BAB II TEORI DASAR. = besar gaya tarik menarik (Newton)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TEORI DASAR. = besar gaya tarik menarik (Newton)"

Transkripsi

1 BAB II TEORI DASAR. Hukum Gravtas Newton Dasar teor yang dgunakan dalam metode gayaberat adalah hukum Newton yang menyatakan bahwa gaya tark menark antara dua ttk massa m dan m yang dpsahkan oleh jarak r, menghaslkan persamaan sebaga berkut : r mm ) F = γ r... (.) r Medan gayaberat d ttk m akbat ttk massa m yang berjarak r adalah : g m γ r =... (.) Jka m dasumskan sebaga massa bum (M e ) dan (R e ) merupakan jara-jar bum, maka percepatan gayaberat dar suatu massa m d permukaan adalah : M g = γ... (.3) R e e dmana : F r = besar gaya tark menark (Newton) ( ² ¹¹ 0 N m² kg γ = konstanta gravtas (6,67 x m = massa benda (kg) m = massa benda (kg) r = jarak antara m dan m ˆr = vektor satuan dar m ke m g = percepatan gayaberat 6

2 . Satuan gayaberat Percepatan gayaberat bum secara umum antara 9.78 hngga 9.83 m/s atau 978 hngga 983 cm/s. Sebaga penghormatan kepada Galleo, unt c.g.s dar percepatan gayaberat ( cm/s ) dsebut sebaga Gal. Konvers beberapa satuan sbb: g = 9.8 ms - Gal = cms - = 0 - ms - = 0.00 g mgal = 0-3 Gal = 0-6 g μ Gal = 0-3 mgal = 0-6 Gal = 0-8 ms - (SI).3 Koreks Data Gayaberat mkro 4D Pembacaan gayaberat terhadap suatu ttk d atas permukaan dpengaruh oleh beberapa faktor, dantaranya akbat kesalahan sstematk alat, varas topograf, varas ketnggan, pasang surut, lntang dan varas denstas bawah permukaan. Dar beberapa faktor tersebut, yang menjad target utama adalah varas denstas bawah permukaan, sehngga faktor-faktor lan yang terekam dalam pembacaan gayaberat perlu dhlangkan. Dengan kata lan nla pembacaan gayaberat perlu dkoreks terlebh dahulu, sehngga nla gayaberat yang dukur benar-benar merepresentaskan anomal karena varas denstas bawah permukaan. Untuk pengukuran gayaberat mkro 4D, koreks yang dlakukan hanya dua, yatu : 7

3 ) Koreks Pasang Surut (Tde Correcton) Dlakukan untuk menghlangkan efek gayaberat benda-benda dluar bum sepert matahar dan bulan. Karena nla gayaberat dpermukaan bum dsampng dsebabkan oleh adanya dstrbus massa dan struktur yang ada d dalam dan permukaan bum, juga dpengaruh oleh adanya gaya tark bum dengan planet dan benda angkasa dsektarnya, dan yang palng sgnfkan yatu efek bulan dan matahar. Perubahan nla gayaberat secara perodk yang dsebabkan oleh adanya perubahan kedudukan bum terhadap matahar dan bulan dsebut pasang surut gayaberat. ) Koreks Apungan (Drft Correcton) Koreks drft adalah koreks yang dlakukan sebaga akbat adanya perbedaan pembacaan gayaberat dar stasun yang sama pada waktu berbeda yang dsebabkan oleh adanya guncangan pada pegas (sprng) alat tersebut selama proses transportas dar satu stasun ke stasun lannya. Untuk menghlangkan efek n, maka pengamblan data gayaberat ddesan dalam suatu rangkaan tertutup sehngga besarnya penympangan tersebut dapat dketahu dan dasumskan lnear pada selang waktu tertentu. Persamaan untuk koreks drft : gt g 0 drft = ( t t ) n (.4) t t t 0 dengan g t = pembacaan gravtmeter pada akhr loopng g 0 = pembacaan gravtmeter pada awal loopng t t = waktu pembacaan pada akhr loopng t 0 = waktu pembacaan pada awal loopng t n = waktu pembacaan pada stasun ke n 8

4 Gambar. Metode pengamblan data gayaberat tertutup Kadr (006) menyatakan bahwa anomal Bouguer akbat perubahan kontras rapat massa pada stasun P untuk waktu t dan t dberkan oleh Δg( t) = g obs ( t) gϕ + ah( t) bh( t) + cδh( t)..... (.5) Δg( t ) = g obs ( t ) gϕ + ah( t ) bh( t ) + cδh( t ) (.6) dengan g(t ) = anomal bouger pada t g obs (t ) = gayaberat observas pada t g φ a b c h = gayaberat teorts pada lntang φ = konstanta free-ar = konstanta bougeur = konstanta koreks terran = elevas Dengan asums bahwa geometr reservor tdak berubah selama selang waktu tertentu (pengukuran pertama dan kedua), maka semua koreks yang terkat dengan elevas yatu koreks Bouguer dan koreks Terran tdak perlu dlakukan karena pada perode pengamblan data pertama dan kedua elevas tdak berubah. Koreks yang dlakukan adalah koreks yang terkat dengan pengukuran gayaberat yatu koreks apungan (drft) yang berasal dar alat dan koreks pasang surut gayaberat (tde) yang dsebabkan oleh pengaruh benda dar luar angkasa terutama bulan dan matahar. 9

5 Sehngga persamaan (.5) dan (.6) dapat dtuls : Δ g t ) Δg( t ) = g ( t ) g ( ). (.7) ( obs obs t.4 Gayaberat mkro 4D Metode gayaberat mkro 4D adalah metode gayaberat dengan waktu sebaga dmens yang keempatnya, sehngga kta dapat mengamat kemungknan adanya perubahan rapat massa dan geometr (bentuk) sumber bawah permukaan sebaga fungs x, y, z dan t. Anomal gayaberat mkro 4D ddefenskan sebaga selsh harga pembacaan gayaberat setap stasun pada waktu yang berbeda (Kadr,999). Apabla tdak ada perubahan keadaan lngkungan sektarnya maka anomal gayaberat mkro 4D dpengaruh oleh kemungknan adanya perubahan elevas dan perubahan massa bawah permukaan. Kadr (999), mengungkapkan bahwa untuk benda 3 dmens dengan dstrbus rapat massa = (α, β, γ), dengan efek gayaberat d ttk P(x, y, z) pada permukaan pada selang waktu tertentu ( t) dberkan oleh : Δ( α, β, γ, Δt)( z γ ) Δg ( x, y, z, Δt) = G dαdβdγ... (.8) [( x α) + ( y β ) + ( z γ ) ] 3 0 Jka perubahan gayaberat untuk geometr tertentu msalnya pada prsma tegak maka persamaan (.8) d atas dapat dtuls ulang menjad persamaan (.9) sebaga berkut : g(x, y, z, t) = K. (x, y, z, t). (.9) dmana K adalah fungs Green yang berhubungan dengan geometr dan volume benda anomal, sedangkan : g(x, y, z, t) = g(x, y, z, t )- g(x, y, z, t).. (.0) Anomal gayaberat n berhubungan langsung dengan adanya perubahan rapat massa yang dakbatkan oleh perubahan materal yang mengs volume por sumber 0

6 anomal pada selang waktu tersebut. Rapat massa yang ddefnskan dengan merupakan perbandngan massa terhadap volume suatu benda. Suatu batuan dengan por por yang ters oleh fluda (ar, mnyak dan atau gas) dapat dberkan sebaga rapat massa dengan n komponen. Fraks dan rapat massa fraks masng-masng dan dapat dnyatakan dengan persamaan (Shcőn,995): res = n = (.) Jka fraks dasumskan menjad dua bagan yatu fraks matrks padat dengan porostas tertentu, fraks fluda maka persamaan (.) menjad : m res = m + f f... (.) Jka saturas fluda sama dengan raso volume fluda ( f ) dengan volume por ( p ) dan porostas (φ ) sama dengan raso volume por ( p ) dan volume total ( ), maka dperoleh persamaan : dmana : res = ( φ) + S φ m res = rapat massa reservor f f (.3) m f S f = rapat massa matrx = rapat massa fluda = saturas fluda, merupakan perbandngan antara volume fluda f dengan volume por p φ = porostas. Persamaan (.3) menjelaskan perubahan rapat massa pada reservor dpengaruh oleh perubahan saturas fluda atau perubahan massa komponen komponennya, apabla rapat massa komponen (tdak ada perubahan temperatur atau tekanan) pembentuknya tetap dan porostas reservoar tdak berubah. Sehngga

7 perubahan rapat massa pada reservoar hanya dpengaruh oleh pergantan fluda yang terjad selama rentang waktu tertentu. Pergantan fluda yang dmaksudkan adalah adanya proses njeks atau produks yang dlakukan ( ) yang akan menyebabkan terjadnya pengurangan atau penambahan fluda dar konds awal ( ) sebelum adanya proses njeks ataupun produks. Kontras denstas yang terjad pada daerah peneltan selama rentang waktu tertentu, dberkan oleh persamaan berkut : dmana : sehngga Δ =... (.4) = ( φ) m φsoo... (.5) + = ( φ) m + φ( Soo Sww ) (.6) + ketterangan : S w = saturas ar Δ = φ S w w... (.7) S = saturas mnyak o = denstas ar w = denstas mnyak o.5 Anomal Gayaberat Mkro Tme-Lapse Bum memlk dnamka perubahan massa bawah permukaan yang dsebabkan oleh faktor alamah maupun buatan manusa. Hal n dapat dbuktkan dengan pengukuran gayaberat. Berkut n beberapa contoh dnamka bawah permukaan yang berpengaruh pada nla gayaberat : ) Dnamka fluda bawah permukaan ) Perbedaan musm

8 3) Amblesan tanah 4) Perubahan topograf dan bagunan dsektar ttk amat Dnamka bawah permukaan akan mempengaruh dstrbus dan poss ttk ukur, maka apabla terjad perubahan dstrbus massa ataupun penambahan serta pengurangan massa dan perubahan jarak akan mengakbatkan perubahan nla gayaberat. Anomal gayaberat mkro tme-lapse ddefnskan sebaga selsh harga pembacaan gayaberat setap stasun pada waktu yang berbeda (Kadr, 999). Pada pengukuran gayaberat mkro tme-lapse, pengukuran gayaberat dlakukan pada ttkttk yang sama sehngga dasumskan tdak terjad perubahan topograf dan tdak terjad pergeseran ttk ukur. Pada peneltan n pengukuran dlakukan pada musm yang sama, dlakukan pada daerah yang tdak padat penduduk dan tdak terjad penambahan bangunan pada kurun waktu pengukuran (Bulan Me September 003) sehngga aktvtas manusa tdak terlalu mempengaruh perubahan gayaberat dalam kurun waktu pengukuran. Maka faktor yang mempengaruh perubahan gayaberat hanya faktor dnamka fluda bawah permukaan, dalam hal n dnamka fluda pada resrvoar. Gambar. Anomal gayaberat 4D dan sumbernya (Kadr, 003) 3

9 Gambar.3 Penampang skematk anomal gayaberat mkro 4D (Kadr, 003) Gambar. menglustraskan pergantan fluda dengan kontras denstas 0 oleh fluda dengan kontras denstas, dan drepresentaskan oleh perubahan nla gayaberat ( g) yang dukur d permukaaan pada selang waktu tertentu sebaga respons dar aktftas njeks fluda kedalam reservor. Gambar.3 merupakan model penampang skematk yang menglustraskan respons anomal gayaberat akbat proses njeks ar ke dalam reservor. Pada gambar tersebut dapat dlhat bahwa njeks ar akan memberkan nla anomal gayaberat mkro 4D postf..6 Pemsahan Anomal dan Nose Anomal yang terukur dpermukaan merupakan anomal keseluruhan yatu anomal yang dsebabkan oleh njeks ar, proses produks hdrokarbon, dan juga akbat perubahan muka ar tanah. Target yang akan dcar dalam metoda gayaberat 4D adalah anomal akbat perubahan massa bawah permukaan terutama perubahan massa yang terjad d reservoar, sedangkan perubahan muka ar tanah danggap sebaga nose. Oleh karena tu untuk menghlangkan efek perubahan muka ar tanah maka dlakukan flterng terhadap anomal gayaberat. Apabla dlhat dar panjang 4

10 gelombang maka anomal target akan lebh besar dbandngkan dengan anomal nose. Untuk menghlangkan efek perubahan muka ar tanah maka dlakukan flterng. Salah satu metode yang dgunakan adalah dengan metode movng average. Metode movng average n dlakukan dengan cara merata-ratakan nla anomalnya. Hasl dar perata-rataan anomal n merupakan anomal target. Gambar.4 merupakan contoh aplkas dar movng average pada peta dua dmens dengan spas grd 00 m dan lebar jendela m. g g g 3 g 4 g 5 g g g 3 g 4 g 5 g 3 g 3 g 33 g 34 g 35 g 4 g 4 g 43 g 44 g 45 g 5 g 5 g 53 g 54 g 55 Gambar.4 Ilustras movng average dua dmens dengan lebar jendela m Nla anomal target (g 33 ) ddapat dengan menjumlahkan semua nla g dalam perseg kemudan dbag dengan banyaknya ttk dalam perseg. Persamaannya dapat dtuls sebaga berkut: [( g + g + g + g )] g =.... (.8).7 Pemodelan data gayaberat mkro tme lapse Dalam metode gayaberat mkro tme lapse, nterpretas data dlakukan setelah dlakukan proses pemsahan anomal gayaberat dan nose. 55 5

11 Pemodelan kedepan dan pemodelan kebelakang data gayaberat merupakan bagan dar teknk nterpretas yang dlakukan untuk merekonstruks dstrbus denstas bawah permukaan. Dalam pemodelan kedepan, model awal ddasarkan pada ntus geolog dan geofska. Secara umum, proses yang dlakukan pada pemodelan kedepan n adalah menghtung anomal model serta membandngkan anomal model tersebut dengan anomal hasl pengukuran, hngga dperoleh kecocokan antara anomal model dengan anomal hasl pengukuran. Sedangkan pada pemodelan nvers, parameter denstas dapat dhtung langsung dar anomal hasl pengukuran melalu metode numerk (Blakely, 995). Metode kedepan Insalsas model parameter Perhtungan anomal model,, 3, Metode nvers Anomal hasl pengkuran Perhtungan nvers,, 3, Anomal hasl pengkuran Membandngkan anomal model dengan anomal hasl pengukuran,, 3, yang baru Apakah terdapat kecocokan tdak Mengubah parameter model ya Stop Gambar.5 Dagram alr metode kedepan dan kebelakang data gayaberat (Modfkas dar Blakely, 995) 6

12 a. Forward Modelng Pada forward modelng atau pemodelan kedepan, ada beberapa model benda sederhana yang dapat dgunakan, sepert model bola berkut n : Gambar.6 Model benda D dalam bentuk bola (Telford, 976) Efek gayaberat bola d ttk P dengan sstem koordnat sepert Gambar.4 adalah : 4π Δg = γδa 3 3 ( x z + z ) 3.. (.9) Δ merupakan selsh antara dan, sedangkan a merupakan jar-jar bola. Pada kenyataannya sangat sult menemukan konds atau model bentuk sederhana n. Oleh karena tu untuk hasl model yang lebh sesua maka model dengan bentuk sembarang merupakan pendekatan yang lebh bak dengan pertmbangan nformas geolog pada daerah peneltan kta. Model benda sembarang D yang banyak dgunakan adalah model dengan pendekatan bentuk polgon dengan menggunakan jumlah ss polgon (n) tertentu untuk 7

13 memperkrakan gars besar dar bagan vertkal dar benda D, maka dapat dhtung efek gayaberatnya. B(x,z ) R(x,z) C(x +,z + ) Gambar.7 Pemodelan benda D dengan pendekatan bentuk polgon (Telford,976) Untuk benda datas, efek gayaberatnya adalah sama dengan ntegral gars dsktarnya yatu : Δg = γδ zdθ.. (.0) Dar geometr pada gambar datas terdapat beberapa hubungan yatu z = x tanθ = ( x a ) tanφ z = ( a tanθ tanφ ) ( tanφ tanθ ) Integral gars untuk ss BC adalah... (.) 8

14 a C zd θ = d = BC θ B tanφ tanθ tanθ tanφ Z... (.) Sehngga gayaberat komponen vertkal untuk seluruh benda adalah = Δ n Z = γ... (.3) Jka masng-masng koordnat A, B,...dan R dketahu, msalnya : B=B(x,z ); C=C(x +,y + );... dan.r=r(x,z) Maka komponen gayaberat vertkalnya menjad Z = a sn cosφ ( θ θ + cosθ (tanθ tanφ ) ) + tanφ.log cosθ + (tanθ + tanφ ) φ... (.4) Dmana : θ z = tan x, φ z+ z = tan x+ x, x+ x a = + x+ z+... (.5) z z+ Pemodelan kedepan dalam anomal gaya berat mkro tme-lapse adalah suatu proses untuk mendapatkan model bawah permukaan dar pengukuran anomal gaya berat 4D d permukaan. Model yang dhaslkan merupakan gambaran perubahan (pengurangan atau penambahan) massa d bawah permukaan dalam selang waktu tertentu. b. Inverse Modelng 3-D Inverse modelng merupakan metode nterpretas langsung dmana parameterparameter model dperoleh dar data anomal gayaberat pengamatan secara langsung dengan menggunakan sejumlah syarat batas berupa asums-asums model untuk mendapatkan solus data gayaberat pengamatan. 9

15 Invers gayaberat dlhat dar sudut pandang geofska adalah problem penentuan dstrbus denstas ddalam bum dar sejumlah data pengukuran gayaberat yang dlakukan d permukaan bum. Pemodelan nvers pada peneltan n menggunakan perangkat lunak Grav3D (dbuat oleh UBC Geophyscal Inverson Faclty, Department of Earth and Ocean Scences, Unversty of Brtsh Columba). Bum dmodelkan dengan meng gunakan sejumlah sel rectangular dar denstas dan kemudan dstrbus denstas akhr dperoleh dengan memnmalsr fungs model objektf untuk menyesuakan antara model dengan data lapangan. Komponen vertkal dar medan gayaberat pada observas ke- dan lokas r dberkan dengan persamaan berkut n: r r z z F ( ) = γ ( ) dv z r r... (.6) dmana adalah dstrbus massa anomal, dan γ adalah konstanta gravtas Newton. Tujuannya adalah menentukan denstas secara langsung dar data gayaberat yang dberkan (F z ). Sementara tu error atau ketdak-sesuan antar data dberkan oleh persamaan berkut n: obs φ = W ( d d... (.6) d d dmana d obs = ( F,..., F ) T adalah vektor data, d adalah data predks, W d = z zn dagonal ( σ,..., σ N ), danσ adalah standar devas datum ke-. Model yang dterma adalah model yang menyebabkan φ d yang cukup kecl. Untuk memperoleh sebuah model yang telt, ddefnskan fungs obyektf denstas dan mnmalkan jumlah target untuk kecocokkan data. Fungs obyektf merupakan fungs yang tdak dapat berdr sendr namun secara umum kta memerlukan model yang memlk denstas referens ( 0 ). Fungs obyektf adalah sebaga berkut 0

16 wz ()( 0 φm = αs ww s ()( z 0) dv+ α x w x dv+ x ( )( ) w z 0 wz ( )( 0 ) α y w y dv αz w + z dv y z... (.7) dmana fungs w s, w x, w y, dan w z adalah fungs bobot spasal sedangkan α x, αy, αz, αzadalah koefsen yang mempengaruh komponen relatf fungs objektf yang berbeda. W(z) adalah fungs bobot kedalaman. Persamaan fungs obyektf dapat dgunakan untuk membangun banyak model yang berbeda. Model referens 0 dapat berupa denstas yang destmas dar penyeldkan sebelumnya namun dapat pula berupa model nol. Fungs w s mengontrol model fnal terhadap model referens. Namun fungs n dapat dhlangkan jka tdak dngnkan. Sementara fungs w x, w y, w z dapat ddesan untuk menngkatkan struktur beberapa wlayah dalam doman model. Model referens dan keempat fungs bobot 3-D dapat dtambah dengan beberapa nformas lannya sepert pengetahuan mengena kontras denstas, data survey geofska lannya maupun dar pemahaman nterpreter mengena geolog dan hubungannya dengan denstas. Jka hal n dlakukan, bukan saja model yang dhaslkan memlk error yang kecl tetap mewakl model bum. Untuk memperoleh solus numerk ke dalam problem nvers, maka sangat pentng sekal untuk mendskrt masalah. Hal n dlakukan dengan membag wlayah sumber ke dalam beberapa sel dengan mesh 3-D dan mengasumskan nla denstas yang konstan dalam setap sel.

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Sketsa gaya tarik dua benda berjarak R.

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Sketsa gaya tarik dua benda berjarak R. BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Konsep Dasar Gayaberat Dasar teori dari metode gayaberat adalah Hukum Newton. Hukum umum gravitasi menyatakan bahwa gaya tarik-menarik antara dua buah benda sebanding dengan kedua

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Prnsp Dasar Gravtas Hukum Newton Landasan dar aplkas metoda ayaberat adalah Hukum Newton tentan ravtas bum yatu jka dua buah benda denan massa tertentu (m dpsahkan oleh jarak tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina PENANGANAN BAHAN PAAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Spersa stantna. SCREENING: MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL Mater: Cara-cara menentukan ukuran partkel. Analss data ukuran partkel menggunakan screen shaker. Evaluas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012 Pertemuan ke-4 Analsa Terapan: Metode Numerk 4 Oktober Persamaan Non Non--Lner: Metode NewtonNewton-Raphson Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Newton Newton--Raphson f( f( f( + [, f(] + = α + + f( f ( Gambar

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB VII STABILITAS TEBING

BAB VII STABILITAS TEBING BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Dagram Alr Peneltan Materal Amorph Magnetk (Fe 73 Al 5 Ga 2 P 8 C 5 B 4 S 3 ) Ekspermen DfraksNeutron (I vs 2theta) Smulas Insalsas atom secara random Fungs struktur, F(Q) Perhtungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode statistika yang umum digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode statistika yang umum digunakan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Analss Regres Analss regres adalah suatu metode statstka yang umum dgunakan untuk melhat pengaruh antara varabel ndependen dengan varabel dependen. Hal n dapat dlakukan melalu

Lebih terperinci

VLE dari Korelasi nilai K

VLE dari Korelasi nilai K VLE dar orelas nla Penggunaan utama hubungan kesetmbangan fasa, yatu dalam perancangan proses pemsahan yang bergantung pada kecenderungan zat-zat kma yang dberkan untuk mendstrbuskan dr, terutama dalam

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGRAL TENTU

APLIKASI INTEGRAL TENTU APLIKASI INTEGRAL TENTU Aplkas Integral Tentu థ Luas dantara kurva థ Volume benda dalam bdang (dengan metode cakram dan cncn) థ Volume benda putar (dengan metode kult tabung) థ Luas permukaan benda putar

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daerah Stud Selat Lombok merupakan selat yang memsahkan Pulau Bal dan Pulau Lombok dan menghubungkan Laut Flores bagan Barat dengan Samudera Hnda. Panjang Selat Lombok

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MODEL KERUNTUHAN ROTASI ANALISIS CARA KESEIMBANGAN BATAS Cara n

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara Bab IV Pemodelan dan Perhtungan Sumberdaa Batubara IV1 Pemodelan Endapan Batubara Pemodelan endapan batubara merupakan tahapan kegatan dalam evaluas sumberdaa batubara ang bertuuan menggambarkan atau menatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. data seismik sebagai input dan data sumur sebagai kontrol (Sukmono, 2000).

BAB III TEORI DASAR. data seismik sebagai input dan data sumur sebagai kontrol (Sukmono, 2000). BAB III TEORI DASAR 3.1. Konsep Dasar Sesmk Refleks Pengertan secara lebh spesfk tentang nvers sesmk dapat ddefnskan sebaga suatu teknk pembuatan model bawah permukaan dengan menggunakan data sesmk sebaga

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-500 Mekanka Statstk SEMESTER/ Sem. - 06/07 PR#4 : Dstrbus bose Ensten dan nteraks kuat Kumpulkan d Selasa 9 Aprl

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Referensi: 1) Smith Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic, 6th ed. 2) Sandler Chemical, Biochemical adn

Referensi: 1) Smith Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic, 6th ed. 2) Sandler Chemical, Biochemical adn Referens: 1) Smth Van Ness. 2001. Introducton to Chemcal Engneerng Thermodynamc, 6th ed. 2) Sandler. 2006. Chemcal, Bochemcal adn Engneerng Thermodynamcs, 4th ed. 3) Prausntz. 1999. Molecular Thermodynamcs

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1 BENDA TEGAR FI-0 004 Dr. Lnus Pasasa MS Bab 6- Bahan Cakupan Gerak Rotas Vektor Momentum Sudut Sstem Partkel Momen Inersa Dall Sumbu Sejajar Dnamka Benda Tegar Menggelndng Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL Tan Wahyu Utam, Indah Manfaat Nur Unverstas Muhammadyah Semarang, emal : tan.utam88@gmal.com

Lebih terperinci

PEMODELAN METODE GRAVITASI TIGA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB. Skripsi ini diajukan sebagai prasyarat memperoleh gelar Sarjana. Sains.

PEMODELAN METODE GRAVITASI TIGA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB. Skripsi ini diajukan sebagai prasyarat memperoleh gelar Sarjana. Sains. PEMODELAN METODE GRAVITASI TIGA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB Skrps n dajukan sebaga prasyarat memperoleh gelar Sarjana Sans Oleh : Suhadyatno ( 030400744 ) PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci