IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL SOROGAN BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL SOROGAN BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN."

Transkripsi

1 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 IMPLEMENTAI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL OROGAN BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN. Llk ulsyo, Pryo Fakulas ans dan Teknolog Unversas Islam Nahdlaul Ulama Jepara ABTRACT Leanng model of sorogan s a radonal learnng model used n pesanren. Ths model s very popular n pesanren communy. The am of hs research s o mplemen he Mahemacs Learnng wh orogan Model uppored by CD Learnng o know he compleeness of achevemen of suden learnng, o know he dfference beween suden learnng achevemen n mahemacs learnng usng orogan Model uppored by CD Learnng and Convenonal Model, and o know he nfluence of suden acves and he achevemen of suden learnng. In hs case, orogan Model uppored by CD Learnng s an alernave way of learnng model, focused on suden by gvng some opporunes o sudens o explore, o ncrease and o ge experences when hey face some problems, especally her lessons. Oherwse he maemacs eachers are expeced o aply hs knd of model as one of soluon when hey have no me o explan maeral of maemacs n he class, parcularly nner crcle and ouer crcle of ragle subjec, and pay aenon o he acves of sudens o gan he maxmal resul. The Keywords: orogan, orogan uppored by CD Learnng, Indvdual Learnng. ABTRAK Pembelajaran model sorogan adalah model pembelajaran radsonal d pesanren. Model pembelajaran n sanga popular d kalangan (komunas pesanren. Tujuan penelan n adalah unuk mengmplmenaskan pembelajaran maemaka dengan model sorogan berbanuan CD pembelajaran, unuk mengeahu keunasan presas belajar sswa, unuk mengeahu perbedaan anara presas belajar sswa dalam maemaka yang menggunakan pembelajaran model sorogan berbanuan CD pembelajaran dengan model konvensonal, dan unuk mengeahu pengaruh akvas sswa erhadap presas belajar sswa. Dalam kasus n pembelajaran model sorogan berbanuan CD pembelajaran, adalah sebaga model pembelajaran alernave, berpusa pada sswa, memberkan kesempaan pada sswa unuk mengeskploras, mengembangkan dan mencar pengalaman keka mereka menghadap permasalahan, khususnya yang berkaan dengan pelajarannya. ebalknya guru maemaka dharapkan menerapkan jens pembelajaran model n sebaga solus keka guru menghadap keerbaasan waku d dalam kelas. Guru harus jel/cerma dalam menenukan maer yang memerlukan kehadran guru dan yang dak, eruama maer lngkaran dalam dan lngkaran luar segga, dan memperhakan akvas sswa unuk memperoleh hasl yang maksmal. Kaa Kunc : orogan, orogan berbauan CD pembelajaran, belajar mandr PENDAHULUAN Laar Belakang Proses pembelajaran yang efekf merupakan harapan semua phak yang erka dengan penddkan. Unuk mencapa hal ersebu, anara lan dperlukan adanya parspas akf dar guru, sswa dan suasana kelas yang mendukung (kondusf. Menuru Mulyana (004:19 pembelajaran yang efekf danda dengan adanya skap yang menekankan pada pembelajaran sswa secara efekf. Lebh lanju Mulyana menjelaskan bahwa pembelajaran yang efekf menekankan pada bagamana agar pesera ddk mampu belajar cara belajar (learnng how o learn, melalu kreavas guru, pembelajaran d kelas menjad sebuah akvas pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learnng. Proses pembelajaran juga harus berorenas pada sswa (suden orened, sehngga kegaan pembelajaran yang akan dlaksanakan benarbenar drencanakan unuk menngkakan pemahaman sswa yang pada akhrnya berdampak pada hasl belajar yang bak. Tugas guru bukan lag akf menransfer pengeahuan (ransfer of knowledge dar benaknya ke benak sswa, eap mencpakan konds belajar dan merencanakan jalannya pembelajaran dengan plhan maer yang 8

2 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 cocok dan represenaf, sehngga mereka mendapa pengalaman belajar yang opmal (Marpaung, 007:3. Unuk mendapakan hasl yang opmal, persapan merupakan hal yang palng penng, persapan bagamana maer dkemas, bagamana seng pembelajaran dan ala peraga apa yang dperlukan (Marpaung, 006:6. In berar keepaan pemlhan dan penggunaan model, sraeg, pendekaan, eknk dan sarana (meda pembelajaran sanga menenukan dalam pencapaan ujuan pembelajaran. Komunas pesanren dan ssem pembelajarannya mungkn belum mendapa perhaan sepenuhnya dar pemerha penddkan, sedangkan, pesanren elah memberkan konrbus yang cukup besar dalam menddk bangsa n. Zubad (005:141 menyaakan bahwa pesanren kemudan berhasl memperegas ekssensnya sebaga pusa belajar masyaraka aau communy learnng cenre. Pada koneks n, pesanren memlk oonom dengan menggunakan model manajemen sendr (self managemen yang belakangan dkenal dengan slah manajemen penddkan berbass masyaraka. Zamakhsar Dhofr (198:8 dalam Trads Pesanren menjelaskan bahwa erdapa dua meode uama ssem pengajaran d lngkungan pesanren yau ssem bandongan aau weon, dan model yang ke dua adalah ssem sorogan. Dalam ssem bandongan sekelompok murd (anara 5 sampa 500 mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan dan menerangkan, sedangkan model pembelajaran ssem sorogan adalah seap sswa aau sanr mendapakan ugas yang berbeda dar guru aau kyanya unuk mempelajar maer kab erenu, kemudan menjelaskannya aau mempresenaskannya pada guru aau kyanya. Pembelajaran model sorogan dapa derapkan pada maer maemaka, karena n dar model pembelajaran n adalah kemandran dalam belajar, dak selalu berganung pada guru. Apabla sswa aau sanr mengalam kesulan dalam suau maer pelajaran (maemaka, maka sswa ersebu akan berusaha mencar jawabannya secara mandr sebelum berkonsulas dengan guru aau kya. Kemajuan eknolog dewasa n mendorong movas guru unuk menyampakan maer pembelajaran melalu meda pembelajaran. alah sau jens meda pembelajaran yang muakhr yau kompuer, yang dapa dgunakan unuk menyampakan maer pembelajaran secara nerakf dan dapa mempermudah pembelajaran karena ddukung oleh berbaga aspek: suara, vdeo, anmas, eks, dan grafks (Rahma, 005. Koesnandar (003:8, menyaakan bahwa ujuan belajar berbanuan mulmeda adalah membua sswa erlba dan lebh akf belajarnya, membua komunkas lebh efekf, memfaslas forum, dan menambah mna dan movas belajar. CD (compac dsk pembelajaran merupakan salah sau jens eknolog komunkas dan nformas yang dgunakan unuk mempermudah proses pembelajaran bak guru maupun sswa karena memua berbaga meda yang berupa gambar, anmas, eks, dan suara. METODE PENELITIAN Populas, ampel dan Teknk Pengamblan ampel Penelan. Penelan n dlaksanakan d MP Neger 1 Juwana, oleh karena u yang menjad populas dalam penelan n adalah semua sswa kelas VIII MP Neger 1 Juwana yang erdr dar ujuh kelas. Kemudan dar ujuh kelas ersebu dplh secara acak dua kelas yang memlk homognas yang sama sebaga sampel dalam penelan, yau sebaga kelas ekspermen dan kelas konrol. Varabel Penelan. Penelan n mengungkapkan hubungan dua varabel, yakn varabel presas belajar sswa, sebaga varabel dependen (erka dan varabel yang dduga berpengaruh erhadap presas belajar ersebu, yau akvas sswa yang menggunakan jens pembelajaran dengan model sorogan berbanuan CD pembelajaran dempakan sebaga varabel ndependen (bebas. Jens Penelan Karena menggunakan kelas ekspermen dan kelas konrol penelan n ermasuk dalam jens penelan ekspermen (Arkuno, 006:86. Kelas ekspermen merupakan kelas yang dber perlakuan dengan mengmplemenaskan pembelajaran maemaka dengan model sorogan berbanuan CD pembelajaran, sedangkan kelas konrol adalah kelas yang dber perlakuan dengan pembelajaran konvensonal. Desan Penelan Desan penelan yang dmaksud dapa dgambarkan sebaga berku : 9

3 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Pembelajaran Model orogan Kelas Ekpermen Q 1 X Q Kelas Konrol Q 1 X Q Q 1 : es awal Q : es akhr X : reamen/perlakuan Penelan n dlaksanakan d dua kelas, yau kelas konrol dan kelas ekspermen. Pada kelas ekspermen dberkan reamen aau pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran maemaka dengan model sorogan berbanuan CD pembelajaran, sedangkan kelas konrol dberkan reamen dengan model pembelajaran konvensonal. ebelumnya kedua kelas harus mempunya varan yang sama aau homogens, yang dapa dkeahu berdasarkan hasl es maa pelajaran maemaka pada semeser gasal. Uj kesamaan varan aau uj homognas dengan menggunakan : 1 Varan dar semua sampel dengan rumus, Pembelajaran Konvensonal ( Σ ( n 1 / Σ ( n 1989:63 1 (udjana, Harga sauan B dengan rumus, B (log Σ ( n 1 (udjana, 1989:63 3 Uj Barle dengan rumus Ka Kwadra, χ (ln10{ B Σ ( n 1log } (udjana, 1989:63 Dan dbanu dengan abel unuk uj Barle ampel ke dk 1/dk log (dk log 1 n 1 1 1/(n log 1 (n 1-1 log 1 n 1 1/(n - 1 log (n -1 log 3 n 3 1 1/(n log 3 (n 3-1 log 3..n k - 1 1/(n k k log k (n k -1 log k.k Jumlah Σ(n -1 Σ1/(n - 1 Σ(n-1 log k 30

4 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Insrumen Penelan Insrumen penelan dalam penelan n ada ga, yau nsrumen es presas belajar (achevemen es, lembar observas akvas sswa.. 1. Insrumen Tes Presas Belajar. Insrumen es presas belajar merupakan nsrumen es yang dberkan seelah orang dmaksud mempelajar halhal yang sesua dengan yang akan deskan. ebelum nsrumen es presas belajar dberkan kepada sswa, erlebh dahulu dlakukan uj coba nsrumen es presas belajar, kemudan dlakukan analss enang ndeks kesukaran (dffculy ndex, daya beda (dscrmnang power, valdas (valdy dan relablas (relably nsrumen ersebu. a Tngka kesukaran soal berjenjang dar sukar, sedang dan mudah. Rumus yang dgunakan unuk mencar ngka kesukaran adalah, B P Js Keerangan : P : ngka kesukaran, B : banyaknya sswa yang menjawab soal dengan benar, dan Js : jumlah semua sswa. Indeks (P 0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00 Tabel Krera ndeks ngka (Arkuno, 1989 kesukaran soal Keerangan oal sukar oal sedang oal mudah b Daya Pembeda Rumus unuk mencar daya pembeda adalah, BA BB D + JA JB Keerangan : BA : jumlah pesera kelompok aas yang menjawab soal dengan benar, BB : banyaknya pesera kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar, JA : banyaknya pesera kelompok aas; dan JB : banyaknya pesera kelompk bawah. Tabel Krera Penenuan Jens Inerval < D < 0,0 < D < 0,40 < D < 0,70 < D < 1,00 daya pembeda. Krera Jelek Cukup Bak Bak sekal (Arkuno, 1989 c Valdas Tes Hasl Belajar Unuk menghung valdas es hasl belajar menggunakan formula korelas Produc Momen sebaga berku, r xy n XY X Y ( n X ( X ( n Y Y (Arkuno, 1989 Keerangan : r xy : koefsen korelas, n : banyaknya subjek, X : jumlah skor kelas ujcoba1, Y : jumlah skor kelas ujcoba, XY : jumlah perkalan skor kelas ujcoba1 dan kelas ujcoba, X : jumlah kuadra skor kelas ujucoba1, Y : jumlah kuadra skor kelas ujcoba. Hasl perhungan r xy dkonsulaskan pada abel krs r Produc Momen dengan sgnfkans 5%. Jka r xy > r krs, maka bur soal ersebu vald. Uj valdas soal secara mprk (emprcal valdy pada penelan n adalah valdas bandngan, yau membandngkan hasl es yang sejens pada kurun waku yang sama (Anas uddjono, 1984:79. edangkan unuk valdas logk (logcal valdy, yang erdr dar valdas susunan (consruc valdy dan valdas s (conen valdy, dlakukan oleh pakar aau ahl dalam bdangnya. 31

5 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 d Relablas Tes Hasl Belajar Uj realblas soal dalam penelan n akan menggunakan pendekaan ngle-tes dengan formula perman Brown Model Gasal Genap, yau : Mencar kooefsen korelas produc momen soal nomor gasal dan soal nomor genap dengan rumus, r xy { N X N XY ( X ( ( X }{ N Y Y ( Y Mencar koefsen relablas es ( r rxy 1+ r r xy } (Anas udjono, 1984 Keerangan X soal nomor gasal dan Y soal nomor genap Pada sgnfkans 5%, jka r > r krs maka perangka soal ersebu dkaakan relabel dan dapa dgunakan sebaga ala penelan. Insrumen Lembar Observas Insrumen lembar observas unuk mengeahu kualas proses, yau melakukan pengamaan erhadap akvas sswa dalam proses pembelajaran dan dalam mengku ahapan-ahapan proses pembelajaran. Pengamaan aau observas dlaksanakan dengan pedoman observas yang elah dsusun secara ssemas. Fakor-fakor yang akan dama secara ssemas dbua dan dsusun dalam forma observas. Forma yang dsusun bers em-em enang kejadan aau ngkah laku sswa pada saa mengku ahapan proses pembelajaran. Agar forma observas yang dbua vald, sebelum dgunakan erlebh dahulu dkonsulaskan pada ahl unuk dvaldas 3. Uj coba Insrumen Insrumen yang vald berar ala ukur yang dgunakan unuk mendapakan daa (mengukur u vald. Vald berar nsrumen ersebu dapa dgunakan unuk mengukur apa yang hendak dukur. Insrumen yang relabel berar nsrumen yang bla dgunakan beberapa kal unuk mengukur obyek yang sama, akan menghaslkan daa yang sama (ugyono, 005:67. ebelum dlakukan uj coba nsrumen soal erlebh dahulu dlakukan uj kesamaan varan kelas sampel aau uj homognas kelas sampel. Nla pengeahuan awal sswa dambl dar nla es belajar sswa maa pelajaran maemaka pada semeser gasal. Dan hasl perhungannya dapa dlha pada abel. Tabel Nla Pengeahuan Awal Kelas VIII MP Neger 1 Juwana Kabupaen Pa No Kelas N _ x 1 VIII-A ,397 11,538 VIII-B ,70 10,695 3 VIII-C ,40 19,538 4 VIII-D ,80 10,756 5 VIII-E ,40 19,533 6 VIII-F ,91 3,69 7 VIII-G ,44 11,7 Bedasarkan daa pada Tabel akan dlakukan uj kesamaan varan aau uj homognas sampel dengan menggunakan uj Barle (udjana, 1989:6, sebagamana dunjukkan pada Tabel.. 3

6 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Tabel Harga-harga yang Perlu Unuk Uj Barle No Kelas Dk 1/dk (dk log (dklog 1 VIII-A 39 0,06 11,54 449,98 1,061 41,48 VIII-B 39 0,06 10,69 417,10 1,09 40, VIII-C 39 0,06 19,54 761,98 1,909 50,344 4 VIII-D 39 0,06 10,76 419,50 1, ,350 5 VIII-E 39 0,06 19,53 761,77 1,908 50, VIII-F 39 0,06 3,69 143,98 0,567,117 7 VIII-G 38 0,06 11,7 445,44 1, ,6 dk 7 Σdk 3399,74 Σdk log 85,35 Unuk menguj kesamaan varan aau Ha : σ 1 σ σ 3 σ 4 σ 5 σ 6 homognas sampel drumuskan σ 7 (kelas sampel dak homogens hpoess : Ho : σ 1 σ σ 3 σ 4 σ 5 σ 6 Ho derma bla χ σ hung < χ abel 7 (kelas sampel homogens Dan hasl perhungannya dunjukkan pada Tabel Tabel Uj Homogenas ampel χ hung dk χ abel (sg. 5% 30, ,8 Berdasarkan Tabel ernyaa χ hung 30,6 < χ abel 55,8. Karena χ hung < χ abel, maka Ho derma dan Ha dolak. Dengan demkan hpoess yang menyaakan semua varan kelas sampel sama aau semua kelas sampel homogen dapa derma. Jad semua kelas VIII MP Neger 1 Juwana mempunya varan yang sama aau semua sampel mempunya homognas yang sama a Valdas (valdy Unuk valdas soal yang dpaka dalam penelan n adalah valdas bandngan (concuren valdy, yau dengan membandngkan hasl es yang sau dengan hasl es yang lan dalam kurun waku yang sama (Anas udjono:79. Bur-bur soal yang r xy sudah ergolong memenuh deraja kesukaran (P dan daya pembeda (D sebanyak 0 soal, dujcobakan lag pada kelas yang dambl secara acak yau kelas VIII-C dan kelas VIII-E, unuk duj valdasnya. Dengan menggunakan rumus, NΣ XY ΣX ( ΣY ( ΣX NΣY { NΣX }{ ( } ΣY (Anas udjono, 1984:80, dapa drumuskan hpoess : Ho : nsrumen soal dak vald. Ha : nsrumen soal vald Ha derma bla r (hung > r (abel Dan hasl perhungannya dunjukkan pada abel 33

7 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Tabel Hasl Perhungan Valdas oal (Bandngan r hung dk r abel (sg. 5% 0, ,304 Berdasarkan abel dperoleh r hung 0,47 > r abel 0,304. Karena r hung > r abel, maka hpoess alernaf (Ha derma dan hpoess nhl (Ho dolak, yang berar dapa dsmpulkan bahwa nsrumen soal yang dujcobakan memlk valdas bandngan. Unuk valdas s (conen valdy dan valdas susunan (consruc valdy dlakukan oleh valdaor, yau seorang pakar dan ahl dalam bdangnya, yang dalam penelan n dlakukan oleh Edy oedjoko. b Relablas (relably Dar 0 bur soal yang sudah memenuh deraja kesukaran (P, daya pembeda (D dan valdasnya akan danalss lag keandalan aau relablas (relably soal ersebu. Dengan menggunakan ngle-tral (ngle-tes dar pearman Brown model gazal-genap (Anas udjono, 1984:85, yang dujcobakan pada kelas yang dplh secara acak, yau kelas VIII-A. Dengan menggunakan rumus, r xy NΣ XY ΣX ( ΣY ( ΣX NΣY { NΣX }{ ( } Σ Y dlanjukan dengan rumus;. rxy r r (Anas udjono, 1984:84, dapa drumuskan hpoess : Ho : nsrumen soal dak dak relabel. Ha : nsrumen soal relabel. Ha derma bla r (hung > r (abel Dan hasl pehungannya dunjukkan pada abel. xy Tabel Hasl Perhungan Relablas oal ngle-tes Gasal-Genap r xy (hung r 11 (hung dk r abel (sg. 5% 0,985 0, ,17 Berdasarkan abel dperoleh r 11 (hung 0,99 > r abel 0,17. Karena r hung > r abel, maka hpoess alernaf (Ha derma dan hpoess nhl (Ho dolak, yang berar dapa dsmpulkan bahwa nsrumen soal yang dujcobakan relabel. Jad seelah dlakukan analss kesukaran soal (dffculy ndex, analss daya pembeda soal (dscrmnang power, analss valdas soal dan analss relablas soal, erhadap 30 soal yang dujcobakan, erdapa 0 soal yang sudah memenuh syara unuk dpaka dalam penelan. Teknk Pengolahan Daa dan Analss Daa. Analss daa yang dgunakan dalam penelan n adalah sebaga berku. a Unuk melha keunasan presas belajar sswa seelah pembelajaran menggunakan model sorogan berbanuan CD pembelajaran dengan menggunakan uj sask -es (one sampel -es pada kelas ekspermen. Dengan menggunakan uj phak kanan drumuskan hpoess : H o : µ 1 < µ o (presas belajar dak dapa mencapa keunasan H a : µ 1 > µ o (presas belajar mencapa keunasan µ 1 : raa-raa nla es presas belajar sswa kelas ekspermen µ o : sandar keunasn belajar MP Neger 1 Juwana, yau 70,00 34

8 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Unuk menguj hpoess dgunakan uj one sampel -es sebaga berku : µ µ n n (ugyono, 005:99 ebelum dlakukan uj one sampel -es erhadap kelas ekspermen, erlebh dahulu daa yang akan dolah, dlakukan uj normalas daa. Uj normalas daa kelas ekspermen dengan menggunakan rumus Ka Kwadra yau : (Anas udjono, 1989:356 b Unuk mengeahu perbedaan presas belajar sswa kelas ekspermen dengan kelas konrol dengan menggunakan uj sask -es (ndependen sampel - es Rumusan hpoess : χ Ho : µ 1 µ (presas belajar dak berbeda Ha : µ 1 µ (presas belajar berbeda µ 1 raa-raa nla es presas belajar kelompok sswa kelas ekspermen. µ raa-raa nla es presas belajar kelompok sswa kelas konrol. Unuk menguj hpoess dgunakan uj sask -es (ndependen sampel -es sebaga berku : µ 1 µ n n 1 ( f f 0 f Varabel Independen mpangan baku sampel ( ( n ( n 1 n + n 1 1 n 1, n, jumlah sampel kelompok ekspermen dan konrol. (ugyono, 006 ebelum dlakukan uj, unuk mencar perbedeaan presas belajar kelas ekspermen dan kelas konrol, erlebh dahulu daa yang akan dolah dlakukan uj normalas daa. Uj normalas daa kelas ekspermen dan kelas konrol dengan menggunakan rumus Ka Kwadra yau : χ ( f f 0 f (Anas udjono, 1989:356 c Unuk mengeahu adanya pengaruh pembelajaran model sorogan berbanuan CD pembelajaran erhadap presas belajar sswa kelas VIII dlakukan melalu analss uj sask regres sederhana pada kelas ekspermen. Dalam hal n penel membaas unsur yang dama dar penggunaan pembelajaran model sorogan adalah aspek akvas sswa selama proses presenas berlangsung. Dan desan analss regresnya dapa dgambarkan sebaga berku. Varabel Dependen Kelompok Akvas (hasl belajar Ekspermen X Y Berdasarkan persamaan regres sederhana dengan rumus Ŷ a + bx 1 Menenukan koefsen regres; ( Σy ( Σx a nσ nσx y b n Σx Σx ( Σx y Σx x Σx ( Σy Σx 35 (ugyono, 005:45 Keerangan : x : nla subyek ke pada varabel ndependen (hasl belajar sswa y : nla subyek ke pada varabel dependen (akvas sswa n : banyaknya sampel

9 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Menguj keberaran koefsen regres; (udjana, 1989:333, dengan rumusan hung hpoess : ssa JK( / n Ho : koefsen regres dak berar Ha : koefsen regres berar Ha derma jka F (hung > F (abel 3 Menguj kelneran model regres; (udjana, 1989:333, dengan rumusan hpoess: Ho : model regres lner Ha : model regres dak lner Ho derma jka F (hung < F (abel 4 Menguj korelas anara varabel ndependen dan varabel dependen dgunakan rumus korelas : r { n X F F F F n hung reg TC G JK( b / a /1 X Y ( X ( ( X }{ n Y Y ( Y Keerangan : x : nla subyek ke pada varabel ndependen (hasl belajar sswa y : nla subyek ke pada varabel dependen (akvas sswa n : banyaknya sampel (ugyono, 005:50 HAIL PENELITIAN DAN PEMBAHAAN Deskrps Hasl Penelan Kegaan penelan n dlakukan pada bulan Februar sampa dengan bulan Mare 009 pada sswa kelas VIII MP Neger 1 Juwana Kabupaen Pa pada semeser genap ahun pelajaran 008/009. Analss Hasl Penelan Unuk menguj apakah pembelajaran maemaka model sorogan berbanuan CD pembelajaran dengan pokok bahasan abel Fα ;(1, n abel F α ;( k, n k JK( TC / k JK( E / n k } lngkaran dalam dan lngkaran luar segga d MP Neger 1 Juwana dapa mencapa baas andar Keunasan Belajar Mnmal (KBM sebesar 70,0, dalam penelan n dgunakan uj sask one sample -es, dengan rumus : x µ 0 (ugyono, 005:101. n ebelum menggunakan uj srask one sample -es, erlebh dahulu dlakukan analss normalas daa presas belajar kelas ekspeprmen, dengan menggunakan rumus Ka Kuadra, ( f 0 f χ Σ (Anas udjono, 1989:356, yang dnyaakan dalam benuk hpoess : Ho : penyebaran daa presas belajar kelas ekspermen berdsrbus normal Ha : penyebaran daa presas belajar kelas ekspermen dak berdsrbus normal Ho derma bla χ (hung < χ (abel Hasl perhungannya dunjukkan pada Tabel. Tabel Hasl Perhungan Ka Kwadra Kelas Unuk Anbalss Normalas Daa Kelas Χ f Ekspermen (hung dk χ abel (sg. 5% Ekspermen 6, ,07 Berdasarkan abel dar kelas ekspermen menunjukkan bahwa χ (hung 6,53 < χ (abel 11,07. Karena χ hung < χ abel (6,53 < 11,07, maka hpoess nhl (Ho derma dan hpoess alernaf (Ha dolak. Dengan demkan, hpoess yang menyaakan es presas belajar kelas ekspermen dak menympang dar dsrbus normal aau penyebaran daanya berdsrbus normal derma elanjunya dengan menggunakan uj phak kanan dapa drumuskan hpoess sebaga berku : Ho : pembelajaran model sorogan dengan berbanuan CD pembelajaran palng ngg mencapa nla presas belajar 70,00 (μ o < 70,00 aau dak dapa mencapa keunasan. Ha : pembelajaran model sorogan dengan berbanuan CD pembelajaran lebh dar 70,00 (μ o > 70,00 dapa mencapa keunasan. Ha derma bla hung > abel 36

10 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Dan hasl perhungannya dapa dunjukkan pada Tabel. Tabel Hasl Perhungan Unuk Anaslss One ample T-Tes μ 0 -es hung abel (sg 5% 77,73 70,00 5,7,0 Berdasarkan Tabel d aas dperoleh nla raa-raa kelas ekspermen adalah 77,73 dan dperoleh hung 5,7 > abel,0 Karena hung > abel, (5,7 >,0, maka hpoess nhl (Ho dolak dan hpoess alernaf (Ha derma. Dengan demkan, hpoess yang menyaakan pembelajaran model sorogan dengan berbanuan CD Ho : pembelajaran lebh dar 70,00 (μ o > 70,00 aau dapa mencapa keunasan derma. Analss uj sask ndependen sample -es. ebelum dlakukan uj sask belajar dar kelas ekspermen maupun kelas konrol, dengan menggunakan rumus Ka Kuadra, ( f 0 f Ha : penyebaran daa presas belajar dak berdsrbus normal ndependen sample -es, unuk mengeahu Ho derma bla χ (hung < χ (abel pebedaan presas belajar anara kelas Dan hasl perhungannya dapa dunjukkan ekspermen dengan kelas konrol, erlebh pada Tabel. dahulu dlakukan uj normalas daa presas Σ χ (Anas udjono, f 1989:356, yang dnyaakan dalam benuk hpoess : penyebaran daa presas belajar berdsrbus normal Tabel Hasl Perhungan Ka Kwadra Analss Normalas Daa Kelas Ekspermen dan Kelas Konrol Kelas χ (hung dk χ abel (sg.5% Ekspermen 6,53 Konrol 7, ,08 11,07 Berdasarkan Tabel dar kelas ekspermen menunjukkan bahwa χ (hung 6,53 < χ (able 11,07. Karena χ hung < χ abel (6,53 < 11,07, maka hpoess nhl (Ho derma dan hpoess alernaf (Ha dolak. Dengan demkan, hpoess yang menyaakan es presas belajar kelas ekspermen dak menympang dar dsrbus normal aau penyebaran daanya berdsrbus normal derma. Demkan juga pada kelas konrol menunjukkan bahwa χ (hung 7,90 < χ (abel 11,07. Karena χ hung < χ abel (7,90 < 11,07, maka hpoess nhl (Ho derma dan hpoess alernaf (Ha dolak. Dengan demkan, hpoess yang menyaakan, es presas belajar kelas konrol dak menympang dar dsrbus normal aau penyebaran daanya berdsrbus normal derma. Karena daa presas belajar kelas ekspermen maupun kelas konrol berdsrbus normal, maka analss sask yang dpaka adalah sask paramerk. Unuk menenukan rumus - es yang akan dgunakan, maka dlakukan analss kesamaan varan aau uj homognas erlebh dahulu. Pengujan homognas varans dgunakan uj F, dengan rumus sebaga berku. Varan erbesar F (ugjono, Varan erkesl 005:136 37

11 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Dengan rumusan hpoess, Ho derma bla F (hung < F Ho : varan homogens. (abel Ha : varan dak homogens. Dan hasl perhunganya dsajkan dalam Tabel. Tabel Hasl Perhungan Unuk Analss Independen ample -es F Kelas Ekspermen Kelas Konrol hung abel sg. 5% hung abel sg. 5% μ 1 77,73 μ 77,8 1 8,54 9,5 Var( 1 7,97 Var( 90,67 1,4 1,69 0, 1,99 n 1 40 n 40 Berdasarkan Tabel dperoleh F hung 1,4 < F abel 1,69. Karena F hung < F abel (1,4 < 1,69, maka Ho derma dan Ha dolak. Dengan demkan, hpoess yang menyaakan varans homogens derma. Karena varans homogens, maka rumus yang dgunakan adalah, µ 1 µ n n 1 (ugjono, 005:135 dengan rumusan hpoess, Ho : dak ada perbedaan presas belajar anara kelas ekspermen dan kelas konrol. Ha : ada perbedaan presas belajar anara kelas ekspermen dan kelas konrol. Ha derma bla (hung > (abel Berdasarkan Tabel dperoleh hung 0, < abel 1,99. Karena hung < abel (0, < 1,99, maka hpoess nhl (Ho derma dan hpoess alernaf (Ha dolak. Dengan demkan, hpoess yang menyaakan dak ada perbedaan presas belajar anara kelas ekspermen dan kelas konrol derma. Unuk menguj pengaruh akvas sswa dalam pembelajaran maemaka model sorogan berbanuan CD pembelajaran erhadap presas belajar sswa kelas VIII MP Neger 1 Juwana pada maer lngkaran dalam dan lngkaran luar segga menggunakan analss regres. Analss n ddahulu dengan mencar koefsen persamaan regres, sehngga dperoleh benuk persamaan regresnya. Benuk persamaan regres yang dperoleh akan duj keberaran persamaan regres, kemudan dlanjukan dengan uj lneras persamaan regres, dan dlanjukan dengan mencar nla korelas Produc Momen. Dan langkah-langkah yang dempuh adalah : a Menenukan koefsen regres. Dengan rumus, ( Σy ( Σx Σx ( Σx y a nσx Σx nσx y Σx ( Σy b nσx Σx Ŷ a + b X Haslnya dapa dperlhakan pada able. Tabel Hasl Perhungan Unuk Analss Regres ederhana a b Ŷ 3,1 0,70 3,1 + 0,70 X 38

12 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Berdasarkan abel dperoleh persamaan regres sederhana, yau Ŷ 3,1 + 0,70X, dengan keenuasn Ŷ presas belajar, dan X akvas sswa. b Melakukan uj keberaran koefsen regres Dengan menggunakan rumus, F hung reg ssa JK( b / a /1 JK( / n (udjana, 1989:333, sehngga dapa drumuskan hpoess : Ho : koefsen regres dak berar Ha : koefsen regres berar Ha derma bla F (hung > F (abel Dan haslnya dunjukkan pada Tabel. Tabel Hasl Perhungan Unuk Uj Keberaran Koefsen Regres JK (b/a JK ( N F (hung F abel (sg. 5% 13,87, ,76 4,10 Dar abel dperoleh nla F (hung 4,76 > F (abel 4,10. Karena F (hung > F (abel, maka Ho dolak dan Ha derma. Dengan demkan, hpoess yang menyaakan koefsen regres berar dapa derma. c Melakukan uj kelneran Model regres. Dengan menggunakan rumus, F hung TC G JK( TC / k JK( E / n k Tabel Hasl Perhungan Unuk Uj Kelneran Model Regres (udjana, 1989:333, sehngga dapa drumuskan hpoess : Ho : model regres lner Ha : model regres dak lner Ho derma bla F (hung < F (abel Dan hasl perhungannya dunjukkan pada abel. JK (TC JK (E n k F (hung F abel (sg. 5% 1387, ,676,16 Dar abel dperoleh nla F (hung 0,676 < F (abel,16. Karena F (hung < F (abel, maka Ho derma dan Ha dolak. Dengan demkan hpoess yang menyaakan model regres lner derma. d Mencar korelas produc momen Dengan menggunakan rumus, r { nσx n Σx y Σx ( Σy Σx }{ nσy Σy } (ugjono, 005:50, dapa drumuskan hpoess : Ho : dak ada korelas posf dan sgnfkan anara keakvan sswa dengan presas belajar. Ha : ada korelas posf dan sgnfkan anara keakvan sswa dengan presas belajar. Ha derma bla r(hung > r(abel Dan hasl perhungannya dunjukkan pada abel. Tabel Hasl Perhungan Unuk Korelas Produc Momen r (hung r r abel (sg. 5% 0,63 0,39 0,304 39

13 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Dar hasl perhungan yang erdapa pada abel dperoleh nla r (hung 0,63 > r (abel 0,304. Karena F (hung >F (abel, maka Ho dolak dan Ha derma. Dengan demkan, hpoess yang menyaakan erdapa korelas yang posf dan sgnfkan anara akvas sswa dan presas belajar sswa derma. Koefsen deermnas r (0,63 0,39 menunjukkan bahwa hasl belajar sswa 39% denukan oleh akvas sswa dalam pembelajaran model sorogan berbanuan CD pembelajaran, melalu persamaan regres Ŷ 3,1 + 0,7X. sanya 61% denukan oleh fakor lan. Pembahasan Hasl Penelan Pembelajaran maemaka model sorogan berbanuan CD pembelajaran Masalah pokok dar pembelajaran model sorogan adalah memberkan keleluasaan dan kepercayaan sepenuhnya kepada sswa unuk menggal dan mengeksploras lmu pengeahuan melalu pengalamannya sendr. Model pembelajaran n melbakan beberapa eor pembelajaran, yau CP (Creave Problem olvng, konsrukvsme, CBA (uden Acve Learnng dan Indvdual Learnng. Penggunaan meda dalam pembelajaran maemaka dpandang sanga perlu, karena dengan menggunakan meda pembelajaran sswa akan lebh mudah memaham konsep maemaka yang bersfa absrak. Menuru Fowler H. W. (dalam Tabel Presas Belajar uswa Kelas Ekspermen dan Kelas Konrol uyno, dkk., 000 maemaka adalah lmu yang mempelajar enang blangan dan ruang yang bersfa absrak, sehngga unuk menunjang kelancaran pembelajaran, d sampng pemlhan meode yang epa juga perlu dgunakan suau meda pembelajaran yang sanga berperan dalam membmbng absraks sswa. chramm (1984:386 mengemukakan:... CD (compac dsk pembelajaran merupakan salah sau sumber belajar yang drancang (learnng resources by desgn, dmana d dalamnya elah dnsal program yang dsapkan unuk ujuan pembelajaran erenu. Arsyad (006:3 menyebunya sebaga meda muakhr berbass kompuer yang dyakn mampu mencpakan pembelajaran yang lebh hdup dan melbakan nerakfas sswa. Dengan demkan penggunaan CD pembelajaran dapa dgunakan sebaga alernaf pemlhan meda pembelajaran maemaka yang cukup mudah dan efekf unuk dgunakan. Akfas sswa dalam pembelajaran maemaka model sorogan berbanuan CD pembelajaran Berdasarkan hasl penlan dar para pengama enang akvas sswa dalam pembelajaran model sorogan berbanuan CD pembelajaran dperoleh raa-raa akvas sswa dalam pembelajaran sorogan adalah 77 aau mencapa 60%. Akvas palng rendah 43% dan palng ngg 74%. Presas belajar maemaka sswa ecara rngkas presas belajar maemaka sswa pada maer lngkaran dalam dan lngkaran luar segga dapa dunjukkan pada Tabel berku. Kelas Average Max Mn Ekspermen 77, ,54 Konrol 77, ,5 Berdasarkan abel menunjukkan bahwa kelas ekspermen memperoleh nla raa-raa kelas 77,73, nla erngg 96, nla erendah 56 dan sandar devas nla (D 8,54. Demkan juga kelas konrol memperoleh nla raa-raa kelas 7,8, nla erngg 96, nla erendah 56 dan sandar devas nla (D 9,5. Kelas eksprmen memperoleh nla erngg dan erendah sama dengan kelas konrol. Perbedaan presas belajar yang ps anara kelas ekspeprmen (yang menggunakan pembelajaran model sorogan dan kelas konrol (yang menggunakan model konvensonal dsebabkan model konvensonal yang derapkan sekarang sudah dak sesua lag dengan pembelajaran konvensonal secara eork. Pembelajaran konvensonal sekarang sudah mengalam novas baru yang dsesuakan dengan eor pembelajaran yang berlaku sekarang. Pembelajaran sudah dak lag berpusa pada guru, sswa dak lag pasf dalam proses pembelajaran, neraks guru dan 40

14 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 sswa d dalam kelas sudah berjalan dengan bak. Dalam penelan n penel mengalam kesulan menemukan pembelajaran model konvensonal yang sesungguhnya. Pembelajaran maemaka model sorogan berbanuan CD pembelajaran dapa mencapa andar Keunasan Belajar Mnmal (KBM Tunas berar mencapa suau ngka penguasaan erenu mengena ujuan nsruksonal sauan/un pelajaran erenu, sesua dengan norma baku pula (Eneng, 1985:4. Dalam penelan n KKM yang dgunakan MP Neger 1 Juwana adalah 70,0. eelah dadakan penelan, berdasarkan perhungan dar daa yang dperoleh dar kelas ekspermen menunjukkan bahwa sswa elah menguasa maer pembelajaran karena elah melampau KBM, dengan raa-raa 77,5. Dar hasl perhungan (lha lampran5 dperoleh hung 5,7 sedangkan abel,0 (unuk sgnfkans 5%. Karena hung > abel (5,7 >,0, maka hpoesa nhl (Ho dolak dan hpoesa alernaf (Ha derma. Jad pembelajaran model sorogan dengan berbanuan CD pembelajaran secara sgnfkan dapa mencapa keunasan. Pembelajaran model sorogan dengan berbanuan CD pembelajaran menunu sswa unuk akf dan kreaf dalam mengeksploras pokok bahasan maer pembelajaran dan dalam mengungkapkan gagasan enang solus suau permasalahan. Kesempaan unuk salng berukar pendapa dengan yang lan dan menyampakan/ mempresenaskan pendapanya adalah kesempaan yang palng berharga bag sswa unuk menggal pengeahuan. Pembelajaran yang berbass eknolog, dalam hal n CD pembelajaran, akan memudahkan sswa dalam mengeksploras permasalahan yang dhadap dan akan menngkakan movasnya dalam belajar. Perbedaan Pembelajaran Model orogan Berbanuan CD Pembelajaran dengan Pembelajaran Model Konvensonal. Pembelajaran model sorogan berbanauan CD pembelajaran merupakan model pembelajaran sorogan yang dlengkap dengan program maer pembelajaran yang dkemas dalam benuk CD pembelajaran. Pembelajaran konvensonal adalah model pembelajaran yang menempakan guru sebaga sumber nformas uama yang berperan domnan dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran konvensonal guru berndak sebaga penransfer lmu kepada sswanya, sswa danggap sebaga penerma pengeahuan yang pasf (uparman, 1997:198. Perbedaan karakersk pembelajaran model sorogan dan konvensonal akan berpengaruh erhadap presas belajar sswa. Meskpun demkan seap model pembelajaran mempunya kelebhan dan kekurangan. Unuk mengeah perbedaan hasl belajar sswa dlakukan analss sask ndependen sample -es. Tes presas belajar pembelajaran model sorogan berbanuan CD pembelajaran dengan pembelajaran model konvensonal dak erdapa perbedaan. Dar hasl perhungan (lha Lampran7 uj sask dperoleh hung 0,, sedangkan abel 1,99. Karena hung < abel (0, < 1,99, maka hpoesa nhl derma (Ha dan hpoesa alernaf (Ha dolak. Jad dak erdapa perbedaan yang sgnfkan anara hasl belajar kelas ekspermen yang menggunakan pembelajaran model sorogan dengan berbanuan CD pembelajaran dengan kelas konrol, yang menggunakan pembelajaran model konvensonal Tdak adanya perbedaan presas belajar anara kelas ekspermen, yang menggunakan pembelajaran model sorogan berbanuan CD pembelajaran, dengan kelas konrol, yang menggunakan pembelajaran model konvensonal, karena model konvensonal yang ada sekarang, bak langsung maupun dak langsung, sudah mengalam perubahan. Perubahan u danaranya, 1. Pembelajaran sudah dak berpusa pada guru.. Guru dak lag menggunakan model ceramah dalam pembelajaran. 3. Dengan adanya pengembangan meda pembelajaran, sswa dapa mencar sumber pembelajaran selan guru. 4. Proses pembelajaran sudah banyak melbakan sswa. Jad model pembelajaran konvensonal sekarang dak lag mulak konvensonal secara eork, melankan konvensonal yang sudah mengalam perubahan dan novas baru. edangkan pada kelas ekspermen (yang menggunakan pembelajaran model sorogan dengan berbanuan CD pembelajaran dak dapa dmplemenaskan dengan sempurna. Pembelajaran model sorogan n akan lebh deal apabla dlakukan dengan komposs waku yang lebh longgar dan dak erka dengan waku. ehngga penel berharap model sorogan n dapa dujcobakan lag dengan waku yang lebh lama dan maer yang lebh luas. Karena model pembelajaran n dapa djadkan sebaga alernaf bag guru 41

15 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 yang erlalu sbuk dengan ugas lan, dan dapa derapkan unuk pembeljaran kelas jarak jauh. PENUTUP mpulan 1. Pembelajaran maemaka model sorogan berbanuan CD pembelajaran dapa mencapa keunasan presas belajar sswa.. Tdak erdapa perbedaan yang sgnfkan anara presas belajar maemaka sswa yang mengku pembelajaran maemaka model sorogan berbanuan CD pembelajaran dengan sswa yang mengku pembelajaran maemaka model konvensonal. 3. Ada pengaruh akvas sswa dalam proses pembelajaran maemaka model sorogan berbanuan CD pembelajaran erhadap presas belajar sswa.. aran 1. Pembelajaran model sorogan berbanuan CD pembelajaran merupakan model pembelajaran yang dak erka pada waku dan empa, sera memberkan kebebasan kepada sswa unuk menggal sendr pengeahuannya, karena u guru maemaka dharapkan dapa menerapkan dalam pembelajaran maemaka, sebaga alernaf lan apabla guru dak mempunya waku unuk menerangkan maer pembelajaran, dan juga sebaga alernaf pembelajaran jarak jauh, yang dak harus berganung pada guru.. Guru hendaknya menngkakan keakfan pada sswa dalam pembelajaran maemaka model sorogan, sehngga hasl belajar sswa dapa lebh maksmal. 3. Para guru dapa mengembangkan perangka pembelajaran yang serupa unuk pokok bahasan lan, bahkan para guru dapa mengembangkan unuk model pembelajaran yang lan. 4. Para penel dapa mengembangkan hasl penelan n lebh dengan waku yang lebh longgar, bak pada maa pelajaran maemaka aau pelajaran yang lan. DAFTAR PUTAKA Ahmad dan upryono w., 004. Pskolog Belajar. Jakara : PT Rneka Cpa. Anas udjono Teknk Evaluas Penddkan (Pokok-pokok, Yogyakara : UD. Rama Penganar ask Penddkan, Jakara. CV. Rajawal. Arkuno, Dasar-dasar Evaluas Penddkan. Jakara: PT Bum Aksara Prosedur Penelan. uau Pendekaan Prakek. Jakara: PT Rneka Cpa. Arsyad, A Meda Pembelajaran. PT. Raja Grafndo Perkasa. Jakara. Azs, J. A Pengaruh Penggunaan Karu Pecahan Terhadap `1q5Pemahaman Konsep Pecahan dan Penguasaan Operas Penjumlahan dan Perkalan pada Pecahan Bag swa Kelas II D, Laporan Hasl Penelan, emarang : IKIP emarang. Dwjano Pengaruh Pembelajaran Berbass Masalah Berbanuan Kompuer Terhadap Pencapaan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Berpkr Kreaf Maemak Mahasswa. Dseras. Bandung. Eneng, M Dagnosa Kesulan Belajar dan Pengajaran Remdal. Jakara : Depdkbud. Frya, E Pengembangan Perangka Pembelajaran Dengan Pendekaan Pembelajaran Maemaka Realsk (PMR Topk Uang Dalamperdagangan Kelas I LTP. urabaya : Program ud Penddkan Maemaka Program Pascasarjana Unversas Neger urabaya Hdayah, I., dkk Keefekfan Pembelajaran Maemaka Berbass Masalah dengan Pendayagunaan Meda (Ala banu Ajar d D, LTP, MU, dan LPTK. (Laporan Research Gran. emarang : UNNE. Koesnandar A, 003. Prnsp-prnsp Penulsan program mulmeda. Jakara Pusa Teknolog dan nformas Penddkan Depdknas. Marpaung, Y Meode Pembelajaran Maemaka unuk anak D/MIN, Makalah dsampakan pada arasehan Pengembangan Pembelajaran d D dan TK Fakulas Ilmu Penddkan, UNY, Karangmalang, 1 Okober 006, Yogyakara Pendekaan Mulkulural Dalam Pembelajaran Maemaka, Makalah dpresenaskan pada emnar Nasonal MIPA, UNNE emarang, 19 Desember 006. M. Ihsan, 006. Prnsp Pengembangan Meda Penddkan ebuah Penganar, Jurnal Penddkan. Mulyad, 003. Pembelajaran yang Akf, Kreaf, Efekf, dan Menyenangkan (Pakem dalam Belajar Maemaka. Penelan dsampakan pada Bnek Guru Maemaka. emarang:bpg emarang. 4

16 Jurnal DIPROTEK Volume 5, no., Jul 014 Mulyana, E Kurkulum Berbass Kompeens, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. Naqyah Najlah, Arkel, Forum Pencerahan Pesanren, hp:/ Rachma, A, 005. Penganar Mulmeda hp:// lecurer.ukdw.ac.d/anon/download/mul meda1.pdf.dakses 15 februar 007 udjana, Meoda arska. Bandung: Tarso Penlaan Hasl Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. ugyono, 005. aska Unuk Penelan, Alfabea, Bandung. uparman, Desan Insruksonal, Jakara : Drjen Dk Depdknas. uparno, Paul Flsafa Konsrukvsme dalam Penddkan. Yogyakara: Kansus. upryad, T Pengembangan Keramplan Proses Bervs cene Envronmen, Tecnolog and osey (ET Unuk Menngkakan Hasl Belajar IPA swa Kelas V DN 0 Kec. Tengaran, Kab. emarang, Tess, emarang : Program Pascasarjana Unnes. uyno, Amn dkk., 000. Teor Pembelajaran Maemaka I, Handou, Perkulahan Program Magser Program ud Maemaka, Unnes emarang. Waluya B, 006. Mulmeda Pembelajaran, Handou Perkulahan Program Magser Program ud Maemaka, Unnes emarang. Wardhan,., 003. Permasalahan Pembelajaran dan Penlaan Hasl Belajar Maemaka MP. Dsampakan pada Penlok Wdyaswara Penddkan Maemaka ekolah dar LPMP se Indonesa. Depdknas, Drekora Penngkaan Muu Penddkan dan Tenaga Kependdkan, PPPG Maemaka Yogyakara. Wbawano, H Mulmeda Unuk Presenas, emarang : Laboraorum Kompuer Pascasarjana Unnes. Wbowo, E Efekvas Penggunaan Karu Hung Bergambar ebaga Ala Banu Pengajaran d ekolah Dasar (suau upaya penngkaan presas berhung sswa. krps, emarang : Program arjana FPMIPA IKIP. Yanyawa, P Mengajar Menyenang Maemaka. Bandung : Pkran Rakya (eds 7 Mare 006. Yusnus, 006. Pengaruh Penggunaan Meda Anmas Grafs dan Lembar Kerja swa Terhadap Hasl Belajar Geomer swa Kelas IV ekolah Dasar, Tess, emarang : Program Pascasarjana Unnes emarang. Zamakhsar Dhofr Trads Pesanren, ud enang Pandangan Hdup Kya, LP3, Jakara Zubad, 005. Penddkan Berbass Masyaraka, Upaya Menawarkan olus Terhadap Berbaga Problem osal, Pusaka Pelajar, Yogayakara. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:.

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Mulmeda 2015 STMIK AMIKOM Yogyakara, 6-8 Februar 2015 PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Yeffransjah Salm STMIK Indonesa

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

Reliabilitas. A. Pengertian

Reliabilitas. A. Pengertian Relablas A. Pengean Relablas adalah sejauh mana hasl ujan sswa eap aau konssen da posedu penlaan (Nko, 007:66). Menuu Ellen, suau es dkaakan elabel jka sko obsevas nla awal behubungan dengan sko yang sebenanya.

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR 15 BAB III MODEL PERTUMBUHA EKOOMI DUA SEKTOR 3.1 Aum dan oa Model perumbuhan dua ekor n merupakan model perumbuhan dengan dua komod yang dhalkan, yau barang modal dan barang konum. Kedua barang n dproduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci