Pengenalan Tanda Tangan Dengan Metode Principal Component Analysis (PCA) Dan Jaringan Syaraf Tiruan (JST)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengenalan Tanda Tangan Dengan Metode Principal Component Analysis (PCA) Dan Jaringan Syaraf Tiruan (JST)"

Transkripsi

1 1 Pengenalan Tanda Tangan Dengan Metode Prncpal Component Analyss (PCA) Dan Jarngan Syaraf Truan (JST) Hann Prastka 1, Rahmat Suhatman 2, Warna Nengsh 3 Program Stud Teknk Informatka dan Multmeda, Polteknk Caltex Rau Jl. Umbansar (Patn) No. 1, Rumba-Pekanbaru E-mal : punya_hann@yahoo.com 1, rahmat@pcr.ac.d 2, warna@pcr.ac.d 3 Abstrak Tanda tangan adalah sebuah bentuk khusus dar tulsan tangan yang mengandung karakter khusus dan bentuk-bentuk tambahan yang serng dgunakan sebaga bukt verfkas denttas seseorang. Untuk menghndar kemungknan terjadnya pemalsuan tanda tangan, maka dbangunlah sebuah aplkas Tanda Tangan Dengan Metode Prncpal Component Analyss (PCA) dan Jarngan Syaraf Truan (JST) yang dgunakan untuk mendeteks tanda tangan. Metode PCA merupakan metode untuk mengambl cr pentng dar sekumpulan data set dengan mereduks data tersebut menjad data yang otonormal dan tdak salng berkoleras. Metode JST yang dpaka dalam aplkas n adalah Perceptron. Perceptron merupakan salah satu bentuk jarngan sederhana dan memlk bobot yang dapat datur. Sehngga dengan menggunakan metode tersebut aplkas n dapat membantu dalam pengenalan tanda tangan dan menamplkan hasl dar pengenalan tanda tangan tersebut. Kata Kunc: Tanda Tangan, Prcpal Component Analyss, Jarngan Syaraf Truan, Perceptron Abstract Sgnature s a specal form of handwrtng that contan specal characters and addtonal forms are often used as proof of a person's dentty verfcaton. To avod the possblty of falsfcaton of sgnatures, he bult an app's Sgnature Method Prncpal Component Analyss (PCA) and Artfcal Neural Network (ANN) s used to detect sgnatures. PCA s a method to take the mportant features of a set of data sets by reducng the data nto the data otonormal and not mutually correlated. ANN method used n ths applcaton s the Perceptron. Perceptron s a smple form of network and has a weght that can be arranged. So by usng the method of ths applcaton can assst n the ntroducton of sgnature and show the result from the ntroducng of sgnature. Keywords : Sgnature, Prncpal Component Analyss, Artfcal Neural Network, Perceptron 1. Pendahuluan Pada era teknolog nformas saat n, hampr semua pekerjaan dapat dlakukan dengan menggunakan komputer untuk menngkatkan efsens. Salah satu kegatan yang dapat dkomputersaskan adalah pengenalan tanda tangan. Pengenalan tanda tangan dapat dlakukan dengan menerapkan Jarngan Syaraf Truan (JST). Salah satu metode JST yang dapat dgunakan untuk mengenal pola tanda tangan adalah Perceptron. Tanda tangan adalah sebuah bentuk khusus dar tulsan tangan yang mengandung karakter khusus dan bentuk-bentuk tambahan yang serng dgunakan sebaga bukt verfkas denttas seseorang. Teknk yang palng serng dgunakan pada proses pengenalan tanda tangan adalah dengan menggunakan jarngan syaraf truan. Jarngan syaraf truan adalah kelayakan sstem pelathan dalam menangkap konds pola tanda tangan dar suatu kelas kompleks. Pada umumnya, proses dentfkas tanda tangan mash dlakukan secara manual yatu dengan mencocokkan tanda tangan pada waktu transaks dengan tanda tangan yang sah. Tekstur ctra tanda tangan yang unk pada setap orang dapat danalss untuk ddentfkas. Oleh karena tu, dperlukan

2 2 sebuah aplkas yang mampu menganalsa karakterstk tanda tangan sehngga mempermudah dalam mengdentfkas tanda tangan seseorang. Dengan Jarngan Saraf Truan yang mana akan dgunakan pelathan perceptron yang dkombnaskan dengan metode PCA (Prncpal Components Analyss) untuk mereduks gambar. Yang mana aplkas tersebut dharapkan dapat membantu dalam proses dentfkas tanda tangan. Adapun tujuan dar proyek akhr n adalah membangun aplkas menggunakan metode jarngan syaraf truan yang dkombnaskan dengan metode PCA (Prncpal Components Analyss) pada proses pengenalan tanda tangan. Perumusan masalah dar mplementas n adalah : 1. Bagamana membangun aplkas pengenalan tanda tangan dengan menggunakan metode jarngan saraf truan yang dkombnaskan dengan metode Prncpal Component Analyss. 2. Bagamana penerapan kecerdasan buatan menggunakan metode jarngan saraf truan sebaga klasfkas tanda tangan. 3. Bagamana penerapan Prncpal Component Analyss sebaga pereduks ctra. 2. Tnjauan Pustaka 2.1 Tanda Tangan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI), Tanda Tangan memlk art nama yang dtulskan secara khas dengan tangan oleh orang tu sendr. Tanda tangan adalah sebuah bentuk khusus dar tulsan tangan yang mengandung karakter khusus dan bentuk-bentuk tambahan yang serng dgunakan sebaga bukt verfkas denttas seseorang. Sebagan tanda tangan dapat dbaca, namun banyak pula yang tdak dapat dbaca (unreadable). Kendat demkan, sebuah tanda tangan dapat dtangan sebaga sebuah ctra sehngga dapat dkenal dengan menggunakan aplkas pengenalan pola pada pengolahan ctra. 2.2 Perceptron Model jarngan perceptron dtemukan oleh Rosenbalt (1962) dan Mnsky Paper (1969). Jarngan terdr dar beberapa unt masukan (dtambah sebuah bas), dan memlk sebuah unt keluaran. Hanya saja fungs aktvas bukan merupakan fungs bner (atau bpolar), tetap memlk kemungknan nla -1, 0 atau 1. Algortma pelathan perceptron adalah sebaga berkut : 1. Insalsas semua bobot pemahaman dan bas (umumnya w =b=0). Tentukan laju pemahaman (α). Untuk penyederhanaan basanya α dber nla = Selama ada elemen vektor masukan yang respon unt keluaraannya tdak sama dengan target, lakukan : a. Set aktvas unt masukan x = s (=1,...,n) b. Htung respon unt keluaran : net = x w b y f (net) jka net > θ jka θ net θ jka net < -θ c. Perbak bobot pola yang mengandung kesalahan (y t) menurut persamaan : w (baru) = w (lama) + w ( = 1,...,n) dengan w = α t x b (baru) = b (lama) + b dengan b = α t Ada beberapa hal yang perlu dperhatkan dalam algortma tersebut : a. Iteras dlakukan hngga semua pola memlk keluaran jarngan yang sama dengan targetnya (jarngan sudah memaham pola). b. Pada langkah (2c), perubahan bobot hanya dlakukan pada pola yang mengandung kesalahan (keluaran jarngan target). Perubahan tersebut merupakan hasl kal unt masukan dengan target dan laju pemahaman. Perubahan bobot hanya akan terjad kalau unt masukkan 0

3 3 c. Kecepatan teras dtentukan pula oleh laju pemahaman (α dengan 0 α 1) yang dpaka. Semakn besar harga α, semakn sedkt teras yang dperlukan. Akan tetap jka α terlalu besar, maka akan merusak pola yang sudah benar sehngga pemahaman menjad lambat. Untuk proses dentfkas perceptron dlakukan cara sebaga berkut : 1. Set aktvas unt masukan x = s (=1,...,n) 2. Htung respon unt keluaran : net = x w b 3. Bandngkan dengan threshold, apabla net > threshold maka pola dkenal, sebalknya jka net < threshold maka pola tdak dkenal. 2.3 Prncpal Component Analyss PCA merupakan metode untuk mengambl cr pentng dar sekumpulan data set dengan mereduks data tersebut menjad data yang otonormal dan tdak salng berkoleras. Sasaran PCA adalah menangkap varas total dan menjelaskan dengan varabel lebh sederhana. Dengan varabel n, cr yang khusus dar sekumpulan data tersebut dapat dgambarkan dengan lebh bak. Proses pada PCA : 1. Normalsas Input Hal pertama yang harus dlakukan adalah memasukkan pxel tap mage ke dalam matrks. Sstem penympanannnya adalah dengan memasukkan semua kolom dalam satu bars sampa habs dahulu, baru kemudan pndah ke kolom pada bars berkutnya. Msalkan ada m mage yang masngmasng berdmens 100x100= pxels. Maka matrks baru yang mempresentaskan mage tranng tersebut berdmens jumlah mage bars x kolom. 2. Mencar Covarance Matrks Setelah data dar setap pxel dmasukkan, kemudan rata-rata dar matrk u dapat dcar. Langkah pertama adalah mencar jumlah total dar setap matrks u, kemudan drata-ratakan dengan dbag kemudan semua pxel pada bars tu dkurang dengan rata ratanya. m 1 u u k m, 1 k 1 Semua varas yang memungknkan dperoleh dar perpasangan vektor kolom dnyatakan sebaga covarance matrks. Covarance matrks ddapat dengan cara mengalhkan matrks u dengan transpose-nya. Matrks baru yang dhaslkan bedmens jumlah mage bars x jumlah mage kolom. C u T * u 3. Mencar EgenValue Dan EgenVector Setelah matrks covarance dhtung, langkah berkutnya adalah mencar egen value dan egen vector dengan menggunakan metode jacob. Egen value yang ddapat durutkan mula yang terbesar sampa yang terkecl, dan egen vector yang bersesuaan dengan egen value tersebut juga durutkan. Egen value yang dhaslkan merupakan matrks satu dmens sebanyak jumlah ctra tranng. Sedangkan matrks egen vector yang dhaslkan merupakan matrks berdmens jumlah mage bars x jumlah mage kolom. Dmana Jacob: Adalah sebuah operas yang ddesan untuk mengenolkan elemen-elemen d luar dagonal utama matrks. Transformas yang dlakukan tdak langsung menghaslkan nol, akan tetap jka transformas berturut-turut dlakukan maka akan menghaslkan nla d luar dagonal utama yang semakn kecl atau semakn mendekat nol. Untuk mencar egen value, dgunakan rumus : Dmana nla λ adalah nla egen value. Q t 1 AQ= 0 0 2

4 4 Secara umum Q adalah : 2aj Dmana tan2θ = a a jj a11 a12 cos sn Msalkan A =, maka Q = a21 a 22 sn cos cos sn a Q t 11 a12 cos sn AQ = sn cos a21 a 22 sn cos a12 Maka tan2θ = a a Setelah egen value dperoleh, maka dapat dlakukan pencaran egen vector dengan menggunakan rumus: λi-a Dmana I adalah matrks denttas Egenface PCA Matrks egenface dhtung dengan cara mengalkan matrks u dengan matrks egenvector dan dengan satu dbag akar egenvalue-nya. Egenface u * egenvector 5. Ekstraks Cr Ekstrakcr egenface T Untuk proses dentfkas, dlakukan proses ekstraks cr dengan rumus yang sama, dengan nla egenface nya merupakan nla egenface yang ddapat dar proses pelathan. 3. Perancangan 3.1 Flowchart Flowchart adalah penggambaran secara grafs dar langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dar suatu program. Flowchart menolong analss dan programmer untuk memecahkan masalah ke dalam segmen-segmen yang lebh kecl dan menolong dalam menganalss alternatf-alternatf lan dalam pengoperasan (Mrrfan, 2010). 11 u 22

5 Flowchart PCA Mula Normalsas Input Car Rata-rata Ekstraks Nla Rata-rata Car Matrks Covaran Jacob Car EgenValue Dan Egenvector Car Egenface Car Nla Ekstraks Cr Hasl Ekstraks Cr Selesa Gambar 3.3 Flowchart PCA

6 Flowchart Perceptron

7 7 3.2 Tabel Tabel 5.1 Tabel Tanda Tangan Tanda Tangan ID Nama Lebar Sample Tngg Sample Bobot Perceptron Bas Perceptron Jml_egen Egenface Prmary key untuk tanda tangan Nama tanda tangan Ukuran Lebar Ctra Ukuran Tngg Ctra Bobot Ctra Hasl Pembelajaran Bas Ctra Hasl pembelajaran Jumlah Egen Egenface 4. Hasl dan Pembahasan 4.1 Tamplan Awal Aplkas Gambar 4.1 Tamplan Awal Aplkas Pengenalan Ctra Tanda Tangan Pada halaman n terdapat dua button. Button pembelajaran mengarahkan ke form pembelajaran yang dgunakan untuk melakukan pembelajaran terhadap ctra tanda tangan, berupa fle gambar. Button Identfkas mengarahkan ke form dentfkas yang dgunakan untuk melakukan dentfkas terhadap ctra tanda tangan. a. Tamplan Form Pembelajaran

8 8 Gambar 4.2 Tamplan Form Pembelajaran b. Tamplan Form Identfkas Gambar 4.3 Tamplan Hasl Identfkas Tanda Tangan 4.2 Metode Pengujan Aplkas n dlakukan pengujan terhadap ctra lath dan ctra dentfkas. Pada ctra lath dlakukan pengujan terhadap tanda tangan yang akan d uj keaslannya. Sesua dengan metode pengujan yang telah dlakukan, berkut data hasl perbandngan yang ddapat : 1. Menghtung lama proses pembelajaran untuk data 100 x 100 pxel dengan jumlah data sebanyak lma, sepuluh dan lmabelas. 2. Menghtung lama proses pembelajaran untuk data 200 x 200 pxel dengan jumlah data sebanyak lma, sepuluh dan lmabelas. 3. Menghtung persentase kecocokan data lath dan data uj untuk data ctra yang berukuran 100 x 100 dengan jumlah data lath lma, sepuluh dan lmabelas. 4. Menghtung persentase kecocokan data lath dan data uj untuk data ctra yang berukuran 200 x 200 dengan jumlah data lath lma, sepuluh dan lmabelas. 5. Menguj apakah aplkas membantu pengguna dalam pengenalan terhadap suatu tanda tangan (Kusoner). Sesua dengan metode pengujan yang telah dlakukan, berkut data hasl yang ddapat : 1. Pengujan I : lama proses pembelajaran untuk data 100 x 100 pxel dengan jumlah data sebanyak lma, sepuluh dan lmabelas. Tabel 4.1 Tabel Waktu Pembelajaran ctra 100 x100 Ukuran Jumlah Data Waktu 100 x ,08 detk

9 9 100 x ,60 detk 100 x ment 16,73 detk 2. Pengujan II : lama proses pembelajaran untuk data 200 x 200 pxel dengan jumlah data sebanyak lma, sepuluh dan lmabelas. Tabel 4.2 Tabel Waktu Pembelajaran Ctra 200 x200 Ukuran Jumlah Data Waktu 200 x ment 0,22 detk 200 x ment 37,79 detk 200 x Not respondng 3. Pengujan III : Persentase kecocokan data lath dan data uj untuk data ctra yang berukuran 100 x 100 dengan jumlah data lath lma, sepuluh dan lmabelas Tabel 4.3 Tabel Kecocokan Ctra 100 x 100 dengan lma sample Ukuran Jumlah Data Lath Percobaan Ke- Cocok/ tdak 100 x cocok 2 cocok 3 tdak 4 tdak 5 cocok Analsa dar pengujan table 4.3 adalah : Hasl : h = 3 5 x 100 % = 60 % x 100% 40% cocok 60% tdak Gambar 4.4 Grafk Hasl Analsa Dar Pengujan Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel Kecocokan Ctra 100 x 100 dengan sepuluh sample Ukuran Jumlah Data Lath Percobaan Ke- Cocok/ tdak 100 x cocok 2 cocok 3 cocok 4 tdak 5 tdak Analsa dar pengujan table 4.4 adalah : Hasl : h x 100%

10 10 = 3 5 x 100 % = 60 % 40% cocok 60% tdak Gambar 4.5 Grafk Hasl Analsa Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel Kecocokan Ctra 100 x 100 dengan lmabelas sample Ukuran Jumlah Data Lath Percobaan Ke- Cocok/ tdak 100 x cocok 2 cocok 3 cocok 4 tdak 5 cocok Analsa dar pengujan table 4.5 adalah : Hasl : h = 4 5 x 100 % = 80 % x 100% 20% 80% cocok tdak Gambar 4.6 Grafk Hasl Analsa Pengujan Tabel Pengujan IV : Persentase kecocokan data lath dan data uj untuk data ctra yang berukuran 100 x 100 dengan jumlah data lath lma, sepuluh dan lmabelas. Tabel 4.6 Tabel Kecocokan Ctra 200 x 200 dengan lma sample Ukuran Jumlah Data Lath Percobaan Ke- Cocok/ tdak 200 x cocok 2 tdak 3 cocok 4 tdak 5 cocok

11 11 Analsa dar pengujan table 4.6 adalah : Hasl : h = 3 5 x 100 % = 60 % x 100% 40% cocok 60% tdak Gambar 4.7 Grafk Hasl Analsa Dar Pengujan Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel Kecocokan Ctra 200 x 200 dengan sepuluh sample Ukuran Jumlah Data Lath Percobaan Ke- Cocok/ tdak 100 x cocok 2 cocok 3 cocok 4 cocok 5 tdak Analsa dar pengujan table 4.7 adalah : Hasl : h = 4 5 x 100 % = 80 % x 100% 20% 80% cocok tdak Gambar 4.8 Grafk Hasl Analsa Pengujan Tabel 4.7 Untuk ctra berukuran 200 x 200 dengan jumlah sample 15 tdak dapat dhtung, karena pada proses pelathan aplkas tdak dapat melakukan proses / not respondng. 5. Pengujan V : Apakah aplkas membantu pengguna dalam pengenalan terhadap suatu tanda tangan (Kuesoner). Kuesoner dberkan kepada 20 orang responden yang merupakan pengguna acak. Kuesoner n terdr dar kuesoner dar seg Interaks Manusa Komputer (IMK) dan manfaat dar aplkas. Berkut panduan untuk pengguna dalam menjawab kuesoner:

12 12 Tabel 4.8 Keterangan Kusoner Sangat Tdak Setuju (STS) Tdak Setuju (TS) Netral (N) Setuju (S) Sangat Setuju (SS) Dsedakan 5 pertanyaan tentang perpaduan warna web, aplkas yang user frendly, pemahaman user pada saat menggunakan aplkas dan penlaan manfaat dar aplkas. Hasl kuesoner adalah sebaga berkut: 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% STS TS N S SS Gambar 4.1 Hasl Kuesoner Aplkas user frendly Fungs berjalan dengan lancar Membantu dalam proses pengenalan tanda tangan Kemudahan dalam menjalan aplkas Tamplan keseluruhan yang menark dan nteraktf Persentas untuk pernyataan bahwa aplkas n memlk tamplan yang user frendly, 0% responden menyatakan sangat tdak setuju, 5% responden tdak setuju, 30% responden netral, 65% responden setuju, dan 0% responden menyatakan sangat setuju. Persentas untuk pernyataan bahwa aplkas memlk fungs yang berjalan dengan lancar, 0% responden menyatakan sangat tdak setuju, 0% responden tdak setuju, 30% responden netral, 70% responden setuju, dan 0% responden menyatakan sangat setuju. Persentas untuk pernyataan bahwa aplkas membantu dalam proses pengenalan tanda tangan, 0% responden menyatakan sangat tdak setuju, 0% responden tdak setuju, 40% responden netral, 50% responden setuju, dan 10% responden menyatakan sangat setuju. Persentas untuk pernyataan bahwa aplkas memlk kemudahan ketka djalankan, 0% responden menyatakan sangat tdak setuju, 0% responden tdak setuju, 60% responden netral, 40% responden setuju, dan 0% responden menyatakan sangat setuju. Persentas untuk pernyataan bahwa aplkas memlk tamplan keseluruhan yang menark dan nteraktf, 0% responden menyatakan sangat tdak setuju, 0% responden tdak setuju, 75% responden netral, 25% responden setuju, dan 0% responden menyatakan sangat setuju. Tabel 4.1 Nla hasl kuesoner Pertanyaan Nla Aplkas n user frendly sehngga tdak sult dgunakan yang mash awam Seluruh fungs yang terdapat dalam aplkas berjalan dengan bak, sepert proses pelathan, proses demtfkas dan lan sebaganya Aplkas n membantu dalam proses pengenalan tanda tangan Kemudahan dalam menjalankan aplkas pengenalan tanda tangan % % % %

13 13 Tamplan dan keseluruhan aplkas sudah nteraktf dan menark % Dar nla yang ddapat maka dapat danalsa bahwa: 1. Tamplan aplkas user frendly. 2. Fungs fungs pada aplkas berjalan dengan bak. 3. Aplkas membantu pengguna untuk proses pengenalan tanda tangan. 4. Mudah dalam menjalankan aplkas pengenalan tanda tangan. 5. Penlaan aplkas secara keseluruhan bak 4.3 Analsa dan Evaluas Berdasarkan hasl pengujan-pengujan yang dlakukan, dapat danalsa bahwa: 1. Ukuran ctra dan jumlah ctra yang dlath mempengaruh dalam kecepatan pada proses pelathan. Semakn besar ukuran ctra dan semakn banyak jumlah ctra yang dlath maka proses pelathan akan lebh lambat. 2. Jumlah ctra yang dlath mempengaruh besar persentase kecocokan pada proses dentfkas. 3. Pada ctra 200 x 200 pxel dengan jumlah ctra yang dlath lma belas, aplkas terhent/ not respondng dkarenakan data yang dproses terlalu besar. 4. Aplkas dapat membantu pengguna dalam proses pengenalan tanda tangan. 5.1 Kesmpulan Setelah dlakukan beberapa pengujan, dapat dsmpulkan bahwa: 1. Ukuran dan jumlah data mempengaruh keefektfan dar program. 2. PCA dapat dkombnaskan dengan perceptron untuk proses pengenalan tanda tangan. 3. Aplkas dapat dgunakan untuk membantu pengguna dalam proses pengenalan suatu tanda tangan. 4. Semakn banyak data dan semakn besar ukuran pxel dar ctra lath, maka semakn lama juga waktu yang dperlukan untuk proses pelathan. 5. Aplkas n tdak dapat berjalan jka data dproses berukuran 200 x 200 pxel dengan lma belas sample. 5.2 Saran Untuk mendapatkan hasl yang lebh maksmal, dsarankan : 1. Dalam melakukan proses data lath, aplkas n dsarankan untuk lebh dkembangkan lag dengan metode yang sama agar dapat melakukan proses dentfkas dengan cepat dan bak untuk data lath yang lebh banyak dan ukuran pxel yang lebh besar. 2. Aplkas dapat dmodfkas dengan menambahkan metode JST lannya, sehngga dapat danalsa dan dketahu metode pengenalan pola yang terbak. 6. Daftar Pustaka Adry Pengenalan Wajah Dengan Metode Backprogaton network dan Prncpal Component Analyss. Petra Chrstan Unversty Lbrary. URL : /junkpe/s1/elkt/2003/junkpe-ns-s saraf-chapter2.pdf Mus, Saludn Teknk Jarngan Syaraf Truan. Yogyakarta : Graha Ilmu Patel, Vthal A Numercal Analyss. Harcourt Brace College Publsher.

14 14 Qur an, Dfla Yustsa dan Safrna Rosmalnda Jarngan Syaraf Truan Leranng Vector Quanttazaton Untuk Aplkas Pengenalan Tanda Tangan. Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas URL : Sarbn Perbandngan Beberapa Metode Egen dengan PCA Proses Pada Pengenalan Wajah Menggunakan JST Propagas Balk Standar. E-ILKOM. Sholeh, Alfn Pengembangan Sstem Pengenalan Wajah 2D Dengan Implementas Algortma Egenface Dan Manhattan Dstance. Unverstas Penddkan Indonesa. Sang, Jong Jek Jarngan Syaraf Truan & Pemgrogramannya Menggunakan MATLAB. Yogyakarta : And. Sutojo, T dan Edy Mulyanto dan Vncent Suhartono Kecerdasan Buatan. Yogyakarta : And.

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean Matematka Egenface Menggunakan Metrk Eucldean 6 Ben Utomo Sekolah ngg eknolog Bontang, Indonesa Abstract Salah satu sstem pengenalan wajah (face recognton) adalah metode egenface. Metode n bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA Suharto Jat Santoso *, Bud Setyono **, R. Rzal Isnanto ** Abstrak - Selama n pengenalan jens kan pada

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN AALISIS KEMIRIPA POLA CITRA DIGITAL MEGGUAKA METODE EUCLIDEA Eus St ur Asyah1), Abdul Hayat2), Puspa Wdant3), Shnta Yulnda Prasetya4), Helm Iskandar5) 1), 2 ), 3) Komputersas Akuntans AMIK Raharja Informatka

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Menggunakan Pseudo-2D Hidden Markov Model

Pengenalan Wajah Menggunakan Pseudo-2D Hidden Markov Model Pengenalan Wajah Menggunakan Pseudo-2D Hdden Markov Model Anak Agung Gde Agung 1, Fazmah Arf Yulanto 2, Warh Maharan 3 1 Program Stud Komputersas Akuntans Polteknk Telkom, Bandung 2,3 Fakultas Teknk Informatka,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fungsi f(x,y), dimana x dan y merupakan spatial koordinat, dan tingkatan aplitude

BAB 2 LANDASAN TEORI. fungsi f(x,y), dimana x dan y merupakan spatial koordinat, dan tingkatan aplitude BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ctra Menurut Gonzales (2004, p1) Ctra bsa djelaskan sebaga 2 dmens dar fungs f(x,y), dmana x dan y merupakan spatal koordnat, dan tngkatan apltude pada poss n dsebut dengan ntenstas

Lebih terperinci

Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagation Berbasis Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagation Berbasis Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA) Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagaton Berbass Ekstraks Ftur Prncpal Component Analyss (PCA) Rma Tr Wahyunngrum 1, Rza Mashta Wat 2, Aer Rachmad 3 Program Stud Teknk Informatka, Unverstas Trunojoyo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Semnar Nasonal Sstem dan Informatka 2007; Bal, 6 November 2007 PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Nur Hasanah ) Istkhomah 2) Taufq Hdayat 3) Sr Kusumadew 4) Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA VIOLA JONES DALAM PENERAPAN COMPUTER VISION

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA VIOLA JONES DALAM PENERAPAN COMPUTER VISION FCE RECOGTO MEGGUK METODE LGORTM VOL JOES DLM PEERP COMPUTER VSO Pareza lam Jusa, S.Kom, M.Kom STKOM Dnamka Bangsa Jamb,Teknk nformatka E-mal: parezaalam@stkom-db.ac.d BSTRK Deteks wajah merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM ANALISA CT SCAN TUMOR OTAK BELIGNA

PENGENALAN POLA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM ANALISA CT SCAN TUMOR OTAK BELIGNA PENGENALAN POLA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM ANALISA CT SCAN TUMOR OTAK BELIGNA Mke Susmkant Pusat Pengembangan Informatka Nuklr BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Gd. 71, Serpong, Tangerang Emal : mke@batan.go.d

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya A : Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Gregora Aryant Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Oleh : Gregora Aryant Program Stud Penddkan Matematka nverstas Wdya Mandala Madun aryant_gregora@yahoocom Abstrak

Lebih terperinci

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN Hendra Bunyamn Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Unverstas Krsten Maranatha

Lebih terperinci

RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN

RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN Erfant Fatkhyah Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr, Insttut Sans & Teknolog AKPRIND Yogyakarta Emal: erfunthye@yahoocod

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

b. Tentukan eigenket-eigenket dari sistem tersebut sebagai kombinasi linier dari 1 dan 2

b. Tentukan eigenket-eigenket dari sistem tersebut sebagai kombinasi linier dari 1 dan 2 Solus UTS Mekanka Kuantum Program Stud S Fska Tanggal ujan: 6 Oktoer 7 Dosen: Muhammad Azz Majd, Ph.D. Assten: Ahmad Syahron, S.S. Soal Hamltonan seuah sstem -keadaan two states system dnyatakan dengan

Lebih terperinci

Metode Ekstraksi Data Untuk Pengenalan Huruf Dan Angka Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Buatan Propagasi Balik

Metode Ekstraksi Data Untuk Pengenalan Huruf Dan Angka Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Buatan Propagasi Balik Porceedng of Semanr on Intellgent Technology and Its Applcatons (SITIA 2002) Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, Surabaya, May 7 th, 2002 Metode Ekstraks Data Untuk Pengenalan Huruf Dan Angka Tulsan Tangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 9 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Bab n bers penjelasan mengena langkah-langkah perhtungan serta prosedurprosedur yang dgunakan untuk menemukan solus atas rumusan masalah pada Bab. Dalam bab n juga akan dtamplkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kamus Buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, basanya dsusun menurut abjad berkut keterangan tentang makna, pemakaan, atau terjemahannya, kamus juga dsebut buku yang memuat

Lebih terperinci

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE M. Fachrurroz, M.T. 1, Nov Yuslan, M.T. 2 1,2 Jurusan Teknk Informatka Fakultas Ilmu Komputer, Unverstas Srwjaya 1 obetsobets@gmal.com,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi) 0 Oktober 206 Analtk Data Tngkat Lanut (Regres) Imam Cholssodn mam.cholssodn@gmal.com Pokok Bahasan. Konsep Regres 2. Analss Teknkal dan Fundamental 3. Regres Lnear & Regres Logstc (Optonal) 4. Regres

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan) APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Stud Kasus Pengenalan Karakter Tulsan Tangan) Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Multmeda 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februar 2016 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci