BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Lokas Peneltan Peneltan n mengambl lokas d Kabupaten Lebak. Pertmbangan pemlhan lokas n adalah karena Kabupaten Lebak adalah salah kabupaten yang memsahkan dr pada tahun 2000 dan membentuk Propns Banten, dengan segala permasalahan yang mash sangat kompleks. Salah satunya adalah permasalahan kemsknan dan ketmpangan yang tngg. Akbatnya adalah pemerntah yang ada dtuntut untuk dapat menangkap orentas pengembangan wlayah dan mengoptmalkan potens wlayah yang ada serta menghlangkan atau menurunkan permasalahan wlayah yang ada. Gambar 3.. berkut adalah lokas dar peneltan yang akan dlakukan: Gambar 3.. Peta admnstras Kabupaten Lebak

2 Data Dan Sumber Data Data yang dperlukan dalam peneltan n terbag menjad dua tpe yatu: a. Data sekunder terdr dar data sosal sepert jumlah penduduk mskn (jwa), jarak ke pusat kegatan (km), jumlah petan (jwa), pasangan usa subur (jwa), jarak ke puskesmas terdekat (km), jumlah ndustr, topograf, luas wlayah (km 2 ), kepadatan penduduk (jwa/km 2 ), jumlah petan (jwa), jarak ke pasar (km), jarak ke SMA (km), jarak ke SMK (km), dan peta admnstras Kabupaten Lebak. Data yang dperlukan dambl dar data PODES tahun 2000, 2003, dan Data dperoleh dar BPS Propns Banten dan BPS Kabupaten Lebak. b. Data kelembagaan dalam bentuk RPJPD Kabupaten Lebak tahun , RPJMD Kabupaten Lebak tahun , dan RTRW Kabupaten Lebak tahun Data dperoleh dar BPS Kabupaten Lebak dan Bappeda Kabupaten Lebak Batasan Peneltan Dalam peneltan n dbatas pada kemsknan yang dlhat dar ss spasal, yatu melhat bagamana pola sebaran kemsknan d Kabupaten Lebak dhubungkan dengan unsur kedekatan antar desa. Varabel yang dpaka dalam peneltan n adalah jumlah penduduk mskn, jarak ke pusat kegatan, jumlah petan, pasangan usa subur, jarak ke puskesmas terdekat, jumlah ndustr, topograf, luas wlayah, kepadatan penduduk, jumlah petan, jarak ke pasar, jarak ke SMA, dan jarak ke SMK. Varabel tersebut dperoleh dar data-data yang ada pada data PODES. Sehngga data mengena jumlah penduduk mskn merupakan proks dar varabel jumlah masyarakat pra sejahtera I dan II. Selan tu, unsur kedekatan dsn dtunjukkan dalam bentuk matrks kontgutas (Matrks Wd j ), yang dgunakan sebaga pengkal terhadap varabel yang danggap mempunya unsur spasal.

3 Defns Operasonal Varabel Operasonalsas varabel yang dgunakan dalam peneltan n dapat dlhat dalam tabel dan penjelasan berkut: Tabel 3. Operasonalsas Varabel No Varabel Batasan Pengertan Smbol Satuan. Tngkat Kemsknan Desa ke- ) Tngkat kemsknan yang terjad pada masyarakat desa ke- pada tahun tertentu. Y jwa 2. Penduduk 2) - Persentase Jumlah Penduduk Mskn pada tahun 2000, 2003, Tngkat kepadatan penduduk mskn 3). X X % / jwa Jwa /km 2 3. Matrks Kontgutas 4) Matrks yang menyatakan ukuran analss spasal yang menyatakan kedekatan desa dan j. Wd j - 4. Indeks Moran Salah satu metode dalam analss autokorelas spasal I - 5. Indeks Geary Salah satu metode dalam analss autokorelas spasal C - 6. Desa Jumlah desa dalam wlayah peneltan n - 7. Jarak desa Merupakan jarak desa ke- ke pusat kegatan Ln_Jrk km 8. Pasangan usa subur Jumlah pasangan usa subur Ln_Psgn jwa 9. Spasal jumlah penduduk 5) Kedekatan dengan konsentras jumlah penduduk Ln_Wd j Pdk - 0. Topograf Topograf (dummy), adalah datar dan 0 adalah berbukt-bukt Ln_Top -. Jumlah petan jumlah petan d suatu desa pada tahun ke- Ln_Ptn jwa 2. Jarak SMK Jarak desa ke SMK terdekat Ln_JrSMK - 3. Spasal jarak kedekatan dengan jarak pasar Ln_Wd j JrPs pasar 6) r - 4. Jarak puskesmas jarak desa ke puskesmas terdekat Ln_Jr Pskms km 5. Spasal jumlah kedekatan dengan jumlah ndustr Ln_Wd j Inds - ndustr 7) 6. Spasal luas 8) kedekatan dengan luas wlayah Ln_Wd j Ls - 7. Jarak SMA jarak desa ke SMA terdekat Ln_JrSMA km

4 42 Keterangan: ) Tngkat kemsknan desa ke- adalah penggabungan dar jumlah keluarga Pra Sejahtera dan Pra Sejahtera yang ada pada data PODES tahun 2000, 2003, dan ) Penduduk, dalam varabel penduduk n dpergunakan persentase jumlah penduduk mskn dan tngkat kepadatan penduduk mskn. Untuk kepadatan penduduk mskn dperoleh dengan formulas: 3) Jumlah Penduduk Mskn Tngkat Kepadatan Penduduk Mskn = Luas Wlayah dengan satuan (jwa/km 2 ). 4) Matrks Kontgutas adalah matrks yang entr-entrnya adalah nla pembobotan yang dberkan untuk perbandngan antar daerah. Matrks Kontgutas merupakan matrks nvers yang dstandarsas dengan ddasarkan pada data dar nla centrod dar tap desa terhadap pusat kegatan dar kabupaten yang membawah. 5) Kedekatan dengan konsentras jumlah penduduk = ( 6) Kedekatan dengan jarak pasar = ( d j 7) Kedekatan dengan jumlah ndustr = ( 8) Kedekatan dengan luas wlayah = ( d j d j x JrPsr ) d j x Inds ) x Ls ) x Pdk ) 3.5. Kerangka Pemkran Persoalan kemsknan adalah suatu permasalahan yang sudah ada sejak dahulu. Kemsknan basanya dgambarkan dengan keterbelakangan dan ketertnggalan. Dar ukuran kehdupan modern pada masa kn mereka tdak menkmat fasltas penddkan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lannya yang terseda. Dalam peneltan n, su mengena kemsknan menjad dasar utama. Konds nyata yang terjad d masyarakat dengan segala permasalahan yang dhadap oleh masyarakat dengan bermuara pada masalah kemsknan. Kemsknan adalah fenomena yang begtu mudah dtemukan d mana-mana. Fakta kemsknan bak menyangkut ndvdu maupun masyarakat akan mudah dlhat, walaupun baru sekedar perseps atau penlaan kualtatf. Kemsknan dar ss ekonom dan waktu sangat berfluktuas dan sangat rentan terhadap gejolak ekonom makro, guncangan poltk, dan sebab lan. Walaupun jumlah penduduk

5 43 mskn d suatu waktu menurun, pada sebagan orang hanya sesaat saja dan akan kembal mskn apabla ada guncangan. Persebaran dar kemsknan yang terjad pada suatu kawasan bsa membentuk suatu pola karakterstk dar persebaran kemsknan yang serng dsebut dengan kantong kemsknan. Salah satu fenomena yang muncul adalah semakn jauh suatu tempat dar ttk pertumbuhan (growth centre) akan semakn tngkat kemsknan penghunnya. Ttk pertumbuhan tu sendr basanya berlokas d perkotaan yang merupakan pusat admnstras pemerntahan, pusat perdagangan, serta pusat dar berbaga fasltas sosal dan ekonom. Selan tu persebaran dar kantong kemsknan dapat dklasfkaskan berdasarkan pada karakterstk dan cr dar kantong kemsknan tersebut, yatu: ) Daerah Terpencl (Remote Area) yatu daerah yang jauh dar ttk pertumbuhan yang hampr tdak/belum tersentuh oleh pembangunan. 2) Daerah Perdesaan (Rural Area), secara relatf daerah perdesaan lebh mskn dar daerah perkotaan. Lebh spesfk lag, yang dmaksud dengan daerah perdesaan d sn adalah daerah yang bass perekonomannya dar sektor pertanan. 3) Daerah Pnggran Kota (Sub-urban Area). Masyarakatnya dapat dkategorkan berpenghaslan menengah ke bawah yang rentan perekonomannya dan potensal untuk menjad mskn. 4) Daerah Kumuh Perkotaan (Urban Slum). Penghun daerah kumuh perkotaan n basanya kaum mgran. Ada dua konds yang menyebabkan kemsknan bsa terjad, yakn kemsknan alamah dan karena buatan. Kemsknan alamah terjad antara lan akbat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknolog yang rendah dan bencana alam. Kemsknan buatan terjad karena lembaga-lembaga yang ada d masyarakat membuat sebagan anggota masyarakat tdak mampu menguasa sarana ekonom dan berbaga fasltas lan yang terseda, hngga mereka tetap mskn. Maka tulah sebabnya para pakar ekonom serng mengkrtk kebjakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan ketmbang pemerataan. Berbaga persoalan kemsknan penduduk memang menark untuk dsmak dar berbaga aspek, sosal, ekonom, pskolog dan poltk. Aspek sosal terutama akbat terbatasnya nteraks sosal dan penguasaan nformas. Aspek ekonom akan tampak pada terbatasnya pemlkan alat produks, upah kecl, daya tawar rendah, tabungan nhl, lemah mengantspas peluang. Dar aspek pskolog terutama

6 44 akbat rasa rendah dr, fatalsme, malas, dan rasa tersolr. Sedangkan, dar aspek poltk berkatan dengan keclnya akses terhadap berbaga fasltas dan kesempatan, dskrmnatf, poss lemah dalam proses pengambl keputusan. Substans peneltan n bertujuan untuk menjawab 3 (tga) pertanyaan peneltan mengena permasalahan kemsknan yang terjad d Kabupaten Lebak. Permasalahan pertama yang dtnjau dalam peneltan n adalah adanya su mengena adanya kantong kemsknan yang terjad d Kabupaten Lebak. Untuk mengetahu bagamana pola dar kantong kemsknan yang terjad dlakukan analss vsual spasal dskrptf, yatu dengan melakukan pemetaan terhadap varabel persentase jumlah penduduk mskn dan tngkat kepadatan penduduk mskn serta gabungan dar kedua varabel tersebut yang terjad d Kabupaten Lebak. Penggunaan data PODES untuk analss autokorelas spasal dengan Indeks Geary dan Moran sebaga alat analssnya dmaksudkan untuk memperkuat pola spasal kemsknan tngkat desa d Kabupaten Lebak yang dhaslkan dar analss vsual spasal dskrptf. Dar hasl pengolahan ndeks n akan terlhat pola spasal persebaran kemsknan yang terjad, apakah mengelompok, menyebar atau random. Setelah dketahu pola sebaran dar kantong kemsknan yang terjad d Kabupaten Lebak, maka langkah selanjutnya adalah menganalss faktor yang menyebabkan munculnya kemsknan d Kabupaten Lebak. Penyebab kemsknan d Kabupaten Lebak dalam peneltan n d bag menjad 4 kategor, yatu: pertama, faktor karakterstk wlayah. Kedua, karakterstk struktur ekonom dan sosal. Ketga, sarana dan prasarana. Keempat, dar ss sumber daya manusa. Identfkas analss dar faktor penyebab kemsknan yang terjad dlakukan melalu suatu analss regres spasal. Penggunaan analss regres spasal dmaksudkan untuk mengetahu faktor penyebab kemsksknan d Kabupaten Lebak selan dar faktor yang dsebutkan dalam kategor datas, juga melhat dar unsur kedekatan antar daerah (desa) d Kabupaten Lebak. Unsur kedekatan dsn dtunjukkan dalam bentuk matrks kontgutas (Matrks Wd j ), yang dgunakan sebaga pengkal terhadap varabel yang danggap mempunya unsur spasal. Hasl dar perhtungan autokorelas spasal dengan menggunakan Indeks Geary dan Moran, dan regres spasal dhubungkan dengan kebjakan-kebjakan yang berlaku d Kabupaten Lebak. Kebjakan n dalam bentuk RPJPD, RPJMD,

7 45 dan RTRW. Dalam langkah n, yang dlhat adalah apakah hasl dar pemetaan dan perhtungan dalam regres spasal sudah mendukung atau sesua dengan langkah kebjakan penanggulangan kemsknan yang dlakukan oleh pemerntah daerah Kabupaten Lebak. Setelah sebaran dan faktor penyebab kemsknan dketahu, maka dharapkan pemerntah mampu membuat suatu kebjakan yang mendukung pengentasan kemsknan yang terjad. Kebjakan d sn dharapkan mampu menjawab harapan dar masyarakat. Jka melhat dar mash banyak faktor yang menjad penyebab dar munculnya kemsknan masyarakat, dengan masng-masng karakterstk dar persebaran kemsknan yang terjad antar wlayah yang tdak sama, maka sewajarnya pemerntah yang berwenang mampu menetapkan suatu kebjakan penanganan kemsknan dengan mula mempertmbangkan karakterstk dar tap kemsknan yang terjad. Dagram kerangka pemkran dan matrks analss peneltan dapat dlhat pada Gambar 3.2 dan Tabel 3.2. Konds Permasalahan Masyarakat Kemsknan Karakterstk Persebaran Kemsknan Faktor penyebab : - Karakterstk wlayah - Struktur ekonom dan sosal - Sarana prasarana - SDM Daerah Terpencl (Remote Area) Daerah Pedesaan (Rural Area) Daerah Pnggran Kota (Suburban Area) Daerah Kumuh Perkotaan (Urban Slum) Rekomendas Kebjakan : Bentuk Kebjakan Penanggulangan Kemsknan Gambar 3.2. Kerangka Pemkran

8 46 Tabel 3.2. Matrks Analss Peneltan No Tujuan Metode Analss Jens dan Sumber Data Menganalss Spasal Data PODES pola spasal Autocorrelaton Kabupaten Lebak sebaran (Geary s Tahun 2000, 2003, kemsknan d &Moran Index) dan Kabupaten Analss vsualspasal Lebak. Sumber : BPS deskrptf Keluaran Pola spasal persebaran kemsknan 2 Menganalss faktor-faktor penyebab kemsknan Kabupaten Lebak. d Regres spasal Data PODES Kabupaten Lebak Tahun 2000, 2003, dan Sumber : BPS Faktor-faktor spasal dan non spasal yang mempengaruh kemsknan 3 Menganalss kebjakan pemerntah daerah untuk pengentasan kemsknan Analss Deskrptf mengena: Strateg dan arah kebjakan pembangunan Kendala yang dhadap Ketercapaan Data RTRW Tahun Data RPJPD Tahun RPJMD Tahun Sumber : Bappeda Rekomendas kebjakan dhubungkan dengan hasl analss Hpotess Peneltan Berdasarkan latar belakang permasalahan dan kerangka pemkran serta tnjauan pustaka yang durakan sebelumnya, maka hpotess yang bsa dbangun dalam peneltan n adalah sebaga berkut: a. Dduga persebaran kemsknan desa yang terjad d Kabupaten Lebak mempunya pola mengelompok membentuk kantong kemsknan. b. Dduga faktor penyebab dar munculnya kemsknan berupa karakterstk struktur sosal ekonom, struktur kewlayahan, kualtas sarana dan prasarana, serta kualtas SDM yang ada. c. Dduga kebjakan yang dambl pemerntah dalam usaha pengentasan kemsknan adalah kebjakan yang bersfat kewlayahan, dan faktor penyebab kemsknan menjad prortas utama dalam penanganannya.

9 Model dan Alat Analss a. Analss Pola Spasal Sebaran Kemsknan Analss kemsknan d wlayah perdesaan dlakukan dengan analss autokorelas spasal dan menggunakan data PODES Kabupaten Lebak. Dalam analss autokorelas spasal n menggunakan dua pendekatan, yatu:. Indeks Moran Untuk menghtung Indeks Moran, terlebh dahulu harus membuat contguty matrx. Pembobotan tersebut ddasarkan pada hubungan spasal antar daerah. Dengan menetapkan bahwa hubungan spasal antar daerah mengkut Queen s Moves, yatu hubungan kedekatan desa satu dengan desa lan secara admnstratf dan salng berbatasan. Selan tu, juga melhat hubungan antar desa yang letaknya tdak berdekatan dan tdak berbatasan. Selanjutnya dlakukan pengujan hpotess dengan membuat sebuah matrks W j yang terstandarsas dengan ddasarkan pada data dar nla centrod dar tap-tap desa terhadap pusat kegatan dar kabupaten yang membawahnya. Formulas umum dar Indeks Moran adalah (Arlnghaus, 996): I n S n n W ( x x) ( x x ) j j = j = x = n 0 ( x x) = 2 Dengan nla n n S o = W j = j= D mana : I : Indeks Moran W j : ndeks/ukuran analss spasal yang menyatakan kedekatan desa dan j n : banyaknya desa x : % jumlah KK mskn desa ke- atau kepadatan penduduk KK mskn desa ke-i (KK/km 2 ) x j : % jumlah KK mskn desa ke-j atau kepadatan penduduk KK mskn desa ke-j (KK/km 2 )

10 48 D dalam perhtungan Indeks Moran n dlakukan untuk dua varabel, yatu perhtungan dengan menggunakan varabel persentase jumlah KK mskn desa ke- dan varabel tngkat kepadatan penduduk KK mskn desa ke-. Dalam penentuan hubungan spasal yang ada dalam Indeks Moran n ddasarkan pada hpotess pembobotan sebaga berkut: Jka Indeks (I) mendekat postf (+), maka berart spatal autocorrelaton postve. Atau bsa dkatakan varabel persentase jumlah KK mskn dan varabel tngkat kepadatan penduduk KK mskn cenderung mengelompok (cluster). Jka Indeks (I) mendekat negatf (-), maka berart spatal autocorrelaton negatve. Atau bsa dkatakan bahwa varabel persentase jumlah KK mskn dan varabel tngkat kepadatan penduduk KK mskn cenderung menyebar. Jka Indeks (I) =, maka Indeks tersebut bersfat random. Jka n dmsalkan jumlah n adalah 00, maka yang terjad adalah = 00. Jumlah n yang tdak dperkenankan dalam 99 hpotess ketga n adalah dengan jumlah n = 2. Karena yang terjad adalah = 2 = -. Dengan nla Indeks = -, maka ndeks akan bersfat spatal autocorrelaton negatve. Dengan varabel n yang semakn besar, maka nla I akan mendekat nol (0). Data yang dpaka dalam Indeks Moran n adalah data mengena persentase jumlah KK mskn (%/jwa) pada tahun 2000, 2003, dan Selan tu dgunakan juga data mengena tngkat kepadatan penduduk KK mskn (jwa/km 2 ) pada tahun 2000, 2003, dan Indeks Geary Indeks Geary dgunakan untuk melhat otokorelas dar ukuran spasal. Sepert otokorelas, otokorelas spasal berart bahwa terdapat kesamaan fenomena dan dantara keduanya salng berkorelas. Namun, otokorelas

11 49 dsn lebh melhat kedekatan dar seg waktunya. Spasal otokorelas adalah tentang kedekatan dalam (dua-dmens) ruang. Formulas umum dar Indeks Geary adalah (Arlnghaus, 996): C n n W ( x x ) 2 j j n = j = x 2S 2 = n 0 ( x x) = Dengan nla n n S o = W j = j= D mana: C Wj n x x j : Indeks Geary : Indeks/ukuran analss spasal yang menyatakan kedekatan desa dan j : banyaknya desa : % jumlah KK mskn desa ke- atau kepadatan penduduk KK mskn desa ke- : % jumlah KK mskn desa ke-j atau kepadatan penduduk KK mskn desa ke-j Sama halnya dengan perhtungan dalam Indeks Moran, dalam Indeks Geary juga dlakukan perhtungan untuk dua varabel, yatu perhtungan dengan menggunakan varabel persentase jumlah KK mskn desa ke- dan varabel kepadatan penduduk KK mskn desa ke-. Data yang dgunakan dalam analss Indeks Geary n sama dengan data yang dgunakan dalam Indeks Moran. Dalam penentuan hubungan spasal antara desa dan j yang ada dalam Indeks Geary n ddasarkan pada hpotess pembobotan sebaga berkut: Jka Indeks (I) mendekat 0 postf (+), maka berart spatal autocorrelaton postve. Atau bsa dkatakan bahwa varabel persentase jumlah KK mskn dan varabel tngkat kepadatan penduduk KK mskn cenderung bersfat mengelompok (cluster). Jka Indeks (I) mendekat 2 negatf (-), maka berart spatal autocorrelaton negatve. Atau bsa dkatakan bahwa varabel persentase jumlah KK mskn dan varabel tngkat kepadatan penduduk KK mskn cenderung bersfat menyebar.

12 50 Jka Indeks (I) mendekat, maka Indeks tersebut bersfat random b. Analss Faktor Faktor Penyebab Kemsknan. Regres Spasal Model regres yang melbatkan pengaruh spasal dsebut dengan model regres spasal. Ketka nla observas d suatu lokas bergantung pada nla observas d lokas sektarnya, dkatakan ada spatal autocorrelaton. Data spasal mungkn menunjukkan spatal autocorrelaton dalam varabel dan galat (error). Salah satu pengaruh spasal yatu autokorelas spasal. Dalam peneltan n, unt analss yang akan dgunakan adalah tngkat desa yang ada d Kabupaten Lebak. Formulas umum regres spasal yang terbentuk adalah (LeSage, 999): Y = 2 X 2 ρ + Wβ X + β + ε Dalam peneltan n, dpergunakan matrks W dj yatu suatu ukuran analss spasal yang menyatakan kedekatan desa dan j. Dalam peneltan n model yang dgunakan sudah dmodfkas menyesuakan dengan jumlah varabel yang ada, sehngga modelnya menjad: Y = ρ + β Ln _ Jrk + β Ln _ JrSMK 6 + β Ln _ Wd 0 j Ls + β Ln _ Psgn + β Ln _ Wd 7 + β Ln _ JrSMA 2 j + β Ln _ Wd 3 j Pdk JrPsr + β Ln _ JrPskms + β Ln _ Wd Inds 8 + β Ln _ Top β Ln _ Ptn j 5 D mana : Y : tngkat kemsknan unt desa ke- (jwa) : ntersep Wdj : ukuran kedekatan spasal yang menyatakan kedekatan desa dan j. Dmana Wdj = Ln_Jrk : jarak dar desa ke- ke pusat kegatan yatu Rangkasbtung (km) Ln_Psgn : pasangan usa subur (jwa) d j

13 5 Ln_Wd j Pdk : kedekatan dengan konsentras jumlah penduduk atau ( x Pdk ) d j Ln_Top : topograf (dummy), adalah datar dan 0 adalah berbukt-bukt Ln_Ptn : jumlah petan (jwa) Ln_JrSMK : jarak desa ke SMK terdekat (km) Ln_Wd j JrPsr : kedekatan dengan jarak pasar, atau ( x JrPsr ) Ln_Jr Pskms : jarak desa ke puskesmas terdekat (km) Ln_Wd j Inds : kedekatan dengan jumlah ndustr, atau ( Ln_Wd j Ls : kedekatan dengan luas wlayah, atau ( Ln_JrSMA : jarak desa ke SMA terdekat (km) d j d j d j x Inds ) x Ls ) 2. Uj Multkolonertas Uj multkolonertas bertujuan untuk menguj apakah dalam model regres dtemukan adanya korelas antar varabel bebas (ndependen). Model regres yang bak seharusnya tdak terjad korelas d antara varabel ndependen. Jka varabel ndependen salng berkorelas, maka varabelvarabel n tdak ortogonal. Varabel ortogonal adalah varabel ndependen yang nla korelas antar sesama varabel ndependen sama dengan nol. Untuk mendeteks ada atau tdaknya multkolonertas d dalam model regres adalah sebaga berkut: a. Nla R 2 yang dhaslkan oleh suatu estmas model regres emprs yang sangat tngg, tetap secara ndvdual varabel-varabel ndependen banyak yang tdak sgnfkan mempengaruh varabel dependen. b. Menganalss matrks korelas varabel-varabel ndependen. Jka antar varabel ndependen ada korelas yang sangat tngg (umumnya d atas 0.90), maka hal n merupakan ndkas adanya multkolonertas. Tdak adanya korelas yang tngg antar varabel ndependen tdak berart bebas dar multkolonertas.

14 52 Multkolonertas dapat dsebabkan adanya efek kombnas dua atau lebh varabel ndependen. c. Multkolonertas dapat juga dlhat dar () nla tolerans dan lawannya (2) varance nflaton factor (VIF). Kedua ukuran n menunjukkan setap varabel ndependen manakah yang djelaskan oleh varabel ndependen lannya. Dalam pengertan sederhana setap varabel ndependen menjad varabel dependen (terkat) dan dregres terhadap varabel ndependen lannya. Tolerans mengukur varabltas varabel ndependen yang dplh yang tdak djelaskan oleh varabel ndependen lannya. Jad nla tolerance yang rendah sama dengan nla VIF tngg (karena VIF = /tolerance). c. Sstem Informas Geografs Sstem Informas Geografs (Geographc Informaton System/GIS) yang selanjutnya akan dsebut SIG merupakan sstem nformas berbass komputer yang dgunakan untuk mengolah dan menympan data atau nformas geografs. SIG mempunya kemampuan untuk menghubungkan berbaga data pada suatu ttk tertentu d bum, menggabungkannya, menganalsa dan akhrnya memetakan haslnya. Data yang dolah pada SIG merupakan data spasal yatu sebuah data yang berorentas geografs dan merupakan lokas yang memlk sstem koordnat tertentu, sebaga dasar referensnya. Sehngga aplkas SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan sepert: lokas, konds, tren, pola, dan pemodelan. Dalam peneltan n SIG daplkaskan untuk melhat lokas, trend, dan pola dar sebaran kemsknan yang terjad d Kabupaten Lebak. Dalam peneltan n, ada beberapa langkah yang dlakukan dantaranya adalah: a. Menentukan nla untuk varabel persentase jumlah KK mskn dan tngkat kepadatan penduduk KK mskn d Kabupaten Lebak. b. Menamplkan nla dar varabel persentase jumlah KK mskn dan tngkat kepadatan penduduk KK mskn d Kabupaten Lebak dalam analss vsual spasal deskrptf. c. Dalam peneltan n juga dlakukan overlay untuk kombnas dar varabel persentase jumlah KK mskn dan tngkat kepadatan penduduk KK mskn

15 53 d Kabupaten Lebak. Overlay dmaksudkan untuk melhat kategor kelas persebaran kemsknan d Kabupaten Lebak. Kategorsas dmaksudkan untuk menentukan prortas dar kebjakan yang akan dambl oleh pemerntah. d. Langkah awal adalah dengan membag data tabular ke dalam kelas. e. Cara yang dambl untuk melakukan pembagan kelas varabel dlakukan dengan ddasarkan pada pola data (Lampran ). Pembagan kelas dalam analss n dtunjukkan oleh Tabel 3.3 Tabel 3.3. Pembagan Kelas Varabel Persentase Jumlah KK Mskn Tngkat Kepadatan Penduduk KK Mskn Kode Kelas Kode Kelas J Sedkt K Rendah J2 Sedang K2 Sedang J3 Banyak K3 Tngg J4 Sangat Banyak K4 Sangat Tngg Selan ddasarkan pada pola data yang ada, krtera dar pengklasfkasan menjad 4 kelas dalam program ArcGs 9.2 juga ddasarkan pada 5 metode pengklasfkasan yatu: Equal Area, yatu metode pengklasfkasan dengan jumlah luas kawasan (area) dengan krtera sama mempunya luas yang sama. Equal Interval, yatu metode pengklasfkasan dengan jumlah luas kawasan (area) dengan krtera sama dan nterval yang sama. Natural Break adalah metode pengklasfkasan dengan ddasarkan pada pola homogentas (cluster) dar suatu data tabular. Quantle, yatu metode pengklasfkasan pembagan luas suatu kawasan dengan membag menjad 4 luasan. Standard Devaton, yatu metode membag kelas dengan cara menambah mean dan st Standard Devaton untuk kelas, mean dan 2x Standard Devaton, dst.

16 54 Dar lma metode datas, dengan metode tral and error kepada tap-tap metode akan dketahu hasl yang terbak. Hasl yang palng bak tulah yang menjad dasar dar pemlhan metode krtera pengklasfkasan kelas. f. Langkah selanjutnya adalah melakukan overlay, yatu penggabungan antara varabel persentase jumlah KK mskn dan tngkat kepadatan penduduk KK mskn d Kabupaten Lebak. Overlay n dlakukan untuk mengetahu kelompok pembagan kemsknan desa. g. Setelah dlakukan overlay, langkah selanjutnya adalah penentuan kelas kebjakan dalam hal n ddasarkan pada matrks berkut n: Tngkat Kepadatan Penduduk KK Mskn (KK/km 2 ) Persentase Jumlah KK Mskn (%/jwa) KELAS SEDIKIT (J) SEDANG (J2) RENDAH (K) (J K) (J2 K) 5 SEDANG (K2) (J K2) 2 (J2 K2) 6 TINGGI (K3) (J K3) 3 (J2 K3) 7 SANGAT TINGGI (K4) (J K4) 4 (J2 K4) 8 BANYAK (J3) (J3 K) 9 (J3 K2) 0 (J3 K3) (J3 K4) 2 SANGAT BANYAK (J4) (J4 K) 3 (J4 K2) 4 (J4 K3) 5 (J4 K4) 6 Prortas 4 Prortas 3 Prortas 2 Prortas Gambar 3.3. Matrks Pembagan Kelas Kemsknan Desa Berdasarkan Persentase Jumlah KK Mskn dan Tngkat Kepadatan Penduduk KK Mskn. Kelas kategor yang menjad prortas dar kebjakan adalah kelas 6 (J4 K4) dengan warna merah. Yatu persentase jumlah KK mskn sangat banyak dan tngkat kepadatan penduduk KK mskn sangat tngg. Kemudan prorttas yang kedua adalah kelas (J3 K3), kelas 2 (J3 K4), kelas 5 (J4 K3). Selanjutnya adalah kelompok kelas prortas ketga, yatu kelas 6 (J2 K2), kelas 7 (J2 K3), kelas 8 (J2 K4), kelas 0 (J3 K2), dan

17 55 kelas 4 (J4 K2). Prortas terakhr adalah kelompok prortas 4, yatu kelas 2 (J K2), kelas 3 (J K3), kelas 4 (J K4), kelas 5 (J2 K), kelas 9 (J3 K), dan kelas 3 (J4 K). Dengan dketahunya pemusatan dar kantong kemsknan d Kabupaten Lebak, dharapkan kebjakan yang dambl oleh pemerntah daerah mampu mengakomodr dan memberlakukan penanganan kemsknan berdasarkan pada karakterstk kemsknan yang terjad pada masng-masng daerah (desa) tersebut. h. Untuk lebh memudahkan dalam melhat komposs dar pembagan prortas kebjakan terhadap persebaran kantong kemsknan yang terjad d Kabupaten Lebak maka pembagan cluster peta ddasarkan komposs pembagan warna prortas kebjakan sepert terlhat dalam pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Komposs Pembagan Warna Prortas Kebjakan Prortas Warna Prortas Prortas 2 Prortas 3 Setelah dketahu komposs desa-desa yang termasuk dalam pembagan kelompok prortas kebjakan, maka pemerntah dapat dengan mudah menentukan desa manakah yang menjad pusat pembentukan kantong kemsknan. Dengan harapan bahwa kebjakan yang dambl oleh pemerntah mampu melhat karakterstk kemsknan yang selama n menjad masalah dalam setap kebjakan yang dambl oleh pemerntah. d. Analss Deskrptf Kebjakan Pemerntah untuk Penanggulangan Kemsknan d Kabupaten Lebak. Analss deskrptf adalah suatu metode yang berkatan dengan pengumpulan dan penyajan suatu gugusan data, sehngga memberkan nformas yang berguna (Idrus, 2009). Analss deskrptf n pada dasarnya adalah pendeskrpsan suatu proses yang mencakup upaya penelusuran dan pengungkapan

18 56 nformas yang relevan terkandung dalam data. Dalam peneltan n, yang dlakukan adalah mendeskrptfkan mengena penggambaran kebjakan penanggulangan kemsknan yang dlakukan oleh pemerntah daerah d Kabupaten Lebak. Penggambaran kebjakan penanggulangan kemsknan yang dlakukan oleh pemerntah daerah Kabupaten Lebak dengan melhat dan mendeskrpskan program-program dan su yang ada dalam RPJPD Kabupaten Lebak Tahun , RPJMD Kabupaten Lebak Tahun , dan Rencana Tata Ruang Wlayah (RTRW) Kabupaten Lebak Tahun Selan tu kebjakan yang dambl tersebut dhubungkan dengan hasl analss autokorelas spasal dalam Indeks Geary dan Moran, analss vsual deskrptf mengena pola dar kemsknan yang terbentuk serta faktor yang danggap menjad penyebab kemsknan yang dketahu dar hasl analss regres spasal. Sehngga akan dketahu apakah hasl analss dalam peneltan n mendukung kebjakan yang dambl oleh pemerntah Kabupaten Lebak, dan dapat djelaskan jens kebjakan yang seharusnya dambl oleh pemerntah Kabupaten Lebak dalam upayanya untuk mengatas masalah kemsknan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI. Pada bagian ini akan dibahas bagaimana contoh mengestimasi. parameter model yang diasumsikan memiliki karateristik spasial lag

BAB IV APLIKASI. Pada bagian ini akan dibahas bagaimana contoh mengestimasi. parameter model yang diasumsikan memiliki karateristik spasial lag BAB IV APLIKASI Pada bagan n akan dbahas bagamana contoh mengestmas parameter model yang dasumskan memlk karaterstk spasal lag sekalgus spasal error. Estmas dlakukan dengan menggunakan software Evews 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci