Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen"

Transkripsi

1 Respon Tanaan Jagung (Zea ays) pada Berbagai Regi air Tanah dan Peberian Pupuk Nitrogen Burhanuddin Rasyid, Solo S.R. Saosir, Firan Sutoo Jurusan Ilu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Keerdekaan, Kapus Unhas Taalanrea, Tlp./Fax.: (0411)587076, e-ail: Makassar, Abstrak Tanaan jagung ebutuhkan air dan nitrogen dala julah yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk engetahui pengaruh regi air tanah dan peberian pupuk nitrogen terhadap pertubuhan tanaan jagung, yang hasilnya diharapkan dapat enjadi bahan pertibangan dala erencanakan pola pengelolaan air aupun peupukan nitrogen untuk encapai efisiensi penggunaan air aupun pupuk. Penelitian dilaksanakan dala bentuk percobaan pot enggunakan rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertaa yaitu regi air tanah yang terdiri 3 taraf yaitu K1 = kg (kontrol, KAKP), K2 = kg (-25% KP, fase vegetatif), dan K3 = 13,48 kg (- 37,5% KP, fase generatif) ) dan faktor kedua adalah peberian pupuk nitrogen (N) terdiri 4 taraf yaitu N0 = Tanpa perlakuan (kontrol), N1 = Peberian 1 g N/pot pada uur 42 hst, 1 g N/pot 49 hst dan 1 g N/pot 56 hst (fase generatif), N2 = Peberian 1 g N/pot pada uur 29 hst, 1 g N/pot 35 hst dan 1 g N/pot 56 hst (fase vegetatif). N3 = asing-asing taraf faktor yang diteliti dari setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Regi air tanah tidak eberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaan, tetapi peupukan nitrogen aupun interaksinya berpengaruh sangat nyata. Hasil tertinggi sebesar 175,30 c pada interaksi peupukan nitrogen N3 dengan regi air tanah K1. Bobot kering tanaan tertinggi yakni 185,93 g ditunjukkan pada kedua perlakuan tersebut. Bobot biji tertinggi ditunjukkan pula pada interaksi perlakuan ini sebesar 109,27 g. Efisiensi penggunaan air hingga 37,5% dapat endukung proses produksi tanaan jagung. Kata kunci : Regi air tanah, defisiensi air, peupukan nitrogen, respon tanaan jagung Pendahuluan Salah satu faktor penting yang enunjang pertubuhan tanaan adalah air yang erupakan faktor pebatas yang sangat penting untuk endapatkan hasil panen jagung yang tinggi. Lahan yang kekurangan air akan enyebabkan aerasi udara dala tanah terganggu dan pasokan oksigen dala tanah tidak lancar, sehingga perkebangan tanaan enjadi tertunda atau engalai kekerdilan. Air diperlukan oleh tanaan untuk eenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk eenuhi transpirasi dala proses asiilasi untuk pebentukan karbohidrat serta pengangkutan hasil-hasil fotosintesis ke seluruh jaringan tanaan. Sebagian besar air yang diperlukan oleh tanaan berasal dari tanah yang disebut dengan air tanah. Jagung erupakan tanaan dengan tingkat penggunaan air sedang, berkisar antara Budidaya jagung tidak jarang terkendala oleh tidak tersedianya air dala julah dan waktu yang tepat. Pada lahan sawah tadah hujan dataran rendah, lengas tanah yang berlebihan akan engganggu pertubuhan tanaan. Seentara itu, penundaaan waktu tana akan enyebabkan terjadinya cekaan kekurangan air pada fase pertubuhan sapai pebentukan biji. 26

2 Peupukan erupakan usaha untuk encukupi kebutuhan hara tanaan. Dengan eperbaiki pertubuhan, akar tanaan akan lebih berkebang asuk ke dala tanah dan dapat lebih baik enggunakan persediaan air di lapisan bawah tanah. Tanaan yang endapat cukup hara dapat enyelesaikan siklus hidupnya lebih cepat, sedangkan tanaan yang kekurangan hara dapat lebih labat dipanen, tetapi jika tanaan kelebihan hara juga tidak baik karena dapat eracuni tanaan, sehingga pada proses pertubuhan dan perkebangannya akan terganggu. Untuk engurangi hara yang berlebih, peberian pupuk tidak sekaligus dilakukan, tetapi secara bertahap sesuai dengan kebutuhan tanaan. Defisiensi nitrogen enyebabkan proses pebelahan sel terhabat dan engakibatkan terhabatnya pertubuhan tanaan. Selain itu, defisiensi senyawa protein enyebabkan kenaikan nisbah C/N, dan kelebihan karbohidrat ini akan eningkatkan kandungan selulosa dan lignin. Hal tersebut enyebabkan tanaan jagung yang kekurangan nitrogen tapak kecil, kering, tidak sekulen, dan sudut daun terhadap batang sangat runcing (Poerwowidodo, 1992). Berdasarkan uraian di atas aka perlu dilakukan penelitian engenai respon tanaan jagung pada berbagai regi air tanah dan peberian pupuk nitrogen. Penelitian ini bertujuan untuk engetahui pengaruh berbagai regi air tanah dan peberian pupuk nitrogen terhadap pertubuhan tanaan jagung. Bahan dan Metode Penelitian ini dilaksanakan di ruah kaca Fakultas Pertanian dala bentuk percobaan pot. Analisis kiia tanah dilaksanakan di Laboratoriu Kiia Tanah Jurusan Ilu Tanah Universitas Hasanuddin, Makassar, yang dilaksanakan dari bulan Juni sapai Septeber Bahan-bahan yang digunakan adalah sapel tanah sawah dari Desa Banggae Kecaatan Manggarabobang Kabupaten Takalar, benih tanaan jagung hibrida varietas Nusantara 1, pupuk Urea, KCl, dan SP36,, air, kertas label, pot, dan bahan-bahan kiia, eteran, tibangan analitik, ayakan, dan seperangkat alat laboratoriu. Percobaan disusun dala bentuk percobaan faktorial (factorial design) dala rancangan acak kelopok (RAK) yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertaa (ain plot) adalah perlakuan peberian air (K) dan faktor kedua adalah perlakuan peberian nitrogen (N). taraf, yaitu: pupuk Regi air (K) yang terdiri atas tiga K1 = kg (air tersedia di bawah kapasitas pot) K2 = 13,85 kg (-25% dibawah kapasitas pot ulai asa vegetatif) K3 = 13,65 kg (-37,5% di bawah kapasitas pot ulai asa generatif) Faktor kedua adalah peberian pupuk nitrogen (N) yang terdiri atas epat taraf; Tabel 1. Peberian pupuk nitrogen (g/pot) pada hari sesudah tana P u p u k Uur Tanaan (hst) nitrogen (g/pot) N N N

3 Kobinasi faktor yang diteliti enghasilkan 12 kobinasi perlakuan yang diulang 3 kali sehingga diperoleh 36 pot percobaan. Untuk enentukan kadar air kapasitas lapang dari edia tana digunakan etode grafietrik. Sapel edia tana yang telah dikering anginkan diabil secara koposit sebanyak 20 gra, dikeringkan dala oven dengan suhu 105 o C selaa 3 ja. keudian cawan tersebut ditibang bersaa tanah. Kadar air dapat diketahui dengan ruus: % KA = BTKU BTKO x 100 % BTKO Bobot basah (BB) pot yang harus dipertahankan pada tiap perlakuan kadar air tanah tersedia di hitung dengan ruus: % KAKL = BB BK x 100 % BK Sapel tanah diabil secara koposit di Desa Banggae Kecaatan Manggarabobang Kabupaten Takalar pada kedalaan 0-20 c, keudian dikering udarakan dan diayak dengan enggunakan ayakan tanah yang berdiaeter lubang 0,5 c. Sapel tanah dicapur secara erata keudian diasukkan ke dala pot sebanyak 11,55 kg/pot. Penanaan dilakukan dengan cara enyaaikan benih jagung terlebih dahulu selaa 3 hari, keudian dipilih tanaan terbaik lalu dipindahkan pada wadah yang telah disiapkan dan tiap pot ditana satu tanaan. Pupuk-pupuk dasar Urea, KCl dan SP36 diberikan setelah penanaan dengan peberian 1 g Urea/pot, 0,6 g KCl/pot yaitu dengan elarutkannya dala air, dan 1 g SP36/ pot dengan ebenakannya dala tanah. Untuk perlakuan peberian pupuk nitrogen N1 (Urea) diberikan 3 kali easuki asa pertubuhan generatif yaitu pada uur 42 hari, 49 hari dan 56 hari asing-asing diberikan 1 gr N/pot, perlakuan N2 diberikan 3 kali pada asa pertubuhan vegetatif yaitu pada uur 29 hari, 35 hari dan 56 hari asing -asing 1 gr N/pot, dan untuk perlakuan N3 diberikan 5 kali yaitu ulai beruur 29 hari, 35 hari, 42 hari, 49 hari dan 56 hari asingasing diberikan 1 gr N/pot dengan elarutkannya dala air. Peeliharaan tanaan eliputi penyiraan, penyiangan dan pengendalian haa dan penyakit. Khusus untuk penyiraan dilakukan setiap pagi dan sore. Untuk epertahankan kadar air pada tingkat tertentu sesuai perlakuan, julah air yang diberikan tergantung besarnya air yang hilang elalui proses evapotranspirasi yang ditetapkan dengan enibang pot. Penabahan air disesuaikan dengan pengurangan bobot karena evapotranspirasi. Penyiangan dilakukan secara anual terhadap gula yang tubuh di pot, dilakukan ulai tanaan beruur 2 inggu setelah tana. Panen tanaan jagung pada saat beruur 101 hari setelah tana, yaitu setelah tongkol jagung sudah kering. Paraeter yang diaati yaitu: Tinggi tanaan (c) diukur pada akhir penelitian Bobot tongkol (g) dihitung pada akhir penelitian Bobot berangkasan (g) tanaan jagung dihitung pada akhir penelitian Bobot kering tanaan jagung (Bobot tongkol+berat berangkasan) Persentase bobot tongkol terhadap bobot kering tanaan Kadar N tanaan jagung dan Serapan N tanaan jagung. 28

4 Hasil dan Pebahasan Tinggi tanaan jagung disajikan pada Tabel 2 enunjukkan bahwa berbagai perlakuan regi air tidak berpengaruh nyata, tetapi peberian pupuk nitrogen dan interaksinya berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaan. Tabel 2. Pengaruh regi air dan nitrogen terhadap tinggi (c) tanaan jagung, Makassar 2009 air Peberian pupuk nitrogen K1 y137,63 c x150,00 b x156,83 b x175,30 a K2 x142,07 c y145,30 c x154,50 b y165,13 a K3 z127,43 c x156,43 b x149,47 b x175,03 a Angka-angka yang di dahului (untuk tiap kolo) atau diikuti (untuk tiap baris) huruf yang saa secara statistic tidak berbeda nyata Data pada Tabel 2 terlihat bahwa pengaruh peberian nitrogen nyata pada ketiga regi air. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan peberian nitrogen N3. Pengaruh regi air nyata pada peberian pupuk nitrogen N0, N1, dan N3. Pada ketiga peberian pupuk nitrogen ini nilai pada K3 lebih kecil dari pada K2, dan K1. Hasil sidik raga enunjukkan bahwa berbagai perlakuan regi air dan peberian pupuk nitrogen berpengaruh sangat nyata terhadap bobot tongkol (Tabel 3). Tabel 3. Pengaruh regi air dan nitrogen terhadap bobot tongkol (g) tanaan jagung, Regi air x109,27 K1 x17,70 c x64,47 b x89,07 b a K2 x23,27 c y25,40 c y54,20 b y99,67 a x107,20 K3 x19,73 d x87,33 b y52,13 c a Angka-angka yang di dahului (untuk tiap kolo) atau diikuti (untuk tiap baris) huruf yang saa secara statistic tidak berbeda nyata Terlihat pada Tabel 3 bahwa pengaruh peberian nitrogen nyata pada ketiga regi air, nilai bobot tongkol pada N3 lebih besar daripada perlakuan lainnya, walaupun perbedaan antara dua perlakuan tidak selalu nyata. Pengaruh regi air nyata pada peberian nitrogen N1, N2, dan N3. Pengurangan air tersedia K2 ke K3 eningkatkan bobot tongkol jagung pada peberian nitrogen N1, dan N3 tetapi tidak berpengaruh nyata pada peberian nitrogen N2. Bobot berangkasan tanaan jagung disajikan pada Tabel 4. Hasil sidik raga enunjukkan bahwa berbagai perlakuan regi air dan peberian pupuk nitrogen serta interaksinya berpengaruh sangat nyata terhadap bobot berangkasan. Tabel 4. Pengaruh regi air dan nitrogen terhadap bobot berangkasan (g) tanaan jagung, Air K1 x98,67 a x97,00 a x81,80 b x76,67 b K2 y74,53 a y71,80 a x69,93 a x67,00 a K3 z65,47 a z62,67 a y59,13 a y54,87 a Angka-angka yang di dahului (untuk tiap kolo) atau diikuti (untuk tiap baris) huruf yang saa secara statistic tidak berbeda nyata Data pada Tabel 4 terlihat bahwa pengaruh peberian nitrogen tidak berpengaruh nyata pada ketiga regi air. Pengaruh regi air nyata pada keepat perlakuan peberian nitrogen. Pada keepat perlakuan peberian nitrogen ini nilai regi air K3 lebih kecil dibandingkan K2, dan K1. 29

5 Pengaruh regi air nyata pada keepat perlakuan peberian nitrogen. Pada keepat peberian nitrogen ini nilai regi air K3 lebih kecil dari K2 dan K1. Bobot kering tanaan jagung disajikan pada Tabel 5. Sidik raga enunjukkan bahwa berbagai perlakuan regi air dan peberian pupuk nitrogen serta interaksinya berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering tanaan. Tabel 5. Pengaruh regi air dan nitrogen terhadap bobot kering (g) tanaan jagung, Air Nilai bobot kering brangkasan terbesar pada perlakuan nitrogen N0 Data pada Tabel 5, terlihat bahwa pengaruh peberian nitrogen tidak berpengaruh nyata pada perlakuan regi air K1 yaitu N1, N2, dan N3. Tetapi berpengaruh nyata pada perlakuan regi air K2, dan K3. Bobot kering tanaan tertinggi terdapat pada perlakuan peberian nitrogen N3. K1 x116,37 b x161,47 a a x170,87 K2 x97,80 bc y97,20 c b y124,13 Pengaruh regi air nyata pada keepat perlakuan peberian nitrogen. Pada keepat peberian nitrogen ini nilai regi air K3 lebih kecil dari K2 dan K1. x185,93 a y166,67 a K3 y85,20 d x150,00 b y111,27 c z162,07 a Persentase berat tongkol terhadap bobot kering tanaan jagung disajikan pada Tabel 6. Hasil sidik raga enunjukkan bahwa berbagai perlakuan regi air dan peberian pupuk nitrogen serta interaksinya berpengaruh sangat nyata terhadap persentase bobot tongkol terhadap bobot kering tanaan. Tabel 6. Pengaruh regi air dan nitrogen terhadap persentase bobot tongkol terhadap berat kering (%) tanaan jagung, Air Nilai bobot kering brangkasan terbesar pada perlakuan nitrogen N0 Data pada Tabel 6, terlihat bahwa pengaruh peberian nitrogen nyata pada ketiga perlakuan regi air. Nilai persentase berat tongkol terhadap berat kering tanaan jagung tertinggi pada perlakuan peberian nitrogen N3. Pengaruh regi air nyata pada keepat perlakuan peberian nitrogen. Pengurangan air tersedia K2 ke K3 eningkatkan perssentase berat tongkol terhadap berat kering tanaan pada peberian nitrogen N1, tetapi tidak berpengaruh nyata pada peberian nitrogen N2 K1 y15,40 d y39,26 c x51,84 b y58,84 a K2 x23,67 c z25,74 c y43,27 b y59,80 a K3 x23,20 d x58,08 b y46,86 c x66,15 a 30

6 Serapan N total tanaan jagung pada Tabel 7. Hasil sidik raga enunjukkan bahwa berbagai perlakuan regi air dan peberian pupuk nitrogen serta interaksinya berpengaruh sangat nyata terhadap kadar N. Tabel 7. Pengaruh regi air dan nitrogen terhadap kadar N (%) tanaan jagung, Regi Nilai bobot kering brangkasan terbesar pada perlakuan nitrogen N0 Pada Tabel 7, terlihat bahwa pengaruh peberian nitrogen nyata pada ketiga perlakuan regi air. Nilai kadar N tertinggi pada perlakuan peberian nitrogen N3. Pengaruh perlakuan regi air nyata pada keepat perlakuan peberian nitrogen. Pada keepat perlakuan peberian nitrogen ini nilai pada K3 lebih kecil dari K2, dan K1. Serapan N total tanaan jagung disajikan pada Tabel 8. Hasil sidik raga enunjukkan bahwa berbagai regi peberian air dan peberian pupuk nitrogen serta interaksinya berpengaruh sangat nyata terhadap serapan N. Data pada Tabel 8 terlihat bahwa pengaruh peberian nitrogen nyata pada ketiga perlakuan regi air. Nilai serapan N tanaan jagung tertinggi pada perlakuan peberian nitrogen N3. K1 x0,17 bc x0,19 bc x0,24 b x0,44 a K2 y0,13 bc x0,16 bc x0,20 b y0,30 a K3 z0,07 c y0,08 c y0,12 b z0,17 a Pengaruh perlakuan regi air nyata pada keepat perlakuan peberian pupuk nitrogen. Pada keepat perlakuan peberian nitrogen ini nilai pada K3 lebih kecil dari K2, Tabel 8. Pengaruh regi air dan nitrogen terhadap serapan N (%) tanaan jagung, Air K1 x166,32 c x189,47 b x198,26 b x338,42 a K2 y94,96 bc c y117,35 b y138,22 b y200,64 a K3 z45,09 c z47,93 c z68,93 b z93,91 a Nilai bobot kering brangkasan terbesar pada perlakuan nitrogen N0 Korelasi antara kadar N (%) dengan bobot tongkol (g/pot) dapat digabarkan dengan persaaan regresi (Gabar 1, 2, dan 3). Gabar 1. Hubungan kadar N (%) dengan bobot tongkol (g/pot) pada perlakuan regi air K1, Gabar 2. Hubungan kadar N (%) dengan bobot tongkol (g/pot) pada perla dan K1. 31

7 Diagra di atas enunjukkan korelasi nyata terlihat pada perlakuan regi air K1 dan K2, bobot tongkol eningkat dengan eningkatnya kadar N tanaan. Pada perlakuan regi air K3 peningkatan bobot tongkol yang besar dari kadar N senilai rata-rata perlakuan peberian nitrogen N0 ke N1. Tetapi kadar N yang lebih tinggi pada perlakuan regi air K3N2 tidak eningkatkan berat tongkol tanaan jagung. Gabar 3. Hubungan kadar N (%) dengan bobot tongkol (g/pot) pada perlakuan regi air K3, Hasil penelitian enunjukkan bahwa perlakuan yang eberikan pengaruh yang paling besar terhadap pertubuhan tinggi tanaan adalah perlakuan regi air K1 dengan peberian pupuk nitrogen N3. Hal ini akibat pengaruh langsung dari unsur nitrogen, diana dosis peupukan pada perlakuan ini adalah yang paling aksial dibanding dengan perlakuan lainnya. Meningkatnya pertubuhan tanaan jagung akibat peberian nitrogen berkaitan dengan peranan nitrogen yang dapat eningkatkan laju pertubuhan tanaan. Engelstad (1997) enyatakan bahwa peberian nitrogen yang optial dapat eningkatkan pertubuhan tanaan, eningkatkan sintesis protein, pebentukan klorofil yang enyebabkan warna daun enjadi lebih hijau dan eningkatkan ratio tajuk akar. Oleh karena itu peberian nitrogen yang optial dapat eningkatkan laju pertubuhan tanaan. Faktor ini ditabah dengan optialnya penyerapan unsur hara. Optialnya penyerapan unsur hara adalah akibat dari tingginya perlakuan regi air K1. Hal ini karena air sangat berperan dala proses penyerapan hara pada tanaan, diana air erupakan agen yang dapat berperan dala elarutkan unsur hara dan entransportasikannya ke dala jaringan tanaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lakitan (2002) bahwa dengan obilitas air eungkinkan air dapat ebawa hara dari tanah ke jaringan tanaan, perjalanan air dala tubuhan diulai dengan absorpsi air pada perukaan akar. Air asuk ke dala akar elalui sel-sel epideris dan rabut akar (odifikasi sel epideris). Air dari sel-sel endoderis selanjutnya asuk ke dala pebuluh xile elalui proses ososis. Air dari pebuluh xyle akar, bergerak elalui xile batang hingga ke xile daun. Hasil perhitungan berbagai perlakuan terhadap bobot tongkol tanaan e-perlihatkan bahwa berbagai perlakuan peberian air, peberian pupuk nitrogen dan interaksi antara peberian air dan peberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol. Kobinasi perlakuan yang paling eberikan pengaruh signifikan adalah perlakuan peberian air K1 dengan peberian pupuk nitrogen N3. Hal ini disebabkan oleh dua faktor tersebut, yaitu kobinasi 32

8 antara tingginya dosis nitrogen dan kadar air tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Buckan dan Brady (1982) bahwa pupuk N epunyai efek yang paling enonjol pada tanaan karena N cenderung eningkatkan pertubuhan di atas tanah dan eberikan warna hijau pada daun, dan pada jagung akan eperbesar tongkol (buah) serta eningkatkan kandungan protein. Lebih lanjut dikeukakan oleh Foth (1994) bahwa kelipahan nitrogen endorong pertubuhan yang cepat dengan perkebangan daun, batang yang berwarna hijau tua yang lebih besar serta endorong pertubuhan vegetatif di atas tanah. Deikian pula dengan rendahnya berat tongkol pada perlakuan regi air K3 dengan tanpa peberian pupuk nitrogen N0 juga terindikasi disebabkan oleh rendahnya kadar air tanah dan unsur N dibanding perlakuan lainnya. Rendahnya kadar air akan enyebabkan terhabatnya penyerapan unsur hara, sedang rendahnya kadar N akan enyebabkan rendahnya bobot tongkol tanaan, hal ini sesuai pendapat Haki et al. (1986), bahwa kekurangan unsur nitrogen pada tanaan akan enapakkan gejala warna kuning pada daun, biji engerut dan bobot buah rendah. Pengaruh perlakuan peberian air dengan pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap bobot kering berangkasan total bobot kering tanaan, dan persentase bobot tongkol. Hal ini enunjukkan bahwa pertubuhan tersebut ebutuhkan air yang tersedia untuk penapilan optial, diana ketersedian air diperlukan untuk enyesuaikan diri dan digunakan untuk pertubuhan tanaan. Defisit air dala jangka waktu yang pendek hanya berpengaruh pada kapasitas pertukaran gas dan efisiensi fotosintesis, sedangkan untuk jangka panjang engakibatkan enurunnya efisiensi pebentukan bahan kering. Air yang cukup akan endukung peningkatan produksi tanaan, sebaliknya rendahnya julah air akan enyebabkan terbatasnya perkebangan akar, sehingga engganggu penyerapan unsur hara oleh akar tanaan (Garner et al.,1991). Cekaan air pada asa generatif, akan enurunkan produksi. Tanaan jagung yang engalai defisit air, translokasi fotosintat ke biji akan terhabat. Hasil perhitungan enunjukkan bahwa berbagai perlakuan regi air dan peberian pupuk nitrogen sangat berpengaruh nyata terhadap kadar N tanaan. Hal ini karena kadar N dipengaruhi oleh faktor kadar air tanah dan peberian nitrogen. Seakin banyak peberian nitrogen aka kadar N dala tanaan juga eningkat. Walaupun terjadi peningkatan peberian nitrogen naun tidak enyebabkan bobot kering tanaan bertabah. Hal ini karena peberian nitrogen di atas titik optialnya akan engakibatkan sebagian nitrogen yang diasiilasi akan eisahkan diri sebagai aida, sehingga peberian nitrogen yang berlebih hanya enaikkan kadar N pada tanaan tetapi engurangi sintesis karbohidrat (Affandi, 2002). Hasil perhitungan enunjukkan bahwa berbagai perlakuan regi air dan peberian pupuk nitrogen sangat berpengaruh nyata terhadap serapan N. Serapan N oleh tanaan jagung akan seakin eningkat dengan seakin besar kadar air tanah. Jika dihubungkan dengan pertubuhan tanaan keadaan ini sesuai, karena seakin besar kadar air tanah, engakibatkan pertubuhan tanaan akan seakin baik. Soepardi (1983) 33

9 enyatakan bahwa peningkatan dosis N pada batas tertentu dapat erangsang pertubuhan dan produksi tanaan. Lanjut Tharin dan Hanafi, (1992) engatakan bahwa pertubuhan dan perkebangan tanaan sangat dipengaruhi oleh keadaan air dala jaringan tanaan. Jika kandungan air dala jaringan tanaan cukup, aka seua proses yang akan epengaruhi pertubuhan dan perkebangan tanaan akan berjalan sebagai ana estinya. Jika kandungan air dala jaringan tanaan kurang, aka seua proses yang berperan dala pertubuhan dan perkebangan tanaan akan terganggu, akibatnya tanaan akan layu dan ati. Kriteria kadar N dala jaringan tanaan tergolong rendah (Cope dan Rouse, 1973). Hal ini diduga karena sifat N yang labil, nitrogen dapat hilang elalui volatilisasi aonia terutaa dala keadaan kering. Menurut Jones et.al. (1998) bahwa kisaran kecukupan nitrogen untuk tanaan jagung adalah %. Pada grafik korelasi antara kadar N dengan berat tongkol tanaan jagung enunjukkan bobot tongkol eningkat dengan eningkatnya kadar N. Menurut Hairiah et.al (2000) bahwa efisiensi serapan hara oleh tanaan baik secara onokultur aupun tupang sari. Hal ini enunjukkan bahwa tingkat singkronisasi antara zat hara tersedia didala tanah dengan saat tanaan ebutuhkannya asih rendah. Selain itu nilai efisiensi penggunaan N dapat ditingkatkan dengan enyeleksi genotif yang cocok dan engurangi kehilangan nitrat. Kehilangan nitrat dapat dikurangi dengan enyediakan N sesuai dengan julah dan waktu yang dibutuhkan tanaan. Kesipulan Perlakuan regi air K1 dengan peberian pupuk nitrogen N3 eberikan peningkatan pertubuhan tanaan jagung yang signifikan (tinggi tanaan, bobot tongkol, bobot berangkasan, total bobot kering tanaan, kadar N, dan serapan N). Daftar Pustaka Buckan, H.O. dan Brady, N.C lu tanah. (Terjeahan: Soegian). Bharata Karya Aksara, Jakarta. Cope, J.T. and R.D. Rouse Interpretation of soil test results. pp In L.M. Walsh and J.D. Beaton (ed.). Soil Testing and Plant Analysis. Revised Edition. SSSA, Madison, WI. Engelstad Teknologi dan Penggunaan Pupuk. UGM Press. Yogyakarta. Foth, H.D Dasar-Dasar Ilu Tanah. (Terjeahan: Soenartono Adisoearto). Penerbit Erlangga, Jakarta. Gardner, F. P., R. Brent pearce dan Goger L. Mitchell, 1991, Fisiologi Tanaanan Budidaya, Universitas Indonesia Press. Jakarta. Haki, N., Yusuf Nyakpa, A.M Lubis, sutopo, Sail, M.R., Diha, M.A., Go Ban Hong, dan Bailey, H.H., Dasar-Dasar Ilu Tanah. Universitas Lapung, Lapung. Lingga P Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Lakitan, B Dasar-Dasar Fisiologi Tubuhan. Rajawali press, Jakarta. Poerwowidodo, Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa, Bandung. Suprapto dan Marzuki. R, Bertana Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta. Soepardi, G Bagian Ilu-Ilu Tanah. Fakultas pertanian IPB, Bogor. Tharin, M dan H. Hanafi Peranan ulsa sisa tanaan terhadap konservasi lengas tanah pada siste budidaya tanaan seusi di lahan kering. 34

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27 J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 50 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):50-54, 2013 Vol. 1, No. 1: 50 54, Januari 2013 PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan analisis sifat fisik

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan 49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L. J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Sari et al.: Pengaruh Dosis dan Ukuran Pupuk Fosfat Super yang Diasidilasi 81 Vol. 4, No. 1: 81 85, Januari 2016 PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Oktober 212 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Nining Sri Sukasih Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri dari dua kegiatan yaitu pengujian kadar lengas tanah regosol untuk mengetahui kapasitas lapang kemudian dilakukan penyiraman pada media tanam untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1. Tinggi Tanaman Hasil pengamatan tinggi tanaman dan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR HASIL EFISIENSI APLIKASI PUPUK HIJAU PADA BERBAGAI KELANGASAN. TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharat) DI TANAH REGOSOL

MAKALAH SEMINAR HASIL EFISIENSI APLIKASI PUPUK HIJAU PADA BERBAGAI KELANGASAN. TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharat) DI TANAH REGOSOL MAKALAH SEMINAR HASIL EFISIENSI APLIKASI PUPUK HIJAU PADA BERBAGAI KELANGASAN TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharat) DI TANAH REGOSOL Gilang sukma ramadhon (20110210017) Ir.Mulyono, M.P. /

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI. LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI Oleh SAVITRI SARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E

Lebih terperinci

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL Nurhadiah Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email: diah.nurhadiah@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI MAKALAH SEMINAR HASIL APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI Oleh: Septia Handayani 20120210126

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 172 Vol. 1, No. 2: 172 178, Mei 2013 PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) Mutiara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis 26 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis dilakukan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

Volume 10 Nomor 2 September 2013

Volume 10 Nomor 2 September 2013 Volume 10 Nomor 2 September 2013 ISSN 0216-8537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 10 2 Hal. 79 54 Tabanan September 2013 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 KOMPONEN

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah

Lebih terperinci

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk urea dan KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Vegetatif Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. 1. Tinggi tanaman (cm) Hasil

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

Kajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10

Kajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10 KAJIAN APLIKASI DOSIS PUPUK ZA DAN KALIUM PADA TANAMAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L) ANAK AGUNG GEDE PUTRA Fakultas Pertanian Universitas Tabanan ABSTRAKSI Tingkat kesuburan tanah yang rendah dan terbatasnya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI Ubad Badrudin dan Bambang Suryotomo Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN KRINYU (Chromolaena odorata L.) Puja Kesuma, Zuchrotus Salamah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. Analisis sifat kimia tanah dan analisis jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) By Muhamad Kalyubi Under supervisied Ir. Jurnawaty Sjofjan,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman 4.1.1 Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil Uji Duncan taraf 5%, menunjukkan bahwa limbah cair tahu memberikan pengaruh beda nyata

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

PSIKOLOGI PERKEMBAN GAN

PSIKOLOGI PERKEMBAN GAN PSIKOLOGI PERKEMBAN GAN 1 Definisi psikologi perkebangan Psikologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata psikose yg berarti jiwa dan logos yg berarti ilu. Berarti psikologi adalah ilu yg ebahas tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan sebagai bumbu masakan dan dapat dibuat olahan. Selain

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Pemberian dosis kotoran kambing pada budidaya secara tumpang sari antara tanaman bawang daun dan wortel dapat memperbaiki

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengamatan Selintas 4.1.1. Keadaan Cuaca Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagai faktor eksternal dan faktor internalnya yaitu genetika

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju Pengisian Biji Laju pengisian biji merupakan laju pertambahan bobot biji tanaman jagung per satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn ialah salah satu tanaman pangan yang mempunyai prospek penting di Indonesia. Hal ini disebabkan jagung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Green House, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian

Lebih terperinci