Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz Fitra Aksioa Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber (ITS) Jl. Arief Rahan Haki, Surabaya Indonesia e-ail: haryono@statistika.its.ac.id, diaz_fa@statistika.its.ac.id, qulsudwi@gail.co Abstrak PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Serah Kencong erupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang budidaya hasil perkebunan salah satunya teh hita. Pengendalian kualitas yang dilakukan hanya berupa pencatatan hasil secara deskriptif sehingga hasilnya tidak apu enunjukkan kebaikan suatu proses produksi. Pada kenyataannya pabrik sering engalai asalah pada volue density yang enyebabkan perubahan kualitas dari rasa dan kepekatan warna. Density seringkali elebihi batas spesifikasi yang telah ditentukan yang ebuat kualitas teh hita enurun. Pada penelitian ini, pengendalian kualitas dilakukan secara ultivariat karena density eberikan pengaruh terhadap karakteristik yang lain yaitu kepekatan warna dan rasa. Peta kendali yang digunakan adalah MEWMV dan MEWMA yang dinilai lebih sensitif terhadap pergeseran proses daripada peta kendali ultivariat yang lainnya. Diperoleh hasil pebobot yang optial adalah 0,9 untuk MEWMV dan MEWMA. Dari pebobot tersebut proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Serah Kencong XII belu terkendali secara statistik. Indeks kapabilitas ultivariat MP p yang diperoleh adalah sebesar,0. Sehingga ada kecenderungan kinerja proses telah kapabel pada ketiga variabel. Nilai MP pk yang diperoleh adalah -0,53 diana nilai tersebut lebih kecil dari 1 sehingga kinerja proses ultivariat belu kapabel. Kata Kunci Kapabilitas, MEWMA, MEWMV, Peta Kendali, Teh Hita. T I. PENDAHULUAN eh erupakan inuan yang populer di asyarakat Indonesia. Teh adalah inuan yang paling banyak dikonsusi oleh anusia dengan julah sekitar 10 l perkapita perhari. Menurut Statistik Perkebunan Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan [1], ekspor teh Indonesia didoinasi oleh jenis teh hita yang encapai 75%, dan sisanya erupakan teh hijau. PT. Perkebunan Nusantara XII adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dala bidang perkebunan. Salah satu kebun teh yang berada dala wilayah PT. Perkebunan Nusantara XII yaitu kebun Sirah Kencong Blitar. Proses pengolahan teh hita di kebun Sirah Kencong diulai dari peetikan daun teh hingga pengeasan. Pengendalian utu yang dilakukan oleh PTPN XII kebin Sirah Kencong terbagi enjadi beberapa tahapan. Pengujian bulk density dilakukan untuk engetahui volue density dari teh. Selain itu pengendalian utu dengan enggunakan indrawi berupa indra pengecap dan indra penglihatan yaitu rasa dan warna. Ketiga pengendalian utu ini enentukan suatu produk dapat direlease. Dari ketiga karakteristik diatas, PT. Perkebunan Nusantara Unit Sirah Kencong sering eneukan volue density yang elebihi batas spesifikasi yang telah ditentukan. Hal ini epengaruhi kualitas karakteristik lainnya yang enyebabkan turunnya penjualan ekspor. Sehingga digunakan peta kendali ultivariat untuk engetahui kestabilan proses dari produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII yang selanjutnya akan dianalisis kapabilitas proses produksinya. Peta kendali apu enggabarkan akurasi dan presisi suatu produksi barang. Selanjutnya akan dilakukan analisis lebih lanjut dengan enghitung kapabilitas proses yang ada di PT. Perkebunan Nusantara XII. Dengan engetahui kestabilan prosesnya, dapat dianalisis penyebab utaa dari ketidakstabilan proses. Peta kendali yang akan digunakan dala penelitian ini adalah peta kendali MEWMA dan MEWMV yang dinilai lebih sensitif terhadap pergeseran proses daripada peta kendali ultivariat lainnya. Penelitian sebelunya engenai proses produksi teh hita pernah dilakukan untuk engetahui pengendalian utu yang dilakukan selaa proses produksi. Menurut penelitian tersebut, pengendalian utu yang dilakukan dala proses produksi teh hita terbagi enjadi tiga tahapan yaitu pengendalian bahan baku, utu proses, dan utu produk akhir []. Selain itu terdapat penelitian engenai pengeringan serbuk teh hita dengan etode Six Siga yang eperoleh kesipulan proses pengeringan serbuk teh hita eiliki tingkat six siga kapabilitas jangka pendek sebesaar,8 dan kapabilitas jangka panjang sebesar,41 [3]. II. Uji Korelasi TINJAUAN PUSTAKA Uji korelasi adalah salah satu pengujian dala statistik yang digunakan untuk encari hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif. Untuk data ultivariat digunakan pengujian Bartlett s test. Hipotesis : H 0 :ρ = I (tidak ada korelasi antar variabel) H 1 :ρ I (ada korelasi antar variabel) Statistik uji sebagai berikut : χ hitung = ln R { 1 p+5 } (1) 6 Dari pengujian diatasa akan dihasilkan nilai χ hitung diana akan tolak H 0 jika nilai χ hitung > χ p(p 1) yang artinya terdapat korelasi antar variabel.

2 D-38 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Print) Peta Kendali MEWMV Peta kendali MEWMV adalah peta kendali yang digunakan untuk eonitoring sebuah proses untuk endeteksi pergeseran variabilitas proses yang kecil[4]. V = ω(x y )(x y ) T + (1 ω)v 1 () Diana nilai pebobot adalah 0 < < 1, 0 < < 1, dan V 0 = (x 1 y 1 )(x 1 y 1 ) T. Nilai estiasi dari y dapat dilihat dari persaaan berikut. y = λx + (1 λ)y 1 (3) Dengan y erupakan estiasi natural untuk proses rata-rata pada waktu ke- dari MEWMA dan nilai y 0 = 0. x 1 y 1 y x X = [ ] ; Y = [ ] (4) x y Diana erupakan total banyaknya sapel pengaatan yang dilakukan. Nilai x akan dicari sebanyak p karakteristik yang diaati. (1 ω) ω(1 ω) 0 0 C = (5) 0 ω(1 ω) 0 [ ω] Selanjutnya dilakukan subtitusi persaaan hingga diperoleh hasil persaaan berikut y = λ(1 λ) i x i i=1 x i y i = (1 λ)x i λ(1 λ)x i 1 λ(1 λ) i 1 x 1 ; i = 1,,, (6) Keudian dari persaaan (6) dilakukan perhitungan nilai atriks berikut. (X 1 y 1 ) T (X Y) = (X y ) T [ (X t y t ) T ] = (I M)X (7) dengan I adalah atriks identitas berukuran x dan M adalah atriks segitiga bawah berukuran x dengan erupakan bobot yang telah ditetapkan. λ 0 0 λ(1 λ) λ M = [ 0 ] (8) 0 λ(1 λ) 1 λ(1 λ) λ berdasarkan persaaan (7), aka dapat diperoleh. V = X T QX (9) Diana Q adalah atriks bujur sangkar dengan ukuran x. Q = (I M) T C(I M) (10) Berdasarkan persaaan (9) diperoleh tr(v ) = tr(x T QX) = tr(qxx T ) Oleh karena itu didapatkan, p tr(v ) = i=1 j=1 q ij ( k=1 x ik x jk ) (11) Saat p =1 persaaan tr(v) akan enjadi bentuk diagra kontrol EWMV. Saat proses dala keadaan terkontrol dapat ditunjukkan perhitungan untuk endapatkan E(tr(V)). E[tr(V )] = p i=1 q ii = p tr(q) (1) Nilai E[tr(V)] pada persaaan (1) akan kovergen untuk E(V ) = ap(1 λ) dengan dan perhitungan λ Var[tr(V)] sebagai berikut. Var[tr(V )] = p i=1 j=1 q ij (13) Persaaan (13) akan enjadi batas yang eungkinkan untuk setiap. Berdasakan persaaan (1) pula didapatkan batas diagra kontrol berdasarkan tr(v) yaitu. E[tr(V )] ± L Var[tr(V )] = p tr(q) ± L p i=1 j=1 q ij (14) diana L erupakan konstanta yang bergantung pada p (banyak karakteristik kualitas), nilai (soothing constant) dan (pebobot) yang telah ditentukan sebelunya. Peta Kendali MEWMA Peta kendali MEWMA erupakan perluasan dari peta kendali EWMA yang digunakan untuk endeteksi terjadinya ean proses yang kecil secara ultivariat. Salah satu kelebihan peta kendali MEWMA adalah robust terhadap asusi distribusi noral, artinya apabila data tidak eenuhi asusi distribusi noral ultivariat aka pebuatan diagra kendali MEWMA asih dapat dilakukan [5]. Berikut adalah vektor observasi pada peta kendali MEWMA. Z i = λx i + (1 λ)z i 1 (15) Diana nilai 0 < λ < 1 dengan, i=1,,3,..., = banyaknya subgrup yang diaati λ= besarnya pebobot Data yang akan diplot pada diagra kontrol adalah sebagai berikut. T i = Z t i [Σ Zi ] 1 Z i (16) Dengan atriks kovarian sebagai berikut, λ Σ Zi = [1 (1 λ λ)i ] (17) i= 1,,..., j= 1,,...,p p= banyaknya variabel karakteristik kualitas yang diaati = banyaknya data yang diaati Nilai batas kendali atas dala diagra kontrol MEWMA dinyatakan dala nilai H. Nilai H diperoleh berdasarkan nilai λ yang telah ditentukan dan julah karakteristik kualitas yang diteliti Analisis Kapabilitas Proses Kapabilitas proses adalah keapuan suatu proses untuk enghasilkan suatu produk/ jasa sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Analisis kapabilitas proses erupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan progra peningkatan kualitas. Dala penelitian ini pengaatan yang dilakukan pada karaketristik variabel erupakan kasus ultivariat, aka perhitungan indeks kapabilitasnya adalah sebagai berikut [6]. MP p = ( 1 p i p i=1 P p ) 1 p i i=1 P pk ) p MP pk = ( (18) Keterangan : i = 1,,.., p p = julah karakteristik kualitas Nilai dari P p dapat dicari dengan ruus sebagai berikut. P p = USL LSL 6s (19)

3 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Print) D-39 Sedangkan ruus dari P pk adalah P pk = in {P pu ; P pl } USL X P pu = 3s P pl = X LSL (0) 3s Keterangan : USL = Upper Specification Liits (Batas Spesifikasi Atas) LSL = Lower Specification Liits (Batas Spesifikasi Bawah) X = rata-rata proses Nilai P p dan P pk erupakan nilai pengukuran yang ewakili bagaiana proses berjalan sehubungan dengan kebutuhan konsuen selaa periode waktu yang laa. P pk ewakili apa adanya yang dibuat oleh produsen. Kriteria penilaian MP pk yaitu apabila nilai MP pk yang didapatkan kurang dari 1 aka kinerja proses tidak bagus atau tidak kapabel secara ultivariat, jika lebih dari 1 aka kinerja proses tersebut utlak bagus atau kapabel. Apabila nilai MP pk lebih kecil dari nilai MP p enunjukkan bahwa proses pada kedua variabel ini tidak terpusat dan tidak encapai kapabilitas potensial. Proses Produksi Teh Hita Secara uu, pengolahan teh terbagi enjadi dua siste, yaitu siste Ortodox dan CTC (Crushing Tearing Curling). Pada proses produksi di PT Perkebunan Nusantara XII, digunakan siste CTC. Tahapan proses yang dilakukan adalah peetikan daun segar, analisis hasil petikan, pelayuan, penggulungan, oksidasi enziatis, pengeringan, sortasi kering, pengendalian utu, pengeasan, dan pengirian [7]. III. Suber Data METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari PT. X. Data tersebut erupakan data hasil pengaatan karakteristik utu berupa density, kepekatan warna, dan rasa teh hita yang dilakukan oleh divisi Quality Control PT. X. Data yang digunakan ulai bulan Januari 016 hingga Maret 016. Pada penelitian ini, terdapat 80 data individual dengan enggunakan hari sebagai subgrupnya [9]. Variabel Penelitian Variabel yang akan digunakan dala penelitian ini adalah karakteristik utu yang enentukan kualitas dari teh hita yaitu density, rasa, dan warna teh. Pengujian density dilakukan dengan cara easukkan bubuk teh ke dala gelas ukur sebanyak 100 gra, keudian dilihat voluenya. Untuk pengujian warna dan rasa, bubuk teh kering ditibang sebanyak 5,6 gra keudian diasukkan dala cangkir penyeduh utuk diseduh dengan air endidih. Setelah dibiarkan selaa 5 enit, air disaring dan apas seduhan dipisahkan. Warna dari apas seduhan akan dinilai. Apas yang baik berwarna cerah irip tebaga. Air seduhan akan dicicipi oleh seorang yang bertugas encicipi rasa teh. TABEL 1. VARIABEL PENELITIAN Variabel Karakteristik Keterangan Spesifikasi X 1 Density Kerapatan Massa l Bubuk Teh Hita X Kepekatan warna Warna yang dihasilkan setelah teh diseduh X 3 Rasa Rasa dari seduhan teh tanpa diberi tabahan rasa lain Langkah Analisis Metode analisis yang digunakan dala pengendalian kualitas di PT Perkebunan Nusantara XII pada produk teh adalah sebagai berikut. 1. Melakukan uji korelasi terhadap variabel karakteristik kualitas yang diaati.. Melakukan pengendalian proses produksi dengan ebuat peta kendali MEWMV. a. Mebuat atrik C dengan diagonal utaa erupakan nilai pebobot ω dan atrik M berupa atrik segitiga bawah dengan eleen λ. b. Menghitung nilai Q untuk endapatkan nilai tr(v ). c. Menghitung nilai tr(v ). d. Menghitung nilai E(tr(V )). e. Menentukan nilai batas kendali setiap pengaatan. 3. Mebuat peta kendali MEWMA untuk pengendalian proses ean, a. Menghitung nilai statistik T i pada setiap pengaatan untuk ebuat peta kendali MEWMA. b. Mebuat plot T i dengan UCL=H dan LCL=0 berdasarkan nilai λ. c. Meilih nilai λ yang optiu untuk peta kendali MEWMA. 4. Menghitung indeks kapabilitas proses. 5. Melakukan analisis dan ebahas kapabilitas proses berdasarkan hasil yang sudah diperoleh. 6. Mebuat kesipulan dan saran dari hasil analisis yang telah dilakukan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter kualitas yang diaati di PT. Perkebunan Nusantara XII unit Sirah Kencong ada tiga hal yaitu rasa, kepekatan warna, dan density teh. Uji Dependensi Pengujian dilakukan enggunakan uji korelasi Bartlett. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai χ hitung sebesar 3,36 dengan p-value sebesar 0,339. Karena nilai p-value 0,339>0,05 aka H 0 gagal ditolak dengan α 0,05. Selain itu jika dibandingkan dengan nilai χ tabel diperoleh hasil nilai χ hitung yang lebih lebih kecil. Nilai χ tabel dengan df = 3 adalah 7,815. Dengan deikian dapat disipulkan bahwa secara statistik volue density, kepekatan warna, dan rasa, saling independen atau tidak eiliki hubungan. Naun, secara konsep antar karakteristik kualitas tersebut eiliki hubungan. Peta Kendali MEWMV Pada penelitian ini akan dicobakan nilai λ dan ω ulai 0,1 hingga 0,9. Seakin besar nilai pebobot yang diberikan akan epengaruhi nilai L yang digunakan. Peilihan pebobot terbaik pada penelitian ini enggunakan prinsip selisih paling iniu dari nilai ax tr(v ) BKA. Selisih paling iniu dari nilai ax tr(v ) BKA adalah pebobot terbaik untuk endeteksi data out of control yang enunjukkan error terkecil. Seakin kecil selisihnya, keungkinan titik

4 D-330 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Print) jatuh diluar batas kendali padahal tidak ada assignable causes akan lebih kecil, begitu pula sebaliknya. Pada Tabel terlihat bahwa nilai dari ax tr(v ) BKA paling iniu adalah 19,574 ketika nilai = 0,9 dan λ =0,9. Batas kendali yang diperoleh dari pebobot tersebut adalah 0,39 untuk BKA dan atau saa dengan 0 untuk BKB. Selisih iniu yang dihasilkan enunjukkan pebobot akan enghasilkan error yang iniu. TABEL. HASIL PERHITUNGAN NILAI MAX TR(VM) BKA λ L ax tr(v ) BKA Selisih 0,1 0, , 0, ,3 0, ,4 0, ,5 0, Nilai iniu selisih ax tr(v ) BKA dipengaruhi oleh pebobot yang digunakan diana ketika nilai pebobot seakin tinggi akan enghasilkan nilai tr(v ) yang seakin kecil. Dengan enggunakan pebobot 0,9 diperoleh peta kendali seperti pada Gabar 1. Pada Gabar 1 tidak terdapat titik yang berada di luar batas kendali terhitung sejak proses stabil. Pada titik awal peta kendali terdapat titik yang berada di luar batas kendali. Naun titik ini erupakan tahap persiapan. Sehingga dapat dikatakan dengan enggunakan pebobot 0,9 variabilitas proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong telah terkendali secara statistik. Gabar 1. Peta Kendali MEWMV stabil dengan = 0,9 dan 0,9 Peta Kendali MEWMA Pengendalian rata-rata proses produksi teh hita dilakukan dengan enggunakan peta kendali MEWMA. Pada penelitian ini titik yang akan di plot adalah nilai yang sudah diboboti dengan pebobot atau yang telah ditentukan sebelunya. Nilai pebobot yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,1 sapai 0,9 dengan selisih 0,1 tiap pebobotnya. Pebobot yang digunakan dala peta kendali MEWMA ulai dari 0,1 hingga 0,9. Hasil dari pebobotan selanjutnya akan ditapilkan pada Tabel 3. Peilihan pebobot terbaik diperhitungkan dengan encari selisih iniu dari titik pengaatan aksiu dan batas kendali atas (BKA) yang diperoleh. Hasil batas kendali, julah titik out of control, dan titik aksiu yang dihasilkan dari setiap pebobotan selanjutnya akan ditapilkan pada Tabel 3. TABEL 3. HASIL PETA KENDALI MEWMA = 0,4 SAMPAI 0,9 Batas Kendali Julah Titik Out Of Control Titik Maksiu 0,1 1,41 1,798 0, 13, ,914 0,3 13, ,018 0,4 13, ,68 0,5 14, ,690 0,6 14, ,097 0,7 14, ,738 0,8 14,1 5 5,530 0,9 14,1 4 54,405 Dari Tabel 3 terlihat bahwa seakin tinggi nilai pebobot yang digunakan akan enghasilkan batas kendali atas yang seakin tinggi pula. Melebarnya batas kendali yang dihasilkan enyebabkan julah titik yang keluar dari batas seakin kecil. Akan tetapi nilai titik aksiu yang dihasilkan eningkat. Lebarnya batas kendali yang dihasilkan ebuat peluang suatu titik berada di luar batas kendali padahal seharusnya proses in of control seakin kecil. Pertibangan peilihan pebobot terbaik juga didasarkan pada lebarnya batas kendali. Seakin lebar batas kendali aka akan eperbesar resiko yang diperoleh konsuen. Akan tetapi engurangi resiko produsen. TABEL 4. SELISIH TITIK MAKSIMUM DAN BKA Batas Kendali Atas Titik Maksiu Selisih 0,1 1,40,798 10,388 0, 13,39 5,914 1,914 0,3 13,79 31,018 17,8 0,4 13,99 36,68,637 0,5 14,10 41,689 7,589 0,6 14,15 46,097 31,937 0,7 14,19 49,738 35,548 0,8 14,06 5,530 38,30 0,9 14,13 54,405 40,195 Resiko konsuen lebih kecil jika selisih batas kendali atas dan titik aksiunya seinial ungkin. Selain itu, peilihan pebobot terbaik juga harus konsisten dengan peta kendali MEWMV yang digunakan untuk pengontrolan variabilitas. Maka berdasarkan pertibangan tersebut, peta kendali yang optial adalah peta kendali MEWMA dengan pebobot 0,9. Terlihat pada Tabel 3 julah titik yang keluar dari batas kendali sebanyak 4 titik. Berdasarkan pertibangan penelitian engenai pengendalian proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong baru pertaa kali dilakukan sehingga tidak disarakan enggunakan nilai pebobot yang terlalu sensitif terhadap proses out of control. Selain itu pebobot yang digunakan dala peta kendali MEWMV dan MEWMA harus konsisten agar inforasi yang diperoleh seibang, pebobot optial yang dianggap paling sensitif untuk pengendalian rata-rata proses dengan peta kendali MEWMA adalah 0,9. Selain itu,. Dengan pebobotan 0,9 diperoleh batas kendali atas (BKA) yang lebar. Dengan deikian peluang suatu proses out of control akan seakin kecil. Hasil peta kendali dengan pebobot 0,9 tertera pada Gabar.

5 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Print) D-331 MEWMA Gabar. Peta Kendali MEWMA dengan = 0,9 Identifikasi Penyebab Proses Tidak Terkendali Pebobot terbaik yang dianggap paling optiu untuk proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong pada peta kendali MEWMA adalah 0,9. Dari peta kendali yang dihasilkan enunjukkan proses asih dala keadaan tidak terkendali. Penyebab adanya karakteristik kualitas yang berada di luar batas kendali ditunjukkan pada Gabar 3. Berdasarkan brainstoring yang dilakukan dengan pihak perusahaan, penyebab terbesar yang sering terjadi selaa proses produksi adalah ketidaksesuaian bahan baku dengan standar yang seharusnya. Untuk eperoleh teh hita dengan kualitas tinggi, diperlukan bahan baku berupa daun pucuk teh yang berkualitas. Kurangnya pelatihan terhadap karyawan engenai pentingnya ketepatan petikan pucuk daun teh erupakan salah satu penyebab asalah. Kondisi lingkungan pabrik teh yang berada di desa juga epengaruhi tingkat pendidikan asyarakatnya. Measureents Environent Gabar 3. Peta Ishikawa Proses Produksi Teh Hita Selain itu, PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong dikenal sebagai salah satu perusahaan teh tertua di Indonesia. Mesin yang digunakan dala pengolahan teh hita dengan teknik CTC sudah berusia laa. Dari total lia jenis esin yang beroperasi, hanya dua esin yang eiliki esin cadangan yaitu esin sortasi dan pengoksidasi. Naun keduanya jarang digunakan secara bersaaan karena kondisi esin yang tidak eungkinkan. Kapabilitas Proses 9 17 tidak ada patokan pengukuran haa gula 5 cuaca yang tidak sesuai Material Methods Observasi ke- Kapabilitas proses digunakan untuk engetahui kinerja proses secara keseluruhan yang diukur dari keseragaan produk yang dihasilkan. Proses dikatakan kapabel jika produk yang dihasilkan berada dala batas spesifikasi yang telah ditentukan. Jika proses belu terkendali secara statistik, indeks yang digunakan adalah P p dan P pk. Perhitungan kapabilitas proses dilakukan secara univariat dan ultivariat. Pengukuran kapablitas proses untuk asing-asing karakteristik density, rasa, dan kepekatan warna erupakan kapabilitas proses univariat. 49 kualitas bahan baku 57 Huan julah pucuk yg salah Machines kurangnya pelatihan pegawai UCL=14.1 berbedanya pegawai uji indrawi usia esin Karakteristik out of control Dari hasil perhitungan indeks kapabilitas proses secara univariat diperoleh hasil yang tertera pada Tabel 5. TABEL 5. KAPABILITAS PROSES UNIVARIAT Variabel P p P pk Density,9-0,06 Warna 1,53 1,40 Rasa,35 1,80 Berdasarkan perhitungan kapabilitas proses secara univariat untuk fase satu dengan karakteristik density, diperoleh nilai P p sebesar,9 dan P pk sebesar -0,06. Nilai ini enunjukkan bahwa proses telah kapabel naun kinerja proses tidak baik. Hal ini enunjukkan bahwa presisi dan akurasi proses belu baik. Variabilitas proses juga belu berada dala batas spesifikasi yang telah ditentukan. Untuk karakteristik kepekatan warna, diperoleh nilai P p sebesar 1,53 dan P pk sebesar 1,40. Nilai ini enunjukkan bahwa proses telah kapabel dan kinerja proses telah baik. Hal ini enunjukkan bahwa presisi dan akurasi proses jika dilihat secara univariat sudah baik. Variabilitas proses juga telah berada dala batas spesifikasi yang telah ditentukan. Karakteristik rasa teh hita, diperoleh nilai P p sebesar,35 dan P pk sebesar 1,80. Nilai ini enunjukkan bahwa proses telah kapabel dan kinerja proses telah baik. Hal ini enunjukkan bahwa presisi dan akurasi proses jika dilihat secara univariat sudah baik. Variabilitas proses juga telah berada dala batas spesifikasi yang telah ditentukan. TABEL 6. KAPABILITAS PROSES MULTIVARIAT MP p MP pk,0-0,53 Berdasarkan Tabel 6 diperoleh inforasi bahwa hasil perhitungan indeks kapabilitas ultivariat MP p adalah sebesar,0. Nilai tersebut lebih dari 1 sehingga ada kecenderungan kinerja proses telah kapabel pada ketiga variabel. Nilai MP p hanya enjelaskan indeks saja, untuk enentukan apakah secara ultivariat kinerja prosesnya utlak kapabel, dapat enggunakan nilai MP pk. Nilai MP pk yang diperoleh adalah -0,53 diana nilai tersebut lebih kecil dari 1 dan negative. Dari nilai tersebut terlihat bahwa kinerja proses ultivariat berada di luar batas spesifikasi. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesipulan Variabilitas proses produksi teh hita tipe PF di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong dengan pebobot yang diberikan secara uu telah terkendali secara statistik. Ketika pebobot sebesar 0, terdapat titik yang out of control setelah proses stabil. Naun hal serupa tidak diteukan ketika peta kendali dicobakan dengan pebobot lainnya. Hal ini enunjukkan bahwa variabilitas proses produksi tidak terkendali secara statistik hanya ketika besar pebobot adalah 0,. Karena penelitian ini baru dilaksanakan untuk pertaa kalinya, aka pebobot optiu yang digunakan untuk engontrol variabilitas proses adalah 0,9. Rata-rata proses produksi teh hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Serah Kencong ketika diberi pebobot yang saa, enghasilkan titik out of control di setiap pebobotnya. Peta kendali MEWMA yang digunakan enerapkan ARL

6 D-33 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Print) 370 yang setara dengan 3σ. Pebobot yang paling optial adalah 0,9 diana diteukan titik yang keluar dari batas kendali sebanyak epat titik. Indeks kapabilitas ultivariat MP p yang diperoleh adalah sebesar,0. Sehingga ada kecenderungan kinerja proses potensial kapabel pada ketiga variabel. Naun jika indeks kapabilitas P p dilihat secara univariat, ketiga variabel telah kapabel. Nilai MP pk yang diperoleh -0,53 diana nilai tersebut bernilai negative yang artinya ratarata kinerja proses berada di luar batas spesifikasi. Saran Saran yang diberikan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan adalah. 1. Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan peta kendali dan kapabilitas proses lain agar dapat digunakan sebagai pebanding dengan etode yang digunakan pada penelitian ini. Pengujian yang dilakukan sebaiknya dilakukan dala julah yang lebih dari sekali dala satu harinya dengan harapan kualitas yang diperoleh lebih baik. 3. Menerapkan pebobot yang lebih sensitif untuk eningkatkan kualitas teh hita yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia Teh. Laporan Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta [] Yunitasari, L Quality Control Pngolahan Teh Hita di Unit Perkebunan Tabu, PT. Perkebuanan Tabi Wonosobo. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakart [3] Januar, M. 01. Analisis Pengendalian Kualitas Pada Proses Pengeringan Teh Hita Dengan Metode Six Siga (Studi Kasus di PTPN XII Wonosari, Malang). Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya: Malang [4] Huwang, L., Yeh, A., & Wu, C Monitoring Multivariate Process Variability for Individual Observation. Journal of Quality Technology, vol 39,3, pp.58. [5] Montgoery, D. C Introduction to Statistical Quality Control Sixth Edition. United States of Aerica. John Wiley & Sons, Inc. [6] Werner, L Desepenho de Indices de Capacidade de Processos Multivariados: Ua Coparacao de Indices Via Siulacao. Roberto de France Moreira Junior. Porto Alegre. [7] Dewi, A.S Proses Pengeringan Bubuk Teh Pada Pengolahan Teh Hita CTC di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Kertowono Luajang Jawa Tiur. Laporan Kerja Lapang Jurusan Keteknikan Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PADA PRODUKSI LABELSTOCK KERTAS HVS DI PT X Tjahjo Purtomo

ANALISIS KUALITAS PADA PRODUKSI LABELSTOCK KERTAS HVS DI PT X Tjahjo Purtomo Jurnal Teknik Industri HEURISTIC Vol No April 04. ISSN 693-83 ANALISIS KUALITAS PADA PRODUKSI LABELSTOCK KERTAS HVS DI PT X Tjahjo Purtoo tjahjopurtoo@yail.co ABSTRACT PT. "X" one of the anufacturing industry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 40 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum 1308030047 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PT IGLAS (Persero) merupakan perusahaan manufacturing

Lebih terperinci

PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MEWMA

PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MEWMA Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 7 14 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

Monitoring Uji Stabilitas Jenis Tablet Antibiotik Pada Masa Kadaluarsa Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat (Studi Kasus : PT X )

Monitoring Uji Stabilitas Jenis Tablet Antibiotik Pada Masa Kadaluarsa Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat (Studi Kasus : PT X ) Monitoring Uji Stabilitas Jenis Tablet Antibiotik Pada Masa Kadaluarsa Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat (Studi Kasus : PT X ) Rindang Sukmanita dan Muhamad Mashuri Mahasiswa Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-9X D-77 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonparaetrik Spline Riana Kurnia Dewi, I Nyoan Budiantara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 30 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya

Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 30 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya Seminar Tugas Akhir Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 3 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya Rista Wijayanti (37 6) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI BISKUIT GO! RIORIO DI PT. SIANTAR TOP, TBK

PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI BISKUIT GO! RIORIO DI PT. SIANTAR TOP, TBK TUGAS AKHIR SS 141501 PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI BISKUIT GO! RIORIO DI PT. SIANTAR TOP, TBK DELINDA WIDYA NRP 1313 100 087 Dosen Pembimbing Dr. Muhammad Mashuri, M.T PROGRAM STUDI SARJANA

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL KOMBINASI MEWMA PADA TAHAP CUTTING PROSES PRODUKSI PIPA PVC

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL KOMBINASI MEWMA PADA TAHAP CUTTING PROSES PRODUKSI PIPA PVC PENERAPAN DIAGRAM KONTROL KOMBINASI MEWMA PADA TAHAP CUTTING PROSES PRODUKSI PIPA PVC Putu Witri Dewayanti, Muhammad Mashuri, Wibawati 3 ) Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA ITS,3) Dosen Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk Dias Ardha P 1311 030 032 Dosen Pembimbing Dr. Sony Sunaryo, M.Si PROGRAM STUDI DIPLOMA III Jurusan Statistika

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUKSI FILTER ROKOK SUPER SLIM JENIS MONO DI PT. X

ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUKSI FILTER ROKOK SUPER SLIM JENIS MONO DI PT. X ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUKSI FILTER ROKOK SUPER SLIM JENIS MONO DI PT. X Utami Rizky Damayanti 1308 030 06 Dosen Pembimbing: Dra. Sri Mumpuni R., MT Sidang Tugas Akhir Diploma III Statistika Institut

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian pada proses produksinya.

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT PERBANDINGAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT SHORT-RUN F DENGAN V DARMANTO NRP 131 01 07 DOSEN PEMBIMBING Dr. Muhaad Mashuri, MT. PROGRAM MAGISTER JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012 Perteuan ke-3 Persaaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 7 Septeber 01 Analisa Terapan Terapan:: Metode Nuerik Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Bisection Dasar Teorea: Suatu persaaan ()0, diana

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI Dwi Yuli Rakhmawati, Muhammad Mashuri 2,2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember dwiyuli_rakhmawati@yahoo.com,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

PIPA PVC PUTU WITRI DEWAYANTI Dosen Pembimbing: Dr. Muhammad Mashuri, MT. Co Pembimbing: Wibawati, S.Si, M.Si. Kamis, 7 Juli 2011

PIPA PVC PUTU WITRI DEWAYANTI Dosen Pembimbing: Dr. Muhammad Mashuri, MT. Co Pembimbing: Wibawati, S.Si, M.Si. Kamis, 7 Juli 2011 PUTU WITRI DEWAYANTI 137131 1 PENERAPAN DIAGRAM KONTROL KOMBINASI MULTIVARIATE EXPONENTIAL WEIGHTED MOVING AVERAGE (MEWMA) PADA TAHAP CUTTING PROSES PRODUKSI PIPA PVC Dosen Pembimbing: Dr. Muhammad Mashuri,

Lebih terperinci

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph ) 1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL G DAN DIAGRAM KONTROL S BESERTA APLIKASINYA

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL G DAN DIAGRAM KONTROL S BESERTA APLIKASINYA Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Juli 03 PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL G DAN DIAGRAM KONTROL S BESERTA APLIKASINYA Marlon Stivo Noya Van Delsen, *) dan Muhammad Mashuri ) ) Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU Salah satu langkah yang paling penting dala ebangun suatu odel runtun waktu adalah dari diagnosisnya dengan elakukan peeriksaan apakah

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA Disusun oleh: Eko Oktiningrum Suhartono NRP 1309 030 034 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Penentuan Interval Waktu Perawatan Optiu Dan Analisis Perbandingan Finansial Koponen Auxiliary (Studi Kasus : Siste Gas Turbin PLTGU PT PJB UP Gresik) Anisa

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.3 Peta Kendali Hotelling Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali proses produksi yang memiliki karakteristik kualitas lebih dari satu. Proses yang seperti ini disebut dengan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen Respon Tanaan Jagung (Zea ays) pada Berbagai Regi air Tanah dan Peberian Pupuk Nitrogen Burhanuddin Rasyid, Solo S.R. Saosir, Firan Sutoo Jurusan Ilu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci

Diagram ARL W i & W Ri. Varian

Diagram ARL W i & W Ri. Varian maka nilai RL 1 yang ada ditambah satu sampai ditemui adanya out of control. Menentukan 1 dengan menghitung rata-rata RL 1 dari keseluruhan replikasi. Untuk aplikasi data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dala bidang konstruksi sifat aterial yang dapat terdefleksi erupakan suatu hal yantg sangat enakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi aka struktur yang dibangun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-290

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-290 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Print) D-90 Pengontrolan Kualitas Diameter Pipa Baja pada Proses Tube Mill dengan Menerapkan Diagram Kontrol Kombinasi MEWMA Dimas N. D. Seputro

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci

Pengontrolan Kualitas Proses Produksi Front Grille Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat Individual

Pengontrolan Kualitas Proses Produksi Front Grille Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat Individual JURUSAN STATISTIKA Pengontrolan Kualitas Proses Produksi Front Grille Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat Individual Silvia Setia Armadi 1308 030 006 Dr. Muhammad Mashuri, MT PENDAHULUAN JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI HEXAGON BOLT M16 X 75MM DI PT.TIMUR MEGAH STEEL GRESIK. MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp)

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI HEXAGON BOLT M16 X 75MM DI PT.TIMUR MEGAH STEEL GRESIK. MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp) Seminar Hasil Tugas Akhir PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI HEXAGON BOLT M16 X 75MM DI PT.TIMUR MEGAH STEEL GRESIK MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp) Febrianto 1308 100 075 Dosen

Lebih terperinci

Pembuatan dan Karakteristik Komposit Polimer Berpenguat Bagasse

Pembuatan dan Karakteristik Komposit Polimer Berpenguat Bagasse JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-208 Pebuatan dan Karakteristik Koposit Polier Berpenguat Bagasse Eqitha Dea Clareyna dan Lizda Johar Mawarani Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN J u r n a l E K B I S / V o l. X IV/ N o. / e d i s i S e p t e m b e r 15 7 ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN *( Diah Ayu Novitasari Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN Agus Ristono Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 02 Tabakbayan Yogyakarta Indonesia 55281 Phone: + 62 274 485

Lebih terperinci