PENGARUH KAPASITOR BANK PADA BUSBAR BHA, BHB DAN BHC DI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY*)
|
|
- Yenny Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SENAR NASONAL SD TEKNOLOG NUKLR YOGYAKARTA, 16 NOEBER 011 PENGARUH KAPASTOR BANK PADA BUSBAR BHA, BHB DAN BHC D PUSAT REAKTOR SERBA GUNA GA. SWABESSY*) Koes ndrakoesoema 1, Yayan Andryanto, Kswanto 3 1,,3 Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspptek Serpong Gedung No. 30, Kota Tangerang Selatan Banten Alamat emal : koes@batan.go.d ABSTRAK PENGARUH KAPASTOR BANK PADA BUSBAR BHA, BHB DAN BHC D PUSAT REAKTOR SERBA GUNA GA. SWABESSY. Pemasangan kapastor bank pada ke tga jalur (BHA, BHB dan BHC) telah dlakukan, masng-masng dengan daya 500 kar yang terbag dalam 10 step, dengan tap step 50 kar. Pemasangan dlakukan karena selama reaktor beroperas total faktor daya (cos φ) d bawah 0,85 sehngga terkena denda oleh PLN. Pengukuran telah dlakukan saat reaktor sedang beroperas pada bulan Jul dan September 011 d output 3 buah transformator yang terhubung ke masng-masng busbar dengan menggunakan Power Qualty Analyzer Hok Parameter lstrk yang dukur adalah daya aktf (P), daya semu (S), daya reaktf (Q) dan faktor daya (cos φ). Kapastor bank pada jalur BHA telah mengalam kerusakan, sehngga cos φ turun hngga 0,8; sedangkan pada jalur BHB dan BHC cos φ mencapa 0,9 dan 0,945. Kata kunc : Kapastor Bank, transformator, faktor daya ABSTRACT EFFECT OF CAPACTOR BANKS ON BUSBAR BHA, BHB AND BHC N ULT PURPOSE REACTOR GA. SWABESSY. nstallaton of capactor banks on the three lnes (BHA, BHB and BHC) has been carred out, each wth a power 500 kar whch s dvded nto 10 steps, wth each step 50 kar. The Purpose of nstallaton capactor banks s durng the reactor operaton the total power factor (cos φ) below 0.85, so ncur a fne by PLN. easurements have been done when the reactor s operatng n July and August at the output of 3 transformers whch connected to each busbar usng Hok 3197 Power Qualty Analyzer, electrcal parameters were measured are actve power (P), apparent power (S), reactve power (Q) and power factor (cos φ). Capactor banks on track BHA has been damaged, so that cos φ drops to 0.8 whle cos φ of lne BHB and BHC reaches 0.9 and Key wordas : Bank capactor, transformator, power factor 1. PENDAHULUAN Salah satu cara yang palng ekonoms, mudah, dan aman untuk mengrmkan energ adalah melalu bentuk energ lstrk. Energ lstrk sudah menjad kebutuhan pokok bak bag ndustr maupun rumah tangga sehngga dbutuhkan kelangsungan penyaluran sstem tenaga lstrk secara handal dan bak. Penggunaan yang efsen dan pemasangan peralatan lstrk serta komponen yang tepat akan membantu dalam penggunaan energ lstrk secara hemat dan mempunya manfaat optmal sepert yang dharapkan. Penerapan program penghematan energ d kantor-kantor pemerntah dapat memperkecl baya energ untuk setap satuan produk (specfc energy consumpton) dsampng akan menghemat pemakaan energ nasonal juga akan menghemat pemakaan anggaran. Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) terdr dar gedung, yatu Gedung No.30 yang merupakan gedung reaktor beserta fasltas laboratorumnya dan Gedung No.31 yang merupakan gedung perkantoran, d mana energy lstrk untuk ke dua gedung tersebut d catu oleh PLN melalu 3 buah transformator 0 k/400 ke masng-masng bus bar BHA, BHB dan BHC. asng-masng bus bar mencatu berbaga tpe beban antara lan motor pompa, motor katub, Koes ndrakoesoema dkk 85 Sekolah Tngg Teknolog Nuklr-BATAN
2 motor chller, penerangan, lft, dll. Kontrak daya dengan PLN telah mengalam (dua) kal perubahan, kontrak daya pertama adalah 4805 ka kemudan dlakukan penurunan daya menjad 3805 ka dan terakhr dturunkan kembal menjad 3030 ka. Hal n dlakukan karena daya yang dgunakan d reaktor selama n, rata-rata adalah 1834 ka atau sektar 60,5%. Pemasangan kapastor bank telah dlakukan pada tap-tap busbar, yatu masng-masng 500 kar dengan tujuan memperbak faktor daya agar lebh besar dar 0,85 sehngga tdak terkena denda oleh PLN. Pada makalah n akan danalss pengaruh kapastor bank pada ke tga jalur serta kegagalan 1 set kapastor bank pada satu jalur, yatu jalur BHA. SENAR NASONAL SD TEKNOLOG NUKLR YOGYAKARTA, 16 NOEBER 011 saluran, transformator, motor lstrk, pemanas lstrk (heater), dan lan sebaganya. Bla dhubungkan pada sumber arus bolakbalk maka beban resstf memlk karakterstk sebaga berkut : AC Gambar 1. Beban resstf pada sumber arus bolak-balk R. TEOR Sstem dstrbus dkenal dengan sstem dstrbus prmer yatu tegangan dar tegangan tngg (TT) dturunkan ke tegangan menengah T dengan menggunakan step down transformer, dan sstem dstrbus sekunder dmana tegangan T dturunkan lag ke tegangan rendah (TR). Pemakaan (utlsas) yang menggunakan tegangan rendah ddapat dengan cara menurunkan tegangan menengah 0 k, 1 k atau 6 k ke tegangan 380 /0 dengan transformator penurun tegangan pada gardu tang ataupun gardu beton yang berada dlngkungan sektar konsumen. Penghematan pemakaan energ lstrk (kwh) oleh konsumen dapat dlakukan dengan lma cara, yatu : 1. enggunakan pemanfaat lstrk (beban lstrk) yang hemat energ,. emnmalkan pemakaan energ lstrk, 3. emnmalkan rug jarngan dengan menggunakan penghantar berpenampang besar dan atau menggunakan tegangan tngg, 4. engurang rug konduktor dengan menggunakan materal super-conductor, 5. emnmalkan rug jarngan dengan mengkompensr daya reaktf nduktf/kapastf. Beban-Beban Lstrk ) Jens-jens beban energ lstrk terbag atas 3 jens beban yatu : Beban Resstf Beban nduktf Beban Kapastf Beban Resstf (resstor) Beban resstf (resstor): adalah beban yang berasal dar suatu komponen tahanan murn dengan smbol (R), memlk satuan Ohm ( ). Beban resstf terdapat pada generator, bahan penghantar, Gambar. Dagram vektor beban resstf Resstans suatu beban dberkan oleh rumus : ( t) R = [ ] (1) ( t) dmana : (t) (t) = besar tegangan lstrk fungs. [olt]. = besar arus yang mengalr fungs [Ampere]. Beban nduktf (nduktor) Beban nduktf (nduktor) adalah beban yang berasal dar suatu penghantar untuk menghaslkan medan magnet yang dpergunakan untuk: merubah energ mekank ke energ lstrk ataupun sebalknya, menakkan atau menurunkan tegangan lstrk dan lan sebaganya. nduktor tu sendr memlk smbol (L) dengan satuan Henry. Beban nduktf terdapat pada suatu saluran transms yang merupakan rug-rug dar saluran tersebut. Beban nduktf juga terdapat pada generator, motor lstrk, kontaktor magnet, dan lan sebaganya. nduktans dberkan dengan persamaan : d 1 (t) = L dan (t) = dt. dt () L L = ( t) d / dt dmana : (t) = besar tegangan lstrk dalam fungs. [olt]. (3) Sekolah Tngg Teknolog Nuklr-BATAN 86 Koes ndrakoesoema dkk
3 SENAR NASONAL SD TEKNOLOG NUKLR YOGYAKARTA, 16 NOEBER 011 d/dt = turunan pertama dar arus terhadap [Ampere] Bla dhubungkan pada sumber arus bolakbalk maka beban nduktf memlk karakterstk sebaga berkut : (t) = 1 C dt dq d = C dt dt (t) = (6) (7) Q(t) = C.(t) (8) AC L aka : Q A C = = d = o r A d (Farad) (9) Gambar 3. Beban nduktf pada sumber arus bolak-balk Gambar 4. Dagram vektor beban nduktf Reaktans nduktf suatu beban dberkan oleh rumus : maka, (5) L = X L = L = [ ] (4) [Henry] dmana : = kecepatan sudut [rad/sec] = f ; f = frekuens tegangan.[hertz] X L = reaktans nduktf [ ] Beban Kapastf (kapastor) Beban Kapastf (kapastor) adalah beban yang berasal dar dua bahan penghantar (konduktor) yang terpsah, dengan polartas yang berbeda pada penghantarnya. Beban kapastf n berfungs menympan muatan lstrk. Beban kapastf dantaranya terdapat pada: saluran penghantar, mesn snkron berpenguatan lebh, kapastor, dan lan sebaganya. Kapastor memlk smbol (C) dengan satuan Farad. Kapastans dberkan dengan persamaan : dmana : (t) = besar tegangan lstrk dalam fungs. [olt]. d/dt = turunan pertama dar arus terhadap [Ampere]. C = besar kapastans (Farad) Q = muatan pada salah satu konduktor (Coulomb) = tegangan kedua konduktor (olt) = permtvtas bahan antara dua penghantar o = permtvtas udara ( ) r = permtvtas relatf bahan. A = luas masng-masng plat penghantar D = jarak antara dua penghantar Bla dhubungkan pada sumber arus bolakbalk maka beban kapastf memlk karakterstk sebaga berkut : AC C Gambar 5. Beban kapastf pada sumber arus bolakbalk Gambar 6. Dagram vector beban kapastf delektrk udara Daya Lstrk ) Daya adalah banyaknya perubahan tenaga terhadap dalam besaran tegangan dan arus dengan satuan Watt. Daya dalam Watt yang dserap Koes ndrakoesoema dkk 87 Sekolah Tngg Teknolog Nuklr-BATAN
4 oleh suatu beban pada setap saat adalah hasl kal tegangan beban sesaat (olt) dengan arus sesaat yang mengalr dalam beban tersebut (Ampere). Dalam kelstrkan dkenal adanya beberapa jens daya, yatu : Daya Semu (S) Daya Aktf (P) Daya Reaktf (Q) SENAR NASONAL SD TEKNOLOG NUKLR YOGYAKARTA, 16 NOEBER 011 S P Gambar 7. Segtga Daya Q Daya Semu Daya semu untuk sstem fasa tunggal dengan srkut dua kawat adalah perkalan skalar arus dan tegangan efektfnya. Daya semu (S) dnyatakan melalu persamaan : S. [A] (10) Sedangkan untuk sstem 3 fasa daya semu dnyatakan dengan : Daya Aktf S 3. [A] (11) dmana : P =.. cos Q =.. sn cos sn Daya aktf dnyatakan oleh persamaan : maks maks P cos (1) P adalah daya rata-rata yang juga dsebut sebaga daya aktf. P = cos Q = sn S = Laggng Gambar 8. Segtga Daya untuk beban Persamaan untuk daya beban tga fasa yang sembang dnyatakan oleh nduktf P 3 jala - jala jala - jala cos [Watt] (13) dmana: jala = tegangan efektf jala = arus jala efektf cos sn Daya Reaktf Daya reaktf dtulskan dengan persamaan : Q atau maks maks sn Q sn [Ar] (14) (15) S = Q = sn Leadng P = cos Gambar 9.Segtga Daya untuk beban Kapastf Dar gambar-gambar d atas jelas bahwa S atau P = S cos Q = S sn P Q Segtga Daya 1) Hubungan antara daya semu (S), daya aktf (P) dan daya reaktf (Q) dkenal dengan stlah segtga daya. Hubungan antara ketganya, bak untuk beban bersfat nduktf maupun untuk beban bersfat kapastf dapat dlhat pada gambar berkut n. Faktor Daya 1) Faktor daya pada dasarnya ddefnskan sebaga perbandngan daya reaktf dengan daya semu dan dapat drumuskan dengan : Sekolah Tngg Teknolog Nuklr-BATAN 88 Koes ndrakoesoema dkk
5 SENAR NASONAL SD TEKNOLOG NUKLR YOGYAKARTA, 16 NOEBER 011 faktor daya = cos = P( daya aktf ) S( daya semu) (17) Sudut adalah sudut fasa; dmana arus mendahulu tegangan (leadng) atau arus tertnggal dar tegangan (laggng) dar beban yang bersangkutan. Semua peralatan lstrk, kecual motor snkron, tahananpemanas dan lampu pjar, mengkonsums daya lstrk pada faktor kerja pengkut (laggng) BEBAN PADA JALUR BHA, BHB DAN BHC Gedung reaktor GA. Swabessy d catu oleh 3 buah transformator (BHT01, BHT0 dan BHT03) masng-masng mempunya kapastas 1600 ka, 0 k/400. Tga buah transformator n masngmasng dhubungkan ke 3 buah busbar BHA, BHB dan BHC, sepert terlhat pada Gambar 10. Tabel 1, dan 3 menunjukkan jens beban dan dayanya yang melalu tap-tap jalur BHA, BHB dan BHC. BHA 01 Tabel 1. Beban pada jalur BHA 3) No. Jens Beban Kode Daya (kw) Rate d (A) 1. otor Katup PA-01 AA001 1,1 3,. otor Katup PA-01 AA003 0,55 1,9 3. otor Katup PA-01 AA010 0,55 1,9 4. otor Katup PA-01 AA011 0,03 0,5 5. otor Katup PA-01 AA01 0,55 1,9 6. otor Katup PA-01 AA014 0,55 1,9 7. otor Katup PA-01 AA016 0,55 1,9 8. otor Katup PA-01 AA00 0,55 1,9 9. otor Katup PA-01 AA0 0,55 1,9 BHA otor Fan PA-01 AH otor Fan PA-01 AH otor Fan PA-01 AH BHA otor Pompa PA-01 AP BHA Hydraulc Booster 15. Chlled Water Plant GHC0 GS * / 10 QKJ00 GS * / 300 T O T A L 474,98 Tabel. Beban pada jalur BHB 3) BHB 01 No. Jens Beban Kode Daya (kw) Rated (A) 1. otor Katup PA-0 AA001 1,1 4. otor Katup PA-0 AA003 1, otor Katup PA-0 AA010 0,55 1,6 4. otor Katup PA-0 AA011 0, otor Katup PA-0 AA01 0,55 1,6 6. otor Katup PA-0 AA014 0,55 1,6 7. otor Katup PA-0 AA016 0,55 1,6 8. otor Katup PA-0 AA00 0,55 1,6 9. otor Katup PA-0 AA0 0,37 1,6 10. otor Katup PA-0 AA004 0,03 1 BHB otor Pompa PA-04 AP00 4, otor Fan PA-0 AH * / otor Fan PA-0 AH * / otor Fan PA-0 AH * /15 BHB otor Pompa PA-0 AP * /40 BHB Panel GCA01 GS * / otor Crane SK * / Panel otor QKJ00 GS * /40 entlas 0 T O T A L 486,78 Tabel 3. Beban Pada Jalur BHC 3) BHC 01 No. Jens Beban Kode Daya (kw) Rated (A 1. otor Katup PA-03 0,55 1,6. otor Katup AA004 PA-03 0, otor Katup AA003 PA-05 0, otor Katup AA00 PA-03 0,55 1,6 5. otor Katup AA011 PA-03 0,55 1,6 6. otor Katup AA01 PA-03 0,55 1,6 7. otor Katup AA013 PA-04 0, otor Katup AA00 PD-01 0,55 1,6 9. otor Katup AA001 PD-01 0,55 1,6 BHC 0 AA otor Katup PD-01 0,55 1,6 11. otor Katup AA003 GBA01 0, otor Fan AA001 PD * /1 11. otor Pompa AH001 PA-04 AP001 4,4 516 Koes ndrakoesoema dkk 89 Sekolah Tngg Teknolog Nuklr-BATAN
6 BHC 05 1 otor Pompa. 13. otor Pompa PA-05 AP001 PA-03 AP001,5 6, * / 400 BHC Panel UKA04 GP Panel PAH01/ GS Panel otor entlas KLC00 GS SENAR NASONAL SD TEKNOLOG NUKLR YOGYAKARTA, 16 NOEBER HASL DAN PEBAHASAN Panel pada Busbar BHA, BHB dan BHC telah dpasang kapastor Bank dengan daya masngmasng 500 kar. Hasl pengukuran daya dan faktor daya (cos φ) pada busbar BHA dapat dlhat pada Gambar 11 dan Gambar 1. Daya (W/A/KAr) 17. Panel otor entlas QKJ00 GS * / 400 T O T A L 459,969 *) Kapastas CB ) Kapastas arus hubung sngkat Total beban pada jalur BHD adalah 183,8 kw, jalur BHE adalah 198,1 kw dan jalur BHF adalah 17,5 kw. Gambar 11. Daya (P, S, dan Q) pada jalur BHA Dar Gambar 11 terlhat rata-rata daya aktf (P) adalah 610 kw, daya semu (S) adalah 76 ka dan daya reaktf (Q) adalah 455 kar. Tnggnya daya reaktf dsebabkan kegagalan kapastor bank dalam memperbak faktor daya, hal n bsa dlhat pada Gambar 1, dmana cos φ jatuh pada harga 0,8 dan sempat terjad fluktuas beban sesaat dmana cos φ turun hngga 0,74. BUS BAR BHT01 GS001 GS001 GS001 0k 0k 0k 1600kA BHT0 1600kA BHT kA GS00 Faktor daya BHA 500A 380/0; 3/PE/N~50Hz BHB 500A 380/0; 3/PE/N~50Hz BHC 500A 380/0; 3/PE/N~50Hz SR5E PT.PLN BHD BR10 G 3~ BHE BR0 G 3~ BHF BR30 G 3~ kapastor kapastor kapastor BNA 380/0; 50Hz BNB 380/0; 50Hz BNC 380/0; 50Hz 150A 5A 150A 5A BTD01 BTP01 BTJ11 BTJ1 BTD0 BTP0 BTJ1 BTJ BTD03 BTP03 BTJ31 BTJ3 160A BRA 0 1/PE ~50Hz BRU01 430A 150A BTU11 BTU1 50A BWE BA 4, L+/L-/PE/A 0 ; L+/L-/PE 140A 160A RPS RED A BRU0 150A BWF 0 ; L+/L-/PE BTU1 BTU 50A 140A EERGENCY CONTROL ROO Gambar 10. Dagram segars sstem lstrk RSG- GAS BRB BWG 4, L+/L-/PE/A 380/0 1/PE ~50Hz 0 ; L+/L-/PE 4, L+/L-/PE/A RPS RED. - BRU03 150A BTU31 BTU3 50A RPS RED. Gambar 1. Faktor daya (cos φ) beban jalur BHA Daya dan faktor daya pada jalur BHB dapat dlhat pada Gambar 13 dan Gambar ETODE PENELTAN Pengukuran parameter lstrk dlakukan pada saat reaktor operas, dmana beban-beban pada jalur BHA, BHB dan BHC pada keadaan maksmal. Peralatan yang dgunakan adalah Power Qualty Analzer Hok 3197 dan dpasang pada output transformator BHT01, BHT0 dan BHT03. Lhat Gambar 10. Pengukuran pada jalur BHA dlakukan pada bulan September 011 selama 4 jam, pada jalur BHB dan BHC pada bulan Agustus 011 selama 4 jam Sekolah Tngg Teknolog Nuklr-BATAN 90 Koes ndrakoesoema dkk
7 SENAR NASONAL SD TEKNOLOG NUKLR YOGYAKARTA, 16 NOEBER 011 Daya (W/A/KAr) 300 kw dkut kenakan daya reaktf menjad 150 kar. Rata-rata daya aktf P = 351 kw, daya semu S = 369 ka dan daya reaktf Q = 110 kar. Faktor daya Gambar 13. Daya (P, S, dan Q) pada jalur BHB Dar gambar d atas terlhat daya aktf jauh lebh besar dar daya reaktf, dmana P = 558 kw, daya semu, S = 605 ka dan daya reaktf, Q = 35 kar. Hal n menunjukkan kapastor bank mash berfungs bak dmana faktor daya lebh besar dar 0,85, sepert terlhat pada gambar 14, yatu 0,9 Faktor daya Gambar 16. Faktor daya (cos φ) beban jalur BHC Faktor daya pada jalur BHC saat pengukuran sempat mengalam penurunan sampa d bawah 0,85 dalam sngkat, hal n dkarenakan adanya fluktuas beban, namun rata-rata cos φ selama 4 jam adalah 0,945, dengan demkan kapastor bank pada jalur BHC mash berfungs bak. 5. KESPULAN Kapastor bank pada jalur BHA mengalam kerusakan sehngga faktor daya turun hngga 0,8 sedangkan pada jalur BHB dan BHC faktor daya mash berfungs bak karena mash d atas 0,85, yatu masng-masng 0,9 dan 0, REFERENS Gambar 14. Faktor daya (cos φ) beban jalur BHB Pada jalur BHC, daya aktf, daya semu dan daya reaktf dapat dlhat pada Gambar 15 dan faktor dayanya pada Gambar 16. Daya (W/A/KAr) 1. ZUHAL, Dasar Teknk Tenaga Lstrk dan Elektronka Daya, Grameda Pustaka Utama, Jakarta, PABLA AS, ABDUL HAD, Sstem Dstrbus Daya Lstrk, Erlangga, Jakarta, KOES NDRAKOESOEA, dkk, Optmas Pemakaan Energy Lstrk Pada Gedung 90 PKTN BATAN, Prosdng PP-PDPTN 008, Yogyakarta, 15 Jul antenance and Repar anual (R) PR30, nteratom, Germany, 1988 Gambar 15. Daya (P, S, dan Q) pada jalur BHC Pada Gambar 15 terlhat daya aktf P lebh besar dar daya reaktf Q, saat terjad fluktuas beban daya aktf Koes ndrakoesoema dkk 91 Sekolah Tngg Teknolog Nuklr-BATAN
BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK Dalam bab 2 akan dlakukan nvestgas tentang bagamana alran energ dar rangkaan ac. Dengan menggunakan berbaga denttas trgonometr, daya sesaat p(t) dpsahkan menjad
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciREAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2. Koes Indrakoesoema KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. X No. 1, April 2013: 45-58 KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT REAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2 Koes Indrakoesoema
Lebih terperinciBAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN
BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya
Lebih terperinciPENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya
Pengukuran Besaran strk (TC08) Pertemuan 4 PENGUKUN DY Pengukuran Daya dalam angkaan DC Daya lstrk P yg ddsaskan d beban jka dcatu daya DC sebesar E adl hasl erkalan antara tegangan d beban dan arus yg
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciIR. STEVANUS ARIANTO 1
GAYA GERAK LISTRIK HUKUM LENZ HUKUM FARADAY TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR IDEAL TRANSFORMATOR TIDAK IDEAL GGL INDUKSI ADA KUMARAN INDUKTANSI DIRI GENERATOR ERSAMAAN INDUKTANSI DIRI INDUKTANSI ADA TOROIDA
Lebih terperinciA. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2
1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI
ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran
Lebih terperinciREFUNGSIONALISASI PEMUTUS PADA PANEL DISTRIBUSI UTAMA BHB03/04 DAN BHC03/04
REFUNGSIONALISASI PEMUTUS PADA PANEL DISTRIBUSI UTAMA BHB03/04 DAN BHC03/04 KOES INDRAKOESOEMA, KISWANTO, YAYAN ANDRIYANTO Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek, Serpong, Tengerang 15310 Banten
Lebih terperinciARUS BOLAK BALIK V R. i m
Modul 9 Elektroagnet KEGIATAN BEAJA A. ANDASAN TEOI AUS BOAK BAIK Arus dan tegangan lstrk bolak balk adalah arus dan tegangan lstrk yang berubah terhadap waktu atau erupakan fungs waktu. Yang berubah adalah
Lebih terperinciBAB V TEOREMA RANGKAIAN
9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperinciMEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR
MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR Adranus Dr Program Stud Teknk Elektro Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Tanjungpura adranus_dr@yahoo.co.d
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadllah Cjantung Jakarta Tmur Telp. 80078, Fax 877978 REMEDIAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL
Lebih terperinciPengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804
Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Lstrk Berbass Lm-35 Dan Sstem Akuss Data Adc-0804 Ummu Kalsum Unverstas Sulawes Barat e-mal: Ummu.kalsum@unsulbar.ac.d Abstrak Peneltan n merupakan pengukuran laju temperatur
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciBab III Analisis Rantai Markov
Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada
Lebih terperinciberasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat
10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass
Lebih terperinciSTUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)
o. 7 ol.3 Thn. I Aprl 7 ISS: 854-8471 STUDI ALIRA DAYA DEGA METODA FAST DECOULE (Aplkas T. L Sumbar-Rau 15 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas Andalas adang, Kampus Lmau Mans adang, Sumatera
Lebih terperinciIII PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK
34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciMODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS
MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS Kiswanto, M. Taufiq, Yayan Andriyanto, Nugraha Luhur Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang
Lebih terperinciPengaturan Aliran Daya Reaktif Dengan Transformator Regulasi Jenis Pengatur Tegangan Pada Jaringan Sistem Tenaga Listrik
Despa: Pengaturan Alran Daya Reaktf Dengan Transformator Regulas 55 Pengaturan Alran Daya Reaktf Dengan Transformator Regulas Jens Pengatur Tegangan Pada Jarngan Sstem Tenaga Lstrk Dekprde Despa Jurusan
Lebih terperinciBAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST
BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap
Lebih terperinciBAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA
BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinciKAJIAN PENEMPATAN KAPASITOR BANK MENGGUNAKAN METODE GENETIK ALGORITMA PADA SOUTH BALAM FEEDER 1 PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA
KAJIAN ENEMATAN KAASITOR BANK MENGGUNAKAN METODE GENETIK ALGORITMA ADA SOUTH BALAM FEEDER T CHEVRON ACIFIC INDONESIA Akto Sello*, Edy Ervanto**, Dan Yayan Sukma** *Alumn Teknk Elektro Unverstas Rau **Jurusan
Lebih terperinciTeori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang
Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan
Lebih terperinciKAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA TRANSFORMATOR
286 ISSN 0216-3128 Yan Bony Marsahala KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA TRANSFORMATOR Yan Bony Marsahala Pusat Reaktor Serba Guna, BATAN ABSTRAK KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO
Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MODEL KERUNTUHAN ROTASI ANALISIS CARA KESEIMBANGAN BATAS Cara n
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN
angkaan strk BAB III HUKUM HUKUM ANGKAIAN Hukum Ohm Jka sebuah penghantar atau resstans atau hantaran dlewat oleh sebuah arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensal, atau Hukum
Lebih terperinciKOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA
KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA 1. RESISTOR serng dsebut werstan, pelawan atau penghambat. suatu komponen elektronk yang dapat menghambat gerak lajunya arus lstrk/m /membatas jumlah arus yang mengalr dalam
Lebih terperinciHukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1
ERMODINAMIKA Hukum ermodnamka ke-0 Hukum ermodnamka ke-1 Hukum ermodnamka k ke-2 Mesn Kalor Prnsp Carnot & Mesn Carnot FI-1101: ermodnamka, Hal 1 Kesetmbangan ermal & Hukum ermodnamka ke-0 Jka dua buah
Lebih terperinciPERCOBAAN 8 RANGKAIAN INVERTING DAN NON INVERTING OP-AMP
PCOBAAN 8 ANGKAIAN INVTING DAN NON INVTING OP-AMP 8. Tujuan : ) Mendemonstraskan prnsp kerja dar rangkaan penguat nvertng dan non nvertng dengan menggunakan op-amp 74. 2) Investgas penguatan tegangan closed
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciBAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK
BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK 6. Masalah Penyaluran Daya Lstrk Andakan seorang perencana sstem kelstrkan merencakan penyaluran daya lstrk dar beberapa pembangkt yang ternterkoneks dan terhubung dengan
Lebih terperinciAnalisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank
ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan
Lebih terperinciKAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS
KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong Tangerang 15310 Banten Telp. 021-7560908 Abstrak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd
ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik
Open ourse nalss angkaan Lstrk D Kawasan Waktu () Oleh: Sudaryatno Sudrham akupan ahasan Hukum-Hukum Dasar Kadah-Kadah angkaan Teorema angkaan Metoda nalss Dasar Metoda nalss Umum angkaan Pemroses Energ
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Mutakhr Pada usulan tugas akhr n dcantumkan hasl peneltan yang telah dlaksanakan terlebh dahulu tentang sympathetc trp sebaga berkut : Cakasana Alf Bathamantr, Rony Seto
Lebih terperinciPENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI
PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI Koes Indrakoesoema, Yayan Andryanto, M Taufiq Pusat Reaktor Serba Guna GA Siwabessy, Puspiptek,
Lebih terperinciBAB X RUANG HASIL KALI DALAM
BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciPerhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation
PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI 2012 1 Perhtungan Crtcal Clearng Tme dengan enggunakan etode Tme Doman Smulaton Surya Atmaja, Dr. Eng. Ardyono Pryad, ST,.Eng, Ir.Teguh Yuwono
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciQ POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED
Q POWE ELECTONIC LABOATOY EEYTHING UNDE SWITCHED PAKTIKUM ELEKTONIKA ANALOG 01 P-04 Dasar Opamp Smt. Genap 2015/2016 A. Tujuan Menngkatkan pemahaman dan keteramplan mahasswa tentang: 1. Unjuk kerja dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciIR. STEVANUS ARIANTO 1
KUT US LISTIK HUKUM OHM ESISTO/HMBTN NGKIN ESISTO SEI NGKIN ESISTO PEL NGKIN ESISTO SEGITIG-BINTNG LT UKU JEMBTN WHETSTONE LT UKU GLVNOMETE LT UKU VOLTMETE ENEGI LISTIK DY LISTIK GY GEK LISTIK (GGL) NGKIN
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciBab V Aliran Daya Optimal
Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang
Lebih terperinciModulator dan Demodulator
Modulator dan Demodulator Modulas adalah suatu proses dmana parameter gelombang pembawa (carrer sgnal) frekuens tngg dubah sesua dengan salah satu parameter snyal nformas/pesan. Dalam hal n snyal pesan
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciPERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS
PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA PRSG - BATAN KAWASAN PUSPIPTEK- SERPONG, TANGERANG 15310 Abstrak PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN
Lebih terperinciPertemuan Ke-6 DC Biasing Pada BJT. ALFITH, S.Pd,M.Pd
Pertemuan Ke-6 D asng Pada J ALFH, S.Pd,M.Pd Pemran bas pada rangkaan J Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung, dpredks dan tdak senstf terhadap perubahan
Lebih terperinciKenaikan Temperatur Belitan Motor Induksi Menggunakan Metode Resistansi (Zaenal P. A, Surijadi)
Kenakan Temperatur Beltan Motor Induks Menggunakan Metode Resstans (Zaenal P. A, Surjad) Teknk Pengukuran Kenakan Temperature Beltan Motor Induks Menggunakan Metode Resstans (Measurement Method of WndngTemperature
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITAS TI2131 TEORI PROBABILITAS MINGGU KE-3 & KE-4 1 Defns 1 Probabltas dar sebuah kejadan A adalah jumlah bobot dar tap ttk sampel yang termasuk dalam A. Selanjutnya: 0 < P(A) < 1,
Lebih terperinciBAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:
BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu
Sudaryatno Sudrham Analss Rangkaan Lstrk D Kawasan Waktu BAB 5 Model Prant Aktf, Doda, OP AMP Dengan mempelajar model prant aktf, kta akan mampu memformulaskan karakterstk arus-tegangan elemen aktf: sumber
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI LATAR BELAKANG Teori Dasar Tujuan LANGKAH KERJA Rangkaian Buffer...
DFT ISI DFT ISI....LT BELKNG... 2. Teor Dasar... 2.2 Tujuan... 3 2. LNGKH KEJ... 4.. angkaan Buer... 4.2. angkaan Invertng... 4.3. angkaan Non- Invertng... 5.4. angkaan Summng... 5.5. angkaan Derensator...
Lebih terperinciPENENTUAN LETAK DAN KAPASITAS BANK KAPASITOR SECARA OPTIMAL PADA JARING TRANSMISI MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM
ENENTUAN LETAK DAN KAASITAS BANK KAASITOR SECARA OTIMAL ADA JARING TRANSMISI MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM Danang Sulstyo Jurusan Teknk Elektro, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember Abstrak-ertumbuhan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan
Lebih terperinciMEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM
MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)
PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum
Lebih terperinciReview Thermodinamika
Revew hermodnamka Hubungan hermodnamka dan Mekanka tatstk hermodnamka: deskrps fenomenologs tentang sfatsfat fss sstem makroskopk dalam kesetmbangan. Phenomenologs : mendasarkan pada pengamatan emprs terhadap
Lebih terperinciKonsep Berpikir Anababe sebagai Solusi Pembelajaran Fisika pada Materi Listrik DC dan Listrik AC di SMA
Jurnal Mater dan Pembelajaran Fska (JMPF) 26 Konsep Berpkr nababe sebaga Solus Pembelajaran Fska pada Mater Lstrk DC dan Lstrk C d SM 1 1 SM Neger 2 Kebumen Jln. Cncn Kota 8. Kebumen E-mal : by_fs@yahoo.co.d.
Lebih terperinciEFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR
EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciPENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,
Lebih terperinci