BASIS DATA PARALEL PADA SISTEM MULTIKOMPUTER MENGGUNAKAN POSTGRESQL-MPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BASIS DATA PARALEL PADA SISTEM MULTIKOMPUTER MENGGUNAKAN POSTGRESQL-MPI"

Transkripsi

1 Semnar Naonal Teknolog Informa dan Multmeda 204 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 8 Februar 204 BASIS DATA PARALEL PADA SISTEM MULTIKOMPUTER MENGGUNAKAN POSTGRESQL-MPI Rzk Arf Frdau ), Ahmad Ahar 2) ), 2) Juruan Teknk Elektro dan Teknolog Informa Fakulta Teknk UGM Yogyakarta Jl Grafka 2 Kampu UGM, Sleman, Yogyakarta 5528 Emal : rzk_af@mal.ugm.ac.d ), ahar@ugm.ac.d 2) Abtrak Ba data merupakan hal yang tdak dapat dpahkan dalam perkembangan teknolog nforma dan komputer. Perkembangan ba data pun emakn cepat hngga mencapa ukuran yang emakn bear. Semakn bear ukuran ba data menyebabkan waktu pemroean query yang dbutuhkan emakn lama. Salah atu alternatf untuk mengurang waktu pemroean query terebut yatu dengan pemroean paralel. Ba data yang dmplementakan dalam platform komputa paralel dnamakan ebaga ba data paralel. Pada peneltan n ba data paralel dterapkan pada tem multkomputer yang mana dgunakan delapan komputer (atu komputer ebaga mater dan tujuh komputer ebaga lave/pemroe) yang alng terhubung dalam jarngan. Stem manajemen ba data yang dgunakan yatu PotgreSQL dan memanfaatkan MPI ebaga tandard pertukaran pean antarkomputer dalam jarngan. Query paralel yang dujkan terdr dar parallel elect, parallel max, dan parallel jon. Hal dar pengujan n menunjukkan bahwa terjad penngkatan performa pada query parallel elect, parallel max, dan parallel jon dengan kond ublnear peed up jka dbandngkan dengan pemroean query ecara eral. Tngkat performa terebut juga dapat dpertahankan dengan kond ublnear cale up. Selan tu, dar grafk perbandngan antara peed up atau cale up dengan jumlah pemroe dapat dperoleh fung polnomal dengan nterpola Lagrange. Kata kunc: ba data, ba data paralel, MPI, PotgreSQL, query, cale up, tem multkomputer, peed up.. Pendahuluan Stem paralel berkembang dengan peatnya erng menngkatnya permntaan pada kemampuan dan knerja komputa yang tngg. Terdapat dua tpe daar tem paralel, yatu hared memory multproceor ytem dan dtrbuted memory multcomputer ytem. Pada tem hared memory multproceor, ebuah komputer memlk beberapa proeor yang terkonek dengan ebuah memor berama. Sedangkan pada dtrbuted memory multcomputer ytem (untuk elanjutnya debut dengan tem multkomputer), beberapa komputer ndependen dhubungkan atu ama lan melalu jarngan dan perangkat lunaknya menjad ebuah keatuan tem []. Stem multkomputer memerlukan ebuah jarngan komunka untuk menghubungkan memor antar proeor. Setap proeor memlk memor lokal mang-mang. Alamat memor pada atu proeor tdak tergantung pada proeor lan, ehngga tdak menggunakan konep pengalamatan global melalu emua proeor. Karena etap proeor memlk memor lokal endr, opera dar proeor berjalan ecara ndependen [2]. Perangkat lunak yang dapat dgunakan untuk membangun tem paralel antara lan Parallel Vrtual Machne (PVM) yang mula dkembangan pada tahun 980-an dan Meage Pang Interface (MPI) yang mula dkembangan pada tahun 990-an. MPI bukanlah bahaa pemrograman. MPI merupakan pefka dar rutn uatu lbrary yang dapat dpanggl dar program. MPI menyedakan kolek rutn komunka pont-topont, opera-opera perpndahan data, komputa global, dan nkrona. Standar MPI telah berkembang hngga MPI-2 yang memlk banyak tambahan ftur, epert proe dnam, dukungan klen-erver, komunka atu, I/O paralel, dan fung komunka nonblockng [3]. Penggunaan tem paralel pun emakn melua. Salah atunya berkatan dengan ba data. Ba data merupakan hal yang tdak dapat dpahkan dalam perkembangan teknolog nforma dan komputer. Perkembangan tem ba data pun emakn cepat hngga mencapa ukuran yang emakn bear. Suatu ba data berukuran 0 terabyte dproe menggunakan proeor tunggal dengan kecepatan pemroean megabyte/econd akan memakan waktu pemroean elama 20 har. Untuk mengurang waktu pemroean terebut menjad beberapa har atau bahkan beberapa jam aja, pemroean paralel merupakan alternatf jawabannya [4]. Berbaga tem ba data dapat dgunakan untuk mengelola ba data, ebaga contoh PotgreSQL. PotgreSQL merupakan alah atu Object Relatonal Databae Management Sytem (ORDBMS) yang berfat open ource, yang berart bahwa ource code dar PotgreSQL dapat dgunakan ecara beba. PotgreSQL mendukung Structured Query Language (SQL) yang.6-

2 Semnar Naonal Teknolog Informa dan Multmeda 204 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 8 Februar 204 memlk kemampuan tranacton, ubquere, trgger, dan lan-lan. Selan tu, PotgreSQL juga menyedakan nterface untuk berbaga bahaa pemrograman epert Python, C, C++, java, Perl, PHP, dan Tcl [5]. Berdaarkan uraan terebut, perlu dlakukan peneltan dengan cara merancang dan mengmplementakan ba data paralel tem multkomputer menggunakan PotgreSQL dengan MPI-2 ebaga tandar pertukaran pean. Peneltan n dharapkan dapat menjad alah atu alternatf dalam pengelolaan ba data ecara paralel yang mampu menngkatkan kecepatan pemroean dan mengurang waktu pemroean pada tem multkomputer. Peneltan tentang ba data paralel pernah dlakukan oleh [6]. Stem manajemen ba data yang dgunakan adalah MySQL dan lebh memfokukan pada ba data yang memlk hgh avalablty dan load balancng tranacton. Hal n berbeda dengan peneltan n yang menggunakan PotgreSQL ebaga tem manajemen ba data dan lebh memfokukan pada penngkatan performa pemroean query yang dukur berdaarkan pada faktor peed up dan faktor cale up. Faktor Speed Up Faktor peed up mengacu pada penngkatan performa yang dperoleh dar penambahan elemen pemroean [4]. Faktor peed up dapat drumukan dengan peramaan(). t S ( p) t p...() Pada peramaan d ata, t merupakan waktu ekeku pada proeor tunggal, edangkan t p merupakan waktu ekeku pada multproeor. Speed up atau S(p) menngkat kecepatannya dengan menggunakan multproeor []. Grafk peed up dapat dlhat pada Gambar berkut. Gambar. Grafk Speed Up [4] Lnear peed up mengacu pada penngkatan performa yang tumbuh ecara lnear dengan penambahan umber daya ( reource). Sublnear peed up yatu ketka peed up kurang dar p. Superlnear peed up terjad ketka peed up lebh bear dar p dan kond n angat jarang ekal terjad [4]. Terdapat uatu pendekatan lan untuk mengukur peed up yang dnamakan dengan Amdahl Law (hukum Amdahl). Hukum Amdahl n menghtung peed up dengan memperhatkan adanya faktor perentae komputa ecara eral. Berdaarkan hukum Amdahl, faktor peed up dapat drumukan dengan peramaan (2). S ( p) ft...(2) Pada peramaan d ata, p menunjukkan banyaknya proeor dan f merupakan perentae bagan eral yang mana emakn bear nla f maka kemungknan mencapa keadaan lnear peed up emakn kecl. Jka nla f ama dengan 0%, maka keadaan lnear peed up tercapa. Faktor Scale Up t ( f ) t Faktor cale up mengacu pada kemampuan untuk melakukan proe terhadap pekerjaan yang lebh bear dalam atuan waktu yang ama dengan menyedakan lebh banyak umber daya (atau dengan menngkatkan derajat parallelm). Faktor cale up dapat dhtung dengan membandngkan waktu proe atu proeor pada tem yang kecl dbandngkan dengan waktu proe multproeor pada tem yang lebh bear. Grafk cale up dapat dlhat pada Gambar 3 berkut. Gambar 3. Grafk Scale Up [4] Jka perbandngannya ama, maka dnamakan lnear cale up yang mengacu pada kemampuan untuk mengelola level performa yang ama ketka beban pekerjaan dan jumlah proeor dtambah ecara proporonal. Namun jka nla cale up kurang dar, maka dnamakan ublnear cale up. Meage Pang Interface (MPI) p / p ( p ) f Standar n muncul dar kengnan memlk ebuah antarmuka untuk model pertukaran pean pada komputa paralel yang dapat dgunakan ecara lua. Antarmuka n dharapkan dapat membangun tandar pertukaran pean yang prakt, portable, efen, dan flekbel [7]. Beberapa opera utama yang ba dlakukan oleh tandar MPI, yatu komunka langung antara atu proe dengan proe lannya ( pont-to-pont), melakukan opera-opera berama ( collectve), pengelompokan beberapa proe dalam uatu grup tertentu, pendefnan lngkungan dan doman komunka, pembentukan topolog dar proe-proe tertentu, manajemen lngkungan komunka, dan.6-2

3 Semnar Naonal Teknolog Informa dan Multmeda 204 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 8 Februar 204 permntaan data [8]. MPI dapat dmplementakan pada artektur memor terdtrbu dan memor berama. MPI menyedakan portablta kode umber dar program yang menggunakan pertukaran pean dalam bahaa pemrograman C atau Fortran pada berbaga macam artektur komputer [9]. Interpola Lagrange Interpola Lagrange angat dkenal dalam metode numerk, karena menggunakan fung dalam bentuk polnomal. Dar ekumpulan data berpaangan yang ada, dapat dketahu dengan pat fung yang melalu ttkttk terebut. Ttk-ttk yang dketahu harulah merupakan blangan real, dalam bdang datar. Berdaarkan fung n dapat dpredkkan nla elanjutnya untuk kau yang ada. Interpola banyak dgunakan untuk mempredk nla data berpaangan [0]. Jka fung yang dcar adalah f(x) dan cacah data n maka nterpola Lagrange dapat drumukan epert peramaan (3) berkut. f ( x) dan dengan : ( ) = ( )( )( ) ( ) ( ) ( ) 2. Pembahaan n y L ( x) 0, x x L ( x), x x...(3) Q ( x) L ( x) Q ( x ) Ba data paralel yang menggunakan PotgreSQL-MPI n dtujukan untuk menghalkan tem paralel yang mendukung ba data ehngga pemroean query pada ba data berjalan ecara paralel. Stem n dharapkan mampu menngkatkan performa pemroean query terebut. Kebutuhan fungonal yang dmlk tem n adalah tem mampu menerma nput berupa krp pemrograman bahaa C yang d dalamnya terdapat query pada ba data PotgreSQL. Skrp pemrograman yang ber query terebut elanjutnya dekeku dengan MPI untuk dlakukan pemroean query ecara paralel. Pengguna cukup melakukan ebuah query (ntruk) kemudan query tunggal terebut dbag-bag ke dalam ubquery-ubquery. Mang-mang ubquery dproe pada proeor yang berbeda dan hal ubquery terebut dgabungkan untuk dtamplkan pada pengguna. Ba data paralel n menggunakan tem multkomputer dengan artektur memor terdtrbu. Artektur n ecara mutlak memerlukan ebuah jarngan komunka untuk menghubungkan memor antar proeor. Topolog jarngan yang dgunakan adalah topolog tar dengan ebuah wtch ebaga penghubungnya. Rancangan tem memerlukan delapan buah komputer. Satu komputer berfung ebaga mater yang merupakan antarmuka bag pengguna. Pengguna dapat memaukkan nput dan melakukan montorng tem melalu komputer n, tetap pada komputer n tdak terjad pemroean query. Pemroean query dlakukan ecara paralel pada tujuh komputer lannya. Komputer yang dgunakan ebaga mater dber nama node. Ketujuh komputer lannya yang berfung ebaga lave mang-mang memlk nama node2, node3, node4, node5, node6, node7, dan node8. Semua komputer terebut memlk pefka hardware yang ama yatu proeor Intel Pentum Dual Core, memor GB, meda penympanan 40 GB, dan kartu jarngan Fat Ethernet 0/00 Mbp. Pengguna dapat melakukan query untuk pengaturan tabel pada ba data yang akan dgunakan untuk pengujan ba data paralel. Pengaturan tabel terdr dar query nert dan delete. Terdapat dua tabel yang dgunakan, yatu kke dan ppe. Tabel kke dgunakan untuk melakukan opera pengaturan tabel, elect, max, dan jon. Sedangkan tabel ppe dgunakan untuk melakukan opera pengaturan tabel dan jon. Pengujan tem dgunakan untuk mengukur kualta performa pemroean query ecara paralel. Pengujan tem n dbag menjad dua bagan, yatu pengujan tem untuk mengukur bearnya peed up dan pengujan tem untuk mengukur bearnya cale up. Pada etap pengujan terebut djalankan mang-mang tga macam query ecara eral dan paralel, yatu query elect, query max, dan query jon. Percobaan dlakukan ebanyak 25 kal pada mang-mang pengujan dan dukur dalam atuan mllecond. Pengujan Speed Up Pada pengujan n dgunakan tud kau dengan kond jumlah record ebanyak record yang dproe menggunakan ampa dengan 7 pemroe. Performa tem menngkat jka kond mnmal ublnear peed up dengan nla f kurang dar 00% terpenuh. Jka kond ublnear peed up dcapa dengan nla f ama dengan 00% maka tdak terjad penngkatan performa tem. Sedangkan performa tem dkatakan menurun jka kond ublnear peed up dengan nla f lebh dar 00% dcapa. Hal pengujan peed up pada parallel elect dapat dlhat pada Tabel berkut. Tabel. Hal Pengukuran Speed Up Parallel Select Waktu Ratarata Speed Up f (%) ,52, ,08,7550 3, ,04 2,4507, ,68 3,57 9, ,72 3,6097 9, ,68 4,409 8, ,36 4,4540 9,53 Perentae nla f cenderung ama dengan rata-rata 0,46%. Nla f rata-rata n menunjukkan bahwa tem mengalam penngkatan performa dengan kond.6-3

