BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING"

Transkripsi

1 ADENDUM ANDAL DAN RKL RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1x MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT CIREBON ENERGI PRASARANA Wisma Pondok Indah Tower 3, Lt. 25 Jl. Sultan Iskandar Muda, Kav. V TA, Pondok Indah, Jakarta Selatan Tel : , Fax : amdal@cer.co.id

2 Prakiraan Damak Penting 3.0 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING Prakiraan damak enting dilakukan terhada masing-masing Damak Penting Hiotetik (DPH) yang telah diidentifikasi dalam Bab 1.0. Prakiraaan damak enting lingkungan mencaku rakiraan besaran damak dan sifat enting damak. Berdasarkan PerMenLH No. 16 tahun 2012 terdaat dua osi dalam memrakirakan damak, yaitu: Prakiraan damak hanya membandingkan erubahan kondisi rona dengan adanya kegiatan dan rona tana adanya kegiatan. Pada osi ini, erubahan rona secara alamiah tidak dierhitungkan; dan Membandingkan kondisi tana kegiatan dengan adanya kegiatan, namun juga memerhitungkan erubahan rona secara alamiah, sehingga untuk osi ini wajib ada ula analisis/erhitungan erubahan rona secara alamiah. Prakiraan damak enting dalam kajian ini akan dilakukan dengan endekatan ertama yaitu membandingkan erubahan kondisi rona dengan adanya kegiatan dan rona tana adanya kegiatan (with and without roject). Skenario rakiraan damak adalah skenario kondisi terburuk (worst-case scenario). Aabila dihadakan ada keterbatasan data dan informasi, maka rakiraan damak dilakukan dengan endekatan sebelum dan setelah adanya kegiatan, dengan tana memertimbangkan erubahan rona lingkungan secara alamiah (before and after roject). Prakiraan besaran damak akan dilakukan terhada setia komonen lingkungan berdasarkan hasil elingkuan tergolong sebagai damak enting hiotetik. Satuan dari besaran damak adalah sesuai dengan satuan dari arameter lingkungan yang ditinjau. Nilai arameter lingkungan tana royek diasumsikan sama dengan kondisi rona lingkungan awal. Besarnya erubahan lingkungan yang dianalisis mencaku keseluruhan komonen lingkungan yaitu komonen fisika-kimia, biologi dan sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Sebelum menentukan besaran damak (magnitude), hubungan antara komonen lingkungan dan kegiatan embangunan erlu dianalisis secara mendalam. Prakiraan damak juga memertimbangkan kegiatan yang telah ada yaitu PLTU Cirebon 1x660 MW. Sehubungan dengan itu ada dua jenis metode rakiraan besaran damak yang akan digunakan, yaitu metoda formal dan metoda non-formal: Metode Formal Metode formal meruakan eneraan formula dan erhitungan matematis yang baku, digunakan dalam memrakirakan besaran damak enting ada arameter lingkungan, kemudian hasil erhitungan matematis tersebut dibandingkan dengan nilai ambang batas atau baku mutu lingkungan yang relevan. Metode formal akan digunakan bila tersedia cuku data kuantitatif yang dierlukan. Bila ersyaratan data kuantitatif tersebut tidak terenuhi maka rakiraan damak akan dilakukan dengan metode yang bersifat non-formal. Metode Non Formal Metode nonformal ditekankan terhada rakiraan damak yang tidak daat atau sulit digambarkan secara matematis, sehingga rakiraan damak tidak daat dilakukan dengan metode formal. Dua jenis Metode non-formal yang digunakan, yaitu: rakiraan damak secara analogi dan enilaian ara ahli (rofessional judgement). Dengan metode analogi, damak lingkungan yang timbul dirakirakan dengan memelajari aktivitas sejenis di daerah lain dan/atau berlangsung ada waktu yang lamau. Penilaian ara ahli dalam menentukan rakiraan damak didasarkan ada engetahuan dan engalaman eneliti dibidangnya. Teknik ini digunakan aabila data dan informasi terbatas, serta fenomena yang dirakirakan terjadi kurang diahami. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-1

3 Prakiraan Damak Penting Prakiraan sifat enting damak didasarkan ada tujuh (7) Kriteria damak enting sebagaimana tercantum ada enjelasan asal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah Reublik Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan Pasal 22 ayat 2 Undang-undang Reublik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidu. Berdasar tujuh kriteria dan kategori enentuan enting/tidaknya damak, maka tim enyusun akan melakukan telaahan berdasarkan kajian ustaka terkait sifat damak dengan merujuk ada tujuh kriteria enting yang telah disiakan. Panduan untuk menentukan damak enting dan tidak enting menggunakan tujuh kriteria ditamilkan ada Tabel berikut: Tabel 3-1 Pedoman enentuan sifat enting damak. No Kriteria (Bila) (Bila) Jumlah manusia terkena damak Jumlah sesies flora/fauna bernilai ekonomi Jumlah sesies flora fauna terancam unah dan dilindungi Luas wilayah sebaran damak Lamanya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik tidaknya damak Kriteria lain sesuai dengan erkembangan ilmu engetahuan & teknologi Jumlah enduduk yang terkena damak (tidak menerima manfaat) <jumlah enduduk yang menerima manfaat Tidak ada sesies bernilai ekonomi Tidak ada sesies terancam unah dan dilindungi emerintah Rencana usaha atau kegiatan tidak mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Lamanya damak tidak mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Jika besaran damak tidak melamaui baku mutu. Untuk damak yang tidak memiliki baku mutu, menggunakan standar ilmiah yang berlaku. Jumlah enduduk yang terkena damak (tidak menerima manfaat) jumlah enduduk yang menerima manfaat Ada sesies bernilai ekonomi Ada sesies terancam unah dan dilindungi emerintah Rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Lamanya damak mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Jika besaran damak melamaui baku mutu. Untuk damak yang tidak memiliki baku mutu, menggunakan standar ilmiah yang berlaku. Hanya meruakan damak rimer Menimbulkan damak sekunder dan damak lanjutannya Tidak akumulatif Damak daat diulihkan (berbalik) Damak enting negatif yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan dan teknologi yang tersedia. Akumulatif tidak daat diasimilasi oleh lingkungan Damak tidak daat diulihkan (tidak berbalik) Damak enting negatif yang ditimbulkan tidak daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan dan teknologi yang tersedia. Keterangan: = enting; = tidak enting Adendum Andal dan RKL-RPL 3-2

4 Prakiraan Damak Penting 3.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI Pengadaan Lahan Perubahan Mata Pencaharian Besaran Damak Damak erubahan mata encaharian ini bersumber dari kegiatan engadaan lahan yang akan dilakukan oleh emrakarsa. Berdasarkan data dari rencana engadaan lahan diketahui bahwa rencana engadaan lahan adalah seluas 204,3 ha.status keemilikan lahan tersebut terdiri atas 195 Ha meruakan lahan milik Kementerian Lingkungan Hidu dan Kehutanan (KLHK) dan hanya sebagian kecil yaitu sekitar 9,3 ha meruakan milik masyarakat (erorangan) berua lahan tambak garam. Dari lahan seluas 204,3 ha tersebut lahan yang dieruntukkan bagi rencana embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW termasuk sarana dan rasarananya dierkirakan hanya mencaai ±40,03 ha. Sedangkan sisanya seluas 164,27 ha diersiakan untuk engembangan atau eksansi embangunan unit-unit lainnya di masa mendatang. Persentase luas lahan, lokasi lahan dan status keemilikan lahan untuk luas keseluruhan (204,3 ha) dan untuk embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MWyang ±40,03 Ha disajikan ada deskrisi kegiatan rencana engadaan lahan. Berdasarkan data hasil observasi di laangan dieroleh informasi bahwa sebagian besar dari lahan seluas 204,3 ha (baik itu lahan milik KLHK dan juga lahan milik masyarakat) dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk budidaya etambak garam. Berdasarkan hasil emetaan ola tutuan dan enggunaan lahan ada lahan KLHK (Gambar 3-1) dan dierkuat dengan hasil diskusi grou terarah di 5 desa studi diketahui bahwa sebagian besar (84,84%) lahan milik KLHK seluas 195 ha tersebut digara oleh warga sekitar ada musim kemarau untuk usaha tambak garam yang sifatnya roduktif (±166,2 ha), adi sawah seluas ±9,34 ha, dan ada musim enghujan, dierkirakan sekitar 25 ersen etambak garam memanfaatkan lahan tambak garamnya untuk budidaya ikan bandeng dan udang. Hasil survei dan wawancara mendalam melalui studi kasus diketahui bahwa rata-rata luas lahan tambak yang diusahakan oleh warga berkisar antara m m 2. Berdasarkan hasil enyebaran kuisioner terhada 196 rumah tangga etambak garam di lokasi taak royek diketahui ersentase enguasaan lahan tambak hamir berimbang antara luas lahan 0,5 ha yaitu sebesar 44,9% dengan luas lahan > 0,5 ha - 1 ha yaitu sebesar 48%. Metode untuk memrakirakan jumlah warga yang akan mengalami erubahan (kehilangan) mata encaharian sebagai damak dari kegiatan embebasan lahan adalah sebagai berikut: PM Keterangan : LPL Llg LPL (Ha) PM = Llg (Ha/org) = jumlah enduduk yang kehilangan lahan garaan = jumlah luas erolehan lahanoleh emrakarsa = jumlah erkiraan luas lahan garaan etani (etambak garam) Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka erkiraan jumlah enduduk yang kehilangan lahan gara untuk etambak garam ada musim kemarau adalah menggunakan beberaa asumsi sebagai berikut : Luas lahan milik KLHK yang digunakan oleh etambak garam adalah seluas ±166 ha atau seluas ± m 2. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-3

5 Prakiraan Damak Penting Berdasarkan data-data hasil enyebaran kuisioner terhada etambak garam, maka diasumsikan lahan seluas ±166 ha tersebut dikuasi oleh ara etambak garam dengan luas lahan garaan 1 koang (3.500 m 2 ) dan m 2 dengan roorsi berimbang (50 : 50). Maka jumlah etambak garam yang akan kehilangan lahan garaannya adalah sebagai berikut : etambak garam dengan luas lahan garaan 1 koang (3.500 m 2 ) yang akan kehilangan lahan gara = (± m 2 /2) / m 2 = ± 237 orang etambak garam dengan luas lahan garaan m 2 yang akan kehilangan lahan gara = (± m 2 /2) / m 2 = ± 111 orang Sedangkan erkiraan jumlah enduduk yang kehilangan lahan gara untuk etani sawah adalah menggunakan beberaa asumsi sebagai berikut : Luas lahan yang digara untuk lahan sawah adalah seluas ±9,34 ha atau sama dengan m 2. Rata-rata luas garaan lahan sawah etani adalah 0,3 ha/etani dengan tenaga kerja menggunakan tenaga kerja dari keluarga. Maka jumlah etani sawah yang dirakirakan akan kehilangan mata encahariannya adalah sebagai berikut : etani sawah dengan rata-rata luas lahan garaan m 2 yang akan kehilangan lahan gara = m 2 / m 2 = 31 orang Sementara itu, jumlah etambak ikan yang akan kehilangan mata encaharian ada musim enghujan erhitungannya menggunakan asumsi yang sama dengan etambak garam. Perbedaaannya adalah tidak semua etambak garam ada musim enghujan memanfaatkan lahan tambaknya untuk ikan. Berdasarkan hasil observasi di laangan dan dari hasil FGD dengan etambak garam dieroleh informasi bahwa ada umumnya dari emat lahan tambak garam, hanya satu lahan tambak yang digunakan juga untuk tambak ikan, tiga lahan tambak lainnya dibiarkan terlantar (tidak dimanfaatkan). Dengan demikian, asumsi sederhana yang digunakan untuk mengukur besarnya kehilangan mata encaharian masyarakat dari usaha atau budidaya tambak ikan ada musim enghujan adalah sebesar 25% dari kehilangan mata encaharian etambak garam ada musim kemarau. Berdasarkan rakiraan damak erubahan (hilangnya) mata encaharian enduduk sebagai damak dari kegiatan embebasan lahan di atas, maka jumlah enduduk yang akan kehilangan mata encaharian selengkanya daat dilihat ada Tabel 3-2 di bawah ini : Adendum Andal dan RKL-RPL 3-4

6 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-2 Jumlah enggara dan buruh tani di lokasi taak royek (seluas 195 ha) yang dirediksi kehilangan lahan garaan dan mata encaharian. No. Jenis Mata Pencaharian Per Musim A. Musim Kemarau Jumlah Penggara Yang Kehilangan Lahan Garaan (orang) 1. Petambak Garam (Luas = ± m 2 ) 237 Jumlah Buruh/Pekerja Musiman yang Kehilangan Pekerjaan (orang) 2. Petambak Garam (Luas = ± m 2 ) Petani Padi Sawah 31 Sub Total A B. Musim Penghujan 1. Petambak Ikan (Luas = ± m 2 ) Petambak Ikan (Luas = ± m 2 ) Petani Padi Sawah 31 Sub Total B Sumber : Hasil Analisis, Berdasarkan data ada Tabel 3-2 di atas, daat disimulkan bahwa rencana kegiatan engadaan atau embebasan lahan seluas 195 hektar, akan berdamak keada erubahan atau lebih teatnya hilangnya mata encaharian enduduk sekitar yaitu sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ± 292 orang ada musim enghujan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan mata encaharian daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-3 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan mata encaharian. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang akan terkena damak hilangnya mata encaharian adalah sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ± 292 orang ada musim enghujan. Jumlah tersebut hanya dihitung dari hilangnya mata encaharian etambak garam, buruh tambak garam, etani enggara adi sawah, etambak ikan dan buruh tambak ikan. Luas wilayah sebaran damak meliuti 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi dimana ada umumnya ara enggara lahan tinggal yaitu Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Waruduwur, Desa Pangarengan dan Desa Astanamukti. Ditinjau dari intensitas damak, maka damak hilangnya mata encaharian ini akan berdamak secara mendasar terhada komonen mata encaharian dan tingkat endaatan masyarakat. Damak hilangnya mata encaharian ini tidak hanya berlangsung ada taha ra konstruksi saja, melainkan dimungkinkan akan terus berlangsung hingga taha konstruksi dan bahkan oerasi. Komonen lingkungan lain yang terkena damak adalah erubahan tingkat endaatan (damak skunder) dan erubahan ersesi dan sika masyarakat (damak tertiers). 5 Sifat kumulatif Damak hilangnya mata encaharian ini bersifat kumulatif. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-5

7 Prakiraan Damak Penting No 6 7 Faktor Penentu Damak Penting damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak Keterangan Damak hilangnya mata encaharian daat berbalik (daat diulihkan) dengan intervensi manusia melalui engelolaan lingkungan hidu, terutama dengan menggunakan endekatan sosial dan kelembagaan. - Damak daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan mata encaharian ada kegiatan engadaan lahan masuk kategori damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-6

8 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Jalan Nasional Gambar 3-1 Adendum Andal dan RKL-RPL Pola Tutuan 2014 dan Penggunaan Lahan KLHK 195,5 ha. 3-7

9 Prakiraan Damak Penting Perubahan Pendaatan Besaran Damak Damak erubahan endaatan ada Taha Pra Konstruksi ini meruakan damak turunan dari damak hilangnya mata encaharian yang sumber damaknya adalah kegiatan engadaan atau embebasan lahan seluas 195 ha milik KLHK. Berdasarkan data rona awal asek sosial, ekonomi dan budaya hasil studi kasus analisis usaha etambak garam dan etambak ikan, hasil survei dan hasil diskusi gru terarah (focus grou disscussion, FGD), dieroleh informasi: Tingkat endaatan etambak garam dengan luas ± m 2 (1 koang) dengan hanya mengandalkan tenaga kerja keluarga adalah sebesar R er musim anen (selama 6 bulan dari bulan Juni s.d. Desember). Jika dierhitungkan dengan biaya engangkutan dan karung maka endaatan berkurang menjadi R /musim anen. Artinya jika etambak garam tersebut melibatkan 2 (tenaga kerja keluarga) maka endaatan bersihnya menjadi R / tenaga kerja keluarga/musim anen; Tingkat endaatan etambak garam dengan luas ± m 2 (sedikit lebih dari 2 koang) dengan endaatan kotornya adalah sebesar R er musim anen (selama 6 bulan dari bulan Juni s.d. Desember). Pendaatan bersih etambak setelah dikurangi biaya tenaga kerja (R ) dan biaya angkut + biaya karung (R R ), maka endaatan bersih etambak garam adalah sebesar R er musim anen; Berdasarkan hasil studi kasus dieroleh informasi bahwa endaatan dari tambak ikan selama satu musim tanam ikan relatif tidak jauh berbeda dengan endaatan dari tambak garam er musim anennya (6 bulan). Dimana endaatan bersih etambak ikan adalah sebesar R /musim anen; Berdasarkan data skunder yaitu data Kecamatan Astanajaura Dalam Angka Tahun 2014, diketahui bahwa rata-rata roduktifitas adi di Desa Kanci, Desa Kanci Kulon dan Desa Astanajaura adalah sekitar 4 5 ton/ha. Namun berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan etani adi sawah di lokasi studi, diketahui selama 2 tahun terakhir telah terjadi enurunan roduktifitas adi menjadi 3 4 ton/ha. Harga gabah kering giling (GKG) saat ini di lokasi studi cuku tinggi yaitu seharga R 4.500/Kg. Berdasarkan informasi tersebut dengan asumsi roduktivitas adi yang diakai adalah yang maksimal yaitu 4 ton /ha, maka dengan luas lahan 0,3 ha maka roduksi adinya adalah sekitar 1,2 ton. Dengan demikian maka endaatan kotor etani adi dengan lahan garaan seluas 0,3 ha adalah sebesar R /musim tanam/4 bulan. Jika dierhitungkan dengan biaya roduksi (bibit, tenaga kerja, obat-obatan), maka untuk luasan lahan 0,3 ha daat mencaai angka R /musim tanam. Sehingga endaatan bersih enggara lahan (luas 0,3) ha adalah sebesar ± R /bulan. Tabel 3-4 Besar damak enurunan endaatan Masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan ada taha ra konstruksi. No. Jenis Mata Pencaharian Per Musim A. Musim Kemarau Besarnya endaatan bersih enggara lahan yang hilang (R/ musim) 1. Petambak Garam dengan luas m Besarnya endaatan bersih buruh tambak garam dan ikan yang hilang (R/musim) 2. Petambak Garam dengan luas m Petani Padi Sawah Adendum Andal dan RKL-RPL 3-8

10 No. Jenis Mata Pencaharian Per Musim Besarnya endaatan bersih enggara lahan yang hilang (R/ musim) Prakiraan Damak Penting Besarnya endaatan bersih buruh tambak garam dan ikan yang hilang (R/musim) Sub Total A B. Musim Penghujan 1. Petambak Ikan dengan luas m Petambak Ikan dengan luas m Petani Padi Sawah Sub Total B Sumber : Hasil Analisis, Berdasarkan data ada Tabel 3-4 di atas, maka total besaran damak hilangnya endaatan bersih selama musim kemarau adalah sebesar R /musim. Sedangkan ada musim enghujan total endaatan bersih yang hilang adalah sebesar R / musim. Sehingga dalam satu tahun, total kehilangan endaatan bersih masyarakat yang menggara lahan dan menjadi buruh di lahan seluas 195 ha adalah sebesar R Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-5 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan endaatan. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Jumlah enduduk yang akan terkena damak hilangnya mata encaharian adalah sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ± 292 orang ada musim enghujan. Jumlah tersebut hanya dihitung dari hilangnya mata encaharian etambak garam, buruh tambak garam, etani enggara adi sawah, etambak ikan dan buruh tambak ikan. 2 Luas wilayah enyebaran damak Luas wilayah sebaran damak meliuti 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi dimana ada umumnya ara enggara lahan tinggal yaitu Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Waruduwur, Desa Pangarengan dan Desa Astanamukti. 3 Lama nya damak berlangsung Jika ditinjau dari lamanya damak berlangsung, damak hilangnya endaatan ini tidak hanya berlangsung ada taha ra konstruksi saja, melainkan dimungkinkan akan terus berlangsung hingga Taha Konstruksi dan bahkan Taha Oerasi jika ara enggara lahan tersebut belum memiliki mata encaharian yang baru, terutama bagi kelomok yang rentan yaitu yang tidak memiliki sumber endaatan lain yaitu sebesar 41,3%.. Intensitas damak Ditinjau dari intensitas damak, maka damak hilangnya mata encaharian ini akan berdamak secara mendasar terhada komonen tingkat endaatan masyarakat. Porsi endaatan dari tambak garam ini cuku besar terhada total endaatan rumah tangganya. Berdasarkan hasil survei, hamir setengah dari etambak garam (41,3%) tidak memiliki sumber endaatan lain. Persentase etambak garam yang tidak memiliki mata encaharian lain akan meningkat jika seluruh lahan akan dibebaskan karena bagi etambak garam tersebut sebagian diantaranya bekerja sebagai etambak ikan (12,4%), buruh (39%), kuli (16,2%), dan bertani (10,5%), yang lokasi sumber mata encahariannya sangat berkaitan dengan sumberdaya lahan seluas 195 ha tersebut Adendum Andal dan RKL-RPL 3-9

11 No 4 Faktor Penentu Damak Penting Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Keterangan Prakiraan Damak Penting Komonen lingkungan lain yang terkena damak adalah erubahan erubahan ersesi dan sika masyarakat (damak skunder). 5 Sifat kumulatif damak Damak hilangnya endaatan bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Damak hilangnya tingkat endaatan daat berbalik (daat diulihkan) dengan intervensi manusia melalui engelolaan lingkungan hidu, terutama dengan menggunakan endekatan sosial dan kelembagaan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan ada kegiatan engadaan lahan masuk kategori negatif damak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Persesi masyarakat di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW ini akan sangat diengaruhi oleh ersesi masyarakat terhada kegiatan yang serua yang tengah berjalan di PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Berdasarkan hasil survei terhada 195 resonden di 5 desa yang termasuk ke dalam batas sosial, diketahui bahwa sebanyak 125 resonden (64,1%) memersesikan bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW ini kurang. Sedangkan resonden yang menyatakan bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW ini sangat baik adalah sebanyak 34 resonden (17,4%) dan yang beranggaan baik adalah sebanyak 15 resonden (7,7%). Dari data tersebut, maka daat disimulkan bahwa secara umum ersesi resonden terhada kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang tengah berjalan didominasi dengan ersesi yang kurang baik. Persesi dan sika masyarakat terhada suatu rencana usaha dan/atau kegiatan sangat diengaruhi oleh tingkat engetahuan dan engalaman masyarakat yang berkaitan dengan rencana kegiatan atau royek yang akan diersesikan. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebesar 82,5% resonden sudah mengetahui tentang adanya rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW dan sisanya sebesar 16,4% resonden menyatakan tidak atau belum tahu. Artinya dari asek engetahuan dan informasi resonden telah memiliki engetahuan yang relatif memadai tentang rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW. Terlebih dari asek engalaman, dimana di lokasi yang berdekatan juga sedang beroerasi PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Sehingga bekal engetahuan dan engalaman ini diandang cuku memadai untuk memersesikan dan sekaligus bersika terhada rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Berdasarkan hasil survei terhada masyarakat yang berada di dalam lokasi studi, terkait dengan ertanyaan aakah rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW akan memberikan manfaat atau sebaliknya merugikan, diketahui sebagian besar resonden menyatakan bahwa rencana kegiatan tersebut akan: sangat bermanfaat (4,6%), bermanfaat (60%), merugikan (27,7%), sangat merugikan (2,6%) dan tidak memberikan jawaban sebesar 5,1%. Resonden yang menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan bermanfaat sebagian besar dilandasi oleh alasan bahwa kegiatan embangunan tersebut akan memberikan laangan kerja bagi masyarakat sekitar (32,8%), berhara ada rogram CSR (13,3%), emrakarsa tidak akan merugikan warga yang kehilangan mata encaharian, karena emrakarsa akan mencari solusi bagi hilangnya sumber mata encaharian warga tersebut (10,8%), membuka eluang usaha baru (7,2%), membantu emenuhan listrik daerah (5,6%), Adendum Andal dan RKL-RPL 3-10

12 Prakiraan Damak Penting dan membantu embangunan infrastruktur desa (3,6%), serta sisanya sebesar 26,7% tidak memberikan jawaban. Sementara itu resonden yang berandangan kegiatan ini merugikan dan sangat merugikan (30,3%) dilatarbelakangi oleh alasan : 1) enggunaan lahan tambak garam roduktif untuk embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW akan mengganggu atau menghilangkan mata encaharian warga (28,7%), 2). Para etani enggara dan buruh tani akan kehilangan mata encaharian (25,6%), dan 3). Kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MWakan mencemari lingkungan dan merugikan warga sekitar (26,7%), dan sisanya sebesar 19% tidak memberikan alasan. Berdasarkan ersesi resonden di atas beserta alasan-alasan yang mendasarinya, maka sika resonden terhada rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW diketahui sebesar 4,1% bersika sangat setuju, 63,6% bersika setuju, 22,6% bersika tidak setuju, 2,6% bersika sangat tidak setuju, dan sisanya sebesar 7,1% tidak menyatakan sika. Kegiatan engadaan atau embebasan lahan ada Taha Pra Konstruksi ini selain akan berdamak ada hilangnya mata encaharian (damak rimer) juga akan berdamak turunan terhada enurunan endaatan (damak skunder) dan berdamak turunan ada erubahan ersesi dan sika masyarakat. Berdasarkan data-data tentang hasil rakiraan damak hilangnya mata encaharian dan enurunan endaatan, jika damak-damak tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan semakin besar ersentase masyarakat yang berersesi negatif dan bersika tidak setuju terhada rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW. Minimal sebanyak 667 rumah tangga dan anggota rumah tangganya sudah diastikan akan berersesi negatif terhada rencana kegiataan engadaan lahan. Jika dibandingkan dengan rumah tangga yang ada di 5 (lima) desa studi yaitu sebanyak rumah tangga, maka jumlah rumah tangga yang berersesi negatif adalah sebesar 10%. Disaming itu, erubahan ersesi juga akan terjadi ada warga yang memandang bahwa rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW akan bermanfaat dengan alasan kegiatan ini tidak akan merugikan masyarakat yang kehilangan ekerjaan karena emrakarsa akan memikirkan ekerjaan yang daat menggantikan sumber nafkah selama ini (sebesar 10,8%). Begitu ula dengan warga yang tidak menyatakan ersesinya, dengan berbagai alasan kemungkinan akan berani untuk menyatakan ersesinya (5,1%). Jika emrakarsa tidak memberikan rencana engelolaan untuk menggantikan mata encaharian yang hilang, maka resonden tersebut akan berubah dari ersesi awalnya dari yang memandang bahwa rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW ini diandang bermanfaat menjadi merugikan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka besar damak erubahan ersesi dan sika masyarakat terhada rencana kegiatan Pembanganan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW minimal akan mengalami erubahan seerti: Tabel 3-6 Prediksi besar damak erubahan ersesi masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan ada Taha Pra Konstruksi. Persesi Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Persesinya (%) Tana Adanya Kegiatan Pengadaan Lahan Dengan Adanya Kegiatan Pengadaan Lahan Sika Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Sikanya Tana Adanya Kegiatan Pengadaan Lahan Dengan Adanya Kegiatan Lahan Sangat bermanfaat 4,6% 4,6% Sangat tidak setuju 4,1% 4,1% Bermanfaat 60,0% 53,5% Setuju 63,6% 57,2% Merugikan 27,7% 39,3% Tidak Setuju 22,6% 36,1% Sangat Merugikan 2,6% 2,6% Sangat Tidak Setuju 2,6% 2,6% Tidak menjawab 5,1% 0% Tidak Menjawab 7,1% 0% Sumber: Hasil analisis dari data rimer (2015). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-11

13 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan engadaan lahan terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-7 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada ersesi dan sika masyarakat. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak - - Keterangan Jumlah enduduk yang akan terkena damak berubahnya ersesi dan sika masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan adalah sebanyak 601 rumah tangga. Jumlah tersebut hanya dihitung dari jumlah rumah tangga etambak garam, buruh tambak garam, etani enggara adi sawah, etambak ikan dan buruh tambak ikan. Jumlah ini akan lebih besar jika ditambah dengan anggota keluarganya yang turut terkena damak. Rata-rata jumlah anggota keluarga di lokasi studi adalah 4 jiwa. Artinya jika dihitung dengan anggota keluarganya maka total keluarga yang terkena damak sebanyak ± orang. Luas wilayah sebaran damak meliuti 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi dimana ada umumnya ara enggara lahan tinggal yaitu Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Waruduwur, Desa Pangarengan dan Desa Astanamukti. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini dirediksi tidak hanya terjadi ada taha ra konstruksi, namun daat berlanjut hingga Taha Konstruksi. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini jika tidak dikelola dengan baik, terutama yang berkaitan dengan komensasi lahan dan kehilangan mata encaharian serta menurunnya tingkat endaatan, maka daat menimbulkan damak lanjutan berua keresahan masyarakat yang berujung ada konflik antara enggara lahan dan buruh dengan emrakarsa. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat tidak berdamak turunan ada komonen lain. Damak bersika kumulatif. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini daat berbalik dan terulihkan jika damak rimernya berua hilangnya mata encaharian dan enurunan endaatan masyarakat enggara dan buruh tani daat dikelola. Baik itu dengan endekatan sosial dan/atau endekatan kelembagaan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan engadaan lahan masuk kategori negatif damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-12

14 Prakiraan Damak Penting Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Konstruksi Peningkatan Kesematan Kerja Besaran Damak Berdasarkan informasi tentang estimasi kebutuhan tenaga kerja lokal diketahui bahwa kegiatankegiatan Taha Konstruksi yang akan membutuhkan tenaga kerja adalah sebagai berikut: Tabel 3-8 Estimasi kebutuhan tenaga kerja lokal ada Taha Konstruksi. Jenis Kegiatan Total Kebutuhan Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Lokal Persentase Tenaga Kerja Lokal Waktu Pengerjaan Pembangunan jalan akses % ± 3 bulan Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya ,75% ± 8 bulan % ± 2 tahun Pembangunan dermaga % ± 8 bulan Total ,8% Sumber: PLTU Cirebon Kaasitas 1x1000 MW, Sementara dari data rona awal diketahui bahwa jumlah angkatan kerja di 5 desa yang menjadi lokasi studi adalah sebanyak orang. Sedangkan enduduk usia kerja yang sedang bekerja adalah sebanyak orang. Berdasarkan data Kecamatan Astanajaura, Kecamatan Mundu dan Kecamatan Pangenan Dalam Angka Tahun 2014 dieroleh data bahwa jumlah engangguran di lokasi studi ada Tahun 2014 adalah sebanyak ± orang. Guna mengukur tingkat kesematan kerja digunakan rumus : Tingkat Kesematan Kerja = Jumlah Penduduk Yang Bekerja Jumlah Angkatan Kerja X 100 Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan rumus di atas, maka dieroleh tingkat kesematan kerja enduduk di 5 desa wilayah studi ada tahun 2013 adalah sebesar 90%. Tingkat kesematan kerja ada tahun 2013 tersebut daat menjadi data tentang kesematan kerja tana adanya rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Berdasarkan data hasil rakiraan tentang hilangnya mata encaharian dengan adanya kegiatan engadaan lahan sebanyak 601 orang. Maka dengan asumsi tidak ada erubahan yang signifikan dalam dua tahun terakhir terkait kesematan kerja baru, maka ada tahun 2016 dengan adanya rencana kegiatan engadaan lahan maka jumlah engangguran di lokasi studi dirediksi akan meningkat menjadi sebanyak orang. Jika mengacu keada rencana erekrutan tenaga kerja lokal sebanyak ada Taha Konstruksi, maka jika seluruh kesematan kerja tersebut daat diisi oleh tenaga kerja lokal dari 5 (lima) desa di wilayah studi maka daat dikatakan bahwa kesematan kerja baru dari adanya royek daat mengentaskan masalah engangguran di lokasi studi. Namun dengan memertimbangkan kondisi kualitas endidikan dan tingkat keteramilan angkatan kerja dan encari kerja di lokasi studi, maka ditetakan asumsi bahwa kesematan kerja lokal yang daat disera oleh encari kerja di 5 (lima) desa studi adalah sebesar 57%. Dimana berdasarkan data ada Gambar 3-2 diketahui dengan adanya rencana royek, maka daat mengurangi jumlah engangguran dari sebanyak orang ada tahun 2015, menjadi sebanyak 766 orang ada tahun Sedangkan jika endekatannya menggunakan endekatan dengan dan tana royek, maka tana adanya royek jumlah engangguran di lokasi studi ada tahun 2018 adalah sebanyak orang, sedangkan dengan adanya royek ada tahun yang sama jumlah engangguran menurun Adendum Andal dan RKL-RPL 3-13

15 Prakiraan Damak Penting menjadi 766 orang. Selisih besar damaknya adalah sebesar 775 orang. Dengan kata lain keberadaan royek akan menurunkan angka engangguran di 5 desa studi sebesar 50,3%. 2,500 Jumlah Pengangguran 2,000 1,500 1, Sumber : Hasil analisis (2015). Gambar (I) 2016 (II) Tana Proyek 1,637 1,604 1,604 1,572 1,541 Dengan Proyek 1,637 2,205 1, Prediksi besar damak enurunan tingkat engangguran ada Taha Konstruksi di 5 (lima) Desa Studi Tahun Berdasarkan data-data tingkat engangguran dan angkatan kerja yang ada, maka dieroleh hasil rakiraan besar damak erubahan tingkat kesematan kerja tana adanya rencana royek dengan adanya rencana royek ada tahun 2018 adalah sebesar 5,1%. Dimana tana adanya royek ada tahun 2018 tingkat kesematan kerja di 5 (lima) lokasi studi adalah sebesar 90,2%, sedangkan dengan adanya royek tingkat kesematan kerja di lokasi dan ada tahun yang sama meningkat menjadi 95,3%. Gambaran selisih besar damak erubahan tingkat kesematan kerja tana dan dengan adanya royek dicantumkan ada Gambar 3-3 di bawah ini Tingkat Kesematan Kerja Gambar Sumber : Hasil analisis (2015) (I) 2016 (II) Tana Proyek Dengan Proyek Prediksi besar damak erubahan tingkat kesematan kerja ada Taha Konstruksi di 5 (lima) Desa Studi Tahun Adendum Andal dan RKL-RPL 3-14

16 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada eningkatan kesematan kerja daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-9 Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada eningkatan kesematan kerja. No 1 2 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang terkena damak yang berada di dalam wilayah studi (jika emrakarsa merekrut tenaga kerja lokal sesuai rencana di deskrisi kegiatan), maka terdaat tenaga kerja lokal yang tersera dari 5 (lima) desa studi. Sedangkan yang di luar wilayah batas studi total yang akan terkena damak ositif dari kegiatan rekrutimen tenaga kerja ada Taha Konstruksi ini sebanyak orang. Luas wilayah sebaran damak untuk erekrutan tenaga kerja lokal sebanyak orang meliuti 5 (lima) desa di wilayah studi. Sedangkan untuk tenaga kerja di luar wilayah studi yang mencaai sebanyak orang damak daat menyebar lebih luas lagi ke desa-desa diluar wilayah studi, bahkan kecamatan-kecamatan di luar wilayah studi, hingga luar Kabuaten Cirebon. 3 Lama nya damak berlangsung Damak memiliki waktu yang relatif lama (selama 2 tahun) Intensitas damak Damak memiliki intensitas yang cuku tinggi Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Terdaat satu komonen yang terkena damak turunan yaitu erubahan ersesi dan sika masyarakat. Damak bersika kumulatif. Damak daat berbalik dalam engertian erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi ini hanya berlangsung 2 tahun. Setelah kegiatan konstruksi selesai asti akan ada eleasan tenaga kerja konstruksi dan hal ini akan mengembalikan kondisi kesematan kerja ada kondisi yang relatif tidak jauh berbeda dengan rona awal sebelum adanya kegiatan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, eningkatan kesematan kerja ada kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi masuk kategori damak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa ersesi masyarakat yang memandang bahwa rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW ini akan memberikan manfaat keada masyarakat sekitar (64,6%), jika ditinjau dari alasan yang mendasari ersesinya tersebut adalah karena rencana royek tersebut akan memberikan kesematan kerja bagi masyarakat sekitar (32,8%). Demikian ula sebaliknya resonden yang memunyai Adendum Andal dan RKL-RPL 3-15

17 Prakiraan Damak Penting ersesi bahwa rencana royek diandang merugikan dikarenakan khawatir rencana kegiatan ini akan merugikan (30,3%) dengan alasan bahwa kegiatan ini akan menghilangkan sumber mata encaharian etambak garam dan buruh yang selama ini menggara lahan yang akan dibebaskan (54,4%). Berdasarkan data tersebut, maka secara umum bahwa haraan masyarakat terhada rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW ini akan mamu memberikan kesematan kerja ada masyarakat lebih besar ersentasenya jika dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki kekhawatiran akan kehilangan mata encaharian sebagai damak dari kegiatan engadaan/embebasan lahan. Hal ini juga berarti bahwa ersentase masyarakat sekitar yang berersesi ositif terhada rencana usaha dan/atau kegiatan lebih besar jika dibandingkan dengan ersentase masyarakat yang berresesi negatif terhada rencana usaha dan/atau kegiatan. Kegiatan rekruitmen tenaga kerja ada Taha Konstruksi sejumlah orang dengan ororsi tenaga kerja lokal sebesar 49,8% atau sebanyak orang, dirediksi akan berdamak signifikan terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat terhada royek. Perubahan ersesi dan sika masyarakat ini akan terjadi dengan catatan: 1). jika seluruh kebutuhan tenaga kerja lokal sebanyak orang diisi oleh ara encari kerja yang berasal dari 5 (lima) desa studi yang terkena damak langsung, 2). Para encari kerja yang aling dirioritaskan adalah ara enggara (tambak garam, tambak ikan, dan etani adi sawah) dan buruh tani yang yang berotensi kehilangan mata encahariannya jika areal yang dimiliki KLHK seluas 195 ha akan dibebaskan dari aktifitas ara enggara. Jika kedua catatan tersebut daat dienuhi, maka rediksi erubahan ersesi dan sika masyarakat akan berubah dengan asumsi sebagai berikut: Asumsi ertama : bagi resonden yang menyatakan sangat bermanfaat dan sebaliknya sangat merugikan akan relatif sulit untuk berubah ersesinya. Sehingga kalauun ada erubahan kesematan kerja, eluang untuk berubah ersesinya akan kecil sekali. Demikian ula resonden yang menyatakan sika sangat setuju dan sangat tidak setuju termasuk ke dalam kelomok resonden yang sulit mengalami erubahan sikanya. Hal ini dikarenakan mereka telah memiliki alasan yang sangat kuat terkait ersesi dan sikanya. Kuatnya ersesi dan sika mereka kemungkinan besar disebabkan oleh : 1). haraan dan kekhawatiran yang sangat tinggi, dan 2). diengaruhi oleh engetahuan dan engalamannya dengan membandingkan dengan kegiatan serua (embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang sudah masuk Taha Oerasi). Asumsi kedua : resonden yang berotensi akan mengalami erubahan ersesinya adalah resonden yang menyatakan ersesi merugikan dan yang tidak memberikan ernyataan ersesinya. Dengan adanya rekruitmen tenaga kerja lokal sebesar 49,8%, maka resonden yang belum menyatakan sika (7,18%), dirediksi bereluang besar akan berani menyatakan sika bahwa kegiatan akan memberi manfaat dan menyatakan sika setuju terhada rencana kegiatan (royek). Asumsi ketiga : resonden yang menyatakan ersesi merugikan adalah resonden yang saat ini memiliki kekhawatiran yang tinggi bahwa mereka akan kehilangan lahan garaan (mata encaharian) jika emrakarsa akan melakukan embebasan lahan di areal seluas 159 ha. Resonden tersebut masih memiliki eluang untuk berubah ersesinya jika emrakarsa dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan secara langsung kehilangan mata encaharian karena mereka termasuk kelomok yang mendaat rioritas yang aling tinggi dalam erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi. Hanya saja jika ditinjau dari asek usia dan keteramilan, ara enggara lahan dan buruh tambak ini sebesar 35% telah berusia di atas 50 tahun. Sehingga kecil kemungkinan mereka daat direkrut atau mau berindah atau berubah mata encahariannya menjadi tenaga buruh ada kegiatan konstruksi embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Sehingga ara enggara dan buruh yang berotensi untuk direkrut adalah mereka yang berusia antara tahun (59,2%). Dengan asumsi tersebut, maka dierkirakan 50% resonden yang menyatakan ersesi bahwa rencana kegiatan akan merugikan masyarakat sekitar akan berubah ersesinya menjadi menyatakan bermanfaat. Demikian ula dengan sikanya, dirediksi mereka akan berubah sika dari tidak setuju menjadi Adendum Andal dan RKL-RPL 3-16

18 Prakiraan Damak Penting setuju dengan adanya rencana royek. Prakiraan besar damak erubahan ersesi dan sika masyarakat sebagai damak turunan dari erubahan tingkat kesematan kerja, selengkanya dicantumkan ada Tabel 3-10 di bawah ini. Tabel 3-10 Prediksi besar damak erubahan ersesi masyarakat yang bersumber dari kegiatan rekruitmen tenaga kerja lokal ada Taha Pra Konstruksi. Persesi Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Persesinya (%) Tana Adanya Kegiatan Rekruitmen TK Lokal Dengan Adanya Kegiatan Rekruitmen TK Lokal Sika Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Sikanya (%) Tana Adanya Kegiatan Rekruitmen TK Lokal Dengan Adanya Kegiatan Rekruitmen TK Lokal Sangat bermanfaat 4,6% 4,6% Sangat tidak setuju 4,1% 4,1% Bermanfaat 60,0% 79 % Setuju 63,6% 82,1% Merugikan 27,7% 13,8% Tidak Setuju 22,6% 11,8% Sangat Merugikan 2,6% 2,6% Sangat Tidak Setuju 2,6% 2,6% Tidak menjawab 5,1% 0% Tidak Menjawab 7,1% 0% Sumber : Hasil analisis dari data rimer (2015). Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-11 Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada ersesi dan sika masyarakat. No 1 2 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak 3 Lamanya damak berlangsung 4 Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang terkena damak yang berada di dalam wilayah studi (jika emrakarsa merekrut tenaga kerja lokal sesuai rencana di deskrisi kegiatan), maka terdaat tenaga kerja lokal yang tersera dari 5 (lima) desa studi. Perubahan ersesi yang sifatnya ositif juga akan menyebar keada anggota keluarga dan kerabat yang turut direkrut oleh royek ada Taha Konstruksi. Sedangkan yang di luar wilayah batas studi total yang akan terkena damak ositif dari kegiatan rekruimen tenaga kerja ada Taha Konstruksi ini sebanyak orang. Luas wilayah sebaran damak erubahan ersesi dan sika masyarakat meliuti 5 (lima) desa di wilayah studi. Disaming itu, untuk tenaga kerja di luar wilayah studi yang mencaai sebanyak orang, maka damak erubahan ersesi juga akan menyebar lebih luas lagi ke desa-desa diluar wilayah studi, bahkan kecamatan-kecamatan di luar wilayah studi, hingga luar Kabuaten Cirebon. Damak berlangsung dalam waktu yang relatif lama (selama 2 tahun). Intensitas damak Damak memiliki intensitas yang cuku tinggi Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena Tidak terdaat komonen lain yang terkena damak turunan. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-17

19 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak - - Damak bersika kumulatif. Keterangan Damak daat berbalik dalam engertian erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi ini hanya berlangsung 2 tahun. Setelah kegiatan konstruksi selesai asti akan ada eleasan tenaga kerja konstruksi dan hal ini dirediksi akan mengembalikan kondisi ersesi dan sika masyarat ada kondisi yang relatif tidak jauh berbeda dengan rona awal sebelum adanya kegiatan rekruitmen tenaga kerja ada Taha Konstruksi. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi masuk kategori damak enting (d). 3.2 TAHAP KONSTRUKSI Mobilisasi Peralatan dan Material Penurunan Kualitas Udara Ambien Besaran Damak Kegiatan mobilisasi eralatan dan bahan ada Taha Konstruksi berotensi menimbulkan damak enurunan kualitas udara ambien akibat eningkatan kadar artikulat yang berasal dari engoerasian kendaraan engangkut alat-alat berat dan material untuk kebutuhan konstruksi siil. Prakiraan besaran bangkitan konsentrasi artikulat (TSP, PM 10 dan PM 2,5 ) dihitung berdasarkan nilai faktor emisi untuk jalan berasal dengan menggunakan ersamaan emiris berikut (US-EPA-AP-42, 2002): Dimana: E = Faktor emisi artikulat k = keliatan ukuran artikulat (Tabel 3-12) sl = Kadar debu ada ermukaan jalan (g/m 2 ); dan W = Berat rata-rata kendaraan di jalan dalam satuan ton. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-18

20 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-12 Faktor keliatan (multilier) ukuran artikulat untuk jalan berasal. Ukuran Partikulat a PM 2,5 c Faktor keliatan ukuran Partikel k b g/vkt g/vmt lb/vmt 0,15 0,25 0,00054 PM 10 0,62 1,00 0,0022 PM 30 d 3,23 5,24 0,011 Keterangan: a Mengacu ada udara artikulat (PM-x) dengan diameter aerodinamis sama dengan atau kurang dari x mikrometer (µm). b Unit yang ditamilkan adalah gram er kendaraan kilometer erjalanan (g/vkt), gram er kendaraan mil erjalanan (g/vmt), dan on er kendaraan mil erjalanan (lb/vmt). c Faktor K didasarkan ada rata-rata PM 2,5 dan rasio PM 10. d PM 30 sering digunakan sebagai engganti untuk TSP (artikulat tersusensi). Hasil erhitungan faktor emisi artikulat (E) di atas, kemudian dimasukkan ke dalam ersamaan Gauss untuk sumber garis terbatas sebagai berikut: C x,0,0; H 2 1 H q 2 1 d z 2 2 z u e 1 e 2 Dimana: C = Konsentrasi akhir udara ambien dalam satuan µg/m 3 q = Laju emisi olutan (gram/detik) u = Rata-rata keceatan angin (m/detik) z = Koefisien disersi vertikal (meter) Aabila kegiatan mobilisasi alat dan bahan diasumsikan rata-rata sebanyak 8 ritasi/jam dengan anjang lintasan 3 km dan rata-rata berat kendaraan adalah 20 ton serta keceatan angin ratarata adalah 2,6 m/detik, maka dieroleh eningkatan konsentrasi artikulat (TSP, PM 10 dan PM 2,5 ) seerti tertera ada Tabel 3-13 berikut ini. Tabel 3-13 Prakiraan besaran emisi artikulat ada kegiatan mobilisasi eralatan dan bahan. Parameter Jarak Resetor (m) Baku Mutu TSP/debu 341,09 245,90 151,90 51,91 22,62 6, PM 10 65,47 47,20 29,16 9,96 4,34 1, PM 2,5 15,84 11,42 7,05 2,41 1,05 0,29 65 Unit µg/m 3 Keterangan: * PPRI No. 41/1999. Pada jarak 50 meter dari sumber emisi jalan, konsentrasi TSP cenderung melebihi baku mutu yang ditetakan. Untuk konsentrasi PM 10 dan PM 2,5 dierkirakan memenuhi baku mutu ada jarak <25 meter dari sumber emisi jalan. Dengan demikian, daat dikatakan bahwa otensi damak kualitas udara dari kegiatan mobilisasi eralatan dan material terutama untuk arameter TSP masih relatif tinggi terlebih jika ditambahkan konsentrasi rona TSP (81,6-141,9 µg/m 3 ) meskiun konsentrasi TSP akan kembali ke kondisi semula ketika kendaraan engangkut telah lewat menjauh. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-19

21 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada enurunan kualitas udara ambien daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-14 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada enurunan kualitas udara ambien. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 4 Lamanya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Manusia yang terkena damak adalah emukiman terdekat dengan jalur mobilisasi alat dan bahan, yaitu enduduk yang tinggal di inggir jalan antura dengan radius <50 meter. Luas sebaran artikulat khususnya untuk arameter TSP cuku tinggi samai dengan jarak 50 m dari sumber damak. Artinya ara ekerja mauun enduduk yang berada ada jarak 50 m dari sumber damak akan terkena damak. Bangkitan artikulat hanya menyebar di sekitar badan jalan di seanjang jalur mobilisasi. Kegiatan berlangsung ±7 bulan ada Taha Konstruksi. Namun demikian enurunan kualitas udara ambien tidak akan berlangsung lama karena bangkitan artikulat hanya terjadi ketika kendaraan engangkut melintas. Intensitas damak artikulat adalah sebagai berikut: - TSP/debu = 6,28 341,09 µg/m 3 - PM 10 = 1,21 65,47 µg/m 3 - PM 2,5 = 0,29 15,84 µg/m 3 Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif, karena emisi artikulat akan turun ke tanah karena gravitasi atau karena aglomerasi akibat kelembaban mauun hujan. Mengingat emisi artikulat akan terdeosisi ke udara ambien, maka damak akan berbalik. Konsentrasi artikulat akan kembali ke kondisi semula ketika kendaraan engangkut telah lewat menjauh. Untuk meminimalisir damak enurunan kualitas udara, emrakarsa telah menyiakan SOP engelolaan kualitas udara diantaranya emilihan kendaraan layak oerasi dan lolos uji emisi, engaturan waktu oerasional kendaraan, emakaian teral enutu kendaraan engangkut material, enyiraman jalan dan membersihkan debu ada roda kendaraan menggunakan wheel washing machine. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada enurunan kualitas udara ambien masuk ke dalam kategori damak enting (d) Peningkatan Kebisingan Besaran Damak Kegiatan mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi meliuti engangkutan material untuk kebutuhan konstruksi seerti semen, asir, beton recast, dll. Kegiatan tersebut berotensi meningkatkan kebisingan yang diakibatkan oleh mobilisasi kendaraan engangkut (dum truck) di seanjang jalan yang dilewati. Dengan mengacu ada KLH (2009), dieroleh bahwa tingkat kebisingan yang dihasilkan dum truck (Lw) adalah 105 db(a). Berdasarkan Adendum Andal dan RKL-RPL 3-20

22 Prakiraan Damak Penting deskrisi kegiatan mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi, diketahui bahwa toografi lokasi taak royek cenderung landai dan atenuasi enghalang serta hutan diasumsikan minor. Dengan demikian, atenuasi yang dierhitungkan selama kegiatan mobilisasi adalah atenuasi yang berasal dari tanah. Aabila tingkat kebisingan mesin dari satu unit dum truck dierkirakan 105 db(a) dengan asumsi kendaraan engangkut tidak berjalan beriringan, maka besaran damak kebisingan dihitung dengan menggunakan rumus line source (KLH, 2009) sebagai berikut: L = Lw-20log 10(r)-5 db Dimana: L = Tingkat kebisingan line source (sound ressure level) Lw = Tingkat kebisingan dari sumber bising (sound ower level) r = Jarak dari sumber bising (dalam meter) Besaran damak dihitung berdasarkan tingkat kebisingan ada usat sumber bising dengan menggunakan rumus di atas. Tingkat kebisingan dihitung untuk setia jarak dari sumber kebisingan. Hasil rakiraan besaran damak kebisingan disajikan ada Tabel 3-15 berikut. Tabel 3-15 Prakiraan tingkat kebisingan yang ditimbulkan akibat kegiatan mobilisasi eralatan dan material. Jarak dari sumber bising (m) Kebisingan db(a) 0 105, , , , , , , , , ,92 Baku Mutu db(a)* 55+3 db(a) Keterangan: *KeMenLH No. 48/1996, untuk kawasan emukiman Berdasarkan hasil erhitungan ada Tabel 3-15 dan Gambar 3-4, tingkat kebisingan ada jarak 10 meter telah memenuhi baku mutu yang ditetakan (55+3 db(a)). Jarak emukiman terdekat dengan jalur mobilisasi eralatan dan material adalah berkisar hingga 10 meter dengan tingkat kebisingan berkisar mencaai 77,0 db(a), yaitu teat di inggir jalan antura. Namun, intensitas kebisingan yang ditimbulkan bersifat semi kontinu dan akan turun seiring dengan bertambahnya jarak sumber kebisingan. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-21

23 Prakiraan Damak Penting Tingkat Kebisingan (db(a) Jarak dari sumber bising (meter) Gambar 3-4 Prakiraan tingkat kebisingan dari kegiatan mobilisasi dan material. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan kebisingan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-16 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan kebisingan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 4 Lamanya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Keterangan Resetor terkena damak adalah enduduk di sekitar lokasi royek yang berdekatan dengan jalur mobilisasi (dekat ruas jalur antura) dengan radius <10 meter. Wilayah ersebaran damak adalah seanjang jalur mobilisasi yang dilewati di wilayah studi, yaitu jalan antura dan akses jalan antara Desa Kanci dan Desa Kanci Kulon serta Desa Astanamukti. Oleh karena wilayah ersebarannya berdekatan dengan emukiman di inggir jalan, maka dikategorikan enting. Damak hanya akan berlangsung selama Taha Konstruksi aabila kendaraan engangkut melintas yaitu berkisar ±7 bulan. Intensitas kebisingan bersifat semi kontinu (intermittent) namun melewati baku mutu ada radius <10 m. Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif karena kebisingan ada kegiatan ini bersifat semi kontinu/tidak terjadi terus menerus (intermittent). Namun, damak kebisingan akan terakumulasi aabila tingkat kebisingan >85 db(a) dan terjadi terus menerus selama 8 jam. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-22

24 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Damak daat diulihkan (berbalik). 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Guna meminimalisir damak kebisingan, emrakarsa telah menyiakan SOP engelolaan lingkungan diantaranya emilihan kendaraan layak oerasi, engaturan waktu oerasional kendaraan dan menerakan noise barrier. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada eningkatan kebisingan masuk ke dalam kategori damak enting (d) Peningkatan Peluang Usaha Damak eningkatan eluang berusaha meruakan damak turunan dari erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi yaitu: 1).kegiatan mobilisasi eralatan dan material, 2). Pematangan Lahan dan Penyiaan Areal Kerja, 3). Pembangunan Jalan Akses, 4). Pembangunan PLTU dan Fasilitasnya, 5). Pembangunan Dermaga (Jetty). Besaran Damak Berdasarkan data dan informasi dari deskrisi kegiatan tentang rekruitment tenaga kerja konstruksi diketahui bahwa estimasi kebutuhan tenaga kerja ada Taha Konstruksi ada uncak kesibukan dierkirakan mencaai orang, yaitu ada kegiatan embangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya, sedangkan ada taha kegiatan lainnya jumlah ekerja berkisar antara orang. Penyeraan tenaga kerja lokal ada Taha Konstruksi PLTU Kaasitas 1x1.000 MW dierkirakan berkisar antara orang. Sebagai erbandingan, enyeraan tenaga kerja lokal ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW mencaai total orang. Mengingat ruang lingku ekerjaan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW ini lebih besar, maka total tenaga kerja lokal yang daat tersera kurang lebih mencaai jumlah ± orang. Selengkanya daat dilihat ada Tabel 3-17 di bawah ini. Tabel 3-17 Estimasi kebutuhan tenaga kerja lokal dan endatang untuk 5 (lima) kegiatan ada Taha Konstruksi. Jenis Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material* Total Kebutuhan Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Luar/Pendatang Jumlah Tenaga Kerja Lokal Persentase Tenaga Kerja Lokal Periode Pekerjaan 200* ) * 50%* ± 7 bulan Pembangunan jalan akses % ± 3 bulan Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya ,75% ± 8 bulan % ± 2 tahun Pembangunan dermaga % ± 8 bulan Sumber: PLTU Cirebon Kaasitas 1x1000 MW, *) Asumsi kebutuhan tenaga kerja ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material berdasarkan jumlah truk yang dibutuhkan erhari untuk engangkutan eralatan dan material sebanyak ± 200 truk. Dengan asumsi satu truk mengangkut material sehari 2 tri, maka dibutuhkan soir sebanyak 100 orang, ditambah kenek 1 orang/truk, maka total kesematan kerja yang bersifat tidak langsung (tidak direkrut oleh PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW) adalah sebanyak 200 orang. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-23

25 Prakiraan Damak Penting Berdasarkan data ada Tabel 3-17 di atas, diketahui bahwa jumlah tenaga kerja total selama Taha Konstruksi adalah sebanyak orang. Sedangkan estimasi jumlah tenaga kerja lokal yang daat disera adalah sebanyak orang (48%). Keberadaan tenaga kerja ada Taha Konstruksi dari hasil analogi dengan kegiatan serua ada kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW, mendorong tumbuhnya eluang usaha baru bagi masyarakat sekitar. Setidaknya terdaat beberaa eluang usaha baru yang sudah asti akan tercita seerti usaha baru enyediaan konsumsi bagi ara tenaga kerja konstruksi dan usaha enyewaan/kontrakan kamar dan rumah. Usaha enyewaan kamar dan/atau rumah kontrakan akan timbul dengan adanya tenaga dari luar (endatang) yakni sebanyak orang (52%). Hal ini dikarenakan emrakarsa tidak akan menyediakan barak bagi ara tenaga kerja konstruksi. Perkiraan besar damak eluang berusaha yang dikaji terutama yang berkaitan langsung dengan eluang usaha baru yang daat dienuhi oleh masyarakat desa yang berada di wilayah studi yaitu emenuhan kebutuhan konsumsi ekerja konstruksi dan enyediaan emondokan berua kost-kostan dan/atau kontrakan rumah. Prakiraan besar damak timbulnya eluang berusaha menggunakan beberaa asumsi diantaranya : 1). Jumlah tenaga kerja konstruksi yang memenuhi kebutuhan konsumsinya di sekitar taak royek di 5 (lima) desa studi adalah sebesar 80%, 2). Satu unit usaha warung makan maksimum memenuhi kebutuhan konsumsi ekerja sebanyak 50 orang, 3). Satu unit usaha rumah makan akan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3 orang, 4). Para ekerja konstruksi endatang (non lokal) untuk emenuhan kebutuhan temat tinggal dengan cara mengontrak rumah ( 1 rumah dihuni sebanyak 8 orang). Berdasar ada asumsi-asumsi di atas, maka keberadaan tenaga kerja konstruksi dierkirakan minimal daat mencitakan eluang usaha baru berua usaha warung makan sebanyak 82 unit, 320 kontrakan rumah, dan timbulnya kesematan kerja baru sebanyak 245 orang (lihat juga ada Tabel 3-18). Berdasarkan data tersebut, maka dengan analisis sederhana terhada engganda eluang berusaha di sektor usaha enyediaan makanan dieroleh nilai multilier effect sebesar 0,016. Hal ini berarti setia ada enambahan tenaga kerja konstruksi sebanyak 63 orang, maka akan menumbuhkan eluang usaha baru (warung makan) sebanyak 1 unit. Sedangkan dengan analisis sederhana terhada engganda tenaga kerja (simle emloyment multilier) di sektor usaha usaha enyediaan makanan, dieroleh nilai multilier effect sebesar 0,048 yang berarti setia ada enyeraan tenaga kerja konstruksi sebanyak 21 orang, maka akan ada enambahan kesematan kerja di bidang warung makan sebanyak 1 orang. Tabel 3-18 Prakiraan Besar Damak Timbulnya Peluang Berusaha Berua Usaha Warung Makan dan Jasa Pemondokan/Kontrakan Rumah. Jenis Kegiatan Total Kebutuhan Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Pendatang Unit Usaha Warung Makan Unit Usaha Kontrakan Rumah Jumlah Tenaga Kerja Baru (Usaha Warung Makan) 1. Pengangkutan Peralatan dan Material Pembangunan jalan akses Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja 4. Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya Pembangunan dermaga Sumber : Hasil analisis (2016) Total Prediksi damak eluang berusaha ada Tabel 3-18 di atas terbatas hanya ada dua jenis usaha yang kemungkinan besar daat diisi oleh masyarakat di sekitar royek yang memiliki Adendum Andal dan RKL-RPL 3-24

26 Prakiraan Damak Penting keinginan untuk membuka usaha kecil. Pada faktanya akan timbul ula beberaa eluang berusaha lain sebagai damak dari adanya aktifitas konstruksi ini yaitu seerti : usaha membuka toko kelontong, toko material, jasa hoto coy dan ercetakan, tambal ban, tukang cukur, erusahaan lokal (kontraktor) enyedia bahan material alam seerti tanah urug, asir, batu, dsb., kontraktor jasa rental mobil untuk royek (mobil truk dan alat berat), rental mobil untuk karyawan, kontraktor enyulai tenaga kerja, laundry dan sebagainya. Besarnya eluang berusaha sangat diengaruhi oleh besaran tingkat uah yang akan diterima oleh ara ekerja konstruksi tersebut. Berdasarkan Keutusan Gubernur Nomor 561/Ke Bangsos/2015 tertanggal 20 November 2015 tentang UMK di Jawa Barat tahun 2016, ditetakan UMK Kabuaten Cirebon ada tahun 2016 adalah sebesar R Jika minimal uah tenaga kerja konstruksi ada embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW ini sama dengan UMK yang berlaku, maka jumlah uang yang beredar di sekitar lokasi taak royek adalah sebesar R 7,1 milyar/bulan. Berdasarkan data dari ILO (2015) tentang trend ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia selama tahun , diketahui bahwa engeluaran rata-rata er bulan er kaita yang tinggal di kota dan di edesaan untuk komonen angan adalah sebesar 44,9 ersen (kota) dan 58,8 ersen (desa). Jika dana yang dibelanjakan di sekitar taak royek sebesar 58,8 ersen untuk emenuhan kebutuhan konsumsi, maka uang yang beredar di desa-desa yang termasuk dalam batas wilayah sosial adalah sebesar R 4,2 milyar/bulan. Peredaran uang sebesar R 4,2 milyar/bulan tersebut daat mendorong lebih luas lagi erkembangan erekonomian lokal di desa-desa sekitar lokasi taak royek. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan eluang usaha daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-19 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan eluang usaha. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Jumlah manusia yang terkena damak ositif (memeroleh manfaat) dari adanya eluang usaha baru yang timbul dari kegiatan konstruksi minimal sebanyak 565 orang. Jika diertimbangkan ula dengan anggota keluarga masing-masing tenaga kerja tersebut, maka jumlah manusia yang terkena damak ositif meningkat menjadi sebanyak orang. 2 Luas wilayah enyebaran damak Sebaran damak eluang berusaha tergolong luas, tidak hanya meliuti 5 (lima) desa yang berada di dalam wilayah studi, namun daat meluas hingga lintas kecamatan dan kabuaten. Hal ini dengan ertimbangan eluang usaha di bidang lain seerti enyediaan material (quarry), erusahaan sewa kendaraan dan alat berat mungkin saja berasal dari luar Kabuaten Cirebon. 3 Lama nya damak berlangsung Damak berlangsung dalam waktu ±7 bulan. Intensitas damak Ditinjau dari intensitas damak, damak ini memiliki intensitas yang tinggi terutama terhada eningkatan eluang berusaha dan kesematan kerja yang ada akhirnya akan berengaruh ada eningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-25

27 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak - - Keterangan Damak eningkatan eluang berusaha ini memiliki 2 (dua) damak turunan yaitu erubahan endaatan dan ersesi dan sika masyarakat. Lamanya damak berlangsung relatif cuku lama yaitu ± 32 bulan. Damak bersifat kumulatif. Damak daat berbalik jika kegiatan konstruksi berakhir, maka eluang berusaha ini (terutama usaha enyediaan makanan dan emondokan karyawan) akan menjadi berkurang kembali. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, eningkatan eluang usaha ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d) Gangguan Aktivitas Nelayan Melaut Besaran Damak Kegiatan mobilitas eralatan dan material (khususnya erangkat boiler dan eralatan PLTU yang dimobilisasi melalui laut dengan fasilitas dermaga sementara) dirakirakan berotensi menimbulkan damak gangguan terhada aktivitas nelayan melaut. Damak ini menjadi damak enting hiotetik terutama karena berkaitan dengan adanya kekhawatiran ara nelayan yang disamaikan ada roses konsultasi ublik. Berdasarkan hasil engamatan yang dilakukan selama 4 hari (24 jam er hari) dari temat endaratan nelayan di Desa Waruduwur dan Desa Pangarengan, dierkirakan total erahu yang keluar masuk (ergi ulang) dari Desa Waruduwur adalah sebanyak 330 unit. Sedangkan hasil engamatan dari Desa Pangarengan, erahu nelayan yang ergi ulang selama 24 jam adalah sebanyak 502 unit. Berdasarkan data tersebut, jika dirata-ratakan, maka jumlah keluar masuk erahu nelayan dari Desa Waruduwur setia jamnya adalah sebanyak 14 unit. Sedangkan ratarata jumlah erahu yang keluar masuk di Desa Pangarengan adalah sebanyak 21 unit/jamnya. Pengangkutan eralatan melalui laut ada Taha Konstruksi direncanakan akan menggunakan kaal tongkang dengan kaasitas DWT. Adaun eralatan yang akan digunakan oleh kaal tongkang (barge) tersebut diantaranya adalah eralatan PLTU seerti modul boiler, cooling tower, turbin, generator, transformer dan sebagainya. Kaal tongkang tersebut akan bersandar ada dermaga sementara yang berjarak ± 700 meter dari tei antai dengan tingkat kedalaman laut ± 3 meter. Sebuah bangunan causeway atau akses enghubung akan dibangun dari tei antai menuju dermaga sementara. Causeway ini akan dibangun dengan menggunakan material tanah urug yang diletakkan diantara dinding enahan wooden iles yang ditanam di dasar laut, sehingga terbentuk ondasi untuk jalan akses menuju dermaga sementara. Dengan model konstruksi seerti ini, maka nelayan kecil diastikan tidak daat melalui causeway tersebut. Namun dengan ertimbangan anjang dermaga hanya ± 700 m, dan jika ditambah dengan anjang total kaal tongkang (LoA) ± 70,5 meter, maka anjang dermaga sementara berikut tongkangnya adalah ± 770 meter. Dengan asumsi ditambah kolam utar (turning basin) untuk kaal tongkang adalah minimal 2 kali anjang kaal, maka daerah aman yang dibatasi (boundary) adalah ± 150 meter. Sehingga anjang dermaga sementara berikut kolam utarnya adalah seanjang ± 850 m (Gambar 3-5). Berdasarkan hasil observasi di laangan, rencana lokasi dermaga sementara bukan meruakan jalur lalu lintas utama nelayan, sehingga dirediksi tidak akan berengaruh secara nyata terhada erubahan jarak temuh nelayan kecil dalam Adendum Andal dan RKL-RPL 3-26

28 Prakiraan Damak Penting melaut. Demikian ula ditinjau dari asek terganggunya aktifitas nelayan melaut, dierkirakan tidak akan mengganggu aktifitas nelayan secara mendasar. Hal ini terutama disebabkan dengan adanya dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang sudah terbangun, ara nelayan kecil di sekitar sudah daat menyesuaikan jalur elayarannya Berdasarkan hasil observasi di laangan, diketahui bahwa lokasi dibangunnya dermaga sementara tersebut bukanlah area fishing ground utama. Tingkat kedalaman hanya mencaai 0 2 meter, hal ini juga yang menyebabkan beberaa alat tangka ikan tidak daat dioerasikan ada areal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan ara nelayan di areal yang akan dijadikan lokasi dermaga sementara, nelayan yang umumnya beroerasi di lokasi tersebut adalah nelayan yang menangka kerang darah (Anadara s). Kerang hasil tangkaan tersebut umumnya bukan untuk dikonsumsi melainkan untuk dijual ke asar atau engeul di sekitar lokasi endaratan ikan. Disaming nelayan yang mencari kerang darah, terdaat juga nelayannelayan dengan erahu sederhana (tana motor) yang menangka udang utih (Panaeus indicus) dan rajungan (Portunus s). Berdasarkan beberaa ertimbangan di atas, maka kegiatan mobilisasi eralatan melalui dermaga sementara (temorary jetty), dierkirakan tidak akan mengganggu seluruh nelayan yang berada di lokasi studi. Nelayan-nelayan yang akan terganggu aktifitasnya hanyalah nelayan yang wilayah tangkaannya di sekitar wilayah erairan antai antara 0 1 km dengan kedalaman laut 0 3 meter dengan alat tangka berua bubu, jaring kejer, sudu, dan jaring udang. Sehingga total nelayan yang dierkirakan terganggu aktifitas melautnya adalah sebanyak ± 255 nelayan. Jika jumlah tersebut dibandingkan dengan total rumah tangga yang bermata encaharian sebagai nelayan di lima desa yaitu sebanyak ± 742 rumah tangga nelayan, maka yang dirediksi akan terkena damak adalah sebesar 34,3% dari total nelayan. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-27

29 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT CEPR Jalan Nasional Gambar 3-5 Lokasi rencana embangunan dermaga sementara (temorary jetty) dan jalur kaal nelayan kecil. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-28

30 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan aktivitas nelayan melaut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-20 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan aktivitas nelayan melaut. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lamanya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak - - Keterangan Berdasarkan hasil rakiraan besar damak, ditinjau dari aksesibilitas nelayan, keberadaan dermaga sementara ini tidak akan mengganggu secara mendasar (significant) terhada jalur aktivitas nelayan dalam melaut (terutama nelayan dengan menggunakan kaal besar). Namun dari segi jenis alat tangka nelayan dan wilayah oerasinya, maka dierkirakan akan terdaat ± 255 nelayan yang akan terganggu yaitu nelayan yang menggunakan alat tangka bubu, jaring kejer, sudu, dan jaring udang. Luas wilayah sebaran damak meliuti nelayan yang bermukim di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi yaitu terutama Desa Waruduwur, Desa Pangarengan, Desa Kanci Kulon, Desa Astana Mukti dan Desa Kanci. Dari segi lamanya damak berlangsung, damak ini akan berlangsung selama ± 7 bulan dan tentunya akan memengaruhi aktifitas melaut. Terlebih jika embangunan dermaga sementara ini dilakukan tana didahului dengan kegiatan sosialisasi yang memadai terhada ara nelayan dan juga jika embangunan dermaga sementara dilakukan ada musim anen raya ikan yaitu ada bulan Oktober samai dengan bulan Februari. Ditinjau dari intensitas damak sebenarnya damak ini tidak merubah secara mendasar terhada aktifitas nelayan. Dalam engertian, dengan adanya fasilitas dermaga (± seanjang 2,0 km) ada PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW, nelayan sudah daat memahami kendala aa yang dihadai jika dibangun dermaga sementara yang hanya seanjang ±700 meter. Hanya terdaat satu komonen lain yang terkena damak adalah erubahan ersesi dan sika masyarakat. Damak bersifat kumulatif. Damak daat berbalik, terutama bagi nelayan dengan erahu kecil (tana layar). Karena dengan dibangunnya dermaga ermanen, maka nelayan dengan ukuran kaal yang kecil (lebar kaal 0,8 1 m )masih daat melintas ada celah antara ier jetty. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, gangguan aktivitas nelayan melaut ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-29

31 Prakiraan Damak Penting Perubahan Pendaatan Damak erubahan endaatan meruakan damak turunan dari: 1). erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi yaitu : a). kegiatan mobilisasi eralatan dan material, b). Pematangan Lahan dan Penyiaan Areal Kerja, c). Pembangunan Jalan Akses, d). Pembangunan PLTU dan Fasilitasnya, e). Pembangunan Dermaga (Jetty). 2). Peluang berusaha yang ditimbulkan dari 5 (lima) kegiatan ada Taha Konstruksi. a. Perubahan Pendaatan Masyarakat Besaran Damak Terdaat dua erubahan endaatan yang bersifat ositif yaitu dari : 1). Perubahan endaatan yang bersifat langsung dari erekrutan tenaga kerja ada 5 kegiatan di Taha Konstruksi,dan 2). Perubahan endaatan yang bersifat tidak langsung dari eluang berusaha. Berdasarkan hasil erkiraan damak erubahan endaatan yang bersifat langsung dari rekrutmen tenaga kerja ada taha konsutruksi (Tabel 3-21) dieroleh data bahwa besar damak eningkatan endaatan adalah sebesar R /bulan. Sedangkan jika dihitung secara total selama ± 50 bulan (Taha Konstruksi) adalah sebesar R Besar damak erubahan endaatan ini sangat signifikan dan akan berengaruh besar terhada erkembangan erekonomian lokal dan daerah. Tabel 3-21 Prakiraan besar damak erubahan endaatan sebagai damak turunan dari rekruitment tenaga kerja dari 5 (lima) kegiatan Taha Konstruksi. Jenis Kegiatan 1. Mobilisasi Peralatan dan Material* Total Kebutuhan Tenaga Kerja Periode Pekerjaan (bulan) Pendaatan /bulan Pendaatan Total Pembangunan jalan akses Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja 4. Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya Pembangunan dermaga Sumber : Hasil analisis (2016). Total Hasil rakiraan damak terhada erubahan endaatan yang bersifat tidak langsung dari eningkatan eluang berusaha yang terbatas ada eluang berusaha di bidang warung makan dan jasa kontrakan rumah, diketahui total endaatan bersih dari usaha warung makan adalah er bulan adalah sebesar R Sedangkan endaatan bersih usaha warung makan selama Taha Konstruksi berlangsung (50 bulan) adalah sebesar R Sementara besar endaatan kotor usaha kontrakan rumah er bulan adalah sebesar R dan untuk besar endaatan kotor total selama Taha Konstruksi berlangsung (50 bulan kerja) adalah sebesar R Selengkanya daat dilihat ada Tabel Adendum Andal dan RKL-RPL 3-30

32 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-22 Prakiraan besar damak secara tidak langsung erubahan endaatan sebagai damak turunan dari rekruitment tenaga kerja dari 5 (lima) kegiatan Taha Konstruksi. Pendaatan Usaha Warung Makan Pendaatan Usaha Kontrakan Rumah Jenis Kegiatan 1. Pengangkutan Peralatan dan Material 2. Pembangunan jalan akses 3. Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja 4. Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya 5. Pembangunan dermaga Pendaatan Kotor Per Bulan (R) Pendaatan Bersih Per Bulan (RP) Total Pendaatan Kotor (RP) Total Pendaatan Bersih (R) Pendaatan Kotor Per Bulan (R) Total Pendaatan Kotor (RP) Total Sumber : Hasil analisis (2016) Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-23 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang terkena damak ositif dari damak erubahan endaatan adalah sebanyak tenaga kerja ada Taha Konstruksi. Sedangkan jumlah enduduk yang terkena damak ositif erubahan endaatan dari adanya eluang berusaha baru (enyediaan warung makan dan sewa kamar ekerja konstruksi) adalah sebanyak 19 orang. Luas wilayah sebaran damak ositif dari adanya eningkatan endaatan dari kesematan kerja dan eluang berusaha meliuti masyarakat di sekitar taak royek, terutama lima desa yang berada dalam batas wilayah studi. Namun demikian, luas wilayah sebaran damak akan lebih meluas lagi jika memerhitungkan lokasi asal seluruh tenaga kerja konstruksi (tenaga kerja lokal dan endatang) yang dimungkinkan lintas kecamatan dan lintas Kabuaten Cirebon. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-31

33 No Faktor Penentu Damak Penting 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Keterangan Prakiraan Damak Penting Ditinjau dari lamanya damak berlangsung minimal ± 32 bulan, maka damak eningkatan endaatan ada Taha Konstruksi relatif lama. Damak memiliki intensitas tinggi, karena erubahan tingkat endaatan daat berengaruh ada tingkat kesejahteraan rumah tangga dan masyarakat di desa-desa studi. Damak turunan hanya satu yaitu erubahan sika dan ersesi masyarakat Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan masyarakat ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d). b. Perubahan Pendaatan Nelayan Besaran Damak Rencana kegiatan mobilitas eralatan melalui dermaga sementara (± 700 meter) yang aabila dtambah dengan kolam utar menjadi ± 850 meter dirediksi tidak akan berengaruh secara significant terhada jarak temuh nelayan dalam melaut. Rencana aktifitas mobilisasi eralatan melalui dermaga sementara dirediksi hanya akan mengganggu aktifitas nelayan yang beroerasi dan menangka ikan di wilayah sekitar dermaga sementara. Jika ditinjau dari intensitas gangguan, maka kegiatan ini dirediksi tidak akan berengaruh secara nyata terhada enurunan tingkat endaatan nelayan, karena areal yang dibutuhkan untuk embangunan dermaga sementara tidak terlalu luas dan areal tersebut bukan meruakan daerah tangkaan (fishing ground) utama ara nelayan di sekitar taak royek. Jika dibatasi luas areal lalu lintas kaal dan daerah tangkaan yang dirediksi akan terganggu adalah sekitar ± 100 hektar (Gambar 3-6). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-32

34 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT CEPR Jalan Nasional Gambar 3-6 Lokasi rencana embangunan dermaga sementara (temorary jetty) dan luas areal yang dirediksi akan terganggu. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-33

35 Prakiraan Damak Penting Disaming itu, ikan dan udang yang menjadi sasaran tangkaan nelayan ada umumnya daat berindah secara alamiah jika ada gangguan ada habitatnya. Sehingga nelayan-nelayan kecil (nelayan tradisional) masih daat melakukan enangkaan ikan dan udang di sekitar lokasi embangunan dermaga sementara. Berdasarkan beberaa ertimbangan tersebut, maka rencana kegiatan mobilisasi eralatan dan embangunan dermaga sementara dierkirakan tidak akan berengaruh secara nyata (significant) dan mendasar terhada erubahan tingkat endaatan nelayan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-24 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Keterangan Jumlah nelayan yang akan terkena damak gangguan aktifitas nelayan adalah sebanyak ± 255 nelayan atau sekitar 34,3% dari total nelayan di 5 (lima) desa studi. Namun gangguan tersebut tidak akan berengaruh secara nyata terhada tingkat endaatan nelayan tersebut. Luas wilayah sebaran damak dari gangguan aktifitas nelayan, hanya terkonsentrasi ada nelayan-nelayan kecil yang menggunakan erahu tana motor dan erahu dengan motor tana layar, yang beroerasi di sekitar lokasi rencana embangunan dermaga sementara. Jika dikaji dari asek lamanya damak mobilitas eralatan melalui dermaga sementara berlangsung selama ±7 bulan. Namun gangguan nelayan di sekitar lokasi kegiatan akan terus berlangsung hingga embangunan dermaga ermanen dan Taha Oerasi. Intensitas damak enurunan endaatan nelayan selama mobilisasi eralatan melalui dermaga sementara relatif kecil atau tidak akan berengaruh secara nyata terhada tingkat endaatan nelayan. Damak turunan hanya satu yaitu erubahan ersesi dan sika masyarakat. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan nelayan ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Damak ersesi dan sika masyarakat ini meruakan damak turunan dari damak erubahan endaatan yang bersumber dari 5 (lima) kegiatan ada Taha Konstruksi. Berdasarkan data Adendum Andal dan RKL-RPL 3-34

36 Prakiraan Damak Penting rona awal tentang ersesi kegiatan diketahui bahwa ersesi masyarakat yang bersifat ositif terhada rencana usaha dan/atau kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW diantaranya adalah dengan alasan bahwa rencana kegiatan akan membuka eluang berusaha bagi warga sekitar sebesar 7,18%. Lima kegiatan ada Taha Konstruksi akan membuka kesematan kerja bagi masyarakat lokal sebanyak orang. Disaming itu akan membuka eluang usaha dan kesematan kerja baru di bidang usaha enyediaan makanan dan rumah kontrakan sebanyak 656 orang. Dengan demikian dirediksi minimal akan ada enambahan jumlah masyarakat yang berersesi dan bersika ositif terhada rencana kegiatan konstruksi sebanyak orang. Jika dibandingkan dengan total jumlah enduduk di 5 (lima) desa studi sebanyak jiwa, maka tambahan jumlah enduduk yang berersesi dan bersika ositif terhada rencana kegiatan ada Taha Konstruksi sebesar 12,9%. Persentase masyarakat yang memiliki ersesi dan sika ositif ini dirediksi meningkat lebih besar lagi, terutama jika sebanyak orang yang menerima manfaat langsung dari adanya royek tersebut daat memengaruhi anggota keluarganya. Sedangkan damak gangguan aktifitas nelayan melaut memberikan damak turunan terhada ersesi dan sika masyarakat yang bersifat negatif. Minimal sebanyak ± 255 nelayan yang akan memiliki ersesi dan sika yang bersifat negatif. Jika jumlah tersebut dibandingkan dengan total rumah tangga yang bermata encaharian sebagai nelayan yaitu sebanyak ± 742 rumah tangga nelayan, maka minimal sebesar 34,3% rumah tangga nelayan akan memiliki ersesi negatif terhada kegiatan mobilisasi eralatan dan embangunan dermaga sementara ada Taha Konstruksi. Namun jika dibandingkan dengan total jumlah enduduk di lima desa studi, maka tambahan jumlah enduduk yang memiliki ersesi dan sika negatif terhada kegiatan konstruksi adalah sebesar 0,1%. Berdasarkan analisis sederhana terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat terhada rencana kegiatan ada Taha Konstruksi di atas, jika dihitung selisih besar damak antara enduduk yang memiliki ersesi dan sika ositif dengan enduduk yang memiliki ersesi dan sika negatif, maka selisih besar damaknya sebesar 12,8%. Artinya jumlah masyarakat yang berersesi ositif terhada rencana kegiatan embangunan ada Taha Konstruksi jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang akan berersesi dan bersika negatif. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-25 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada ersesi dan sika masyarakat. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah manusia yang akan menerima manfaat langsung dari adanya 5 (lima) kegiatan ada Taha Konstruksi adalah sebanyak ± orang. Jumlah masyarakat tersebut yang dirediksi akan memiliki ersesi dan sika ositif terhada kegiatan ada Taha Konstruksi. Jumlah manusia (yang berrofesi sebagai nelayan) yang akan menerima damak negatif langsung dari adanya kegiatan ada Taha Konstruksi adalah sebanyak ± 255 nelayan. Luas wilayah sebaran damak meliuti masyarakat di sekitar taak royek dan nelayan yang bermukim di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi yaitu terutama Desa Waruduwur, Desa Pangarengan, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti dan Desa Kanci. Luas wilayah sebaran damak akan lebih meluas lagi jika memerhitungkan lokasi asal tenaga kerja konstruksi yang bisa lintas kecamatan dan lintas Kabuaten Cirebon. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-35

37 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting 3 Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak Keterangan Damak memiliki intensitas tinggi, karena erubahan ersesi dan sika masyarakat ini akan berengaruh terhada keberlangsungan royek. Dalam engertian, jika ersesi dan sika masyarakat tidak dikelola dengan baik, maka berotensi untuk menimbulkan keresahan masyarakat dan bahkan konflik sosial. Damak ersesi dan sika ositi dari adanya eningkatan endaatan akan berlangsung selama kegiatan enyeraan tenaga kerja ada Taha Konstruksi (50 bulan). Sedangkan Intensitas damak erubahan ersesi dan sika masyarakat yang bersifat negatif relatif kecil, namun lamanya damak berlangsung selama 7 bulan dan damak gangguan aktivitas nelayan juga dimungkinkan berlangsung hingga Taha Oerasi. Tidak terdaat damak turunan dari erubahan ersesi dan sika masyarakat. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d) Gangguan Penyakit Besaran Damak Damak kesehatan yang timbul dari kegiatan mobilisasi eralatan dan material adalah gangguan ada saluran ernafasan khususnya ISPA. Hal ini terjadi karena eningkatan konsentrasi debu bangkitan terjadi ketika kendaraan melintas dan diengaruhi juga oleh faktor iklim (suhu, curah hujan dan keceatan angin) sehingga mencaai ke emukiman terdekat. Peningkatan konsentrasi debu (PM 10 ) di Desa Kanci, Waruduwur dan Astanamukti masih dibawah baku mutu lingkungan (<150 g/nm 3 ) berdasarkan PP RI No. 41/1999. Akan tetai Menurut WHO, karakteristik, konsentrasi dan waktu aaran olutan akan memengaruhi risiko terhada kesehatan. Nilai konsentrasi debu (PM 10 ) yang daat mengakibatkan gangguan kesehatan yaitu sebesar 50 g/m 3. Rata-rata angka revalensi ISPA di 3 Kecamatan (Mundu, Astanajaura dam Pangenan) yang dilewati kendaraan untuk mobilisasi eralatan dan material sebanyak 145 kasus er 1000 enduduk. Dengan adanya kegiatan ini dierkirakan terjadi eningkatan kasus enyakit saluran ernafasan (ISPA) ada kelomok rentan yang tinggal di Desa Kanci, Waruduwur dan Astanamukti sebanyak 36 kasus er 1000 enduduk-tahun. Jumlah ini bisa melebihi dari yang dierkirakan, karena ISPA meruakan infeksi saluran ernafasan yang disebabkan oleh multi faktor, baik kondisi fisik udara, kuman atogen dan juga virus (Dekes RI). Faktor lain yang daat memengaruhinya seerti status gizi, kebiasaan merokok di dalam ruangan, engelolaan samah dengan cara dibakar serta ventilasi ruangan. Oleh karena itu, olusi udara (debu) bukan enyebab tunggal terhada kejadian ISPA. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-36

38 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan enyakit daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-26 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan enyakit. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak Keterangan Masyarakatyang tinggal yang tinggal Desa Kanciblok Karangmulya, Desa Waruduwur blok Kandawaru dan Desa Astanamukti yang berdekatan dengan jalur mobilisasi eralatan dan material. Daerah yang dilewati untuk kegiatan mobilisasi eralatan dan material yaitu Desa Kanci Kulon, Waruduwur dan Astanamukti. Gangguan ada saluran ernafasan ini bersifat akut dan daat sembuh dalam beberaa hari. ISPA sendiri akan sembuh dengan atau tana engobatan. Gangguan ada saluran ernafasan daat hilang timbul seiring dengan teraar oleh artikulat dan faktor lainnya. Damak turunan akibat meningkatnya gangguan ada saluran ernafasan (ISPA) akan berotensi terhada ersesimasyarakat yang negatif. Damak tidak bersifat kumulatif, karena artikulat yang terhiru saluran ernafasan belum daat mengakibatkan efek kronis. Dengan menurunnya mobilisasi kendaraan kualitas udara akan kembali ada kondisi semula, hal ini akan diiringi dengan enurunan kasus gangguan ada saluran ernafasan (ISPA). Pengobatan yang sudah modern daat menurunkan dengan ceat kasus ISPA Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, gangguan enyakit ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d) Peningkatan Lalu Lintas Darat Besaran Damak Damak Peningkatan/gangguan lalu lintas darat muncul karena kegiatan Mobilisasi erlatan dan material, sesuai dengan rencana kegiatan, bahwa mobilisasi material untuk urugan tanah akan membangkitkan jumlah kendaraan er harinya adalah ±200 unit truk er hari berkaasitas 20 m 3, waktu yang dierlukan untuk mobilasi material urugan adalah ± 10 Bulan. Dengan demikian ruas jalan antura akan terjadi enambahan jumlah kendaraan selama ± 10 Bulan, jika diasumsikan waktu yang dugunakan untuk memobilisasi kendaraan adalah jam (12 Jam), berarti dalam sejamnya akan terjadi enambahan kendaraan sekitar 17 Kendaraan. Simulasi yang akan dilakukan adalah menambahkan beban lalu lintas keada ruas jalan ada hari yang adat, adaun untuk engamatan titik 1 (jalan masuk royek sebelah timur) Adendum Andal dan RKL-RPL 3-37

39 Prakiraan Damak Penting berdasarkan rona lingkungan awal terdaat ada hari Sabtu, sedangkan untuk engamatan titik 2 (Daerah Kandawaru) terdaat ada Hari Senin, adaun kinerja ruas jalan setelah di bebankan oleh rencana mobilisasi material urugan, daat dilihat ada tabel di bawah ini: Tabel 3-27 Simulasi Pembebanan Ruas Jalan Pengamatan Titik 1. JAM KENDARAAN SMP BANGKITAN BANGKT SMP SIMULASI DMPK Ke Jateng SABTU SABTU SABTU SABTU SABTU Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon , ,4 20, , ,6 442, ,4 20, , ,7 393, ,4 20,4 312,1 414, ,7 597, ,4 20,4 502,1 618, , ,4 20,4 672,4 507, ,7 636, ,4 20,4 673,1 657, ,8 809, ,8 20,4 1344,6 829, , ,8 23,8 1366,8 1059, ,4 1053, ,8 23,8 1365, ,2 1047, ,8 23, , ,4 20,4 811,4 960, , ,4 20,4 754,4 907,2 Hasil Analisa Konsultan. Tabel 3-28 Simulasi V/C Ratio dan LOS Ruas Jalan Pengamatan Titik 1. JAM WITHOUT SABTU WITH SABTU Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon V/C LOS V/C LOS V/C LOS V/C LOS 0-1 0,11 A 0,12 A 0,11 A 0,12 A 1-2 0,09 A 0,12 A 0,09 A 0,12 A 2-3 0,08 A 0,10 A 0,08 A 0,11 A 3-4 0,13 A 0,16 A 0,13 A 0,16 A 4-5 0,17 A 0,13 A 0,18 A 0,13 A 5-6 0,17 A 0,17 A 0,18 A 0,17 A ,34 A 0,21 A 0,35 A 0,22 A ,35 A 0,27 A 0,36 A 0,28 A ,35 A 0,27 A 0,36 A 0,28 A ,32 A 0,27 A 0,32 A 0,28 A ,21 A 0,24 A 0,21 A 0,25 A ,19 A 0,23 A 0,20 A 0,24 A Adendum Andal dan RKL-RPL 3-38

40 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-29 Simulasi Pembebanan Ruas Jalan Pengamatan Titik 2. JAM KENDARAAN SMP BANGKITAN BANGKT SMP SIMULASI DMPK Ke Jateng SENIN SENIN SENIN SENIN SENIN Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon ,9 139, ,4 20,4 289,3 160, ,5 166, ,4 20,4 251,9 187, ,6 140, ,4 20, , ,7 130, ,4 20,4 155,1 150, ,6 104, ,4 20, , ,1 144, ,4 20,4 241,5 165, ,2 570, ,4 20,4 533,6 590, ,8 493, ,4 20,4 462,2 513, ,3 449, ,8 20,4 435, ,5 437, ,4 20,4 474,9 457, ,7 258, ,4 20,4 302,1 279, ,4 268, ,4 20,4 325,8 289,3 Hasil Analisa Konsultan. Tabel 3-30 Simulasi V/C Ratio dan LOS Ruas Jalan Pengamatan Titik 2. JAM WITHOUT SENIN WITH SENIN Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon V/C LOS V/C LOS V/C LOS V/C LOS 0-1 0,07 A 0,04 A 0,08 A 0,04 A 1-2 0,06 A 0,05 A 0,07 A 0,05 A 2-3 0,05 A 0,04 A 0,06 A 0,04 A 3-4 0,04 A 0,04 A 0,04 A 0,04 A 4-5 0,03 A 0,03 A 0,03 A 0,03 A 5-6 0,06 A 0,04 A 0,07 A 0,04 A ,14 A 0,15 A 0,14 A 0,16 A ,12 A 0,13 A 0,13 A 0,14 A ,11 A 0,12 A 0,12 A 0,13 A ,12 A 0,12 A 0,13 A 0,12 A ,08 A 0,07 A 0,08 A 0,08 A ,08 A 0,07 A 0,09 A 0,08 A Dari hasil simulasi embebanan ada engamatan titik 1 mauun engamatan titik 2, hasilnya indikator kinerja V/C ratio masih di bawah yang di syaratkan yaitu 0,75 Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan lalu lintas darat daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-39

41 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-31 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan lalu lintas darat. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Keterangan Yang terkena damak adalah engguna jalan yang melintas di ruas jalan Pantura yang berbarengan dengan jam mobilisasi material, dimana jumlah kendaraan aling sedikit adalah 122 kendaraan/ jam, sedangkan jumlah kendaraan terbanyak adalah 1381 kendaraan/ jam Luas wilayah enyebaran damak adalah ruas jalan Pantura yang dilalui oleh kendaraan yang memobilisasi material Lama damak berlangsung adalah setia hari selama dari jam (12 Jam) selama kurang lebih 10 Bulan Intensitas mobilisasi adalah setia 3,5 menit terdaat enambahan 1 kendaraan Komonen lingkungan yang terkena damak turunan jika tidak dikelola dengan baik adalah kebisingan, eningkatan udara ambient (damak sekunder), kesehatan masyarakat dan ersesi masyarakat (damak tersier) 5 Sifat kumulatif damak Damak tidak berdamak kumulatif 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Setelah selesai kegiatan mobilisasi, maka enambahan kendaraan tidak akan terjadi, sehingga kondisinya daat berbalik keada kondisi sebelumnya Damak daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan dan teknologi yang tersedia. Berdasarkan hasil sifat enting damak, maka damak mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi terhada eningkatan lalu lintas darat tergolong sebagai damak enting (d) Pematangan Lahan dan Penyiaan Areal Kerja Penurunan Kualitas Udara Ambien Besaran Damak Dalam kaitannya dengan sumber luasan, sebaran emisi dari ematangan dan enyiaan lahan yang menemati luasan maka daat dikembangkan dari erhitungan sumber titik disersi olusi udara (ersamaan Gauss) menjadi sumber luasan. Jika ada luasan segi emat seerti Gambar 3-7 di bawah, maka daat ditarik garis ke belakang sisi kanan dan kiri luasan tersebut berlawanan arah angin sehingga bertemu di satu titik. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-40

42 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-7 Modifikasi erhitungan sumber titik menjadi sumber area. Jika level muka tanah, maka: σ yo S 4,3 Dimana: S = Lebar area segi emat yang ditinjau, m yo = Koefisien disersi horisontal, m (nilainya meruakan fungsi dari arah angin, x, dan kestabilan atmosfer). σ yo meruakan (x + x o ), tetai σ z hanya fungsi x. Dengan mengetahui keceatan angin dan kondisi cuaca maka daat ditentukan kelas stabilitas atmosfer berdasarkan lokasi enerima ada jarak arah angin x, sehingga daat dieroleh nilai σ y dan σ z Setelah diketahui σ yo yang meruakan fungsi (x+xo), maka berlaku ersamaan 1 : dan kemudian konsentrasi olutan (TSP) ada lokasi enerima (resetor) daat dihitung dengan ersamaan berikut: C x,0,0;h π σ Q y(x x0) σ z u Dimana: C = Konsentrasi akhir udara ambien dalam satuan µg/m 3 Q = Laju emisi olutan (gram/detik) u = Rata-rata keceatan angin (m/detik) z = Koefisien disersi vertikal (meter) yo = Koefisien disersi horisontal, m Sedangkan untuk σ z dihitung dengan ersamaan berikut: Kestabilan atmosfer ditentukan berdasarkan keceatan angin dan kondisi cuaca (Tabel 3-32) sedangkan konstanta-konstanta untuk rumus σ y dan σ z diberikan dalam Tabel Cooer, C.D. and F.C. Alley Air ollution Control: A Design Aroach. Waveland Press: Michigan, USA. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-41

43 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-32 Klasifikasi stabilitas atmosfer. Tabel 3-33 Konstanta untuk rumus y dan z fungsi kestabilan atmosfer. Kegiatan ematangan dan enyiaan lahan meliuti kegiatan erataan tanah dengan bulldozer, menaikkan tanah dengan scraer, mengeluarkan tanah dari scraer, mengangkut tanah dari lokasi dengan scraer, engeluaraan tanah dari truk serta emadatan tanah di taak royek seluas ±40,03 ha. Perhitungan erkiraan konsentrasi TSP selama kegiatan ematangan dan enyiaan lahan ditunjukkan ada Tabel Tabel 3-34 Prakiraan konsentrasi TSP untuk kegiatan ematangan dan enyiaan lahan. No. Kegiatan Total Emisi Jumlah Faktor gr/detik gr/detik Unit diindahkan/ lb/40 ha Emisi utk 40 Eff=50% * gerakan wkt 7 bl* ** ha 1. Meratakan tanah - Bulldozer 0,75 lb/ton ton ,4 13,21 2. Scraers menaikkan to soil 0,04 lb/ton ton Scraer mengeluarkan to soil 20,2 lb/vmt VMT ** Scraers dalam engangkutan 0,6 lb/vmt VMT Grading 0,6 lb/vmt VMT Truk unloading tanah urug 0,00068 lb/ton ton Pemadatan 0,75 lb/ton ton ,4 13,21 Jumlah 55,07 27,54 Keterangan: *Tinggi urugan = 2,5m - 0,3 m = (tinggi yang diinginkan - tinggi sebelumnya)= 2,2 m (2,5 m 0,3 m). **VMT=Vehicle miles travelled (Jarak dalam mile, yang ditemuh kendaraan). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-42

44 Prakiraan Damak Penting ***Direncanakan enyiaan lahan 40 Ha memerlukan waktu 7 bulan, jadi, enyiaan untuk 1 ha memerlukan waktu sekitar: 5,25 hari. Angga luasan 1 ha berbentuk: 100 m x 100 m, sehingga S = 100m. Faktor emisi tsb adalah untuk TSP tana engelolaan; jika ada engelolaan misalnya enyiraman dsb, maka efisiensi = 50%. Diasumsikan ematangan lahan dilakukan ada lahan seluas 40 ha dengan waktu total 7 bulan. Berdasarkan erhitungan ada Tabel 3-34, dieroleh total emisi TSP tana engelolaan sebesar 56,36 gram/detik; jika dilakukan engelolaan (enyiraman, dsb) terhada kegiatan ematangan lahan, maka emisi TSP dirediksi sebesar 27,54 gram/detik. Deangan luas lahan 40 ha berbentuk segiemat dengan dimensi 600 m x 6670 m, maka luas lahan taak royek adalah m 2, sehingga nilai eubah S menjadi 600 m (Gambar 3-8). Gambar 3-8 Ilustrasi taak royek. Berdasarkan data rona lingkungan awal untuk angin, keceatan angin maksimal adalah 5 m/detik. Berdasarkan data keceatan angin maksimal, dierkirakan ersebaran TSP selama kegiatan ematangan lahan sebagai scenario kondisi terburuk (worst scenario) dengan stabilitas atmosfer klas B, dieroleh ersebaran TSP dengan jarak masing-masing 100, 150, 200, 300, 500, 750 dan 1000 m dirunjukkan ada Tabel Tabel 3-35 Prakiraan konsentrasi TSP untuk kegiatan ematangan dan enyiaan lahan. X,m (m) y (m) z (m) x+x o (m) y(x+xo) (m) C (x,0,0;0) (µg/m 3 ) ,91 10,86 982,70 153, , ,61 15, ,70 160,55 711, ,00 20, ,70 167,48 521, ,17 30, ,70 181,25 322, ,95 51, ,70 208,42 163,8 750,0 120,6 79,9 1632,7 241,8 90, ,00 109, ,70 274,65 58,1 Keterangan: Q = g/detik. 40 ha, u = 5 m/dtk dan S = 600m, σ yo = m dan x o = km, Adendum Andal dan RKL-RPL 3-43

45 Prakiraan Damak Penting Berdasarkan Gambar 3-8, diketahui jarak x dihitung dari garis tengah luasan taak royek. Dengan demikian, dieroleh bahwa enyebaran TSP dengan jarak 1/2 x anjang luasan (667m) = 333,5 m berada dalam lokasi lahan, sehingga diketahui bahwa ada Q = 27,54 gram er detik, ada jarak ,5m = 166,5 m dari tei luasan lahan yang dilakukan enyiaan akan menerima kadar TSP sebesar 163,8 ug/m 3. Untuk konsentrasi TSP sebesar 230 ug/m 3 (nilai baku mutu PP RI No. 41/1999) akan tercaai ada jarak 416,5 meter dari garis usat luasan atau ada jarak 416,5 333,5 =83 meter dari tei lahan arah angin. Daat disimulkan bahwa ada jarak lebih dari 83 meterdari batas lahan (arah angin) otensi damak kualitas udara (TSP) dari kegiatan ematangan dan enyiaan lahan telah di bawah nilai baku mutu berdasarkan PP RI No. 41/1999. Persebaran TSP akan bergerak sesuai dengan erindahan enyiaan lahan yang berindah selama 7 bulan oerasi dan juga arah angin lokal yang akan terjadi. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada enurunan kualitas udara ambien daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-36 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada enurunan kualitas udara ambient. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Keterangan Kontribusi enyebaran olutan TSP ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada emukiman enduduk terdekat dikategorikan minor karena jarak emukiman terdekat dengan lokasi kegiatan berkisar ±700 meter. Luas sebaran artikulat khususnya untuk arameter TSP relatif rendah setelah jarak 83 m dari sumber damak. Artinya ara ekerja mauun enduduk yang berada ada jarak 150 m dari tei lahan sebagai sumber damak tidak akan terkena damak yang signifikan karena sudah di bawaah baku mutu. Jarak emukiman terdekat dengan lokasi royek berkisar ±700 meter. Damak berlangsung ada saat kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja ada Taha Konstruksi selama lebih kurang satu tahun. Intensitas damak TSP di bawah baku mutu (230 µg/m 3 ) dierkirakan terjadi ada jarak <83 m dari kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja. Dengan jarak terhada resetor sensitif yakni emukiman terdekat berkisar ada ±700 meter, maka intensitas Komonen lingkungan lain yang terkena damak tidak ada karena konsentrasi debu tidak samai ada lokasi ermukiman sehingga tidak ada damak sekunder ada kesehatan yang tidaak berdamak lanjutan terhada ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif, karena emisi artikulat akan langsung terdisersi ke udara ambien. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-44

46 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Mengingat emisi TSP akan terdisersi dan terdeosisi dalam ruang udara ambien, maka damak akan berbalik setelah beberaa waktu berlangsung. Bangkitan artikulat akan kembali ke kondisi semula aabila kegiatan ematangan lahan telah selesai. 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia misalnya eralatan alat berat yang beremisi rendah dan efisien. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan ematangan dan enyiaan areal kerja ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada enurunan kualitas udara ambien masuk ke dalam kategori damak tidak enting (d) Peningkatan Kebisingan Kegiatan Pematangan dan Penyiaan Areal Kerja Besaran Damak Kegiatan ematangan dan enyiaan areal kerja di lahan taak royek seluas 40,03 Ha dierkirakan menimbulkan damak kebisingan dari engoerasian kendaraan dan alat-alat berat seerti backhoe, bulldozer, excavator dan dum truck di sekitar taak royek. Perhitungan tingkat kebisingan berdasarkan akumulasi jumlah kendaraan dan alat berat yang digunakan kemudian dihitung sesuai jarak ke emukiman terdekat. Dierkirakan tingkat kebisingan backhoe adalah 95 db(a), bulldozer 95 db(a), excavator 98 db(a) dan dum truck 105 db(a), maka akumulasi kebisingan dari kendaraan alat berat tersebut dihitung dengan ersamaan berikut: L -result = 10.log (10 L L2 +10 L Lx ) (1) Dimana: L -result : tingkat kebisingan hasil enjumlahan L1 Lx: tingkat kebisingan berbagai sumber Berdasarkan hasil erhitungan dengan menggunakan ersamaan 1 di atas, aabila seluruh kendaraan alat berat beroerasi di waktu yang bersamaan, maka dieroleh tingkat kebisingan sebesar 101,1 db(a). Tingkat kebisingan akan menurun akibat dengan bertambahnya jarak dari sumber suara yang dihitung dengan menggunakan ersamaan line source (KLH, 2009) sebagai berikut: L = Lw-20log 10(r)-5 db (2) Dimana: L = Tingkat kebisingan line source (sound ressure level) Lw = Tingkat sumber kebisingan (sound ower level) r = Jarak dari sumber bising (dalam meter) Dengan menggunakan ersamaan 2 di atas, menunjukkan bahwa ada jarak 80 meter tingkat kebisingan telah memenuhi baku mutu yang ditetakan (Gambar 3-9). Sedangkan jarak emukiman terdekat dengan lokasi royek adalah berkisar ±700 meter ke arah selatan taak royek. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-45

47 Prakiraan Damak Penting 120 Tingkat Kebisingan db(a) Jarak (meter) Akumulasi Kebisingan Baku Mutu Gambar 3-9 Prakiraan tingkat kebisingan dari ematangan dan enyiaan lahan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada eningkatan kebisingan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-37 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada eningkatan kebisingan. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Tidak ada kontribusi tingkat kebisingan terhada emukiman enduduk terdekat dengan lokasi taak royek, sehingga tidak ada enduduk di desa terdekat yang terkena damak kebisingan. Area dalam radius 80 meter dari sumber kebisingan. Damak hanya akan berlangsung selama Taha Konstruksi yaitu berkisar ±7 bulan. Intensitas kebisingan bersifat sementara dan tingkat kebisingan yang samai ke emukiman terdekat memenuhi baku mutu yang ditetakan. Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif karena kebisingan ada kegiatan ini jauh dari emukiman terdekat. Damak daat diulihkan (berbalik). Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan ematangan dan enyiaan areal kerja ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada eningkatan kebisingan masuk ke dalam kategori damak tidak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-46

48 Prakiraan Damak Penting Peningkatan Erosi & Sedimentasi Besaran Damak Kegiatan engurugan lahan tambak dan rawa intermittent di sekitar vegetasi bakau ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja akan menghilangkan ematang tambak garam (teras) dan cekungan rawa intermittent sehingga menyebabkan eningkatan nilai faktor tindakan konservasi tanah (faktor P) ada formula enduga erosi USLE. Pematang tambak yang semula daat berfungsi sebagai sediment tra (dengan nilai faktor P ± 0.04) hilang tertimbun tanah urugan dan diadatkan sehingga nilai faktor P meningkat drastis menjali ±1.0. Selain itu engurugan tanah yang diadatkan juga akan menurunkan jumlah air yang diresakan (diinfiltrasikan) kedalam tanah sehingga akan meningkatkan erosi tanah. Faktor keekaan tanah juga dirediksi mengalami eningkatan. Dengan mengasumsikan nilai faktor P =1, K = 0.34, LS 0,997, C=1, dan R=2551.2, maka erosi yang terjadi sebesar ton/ha/tahun. Jika kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu 7 bulan ada lahan seluas 40.3 hektar, maka jumlah tanah yang tererosi sebesar ton. Dengan memertimbangkan nilai SDR (sedimen delivery ratio) sekitar 0.4, maka hasil sedimen yang dieroleh adalah ton. Sedimen tersebut akan terbawa limasan ermukaan menunju saluran drainase dan atau daerah yang lebih rendah (cekungan). Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada eningkatan erosi & sedimentasi daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-38 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada eningkatan erosi & sedimentasi. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Jumlah tanah yang tererosi akan terbawa limasan ermukaan yang sebagian diantaranya terdeosisikan di dalam saluran drainase, daerah cekungan disekitar lokasi royek 2 Luas wilayah enyebaran damak Jumlah sedimen yang tererosi dari kegiatan ematangan dan enyiaan areal kerja daat memengaruhi kualitas air di daerah hilir royek (air laut dangkal yang berbatasan dengan areal taak royek). Jumlah sedimen yang terbawa limasan ermukaan juga akan terdeosisi kembali di daerah antai dimana saluran drainase bermuara. Oleh karena itu damak yang ditimbulkan dikatagorikan sebagai damak enting. 3 Lama nya damak berlangsung Erosi dan sedimentasi hanya terjadi ada roses ematangan lahan, dimana erosi dan sedimentasi menjadi sangat rendah ketika lahan tersebut telah berubah menjadi lahan terbangun. Damak erosi dikatagorikan sebagai damak negatif tidak enting. Intensitas damak Erosi dan sedimentasi hanya terjadi ada roses ematanagan lahan. Erosi yang ditimbulkan akibat kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja biasanya terjadi dalam bentuk erosi lembar, erosi arit dan erosi gully aabila kegiatan tersebut tidak dikelola dengan baik. 4 Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Erosi dan sedimentasi menimbulkan damak sekunder (turunan) berua menurunnya kualitas aliran ermukaan akibat meningkatnya kandungan sedimen (terutama susended load) dan unsur/senyawa lain yang daat mengganggu kesetimbangan dinamik ekosistem erairan terutama biota air. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-47

49 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 5 Sifat kumulatif damak Damak erosi tanah dari suatu tahaan kegiatan/ekerjaan akan terakumulasi dengan tahaan berikutnya sehingga secara simultan akan menyebabkan damak tersebut semakin besar, sehingga damak erosi tersebut dikatagorikan sebagai akumulatif. 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Erosi tanah menyebabkan hilangnya tanah beserta unsur hara dan mineral yang terkandung didalamnya. Damaknya dikatagorikan sebagai tidak berbalik. 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Damak yang ditimbulkan daat minimalkan oleh teknologi yang tersedia Damak ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erosi dan sedimentasi dikategorikan sebagai damak enting (d) Peningkatan Debit Air Larian/Limasan Besaran Damak Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja melalui engurugan dan emadatan tanah, asir dan batu mengakibatkan tertutunya sebagian besar lahan dengan erkerasan. Taak rencana lokasi embangunan PLTU meruakan lahan tambak garam dengan sistem etak lahan yang dibatasi oleh ematang, sehingga lahan tambak garam tersebut daat berfungsi sebagai enamung air hujan sehingga limasan aliran ermukaan yang keluar dari lahan tersebut relative rendah. Lahan lainnya yang ditumbuhi oleh vegetasi bakau berua cekungan (rawa) yang juga daat mengintersesi sebagian air hujan. Sebagai akibatnya koefisien run off ada lahan tersebut dirediksi sekitar 0,25 (ada kondisi curah hujan yang rendah, semua air hujan daat tertamung ada lahan ladang garam dan rawa hutan bakau, sehingga koefisien run off daat menjadi nol). Kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja akan mengubah eruntukan lahan yang semula tambak garam dan vegetasi bakau menjadi lahan terbangun dengan koefisien run off menjadi 0,8. Dengan luas lahan ematangan sebesar 40,03 hektar dan curah hujan rataan tahunan sebesar 2634 mm, kegiatan ematangan lahan akan meningkatkan limasan ermukaan sebesar m 3 /tahun. Aabila intensitas hujan maksimum selama 24 jam sebesar 11,8 cm/jam, maka debit air limasan maksimum yang dihasilkan dari lahan ematangan sebesar m 3 /dt. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada eningkatan debit air larian/limasan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-39 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada eningkatan debit air larian/limasan. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja dilakukan ada areal lahan tambak garam garaan masyarakat setemat yang sudah dibebaskan sehingga, tidak ada manusia yang terkena damak. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-48

50 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 2 Luas wilayah ersebaran damak Peningkatan limasan ermukaan dari areal taak royek akan mengalir ada saluran drainase yang terdaat disekitar lokasi royek atau saluran drainase yang sengaja dibuat ada lokasi taak royek. 3 Lama nya damak berlangsung Damak berjalan cuku lama yaitu selama masa konstruksi Intensitas damak Kelebihan air limasan ermukaan ada musim enghujan, sehingga sebagian besar air hujan (air tawar) akan segera dibuang melalui saluran drainase menuju laut. 4 Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Peningkatan limasan ermukaan juga akan meningkatkan jumlah sedimen dan kandungan unsur/senyawa yang terbawa masuk kedalam saluran drainase. Damak limasan ermukaan dikatagorikan sebagai damak negatif enting. 5 Sifat kumulatif damak Peningkatan limasan ermukaan ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja (Taha Konstruksi) akan terus berlanjut hingga Taha Oerasi (ketika taak royek telah berubah menjadi lahan terbangun). Namun demikian karena eningkatan limasan ermukaan tersebut terjadi ada waktu yang berbeda (tidak bersamaan), maka damaknya dikatagorikan sebagai tidak akumulatif. 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Damak eningkatan air limasan akan kembali seerti sedia kala ketika kegiatan telah selesai 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Damak yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia Damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada limasan ermukaan dikategorikan sebagai damak enting (d) Penurunan Kualitas Air Sungai Besaran Damak Penurunan kualitas air meruakan damak turunan akibat meningkatnya air limasan serta terajdinya erosi dan sedimentasi dari kegiatan ematangan lahan ada area seluas ±40,03 ha ada Taha Konstruksi.Berdasarkan hasil analisis, dierkirakan kegiatan ematangan lahan berotensi menyebabkan masuknya 8.132,1 ton sedimen kedalam sungai (selama 7 bulan masa Konstruksi) atau sebesar 38,72 ton/hari. Hal ini daat mengakibatkan eningkatan kadar TSS dalam air sungai, sehingga kualitas air di Sungai Cikanci-2 dan Cialuh menurun. Dengan kondisi saat ini, yaitu sebelum dilakukannya kegiatan, hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kandungan TSS di Sungai Kanci-2 berkisar antara mg/l, sementara di Sungai Cialuh kadar TSS berkisar antara mg/l. Kadar tersebut masih sesuai dengan baku mutu kuailtas air menurut PP No. 82/2001 sebesar 400 mg/l. Konsentrasi TSS karena adanya kegiatan bisa dihitung dengan menggunakan ersamaan dari Gordon et al (2004) sebagai berikut: Qs = 0,0864Qd*Ct Dimana, Qs = buangan sedimen tersusensi (ton/hari), dieroleh dari komonen erosi dan sedimentasi, Qd = debit harian rata-rata (m 3 /detik), berdasarkan survey PT Geoindo (2015) debit di Sungai Cikanci berkisar antara 0,006-0,092 m 3 /det dan Sungai Cialuh berkisar antara 0,013-0,145 m 3 /det. Ct = konsentrasi TSS harian (mg/l). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-49

51 Prakiraan Damak Penting Dengan menggunakan ersamaan di atas dengan asumsi roorsi buangan sedimen yang masuk ke masing-masing sungai sebesar 50% dari total sedimen yang ditimbulkan kegiatan embukaan lahan (19,36 ton/hari), maka eningkatan konsentrasi TSS setelah ada kegiatan untuk Sungai Cikanci-2 berkisar antara 1,37 18,52 mg/l, dan untuk Sungai Cialuh sebesar 2,97 11,75 mg/l. Dengan adanya enambahan tersebut, konsentrasi TSS di kedua sungai masih memenuhi Baku Mutu. Selain itu, selama Taha Konstruksi akan dibuat kolam-kolam engendaan (sedimentation onds) dengan kaasitas dan desain yang sesuai agar air limasan tidak langsung masuk ke dalam badan sungai atau laut dan memenuhi baku mutu yang berlaku. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada enurunan kualitas air sungai daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-40 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada enurunan kualitas air sungai. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak Sifat Penting Damak 3 Lamanya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Sungai Cikanci-2 dan Cialuh saat ini dimanfaatkan oleh enduduk untuk drainase dan kegiatan endukung ertanian dan erikanan. Damak yang terjadi hanya terbatas ada segmen sungai mulai dari outlet ke muara yang berjarak sekitar 500 m. Damak berlangsung sementara yaitu hanya selama ± 7 bulan Intensitas damak relatif kecil dan masih memenuhi baku mutu. Penurunan kualitas air yang bersifat sementara yang berdamak ada erubahan komunitas biota sungai. Damak tidak bersifat kumulatif karena sungai memiliki karakteristik yang dinamis dimana TSS yang masuk akan langsung mengalir menuju ke laut. Damak enurunan kualitas air akan kembali seerti sedia kala ketika kegiatan telah selesai. Penurunan kualitas air sungai yang ditimbulkan oleh kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia Damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada kualitas air sungai dikategorikan sebagai damak tidak enting (d) Penurunan Kualitas Air Laut Besaran Damak Kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja ada Taha Konstruksi dilakukan ada area seluas ±40,03 ha daat menyebabkan enurunan kualitas air laut. Hal ini daat disebabkan oleh eningkatan kadar TSS di Sungai Cikanci-2 dan Cialuh sebagai akibat sedimentasi eningkatan air limasan dan erosi tanah yang berotensi masuk ke erairan laut. Selain itu, kegiatan ematangan lahan yang dilakukan di area dekat dengan laut berotensi menyebabkan Adendum Andal dan RKL-RPL 3-50

52 Prakiraan Damak Penting masukknya material tanah ke badan air laut. Damaknya akan mengakibatkan eningkatan kadar TSS dalam air laut sehingga kualitas air laut akan menurun. Hasil analisis laboratorium menunjukkankonsentrasi TSS di erairan laut sekitar lokasi kegiatan tertinggi sebesar 33 mg/l. JIka diasumsikan semua TSS dari sungai masuk ke laut, maka adanya kegiatan embukaan lahan dan enyiaan areal kerja dierkirakan terjadi eningkatan konsentrasi TSS sebesar minimal sebesar 11,75 18,52 mg/l. Dengan adanya eningkatan ini, konsentrasi TSS di erairan laut masih memenuhi baku menurut Kemen LH No. 51/ Selain itu, dalam ekerjaan engurugan di Taha Konstruksi akandibuat kolam-kolam engendaan dan SOP agar material tanah urug tidak masuk ke badan air laut. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada enurunan kualitas air laut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-41 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada enurunan kualitas air laut. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Damak enurunan kuaitas air memberikan engaruh keada sebagian kecil enduduk di sekitar lokasi, yaitu etambak garam. Namun mengingat, tambak garam akan diakuisisi oleh PT CEPR, maka jumlahnya akan semakin kecil. Luas ersebaran damak akan terbatas di erairan laut sekitar lokasi kegiatan. Damak berlangsung sementara selama Taha Konstruksi yaitu selama ± 7 bulan Intensitas damak relatif kecil dan berlangsung sesaat selama kegiatan konstruksi, sehingga damak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak enting. Tidak ada, karena damak tergolong masih memenuhi baku mutu yang berlaku. Damak tidak bersifat kumulatif karena TSS yang masuk akan terdisersi oleh air laut. Damak enurunan kualitas air akan kembali seerti sedia kala ketika kegiatan telah selesai. Penurunan kualitas air laut yang ditimbulkan oleh kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia Damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada kualitas air laut dikategorikan sebagai damak tidak enting (d) Perubahan Komunitas Flora Darat Besaran Damak Pada taha kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerjaakan dilakukan enebangan atau embabatan eohonan dan semak belukar yang tumbuh di atas lahan yang akan dibuka. Kegiatan tersebut akan menimbulkan damak berua gangguan ada komunitas flora yaitu Adendum Andal dan RKL-RPL 3-51

53 Prakiraan Damak Penting menyebabkan hilangnya jenis-jenis vegetasi tertentu dan berkurangnya keraatan serta tutuan vegetasi khususnya sebagian kecil mangrove yang berada di bagian utara lokasi rencana kegiatan/usaha. Gangguan ada struktur dan komosisi komunitas flora selanjutnya daat mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Berdasarkan hasil studi rona lingkungan hidu awal diketahui terdaat emat tie komunitas flora di lokasi studi yaitu, tie komunitas tambak garam/ikan, tie komunitas teian sungai (riarian), tie komunitas kebun dan ekarangan serta tie komunitas mangrove. Tie komunitas kebun ekarangan dan komunitas tambak garam/ikan meruakan tie komunitas non alami dan meruakan hasil modifikasi manusia. Tie komunitas teian sungai kondisinya juga sudah tidak alami lagi dan sebagian besar tak menyisakan tutuan vegetasi karena sudah dibuka menjadi tambak garam dan saluran air yang mengalirkan air laut ke tambak-tambak garam. Jumlah jenis dan keraatan flora di tiga tie komunitas tersebut tergolong sedikit dan kecil. Tie komunitas mangrove juga relatif sudah tidak alami lagi karena meruakan bekas bukaan tambak yang kini sudah direboisasi. Hal tersebut ditandai dengan lebar mangrove dari batas antai ke daratan yang tidak terlalu lebar hanya berkisar antara meter, dengan beberaa bagian telah dibuka untuk tambak, jarang dijumai mangrove tingkat tiang dan bahkan tidak dijumai mangrove tingkat ohon. Mengacu ada kriteria baku kerusakan mangrove berdasarkan Keutusan Menteri Nomor 201 Tahun 2004 tentang kriteria baku kerusakan mangrove dan Pedoman Pemantauan Kerusakan Mangrove, hutan mangrove di lokasi studi tergolong kategori rusak. Berdasarkan survei inventarisasi tercatat sedikitnya 26 jenis flora yang termasuk dalam 14 famili. Dari keseluruhan sesies yang ditemukan tidak terdaat jenis flora yang dilindungi berdasarkan eraturan-erundangan Reublik Indonesia (PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa). Emat jenis mangrove yang teramati di emat transek masuk dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dengan status tidak terancam unah atau Least Concern (LC). Tidak ditemukan sesies yang masuk kedalam daftar CITES (Convention on International Trade in Endangered Secies of Wild Flora and Fauna). Mangrove yang akan dibuka ada taha kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja akan dilakukan ada mangrove seluas ±1,64 hasedangkan hasil digitasi engamatan luas tutuan lahanmangrove di wilayah studi yang meliuti desa Kanci, Kanci Kulon, Waruduwur, dan Pengarengan mencaai total luas 15 ha. Dengan demikian, akan terjadi engurangan luas enutuan lahan mangrove sebesar ±10,93% dari luasan sebelumnya ±15 menjadi 13,36 ha. Berdasarkan analisis vegetasi mangrove ada emat transek engamatan, diketahui nilai keraatan mangrove tingkat semai ±11.363,64 individu/hektar dan tingkat ancang ±13.586,36 individu/hektar.dengan luasan mangrove yang dibuka sebesar ±1,64 ha, dirakirakan jumlah tegakan mangrove tingkat semai yang akan ditebang mencaai ± individu dan tegakan tingkat ancang mencaai ± individu. Keanekaragama jenis mangrove di emat titik transek engamatan tergolong rendah dengan kisaran antara 0,07 0,45 dan tergolong kategori keanekaragaman rendah, enyebaran jumlah individu tia sesies rendah dan kestabilan komunitas rendah (nilai indeks keanekaragaman <1). Dengan adanya embukaan dan embersihan lahan dari tegakan mangrove di lokasi taak royek, maka indeks keanekaragaman mangrove di lokasi tersebut akan menjadi nol dengan kategori keanekaragam rendah karena nilai indeks keanekaragaman <1. Dengan rakiraan damak tersebut maka disimulkan besaran damak enurunan keanekaragaman flora daat dikatakan negatif kecil bagi lingkungan. Analogi dengan PLTU Cirebon 1x660MW Berdasarkan Laoran Pemantauan RKL RPL eriode Desember 2014, dilaorkan bahwa komunitas mangrove di antai areal PLTU kaasitas 1x660 MW diketahui memiliki ketebalan antara m dari garis antai dengan struktur komunitas didominasi jenis ai-ai daun lebar (Avicennia officinalis L.) dan bakau hitam (Rhizoora mucronata Lmk.). Kedua jenis mangrove ini tumbuh ada tanah berlumur dan toleran ada substrat berasir. Dari hasil emantauan kondisi tanaman menunjukkan erubahan yang signifikan, ada emantauan semester I (Februari Aril 2014) dan semester II (Agustus Oktober 2014) mengalami eningkatan keraatan dan tingkat ertumbuhan yang baik. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-52

54 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas flora darat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-42 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas flora darat. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Mangrove diketahui memiliki fungsi ekologis sebagai habitat ikan dan temat ikan memijah, habitat enting bagi berbagai jenis burung, serta sebagai benteng alami dari gelombang tsunami. Mangrove juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar sebagai sumber obat alami, dan kayu bakar. Kondisi mangrove di lokasi studi tergolong rusak dengan keanekaragaman jenis rendah. Manfaat mangrove sebagai sumber obat dan kayu bakar dewasa ini semakin sedikit dikarenakan ketersediaan obat komersil dan bahan bakar gas, sehingga jumlah masyarakat yang memanfaatkannya relatif sedikit. Namun demikian kerusakan ada hutan mangrove secara masif daat berdamak luas bagi masyarakat ketika terjadi bencana tsunami dan tidak ada mangrove yang menjadi benteng alami 2 Luas wilayah enyebaran damak Sebaran damak tergolong kecil, yaitu hanya 1,64 ha atau sekitar ±10,93% dari luasan total mangrove yang ada seluas 15 ha. 3 Lama nya damak berlangsung P Lokasi mangrove yang ditebang tersebut akan beralih fungsi menjadi gedung PLTU dan fasilitasnya sehingga damak tersebut berlangsung lama ±25 selama tahun PLTU beroerasi. Intensitas damak Intensitas damak tergolong besar karena semua tegakan mangrove di lokasi yang terkena damak akan ditebang dan dibersihkan. Dengan luasan mangrove yang dibuka sebesar ±1,64 ha, dirakirakan jumlah tegakan mangrove tingkat semai yang akan ditebang mencaai ± individu dan tegakan tingkat ancang mencaai ± individu. 4 Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Menimbulkan damak sekunder dan damak lanjutan lainnya, hilangnya vegetasi berengaruh terhada keberlangsungan fauna yang ada di dalamnya (meruakan satu mata rantai kehiduan) 5 Sifat kumulatif damak Damak hanya terjadi ada luasan lahan areal kerja sehingga termasuk tidak akumulatif. 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Tegakan mangrove yang sudah ditebang tidak akan daat kembali tumbuh secara alami karena lahan mangrove yang ditebang berubah fungsi menjadi gedung PLTU dan fasilitasnya. 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tidak ada sesies endemik dan dari keseluruhan sesies yang ditemukan tidak terdaat jenis flora yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Emat jenis mangrove tergolong kategori tidak terancam (Least Concern) dan tidak ada jenis flora yang masuk dalam daftar CITES Berdasarkan hasil sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas flora darat tergolong damak damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-53

55 Prakiraan Damak Penting Perubahan Komunitas Fauna Darat Besaran Damak Damak erubahan komunitas fauna darat meruakan damak sekunder/turunan dari damak erubahan komunitas flora darat sebagai habitat fauna darat. Jumlah jenis fauna atau satwa liar yang teramati di lokasi kegiatan tergolong sedikit, yaitu total 70 jenis fauna yang terdiri atas dua jenis amfibi, tujuh jenis retil, 55 jenis burung dan enam jenis mamalia. Hal tersebut dikarenakan kondisi lokasi rencana kegiatan/usaha secara umum meruakan habitat non alamiah atau sudah termodifikasi oleh aktivitas manusia sebagian besar berua tambak garam, sebagian lainnya berua mangrove dengan kondisi rusak bekas bukaan lahan tambak garam yang direboisasi dan sebagian kecil lainnya berua kebun ekarangan. Tiga belas jenis fauna termasuk dalam jenisjenis yang dilindungi oleh emerintah melalui PP No. 7 tahun 1999 tentang engawetan jenis tumbuhan dan hewan. Tiga jenis fauna tergolong aendices II dan satu jenis lainnya masuk dalam aendices III CITES. Sebagian besar (50 jenis) fauna termasuk kategori tidak terancam (Least Concern), dua jenis tergolong hamir terancam (Near Threatened), namun tidak ada sesies masuk dalam kategori rentan atau terancam unah. Indeks keanekaragaman jenis amfibi (0,67) dan retil (0,32) tergolong rendah (<1), Indeks keanekaragaman jenis mamalia (1,53) tergolong sedang (nilai indeks 1 3), sedangkan indeks keanekaragaman jenis burung di sembilan titik engamatan bervariasi dari aling kecil 0,68 hingga aling besar 1,50. Secara umum dari hasil analisis diketahui keanekaragam jenis fauna di lokasi rencana kegiatan/usaha termasuk ketegori rendah hingga sedang. Penebangan atau embabatan eohonan dan semak belukar yang dilakukan ada taha embersihan lahan dan enyiaan areal kerja akan mengakibatkan habitat fauna hilang dan beralih fungsi menjadi gedung PLTU dan fasilitasnya. Sebagai akibat kehilangan habitat, maka sebagian besar fauna tidak akan daat dijumai lagi di lokasi tersebut, namun bukan dikarenakan unah akan tetai berindah ke habitat lain di sekitarnya yang tidak terganggu oleh kegiatan embangunan PLTU. Jenis-jenis yang memiliki daya adatasi tinggi dan kosmoolit (daat hidu di habitat di mana terdaat aktivitas manusia yang tinggi) mungkin masih daat dijumai. Jenis-jenis yang masih mungkin dijumai diantaranya Katak sawah, Kodok buduk, Bajing kelaa, Ular air, Walet, Layang-layang, Cicak terbang, Cicak rumah, Kadal kebun, Remetuk laut, Cabak kota, Burung gereja, Cabai jawa, Tekukur, Perkutut, Keke Babi, Cinenen kelabu, Cinenen jawa, Kutilang, Kalong, dan Kalelawar. Dengan demikian dirakirakan, kegiatan embangunan PLTU berdamak ada berkurangnya jenis fauna di lokasi taak royek dari total 70 jenis menjadi hanya 21 jenis saja. Dengan demikian, dirakirakan kategori keanekaragaman jenis fauna akan berubah dari kategori sedang menjadi kategori rendah. Analogi dengan PLTU Cirebon 1x660MW Berdasarkan Laoran Pemantauan RKL RPL eriode Desember 2014, dilaorkan bahwa komunitas mangrove di antai areal PLTU kaasitas 1x660 MW diketahui memiliki ketebalan antara m dari garis antai dengan struktur komunitas didominasi jenis ai-ai daun lebar (Avicennia officinalis L.) dan bakau hitam (Rhizoora mucronata Lmk.). Kedua jenis mangrove ini tumbuh ada tanah berlumur dan toleran ada substrat berasir. Dari hasil emantauan kondisi tanaman menunjukkan erubahan yang signifikan, ada emantauan semester I (Februari Aril 2014) dan semester II (Agustus Oktober 2014) mengalami eningkatan keraatan dan tingkat ertumbuhan yang baik. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas fauna darat daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-54

56 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-43 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas fauna darat. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Damak terhada manusia ada kegiatan ini tidak secara langsung dan dinilai kecil dikarenakan hanya sebagian kecil saja masyarakat yang memanfaatkan keberadaan jenis fauna yang ada di lokasi rencana kegiatan/usaha. Sebaran damak tergolong kecil, yaitu hanya 1,64 ha atau sekitar ±10,93% dari luasan total mangrove yang ada seluas 15 ha. Habitat fauna yang terkena damak akan dialihfungsikan menjadi gedung PLTU dan fasilitasnya sehingga damak tersebut berlangsung lama ±25 tahun PLTU beroerasi. Intensitas damak tergolong kecil karena jenis-jenis fauna yang ditemukan di lokasi rencana kegiatan/usaha tidak secara langsung menjadi unah akan tetai akan berindah lokasi ke habitat lain di sekitarnya. Tidak terdaat damak turunan Penurunan oulasi dan keanekaragaman satwa liar tidak bersifat kumulatif Jenis-jenis fauna yang hidu di lokasi rencana kegiatan/usaha daat kembali ada kondisi semula jika dilakukan restorasi mangrove sebagai habitat hidu mereka. Dua belas jenis burung dilindungi oleh emerintah berdasarkan PP. No. 7 Tahun 1999 tentang engawetan jenis flora dan fauna. Tidak ada jenis fauna yang masuk kategori rentan dan terancam unah IUCN Redlist Database. Dua jenis fauna tercatat aendix II dan II CITES. Terdaat satu jenis burung endemic dan dua belas jenis burung yang dilindungi hidu di lahan yang akan dibuka. Berdasarkan ertimbangan tersebut dan hasil rakiraan besar dan evaluasi kriteria sifat enting damak, maka damak kegiatan/usaha embukaan lahan dan ersiaan areal kerja ada Taha Konstruksi terhada komunitas fauna darat dikategorikan sebagai damak enting (d) Perubahan Komunitas Biota Sungai Besaran Damak Damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja ada Taha Konstruksi terhada komunitas biota sungai meruakan damak turunan dari terjadi enurunan kualitas air sungai (meningkatnya kekeruhan akibat TSS). Kekeruhan air akan menghambat roses fotosintesis dari lankton yang meruakan rodusen utama di erairan. Berdasarkan engamatan di laangan, selain lankton dan benthos, biota sungai yang ditemukan terdiri dari keiting dan beberaa jenis ikan. Umumnya ikan yang ditemukan di lokasi studi meruakan ikan yang selalu berindah dari air ayau, air asin dan air tawar sehingga jenisjenis ikan tersebut daat dengan mudah berindah jika terjadi erubahan lingkungan. Beberaa ikan dikategorikan menjadi ikan amhidromous, yang bermigrasi antara air tawar dan air laut, seerti Oreochromis s., Gerres s., Scatohagus s., dan Mystus s. Dengan demikian, damak eningkatan TSS terhada biota air sungai daat dikategorikan relatif kecil. Selain itu, selama kegiatan ematangan lahan dan enyiaan area kerja akan dilakukan engelolaan terhada erosi dan sedimentasi serta kualitas air. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-55

57 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas biota sungai daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-44 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas biota sungai. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Sifat Penting Damak Tidak ada. Keterangan Luas ersebaran damak akan terbatas di erairan sungai sekitar lokasi kegiatan. Damak berlangsung hanya sementara yaitu selama Taha Konstruksi ± 7 bulan Intensitas damak Intensitas damak relatif kecil Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak Tidak bersifat kumulatif 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Damak utama akan dikelola sehingga damak turunan diharakan tidak terjadi. Damak yang ditimbulkan berbalik secara berangsur-angsur setelah Taha Konstruksi selesai. Perubahan komunitas biota sungai yang ditimbulkan oleh kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan komunitas biota sungai ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja masuk kategori damak tidak enting (d) Perubahan Komunitas Biota Laut Besaran Damak Perubahan komunitas biota laut meruakan damak turunan dari terjadinya enurunan kualitas air laut, yaitu eningkatan konsentrasi TSS dalam air laut. Hal tersebut daat memengaruhi komunitas biota laut, terutama yang disebabkan oleh tingginya kekeruhan. Kekeruhan air laut ini akan berengaruh secara langsung terhada biota di erairan laut sekitar taak royek. Indeks keanekaragaman jenis (H ) biota air laut (lankton dan benthos)yang relatif rendah dimana berkisar antara 0,86-1,7 untuk fitolankton; 0,98-1,76 untuk zoolankton;serta 1,58-1,92 untuk bentos mengindikasikan bahwa kualitas erairan atau kondisi komunitas tercemar berat tercemar ringan. Jenis ikan yang ditemukan di erairan laut ada umumnya bukan meruakan jenis yang rentan atau dilindungi. Mengingat erubahan kondisi kualitas air yang tidak signifikan dimana dengan adanya kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja kadar TSS air laut masih memenuhi baku mutu sesuai Kemen LH No. 51/2004. Sementara itu, ikan daat bergerak aktif dan berindah jika terjadi erubahan lingkungan yang bersifat sementara. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-56

58 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas biota laut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-45 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas biota laut. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Tidak ada. Keterangan Komunitas biota laut yang terkena damak yaitu biota yang hidu di eraian laut di sekitar lokasi royek. Damak berlangsung bersifat sementara selama Taha Konstruksi yaitu selama ± 7 bulan Intensitas damak relatif kecil dan berlangsung sementara selama kegiatan konstruksi, sehingga damak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak enting. Tidak ada. 5 Sifat kumulatif damak Tidak bersifat kumulatif 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Damak yang ditimbulkan berbalik secara berangsurangsur Perubahan komunitas biota laut yang ditimbulkan oleh kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan komunitas biota lauti ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja masuk kategori damak tidak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja ini meruakan damak turunan dari damak-damak sebagai berikut: erubahan endaatan, enurunan komunitas biota laut, enurunan komunitas biota sungai, enurunan komunitas fauna darat dan gangguan enyakit. Berdasarkan hasil rakiraan damak diketahui bahwa kegiatan rekruitmen tenaga kerja sebanyak 800 orang dimana sebanyak 750 (95%) meruakan tenaga kerja lokal hal ini akan menimbulkan ersesi dan sika yang ositif dari masyarakat. Dimana berdasarkan data rona awal masyarakat yang berersesi ositif terhada rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW sebesar 64,6%. Sebesar 38,2% dari 64,6% resonden yang berersesi ositif memiliki alasan karena rencana royek diandang akan memberikan laangan ekerjaan bagi masyarakat di sekitar lokasi embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Dengan adanya rencana erekrutan sebanyak 750 tenaga kerja lokal, maka diastikan daat mengurangi tingkat engangguran di 5 (lima) desa studi yangmencaai jumlah ± orang.namun dari kegiatan engadaan lahan juga dirediksi akan mengurangi kesematan kerja enduduk lokal sebanyak ±601 orang, sehingga total angkatan kerja lokal Adendum Andal dan RKL-RPL 3-57

59 Prakiraan Damak Penting yang mencari ekerjaan ada tahun 2016 adalah sebanyak ±2.238 orang. Kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja ini dirediksi akan mamu mengurangi tingkat engangguran di 5 (lima) desa sebesar 33,5%.Hal ini akan menimbulkan ersesi ositif masyarakat sekitar terhada kegiatan tersebut. Sedangkan timbulnya ersesi negatif dari masyarakat di sekitar taak lokasi dari adanya kegiatan ini meruakan damak turunan dari damak enurunan komunitas biota laut, enurunan komunitas biota sungai, enurunan komunitas fauna darat dan gangguan enyakit. Berdasarkan hasil erkiraan damak diketahui bahwa enurunan komunitas fauna darat meruakan damak enting, maka daat dirediksi akan timbul ersesi negatif dari masyarakat terhada rencana kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-46 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada ersesi dan sika masyarakat. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 2 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Tidak ada enduduk yang tinggal di sekat lokasi taak royek <750 meter. Hanya ekerja konstruksi embangunan PLTU yang terkena damak Keluhan/gangguan ada saluran ernafasan umumnya akan terjadi di taak royek dan daerah sekitar yang berjarak < 500 meter dari lokasi taak royek. 3 4 Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak Damak terhada saluran ernafasan tidak signifikan, ISPA sendiri akan sembuh dengan atau tana engobatan. Gangguan ada saluran ernafasan daat hilang timbul seiring dengan teraar oleh artikulat dan faktor lainnya. Tidak ada komonen lingkungan lain yang terkena damak. Damak tidak bersifat kumulatif, karena artikulat yang terhiru akan konsentrasinya kecil dan belum daat mengakibatkan efek kronis (taha konstruksi= 7bulan). 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan selesainya kegiatan ematangan dan enyiaan areal kerja, kualitas udara akan kembali ada kondisi semula, hal ini akan diiringi dengan tidak adanya keluhan ada saluran ernafasan (ISPA). Pengobatan yang sudah modern daat menurunkan dengan ceat kasus ISPA Berdasarkan hasil sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada ersesi dan sika masyarakat tergolong damak damak tidak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-58

60 Prakiraan Damak Penting Gangguan Penyakit Besaran Damak Kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja daat mengakibatkan meningkatnya konsentasi artikulat diudara, sebaran artikulat yang masuk ke emukiman enduduk terdekat konsentrasinya masih dibawah baku mutu lingkungan. Sehingga damak kesehatan masyarakat (ISPA) dari kegiatan ini tidak terlalu signifikan. Hal ini karena jarak emukiman terdekat dengan batas lokasi taak royek jauh (>750 meter). Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada gangguan enyakit daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-47 Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada gangguan enyakit. No 1 2 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Sifat Penting Damak Keterangan Tidak ada enduduk yang tinggal di sekat lokasi taak royek <750 meter. Hanya ekerja konstruksi embangunan PLTU yang terkena damak Keluhan/gangguan ada saluran ernafasan umumnya akan terjadi di taak royek dan daerah sekitar yang berjarak < 500 meter dari lokasi taak royek. 3 Lama nya damak berlangsung Damak terhada saluran ernafasan tidak signifikan, ISPA sendiri akan sembuh dengan atau tana engobatan. 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Gangguan ada saluran ernafasan daat hilang timbul seiring dengan teraar oleh artikulat dan faktor lainnya. Damak turunan akibat meningkatnya gangguan ada saluran ernafasan (ISPA) akan berotensi terhada ersesimasyarakat yang negatif. 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif, karena artikulat yang terhiru akan mengenda ada saluran ernafasan tetai belum daat mengakibatkan efek kronis (Taha Konstruksi= 7bulan). 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan menurunnya mobilisasi kendaraan kualitas udara akan kembali ada kondisi semula, hal ini akan diiringi dengan enurunan kasus gangguan ada saluran ernafasan (ISPA). ISPA sendiri akan sembuh dengan atau tana engobatan. Pengobatan yang sudah modern daat menurunkan dengan ceat kasus ISPA Berdasarkan hasil sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada gangguan enyakit tergolong damak damak tidak enting (d) Adendum Andal dan RKL-RPL 3-59

61 Prakiraan Damak Penting Pembangunan Jalan Akses Penurunan Kualitas Udara Ambien Besaran Damak Pemrakarsa berencana membangun dua jalur akses yaitu di sebelah barat dan sebelah timur taak royek. Jalan yang akan dibangun meruakan jalan dua lajur dengan lebar jalan 7,5 meter dengan satu meter trotoar. Kegiatan tersebut berotensi menimbulkan damak enurunan kualitas udara ambien akibat bangkitan artikulat dari engoerasian kendaraan dan alat-alat berat di sekitar lokasi embangunan jalan akses. Prakiraan besaran bangkitan artikulat (TSP) dihitung dengan menggunakan rumus disersi TSP untuk sumber garis terbatas seerti diterakan ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material. Pada kegiatan ini diasumsikan rata-rata sebanyak 3 ritasi/jam dengan rata-rata berat kendaraan adalah 8 ton, dan rata-rata keceatan angin adalah 5 m/detik, maka dieroleh eningkatan konsentrasi TSP seerti tertera ada Tabel 3-48 berikut ini. Tabel 3-48 Prakiraan besaran emisi TSP ada kegiatan embangunan jalan akses. Parameter Jarak Resetor (m) Baku Mutu TSP/debu 63,35 50,23 36,22 22,37 7,65 3,33 0, µg/m 3 Keterangan: * PPRI No. 41/1999. Berdasarkan Tabel 3-48, dierkirakan eningkatan konsentrasi TSP akibat engoerasian kendaraan di sekitar lokasi embangunan jalan akses masih memenuhi baku mutu yang ditetakan. Aabila enyebaran TSP dihitung dengan endekatan Dengan dan Tana Proyek, maka didaat besaran damak eningkatan TSP seerti tertera ada Tabel 3-49 berikut. Unit Tabel 3-49 Perbandingan konsentrasi TSP dengan dan tana royek. Lokasi Rona Awal-TSP (µg/m 3 ) Konsentrasi Akhir-TSP (µg/m 3 ) AQN ,1 177,45 AQN-05 92,3 114,7 Baku Mutu 230 Sumber:Hasil analisis PTHI, Keterangan: Baku mutu kualitas udara ambien mengacu keada PPRI No. 41/1999. Lokasi:AQN-03 mewakili jalur akses 1 (Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan), sedangkan AQN-05 mewakili jalur akses 2 (Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu). Pada Tabel 3-49 di atas, lokasi AQN-03 meruakan lokasi terdekat dengan akses jalan 1, sedangkan lokasi AQN-05 adalah lokasi terdekat dengan akses jalan 2. Pada akses jalan 1, jarak terdekat dengan lokasi emukiman adalah ±10 meter, sehingga dierkirakan akan terjadi eningkatan konsentrasi TSP sebesar 35,7% menjadi 177,45 µg/m 3 dibandingkan dengan kondisi rona lingkungan hidu awal (114,1 µg/m 3 ). Untuk akses jalan 2, jarak terdekat ke 19,5% menjadi 114,7 µg/m 3 dari kondisi rona awal (92,3 µg/m 3 ). Dengan demikian, besaran damak enurunan kualitas udara ambien akibat embangunan jalan akses ada Taha Konstruksi masih memenuhi baku mutu yang ditetakan. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-60

62 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan jalan akses terhada enurunan kualitas udara ambien daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-50 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan jalan akses terhada enurunan kualitas udara ambien No. 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Resetor yang berotensi terkena damak adalah emukiman terdekat dengan lokasi embangunan jalan akses. Namun masih memenuhi baku mutu yang ditetakan. Luas sebaran artikulat menyebar di sekitar badan jalan di seanjang kegiatan embangunan jalan akses. Kegiatan berlangsung selama ±3 bulan ada Taha Konstruksi yang terjadi sejak dimulainya kegiatan embangunan jalan akses hingga selesai. Namun demikian enurunan kualitas udara ambien tidak akan berlangsung lama karena bangkitan artikulat hanya terjadi ketika kendaraan engangkut melintas. Intensitas damak artikulat tertinggi terjadi ada jarak <10 meter dari sumber damak namun masih memenuhi baku mutu yang ditetakan. Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif, karena emisi artikulat akan langsung terdisersi ke udara ambien. Mengingat udara emisi akan terdisersi dalam ruang udara ambien, maka damak akan berbalik setelah udara emisi tersebut terdisersi. Bangkitan artikulat akan kembali ke kondisi semula ketika kendaraan engangkut telah lewat menjauh. Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Guna meminimalisir damak enurunan kualitas udara, emrakarsa telah menyiakan SOP engelolaan lingkungan diantaranya emilihan kendaraan layak oerasi, engaturan waktu oerasional kendaraan, emakaian teral tertutu kendaraan engangkut material, enyiraman debu jalan menggunakan (water sraying truck) dan menghilangkan debu ada roda kendaraan menggunakan wheel washing machine. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan embangunan jalan akses ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada enurunan kualitas udara ambien masuk ke dalam kategori damak tidak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-61

63 Peningkatan Kebisingan Kegiatan Pembangunan Jalan Akses Besaran Damak Prakiraan Damak Penting Kegiatan embangunan jalan akses dierkirakan menimbulkan damak kebisingan dari engoerasian kendaraan di sekitar taak royek. Perhitungan tingkat kebisingan berdasarkan akumulasi jumlah 2 unit dum truck dengan tingkat kebisingan sebesar 105 db(a) yang dierkirakan akan digunakan secara beriringan. Berdasarkan hasil erhitungan, maka dieroleh tingkat kebisingan sebesar 108 db(a). Tingkat kebisingan akan menurun akibat dengan bertambahnya jarak dari sumber suara yang dihitung dengan menggunakan ersamaan line source (KLH, 2009) sebagai berikut: L = Lw-20log 10(r)-5 db Dimana: L = Tingkat kebisingan line source(sound ressure level) Lw = Tingkat kebisingan dari sumber bising (sound ower level) r = Jarak dari sumber bising (dalam meter) Dengan menggunakan ersamaan line source di atas, menunjukkan bahwa tingkat kebisingan telah memenuhi baku mutu kebisingan untuk emukiman ada jarak 180 meter (Gambar 3-10). Sedangkan jarak emukiman terdekat dengan jalan akses 1 adalah berkisar ±10 meter dan jalan akses 2 berkisar 100 meter. Namun, intensitas kebisingan yang ditimbulkan bersifat semi kontinu dan akan turun seiring dengan bertambahnya jarak sumber kebisingan. 120 Tingkat Kebisingan db(a) Jarak (meter) Akumulasi Kebisingan Baku Mutu Gambar 3-10 Prakiraan tingkat kebisingan dari embangunan jalan akses. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan jalan akses terhada eningkatan kebisingan daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-62

64 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-51 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan jalan akses terhada eningkatan kebisingan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Resetor yang terkena damak adalah enduduk di wilayah studi yang temat tinggalnya berdekatan dengan jalur kegiatan embangunan jalan akses dengan radius <10 meter ada jalan akses 1 dan jalan akses 2 dengan radius 100 meter Wilayah ersebaran damak adalah seanjang jalur kegiatan embangunan jalan akses, yaitu jalan antura dan akses jalan antara Desa Kanci dan Kanci Kulon. Oleh karena wilayah ersebaran di jalur akses 2 dekat dengan emukiman di inggir jalan, maka kriteria ini enting. Damak akan terjadiselama kegiatan embangunan jalan berlangsung yaitu berkisar ±3 bulan. Intensitas kebisingan bersifatsemi kontinyu (intermittent) namun melewati baku mutu ada hingga radius 160 meter. Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif karena kebisingan ada kegiatan ini bersifatsemi kontinyu/tidak terjadi terus menerus (intermittent). Akan terakumulasi aabila tingkat kebisingan >85 db(a) dan terjadi terus menerus selama 8 jam. Damak daat diulihkan (berbalik). Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Guna meminimalisir damak kebisingan, emrakarsa telah menyiakan SOP engelolaan lingkungan diantaranya emilihan kendaraan layak oerasi serta engaturan waktu oerasional kendaraan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan embangunan jalan akses ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada eningkatan kebisingan masuk ke dalam kategori damak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan embangunan jalan akses ini meruakan damak turunan dari damak erubahan endaatan dan gangguan enyakit. Berdasarkan hasil rakiraan damak erubahan endaatan diketahui bahwa rencana enggunaan tenaga kerja lokal sebanyak 90% dari total 100 orang tenaga kerja yang dibutuhkan untuk embangunan jalan ini dierkirakan akan menimbulkan ersesi dan sika ositif warga terhada rencana kegiatan tersebut. Namun berdasarkan observasi di laangan, lahan yang akan digunakan untuk embangunan jalan akses adalah lahan milik KLHK dan terdaat bangunan milik warga berua gudang garam. Sehingga dierkirakan rencana kegiatan ini juga berotensi menimbulkan ersesi dan sika negatif dari warga yang memiliki gudang. Terutama jika roses engosongan atas bangunan yang akan terkena embangunan jalan tersebut tidak dilakukan dengan endekatan musyawarah. Persesi masyarakat terhada rencana kegiatan embangunan jalan akses ini secara tidak langsung akan sangat diengaruhi oleh roses engadaan lahan milik KLHK seluas ± 195 ha. Artinya jika roses embebasan lahan dari Adendum Andal dan RKL-RPL 3-63

65 Prakiraan Damak Penting aktifitas enggara daat dilakukan dengan endekatan musyawarah serta tercaai keseakatan dengan ara enggara, maka ersesi dan sika masyarakat terhada rencana kegiatan ini juga akan ositif. Sedangkan damak erubahan ersesi dan sika masyarakat yang meruakan damak turunan yang bersumber dari otensi terganggunya kesehatan masyarakat. Berdasarkan data hasil survei, tidak terdaat kekhawatiran masyarakat yang tinggi yang berkaitan dengan asek kesehatan masyarakat. Terlebih mengingat waktu kegiatan embangunan jalan ini tidak berlangsung lama sekitar ± 3 bulan. Maka dierkirakan tidak akan menimbulkan ersesi dan sika negatif dari warga. Berdasarkan data rona awal terkait dengan ersesi masyarakat tidak terdaat kekhawatiran yang tinggi yang berkaitan dengan asek kesehatan masyarakat. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan jalan akses terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-52 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan jalan akses terhada ersesi dan sika masyarakat. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak Sifat Penting Damak Keterangan Kegiatan embangunan jalan akses minimal akan memberikan manfaat langsung (damak ositif) keada 90 orang tenaga kerja lokal yang akan direkrut ada taha tersebut. Sehingga dirediksi akan timbul ersesi dan sika ositif dari 90 warga terhada kegiatan embangunan jalan akses. Sedangkan ersesi dan sika negatif dierkirakan timbul dari warga emiliki gudang garam yang dierkirakan akan terkena kegiatan embangunan jalan. Terbatas hanya ada lokasi atau wilayah yang akan digunakan sebagai jalan akses. 3 Lama nya damak berlangsung Waktu lamanya damak relatif endek (sekitar 3 bulan). 4 Intensitas damak Intensitas damak tidak tergolong tinggi Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Tidak terdaat damak turunan. 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Damak daat berbalik atau diulihkan kembali dengan endekatan kelembagaan dan sosial. Berdasarkan hasil sifat enting damak kegiatan embuatan akses jalan terhada ersesi dan sika masyarakat tergolong damak damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-64

66 Prakiraan Damak Penting Gangguan enyakit Besaran Damak Damak yang timbul dari kegiatan embangunan jalan akses menuju lokasi embangunan PLTU daat meningkatkan konsentrasi debu di udara ambient. Debu ini meruakan salah satu factor risiko terjadinya gangguan saluran ernafasan, misalnya ISPA. Faktor lainnya adalah kuman atogen dan juga virus (Dekes RI). Hasil rediksi dari erhitungan kualitas udara konsentrasinya masih dibawah baku mutu lingkungan menurut PP RI No. 14 tahun Pembuatan jalan akses ini juga dierkirakan tidak akan memerlukan waktu yang lama, karena jarak taak royek dengan jalan utama hanya sekitar 1 km. Dierkirakan kegiatan embangunan jalan akses tidak berdamak signifikan ada kesehatan masyarakat, eningkatan kasus gangguan saluran ernafasan (ISPA) bisa saja terjadi dikarenakan kegiatan lainnya disekitar lokasi kegiatan terutama aktifitas lalu lintas di jalan raya. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan jalan akses terhada gangguan enyakit daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-53 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan jalan akses terhada gangguan kesehatan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung Sifat Penting Damak Keterangan Masyarakatyang tinggal yang tinggal Desa Kanci blok Karangmulya, Desa Waruduwur blok Kandawaru yang berdekatan dengan lokasi embuatan jalan akses. Kasus ISPA hanya di Desa Kanci blok Karangmulya, Desa Waruduwur blok Kandawaru yang berdekatan dengan lokasi embuatan jalan akses. Gangguan ada saluran ernafasan ini bersifat akut dan daat sembuh dalam beberaa hari. ISPA sendiri akan sembuh dengan atau tana engobatan. 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak Gangguan ada saluran ernafasan daat hilang timbul seiring dengan teraar oleh artikulat dan faktor lainnya. Damak turunan akibat meningkatnya gangguan ada saluran ernafasan (ISPA) akan berotensi terhada ersesimasyarakat yang negatif. Damak tidak bersifat kumulatif, karena artikulat yang terhiru saluran ernafasan belum daat mengakibatkan efek kronis. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan selesainya kegiatan ini, kualitas udara akan kembali ada kondisi semula dan akan diiringi dengan enurunan kasus gangguan ada saluran ernafasan (ISPA). Pengobatan yang sudah modern daat menurunkan dengan ceat kasus ISPA Adendum Andal dan RKL-RPL 3-65

67 Prakiraan Damak Penting Berdasarkan hasil sifat enting damak kegiatan embuatan akses jalan terhada gangguan enyakit tergolong damak damak tidak enting (d) Pembangunan PLTU dan Fasilitasnya Peningkatan Kebisingan Besaran Damak Kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya dierkirakan akan menimbulkan damak kebisingan dari aktifitas kendaraan/alat berat seerti berikut ini: Tabel 3-54 Asumsi tingkat kebisingan kendaraan/alat berat. No. Peralatan Nilai Kebisingan (db(a)) 1 Dum truck 105,0 2 Crawler crane 105,0 3 Truck crane 108,0 4 Piling barge 110,0 5 Crane barge 110,0 6 Pile driver 115,0 7 Forklift 105,0 Berdasarkan hasil erhitungan akumulasi kebisingan, aabila seluruh kendaraan alat berat beroerasi di waktu yang bersamaan, maka dieroleh tingkat kebisingan sebesar 118,2 db(a). Tingkat kebisingan akan menurun akibat dengan bertambahnya jarak dari sumber suara yang dihitung dengan menggunakan ersamaan oint source (KLH, 2009) sebagai berikut: L = Lw-20log 10(r)-8 db Dimana: L = Tingkat kebisingan line source (sound ressure level) Lw = Tingkatsumber kebisingan (sound ower level) r = Jarak dari sumber bising (dalam meter) Dengan menggunakan ersamaan oint source di atas, menunjukkan bahwa ada jarak 520 meter tingkat kebisingan telah memenuhi baku mutu yang ditetakan (Gambar 3-11). Sedangkan jarak emukiman terdekat dengan lokasi royek adalah berkisar ±700 meter ke arah selatan taak royek. Sehingga besaran damak kebisingan relatif aman dan masih memenuhi baku mutu kebisingan untuk kawasan emukiman (55+3 db(a)). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-66

68 Prakiraan Damak Penting 140 Tingkat Kebisingan db(a) Jarak (meter) Akumulasi Kebisingan Baku Mutu Gambar 3-11 Prakiraan tingkat kebisingan dari embangunan PLTU dan fasilitas enunjang. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya terhada eningkatan kebisingan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-55 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya terhada eningkatan kebisingan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Tidak ada kontribusi tingkat kebisingan ada emukiman enduduk terdekat dengan kegiatan embangunan PLTU dan fasilitas enunjang, sehingga tidak ada enduduk di desa terdekat yang terkena damak kebisingan. Area dalam radius kurang dari 520 meter dari sumber kebisingan. Damak berlangsung selama Taha Konstruksi yaitu saat kegiatan embangunan PLTU berlangsung. Intensitas kebisingan bersifat sementara dan tingkat kebisingan yang samai ke emukiman terdekat memenuhi baku mutu yang ditetakan. Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif karena kebisingan ada kegiatan ini jauh dari emukiman terdekat. Damak daat diulihkan (berbalik). Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-67

69 Prakiraan Damak Penting Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada eningkatan kebisingan masuk ke dalam kategori damak tidak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini meruakan damak turunan dari damak eningkatan endaatan masyarakat dan eningkatan kebisingan yang bersumber dari kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat yang bersumber dari kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya dirediksi akan merekrut tenaga kerja lokal dan menimbulkan eluang usaha warung makan yang menimbulkan kesematan kerja baru bagi sekitar 168 tenaga kerja. Dan terdaat ula eluang usaha di bidang enyediaan ± 263 unit usaha kontrakan rumah. Berdasarkan hasil rakiraan tingkat endaatan dieroleh hasil bahwa ada kegiatan ini akan berdamak ositif terhada eningkatan endaatan masyarakat yang sangat signifikan.dengan demikian maka akan berdamak ula ada timbulnya ersesi dan sika masyarakat yang bersifat ositif minimal dari ± warga yang akan menerima damak ositif langsung dan ± 189 warga sekitar yang terkena damak tidak langsung yang bersifat ositif. Sehingga secara total minimal sebanyak warga sekitar taak royek akan memiliki ersesi ositif terhada rencana kegiatan. Data rona awal menunjukan bahwa 64,6% enduduk di sekitar berersesi ositif terhada rencana usaha dan kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Kegiatan embangunan unit PLTU dan fasilitas enunjangnya meruakan kegiatan yang adat karya atau bersifat ro-job. Pada taha kegiatan inilah ersesi masyarakat yang bersifat ositif dirediksi akan meningkat sekitar 25,7%, sehingga dengan adanya kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya dirediksi akan mengingkakan ersesi ositif masyarakat dari 64,6% menjadi sekitar 89,9%. Pada taha kegiatan inilah uncak tertinggi dari ersesi ositif dari masyarakat sekitar terhada kegiatan daat dicaai. Sedangkan damak lain dari kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya ini adalah eningkatan kebisingan yang akan berengaruh terhada timbulnya ersesi dan sika negatif dari masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil rakiraan damak kebisingan dieroleh hasil bahwa dengan adanya kegiatan ini akan meningkatkan kebisingan menjadi 118,1 db(a) db. Pada jarak 410 meter tingkat kebisingan telah memenuhi baku mutu yang ditetakan. sedangkan jarak emukiman terdekat dengan lokasi royek adalah berkisar ±700 meter ke arah selatan taak royek. Sehingga besaran damak kebisingan relatif aman dan masih memenuhi baku mutu kebisingan untuk kawasan emukiman (55+3 db(a)). Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa enilaian masyarakat tentang kondisi kebisingan di sekitar temat tinggal adalah sedikit bising (52,3%) dan cuku bising (24,6%). Terdaat ula resonden sebesar 3,1 ersen yang menyatakan kondisi lingkungan sudah sangat bising. Sedangkan jika ditinjau dari sumber bising, sebanyak 22,6% dari total resonden menyebutkan sumber kebisingan berasal dari kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW. Artinya masyarakat memandang bahwa ada saat sebelum adanya kegiatan secara umum menghawatirkan kondisi kebisingan di sekitar temat tinggalnya. Sehingga dengan adanya kegiatan ini dierkirakan akan menimbulkan ersesi negatif terhada rencana kegiatan. Namun ada kegiatan ini ersesi dan sika masyarakat yang negatif yang berkaitan dengan eningkatan kebisingan yang bersumber dari kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MWdan fasilitasnya dirediksi tidak akan berengaruh besar terhada ersesi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan ersesi yang negatif tentang kebisingan akan tertutu dengan ersesi ositif yang berkaitan dengan enyeraan tenaga kerja yang tinggi (sehingga menekan angka engangguran), serta adanya erubahan tingkat endaatan rumah tangga yang sangat signifikan di kalangan masyarakat sekitar. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-68

70 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-56 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya terhada ersesi dan sika masyarakat. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah manusia yang akan terkena damak ositif dari rencana kegiatan embangunan PLTU dan failitasnya dierkirakan sebanyak ± warga. Sedangkan jumlah manusia yang terkena damak negatif dari timbulnya kebisingan adalah sejumlah warga yang rumahnya berbatasan langsung dengan areal taak royek. Luas sebaran damak ositif meliuti 5 desa yang termasuk dalam batas sosial yaitu Desa Kanci, Kanci Kulon, Desa Waruduwur, Desa Astanamukti dan Pangarengan. Sedangkan yang terkena damak negatif berua eningkatan kebisingan adalah seluas komunitasenduduk yang berada ada sebaran/aaran damak eningkatan kebisingan. Lamanya waktu berlangsung selama ± 2 tahun. 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Intensitas damak ositif sangat tinggi, sedangkan intensitas damak negatif relatif rendah. Tidak terdaat komonen lingkungan lain yang terkena damak. Damak daat berbalik dengan endekatan teknologi, kelembagaan dan sosial. Berdasarkan hasil sifat enting damak kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat tergolong damak damak enting (d) Pembangunan Dermaga Penurunan Kualitas Air Laut Besaran Damak Konstruksi dermaga akan menggunakan struktur trestle menggunakan tiang beton (illing), sehingga daat meminimalkan terjadinya kekeruhan. Dermaga sementara seanjang 700 m yang mengarah ke laut dibangun menggunakan material urugan dengan kebutuhan volume sebesar m 3. Material urug yang digunakan terdiri dari limestone 15 %, tanah merah 45%, asir 30% dan batu 10%. Dari keemat material ini material jenis tanah merah akan berotensi meningkatkan kekeruhan erairan. Lama engurugan dierkirakan hingga 2 bulan. Potensi TSS akibat engurugan dalam sehari adalah sebagai berikut: Tanah merah (5%) 70 m 3 /hari x 5% = 3,5 m 3 /hari Adendum Andal dan RKL-RPL Dalam kajian ini simulasi model tidak dilakukan selama 2 bulan mengikuti lama waktu engurugan, akan tetai hanya disimulasikan selama 15 hari dengan sumber TSS berasal dari 3 titik area yang berbeda. Tiga titik tersebut diletakkan dibagian area yang mewakili seluruh area

71 Prakiraan Damak Penting engurugan. Hasil model tidak ditamilkan secara keseluruhan tia langkah waktu model, akan tetai hanya ditamilkan kondisi terburuk atau kondisi sebaran dan konsentrasi maksimum dari simulasi. Hasil model sebaran dan eningkatan konsentrasi TSS maksimum akibat kegiatan engurugan di tiga titik area yang berbeda kondisi musim barat dan berturut-turut disajikan dalam Gambar 3-12 hingga Gambar Berdasarkan ketiga gambar tersebut terlihat ola sebaran TSS maksimum ditiga area engurugan yang berbeda umumnya terlihat sama, yakni mengikuti ola arus dominan, saat musim barat sebaran terdorong ke arah timur, sebaliknya ketika musim timur sebaran TSS terdorong ke arah barat. Peningkatan konsentrasi TSS akibat engurugan ditiga area yang berbeda terlihat berbeda besar konsentrasinya, eningkatan TSS tertinggi ketika melakukan engurugan di area 1 atau area dekat antai (Gambar 3-12) yakni mencaai 90 mg/l. Saat melakukan engurugan di area 2 (Gambar 3-13) konsentrasi TSS maksimum yang terlihat berkisar mg/l, sedangkan ketika melakukan engurugan di area 3 (Gambar 3-14) eningkatan konsentrasi TSS maksimum yang terlihat berkisar mg/l. Jika dikaitkan dengan baku mutu TSS air laut sesuai KEPMEN LH No 51 Tahun 2004 untuk biota mauun erairan elabuhan, eningkatan konsentrasi TSS akibat engurugan akan sedikit melebihi nilai baku mutu yang ditetakan. Nilai baku mutu TSS untuk biota air laut dan erairan elabuhan masing-masing sebesar 20 mg/l dan 80 mg/l. Walauun eningkatan konsentrasi TSS akibat engurugan sangat tinggi, akan tetai jika dilihat sebarannya relatif endek atau tidak jauh dari area engurugan. Secara keseluruhan radius sebaran konsentrasi TSS tinggi tidak lebih dari 200 m, dimana ada jarak ini konsentrasi yang terlihat sudah di bawah 10 mg/l. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa rona awal konsentrasi TSS ada erairan laut di sekitar lokasi rencana dermaga berada jauh di bawah ambang batas, yaitu 5 11 mg/l. Dengan memertimbangkan metode embangunan yang akan digunakan dan kondisi rona awal, damak yang akan ditimbulkan kegiatan embangunan dermaga terhada kualitas air laut relative kecil. Meskiun akan terjadi eningkatan kekeruhan ada saat konstruksi dilakukan, maka sifatnya hanya sementara. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-70

72 Prakiraan Damak Penting (a) (b) Gambar 3-12 Konsentrasi dan sebaran TSS maksimum akibat engurugan dermaga sementara di area 1. (a) Kondisi musim barat; (b) Kondisi musim timur. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-71

73 Prakiraan Damak Penting (a) (b) Gambar 3-13 Konsentrasi dan sebaran TSS maksimum akibat engurugan dermaga sementara di area 2. (a) Kondisi musim barat; (b) Kondisi musim timur. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-72

74 Prakiraan Damak Penting (a) (b) Gambar 3-14 Konsentrasi dan sebaran TSS maksimum akibat engurungan dermaga sementara di area 3. (a) Kondisi musim barat; (b) Kondisi musim timur. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-73

75 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan dermaga terhada enurunan kualitas air laut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-57 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada enurunan kualitas air laut. No 1 2 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Sifat Penting Damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tidak ada. Keterangan Luas ersebaran damak akan terbatas di erairan laut sekitar lokasi kegiatan. Damak berlangsung sementara yaitu selama Taha Konstruksi sekitar ± 2 bulan Dengan metode trestle, maka enurunan kualitas air karena eningkatan TSS relatif kecil. Penurunan kualitas air akan berdamak ada erubahan komunitas biota laut. Damak tidak bersifat kumulatif karena TSS yang timbul akan terdisersi oleh air laut. Damak enurunan kualitas air akan kembali seerti sedia kala ketika kegiatan telah selesai. Perubahan komunitas biota laut yang ditimbulkan oleh kegiatan embangunan dermaga daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia Berdasarkan hasil sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada erubahan kualitas air laut tergolong damak damak tidak enting (d) Perubahan Komunitas Biota Laut Besaran Damak Perubahan komunitas biota laut meruakan damak turunan dari enurunan kualitas air laut yang diakibatkan oleh embangunan dermaga. Mengacu keada kondisi rona awal saat ini, dimana konsentrasi TSS jauh berada di bawah ambang batas serta ertimbangan metode embangunan dermaga (dengan trestle dan embuatan barrier ada saat engurugan), damak yang timbul terhada kualitas air daat diminimalkan. Hal ini ditunjang ula oleh hasil modeling sebaran TSS yang relatif kecil. Oleh karena itu, erubahan komunitas biota di erairan laut di lokasi sekitar royek dierkirakan relatif kecil. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan dermaga terhada erubahan komunitas biota laut daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-74

76 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-58 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada erubahan komunitas biota laut. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Tidak ada. 5 Sifat kumulatif damak Tidak bersifat kumulatif 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Wilayah yang terengaruh langsung terbatas ada areal kegiatan konstruksi Damak berlangsung sementara yaitu selama ± 7 bulan di Taha Konstruksi Intensitas damak relatif kecil dan berlangsung sesaat selama kegiatan konstruksi, sehingga damak yang ditimbulkan dari kegiatan ini sifatnya menjadi tidak enting. Perubahan komunitas biota daat menyebabkan damak enurunan endaatan nelayan. Namun demikian, nelayan masih daat mencari ikan di laut yang tidak digunakan lokasi kegiatan. Damak yang ditimbulkan berbalik secara berangsur-angsur Perubahan komunitas biota laut yang ditimbulkan oleh kegiatan embangunan dermaga daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan komunitas biota laut ada kegiatan embangunan dermaga masuk kategori damak tidak enting (d). Gangguan Aktivitas Nelayan Melaut Besaran Damak Kegiatan embangunan dermaga bongkar muat batu bara seanjang 1,6 mil laut (sekitar 2,7 Km) selama ±8 bulan, dierkirakan akan menggangu aktifitas nelayan dalam melaut. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa armada tangka/kaal ikan yang terdaat di lokasi desa-desa studi umumnya terbuat dari bahan kayu dengan menggunakan mesin motor temel sering disebut erahu motor temel (PMT). Kaal ini berukuran 2-3 gross ton (GT) dengan menggunakan mesin berkekuatan 8-12 PK dan umumnya bermerk Coyo,Dong Feng,Chang chai, Kubota dan Yanmar.Ukuran erahu (kecil): dierkirakan anjang 6-9 m, lebar 0,8-1,0 m dan dalam 0,8-1,0 m; erahu besar: anjang m, lebar 2,0-3,0 m dan dalam 1,5 m. Perahuerahu ukuran kecil ada umumnya tidak menggunakan tiang, namun erahu-erahu besar umumnya menggunakan tiang.berdasarkan hasil engamatan di laangan terhada dermaga eksisting di PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW, erahu-erahu kecil tana tiang masih daat melintasi dermaga di antara tiang ancang (ier) dermaga. Sedangkan erahu-erahu dengan tiang tidak daat melintasi dermaga dan untuk menuju laut leas (ke arah barat dan timur) erahu nelayan tersebut harus memutar atau melambung untuk menghindari dermaga. Berdasarkan informasi tersebut di atas, maka dierkirakan rencana kegiatan embangunan dermaga bongkar muat batu bara tidak akan berdamak secara significant terhada aktifitas nelayan dengan ukuran erahu besar dan menggunakan tiang. Hal ini dikarenakan ada saat eksisting telah terbangun dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW dengan anjang ± 2,0 km. Sedangkan jarak antara dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dengan rencana lokasi embangunan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW adalah sekitar 1 1,5 km (Gambar 3-15). Dengan adanya dermaga eksisting tersebut, ara nelayan dengan kaal besar sudah terbiasa dan menyesuaikan alur elayarannya. Sehingga dirediksi embangunan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW tidak akan berengaruh besar terhada aktifitas nelayan kaal besar. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-75

77 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan MunduDaerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 3-15 Jarak dan lokasi antara dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dengan lokasi rencana enematan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-76

78 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan MunduDaerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 3-16 Pola umum lalu lintas jalur kaal nelayan besar sebelum dan setelah adanya kegiatan embangunan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW Adendum Andal dan RKL-RPL 3-77

79 Prakiraan Damak Penting Hasil observasi di laangan selama 4 hari, diketahui bahwa kaal-kaal ukuran besar ada umumnya berasal dari lokasi endaratan ikan di Desa Waruduwur. Dimana dari hasil observasi tersebut terdaat sebanyak 330 unit kaal dari lokasi engamatan di Waruduwur yang terbagi dalam 3 shift keberangkatan dan keulangan erahu nelayan selama 24 jam. Dari total 330 unit kaal nelayan tersebut, sebanyak 173 kaal yang ergi dan 157 kaal yang ulang. Sementara ditinjau dari arah keergiaan sebanyak 43 kaal menuju arah utara dan sebanyak 287 kaal menuju ke arah timur.dengan menggunakan emetaan sederhana tentang ola dan arah keergian nelayan, diketahui bahwa rencana embangunan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW dierkirakan tidak akan mengganggu secara significant jalur nelayan ada saat eksisting (terutama untuk kaal nelayan dari arah Waruduwur menuju ke arah timur dari osisi dermaga eksisting. Damak akan dirasakan justru oleh nelayan yang osisi endaratannya di Desa Pangarengan yang menuju arah barat. Dari data hasil observasi diketahui bahwa total erahu nelayan yang ergi ulang di lokasi endaratan erahu nelayan di Pangarengan adalah sebanyak 502 kaal nelayan selama 24 jam. Dimana yang menuju arah timur sebanyak 77 unit, arah utara 162 unit dan arah timur adalah sebanyak 263 unit. Berdasarkan informasi tersebut, maka erahu nelayan yang akan terganggu adalah yang menuju arah timur yaitu sebanyak 77 unit (15,3%). Gangguan tersebut berkaitan dengan jarak temuh yang relatif sedikit lebih jauh dengan tana adanya dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Berdasarkan informasi ada Gambar 3-16 di atas, diketahui bahwa erbedaan jarak temuh antara sebelum dan setelah adanya dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW adalah sebesar ± 423 meter. Perbedaan jarak temuh tersebut dirediksi tidak akan berengaruh besar terhada enambahan biaya bahan bakar (solar). Dengan demikian, daat disimulkan bahwa keberadaan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1x1000 MW ini berdamak kecil terhada gangguan lalu lintas dan aktifitas nelayan dengan tie kaal besar. Berbeda dengan nelayan dengan kaal besar, nelayan-nelayan dengan ukuran kaal kecil yang sebagian besar berada di endaratan ikan di Desa Pangarengan dierkirakan akan terganggu secara signifikan dengan adanya kegiatan embangunan dermaga untuk bongkar muat batu bara ini.gangguan ini terutama berkaitan dengan aksesibilitas nelayan menuju arah barat (ke arah Desa Waruduwur). Dimana dengan adanya kegiatan embangunan dermaga ermanen ini, maka nelayan kecil yang akan menuju arah barat harus melambung ke arah utara. Kondisi ini diduga akan menyebabkan semakin jauhnya jarak temuh melaut dan berdamak ada eningkatan konsumsi BBM Solar. Berdasarkan informasi ada Gambar 3-17 di bawah maka diketahui erbedaan jarak temuh tana dan dengan adanyak kontruksi dermaga bongkar muat batu bara baik itu nelayan kecil yang berasal dari desa Waruduwur mauun dari Desa Pangarengan adalah sekitar ± meter (1 Kilometer). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-78

80 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan MunduDaerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 3-17 Perbandingan ola sederhana Lalu lintas jalur kaal nelayan kecil dan jarak temuh sebelum dan setelah adanya kegiatan embangunan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-79

81 Prakiraan Damak Penting Berdasarkan data rona awal, jumlah unit erahu jumlah keemilikan erahu di (5) desa studi adalah sebanyak ± 360 unit. Berdasarkan hasil enelitian Prihandoko,dkk (2012) tentang faktorfaktor yang memengaruhi nelayan artisanal dalam emanfaatan sumberdaya erikanan di antai utara Jawa Barat, diketahui bahwa 71,2% nelayan di wilayah Pantura Jawa Barat (termasuk di Cirebon) ukuran mesin erahunya antara 0 6 PK. Dengan menggunakan asumsi dari hasil enelitian tersebut, maka jumlah unit erahu kecil yang akan terkena damak dari adanya embangunan dermaga tersebut adalah sebanyak ± 256 erahu nelayan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan dermaga terhada gangguan aktivitas nelayan melaut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-59 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada gangguan aktivitas nelayan melaut. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Keterangan Berdasarkan hasil rakiraan besar damak, jumlah erahu yang akan terganggu aktifitas melautnya adalah sebanyak ± 256 erahu nelayan kecil. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan di lokasi studi setia kaal kecil memiliki ABK antara 1-2 orang. Dengan asumsi setia erahu minimal memiliki 1 orang ABK, maka total jumlah nelayan yang terkena damak adalah sebanyak 512 orang nelayan. Luas wilayah sebaran damak meliuti nelayan yang bermukim di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi yaitu terutama Desa Waruduwur, Desa Pangarengan, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti dan Desa Kanci. Ditinjau dari intensitas damak dari embangunan dermaga seanjang ± 2,4 Km akan berengaruh terhada terganggunya aktifitas melaut, terutama dalam hal semakin jauhnya jarak temuh erahu nelayan. Dimana erbedaan jarak temuh akan berengaruh terhada konsumsi BBM dan endaatan nelayan secara umum. Dari segi lamanya damak berlangsung, damak ini akan berlangsung selama ± 8 bulan. Intensitas damak akan semakin tinggi terutama jika embangunan dermaga ermanen dilakukan ada musim anen raya ikan yaitu ada bulan Oktober samai dengan bulan Februari. Terdaat dua komonen lain yang terkena damak adalah erubahan endaatan dan ersesi dan sika masyarakat. Damak daat berbalik, terutama bagi nelayan dengan erahu tana layar. Karena setelah terbangunnya dermaga ermanen, maka nelayan dengan ukuran kaal yang kecil (lebar kaal 0,8 1 m) masih daat melintas ada celah antara ier jetty. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, gangguan aktivitas nelayan melaut ada kegiatan embangunan dermaga masuk kategori damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-80

82 Prakiraan Damak Penting Gangguan Aktivitas Budidaya Kerang Rencana ada Taha Konstruksi berua rencana kegiatan embangunan dermaga ermanen seanjang 2,7 Km yang berfungsi untuk bongkar muat batu bara selama ± 8 bulan dierkirakan akan menimbulkan damak terhada terganggunya aktifitas budidaya kerang. Besaran Damak Rencana kegiatan embangunan dermaga (jetty) ermanen dierkirakan akan berdamak ada terganggunya aktifitas budidaya kerang hijau. Berdasarkan data rona awal, jumlah rumon yang ada di sekitar lokasi rencana embangunan dermaga adalah sebanyak 79 rumon. Jumlah total rumon di lokasi tersebut dierkirakan akan lebih dari 79 unit ada saat kegiatan konstruksi dermaga berlangsung. Jika melihat ada Gambar 3-18 di bawah, lokasi rumon eksisting beberaa unit diantaranya ada yang ersis terkena dan/atau sangat berdekatan dengan rencana enematan bangunan dermaga ermanen. Sehingga erlu dilakukan relokasi atau emindahan sejumlah unit rumon. Besar damak yang diakibatkan dari relokasi rumon, sangat bergantung ada jumlah rumon yang akan dibebaskan. Jika emrakarsa akan melakukan relokasi untuk seluruh rumon, maka minimal terdaat 79 unit rumon yang erlu direlokasi. Namun jika emrakarsa berencana hanya membebaskan lokasi embangunan dermaga dengan buffer sekitar 300 meter dari osisi dermaga, maka jumlah rumon yang erlu dilrelokasi adalah sekitar ± 25 unit rumon atau sekitar 31,6 ersen dari total rumon eksisting (Lihat juga ada Gambar 3-19). Kegiatan relokasi atau emindahan sejumlah unit rumon dierkirakan akan mengganggu aktifitas budidaya kerang hijau. Berdasarkan hasil wawancara dengan ara emilik rumon, jika emrakarsa akan melakukan emindahan/relokasi, maka mereka meminta komensasi minimal sebesar biaya untuk membangun rumon baru. Sedangkan biaya untuk embangunan rumon sangat tergantung ada ukuran rumon dan tingkat kedalaman rumon. Berdasarkan hasil wawancara biaya yang dibutuhkan untuk membangun satu unit rumon adalah ada kisaran R 6 juta 8 juta. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-81

83 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan MunduDaerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 3-18 Lokasi budidaya rumon dan lokasi rencana embangunan dermaga bongkar muat batubara. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-82

84 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan MunduDaerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 3-19 Jarak rumon dengan lokasi dermaga eksisting PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan dengan lokasi rencana dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-83

85 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan dermaga terhada gangguan aktivitas budidaya kerang daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-60 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada gangguan aktivitas budidaya kerang. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak - - Keterangan Jumlah enduduk yang terkena damak didekati dengan 2 asumsi : Asumsi ertama, jika emrakarsa akan melakukan emindahan seluruh rumon yang ada di sekitar lokasi taak royek, maka jumlah emilik rumon yang terkena damak minimal sebanyak ± 79 orang. Asumsi kedua, jika emrakarsa hanya akan memindahkan rumon yang daat mengganggu roses embangunan dermaga, misal dengan di buffer selebar ± 300 meter dari osisi terluar dermaga. Maka jumlah emilik rumon yang akan terkena damak minimal sebanyak ± 25 orang. Luas sebaran damak terbatas hanya ada lokasi rumon yang berada di sekitar rencana embangunan dermaga ermanen bongkar muat batubara. Lamanya damak berlangsung minimal selama roses embangunan dermaga yaitu ± 8 bulan. Ditinjau dari intensitas damak, relokasi rumon akan berengaruh ada enurunan endaatan nelayan budidaya kerang. Terdaat 2 (dua) komonen lain yang terkena damak yaitu erubahan endaatan dan Persesi Masyarakat. Damak bersifat kumulatif. Damak daat berbalik, dalam engertian setelah bagan direlokasi maka ara nelayan daat menjalankan aktifitas budidaya kerang hijau seerti semula. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, gangguan aktivitas budidaya kerang ada kegiatan embangunan dermaga masuk kategori damak enting (d) Perubahan Pendaatan Damak erubahan endaatan ini meruakan turunan dari damak : 1). Gangguan aktifitas nelayan dan 2). Gangguan aktifitas budidaya kerang hijau yang bersumber dari kegiatan embangunan dermaga (jetty) ermanen ada Taha Konstruksi. Besaran Damak Perubahan Pendaatan Gangguan Aktifitas Nelayan Prakiraan besar damak erubahan endaatan dari terganggunya aktifitas nelayan melaut dilakukan dengan menggunakan asumsi erubahan jarak temuh melaut dengan adanya dermaga sementara. Rencana kegiatan embangunan dermaga (jetty) ermanen seanjang Adendum Andal dan RKL-RPL 3-84

86 Prakiraan Damak Penting ±2,7 kilometer akan menyebabkan semakin jauhnya jarak temuh nelayan dalam melaut dan terutama nelayan dengan kaal/erahu ukuran kecil. Berdasarkan hasil rakiraan gangguan terhada aktifitas nelayan, diketahui bahwa jumlah erahu nelayan yang akan terkena sebanyak ± 256 unit. Sedangkan erbedaan jarak temuh kaal nelayan dengan adanya dermaga sementara adalah sekitar ± meter atau ± 1 km. Jika jarak tersebut dikonversikan dengan kebutuhan konsumsi/enggunaan BBM (solar), berdasarkan hasil enelitian Imam Puji Mulyatno, dkk (2013), dengan asumsi utaran mesin kaal ada angka RPM, maka setia 1 liter solar daat menemuh jarak sejauh 4,52 mil (8,4 km). Dengan adanya tambahan jarak temuh sejauh ± 2 km (PP), maka ada tambahan konsumsi solar sebesar 0,2 liter. Dengan asumsi harga solar sebesar R 7.600/liter, maka tambahan konsumsi solar tersebut setara dengan R 1.815/hari atau setara dengan sebesar ± R /bulan/erahu (asumsi nelayan melaut 25 hari dalam sebulan). Berdasarkan asumsi tersebut maka besar damak erubahan endaatan nelayan kecil dengan dan tana adanya kegiatan embangunan dermaga (jetty) ermanen adalah sebagai berikut: Tabel 3-61 Prakiraan Besar Damak Perubahan Pendaatan 256 Nelayan yang Bersumber dari kegiatan Pembangunan Dermaga (Jetty) Permanen. Besaran Tingkat Pendaatan 256 Nelayan Kecil (R/8 bulan) Tana Kegiatan Pembangunan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW Dengan Kegiatan Pembangunan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW Seisih Besar Damak (R) Sumber : Hasil Analisis, Berdasarkan data ada Tabel 3-61 di atas, maka besar damak erubahan endaatan 256 nelayan selama kegiatan konstruksi dermaga ermanen selama 8 bulan adalah sebesar R Perubahan Pendaatan Gangguan Aktifitas Nelayan Budidaya Kerang Hijau Berdasarkan data dan informasi ada rona awal, kontruksi rumon (bagan tanca) temat budidaya kerang ini amat sederhana, umumnya terbuat dari batang-batang bambu dengan ukuran 6 m x 9 m. Jumlah batang bambu yang dierlukan sekitar 125 batang dengan anjang bambu masing-masing ± 6 m, harga bambu R er batang. Biaya embuatan mencaai R. 6-8 juta er rumon dengan masa akai ± 2 tahun. Rumon mulai daat dianen secara erdana setelah diasang selama ± 7 bulan. Panen kerang daat dilakukan selama 2 (dua) kali dalam satu tahun. Tingkat endaatan sangat tergantung jumlah anen dan harga jual kerang. Berdasarkan hasil wawancara diketahui dalam satu kali anen daat menghasilkan kerang antara 1 4 ton. Sementara harga kerang hijau ada saat dilakukan studi adalah R 2.500/Kg. Dengan demikian dalam satu kali anen tingkat endaatan rumah tangga dari budidaya kerang antara R 2,5 R 10 juta. Sedangkan dalam setahun tingkat endaatan rumah tangga nelayan embudidaya kerang berkisar antara R 5 10 Juta ruiah. Kegiatan embangunan dermaga (jetty) ermanen dierkirakan akan memyebabkan direlokasinya sejumlah unit rumon milik nelayan dan hal ini akan berdamak ada kerusakan alat tangka rumon milik nelayan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ara nelayan budidaya rumon, diketahui bahwa nelayan berhara jika emrakarsa akan melakukan relokasi rumon, maka minimal emrakarsa memberikan komensasi minimal sebesar biaya untuk membuat rumon. Disaming itu, relokasi rumon juga berdamak keada enurunan roduksi kerang hijau dewasa, terutama jika relokasi dilakukan sebelum masa anen kerang hijau. Berdasarkan hasil erkiraan, enurunan hasil roduksi bisa mencaai ± 50%. Berdasarkan ada data dan informasi tersebut, maka rakiraan erubahan endaat, berua kerugian nelayan yang disebabkan oleh relokasi rumon disajikan ada Tabel 3-62 di bawah ini. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-85

87 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-62 Prakiraan Besar Damak Berua Hilangnya Aset (Rumon) dan Penurunan Pendaatan Nelayan Buidaya Kerang. Keterangan Jumlah Rumon Yang Direlokasi (unit) Estimasi Nilai Hilangnya Aset Rumon (R) Estimasi Penurunan Pendaatan Akibat Penurunan Produksi Panen (R) * ) /unit /unit 500 Kg Kg Skenario I Skenario II Sumber : Hasil Analisis, Keterangan : *) Damak Penurunan endaatan hanya akan terjadi jika rumon direlokasi ada waktu belum masa anen, dengan asumsi enurunan roduksi sebesar 50% dari roduksi normal. Berdasarkan data ada Tabel 3-62 di atas, maka dengan adanya kegiatan embangunan dermaga yang berotensi akan menyebabkan direlokasinya sejumlah rumon, maka besar damak berua kehilangan aset nelayan budidaya kerang hijau dengan Skenario I berkisar antara R 62,5 R 250 juta. Sedangkan dengan Skenario II total nilai kehilagan aset berkisar antara R 197,5 R 790 juta. Sementara itu, enurunan endaatan nelayan sebagai akibat enurunan endaatan dengan Skenario I berkisar antara R 31,25 R 125 juta. Sedangkan dengan Skenario II kisaran enurunan endaatan antara R 98,75 R 395 juta. Damak enurunan endaatan hanya akan terjadi/timbul, jika waktu relokasi rumon dilakukan sebelum saatnya anen. Sehingga untuk menghindari kerugian yang lebih besar, disarankan agar emrakarsa melakukan relokasi rumon setelah musim anen kerang selesai. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan dermaga terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-63 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada erubahan endaatan. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Berdasarkan hasil rakiraan besar damak, jumlah erahu yang akan terganggu aktifitas melautnya adalah sebanyak ± 256 erahu nelayan kecil. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan di lokasi studi setia kaal kecil memiliki ABK antara 1-2 orang. Dengan asumsi setia erahu minimal memiliki 1 orang ABK, maka total jumlah nelayan yang terkena damak adalah sebanyak 512 orang nelayan. Sedangkan jumlah manusia yang terkena damak jika dengan Skenario I sebanya ± 25 orang dan jika dengan Skenario II sebanyak ± 79 orang. 2 Luas wilayah ersebaran damak Luas wilayah sebaran damak meliuti nelayan yang bermukim di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi yaitu terutama Desa Waruduwur, Desa Pangarengan, Desa Kanci Kulon, Desa Astana Mukti dan Desa Kanci. Luas sebaran damak terbatas hanya ada lokasi rumon yang berada di sekitar rencana embangunan dermaga ermanen bongkar muat batubara 3 Lama nya damak berlangsung Damak berlangsung selama 8 bulan. Intensitas damak Intensitas damak untuk gangguan endaatan terhada nelayan tidak terlalu tinggi, dirediksi hanya menurunkan tingkat endaatan total sebesar 1%. Intensitas damak enurunan endaatan nelayan budidaya kerang cuku tinggi. Karena akan kehilangan endaatan selama roses relokasi rumon berlangsung. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-86

88 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Hanya satu komonen lingkungan lain yang terkena damak yaitu erubahan ersesi dan sika masyarakat. Damak bersifat kumulatif. Damak daat berbalik. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan ada kegiatan embangunan dermaga masuk kategori damak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Perubahan ersesi dan sika masyarakat ini meruakan damak turunan dari damak enurunan tingkat endaatan yang bersumber dari kegiatam embangunan dermaga (jetty) ermanen bongkar muat batubara. Besaran Damak Kegiatan embangunan dermaga ermanen yang difungsikan untuk bongkar muat nelayan telah dierkirakan akan menurunkan tingkat endaatan bagi ara nelayan sebanyak ±256 erahu kecil yang akan menurunkan tingkat endaatan sebesar ±R /erahu/er bulan. Sedangkan enurunan endaatan budidaya kerang sebagai kegiatan relokasi dierkirakan akan menghilangkan aset investasi rumon yang berkisar antara R 2,5 juta R 10 juta er rumon. Sedangkan jika kegiatan relokasi dilakukan sebelum masa anen kerang, maka dierkirakan daat menurunkan tingkat endaatan hingga sebesar 50%. Berdasar ada hasil erkiraan di atas, maka dierkirakan damak enurunan endaatan nelayan ini akan berdamak terhada erubahan ersesi masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan emilik rumon, mereka berhara agar emrakarsa agar emrakarsa daat mengganti rumon yang direlokasi. Berdasarkan hasil survei, diketahui terdaat emilik rumon dengan luas rumon m 2 berhara jika direlokasi mereka daat memeroleh ganti rugi senilai R 15 juta untuk rumon yang diindahkan tersebut. Mengingat hingga saat ini roses relokasi rumon belum dilaksanakan, maka dirediksi hal ini akan menimbulkan ersesi beragam di kalangan ara nelayan budidaya rumon. Jika emrakarsa tidak segera memberikan kejelasan keada ara nelayan budidaya rumon tentang bagaimana roses, waktu, dan biaya komensasi yang akan diberikan, maka hal ini akan menimbulkan keresahan bagi ara emilik rumon. Terlebih jika ada elaksanaannya nanti tidak adanya titik temu antara haraan ara emilik rumon dengan kenyataan, maka hal ini akan menimbulkan ersesi yang bersifat negatif terhada emrakarsa. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan embangunan dermaga terhada timbulnya ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-87

89 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-64 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada ersesi dan sika masyarakat. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak - - Keterangan Berdasarkan hasil rakiraan besar damak, jumlah erahu yang akan terganggu aktifitas melautnya adalah sebanyak ± 256 erahu nelayan kecil. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan di lokasi studi setia kaal kecil memiliki ABK antara 1-2 orang. Dengan asumsi setia erahu minimal memiliki 1 orang ABK, maka total jumlah nelayan yang terkena damak adalah sebanyak 512 orang nelayan. Sedangkan jumlah manusia yang terkena damak jika dengan Skenario I sebanya ± 25 orang dan jika dengan Skenario II sebanyak ± 79 orang. Luas wilayah sebaran damak meliuti nelayan yang bermukim di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi yaitu terutama Desa Waruduwur, Desa Pangarengan, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti dan Desa Kanci. Luas sebaran damak terbatas hanya ada lokasi rumon yang berada di sekitar rencana embangunan dermaga ermanen bongkar muat batubara Damak berlangsung selama 8 bulan. Intensitas damak terutama bagi nelayan budidaya rumon tergolong cuku tinggi. Tidak terdaat komonen lingkungan lain yang terkena damak. Damak bersifat kumulatif. Damak daat berbalik. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan embangunan dermaga masuk kategori damak enting (d) Peleasan Tenaga kerja untuk Taha Konstruksi Perubahan Pendaatan Besaran Damak Kegiatan eleasan tenaga kerja ada Taha Konstruksi akan berdamak ada erubahan tingkat endaatan. Perubahan tingkat endaatan ini bersumber dari damak yang bersifat langsung yaitu dari eleasan tenaga kerja dan dari damak yang tidak langsung dari enurunan eluang berusaha. Berdasarkan hasil rakiraan damak ada erubahan endaatan ada Taha Konstruksi yang bersumber dari 5 (lima) kegiatan konstruksi diketahui tingkat endaatan kotor tenaga kerja er bulan adalah sebesar R Sedangkan endaatan bersih yang bersumber dari eluang berusaha enyediaan makanan sebesar R /bulan Adendum Andal dan RKL-RPL 3-88

90 Prakiraan Damak Penting dan endaatan kotor dari usaha kontrakan rumah bagi karyawan endaatan mencaai R /bulan. Berdasarkan data di atas, maka dierkirakan dengan adanya kegiatan eleasan tenaga kerja konstruksi maka secara otomatis tingkat endaatan masyarakat dari adanya kesematan kerja dan eluang berusaha (khususnya usaha enyediaan makanan dan jasa kontrakan rumah) ada Taha Konstruksi akan hilang total. Kondisi ini akan mengembalikan tingkat endaatan masyarakat yang relatif sama dengan kondisi sebelum adanya kegiatan konstruksi. Dengan demikian daat disimulkan bahwa besar damak dari kegiatan eleasan tenaga kerja tergolong sangat significant. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan eleasan tenaga kerja Taha Konstruksi terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-65 Penentuan sifat enting damak kegiatan eleasan tenaga kerja Taha Konstruksi terhada erubahan endaatan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak - - Keterangan Total jumlah enduduk yang terkena damak enurunan endaatan adalah : 1). Tenaga kerja konstruksi sebanyak orang (tenaga kerja endatang orang dan tenaga kerja lokal 2.540), dan 2). Pelaku usaha enyedia makanan dan jasa kontrakan rumah sebanyak ± 565 orang. Luas wilayah sebaran damak minimal meliuti 5 (lima) desa studi. Lamanya damak berlangsung tidak hanya terjadi selama eleasan tenaga kerja konstruksi (1 bulan), namun akan berlangsung hingga terbukanya kesematan kerja dan eluang usaha yang baru yang daat Intensitas damak ini sangat tinggi, terutama bagi masyarakat lokal, dengan hilangnya kesematan kerja ada Taha Konstruksi, maka kondisi kesematan kerja akan kembali menurun dan tingkat atau angka engangguran akan kembali meningkat. Hanya terdaat satu komonen lain yang terkena damak adalah erubahan ersesi dan sika masyarakat. Damak enurunan endaatan bersifat kumulatif. Damak daat berbalik jika terbukanya kembali kesematan kerja dan eluang berusaha yang baru. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan ada kegiatan eleasan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi masuk kategori damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-89

91 Prakiraan Damak Penting Peningkatan Keteramilan Besaran Damak Kegiatan eleasan tenaga kerja ada Taha Konstruksi dierkirakan akan berdamak keada eningkatan keahlian. Damak eningkatan keahlian tersebut terutama akan sangat dirasakan oleh tenaga kerja konstruksi yang sebelumnya belum memiliki engetahuan dan keteramilan di bidang konstruksi embangunan PLTU. Berdasarkan analogi dengan kegiatan embangunan PLTU di wilayah lain, diketahui bahwa ersentase komosisi tenaga kerja ada Taha Konstruksi menurut keahlian adalah sebagai berikut: tenaga ahli dan sesialis (5%), tenaga kerja teramil (42,5%) dan tenaga kerja kasar (52,5%). Berdasarkan data tentang tingkat endidikan dan jenis ekerjaan masyarakat di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi, diketahui bahwa tingkat endidikan masyarakat relatif masih rendah. Demikian ula dengan tingkat endidikan ara encari kerja di Kabuaten Cirebon. Berdasarkan data yang ada jumlah encari kerja di Kabuaten Cirebon dominasi oleh angkatan kerja tidak teramil (72,6%) yang hanya daat mengisi ekerjaan kasar, sedangkan sisanya untuk ekerjaan teramil hanya sebesar (26,2%), dan sisanya yang berotensi daat mengisi tenaga ahli dan sesialis hanyalah sebesar 1,2 ersen (Tabel 3-66). Tabel 3-66 Tingkat Pendidikan Pencari Kerja di Kabuaten Cirebon dan Tingkat Pendidikan Masyarakat di 5 (Lima) Desa Studi. Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Pencari Kerja di Kab. Cirebon(%) Tingkat Pendidikan Masyarakat di 5 Desa Studi (%) Tidak/Belum Tamat SD 25,9 28,75 Sekolah Dasar (SD) 24,0 37,9 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 22,7 13,8 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 26,2 17,5 Diloma I-III/Akademi/Sarjana 1,2 2,05 Total 100,0 100 Sumber : Kabuaten Cirebon Dalam Angka, 2014 dan Data Sekunder 2015 Jumlah tenaga kerja yang akan direkrut ada Taha Konstruksi adalah sebanyak orang, dengan komosisi tenaga kerja lokal sebanyak (49,8%) dan tenaga kerja endatang sebanyak (50,2%). Dengan definisi tenaga kerja lokal adalah meliuti tenaga kerja yang ada di Kabuaten Cirebon, maka kesematan kerja untuk tenaga buruh dan tenaga teramil seenuhnya daat terisi dari wilayah Kabuaten Cirebon. Sedangkan untuk tenaga kerja yang berasal dari 5 (lima) wilayah studi diketahui jumlah encari kerja adalah sebanyak orang dan dengan asumsi bahwa tenaga kerja lokal dari 5 desa studi yang daat disera oleh kegiatan konstruksi adalah sebesar 57% dari tenaga kerja lokal, maka orang encari kerja daat disera ada kegiatan konstruksi. Dari jumlah tenaga kerja tersebut dierkirakan sebesar 30% (573 orang) daat mengisi tenaga kerja teramil dan sisanya 70% (874 orang) daat mengisi tenaga kerja kasar. Dengan demikian, maka dengan adanya eleasan tenaga kerja konstruksi dierkirakan akan akan terjadi eningkatan keahlian bagi tenaga kerja lokal (berasal dari 5 Desa Studi) yaitu sebanyak ± 573 orang atau sekitar 30% dari tenaga kerja lokal yang tersera. Jenis eningkatan keahliannya daat beragam, mulai dari keahlian dalam engelolaan keamanan (SATPAM), keteramilan mengelas, keteramilan menyambung ia, mengoerasikan kendaraan dan alat berat, dll. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan eleasan tenaga kerja Taha Konstruksi terhada eningkatan keteramilan daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-90

92 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-67 Penentuan sifat enting damak kegiatan eleasan tenaga kerja Taha Konstruksi terhada eningkatan keteramilan. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang diduga akan memeroleh eningkatan keahlian adalah sebesar 30% (573 orang) dari total tenaga kerja lokal di 5 desa studi yang tersera dalam tenaga kerja konstruksi. Disaming itu terdaat ula eningkatan keahlian bagi warga lokal di luar wilayah studi yang akan mengalami eningkatan keahlian sekitar ± orang. Meliuti 5 desa yang termasuk dalam batas wilayah studi dan daat meluas hingga lintas desa, lintas kecamatan dan lintas kabuaten. Ditinjau dari lamanya damak berlangsung minimal selama kegiatan konstruksi yaitu ± 2 tahun. Intensitas damak Intensitas damak tergolong sedang Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Tidak ada komonen lain yang terkena damak turunan. Damak bersifat kumulatif. Damak daat berbalik. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, eningkatan keteramilan ada kegiatan eleasan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi masuk kategori damak enting (d) Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Oerasi Peningkatan Kesematan Kerja Besaran Damak Penerimaan tenaga kerja dierkirakan akan dilaksanakan ada akhir tahun Berdasarkan data ada Tabel 3-68 di bawah diketahui bahwa jumlah total tenaga kerja yang direkrut sebanyak 350 orang, dan emrakarsa akan beruaya untuk merekrut sebesar 40% dari total tenaga kerja Taha Oerasi. Sehingga rediksi awal akan ada sebanyak 140 kesematan kerja baru yang akan tersedia bagi encari kerja di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-91

93 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-68 Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja Taha Oerasi. No. Jenis Keahlian Jumlah (estimasi) 1 Manager dan level di atasnya 20 2 Staf, oerator, teknisi, dan level di bawahnya Kontraktor endukung 70 4 Tenaga Keamanan & Kebersihan 100 Total 350 Sumber : PLTU Cirebon Kaasitas 1x1000 MW, Berdasarkan hasil erkiraan kesematan kerja ada Taha Konstruksi dirediksi bahwa tingkat kesematan kerja di desa-desa wilayah studi dengan adanya kegiatan konstruksi akan meningkat dari angka 90,0% ada tahun 2015 menjadi 95,3% ada tahun Artinya keberadaan royek ada Taha Konstruksi mamu meningkatkan kesematan kerja sebesar 5,3%. Namun ada saat kegiatan eleasan tenaga kerja dilakukan, maka tingkat kesematan kerja menurun kembali ada angka 86,9%. Hal ini terjadi karena tenaga kerja lokal yang semula bekerja, dengan adanya akifitas eleasan tenaga kerja, maka status mereka kembali menjadi encari kerja (engangguran). Jumlah engangguran di desa-desa studi meningkat dari 766 orang ada awal tahun 2018 menjadi sebanyak ada akhir tahun Jumlah Pengangguran 2,500 2,000 1,500 1, (I) 2016 (II) (I) Sumber : Data Primer Hasil Analisi (2016) (II) Tana Proyek 1,637 1,604 1,604 1,572 1,541 1,510 1,480 1,450 Dengan Proyek 1,637 2,205 1, ,151 1,968 1,929 Gambar 3-20 Prakiraan Damak Perubahan Jumlah Pengangguran ada Tahun di 5 (Lima) Desa Studi. Berdasarkan Gambar 3-20 dirediksi ada akhir tahun 2018 akan terjadi enurunan tingkat kesematan kerja yang sangat significant dengan adanya royek, yang bersumber dari kegiatan eleasan tenaga kerja. Kegiatan enerimaan tenaga kerja Taha Oerasi sebanyak 350 orang dengan estimasi tenaga kerja lokal sebanyak 140 orang (40%), dierkirakan akan kembali meningkatkan kesematan kerja di wilayah tersebut. Namun eningkatan kesematan kerja tersebut tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan enurunan yang terjadi sebagai akibat dari eleasan tenaga kerja. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-92

94 Prakiraan Damak Penting Ti ngkat Kesematan Kerja (I) 2016 (II) (I) 2018 (II) Tana Proyek Dengan Proyek Sumber : Data Primer Hasil Analisi (2016). Gambar 3-21 Prakiraan Damak Perubahan Tingkat Kesematan Kerja di 5 (Lima) Desa-Desa Studi ada Taha Oerasi. Berdasarkan data ada Gambar 3-21 di atas,maka besar damak erubahan tingkat kesematan kerja dengan endekatan tana dan dengan adanya (with and without) rencana kegiatan PLTU dengan rentang waktu rakiraan damak selama ± 2 tahun (tahun ) adalah sebesar - 2,9%. Hal ini berarti bahwa keberadaan rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW berdamak negatif terhada tingkat kesematan kerja di 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Oerasi terhada eningkatan kesematan kerja daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-69 Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Oerasi terhada eningkatan kesematan kerja. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Sifat Penting Damak Keterangan Secara arsial, kegiatan enyeraan tenaga kerja meningkatkan kesematan kerja dan memberi manfaat langsung keada sekitar ± 140 tenaga kerja baru. Namun secara holistik karena adanya kegiatan eleasan tenaga kerja ada Taha Konstruksi, maka dierkirakan terdaat ± warga yang terkena damak negatif langsung dari adanya kegiatan ada Taha Konstruksi. Damak menyebar terutama di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi yaitu Desa Waruduwur, Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Damak daat menyebar lebih luas lagi hingga lintas kecamatan dan kabuaten. Lamanya damak berlangsung selama 24 tahun. Intensitas damak P Intensitas damak cuku tinggi Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Hanya terdaat satu komonen lain yang terkena damak yaitu erubahan ersesi masyarakat. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-93

95 No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Keterangan Prakiraan Damak Penting Damak daat berbalik dengan camur tangan manusia dengan rekayasa sosial dan kelembagaan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, eningkatan kesematan kerja ada kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Oerasi masuk kategori damak enting (d) Persesi dan sika masyarakat Besaran Damak Damak ersesi dan sika masyarakat ini meruakan damak turunan dari damak erubahan kesematan kerja dari kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk Taha Oerasi. Berdasarkan hasil rakiraan damak diketahui bahwa ada akhir Taha Konstruksi akan dilakukan kegiatan eleasan tenaga kerja konstruksi, dimana sebanyak ± 140 orang (57%) diantaranya dierkirakan berasal dari tenaga kerja lokal di 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam batas wilayah studi. Kegiatan eleasan tenaga kerja tersebut akan berdamak ada enurunan kesematan kerja hingga angka 88,9%. Sehingga secara otomatis akan kembali meningkatkan angka engangguran di lokasi studi samai sebanyak orang. Rencana kegiatan erekrutan tenaga kerja ada Taha Oerasi dirediksi akan membutuhkan tenaga kerja lokal sebanyak 140 orang, hal ini akan meningkatkan kesematan kerja namun relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah encari kerja di lokasi studi. Kondisi ini dirediksi akan menimbulkan ersesi dan sika negatif masyarakat terhada kegiatan erekrutan tenaga kerja ada Taha Oerasi. Persesi masyarakat yang bersifat negatif dierkirakan akan muncul dari tenaga kerja lokal yang tidak lagi direkrut menjadi tenaga kerja ada Taha Oerasi. Dari tenaga kerja yang dileas, dierkirakan hanya 140 orang yang akan direkrut kembali menjadi tenaga kerja oerasi, artinya terdaat sebanyak tenaga kerja konstruksi yang tidak daat disera ada kegiatan oerasi. Persesi negatif dari masyarakat akan semakin meningkat jika ara enggara lahan yang kehilangan mata encaharian sebagai damak dari engadaan lahan ada taha ra konstruksi belum memeroleh alternatif mata encaharian lain. Jika masalah ini tidak dikelola dengan baik, maka dierkirakan akan meningkatkan ersentase masyarakat yang berersesi negatif terhada kegiatan ada Taha Oerasional secara keseluruhan. Sedangkan ersesi dan sika masyarakat yang bersifat ositif akan timbul dari tenaga kerja lokal yang disera ada Taha Oerasi. Jumlah tenaga kerja lokal yang dirediksi akan daat disera ada Taha Oerasi sebanyak 140 orang. Jika jumlah masyarakat yang memiliki ersesi ositif dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang berotensi memiliki ersesi yang negatif, maka ersentase masyarakat yang memiliki ersesi ositif sebesar 11,1%. Dengan relatif kecilnya ersentase masyarakat yang berersesi ositif terhada kegiatan rekruitment tenaga kerja ada Taha Oerasi, maka dierlukan adanya uaya engelolaan untuk daat meningkatkan ersesi masyarakat yang bersifat ositif dan mengurangi ersesi masyarakat yang bersifat negatif. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Oerasi terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-94

96 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-70 Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Oerasi terhada ersesi dan sika masyarakat. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang akan terkena damak langsung yang bersifat ositif dari kegiatan rekruitmen tenaga kerja oerasi dirediksi sebanyak 140 orang. Jika turut diertimbangkan dengan jumlah anggota keluarganya yang turut menikmati manfaat secara tidak langsung, maka jumlahnya meningkat menjadi ±560 orang. Sedangkan ersesi yang negatif dirediksi akan timbul dari mantan tenaga kerja konstruksi yang tidak daat direkrut ada tenaga kerja oerasi sebanyak orang. Damak menyebar terutama di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi yaitu Desa Waruduwur, Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Damak daat menyebar lebih luas lagi hingga lintas kecamatan dan kabuaten. lamanya damak berlangsung selama 24 tahun Intensitas damak Intensitas damak cuku tinggi. Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak Bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - Tidak ada komonen lain yang terkena damak. Damak daat berbalik atau diulihkan melalui engelolaan baik itu dengan endekatan kelembagaan dan sosial. - Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Oerasi masuk kategori damak enting (d). 3.3 TAHAP OPERASI Oerasional dermaga (bongkar muat batubara) Penurunan kualitas air laut Besaran Damak Kegiatan bongkar muat batubara yang dilakukan di dermagaselama Taha Oerasi PLTU menggunakan grab crane outlaoder berkaasitas 1000 ton/jam untuk dimuat ke dalam system ban berjalan tertutu menuju stock yard menggunakan sistem ban berjalan tertutu (closed conveyor system). Frekuensi kegiatan bongkar muat dilakukan setia 5 hari sekali. Setia kegiatan bongkar muat daat terjadi ceceran batubara ke laut sehingga memengaruhi kualitas air laut yaitu meningkatnya konsentrasi TSS. Kegiatan bongkar muat batubara di dermaga akan mengikuti SOP yang ada untuk daat meminimalkan ceceran batubara yang mungkin berdamak negatif damak terhada lingkungan erairan. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-95

97 Prakiraan Damak Penting Berdasarkan hasil analisis laboratorium, konsentrasi TSS di erairan sekitar lokasi kegiatan masih jauh di bawah ambang batas sesuai baku mutu air laut menurut Kemen LH No. 51/2004, yaitu berkisar antara 5 mg/l hingga 33 mg/l. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada enurunan kualitas air laut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-71 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada enurunan kualitas air laut. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Sifat Penting Damak 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lamanya damak berlangsung Intensitas damak 4 Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Tidak ada. Keterangan Luas ersebaran damak akan terbatas di erairan laut sekitar lokasi kegiatan. Damak berlangsung selama satu tahaan kegiatan: Oerasi Kegiatan bongkar muat dilakukan setia satu kali dalam lima hari. Penurunan kualitas air akan berdamak ada erubahan komunitas biota laut, sosial dan kesehatan masyarakat. 5 Sifat kumulatif damak Damak tidak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Damak enurunan kualitas air akan kembali seerti sedia kala ketika kegiatan telah selesai. Tidak ada. Sifat Penting Damak d damak tidak enting Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, enurunan kualitas air laut ada kegiatan oerasional dermaga masuk kategori damak tidak enting (d) Perubahan komunitas biota laut Besaran Damak Perubahan komunitas biota laut meruakan damak turunan dari terjadinya enurunan kualitas air laut di sekitar dermaga. Biota laut di sekitar lokasi rencana dermaga berua lankton, bentos, dan ikan-ikan demersal mauun elagis. Berdasarkan engamatan di laangan tidak terdaat jenis yang dilindungi. Damak ceceran batubara terhada biota laut akan diamati dari struktur komunitas lankton sebagai mata rantai makanan di laut. Komosisi jenis fitolankton dan zoolankton menggambarkan susunan jenis-jenis lankton yang meruakan bagian dari komunitas biota erairan. Fitolankton dan zoolankton daat diakai sebagai indikator adanya erubahan kondisi lingkungan erairan, misalnya masuknya bahan encemar ke dalam erairan sehingga menimbulkan damak negatif enting. Hal tersebut disebabkan karena keberadaan lankton sangat enting bagi kehiduan biota laut lainnya dan menjadi mata rantai dalam rantai makanan yang menyusun jaring-jaring makanan biota laut. Tana lankton khususnya fitolankton sebagai roduksi rimer tidak akan mungkin terjadi kehiduan hewan di dalam laut. Diasumsikan bila komunitas lankton tidak terdamak oleh ceceran batubara di jetty maka biota laut dalam rantai makanan tidak akan terdamak secara signifikan. Selain itu, damak ceceran Adendum Andal dan RKL-RPL 3-96

98 Prakiraan Damak Penting batubara terhada biota laut juga akan diamati dari struktur komunitas bentos. Bentos adalah organisme yang hidu di ermukaan dasar erairan dengan melekatkan diri atau membenamkan diri ada substratnya (sedimen). Montagna menyatakan bahwa dalam ekosistem erairan, bentos bereran sebagai salah satu mata rantai enghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga lanktonik samai konsumen tingkat tinggi (Setiadi, 1989). Bentos sering dijadikan indikator encemaran erairan laut, sebab jenis biota laut tersebut hidu di dasar laut dan cenderung sangat lambat ergerakannya dibandingkan jenis lainnya seerti ikan. Disaming itu bentos sangat sensitif dan eka terhada suatu erubahan dalam air (Odum, 1994). Sebagai organisme yang hidu di erairan, bentos sangat eka terhada erubahan kualitas air temat hidunya sehingga akan berengaruh terhada komosisi dan kelimahannya. Hal ini tergantung ada toleransi hewan bentos terhada erubahan lingkungan, sehingga organisme ini sering diakai sebagai indikator kualitas encemaran suatu erairan. Analogi dengan PLTU Cirebon 1x660MW Besaran damak ceceran batubara di jetty terhada komunitas akuatik biota laut dirakirakan berdasarkan analogi dengan keadaan PLTU Cirebon 1x660MW yang memiliki engelolaan dan enanganan yang serua. Berdasarkan Laoran Pemantauan RKL RPL eriode Desember 2014, dilaorkan bahwa keanekaragaman komunitas lankton di erairan laut di sekitar jetty masih tinggi, artinya stabilitas ekosistem manta, dan roduktivitas tinggi, dan tidak terjadi tekanan ekologis. Hasil erhitungan indeks keseragaman jenis menunjukkan nilai yang tinggi, artinya enyebaran oulasi lankton ada erairan laut tersebut termasuk dalam kondisi merata. Selain itu, Laoran Pemantauan RKL RPL tersebut juga melaorkan hasil emantauan kondisi komunitas bentos yang dilakukan di bulan Agustus dan Oktober Hasil emantauan menunjukkan indeks diversitas bentos ada erairan laut di atas 2,3 dengan indeks keseragaman di atas 0,9. Hal tersebut menunjukkan bahwa keanekaragaman dan keseragaman bentos di erairan laut sekitar jetty tergolong tinggi. Dengan demikian, disimulkan bahwa ceceran batubara di jetty tidak berdamak secara signifikan ada komunitas lankton dan bentos serta biota laut secara umum. Berdasarkan hasil emantauan lankton dan bentos di sekitar lokasi bongkar muat batubara di jetty PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW, maka dirakirakan damak ceceran batubara ada biota laut di sekitar jetty PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dirakirakan juga tidak akan berdamak secara signifikan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada erubahan komunitas biota laut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-72 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada erubahan komunitas biota laut. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Sifat Penting Damak 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lamanya damak berlangsung Tidak ada. Keterangan Wilayah yang terengaruh langsung terbatas ada areal sekitardermaga. Damak berlangsung selama kegiatan bongkar muat dilakukan. Intensitas damak Intensitas damak relatif rendah. 4 Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Jika damak rimer tidak dikelola dengan baik daat menimbulkan damak sosial ekonomi. 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat tidak kumulatif. 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Damak yang ditimbulkan berbalik secara berangsur-angsur Adendum Andal dan RKL-RPL 3-97

99 Prakiraan Damak Penting No 7 Faktor Penentu Damak Penting Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak Keterangan Perubahan komunitas biota laut yang ditimbulkan oleh kegiatan oerasional dermaga daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia Sifat Penting Damak d damak tidak enting Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan komunitas biota laut ada kegiatan oerasional dermaga masuk kategori damak tidak enting (d) Gangguan aktivitas nelayan melaut Besaran Damak Kegiatan engoerasional dermaga (bongkar muat batubara) dengan anjang dermaga ± 2,7 Km dierkirakan akan berdamak terhada gangguan aktifitas nelayan melaut. Berdasarkan data deskrisi kegiatan, diketahui bahwa jenis kaal tongkang engangkut batu bara yang direncanakan adalah kaal tongkang dengan kaasitas DWT (dead weight tonnage). Dengan erencanaan kebutuhan batu bara erhari sebesar ton/hari, maka secara sederhana untuk kebutuhan er hari dibutuhkan engangkutan sebanyak kurang dari 1 unit kaal tongkang. Dengan asumsi tongkang tersebut daat memuat batubara seberat ton. Maka dengan kebutuhan di stockyard batubara sebesar ton/30 hari, dirediksi kebutuhan tongkang engangkut sebanyak ±25 unit kaal tongkang/bulan (kurang lebih setara dengan 1 unit kaal tongkang/hari). Dimensi kaal tongkang DWT dierkirakan anjang ± 100 m (LoA), lebar kaal ± 30 m. Berdasarkan informasi di atas, terutama yang berkaitan dengan intensitas keluar masuk kaal tongkang ke dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW yang relatif tidak terlalu banyak (1 unit kaal tongkang/hari), jika ditambah dengan kaal tongkang ada dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW sebanyak 1 unit er hari, maka dirediksi lalu lintas keluar masuk kaal tongkang maksimal adalah sebanyak ±2 unit kaal tongkang /hari. Peningkatan keluar masuk kaal tongkang sebanyak 1 unit/hari, dierkirakan tidak akan mengganggu aktifitas nelayan lokal, selama emrakarsa melakukan engelolaan beruaa sosialisasi, koordinasi dengan ara nelayan yang berkaitan dengan jadwal dan ritasi kaal yang keluar masuk ke dermaga. Disaming itu emrakarsa wajib memasang mercusuar, elamung (buoy) yang daat memandu kaal-kaal nelayan (terutama ada malam hari) agar daat menghindari kaal-kaal tongkang yang sedang bersandar di dermaga bongkar muat. Sehingga ara nelayan daat mengantisiasi dan menyesuaikan jalur elayarannya. Berdasarkan analogi dengan aa yang sudah berjalan ada oerasional dermaga di PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW, secara umum diketahui bahwa ara nelayan daat menyesuaikan lalu lintas elayarannya dengan adanya keberadaan kaal tongkang. Berdasarkan hasil rakiraan besar damak dari embangunan dermaga ermanen, dieroleh hasil rediksi bahwa keberadaan dermaga seanjang 2,7 Km tidak berengaruh secara nyata (signifikan) terhada erubahan jalur nelayan dengan kaal ukuran kecil. Hal ini dikarenakan kaal-kaal kecil tana tiang bendera, masih daat melintasi celah antar ondasi dermaga. Gangguan dierkirakan akan terjadi terhada lalu lintas nelayan kaal besar, karena dengan adanya dermaga maka nelayan yang berangkat dari Waruduwur erlu melambung ke utara sebelum menuju ke arah timur. Namun dengan adanya dermaga eksisting di PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW, erbedaan jarak temuh sangat kecil. Gangguan akan lebih dirasakan oleh nelayan dengan ukuran kaal besar yang berangkat dari Desa Pangarengan. Namun berdasarkan hasil wawancara, observasi laang dan data skunder, diketahui sebagian besar nelayan di Desa Pangarengan menggunakan kaal-kaal dengan ukuran kecil, sehingga masih daat melintas diantara celah ondasi atau tiang dermaga. Dirediksi ada sekitar 20% kaal ukuran besar (± 42 unit kaal) di Desa Pangarengan yang akan terkena damak. Berdasarkan Adendum Andal dan RKL-RPL 3-98

100 Prakiraan Damak Penting analisis sasial sederhana terhada jalur nelayan kaal besar dengan adanya keberadaan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW(Gambar 3-18), maka erbedaan jarak temuh dengan dan tana adanya dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW adalah sejauh ± 423 meter (ulang-ergi menjadi ± 846 meter). Perbedaan jarak temuh tersebut dierkirakan akan memberikan tambahan biaya BBM Solar sebesar R ± 1.422/erahu/hari atau secara total terhada 42 kaal adalah sebesar ± R /hari atau setara dengan ± R /bulan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada gangguan aktivitas nelayan melaut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-73 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada gangguan aktivitas nelayan melaut. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lama nya damak berlangsung Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah kaal nelayan yang akan terganggu adalah sebanyak 42 kaal, dengan asusmsi setia kaal terdiri dari 4 anak buah kaal, maka jumlah manusia yang terkena damak adalah sebanyak ± 208 nelayan. Gangguan aktifitas nelayan hanya akan terjadi di sekitar area dermaga bongkar muat batu bara seanjang ± 2,7 Km. lamanya damak berlangsung adalah selama ± 24 tahun. Intensitas damak Intensitas damak tergolong kecil Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Hanya terdaat satu komonen lingkungan lain yang terkena damak yaitu erubahan ersesi dan sika masyarakat. Damak bersifat kumulatif karena berlangsung lama yaitu selama ± 24 tahun. Damak daat berbalik jika kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW berakhir dan jika fasilitas dermaga tersebut di bongkar. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, gangguan aktivitas nelayan melaut ada kegiatan oerasional dermaga masuk kategori damak enting (d) Persesi dan sika masyarakat Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini meruakan damak turunan dari enurunan kualitas air laut, erubahan komunitas biota laut dan gangguan aktifitas nelayan yang bersumber dari kegiatan oerasional dermaga bongkar muat batu bara. Besaran Damak Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini meruakan akumulasi dari ketiga damak di atas yang semuanya tergolong sebagai damak yang bersifat negatif. Berdasarkan hasil konsultasi ublik dan wawancara, terdaat kekhawatiran masyarakat yang berkaitan dengan gangguan aktifitas nelayan dan enurunan kualitas air laut. Secara umum engoerasian dermaga bongkar muat batu bara ini akan menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar bagi Adendum Andal dan RKL-RPL 3-99

101 Prakiraan Damak Penting masyarakat nelayan, terutama karena damaknya akan bersifat kumulatif dari damak-damak negatif yang muncul ada oerasional PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW. Berdasarkan hasil wawancara diketahui sebesar 64,1% masyarakat di 5 (lima) desa studi memandang bahwa secara umum keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW diresesikan kurang baik. Dengan adanya tambahan damak baru dari kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW, khususnya yang bersumber dari kegiatan oerasional dermaga dierkirakan akan semakin menguatkan ersesi negatif tersebut jika emrakarsa tidak melakukan engelolaan lingkungan dengan teat. Jumlah rumah tangga di 5 (lima) desa studi yang mata encaraiannya sebagai nelayan adalah ± 742 rumah tangga nelayan, dengan rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 4 orang, maka jumlah rumah tangga yang merasa khawatir terhada rencana kegiatan oerasional dermaga bongkar muat batu bara adalah sebanyak ± jiwa atau sekitar 12 ersen dari total enduduk di wilayah studi. Berdasarkan data rona awal ersentase resonden yang memberikan ernyataan ersesi negatif terhada rencana kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW adalah sebesar 30,25% (merugikan 27,69% dan sangat merugikan 2,56%). Dengan adanya damak negatif gangguan aktifitas nelayan ini, maka dierkirakan akan meningkatkan ersentase ersesi negatif warga sebesar 12%. Sehingga dengan adanya kegiatan yang berersesi negatif terhada rencana kegiatan akan meningkat menjadi sekitar ± 42,25%. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-74 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada ersesi dan sika masyarakat. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah manusia yang terkena damak dari kegiatan ini minimal adalah sebanyak rumah tangga yang menggantungkan hidunya ada sumberdaya laut atau berrofesi sebagai nelayan yaitu sebanyak ± 742 rumah tangga nelayan. Meliuti komunitas atau temat tinggal masyarakat nelayan yang terkena damak di 5 (lima) desa studi. waktu lamanya damak berlangsung tergolong lama (± 24 tahun). Intensitas damak Intensitas damak tergolong ringan, Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Tidak terdaat komonen lain yang terkena damak turunan. 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Damak daat berbalik dengan endekatan teknologi, kelembagaan dan sosial. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan oerasional dermaga masuk kategori damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-100

102 Prakiraan Damak Penting Penyimanan batubara di stockyard Penurunan kualitas udara ambien Besaran Damak Damak yang berotensi terjadi dari kegiatan enyimanan batubara di stockyard adalah enurunan kualitas udara ambien akibat dari emisi fugitif yang terdisersi ke udara ambien. Dengan adanya kegiatan tersebut dierkirakan akan timbul olutan artikulat (PM 10 ) yang terdisersi ke dalam atmosfer. Pemodelan disersi atmosfer dilakukan untuk memrediksi besaran damak dari emisi fugitif terhada kualitas udara di sekitarnya dengan emodelan menggunakan erangkat lunak CALPUFF Versi Laju emisi fugitif dihitung menggunakan faktor emisi dari NEPM Australia 2 untuk oerasi ertambangan batubara. Laju emisi sudah termasuk enggunaan kontrol emisi yang diusulkan oleh CEPR seerti conveyor tertutu dan sistem enyiraman ada stockyard. Pemodelan emisi fugitif dilakukan dengan menggunakan skenario sebagai berikut: Dua sumber volume dengan laju emisi PM 10 masing-masing sebesar 0,00289 gram/detik. Laju emisi disesuaikan untuk mengakomodasi/mewakili oerasi grab di keseluruhan area barge sehingga tidak terbatas ada oerasi di satu titik saja selama waktu oerasi seanjang 11 jam yang dierlukan untuk mengosongkan barge; Pemindahan/transfer batubara dari shi loader ke stockile batubara melalui conveyor dilakukan sebanyak tiga kali. Titik erindahan ertama diasumsikan tidak terkontrol dengan laju emisi PM 10 0,0058 gram/detik. Sedangkan emindahan kedua dan ketiga menggunakan kontrol bagfilter dengan laju emisi PM 10 tingkat emisi dari 5,8 x 10-5 gram/detik; dan Stockyard batubara telah diasumsikan beroerasi selama 11 jam er hari, selama tujuh hari seminggu. Stacker loader diasumsikan beroerasi 24 jam sehari. Berdasarkan inut data di atas, hasil emodelan disersi emisi fugitif dari enyimanan batubara di stockyard dengan konsentrasi rata-rata 24 jam ditunjukkan tabel berikut ini. Tabel 3-75 Prakiraan MGLC tertinggi untuk PM 10 dan TSP dari emisi fugitif yang dihasilkan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW Polutan Waktu rata-rata MGLC tertinggi (µg/m 3 ) Baku Mutu (µg/m 3 ) PM jam 17,4 Tahunan 7,7 Keterangan: Baku mutu mengacu keada PPRI No. 41/1999. Lokasi (jarak dari sumber) 150 Di atas stockyard Nilai konsentrasi PM 10 tertinggi untuk rata-rata 24 jam dierkirakan terjadi di dekat area enumukan batubara (stockyard) yaitu sebesar 17,4 ug/m 3, jauh di bawah baku mutu udara ambien yang ditetakan (150 ug/m 3 ). Pada daerah enduduk terdekat taak royek menunjukkan PM 10 yang terdisersi ke udara ambien adalah 1 ug/m 3. Dari hasil emodelan ini, nilai konsentrasi tertinggi ada koordinat resetor untuk PM 10 masih memenuhi baku mutu sesuai PPRI No. 41 Tahun Environment Australia. NPI - Emission Estimation Technique Manual for Mining. Version 2.3. Table 1 & Table 3 Emission Factor Equations and Default Emission Factors for Various Oerations at Coal Mines, January Adendum Andal dan RKL-RPL 3-101

103 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-22 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24) dari emisi fugitif PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang). Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enyimanan batubara di stockyard terhada enurunan kualitas udara ambien daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-76 Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan batubara di stockyard terhada enurunan kualitas udara ambien. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung Sifat Penting Damak Keterangan Para ekerja mauun enduduk yang akan terkena damak adalah mereka yang berada di dekat lokasi stockyard. Luas sebaran artikulat (PM 10 ) hanya di sekitar area stockyard dan tidak samai terdisersi ke emukiman terdekat yaitu Blok Karangmulya di Desa Kanci dan Blok Kandawaru di Desa Waruduwur. Damak berlangsung selama batubara disiman di stockyard. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-102

104 Prakiraan Damak Penting No 4 Faktor Penentu Damak Penting Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Keterangan Intensitas PM 10 tertinggi masih memenuhi baku mutu yang ditetakan. Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak bersifat kumulatif karena berlangsung secara terus menerus. 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Partikulat yang ditimbulkan dari enyimanan batubara di stockyard akan terdisersi ke dalam udara ambien dan akan berbalik ada saat kegiatan selesai. 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Pagar emecah angin (wind breaker fence) akan diasang mengelilingi stockyard untuk mencegah dan atau mengurangi debu yang timbul dari enimbunan batubara. Selain itu akan ada instalasi sistem enyemrotan air (water sray) untuk menangani kemungkinan terjadi swaemanasan dan swa-embakaran (self heating dan sontaneous ignition) dari batubara yang ditimbun serta enanaman ohon di sekitar coal stockyard sebagai green belt seerti ada PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan enyimanan batubara di stockyard ada Taha Oerasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada enurunan kualitas udara ambien masuk ke dalam kategori damak enting (d) Persesi dan sika masyarakat Besaran Damak Penyimanan batubara di stockyard meruakan damak turunan (damak tersier) dari damak enting hiotetik gangguan enyakit (damak skunder) dan enurunan kualitas udara ambien (damak rimer). Berdasarkan hasil rakiraan damak terhada gangguan enyakit diketahui bahwa kegiatan enyimanan batubara di stockyard dierkirakan daat menyebabkan gangguan ada sistem ernafasan akut. Peningkatan konsentrasi debu di Desa Kanci (Blok Karangmulya) dan Waruduwur (Blok Kandawaru) masih dibawah baku mutu lingkungan. Akan tetai berotensi menimbulkan ersesi negatif terutama di Desa Kanci dan Desa Waruduwur. Berdasarkan hasil rakiraan di atas yang berkaitan dengan enurunan kualitas udara ambien dan gangguan enyakit, maka dierkirakan akan berdamak negatif terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enyimanan batubara di stockyard terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-103

105 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-77 Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan batubara di stockyard terhada ersesi dan sika masyarakat. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak Sifat Penting Damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Keterangan Para ekerja mauun enduduk yang akan terkena damak adalah mereka yang berada di dekat lokasi stockyard. Luas sebaran artikulat debu dari enyimana batubara di stockyard hanya di sekitar area stockyard dan tidak samai terdisersi ke emukiman terdekat yaitu Blok Karangmulya di Desa Kanci dan Blok Kandawaru di Desa Waruduwur. Waktu lamanya damak berlangsung tergolong lama yaitu selama beroerasinya unit PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Intensitas damak Intensitas damak tergolong ringan, Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Tidak terdaat komonen lain yang terkena damak turunan. 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Damak daat berbalik dengan endekatan teknologi, kelembagaan dan sosial. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan enyiaan batubara di stockyard masuk kategori damak enting (d) Gangguan enyakit Besaran Damak Damak kesehatan yang timbul dari kegiatan enyimanan batubara di stockyard daat menyebabkan gangguan ada sistem ernafasan baik akut mauun kronis. Debu batubara jika terhiru daat menyebabkan ISPA, tetai ada jangka waktu lama debu batubara yang berukuran kecil (PM 2,5 ) daat menyebabkan enyakit kronis seerti bronchitis kronis, PPOK dan asma (WHO). Kegiatan enyimanan batubara di stockyard ini daat meningkatan konsentrasi debu diudara, dierkirakan sebaran debu tersebut daat mencaai emukiman enduduk. Peningkatan konsentrasi debu di Desa Kanci dan Waruduwur masih dibawah baku mutu lingkungan. Walauun demikian, menurut WHO karakteristik, konsentrasi dan waktu aaran olutan akan memengaruhi risiko terhada kesehatan. Nilai konsentrasi debu (PM 10 ) yang daat mengakibatkan gangguan kesehatan yaitu sebesar 50 g/m 3 dan PM 2,5 sebesar 25 g/m 3. Rata-rata angka revalensi ISPA di 2 Kecamatan (Mundu dan Astanajaura) yang berdekatan dengan temat enyimanan batubara sebanyak 123 kasus er 1000 enduduk, Pneumonia 0.8 kasus/1000 enduduk dan Astma 0.25 kasus/1000 enduduk. Dengan adanya kegiatan ini dierkirakan terjadi eningkatan kasus enyakit saluran ernafasan (ISPA) ada kelomok rentan yang tinggal di ketiga desa tersebut diatas sebanyak 18 kasus er 1000 enduduk-tahun dan ada jangka anjang daat berisiko terjadinya enyakit sistem ernafasan seerti astma, bronchitis, PPOK sebesar 21 kasus/1000 enduduk-tahun. Jumlah ini bisa melebihi dari yang dierkirakan sering dengan ertambahan jumlah enduduk dan enyakit ada sistem Adendum Andal dan RKL-RPL 3-104

106 Prakiraan Damak Penting ernafasan disebabkan oleh multi faktor, baik kondisi fisik udara, kuman atogen dan juga virus (Dekes RI). Faktor lain yang daat memengaruhinya seerti status gizi, kebiasaanmerokok di dalam ruangan, engelolaan samah dengan cara dibakar serta ventilasi ruangan. Oleh karena itu, olusi udara bukan enyebab tunggal terhada enyakit ada sistem ernafasan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enyimanan batubara di stockyard terhada ganggan enyakit daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-78 Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan batubara di stockyard terhada gangguan enyakit. No 1 2 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Sifat Penting Damak P Keterangan Masyarakatyang tinggal yang tinggal Desa Kanci dan Waruduwur yang berbatasan dengan lokasi PLTU, yaitu sebesar jiwa (BPS, 2015) Keluhan/gangguan ada saluran ernafasan umumnya akan terjadi di daerah yang berbatasan dengan lokasi PLTU yaitu Desa Kanci dan Waruduwur. 3 Lama nya damak berlangsung P Gangguan ada saluran ernafasan ini bersifat akut (daat sembuh dalam beberaa hari) dan bersifat kronis (setelah beberaa tahun, tergantung ada karakteristik individu). 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak P Gangguan ada saluran ernafasan akut daat hilang timbul seiring dengan teraar oleh artikulat dan faktor lainnya. Gangguan ada saluran ernafasan kronis lama dan meneta Damak turunan akibat meningkatnya gangguan ada saluran ernafasan akut/kronis akan berotensi terhada ersesimasyarakat yang negatif. 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif, karena artikulat yang terhiru akan mengenda ada saluran ernafasan dan daat mengakibatkan efek kronis. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan tidak adanya enyimanan batubara, kualitas udara akan kembali ada kondisi semula, tetai efek kronis akan meneta ada enderita. Pengobatan yang sudah modern daat menurunkan tingkat kearahan ada gangguan ada sistem ernafasan kronis. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, gangguan enyakit ada kegiatan enyiaan batubara di stockyard masuk kategori damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-105

107 Prakiraan Damak Penting Oerasional unit PLTU Penurunan kualitas udara ambien Besaran Damak PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW akan menerakan teknologi Ultra Suer Critical(USC), yang meruakan teknologi embangkit listrik dengan efisiensi tinggi dan rendah emisi.pltu ini dirancang untuk menghasilkan gross ouut energi listrik sebesar MW untukmasa oerasi minimal 25 tahun dengan osi eranjangan. Damak yang berotensi terjadi adalah enurunan kualitas udara ambien akibat dari engoerasian PLTU dari hasil embakaran batubara. Dengan adanya kegiatan tersebut dierkirakan akan timbul olutanartikulat, SO 2 dan NO 2 yang terdisersi ke dalam atmosfer. Pemodelan disersi atmosfer dilakukan untuk memrediksi besaran damak dari emisi PLTU ada kualitas udara di sekitarnya untuk menilai damak kumulatif dari emisi gabungan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dan PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW. Prakiraan enyebaran olutan dilakukan dengan emodelan menggunakan erangkat lunak CALPUFF Versi dengan memerhitungkan sejumlah faktor emisi dari kontaminan, ketinggian cerobong, toografi lokal, dan meteorologi. Asek meteorologi utama yang diertimbangkan dalam emodelan ini adalah keceatan dan arah angin, suhu, tinggi encamuran dan stabilitas atmosfer. Adaun skenario emodelan disersi adalah sebagai berikut; Damak kualitas udara dari PM 10, PM2,5, NO X dan SO 2 dari PLTU Cirebon kaasitas 660 MW dan MW dinilai baik secara individu mauun secara kumulatif menggunakan model disersi CALPUFF Versi Model dijalankan dengan dimensi 10 km x 10 km (100 km 2 ); Menerakan sistem engendali olusi udara Wet Limestone Flue Gas Desulhurization (FGD) dengan efisiensi enurunan sebesar 70% dengan asumsi bahwa 40% dari aliran gas buang akan dialirkan ke unit FGD untuk membersihkan gas buang dan kemudian dicamurkan kembali dengan 60% gas dari sistem FGD byass; Menerakan 2 unit alat engendali abu (ESP) dengan efisiensi 99,22% yang digunakan untuk menangka artikulat tersusensi dari cerobong gas yang berasal dari embakaran batubara dalam embangkit ua. ESP ini dirancang untuk mencaai konsentrasi emisi artikulat tidak lebih dari 50 mg/m 3 ada 6% kandungan O 2 ; Laju alir gas buang diasumsikan 25 meter/detik untuk kedua unit PLTU (kaasitas 1x1.000 dan 660 MW); dan Arah dan keceatan angin menggunakan data dari TAPM (The Air Pollution Model - ragnostic meteorological) dan menggabungkan dengan data meteorologi lokal untuk eriode tahun 2004 samai 2006; Parameter yang akan digunakan dalam emodelan disersi kedua unit PLTU Cirebon disediakan dalam tabel berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-106

108 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-79 Rangkuman arameter untuk emodelan disersi. Parameter PLTU Cirebon 1x660 MW (eksisting) PLTU Cirebon 1x1.000 MW (yang direncanakan) Tinggi cerobong 215 meter 200 meter Diameter dalam cerobong 7.1 meter 8,5 meter Temeratur cerobong 138 o C (411 K) 119 o C (392 K) Aliran volumetrik (Nm 3 /jam, basah) Laju alir cerobong 25 meter/detik 25 meter/detik Pembangkit listrik (bersih) 660 MWe MWe Nilai kalor batubara 18,0 MJ/kg 18,8 (as received) MJ/kg Konsumsi batubara 347 ton/jam 476,5 ton/jam Kandungan Sulfur batubara 0,2%, w/w (as received) 0,37%, w/w (as received) Sumber: CEPR, Faktor emisi yang digunakan dalam emodelan berdasarkan studi teknis yang berasal dari kontraktor engineering rocurement contractor (EPC) CEPR seerti ditunjukkan ada tabel berikut ini. Tabel 3-80 Faktor emisi yang digunakan dalam emodelan disersi. Parameter Faktor Emisi PLTU Cirebon 1x660 MW (kg/hari) Faktor emisi PLTU Cirebon 1x1.000 MW(kg/hari) SO NO x PM PM ,5 70,1 Sumber: CEPR, Sedangkan untuk menara endingin (cooling tower), laju emisi dihitung dengan menggunakan faktor emisi dari USEPA AP-42 dengan enguaan (evaorative loss) sebesar 97,250 m 3 er jam dengan kandungan adatan terlarut sebesar 80 mg/l. Dimensi dari menara endingin adalah sebagai berikut: Tinggi fan dek 11, 5 meter; Fan stub 2,2 meter; Diameter fan 9,85 meter; Dimensi sel 16x18 meter; 2 banks untuk 15 sel dengan total 30 sel; dan Laju emisi PM 10 berasal dari erhitungan faktor emisi sebagai 0,71 gram/detik. Selanjutnya mengenai hasil emodelan dari PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW atau dari damak kumulatif ke dua unit PLTU akan dibahas ada bagian berikut ini. Damak dari oerasional PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW Hasil emodelan erangkat lunak CALPUFF disediakan dalam eriode waktu aaran rata-rata 1 jam (99,9 ersentil), 24 jam dan tahunan untuk arameter PM 10, PM 2,5, SO 2 dan NO X. Diasumsikan bahwa semua olutan NO x dikonversi ke NO 2 karena mayoritas emisi yang keluar Adendum Andal dan RKL-RPL 3-107

109 Prakiraan Damak Penting berua senyawa NO (95%). Nilai konsentrasi tertinggi di atas ermukaan tanah (MGLCs) yang diemisikan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW disediakan ada tabel berikut ini. Tabel 3-81 MGLCs tertinggi dari oerasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW ada kondisi 1 atmosfer dan 0 C. Polutan dan Periode Rata- Rata Prediksi MGLCs tertinggi (ug/m 3 ) Tidak termasuk background Termasuk background Baku mutu* Baku mutu** SO 2 (1 jam, 99,9ersentil) SO 2 (24 jam) SO 2 (tahunan) 2,0 6, NO X (1 jam, 99,9 ersentil) NO X (sebagai NO 2, 24 jam) NO X (sebagai NO 2,tahunan) 1,0 7, PM 10 (24 jam) 4, PM 10 (tahunan) 0,1 47,1 - - PM 2.5 (24 jam) 1,8 62, PM 2.5 (tahunan) 0,1 33,1 - - Sumber: PTHI, Keterangan: * Baku mutu mengacu keada PPRI No. 41/1999. ** Baku mutu mengacu keada nilai baku mutu PPRI No. 41/1999 yang telah dikonversi ada kondisi 1 atmosfer dan temeratur 0 C dari kondisi sebelumnya ada temeratur 25 C. Nilai konsentrasi SO 2 tertinggi untuk rata-rata 1 jam dierkirakan terjadi di barat daya dari cerobong yaitu ada jarak sekitar 1,2 kilometer yaitu sebesar 203 ug/m 3 (Gambar 3-23), jauh di bawah baku mutu udara ambien yang ditetakan (900 ug/m 3 ). Sedangkan konsentrasi SO 2 tertinggi untuk rata-rata 24 jam dierkirakan terjadi sekitar 300 meter ke arah selatan dari cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW sebesar 63ug/m 3 (Gambar 3-24). Untuk konsentrasi SO 2 tertinggi dengan rata-rata tahunan dirediksi akan terjadi secara signifikan lebih jauh dari sumber, yaitu sekitar 11 kilometer ke arah barat laut. Pada daerah enduduk di bagian timur dan selatan rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dengan jarak sekitar 1-2 km menunjukkan disersi konsentrasi SO 2 ambien adalah ug/m 3. Dari hasil emodelan ini, nilai konsentrasi tertinggi (dengan dan tana enambahan konsentrasi latar belakang) ada koordinat resetor untuk SO 2 masih memenuhi baku mutu sesuai PP RI No. 41 Tahun Diagram isoleth yang menunjukkan nilai konsentrasi tertinggi di ermukaan tanah untuk arameter SO 2 rata-rata 1 jam (99,9 ersentil), rata-rata 24 jam dan rata-rata tahunan yang dihasilkan dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-108

110 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-23 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 1 jam, 99 ersentil) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk background) Adendum Andal dan RKL-RPL 3-109

111 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-24 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 24 jam) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk background) Gambar 3-25 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 1 tahun) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk background) Adendum Andal dan RKL-RPL 3-110

112 Prakiraan Damak Penting Nilai konsentrasi NO x sebagai NO 2 tertinggi untuk rata-rata 1 jam dierkirakan terjadi sekitar 1,1 kilometer ke barat daya dari cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW yaitu sebesar 109 ug/m 3 (Gambar 3-26), jauh di bawah baku mutu udara ambien yang ditetakan (400 ug/m 3 ). Namun seerti sebelumnya dicatat, mayoritas emisi NO X yang diemisikan dari cerobong adalah senyawa NO dariada NO 2 sehingga konsentrasi NO 2 akan jauh lebih rendah dari yang ditamilkan Gambar Pada daerah enduduk di selatan rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dengan jarak sekitar 1 km menunjukkan disersi konsentrasi NO 2 ambien adalah berkisar ug/m 3. Sedangkan enduduk di timur atau tenggara rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW, disersi konsentrasi NO 2 ambien adalah berkisar ug/m 3. Dari hasil emodelan, nilai konsentrasi tertinggi (dengan dan tana enambahan konsentrasi latar belakang) ada koordinat resetor untuk NO x sebagai NO 2 masih memenuhi baku mutu sesuai PPRI No. 41 Tahun Gambar 3-26 Hasil emodelan disersi NO 2 (rata-rata 1 jam, 99 ersentil) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk background) Berdasarkan hasil emodelan, konsentrasi PM 10 tertinggi untuk rata-rata 24 jam dierkirakan terjadi sekitar 300 meter ke arah selatan dari cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW sebesar 4,1ug/m 3 (Gambar 3-27). Pada daerah enduduk di bagian timur dan selatan rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dengan jarak sekitar 1-2 km menunjukkan disersi konsentrasi PM 10 di udaraambien adalah berkisar 1-2 ug/m 3. Dari hasil emodelan ini, nilai konsentrasi tertinggi (dengan dan tana enambahan konsentrasi latar belakang) ada koordinat resetor untuk PM 10 masih memenuhi baku mutu sesuai PPRI No. 41 Tahun 1999 (150 ug/m 3 ). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-111

113 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-27 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24 jam) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk background) Prediksi sebaran konsentasi PM 2.5 sama dengan PM 10, sebagaimana ada gambar di bawah. Konsentrasi tertinggi MGLCs (rata-rata 24 jam) dirediksi mencaai 300 meter ke sebelah selatan cerobong PLTU 1x1000 MW. Pengaruh buangan PM 2.5 terhada enurunan kualitas udara sekitar kecil sebagaimana tabel di bawah. Tabel 3-82 Prediksi Tertinggi MGLCs of PM 2.5 PLTU 1x1000 MW (tidak termasuk background) Polutan Tidak termasuk background Termasuk background Baku mutu Indonesia ada 25 0 C Baku mutu Indonesia (konversi 25 0 C menjadi 0 0 C PM 2,5 (24jam) 1,8 62, PM 2,5 (1 tahun) 0,1 33,1 n/a n/a Penyebaran emisi artikulat dari Menara Pendingin (Cooling Tower) Pemodelan artikulat (sebagai PM 10 ) yang bersumber dari menara endingin air (cooling tower) dengan faktor emisi berdasarkan asumsi dari kandungan garam di dalam air laut yang digunakan untuk endinginan. Pada Tabel 3-83 disediakan hasil emodelan emisi menara endingin dengan konsentrasi rata-rata 24 jam. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-112

114 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-83 Prediksi MGLC tertinggi untuk PM 10 dari menara endingin PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW. Waktu rata-rata MGLC tertinggi (µg/m 3 ) Lokasi (dari menara endingin, km) Arah dari PLTU 24 jam 0,42 0,5 Barat daya Tahunan 0,01 0,75 Barat daya Berdasarkan hasil emodelan, konsentrasi PM 10 tertinggi untuk rata-rata 24 jam dierkirakan terjadi sekitar 500 meter ke arah barat daya dari cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW sebesar 0,42 ug/m 3 (Gambar 3-28). Pada daerah enduduk di bagian timur dan selatan rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dengan jarak sekitar 1-2 km menunjukkan disersi konsentrasi PM 10 di udaraambien adalah berkisar 1-2 ug/m 3. Dari hasil emodelan ini, nilai konsentrasi tertinggi ada koordinat resetor untuk PM 10 masih memenuhi baku mutu sesuai PPRI No. 41 Tahun 1999 (150 ug/m 3 ), sehingga emisi PM 10 dari menara endingin tidak akan menjadi kontributor yang signifikan untuk konsentrasi PM 10 di udara ambien di sekitar lokasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW. Gambar 3-28 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24 jam) dari emisi menara endingin (cooling tower) Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk background) Adendum Andal dan RKL-RPL 3-113

115 Prakiraan Damak Penting Penyebaran emisi artikulat dari seluruh sumber emisi yang dihasilkan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW Sumber emisi yang diidentifikasi untuk emodelan ini adalah seluruh sumber emisi yang dihasilkan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW yaitu sebagai berikut: Emisi dari cerobong dan menara endingin; Emisi fugitif dari enanganan batubara seerti bongkar muat batubara dari kaal tongkang, konveyor, stackers/reclaimer, loader/bulldozer; dan Emisi fugitif dari enyimanan batubara di stockyard; Pada Tabel 3-84 disediakan hasil emodelan dari seluruh sumber emisi yang dihasilkan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dengan nilai konsentrasi rata-rata 24 jam dan tahunan. Tabel 3-84 Prakiraan MGLC tertinggi untuk PM10 dan TSP dari seluruh sumber emisi yang dihasilkan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW Polutan PM 10 TSP Waktu ratarata MGLC tertinggi (ug/m 3 ) 24 jam 17,7 Tahunan 7,7 24 jam 36,5 Tahunan 16,2 Lokasi (km dari sumber) Di atas stockyard Nilai konsentrasi PM 10 tertinggi untuk rata-rata 24 jam dierkirakan sebesar 17,7 ug/m 3 (Gambar 3-29), jauh di bawah baku mutu udara ambien yang ditetakan (150 ug/m 3 ). Sedangkan konsentrasi TSP tertinggi untuk rata-rata 24 jam dierkirakan sebesar 36,5 ug/m 3 yang masih memenuhi baku mutu udara ambien yang ditetakan (230 ug/m 3 ). Titik dimana konsentrasi artikulat tertinggi dierkirakan terjadi adalah di sekitar area PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW teatnya di dekat enimbunan batubara (stockyard) yaitu berua emisi fugitif. Pada daerah emukiman terdekat dengan rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW menunjukkan konsentrasi PM 10 tertinggi yang terdisersi ke udaraambien adalah sebesar 3 ug/m 3. Secara keseluruhan, dari hasil emodelan terlihat bahwa konsentrasi maksimum artikulat (PM 10 an TSP) yang terdisersi cuku rendah dan masih memenuhi baku mutu yang ditetakan serta dierkirakan tidak akan berdamak negatif terhada masyarakat yang tinggal dan bekerja di daerah sekitarnya. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-114

116 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-29 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24 jam) dari seluruh sumber emisi yang dihasilkan oleh PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk background). Sebaran debu jatuh tertinggi 0,75 g/m 2 /bulan terjadi sebelah timur PLTU 2 memenuhi baku mutu. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-115

117 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-30 Hasil emodelan debu jatuh(gram/m 2 /bulan) dari seluruh sumber emisi (tidak termasuk background) Damak kumulatif Hasil emodelan erangkat lunak CALPUFF untuk damak kumulatif dari PLTU Cirebon kaasitas 660 MW dan PLTU Cirebon kasitas MW disediakan dalam eriode waktu aaran rata-rata 1 jam (99.9 ersentil), 24 jam dan tahunan untuk arameter PM 2.5, PM 10, SO 2 dan NO X. Diasumsikan bahwa semua olutan NO x dikonversi ke NO 2 karena mayoritas emisi yang keluar berua senyawa NO (95%). Nilai konsentrasi tertinggi di atas ermukaan tanah (MGLCs) yang diemisikan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW disediakan ada tabel berikut ini. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-116

118 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-85 Prediksi MGLCs tertinggi dari oerasi 2 unit PLTU Cirebon (kaasitas 1x660 dan 1x1.000 MW) ada kondisi 1 atmosfer dan 0 C. Polutan dan Periode Rata- Rata Prediksi MGLCs tertinggi (ug/m 3 ) Tidak termasuk background Termasuk background Baku mutu* Baku mutu** SO 2 (1 jam, 99,9 ersentil) SO 2 (24 jam) SO 2 (tahunan) 3,4 8, NO X (1 jam, 99,9 ersentil) NO X (sebagai NO 2, 24 jam) NO X (sebagai NO 2,tahunan) 2,3 8, PM 10 (24 jam) 4,3 83, PM 10 (tahunan) 0,2 47,2 - - PM 2,5 (24 jam) 1,9 62, PM 2,5 (tahunan) 0,1 33,1 - - Sumber: PTHI, Keterangan: * Baku mutu mengacu keada PPRI No. 41/1999. ** Baku mutu mengacu keada nilai baku mutu PPRI No. 41/1999 yang telah dikonversi ada kondisi 1 atmosfer dan temeratur 0 C dari kondisi sebelumnya ada temeratur 25 C. Nilai konsentrasi SO 2 tertinggi untuk rata-rata 1 jam dierkirakan terjadi di barat daya dari cerobong yaitu ada jarak sekitar 1,2 kilometer yaitu sebesar 227 ug/m 3 (Gambar 3-31), jauh di bawah baku mutu udara ambien yang ditetakan (900 ug/m 3 ). Sedangkan konsentrasi SO 2 tertinggi untuk rata-rata 24 jam dierkirakan terjadi sekitar 300 meter ke arah selatan dari cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW sebesar 68ug/m 3 (Gambar 3-32). Untuk konsentrasi SO 2 tertinggi dengan rata-rata tahunan dirediksi akan terjadi secara signifikan lebih jauh dari sumber, yaitu sekitar 11 kilometer ke arah barat laut. Pada daerah enduduk di bagian timur dan selatan rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dengan jarak sekitar 1-2 km menunjukkan disersi konsentrasi SO 2 ambien adalah berkisar ug/m 3. Pola disersi ini, miri dengan emodelan yang dilakukan hanya dari sumber PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW. Dari hasil emodelan ini, nilai konsentrasi tertinggi (dengan dan tana enambahan konsentrasi latar belakang) ada koordinat resetor untuk SO 2 masih memenuhi baku mutu sesuai PPRI No. 41 Tahun Diagram isoleth yang menunjukkan nilai konsentrasi tertinggi di ermukaan tanah untuk arameter SO 2 rata-rata 1 jam (99,9 ersentil), rata-rata 24 jam dan rata-rata tahunan yang dihasilkan dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-117

119 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-31 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 1 jam, 99 ersentil) dari akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk background). Gambar 3-32 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 24 jam) dari akumulatif emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk background). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-118

120 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-33 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 1 tahun) dari akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk background). Nilai konsentrasi NO x sebagai NO 2 tertinggi untuk rata-rata 1 jam dierkirakan terjadi sekitar 650 meter ke arah timur dari cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW yaitu sebesar 152 ug/m 3 (Gambar 3-34), jauh di bawah baku mutu udara ambien yang ditetakan (400 ug/m 3 ). Namun seerti sebelumnya dicatat, mayoritas emisi NO X yang diemisikan dari cerobong adalah senyawa NO dariada NO 2 sehingga konsentrasi NO 2 akan jauh lebih rendah dari yang ditamilkan Gambar Pada daerah enduduk terdekat dengan rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dengan jarak sekitar ±1 km menunjukkan disersi konsentrasi NO 2 ambien adalah berkisar ug/m 3. Dari hasil emodelan, nilai konsentrasi tertinggi (dengan dan tana enambahan konsentrasi latar belakang) ada koordinat resetor untuk NO x sebagai NO 2 masih memenuhi baku mutu sesuai PPRI No. 41 Tahun Adendum Andal dan RKL-RPL 3-119

121 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-34 Hasil emodelan disersi NO 2 (rata-rata 1 jam, 99 ersentil) dari akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk background). Berdasarkan hasil emodelan, konsentrasi PM 10 tertinggi untuk rata-rata 24 jam dierkirakan terjadi sekitar 300 meter ke arah selatan dari cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW sebesar 4,3 ug/m 3 (Gambar 3-35). Pada daerah enduduk terdekat dengan rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dengan jarak sekitar ±1 km menunjukkan disersi konsentrasi PM 10 di udara ambien adalah berkisar 2-3 ug/m 3. Dengan asumsi konsentrasi PM 10 eksisiting saat ini adalah 79 ug/m 3, konsentrasi kumulatif yang dihasilkan adalah 83,3 ug/m 3 yang masih memenuhi baku mutu sesuai PP RI No. 41 Tahun 1999 (150 ug/m 3 ). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-120

122 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-35 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24 jam) dari akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk background). Tabel 3-86 Prediksi Tertinggi MGLCs of PM 2.5 PLTU akumulasi PLTU Cirebon 1x660 MW dan 1x1000 MW Polutan Tidak termasuk background Termasuk background Baku mutu Indonesia ada 25 0 C Baku mutu Indonesia (konversi 25 0 C menjadi 0 0 C PM 2,5 (24jam) 1,9 62, PM 2,5 (1 tahun) 0,1 33,1 n/a n/a Adendum Andal dan RKL-RPL 3-121

123 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-36 Hasil emodelan disersi PM 2,5 (rata-rata 24 jam) dari emisi cerobong PLTU Cirebon 2 kaasitas 1x1.000 MW akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon 1 (tidak termasuk background) Gambar 3-37 Hasil emodelan disersi PM 2,5 (rata-rata tahunan) dari emisi cerobong PLTU Cirebon 1 kaasitas 1x1.000 MW akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon 1 (tidak termasuk background) Adendum Andal dan RKL-RPL 3-122

124 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan orasional unit PLTU terhada enurunan kualitas udara ambien daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-87 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada enurunan kualitas udara ambien. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak P Keterangan Manusia yang terkena damak adalah emukiman terdekat di wilayah studi yang temat tinggalnya berdekatan dengan rencana PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (berkisar ±1 km). Dengan demikian disimulkan bahwa tidak ada manusia yang terkena damak langsung. Luas wilayah sebaran damak terjauh yaitu untuk arameter SO 2 dengan nilai konsentrasi tertinggi untuk rata-rata 1 jam dierkirakan terjadi di barat daya dari cerobong yaitu ada jarak sekitar 1,2 kilometer yaitu sebesar 174 ug/m 3 yang masih jauh di bawah baku mutu udara ambien yang ditetakan (900 ug/m 3 ). Sedangkan untuk olutan lainnya (artikulat dan NO 2 ) luas sebarannya lebih kecil/dekat dibandingkan dengan SO 2 dan masih memenuhi baku mutu yang ditetakan (dengan dan tana enambahan konsentrasi eksisting) Damak berlangsung selama Taha Oerasi. Intensitas damak untuk keseluruhan arameter (artikulat, SO 2 dan NO 2 ) masih memenuhi baku mutu yang ditetakan (dengan dan tana enambahan konsentrasi eksisting). Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak bersifat kumulatif karena berlangsung secara terus menerus selama beroerasinya PLTU dan emisi gas buang ditimbulkan dari berbagai sumber emisi. Selain itu terdaat akumulasi damak dari oerasi PLTU Cirebon kaasitas MW dengan PLTU Cirebon kaasitas 660 MW yang saat ini telah beroerasi. 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Damak daat berbalik dalam jangka waktu yang cuku lama yaitu setelah berakhirnya oerasional PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW. 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW akan dilengkai dengan berbagai alat kontrol emisi untuk mengurangi emisi gas buang, diantarnya emasangan sistem Flue Gas Desulhurization (FGD) yang berfungsi mengikat SO 2 dari hasil embakaran batubara. Sementara debu yang dihasilkan akan ditangka oleh unit electrostatic reciitator (ESP). Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan oerasional unit PLTU ada Taha Oerasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada enurunan kualitas udara ambien masuk ke dalam kategori damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-123

125 Prakiraan Damak Penting Peningkatan Kebisingan Besaran Damak Berdasarkan deskrisi kegiatan PLTU Cirebon 1x1.000 MW, dierkirakan bahwa Taha Oerasi PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000vMW berotensi menimbulkan damak eningkatan kebisingan di sekitar taak royek akibat beroerasinya beberaa eralatan sebagaimana ditunjukkan ada Tabel Tabel 3-88 Tingkat kebisingan yang dihasilkan dari eralatan oerasional PLTU Cirebon 1x1.000 MW. Peralatan Jumlah Tingkat Kebisingan (sound ower level/swl) Cerobong 1 88 Transformer Utama Transformer rndukung Presiitator elektrostatik 2x50% 98 Conveyor Transfer tower Stacker Menara endingin (cooling tower) 30 sel 119 Poma air endingin (cooling water um) 4x25% 84 Ketel ua (boiler) Turbin (lantai 1 dan 2) 1 95 Turbin (lantai 3) 1 90 FGD oxidation blower Poma resirkulasi Aliran gas dari boost fan Wet Ball Mill Dalam menduga besaran damak engoerasian eralatan selama Taha Oerasi terhada eningkatan kebisingan di sekitar lokasi royek digunakan erangkat lunak sound lan yang mengacu ada ISO (1996). Perangkat lunak ini menghitung tingkat kebisingan berdasarkan kondisi meteorologi lokasi studi dengan asumsi sebagai berikut: Arah angin dengan sudut 45º dari arah yang menghubungkan usat sumber suara dan enerima kebisingan; Keceatan angin antara 1meter/detik hingga 5 meter/detik yang diukur ada ketinggian 3 meter hingga 11 meter diatas rata-rata muka tanah; Tinggi enerima kebisingan adalah 1,5 meter di atas muka tanah; Atenuasi yang disebabkan oleh tanah adalah 0,5; Suhu udara 25 ºC dengan kelembaban relatif 60%; Tingkat kebisingan yang dihasilkan dari engoerasaian PLTU bersifat konstan sebagai skenario terburuk yang terjadi selama engoerasian PLTU Unit 1. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-124

126 Prakiraan Damak Penting Untuk menganalisa besaran damak kebisingan terhada enerima damak, digunakan dua skenario meliuti: Paaran kebisingan 24 jam ada engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW; dan Paaran kebisingan 24 jam akumulasi dari engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Damak dari oerasional PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Berdasarkan emodelan kebisingan menggunakan Sound Plan, dieroleh bahwa engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW dirediksi masih memenuhi baku tingkat kebisingan sesuai dengan KemenLH No. 48/1996 yakni dengan tingkat kebisingan sebesar 55+3 db(a) di wilayah emukiman. Dengan ertimbangan adanya atenuasi angin yang disebabkan oleh lokasi taak royek berada di dekat garis antai, maka tingkat kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW akan lebih rendah dari 55+3 db(a) sebagaimana ditunjukkan ada Gambar Gambar 3-38 Hasil emodelan kebisingan (rata-rata 24 jam) ada engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Damak kumulatif dari oerasional PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW Berdasarkan emodelan kebisingan dengan skenario engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW, dieroleh bahwa tingkat kebisingan yang dihasilkan engoerasian dua unit PLTU dirediksi memenuhi baku tingkat kebisingan selama Adendum Andal dan RKL-RPL 3-125

127 Prakiraan Damak Penting 24 jam sesuai dengan Kemen LH No. 48/1996 yakni dengan tingkat kebisingan 55+3 dba ada wilayah emukiman dan 70 dba ada area royek. Gambar 3-39 menunjukkan hasil emodelan tingkat kebisingan dari engoerasian dua unit PLTU. Gambar 3-39 Hasil emodelan kebisingan (rata-rata 24 jam) ada engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan orasional unit PLTU terhada eningkatan kebisingan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-89 Penentuan sifat enting damak kegiatan orasional unit PLTU terhada eningkatan kebisingan. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Pemukiman terdekat dengan sumber kebisingan adalah berkisar ±700 meter, berdasarkan emodelan engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW dihasilkan bahwa tidak ada enduduk yang terkena damak langsung kebisingan oleh oerasional unit PLTU karena kenaikan tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh engoerasian 2 unit PLTU (1x1.000 MW dan 1x660 MW) dirediksi memenuhi baku mutu tingkat kebisingan (55+3 db(a)). 2 Luas wilayah ersebaran damak Di sekitar area sumber kebisingan dengan radius kurang dari 700 meter. 3 Lama nya damak berlangsung Damak akan berlangsung selama beroerasinya unit PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-126

128 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan Intensitas damak Intensitas kebisingan bersifatterus menerus dan tingkat kebisingan yang samai ke emukiman terdekat memenuhi baku mutu yang ditetakan. 4 Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan damak lanjutan ke ersesi masyarakat (damak sekunder). 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif karena berlangsung secara terus menerus selama beroerasinya PLTU dan ditimbulkan dari berbagai sumber kebisingan. Selain itu terdaat akumulasi damak kebisingan dari oerasi PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW yang saat ini telah beroerasi. 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Damak daat diulihkan (berbalik). 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Berdasarkan emodelan tingkat kebisingan, eningkatan kebisingan kumulatif dari engoerasian dua unit PLTU (1x1.000 MW dan 1x660 MW) dirediksi memenuhi baku tingkat kebisingan. Dengan eneraan teknologi yang tersedia seerti noise barrier untuk mereduksi tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari oerasional unit PLTU akan lebih menekan tingkat kebisingan yang dihasilkan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan oerasional unit PLTU ada Taha Oerasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada eningkatan kebisingan masuk ke dalam kategori damak enting (d) Penurunan kualitas air laut Besaran Damak Buangan air anas di Unit PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Penurunan kualitas air laut ada Taha Oerasi PLTU daat disebabkan antara lain oleh eningkatan suhu air, eningkatan konsentrasi klorin dan TSS. Khusus untuk arameter klorin bebas dan TSS, air limbah dari PLTU akan dialirkan ke IPAL sehingga kualitas air akan dikelola untuk memenuhi baku mutu air limbah sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidu No. 8/2009 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal. Untuk simulasi emodelan di Unit PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW, kondisi suhu buangan dibuat konstan (35,7 o C) dan debit buangan adalah 1,334 m 3 /s. Suhu di dekat dasar dan di dekat ermukaan Gambar 3-40 samai 3-42 memerlihatkan hasil rediksi model untuk erbedaan suhu dekat ermukaan antar kondisi ambien musiman untuk tia skenario model untuk kondisi asang urnama/erbani (sring/nea) dan kondisi asang urnama dan asang erbani untuk buangan dari Unit 2. Sementara itu, hasil rediksi untuk kondisi dekat dasar ditamilkan ada Gambar 3-43 samai Di dalam semua kasus, karateristik hyersaline dari lume buangan mengakibatkan sebaran lume yang sedikit lebih luas di area dekat dasar. Perbandingan antara simulasi buangan selama 1 minggu yang berusat di tia siklus asang urnama dan asang erbani (Gambar 3.41 dan 3.42 untuk kondisi dekat ermukaan dan Gambar 3-44 dan 3-45 untuk kondisi dekat dasar) mengindikasikan bahwa sebaran yang sedikit lebih luas dan resultan encamuran tercaai ada kondisi asang urnama. Simulasi dengan memertimbangkan engaruh dari asang-surut (asut) hanya menghasilkan gradien suhu aling kuat ada kondisi dekat dasar dan dekat ermukaan (Gambar 3-42 dan 3-45). Plume termal hamir mengarah lurus ke arah leas antai dan bercamur secara Adendum Andal dan RKL-RPL 3-127

129 Prakiraan Damak Penting erlahan ke kondisi ambien serta turun suhunya samai ke kondisi 1 o C di atas kondisi ambien ada jarak kira-kira 500 meter dari antai. Pada saat kondisi transisi (keceatan angin 2,5 m/s dari 157 o T), lume buangan di dekat ermukaan dan dekat dasar dan ada kondisi asut urnama dan erbani, terlihat terdorong ke arah barat seanjang antai, dimana tegangan geser ada ermukaan yang diakibatkan oleh angin mengakibatkan encamuran buangan yang lebih besar dan karenanya menghasilkan encamuran yang lebih besar dengan lingkungan enerima buangan bila dibandingkan dengan kondisi yang hanya diengaruhi oleh asut (lihat Gambar 3-40 samai 3-45). Sebelum melintas ke arah barat, lume termal ada awalnya terarah hamir lurus ke arah leas antai dan bercamur secara erlahan ke kondisi ambien serta turun suhunya samai ke kondisi 1 o C di atas kondisi ambien ada jarak 400 meter dari antai. Karena erbedaan relatif suhu antara suhu kondisi ambien dan suhu buangan ada saat kondisi muson basah (33 o C dan 35,7 o C), gradien lume termal relatif lebih lemah di dekat ermukaan dan dekat dasar dan di kondisi asut urnama dan erbani (lihat Gambar 3-40 samai 3-45). Plume dirediksi akan bergerak ke arah timur dimana tegangan ermukaan yang diakibatkan angin (keceatan angin 3,0 meter/detik dari 292,5 o T ada kondisi muson basah) akan mengakibatkan eningkatan encamuran lume ke kondisi ambien dimana suhunya akan terus turun samai ke kondisi 1 o C di atas kondisi ambien ada jarak meter dari antai. Pada kondisi muson kering (keceatan angin 4,0 meter/detik dari 157,5 o T) keseimbangan antara angin dan asut urnama (dengan eningkatan keceatan di seanjang antai) mengakibatkan lume menjadi relatif lebih terjebak di area antai dibandingkan dengan kondisi erbani (Gambar 3.40 samai 3.45). Plume termal ada awalnya terarah hamir lurus ke arah leas antai dan tercamur secara erlahan ke kondisi ambien dan dan suhunya terus turun samai ke kondisi 1 o C di atas kondisi ambien ada jarak 200 meter dari antai. Plume buangan baik di dekat ermukaan mauun di dekat dasar dan di kondisi asut urnama dan erbani terlihat terdorong ke arah barat seanjang antai, dimana tegangan geser ada ermukaan yang diakibatkan oleh angin mengakibatkan encamuran buangan yang lebih besar dengan kondisi lingkungan enerima bila dibandingkan dengan kondisi yang hanya memertimbangkan asut (lihat Gambar 3-40 samai 3-45). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-128

130 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-40 Prediksi suhu air dekat ermukaan lebih dari kondisi ambien (untuk dua musim kondisi asang urnama/erbani) untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-129

131 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-41 Prediksi suhu air dekat ermukaan saat asang erbani lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-130

132 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-42 Prediksi suhu air dekat ermukaan saat asang urnama lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-131

133 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-43 Prediksi suhu air dekat dasar laut lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-132

134 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-44 Prediksi suhu air dekat dasar laut saat asang erbani lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-133

135 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-45 Prediksi suhu air dekat dasar laut saat asang urnama lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-134

136 Prakiraan Damak Penting Kombinasi buangan air anas Unit PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Untuk masing-masing simulasi, kondisi suhu buangan dibuat konstan (35,1 o C dan 35,7 o C) dan debit buangan masing-masing untuk PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW adalah 1,334 m 3 /detik dan 1,046 m 3 /detik. Suhu di dekat dasar dan di dekat ermukaan Gambar 3-46 samai 3-48 memerlihatkan hasil rediksi model untuk erbedaan suhu dekat ermukaan antar kondisi ambien musiman untuk tia skenario model untuk kondisi asang urnama/erbani (sring/nea) dan kondisi asang urnama dan asang erbani untuk buangan dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Sementara itu, hasil rediksi untuk kondisi dekat dasar ditamilkan ada Gambar 3-49 samai Gambar Di dalam semua kasus, karateristik hyer-saline dari lume buangan mengakibatkan sebaran lume yang sedikit lebih luas di area dekat dasar. Perbandingan antara simulasi buangan selama 1 minggu yang berusat di tia siklus asang urnama dan asang erbani (Gambar 3-47 dan Gambar 3-48) untuk kondisi dekat ermukaan dan Gambar 3-50 dan Gambar 3-51 untuk kondisi dekat dasar) mengindikasikan bahwa sebaran yang sedikit lebih luas (dan resultan encamuran) tercaai ada kondisi asang urnama. Hasil dari simulasi kombinasi buangan dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW mengindikasikan bahwa kecil kemungkinan buangan limbah air endingin dengan karakteristik hyer-saline dari kedua unit tersebut akan menyebabkan terjadinya rentang suhu yang lebih besar bila dibandingkan dengan hasil simulasi dari masingmasing unit karena laju encamuran yang terjadi di antara dua unit tersebut (lihat Gambar 3-46 samai Gambar 3-51). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-135

137 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-46 Prediksi suhu air dekat ermukaan lebih dari kondisi ambien (untuk dua musim kondisi asang urnama/erbani) untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-136

138 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-47 Prediksi suhu air dekat ermukaan saat asang erbani lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-137

139 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-48 Prediksi suhu air dekat ermukaan saat asang urnama lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-138

140 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-49 Prediksi suhu air dekat dasar laut lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-139

141 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-50 Prediksi suhu air dekat dasar laut saat asang erbani lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-140

142 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-51 Prediksi suhu air dekat dasar laut saat asang urnama lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-141

143 Prakiraan Damak Penting Hasil model sebaran TSS rata-rata dari limbah endingin saat musim barat dan musim timur masing-masing disajikan dalam Gambar 3-52 dan Gambar 3-53, sedangkan kondisi sebaran maksimum (kondisi terburuk) model musim barat dan musim timur masing-masing tersaji dalam Gambar 3-54 dan Gambar Secara umum ola sebaran TSS keluaran dari limbah endingin sangat berbeda dengan karateristik sebaran suhu, ola sebaran cenderung lebih endek atau hanya berada di sekitar outfall, namun arah sebarannya mengikuti ola arus dominan yakni menyebar ke arah timur ketika musim barat dan menyebar ke arah barat ketika musim timur. Walauun sebarannya endek, namun konsentrasi TSS maksimum yang terlihat tergolong tinggi yakni mencaai 150 mg/l. Akan tetai konsentrasi TSS turun seiring bertambahnya jarak dari titik buangan, hasil model rata-rata menunjukkan konsentrasi TSS yang nilainya lebih besar dari 10 mg/l hanya menyebar ada radius 50 m dari masing-masing outfall (lihat Gambar 3-52 dan Gambar 3-53). Radius sebaran hasil model sebaran maksimum baik ada musim barat (Gambar 3-54) mauun musim timur (Gambar 3-55) terlihat sedikit berbeda, yakni sedikit lebih jauh dibandingkan dengan rata-rata. Sebaran maksimum TSS musim barat dan musim timur mencaai 150 m dari masing-masing outfall, akan tetai ola arahnya berbeda dimana ketika musim barat dominan ke timur, sedangkan saat musim timur dominan ke barat. Gambar 3-52 Sebaran TSS rata-rata dari simulasi 15 hari ada kondisi musim barat. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-142

144 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-53 Sebaran TSS rata-rata dari simulasi 15 hari ada kondisi musim timur. Gambar 3-54 Sebaran TSS maksimum dari simulasi 15 hari ada kondisi musim barat. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-143

145 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-55 Sebaran TSS maksimum dari simulasi 15 hari ada kondisi musim timur. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan orasional unit PLTU terhada enurunan kualitas air laut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-90 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada enurunan kualitas air laut. No 1 2 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak 3 Lamanya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak Sifat Penting Damak Tidak ada Keterangan Wilayah yang mengalami erbedaan suhu >2 C dari suhu alami, yaitu sekitar 3 km dari outfall. Area ini sering digunakan untuk mencari udang/kerang oleh ara nelayan. Damak berlangsung lama yaitu selama Taha Oerasi minimal ± 25 tahun. Perubahan suhu terjadi sesuai dengan intensitas blowdown. Penurunan kualitas air laut akan berdamak ada erubahan komunitas biota laut, endaatan masyarakat, ersesi masyarakat. Damak tidak bersifat kumulatif karena erubahan suhu akan segera dinormalkan kembali dengan adanya ercamuran air laut. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-144

146 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Damak enurunan kualitas air akan kembali seerti sedia kala ketika kegiatan telah selesai. 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tidak ada. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, enurunan kualitas air laut ada kegiatan oerasional unit PLTU masuk kategori damak enting (d) Perubahan komunitas biota laut Besaran Damak Gangguan terhada biota laut ada saat taha oerasional PLTU meruakan damak turunan akibat adanya eningkatan suhu air laut sehingga terdaat erbedaan dengan suhu alami. Perubahan suhu berengaruh terhada roses fisika, kimia, dan biologi badan air, sehingga sangat bereran mengendalikan kondisi ekosistem erairan. Organism akuatik memiliki kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai bagi ertumbuhannya. Peningkatan suhu erairan sebesar 10 o C menyebabkan terjadinya eningkatan konsumsi oksigen oleh organisme aquatik sekitar 2-3 kali liat. Namun, eningkatan suhu ini disertai dengan enurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen sering kali tidak mamu memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik (Effendi, 2003). Hasil emodelan dengan skenario terburuk menunjukkan bahwa erubahan suhu air mencaai 9 C, dimana nilai tersebut mendekati ambang batas yang daat ditoleransi oleh ikan untuk ertumbuhan yang baik. Analogi dengan PLTU Cirebon 1x660MW Besaran damak effluen IPAL terhada komunitas akuatik biota laut dirakirakan berdasarkan analogi dengan keadaan PLTU Cirebon 1x660MW yang memiliki engelolaan dan enanganan yang serua. Berdasarkan Laoran Pemantauan RKL RPL eriode Desember 2014, dilaorkan bahwa keanekaragaman komunitas lankton di erairan laut masih tinggi, artinya stabilitas ekosistem manta, dan roduktivitas tinggi, dan tidak terjadi tekanan ekologis. Hasil erhitungan indeks keseragaman jenis menunjukkan nilai yang tinggi, artinya enyebaran oulasi lankton ada erairan laut tersebut termasuk dalam kondisi merata. Selain itu, Laoran Pemantauan RKL RPL tersebut juga melaorkan hasil emantauan kondisi komunitas bentos yang dilakukan di bulan Agustus dan Oktober Hasil emantauan menunjukkan indeks diversitas bentos ada erairan laut di atas 2,3 dengan indeks keseragaman di atas 0,9. Hal tersebut menunjukkan bahwa keanekaragaman dan keseragaman bentos di erairan laut tergolong tinggi. Dengan demikian, disimulkan bahwa effluen IPAL tidak berdamak secara signifikan ada komunitas lankton dan bentos serta biota laut secara umum. Berdasarkan hasil emantauan lankton dan bentos di erairan laut PLTU Cirebon kaasitas 1x660MW, maka dirakirakan damak effluen IPAL ada biota laut di erairan lokasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW dirakirakan juga tidak akan berdamak secara signifikan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan orasional unit PLTU terhada erubahan komunitas biota laut daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-145

147 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-91 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada erubahan komunitas biota laut. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak Tidak ada. Keterangan Seanjang erairan yang mengalami erubahan suhu air, yaitu sekitar 3 km kea rah timur dan barat outfall PLTU Selama oerasional PLTU. Damak erubahan suhu hingga mencaai tingkat yang mendekati ambang batas yang daat ditolerenasi oleh ikan Akan berdamak ada ekonomi masyarakat nelayan. Damak tidak bersifat kumulatif karena erubahan suhu akan segera dinormalkan kembali dengan adanya ercamuran air laut. Damak yang ditimbulkan berbalik secara berangsurangsur Perubahan komunitas biota laut yang ditimbulkan oleh kegiatan oerasional unit PLTU daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia Sifat Penting Damak d damak enting Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan komunitas biota laut ada kegiatan oerasional unit PLTU masuk kategori damak enting (d) Peningkatan eluang usaha Besaran Damak Timbulnya damak eluang berusaha ada Taha Oerasional ini bersumber kegiatan yang bersifat langsung yaitu berua erekrutan tenaga kerja ada Taha Oerasional PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW (simle emloyement multifier intra sector PLTU), dan bangkitan eluang berusaha secara tidak langsung di luar sektor PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW(simle emloyment multifier outher sector PLTU). Damak eluang berusaha dari erekrutan yang bersifat langsung di sektor PLTU sendiri adalah: 1). terseranya sebanyak 350 tenaga kerja ada Taha Oerasi dengan komosisi tenaga kerja lokal sebesar 40% (140 orang) dan, 2). damak eluang berusaha yang bersifat tidak langsung adalah berua tumbuhnya eluang berusaha baru mulai dari usaha enyediaan warung makan dan toko kelontong selama Taha Oerasi, usaha rumah kontrakan, usaha enyewaan/rental mobil dan ojek motor, usaha encucian mobil dan motor, usaha tambal ban, salon kecantikan/tata rias, bengkel motor/mobil, dll. Pendekatan rakiraan besar damak dilakukan dengan menggunakan non formal, dengan endekatan analogi dari kegiatan rekruitment tenaga kerja ada Taha Oerasi PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Berdasarkan data Laoran Monitoring Semester I dan II Tahun 2014, diketahui bahwa enyeraan tenaga kerja Taha Oerasi dilakukan oleh 11 (sebelas) erusahaan rekanan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW, untuk jenis ekerjaan seerti maintenance oerator, oeration oerator, suervisor, rocurement staff, recetionist, accounting staff, maintenance technician, maintenance engineer dan enyediaan catering, Adendum Andal dan RKL-RPL 3-146

148 Prakiraan Damak Penting tenaga keamanan, dibidang bangunan, enyediaan soir, cleaning service, serta enanaman ohon. Berdasarkan data tersebut sebanyak 418 orang tenaga kerja tersera ada semester I tahun 2013, dan meningkat menjadi 436 orang tenaga kerja ada semester II tahun Artinya ada Semester II terdaat eningkatan seraan tenaga kerja sebesar 4,3%. Komosisi tenaga kerja lokal (tenaga kerja dari Desa Waruduwur, Desa Kanci dan Desa Kanci Kulon) yang tersera ada Semester I adalah sebanyak 155 orang atau sekitar 37% dari total tenaga kerja oerasi. Sedangkan jika dilihat dari sebaran tenaga kerja diketahui bahwa jumlah tenaga kerja dari Kabuaten Cirebon sebanyak 272 orang (62,4%), dari luar Kab. Cirebon masih dalam Provinsi Jawa Barat sebanyak 47 orang (10,8%) dan luar Provinsi Jawa Barat sebanyak 117 orang (26,8%). Berdasarkan informasi tersebut maka dengan adanya rencana erekrutan tenaga kerja oerasi sebanyak 350 orang, maka dirediksi sebanyak 140 orang (40% dari total tenaga kerja) tersebut daat diisi oleh tenaga kerja lokal yang berasal dari 5 (lima) desa di wilayah studi. Sedangkan besarnya eluang berusaha baru di sektor lain terutama di sektor enyediaan makan dirediksi sebanyak 12 unit dengan karyawan minimal 35 orang. Peluang usaha di bidang enyewaan kamar (kos-kosan) dirediksi mencaai ± 153 kamar. Peluang usaha di bidang lain juga dirakirakan muncul seerti usaha bengkel seeda motor/mobil, encucian motor/mobil, salon, tukang las, jasa tambal ban, jasa ercetakan, jasa hoto coy, warung kelontong dan tukang ojek. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada eningkatan eluang usaha daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-92 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada eningkatan eluang usaha. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Jumlah manusia yang terkena damak minimal adalah sebanyak 130 orang tenaga kerja lokal dari 5 desa studi akan tersera langsung sebagai tenaga kerja di PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Sedangkan dari eluang usaha di sektor lain seerti enyediaan makanan, minimal akan dibutuhkan 12 rumah makan yang memerkerjakan tenaga kerja sebanyak 35 orang. Dan di sektor jasa kos kosan, minimal akan ada 153 kamar yang disewakan oleh sekitar ± 30 orang warga yang mengusahakan usaha kos-kosan. Dengan demikian total manusia yang terkena damak adalah sebanyak 195 rumah tangga yang akan menerima damak ositif langsung dari kegiatan Taha Oerasional. Dengan asumsi setia rumah tangga memiliki 4 orang anggota keluarga, maka akan ada warga sebanyak 780 orang yang menerima damak ositif secar tidak langsung. Jumlah manusia yang terkena damak ositif (langsung dan tidak langsung) ini dirediksi akan meningkat lebih besar lagi jika dirinci dengan eluang usaha di bidang lainnya, dierkirakan daat mencaai ± 1000 orang. 2 Luas wilayah ersebaran damak Luas wilayah sebaran damak minimal di 5 desa studi, dan daat meluas hingga lintas kecamatan dan Kabuaten Cirebon. 3 Lama nya damak berlangsung Inamun jika ditinjau dari lamanya damak berlangsung tergolong lama (± 24 tahun). Intensitas damak ntensitas damak jika dibandingkan dengan eluang berusaha di Taha Oerasi relatif jauh lebih kecil, Adendum Andal dan RKL-RPL 3-147

149 No 4 Faktor Penentu Damak Penting Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Keterangan Prakiraan Damak Penting Terdaat 2 komonen lain yang terkena damak turunan yaitu erubahan endaatan dan ersesi dan sika masyarakat. Damak daat berbalik jika Taha Oerasi sudah selesai. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, eningkatan eluang usaha ada kegiatan oerasional unit PLTU masuk kategori damak enting (d) Perubahan endaatan Besaran Damak Damak erubahan endaatan ini meruakan damak turunan dari erubahan eluang berusaha yang timbul dari Taha Oerasional. Pendekatan rakiraan damak erubahan tingkat endaatan ini dibatasi hanya ada endaatan yang bersifat langsung dari : 1). Penerimaan Tenaga Kerja Oerasi dan 2). Pendaatan secara tidak langsung dari eluang berusaha yang aling signifikan yaitu dari eluang berusaha enyediaan konsumsi dan akomodasi (temat tinggal) bagi ara karyawan di Taha Oerasi. Mengingat terbatasnya data yang tersedia, maka analogi dari kegiatan oerasional PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW dan asumsi digunakan dalam rakiraan ini yaitu : 1). Jumlah tenaga kerja lokal yang direkrut dari 5 desa sebesar 37% dari total tenaga kerja oerasi (analogi dengan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW), 2). Asumsi tingkat uah dibagi menjadi 4 kelas yaitu : untuk tenaga kerjal tana keahlian khusus R 1,5 juta/bulan, tenaga kerja dengan keteramilan sedang R 1,75 juta /bulan, 3). Tenaga dengan keahlian khusus sebesar R 2,5 juta/bulan dan 4). Tenaga ahli/sesialis R 5 juta/bulan. Berdasarkan data ada Tabel 3-93 diketahui bahwa endaatan yang bersifat langsung dari direkrutnya tenaga kerja lokal di 5 (lima) Desa Studi adalah sekitar R /bulan atau setara dengan R /tahun. Sedangkan untuk endaatan bagi tenaga kerja yang berasal dari luar 5 desa studi tetai masih dalam lingku Kabuaten Cirebon dierkirakan sebesar R /bulan. Total endaatan tenaga yang berasal dari wilayah Provinsi Jabar adalah sebesar R /bulan atau R /tahun. Total endaatan untuk tenaga kerja dari luar Provinsi Jawa Barat adalah sebesar R /bulan atau R /tahun. Sehingga secara totalitas tingkat endaatan er bulan seluruh tenaga kerja adalah sebesar R /bulan atau sebesar R /tahun. Dengan adanya erutaran uang sebesar angka tersebut di sekitar lokasi studi, maka dierkirakan akan memberikan stimulus bagi erkembangan erekonomian lokal di desa-desa yang termasuk dalam wilayah studi. Salah satu damak yang nyata dari adanya tenaga kontruksi adalah tumbuhnya eluang berusaha bagi emenuhan kebutuhan ekerja dan yang aling dominan adalah usaha enyediaan konsumsi dan jasa akomodasi bagi karyawan. Berdasarkan erkiraan sederhana dieroleh total endaatan kotor usaha enyediaan konsumsi bagi karyawan berua usaha warung makan adalah sebesar R /bulan atau sebesar R /tahun. Sedangkan untuk enyediaan jasa kos-kosan dierkirakan akan memberikan eningkatan endaatan kotor sebesar R /bulan atau sebesar R /tahun. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-148

150 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-93 Prakiraan Damak Penting Perubahan Pendaatan Masyarakat Pada Taha Oerasi. Asal Tenaga Kerja Oerasi Jumlah TK Pendaatan Langsung Uah Tenaga Kerja Tingkat Pendaatan/bulan Tingkat Pendaatan/Tahun Pendaatan Usaha Rumah Makan Tingkat Pendaatan/bulan Tingkat Pendaatan/Tahun 1. Lokal 5 Desa Kab. Cirebon Prov. Jabar Luar Jabar Total Sumber : Hasil analisis, Berdasarkan data dari dokumen ANDAL PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW, diketahui rata-rata endaatan rumah tangga di lokasi studi ada tahun 2007 adalah sebesar R /bulan. Sedangkan data tingkat endaatan rumah tangga di lima desa studi ada tahun 2015 adalah sebesar R /bulan. Dengan demikian selama rentang waktu 8 tahun terjadi eningkatan endaatan rumah tangga sebesar R atau 1,34 ersen/tahun. Dengan adanya rencana kegiatan ada Taha Oerasi berdasarkan hasil analisis dieroleh endaatan rata-rata rumah tangga di 5 (lima) desa studi akan meningkat menjadi R /bulan atau sekitar 2,12% er tahun. Dengan demikian maka selisih besar damak tingkat endaatan rumah tangga di 5 (lima) desa wilayah studi ada Taha Oerasi dengan dan tana royek (with and without roject) adalah sebesar 0,78%. Sumber : Hasil analisis, Gambar 3-56 Prakiraan Besar Damak Perubahan Pendaatan Rumah Tangga di Lokasi Studi. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-149

151 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-94 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada erubahan endaatan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah manusia yang terkena damak minimal adalah sebanyak 130 orang tenaga kerja lokal dari 5 desa studi akan tersera langsung sebagai tenaga kerja di PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Sedangkan dari eluang usaha di sektor lain seerti enyediaan makanan, minimal akan dibutuhkan 12 rumah makan yang memerkerjakan tenaga kerja sebanyak 35 orang. Dan di sektor jasa kos kosan, minimal akan ada 153 kamar yang disewakan oleh sekitar ± 30 orang warga yang mengusahakan usaha kos-kosan. Dengan demikian total manusia yang terkena damak adalah sebanyak 195 rumah tangga yang akan menerima damak ositif langsung dari kegiatan Taha Oerasional. Dengan asumsi setia rumah tangga memiliki 4 orang anggota keluarga, maka akan ada warga sebanyak 780 orang yang menerima damak ositif secar tidak langsung. Jumlah manusia yang terkena damak ositif (langsung dan tidak langsung) ini dirediksi akan meningkat lebih besar lagi jika dirinci dengan eluang usaha di bidang lainnya, dierkirakan daat mencaai ± 1000 orang. Luas wilayah sebaran damak minimal di 5 desa studi, dan daat meluas hingga lintas kecamatan dan Kabuaten Cirebon. lamanya damak berlangsung tergolong lama (± 24 tahun). Intensitas damak jika dibandingkan dengan eluang berusaha di Taha Oerasi relatif jauh lebih kecil 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - Terdaat 2 komonen lain yang terkena damak turunan yaitu erubahan endaatan dan ersesi dan sika masyarakat. Damak daat berbalik jika Taha Oerasi sudah selesai. - Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan ada kegiatan oerasional unit PLTU masuk kategori damak enting (d) Persesi dan sika masyarakat Besaran Damak Damak ersesi dan sika masyarakat ini meruakan damak turunan dari damak : 1). Perubahan endaatan, 2). Perubahan komunitas biota laut, dan 3). Gangguan enyakit yang bersumber dari kegiatan oerasional PLTU. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-150

152 Prakiraan Damak Penting Berdasarkan hasil rakiraan damak erubahan endaatan diketahui bahwa damak tersebut disimulkan menjadi damak ositif enting. Dimana dierkirakan rumah tangga yang terkena damak langsung dari eningkatan endaatan adalah sebanyak 195 KK atau sekitar 780 orang jika dihitung bersama anggota keluarganya. Berdasarkan informasi tersebut maka dierkirakan ada Taha Oerasi minimal akan terdaat 780 orang yang memiliki ersesi dan sika yang ositif terhada kegiatan. Jika dibandingkan dengan total enduduk di 5 desa studi yaitu sebanyak , maka yang diastikan memiliki ersesi ositif sebesar 3%. Hasil rakiraan damak terhada gangguan kesehatan diketahui bahwa damak tersebut disimulkan sebagai damak enting sehingga akan memberikan damak turunan yang bersifat negatif terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat. Dengan menggunakan analogi dengan ersesi masyarakat terhada keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW ada Taha Oerasional, diketahui bahwa terdaat sebesar 25,1% masyarakat (resonden) yang memberikan enilaian (ersesi) ositif bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW itu ada kategori baik dan cuku baik. Sedangkan ersentase masyarakat (resonden) yang menyatakan keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW ada kategori kurang baik adalah sebesar 64,1%, dan sisanya sebesar 10,8% tidak memberikan jawaban. Sehingga daat dirediksi bahwa kegiatan oerasional PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW ini jika dalam engelolaan lingkungannya tidak melakukan suatu erubahan yang mendasar dari aa yang telah dilakukan ada oerasional PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW, maka ersesi masyarakat terhada kegiatan oerasional PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MWrelatif tidak akan jauh berbeda dari ersesi masyarakat ada kegiatan oerasional PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-95 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada ersesi dan sika masyarakat. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah manusia yang terkena terkena damak ositif dari kegiatan oerasional PLTU terutama berua eningkatan endaatan yang berdamak turunan ada erubahan ersesi dan sika masyarakat yang bersifat ositif minimal sebanyak 195 rumah tangga yang akan menerima damak ositif langsung dari kegiatan Taha Oerasional. Dengan asumsi setia rumah tangga memiliki 4 orang anggota keluarga, maka akan ada warga sebanyak 780 orang yang menerima damak ositif secara tidak langsung. Jumlah manusia yang terkena damak ositif (langsung dan tidak langsung) ini dirediksi akan meningkat lebih besar lagi jika dirinci dengan eluang usaha di bidang lainnya, dierkirakan daat mencaai ± 1000 orang. Luas wilayah sebaran damak ositif adalah meliuti wilayah desa studi yang warganya direkrut menjadi tenaga kerja atau yang mendaat eluang berusaha ada Taha Oerasional. Sedangkan luas sebaran damak yang bersifat negatif meliuti batas ekologis yang teraar oleh damak erubahan komunitas biota laut dan gangguan kesehatan. lamanya damak berlangsung tergolong lama yaitu selama ± 25 tahun. Intensitas damak P Intensitas damak tergolong sedang, Adendum Andal dan RKL-RPL 3-151

153 No 4 Faktor Penentu Damak Penting Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Keterangan Prakiraan Damak Penting Tidak terdaat komonen lingkungan lain yang terkena damak turunan. Damak erubahan ersesi masyarakat daat berbalik. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan oerasional unit PLTU masuk kategori damak enting (d) Gangguan enyakit Besaran Damak Emisi yang dihasilkan dari kegiatan ini daat meningkatan konsentrasi olutan di udara (artikulat dan gas). Hasil dari rakiraan kualitas udara emisi tersebut masih dibawah baku mutu lingkungan berdasarkan PP RI No. 41/1999 dan daat mencaai 5 desa terdekat (Kanci, Kanci Kulon, Waruduwur, Astanamukti dan Pangarengan). Menurut WHO, karakteristik, konsentrasi dan waktu aaran olutan akan memengaruhi risiko terhada kesehatan. Nilai konsentrasi debu (PM 10 ) yang daat mengakibatkan gangguan kesehatan yaitu sebesar 50 g/m3, PM 2,5 sebesar 25 g/m 3, SO 2 20 g/m 3 dan NO 2 40 g/m 3. Damak kesehatan yang timbul dari kegiatan oerasional unit PLTU daat menyebabkan gangguan ada sistem ernafasan baik akut mauun kronis. Emisi dari cerobong jika terhiru daat menyebabkan ISPA dan dalam jangka waktu lama daat mengakibatkan astma, bronchitis kronis dan enyakit aru obstruktif kronis (PPOK). Rata-rata angka revalensi ISPA di 3 Kecamatan (Mundu, Astanajaura dam Pangenan) yang dilewati kendaraan untuk mobilisasi eralatan dan material sebanyak 145 kasus er enduduk, Pneumonia 1.5 kasus/1.000 enduduk dan Astma 1.2 kasus/1000 enduduk. Dengan adanya kegiatan ini dierkirakan terjadi eningkatan kasus enyakit saluran ernafasan (ISPA) ada kelomok rentan yang tinggal di 5 desa tersebut diatas sebanyak 59 kasus er enduduk-tahun dan ada jangka waktu anjang daat berisiko terjadinya enyakit sistem ernafasan seerti astma, bronchitis, PPOK sebesar 49 kasus/1.000 enduduk-tahun. Jumlah ini bisa melebihi dari yang dierkirakan sering dengan ertambahan jumlah enduduk dan enyakit ada sistem ernafasan disebabkan oleh multi faktor, baik kondisi fisik udara, kuman atogen dan juga virus (Dekes RI). Faktor lain yang daat memengaruhinya seerti keturunan, status gizi, kebiasaanmerokok di dalam ruangan, engelolaan samah dengan cara dibakar serta ventilasi ruangan. Oleh karena itu, olusi udara bukan enyebab tunggal terhada enyakit ada sistem ernafasan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada gangguan enyakit daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-152

154 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-96 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada gangguan enyakit. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Masyarakatyang tinggal di wilayah studi (Desa Kanci, Waruduwur, Kanci Kulon, Astanamukti dan Pangarengan) yang berdekatan dengan lokasi PLTU Keluhan/gangguan ada sistem ernafasan umumnya akan terjadi di daerah yang berdekatan dengan lokasi PLTU (Desa Kanci, Waruduwur, Kanci Kulon, Astana Mukti dan Pangarengan). Gangguan ada saluran ernafasan ini bersifat akut (daat sembuh dalam beberaa hari) dan bersifat kronis (setelah beberaa tahun tergantung ada karakteristik individu). Gangguan ada saluran ernafasan akut daat hilang timbul seiring dengan teraar oleh artikulat/gas dan faktor lainnya. Gangguan ada saluran ernafasan kronis lama dan meneta Damak turunan akibat meningkatnya gangguan ada sistem ernafasan baik akut/kronis akan berotensi terhada ersesimasyarakat yang negatif. Damak bersifat kumulatif, karena artikulat/gas yang terhiru daat mengakibatkan efek kronis ada saluran ernafasan. Dengan berhentinya oerasional PLTU, kualitas udara akan kembali ada kondisi semula, tetai efek kronis akan meneta ada enderita. Pengobatan yang sudah modern daat menurunkan tingkat kearahan ada gangguan ada system ernafasan kronis. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, gangguan enyakit ada kegiatan oerasional unit PLTU masuk kategori damak enting (d) Penyimanan sementara abu batubara Penurunan Kualitas Udara Ambien Besaran Damak Abu batubara (fly ash dan bottom ash) yang dihasilkan dalam sistem embakaran batubara akan akan disiman sementara dalam ash silo dengan kaasitas enyimanan m 3 ( ton). Abu batubara tersebut akan diambil secara kontinyu dengan menggunakan truk kasul dengan ritasi 1 2 mobil er jam untuk dibawa langsung ke emanfaat yang mendaatkan izin contohnya seerti abrik semen. Kegiatan tersebut berotensi menimbulkan damak enurunan kualitas udara ambien akibat bangkitan artikulat dari engoerasian kendaraan engangkut abu batubara. Prakiraan besaran bangkitan artikulat (TSP) dihitung dengan menggunakan rumus disersi TSP untuk sumber garis terbatas seerti diterakan ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material. Pada kegiatan ini diasumsikan maksimum sebanyak 2 ritasi/jam dengan rata-rata berat kendaraan adalah 20 ton, maka dieroleh eningkatan konsentrasi TSP seerti tertera ada Tabel 3-97 berikut ini. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-153

155 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-97 Prakiraan besaran emisi TSP. Parameter Jarak Resetor (m) Baku Mutu TSP/debu 107,53 85,27 61,48 37,97 12,98 5,65 1, µg/m 3 Keterangan: * PPRI No. 41/1999. Berdasarkan Tabel 3-97, dierkirakan eningkatan konsentrasi TSP akibat engoerasian kendaraan engangkut abu batubara masih memenuhi baku mutu yang ditetakan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enyimanan sementara abu batubara terhada enurunan kualitas udara ambien daat diuraikan sebagai berikut: Unit Tabel 3-98 Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan sementara abu batu bara terhada enurunan kualitas udara ambien. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Manusia yang terkena damak adalah emukiman terdekat dengan jalur kendaraan engangkut abu batubara. Luas sebaran artikulat menyebar di sekitar badan jalan yang dilalui kendaraan engangkut abu batubara. Kegiatan berlangsung selama beroerasinya PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW. Namun demikian enurunan kualitas udara ambien tidak akan berlangsung lama karena bangkitan artikulat hanya terjadi ketika kendaraan engangkut melintas dengan ritasi maksimum 2 kendaraan er jam. Intensitas damak artikulat tertinggi terjadi ada jarak <10 meter dari sumber damak namun masih memenuhi baku mutu yang ditetakan. Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif, karena emisi artikulat akan langsung terdisersi ke udara ambien. Mengingat udara emisi akan terdisersi dalam ruang udara ambien, maka damak akan berbalik setelah udara emisi tersebut terdisersi. Bangkitan artikulat akan kembali ke kondisi semula ketika kendaraan engangkut telah lewat menjauh. Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Guna meminimalisir damak enurunan kualitas udara, emrakarsa telah menyiakan SOP engelolaan lingkungan diantaranya enyimanan abu batubara di silo, emilihan kendaraan layak oerasi,engaturan waktu oerasional kendaraan, enyiraman debu jalan menggunakan (water sraying truck) dan menghilangkan debu ada roda kendaraan menggunakan wheel washing machine. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-154

156 Prakiraan Damak Penting Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan oerasional unit PLTU ada Taha Oerasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada enurunan kulaitas udara ambien masuk ke dalam kategori damak tidak enting (d) Persesi dan sika masyarakat Besaran Damak Damak ersesi dan sika masyarakat ini meruakan damak turunan (damak tersier) dari damak sekunder gangguan enyakit dan damak rimer enurunan kualitas udara ambien yang bersumber dari kegiatan enyimanan sementara abu batubara. Berdasarkan hasil rakiraan damak gangguan kesehatan diketahui bahwa damak tersebut disimulkan sebagai damak tidak enting sehingga dierkirakan tidak akan berdamak turunan terhada damak erubahan ersesi dan sika masyarakat. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enyimanan sementara abu batubara terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-99 Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan sementara abu batu bara terhada ersesi dan sika masyarakat. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Sifat Penting Damak Keterangan Manusia yang terkena damak adalah emukiman terdekat dengan jalur kendaraan engangkut abu batubara. Luas sebaran artikulat menyebar di sekitar badan jalan yang dilalui kendaraan engangkut abu batubara. Kegiatan berlangsung selama beroerasinya PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW. Namun demikian kegiatan ini sudah ada SOP Intensitas damak Intensitas damak tergolong kecil Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Tidak terdaat komonen lingkungan lain yang terkena damak turunan. 5 Sifat kumulatif damak Damak tidak bersifat kumulatif 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - Damak erubahan ersesi masyarakat daat berbalik. - Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan oerasional unit PLTU ada Taha Oerasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada ersesi dan sika masyarakat termasuk ke dalam kategori damak tidak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-155

157 Prakiraan Damak Penting Gangguan enyakit Besaran Damak Kegiatan enyimanan sementara abu batubara khususnya abu dasar (bottom ash)daat mengakibatkan meningkatnya konsentasi artikulat diudara, sebaran artikulat yang masuk ke emukiman enduduk terdekat dierkirakan konsentrasinya masih dibawah baku mutu lingkungan. Sedangkan Abu terbang (fly ash) disiman sementara dalam ash silo, sehingga damak kesehatan masyarakat (ISPA) dari kegiatan ini tidak terlalu signifikan. Hal ini karena jarak emukiman terdekat dengan batas lokasi taak royek jauh (>750 meter). Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enyimanan sementara abu batubara terhada gangguan enyakit daat diuraikan sebagai berikut: Tabel Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan sementara abu batu bara terhada gangguan enyakit. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keterangan Tidak ada enduduk yang terkena sebaran abu batubara (jarak terdekat lokasi emukiman dengan lokasi PLTU <750 meter). Daerah sekitar yang berjarak <500 meter dari fasilitas PLTU. Damak terhada saluran ernafasan tidak signifikan, ISPA sendiri akan sembuh dengan atau tana engobatan. Gangguan ada saluran ernafasan daat hilang timbul seiring dengan teraar oleh artikulat dan faktor lainnya. Tidak ada komonen lingkungan lain yang terkena damak. Damak tidak bersifat kumulatif, belum daat mengakibatkan efek kronis. Dengan selesainya oerasional PLTU, kualitas udara akan kembali ada kondisi semula, hal ini akan diiringi dengan tidak adanya keluhan ada saluran ernafasan. Pengobatan yang sudah modern daat menurunkan dengan ceat keluhan ada saluran ernafasan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, kegiatan oerasional unit PLTU ada Taha Oerasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW gangguan enyakit termasuk ke dalam kategori damak tidak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-156

158 Prakiraan Damak Penting Tabel Matriks sifat enting damak kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. No A A1 A2 B B1 B2 B3 B4 Jenis Kegiatan (Sumber Damak) Taha Pra Konstruksi Pengadaan lahan Penerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi Taha Konstruksi Mobilisasi eralatan dan material Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Pembangunan jalan akses Pembangunan PLTU d Komonen Lingkungan Terkena Damak Kriteria Damak Damak enting/ damak tidak enting Perubahan mata encaharian - d Perubahan endaatan - d Persesi dan sika masyarakat - d Peningkatan kesematan kerja - d Persesi dan sika masyarakat - d Penurunan kualitas udara ambien d Peningkatan kebisingan d Peningkatan eluang usaha - d Gangguan aktivitas nelayan melaut Perubahan endaatan masyarakat* - d - - d Perubahan endaatan nelayan* - - d Persesi dan sika masyarakat d Gangguan enyakit d Peningkatan lalu lintas darat d Penurunan kualitas udara ambien d Peningkatan kebisingan d Peningkatan erosi dan sedimentasi Peningkatan debit air larian/limasan d d Penurunan kualitas air sungai d Penurunan kualitas air laut d Perubahan komunitas flora darat d Perubahan komunitas fauna darat Perubahan komunitas biota sungai d d Perubahan komunitas biota laut d Persesi dan sika masyarakat d Gangguan enyakit d Penurunan kualitas udara ambien d Peningkatan kebisingan d Persesi dan sika masyarakat - d Gangguan enyakit d Peningkatan kebisingan d Adendum Andal dan RKL-RPL 3-157

159 Prakiraan Damak Penting No B5 B6 B7 C C1 C2 C3 C4 Jenis Kegiatan (Sumber Damak) Pembangunan dermaga Peleasan tenaga kerja Taha Konstruksi Penerimaan tenaga kerja Taha Oerasional Taha Oerasi Oerasional dermaga (bongkar muat batubara) Penyimanan batubara di stockyard Oerasional unit PLTU Penyimanan sementara abu batubara Komonen Lingkungan Terkena Damak Kriteria Damak Damak enting/ damak tidak enting Persesi dan sika masyarakat - d Penurunan kualitas air laut d Perubahan komunitas biota laut d Gangguan aktivitas nelayan melaut Gangguan aktivitas budidaya kerang - d - d Perubahan endaatan - d Persesi dan sika masyarakat - d Perubahan endaatan - d Peningkatan keteramilan - d Peningkatan kesematan kerja - d Perubahan ersesi dan sika masyarakat - d Penurunan kualitas air laut d Perubahan komunitas biota laut d Gangguan aktivitas nelayan melaut - d Persesi dan sika masyarakat - d Penurunan kualitas udara ambien d Persesi dan sika masyarakat - d Gangguan enyakit d Penurunan kualitas udara ambien d Peningkatan kebisingan d Penurunan kualitas air laut d Perubahan komunitas biota laut d Peningkatan eluang usaha - d Perubahan endaatan - d Persesi dan sika masyarakat - d Gangguan enyakit d Penurunan kualitas udara ambien d Perubahan ersesi masyarakat d Gangguan enyakit d Adendum Andal dan RKL-RPL 3-158

160 ADENDUM ANDAL DAN RKL RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1x MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT CIREBON ENERGI PRASARANA Wisma Pondok Indah Tower 3, Lt. 25 Jl. Sultan Iskandar Muda, Kav. V TA, Pondok Indah, Jakarta Selatan Tel : , Fax : amdal@cer.co.id

161 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan 4.0 EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN 4.1 TELAAH TERHADAP DAMPAK PENTING Pada bagian ini menguraikan hasil evaluasi atau telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh damak enting hiotetik (DPH) dalam rangka enentuan karakteristik damak rencana usaha dan/atau kegiatan secara total terhada lingkungan hidu. Pengambilan keutusan damak enting dilakukan dengan cara: Jika satu kriteria dari tujuh kriteria diangga enting, maka Damak Penting Hiotetik (DPH) menjadi Damak Penting (d). Aabila tidak ada kriteria dari tujuh kriteria yang dinyatakan enting (), maka DPH menjadi Damak Tidak Penting (d). Untuk menentukan kriteria dalam tujuh kriteria itu enting () atau tidak enting () menggunakan data rona lingkungan awal dan rakiraan besaran damak; dan Untuk melakukan evaluasi secara holistik, maka digunakan metode bagan alir. Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi damak enting hiotetik (DPH) tersebut daat dieroleh informasi antara lain sebagai berikut: 1. Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPH beserta karakteristiknya antara lain seerti frekuensi terjadi damak, durasi dan intensitas damak, yang ada akhirnya daat digunakan untuk menentukan sifat enting dan besaran dari damak-damak yang telah berinteraksi ada ruang dan waktu yang sama; 2. Komonen-komonen rencana usaha dan/atau kegiatan yang aling banyak menimbulkan damak lingkungan; dan 3. Area-area yang erlu mendaat erhatian enting (area of concerns). Penggunaan metode bagan alir dalam evaluasi damak secara holistik memertimbangkan sifat kumulatif damak (damak yang sama disebabkan oleh dua atau lebih kegiatan yang berbeda). Kajian sifat kumulatif damak dilakukan dengan memertimbangkan hasil enentuan sifat enting damak, ada kriteria #3 (lamanya damak berlangsung) dan kriteria #5 (sifat kumulatif damak). Damak-damak yang terjadi ada ruang dan waktu yang sama atau berbeda juga dikaji untuk menentukan keutusan akhir sifat enting damak. Dengan demikian, kajian evaluasi damak secara holistik, selain telah memerhitungkan asek rona lingkungan dan hasil rakiraan damak, juga telah memerhitungkan damak dari berbagai kegiatan, serta kaitan dengan damak ada arameter lain. Dengan menggunakan bagan alir, anduan untuk memutuskan aakah damak akhir menjadi PENTING atau TIDAK PENTING adalah sebagai berikut: 1. Aabila dua jenis damak memiliki tingkat keentingan damak (tidak enting) namun jika dievaluasi dalam satu kesatuan ruang dan waktu terdaat akumulasi damak maka kedua jenis damak tersebut dinyatakan sebagai DAMPAK PENTING (DP) enting dan harus dikelola. 2. Aabila dua jenis damak memiliki tingkat keentingan damak (tidak enting) dan (enting) namun: a) Jika evaluasi dalam satu kesatuan ruang dan waktu terdaat akumulasi, damak dengan kriteria dan dinyatakan sebagai DAMPAK PENTING (DP) dan dikelola; dan Adendum Andal dan RKL-RPL 4-1

162 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan b) Jika evaluasi dalam satu kesatuan ruang dan waktu tidak terdaat akumulasi damak maka damak dengan kriteria teta dikelola tetai damak dengan kriteria tidak dikelola; 1. Aabila dua jenis damak memiliki tingkat keentingan damak (tidak enting) namun dalam evaluasi jika dalam satu ruang dan waktu tidak terdaat akumulasi damak maka kedua damak tersebut dinyatakan TIDAK PENTING (TP) dan tidak dikelola. Aabila DPH diutuskan menjadi DAMPAK PENTING (DP), maka akan dikelola dalam dokumen RKL dan diantau dalam dokumen RPL. Aabila DPH diutuskan menjadi DAMPAK TIDAK PENTING (DTP) namun daya dukung dan daya tamung lingkungan sudah tidak memenuhi, maka akan dikelola dalam dokumen RKL dan akan diantau dalam dokumen RPL. Aabila DPH diutuskan menjadi DAMPAK TIDAK PENTING (DTP) dan daya dukung dan daya tamung lingkungan masih memenuhi, maka tidak akan dikelola dalam RKL dan tidak diantau dalam RPL. Keterangan: : damak enting ada setia kriteria damak ada tujuh kriteria ada taha enentuan sifat enting damak : damak tidak enting ada setia kriteria damak ada tujuh kriteria enentuan sifat enting damak d: damak enting dari hasil evaluasi tujuh kriteria damak d: damak tidak enting dari hasil evaluasi tujuh kriteria damak. DP: DAMPAK PENTING dari hasil evaluasi secara holistik. DTP: DAMPAK TIDAK PENTING dari hasil evaluasi secara holistik Hasil evaluasi damak enting akan digunakan sebagai dasar untuk membuat arahan enyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu (RPL) Taha Pra Konstruksi Pada Taha Pra Konstruksi kegiatan yang berdamak enting terhada lingkungan hidu yaitu engadaan lahan dan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi. Kegiatan engadaan lahan menimbulkan damak negatif enting terhada komonen sosial yaitu mata encaharian, erubahan endaatan, ersesi dan sika masyarakat. Adaun damak ositif enting ditimbulkan dari kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi yaitu kesematan kerja serta ersesi dan sika masyarakat. Kegiatan engadaan lahan seluas 195 hektar, akan berdamak keada erubahan atau lebih teatnya hilangnya mata encaharian enduduk sekitar yaitu sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ±292 orang ada musim enghujan. Sedangkan terkait erubahan endaatan ada kegiatan engadaan lahan dierkirakan dalam satu tahun, total kehilangan endaatan bersih masyarakat yang menggara lahan dan menjadi buruh di lahan seluas 195 ha adalah sebesar R Kegiatan engadaan lahan dirakirakan menimbulkan damak erubahan ersesi masyarakat yang bersifat negatif. Hal ini dikarenakan kekhawatiran akan kehilangan mata encaharian mereka selama ini yang berbasiskan ada lahan (sebagai etani tambak garam) secara turun temurun. Persesi dan sika masyarakat terhada suatu rencana usaha dan/atau kegiatan sangat diengaruhi oleh tingkat engetahuan dan engalaman masyarakat yang berkaitan dengan rencana kegiatan atau royek yang akan diersesikan Adendum Andal dan RKL-RPL 4-2

163 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan Kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW akan meningkatkan kesematan kerja di 5 desa wilayah studi (Desa Kanci, Kanci Kulon, Waruduwur, Astanamukti dan Pengarengan) antara 2,7% hingga 5.1% jika dibandingkan dengan tidak adanya kegiatan embangunan PLTU tersebut. Kegiatan rekruitmen tenaga kerja ada Taha Konstruksi dengan roorsi tenaga kerja lokal sebesar 49,8% atau sebanyak orang, dirediksi akan berdamak signifikan terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat terhada royek yang bersifat ositif enting Taha Konstruksi Taha Konstruksi terdiri dari kegiatan mobilisasi eralatan dan material, ematangan lahan dan enyiaan areal kerja, embangunan jalan akses, embangunan PLTU dan fasilitasnya, embangunan dermaga, eleasan tenaga kerja ada Taha Konstruksi dan enerimaan tenaga kerja ada Taha Oerasional. Kegiatan mobilisasi eralatan dan material akan menggunakan jalur darat dan jalur laut. Kegiatan ini dimungkinkan akan menyebabkan enurunan kaulitas udara ambien dan eningkatan kebisingan dengan damak turunan gangguan enyakit/kesehatan di jalur mobilisasi darat serta mengakibatkan gangguan aktifitas melaut dengan damak turunan berua erubahan endaatan nelayan ada jalur lalu-lintas laut. Penurunan kualitas udara ambien dirakirakan dengan meningkatnya kadar artikulat dari engoerasian kendaraan engangkut alat-alat berat dan material untuk kebutuhan konstruksi siil. Damak kualitas udara dari kegiatan ini relatif tinggi yang berdamak turunan terhada gangguan enyakit meskiun konsentrasi artikulat akan kembali ke kondisi semula/daat berbalik ketika kendaraan engangkut telah lewat menjauh. Sementara intensitas kebisingan yang ditimbulkan berdamak terhada emukiman di sekitar jalur mobilisasi meskiun bersifat semi kontinyu dan akan turun seiring dengan bertambahnya jarak sumber kebisingan. Dan tingkat kebisingan sangat diengaruhi oleh eningkatan lalu lintas yang berasal dari kegiatan mobilisasi eralatan dan material. Mobilisasi material daat dilakukan baik dari arah timur mauun dari arah barat dari taak royek. Namun demikian, guna mengurangi damak mobilisasi material akan diarahkan melalui jalur tol Palimanan-Kanci dan keluar di intu tol Kanci, kemudian masuk ke jalan antura dari arah timur, kemudian langsung menuju taak royek. Pada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja dirakirakan akan menimbulkan damak terhada eningkatan erosi dan sedimentasi, eningkatan debit air larian/limasan, erubahan komunitas flora darat, erubahan komunitas fauna darat dan ersesi dan sika masyarakat. Kegiatan ematangan lahan dilakukan dalam jangka waktu 7 bulan ada lahan seluas 40,03 hektar, dierkirakan akan meningkatkan limasan ermukaan. Selain itu, Kegiatan ematangan lahan juga menimbulkan damak berua enurunan komunitas flora darat yaitu menyebabkan hilangnya jenis-jenis vegetasi tertentu dan berkurangnya keraatan serta tutuan vegetasi khususnya sebagian kecil mangrove yang berada di bagian utara lokasi rencana kegiatan/usaha dan berdamak turunan yaitu erubahan komunitas fauna darat yang ada di dalamnya (meruakan satu mata rantai kehiduan). Pemrakarsa berencana membangun jalan akses dengan dua jalur, yang ertama berada di sebelah barat taak royek dan jalur kedua dari sebelah timur taak royek. Kegiatan ini dirakirakan akan menimbulkan damak negatif enting terhada eningkatan kebisingan yang berdamak turunan terhada ersesi masyarakat di sekitar area jalur embangunan jalan akses khusus-nya di jalur erbatasan antara Desa Kanci dan Kanci Kulon. Selain itu kegiatan ini akan menimbulkan ersesi dan sika ositif dari warga karena akan enggunaan tenaga kerja lokal sebanyak 90% dari total 100 orang tenaga kerja yang dibutuhkan. Adendum Andal dan RKL-RPL 4-3

164 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan Pembangunan PLTU dan fasilitas enunjang memungkinkan mengubah ersesi dan sika masyarakat yang meruakan damak turunan dari damak eningkatan endaatan masyarakat dan eningkatan kebisingan. Pada taha kegiatan ini akan meruakan uncak tertinggi yang daat dicaai dari ersesi ositif dari masyarakat sekitar terhada kegiatan. Hal ini berkaitan dengan erekrutan tenaga kerja lokal dan adanya eluang usaha warung makan yang daat menimbulkan kesematan kerja baru bagi sekitar 168 tenaga kerja serta terdaat ula eluang usaha di bidang enyediaan ±263 unit usaha kontrakan rumah. Pembangunan dermaga meliuti embangunan dermaga sementara dan dermaga ermanen. Kegiatan tersebut diredikasi akan menimbulkan damak negatif enting terhada aktifitas nelayan melaut terutama dalam hal semakin jauhnya jarak temuh erahu nelayan yang akan berengaruh terhada konsumsi BBM dan endaatan nelayan secara umum. Adaun aktifitas budidaya kerang akan terganggu akibat dari relokasi atau emindahan sejumlah unit rumon yang akan berdamak turunan terhada erubahan endaatan nelayan sehingga memungkinkan ersesi dan sika masyarakat cenderung menjadi negatif enting. Peleasan tenaga kerja ada Taha Konstruksi menandakan hilangnya mata encaharian di Taha Konstruksi yang berdamak turunan terhada erubahan tingkat endaatan, karena ada taha ini dibutuhkan tenaga kerja yang umumnya membutuhkan keahlian tertentu. Disisi lain, Peleasan tenaga kerja ada Taha Konstruksi berdamak ositif enting terhada eningkatan keteramilan/keahlian terutama akan sangat dirasakan oleh tenaga kerja konstruksi yang sebelumnya tidak memiliki engetahuan dan keteramilan di bidang konstruksi embangunan PLTU. Jenis eningkatan keahlian daat beragam, mulai dari keahlian dalam engelolaan keamanan (SATPAM), keteramilan mengelas, keteramilan menyambung ia, memasang eralatan listrik, instrumen, mengoerasikan kendaraan dan alat berat dll. Penerimaan tenaga kerja ada Taha Oerasi akan berdamak ositif dan negatif ada eningkatan kesematan kerja yang berdamak turunan terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat. Secara arsial, kegiatan enyeraan tenaga kerja meningkatkan kesematan kerja dan memberi manfaat langsung keada sekitar ±140 tenaga kerja baru. Namun secara holistik karena adanya kegiatan eleasan tenaga kerja ada Taha Konstruksi, maka dierkirakan terdaat ±1.400 warga yang terkena damak negatif langsung dari adanya kegiatan ada Taha Konstruksi Taha Oerasi Pada Taha Oerasi kegiatan yang berdamak enting terhada lingkungan hidu yaitu kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara), enyimanan batubara di stockyard, dan oerasional unit PLTU. Kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) dengan anjang dermaga ±2,7 km dirakirakan akan berdamak negatif enting terhada gangguan aktifitas nelayan melaut. Meskiun demikian, erubahan jalur nelayan dengan kaal ukuran kecil tidak terlalu berengaruh dikarenakan kaal-kaal kecil tana tiang bendera masih daat melintasi celah antar tiang ancang dermaga. Gangguan dierkirakan akan terjadi terhada lalu lintas nelayan kaal besar karena dengan adanya dermaga, maka nelayan yang berangkat dari arah Desa Waruduwur erlu melambung ke utara sebelum menuju ke arah timur. Namun dengan adanya dermaga eksisting di PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW, erbedaan jarak temuh sangat kecil. Secara umum engoerasian dermaga bongkar muat batu bara ini akan menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar bagi masyarakat nelayan, terutama karena damaknya akan bersifat kumulatif dari damak-damak negatif yang muncul ada oerasional PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Penyimanan batubara di stockyard dirakirakan akan menimbulkan damak negatif enting ada komonen enurunan kualitas udara ambien akibat dari emisi fugitif yang terdisersi ke udara ambien yang akan berdamak turunan ada gangguan enyakit serta ersesi dan sika Adendum Andal dan RKL-RPL 4-4

165 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan masyarakat, akan tetai di sekeliling stockyard akan diasangi Wind Breaker yang berfungsi meredam jumlah artikulat yang mungkin bisa terbawa angin. Oerasional unit PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW memberikan damak negatif enting terhada enurunan kualitas udara ambien, eningkatan kebisingan, enurunan kualitas air laut, gangguan enyakit serta menimbulkan damak ositif enting ada eningkatan eluang usaha, erubahan endaatan serta ersesi dan sika masyarakat. Penurunan kualitas udara ambien akan berlangsung secara terus menerus selama beroerasinya PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW dan emisi gas buang ditimbulkan dari berbagai sumber emisi. Begituula dengan eningkatan kebisingan dihasilkan dari berbagai sumber kebisingan. Selain itu terdaat akumulasi damak dari oerasi PLTU Cirebon Kaasitas MW dengan PLTU Cirebon Kaasitas 660 MW yang saat ini telah beroerasi. Dari kedua damak tersebut daat menimbulkan damak turunan berua gangguan enyakit. Damak negatif enting lainnya yang ditimbulkan oleh beroerasinya unit PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW yaitu enurunan kualitas air laut yang disebabkan oleh eningkatan suhu air, eningkatan konsentrasi klorin dan TSS. Khusus untuk arameter klorin bebas dan TSS, air limbah dari PLTU akan dialirkan ke IPAL. Selain itu, oerasional unit PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW memberikan damak ositif enting terhada eningkatan eluang usaha dan erubahan endaatan, selain berua damak langsung dari terseranya tenaga kerja, terdaat ula eluang berusaha yang bersifat tidak langsung yaitu tumbuhnya eluang berusaha baru mulai dari usaha enyediaan warung makan dan toko kelontong selama Taha Oerasi mauun usaha di bidang lainnya. 4.2 EVALUASI SECARA HOLISTIK Berdasarkan hasil evaluasi damak secara holistik menggunakan bagan alir (Gambar 4-1) terdaat damak yang terjadi dalam ruang dan waktu yang sama yaitu kemungkinan terjadinya gangguan enyakit/kesehatan akibat kegiatan enyimanan batubara di stockyard dan enyimanan sementara abu batubara di Taha Oerasi sehingga dikategorikan sebagai DAMPAK PENTING (DP) dan akan dikelola. Pada kegiatan oerasional dermaga dan oerasional PLTU ada Taha Oerasi terdaat damak yang terjadi dalam satu kesatuan waktu namun tidak terjadi dalam ruang yang sama yaitu enurunan kualitas air laut dan erubahan komunitas biota laut sehingga tidak terjadi akumulasi damak. Berdasarkan hal tersebut, ada kegiatan oerasional dermaga, damak enurunan kualitas air laut teta dikategorikan sebagai damak tidak enting (tidak dikelola). Sama halnya dengan enurunan kualitas air laut, damak terhada erubahan komunitas biota laut hanya terjadi dalam satu kesatuan waktu sehingga teta dikategorikan sebagai damak tidak enting (tidak dikelola). Beberaa tahaan kegiatan juga mengakibatkan damak yang terjadi dalam satu kesatuan ruang yaitu kegiatan ematangan lahan, enyiaan areal kerja dan embangunan unit PLTU dan fasilitas enunjangnya. Damak tersebut berua enurunan kualitas udara ambien dan eningkatan kebisingan. Berdasarkan kriteria evaluasi secara holistik, damak enurunan kualitas udara ambien dan eningkatan kebisingan termasuk damak tidak enting (tidak dikelola). Semua tahaan kegiatan menimbulkan damak terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat. Pada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja dan embangunan jalan akses meruakan damak yang terjadi ada kesatuan ruang dan waktu yang sama ada Taha Konstruksi. Selain itu erubahan ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan enyimanan batubara, oerasional PLTU, dan enyimanan sementara abu batubara terjadi ada kesatuan ruang dan waktu yang sama ada Taha Oerasi. Oleh karena itu damak erubahan ersesi dan sika masyarakat masing-masing dikategorikan sebagai damak enting (dikelola). Adendum Andal dan RKL-RPL 4-5

166 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan Keterangan: Satu Kesatuan Ruang Satu Kesatuan Ruang dan Waktu Satu Kesatuan Waktu Damak enting (d) Damak tidak enting (d) Gambar 4-1 Evaluasi Damak Holistik Pembangunan PLTU Kaasitas 1x1.000 MW. Adendum Andal dan RKL-RPL 4-6

167 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan 4.3 ARAHAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP Arahan engelolaan dilakukan terhada seluruh komonen kegiatan yang menimbulkan damak, baik komonen kegiatan yang aling banyak memberikan damak turunan mauun komonen kegiatan yang tidak banyak memberikan damak turunan. Sedangkan arahan emantauan dilakukan terhada komonen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi enaatan, kecenderungan, dan tingkat kritis dari suatu engelolaan lingkungan hidu Pendekatan Teknologi Pendekatan teknologi adalah cara-cara memanfaatkan teknologi yang sudah ada dan terbukti handal yang digunakan untuk mengelola damak enting lingkungan hidu. Pendekatan teknologi ada rencana kegiatan mengacu keada kebijakan emrakarsa sebagai erusahaan yang berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan oerasionalnya dengan baik dan benar, serta menjadi mitra yang baik bagi masyarakat di sekitar PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Pendekatan teknologi difokuskan keada engelolaan kualitas udara, kebisingan, air limasan (run-off), dan kualitas air untuk ermasalahan yang diakibatkan oleh kegiatan ada Taha Konstruksi dan Taha Oerasi, sehingga daat menerakan osi engelolaan terbaik (best available technology) Pendekatan Sosial Ekonomi Pendekatan ini adalah langkah-langkah yang akan ditemuh oleh emrakarsa dalam uaya menanggulangi damak enting melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan ada interaksi sosial dan bantuan eran emerintah. Untuk itu akan melakanakan sebagai berikut: Menjalin interaksi sosial yang baik dengan masyarakat sekitar lokasi royek diantaranya dengan sosialisasi rencana kegiatan sebelum royek dilakukan; Memrioritaskan enyeraan tenaga kerja daerah setemat sesuai dengan keahlian dan endidikan; Melakukan endataan secara rinci terkait keemilikan dan enguasaan lahan di areal lahan yang dibebaskan; Menerakan rogram CSR (Cororate Social Resonsibiity) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang meruakan bagian enting PT. CEPR dalam menjalankan bisnis oerasionalnya agar tercita masyarakat yang mandiri secara ekonomi serta untuk memerceat encitaaan/ eningkatan usaha baru: dan Melakukan evaluasi internal terhada efektifitas komunikasi yang telah dibangun dengan masyarakat dan caaian rogram yang telah direncanakan dari kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 660 MW. Untuk mencaai sasaran diatas, PT. CEPR akan melakukan skala rioritas serta dengan tahaan-tahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kemamuan finansial erusahaan. Dalam enyusunan rogram-rogram CSR/Community Develoment akan berkonsultasi dengan emangku keentingan di daerah oerasi agar tujuan tersebut daat tercaai serta sinergitas antara erusahaan, emerintah daerah serta masyarakat daat terbangun dengan solid Pendekatan Institusi Persesi masyarakat yang tumbuh di masyarakat saat ini adalah masih adanya sebagian ketidakuasan masyarakat terhada erusahaan yang disebabkan oleh berbagai faktor serta kekhawatiran masyarakat terhada damak yang diakibatkan oleh oerasional PLTU. Kunci dari engelolaan terhada masalah ini adalah harus ada keterbukaan komunikasi antara erusahaan Adendum Andal dan RKL-RPL 4-7

168 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan dan masyarakat melalui kerjasama dengan emangku keentingan terkait yang diakui di masyarakat. Adaun uaya-uaya yang daat dilakukan untuk menekan damak negatif dan meningkatkan damak ositif yaitu: Mencitakan jalinan kemitraan dengan Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan erekonomian lokal dalam encitaan eluang usaha baru untuk eningkatan endaatan masyarakat; Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melalui koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Dinas Sosial Kabuaten Cirebon terkait erencanaan dan imlementasi rogram CSR yang berbasis kebutuhan masyarakat; Membangun dan menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan ara emimin formal/non-formal, tokoh-tokoh masyarakat; dan stakeholder terkait lainnya, baik swasta, akademisi, emerintah daerah mauun masyarakat; Membangun lembaga yang menangani mekanisme engaduan masyarakat yang dikelola di tingkat desa dan kecamatan dengan melibatkan unsur-unsur ihak abrik, emerintah lokal dan lembaga erwakilan masyarakat. Selanjutnya isu rioritas (enting) dari aduan masyarakat akan dibahas bersama secara reguler di lembaga engaduan tersebut sehingga daat menangani damak sosial yang mungkin terjadi sesuai dengan nilai-nilai masyarakat setemat; dan Melaorkan hasil eneraan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu (RPL) secara berkala keada instansi terkait. 4.4 REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN Penilaian terhada asek kelayakan lingkungan dari suatu rencana kegiatan dilakukan atas dasar ertimbangan bahwa keberadaan suatu royek tersebut secara kumulatif daat menimbulkan nilai manfaat (damak ositif) yang lebih besar dariada nilai kerugian (damak negatif) yang ditimbulkan terutama ditinjau dari asek lingkungan hidu setelah asek teknis dan asek ekonomi. Penentuan kelayakan lingkungan hidu atas rencana usaha dan/atau kegiatan ini dilakukan dengan memertimbangkan kriteria kelayakan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidu No.16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidu seerti disajikan dalam Tabel berikut. Adendum Andal dan RKL-RPL 4-8

169 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan Tabel 4-1 Kriteria yang menjadi dasar ertimbangan di dalam enilaian kelayakan lingkungan. Kriteria Rencana tata ruang sesuai ketentuan eraturan erundangundangan Kebijakan di bidang erlindungan dan engelolaan lingkungan hidu serta sumber daya alam yang diatur dalam eraturan erundangundangan. Keentingan ertahanan keamanan. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat enting damak dari asek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat ada taha ra konstruksi, konstruksi, oerasi dan Pascaoerasi usaha dan/ atau kegiatan Hasil evaluasi secara holistik terhada seluruh damak enting sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling memengaruhi sehingga diketahui erimbangan damak enting yang bersifat ositif dengan yang bersifat negatif. Kemamuan emrakarsa dan/ atau ihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulangi damak enting negatif yang akan ditimbulkan dari usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan dengan endekatan teknologi, sosial, Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidu Berdasarkan Rekomendasi Izin Pemanfaatan Ruang Pengembangan PLTU Cirebon 1x1.000 MW dan SUTET 500 KV dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Keala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 2127/9.1/V/2017 tertanggal 29 Mei 2017, menyamaikan hal berikut: 1. Berdasarkan Pasal 114A Peraturan Pemerintah Nomor13 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka dalam hal rencana kegiatan emanfaatan ruang bernilai strategis nasional dan/atau berdamak besar yang belum dimuat dalam eraturan daerah tentang rencana tata ruang rovinsi, rencana tata ruang wilayah kabuaten/kota, dan/atau rencana rincinya, izin emanfaatan ruang daat didasarkan ada Peraturan Pemerintah ini. 2. Rencana Pengembangan PLTU Kabuaten Cirebon telah dimuat ada Lamiran VA tentang Jaringan Infrastruktur Pembangkitan Tenaga Listrik huruf M Nomor 3 Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. 3. Berdasarkan hal tersebut di atas rencana engembangan PLTU Cirebon 1x1.000 MW dan SUTET 500 KV di Kabuaten Cirebon telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan izin emanfaatan ruangnya daat didasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2017 ini. Kebijakan erusahaan di bidang erlindungan dan engelolaan lingkungan hidu adalah mematuhi semua eraturan erundang-undangan dan kebijakan di bidang erlindungan dan engelolaan lingkungan hidu serta sumber daya alam (SDA) yang berlaku. Rencana kegiatan ini meruakan jenis usaha yang bersifat vital dan strategis dengan teknologi tinggi dan meruakan uaya diversifikasi embangunan energi listrik untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, khususnya sistem ketenagalistrikan Jawa-Madura-Bali (JAMALI). Telah dilakukan rakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat enting damak dari asek fisik kimia, biologi, sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat mulai dari Taha Pra Konstruksi, Konstruksi, dan Oerasi Kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Hasil rakiraan damak secara lebih rinci tercantum dalam Sub-bab 3.1 (Taha Pra Konstruksi), Sub-bab 3.2 (Taha Konstruksi) dan Sub-bab 3.3 (Taha Oerasi). Hasil evaluasi secara holistik terhada seluruh Damak Penting Hiotetik (DPH) telah dikaji sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling memengaruhi (tertuang dalam Sub-bab 4.2 ANDAL). Dengan demikian daat diketahui erimbangan Damak Penting yang bersifat ositif dengan yang bersifat negatif sebagai dasar untuk melakukan engelolaan dan emantauan lingkungan hidu terhada seluruh asek komonen yang dikaji. Pemrakarsa memiliki kemamuan dalam enanggulangan damak enting negatif melalui endekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan. PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW ini akan dilengkai dengan berbagai alat kontrol emisi untuk mengurangi emisi gas buang, diantarnya emasangan sistem Flue Gas Desulhurization (FGD) yang berfungsi mengikat SO 2 dari hasil embakaran batubara. Sementara debu yang dihasilkan akan ditangka oleh unit electrostatic reciitator (ESP). Untuk engolahan limbah cair akan menggunakan teknologi Waste water treatmen Adendum Andal dan RKL-RPL 4-9

170 Evaluasi Secara Holistik Terhada Damak Lingkungan Kriteria dan kelembagaan Rencana usaha dan/ atau kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau andangan masyarakat (emic view). Rencana usaha dan/ atau kegiatan tidak akan memengaruhi dan/ atau mengganggu entitas ekologis. Rencana usaha dan/ atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhada usaha dan/ atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/ atau kegiatan. Tidak dilamauinya daya dukung dan daya tamung lingkungan hidu dari lokasi rencana usaha dan/ atau kegiatan dalam hal terdaat erhitungan daya dukung dan daya tamung lingkungan dimaksud lant (WWTP). Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidu Pendekatan sosial dan kelembagaan menjadi rioritas utama dalam enanggulangan damak enting negatif terkait dengan masalah sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam kajian ini sudah dilakukan telaahan sosial yang terkait dengan rakiraan dan evaluasi damak sosial. Rencana kegiatan memengaruhi nilai-nilai sosial atau andangan masyarakat tetai daat dikelola untuk meminimalkan damak negatif dan memaksimalkan damak ositif yang timbul. Pemrakarsa akan melakukan engelolaan dan emantauan mata encaharian, kesematan kerja, eluang berusaha, endaatan masyarakat serta ersesi dan sika masyarakat melalui forum komunikasi dengan masyarakat terkena damak sesuai dengan arahan engelolaan dan emantauan lingkungan hidu. Dalam kajian ini sudah dilakukan telaahan asek biologi (terestrial dan akuatik) yang terkait dengan rakiraan dan evaluasi damak terhada entitas ekologis. Melalui eneraan RKL dan RPL, rencana kegiatan tidak akan memengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis di wilayah studi. (Dalam uaya melestarikan habitat satwa liar, embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW hanya terbatas ada area yang dibangun sesuai izin). Dalam kajian ini sudah dilakukan telaahan terhada usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan. Pemrakarsa berkomitmen bermitra dengan masyarakat di desa-desa sekitarnya untuk mengembangkan usaha yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan. Dalam kajian ini sudah dilakukan telaahan rona lingkungan hidu awal yang melingkui berbagai asek (komonen geofisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat) yang seluruhnya daat dikaitkan dengan daya dukung dan daya tamung lingkungan hidu. Secara keseluruhan daat disimulkan bahwa rencana kegiatan tidak akan melamaui daya dukung dan daya tamung lingkungan hidu dalam batas wilayah studi. Adendum Andal dan RKL-RPL 4-10

171 ADENDUM ANDAL DAN RKL RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1x MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana BAB V RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PT CIREBON ENERGI PRASARANA Wisma Pondok Indah Tower 3, Lt. 25 Jl. Sultan Iskandar Muda, Kav. V TA, Pondok Indah, Jakarta Selatan Tel : , Fax : amdal@cer.co.id

172 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu 5.0 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 5.1 PERNYATAAN MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN ADENDUM RKL-RPL PT Cirebon Energi Prasarana (CEPR) meruakan salah satu erusahaan swasta yang berencana membangun embangkit listrik tenaga ua (PLTU) dengan kaasitas roduksi listrik sebesar 1x1.000 MW yang berlokasi di Desa Kanci, Kecamatan Astanajaura dan Desa Waruduwur Blok Kandawaru, Kecamatan Mundu, Kabuaten Cirebon, Jawa Barat. Energi listrik yang dihasilkan akan dijual keada PLN dan disalurkan ke jaringan transmisi Jawa-Madura-Bali 500 kv melalui Gardu Induk di Mandirancan. PLTU yang akan dibangun meruakan engembangan dari PLTU Cirebon unit 1 yang saat ini telah beroerasi dengan kaasitas 1x660 MW. Selain rencana embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW, emrakarsa juga bermaksud membangun dermaga (jetty) untuk bongkar muat batubara dengan bentuk konstruksi trestle seanjang 1,67 mil laut (2.700 m). Bab RKL ini meruakan uaya-uaya yang akan ditemuh PT CEPR dalam menangani damak dan memantau komonen lingkungan hidu yang terkena damak secara keseluruhan. Penyusunan Adendum ANDAL, RKL dan RPL ini mengacu keada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidu. MAKSUD DAN TUJUAN Secara umum, bab RKL dan RPL ini ditujukan agar engelolaan lingkungan hidu daat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan sasaran yang akan dicaai. Secara sesifik, maksud dan tujuan engeloaan dan emantauan lingkungan hidu antara lain sebagai berikut: 1. Melaksanakan eraturan erundang-undangan lingkungan hidu yang terkait dengan kegiatan PLTU oleh PT CEPR; 2. Memelihara kualitas lingkungan hidu di lokasi PT CEPR dan sekitarnya melalui eneraan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu; 3. Sebagai arahan dan anduan dalam mengelola dan memantau damak yang timbul terhada komonen lingkungan hidu oleh rencana kegiatan PT CEPR; 4. Sebagai arahan dan anduan bagi instansi terkait dan masyarakat dalam membantu dan mengawasi eneraan RKL-RPL; 5. Mencegah, menanggulangi, meminimalisasi, serta mengendalikan damak negatif yang timbul dan meningkatkan damak ositif yang muncul; Adendum Andal dan RKL-RPL 5-1

173 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu 6. Memantau komonen/arameter lingkungan hidu yang mengalami erubahan mendasar yang terkena damak enting dan/atau yang terkena damak lingkungan hidu lainnya; 7. Memantau sumber-sumber enyebab damak yang ada; dan 8. Menjadikan hasil elaksanaan RKL-RPL sebagai indikator untuk mengevaluasi enaatan terhada eraturan yang berlaku, menganalisis ola kecenderungan dan tingkat kritis dari kondisi lingkungan berdasarkan engelolaan lingkungan yang diimlementasikan. 5.2 PERNYATAAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN Beberaa ernyataan kebijakan lingkungan yang akan diterakan oleh PT. CEPR dalam kegiatan embangunan unit PLTU Kaasitas 1x1.000 MW Cirebon adalah sebagai berikut: PT CEPR meruakan erusahaan swasta di bidang infrastruktur dan energi berkomitmen mematuhi ketentuan eraturan erundangan terkait yang berlaku, serta menjadi mitra yang baik bagi masyarakat di sekitar wilayah oerasionalnya; PT CEPR memunyai komitmen untuk melakukan enyemurnaan engelolaan dan emantauan lingkungan hidu secara berkelanjutan dalam bentuk mencegah, menanggulangi dan memantau damak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatannya serta menerakan osi engelolaan terbaik (best available technology); PT CEPR, berdasarkan rinsi saling menghormati dan saling menghargai, akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal yang sejalan dengan embangunan berkelanjutan, ketentuan hukum yang berlaku, dan integrasi organisasi secara menyeluruh; dan PT CEPR mewujudkan komitmen dan rinsi tersebut melalui enetaan kebijakan oerasional dan diantaranya dengan menetakan kebijakan Cororate Social Resonsibility. 5.3 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu disusun karena rencana kegiatan tersebut dirakirakan menimbulkan damak enting terhada komonen lingkungan hidu, sehingga akan mengalami erubahan yang mendasar, baik terhada komonen lingkungan geofisik-kimia, biologi mauun komonen lingkungan sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Damak yang dirakirakan timbul akan dikelola melalui endekatan teknologi, sosialekonomi, dan kelembagaan (institusi). Rencana engelolaan lingkungan hidu untuk rencana kegiatan yang menjadi lingku dalam dokumen ini disajikan dalam bentuk matriks (Tabel 5.1), sedangkan eta lokasi engelolaan disediakan dalam Gambar 5.1. Adendum Andal dan RKL-RPL 5-2

174 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu Tabel 5-1. Matriks Adendum Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu (RKL) Pembangunan Unit PLTU Kaasitas 1x1.000 MW Cirebon. No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu Damak Penting Yang Dikelola A. TAHAP PRA KONSTRUKSI 1. Perubahan mata encaharian Pengadaan lahan Tercitanya laangan kerja dan/atau sumber nafkah baru bagi warga enyewa /enggara lahan garam atau ikan, dan sawah yang kehilangan sumber mata encahariannya. Melakukan sosialisasi terkait rencana engadaan lahan secara transaran keada ara enggara lahan milik KLHK yang akan digunakan untuk lokasi taak royek PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Melakukan endataan secara rinci/detil terkait keemilikan dan enguasaan lahan di areal lahan yang dibebaskan yang meliuti : 1) jumlah emilik lahan yang akan terkena embebasan, 2), Jumlah enggara lahan (tambak garam, tambak ikan, dan sawah) di lahan KLHK seluas ± 195 ha, 3). Luas lahan milik dan lahan garaan yang dibebaskan. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 3 (tiga) bulan sebelum kegiatan engadaan lahan Taha Pra Konstruksi dilakukan 1 (satu) bulan sebelum kegiatan engadaan lahan Taha Pra Konstruksi dilakukan Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Kantor Pertanahan Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: Kantor Pertanahan Kabuaten Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Melakukan musyawarah dengan ara emilik lahan yang dibebaskan terkait dengan nilai jualbeli lahan (terutama yang berkaitan dengan embebasan lahan di tanah timbul yang dikuasai oleh warga sekitar). 3 (tiga) bulan sebelum kegiatan engadaan lahan Taha Pra Konstruksi dilakukan Membantu KLHK melakukan endekatan dan musyawarah dengan ara enggara lahan terkait dengan besaran tali asih lahan garaan (tambak garam, tambak ikan dan sawah) yang dibebaskan. Selama Taha Pra Konstruksi Pemrakarsa akan beruaya mencari dan menyediakan alternatif emecahan masalah hilangnya mata encaharian ara enyewa dan/atau enggara yang dibebaskan lahan garaannya, setidaknya terdaat beberaa alternatif uaya untuk memecahkan masalah tersebut yaitu : 1. Dalam jangka endek,emrakarsa akan mengutamakan ara enggara lahan dan buruh tani yang kehilangan sumber mata encaharian agar diterima menjadi tenaga kerja ada kegiatan konstruksi embangunan PLTU selama ± 2 tahun, 2. Pemrakarsa bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabuaten Cirebon dalam mencitakan eluang berusaha baru bagi ara enggara lahan (etambak garam, etambak ikan, dan etani sawah) yang terkena embebasan lahan dengan memerhatikan otensi, minat dan eluang berusaha yang tersedia. 3. Uaya engelolaan dirioritaskan keada kelomok rentan yaitu keada: 1). Penggara lahan di areal 195 Ha yang berusia lanjut(berusia di atas 54tahun) yang kemungkinannya kecil untuk daat direkrut atau bekerja ada kegiatan Taha Konstruksi dan Taha Oerasi PLTU, 2). Penggara lahan di areal 195 ha yang tidak memiliki mata encaharian lain dan/atau yang sumber endaatan rumah tangganya Selama Taha Pra Konstruksi Adendum Andal dan RKL-RPL 5-3

175 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu 2. Perubahan endaatan Pengadaan lahan Tidak terjadinya kehilangan atau enurunan tingkat endaatan warga yang selama ini menggara lahan di areal yang dibebaskan baik sebagai etambak garam, etambak ikan, dan etani sawah beserta dengan buruh tambak/tani. Setelah dilakukan kegiatan embebasan lahan, tingkat endaatan warga enggara lahan minimal sama atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan endaatan sebelum dilakukannya embebasan lahan. 3. Persesi dan sika masyarakat 4. Peningkatan kesematan kerja Pengadaan lahan Penerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi Meningkatnya ersesi ositif masyarakat (terutama ara enggara lahan) terhada rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 x MW, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan engadaan lahan. Tercitanya kondisi lingkungan sosial yang semakin harmonis dan kondusif. Minimum 40% dari kebutuhan tenaga kerja konstruksi dirioritaskan dari tenaga kerja lokal. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu dominan bergantung dari lahan garaan tersebut. Mensosialisasikan mekanisme engaduan yang berkaitan dengan engadaan lahan keada masyarakat yang terkena damak langsung dari embebasan lahan, Dalam jangka endek daat dilakukan dengan memberikan rioritas utama keada ara enggara lahan yang kehilangan mata encaharian dalam erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi. Menguayakan eluang usaha baru bagi ara enggara yang kehilangan mata encaharian. Melakukan jalinan kemitraan dengan Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan erekonomian lokal dalam enguayaan eluang usaha baru untuk eningkatan endaatan masyarakat. Melaksanakan semua engelolaan damak hilangnya mata encaharian dan enurunan endaatan di atas dengan baik dan benar. Membangun wadah kelembagaan bersama (bisa berua forum) yang terdiri atas emrakarsa, ara enggara, tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah (desa, kecamatan dan kabuaten) untuk mencari alternatif terbaik emecahan masalah yang berkaitan dengan embebasan lahan. Mensosialisasikan atau mengkomunikasikan roses dan hasil kegiatan engadaan lahan keada stakeholders terkait (masyarakat yang terkena embebasan lahan, aarat emerintahan desa dan kecamatan). Penerimaan tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan mengutamakan warga lokal sesuai dengan kualifikasi dan ketersediaan laangan kerja, melalui : Penerimaan tenaga kerja secara transaran dan memberikan kesematan kerja dan rioritas utama keada masyarakat di 5 desa studi, minimum sebesar 40% dari total tenaga kerja yang akan disera ada Taha Konstruksi. Memasang aan engumuman secara terbuka di balai desa dan kantor kecamatan yang berkaitan dengan lowongan dan jenis ekerjaanyang daat diisi masyarakat lokal. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu 3 (tiga) bulan sebelum kegiatan engadaan lahan Taha Pra Konstruksi dilakukan Selama Taha Pra Konstruksi berlangsung Selama Taha Pra Konstruksi berlangsung 3 (tiga) bulan sebelum kegiatan embebasan lahan dimulai 3 (tiga) bulan sebelum kegiatan embebasan lahan dimulai Selama kegiatan enerimaan tenaga kerja berlangsung 3 (tiga) bulan sebelum kegiatan enerimaan tenaga kerja Pemrakarsa dan kontraktor akan berkoordinasi Selama kegiatan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Sosial Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Sosial Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran : DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Adendum Andal dan RKL-RPL 5-4

176 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu enerimaan tenaga kerja berlangsung Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu dan bekerja sama dengan lembaga Komite Tenaga Kerja Lokal yang telah dibangun sejak PLTU Cirebon kaasitas 1 x 660 MW dalam melakukan roses erekrutan tenaga kerja lokal, agar roses erekrutan tenaga kerja lokal benar-benar telah memerhatikan dan memrioritaskan encari kerja yang berasal dari komunitas masyarakat, terutama yang berada dalam ring 1 di desa-desa yang termasuk dalam wilayah studi, dengan tingkat rioritas sebagai berikut : Prioritas utama : warga yang kehilangan mata encaharian sebagai damak dari kegiatan engadaan lahan, yaitu ara enggara lahan untuk kegiatan tambak garam, tambak ikan dan sawah di areal KLHK beserta dengan buruhburuh yang terlibat dalam kegiatan tersebut, Prioritas kedua : warga encari kerja (engangguran) di 5 (lima) desa studi, terutama komunitas yang berbatasan langsung dengan taak royek dan dirediksi akan terkena damak negatif langsung dari kegiatan konstruksi. Prioritas ketiga, encari kerja yang berasal dari kecamatan sekitarnya di Kabuaten Cirebon. 5. Persesi dan sika masyarakat Penerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi Berkurangnya ersesi negatif dari masyarakat encari kerja. Rendahnya intensitas keluhan dan rotes masyarakat atas rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Melakukan sosialisasi secara terbuka keada masyarakat terkait jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan ada Taha Konstruksi. Pemrakarsa memberikan elatihan keteramilan bagi ara ekerja lokal sesuai dengan kebutuhan oleh kegiatan konstruksi, seerti elatihan keteramilan mengelas, menyambung ia, memasang eralatan listrik, dan lainnnya. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Sejak Taha Pra Konstruksi dimulai. Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabuaten Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. B. TAHAP KONSTRUKSI 1. Penurunan kualitas udara ambien Mobilisasi eralatan dan material Kualitas udara ambien memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Menggunakan kendaraan royek yang laik jalan; Pemasangan rambu-rambu lalu lintas engaturan keceatan kendaraan engangkut di jalur mobilisasi alat dan material terutama di ermukiman maks. 20 km/jam sesuai dengan rosedur dan ketentuan yang berlaku; Di seanjang jalur akses mobilisasi alat dan material; Pintu keluar masuk ke lokasi taak royek; Selama kegiatan mobilisasi eralatan dan material berlangsung ada Taha Konstruksi Rambu lalu lintas diasang sebelum dan selama kegiatan mobilisasi eralatan dan material Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Proses engangkutan material (tanah gali/ urug) dilengkai dengan enutu teral ada saat melewati daerah emukiman; Pengaturan jarak kendaraan engangkut tidak dalam waktu yang berdekatan (tidak beriringan); Di setia truk; Di seanjang jalur akses mobilisasi alat dan material; Selama kegiatan mobilisasi eralatan dan material berlangsung ada Taha Konstruksi Melakukan erawatan mesin kendaraan secara berkala sesuai dengan rosedur ketentuan yang berlaku; Di setia truk; Adendum Andal dan RKL-RPL 5-5

177 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu Melakukan enyiraman minimal dua kali sehari menggunakan water sraying truck ada ruas jalan akses yang tidak diasal yang dilalui kendaraan engangkut eralatan dan material secara rutin, terutama ada saat musim kemarau dengan mengacu keada rosedur enyiraman jalan. Seanjang 600 m di jalan akses lokasi taak royek; Minimal 2 kali sehari setia agi dan siang ada musim kemarau Membersihkan atau menghilangkan debu ada roda kendaraan dengan wheel washing machine; Jalan akses masuk royek dan di dalam lokasi taak royek Wheel washing machine diasang sebelum dan selama kegiatan mobilisasi eralatan dan material Mengikuti Standard Oeration Procedure encegahan encemaran lingkungan hidu. Di seanjang jalur akses mobilisasi alat dan material; Selama kegiatan mobilisasi eralatan dan material berlangsung ada Taha Konstruksi 2. Peningkatan kebisingan Mobilisasi eralatan dan material Tingkat kebisingan memenuhi baku mutu yang sesuai Keutusan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan Menggunakan kendaraan royek yang laik jalan, termasuk enggunaan exhaust muffler (tabung knalot). Pengaturan jarak kendaraan engangkut tidak dalam waktu yang berdekatan (tidak beriringan); Pengaturan keceatan kendaraan engangkut di jalur mobilisasi alat dan material, terutama di ermukiman maks. 20 km/jam; Perawatan mesin kendaraan secara berkala sesuai dengan rosedur baku dan ketentuan yang berlaku; Di seanjang jalur akses mobilisasi alat dan material, terutama yang berdekatan dengan ermukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru) dan Desa Astanamukti Selama kegiatan mobilisasi eralatan dan material berlangsung ada Taha Konstruksi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 3. Peningkatan eluang usaha Mobilisasi eralatan dan material Semakin bertambahnya jumlah dan jenis wirausaha baru dari masyarakat yang terkena damak. Menguayakan tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru, baik erorangan ataukelomok, yang bersumber terutama dari masyarakat terkenadamak, antara lain berua bimbingan teknis danmanajemen terhada wirausaha baru. Mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal, seerti koerasi dan engusaha lokal dalam usaha enyediaan jasa enyediaan makanan/katering dan rumah kontrakan atau emondokan bagi ekerja ada Taha Konstruksi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Sejak Taha Konstruksi dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 4. Gangguan aktivitas nelayan inggiran, nelayan yang melaut, dan embuat terasi Mobilisasi eralatan dan material Tidak terdaat keluhan dari nelayan yang berkaitan dengan rute lalu lintas kaal/erahu nelayan ergi-ulang melaut. Tidak terdaat keluhan dari nelayan yang beroerasi ada jarak 0 1 mil laut dari garis antai. Sosialisasi kegiatan mobilisasi eralatan dan material keada masyarakat nelayan dan terkait eta elayaran di sekitar taak royek; Pemasangan rambu-rambu lalu-lintas laut; Melakukan musyawarah secara mufakat (tana melalui erantara) terkait rumon yang terdamak oleh kegiatan mobilisasi eralatan dan material suaya nelayan teta daat menjalankan aktifitas budidaya kerang hijau tana erlu melintas di area mobilisasi eralatan dan material. Perkamungan nelayan di wilayah studi Jalur mobilisasi eralatan dan material di wilayah kegiatan Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. 2 (satu) bulan sebelum kegiatan mobilisasi eralatan dan material 2 (dua) minggu sebelum kegiatan mobilisasi eralatan dan material dimulai 1 (satu) bulan sebelum kegiatan mobilisasi eralatan dan material dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Cirebon, DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Adendum Andal dan RKL-RPL 5-6

178 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu Melakukan embinaan dan emberdayaan nelayan inggiran laut encari ikan, udang kecil (rebon), kerang dan embuat terasi; Desa Kanci Kulon Sebelum dan selama kegiatan mobilisasi eralatan dan material 5. Perubahan endaatan Mobilisasi eralatan dan material Terjadinya eningkatan endaatan warga di sekitar embangunan PLTU Cirebon 1 x MW Tidak terjadinya enurunan endaatan ara nelayanyang oerasi wilayah tangkaan ikannya berada di sekitar kegiatan mobilisasi eralatan melalui laut melalui dermaga sementara. Memberikanuahkeada masyarakat lokal terkena damak yang tersera dalam Taha Konstruksi minimal sesuai dengan eraturan yang berlaku (minimal UMP/UMK) Memberikan eluang berusaha keadamasyarakat lokal yang berminat berusaha dalam enyediaan kebutuhan bagi tenaga kerja seerti enyediaan makanan dan katering dan akomodasi bagi ara ekerja konstruksi akan lebih baik kerjasama tersebut melalui lembaga koerasi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 6. Persesi dan sika masyarakat Mobilisasi eralatan dan material Tidak terdaat keluhan warga akibat kegiatan mobilisasi eralatan dan material akibat enurunan kulaitas udara ambien, eningkatan kebisingan, gangguan nelayan melaut Melakukan engelolaan damak rimer kegiatan mobilisasi eralatan dan material yang telah tercantum ada butir 1, 2 dan 4. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat 7. Potensi Gangguan Penyakit/Kesehatan Mobilisasi eralatan dan material Tidak ada eningkatan kasus gangguan saluran ernafasan (ISPA) Melakukan engelolaan sumber damak rimer yang terkait dengan enurunan kualitas udara ambien. Rencana jalan akses di Blok Karangmulya Desa Kanci, Blok Kandawaru (Desa Waruduwur) dan Desa Astanamukti. Bersamaan dengan dimulainya kegiatan mobilisasi eralatan dan bahan Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon dan Dinas Kesehatan Kab. Cirebon Penerima Laoran : DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar dan Dinas Kesehatan Kab. Cirebon 8. Peningkatan lalu lintas darat (gangguan lalu lintas) Mobilisasi eralatan dan material Tidak terjadi kemacetan ada ruas jalan antura terutama di titik ertemuan dengan jalan akses. Mengatur keluar masuk kendaraan di titik ertemuan ruas jalan antura dengan jalan akses masuk royek Menematkan etugas engatur lalu lintas di titik keluar-masuknya kendaraan royek ke jalan antura. Titik ertemuan ruas jalan Pantura dengan jalan akses Jalan akses menuju taak royek Selama Taha Kontruksi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Perhubungan Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Perhubungan Kab. Cirebon, DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat 9. Peningkatan erosi dan sedimentasi Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Konsentrasi TSS dalam air sungai tidak melamaui kondisi rona awal. Menutu ermukaan tanah dengan teral atau bahan lainnya ada lahan yang sedang dilakukan ematangan (engurugan, emadatan dan erkerasan tanah). Memadatkan tanah urugan untuk mencegah terjadinya erosi gully dan longsor. Taak royek Selama kegiatan ematangan lahan Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas PSDAP dan DLH Kab Cirebon. Penerima Laoran: Dinas PSDAP, DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Pemasangansediment tra ada saluran drainase dan outlet kolam enamung sedimen (settling ond) yang dilengkai filter Sebelum kegiatan konstruksi dimulai Pemeliharaansettling ond Selama kegiatan ematangan lahan 10. Peningkatan debit air larian/limasan Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Koefisien regim sungai <50 (Permenhut No. 61 tahun 2014 Tentang Monitoring dan Evaluasi Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja dilakukan secara bertaha dan terbatas hanya ada taak royek. Taak royek : lokasi ematangan lahan Bersamaan dengan dimulainya kegiatan ematangan lahan Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon. Penerima Laoran: DLH Kab. Adendum Andal dan RKL-RPL 5-7

179 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu Membuat saluran drainase sekeliling batas luar taak royek dengan dimensi yang mamu menamung limasan ermukaan ada eriode uncak hujan Sebelum kegiatan konstruksi dimulai Cirebon dan DLH Prov. Jabar Membangun settling ond dengan dimensi yang mamu menamung volume limasan ermukaan ada eriode uncak hujan. Sebelum kegiatan konstruksi dimulai Melakukan emeliharaan saluran drainase dan settling ond. Selama kegiatan konstruksi 11. Perubahan komunitas flora darat (berkurangnya jumlah dan jenis flora darat) Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Luas tutuan lahan mangrove yang dibuka 1,64 Ha Jumlah dan jenis flora darat, setara dengan kondisi awal atau lebih baik. Melakukan embukaan lahan sesuai dengan kebutuhan ( 1,64 Ha) Menanami dan memelihara jenis vegetasi antai/mangrove Menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) minimal 10% dari luas dari area PLTU (Permen PU No 41/PRT/M/2007). Lokasi ematangan lahan Minimal di seanjang antai yang termasuk lahan PLTU Di dalam area embangunan PLTU Sejak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja dimulai Sejak Taha Konstruksi dimulai Sejak Taha Konstruksi dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon, DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat 12. Perubahan komunitas fauna darat (berkurangnya jumlah dan jenis fauna darat) Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Jumlah dan jenis fauna darat setara dengan kondisi awal/ lebih baik. Melakukan embukaan lahan sesuai dengan kebutuhan ( 1,64 Ha) Menanami dan memelihara jenis vegetasi antai/mangrove Lokasi ematangan lahan Minimal di seanjang antai yang termasuk lahan PLTU Pada saat emantangan lahan dilakukan Sejak Taha Konstruksi dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran : DLH Kab. Cirebon Menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) minimal 10% dari luas dari area PLTU (Permen PU No 41/PRT/M/2007) Di dalam area embangunan PLTU Sejak Taha Konstruksi dimulai 13. Peningkatan eluang usaha Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Semakin bertambahnya jumlah dan jenis wirausaha baru dari masyarakat yang terkena damak,terutama bagi enggara lahan yang kehilangan sumber mata encaharian. Menguayakan tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru, baik erorangan atau kelomok, yang bersumber terutama dari masyarakat terkena damak, antara lain berua bimbingan teknis dan manajemen terhada wirausaha baru. Mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal, seerti koerasi dan engusaha lokal dalam usaha enyediaan jasa enyediaan makanan/katering dan rumah kontrakan atau emondokan bagi ekerja ada Taha Konstruksi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Sejak Taha Konstruksi dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 14. Perubahan endaatan Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Terdaat eningkatan endaatan warga di sekitar embangunan PLTU Cirebon 1 x MW Memberikan uah keada masyarakat lokal terkena damak yang tersera dalam Taha Konstruksi minimal sesuai dengan eraturan yang berlaku (minimal UMP/UMK) Memberikan eluang berusaha keada masyarakat lokal yang berminat berusaha dalam enyediaan kebutuhan bagi tenaga kerja seerti enyediaan makanan dan katering dan akomodasi bagi ara ekerja konstruksi akan lebih baik kerjasama tersebut melalui lembaga koerasi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 15. Persesi dan sika masyarakat Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Tidak terdaat keluhan warga akibat ematangan lahan dan enyiaan areal kerja Melakukan engelolaan damak rimer kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja (eningkatan erosi dan sedimentasi dan erubahan komunitas flora darat) Melakukan koordinasi dan enjelasan tentang aktivitas dan engelolaan damak dari Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Selama Taha Konstruksi berlangsung Sebelum kegiatan konstruksi dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Adendum Andal dan RKL-RPL 5-8

180 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu ematangan lahan dan enyiaan areal kerja melalui forum komunikasi ara emangku keentingan. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Desa Pengarengan Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu 16. Peningkatan kebisingan Pembangunan jalan akses Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu (Ke. Men-LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan Menggunakan kendaraan yang laik jalan Mengatur keceatan kendaraan royek maks. 20 km/jam Melakukan kegiatan ada siang hari Jalur embangunan jalan akses Selama kegiatan embangunan jalan akses berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas PU Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 17. Peningkatan eluang usaha Pembangunan jalan akses Semakin bertambahnya jumlah dan jenis wirausaha baru dari masyarakat yang terkena damak. Menguayakan tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru, baik erorangan ataukelomok, yang bersumber terutama dari masyarakat terkenadamak, antara lain berua bimbingan teknis danmanajemen terhada wirausaha baru. Mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal, seerti koerasi dan engusaha lokal dalam usaha enyediaan jasa enyediaan makanan/katering dan rumah kontrakan atau emondokan bagi ekerja ada Taha Konstruksi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Sejak Taha Konstruksi dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 18. Perubahan endaatan Pembangunan jalan akses Terdaat eningkatan endaatan warga di sekitar embangunan PLTU Cirebon 1 x MW Memberikan uah keada masyarakat lokal terkena damak yang tersera dalam Taha Konstruksi minimal sesuai dengan eraturan yang berlaku (minimal UMP/UMK) Memberikan eluang berusaha keada masyarakat lokal yang berminat berusaha dalam enyediaan kebutuhan bagi tenaga kerja seerti enyediaan makanan dan katering dan akomodasi bagi ara ekerja konstruksi akan lebih baik kerjasama tersebut melalui lembaga koerasi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 19. Persesi dan sika masyarakat Pembangunan jalan akses Tidak terdaat keluhan warga akibat embangunan jalan akses Melakukan engelolaan damak rimer kegiatan embangunan jalan akses (eningkatan kebisingan). Melakukan koordinasi dan enjelasan tentang aktivitas dan engelolaan damak dari embangunan jalan akses melalui forum komunikasi ara emangku keentingan. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi berlangsung Sebelum kegiatan konstruksi dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon dan BPLHD Provinsi Jawa Barat. 20. Peningkatan eluang usaha Pembangunan PLTU dan fasilitasnya Semakin bertambahnya jumlah dan jenis wirausaha baru dari masyarakat yang terkena damak Menguayakan tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru, baik erorangan atau kelomok, yang bersumber terutama dari masyarakat terkena damak, antara lain berua bimbingan teknis dan manajemen terhada wirausaha baru. Mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal, seerti koerasi dan engusaha lokal dalam usaha enyediaan jasa enyediaan makanan/katering dan rumah kontrakan atau emondokan bagi ekerja ada Taha Konstruksi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Sejak Taha Konstruksi dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 21. Perubahan endaatan Pembangunan PLTU dan fasilitasnya Terdaat eningkatan endaatan warga di sekitar embangunan PLTU Cirebon 1 x MW Memberikan uah keada masyarakat lokal terkena damak yang tersera dalam Taha Konstruksi minimal sesuai dengan eraturan yang berlaku (minimal UMP/UMK) Memberikan eluang berusaha keada masyarakat lokal yang berminat berusaha dalam enyediaan kebutuhan bagi tenaga kerja seerti enyediaan makanan dan katering dan akomodasi bagi ara ekerja konstruksi akan Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon Adendum Andal dan RKL-RPL 5-9

181 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu lebih baik kerjasama tersebut melalui lembaga koerasi. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu 22. Persesi dan sika masyarakat Pembangunan PLTU dan fasilitasnya Tidak terdaat keluhan warga akibat embangunan PLTU dan fasilitasnya Melakukan engelolaan damak rimer kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya (eningkatan eluang usaha). Melakukan koordinasi dan enjelasan tentang aktivitas dan engelolaan damak dari embangunan jalan akses melalui forum komunikasi ara emangku keentingan. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 23. Peningkatan eluang usaha Pembangunan dermaga Semakin bertambahnya jumlah dan jenis wirausaha baru dari masyarakat yang terkena damak Menguayakan tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru, baik erorangan atau kelomok, yang bersumber terutama dari masyarakat terkena damak, antara lain berua bimbingan teknis dan manajemen terhada wirausaha baru. Mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal, seerti koerasi dan engusaha lokal dalam usaha enyediaan jasa enyediaan makanan/katering dan rumah kontrakan atau emondokan bagi ekerja ada Taha Konstruksi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Sejak Taha Konstruksi dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. 24. Gangguan aktivitas nelayan inggiran, nelayan yang melaut, dan embuat terasi Pembangunan dermaga Tidak terdaat keluhan dari nelayan yang berkaitan dengan rute lalu lintas kaal/erahu nelayan ergi-ulang melaut. Tidak terdaat keluhan dari nelayan yang beroerasi ada jarak 0 1 mil laut dari garis antai. Sosialisasi kegiatan embangunan dermaga keada masyarakat nelayan dan terkait eta elayaran di sekitar taak royek; Perkamungan nelayan di wilayah studi Pemasangan rambu-rambu lalu-lintas laut; Area embangunan dermaga di wilayah kegiatan Melakukan musyawarah secara mufakat (tana melalui erantara) terkait rumon yang terdamak oleh kegiatan embangunan dermaga suaya nelayan teta daat menjalankan aktifitas budidaya kerang hijau tana erlu melintas di area embangunan dermaga. Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. 2 (satu) bulan sebelum kegiatan embangunan dermaga 2 (dua) minggu sebelum kegiatan embangunan dermaga dimulai 1 (satu) bulan sebelum kegiatan kegiatan embangunan dermaga dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Cirebon Penerima Laoran: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Cirebon, DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Melakukan embinaan dan emberdayaan nelayan inggiran laut encari ikan, udang kecil (rebon), kerang dan embuat terasi; Perkamungan nelayan di wilayah studi Sebelum dan selama kegiatan embangunan dermaga 25. Gangguan aktivitas budidaya kerang Pembangunan dermaga (ermanen) Tidak terdaat keluhan dari nelayan budidaya kerang. 1) Melakukan sosialisasi keada nelayan budidaya kerang hijau terkait rumon yang terkena damak embangunan dermaga ermanen, 2) Melakukan koordinasi dengan emerintah (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabuaten Cirebon) terkaitbudidaya Tengyong (Kerang Hijau) di wilayah sekitar royek sesuai dengan eraturan berlaku. Perkamungan nelayan di wilayah studi Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 2 (dua) bulan sebelum kegiatan embangunan dermaga Selama embangunan dermaga Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabuaten Cirebon serta DLH Provinsi Jawa Barat. 26. Perubahan endaatan Pembangunan dermaga Terjadinya eningkatan endaatan warga di sekitar embangunan PLTU Cirebon 1 x MW Tidak terjadinya enurunan endaatan Memberikan uahkeada masyarakat lokal terkena damak yang tersera dalam Taha Konstruksi minimal sesuai dengan eraturan yang berlaku (minimal UMP/UMK) Memberikan eluang berusaha keadamasyarakat lokal yang berminat berusaha dalam enyediaan kebutuhan bagi Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon. Adendum Andal dan RKL-RPL 5-10

182 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu ara nelayan. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu tenaga kerja seerti enyediaan makanan dan katering dan akomodasi bagi ara ekerja konstruksi akan lebih baik kerjasama tersebut melalui lembaga koerasi. 27. Persesi dan sika masyarakat Pembangunan dermaga Tidak terdaat keluhan warga akibat embangunan dermaga Melakukan engelolaan damak rimer kegiatan embangunan dermaga (eningkatan eluang usaha, gangguan aktivitas nelayan melaut, dan gangguan aktivitas budidaya kerang) Memberikan sosialisasi tentang mekanisme engaduan dan enanganan keluhan masyarakat nelayan yang berkaitan dengan embangunan dermaga. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi berlangsung 2 (dua) bulan sebelum kegiatan embangunan dermaga Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon 28. Perubahan endaatan Peleasan tenaga kerja Taha Konstruksi Tidak terjadinya enurunan signifikan endaatan rumah tangga ara tenaga kerja lokal yang terkena PHK. Tidak adanya keluhandari tenaga kerja yang terkena PHK. Melaksanakan kegiatan eleasan tenaga kerja sesuai dengan eraturan erundang-undangan yang berlaku. Memberikan informasi tentang rencana eleasan tenaga kerja minimal 6 bulan sebelumnya agar ara ekerja daat memersiakan diri untuk mencari alternatif mata encaharian lain. Menguayakantercitanya eluang usaha baru melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah, misalnya Dinas Tenaga Kerja. Meningkatkan keteramilan dan endidikan masyarakat kerjasama dengan Pemerintah Daerah. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Pada akhir masa kerja ada taha Konstruksi. Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon dan DLH Kabuaten Cirebon. 29. Peningkatan keteramilan Peleasan tenaga kerja Taha Konstruksi Terjadinya eningkatan keteramilan/keahlian tenaga kerja lokal setelah eleasan tenaga kerja. Menguayakan kegiatan elatihan keteramilan keada tenaga kerja lokal yang disesuaikan dengan minat/kebutuhan, bakat dan otensi tenaga kerja lokal serta otensiusaha yang daat dikembangkan di sekitar lokasi kegiatan. PT. CEPR., khususnya bidang yang menangani engembangan sumberdaya manusia erusahaan. Selama Taha Konstruksi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: Dinas Tenaga Kerja dan DLH Kabuaten Cirebon. 30. Peningkatan kesematan kerja Penerimaan tenaga kerja Taha Oerasi Minimum 40% dari kebutuhan tenaga kerja konstruksi dirioritaskan dari tenaga kerja lokal. Penerimaan tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan mengutamakan warga lokal sesuai dengan kualifikasi dan ketersediaan laangan kerja, melalui : Penerimaan tenaga kerja secara transaran dan memberikan kesematan kerja dan rioritas utama keada masyarakat di 5 desa studi, minimum sebesar 40% dari total tenaga kerja yang akan disera ada Taha Konstruksi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi dan Oerasi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon, DLH Provinsi Jawa Barat dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon Memasang aan engumuman secara terbuka di balai desa dan kantor kecamatan yang berkaitan dengan lowongan dan jenis ekerjaanyang daat diisi masyarakat lokal. 3 (tiga) bulan sebelum kegiatan enerimaan tenaga kerja Taha Oerasi 31. Persesi dan sika masyarakat Penerimaan tenaga kerja Taha Oerasi Tidak terdaat keluhan warga dan tenaga kerja Melakukan uaya engelolaan damak rimer sesuai dengan yang direncanakan (eningkatan kesematan kerja). Melakukan sosialisasi terkait rencana erekrutan tenaga kerja, terutama mengenai keterbatasan jumlah tenaga kerja yang daat direkrut ada Taha Oerasi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama enerimaan tenaga kerja Taha Oerasi 2 (dua) bulan sebelum kegiatan enerimaan tenaga kerja Taha Oerasi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon Perekrutan tenaga kerja untuk Taha Oerasi dengan mengutamakan tenaga kerja lokal yang telah direkrut ada Taha Konstruksi Selama enerimaan tenaga kerja Taha Adendum Andal dan RKL-RPL 5-11

183 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Oerasi Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu C. TAHAP OPERASI 1. Gangguan aktivitas nelayan melaut Oerasional dermaga (bongkar muat batubara) Tidak terdaat keluhan dari nelayan yang berkaitan dengan rute lalu lintas kaal/erahu nelayan ergi-ulang melaut. Tidak terdaat keluhan dari nelayan yang beroerasi ada jarak 0 1 mil laut dari garis antai. Sosialisasi kegiatan oerasional dermaga keada masyarakat nelayan dan terkait eta elayaran di sekitar taak royek; Pemasangan rambu-rambu lalu-lintas laut; Melakukan musyawarah secara mufakat (tana melalui erantara) terkait rumon yang terdamak oleh kegiatan oerasional dermaga suaya nelayan teta daat menjalankan aktifitas budidaya kerang hijau tana erlu melintas di area oerasional dermaga. Melakukan embinaan dan emberdayaan nelayan inggiran laut encari ikan, udang kecil (rebon) dan kerang. Perkamungan nelayan di wilayah studi Area oerasional dermaga Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. 2 (dua) bulan sebelum kegiatan oerasional dermaga 2 (dua) minggu sebelum kegiatan oerasional dermaga dimulai 1 (satu) bulan sebelum kegiatan oerasional dermaga dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon 2. Persesi dan sika masyarakat Oerasional dermaga (bongkar muat batubara) Tidak terdaat keluhan dari nelayan di wilayah studi. Melakukan uaya dan rencana engelolaan damak rimer kegiatan oerasional dermaga (gangguan aktivitas nelayan melaut) Komunitas nelayan di Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Lokasi erairan laut di sekitar oerasional dermaga (dermaga) bongkar muat batubara. Selama Taha Oerasi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon 3. Penurunan kualitas udara ambien Penyimanan batubara di stockyard Kualitas udara ambien: TSP : 230 µg/nm 3 /24 jam PM10 : 150 µg/nm 3 /24 jam sesuai Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Kegiatan enanganan batubara di stockyard: Memasang enutu ada jalur conveyor: Memasang agar emecah angin (wind breaker fence) mengelilingi stockyard Memastikan instalasi sistem enyemrotan air (water sray) bekerja dengan baik dan otimal. Menanam ohon jenis lokal sebagai green belt di sekeliling stockyard Area sekitar stockyard Selama Taha Oerasi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat 4. Persesi dan sika masyarakat Penyimanan batubara di stockyard Tidak terdaat keluhan warga akibat enyimanan batubara di stockyard Melaksanakan seluruh rencana engelolaan bagi damak enurunan kualitas udara ambien dan gangguan kesehatan yang memberikan damak turunan terhada ersesi dan sika masyarakat. Lokasi emukiman enduduk yang berdekatan dengan lokasi enyimanan batubara di stockyard sesuai dengan hasil erkiraan sebaran damak enurunan kualitas udara ambien. Selama Taha Oerasi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon 5. Gangguan Penyakit Penyimanan batubara di stockyard Tidak ada eningkatan kasus gangguan sistem ernafasan (ISPA) Mengelola sumber damak rimer yang terkait dengan komonen kualitas udara Melakukan rogram elayanan kesehatan (romosi kesehatan: enyuluhan kesehatan Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Selama Taha Oerasi berlangsung Setia 6 (enam) bulan sekali Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinkes & DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon & DLH Prov. Jabar Adendum Andal dan RKL-RPL 5-12

184 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu tentang Pola Hidu Bersih Sehat/PHBS, emeriksaan dan engobatan kesehatan) keada masyarakat bekerjasama dengan instansi elayanan kesehatan setemat. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Astanamukti, dan Desa Pengarengan Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu 6. Penurunan kualitas udara ambien Oerasional unit PLTU Kualitas udara ambien: TSP : 230 µg/nm 3 /24 jam PM10 : 150 µg/nm 3 /24 jam PM2,5 : 65 µg/nm 3 /24 jam NO 2 : 400 µg/nm 3 /1 jam SO 2 : 365 µg/nm 3 /24 jam CO : µg/nm 3 /1 jam Debu jatuh : 10 ton/km 2 /bulan sesuai Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Emisi Sulfur dioksida (SO 2 ), Nitrogen dioksida (NO 2 ), Total Partikulat), dan Oasitas (Lamiran 1A) tidak melebihi baku mutu (PerMenLH No 21 Tahun 2008) Memastikan cerobong (chimney) dibangun dengan ketinggian 200 meter dan menggunakan batubara dengan kandungan rendah sulfur (rata-rata 0,37%) Memastikan eralatan kendali encemar udara beroerasi dengan baik dan otimal (Electrostatic Preciitator (ESP) dan Flue Gas Desulhurixation (FGD) Powerblock (steam generator boiler) unit PLTU Dilakukan sejak awal Taha Konstruksi Selama Taha Oerasi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon & DLH Prov. Jabar 7. Peningkatan kebisingan Oerasional unit PLTU Tingkat kebisingan memenuhi baku mutu (Keutusan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan Menematkan alat-alat mekanikal sumber bising di dalam ruangan tertutu yang dilengkai eredam suara. Menanam ohon di sekeliling area PLTU sebagai green barrier. Area ower block PLTU Dilakukan sejak awal Taha Konstruksi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon dan BPLHD Prov. Jabar 8. Penurunan kualitas air laut Oerasional unit PLTU Air laut memenuhi baku mutu KEPMEN LH No. 51 Tahun 2004 Baku mutu efluent limbah cair sesuai dengan Keutusan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 8 tahun 2009 Lamiran I Mengelola limbah cair di WWTP Sejak Taha Oerasional Memasang flow meter di setia titik enaatan untuk dimulai mengukur debit air Membangun dinding encegah longsor batubara agar tidak ada batubara yang masuk ke saluran air larian batubara Memisahkan saluran air larian batubara dengan saluran air hujan Di sekeliling stockyard Di sekeliling stockyard Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon Pada saat embangunan stockyard dilengkai dengan membuat kolam enamungan (it) untuk menamung air yang terkontaminasi batubara Di stockyard Membuat small bund (enahan air yang terkontaminasi batubara) yang jatuh ke laut seanjang jetty dan dermaga 9. Perubahan komunitas biota laut Oerasional PLTU unit Struktur komunitas biota air laut (bentos dan nekton) setara dengan kondisi awal Mengelola sumber damak rimer yang terkait dengan komonen kualitas air laut Area PLTU Selama Taha Oerasi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon Adendum Andal dan RKL-RPL 5-13

185 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu 10. Peningkatan eluang usaha Oerasional unit PLTU Adanya masyarakat setemat yang memanfaatkan kesematan kerja dan eluang berusahaketika kegiatan oerasional PLTUCirebon Kaasitas 1 x MW berlangsung Menguayakan tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru, baik erorangan atau kelomok, yang bersumber terutama dari masyarakat terkena damak, antara lain berua bimbingan teknis dan manajemen terhada wirausaha baru. Mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal, seerti koerasi dan engusaha lokal dalam usaha enyediaan jasa enyediaan makanan/katering dan rumah kontrakan atau emondokan bagi ekerja ada taha oerasi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Oerasi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon 11. Perubahan endaatan Oerasional unit PLTU Terdaat eningkatan endaatan warga di sekitar embangunan PLTU Cirebon 1 x MW Memberikan uah keada masyarakat lokal terkena damak yang tersera dalam Taha Konstruksi minimal sesuai dengan eraturan yang berlaku (minimal UMP/UMK) Memberikan eluang berusaha keada masyarakat lokal yang berminat berusaha dalam enyediaan kebutuhan bagi tenaga kerja seerti enyediaan makanan dan katering dan akomodasi bagi ara ekerja konstruksi akan lebih baik kerjasama tersebut melalui lembaga koerasi. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Oerasi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon 12. Persesi dan sika masyarakat Oerasional PLTU unit Tidak terdaat keluhan warga akibat oerasional unit PLTU Melakukan engelolaan damak rimer kegiatan oerasional unit PLTU (enurunan kualitas udara ambien, kebisingan, enurunan kualitas air laut, dan eningkatan eluang usaha) Melakukan koordinasi dan enjelasan tentang aktivitas dan engelolaan damak dari oerasional unit PLTU melalui forum komunikasi ara emangku keentingan. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Konstruksi berlangsung Sebelum kegiatan Oerasional unit PLTU dimulai Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon 13. Gangguan Penyakit Oerasional unit PLTU Tidak ada eningkatan kasus gangguan sistem ernafasan (ISPA) Mengelola sumber damak rimer yang terkait dengan komonen kualitas udara Melakukan rogram elayanan kesehatan (romosi kesehatan: enyuluhan kesehatan tentang Pola Hidu Bersih Sehat/PHBS, emeriksaan dan engobatan kesehatan) keada masyarakat bekerjasama dengan instansi elayanan kesehatan setemat. Area PLTU Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Oerasi berlangsung Setia 6 (enam) bulan sekali selama Taha Oerasi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: Dinkes Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon & DLH Prov. Jabar 14. Persesi dan sika masyarakat Penyimanan sementara abu batubara Tidak terdaat keluhan warga akibat enyimanan sementara abu batubara Melakukan engelolaan damak rimer kegiatan oerasional unit PLTU (enurunan kualitas udara ambien) Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Oerasi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran: DLH Kabuaten Cirebon 15. Gangguan enyakit Penyimanan sementara abu batubara Tidak ada eningkatan kasus gangguan sistem ernafasan (ISPA) Mengelola sumber damak rimer yang terkait dengan komonen kualitas udara Melakukan rogram elayanan kesehatan (romosi kesehatan: enyuluhan kesehatan tentang Pola Hidu Bersih Sehat/PHBS, emeriksaan dan engobatan kesehatan) keada masyarakat bekerjasama dengan instansi elayanan kesehatan setemat. Area PLTU Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Selama Taha Oerasi berlangsung Setia 6 (enam) bulan sekali selama Taha Oerasi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon dan Dinas Kesehatan Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar Adendum Andal dan RKL-RPL 5-14

186 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu No Damak Lingkungan yang Dikelola Sumber Damak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidu Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidu Periode Pengelolaan Lingkungan Hidu Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidu D. Damak Lingkungan Lainnya Yang Dikelola 1. Penurunan kualitas air ermukaan Pengecatan, sisa bahan kimia dan bahan lainnya yang digunakan ada saat embangunan PLTU dan fasilitasnya, khususnya batching lant Kualitas air ermukaan memenuhi baku mutu sesuai aturan yang berlaku Membuat engolahan air limbah untuk seta fasilitas yang menghasilkan air limbah selama Taha Konstruksi, seerti: Untuk batching lant dengan membangun settling ond dan filterisasi. Untuk sisa engecatan dan bahan kimia lain dibuatkan temat enyimanan sementara yang keda air. Untuk sumber limbah lain akan dibuatkan instalansi air limbah yang disesuaikan dengan fungsinya. Taak Proyek Selama Taha Konstruksi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon & BPLHD Prov Jabar 2. Penurunan kualitas air tanah Penyimanan batubara di stockyard Kualitas air tanah di lokasi emukiman (sumur enduduk) memenuhi Baku Mutu sesuai dengan PerMenKes No. 416 Tahun 1990 Kualitas air sumur antau memenuhi kondisi alami Memastikan kolam enamung (coal runoff ond) bekerja dengan baik dan otimal Membuat sumur antau (monitoring well) Menggunakan laisan gravel base coarse, sand, laisan imermeable geotextile berua non woven dabric dan HDPE High Dencity Polyetylene ada temat enimbunan batubara. Temat enyimanan batubara di stockyard Saat awal Taha Konstruksi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon & DLH Prov Jabar 3. Penurunan sanitasi lingkungan Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Pembangunan jalan akses Pembangunan PLTU dan fasilitasnya Oerasional unit PLTU Sanitasi lingkungan di sekitar taak royek baik Menyediakan temat enamungan limbah adat kegiatan konstruksi Membangun Sewage Treatment Plant (STP) untuk Taha Konstruksi Membangun Sewage Treatment Plant (STP) untuk Taha Oerasi Menyediakan temat enamungan samah non B3 untuk Taha Konstruksi Menyediakan temat enamungan samah non B3 untuk Taha Oerasi Menyediakan fasiltas MCK yang memadai Melakukan himbauan keada ekerja konstruksi untuk bererilaku ola hidu bersih dan sehat (PHBS). Taak royek Saat awal Taha Konstruksi Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar 4. Limbah B3 Kegiatan konstruksi & Oerasi PLTU Tidak ada encemaran limbah B3 ke lingkungan sekitar. Mengacu ada Peraturan emerintah (PP) No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 dan CEPR bekerjasama dengan kontraktor yang memiliki izin dan engelolaan limbah B3; Membangun gedung untuk temat enyimanan sementara (TPS) Limbah B3 selama kegiatan konstruksi PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Membangun gedung untuk temat enyimanan sementara (TPS) Limbah B3 selain fly ash, bottom ash dan gisum selama kegiatan oerasi PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Membangun Temat Penyimanan Sementara (TPS) Limbah B3 untuk Fly Ash, Bottom Ash dan Gisum baik berua bangunan kolam atau bangunan gedung atau berua bangunan Silo/Bunker/Hoer atau dalam bentuk bangunan lainnya sesuai eraturan yang berlaku, dimana limbah Fly Ash, Bottom Ash dan Gisum dihasilkan selama kegiatan oerasi PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Taak royek Selama Taha Konstruksi & Oerasi berlangsung Pelaksana: PT. CEPR Pengawas: DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran: DLH Kab. Cirebon dan BPLHD Prov. Jabar Adendum Andal dan RKL-RPL 5-15

187 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 5-1 Peta lokasi engelolaan ada Taha Pra Konstruksi. Adendum Andal dan RKL-RPL 5-16

188 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 5-2 Peta lokasi engelolaan ada Taha Konstruksi. Adendum Andal dan RKL-RPL 5-17

189 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidu Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 5-3 Peta lokasi engelolaan ada Taha Oerasi Adendum Andal dan RKL-RPL 5-18

190 ADENDUM ANDAL DAN RKL RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1x MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana BAB VI RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP PT CIREBON ENERGI PRASARANA Wisma Pondok Indah Tower 3, Lt. 25 Jl. Sultan Iskandar Muda, Kav. V TA, Pondok Indah, Jakarta Selatan Tel : , Fax : amdal@cer.co.id

191 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu 6.0 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Berdasarkan hasil telaah terhada damak enting yang dilingku dalam dokumen ada Bab 1, maka semua damak yang dikelola harus diantau agar uaya engelolaan lingkungan menjadi lebih efisien dan efektif. Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan taha kegiatan yang dilakukan, baik Taha Pra Konstruksi, Taha Konstruksi dan Taha Oerasi. Tabel 6.1. menunjukkan rencana emantauan lingkungan yang akan dilakukan oleh PT CEPR untuk setia taha kegiatan. Peta lokasi emantauan Taha Pra Konstruksi, Taha Konstruksi, dan Taha Oerasi daat dilihat ada Gambar 6-1. Adendum Andal dan RKL-RPL 6-1

192 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu Tabel 6-1 Matriks Adendum Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pembangunan Unit PLTU Kaasitas 1x1.000 MW Cirebon. No Jenis Damak yang Timbul Damak Penting Yang Diantau A. TAHAP PRA KONSTRUKSI 1. Perubahan mata encaharian 2. Perubahan endaatan Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Jumlah enggara yang kehilangan mata encaharian atau yang beralih mata encaharian, meliuti enggara lahan/etambak garam, etambak ikan, etani adi sawah, serta buruh yang bekerja ada masingmasing kegiatan garaan tersebut. jumlah dan jenis kegiatan sosialiasi yang dilakukan oleh emrakarsa keada ara enggara lahan Tingkat endaatan ara enggara lahan Sumber Damak Metode Pengumulan dan Analisis Data Pengadaan lahan Metode Pengumulan Data : Sensus terhada semua enggara lahan di wilayah studi Studi dokumentasi, berua foto kegiatan sosialisasi Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif Pengadaan lahan Metode Pengumulan Data : Wawancara mendalam (studi kasus) terhada ara enggara dan buruh. Samling dengan menggunakan kuisionerterstruktur tentang endaatan rumah tangga enggara lahan (etambakgaram, etambak ikan, etani sawah) dan ara buruh yang menggantungkan mata encahariannya di areal seluas ±195 ha. Lokasi Pemantauan Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PT. CEPR Pemukiman enduduk dimana ara enggara dan buruh tani meneta di Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Waktu dan Frekuensi Frekuensi Pemantauan 1 kali selama kegiatan engadaan lahan Frekuensi Pemantauan 1 kali selama kegiatan engadaan lahan Pelaksana PT. CEPR PT. CEPR Pengawas Kantor Pertanahan Kab. Cirebon DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran Kantor Pertanahan Kab. Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif 3. Persesi dan sika masyarakat Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Jumlah keluhan terkait kegiatan engadaan lahan. Pengadaan lahan Metode Pengumulan Data: Studi dokumentasi foto survei dan wawancara Survei terhada masyarakat terkena damak menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PT. CEPR. (Bidang CSR). Frekuensi Pemantauan 1 kali selama kegiatan engadaan lahan PT. CEPR Dinas Sosial Kab. Cirebon DLHDLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif 4. Peningkatan kesematan kerja Data jumlah dan kriteria tenaga kerja lokal yang direkrut Tersedianya media engumuman di balai desa di 5 desa studi. Proorsi tenaga kerja lokal terhada total tenaga kerja konstruksi minimal sebesar 40%. Memastikan bahwa emrakarsa dan kontraktor telah bekerjasama dengan Komite Tenaga Kerja Penerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi Metode Pengumulan Data: Wawancara secara mendalam dengan wakil masyarakat dalam Komite tenaga kerja lokal yang dibentuk. Studi dokumentasi meliutitenaga kerja yang direkrut dari HRD PT. CEPR dan fotoengumuman rerkruitment Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PT. CEPR (bidang HRD) 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Adendum Andal dan RKL-RPL 6-2

193 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 5. Persesi dan sika masyarakat B. TAHAP KONSTRUKSI 1. Penurunan kualitas udara ambien 2. Peningkatan kebisingan 3. Peningkatan eluang usaha Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Lokal dalam roses erekrutan tenaga kerja konstruksi. Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Jumlah keluhan terkait kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi Parameter TSP, PM 10, NO 2, SO 2 dan CO Tingkat kebisingan (dba) Jumlah dan jenis usaha baru yang timbul jumlah engusaha lokal/lembaga ekonomi lokal yang menjalin kemitraan dengan Sumber Damak Penerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi Mobilisasi eralatan dan material Mobilisasi eralatan dan material Mobilisasi eralatan dan material Metode Pengumulan dan Analisis Data Metode Pengumulan Data: Studi dokumentasi foto survei dan wawancara Survei terhada masyarakat terkena damak menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif Metode Pengumulan Data : Pengambilan samel TSP mengacu ada SNI ; Pengambilan samel PM 10 mengacu ada USEPA IO-2.1; Pengambilan samel SO 2 mengacu ada SNI ; Pengambilan samel NO 2 mengacu ada SNI ; Pengambilan samel CO mengacu ada SNI :2011; Pengamatan langsung dan dokumentasi untuk kegiatan: Pembersihan terhada ban truk yang keluar dari taak royek Perawatan rutin kendaraan royek Kegiatan enyiraman jalan Metode Analisis Data : Analisis laboratorium yang terakreditasi KAN dan dilakukan berdasarkan ada edoman SNI dan membandingkan dengan baku mutu yang ditetakan. Metode Pengumulan Data : Data kebisingan diukur dengan menggunakan soundlevel meter dan dihitung Ls, Lm dan Lsm sesuai Keutusan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan. Metode Analisis Data : Membandingkan hasil engukuran dengan baku mutu sesuai Keutusan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan eruntukkan emukiman, yaitu 55+3 db(a). Metode Pengumulan Data: Survei dengan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto usaha baru yang dibuka masyarakat terdamak, data kemitraan dengan Lokasi Pemantauan Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PT. CEPR. (Bidang CSR). Jalur mobilisasi eralatan dan material yang terdekat dengan emukiman, yaitu Pada koordinat ' " BT; 6 46' " LS Pada koordinat ' 3.948"BT; 6 47' 8.242"LS Pada koordinat ' " BT; 6 46' "LS Jalur mobilisasi eralatan dan material yang terdekat dengan emukiman di wilayah studi, yaitu Pada koordinat ' " BT; 6 46' " LS Pada koordinat ' 3.948"BT; 6 47' 8.242"LS Pada koordinat ' " BT; 6 46' "LS Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Adendum Andal dan RKL-RPL 6-3 Waktu dan Frekuensi 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi 3(Tiga) bulan sekali selama mobilisasi eralatan dan material 3 (tiga) bulan sekali selama kegiatan mobilisasi eralatan dan material 6 (enam) bulan sekali selama kegiatan mobilisasi eralatan dan material Pelaksana PT. CEPR PT. CEPR PT. CEPR PT. CEPR Pengawas Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. DLH Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. Penerima Laoran Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. DLH Kab. Cirebon; DLH Provinsi Jawa Barat DLH Kab. Cirebon; DLH Provinsi Jawa Barat Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon. DLH

194 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 4. Gangguan aktivitas nelayan inggiran dan nelayan yang melaut Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter erusahaan Keluhan dari nelayan terkait kegiatan mobilisasi eralatan dan material Sumber Damak Mobilisasi eralatan dan material Metode Pengumulan dan Analisis Data lembaga ekonomi lokal Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif Metode Pengumulan Data: Survei dengan menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto aktivitas nelayan melaut di jalur mobilisasi eralatan dan materialdan jumlah keluhan yang masuk ke PLTU Lokasi Pemantauan Perkamungan nelayan di wilayah studi Jalur mobilisasi eralatan dan material di wilayah kegiatan Kantor PT. CEPR (bagian CSR) Waktu dan Frekuensi 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi Pelaksana PT. CEPR Pengawas DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon. Penerima Laoran Provinsi Jawa Barat DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif 5. Perubahan endaatan Jumlah endaatan yang diterima sebagai tenaga kerja. Tingkat endaatan nelayan Mobilisasi eralatan dan material Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam keada ekerja lokal di PLTU dan nelayan. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi PT. CEPR Dinas Tenaga Kerja Kab. Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif 6. Persesi dan sika masyarakat Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Mobilisasi eralatan dan material Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Jumlah keluhan terkait kegiatan mobilisasi eralatan dan material Studi dokumentasi meliuti encatatan jumlah keluhan ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material Kantor PT. CEPR (bagian CSR) Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif. 7. Gangguan Penyakit (ganggun kesehatan) Jumlah kasus gangguan saluran nafas (khususnya ISPA) Mobilisasi eralatan dan material Metode Pengumulan Data : Pengumulan data bulanan kasus enyakit dari Puskesmas; Wawancara dengan masyarakat mengenai keluhan ada saluran ernafasan (ISPA); Pengamatan terhada sanitasi lingkungan Metode Analisis Data : Deskrisi dengan melihat incident rate kasus enyakit saluran ernafasan. Puskesmas setemat ermukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru) dan Desa Astanamukti 3 bulan sekali setelah dimulainya kegiatan mobilisasi eralatan dan material PT. CEPR Dinkes Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon, DLH Prov. Jawa Barat dan Dinkes Kab. Cirebon 8. Peningkatan lalu lintas darat (gangguan lalu lintas darat) Tidak terjadi kemacetan ada ruas jalan antura terutama di titik ertemuan dengan jalan akses. Mobilisasi eralatan dan material Metode Pengumulan Data : Observasi secara langsung Studi dokumentasi meliuti foto kondisi lalu lintas di titik ertemuan dengan jalan akses,keberadaan rambu-rambu lalu lintas di titik keluar masuknya kendaraan royek Metode Analisis Data : Titik ertemuan ruas jalan Pantura dengan jalan akses Jalan akses menuju taak royek Hari libur dan hari kerja dengan frekuensi 3 kali selama masa mobilisasi eralatan dan material berlangsung PT. CEPR Dishub Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon, Dishub Kab. Cirebon& BPLHD Prov. Jabar Adendum Andal dan RKL-RPL 6-4

195 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 9. Peningkatan erosi dan sedimentasi Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Konsentrasi TSS dalam air sungai Sumber Damak Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Metode Pengumulan dan Analisis Data V/C ratio mengacu keada MKJI (1997). Metode Pengumulan Data : Pengambilan samel air sebanyak 1 samel di setia outlet Pengambilan samel air di badan air enerima dengan ketentuan sebagai berikut: - aabila ke sungai sebanyak 2 titik, yaitu sebelum dan sesudah ertemuan dengan badan air - aabila ke laut sebanyak 1 titik. Lokasi Pemantauan Outlet settling ond dan Badan air enerima Waktu dan Frekuensi Dilakukan 3 bulan sekali selama Taha Konstruksi Pelaksana PT. CEPR Pengawas DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar Metode Analisis Data : Analisis laboratorium samel airuntukarameter TSS. 10. Peningkatan debit air larian/limasan Tidak ada ematangan lahan diluar taak royek Adanya saluran drainase di sekeliling luar taak royek Kedalaman air ada settling ond Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Metode Pengumulan Data : Observasi laangan terhada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan area kerja Mengukur kedalaman air ada settling ond Metode Analisis Data : Analisis data dilakukan secara deskritif dan kualitatif Lokasi ematangan lahan settling ond 3 (tiga) bulan sekali selama ematangan lahan dan enyiaan areal kerja. 1 (satu) bulan sekali selama ematangan lahan dan enyiaan areal kerja. PT. CEPR DLH Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon dan BPLHD Prov. Jabar 11. Perubahan komunitas flora darat (berkurangnya jumlah dan jenis flora darat) Tutuan dan ketebalan mangrove di area royek Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Metode Pengumulan Data : Pengamatan dan engukuran menggunakan GPS atau citra satelit; Keberhasilan tumbuh Mengukur ersentase tumbuh tanaman mangrove yang ditanam Jumlah dan jenis flora darat Inventarisasi jenis Di lokasi enamaman mangrove Lokasi transek 1: ' "BT 6 46' "LS Di kawasan RTH di dalam area PLTU dan lokasi enanaman mangrove Lokasi RTH atau di dalam area PLTU: ' " BT 6 46' "LS 3 (tiga) bulan sekali setelah kegiatan enanaman dimulai PT. CEPR Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon, Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar Metode Analisis Data : Deskritif kuanitatif dan kualitatif 12. Perubahan komunitas fauna darat Jumlah jenisdan jumlah individu Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Metode Pengumulan Data : Pengamatan secara langsung di laangan: Kegiatan inventarisasi jenis-jenis fauna dengan metode Visual Encounter Survey (VES), enjelajahan jalur dan Index Point of Abundance (IPA). Hutan mangrove di sekitar PLTU, yaitu ada koordinat berikut: Lokasi transek 1: ' "BT 6 46' "LS 3 (tiga) bulan sekali setelah setelah enanamanmangro ve dimulai PT. CEPR DLH Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Lokasi RTH atau di dalam area PLTU: ' " BT 6 46' "LS 13. Peningkatan eluang usaha Jumlah dan jenis usaha baru yang timbul Jumlah engusaha lokal/lembaga ekonomi Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Metode Pengumulan Data: Survei dengan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa 6 (enam) bulan sekali selama TahaKonstruksi PT. CEPR Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Tenaga Kerja Adendum Andal dan RKL-RPL 6-5

196 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 14. Perubahan endaatan 15. Persesi dan sika masyarakat Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter lokal yang menjalin kemitraan dengan erusahaan Jumlah endaatan yang diterima sebagai tenaga kerja. Tingkat endaatan masyarakat Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Sumber Damak Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Metode Pengumulan dan Analisis Data usaha baru yang dibuka masyarakat terdamak, data kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam keada ekerja lokal di PLTU dan masyarakat yang tidak bekerja di PLTU. Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Lokasi Pemantauan Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PLTU (Bagian CSR) Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Waktu dan Frekuensi 6 (enam) bulan sekali selama Taha Konstruksi 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi Pelaksana PT. CEPR Pengawas Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran Kabuaten Cirebon. DLH Provinsi Jawa Barat DLH Kabuaten Cirebon, Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Jumlah keluhan terkait kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja Studi dokumentasi meliuti encatatan jumlah keluhan ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja Metode Analisis Data : Metode kuantitatif dan deskritif kualitatif Kantor PT. CEPR (bagian CSR) 16. Peningkatan kebisingan Tingkat kebisingan Pembangunan jalan akses Metode Pengumulan Data : Mengukur kebisingan menggunakan soundlevel meter dan dihitung Ls, Lm dan Lsm sesuai Keutusan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan. Metode Analisis Data : Membandingkan hasil engukuran dengan baku mutu sesuai Keutusan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan eruntukkan emukiman, yaitu 55+3 db(a). Lokasi embangunan jalan akses terdekat dengan emukiman enduduk. Pada koordinat ' " BT; 6 46' " LS Pada koordinat ' 3.948"BT; 6 47' 8.242"LS Sekali selamaembangun an jalan akses ada saat intensitas tinggi PT. CEPR DLH Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar 17. Peningkatan eluang usaha Jumlah dan jenis usaha baru yang timbul jumlah engusaha lokal/lembaga ekonomi lokal yang menjalin kemitraan dengan erusahaan Pembangunan jalan akses Metode Pengumulan Data: Survei dengan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto usaha baru yang dibuka masyarakat terdamak, data kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PLTU 6 (enam) bulan sekali selama Taha Konstruksi PT. CEPR Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon, Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif 18. Perubahan endaatan Jumlah endaatan yang diterima sebagai tenaga kerja. Tingkat endaatan masyarakat Pembangunan jalan akses Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam keada ekerja lokal di PLTU dan masyarakat yang tidak bekerja di PLTU. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 6 (enam) bulan sekali selama Taha Konstruksi PT. CEPR Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon, Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Adendum Andal dan RKL-RPL 6-6

197 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 19. Persesi dan sika masyarakat 20. Peningkatan eluang usaha Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Jumlah keluhan terkait kegiatan Pembangunan jalan akses Jumlah dan jenis usaha baru yang timbul jumlah engusaha lokal/lembaga ekonomi lokal yang menjalin kemitraan dengan erusahaan Sumber Damak Pembangunan jalan akses Pembangunan PLTU dan fasilitasnya Metode Pengumulan dan Analisis Data Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti encatatan jumlah keluhan ada kegiatan Pembangunan jalan akses Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Metodeengumulandata: Survei dengan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto usaha baru yang dibuka masyarakat terdamak, data kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal Lokasi Pemantauan Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Kantor PT. CEPR Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PLTU (Bagian CSR) Waktu dan Frekuensi 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi 6 (enam) bulan sekali selama Taha Konstruksi Pelaksana Pengawas PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. Penerima Laoran Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif 21. Perubahan endaatan Jumlah endaatan yang diterima sebagai tenaga kerja. Tingkat endaatan masyarakat Pembangunan PLTU dan fasilitasnya Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam keada ekerja lokal di PLTU dan masyarakat yang tidak bekerja di PLTU. Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. 6 (enam) bulan sekali selama Taha Konstruksi PT. CEPR Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon, Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat 22. Persesi dan sika masyarakat Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Pembangunan PLTU dan fasilitasnya Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Jumlah keluhan terkait kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya Studi dokumentasi meliuti encatatan jumlah keluhan ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja Kantor PT. CEPR (bagian CSR) Metode Analisis Data : Metode kuantitatif dan deskritif kualitatif 23. Peningkatan eluang usaha Jumlah dan jenis usaha baru yang timbul jumlah engusaha lokal/lembaga ekonomi lokal yang menjalin kemitraan dengan erusahaan Pembangunan dermaga Metode Pengumulan Data: Survei dengan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto usaha baru yang dibuka masyarakat terdamak, data kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PT. CEPR (bagian CSR) 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon, DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif. Adendum Andal dan RKL-RPL 6-7

198 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 24. Gangguan aktivitas nelayan inggiran dan nelayan yang melaut Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Keluhan dari nelayan terkait kegiatan embangunan dermaga Sumber Damak Pembangunan dermaga Metode Pengumulan dan Analisis Data Metode Pengumulan Data: Surveidengan menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto aktivitas nelayan melaut di area embangunan dermaga dan jumlah keluhan yang masuk ke PLTU Lokasi Pemantauan Perkamungan nelayan di wilayah studi Area embangunan dermaga Kantor PT. CEPR (bagian CSR) Waktu dan Frekuensi 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi Pelaksana PT. CEPR Pengawas DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon. Penerima Laoran DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif 25. Gangguan aktivitas budidaya kerang Adanya keluhan dari nelayan budidaya kerang hijau di wiilayah studi terkait kegiatan embangunan dermaga Pembangunan dermagaermane n seanjang 2,7 Km. Metode Pengumulan Data: Surveidengan menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto aktivitas budidaya kerang di area embangunan dermaga Perkamungan nelayan di wilayah studi Area embangunan dermaga Kantor PT. CEPR (bagian CSR) 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Metode Analisis Data : Analisis data menggunakan metode kuantitatif dan deskritif kualitatif 26. Perubahan endaatan Jumlah endaatan yang diterima sebagai tenaga kerja. Tingkat endaatan masyarakat Pembangunan dermagaermane n seanjang 2,7 Km. Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam keada ekerja lokal di PLTU dan masyarakat yang tidak bekerja di PLTU. Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. 6 (enam) bulan sekali selama Taha Konstruksi PT. CEPR Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon DLH Kabuaten Cirebon, Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat 27. Persesi dan sika masyarakat Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Pembangunan dermaga ermanen seanjang 2,7 Km. Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat Jumlah keluhan terkait kegiatan embangunan dermaga Studi dokumentasi meliuti encatatan jumlah keluhan ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja Kantor PT. CEPR (bagian CSR) Metode Analisis Data : Metode kuantitatif dan deskritif kualitatif 28. Perubahan endaatan Jumlah endaatan yang diterima sebagai tenaga kerja. Tingkat endaatan masyarakat Peleasan tenaga kerja Taha Konstruksi Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam keada ekerja lokal di PLTU dan masyarakat yang tidak bekerja di PLTU. Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 6 (enam) bulan sekali selama Taha Konstruksi PT. CEPR Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon, Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat 29. Peningkatan keteramilan Meningkatnya kemamuan (skill) tenaga kerja lokal yang terkena atau akan terkena PHK Peleasan tenaga kerja Taha Konstruksi Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa 6 (enam) bulan sekali selama Taha Konstruksi dan 6 (enam) bulan PT. CEPR Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon DLH Kabuaten Cirebon, DLH Provinsi Adendum Andal dan RKL-RPL 6-8

199 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Sumber Damak Metode Pengumulan dan Analisis Data mendalam. Studi dokumentasi meliuti jumlah elatihan keteramilan serta jumlah tenaga kerja lokal yang memeroleh elatihan selama Taha Konstruksi Lokasi Pemantauan Pengarengan. Kantor PT. CEPR (bidang HRD) Waktu dan Frekuensi setelah kegiatan eleasan tenaga kerja. Pelaksana Pengawas Penerima Laoran Jawa Barat dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif. 30. Peningkatan kesematan kerja Data jumlah dan kriteria tenaga kerja lokal yang direkrut Tersedianya media engumuman di balai desa di 5 desa studi. Proorsi tenaga kerja lokal terhada total tenaga kerja Taha Oerasional minimal sebesar 40%. Memastikan bahwa emrakarsa dan kontraktor telah bekerjasama dengan Komite Tenaga Kerja Lokal dalam roses erekrutan tenaga kerja Taha Oerasional. Penerimaan tenaga kerja Taha Oerasional Metode Pengumulan Data: Wawancara secara mendalam dengan wakil masyarakat dalam Komite tenaga kerja lokal yang dibentuk. Studi dokumentasi meliutitenaga kerja yang direkrut dari HRD PT. CEPR dan fotoengumuman rerkruitment Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PT. CEPR (bidang HRD) 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. 31. Persesi dan sika masyarakat Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Jumlah keluhan terkait kegiatan Penerimaan tenaga kerja Taha Oerasional Penerimaan tenaga kerja Taha Oerasional Metode Pengumulan Data: Studi dokumentasi foto survei dan wawancara Survei terhada masyarakat terkena damak menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PT. CEPR. (Bidang CSR). 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat C. TAHAP OPERASI 1. Gangguan aktivitas nelayan melaut Keluhan dari nelayan terkait kegiatan oerasional dermaga Oerasional dermaga (bongkar muat batubara) Metode Pengumulan Data: Surveidengan menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto aktivitas nelayan melaut di jalur mobilisasi eralatan dan material dan jumlah keluhan yang masuk ke PLTU Survey tentang aktivitas dan hasil tangkaan nelayan inggiran laut yang mencari ikan, udang kecil (rebon) dan kerang. Perkamungan nelayan di wilayah studi Kantor PT. CEPR (bagian CSR) 6 (enam) bulan sekali selama Taha Oerasi PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon, DLH Provinsi Jawa Barat dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon. Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif 2. Persesi dan sika masyarakat Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Oerasional dermaga (bongkar muat batubara) Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 6 (enam) bulan sekali sejak Taha Oerasi dimulai PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon DLH Kabuaten Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat. Adendum Andal dan RKL-RPL 6-9

200 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 3. Penurunan kualitas udara ambien 4. Persesi dan sika masyarakat Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Jumlah keluhan terkait kegiatan oerasional dermaga Pelaksanaan enanganan batubara di stockyard sesuai dengan rencana engelolaan Sumber Damak Penyimanan batubara di stockyard Metode Pengumulan dan Analisis Data Studi dokumentasi meliuti encatatan jumlah keluhan ada kegiatan oerasional dermaga Metode Analisis Data : Deskriftif kuantitatif dan/atau kualitatif. Metode Pengumulan Data : Pengamatan langsung enanganan batubara di stockyard TSP, dan PM 10 Pengambilan samel dan analisis arameter : TSP,dan PM10, mengikuti edoman yang digunakan oleh laboratorium yang terakreditasi oleh KAN ; Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Jumlah keluhan terkait kegiatan embangunan dermaga Penyimanan batubara di stockyard Metode Analisis Data : Melakukan analisis laboratorium yang terakreditasi KAN KAN dan dilakukan berdasarkan ada edoman Standard Nasional Indonesia dan membandingkan dengan baku mutu Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti encatatan jumlah keluhan ada kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja Lokasi Pemantauan Kantor PT. CEPR (bagian CSR) Area stockyard Di area stockyard, yaitu titik koordinat: ' "BT; 6 46' "LS Di ermukiman terdekat dengan stockyard, yaitu titik koordinat: Permukiman I :108 37' "BT; 6 47' 2.022"LS Permukiman II : ' 5.607" BT; 6 47' " LS Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Kantor PT. CEPR (bagian CSR) Waktu dan Frekuensi 6 (enam) bulan sekali sejak Taha Oerasi dimulai 6 (enam) bulan sekali selama Taha Oerasi Pelaksana PT. CEPR Pengawas DLH Kab. Cirebon PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat DLH Kab. Cirebon dan DLH Provinsi Jawa Barat 5. Gangguan enyakit Jumlah kasus gangguan saluran nafas (khususnya ISPA) 6. Penurunan kualitas udara ambien Parameter Sulfur dioksida (SO 2 ), Nitrogen dioksida (NO 2 ), CO dan artikulat (TSP, PM 10, PM 2,5 ) serta debu jatuh sesuai PP RI No. 41/1999). Parameter Sulfur dioksida (SO 2 ), Nitrogen dioksida (NO 2 ), Total Penyimanan batubara di stockyard Oerasional unit PLTU Metode Analisis Data : Metode kuantitatif dan deskritif kualitatif Metode Pengumulan Data : Pengumulan data bulanan kasus enyakit dari Puskesmas; Wawancara dengan masyarakat mengenai keluhan ada saluran ernafasan (ISPA); Pengamatan terhada sanitasi lingkungan Metode Analisis Data : Deskrisi dengan melihat incident rate kasus enyakit saluran ernafasan. Metode Pengumulan Data : Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan dengan cara manual dengan metode: Pengambilansamel TSP mengacu ada SNI ; Pengambilan samel PM 10 mengacu ada USEPA IO-2.1; Pengambilan samel PM 2,5 Puskesmas setemat Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Area taak royek dan emukiman terdekat dengan area unit PLTU yaitu Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 6 bulan sekali setelah dimulainya kegiatan Penyimanan batubara di stockyard Cara manual : setia 6 (enam) bulan sekali CEMS: setia hari selama 24 jam Adendum Andal dan RKL-RPL 6-10 PT. CEPR PT. CEPR Dinas Kesehatan Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon Dinas Kesehatan dan DLH Kab. Cirebon dan Prov. jabar DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. jabar

201 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 7. Peningkatan kebisingan Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Partikulat, dan Oasitas sesuai PerMenLH No 21 Tahun Tingkat kebisingan sesuai dengan KeMenLH No. 48 tahun 1999 tentang Baku Tingkat Kebisingan Sumber Damak Oerasional unit PLTU Metode Pengumulan dan Analisis Data mengacu ada USEPA IO-2.1; Pengambilan samel SO 2 mengacu ada SNI ; Pengambilan samel NO 2 mengacu ada SNI ; Pengambilan samel CO mengacu ada SNI :2011; Pengambilan samel debu jatuh mengacu ada SNI Pemantauan kualitas udara emisi dilakukan dengan menggunakan CEMS yang terkalibrasi untuk arameter Total Partikulat, SO 2, NO 2, O 2 dan oasitas. Pemeriksaan tehada dokumentasi terkait dengan oerasional ESP, FGD, fabric filter dan Low NOx burner berfungsi baik dan otimal Metode Analisis Data : Melakukan analisis laboratorium yang terakreditasi KAN KAN dan dilakukan berdasarkan ada edoman StandardNasional Indonesia dan membandingkan dengan baku mutu yang ditetakan. Metode Pengumulan Data : Pengamatan langsung elaksanaan engelolaan damak kebisingan sesuai dengan rencana, antara lain terhada: Penggunaan alat-alat mekanikal sumber bising Penanaman ohon di sekeliling area PLTU sebagai green barrier. Mengukur kebisingan menggunakan soundlevel meter dan dihitung L S, L M dan L SM Lokasi Pemantauan Lokasi 1: ' " BT; 6 46' " LS Lokasi 2: ' " BT 6 46' " LS Lokasi 3: ' " BT; 6 47' 2.022" LS Lokasi 4: ' 5.607" BT; 6 47' " LS Lokasi 5: ' " BT 6 47' " LS Lokasi 6: ' " BT 6 46' " LS Area ower Block PLTU dan sekitar PLTU Lokasi 1: ' " BT; 6 46' " LS Waktu dan Frekuensi 6 (enam) bulan sekali selama Taha Oerasi Pelaksana PT. CEPR Pengawas DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jawa Barat Metode Analisis Data : Membandingkan tingkat kebisingan dengan baku mutu menurut Keutusan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Lokasi 2: ' " BT 6 46' " LS Lokasi 3: ' " BT; 6 47' 2.022" LS Lokasi 4: ' 5.607" BT; 6 47' " LS Lokasi 5: ' " BT 6 47' " LS Adendum Andal dan RKL-RPL 6-11 Lokasi 6:

202 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 8. Penurunan kualitas air laut Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Parameter kualitas air laut sesuai KEPMEN LH No. 51 Tahun 2004 Lamiran III Sumber Damak Oerasional unit PLTU Metode Pengumulan dan Analisis Data Metode Pengumulan Data : Pengambilan contoh air laut secara dulo ada kedalaman 1-2 m (ermukaan) dan dianalisis di laboratorium yang terakreditasi KAN Lokasi Pemantauan ' " BT 6 46' " LS Di erairan laut ada koordinat Lokasi ' " E 6 46' " S Lokasi ' " E 6 45' " S Lokasi ' " E 6 44' " S Waktu dan Frekuensi 6 (Enam) bulan sekali selama oerasional unit PLTU untuk air laut Pelaksana PT. CEPR Pengawas DLH Kab. Cirebon Penerima Laoran DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar Lokasi ' " E 6 45' " S Lokasi ' "E 6 46' 5.565" S Parameter kualitas limbah cair sesuai Keutusan Menteri Negara Lingkungan Hidu No. 8 Tahun 2009 Lamiran I engambilan samel air limbah secara dulo dan dianalisis di laboratorium yang terakreditasi KAN Metode Analisis Data : Membandingkan data hasil emantauan dengan baku mutu yang berlaku. di titik enaatan izin embuangan limbah cair (IPLC) satu bulan sekali untuk air limbah yang dibuang ke laut. atau sesuai erijinan PPLH yang akan diberlakukan 9. Perubahan komunitas biota laut (gangguan terhada biota laut) Struktur komunitas biota laut (bentos dan nekton) setara dengan kondisi awal Oerasional unit PLTU Metode Pengumulan Data : Pengumulan contoh bentosmenggunakan grab samler sebanyak 3 contoh di setia titik, kemudian diidentifikasi samai ke taksa terendah. Di erairan laut ada koordinat Lokasi ' " E 6 46' " S Lokasi ' " E 6 45' " S Lokasi ' " E 6 44' " S Lokasi ' " E 6 45' " S Lokasi ' "E 6 46' 5.565" S 6 (enam) bulan sekali selama oerasional unit PLTU PT. CEPR Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar Inventarisasi jenis nekton laut hasil tangkaan nelayan setemat Temat Pelelangan Ikan (TPI) setemat Metode Analisis Data : Menganalisis bentos di laboratorium (nama jenis dan jumlah individu setia jenis, indeks keanekaragaman, indeks dominansi, dan indeks kemerataan) Mengevaluasi erubahan hasil tangkaan ikan dan jenis tangkaan ikan nelayan dari waktu ke waktu Adendum Andal dan RKL-RPL 6-12

203 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul 10. Peningkatan eluang usaha 11. Perubahan endaatan 12. Persesi dan sika masyarakat Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Jumlah dan jenis usaha baru yang timbul jumlah engusaha lokal/lembaga ekonomi lokal yang menjalin kemitraan dengan erusahaan Jumlah endaatan yang diterima sebagai tenaga kerja. Tingkat endaatan masyarakat Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Jumlah keluhan terkait kegiatan oerasional unit PLTU Sumber Damak Oerasional unit PLTU Oerasional unit PLTU Oerasional unit PLTU Metode Pengumulan dan Analisis Data Metodeengumulandata: Survei dengan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti foto usaha baru yang dibuka masyarakat terdamak, data kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam keada ekerja lokal di PLTU dan masyarakat yang tidak bekerja di PLTU. Metode Analisis Data : Deskritif kualitatif dan kuantitatif Metodeengumulandata: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Studi dokumentasi meliuti encatatan jumlah keluhan ada kegiatan oerasional unit PLTU Lokasi Pemantauan Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Kantor PT. CEPR (bagian CSR) Pemukiman enduduk di Desa Waruduwur (Blok Kandawaru), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Kantor PT. CEPR (bagian CSR) Waktu dan Frekuensi 6 (enam) bulan sekali selama masa oerasi berlangsung. 6 (enam) bulan sekali selama masa oerasi berlangsung. 6 (enam) bulan sekali selama masa konstruksi Pelaksana Pengawas PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon Penerima Laoran DLH Kab. Cirebon dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten Cirebon. DLH Kabuaten Cirebon DLH Kabuaten Cirebon Metode Analisis Data : Metode kuantitatif dan deskritif kualitatif 13. Gangguan enyakit Jumlah kasus gangguan saluran nafas (khususnya ISPA) Oerasional unit PLTU Metode Pengumulan Data : Pengumulan data bulanan kasus enyakit dari Puskesmas; Wawancara dengan masyarakat mengenai keluhan ada saluran ernafasan (ISPA); Pengamatan terhada sanitasi lingkungan Metode Analisis Data : Deskrisi dengan melihat incident rate kasus enyakit saluran ernafasan. Puskesmas setemat Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Enam bulan sekali selama oerasional unit PLTU PT. CEPR Dinas Kesehatan Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar 14. Persesi dan sika masyarakat Jumlah masyarakat yang memunyai ersesi negatif. Penyimanan sementara abu batubara Metode Pengumulan Data: Survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 6 (enam) bulan sekali selama masa oerasi berlangsung. PT. CEPR DLH Kabuaten Cirebon DLH Kabuaten Cirebon Jumlah keluhan terkait kegiatan enyimanan sementara abu batubara Studi dokumentasi meliuti encatatan jumlah keluhan ada kegiatan enyimanan sementara abu batubara Metode Analisis Data : Kantor PT. CEPR Deskritif kualitatif dan kuantitatif 15. Gangguan enyakit Jumlah kasus gangguan saluran nafas (khususnya Penyimanan sementara abu Metode Pengumulan Data : Pengumulan data bulanan kasus Puskesmas setemat 6 (Enam) bulan sekali selama PT. CEPR DLH Kabuaten DLH Kab. Cirebon dan Adendum Andal dan RKL-RPL 6-13

204 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Sumber Damak Metode Pengumulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Waktu dan Frekuensi ISPA) batubara enyakit dari Puskesmas; enyimanan sementara abu batubara Wawancara dengan masyarakat mengenai keluhan ada saluran ernafasan (ISPA); Pengamatan terhada sanitasi lingkungan Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan Pelaksana Pengawas Cirebon Penerima Laoran DLH Prov. Jabar Metode Analisis Data : Deskrisi dengan melihat incident ratekasus enyakit saluran ernafasan. D. Damak Lingkungan Lainnya Yang Diantau 1. Penurunan kualitas air ermukaan Kualitas air ermukaan memenuhi baku mutu sesuai aturan yang berlaku Pembangunan PLTU dan fasilitasnya Metode Pengumulan Data : Pengambilan samel air ermukaan secara dulo di outlet engolahan air limbah dan badan air enerima dan dianalisis di laboratorium yang terakreditasi KAN. Pengambilan samel air, engawetan samel dan analis laboratorium dilakukan dengan edoman Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang diterima secara ilmiah Di titik enaatan izin embuangan limbah cair (IPLC) 6 (enam) bulan sekali untuk badan air enerima dan 1 (satu) bulan sekali untuk outlet air limbah atau sesuai erijinan PPLH yang akan diberlakukan PT. CEPR DLH Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. jabar 2. Penurunan kualitas air tanah Kualitas air tanah sesuai dengan kondisi awal Penyimanan batubara di stockyard Metode Pengumulan Data : Pengambilan samel air tanah di sumur antau dan sumur enduduk dan kemudian dianalisis di laboratorium. Pengambilan samel air, engawetan samel dan analis laboratorium dilakukan dengan edoman Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang diterima secara ilmiah. Temat enyimanan batubara di stockyard dan minimal satu sumur enduduk terdekat. 6 (Enam) bulan sekali selama Taha Oerasi atau sesuai erijinan PPLH yang akan diberlakukanuntuk sumur antau PT. CEPR DLH Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar Metode Analisis Data : Membandingkan data hasil emantauan dengan baku mutu kualitas air yang berlaku 3. Penurunan sanitasi lingkungan Pelaksanaan kegiatan engelolaan sesuai dengan yang direncanakan, berua: enyediaan temat enamungan limbah adat (Taha Konstruksi), Sewage Treatment Plant (STP) (Taha Konstruksi dan Oerasi), serta enamungan samah non B3 (Taha Konstruksi) Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Pembangunan jalan akses Pembangunan PLTU dan fasilitasnya Metode Pengumulan Data : Studi dokumentasi,meliuti foto. Observasi laangan Metode Analisis Data : Analisis secara dekritif kualitatif Area PLTU 6 (enam) bulan sekali sejak Taha Konstruksi dimulai PT. CEPR DLH Kab. Cirebon dan Dinas Kesehatan Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar 4. Limbah B3 Parameter sesuai Peraturan Pemerintah No. 101/2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 Kegiatan konstruksi &oerasi PLTU Metode Pengumulan Data : Mengacu ada Peraturan emerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Area PLTU 3 bulan sekali selama Taha Oerasi atau sesuai erijinan PT. CEPR DLH Kab. Cirebon DLH Kab. Cirebon dan DLH Prov. Jabar Adendum Andal dan RKL-RPL 6-14

205 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu No Jenis Damak yang Timbul Damak Lingkungan yang Diantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidu Institusi Pemantauan Lingkungan Hidu Indikator/ Parameter Sumber Damak Metode Pengumulan dan Analisis Data Pengelolaan Limbah B3 Metode Analisis Data : Deskriftif kualitatif Lokasi Pemantauan Waktu dan Frekuensi PPLH yang akan diberlakukan Pelaksana Pengawas Penerima Laoran Adendum Andal dan RKL-RPL 6-15

206 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 6-1 Peta lokasi emantauan ada Taha Pra Konstruksi. Adendum Andal dan RKL-RPL 6-16

207 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 6-2 Peta lokasi emantauan ada Taha Konstruksi. Adendum Andal dan RKL-RPL 6-17

208 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidu Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana Jalan Nasional Gambar 6-3 Peta lokasi emantauan ada Taha Oerasi Adendum Andal dan RKL-RPL 6-18

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI 3.0 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING... 3-1 3.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI... 3-3 3.1.1 Pengadaan Lahan... 3-3 3.1.2 Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Konstruksi... 3-13 3.2 TAHAP KONSTRUKSI... 3-18 3.2.1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI 3.0 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING... 3-1 3.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI... 3-3 3.1.1 Pengadaan Lahan... 3-3 3.1.2 Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Konstruksi... 3-13 3.2 TAHAP KONSTRUKSI... 3-18 3.2.1

Lebih terperinci

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi. Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal dengan nelayan juragan dan buruh nelayan (10,06%) juga termasuk ke dalam jenis mata encaharian yang akan terkena damak langsung dari adanya rencana usaha dan/atau

Lebih terperinci

Penentuan sifat penting dampak kegiatan pematangan lahan dan penyiapan areal kerja terhadap penurunan kualitas air sungai.

Penentuan sifat penting dampak kegiatan pematangan lahan dan penyiapan areal kerja terhadap penurunan kualitas air sungai. Dengan menggunakan ersamaan di atas dengan asumsi roorsi buangan sedimen yang masuk ke masing-masing sungai sebesar 50% dari total sedimen yang ditimbulkan kegiatan embukaan lahan (19,36 ton/hari), maka

Lebih terperinci

Penentuan sifat penting dampak kegiatan operasional unit PLTU terhadap perubahan pendapatan.

Penentuan sifat penting dampak kegiatan operasional unit PLTU terhadap perubahan pendapatan. Prakiraan Dampak Penting Tabel 3-94 Penentuan sifat penting dampak kegiatan operasional unit PLTU terhadap perubahan pendapatan. No 1 Faktor Penentu Dampak Penting Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena

Lebih terperinci

ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 dan 6 (2 x MW) DI KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH

ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 dan 6 (2 x MW) DI KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH BAB 3 RAKIRAAN DAMAK ENTING rakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DH) yang dikaji. Dalam memprakirakan

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu   Abstract. PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN OPERASIONAL PLTU KAPASITAS 1 X 1.000 MW CIREBON KECAMATAN ASTANAJAPURA DAN KECAMATAN MUNDU DAERAH KABUPATEN CIREBON OLEH PT CIREBON ENERGI PRASARANA JULI,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 Seminar Nasional Inovasi Dan Alikasi Teknologi Di Industri 207 ISSN 2085-428 ITN Malang, 4 Pebruari 207 ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF EKSEKUSI PROYEK PENINGKATAN KINERJA FASILTAS PENGUJIAN SUMUR MINYAK

Lebih terperinci

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN OPERASIONAL PLTU KAPASITAS 1 X 1.000 MW CIREBON KECAMATAN ASTANAJAPURA DAN KECAMATAN MUNDU DAERAH KABUPATEN CIREBON OLEH PT CIREBON ENERGI PRASARANA JULI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN MODUL PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM. Edisi/Revisi A/ Tanggal Juli Halaman dari A. Kometensi Inti KI : Memahami, menerakan, menganalisis,

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA SWASTA PEKANBARU BERDASARKAN CLUSTER SEKOLAH TAHUN AJARAN 2014/2015

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA SWASTA PEKANBARU BERDASARKAN CLUSTER SEKOLAH TAHUN AJARAN 2014/2015 PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA SWASTA PEKANBARU BERDASARKAN CLUSTER SEKOLAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Siti Robiah 1 Seita Ferazona 2 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS 4. Fase-fase Pemodelan Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana membangun model model matematika system dinamis. Kita akan memerhatikan masalah bagaimana mencaai

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA PENUNGKULAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Sulikhah, Djoko Nugroho, Yudhy Dharmawan

Lebih terperinci

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Rencana

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1), Muhammad Iqna Hibatallah 2), Universitas Ahmad Dahlan 1),2) sumargiyani04@yahoo.om, iqnaunyu@gmail.om

Lebih terperinci

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba

Lebih terperinci

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL Edward ML Tobing Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" etobing@lemigas.esdm.go.id S A R I Untuk mengetahui

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1) Muhammad Iqna Hibatallah 2) Universitas Ahmad Dahlan 1)2) sumargiyani04@yahoo.om iqnaunyu@gmail.om Abstrak

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung mulai Februari 2011 samai dengan Juli 2011 di PT. United Tractors Pandu Engineering yang

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 8 (1) (2012) 1-10 Jurnal Kesehatan Masyarakat htt://journal.unnes.ac.id/nju/index.h/kemas PENENTU KEBERHASILAN BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Transortasi Perkotaan Sistem transortasi erkotaan daat diartikan sebagai suatu kesatuan menyeluruh yang terdiri dari komonen-komonen yang saling mendukung dan bekerja

Lebih terperinci

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi ntroduction to ircuit nalysis Time Domain www.dirhamblora.com 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Yang dimaksud

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

PERBAIKAN PERAPEN PERAJIN GAMELAN DESA TIHINGAN KLUNGKUNG BALI DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAJIN

PERBAIKAN PERAPEN PERAJIN GAMELAN DESA TIHINGAN KLUNGKUNG BALI DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAJIN PERBAIKAN PERAPEN PERAJIN GAMELAN DESA TIHINGAN KLUNGKUNG BALI DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAJIN I Ketut Gde Juli Suarbawa I Ketut Bangse Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING Dian Permata Sari, Sri Setyaningsih, dan Fitria Virgantari. Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Analisis Pengelompokan Mengenai Perubahan Struktur Kependudukan Dalam Menghadapi Era Bonus Demografi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur

Analisis Pengelompokan Mengenai Perubahan Struktur Kependudukan Dalam Menghadapi Era Bonus Demografi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur D-486 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) 337-350 (30-98X Print) Analisis Pengelomokan Mengenai Perubahan Struktur Keendudukan Dalam Menghadai Era Bonus Demografi Di Kabuaten/Kota Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO ISSN: 978-5 Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 95 RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO aisal Rahman ), arid Darise ), YunitaDjamalu ) ) Mahasiswa Politeknik Gorontalo, Kamus Puncak Desa Panggulo

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan No. Resonden : Tanggal wawancara Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhada Penderita Pasca Stroke Dalam Uaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan Keterangan / Petunjuk engisian 1. Setia

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) RENCANA PEMBANGUNAN DAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) CIREBON KAPASITAS 1 X 1.000 MW KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT April 2016 PT. CIREBON ENERGI PRASARANA

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1) Alikasi Jaringan Syaraf Tiruan (Sandra) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU MANGGA SEGAR SECARA NON-DESTRUKTIF Sandra 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Andalas Padang

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Martabak Mercon

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Martabak Mercon 1 Analisis aktor-aktor yang Memengaruhi Keuasan Pelanggan Martabak Mercon Billy Tri Budiartha, Kresnayana Yahya Jurusan Statistika, akultas MIPA, Institut Teknologi Seuluh Noember (ITS) Jalan Arief Rahman

Lebih terperinci

Putusan Nomor : Put-70120/PP/M.XVA/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2010

Putusan Nomor : Put-70120/PP/M.XVA/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2010 Putusan Nomor : Put-70120/PP/M.XVA/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi nilai sengketa dalam sengketa banding ini adalah koreksi Jumlah Pajak yang daat dierhitungkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 005 Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii

Lebih terperinci

Suherdiyanto. Prodi Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No. 88 Pontianak

Suherdiyanto. Prodi Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No. 88 Pontianak SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DILUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) DALAM MATERI PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA SISWA MTS AL-IKHLAS

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008 erustakaan.uns.ac.id STUD TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDDKAN JASMAN DAN OLAHRAGA D SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGER SE KABUPATEN PURBALNGGA TAHUN 8 Oleh : PANDHUDHARMA SR SATYAN NM : K 46446 AKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO Nelis N. Mantolongi ), Sunarto Kadir 2), Lia Amalia 3). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA Melalui enjelasan konse jaringan grah, dalam menelusuri rute menuntut adanya enggunaan metoda yang teat. Merunut ada tinjauan ustaka, setidaknya akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN ANALISIS PENCAPAIAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Zuraidah (Prodi Kebidanan Pematangsiantar, Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan) ABSTRACT Introduction:

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER Yonathan Mozes Mandagi 1, Paramashanti 2 1 Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10

Lebih terperinci

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag PENDAHULUAN PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK DAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Niken Purbowati (Poltekkes Kemenkes Jakarta III) ABSTRAK Prevalensi anemia tertinggi

Lebih terperinci

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA -ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sarah Patumona Manalu 1, Indra Chahaya 2 dan Irnawati

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ABSTRAK Bauran emasaran adalah seerangkat alat

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK 1 PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK (Studi kasus ada Mahasiswa Program Studi Pendidikan EkonomiFKIP Universitas Jember angkatan tahun 2011, 2012, 2013) The Difference

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Ina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Inatient

Lebih terperinci

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Diterjemahkan oleh : Okta Binti Masfiatur Rohmah Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, 1 Bab 4 4.1 Solusi dari ersamaan gelombang 48 4. Gelombang harmonik

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) RENCANA PEMBANGUNAN DAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) CIREBON KAPASITAS 1 X 1.000 MW KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT Maret 2016 PT. CIREBON ENERGI PRASARANA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. MEODOLOGI PENELIIAN A. WAKU DAN EMPA Penelitian dilakukan di UP F echnoark Fakultas eknologi Pertanian (FAEA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret -

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 Abstrak: Adanya MEA dan rencana swasembada gula nasional tahun 019 yang mengharuskan

Lebih terperinci

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M SMK Negeri Rangkasbitung GELOMBANG BUNYI Bunyi meruakan salah satu bentuk gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium sebagai erambatannya. Bunyi yang merambat ada medium udara bentuknya

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS D7 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (6) 75 (-98X Print) Analisis Keuasan Pengunjung Terhada Pelayanan Perustakaan ITS Sandra Yuni Wulandari dan Wahyu Wibowo Jurusan, Fakultas MIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The inatient Installation Anggrek of General Hosital

Lebih terperinci

BAB II DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Samosir.

BAB II DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Samosir. 7 BAB II DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR A. Sejarah Ringkas Dinas Pendaatan, Keuangan Asset Daerah Kabuaten Samosir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabuaten Samosir

Lebih terperinci

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi Jurnal Gradien Vol.4 No.2 Juli 2008 : 337-34 Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi Refrizon, Suwarsono, Herno Yudiansyah Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Peneraan Generalized Additive Model (GAM) ada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Rosalinda Nainggolan 1, Yudhie Andriyana 2, Achmad Bachrudin 3 Deartemen Statistika, Universitas Padjajaran, Bandung

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Rosiana Indrawati * ABSTRAK Telaah studi AMDAL yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST.

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST. PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF Yasin Mohamad, ST., MT 1 INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erubahan-erubahan tegangan

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Manado Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Hosital Inatient F General Hosital

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KONSTRUKSI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM UMBULAN

ANALISIS RESIKO KONSTRUKSI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM UMBULAN EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Siil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-859 Desember 014, Vol. 7 No., hal. 179-188 ANALISIS RESIKO KONSTRUKSI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM UMBULAN Firta Riyanti Dewi Kurnia Sari Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Perbandingan Metode Klasifikasi Regresi Logistik Dengan Jaringan Saraf Tiruan (Studi Kasus: Pemilihan Jurusan Bahasa dan IPS ada SMAN 2 Samarinda Tahun Ajaran 2011/2012) Comarison of Classification Methods

Lebih terperinci

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL) RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL) RENCANA PEMBANGUNAN DAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) CIREBON KAPASITAS 1 X 1.000 MW KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

Aliran Daya Optimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomposition

Aliran Daya Optimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomposition JURAL TEKIK POMITS Vol., o., (4) Aliran Daya Otimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomosition Tri Prasetya Fathurrodli, Rony Seto Wibowo, Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Kajian Penambahan Kadar Fly Ash sebagai Pengganti Semen terhadap Kinerja Workabilitas dan Kuat Tekan

Kajian Penambahan Kadar Fly Ash sebagai Pengganti Semen terhadap Kinerja Workabilitas dan Kuat Tekan Reka Racana Teknik Siil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2014 Kajian Penambahan Kadar Fly Ash sebagai Pengganti Semen terhada Kinerja Workabilitas dan Kuat Tekan TAUFIK

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH : CUT NUR ASMA RANI NIM.08C004046 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 Nata Lisa Erviana Sari 1, Lenie Marlinae, 2 Frieda Anie Noor 3

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan ketentuan umum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pengelolaan hidup adalah upaya

Lebih terperinci

Penerapan Kurva Eliptik Atas Zp Pada Skema Tanda Tangan Elgamal

Penerapan Kurva Eliptik Atas Zp Pada Skema Tanda Tangan Elgamal A7 : Peneraan Kurva Elitik Atas Z... Peneraan Kurva Elitik Atas Z Pada Skema Tanda Tangan Elgamal Oleh : Puguh Wahyu Prasetyo S Matematika, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Email : uguhw@gmail.com Muhamad

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN

MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN OLEH LUKMANUDIN D07.090.5 PROGRAM STUDY PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR

EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR Ridwan 1,2*, Dewi Irawaty 3, Sutanto P. Hastono 4 1. Akademik Keerawatan

Lebih terperinci

MATRIKS INDEKS VARIASI PENDAPATAN (MIVP) TENAGA KERJA

MATRIKS INDEKS VARIASI PENDAPATAN (MIVP) TENAGA KERJA MATRIKS INDEKS VARIASI PENDAPATAN (MIVP) TENAGA KERJA Oleh: Dr. Ir. Sarwani Canon, M.Si (Staf Pengajar/Peneliti Ekonomi Regional, Universitas Negeri Gorontalo) Email: sarwanic@ahoo.co.id dan wanicanon@ahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan suatu industri adalah merupakan pedang bermata dua. Disatu sisi kegiatan tersebut membuka kesempatan kerja, menambah

Lebih terperinci

Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backroagation Didi Suriyadi Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

PT CIREBON ENERGI PRASARANA

PT CIREBON ENERGI PRASARANA PT CIREBON ENERGI PRASARANA Wisma Pondok Indah Tower 3, Lt. 25 Jl. Sultan Iskandar Muda, Kav. V TA, Pondok Indah, Jakarta Selatan Telp : 021 2932 7990, Fax : 021 2932 7991 Email : amdal@cepr.co.id ANDAL

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Yogyakarta, 27 Agustus 2008 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 24-34

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 24-34 Jur Farmanesia 9/() - HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PEDAGANG DENGAN KEBERADAAN PEMANIS SAKARIN DAN SIKLAMAT DALAM MINUMAN SIRUP PADA SEKOLAH DASAR (SD) DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN Elly Nurita

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Pondasi Pondasi meruakan bagian aling dasar dari suatu struktur yang berfungsi untuk memikul beban dan kemudian meneruskannya ke tanah. Secara umum, berdasarkan kedalamannya ondasi

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KEMIRI SUNAN TERHADAP DOSIS PUPUK NPK PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM. Ellen Rosyelina Sasmita dan Darban Haryanto

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KEMIRI SUNAN TERHADAP DOSIS PUPUK NPK PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM. Ellen Rosyelina Sasmita dan Darban Haryanto RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KEMIRI SUNAN TERHADAP DOSIS PUPUK NPK PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM Ellen Rosyelina Sasmita dan Darban Haryanto Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran

Lebih terperinci

PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI

PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI Any Suryantini, Revrisond Baswir, Dumairy, dan Agus Dwi Nugroho Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada agusdwinugroho@yahoo.com/8562674433

Lebih terperinci