak berendidikan rendah yakni berjumlah 4 orang (5,%) dan resonden dengan endidikan ibu tinggi berjumlah 3 orang (42,3%). 5. Pendaatan Orang Tua Tabel. Distribusi Frekuensi Pendaatan Orang Tua Pendaatan Orang Tua Persentase (%) Rendah 43 6,6 Tinggi 2 3,4, Berdasarkan data ada tabel. diketahui bahwa endaatan orang tua dari orang sebagian besar berendaatan rendah yakni berjumlah 43 orang (6,6%) sedangkan orang tua yang berendaatan tinggi berjumlah 2 orang (3,4%). 6. Anggota Keluarga Tabel. Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Anggota Keluarga Persentase (%) > 4 orang 42 5,2 4 Orang 2 4,, Sumber : Data Primer 25 Dari tabel. diketahui bahwa aling banyak resonden berasal dari anggota keluarga > 4 orang yakni berjumlah 42 orang (5,2%), sedangkan resonden yang berasal dari keluarga yang 4 orang berjumlah 2 orang (4,%).. Lingkungan Tabel. Distribusi Frekuensi Lingkungan Lingkungan Persentase (%) Kurang Baik 24 33, Baik 4 66,2, Berdasarkan tabel. daat dijelaskan bahwa sebagian besar resonden dengan lingkungan yang tergolong baik yakni berjumlah 4 orang (66,2%). Sedangkan resonden dengan lingkungan kurang baik berjumlah 24 orang (33,%).. Tabel. Distribusi Frekuensi Persentase (%) Kurus 2 3, Gemuk 4, Normal 34 4,, Berdasarkan tabel. diketahui bahwa status gizi dari orang resonden, resonden dengan status gizi kurus berjumlah 2 orang (3,%), resonden dengan status gizi gemuk berjumlah orang (4,%) dan resonden dengan status gizi normal berjumlah 34 orang (4,%). 4. Analisa data bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara variabel indeenden (engetahuan gizi, aktifitas fisik, asuan makanan, endidikan orang tua, endaatan orang tua dan jumlah anggota keluarga) terhada variabel deendent (status gizi remaja utri). Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi-square dengan derajat keercayaan 5% (α=,5).

6 . Hubungan antara engetahuan dengan status gizi remaja utri Tabel 2. Distribusi berdasarkan Pengetahuan Pengeta huan 46,, 34, Cuku , 26, 66, 2 6, Baik 2 3, 3, 4, 4, Total 2 43,,22 Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan engetahuan cuku berjumlah orang (46,3%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar ada resonden dengan engetahuan cuku berjumlah orang (,5%). Hasil uji statisik dengan uji Chi- Square menunjukkan ada hubungan antara engetahuan gizi resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =, Hubungan antara aktifitas fisik dengan status gizi remaja utri Tabel 3. Distribusi berdasarkan Aktifitas Fisik Aktifit as Fisik Resiko Tinggi Resiko Renda h 3, 3, 3 3, , 44,, 2 55, 3, 3 Total 2 3, 4, 34 4,, Berdasarkan tabel 3. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan aktifitas fisik resiko rendah berjumlah orang (44,%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar ada resonden dengan aktifitas fisik resiko tinggi berjumlah orang (3.3%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara aktifitas fisik resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,., 3. Hubungan asuan makanan dengan status gizi remaja utri Tabel 4. Distribusi berdasarkan Asuan Makanan Asuan Makana n Resiko Tinggi Resiko Rendah Total 2 64, 6,, , 2,, 3, , 4 3, 4, 4, 34, Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan asuan makanan resiko tinggi berjumlah 24 orang (64,%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar ada resonden dengan asuan makanan resiko tinggi berjumlah 6 orang (6,2%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara asuan makanan resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. 4. Hubungan endidikan ibu dengan status gizi remaja utri Tabel 5. Distribusi berdasarkan Pendidikan Ibu Pendidi kan Ibu Rendah Tinggi Total 2 46, 3 26, 3, 5 5 2, 2 6, 4, 34 4, 5 56, 4, 4, 3,, Berdasarkan tabel 5. diketahui bahwa lebih besar ada resonden yang memiliki ibu dengan endidikan rendah berjumlah orang (46,3%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk yang memiliki ibu endidikan rendah berjumlah 5 orang (6,%). Hasil uji statisik dengan uji Chi- Square menunjukkan tidak ada hubungan antara endidikan ibu resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,24.,,24

7 5. Hubungan endaatan orang tua dengan status gizi remaja utri Tabel 6. Distribusi berdasarkan Pendaatan Orang Tua Pendaa tan Orang Tua Rendah 2 Tinggi 6 Total 2 4, 2, 4 3, 2,3 2 32, 4, , 46, 4 4, 43 2,,,, Berdasarkan tabel 6. diketahui bahwa lebih besar ada resonden yang memiliki orang tua dengan endaatan rendah berjumlah 2 orang (4,%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar ada resonden yang memiliki orang tua dengan endaatan tinggi berjumlah orang (32,%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara endaatan orang tua resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,.. Hubungan jumlah anggota keluarga dengan status gizi remaja utri Tabel. Distribusi berdasarkan Anggota Keluarga Anggota Keluarg a > 4 orang 4 Orang Total 2 45, 2 2, 6 3,, 23 34, 5 4, 34 54, 3, 4, 42, 2,,, Berdasarkan tabel. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan jumlah anggota keluarga > 4 orang berjumlah orang (45,2%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk dengan jumlah anggota keluarga 4 Orang berjumlah orang (34,5%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara jumlah anggota keluarga resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,.. Hubungan lingkungan dengan status gizi remaja utri Tabel. Distribusi berdasarkan Lingkungan Lingkun gan Kurang 54, 4, 3 4,2 Baik 2 24, Baik 4 2,, 5, 24 4, Total 2 3, 4, 4, 34, Berdasarkan tabel. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan lingkungan baik berjumlah 4 orang (2,%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar dengan lingkungan baik berjumlah orang (,%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara Lingkungan resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. IV. Pembahasan. Hubungan engetahuan gizi dengan status gizi remaja utri Madrasah aliyah al-huda Pada enelitian ini menunjukkan ada hubungan antara engetahuan gizi resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,22. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Roselly (2) dan Zahara (2) yang menyatakan bahwa terdaat hubungan yang bermakna antara engetahuan dengan status gizi. Berdasarkan hasil enelitian ini namak bahwa remaja utri sebagian besar memiliki engetahuan cuku tentang gizi dengan status gizi kurus, hal ini namak dari emahaman yang kurang baik terhada kandungan gizi yang terdaat dalam berbagai makanan yang dikonsumsi. Berdasarkan hasil wawancara mereka ada umumnya lebih memilih makanan yang terasa enak dan mengenyangkan tetai rendah kandungan zat gizinya dan tidak mengerti akan entingnya makanan untuk kesehatan, adahal engetahuan tentang gizi sangat enting untuk menjaga keseimbangan gizi. Pengetahuan meruakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan enginderan terhada objek tertentu. Pengetahuan enting dalam embentukan tindakan, aa yang ia lihat akan memengaruhi aa yang ia rasakan dikemudian hari (Notoatmodjo, 22). Dengan,

8 kata lain seseorang yang telah mengetahui sesuatu hal akan memengaruhi erilakunya untuk melakukan hal menurut engetahuannya. 2. Hubungan aktifitas fisik dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al- Huda Pada enelitian ini menunjukkan ada hubungan antara aktifitas fisik resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Nurusalma (26) dan Martaliza (2) yang menyatakan ada hubungan antara aktifitas fisik dengan status gizi.. Pada enelitian ini diketahui bahwa resonden dengan status gizi gemuk lebih besar dengan aktifitas resiko tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan kegiatan sehari-hari mereka sebagai elajar. Berdasarkan data yang dierolah dari ihak sekolah bahwa aktifitas remaja sebagian besar banyak dilakukan disekolah selama jam yang meliuti kegiatan belajar dan saat istirahat yang termasuk kegiatan ringan yang tidak menguras energi. Berdasarkan hasil erhitungan aktifitas bahwa kegiatan yang resonden lakukan tidak terlalu banyak dan kegiatan tersebut rutin dilakukan seerti duduk belajar, duduk santai di waktu luang, dan menonton televisi. Berdasarkan hasil wawancara bahwa sebagaian resonden mengatakan mereka kurang beraktifitas fisik karena alasan lelah ulang sekolah, selain itu mereka juga sering menggunakan waktu luang mereka sebagian besar untuk menonton televisiv atauun untuk ekerjaan rumah yang termasuk kegiatankegiatan ringan seerti menyau, cuci iring, mencuci akaian, atau berjalan kaki setia hari. Hasil enelitian menunjukkan bahwa resonden dengan status gizi normal sebagian besar memunyai aktifitas fisik resiko rendah. Sebaliknya, resonden dengan status gizi gemuk sebagian besar memunyai aktifitas fisik resiko tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas fisik memengaruhi status gizi. Aktifitas fisik meruakan salah satu bentuk enggunaan energi, jika aktifitas seseorang kurang sementara energi yang masuk teta atau bahkan lebih tinggi dari kebutuhan, maka energi ini tidak daat digunakan secara otimal. Keseimbangan energi dicaai bila energi yang masuk kedalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal atau normal. Aabila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan, maka akan terjadi kekurangan energi. Akibatnya berat badan akan kurang/kurus dari berat badan seharusnya (ideal). Sebaliknya, kelebihan energi daat terjadi bila konsumsi energi melalu makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Energi ini akan di ubah menjadi lemak tubuh sehingga terjadi berat badan lebih atau kegemukan (Almatsier dalam Nadimin, 2). 3. Hubungan asuan makanan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara asuan makanan resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Indriasari (24) dan Palui (22) yang menyatakan ada hubungan antara asuan makanan dengan status gizi. Berdasarkan tabel 6. sebagian besar resonden memiliki asuan makan resiko tinggi. Hasil recall asuan makanan resonden kurang dari rata-rata yang dianjurkan oleh Angka Kecukuan Gizi (AKG) berdasarkan umur resonden. Berdasarkan wawancara hal ini dikarenakan resonden sering meninggalkan kebiasaan saraan, mengurangi orsi makan dan frekuensi makan (hanya -2 x sehari), dan lebih senang mengkonsumsi snack ringan yang rendah kalori, terutama untuk resonden dengan status gizi gemuk snack meruakan kebiasaan utama dan selingan dalam jumlah yang cuku besar. Selain itu ula resonden lebih memilih makan hanya karena alasan enak dan lebih memilih temat makan yang banyak digemari oleh teman sebaya, dengan kata lain bahwa erilaku makan resonden sering kali di engaruhi oleh teman sebaya. Asuan makanan adalah semua jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi tubuh setia hari. Umumnya asuan makanan di elajari untuk di hubungkan dengan keadaan gizi. Asuan makanan yang cuku bisa berdamak baik ada tercaainya status gizi sedangkan konsumsi makanan yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan mengalami masalah status gizi. Jadi status gizi seseorang sangat tergantung ada tingkat asuan makanan yang dikonsumsi.

9 4. Hubungan endidikan ibu dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Hasil enelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara endidikan ibu resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,24. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Palui (22) dan Sautro (24) yang menyatakan tidak terdaat hubungan yang bermakna antara endidikan ibu dengan status gizi. Berdasarkan hasil enelitian daat diketahui bahwa resonden yang memiliki status gizi kurus sebagian besar dengan ibu berendidikan rendah. Pendidikan orang tua tidak berhubungan secara langsung dengan status gizi remaja utri di Madrasah Aliyah Al-Huda. Tingkat endidikan juga berkaitan dengan tingkat engetahuan, di mana semakin tinggi tingkat endidikan akan semakin baik ula emahaman dalam emilihan bahan makanan. Pendidikan formal orang tua yang tinggi menunjukkan bahwa orang tua lebih mudah menerima informasi yang berhubungan dengan gizi namun informasi yang didaatkan orang tua tidak serta merta langsung berdamak ada eningkatan gizi anak jika tidak ada erubahan erilaku untuk melakukannya seerti kesibukan orang tua dengan urusannya. Jadi endidikan hanya berengaruh terhada kemamuan orang tua menerima informasi (Tinneke, 2). 5. Hubungan endaatan orang tua dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara endaatan orang tua resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Indraaryani (2) dan Musadat (2). Pekerjaan orang tua erat kaitannya dengan enghasilan keluarga. Keluarga dengan endaatan terbatas besar kemungkinan kurang daat memenuhi kebutuhan makanannya baik kualitas mauun kuantitas. Orang tua dengan mata encaharian yang relatif teta jumlahnya setidaknya daat memberikan jaminan sosial yang relatif aman keada keluarga dibandingkan ayah dengan ekerjaan tidak teta. Sedangkan status ekerjaan ibu daat memengaruhi erilaku dan kebiasaan anak (Maulina dalam Tinneke 2). 6. Hubungan jumlah anggota keluarga dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Berdasarkan tabel. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan jumlah anggota keluarga > 4 orang berjumlah orang (45,2%). anggota keluarga yang banyak akan memengaruhi konsumsi makanan keluaraga. Aabila besarnya keluarga bertambah makaangan untuk setia orang berkurang, hal ini juga berkaitan erat dengan endaatan orang tua, berdasarkan hasil enelitian orang tua resonden sebaian besar memiliki ekerjaan yang tidak teta dengan enghasilan rendah. Hasil uji statisik menunjukkan ada hubungan antara jumlah anggota keluarga resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Khair (2) dan Oktaviani (2) dan yang menyatakan ada hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan status gizi. anggota keluarga yang besar akan memengaruhi distribusi makanan terhada anggota keluarga terutama ada keluarga dengan endaatan rendah yang terbatas kemamuannya dalam menyediakan angan sehingga akan beresiko terhada keadaan gizi kurang.. Hubungan faktor lingkungan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Berdasarkan tabel. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan lingkungan baik berjumlah 4 orang (2,%). Hasil uji statisik menunjukkan tidak ada hubungan antara Lingkungan resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Pusitawati (2) yang menyatakan tidak ada hubungan antara lingkungan dengan status gizi. Berdasarkan tabel. bahwa remaja utri sebagian besar sudah memanfaatkan temat makan disekitar sekolah. Berdasarkan hasil recall bahwa kandungan zat gizi asuan makanan masih kurang dari rata-rata anjuran berdasarkan angka kecukuan gizi. Hal ini juga terjadi karena keadaan remaja yang mudah diengaruhi oleh lingkungan sekitar, remaja sering makan tidak teratur, melewatkan waktu makan agi, siang, malam yang seharusnya dilakukan. Berdasarkan hasil

10 wawancara bahwa remaja utri melewatkan makan agi dan malam karena ingin tamil lebih kurus. Orang tua juga memengaruhi ola konsumsi makan anak, dimana orang tua tidak menyediakan saraan atau bekal dan memilih memberikan uang saku, ini juga di engaruhi oleh merebaknya budaya jajan. Lingkungan temat makan berkaitan erat enyedia makanan itu sendiri. Makanan yang baik bukan saja banyak zat gizi tetai cara enyajiannya juga memengaruhi kualitas suatu makanan. Seerti ketersediaan air bersih, eralatan makan yang bersih dan cara enyimanan baik. Berdasarkan hasil observasi banyak edagang disekitar sekolah yang menyediakan makanan jajanan ceat saji seerti nugget, somay. Berdasarkan hasil wawancara bahwa sekolah tersebut belumernah ada sosialisasi oleh ihak kesehatan khususnya tentang gizi itu sendiri. V. Kesimulan Berdasarkan hasil enelitian daat di simulkan bahwa variabel yang berhubungan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda adalah engetahuan dengan nilai,22, aktifitas fisik dengan nilai,, asuan makanan dengan nilai,, endaatan orang dengan nilai,, jumlah anggota keluarga dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al- Huda dengan nilai, dan variabel yang tidak berhubungan dengan status gizi adalah endidikan ibu dengan nilai,24, faktor lingkungan dengan nilai,.. VI. REFERENSI Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 22. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana Prenada Media Grou. Jakarta Allo, B. 23. Hubungan antara engetahuan dengan kebiasaan fastfood dengan kejadian gizi lebih ada siswa sekolah dasar negeri Sudirman Makassar. Skrisi. FKM UH. Makassar. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Deartemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, et. al. 23. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Rev. Ed. PT Rajagrafindo Persada. Deok Indriasari, 24. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi siswa SMUN Deok Tahun 24. Skrisi. FKM UI. Deok (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Indraaryani, 2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Remaja Putri ada Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kota Padang Proinsi Sumatera Barat Tahun 2. Skrisi. Universitas Indonesia. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Khair, N. 2. Status gizi murid kelas sekolah menengah ertama di kelurahan Pasir Nan Tigo Kecamatan Kota Tangah. Skrisi. Universitas Andala. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Martaliza, W R. 2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Lebih Pada Polisi di Keolisian Resort Kota Bogor Tahun 2 (Skrisi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. (Di Akses Tanggal Desember 24) Musadat, A. 2. Analisis faktor yang memengaruhi kegemukan ada anak di rovinsi Sulawesi Selatan. Tesis. IPB. Bogor. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Notoatmodjo, S., 22, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cita, Jakarta. Nurusalma, N. 26. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Karyawan Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 26. Skrisi. FKMUI. Deok (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Oktaviani, D. 2. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Anggota Keluaraga, Karakteristik Remaja Dan Orang Tua Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Skrisi. FKM UNDIP. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Palui, M. 22. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gizi Kurang ada Siswa di 4 SMA/SMK terilih di Kota Deok Jawa Barat Tahun 2. Skrissi. FKM UI. Deok (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Pusitasari, DA. 22. Perubahan ada Anak Gizi Kurus yang Mengikuti Pemulihan Gizi di Klinik PTTK dan EK. FKMUI. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Riskesda, 2. Laoran Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)Provinsi Gorontal. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Deartemen Kesehatan RI. 2

11 Riskesda, 23. Riset Kesehatan Dasar 23. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Deartemen Kesehatan RI. 23 Roselly, P. 2. Gizi Remaja Putri. Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia. Jakarta. (Di Akses Tanggal 2 Juni 25) Sautro dan Faridha N, 24. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Siswa (jurnal). Universitas Negeri Surabaya. (Di Akses Tanggal Desember 24) Setiana, L S. 2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Energi Dan Protein Pada Peserta Didik Di Man Insan Cendekia Serong Tahun 2 (Skrisi). Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. (Di Akses Tanggal Desember 24) Surasno, M. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia rogram S reguler angkatan 25-2 Tahun 2. Skrisi. FKM UI. Deok (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Tinneke, P. 2. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gizi Kurang Siswa di 3 Kecamatan Kabuaten Kamar Tahun 2. FKM. Universitas Indonesia. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Zahara, N. 2. Hubungan antara asuan makanan, erilaku makan, dan faktor lainnya dengan status gizi kurus ada mahasiswa S reguler angkatan 2-2 fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia tahun 2. Skrisi. FKM UI. Deok. (Di akses Tanggal 2 Juni 25)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah htt://jurnal.fk.unand.ac.id 233 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah Fitrah Umi Mutasya 1, Edison 2, Hasnar Hasyim 3 Abstrak Menarche (menars) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Wulan K. Nangley*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Sri Syatriani 1, Muliati 2 1 Dosen STIK MAKASSAR 2 Peminatan Gizi STIK Makassar Abstract Background: Growth

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH Octovina Soumokil (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Angka kematian balita masih cuku tinggi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag PENDAHULUAN PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK DAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Niken Purbowati (Poltekkes Kemenkes Jakarta III) ABSTRAK Prevalensi anemia tertinggi

Lebih terperinci

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo ARTIKEL PENELITIAN Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Siatana Kota Gorontalo Factors Of Associated With The Visit Antenatal Care (ANC) K4 In Community

Lebih terperinci

Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Padang

Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Padang 131 Artikelenelitian Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas adang Cici Octari, Nur Indrawaty Liputo, Edison Abstrak Obesitas di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2009 HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 3 PALEMBANG TAHUN Risa Dona Emalia, Rini Mutahar, Fatmalina Febry Abstract Globalization

Lebih terperinci

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado FAKTOR-FAKTOR YAG BERHUBUGA DEGA KEPUTUSA PEMILIHA TEMPAT BERSALI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATA KECAMATA IBU KABUPATE HALMAHERA BARAT PROPISI MALUKU UTARA Siska ova Sibua*, D. V. Rombot* * Program

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA PENUNGKULAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Sulikhah, Djoko Nugroho, Yudhy Dharmawan

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN ANALISIS PENCAPAIAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Zuraidah (Prodi Kebidanan Pematangsiantar, Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan) ABSTRACT Introduction:

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA Eryka I. Siswianti, Hilmi Yumni Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba

Lebih terperinci

Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang

Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang 182 Artikel Penelitian Hubungan dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang Lisbet Rimelfhi Sebataraja, Fadil Oenzil, Asterina Abstrak Status gizi

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli HUBUNGAN HIGIENE PENJAMAH DENGAN KUALITAS MIKROBIOLOGIS PADA MINUMAN ES COKLAT DI KOTA SEMARANG (Studi di Kecamatan Tembalang Dan Kecamatan Pedurungan) Dwi Rahayuningsih, Martini,Susiana Purwantisari,

Lebih terperinci

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ABSTRAK Bauran emasaran adalah seerangkat alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, definisi sehat adalah keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja.

Lebih terperinci

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **) HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAWE, KUDUS Rizqi Mufidah *), Dina

Lebih terperinci

KETAHANAN PANGAN DAN STATUS GIZI KELUARGA PEROKOK DI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

KETAHANAN PANGAN DAN STATUS GIZI KELUARGA PEROKOK DI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO KETAHANAN ANGAN DAN STATUS GIZI KELUARGA EROKOK DI KECAMATAN BERASTAGI KABUATEN KARO Etti Sudaryati, sudaryatiety@yahoo.co.id Juanita, joean_ita@yahoo.com Nurmaini, nurmainik@yahoo.com Ilmu Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi. Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal dengan nelayan juragan dan buruh nelayan (10,06%) juga termasuk ke dalam jenis mata encaharian yang akan terkena damak langsung dari adanya rencana usaha dan/atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 Nata Lisa Erviana Sari 1, Lenie Marlinae, 2 Frieda Anie Noor 3

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Ina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Inatient

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 Debby Ratno Kustanto *, Mellia Fransiska*, Elma** ABSTRAK

Lebih terperinci

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sarah Patumona Manalu 1, Indra Chahaya 2 dan Irnawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The inatient Installation Anggrek of General Hosital

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO. HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 1 KOTA MANADO. Puput Dewi Purwanti 1), Shirley E.S Kawengian 1), Paul A.T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Manado Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Hosital Inatient F General Hosital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi antara anak dan dewasa yang terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di negara maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu mengalami peningkatan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-1 TAHUN 217 18 HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI Enggar Anggraeni

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu   Abstract. PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA

KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA THE FAMILY INDEPENDENCE AS PREVENTION EFFTS ON SEX BEHAVI AND TEENS PREGNANCY Eva Nurlina Arilia AKPER NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO 1 Emi Fadilla 2 Maya Mewengkang 2 John Wantania 1 Kandidat Skrisi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah dimana mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend yang sedang berkembang

Lebih terperinci

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 24-34

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 24-34 Jur Farmanesia 9/() - HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PEDAGANG DENGAN KEBERADAAN PEMANIS SAKARIN DAN SIKLAMAT DALAM MINUMAN SIRUP PADA SEKOLAH DASAR (SD) DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN Elly Nurita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pada saat ini menghadapi masalah yang berhubungan dengan pangan, gizi dan kesehatan. Dalam bidang gizi, Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada ditiap-tiap negara baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti** Al Ulum Vol.56 No.2 April 2013 halaman 39-43 39 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti** ABSTRAK Gaya hidup dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan status kesehatannya. Melalui perbaikan gizi dan kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa, maka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat

Lebih terperinci

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT Rachmawati Rachim 1, Abd. Rahman Kadir 2, Werna Nontji 3 1 Jurusan Keerawatan Poltekkes Kemenkes Mamuju, 2 Fakultas

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan No. Resonden : Tanggal wawancara Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhada Penderita Pasca Stroke Dalam Uaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan Keterangan / Petunjuk engisian 1. Setia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas yaitu terdapat penimbunan lemak yang belebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya obesitas ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Usia

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gaya hidup kota yang serba praktis memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak Indonesia merupakan generasi penerus untuk melanjutkan kegiatan pembangunan bangsa. Sudah seharusnya generasi penerus bangsa mendapatkan pembinaan dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada pada masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa remaja akan mempengaruhi status

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) mempunyai karakteristik banyak melakukan aktivitas jasmani. Oleh karena itu, pada masa ini anak membutuhkan energi tinggi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional.pemilihan desain cross sectional karena penelitian ini

Lebih terperinci

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013 FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SARAPAN PAGI PADA ANAK DI SD ST.THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2013 Rindika Christiani Siregar 1, Eddy Syahrial 2, Alam Bakti Keloko 2 1 Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status gizi anak. Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor utama penentu status gizi seseorang. Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan Hubungan Antara Kebiasaan Makan Dan Status Ekonomi Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri Usia 15-18 Tahun Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Nur Afika*)

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.

Lebih terperinci

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )² BAB 4 METODOLOGI PENELITIP AN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengenai kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnyaa dengan status gizi mahasiswa penghuni Asrama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi kesejahteraan fisik dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SAESAR DI RSUD DR.M.HAULUSSY AMBON Mintje M.Nendissa (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Kematian ibu daat disebabkan karena kehamilan dan ersalinan ibu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000) Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya Variabel 1 Kategori Karakteristik contoh : Umur anak Uang saku per hari Sosial ekonomi keluarga Pendidikan orang tua (Ayah dan Ibu) 9-1 1 tahun < Rp

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA Susi Hartati,2*, Nani Nurhaeni 3, Dewi Gayatri 3. Akademi Keerawatan Mitra Keluarga Jakarta, Jakarta 3350, Indonesia 2. Program Studi Magister Fakultas

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 Hetty Gustina Simamora Staff Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRAK Pola

Lebih terperinci

Faddilatul Aisyah 1, Devi Nuraini Santi 2,Indra Chahaya 2. Kesehatan Lingkungan. Utara, Medan Indonesia

Faddilatul Aisyah 1, Devi Nuraini Santi 2,Indra Chahaya 2. Kesehatan Lingkungan. Utara, Medan Indonesia HUBUNGAN HYGIENE PERORANGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA PEKERJA PENGUPAS UDANG DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN KECAMATAN MEDAN LABUHAN TAHUN Faddilatul Aisy 1, Devi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variable Bebas Variable Terikat Status Gizi / IMT Tingkat aktivitas fisik Kelelahan Kerja Perawat Kecukupan Energi Kerja Shift kerja Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 telah terjadi transisi masyarakat yaitu transisi demografi yang berpengaruh terhadap transisi epidemiologi sebagai salah satu dampak pembangunan

Lebih terperinci

Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk

Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk Hubungan antara Asuan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Kejadian ada Remaja Putri di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk Arisanty Nursetia Restuti 1, Yoswenita Susindra 2 1,2, Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI Rianto S. Dame*, Maureen I. Punuh *, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

Key words: Food consumption pattern, social economic of the family, the growth of new kid in school.

Key words: Food consumption pattern, social economic of the family, the growth of new kid in school. HUBUNGAN OLA KONSUMSI ANGAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN ERTUMBUHAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH DI SD NEGERI NO.1444 KOTA ADANGSIDIMUAN 014 Ade Irma Harahap 1 : Evawany Y Aritonang : Jumirah 3

Lebih terperinci

ISSN : Muchsin, Haryono, Rosyidah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ISSN : Muchsin, Haryono, Rosyidah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta ISSN : 1978-0575 154 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WANITA TERPAPAR BISING SHIFT PAGI DI BAGIAN WEAVING (TENUN) AGUNG SAPUTRA TEX PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA Muchsin, Haryono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di

BAB I PENDAHULUAN. dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Jenis pangan jajanan yang beragam di Indonesia saat ini sudah berkembang sangat pesat sejalan dengan pesatnya pembangunan. Pangan jajanan menurut FAO (1991&2000) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki masalah gizi kurang (undernutrition) dan masalah gizi lebih (overnutrition) pada saat yang bersamaan

Lebih terperinci