HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2009

Transkripsi

1 HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 3 PALEMBANG TAHUN Risa Dona Emalia, Rini Mutahar, Fatmalina Febry Abstract Globalization give imact for changes of ublic consumtion design. One of them is habit of consumtion junk food has been new life style for teenagers. Promotion some kinds of food and drink roduct that lentiful by advertisement in mass media be one of big reason why junk food is very familiar with some teenagers. The objective of this research is to know correlation between food and drink advertisement in mass media with consumtion of junk food for teenangers in SMU N 3 Palembang. This research is quantitative analytic study by cross sectional aroximation. Samle of this research is students of SMU N 3 Palembang that totally students. Technique to get samle by roortional stratified samling. The research result show that 5,% of resondent to last -5 years old and 6,% is female. Some of resondent (,%) use electronic media as a source of information and 8,% resondent saw food and drink advertisement 3 times in a day. The kind of advertisement that often they saw is snack with ercentage 56,5% dan,3% resondent often consumtion junk food. The bivariat analytic result show that there is no significant correlation between kind of mass media with frequency of consumtion junk food, there is no significant correlation between frequency of saw advertisement with frequency of consumtion junk food, there is no significant correlation between kind of advertisement that often they watch with frequency of consumtion junk food and there is a significant correlation between advertisement attract with frequency of consumtion junk food. Suggestion of this research is to make a esionage about junk food for teenagers, in order to more selective choose snack and necessary for government to selection and to limit some advertisement that will ublished in mass media. Key words : Advertisement, frequency of consumtion junk food, teenagers nutrition Abstrak Globalisasi bereran terhada erubahan ola konsumsi masyarakat. Salah satunya adalah kebiasaan meng telah menjadi gaya hidu baru di kalangan remaja. Promosi berbagai jenis roduk makanan dan minuman yang berlebihan melalui iklan di media massa menjadi alasan yang kuat mengaa junk food begitu akrab dengan ara remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan iklan makanan dan minuman di media massa dengan frekuensi ada remaja di SMA Negeri 3 Palembang Tahun. Penelitian ini meruakan enelitian kuantitatif yang bersifat analitik melalui endekatan cross sectional. Samel enelitian adalah siswa-siswi SMA Negeri 3 Palembang yang berjumlah orang. Teknik engambilan samel secara roortional stratified samling. Hasil enelitian menunjukkan 5,% resonden berumur -5 tahun dan 6,% berjenis kelamin eremuan. Sebagian besar resonden (,%) menggunakan media elektronik sebagai sumber informasi dan 8,% resonden melihat iklan makanan dan minuman 3 kali sehari. Jenis iklan yang sering dilihat adalah snack dengan ersentase 56,5 % dan,3% resonden lebih tertarik dengan slogan atau esan dalam iklan. 5,6% resonden sering meng. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis media massa, frekuensi melihat iklan, dan jenis iklan yang sering dilihat dengan frekuensi. Sedangkan ada hubungan yang signifikan antara daya tarik iklan dengan frekuensi. Saran enelitian ini sebaiknya erlu diadakan enyuluhan tentang junk food ada remaja, agar bisa lebih selektif dalam memilih makanan jajanan. Kata kunci : iklan, frekuensi, gizi remaja

2 Pendahuluan Era globalisasi membawa kehiduan No Umur Jumlah %. -5 tahun 5,. 6- tahun,8 3. > tahun, Jumlah manusia ke dalam gerbang modernisasi yang membawa damak ada erkembangan zaman dan teknologi yang esat, sehingga mamu mencitakan kondisi yang konsumeristik dan menghasilkan trend atau gaya hidu baru. Perubahan gaya hidu masyarakat inilah yang mendasari erubahan ola makan. Sebagai contoh, gaya hidu masyarakat masa kini adalah senang mengkonsumsi makanan yang sia saji atau lebih memilih makanan yang berjenis instant yang biasa dikenal dengan istilah junk food. Selain karena menjamurnya jenis-jenis junk food, faktor yang diduga sangat memengaruhi di kalangan remaja adalah gencarnya iklan-iklan di media cetak dan elektronik yang daat memberikan engaruh besar dalam memromosikan junk food ini. 3 Pengaruh iklan ada remaja sangatlah kuat. Pada tahun, hasil survei Consumer International menunjukkan sebagian besar remaja menyukai iklan dan memercayai informasi yang dimuat di dalamnya. Sekarang ini, iklan-iklan junk food semakin banyak di media Hasil Survei Internasional menyatakan bahwa 6% siaran iklan di televisi negara didominasi oleh jenis iklan junk food, atau dua er tiga dari total tayangan iklan makanan di televisi adalah iklan junk food. Menurut Harian Komas (6), ersentase iklan junk food di Indonesia bahkan mencaai %. Sedangkan hasil enelitian Raharjo (8) menunjukkan ersentase iklan junk food menduduki orsi sebesar 6 % dari total enayangan iklan. Tujuan enelitian ini untuk mengetahui hubungan iklan makanan dan minuman di media massa dengan frekuensi ada remaja di SMA Negeri 3 Palembang tahun. Metodologi Penelitian Penelitian ini termasuk enelitian kuantitatif yang bersifat analitik melalui endekatan cross sectional. Samel enelitian adalah siswasiswi SMA Negeri 3 Palembang yang berjumlah orang. Teknik engambilan samel secara roortional stratified samling. Jenis data yang dikumulkan adalah data rimer dan data sekunder, dengan menggunakan kusioner dan FFQ ( Frequency Questionnaire). Hasil Penelitian. Umur resonden Distribusi resonden yang aling banyak untuk kelomok umur -5 tahun, yaitu sebesar 5,%. Sedangkan distribusi resonden yang aling sedikit untuk kelomok umur di atas tahun, yaitu sebesar,%.. Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah %. Laki-laki 36 3,. Peremuan 56 6, Jumlah Distribusi resonden lebih banyak yang berjenis kelamin eremuan, yaitu sebesar 6,%. Sedangkan reonden laki-laki sebesar 3,%. 3. Jenis media yang digunakan No Media Massa Jumlah %. Media cetak,8. Media elektronik, Jumlah Sebagian besar resonden (,%) menggunakan media elektronik sebagai sumber informasi untuk melihat iklan. Sedangkan,8% resonden lainnya menggunakan media cetak.. melihat iklan No Jumlah %. < 3 kali/hari 8,6. 3 kali/hari 8, Jumlah Sebagian besar resonden (8,%) melihat iklan makanan dan minuman lebih dari atau sama dengan 3 kali sehari dan selebihnya (,6%) melihat iklan makanan dan minuman kurang dari 3 kali sehar

3 5. Iklan yang sering Dilihat No Jenis Iklan Jumlah %. Fast food,3. Snack 5 56,5 3. Permen 3. Coklat 8 8, 5. Soft drink 3 6. Es krim,3 Jumlah Sebesar 56,5% resonden sering melihat iklan snack. Sedangkan resonden lainnya sebesar 3% sering melihat iklan ermen dan soft drink, 8,% resonden sering melihat iklan coklat dan,3% resonden sering melihat iklan fast food dan es krim. 6. Daya tarik iklan No Daya Tarik Jumlah % Iklan. Kemasan roduk 3 3. Slogan/ iklan 38,3 3. Model iklan, Jumlah Sebesar,3% resonden memilih slogan atau esan dalam iklan sebagai daya tarik. Sedangkan 3% resonden memilih kemasan roduk dan,% memilih ublic figure atau model iklan sebagai daya tarik.. No Jumlah %. Jarang,8. Sering 8 5, Jumlah Sebesar 5,6% resonden sering meng. Sedangkan,3% lainnya jarang meng. 8. Jenis junk food yang dikonsumsi rata-rata Jenis junk food yang aling banyak dikonsumsi oleh resonden adalah snack dengan rata-rata,3, sedangkan jenis junk food yang aling sedikit dikonsumsi oleh reonden adalah izza dengan rata-rata,3. 8. Hubungan jenis media massa dengan frekuensi Jenis Media Massa Konsumsi Jumlah Junk Media, cetak Media 3, 3 elektro nik Jumlah, , 5, 5, Chi Square, dieroleh nilai value (,8) lebih besar dari α (,). Artinya Ho diterima, maka daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis media massa dengan frekuensi ada remaja di SMA Negeri 3 Palembang val ue, 8

4 .Hubungan frekuensi melihat iklan makanan dan minuman dengan frekuensi Frekue nsi < 6, 3kali/ha ri 3 3, kali/hari 3 6 Jumlah, , 55, 5, Chi Square, dieroleh nilai value (,3) lebih besar dari α (,). Artinya Ho diterima, maka daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi melihat iklan dengan frekuensi ada remaja di SMA Negeri 3 Palembang.. Hubungan jenis iklan makanan dan minuman yang sering dilihat dengan frekuensi konsumsi junk food Jenis iklan Fast food Snack 8, 5, 5 5 Permen 5, 58, 3 Coklat 3 3, 5 6, Soft 8 66, 33, drink 3 Es krim 5 5 Jumlah, 5, 8 8 valu e Chi Square, dieroleh nilai value (,688) lebih besar dari α (,). Artinya Ho diterima, maka daat disimulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara iklan makanan dan minuman yang sering dilihat dengan frekuensi ada remaja di SMA Negeri 3 Palembang. 8,3 val ue,6 88. Hubungan daya tarik iklan makanan dan minuman dengan frekuensi konsumsi junk food. Daya Tarik Iklan Kemasan roduk 3, 3 6, 6 3 Slogan/ 5, 8, 38 esan 6 Public figure Jumlah, 8 55, 8 Chi Square, dieroleh nilai value (,5) lebih kecil dari α (,). Artinya Ho ditolak, maka daat disimulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara daya tarik iklan dengan frekuensi konsumsi junk food ada remaja di SMA Negeri 3 Palembang. Pembahasan Hasil enelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis media massa dengan frekuensi. Hal ini sejalan dengan enelitian Adi (), yang menyatakan bahwa tidak terdaat hubungan antara media iklan dengan ola makan ada anak di Surabaya. 5 Tidak adanya hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa aaun jenis media massa yang digunakan untuk memeroleh informasi dari iklan makanan dan minuman tidak akan berengaruh terhada frekuensi konsumsi junk food. Media massa hanyalah sebagai erantara komunikasi antara konsumen dan rodusen. 6 ada remaja diduga diengaruhi oleh variabel lainnya. Hasil enelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi melihat iklan dengan frekuensi. Penelitian Raharjo (8) menunjukkan hasil yang berbeda. Dari 6 resonden ternyata terdaat kecenderungan keterkaitan antara frekuensi menonton iklan makanan ringan di media dengan keinginan resonden untuk membeli dan mengkonsumsi makanan tersebut. Tidak adanya hubungan yang signifikan memberikan asumsi aabila frekuensi melihat iklan makanan dan minuman di media massa meningkat, maka tidak akan memberikan kontribusi terhada eningkatan v a l u e, 5

5 keinginan resonden dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang dilihatnya. Selain itu, daat disimulkan juga bahwa dengan melihat iklan saja tidak akan memengaruhi frekuensi konsumsi junk food jika tidak disertai minat atau ketertarikan terhada iklan tersebut. Hasil enelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara iklan makanan dan minuman yang sering dilihat dengan frekuensi. Hal tersebut sesuai dengan enelitian Nurhaida (), kesimulan yang dieroleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis iklan yang sering dilihat dengan kebiasaan mengkonsumsi roduk chis snack ada remaja di Lamung. 8 Tidak adanya hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa aaun jenis iklan makanan dan minuman yang sering dilihat tidak akan berengaruh terhada frekuensi konsumsi junk food. ada remaja tersebut diduga diengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Hasil enelitian menunjukkan ada hubungan antara daya tarik iklan dengan frekuensi. Hasil enelitian Arinda () menunjukkan hasil yang serua. Kesimulan yang dieroleh ternyata ada hubungan yang signifikan antara daya tarik iklan berua esan dalam iklan dengan konsumsi soft drink. Adanya hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa daya tarik iklan di media massa akan memengaruhi frekuensi. Daya tarik iklan sangat enting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan khalayak. Sebelum resonden meng, ada rasa tertarik terlebih dahulu ada iklan junk food tersebut. Kesimulan. Tidak ada hubungan jenis media massa dengan frekuensi. Tidak hubungan frekuensi melihat iklan makanan dan minuman dengan frekuensi 3. Tidak ada hubungan jenis iklan makanan dan minuman yang sering dilihat dengan frekuensi. Ada hubungan daya tarik iklan makanan dan minuman dengan frekuensi Saran. Perlunya enyuluhan tentang junk food ada remaja agar bisa lebih selektif dalam memilih makanan jajanan dan daat mengontrol tingkat keseringan frekuensi.. Perlunya eran orang tua di rumah untuk mengontrol frekuensi ada anaknya dan menguayakan variasi makanan dalam keluarga agar anak tidak jajan berlebihan di luar rumah. 3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat, enelitian ini hendaknya dilanjutkan dengan mengedaankan variabel frekuensi melihat iklan agar lebih daat mengeneralisasi kesimulan dari hasil enelitian yang berbeda. Selain itu, menambahkan variabel jenis iklan yang disukai sebagai faktor risiko terhada frekuensi. Daftar Pustaka.Sumartono., Tererangka Dalam Iklan. Alfabeta, Bandung..Herlanda, Maulidia dan Rusnadi Tirto Wijanarko. 8, Karya Tulis Ilmiah-Bahaya Mengkonsumsi Junk Bagi Anak. Fakultas Ekologi Manusia IPB, Bogor. 3.Khomsan, Ali. 3, Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo, Jakarta..Vieru, Tudor., Junk Ads Could Be Banned from TV, [online], Dari : htt://news.softedia.com/newspdf/junk-- Ads-Could-Be-Banned-from-TV-8.df. [3 Juni ] 5.Adi, Anis Catur., Damak Iklan Makanan terhada Pola Makanan dan Status Gizi Balita (Studi di Daerah Perkotaan Kota Surabaya) [skrisi]. FKM Unair, Surabaya. 6.Widjaja. 3, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara, Jakarta..Raharjo, Teguh Budi. 8. Iklan Makanan Ringan terhada Sika Konsumtif Anak-anak SD-Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian keada Masyarakat, Unila8. 8.Nurhaida, Ida., Kebiasaan Mengkonsumsi dalam Kaitannya dengan Sika terhada Iklan Televisi Produk Chis Snack ada Anak Sekolah Dasar di Pringsewu Kabuaten Tanggamus Provinsi Lamung [skrisi]. Universitas Lamung, Lamung..Arinda, Nurma., Hubungan Pesan Iklan Melalui Media Televisi terhada Sika Konsumen dalam Membeli Soft Drink [Tesis]. Fakultas Ilmu Administrasi Niaga Universitas Dr. Soetomo, Surabaya.