Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar..."

Transkripsi

1 PENGARUH HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS IV SD NEGERI 70 BANDA ACEH Ithfa Kemal 1 dan St Nurbaya ABSTRAK Hal belajar wa kela IV SD Neger 70 Banda Aceh, khuunya pada mater menul belum mencapa ndkator ketuntaan, hal n debabkan oleh berbaga hal bak dar dr wa maupun dar luar wa yang alah atunya adalah model pembelajaran yang kurang eua ehngga tdak termotva wa untuk belajar. Peneltan n bertujuan untuk mengetahu pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare terhadap hal belajar Bahaa Indonea pada mater Pantun d kela IV SD Neger 70 Banda Aceh. Rancangan pada peneltan n menggunakan peneltan kuanttatf dengan pendekatan pra-ekpermen. Popula dalam peneltan n adalah eluruh wa kela IV yang berjumlah 36 wa, dan eluruh popula djadkan ampel peneltan ehngga peneltan n termauk dalam peneltan popula. Pengumpulan data dlakukan melalu te yang dberkan ebelum dan eudah penerapan model thnk par hare. Teknk anal data dalam peneltan n dlakukan dengan perhtungan tattk uj-t. Hal peneltan menunjukkan bahwa terjad pengaruh hal belajar wa etelah dterapkan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare pada pelajaran Bahaa Indonea mater Pantun yang dbuktkan dengan penngkatan nla ratarata wa pada te awal ebanyak 4,17 menngkat menjad 76,17 atau nak 34. Pengaruh hal belajar terebut dbuktkan dengan hal uj hpote yatu pada taraf gnfkan 5% dengan N=36-1=35. Dperoleh dar daftar dtrbu t ddapat 1,68. Berart t htung t tabel (35), yatu 31,54 1,68 yang berart Ha dterma ehngga dapat dmpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare terhadap hal belajar Bahaa Indonea wa kela IV SD Neger 70 Banda Aceh. Kata Kunc: Menul, Thnk Par Share, Pantun 1 Ithfa Kemal, Doen STKIP BnaBangaGetempena, Banda Aceh, Emal: thfakemal@gmal.com St Nurbaya, Mahawa S1 Prod PGSD, STKIP Bna Banga Getempena, Banda Aceh ISSN Jurnal Tuna Banga 14

2 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mengacu pada tujuan Penddkan Naonal yang drumukan pada Gar Bear Program Pengajaran erta dengan doalakan Kurkulum Tngkat Satuan Penddkan (KTSP) dan dengan pengembangan labu maka dharapkan guru memlk kemampuan yang tngg untuk merancang kegatan pembelajaran alah atunya adalah model pembelajaran. Model Pembelajaran adalah kerangka koneptual yang melukkan proedur yang temat dalam mengorganakan pengalaman belajar untuk mencapa tujuan belajar tertentu, dan berfung ebaga pedoman bag para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakanakan aktvta belajar mengajar (Soekamto dalam Johar, 006:87). Dalam pembaharuan penddkan ada tga hal utama yang perlu dperhatkan yatu pembaharuan kurkulum, penngkatan kualta pembelajaran dan efektvta model pembelajaran. Apabla guru berhal mencptakan uaana yang membuat wa termotva dan aktf dalam belajar, kemungknan akan menngkatkan hal belajar wa eua dengan yang dharapkan (Zanal Aqb, 010:51). Oleh karena tu, banyak dgunakan model pembelajaran kooperatf, bahkan model n telah banyak dkembangkan. Pembelajaran kooperatf adalah pembelajaran yang ecara adar dan engaja mengembangkan nterak yang alng auh antar wa untuk menghndar keternggungan dan ISSN kealahpahaman yang dapat menmbulkan permuuhan (Kunandar, 006:359). Jad umber belajar bag wa bukan hanya guru dan buku ajar tetap juga eama wa. Dalam penyajan mater pelajaran juga dperlukan ebuah trateg untuk memlh model pembelajaran yang mampu mendorong wa bekerja ecara berkelompok untuk menumbuhkan daya nalar, cara berpkr log, temat, kreatf, cerda, terbuka, dan ngn tahu erta dapat memyeleakan permaalahan dalam pembelajaran. Kemampuan terebut nantnya dharapkan dapat memberkan pengaruh terhadap nla belajar wa. Guru merupakan alah atu faktor terpentng dalam pelakanaan penddkan dan pengajaran dekolah. Seorang guru Sekolah Daar dharapkan dapat berperan aktf dalam mencptakan pembelajaran yang efektf dalam kegatan belajar mengajar melalu modelmodel pembelajaran. Oleh karena tu guru dalam menerapkan model pembelajaran hendaknya haru benar-benar mempertmbangkan model pembelajaran terebut ebelum menerapkannya pada uatu mater menul pantun. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat erng kal membuat wa bngung dalam menyerap mater ehnga kegatan belajar mengajar kurang efektf yang berdampak pada rendahnya daya erap wa terhadap mater yang dampakan. Berdaarkan oberva awal d SD Neger 70 Banda Aceh, guru bdang tud bahaa Indonea dalam kegatan Proe Belajar Mengajar (PBM) telah menerapkan metode konvenonal epert catat buku, Jurnal Tuna Banga 15

3 ceramah dan memberkan tuga kepada wa, tetap wa mah ult memahma mater pelajaran bahaa Indonea. Hal terebut alah atunya debabkan oleh kurang tepatnya penggunaan metode konvenonal dalam pembelajaran bahaa Indonea, karena metode konvenonal epert catat buku dan tanya jawab draakan kurang memotva wa dalam mempelajar mater bahaa Indonea dengan bak ehngga akan menyebabkan wa meraa boan mengkut pelajaran yang dberkan guru. Salah atu mater yang draa mah angat ult untuk dpaham wa adalah mater Pantun. Pantun adalah pu melayu al yang udah mengakar lama d budaya mayarakat. Pantun alah atu jen karya atra yang lama. Lazmnya pu hanya terdr ata 4 lark (bar) berajak ab-ab atau aa-aa. Pada awal mulanya pantun merupakan atra lan, tap kn pantun juga ada dalam bentuk tulan. Keeluruhan bentuk pantun hanyalah berupa ampran dan. Sampran terletak pada bar pertama dan kedua dan baanya tdak berhubungan ecara langung dengan bagan kedua. Bar ketga dan keempat alah bagan yang merupakan tujuan dar pu terebut. Mekpun terlhat mudah, namun mater pantun mah draakan ult oleh wa kela IV SD Neger 70 Banda Aceh. Selan pemahaman wa terhadap mater, menurut guru mata pelajaran Bahaa Indonea d SD Neger 70 Banda Aceh, mah ada ebagan wa yang kurang termotva dalam pembelajaran Bahaa Indonea, ehngga nla yang dperoleh tdak mencapa KKM yang telah dtetapkan oleh SD Neger 70 ISSN Banda Aceh yatu 65 untuk ndvdu dan 80% untuk atu kela. Ketdaktuntaan n dkarenakan kurang antuanya wa dalam mempelajar pelajaran Bahaa Indoena. Salah atu cara menngkatkan kualta pembelajaran Pantun d SD Neger 70 Banda Aceh dengan pemlhan model dan tpe pembelajaran yang tepat dan mampu membuat pembelajaran dnam. Untuk tu alah atu dar tpe model pembelajaran yang dharapkan untuk mencptakan pembelajaran yang efektf terebut adalah dengan menggunakan model thnk par hare. Thnk Par Share (TPS) merupakan tpe pembelajaran yang memberkan keleluaaan kepada wa untuk berfkr, dan bernterak dengan teman-temannya, karena dalam pembelajaran thnk par hare wa dpaangpaangkan bak dengan teman ebangku maupun dengan teman lannya, yang elanjutnya mempreentakan d depan kela ata apa yang mereka dkukan (Itaran, 01:58). Penerapan model pembelajaran thnk par hare dharapkan dapat menngkatkan aktvta dan kemampuan wa dalam menguaa mater Pantun.. RumuanMaalah Berdaarkan latar belakang maalah d ata, maka yang menjad rumuan maalah dalam peneltan n adalah apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare terhadap hal belajar Bahaa Indonea pada mater Pantun d kela IV SD Neger 70 Banda Aceh? Jurnal Tuna Banga 16

4 KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertan Hal Belajar Menurut Nauton (004:3) Hal belajar merupakan hal yang tdak dapat dpahkan dar kegatan belajar. Preta adalah kemampuan yang dcapa eeorang dalam melakukan kegatan tertentu. Sedangkan menurut Abdurrahman (003:71) hal belajar merupakan keluaran (output) dar uatu tm pemproean maukan (nput). Maukan dar tem terebut berupa macam-macam nforma edangkan keluarganya adalah perbuatan atau knerja. Berbaga maukan terebut dapat dkelompokkan menjad dua macam yatu: kelompok maukan prbad (peronal nput) dan kelompok maukan yang beraal dar lngkungannya (nvronmental nput). Hal belajar adalah preta aktual yang dtamplkan oleh anak edangkan uaha adalah perbuatan yang terarah pada penyeleaan tuga-tuga belajar. Menurut Sudjana (001:34) Hal belajar pada hakekatnya adalah perubahan tngkah laku ebaga hal belajar dalam pengertan yang lua mencakup bdang kogntf, efekt dan pkomotor. Hal belajar juga ebaga acuan untuk melhat penguaaan wa dalam menerma mater pelajaran yang dberkan oleh guru. Berdaarkan beberapa pendapat ahl d ata, maka dapat dmpulkan bahwa preta belajar adalah hal yang dperoleh oleh eeorang etelah melakukan proe belajar dan preta dperoleh berkat adanya belajar. Belajar adalah proe kehdupan manua yang ecara teru meneru terjad dan elalu ISSN menyerta aktvta manua dalam memenuh kebutuhan hdupnya, bak kebutuhan prtual maupun kebutuhan materal. Oleh karena belajar elalu menyerta berbaga aktvta manua, maka para penddk beruaha memaham perlaku anak ddknya dengan berbaga cara dan berbaga pendekatan yang eua dengan keadaan anak ddknya.. Model PembelajaranKooperatf Menurut Sabr S.M (005:49-50) model pembelajaran adalah uatu kerangka yang yang melukkan proedur yang temat dalam mengorganakan pengalaman belajar untuk mencapa hal atau tujuan belajar tertentu dan fung ebaga pedoman bag perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melakanakan aktvta belajar mengajar. Model pembelajaran adalah uatu perencanaan atau uatu pola yang dgunakan ebaga pedoman dalam merencanakan pembelajaran d kela, emakn bak dan eua model yang dgunakan emakn bak pula proe pembelajaran yang akan berlangung. Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Markaban, 005:4) model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk trateg mengajar yang drancang untuk mencapa uatu pembalajaran. Pedoman tu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melakanakan, dan mengevalua kegatan pembelajaran. Selanjutnya Soekamto (001:97) menyatakan bahwa Model pembelajaran adalah kerangka koneptual yang melukkan proedur yang temat dalam mengorganakan pengalaman belajar untuk mencapa tujuan Jurnal Tuna Banga 17

5 belajar tertentu dan berfung ebaga pedoman bag para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakanakan aktvta belajar mengajar. Berdaarkan beberapa pendapat d ata, maka dapat dmpulkan bahwa model pembelajaran adalah uatu perencanaan atau pola yang dgunakan ebaga pedoman dalam merencanakan pembelajaran d kela, atau uatu bentuk pola aktfta yang merupakan daar pjakan bag guru dalam mengorganr kegatan belajar d kela. Pembelajaran kooperatf adalah alah atu bentuk pembelajaran yang berdaarkan faham kontruktv. Pembelajran kooperatf merupakan trateg belajar dengan ejumlah wa ebaga anggota kelompok kecl yang tngkat kemampuannya berbeda. Dalam menyeleakan tuga kelompoknya, etap wa anggota kelompok haru alng bekerja ama dan alng membantu untuk memaham mater pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatf, belajar dkatakan belum elea jka alah atu teman dalam kelompok belum menguaa bahan pelajaran. 3. TpeThnk Par Share Thnk par hare merupakan alah atu tpe pembelajaran kooperatf yang dkembangkan oleh Frank Lyman dalam (Itaran, 01:57) dar Unverta Maryland pada tahun 1985 ebaga lah atu kegatan coorperatve learnng. Thnk par hare memberkan waktu kepada wa untuk berpkr dan merepon erta alng bantu atu ama lan. Thnk par hare memberkan wa keempatan untuk bekerja endr erta bekerja ama dengan orang lan. Dalam tpe thnk par ISSN hare, juga memungknkan waktu yang dgunakan lebh efen bla dbandngkan dengan tpe-tpe lannya dalam pembelajaran kooperaf, dalam tpe n wa dapat langung berpaangan dengan teman emejanya, tanpa haru membentuk kelompok terlebh dahulu, ebagamana tpe-tpe lannya, yang angat banyak menghabkan waktu pada pembentukan kelompok. Teknk n member wa keempatan untuk bekerja endr erta bekerja ama dengan orang lan. Keunggulan dan teknk n adalah optmala partpa wa, yatu member keempatan delapan kal lebh banyak kepada etap wa untuk dkenal dan menunjukkan partpa mereka kepada orang lan (Ijon, 006). Sedangkan ecara teoret tpe n memberkan manfaat yang lebh dbandng tpe-tpe lannya, alah atunya adalah efektfnya waktu yang dgunakan. Dalam tpe n akuntablta berkembang karena wa haru alng melaporkan hal pemkran mang-mang dan berbag (berdku) dengan paangannya, kemudan paangan-paangan terebut haru berbag dengan eluruh kela. Menurut Meur (00) thnk-par-hare bermanfaat : a. Para wa menggunakan waktu yang lebh banyak untuk mengerjakan tuganya dan untuk mendengarkan atu ama lan ketka mereka terlbat dalam kegatan Thnk-Par-Share lebh banyak wa yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab etelah berlath dalam paangannya. Para wa mungkn mengngat ecara lebh erng Jurnal Tuna Banga 18

6 penambahan waktu tunggu dan kualta jawaban mungkn menjad lebh bak. b. Para guru juga mungkn mempunya waktu yang lebh banyak untuk berpkr ketka menggunakan Thnk-Par-Share. Mereka dapat berkonentra mendengarkan jawaban wa, mengamat reak wa, dan mengajukan pertanyaaan tngkat tngg. Setap tpe pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatf mempunya langkahlamgkah yang berbeda antara atu dengan yang lannya. Langkah-langkah tpe TPS menurut Le (005:39) adalah ebag berkut: Tahap 1. Berpkr (Thnk) Guru mengajukan pertanyaan atau u yang terkat dengan pelajaran dan wa dber waktu atu ment untuk berpkr endr mengena jawaban atau u terebut. Tahap. Berpaangan (Parng) Guru memnta kepada wa untuk berpaangan dan mendkukan mengena apa yang telah dprkan. Interak elama perode n dapat menghalkan jawaban berama jka uatu pertanyaan telah dajukan atau penyampaan de berama jka uatu u khuu telah ddentfka. Baanya guru mengznkan tdak lebh dar 4 atau 5 ment untuk berpaangan. Tahap 3. Berbag (Sharng) Guru memnta paangan-paangan terebut untuk berbag atau bekerja ama dengan kela ecara keeluruhan mengena apa yang telah mereka bcarakan. Langkah n akan menjad efektf jka guru berkellng kela dar paangan yang atu ke paangan yang lan ehngga erempat atau eparuh dar ISSN paangan-paangang terebut memperoleh keempatan untuk melapor. Model pembelajaran koorperatf tpe thnk par hare dlanda oleh teor belajar kontruktvme. Teor kontruktvme menyatakan bahwa wa haru menemukan endr dan mentranformakan nforma komplek, mengecek nforma baru dengan aturan-aturan lama dan merevnya apabla aturan-aturan tdal lag eua. Bag wa agar benar-benar memaham dan menerapkannya pengetahuan, mereka haru bekerja memecahkan maalah dan menemukan egala euatu untuk drnya. Dalam model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare memungkn wa lebh aktf dalam pembelajaran, mengngat dalam tpe thnk par hare peran mang-mang wa angat bear, mereka haru mampu menguaa mater atau ub mater yang dbebankan kepada mereka oleh guru. Model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare juga tergolong tpe pembelajaran yang angat efen dalam penggunaan waktu belajar atau waktu pengaturan kelompok belajar, karena wa dapat langung berpaangan dengan teman ebangkunya, dan jka hendak berpaangan dengan teman yang lan, waktu yang dperlukan dalam mengatur paangan juga tdak begtu lama (relatf ngkat). 4. MaterPantun D SekolahDaar Pantun adalah bentuk pu lama yang terdr ata empat lark, berma lang (a-b-ab). Lark pertama dan kedua debut ampran atau bagan objektf. Baanya berupa lukan alam atau hal apa aja yang dapat dambl ebaga kaan. Lark ketga dan keempat Jurnal Tuna Banga 19

7 dnamakan atau bagan ubjektf (Surana, 001:31). Dalam buku Depdkna tentang Bahan Ajar Satra Rakyat (005:70) mengatakan bahwa Pantun adalah pu melayu tradonal yang palng popular dan erng dbncangkan. Pantun adalah cptaan al orang Melayu; bukan aduran atau penyeuaan dar pu-pu jawa, Inda, cna dan ebaganya. kata pantun mengandung art ebaga, epert, barat, umpama, atau lakana. Sedangkan menurut Zadan dan Anta (006:173) menjelakan bahwa Pantun adalah Pu Indonea (Melayu), tap bat (kuplet) baa terdr ata empat bar yang berajak (ab-a-b) tap lark baanya berjumlah empat kata; bar pertama dan bar kedua baanya tumpuan (ampran) aja dan bar ketga dan keempat merupakan ; etap bar terdr dar 8-1 uku kata; merupakan perbahaa ndran; jawab (pada tuduhan dan ebaganya). Berdaarkan beberapa pendapat ahl d ata, dapat dmpulkan bahwa pantun merupakan alah atu jen pu lama dalam keuatraan Melayu Nuantara yang palng popular. Pada umumnya etap bat terdr ata empat bar (lark), tap bar terdr ata 8-1 uku kata, berrama a-b-a-b dengan vara a- a-a-a. Bar pertama dan kedua adalah ampran, edangkan bar ketga dan keempat adalah. Pembelajaran pantun d ekolah daar tentunya berbeda dengan pembelajaran pantun d SMP dan SMA, pantun yang dajarkan d ekolah daar adalah pantun anak-anak. Kompeten Daar yang dpelajar adalah membuat pantun anak yang menark tentang kepatuhan eua dengan cr-cr pantun. Indkator yang dpelajar antara lan: Membuat pantun anak ederhana, menjelakan cr-cr pantun, dan membacakan pantun anak yang telah dbuat dengan lafal dan ntona yang eua. Berkut contoh pantun: D tep kal aya menynggah Menghlang penat menahat jerat Orang tua jangan d anggah Agar elamat duna akhrat Tumbuh merata pohon tebu Perg ke paar membel dagng Banyak harta mkn lmu Baga rumah tak berdndng Banyak ayur d jual d paar Banyak juga menjual kan Kalau kamu udah lapar Cepat cepatlah perg makan HASIL PENELITIAN Pelakanaan peneltan dlakukan dengan melakukan te awal (pre-tet) ebelum menerapkan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare. Setelah dlakukan te awal elanjutnya dberkan perlakuan dengan menerapkan model thnk par hare pada mater Pantun. Setelah dlakukan proe pembelajaran, dakhr pembelajaran dberkan te akhr (pot tet). Hal te wa ebelum dan eudah proe pembelajaran dapat dlhat pada tabel berkut. ISSN Jurnal Tuna Banga 0

8 Tabel 1 Rata-Rata Nla Jawaban Pre-Tet (X 1 ) dan Nla Jawaban Pot-Tet (X ) No Nama Swa X 1 X 1 AA AR AA AUN CW CY DR DF FR HA IP JA JU KL MAR MRA MS MRP MS MF MJ 5 65 MAR MAH PDS RS RPN SA SP SI SN SR SYN SS TRU WA WI Jumlah Rata-rata 4,36 75,97 Sumber: Pengolahan Data Tahun Pengolahan data pre-tet Mencar rata-rata dan varan nla Pretet. Rentang = Data terbear Data terkecl = 60 5 = 35 Banyak kela Panjang kela = = 1 (3,3) log n = 1 (3,3) log 36 = 1 5,13 = 6,13 (dbulatkan menjad 6) Rentang Banyakkela ISSN Jurnal Tuna Banga 1

9 = 35 = 5,83 (dbulatkan menjad 6) 6 Nla Te Frekuen (f ) Tabel Daftar Dtrbu Frekuen Nla Pre-Tet Ttk Tengah (x ) x f x f x , ,0 4537, ,5 11,5 01,0 6733, , ,0 9361, , , , ,5 65,5 309, , ,5 3306,5 87, ,5 Jumlah , ,5 Sumber: Pengolahan Data Tahun 016 Berdaarkan data d ata, maka dapat d car Mean (rata-rata) dan Standar Deva nla te awal adalah ebaga berkut: x 1 f x f x x 1 4, n f x f x n n , ,09 Berdaarkan hal d ata, maka dapat dketahu nla rata-rata te awal ( x 1 ) adalah 4,17 dan tandar deva 1 adalah 10,09. Mencar rata-rata dan varan nla pottet. Pengolahan data pot-tet Rentang Banyak kela Panjang kela = = Data terbear Data terkecl = = 35 = 1 (3,3) log n = 1 (3,3) log 36 = 1 5,13 = 6,13 (dbulatkan menjad 6) Rentang Banyakkela 35 = 6 = 5,83 (dbulatkan menjad 6) Berdaarkan pengolahan data d ata ddapatkan bahwa banyak kela 6 dan panjang kela 6. ISSN Jurnal Tuna Banga

10 Nla Te Tabel 3 Daftar Dtrbu Frekuen Nla Pot-Tet Frekuen (f ) Ttk Tengah (x ) x f x f x ,5 3906,5 437,5 7343, ,5 469,5 479,5 3845, ,5 5550,5 37,5 7751, ,5 6480,5 563, , ,5 748,5 519, , ,5 8556,5 370,5 345,00 Jumlah 36 74,0 141,50 Berdaarkan data d ata, maka dapat d car Mean (rata-rata) dan Standar Deva nla te akhr adalah ebaga berkut. x f x f x x 76,17 n 36 f x f x n n , ,07 10,10 Berdaarkan hal d ata, maka dapat dketahu nla rata-rata te akhr ( x ) adalah 76,17 dan tandar deva S adalah 10,10. a) Uj Normalta Data Pre-tet Nla rata-rata dan mpangan baku untuk data nla pre-tet adalah x1 4, 17 dan S 1= 10,09. Selanjutnya berdaarkan nla ratarata dan mpangan baku terebut akan dlakukan uj normalta data untuk nla pretet ebaga berkut: Nla Bata Kela (x ) Tabel 4 Daftar Dtrbu Uj Normalta Nla Pre-Tet Z-Score (Z ) Bata Lua Daerah Lua Daerah Frekuen Harapan (E ) Frekuen Pengamatan (O ) 4,5-1,75 0, ,085 3, ,5-1,15 0, ,166 5, ,5-0,56 0, , ,5 0,03 0, , ISSN Jurnal Tuna Banga 3

11 Nla Bata Kela (x ) Z-Score (Z ) Bata Lua Daerah Lua Daerah Frekuen Harapan (E ) Frekuen Pengamatan (O ) 48,5 0,6 0, ,1545 5, ,5 1,1 0, , ,5 1,81 0,4649 Sumber: Pengolahan Data Tahun 016 maka adalah: Berdaarkan hal pada tabel 4.7, = = k 1 (6 7,108) 7,108 (6 5,56) 5,56 ( O E ) E (6 3,06) 3,06 0,034 1,711 (5,808),808 (6 5,8536) 5,8536 (7 7,9344) 7,9344 =,84 0,003 0,03 0,110 = 4,885 Banyaknya kela nterval K= 6, pada taraf gnfkan α = 0,05 dengan derajat kebebaan (dk) = (k-3)=(6-3)=3, maka dar tabel ch-kuadrat dperoleh (0,95)(3) = 7,81 karena htung < tabel yatu 4,885 < 7,81, maka Ho dterma dan dapat dmpulkan bahwa ebaran data pre-tet wa kela IV berdtrbu normal. b) Uj Normalta Data Pot-tet Nla rata-rata dan mpangan baku untuk data nla pot-tet adalah x 76, 17 dan S = 10,10. Berdaarkan nla rata-rata dan mpangan baku terebut akan dlakukan uj normalta data untuk nla pot-tet, ebaga berkut: Nla Bata Kela (x ) Tabel 5 Daftar Dtrbu Uj Normalta Nla Pot-Tet Z-Score (Z ) Bata Lua Daerah Lua Daerah Frekuen Harapan (E ) Frekuen Pengamatan (O ) 59,5-1,65 0, ,0974 3, ,5-1,05 0, ,1759 6, ,5-0,46 0, ,155 4, ,5 0,13 0, ,15 7,65 7 ISSN Jurnal Tuna Banga 4

12 83,5 0,7 0, ,1407 5, ,5 1,31 0, ,067, ,5 1,91 0,4719 Sumber: Pengolahan Data Tahun 016 Berdaarkan hal pada Tabel 5.5, maka adalah: = = k 1 (5 4,518) 4,518 ( O E ) E (7 3,5064) 3,5064 (6 5,065) 5,065 (4,41),41 (7 6,334) 6,334 (7 7,65) 7,65 0,17 1,045 = 3,480 0,070 0,051 0,055 = 4,873 Pada taraf gnfkan = 0.05 dengan derajat kebebaan dk = k 3 = 6 3 = 3, maka (0.05)(3) = 7,8. Untuk nla Pot- tet = htung 4,873. Jela bahwa 4,873<7,8 dengan demkan htung = 4,873< (0.05)(3) = 7,8, ehngga dapat dmpulkan bahwa ebaran data nla pot-tetberdtrbu normal. No. Swa Tabel 6 Skor Jumlah Kuadrant dan Rata-Rata Deva X 1 X (d) Md X d (d-md) X d ISSN Jurnal Tuna Banga 5

13 N d=110 X d= Sumber: Pengolahan Data Tahun 016 Berdaarkan tabel d ata juga dapat d car harga Mean dar perbedaan antara pre-tet dengan pot-tet dengan menggunakan rumu: d Md N 1.10 Md 36 Md 33,61 Untuk elanjutnya, etelah harga mean (Md) dperoleh ebear 33,61. Maka dapat dhtung nla X d dan X d. etelah emua data yang dperoleh bak data berupa nla wa d tabulakan, elanjutnya emua data terebut dcar rata-rata perbedaan pre-tet dan pottet, deva mang-mang ubjek, jumlah kuadrat deva, dan jumlah keeluruhan nla varabel X 1 dan varabel X dalam tabel terebut. Penerapan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare dalam peneltan n dlakukan pada pelajaran Bahaa ISSN Indonea mater Pantun d kela IV SD Neger 70 Banda Aceh. Dalam penerapanya terlhat bahwa hubungan kaual yang potf antara guru dengan wa dan wa dengan wa, dmana etap langkah-langkah atau tem yang ada thnk par hare dmankan dengan bak oleh guru dan wa, ehngga tercpta uaana pembelajaran yang kooperatf. Dalam mempengaruh hal belajar wa eorang guru dtuntut untuk lebh kreatf dan novatf dalam mengguanakan model dan tpe pembelajaran yang mampu mempengaruh motva dan mnat wa dalam mengkut pembelajaran yang dberkan oleh guru. Dalam peneltan n guru menerapkan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare ebaga upaya penngkatan hal belajar wa kela IV SD Neger 70 Banda Aceh. Pembelajaran kooperatf adalah alah atu model pembelajaran dmana aktvta pembelajaran dlakukan guru dengan Jurnal Tuna Banga 6

14 mencptakan kond belajar yang memungknkan terjad proe belajar eama wa d dalam kela. Proe nterak akan memungknkan, apabla guru mengatur kegatan pembelajaran dalam uatu ettng, wa bekerja dalam uatu kelompok. Pembelajaran kooperatf merupakan uatu kumpulan trateg mengajar yang dgunakan guru untuk mencptakan kond belajar eama wa. Swa yang atu membantu wa yang lannya dalam mempelajar euatu, alah atu model dalam kooperat adalah model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare. Pada awal peneltan, nla hal evalua pre-tet yang dberkan kepada wa rata-rata adalah 4,17. Setelah penerapan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare, kemudan wa kembal d evalua untuk mengetahu pencapaan hal belajar mereka. Soal yang dberkan adalah ama dengan oal yang dberkan pada aat pre-tet pada pertemuan pertama akan tetap oalnya d acak. Berdaarkan data evalua akhr (pottet) keeluruhan rata-rata nla yang mereka peroleh mengalam kenakan menjad 76,17, dbandngkan dengan nla yang mereka peroleh ebelumnya 4,17 artnya rata-rata wa mengalam kenakan hal belajar mereka ebear 76,17 4,17 = 34. Pengaruh hal belajar terebut dbuktkan dengan uj hpote pada taraf gnfkan 5% dengan N=36-1=35. Dperoleh dar daftar dtrbu t ddapat 1,68. Berart t htung t tabel (35), yatu 31,54 1,68 yang berart Ha dterma pada taraf gnfkan 5% dan dk 35. Dengan demkan dapat dmpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare terhadap hal belajar Bahaa Indonea wa kela IV SD Neger 70 Banda Aceh. SIMPULAN Berdaarkan anal data, maka peneltan n menympulkan beberapa hal ebaga berkut: 1. Terdapat pengaruh hal belajar wa etelah dterapkan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare pada pelajaran Bahaa Indonea mater Pantun yang dbuktkan dengan nla rata-rata wa pada te awal ebanyak 4,17 menngkat menjad 76,17 atau menngkat ebanyak 34.. Pengaruh hal belajar terebut dbuktkan dengan hal uj hpote yatu pada taraf gnfkan 5% dengan N=36-1=35. Dperoleh dar daftar dtrbu t ddapat 1,68. Berart t htung t tabel (35), yatu 31,54 1,68 yang berart Ha dterma ehngga terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatf tpe thnk par hare terhadap hal belajar Bahaa Indonea wa kela IV SD Neger 70 Banda Aceh. ISSN Jurnal Tuna Banga 7

15 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Penddkan Bag Anak Berkeultan Belajar. Jakarta: Rneka Cpta. Arkunto, Suharm Proedur Peneltan Suatu Pendekatan Praktk. Jakarta: Rneka Cpta Proedur Peneltan: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rneka Cpta. Depdkna Pedoman Pembelajaran Tunta (Matery Learnng). Jakarta: Depdkna Bahan Ajar Satra Rakyat. Jakarta: Depdkna. Djamarah, Syaful Bahr. 00. Pkolog Belajar. Jakarta: Rneka Cpta. Hamalk, Oemar Proe Belajar Mengajar. Jakarta: Bum Akara. Ijon Cooperatve Learnng Efektvta Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Johar, Rahmah dkk, 006. Strateg Belajar Mengajar. Banda Aceh: Unyah Per. Kunandar, 006. Guru Profeonal, Ed Rev, Jakarta: Rajawal. Latpun Pkolog Konelng Ed Ketga. Malang: UPT Penerbtan Unverta Muhammadyah Malang. Le, Anta Cooperatve Learnng (Mempraktkkan Cooperatve Learnng d Ruang-ruang Kela). Jakarta: Grando. M, Nar Metode Peneltan. Jakarta: Gala Indonea. Markaban Model-model dalam Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafndo Perada. Meur. 00. Pembelajaran Kooperatf. Yogjakarta: Putaka Pelajar. Muhbbn Syah Pkolog Belajar. Jakarta: Raja Grafndo Perada. Nauton S., 004. Ddaktk Aa-aa Mengajar. Jakarta: Bum Akara. Purwanto, M Ngalm Prnp-Prnp dan Teknk Evalua Pengajaran. Bandung: Remaja Rodakarya. Rohan Proe Belajar Mengajar. Yogyakarta: Putaka Pelajar. Sabr, S.M Model Pembelajaran. Jakarta: Depdkbud. Soekanto, 00. Soolog Penddkan. Jakarta: Raja Grafndo Perada Sudjana Penlaan Hal Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rodakarya Metode Stattk. Bandung: Tarto. Surakhmad, Wnarno Pengantar Peneltan Ilmah. Bandung: Tarto. ISSN Jurnal Tuna Banga 8

16 Surana Pengantar Satra Indonea. Solo: Tga Serangka. Zadan, Abdul Rozak dan Anta K. Pupta Kamu Itlah Satra. Jakarta: Bala Putaka. ISSN Jurnal Tuna Banga 9

Marzuki Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK

Marzuki Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK PERBANDINGAN PRETAI IWA ANTARA PEMBELAJARAN PROBLEM OLVING DENGAN METODE KONVENONAL PADA DALIL PHYTAGORA TERHADAP IWA KELA VIII MP NEGERI PEUANGAN ELATAN KABUPATEN BIREUEN Marzuk Program tud Penddkan Matematka

Lebih terperinci

ABSTRAK. Lentera :Vol.12, No.3, Nopember

ABSTRAK. Lentera :Vol.12, No.3, Nopember PERBEDAAN PRETAI BELAJAR PENYEDERHANAAN BENTUK AKAR YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB DAN METODE KOOPERATIF MODEL GROUP INVETIGAI PADA IWA KELA X MA NEGERI 7 KOTA LHOKEUMAWE Marzuk Doen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Peneltan n bertujuan untuk mengetahu Pembelajaran Kooperatf Tpe Student Team Achevement Dvon (STAD) dengan Meda Komk Lebh Efektf darpada Pembelajaran dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Dalam uatu peneltan tentu ada tujuan yang ngn dcapa eua dengan latar belakang dan rumuan maalah yang telah durakan d ata. Tujuan peneltan adalah:. Untuk mengetahu

Lebih terperinci

Pengantar. Ilustrasi 29/08/2012. LT Sarvia/ REGRESI LINEAR BERGANDA ( MULTIPLE LINEAR REGRESSION )

Pengantar. Ilustrasi 29/08/2012. LT Sarvia/ REGRESI LINEAR BERGANDA ( MULTIPLE LINEAR REGRESSION ) 9/08/0 ( MULTIPLE LINEA EGEION ) Elty arva, T., MT. Fakulta Teknk Juruan Teknk Indutr Unverta Krten Maranatha Bandung Pengantar Pada e ebelumnya kta hanya menggunakan atu buah X, dengan model Y = a + bx

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan peneltan n adalah untuk mengetahu perbandngan hal belajar antara metode ceramah dengan metode mnd mappng pada mater pokok tem pernapaan manua d MT. PI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Kajian Pemilihan Struktur Dua Rantai Pasok yang Bersaing Untuk Strategi Perbaikan Kualitas

Kajian Pemilihan Struktur Dua Rantai Pasok yang Bersaing Untuk Strategi Perbaikan Kualitas JURNAL TEKNIK POITS Vol. 1, No. 1, (01 1-5 1 Kaan Pemlhan Struktur Dua Ranta Paok yang Berang Untuk Strateg Perbakan Kualta Ika Norma Kharmawat, Lakm Prta W, Suhud Wahyud Juruan atematka Fakulta atematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) IV. PEMBAHASAN

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) IV. PEMBAHASAN 8 IV PEMBAHASAN 4 Aum Berkut n aum yang dgunakan dalam memodelkan permanan a Harga paar P ( merupakan fung turun P ( kontnu b Fung baya peruahaan- C ( fung baya peruahaan- C ( merupakan fung nak C ( C

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solusi Integer Linear Programming

Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solusi Integer Linear Programming JURNAL SAINTIFIK VOL. NO., JANUARI 0 Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solu Integer Lnear Programmng Wahyudn Nur, Nurul Mukhlah Abdal Program Stud Matematka FMIPA Unverta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI * PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI Oleh : eko wahyudanto (409.05.004) Pembmbng : Ir.Mochamad.Ilya HS NIP. 949099 97903 00 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala. JURNAL PESONA DASAR Vol. 3, No. 3, April 2015, hal ISSN:

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala. JURNAL PESONA DASAR Vol. 3, No. 3, April 2015, hal ISSN: Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal 44 59 ISSN: 337-97 44 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal 44 59 ISSN:

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM FISIS

PEMODELAN SISTEM FISIS 4 PEMODEAN SSTEM SS 4. Pendahuluan Satu tuga yang pentng dalam anal dan perancangan tem kendal adalah pemodelan dar tem. Sebelum kta melakukan perancangan ebuah tem kendal, terlebh dahulu haru dlakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

2. Menentukan model nonlinier jerapan P yang paling baik. PENDAHULUAN

2. Menentukan model nonlinier jerapan P yang paling baik. PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Fofor (P) merupakan unur hara pentng dalam tanah. Keteredaan P bag tanaman erng bermaalah, bentuk fofor yang tereda atau umlah yang dapat dambl oleh tanaman hanya ebagan kecl

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS

BAB IV HASIL ANALISIS BAB IV HASIL ANALISIS. Standarda Varabel Dalam anal yang dtamplan pada daftar tabel, dar e-39 wadu yang meml fator-fator melput luaan DAS, apata awal wadu, 3 volume tahunan rerata pengendapan edmen, dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS RESPON DINAMIK TANAH DAN RESPON SPEKTRA DESAIN

BAB V ANALISIS RESPON DINAMIK TANAH DAN RESPON SPEKTRA DESAIN BAB V ANALISIS RESPON DINAMIK TANAH DAN RESPON SPEKTRA DESAIN Anal repon te pefk dlakukan untuk mengevalua repon tanah lokal terhadap gerakan batuan daar d bawahnya. Kond tanah lokal mempengaruh karaktertk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMK KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nngrum Penddkan Ekonom FKIP Unverstas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci