Dielektrika, [P-SSN ] [E-ISSN x] 1 Vol. 4, No. 1 : 1-9, Pebruari 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dielektrika, [P-SSN ] [E-ISSN x] 1 Vol. 4, No. 1 : 1-9, Pebruari 2017"

Transkripsi

1 Dielektika, [P-SSN ] [E-ISSN x] 1 Vol. 4, No. 1 : 1-9, Pebuai 217 ANALISIS TEGANGAN LEBIH INDUKSI DISEKITAR DOWN CONDUCTOR YANG TERINJEKSI ARUS PETIR (Studi Kasus Gedung STAHN GDE PUDJA MATARAM DAN GARDU HUBUNG GOMONG Induction Ovevoltage Analysis Aound The Down Conducto Injected By Lightning Cuent (Case Study STAHN Building Gde Pudja Mataam and Substation Cicuit Gomong I Wayan Sutisna1 1 ; Ni Made Seniai2 1 ; I Made Ginasa3 1 ABSTRAK Peti meupakan peistiwa listik alam yang sangat bebahaya dalam kehidupan. Sambaan peti dapat meusak objek yang disamba langsung maupun objek disekita titik sambaan peti. Disekita titik sambaan peti teinduksi medan listik (E, medan magnet (H dan tegangan lebih induksi (V ind. Objek di sekita titik sambaan yang diamati Objek I dan Objek II adalah gedung kampus STAHN Gde Pudja Mataam dan Gadu Hubung Gomong, akibat gedung Rektoat STAHN Gde Pudja tesamba peti langsung, 5, ka dan 25, 5,, 15, 2 khz. Paamete peti tesebut menghasilkan E, H dan V ind pada objek yang diamati, dengan H sesuai standa, tetapi E dan V ind tidak sesuai standa. Rekomendasi untuk penuunan E dan V ind menambahkan SPP ekstenal dengan pemasangan kondukto bentuk mesh sejumlah 2x4 mesh dengan ukuan x6,5 m pada keangka plapon gedung. Injeksi ka, 2 khz pada angkaian mesh tesebut menuunkan E, H dan V ind pada objek I dan objek II masing-masing 3,586 /m; 16,393 ; 344,459 dan,184 /m;,875; 63,699. Penambahan angkaian kondukto mesh pada SPP ekstenal tesebut dapat menguangi nilai medan listik (E, medan magnet (H dan tegangan induksi (V ind hingga 5 % dai nilai sebelumnya. Kata kunci: Peti, down conducto, Medan listik (E, Medan magnet (H, Tegangan induksi (V ind, mesh. ABSTRACT Lightning, an electical event of natue, is a vey dangeous phenomenon in daily life. Lightning stikes can ham both the object stuck diectly by lightning and the object aound lightning stikes point. Object aound the point of a lightning stike is induced by electic field (E, magnetic field (H and ovevoltage induction (V ind. Objects aound lightning stike point obseved in this pape objects one and two ae STAHN Gde Pudja Mataam building and Gomong Substation cicuit due to the fact that STAHN Gde Pudja Rectoate building was diectly stuck by lightning of, 5, ka and 25, 5,, 15, 2 khz. The lightning paametes showed the value of E, H and V ind on the obseved. It is evealed that H value meets the standads while E and V ind values did not meet standads. In ode to standadize the E and V ind values, it is ecommended to add extenal SPP of 2x4 mesh with sized mesh of x6,5 m shaped conducto installation on famewok ceiling. The Injection of ka, 2 khz fom the mesh cicuit decease E, H and V ind value fo the fist and the second objects each /m; ; and.184 /m;.875; It can be conclude that the addition of mesh conducto cicuit on the extenal SPP could educe the value of the electic field (E, magnetic field (H and the induced voltage (V ind up to 5% of the initial value. Keywods: Lightning, down conducto, electic field (E, magnetic field (H, voltage induction (V ind, mesh. PENDAHULUAN Peti meupakan peistiwa listik alam yang sangat bebahaya bagi mahluk hidup, bangunan, pealatan listik, jaingan data. Sambaan peti dapat membahayakan objek yang disamba langsung maupun objek disekita titik sambaan. Objek yang beada disekita titik sambaan peti akan mendapatkan keusakan akibat teinduksi gelombang elektomagnetik antaa lain medan listik (E, medan magnet (H dan tegangan lebih induksi (V ind. Gedung Rektoat STAHN Gde Pudja Mataam memiliki pebedaan ketinggian dengan gedung disekitanya. Gedung Rektoat STAHN tesamba peti secaa langsung bulan Febuai 216, sehingga 1 Juusan Teknik Elekto, Fakultas Teknik Univesitas Mataam, Nusa Tenggaa Baat, Indonesia sutisna199@gmail.com, seniai212@gmail.com, kadekgin@yahoo.com

2 2 Dielektika, 4 (1,Pebuai 217 menyebabkan keusakan pealatan listik dan tejadi pemadaman listik pada gedung tesebut dan di sekita titik sambaan. Objek di sekita titik sambaan mengalami keusakan kaena meneima induksi tegangan dai gedung Rektoat yang tesamba peti. Gedung Kampus STAHN Gde Pudja (Objek I yang bejaak 7 m dan Gadu Hubung Gomong (Objek II yang bejaak 3 m dai gedung Rektoat STAHN. Kampus STAHN Gde Pudja memiliki bebeapa pealatan elektonik dan tempat aktivitas pekuliahan mahasiswa, sedangkan Gadu Hubung Gomong memiliki pealatan poteksi seta pealatan penunjang lainnya sepeti alat uku, elay dan switching. Pealatan penunjang tesebut sangat sensitif tehadap gangguan induksi gelombang elektomagnetik atau tegangan induksi. Sumbe Sumbe Tegangan Lebih. Penyebab tegangan lebih ekstenal adalah sambaan peti. Mekanisme induksi sambaan peti dapat dijelaskan sebagai beikut: d. Kopling Konduktif. timbulnhya induksi elektomagnetik yang masuk kesistem yang dipoteksi akibat adanya sambaan didekat sistem melalui hantaan. (Hasse,1992 Mekanisme Sambaan Peti. Konsentasi muatan negatif pada bagian bawah awan ini akan menyebabkan teinduksinya muatan positif diatas pemukaan tanah, sehingga membentuk medan listik antaa awan dan tanah. Jika muatan listik cukup besa dan kuat medan listik udaa dilampaui, maka tejadi pelepasan muatan beupa peti. Sambaan peti meupakan pelepasan muatan listik yang sangat bebahaya, aus puncak peti dapat mencapai 2. Ampee dan menghasilkan tegangan sampai bebeapa puluh juta volt. (Dehn,214 Gamba 2. Mekanisme sambaan peti (Dehn,214 Gamba 1. Kopling induktif (Hasse,1992 a. Kopling Induktif. Medan magnet yang disebabkan oleh sambaan peti akan menimbulkan tegangan lebih pada loop kabel. Sambaan peti dai poteksi ekstenal gedung akan menginduksikan tegangan lebih dalam loop tetutup yang dibentuk oleh kabel. b. Kopling Galvanik (ohmic coupling. aus peti mengali melalui bumi yang akan menyebabkan kenaikan tegangan ditanah dan kosekuensinya tegangan dai poteksi kondukto pembumian mencapai bebeapa ibu volt. c. Kopling Kapasitif. Peti menyamba tanah atau batang penangkal peti, maka tegangan pada saluan di udaa atau penangkal peti akan naik sampai bebeapa atus lebih tinggi dai sekitanya. Distibusi Muatan Gais. Distibusi patikel kecil yang tedii dai banyak muatan yang jaaknya bedekatan dalam suatu uang dan bekeja dengan muatan uang dapat disebut sebagai distibusi kontinyu yang dinyatakan dengan keapatan muatan volume. Jika ditinjau distibusi suatu keapatan muatan volume dalam bentuk filamen atau gais luus maka muatan tesebut dapat dinyatakan sebagai muatan gais dengan keapatan muatan gais (ρ L (Haytt,26 : Q ρ L = [C/m]...(1 L dengan, ρ L = Keapatan muatan listik [C/m] Q = Muatan listik peti [Coloumb] L =Panjang muatan gais[m] Medan Listik oleh Muatan Gais. Kuat medan listik disebut sebagai intensitas medan listik meupakan sebuah medan vekto. Dalam penelitian ini memakai asumsi sebuah medan muatan gais yang dianalisa dengan menggunakan sistem koodinat tabung.

3 I Wayan Sutisna, Ni Made Seniai, I Made Ginasa: Analisis Tegangan Lebih Induksi Disekita Down Conducto 3 Gamba 3. Medan pasial (Haytt,26. Medan pasial di P, yang disebabkan oleh kebeadaan elemen muatan atau muatan pasial de = de a + dez az didapatkan (Hayt, 26 : ρ Ldz '( ' de = πε ' u (2 menghasilkan, ρ L dz ' E = [V/m]...( πε u ( + z ' dengan ρ L = Keapatan muatan gais [C/m] ε u = Pemitivitas udaa [F/m] Potensial Listik oleh Muatan Gais. Potensial di sebuah titik didefinisikan sebagai keja yang dilakukan untuk memindahkan sebuah muatan satuan positif dai titik efeensi nol ketitik yang dimaksud, dan besanya keja ini tidak tegantung pada lintasan pepindahan yang dipilih. distibusi muatan sumbe mengambil bentuk sebuah gais atau sebuah bidang pemukaan, maka integal gais adalah (Haytt,26 : ' 1 ρ l dl...(4 v = [ V ] ' 4πε u ' 2 ' 2 dengan = + z untuk distibusi muatan gais maka pesamaan (4 menjadi : ' 1 ρldl v= [ V]...(5 4πε 2 '2 u + z Kuat ik. Sumbe medan magnetik beupa filamen kondukto yang dialii aus, yang filamennya meupakan limit dai tabung kondukto bepenampang lingkaan yang jejainya menuju nol. Dimana aus I tesebut mengali pada filamen yang panjang vekto diffeensialnya dl (Haytt,26. dh = []...(6 menghasilkan, H = ( / []...(7 Mekanisme Induksi ik. Aus peti mengali dalam suatu penghanta akan menghasilkan medan magnet, sehingga menyebabkan tejadinya loop tegangan dengan nilai tegangan yang cukup tinggi. Secaa umum kemampuan tegangan induksi (V memasuki loop yaitu (Dehn,214: = (...(8 Pesamaan diatas dapat ditulis sebagai: = [v]...(9 dengan : L M = Mutual induktansi [Heny] di/dt = kecuaman aus peti [ka/µs]. Kapasitansi. Dua buah kondukto yang beada di dalam sebuah uang yang dipenuhi oleh suatu bahan dielektum. Kondukto M 2 membawa muatan positif total sebesa Q, dan kondukto M 1 membawa muatan negatif yang setaa, Muatan ini tedistibusi di pemukaan kondukto sebagai keapatan muatan pemukaan, dan bahwa medan listik yang dihasilkannya adalah nomal tehadap kondukto. Beda potensial antaa bidang sebelah bawah dan bidang sebelah atas adalah (Haytt, 26 : bawah V = E. dl = E. dz = E. d atas d... ( Mekanisme kopling Galvanik. Kopling yang tejadi akibat adanya pebedaan tegangan antaa dua bangunan pada saat peti menyamba. Pebedaan tegangan tejadi kaena tahanan pembumian pada bangunan tidak saling tehubung. Sambaan peti kebumi akan menyebabkan kenaikan tegangan sebagai beikut diamati (Helita dan Soule, 211 : ρ I p U = π D ( 11 Sehingga tegangan induksi akibat kopling Galvanik adalah : U=...(12 U 1 U 2 Dengan, ρ = esitivitas tanah I p = Aus puncak peti (A D = = jaak (m U 1 = Tegangan pada gounding objek yang di amati U 2 = Tegangan pada teminal netal yang dekat dengan objek yang. Tegangan lebih total yang diteima pada pealatan listik atau bangunan dengan pesamaan (Hasse, 1992; Zoo,22 : V tot = V ind E+ Vind L+ Vind C+ Vind G+ V ind K... (13

4 4 Dielektika, 4 (1,Pebuai 217 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pehitungan dalam menentukkan besanya medan listik (E, medan magnet (H dan tegangan induksi total (V ind pada gedung yang beada disekita titik sambaan peti yaitu gedung Kampus STAHN Gde Pudja Mataam dan Gadu Hubung Gomong akibat dai peti yang menyamba gedung Rektoat STAHN Gde Pudja Mataam. Diagam Ali Penelitian Gamba 4. Diagam ali pehitungan H Gamba 5. Diagam ali pehitungan E Gamba 6. Diagam ali E,H dan V ind ekomendasi

5 I Wayan Sutisna, Ni Made Seniai, I Made Ginasa: Analisis Tegangan Lebih Induksi Disekita Down Conducto 5 Gamba 7. Diagam ali pehitungan Tegangan Induksi Total (V ind-total HASIL DAN PEMBAHASAN Paamete-paamete peti yang digunakan dalam pehitungan mengikuti standa-standa intenasional dan dipadukan dengan hasil-hasil penelitian untuk kaakteistik peti daeah topis. Pehitungan ini mensimulasikan aus puncak peti (I p dan fekuensi aus peti (f p, dai paamete tesebut didapatkan pehitungan medan listik (E, medan Magnet (H, tegangan lebih induksi (V ind disekita titik sambaan, sesuai kondisi iil di lapangan, yaitu sambaan peti tidak langsung pada gedung kuliah Kampus STAHN Gde Pudja Mataam yang selanjutnya disebut objek I, dan Gadu Hubung Gomong yang selanjutnya disebut Objek II, ketika gedung Rektoat STAHN Gde Pudja disamba peti langsung. Nilai medan listik (E dan medan magnet (H pada Objek I dan Objek II. Dengan Injeksi aus peti sesuai dengan Lightning Potection Level yaitu I p = ka, fekuensi aus peti f p = 2 khz, dengan dua (2 down conducto yang tepasang pada sisi gedung, maka muatan peti (Q yang didapat adalah, ,98⁰ C. Panjang Down conducto (L pada gedung adalah 19 m, sehingga keapatan muatan peti pada down conducto adalah,24594 C/m. Keapatan muatan peti akan menimbulkan medan listik (E dan aus yang mengali pada conducto akan menimbulkan medan magnet (H. Menganalisa E dan H dengan menggunakan koodinat tabung, dengan objek yang diamati beada pada sumbu sehingga E dan H yang timbul hanya pada sumbu. Hasil pehitungan medan listik (E dan medan magnet (H, objek I dan objek II yang beada pada jaak 7 m dan 3 m dibandingkan dengan standa-standa yang belaku. Tabel 1. Hasil pehitungan medan listik (E dan medan magnet (H, pada objek I Ip A 5 fp Hz 2 Medan Listik Stand a 11,47 /m 57,36 /m /m 114,72 /m Standa 29, ,57 291,4 6

6 6 Dielektika, 4 (1,Pebuai 217 Tabel 2. Hasil pehitungan medan listik (E dan medan magnet (H pada objek II Ip A 5 fp Hz 2 Medan Listik Stand a,659 /m 5 3,295 /m /m 6,787 /m Standa,167 16, ,4 7 Sesuai dengan standa Intenational Commission on Non-ionizing Radiation Potection, nilai E pada objek 1 dan objek II saat injeksi Ip = ka masih melebihi ambang batas yang di izinkan, namun pada objek II saat injeksi aus dan 5 ka sudah sesuai dengan standa. Medan magnet (H pada objek I dan objek II sudah sesuai dengan standa. Dampak Medan listik (E dan Medan magnet (H bagi Mahluk Hidup bila melebihi ambang batas, Menuut Malmivuo dan Plonsey dalam buku Bioelectomagnetik (1995 menyatakan metabolisme mahluk hidup sepeti sistem keja dan pembelahan sel, alian daah, sistem keja syaaf, bekeja bedasakan vekto. Apabila mahluk hidup tepapa medan listik dan medan magnet dai lua, maka metabolisme mahluk hidup akan teganggu. Dampak jangka pendek sepeti peasaan gelisah, susah tidu, kepala pusing, Sedangkan dampak jangka panjang dapat menimbulkan mutasi gen dan menuun secaa geneative. Medan listik (E akan menimbulkan tegangan induksi yang bebahaya bagi pealatan listik. Nilai Tegangan Induksi (V ind pada Objek I dan Objek II. Injeksi aus peti sesuai dengan Lightning Potection Level yaitu I p = ka, fekuensi aus peti f p = 2 khz. Bedasakan data konstanta pemitivitas udaa (ε u adalah 1,6-9 /36π, jaak objek I dan objek II dai titik sambaan peti adalah 7 m dan 3 m, dan hasil pehitungan keapatan muatan gais ρ L =,245947C/m, maka di dapatkan nilai tegangan induksi akibat medan listik (V ind-e. Tinggi gedung pada objek I dan objek II yaitu 12 m dan 5 m akan mempengauhi besanya tegangan induksi akibat kopling kapasitif (V ind- C, kuat medan magnetik akan menimbullkan loop tetutup bedasakan dimensi gedung dengan kecuaman aus peti (di/dt adalah ka/µs maka menimbulkan tegangan induksi akibat kopling Induktif (V ind-l, injeksi aus di pemukaan tanah akibat peti menyamba finial pada gedung, sehingga menyebabkan kenaikan tegangan pada gounding gedung yang tesamba peti, akan mempengauhi gounding pada gedung disekita titik sambaan peti dan gounding lainnya. Resistansi tanah pada gedung adalah 23 Ω dan tanah diasumsikan homogen maka didapatkan nilai esitivitas tanah. Resitivitas tanah akan mempengauhi tegangan dipemukaan tanah, yang akan menimbulkan tegangan induksi akibat kopling galvanik (V ind- G. Tegangan induksi total meupakan penjumlahan dai tegangan induksi. Nilai tegangan induksi dibandingkan dengan standa yang belaku. Tabel 3. Nilai Tegangan Induksi total (V ind-total pada objek I I P A 5 f P Hz 2 Tegangan Induksi (V ind V ind-e V ind-l V ind-c V ind-g 593, , , , , , , 71,547 2,738 5,476 Tegangan Induksi Hitun g 1248, , ,27 Sta nda 6 Tabel 4. Nilai Tegangan Induksi total (V ind-total pada objek II I P A 5 f P Hz 2 Tegangan Induksi (V ind V ind-e V ind-l V ind-c V ind-g 14,1 4 7, , 45 3,92 52, , ,2 7,31 4,157,314 Tegangan Induksi Hitun g 196, , , 97 Sta nda 6 Bedasakan Tabel 3 dan Tabel 4 Semakin besa injeksi aus peti, dengan fekuensi aus peti yang tetap 2 khz, maka semakin besa tegangan induksi yang diteima pada pealatan listik tesebut. Tegangan lebih induksi yang dihasilkan masih diatas ambang batas/standa yang ditetapkan pada standa IEC dan standa IEC sehingga akan bedampak pada pealatan listik di gedung tesebut. Dampak tegangan induksi menuut Hasse pada buku ove voltage potection of low voltage system (1992, yaitu dapat Meusak pealatan elektonik melalui kegagalan isolasi akibat meneima tegangan lebih induksi dan

7 I Wayan Sutisna, Ni Made Seniai, I Made Ginasa: Analisis Tegangan Lebih Induksi Disekita Down Conducto 7 mempependek umu penggunaan pealatan elektonik. pada objek II dan jaak dai titik sambaan peti yang lebih dekat. Pengauh Fekuensi Aus Peti (f tehadap Medan Listik (E. Injeksi aus peti I p = ka dan vaiasi fekuensi aus peti f = 25, 5,, 15, 2 khz, maka nilai paamete medan listik (E yang dihasilkan, akan cendeung menuun meskipun dampaknya sangat kecil. Nilai medan listik (E semakin menuun bila jaak ( yang diamati semakin jauh dai titik sambaan peti. t e g a n g a n i n d u k s i ( V x Tegangan Lebih Induksi (Vtotal f = 25 khz f = 5 khz f = khz f = 15 khz f = 2 khz m e d a n l i s t i k ( V / m x 4 Medan Listik (E f = 25kHz f = 5kHz f = khz f = 15kHz f = 2kHz jaak (m Gamba 8. Pengauh (f p tehadap medan listik (E, pada jaak (2-4 m Pengauh Fekuensi Aus Peti (f tehadap (H. Bedasa-kan gafik diatas, dilihat bahwa kuat medan magnet (H, tidak di pengauhi oleh vaiasi fekuensi aus peti (f yang semakin besa jaak (m Gamba. Pengauh fp tehadap V ind-total pada jaak (2 4 m Desain Sistem Poteksi Peti (SPP Ekstenal Kondukto bentuk Mesh. Bedasakan paamete aus peti (I p dan fekuensi aus peti (f, menghasilkan pehitungan nilai E, H dan V ind yang di dapatkan melebihi standa yang diizinkan untuk makhluk hidup dan pealatan listik, maka diekomendasikan pada gedung Rektoat STAHN Gde Pudja memasang kondukto mesh pada keangka flapon gedung lantai III. m e d a n m a g n e t ( A / m f = 25 khz f = 5 khz f = khz f = 15 khz f = 2 khz jaak (m Gamba 9. Pengauh f p tehadap medan magnet (H pada jaak (2-4 m Pengauh Fekuensi Aus Peti (f tehadap Tegangan Lebih Induksi (V total. Injeksi aus puncak peti (I p = ka, dengan vaiasi fekuensi yang semakin besa, yaitu f = 25, 5,, 15, 2 khz, maka tegangan lebih induksi (V ind-total yang dihasilkan pada objek I dan objek II, akan cendeung menuun meskipun dampaknya sangat kecil. Nilai tegangan lebih induksi pada objek I lebih besa, disebabkan kaena dimensi gedung pada objek I lebih besa dai Gamba 11. Kontuksi bentuk mesh pada gedung Rektoat STAHN Gde Pudja Rangkaian Kondukto bentuk Mesh dengan 4 Down Conducto. Bentuk kondukto mesh pada gedung disesuaikan dengan ukuan dimensi gedung, sesuai dengan standa Lightning Potection System, Sehingga jumlah mesh yang digunkaan 2 4 mesh dengan ukuan kondukto mesh yaitu 6,5 m, dan 4 down conducto. Pada angkaian bentuk mesh, nilai esistansi kondukto mesh dan down conducto diasumsikan Ω (nilai esistansi adalah nol ohm.

8 8 Dielektika, 4 (1,Pebuai 217 dihasilkan pada ekomendasi ini sudah memenuhi standa yang diizinkan untuk objek I dan objek II. Gamba 12. Kontuksi bentuk mesh ukuan 6,5 mete Medan Listik (E dan (H Rekomendasi. Dengan adanya kondukto mesh pada keangka gedung, sehingga akan menguangi besanya medan listik (E dan medan Magnet (H dengan I P = ka dan f P = 2 khz, ε u = 1,6-9 /36πF/m, L= 25,54 m dan keapatan muatan peti (ρ L 5 adalah 4,6659 C / m Pada Objek I dan objek II. Tabel 5. Hasil Pehitungan Medan Listik (E dan (H Pada objek I Ip A 5 fp Hz 2 Medan Listik Stand a,35 /m 1,79 /m /m 3,58 /m Standa 1,63 8 8,19 16,39 Tabel 6. Hasil Pehitungan Medan Listik (E dan (H pada objek II Ip A 5 fp Hz 2 Medan Listik Stand a,18 /m 5,92 /m /m,184 /m Standa,87 16,437,875 Bedasakan Tabel 5 dan Tabel 6, dengan injeksi aus peti, 5, ka dan fekuensi aus peti 2 khz pada objek I dan objek II, dengan menggunakan metode kondukto mesh dengan 4 down conducto dapat menguangi besanya medan listik (E dan medan magnet (H dai pehitungan kondisi eksiting. Nilai E dan H yang Tegangan Induksi (V ind Rekomendasi Pada kondukto mesh dapat menguangi besanya tegangan induksi pada objek disekita titik sambaan peti, dengan injeksi aus peti (I P =, 5, dan ka, f P =2 khz, ε u = 1,6-9 (1/36π, kecuaman aus peti (di/dt = 5 ka/µs, tinggi gedung = 12 m, panjang gedung = 53m, = 7 m pada Objek I dan tinggi gedung = 5 m, panjang gedung = 12m, = 3 m pada Objek II. Tabel 7. Hasil pehitungan tegangan induksi pada objek I I P A f P Hz 11, ,29 112,5 9 Tegangan Induksi (V ind V ind-e V ind-l V ind-c V ind-g 67,64 16,28 81,42 162,8 5,136,684 1,36 Tegangan Induksi Hitun g 95,32 26, 5 344,4 5 Sta nda 6 Tabel 8. Hasil pehitungan tegangan induksi pada objek II I P A 5 f P Hz 2 Tegangan Induksi (V ind V ind-e V ind-l V ind-c V ind-g 2,65 13,28 26,57 1,96,81 17,54 35,8,7 8,39 2,78 Tegangan Induksi Hitun g 5,44 32,83 63,69 Sta nda 6 Dengan kondukto bentuk mesh pada keangka flapon gedung lantai III, dengan injeksi aus peti (I p =, 5, dan fekuensi aus peti (f p = 2 khz, dai paamete tesebut menghasilkan tegangan induksi total akibat medan listik, kopling induktif, kopling kapasitif dan kopling galvanik. Tegangan induksi total yang diteima pada objek I dan objek II dapat menguangi tegangan induksi yang diteima pada pealatan listik pada gedung di sekita titik sambaan peti, akan tetapi hasil dai tegangan induksi, masih di atas standa yang diizinkan maka pelu ditingkatkan poteksi pada pealatan listik tesebut kaena tegangan induksi ini dapat meusak pealatan melalui kegagalan isolasi menahan tegangan induksi (Hasse, 1992.

9 I Wayan Sutisna, Ni Made Seniai, I Made Ginasa: Analisis Tegangan Lebih Induksi Disekita Down Conducto 9 KESIMPULAN Bedasakan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai beikut: 1. Kuat medan listik (E dan kuat medan magnet (H pada objek I (gedung Kampus STAHN Gde Pudja dan objek II (Gadu Hubung Gomong yang teinjeksi aus peti ka, 2 khz adalah 11,46 /m; 2,9146 dan,658 /m;, Tegangan lebih induksi (V ind yang teinduksi disekita titik sambaan peti adalah : a. Tegangan induksi akibat kuat medan listik (V ind-e yang timbul pada objek I dan objek II betuut-tuut 593,3 dan 14,1. Nilai tegangan lebih akibat E (V ind-e yang timbul bebanding tebalik dengan jaak dai sambaan peti. Sehingga di setiap petambahan jaak nilai (V ind-e akan semakin kecil. b. Tegangan induksi akibat kopling induktif, kopling kapasitif, kopling galvanik, dan tegangan lebih total pada : - Objek I masing-masing : 135,285 ; 517,288 ; 66,344 V; V ind-total = 1246,4. - Objek II masing-masing: 3,92 ; 52,69 ; 34,7889 Volt; V ind-total = 196, Pengauh fekuensi aus peti (f p saat injeksi aus peti (I p yang konstan tehadap paamete paamete E, H dan tegangan induksi (V ind yaitu : a. Medan listik (E dan tegangan induksi akibat medan listik (V ind-e dipengauhi oleh vaiasi fekuensi aus peti, semakin besa fekuensi aus peti maka semakin kecil nilai E dan V ind-e. b. Medan magnet (H tidak di pengauhi oleh vaiasi fekuensi aus peti (f p. c. Tegangan induksi akibat kopling induktif (V ind-l tidak dipengauhi oleh vaiasi fekuensi aus peti (f p d. Tegangan induksi akibat kopling Kapasitif (V ind-c dipengauhi oleh vaiasi fekuensi aus peti (f p, semakin tinggi fekuensi aus peti maka V ind-c akan semakin kecil. e. Tegangan induksi akibat kopling galvanik (V ind-g tidak dipengauhi oleh vaiasi fekuensi aus peti (f p 4. Rekomendasi untuk gedung Rektoat STAHN Gde Pudja menggunakan SPP ekstenal yang dilengkapi kondukto mesh dengan jumlah 2 4 mesh, ukuan mesh 6,5 m dan empat (4 down conducto, untuk mendapatkan besaan E, H dan V ind pada injeksi I p = ka, f p = 2 khz masing-masing pada : a. Objek I dai 114,724 /m menjadi 3,586 /m, 29,1469 menjadi 16,393 dan ,87 menjadi 344,459 b. Objek II dai 6,595 /m menjadi,184 /m, 1,67479 menjadi,875 dan 1.927,4 menjadi 63,699 SARAN Menganalisa sistem poteksi yang sudah diencanakan dai hasil pehitungan bedasakan LPZ (Lightning Potection Zone dengan metode yang bebeda. DAFTAR PUSTAKA Dehn-Sohne, 214, Lightning Potection Guide, gemany Hasse, P.,1992,Ovevoltage Potection of Low Voltage System, England by shot un pess Ltd.,Excete, institution of electical enginees Helita and Soule, P., 211,Lightning and Suge Potection OVR Range, Avenue des peseigneus-laboisse/fance, Hyatt, J., W.H., 26, Elektomagnetika, Edisi Ketujuh, Penebit Elangga, Jakata Malmivuo, J., dan Plonsey, R., 1995, Bioelectomagnetism pinciples and Applications of Bioelectic and Biomagnetic Field, Oxfod Univesity Pes,New Yok Zoo, R., 22, Poteksi Tegangan Lebih Pada Pealatan Elektonik dan Bangunan, PT. LAPI ELPATSINDO, Juusan Teknik Elekto Institut Teknologi Bandung, 212, BS EN/IEC 6235 Lightning Potection Standad, Fuse, wilfod oad,nottingham NG2 1EB,

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa 27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Pendahuluan Elektromagnetika

Pendahuluan Elektromagnetika Revisi Febuai 2002 Modul 1 EE 2323 Elektomagnetika Telekomunikasi Pendahuluan Elektomagnetika Oleh : Nachwan Mufti Adiansyah, ST Oganisasi Modul 1 Pendahuluan Elektomagnetika A. Lata Belakang Sejaah page

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

Metoda Voltmeter-Amperemeter

Metoda Voltmeter-Amperemeter Pengukuan esistansi (Tahanan) PENGUKUAN L-C (esistansi, Induktansi, Kapasitansi) Klasifikasi Tahanan : Tahanan Kecil (< Ω) Tahanan Sedang ( 00 k Ω) Tahanan Besa (>00 kω) Lab Sistem Elektonika IT Telkom

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb : Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN A - X SIFA KEAGNEAN AHAN ujuan: enghitung momen dipol dan suseptibilitas magnet untuk logam diamagnetik. engklasifikasikan logam paamagnetik. A. OEN DIPOL DAN SUSEPIILIAS AGNE Kemagnetan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS 397 BAB 3 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS Penahkah anda melihat peti? atau penahkah anda tekejut kaena sengatan pada tangan anda ketika tangan menyentuh laya TV atau monito kompute? Peti meupakan peistiwa alam

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi III. TEORI DASAR A. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan

Lebih terperinci

Hand Out Fisika Interaksi Elekstrostatik. XII IPA SMAN 8 Pekanbaru

Hand Out Fisika Interaksi Elekstrostatik. XII IPA SMAN 8 Pekanbaru Hand Out isika Setelah membahas matei ini dengan tuntas dihaapkan siswa dapat:. Menjelaskan konsep muatan listik. Menghubungkan benda banda netal dan bemuatan listik dengan poton poton dan elekton elekton

Lebih terperinci

BAB 2 SALURAN TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 SALURAN TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB ALUAN TANM TEM TENAGA LTK.1 Pengetian Umum aluan Tansmisi Pusat pembangkit tenaga listik biasanya letaknya jauh dai tempat-tempat dimana tenaga listik itu digunakan. Kaena itu, tenaga listik yang dibangkitkan

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasa II Listik, Magnet, Gelombang dan Fisika Moden Pokok Bahasan Medan listik & Hukum Gauss Abdul Wais Rizal Kuniadi Novitian Spaisoma Viidi 1 Repesentasi dai medan listik Gais-gais medan listik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik - Magnet

Fisika Dasar II Listrik - Magnet Fisika Dasa II Listik - Magnet Sua Dama, M.Sc Depatemen Fisika UI Silabus Listik Medan Listik: Distibusi Muatan Diskit Distibusi Muatan Kontinu Potensial Listik Kapasitansi, Dielektik, dan negi lektostatik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 2: Potensial Listrik dan Kapasitor (Minggu ke 3 dan 4)

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 2: Potensial Listrik dan Kapasitor (Minggu ke 3 dan 4) UNIVERSITS GDJH MD PROGRM STUDI FISIK FMIP Bahan ja : Potensial Listik dan Kapasito (Minggu ke 3 dan 4) FISIK DSR II Semeste /3 sks/mff 0 Oleh Muhammad Fachani Rosyid Dengan dana BOPTN P3-UGM tahun anggaan

Lebih terperinci

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

Peninjauan Kembali Desain Transformator Untuk Meningkatkan Ketahanan Terhadap Gangguan Penyulang

Peninjauan Kembali Desain Transformator Untuk Meningkatkan Ketahanan Terhadap Gangguan Penyulang Peninjauan Kembali Desain Tansfomato Untuk Meningkatkan Ketahanan Tehadap Gangguan Penyulang Abstak: Seingnya tansfomato mengalami keusakan akibat gangguan penyulang memelukan pehatian khusus untuk mengetahui

Lebih terperinci

Rosari Saleh dan Sutarto

Rosari Saleh dan Sutarto Geak meupakan bagian tidak tepisahkan dai kehidupan kita sehai-hai. Geak muncul dan tejadi pada hampi seluuh benda dai benda yang memiliki ukuan sangat kecil sepeti elekton yang begeak mengelilingi inti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ

DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ Junal ELTEK, Vol 11 No 02, Oktobe 2013 ISSN 1693-4024 DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ 42 Waluyo 1 dan Dyan Nastiti Novikasai 2 Abstak Pemasalahan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP O L E H LEMUEL ARTIOS L. TOBING 05 0402 053 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ABSTRAK Saluan

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

Hukum Coulomb Dan Medan Listrik

Hukum Coulomb Dan Medan Listrik BAB Hukum Coulomb Dan Medan Listik Pendahuluan Istilah kelistikan sudah seing di gunakan dalam kehidupan sehai-hai. Akan tetapi oang tidak banyak yang memikikan tentang hal itu. Pengamatan tentang gaya

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 2 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA Dwi Aji Sulistyanto *), Hemawan **), and Abdul Syaku Juusan

Lebih terperinci

BAB II METODA GEOLISTRIK

BAB II METODA GEOLISTRIK BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

Jenuh AC dan Putus AC

Jenuh AC dan Putus AC Penguat Daya Gais beban D dan A dai Penguat Emite Sekutu Kaena kapasito dianggap hubung-singkat untuk sinyal A maka tahanan beban yang dilihat oleh tansisto adalah : = R // R L Oleh kaena itu gais beban

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK Contoh. Soal pemahaman konsep Anda mungkin mempehatikan bahwa pemukaan vetikal laya televisi anda sangat bedebu? Pengumpulan debu pada pemukaan vetikal televisi mungkin

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Pekuliahan Fisika Dasa II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hai ini (1 minggu): Muatan Listik Gaya Listik Medan Listik Dipol Distibusi Muatan Kontinu Oleh Endi Suhendi Muatan Listik Dua jenis muatan listik:

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG 247 2.8. PENGUAT 2.8.. Pendahuluan Pada paagap sebelumnya telah dijelaskan bagaimana semikondukto sambungan NPN atau PNP tebentuk menjadi sebuah tansisto. Pada bebeapa angkaian elektonik tansisto seing

Lebih terperinci

Talk less... do more...!!!!!

Talk less... do more...!!!!! Talk less... do moe...!!!!! CLCULUS VEKTOR Difeensiasi fungsi VEKTOR Integasi fungsi Vekto Difeensiasi fungsi VEKTOR Difeensiasi Biasa dai fungsi vekto Jika i j zk Dan ( u); ( u); dan z z( u) Dimana u

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity Antena Mikostip Segitiga Dengan Paasitic Untuk Aplikasi Wieless Fidelity 1 Syah Alam, 2 Kukuh Ais Santoso. 1 Univesitas 17 Agustus 1945 Jakata, syah.alam@uta45jakata.ac.id 2 Univesitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR

MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR JTEUNPAK 5 Ditebitkan di Bogo Junal Teknik Elekto Univesitas Pakuan MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR I Hey Satia Utama,MT Abstak Indonesia adalah Negaa kepulauan yang tesusun

Lebih terperinci

Bunyi dan Cahaya Gelombang Bunyi Gelombang Cahaya

Bunyi dan Cahaya Gelombang Bunyi Gelombang Cahaya Setelah mempelajai bab ini, pesea didik mampu:. memahami sifat-sifat gelombang bunyi dan memahami fenomena-fenomena bunyi sepeti efek Dopple, esonansi, seta fekuensi hamonik pada dawai dan pipa ogana;.

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB ANTENA MIKROSTRIP ARRAY. ANTENA Antena meupakan suatu alat yang dapat meubah besaan listik dai saluan tansmisi menjadi suatu gelombang elektomagnetik (GEM) untuk diadiasikan ke udaa bebas [8]. Sebaliknya

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II HUKUM GAUSS. Fluks Listrik Permukaan tertutup Hukum Gauss Konduktor dan Isolator

Hand Out Fisika II HUKUM GAUSS. Fluks Listrik Permukaan tertutup Hukum Gauss Konduktor dan Isolator HUKUM GAUSS Fluks Lstk Pemukaan tetutup Hukum Gauss Kondukto dan Isolato 1 Mach 7 1 Gas gaya oleh muatan ttk - 1 Mach 7 Gas gaya akbat dpol - 1 Mach 7 Fluks Lstk Defns: banyaknya gas gaya lstk yang menembus

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PENYULANG JEMBER KOTA DAN KALISAT DI PT. PLN APJ JEMBER

ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PENYULANG JEMBER KOTA DAN KALISAT DI PT. PLN APJ JEMBER NLISIS KENDLN SISTEM DISTRIBSI TENG LISTRIK PENYLNG JEMBER KOT DN KLIST DI PT. PLN PJ JEMBER Matha Yudistya Pedana¹, I. Teguh tomo, MT.², D. I. Hay Soekotjo D., M.Sc.³ ¹Mahasiswa Teknik Elekto, ² ³Dosen

Lebih terperinci

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MGMP MATEMATIKA SMP KOTA MALANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MODUL/BAHAN AJAR KELAS 9 PENYUSUN Ds.WIJANARKO EDITOR ANIK SUJIATI,S.Pd. MM BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Setelah

Lebih terperinci

SUPLEMEN MATERI KULIAH FI-1102 FISIKA DASAR II

SUPLEMEN MATERI KULIAH FI-1102 FISIKA DASAR II SUPLEMEN MATERI KULIAH FI-0 FISIKA DASAR II RINGKASAN MATERI KULIAH PEMBAHASAN SOAL UJIAN TPB SEM. II leh MIKRAJUDDIN ABDULLAH PROGRAM STUDI FISIKA 007 Kata Penganta Diktat ini beisi ingkasan matei Fisika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

Kunci Jawaban dan Pembahasan PR Fisika Kelas XII 1

Kunci Jawaban dan Pembahasan PR Fisika Kelas XII 1 Kuni Jawaban dan Pembahasan PR Fisika Kelas X Bab Gelombang f λ f λ A. Pilihan Ganda. Jawaban: b ) Gelombang stasione adalah gelombang yang nilai amplitudonya beubah-ubah. ) Gelombang bejalan yaitu gelombang

Lebih terperinci

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater Junal Ilmia Teknik Mesin Vol. 4 No.. Apil 00 (57-6) Analisis Pefomansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Wate Heate I Gusti Agung Pamaakayuda a), Ida Bagus Adinugaa b) Henda Wijaksana b),

Lebih terperinci