Pola Spatial Persebaran Pusat Perbelanjaan Modern Di Surabaya Berdasarkan Probabilitas Kunjungan
|
|
- Widya Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 1, (2013) IN: ( Prnt) 1 Pola patal Persearan Pusat Perelanjaan Modern D uraaya Berdasarkan Proaltas Kunjungan Achmad Mftahur Rozak dan Putu Gde Arastta Program tud Perencanaan Wlayah dan Kota, Fakultas eknk pl dan Perencanaan, Insttut eknolog epuluh Nopemer (I) Jl. Aref Rahman Hakm, uraaya Indonesa e-mal: ze_clquers08@yahoo.com, arastta@gmal.com Astrak uraaya seaga kota esar saat n mula dpenuh dengan pusat perelanjaan modern hngga mencapa leh dar 20 unt. Perkemangannya saat n menyeakan adanya persangan antar pusat perelanjaan satu dengan yang lan. Dengan konds sepert n, dperlukan dentfkas mengena esaran nla proaltas masng-masng pusat perelanjaan terhadap penduduk yang ada d uaraaya. Dalam peneltan n, penentuan proaltas kunjungan ddapatkan dar model Huff. Model n menghtung nla proaltas penduduk yang ada terhadap pusat perelanjaan dengan menggunakan varael jarak dan luas angunan total. Hasl perhtungan terseut kemudan dkomnaskan dengan perkraan jangkauan pelayanan tap pusat perelanjaan sehngga ddapatkan tpolog kecamatan terhadap kemungknan mengunjung seluruh pusat perelanjaan yang ada d uraaya. Ddapatkan ahwa terdapat empat kategor yang masng-masng memlk karakterstk dan varael yang mempengaruhnya. Kategor pertama merupakan 5 kecamatan dengan proaltas rendah dan terjangkau dengan faktor yang erpengaruh adalah luas lanta angunan serta jarak yang dgamarkan oleh jangkauan pelayanan. Kategor kedua merupakan 22 kecamatan dengan proaltas sedang dan terjangkau dengan faktor yang mempengaruh adalah jangkauan pelayanan serta jarak terhadap masng-masng pusat perelanjaan. Kategor tga merupakan 2 kecamatan dengan proaltas tngg dan terjangkau dengan faktor yang erpengaruh adalah luas pusat perelanjaan. edangkan kategor terakhr adalah 2 kecamatan dengan proaltas sedang namun elum terjangkau oleh layanan pusat perelanjaan. Kata Kunc Perelanjaan Modern, Model Huff, Pola patal. I. PENDAHULUAN ERKEMBANGAN pusat perelanjaan modern Pmerupakan fenomena yang dapat dtemu ak d kota kecl maupun kota esar d Indonesa, yang memlk dampak tertentu terhadap perkemangan suatu kota (Haryono, 2002) [3]. Menurut Ishnanto (2010) [1], pemangunan pusat perelanjaan modern danggap memerkan dampak postf ag kota terutama jka dlhat dar sudut pandang ekonom, juga danggap erkontrus ag perkemangan kota, namun eerapa dampak negatf juga dhaslkan dar pemangunan n sepert kemacetan lalu lntas. uraaya, seaga kota teresar kedua d Indonesa setelah Jakarta mula dpadat pusat perelanjaan modern, saat n mencapa 20 unt pusat perelanjaan modern. ayangnya, pemangunan n tdak erart mengndkaskan pertumuhan perekonoman Kota uraaya serta penngkatan daya el masyarakat, namun leh kepada kelatahan nvestor ( atu, 21/05/2011) [4]. Peneltan seelumnya mengena faktor penentuan lokas hypermarket yang termasuk pusat perelanjaan modern (Aula, 2007) [2] mengatakan ada eerapa faktor yang mempengaruh penentuan lokasnya d Kota uraaya dantaranya aksesltas, cakupan pasar (market sze), ketersedaan lahan, serta ketersedaan jarngan dan daya lstrk. Pendekatan yang ada dalam penentuan lokas perdagangan sepert model Chrstaller, Weer, serta Losch drasa elum sepenuhnya sesua untuk dterapkan d Kota uraaya. Pendekatan terhadap proaltas atau kemungknan masyarakat untuk mengunjung pusat perelanjaan saat n kurang dperhatkan. alah satu model yang dapat menggamarkan nla proaltas n adalah model Huff. Model n dapat menggamarkan nla proaltas masyarakat d suatu daerah dlhat dar varael jarak serta luasan pusat perelanjaan yang ada. Dar penerapan model Huff pada peneltan n akan ddapatkan nla proaltas pada tap kecamatan d uraaya terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada d Kota uraaya. II. MEODE PENELIIAN A. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data n dmaksudkan untuk mendapatkan data-data nput dalam tahapan analss. erdapat dua metode pada peneltan n, pertama pengumpulan data prmer melalu oservas atau pengamatan langsung dan pengumpulan data sekunder atau nventarsas data dar eraga sumer. B. Metode Analss Data Peneltan n mempunya tujuan untuk mengetahu pola spatal persearan pusat perelanjaan modern d uraaya erdasarkan proaltas kunjungan. Dar tujuan terseut terdapat tga sasaran pada peneltan n. etelah data-data dperoleh maka dlakukan pengolahan data pada tap sasaran sesua dengan teknk analsa masng-masng. Pertama, mencar pola persearan lokas pusat perelanjaan modern d uraaya erdasarkan proaltas kunjungan dgunakan teknk analsa permodelan Huff. Dalam analsa n dlakukan perandngan antara luas pusat perelanjaan modern dengan jarak dar suatu daerah ke masng-masng pusat perelanjaan modern. Dar hasl
2 JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 1, (2013) IN: ( Prnt) 2 perhtungan analsa n ddapatkan nla proaltas masngmasng daerah terseut. j j1 P (1) j 2 j3... Keterangan : P = proaltas penduduk yang tnggal d daerah I = luas pusat perelanjaan = jarak antara daerah I ke pusat perelanjaan j = luas pusat perelanjaan d daerah I j = jarak antara daerah I ke masng-masng pusat perelanjaan = eksponensal ernla 2 Dar data yang telah dperoleh dhtung melalu rumus terseut sehngga ddapatkan proaltas dar masngmasng kecamatan d uraaya terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada. Data n nantnya akan dolah dengan dengan software open source Arc GI Kedua, mengdentfkas persearan pusat perelanjaan modern d uraaya erdasarkan jangkauan pelayanan menggunakan analsa ufferng erdasarkan jangkauan pelayanan. eknk analsa ufferng dgunakan untuk mengetahu jangkauan pelayanan dalam entuk spasal sehngga dapat dketahu wlayah yang termasuk dalam jangkauan pelayanan pusat perelanjaan modern ataupun wlayah dluar jangkauan pelayanan. Penentuan luas jangkauan (range) dhtung dar jumlah maksmal penduduk yang terlayan dag kepadatan penduduk uraaya tap km 2 yakn 8462 jwa/km 2. Dar hasl perhtungan ddapatkan ahwa untuk kategor pusat perelanjaan regonal mempunya luas jangkauan maksmal 42,27 km2 (radus 3,9 km) sedangkan untuk kategor pusat perelanjaan dstrk mempunya luas jangkauan maksmal 17,72 km2 (radus 2,37 km). erakhr, dalam merumuskan tpolog persearan pusat perelanjaan modern d uraaya erdasarkan proaltas kunjungan dan jangkauan pelayanan dlakukan overlay dar analsa model Huff untuk melhat nla proaaltas tap kecamatan serta analsa ufferng erdasarkan jangkauan pelayanan. Dar hasl overlay n ddeskrpskan secara kualtatf dengan melhat karakterstk pada tap kecamatan terseut sehngga dperoleh tpolog pada masng-masng kecamatan d uraaya. III. HAIL DAN PEMBAHAAN A. Analsa Permodelan Huff Dar permtungan model Huff n.ddapatkan nla proaltas penduduk masng-masng kecamatan terhadap tap pusat perelanjaan yang ada d uraaya. etelah (2) ddapatkan seluruh nla proaltas masng-masng kecamatan terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada kemudan dlakukan overlay antar nla terseut. Dalam hal n menggunakan software Arc.GI Hasl overlay menunjukkan ahwa dar 31 kecamatan yang ada 5 kecamatan dengan nla proaltas total rendah yatu mokerto, Mulyorejo, Wonokromo, Dukuh Paks, dan Kecamatan Gayungan. edangkan kecamatan dengan nla proaltas sedang terdapat 24 kecamatan serta 2 kecamatan dengan nla proaltas palng tngg terhadap seluruh pusat perelanjaan modern yang ada d uraaya yakn kecamatan Rungkut dan kecamatan Gunung Anyar. Hasl n menunjukkan ahwa keeradaan dar pusat perelanjaan terseut mempengaruh kemungknan masyarakat untuk erkunjung. Persangan n asanya ddasar pada jarak serta luasan dar pusat perelanjaan tu sendr yang mempengaruh anyaknya toko dan arang yang djual d tempat terseut. Dengan lokas pusat perelanjaan yang salng erdekatan pada akhrnya akan mempengaruh masyarakat untuk erkunjung. Bsa dlhat ahwa dengan adanya jarak antar pusat perelanjaan yang terlang dekat maka masyarakat enggan untuk memlh pusat perelanjaan lan yang leh jauh sepert pada 5 kecamatan dengan nla proaltas rendah. Pada 5 kecamatan terseut terdapat 11 pusat perelanjaan dar total 22 pusat peelanjaan yang ada d uraaya. Dapat dketahu ahwa persangan antar 11 pusat perelanjaan yang ada sangat kompettf sehngga kemungknan masyarakat cenderung tngg terhadap 11 pusat perelanjaan terseut serta sealknya, proaltas mereka rendah terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada d uraaya. Kecamatan Rungkut dan kecamatan Gunung Anyar mempunya nla proaltas erkunjung palng tngg terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada, hal n dpengaruh oleh lokas pusat perelanjaan yang ada d sektar 2 kecamatan terseut tngkat persangannya kecl. Pada kecamatan dengan nla proaltas yang rendah terseut menjadkan adanya pusat perelanjaan yang domnan pada kecamatan terseut. Kecamatan Buutan dengan BG Juncton, kecamatan Mulyorejo dengan East Coast Center dan Galaxy Mall, kecamatan Wonokromo dengan Royal Plaza, Darmo rade Center, uraaya own quare, dan Carefour Ngagel, kecamatan mokerto dengan IC Mega Grosr, serta kecamatan Dukuh Paks yang ddomnas oleh Cputra World uraaya serta Golden Cty Mall. Kecamatan dengan nla proaltas sedang pada umumnya mempunya jarak yang relatf sedang terhadap pusat perelanjaan sektar dengan luas yang cukup untuk menjangkau kecamatan terseut. Meskpun pada kecamatan terseut sudah terdapat pusat perelanjaan tetap tdak egtu mendomnas terhadap keseluruhan pusat perelanjaan yang ada. Hal n dapat dpengaruh oleh faktor jarak maupun luas pusat perelanjaan tu sendr terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada.
3 JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 1, (2013) IN: ( Prnt) 3 erelanja. epert yang dgamarkan pada hasl analsa seelumnya kecamatan terseut mempunya nla proaltas sedang, ahkan pada kecamatan Wonokromo mempunya nla proaltas rendah. Gamar. 1. Hasl Overlay Nla Proaltas ap Kecamatan (Analsa Moderl Huff) B. Analsa Bufferng Berdasarkan Jangkauan Pelayanan Jangkauan pelayanan pada masng-masng pusat perelanjaan n ddasarkan pada luasan masng-masng pusat perelanjaan yang ada. Berdasarkan luasannya jangkauan pelayanan n dedakan menjad dua yatu pusat perelanjaan skala dstrk (17,72 km2 atau radus 2,37 km), dan regonal (42,27 km2 atau radus 3,9 km). Berdasarkan hasl dentfkas dar total luas pusat perelanjaan dketahu ada 3 pusat perelanjaan skala dstrk dan 19 pusat perelanjaan skala regonal. Gamar. 2. Peta Analsa Bufferng Berdasarkan Jangkauan Pelayanan Dar total seluruh pusat perelanjaan yang ada la dlhat dar jangkauan pelayanannya elum semua memenuh hngga seluruh Kota uraaya. Beerapa kecamatan yang ada elum terjangkau oleh pusat perelanjaan terdekat yatu kecamatan Pakal dan Benowo. elan tu kecamatan Karang Plang, Bulak, serta Asemrowo hanya mempunya jangkauan cukup kecl atau hanya seagan dar wlayah kecamatan terseut. Hal n mengndkaskan ahwa pemerataan lokas pusat perelanjaan modern n elum sepenuhnya menjangkau area Kota uraaya. ealknya, pada eerapa lokas pusat perelanjaan mempunya jangkauan pelayanan yang salng erhmptan dengan pusat perelanjaan yang lan. Lokas terseut terkonsentras pada kecamatan Genteng, Wonokromo, dan pada eerapa lokas pusat perelanjaan lannya. Hal n mempengaruh masyarakat dalam hal pemlhan lokas C. polog Persearan Pusat Perelanjaan Modern d uraaya Berdasarkan Proaltas Kunjungan dan Jangkauan Pelayanan Dar dentfkas hasl analsa permodelan Huff dan jangkauan pelayanan masng-masng pusat perelanjaan dapat dketahu tpolog persearannya saat n erdasarkan dua analsa terseut. Perandngan antara permodelan Huff serta ufferng erdasarkan jangkauan pelayanan masngmasng pusat perelanjaan dgunakan untuk mengetahu tpolog tap kecamatan terhadap pusat perelanjaan d uraaya. erdapat 4 entuk tpolog yang dar hasl komparas analsa d atas. Masng-masng mempunya krtera yang ereda. Leh jelasnya dapat dlhat pada tael 1 erkut. ael 1. Matrkulas tpolog pusat perelanjaan modern erdasarkan proaltas knjungan dan jangkauan pelayanan Rendah edang ngg erjangkau Kategor 1 Kategor 2 Kategor 3 (5 kecamatan) (22 kecamatan) (2 kecamatan) Belum - terjangkau umer: Analsa Penuls Kategor 4 (2 kecamatan) Kategor 1 Kategor n memlk nla proaltas rendah dengan jangkauan pelayanan merata antar pusat perelanjaan. erdapat 5 kecamatan yang termasuk dalam kategor n yakn kecamatan Dukuh Paks, Wonokromo, Buutan, mokerto, dan kecamatan mulyorejo. Dengan jarak yang deal antara pusat perelanjaan yang ada d daerah n (tdak terlalu dekat) menjadkan kemungknan masyarakat d daerah terseut untuk erkunjung akan cenderung rendah terhadap pusat perelanjaan d uraaya secara keseluruhan. eanyak 50% lokas pusat perelanjaan d seluruh uraaya erada pada kecamatan kategor n. Dengan persearan lokas sepert n akan leh menuntut masngmasng pusat perelanjaan agar leh kompettf dalam menark mnat pengunjung. Dar 5 kecamatan yang termasuk kategor n pada tap masng-masng kecamatan memlk pusat perelanjaan yang domnan. otal luas 11 pusat perelanjaan yang ada pada kategor n mencapa 56% dar total luas pusat peralanjaan d uraaya. Menurut rencana tata ruang yang ada pada daerah n ddomnas oleh kawasan perdagangan dan jasa sehngga alokas pusat perelanjaan yang ada darahkan sesua dengan rencana yang ada. Keeradaan pusat perelanjaan modern d kategor n saat n dapat dkatakan sesua dengan arahan dar rencana yang ada. ehngga dapat dketahu pada kategor n faktor yang mempengaruh kategor n adalah faktor luas serta jarak dalam hal n jangkauan pelayanan. Kategor 2 Merupakan kecamatan dengan nla proaltas sedang dan terjangkau oleh pusat perelanjaan yang ada. erdapat 22 kecamatan serta 10 pusat perelanjaan yang termasuk dalam kategor n. Pada daerah n masng-masng pusat -
4 JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 1, (2013) IN: ( Prnt) 4 perelanjaan yang erada dalam kategor n tdak mendomnas (dalam hal jarak maupun luas) dalam menark masyarakat untuk erkunjung. Jarak terhadap keseluruhan pusat perelanjaan yang ada dar masng-masng kecamatan relatf sama (tdak terlalu jauh). esua dengan rencana tata ruang yang ada ahwa pada 22 kecamatan n dalokaskan untuk permukman, perdagangan dan jasa, serta kawasan ndustr. Melhat dar persearan pusat perelanjaan yang ada saat n mash terdapat eerapa lokas yang dapat dkemangkan seaga tempat pusat perelanjaan modern sepert kawasan seg delapan. Dar seg jangkauan pelayanan adanya pusat perelanjaan yang salng erhmpt menyeakan proaltas terhadap pusat perelanjaan yang ada semakn tngg karena kemudahan dalam menjangkau lokas terseut. Hal n dseakan karena persearan yang cukup merata untuk 22 kecamatan yang ada. ehngga dapat dketahu pada kategor n faktor yang mempengaruh kategor n adalah jangkauan pelayanan serta jarak terhadap keseluruhan pusat perelanjaan yang ada. Kategor 3 Kategor n merupakan daerah dengan proaltas kunjungan tngg terhadap seluruh pusat perelanjaan d uraaya. erdapat 2 kecamatan yang termasuk dalam kategor n yakn kecamatan Rungkut dan kecamatan Gunung Anyar. Pada dua kecamatan n hanya terdapat 1 pusat perelanjaan yakn Carefour Rungkut., namun hal n tdak menjadkan Carefour Rungkut leh domnan dandngkan dengan tempat-tempat yang lan. Hal n dkarenakan luas dar Carefour Rungkut yang cukup kecl dandngkan dengan tempat yang lan. Pada akhrnya meskpun d dua kecamatan n sudah terjangkau oleh pelayanan Carefour Rungkut namun elum dapat menark masyarakat yang tnggal d kecamatan terseut. Meskpun jarak kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar relatf jauh terhadap pusat perelanjaan yang lan namun hal n tdak terlalu mempengaruh masyarakat d dua kecamatan n untuk erelanja d seluruh pusat perelanjaan yang ada d uraaya. Rencana penggunaan lahan yang ada pada kategor n dperuntukkan seaga permukman, kawasan ndustr, serta kawasan perdagangan dan jasa. Pengemangan pusat perelanjaan modern pada kategor n mash sangat dmungknkan melhat dar alokas ruang perdagangan dan jasa, sehngga nantnya akan meruah proaltas penduduk d dua kecamatan n. aat n dua kecamatan n mempunya nla proaltas tngg leh dseakan pada kurang optmalnya pengalokasan ataupun penempatan lokas pusat perelanjaan modern yang ada terutama untuk dua kecamatan n. Namun, pada dua kecamatan n memang tdak terlalu darahkan untuk dkemangkan untuk perdagangan dan jasa yang memuat konsentras penduduk untuk mengunjung pusat perelanjaan yang ada hanya terpaku pada dua kecamatan n. Dapat dketahu pada kategor n faktor yang mempengaruh kategor n adalah luas dar pusat perelanjaan yang ada. Kategor 4 Kategor n merupakan daerah dengan nla proaltas sedang namun elum terjangkau oleh jangkauan pelayanan pusat perelanjaan yang ada. erdapat dua kecamatan yang termasuk dalam kategor n yakn kecamatan Pakal dan Benowo. Rencana penggunaan lahan perdagangan dan jasa pada dua kecamatan n mengarah pada kecamatan Benowo. Hal n terkat dengan rencana pengemangan kawasan pelauhan teluk lamong. Optmalsas terhadap rencana pengemangan kawasan perdagangan dan jasa pada daerah n sa dkatakan sesua dengan rencana yang ada karena kawasan perdagangan dan jasa pada dua kecamatan n leh darahkan pada pengemangan pelauhan teluk lamong. Hal n memungknkan penduduk yang ada darahkan untuk mengunjung pusat perelanjaan terdekat. Pada daerah n meskpun tdak terjangkau oleh jangkauan pelayanan pusat perelanjaan yang ada namun proaltas kunjungan terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada sedang. Hal n mengndkaskan ahwa terdapat pusat perelanjaan d sektar kecamatan terseut yang mendomnas (dalam hal n luas) yakn Pakuwon rade Center dan Lenmarc, leh jauh lag Golden Cty Mall serta Jematan Merah Plaza. Dengan luas yang cukup pada akhrnya masyarakat d dua kecamatan n mempunya tngkat proaltas sedang meskpun tdak terjangkau. Pusat perelanjaan terdekat dar dua kecamatan n sudah mampu menark mnat masyarakat d kecamatan n. ehngga dapat dketahu pada kategor n faktor yang mempengaruh kategor n adalah luas dar pusat perelanjaan yang ada. Gamar. 3. polog Persearan Pusat Perelanjaan Modern Berdasarkan Proaltas Kunjungan IV. KEIMPULAN Berdasarkan hasl analsa dan pemahasan yang telah dlakukan, peneltan n menghaslkan kesmpulan seaga erkut: 1) polog yang dhaslkan dar perhtungan model Huff serta analsa jangkauan pelayanan menghaslkan 4 kategor yatu kecamatan dengan proaltas rendah dan terjangkau, proaltas sedang dan terjangkau, proaltas tngg dan terjangkau, serta proaltas sedang dan tdak terjangkau. 2) Pada kategor 1 faktor yang domnan adalah luas total angunan serta jarak tap pusat perelanjaan dalam hal n erpengaruh terhadap hmptan jangkauan
5 JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 1, (2013) IN: ( Prnt) 5 pelayanan. Pada kategor 2 faktor yang erpengaruh adalah jangkauan pelayanan serta jarak terhadap keseluruhan pusat perelanjaan yang ada. Pada kategor 3 dan 4 faktor yang mempengaruh adalah luas dar pusat perelanjaan yang ada namun pada dua kategor n faktor n salng ertolak elakang. Pusat perelanjaan terdekat dengan kecamatan pada kategor 3 mempunya luas angunan yang palng kecl sedangkan pusat perelanjaan terdekat dengan kecamatan kategor 4 mempunya luas yang cukup esar. UCAPAN ERIMA KAIH erma kash saya ucapkan kepada seluruh phak yang telah memantu, dosen serta karyawan Program tud Perencanaan Wlayah dan Kota sehngga peneltan n dapat terselesakan. DAFAR PUAKA [1] Ishnanto, O. (2010). Mal urga anpa tuhan ruang tanpa waktu. Jarng Pena. [2] Aula, Belnda Ulfa ugas Akhr : Faktor-Faktor Pertmangan Dalam Penentuan Lokas Hypermarket D uraaya, Perencanaan Wlayah dan Kota, Insttut eknolog epuluh Nopemer uraaya [3] Haryono, Paulus ess : Dampak Kehadran Pusat Perelanjaan erhadap Kegatan Perdagangan Dan Jasa D ektarnya (tud Kasus Pada Pusat Perelanjaan Java Paragon), Magster eknk Pemangunan Wlayah dan Kota, Unverstas Dponegoro emarang. [4] Fauz, Indra Nur Kelatahan Maraknya Bsns Mall d uraaya. 2c67f73da0df ea&jens=e4da37fce2345d a318d5 dakses pada tanggal 08 Oktoer 2012
Pola Spatial Persebaran Pusat Perbelanjaan Modern di Surabaya Berdasarkan Probabilitas Kunjungan
JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 2, (2013) IN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) C-234 Pola patal Persearan Pusat Perelanjaan Modern d uraaya Berdasarkan Proaltas Kunjungan Achmad Mftahur Rozak dan Putu Gde Arastta
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET
BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor
Lebih terperincimenyelesaikan permasalahan dalan penulisan.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Ba n mengurakan proses pengolahan data dengan program yang akan dgunakan yatu SPSS yang memantu dalam menyelesakan permasalahan dalan penulsan. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam
BAB LANDASAN TEORI Pengertan Regres Istlah regres dperkenalkan oleh seorang yang ernama Francs Gulton dalam makalah erjudul Regresson Towerd Medacraty n Heredtary Stature Menurut hasl peneltan elau, meskpun
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumer daya kelautan dan perkanan adalah salah satu sumer daya alamyang merupakan aset negara dan dapat memerkan sumangan yang erharga ag keseahteraan suatu angsa termasuk
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciPOLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN
POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN Achmad Miftahur Rozak 3609 100 052 Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT Program Studi Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB LANDASAN TEORI Unverstas Sumatera Utara . Pengertan Regres Istlah regres pertama kal dperkenalkan oleh Francs Galtom. Menurut Galtom, analss regres erkenaan dengan stud ketergantungan dar satu varael
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan seaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (8 9). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, ang selanjutna dnamakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity
37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN REGRESI LINIER NON PARAMETRIK DENGAN METODE THEIL S
LPPM Polteknk Bengkals PENELESAIAN PERSAMAAN REGRESI LINIER NON PARAMERIK DENGAN MEODE HEIL S Darsono Staff pengaar Program Stud eknolog Informas Jl. Batn alam Sunga Alam Bengkals darsono@poleng.ac.d Astrak
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI USAHATANI TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM MILL) DI KABUPATEN JEMBER
PRODUKTIVITAS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI USAHATANI TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM MILL) DI KABUPATEN JEMBER Bagus Rangga Sta dan Syamsul Had Alumn Fakultas Pertanan, Unverstas Muhammadyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,
Lebih terperinciNama : Crishadi Juliantoro NPM :
ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperincib. Tentukan eigenket-eigenket dari sistem tersebut sebagai kombinasi linier dari 1 dan 2
Solus UTS Mekanka Kuantum Program Stud S Fska Tanggal ujan: 6 Oktoer 7 Dosen: Muhammad Azz Majd, Ph.D. Assten: Ahmad Syahron, S.S. Soal Hamltonan seuah sstem -keadaan two states system dnyatakan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman
Lebih terperinciMENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK
Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam
BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau
Lebih terperinciBab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN
Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciModel Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah
Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciFaktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan
JRNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Prnt) C-119 Faktor - Faktor yang Mempengaruh Alh Fungs Lahan Pertanan Sebaga paya Predks Perkembangan Lahan Pertanand Kabupaten Lamongan Mersa
Lebih terperinciPreferensi untuk alternatif A i diberikan
Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperinciBAB VI PROYEKSI PENDUDUK DAN FASILITAS
c^ %> -*»Y««I LAPORAN KJAS AKHIR BAB VI PROYEKSI PENDUDUK DAN FASILITAS Pembuatan rencana sstem penyaluran ar buangan ddasarkan pada asas kebutuhan sesua dengan adanva skala prortas dan sejalan dengan
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun
Lebih terperinciUKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a
UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Lokas Peneltan Peneltan n mengambl lokas d Kabupaten Lebak. Pertmbangan pemlhan lokas n adalah karena Kabupaten Lebak adalah salah kabupaten yang memsahkan dr pada tahun
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan
7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi
3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi
LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan
Lebih terperinci