4 Semnar Naonal Teknolog Informa dan Multmeda 204 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 8 Februar 204 ublnear peed up. Grafk perbandngan antara faktor peed up {S(p)} dengan jumlah pemroe ( p) dapat dlhat pada Gambar 4 berkut. Gambar 4. Grafk Speed Up pada Parallel Select Pada grafk terebut cacah datanya berjumlah tujuh ttk, yatu (, ), (2,.755), (3, ), (4, 3.57), (5, ), (6, 4.409), dan (7, 4.454). Dar cacah terebut dgunakan nterpola Lagrange untuk memperoleh uatu fung S(p). Hal perhtungan nterpola Lagrange dapat dlhat pada peramaan (4) berkut (4) Hal pengujan peed up pada parallel max dapat dlhat pada Tabel 2 berkut. Tabel 2. Hal Pengukuran Speed Up Parallel Max peed up {S(p)} Waktu Ratarata Speed Up f (%) ,92, ,96,7555 3, ,72 2,379 20,6 4 43,60 2,750 5,5 5 27,00 3,096 5,20 6 7,76 3,3536 5,78 7 7,6 3,3708 7,95 Perentae nla f cenderung ama dengan rata-rata 6,36%. Grafk perbandngan antara peed up dengan jumlah pemroe dapat dlhat pada Gambar 5 berkut. peed up {S(p)} 0 hal hal Gambar 5. Grafk Speed Up pada Parallel Max Nla f rata-rata dan grafk terebut menunjukkan bahwa tem mengalam penngkatan performa dengan kond ublnear peed up. Pada grafk terebut cacah datanya berjumlah tujuh ttk, yatu (, ), (2,.7555), (3, 2.379), (4, 2.750), (5, 3.096), (6, ), dan (7, ). Dar cacah terebut dgunakan nterpola Lagrange untuk memperoleh uatu fung S(p). Hal perhtungan nterpola Lagrange dapat dlhat pada peramaan (5) berkut (5) Hal pengujan peed up pada parallel jon dapat dlhat pada Tabel 3 berkut. Tabel 3. Hal Pengukuran Speed Up Parallel Jon Waktu Ratarata Speed Up f (%) ,84, ,08,580 26, ,6, , ,48 2, , ,80 2, , ,48 2,682 24, ,84 2, ,97 Perentae nla f cenderung ama dengan rata-rata 25,2%. Nla f rata-rata n menunjukkan bahwa tem mengalam penngkatan performa dengan kond ublnear peed up. Grafk perbandngan antara faktor peed up {S(p)} dengan jumlah pemroe ( p) dapat dlhat pada Gambar 6 berkut. peed up {S(p)} hal Gambar 6. Grafk Speed Up pada Parallel Jon Pada grafk terebut cacah datanya berjumlah tujuh ttk, yatu (, ), (2,.580), (3,.9858), (4, ), (5, ), (6, 2.682), dan (7, ). Dar cacah terebut dgunakan nterpola Lagrange untuk memperoleh uatu fung S(p). Hal perhtungan nterpola Lagrange dapat dlhat pada peramaan (6) berkut. ( ) = (6).6-4

5 Semnar Naonal Teknolog Informa dan Multmeda 204 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 8 Februar 204 Berdaarkan data-data pengujan dapat dmpulkan bahwa performa tem menngkat dengan kond ublnear peed up pada query elect, max, dan jon. Pengujan Scale Up Pada pengujan n dgunakan tud kau dengan kond beban pekerjaan antara ampa dengan record yang dproe menggunakan ampa dengan 7 pemroe. Pengujan n mencapa kond jka nla faktor cale up ama dengan. Hal pengujan cale up pada parallel elect dapat dlhat pada Tabel 4. Tabel 4. Hal Pengukuran Scale Up Parallel Select Waktu Rata-rata Scale Up ,52, ,56 0, ,80 0, ,64 0, ,24 0, ,32 0, ,64 0,788 Nla terbear dperoleh pada kond record dan 2 pemroe dengan bearan nla yatu 0,939, edangkan nla terkecl dperoleh pada kond record dan 7 pemroe dengan bearan nla yatu 0,788. Grafk perbandngan antara nla faktor cale up dengan jumlah pemroe dapat dlhat pada Gambar 7 berkut. cale up (S) hal, 0,9 0,8 0,7 0,6 0, Gambar 7. Grafk Scale Up pada Parallel Select Gambar 7 menunjukkan bahwa faktor cale up pada parallel elect berada pada kond ublnear cale up. Pada grafk terebut cacah datanya berjumlah tujuh ttk, yatu (, ), (2,0.939), (3, 0.896), (4, 0.873), (5, 0.846), (6, 0.87), dan (7, 0.788). Dar cacah terebut dgunakan nterpola Lagrange untuk memperoleh uatu fung S(p). Hal perhtungan nterpola Lagrange dapat dlhat pada peramaan (7) berkut (7) Hal pengujan cale up pada parallel max dapat dlhat pada Tabel 5 berkut. Tabel 5. Hal Pengukuran Scale Up Parallel Max Waktu Rata-rata Scale Up ,92, ,72 0, ,68 0, ,56 0, , ,56 0, ,76 0,8590 Nla terbear dperoleh pada kond record dan 2 pemroe dengan bearan nla yatu 0,896, edangkan nla terkecl dperoleh pada kond record dan 7 pemroe dengan bearan nla yatu 0,8590. Grafk perbandngan antara nla faktor cale up dengan jumlah pemroe dapat dlhat pada Gambar 8 berkut. cale up (S) Gambar 8. Grafk Scale Up pada Parallel Max Gambar 8 menunjukkan bahwa faktor cale up pada parallel max berada pada kond ublnear cale up. Pada grafk terebut cacah datanya berjumlah tujuh ttk, yatu (, ), (2,0.896), (3, 884), (4, 8863), (5, 0.880), (6, ), dan (7, 0.859). Dar cacah terebut dgunakan nterpola Lagrange untuk memperoleh uatu fung S(p). Hal perhtungan nterpola Lagrange dapat dlhat pada peramaan (8) berkut (8) Hal pengujan cale up pada parallel jon dapat dlhat pada Tabel 6 berkut. Tabel 6. Hal Pengukuran Scale Up Parallel Jon, 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 hal Waktu Rata-rata Scale Up ,84, ,88 0, ,68 0, ,28 0, ,52 0, ,36 0, ,60 0,

6 Semnar Naonal Teknolog Informa dan Multmeda 204 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 8 Februar 204 Nla terbear dperoleh pada kond record dan 2 pemroe dengan bearan nla yatu 0,939, edangkan nla terkecl dperoleh pada kond record dan 7 pemroe dengan bearan nla yatu 0,788. Grafk perbandngan antara nla faktor cale up dengan jumlah pemroe dapat dlhat pada Gambar 9 berkut. cale up (S), 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 hal Gambar 9. Grafk Scale Up pada Parallel Jon Gambar 9 menunjukkan bahwa faktor cale up pada parallel jon berada pada kond ublnear cale up. Pada grafk terebut cacah datanya berjumlah tujuh ttk, yatu (, ), (2,0.7763), (3, ), (4, ), (5, 0.545), (6, ), dan (7, 0.457). Dar cacah terebut dgunakan nterpola Lagrange untuk memperoleh uatu fung S(p). Hal perhtungan nterpola Lagrange dapat dlhat pada peramaan (9) berkut. ( ) = (9) Berdaarkan data-data pengujan dapat dmpulkan bahwa tem mampu mempertahankan tngkat performanya dengan kond ublnear cale up pada query elect, max, dan jon. 3. Kempulan Ba data paralel telah berhal dujkan pada tem multkomputer menggunakan krp bahaa C dan dapat dmplementakan dengan bak pada PotgreSQL menggunakan antarmuka pertukaran pean MPI-2. Hal pengujan peed up menunjukkan bahwa ba data paralel mampu menngkatkan performanya dengan kond ublnear peed up pada emua query parallel yang dujkan. Selan tu, hal pengujan cale up menunjukkan bahwa ba data paralel mampu mengelola tngkat performanya dengan kond ublnear cale up pada emua query parallel yang dujkan. Berdaarkan hal peneltan terebut, perlu dlakukan pengembangan ke arah pembangunan tem ba data paralel yang epenuhnya yang berart bahwa emua pemroean query dalam tem terebut dlakukan ecara paralel. D ampng tu, perlu juga dlakukan mplementa pada ba data yang eungguhnya dengan ukuran dan tngkat komplekta (truktur tabel maupun query) yang lebh tngg. Daftar Putaka [] B. Wlknon and M. Allen, Parallel Programmng Technque & Applcaton Ung Networked Worktaton and Parallel Computer, 2nd edton, Pearon Educaton, Inc., [2] T. Maryanto, Aplka Hgh Performance Computng (HPC) Menggunakan Parallel Proceng untuk Computatonal Flud Dynamc, Surabaya : Inttut Teknolog Surabaya, [3] H. El-Rewn and M. Abd-El-Barr, Advanced Computer Archtecture and Parallel Proceng, New Jerey : John Wley & Son, Inc., [4] D. Tanar, C. H. C. Leung, W. Rahayu, S. Goel, Hgh-Performance Parallel Databae Proceng and Grd Databae, John Wley & Son, Inc., [5] E. Utam and S. Raharjo, Konek Databae PotgreSQL dengan Bahaa C menggunakan Embedded SQL, [6] D. Setad, Parallel Databae dengan menggunakan MySQL Cluter ebaga Hgh Avalablty Databae dan Load Balancng Tranacton, Yogyakarta : Unverta Gadjah Mada, [7] MPI Forum, MPI : A Meage Pang Interface Standard Veron 2., Tenneee : Unverty of Tenneee, [8] A. Butamam, H. Suhartanto, T. Baaruddn, Implementa Metode Iteratf Paralel Implt Multtep Runge-Kutta pada Stem Paralel MPI-Lnux, n Proc. Lokakarya Komputa dalam San dan Teknolog NuklrXIII BATAN, July 3-4, [9] N. MacDonald, E. Mnty, J. Malard, T. Hardng, S. Brown, M. Antonolett, Wrtng Meage Pang Parallel Program wth MPI, Ednburgh Parallel Computng Centre, Ednburgh : The Unverty of Ednburgh, 995. [0] Krnawat, Implementa Interpola Lagrange untuk Predk Nla Data Berpaangan dengan Menggunakan Matlab, n Proc. Semnar Naonal Teknolog, November 24, Bodata Penul Rzk Arf Frdau, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Program Stud Ilmu Komputer Unverta Gadjah Mada Yogyakarta, lulu tahun 200. Saat n menjad Mahawa d Program Paca Sarjana Magter Teknk Informatka Unverta Gadjah Mada Yogyakarta. Ahmad Ahar, memperoleh gelar Sarjana San (S.S) Program Stud Elektronka dan Intrumenta Juruan Fka Unverta Gadjah Mada Yogyakarta, lulu tahun 988. Memperoleh gelar Magter Komputer (M.Kom) Program Paca Sarjana Ilmu Komputer Unverta Indonea, lulu tahun 992. Memperoleh gelar Doktor (Dr. techn) Bdang Informatc, Venna Unverty of Technology, Autra. Saat n menjad Doen d Program Pacaarjana Magter Teknk Informatka Unverta Gadjah Mada Yogyakarta..6-6

Pengantar. Ilustrasi 29/08/2012. LT Sarvia/ REGRESI LINEAR BERGANDA ( MULTIPLE LINEAR REGRESSION )

Pengantar. Ilustrasi 29/08/2012. LT Sarvia/ REGRESI LINEAR BERGANDA ( MULTIPLE LINEAR REGRESSION ) 9/08/0 ( MULTIPLE LINEA EGEION ) Elty arva, T., MT. Fakulta Teknk Juruan Teknk Indutr Unverta Krten Maranatha Bandung Pengantar Pada e ebelumnya kta hanya menggunakan atu buah X, dengan model Y = a + bx

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solusi Integer Linear Programming

Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solusi Integer Linear Programming JURNAL SAINTIFIK VOL. NO., JANUARI 0 Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solu Integer Lnear Programmng Wahyudn Nur, Nurul Mukhlah Abdal Program Stud Matematka FMIPA Unverta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Marzuki Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK

Marzuki Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK PERBANDINGAN PRETAI IWA ANTARA PEMBELAJARAN PROBLEM OLVING DENGAN METODE KONVENONAL PADA DALIL PHYTAGORA TERHADAP IWA KELA VIII MP NEGERI PEUANGAN ELATAN KABUPATEN BIREUEN Marzuk Program tud Penddkan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Peneltan n bertujuan untuk mengetahu Pembelajaran Kooperatf Tpe Student Team Achevement Dvon (STAD) dengan Meda Komk Lebh Efektf darpada Pembelajaran dengan

Lebih terperinci

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI * PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI Oleh : eko wahyudanto (409.05.004) Pembmbng : Ir.Mochamad.Ilya HS NIP. 949099 97903 00 Latar Belakang

Lebih terperinci

Kajian Pemilihan Struktur Dua Rantai Pasok yang Bersaing Untuk Strategi Perbaikan Kualitas

Kajian Pemilihan Struktur Dua Rantai Pasok yang Bersaing Untuk Strategi Perbaikan Kualitas JURNAL TEKNIK POITS Vol. 1, No. 1, (01 1-5 1 Kaan Pemlhan Struktur Dua Ranta Paok yang Berang Untuk Strateg Perbakan Kualta Ika Norma Kharmawat, Lakm Prta W, Suhud Wahyud Juruan atematka Fakulta atematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Penurunan Syarat Orde Metode Runge-Kutta dengan Deret Butcher

Penurunan Syarat Orde Metode Runge-Kutta dengan Deret Butcher Vol., No., -9, Januar 06 Penurunan Syarat Orde Metode Runge-Kutta dengan Deret Butcer Mutar Abtrak Tulan n membaa aplka deret Butcer dalam penurunan yarat orde metode Runge- Kutta. Penurunan deret Butcer

Lebih terperinci

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) IV. PEMBAHASAN

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) IV. PEMBAHASAN 8 IV PEMBAHASAN 4 Aum Berkut n aum yang dgunakan dalam memodelkan permanan a Harga paar P ( merupakan fung turun P ( kontnu b Fung baya peruahaan- C ( fung baya peruahaan- C ( merupakan fung nak C ( C

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUZZY ITEM RESPONSE THEORY PADA e-learning COMPUTERIZED ADAPTIVE TEST

PENERAPAN METODE FUZZY ITEM RESPONSE THEORY PADA e-learning COMPUTERIZED ADAPTIVE TEST Vol. 4, No. Deember 014 ISSN 088-130 PENERAPAN METODE FUZZY ITEM RESPONSE THEORY PADA e-learning COMPUTERIZED ADAPTIVE TEST Dah Kuumawat 1, Andharn Dw Cahyan.Muhammad Fuad 3 Program Stud Teknk Informatka,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM FISIS

PEMODELAN SISTEM FISIS 4 PEMODEAN SSTEM SS 4. Pendahuluan Satu tuga yang pentng dalam anal dan perancangan tem kendal adalah pemodelan dar tem. Sebelum kta melakukan perancangan ebuah tem kendal, terlebh dahulu haru dlakukan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

EL2005 Elektronika PR#01

EL2005 Elektronika PR#01 EL2005 Elektronka PR#0 SOAL B C E G a. Buktkan bahwa n = ( ). b. Turunkan peramaan untuk A v = /. c. Htung nla n dan A v = / jka dberkan = 00 kω, = 00 Ω, = kω, dan = 00. d. Ulang oal (c) jka dberkan =

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Pengaturan Kecepatan Motor Brushless DC Menggunakan Metode Model Predictive Control (MPC)

Perancangan dan Implementasi Pengaturan Kecepatan Motor Brushless DC Menggunakan Metode Model Predictive Control (MPC) JURNAL EKNIK IS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Prnt) E-4 Perancangan dan Implementa Pengaturan Kecepatan Motor Bruhle DC Menggunakan Metode Model Predctve Control (MPC) Fachrul Arfn, Joaphat Pramudjanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Dalam uatu peneltan tentu ada tujuan yang ngn dcapa eua dengan latar belakang dan rumuan maalah yang telah durakan d ata. Tujuan peneltan adalah:. Untuk mengetahu

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Agus Priyono, Edy Widodo. Jurusan Statistika FMIPA UII Yogyakarta

Agus Priyono, Edy Widodo. Jurusan Statistika FMIPA UII Yogyakarta Prodng Semnar Naonal Peneltan, Penddkan dan Penerapan MIPA Fakulta MIPA, Unverta Neger Yogyakarta, 16 Me 2009 ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KOMBINASI ATRIBUT PRODUK NOTEBOOK DENGAN PENDEKATAN METODE

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Teknik Lingkungan Itenas No.2 Vol.1 Jurnal Institut Teknologi Nasional [September 2013]

Teknik Lingkungan Itenas No.2 Vol.1 Jurnal Institut Teknologi Nasional [September 2013] Reka Lngkungan Teknk Lngkungan Itena No.2 Vol.1 Jurnal Inttut Teknolog Naonal [September 2013] Pengolahan Lmbah Car Hotel Aton Braga Cty Walk dengan Proe Ftoremeda menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok DEBORA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Waktu Riil

Sistem Pengaturan Waktu Riil Stem engaturan Waktu Rl Algortma engatur Dgtal Ir. Jo ramudjanto, M.Eng. Juruan Teknk Elektro FTI ITS Telp. 594730 Fax.59337 Emal: jo@ee.t.ac.d Stem engaturan Waktu Rl - 0 Objektf: Metode Dan enalaan arameter

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS RESPON DINAMIK TANAH DAN RESPON SPEKTRA DESAIN

BAB V ANALISIS RESPON DINAMIK TANAH DAN RESPON SPEKTRA DESAIN BAB V ANALISIS RESPON DINAMIK TANAH DAN RESPON SPEKTRA DESAIN Anal repon te pefk dlakukan untuk mengevalua repon tanah lokal terhadap gerakan batuan daar d bawahnya. Kond tanah lokal mempengaruh karaktertk

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

ABSTRAK. Lentera :Vol.12, No.3, Nopember

ABSTRAK. Lentera :Vol.12, No.3, Nopember PERBEDAAN PRETAI BELAJAR PENYEDERHANAAN BENTUK AKAR YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB DAN METODE KOOPERATIF MODEL GROUP INVETIGAI PADA IWA KELA X MA NEGERI 7 KOTA LHOKEUMAWE Marzuk Doen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Siti Aminah 1) Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRAK

Siti Aminah 1) Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRAK ANALISIS PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN KEMBUNG (Ratrellger pp) DI PERAIRAN KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN UTILIZATION ANALYSIS OF THE MACKEREL (RASTRELLIGER SPP) RESOURCES IN TANAH LAUT

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmah Wdya Teknk Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 IN 1412-7350 PENERAPAN MODEL OPTIMAI LINE BALANCING DAN GENETIC ALGORITHM (TUDI KAU: PT. KARYA MEKAR DEWATAMALI) Andy Lanto, Dan Retno ar Dew*, Dn Endah

Lebih terperinci

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Multmeda 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februar 2016 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PENENTUAN MODULUS YOUNG KAWAT BESI DENGAN PERCOBAAN REGANGAN

PENENTUAN MODULUS YOUNG KAWAT BESI DENGAN PERCOBAAN REGANGAN Berkala Fka Indonea Volume Nomor Jul 009 PENENTUAN MODULUS YOUNG KAWAT BESI DENGAN PERCOBAAN REGANGAN Dw Martn,), Raden Oktova,3) ) SMA N Wate, Kab. Kulon Progo, Jl. Terbahar, Yogyakarta ) E-mal : dwmart70@yahoo.co.d

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN Tujuan Instruksonal Umum :. Mahasswa mampu memaham apa yang dmaksud dengan ukuran penyebaran. Mahasswa mampu memaham berbaga pengukuran untuk mencar nla ukuran penyebaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI TEKNIK SAMPLING PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI PENDAHULUAN Pendugaan parameter dar peubah Y seharusnya dlakukan dengan menggunakan nformas dar nla-nla peubah Y Bla nla-nla peubah Y sult ddapat, maka

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balk Negat Hal 217 BB 5E UMPN BK NEGTF Dengan pemberan umpan balk negat kualta penguat akan lebh bak hal n dtunjukkan dar : 1. pengutannya lebh tabl, karena tdak lag dpengaruh leh kmpnen-kmpnen

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

DISTRIBUSI FREKUENSI

DISTRIBUSI FREKUENSI BAB DISTRIBUSI FREKUENSI Kompetens Mampu membuat penyajan data dalam dstrbus frekuens Indkator 1. Menjelaskan dstrbus frekuens. Membuat dstrbus frekuens 3. Menjelaskan macam-macam dstrbus frekuens 4. Membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci