Wisnu Ananta Kusuma, Irman Hermadi, Ardiansyah 1. Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor 2 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Wisnu Ananta Kusuma, Irman Hermadi, Ardiansyah 1. Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor 2 ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS METODE ANALOGY BASED ESTIMATION UNTUK PERKIRAAN BIAYA PERANGKAT LUNAK Wsnu Ananta Kusuma, Irman Hermad, Ardansyah 1 Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematka dan IPA, Insttut Pertanan Bogor 2 Mahasswa Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematka dan IPA, Insttut Pertanan Bogor ABSTRAK Dalam proses pengembangan perangkat lunak, perkraan baya merupakan hal yang sangat pentng. Beberapa metode perkraan baya perangkat lunak telah dkembangkan selama beberapa tahun terakhr. Pada peneltan n, metode yang dgunakan untuk memperkrakan baya perangkat lunak adalah analogy based estmaton. Peneltan n bertujuan menganalss knerja metode analogy based estmaton dan mengupayakan perbakan yang dapat menngkatkan knerjanya. Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah kelompok data COCOMO 81 dan msson plannng NASA. Acuan ukuran knerja yang dgunakan adalah Magntude of Relatve Error (MRE), mean MRE (MMRE), medan MRE (MdMRE), nla MRE maksmal (max MRE), nla MRE mnmal (mn MRE), dan standar devas MRE (SDMRE). Pengujan dlakukan dengan menggunakan atrbut ukuran perangkat lunak/lnes of code (LOC), menggunakan atrbut cost drver, dan menggunakan atrbut LOC dan cost drver sekalgus. Hasl pengujan menunjukkan bahwa knerja terbak dhaslkan oleh pengujan yang menggunakan LOC. Pada kelompok data COCOMO 81, pengujan dengan ukuran menghaslkan nla MMRE sebesar 198,121% MdMRE sebesar 79,283%, max MRE sebesar 1.286,170%, mn MRE sebesar 1,563%, dan SDMRE sebesar 261,318%. Pada kelompok data msson plannng NASA, pengujan dengan ukuran menghaslkan nla MMRE sebesar 67,781%, MdMRE sebesar 67,055%, max MRE sebesar 190,952%, mn MRE sebesar 7,639%, dan SDMRE sebesar 49,608%. dan pred(25) terbak sebesar 38,889%. Modfkas pada metode analogy based estmaton dlakukan dengan penerapan perngkat pada perhtungan jarak antar proyek. Hasl pengujan menunjukkan bahwa knerja metode analogy based estmaton menjad lebh bak dengan penerapan perngkat. Pengujan pada kelompok data COCOMO 81 menghaslkan nla MMRE sebesar 81,678%, MdMRE sebesar 55,696%, max MRE sebesar 445,745%, mn MRE sebesar 1,923%, dan SDMRE sebesar 91,327%. Pengujan pada kelompok data msson plannng NASA menghaslkan nla MMRE sebesar 41,298%, MdMRE sebesar 37,500%, max MRE sebesar 100,000%, mn MRE sebesar 0,000%, dan SDMRE sebesar 29,297%. Kata kunc: Perkraan Baya Perangkat Lunak, Analogy Based Estmaton, Perngkat PENDAHULUAN Latar Belakang Perkraan baya perangkat lunak sangat pentng dalam pengembangan perangkat lunak. Perkraan yang terlalu kecl dar baya aktualnya akan mengakbatkan perangkat lunak yang dhaslkan berkualtas rendah. D ss lan, perkraan yang terlalu besar dar baya aktualnya akan mengakbatkan pemborosan sumber daya yang dgunakan. Untuk membuat perkraan baya perangkat lunak yang akurat, beberapa metode pemodelan perkraan telah dlakukan dan dkembangkan selama beberapa tahun terakhr n. Analogy-based estmaton adalah salah satu metode perkraan baya perangkat lunak. Metode n memanfaatkan data dar proyek yang telah ada secara langsung dan menghtung jarak antara setap data. Metode n memlk beberapa kelebhan, yatu sederhana, dan dapat cepat dmplementaskan (Al-Sakran 2006). Menurut Schofeld dan Shepperd (1996), metode n tdak memerlukan hubungan statstkal untuk djalankan, dan mudah untuk dmengert. Pada peneltan yang dlakukan oleh Schofeld dan Shepperd (1996), dtemukan bahwa penggunaan nla rataan baya pada dua buah proyek sebaga estmas menghaslkan knerja yang lebh bak. Pada peneltan tu, knerja yang dhaslkan oleh metode analogy based estmaton mengunggul metode - metode pemodelan algortmk. Pada tahun 2001, Idr et al. menggabungkan konsep fuzzy ke dalam metode analogy based estmaton untuk menangan data kategorkal. Peneltan yang dlakukan oleh Idr et al. tersebut

2 2 berhasl menngkatkan knerja dar metode analogy based estmaton. Pada peneltan kal n juga akan dgunakan metode analogy based estmaton untuk perkraan baya perangkat lunak. Dharapkan dapat dtemukan de baru dalam perhtungan jarak sehngga dua proyek dengan jarak atrbut terdekat mempunya baya yang dekat pula dengan baya proyek uj. Tujuan Tujuan dar peneltan n adalah menganalss knerja metode analogy-based estmaton pada perkraan baya perangkat lunak. Peneltan n juga dharapkan dapat mengusulkan modfkas metode tersebut. Ruang Lngkup Ruang lngkup peneltan n adalah sebaga berkut : 1. Data yang dgunakan untuk pengujan metode analogy-based estmaton adalah kelompok data COCOMO 81 dan msson plannng NASA 2. Baya perkraan dtentukan oleh nla rataan baya dar dua buah proyek dengan jarak terdekat. Manfaat Peneltan n dharapkan dapat memberkan manfaat berupa nformas knerja metode analogy based estmaton untuk perkraan baya perangkat lunak. Hasl dan saran peneltan dapat djadkan sebaga pembandng dan pembuka jalan untuk peneltan yang lebh lanjut. TINJAUAN PUSTAKA Perkraan Baya Perangkat Lunak Perkraan baya perangkat lunak adalah proses mempredks baya yang dperlukan dalam pengembangan sstem perangkat lunak (Leung 1990). Menurut Salu (2003), perkraan baya perangkat lunak mengacu pada predks jumlah baya, waktu, dan staffng yang dperlukan untuk membangun sstem perangkat lunak. Banyak pemodelan perkraan baya perangkat lunak yang berdasar pada ukuran perangkat lunak tu sendr. Menurut Leung (1990), beberapa standar penghtungan ukuran suatu perangkat lunak adalah sebaga berkut : - Lnes of code, yatu pengukurannya berdasarkan banyaknya bars yang ada pada source code-nya. Komentar dan bars kosong tdak dkutkan dalam pengukuran. - Functon pont, yatu pengukurannya berdasarkan fungsonaltas dar program. Perkraan baya perangkat lunak dapat dklasfkaskan menjad metode pemodelan algortmk dan pemodelan non-algortmk. Pemodelan algortmk dturunkan dar analss statstkal dar data proyek terdahulu (Salu 2003). Contoh pemodelan algortmk yatu model lnear, model multplkatf, dan model power-functon. D lan phak, contoh metode pemodelan non-algortmk yang ada yatu expert judgement, Parknson s law, dan prce to wn Analogy Based Estmaton Proses dalam analogy based estmaton adalah karaktersas dar setap proyek yang akan destmas, mencar proyek yang serupa yang telah dketahu bayanya, dan menggunakan baya tersebut sebaga estmas (Rntala et al. 2001). Prnsp dasar dar metode n adalah bahwa proyek yang serupa mempunya baya yang serupa (Idr et al. 2001). Proyek analog dapat dcar dengan menggunakan persamaan jarak Eucldean n- dmens d mana setap dmens mewakl satu atrbut. Nla setap dmens dnormalsas sehngga memberkan kontrbus yang sama dalam proses pencaran proyek analog (Schofeld dan Shepperd 1996). Persamaannya adalah sebaga berkut : δ ( a a ) + ( b b ) ( z z E= )...(1) d mana E adalah jarak Eucldean, serta a,b,dan z adalah atrbut proyek 1 dan 2 yang sudah dnormalsas. Selsh/jarak antar atrbut pada persamaan 1 tdak dapat dterapkan pada data bertpe kategorkal sepert very low-low- hgh atau small-large. Untuk jarak antar atrbut yang bertpe kategorkal, dgunakan persamaan sebaga berkut (Brand et al. 1999): ( P P ) k jk 0, = 1, jka k kategorkal jka k kategorkal dan dan Pk = Pjk..(2) P P d mana k adalah atrbut proyek, jarak(p,p j ) adalah jarak dar proyek dengan proyek j, n adalah jumlah atrbut proyek, dan δ(p k,p jk ) adalah jarak atrbut proyek dengan proyek j. Proyek yang memlk jarak terkecl akan dplh sebaga proyek analog yang djadkan dasar untuk perkraan baya proyek baru. k jk

3 3 Cost Drver (CD) Cost drver (CD) adalah faktor-faktor tambahan yang mempengaruh baya dalam pengembangan perangkat lunak ( Salu 2003 ). Daftar CD dapat dlhat pada Tabel 1. Tabel 1 Daftar CD ( Salu 2003) Kategor CD Smbol Produk Keandalan perangkat lunak Rely Platform Personl Proyek Ukuran data Komplekstas produk bass Batasan waktu eksekus Batasan tempat penympanan utama Mesn vrtual Waktu turnaround komputer Kemampuan anals Pengalaman dalam aplkas Kemampuan programmer Pengalaman dalam mesn vrtual Pengalaman dalam bahasa pemrograman Penggunaan program modern Penggunaan peralatan perangkat lunak Data Cplx Tme Stor Vrt Turn Acap Aexp Pcap Vexp Lexp Modp Tool Kategor CD Smbol Jadwal pengembangan yang dperlukan Sced Model Pengembangan Ada tga macam model pengembangan dalam perkraan baya perangkat lunak, yatu (NASA 2005) : 1. Organk Dalam model organk, perangkat lunak dkembangkan oleh tm kecl yang terdr dar orang-orang yang berpengalaman dalam sstem terkat. 2. Semdetached Model pengembangan semdetached merepresentaskan tngkat pertengahan d antara organk dan embedded. 3. Embedded Faktor utama yang membedakan model embedded dengan model lannya adalah perlunya doperaskan dengan batasan yang ketat. Evaluas Model Perkraan Baya Perangkat Lunak Standar untuk evaluas model perkraan baya perangkat lunak adalah Magntude of Relatve Error (MRE) (Brand et al. 1998). baya aktual baya estmas MRE = baya aktual...(3) MRE dhtung untuk setap pengujan yang bayanya telah dperkrakan. Agregat nla MRE pada banyak pengujan, msal N, dapat dperoleh melalu Mean MRE (MMRE) (Brand et al. 1998). 1 MMRE = N baya aktual baya estmas baya aktual...(4) Nla MMRE senstf pada pengujan ndvdual yang memlk MRE yang sangat besar. Untuk tu, agregat yang tdak senstf pada nla penclan besar perlu dgunakan, yatu medan dar MRE pada N pengujan (MdMRE) (Brand et al. 1998). Pengukuran lannya adalah MRE mnmal (mn MRE), MRE maksmal (max MRE), dan standar devas MRE (SDMRE) (Idr et al. 2001).

4 4 METODE PENELITIAN Kerangka Pemkran Peneltan n terdr atas beberapa langkah sepert yang dtunjukkan oleh skema peneltan pada Gambar 1. Gambar 1. Skema Peneltan Pengumpulan data Data yang dpaka pada peneltan n adalah kelompok data COCOMO 81 dan msson plannng NASA yang ddapat dar stus promse repostory. Kelompok data n terdr dar 17 atrbut, yatu 15 jens CD yang bertpe numerk, ukuran dar proyek dalam satuan 1000 lnes of code (KLOC), dan baya aktual proyek dalam satuan person months (PM). Kelompok data msson plannng NASA berasal dar proyek-proyek NASA dar tahun 1977 sampa Kelompok data n juga terdr dar 17 atrbut utama, yatu 15 jens CD yang bertpe kategorkal, ukuran dar proyek dalam satuan 1000 lnes of code (KLOC), dan baya aktual proyek dalam satuan person months (PM). Kelompok data n mempunya tujuh atrbut tambahan sebaga denttas proyek termasuk model pengembangan dan jens proyek yang sama. Pengujan dan Analss Pengujan metode analogy based estmaton dlakukan berdasarkan kelompok data. Pada setap kelompok data, secara bergantan akan dplh satu proyek menjad proyek uj dan ssanya menjad calon proyek analog. Atrbut yang dpaka dalam perhtungan jarak adalah ukuran perangkat lunak (LOC) dan 15 jens CD. Dua proyek yang mempunya jarak terdekat dengan proyek uj akan djadkan sebaga proyek analog. Nla perkraan baya pada proyek uj akan dambl dar rataan baya aktual pada dua proyek analog tersebut. Hasl dar pengujan akan menghaslkan perkraan besar baya yang dperlukan dalam pengembangan perangkat lunak. Untuk dapat devaluas, hasl pengujan tersebut dbandngkan dengan besar baya aktual menggunakan MRE. Setelah tu dhtung ataupun dcar nla MMRE, mn MRE, max MRE, MdMRE, dan SDMRE. Modfkas Metode Hasl analss yang dperoleh akan djadkan acuan untuk modfkas metode analogy based estmaton yang baru. Metode baru tersebut kemudan duj dan danalss dengan data dan mekansme yang sama. Perbandngan Metode Perbandngan metode analogy based estmaton dengan modfkasnya dlakukan berdasarkan nla MRE, MMRE, mn MRE, max MRE, MdMRE, dan SDMRE. Makn kecl nla - nla tersebut, maka makn bak knerja metodenya. Lngkungan pengembangan Perangkat lunak yang dgunakan dalam peneltan n adalah sebaga berkut : Mcrosoft Wndows XP 2003 Mcrosoft Internet Explorer 6.0 Apache MySql PHP (PHP Hypertext Preprocessor) D ss lan, perangkat keras yang dgunakan adalah sebaga berkut : PC Intel Pentum IV 2.4 GHz DDRAM 512 GB harddsk dengan kapastas 200 GB VGA GeForce 4 MX 64 MB montor VGA dengan resolus 1024x768 pxel HASIL DAN PEMBAHASAN Proses penarkan analog dlakukan dengan tga tahap, yatu membandngkan jarak LOC pada setap proyek, membandngkan jarak CD pada setap proyek,

5 5 dan membandngkan jarak LOC dan CD pada setap proyek. Sesua dengan hasl percobaan Schofeld dan Shepperd (1996), rataan baya aktual dar dua proyek yang mempunya jarak terdekat dengan proyek uj akan djadkan sebaga perkraan baya untuk proyek uj. Pengujan dan Analss Kelompok Data COCOMO 81 Kelompok data COCOMO 81 terdr atas 63 proyek. Seluruh proyek dkenakan pengujan, sehngga pada kelompok data n terdapat 63 pengujan. Karena setap atrbut pada COCOMO 81 bukan kategorkal, pengujannya dlakukan dengan menggunakan persamaan Eucldean dstance. Galat pada tap pengujan dhtung dengan menggunakan MRE. Setelah dhtung nla MRE pada seluruh pengujan, dhtung MMRE, MdMRE, max MRE, mn MRE, dan SDMRE. Grafk MRE untuk semua tahap pengujan dapat dlhat pada Gambar 2. MRE (%) Pengujan LOC CD LOC & CD Gambar 2 Grafk MRE COCOMO 81 Pada Gambar 2 terlhat bahwa nla MRE dar keseluruhan pengujan dengan LOC cenderung lebh kecl dbandng kedua tahap pengujan lannya. Hal tersebut dperkuat oleh nla rata-rata dan medan MRE dar pengujan dengan menggunakan LOC yang masng masng sebesar 198,12% dan 79,28%. Nla rata rata dan medan MRE tersebut lebh kecl jka dbandngkan rata rata dan medan MRE pada pengujan menggunakan CD, yatu 550,71% dan 105,06%, dan rata rata serta medan MRE pada pengujan menggunakan LOC dan CD sekalgus yang sebesar 492,58% dan 94,28%. Perbedaan antara nla rata rata MRE dengan nla medan MRE dsebabkan oleh terdapatnya beberapa nla penclan tngg pada pengujan menggunakan LOC yang cukup mempengaruh besarnya nla rata rata MRE. Hal yang sama terjad pada kedua tahap pengujan lannya. Bahkan dapat dlhat pada Gambar 2, penclan - penclan tngg pada kedua tahap pengujan lan jumlahnya lebh banyak dan nlanya lebh besar dbandngkan dengan penclan penclan tngg pada tahap pengujan menggunakan LOC. Nla MRE maksmal bak pada pengujan menggunakan CD maupun pada pengujan menggunakan LOC dan CD sekalgus yang besarnya 3.483,33% juga jauh lebh besar darpada nla MRE maksmal pada pengujan dengan menggunakan LOC yang besarnya 1.286,17%. Hal tersebut menyatakan bahwa pengujan menggunakan CD dan pengujan menggunakan LOC dan CD sekalgus mempunya resko yang jauh lebh besar dbandngkan pengujan menggunakan LOC. Dapat dkatakan bahwa nla MRE pada pengujan dengan menggunakan LOC lebh stabl dbandngkan dengan nla MRE pada kedua tahap pengujan lannya. Dengan nla nla MRE yang cenderung lebh kecl dan juga lebh stabl, maka dapat dsmpulkan bahwa pada kelompok data n pengujan dengan menggunakan LOC menghaslkan knerja yang palng bak d antara seluruh tahap pengujan yang telah dlakukan. Jka damat perbandngan antara grafk MRE pada pengujan yang menggunakan CD dengan grafk MRE pada pengujan yang menggunakan LOC dan CD sekalgus pada Gambar 2, terlhat jelas bahwa kedua grafk tersebut tdak jauh berbeda.

6 6 Tampaknya pada pengujan dengan menggunakan ukuran perangkat dan CD sekalgus, CD jauh lebh mempengaruh hasl pengujan darpada LOC tu sendr. Hal tersebut terjad karena CD terdr dar 15 peubah yang berbeda, sedangkan LOC hanya satu peubah. Dengan adanya normalsas dan pembobotan yang sama pada tap peubah, maka perbandngan LOC dengan CD dalam perhtungan jarak adalah satu berbandng lma belas. Perbandngan yang sangat jauh tersebut sudah menunjukkan dengan jelas betapa keclnya pengaruh dar LOC dalam perhtungan jarak. Hanya ada delapan pengujan yang membedakan antara grafk MRE pada pengujan yang hanya menggunakan CD dengan grafk MRE pad pengujan yang menggunakan LOC dan CD sekalgus. Kedelapan pengujan tersebut adalah pengujan ke-2, pengujan ke-3, pengujan ke-19, pengujan ke-21, pengujan ke-25, pengujan ke-36, pengujan ke-37, dan pengujan ke-51. Dar delapan pengujan tersebut, pengujan dengan menggunakan LOC dan CD sekalgus cenderung lebh bak darpada pengujan dengan hanya menggunakan CD. Hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran perangkat yang hanya mewakl seperlma belas bagan dar rumus perhtungan jarak mash dapat memberkan pengaruhnya pada delapan pengujan tersebut. Dapat dkatakan bahwa pada kelompok pertama n, penambahan LOC pada pengujan dengan hanya menggunakan CD tdak banyak mempengaruh hasl pengujan dan hanya ada sedkt penngkatan knerja. Namun penambahan CD pada pengujan dengan hanya menggunakan LOC justru akan membuat knerja pengujan menjad turun drasts dengan nla-nla penclan yang semakn besar. Terlhat bahwa pada pengujan dengan menggunakan LOC dan CD sekalgus, nla kelma belas CD lebh mendomnas hasl pengujan darpada satu nla LOC, padahal pengujan dengan hanya menggunakan CD sendr sangatlah buruk. Hal tulah yang menjad penyebab menurunnya knerja pengujan tersebut dbandngkan dengan pengujan yang hanya menggunakan LOC. Pengujan dan Analss Kelompok Data Msson plannng NASA Kelompok data msson plannng NASA terdr atas 18 proyek. Semua proyek pada kelompok data n mempunya jens proyek yang sama, yatu msson plannng. Semua proyek n juga memlk mode pengembangan yang sama, yatu semdetached. Dengan jens proyek dan mode pengembangan yang sama, kelompok data n telah memenuh prnsp dasar dar metode analogy-based estmaton yatu proyek yang serupa mempunya baya yang serupa. Selan tu, kesamaan pada jens proyek dan model pengembangan membuat kelompok data n juga terklasfkas lebh bak darpada kelompok data COCOMO 81 yang tdak memlk keterangan jelas mengena jens proyek maupun model pengembangannya. Atrbut CD pada kelompok n bertpe kategorkal, sedangkan LOCnya bertpe numerk. Untuk tu, pengujan n menggunakan dua persamaan berbeda, yatu persamaan kategorkal untuk CD dan persamaan Eucldean dstance untuk LOC. Galat pada tap hasl pengujan kemudan dhtung dengan menggunakan MRE. Setelah semua MRE pengujan dhtung, selanjutnya dhtung ataupun dcar nla mn MRE, max MRE, MMRE, MdMRE, dan SDMRE. Untuk grafk perbandngan MRE pada ketga tahap pengujan, dsedakan grafk MRE yang dapat dlhat pada Gambar 3.

7 7 MRE (%) Pengujan LOC CD LOC & CD Gambar 3 Grafk MRE Msson Plannng NASA Pada Gambar 3 terlhat bahwa grafk MRE pada pengujan dengan menggunakan LOC lebh stabl dbandngkan dengan grafk MRE tahap pengujan lannya. Hanya terdapat 2 nla penclan besar pada tahap pengujan tersebut d mana nla maksmalnya terjad pada pengujan ke-14. Nla MRE pada pengujan ke-14 tdak terlalu besar dbandngkan pengujan lannya, sehngga tdak terlalu merusak kestablan grafk MRE pada tahap pengujan tersebut. Hal yang berbeda dtunjukkan oleh grafk MRE pada kedua tahap pengujan lannya. Pada pengujan dengan menggunakan CD, terdapat lma nla penclan besar d mana tga d antaranya, yang terdapat pada pengujan ke-5, pengujan ke-13, dan pengujan ke-16, jauh melebh nla MRE pengujan lannya. Ketga penclan besar tersebut sangat merusak kestablan grafk MRE pada tahap pengujan tersebut. Pada pengujan dengan menggunakan seluruh atrbut, terdapat empat nla penclan besar d mana dua d antaranya, yang terdapat pada pengujan ke- 13 dan pengujan ke-16, jauh melebh nla MRE pengujan lannya. Kedua penclan besar tersebut sangat merusak kestablan grafk MRE pada tahap pengujan tersebut. Yang perlu dperhatkan pada pengujan dengan menggunakan LOC dan CD sekalgus adalah terdapatnya pengujan yang memlk nla MRE sebesar 0,00%. Nla MRE yang terjad pada pengujan ke-5 tu sangat stmewa, karena tu berart tdak ada galat sama sekal pada pengujan tersebut. Hal lan yang perlu dperhatkan adalah nla medan MRE-nya. Nla rata rata MREnya sebesar 159,09% memang lebh besar darpada nla rata rata MRE sebesar 67,78% pada pengujan menggunakan LOC, akan tetap nla medan MRE-nya sebesar 46,79% justru sedkt lebh kecl darpada nla medan MRE pada pengujan menggunakan LOC yang besarnya adalah 67,06%. Itu berart pengujan menggunakan LOC dan CD sekalgus menghaslkan lebh banyak nla MRE yang rendah. Hal tu dapat juga damat dar grafk MRE-nya pada Gambar 3. Walaupun pengujan yang menggunakan LOC dan CD sekalgus memlk lebh banyak pengujan yang nla MRE-nya kecl dbandngkan pengujan yang menggunakan LOC, namun adanya dua penclan yang sangat besar membuat knerja tahap pengujan menggunakan LOC dan CD sekalgus n mash kurang bak dbandngkan tahap pengujan menggunakan LOC. Jka damat perbandngan antara grafk MRE pada pengujan yang menggunakan LOC dan CD sekalgus dengan grafk MRE pada kedua tahap pengujan lannya pada Gambar 3, terlhat jelas bahwa grafk MRE pada tahap pengujan n memlk banyak kesamaan dengan grafk MRE pada pengujan yang menggunakan CD. Sama sepert pada kelompok data pertama, tampaknya pada pengujan dengan menggunakan ukuran perangkat dan CD sekalgus, CD jauh lebh mempengaruh hasl pengujan darpada LOC tu sendr. Hal tersebut terjad karena CD terdr dar 15 peubah yang berbeda, sedangkan LOC hanya satu peubah. Dengan adanya normalsas dan pembobotan yang sama pada tap peubah, maka perbandngan LOC dengan CD dalam perhtungan jarak adalah satu berbandng lma belas. Perbandngan yang sangat jauh tersebut sudah menunjukkan dengan jelas betapa keclnya pengaruh dar LOC dalam perhtungan jarak. Penerapan Perngkat Hasl yang dngnkan dalam pengujan n adalah penggabungan nla CD dan LOC dapat menngkatkan knerja secara keseluruhan. Untuk tu, dperlukan propors

8 8 yang tepat dalam penggabungan kedua macam atrbut tersebut. Penggunaan metode lama yang tanpa bobot atau bobotnya dsetarakan bukan merupakan solus yang tepat karena nla dar 15 jens CD lebh cenderung mendomnas. Beberapa peneltan terbaru telah menggunakan bobot berbeda pada masng-masng atrbut sepert yang dusulkan oleh Stensrud dan Myrtvet (Rntala et al. 2001). Metode tersebut memerlukan analss lebh lanjut dalam penentuan bobot masng-masng atrbut. Pada peneltan n dgunakan metode alternatf baru untuk menanggulang kelemahan metode lama. Metode n merupakan sedkt modfkas dar metode analogy based estmaton. Metode n ddasarkan dar adanya urutan kedekatan jarak pada setap proyek. Bak pada pengujan menggunakan LOC maupun CD past terdapat urutan kedekatan jarak proyek. Urutan kedekatan proyek n mengabakan besar keclnya selsh jarak antar perngkat dan antar pengujan. Dengan menerapkan perngkat sebaga ukuran penghtungan jarak, dharapkan tdak ada domnas dar atrbut tertentu sehngga penggabungan perangkat lunak dan CD dapat menghaslkan nla yang lebh bak. Prnsp penerapan perngkat pada metode analogy based estmaton adalah sebaga berkut : 1. Jarak LOC proyek uj dengan calon proyek analog dhtung secara terpsah. 2. Calon proyek analog kemudan durutkan berdasarkan jaraknya dar yang terkecl sampa yang terbesar. 3. Proyek analog dengan jarak terkecl menempat perngkat ke-1. Makn besar jaraknya, maka perngkatnya makn bertambah. 4. Penerapan perngkat juga dlakukan pada CD dengan mekansme yang sama. 5. Perngkat LOC djumlahkan dengan perngkat CD menghaslkan perngkat total. 6. Dua proyek yang memlk perngkat total terkecl dplh sebaga proyek analog. Untuk menguj knerja metode n, dgunakan kelompok data dan mekansme pengujan yang sama sepert sebelumnya agar haslnya dapat dbandngkan. Pengujan pertama dlakukan pada kelompok data COCOMO 81. Galat pada tap hasl pengujan kemudan dhtung dengan menggunakan MRE. Setelah semua MRE pengujan ddapat, selanjutnya dhtung mn MRE, max MRE, MMRE, MdMRE, dan SDMRE. Untuk membandngkan langsung knerja penerapan perngkat n dengan pengujan sebelumnya, dsedakan grafk perbandngan MRE antara penerapan perngkat dengan penggunaan perangkat lunak yang merupakan tahap pengujan terbak pada metode sebelumnya. Grafk MRE tersebut dapat dlhat pada Gambar MRE (%) Pengujan LOC Penerapan Perngkat Gambar 4 Grafk MRE LOC dan penerapan perngkat pada COCOMO 81 Pada Gambar 4 terlhat bahwa nla MRE dar pengujan dengan penerapan perngkat cenderung lebh kecl dbandng pengujan dengan LOC. Grafk MRE pada pengujan dengan penerapan perngkat juga terlhat lebh stabl dbandngkan dengan grafk MRE pada pengujan dengan menggunakan LOC. Terdapat beberapa nla penclan

9 9 tngg pada pengujan dengan penerapan perngkat. Nla-nla penclan tngg pada pengujan dengan penerapan perngkat mash lebh jauh lebh rendah dbandngkan dengan nla-nla penclan tngg pada pengujan dengan menggunakan perangkat lunak. Nla MRE maksmal pengujan dengan penerapan perngkat juga jauh lebh kecl darpada nla MRE maksmal pada pengujan dengan menggunakan LOC. Rata rata dan medan MRE pada pengujan menggunakan penerapan perngkat sebesar 81,68% dan 55,70% juga lebh kecl dbandngkan rata rata dan medan MRE pada pengujan dengan menggunakan LOC. Walaupun pada metode sebelumnya pengujan dengan menggunakan LOC mempunya resko yang lebh kecl serta knerja yang lebh bak darpada semua tahap pengujan, tahap pengujan tersebut mash kurang bak dbandngkan dengan pengujan menggunakan penerapan perngkat. Secara keseluruhan, untuk pengujan dengan menggunakan kelompok data COCOMO 81, penerapan perngkat pada metode analogy based estmaton n menunjukkan knerja yang lumayan bak. Penerapan perngkat pada metode analogy based estmaton n juga duj pada kelompok data msson plannng NASA dengan menggunakan mekansme yang sama. Galat pada tap hasl pengujan kemudan dhtung dengan menggunakan MRE. Setelah setap pengujan dhtung nla MRE, selanjutnya dhtung nla mn MRE, max MRE, MMRE, MdMRE, dan SDMRE. Untuk membandngkan langsung knerja penerapan perngkat n dengan pengujan sebelumnya, dsedakan grafk perbandngan MRE antara penerapan perngkat dengan penggunaan perangkat lunak yang merupakan tahap pengujan terbak pada metode sebelumnya. Grafk MRE tersebut dapat dlhat pada Gambar MRE(%) Pengujan LOC Penerapan Perngkat Gambar 5 Grafk MRE LOC dan penerapan perngkat pada msson plannng NASA Pada Gambar 5 terlhat bahwa nla MRE dar pengujan dengan penerapan perngkat cenderung lebh kecl dbandng pengujan dengan LOC. Grafk MRE pada pengujan dengan penerapan perngkat juga mash lebh stabl dbandngkan dengan grafk MRE pada pengujan dengan menggunakan LOC. Kedua nla penclan tngg pada pengujan menggunakan LOC terlhat sangat jelas pada grafknya d Gambar 5. Kedua nla penclan tngg tersebut lebh besar darpada nla MRE maksmal pada pengujan dengan penerapan perngkat. Sama sepert pengujan menggunakan LOC dan CD sekalgus, pengujan dengan penerapan perngkat n juga menghaslkan nla MRE sebesar 0,00% pada pengujan ke-5. Nla rata rata dan medan MRE pada pengujan dengan penerapan perngkat n merupakan yang terbak dar semua tahap pengujan yang telah dlakukan sebelumnya, yatu sebesar 41,30% dan 37,50%. Secara keseluruhan, pada pengujan dengan menggunakan kelompok data msson plannng NASA, metode penerapan perngkat n juga menunjukkan knerja yang lebh bak dar metode sebelumnya. Berkurangnya penclan dan nla MRE maksmal membuat resko perkraan baya yang terlalu berlebhan semakn berkurang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan Pada pengujan dengan metode analogy based estmaton, dapat dlhat bahwa hasl terbak pada kelompok data COCOMO 81 dtunjukkan apabla hanya dgunakan LOC dalam pengujan. Pada pengujan kelompok data COCOMO 81 menggunakan LOC, nla rata rata MRE sebesar 198,12 % dengan medan 79,28%. Pada kelompok data msson plannng NASA, nla rata rata MRE pengujan menggunakan LOC sebesar 67,78% merupakan yang terbak dar semua

10 10 tahap pengujan. Untuk medan MRE, pengujan dengan menggunakan LOC dan CD sekalgus menghaslkan nla yang terbak yatu sebesar 46,79%. Pada pengujan metode analogy based estmaton dengan penerapan perngkat, untuk kelompok data COCOMO 81 nla rata rata MRE sebesar 81,68% dan nla medannya sebesar 55,70%. Pada pengujan untuk kelompok data msson plannng NASA, nla rata rata MRE sebesar 41,30% dan nla medannya sebesar 37,50%. Secara keseluruhan, pengujan pada metode penerapan perngkat n memberkan hasl yang lebh bak darpada hasl pengujan metode sebelumnya. Saran Beberapa saran untuk peneltan selanjutnya adalah : 1. Pengujan dlakukan dengan kelompokkelompok data lan. Sebaknya semua proyek pada tap kelompok data berasal dar perusahaan yang sama. 2. Metode penerapan perngkat pada metode analogy based estmaton dapat dgabungkan dengan metode lan sepert penerapan bobot ataupun prnsp fuzzy. 3. Untuk perhtungan baya, dapat dcoba nterpolas dar beberapa baya proyek terdekat atau dterapkan pembobotan yang berbeda pada tap baya proyek terdekat. DAFTAR PUSTAKA Al-Sakran, Hasan Software Cost Estmaton Model Based on Integraton of Mult-agent and Case-Based Reasonng. Journal of Computer Scence 2. ISSN, 3: cs pdf [20 Jun 2006] Brand, Lonel. et al An Assessment and Comparson of Common Software Cost Estmaton Modelng Technques. Internatonal Software Engneerng Network Techncal Report. eer.st.psu.edu/cache/papers/cs/291 6/ SERNzSzpubzSztechncal_reportsz Szsern pdf/brand99assessment.pdf [20 Jun 2006] Idr, Al. et al Fuzzy Analogy : A New Approach for Software Cost Estmaton. Internatonal Workshop on Software Measurement. Montreal, Canada. ons/pdf/670.pdf [20 Jun 2006 ] Leung, Hareton. dan Zhang Fan Software Cost Estmaton. Departement of Computng, The Hong Kong Polytechnc Unversty. ortazar/doctorado/artculos/leunghandbook.pdf [20 Jun 2006] NASA Cost Estmatng Web Ste html Promse Software Engneerng Repostory data set postory [21 Desember 2006 ] Rntala, Ka. et al Analogy Based Estmaton n Buldng Servces. Constructon Informatcs Dgtal Lbrary content.pdf [21 Desember 2006] Salu, Moshood Omolade Adaptve Fuzzy Logc Based Framework For Software Development Effort Predcton. Kng Fahd Unversty of Petroleum & Mnerals. Shepperd, M. dan Schofeld, C Effort Estmaton usng Analogy. Proceedngs of the 18th Internatonal Conference on Software Engneerng. Berln, Germany /p170- shepperd.pdf?key1=227758&key2= &coll=&dl=ACM&CFID= &C FTOKEN= [24 Januar 2007]

PERKIRAAN BIAYA PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

PERKIRAAN BIAYA PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PERKIRAAN BIAYA PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Denny Seta, Mulyad Irman Hermad, Wsnu Ananta Kusuma 1 Dosen Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematka dan IPA,Insttut Pertanan Bogor 2 Mahasswa

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Grafik MRE NASA Project.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Grafik MRE NASA Project. 6 Gambar 3 Grafik MRE NASA Project. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian dan analisis perkiraan biaya menggunakan Intermediate COCOMO Terhadap 93 Proyek dalam NASA Project akan dilakukan pengujian. Galat pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

Implementasi Simulasi Sistem untuk Optimasi Proses Produksi pada Perusahaan Pengalengan Ikan

Implementasi Simulasi Sistem untuk Optimasi Proses Produksi pada Perusahaan Pengalengan Ikan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-236 Implementas Smulas Sstem untuk Optmas Proses Produks pada Perusahaan Pengalengan Ikan Fenk Sugarto dan Joko Lanto Bulal Jurusan Teknk Informatka,

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

Sri Indra Maiyanti, Irmeilyana,Verawaty Jurusan Matematika FMIPA Unsri. Yanti_Sri02@Yahoo.com

Sri Indra Maiyanti, Irmeilyana,Verawaty Jurusan Matematika FMIPA Unsri. Yanti_Sri02@Yahoo.com Apled Customer Satsfacton Index (CSI) and Importance- Performance Analyss (IPA) to know Student Satsfacton Level of Srwjaya Unversty Lbrary Servces Sr Indra Mayant, Irmelyana,Verawaty Jurusan Matematka

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) 1 Pengenalan Karakter Tulsan Tangan Angka dan Operator Matematka Berdasarkan Zernke Moments Menggunakan Support Vector Machne

Lebih terperinci