MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS"

Transkripsi

1 MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS Kiswanto, M. Taufiq, Yayan Andriyanto, Nugraha Luhur Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan kiswanto@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS. Sistem penyedia air baku (GBA01) merupakan unit kolam penampungan air yang dipergunakan sebagai penyedia air baku untuk sistem pendingin sekunder dan sistem produksi air bebas mineral. Sumber air baku kolam selama ini di pasok dari PAM Puspiptek melalui pipa distribusi demgan menggunakan katup GBA01 AA001 yang digerakkan menggunakan motor listrik dengan tegangan kerja 380 V yang dipasok dari panel jalur listrik normal BHC. Telah dilakukan modifikasi pasokan suplai daya listrik untuk katup GBA01 AA001 dengan memindahkan suplai listrik tersebut ke jalur listrik BNC yang disuplai dari PLN dan diesel. Modifikasi dilakukan dengan mempelajari gambar diagram suplai daya listrik dari PLN untuk mengetahui spesifikasi beban yang diperlukan, mempelajari gambar diagram distribusi diesel untuk mengetahui beban diesel, membuat perancangan, melakukan instalasi dan melakukan pengujian untuk melihat unjuk kerjanya. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi dan tetap dapat beroperasi meskipun terjadi gangguan pada suplai daya listrik dari PLN. Kata kunci : modifikasi, suplai listrik, katup ABSTRACT MODIFICATION OF ELECTRICAL POWER SUPPLY DISTRIBUTION OF RAW WATER VALVE GBA01 AA001 SYSTEM Raw water supply system (GBA01) is a unit of water storage pool that is used as the raw water supply for the secondary cooling system and demineralized water production system. The source of raw water in the pond has been supplied from PAM Puspiptek through distribution pipes demgan using GBA01 AA001 valve actuated by electric motors with a working voltage of 380 V is supplied from a panel of normal electrical pathways BHC. They were modified supply of electrical power supply to the valve GBA01 AA001 by moving the power supply to the electric lines BNC supplied from PLN and diesel. Modifications made by studying the diagram of electricity power supply to determine the specifications of the required load, studying diesel diagram to determine the load distribution of diesel, making the design, install and test to see the performance. From the test results it can be concluded that the system can work according to specification and still be able to operate even if an interruption in the power supply of electricity.. Keywords: modification, electricity suplay, valve PENDAHULUAN Sistem pendingin sekunder reaktor G.A. Siwabessy berfungsi melepaskan panas yang diterima dari sistem pendingin primer dan hal ini terjadi di di menara pendingin, dimana pada saat pelepasan panas sebagian air ikut menguap dan terpercik ke lingkungan, sehingga perlu dilakukan penambahan air ke sistem pendingin. Untuk penambahan air atau make-up pada sistem pendingin diperlukan adanya sumber air yang selalu siap untuk dipergunakan yaitu sistem penyedia air baku (GBA01). Sistem ini berfungsi untuk menyimpan air yang akan digunakan sebagai cadangan bagi sistem pendingin sekunder dan sistem penyedia air bebas mineral(1). Pasokan air bersih bagi sistem penyedia air baku (GBA01) dilakukan oleh sistem distribusi air dari Puspiptek melalui pipa distribusi dengan menggunakan katup GBA01 AA001 sebagai pengendali masuknya air yang menggunakan motor listrik dengan tegangan 222

2 kerja 380 V ac. Saat terjadi kendala terhentinya pasokan air dikarenakan matinya suplai listrik PLN yang mensuplai katup GBA01 AA001 maka pasokan air bersih akan terhenti, hal ini terjadi karena suplai listrik untuk katup GBA01 AA001 masih menggunakan pasokan dari jalur PLN yaitu jalur utama I pada panel BHC. Untuk menghindari hal ini maka dilakukan modifikasi suplai listrik yaitu dengan memindahkan suplai listrik dari jalur normal utama I ke jalur darurat BNC yang suplai listriknya berasal dari diesel BRV30, sehingga pada saat terjadi pemadaman listrik PLN kebutuhan suplai listrik untuk katup GBA01 AA001 dapat dipenuhi oleh sistem darurat diesel BRV30. Modifikasi dilakukan dengan mempelajari gambar diagram suplai daya listrik dari PLN untuk mengetahui spesifikasi beban yang diperlukan, mempelajari gambar diagram distribusi diesel untuk mengetahui beban diesel, membuat perancangan, melakukan instalasi dan melakukan pengujian untuk melihat unjuk kerjanya TEORI Diskripsi Sistem dan Suplai Daya Listrik RSG-GAS 1. Sistem suplai air baku Puspiptek merupakan institusi yang mengelola suatu kawasan lembaga penelitian yang didalamnya terdapat beberapa instansi/lembaga penelitian milik pemerintah. Lembaga penelitian tersebut dibangun di area Puspiptek dengan tujuan untuk mengembangkan teknologi di berbagai bidang yang aplikasinya dimanfaatkan baik dalam Tabel 1 Kebutuhan air di reaktor dunia industri, kesehatan maupun kemasyarakatan. Untuk menyediakan kebutuhan air bersih di seluruh kawasan Puspiptek, baik yang berada dilingkungan perkantoran, laboratorium, maupun di perumahan, maka dibangun unit pengolahan air bersih dengan menggunakan sumber air baku dari sungai Cisadane. Air bersih dari Unit PAM (Pengelola Air Minum) Puspiptek dibuat menggunakan standar nasional air minum dengan mengacu pada SNI yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) Di Pusat Reaktor Serbaguna GA. Siwabessy, air bersih dipergunakan sebagai sumber air bagi karyawan yang berada di gedung kantor dan sebagai penyedia air pendingin bagi reaktor, sehingga kebutuhan air bersih yang diperlukan menjadi cukup besar dan sangat vital bagi kelangsungan dan keamanan operasi reaktor. Dan karena pasokan air bersih hanya disediakan oleh unit PAM Puspiptek maka ketergantungan pada unit ini menjadi 100% sehingga apabila terdapat gangguan pada unit produksi air bersih maka kegiatan yang berada di lingkungan PRSG menjadi terganggu. Untuk menjalankan reaktor dengan beban operasi penuh, reaktor serbaguna membutuhkan air untuk proses sebanyak ± 100 m 3 /jam, sebagian besar air tersebut dimanfaatkan untuk keperluan pada proses penambahan air pendingin sekunder dan proses pembuatan air bebas mineral. Jumlah kebutuhan air tersebut tidak selalu tetap tetapi tergantung pada mutu air pemasok (PAM Puspiptek) dan kondisi operasi dari sistem yang terkait. Adapun perincian kebutuhan air proses di reaktor serbaguna adalah : Kebutuhan air untuk keperluan Jumlah Laju penambahan air ke sistem pendingin sekunder karena penguapan dan percikan di menara pendingin untuk setiap kali penambahan Laju penambahan air ke sistem pendingin sekunder karena blow-down, (untuk memperbaiki kualitas air pendingin) untuk setiap kali penambahan 53 m 3 /jam 20 m 3 /jam Laju proses pengolahan air bebas mineral, untuk setiap kali proses 5 m 3 /jam Sistem sanitasi, sistem pemadam kebakaran dan cadangan 22 m 3 /jam Dari jumlah total kebutuhan air di gedung reaktor hanya 78 m 3 /jam yang harus di sediakan pada sistem penyedia air baku sedangkan untuk keperluan sanitasi, pemadam kebakaran dan cadangan disediakan oleh jalur pipa pasokan air PAM Puspiptek 223

3 yang lain. Kebutuhan jumlah air tersebut juga tidak berlangsung secara terus-menerus tetapi hanya pada saat tertentu ketika air pendingin sekunder dan sistem pengolahan air bebas mineral membutuhkan pasokan air baku untuk proses. Air proses pada kolam persediaan air baku dipasok dari PAM Puspiptek melalui pipa tunggal dengan diameter 150 mm (DN 150) di tampung pada kolam air proses yang terletak di gedung bantu. Kolam penampung air proses mempunyai kapasitas tampung 100 m 3 dan selalu dijaga dalam kondisi penuh secara otomatis oleh kendali permukaan air (PA04 CL001) yang akan memerintahkan katup GBA01 AA001 untuk membuka atau menutup secara otomatis(2). 2. Suplai Daya Listrik Fungsi dari sistem suplai daya listrik adalah untuk memasok energi listrik ke sistem-sistem yang ada di RSG-GAS sehingga memungkinkan dipenuhinya persyaratan fungsi pada keadaan operasi normal dan kondisi darurat. Di RSG-GAS sistem suplai daya listrik didesain secara redundan, yang setiap grup redundan dihubungkan ke masing-masing redundan panel distribusi utama. Satu dari tiga buah sistem suplai daya redundan terdiri dari: a) Daya normal 380 V AC (PLN) b) Daya darurat 380 V AC (Diesel) c) Daya tak putus 24 V DC a) Daya Normal 380 V AC (PLN) Daya listrik RSG-GAS dipasok dengan daya listrik melalui 2 (dua) sirkuit 20 kv dari sumber daya utama (PT. PLN). PT. PLN memasok instalasi RSG-GAS dengan daya 3030 kva sedangkan kebutuhan daya listrik untuk operasi reaktor dan gedung perkantoran sebesar 2500 kva. Tegangan rendah disediakan oleh 3 (tiga) transformator penurun tegangan (BHT01, BHT02, dan BHT03) menjadi 400 V AC secara redundan. Sisi tegangan rendah dari transformator dihubungkan dengan 3 redundan panel distribusi utama 380 V AC (BHA, BHB, dan BHC) yang dipasang pada gedung bantu. Panel distribusi utama tersebut juga memasok panel distribusi normal reaktor 3 redundan (BHD, BHE, dan BHF untuk kondisi operasi normal dan 3 panel distribusi daya darurat (BNA, BNB, dan BNC) pada gedung reaktor. b) Daya Darurat 380 V AC (Diesel) Sistem yang terkait dengan keselamatan dipasok oleh sistem daya darurat secara redundan (BNA, BNB, dan BNC). Dalam hal kegagalan suplai daya normal, tiap-tiap panel distribusi darurat dipasok oleh dieselgenerator yang independen (yang di beri kode BRV10, BRV20, dan BRV30). Setiap sumber daya dilengkapi dengan hubungan otomatis untuk satu grup beban redundan, tetapi tidak berhubungan dengan grup redundan lainnya. Dengan demikian sistem daya darurat dipisahkan menjadi tiga redundan dan jalur yang berbeda, masingmasing dipasok oleh diesel-generator yang independen dan redundan dengan peralatan tambahan yang menyertainya seperti sistem start-up dan sistem pemasokan bahan bakar. Dengan demikian kegagalan pada salah satu jalur tidak akan mengganggu kemampuan dan kelayakan jalur lainnya. Setiap unit dieselgenerator mampu melayani beban-beban jalur darurat secara penuh ditambah dengan kapasitas cadangan sekurang-kurangnya 10 % secara kontinyu(3). c) Daya Tak Putus 24 V DC Tiga buah sistem tak putus 24 V DC disuplai dari tiga buah busbar darurat. Setiap sistem suplai daya tak putus terdiri dari penyearah (rectifiers) + 24 V dan 24 V (BTU11/BTU12, BTU21/BTU22, dan BTU31/ BTU32), baterai (yang idberi kode BTJ11/BTJ12, BTJ21/BTJ22, dan BTJ31/BTJ32), dan panel-panel distribusi (BWE, BWF, dan BWG). Sistem tak putus 24 V DC ini memasok pula Sistem Proteksi Reaktor (termasuk katup isolasi primer) dan peralatan Instrumentasi dan Kendali. 224

4 3. Perhitungan Arus Nominal Untuk menghitung besarnya arus nominal untuk motor AC 3 fasa yang mengalir pada penghantar dihitung dengan menggunakan persamaan : P In Amp ( 1 ) E. Cos.. 3 dimana : E = Tegangan kerja P = Daya motor Cosφ = Faktor kerja η = efisiensi/rendamen 4. Perhitungan kawat penghantar Penghantar yang digunakan adalah berupa kabel yang memiliki bermacammacam jenisnya. Penghantar untuk instalasi listrik telah diatur dalam PUIL 2000 Persyaratan umum penghantar, semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diuji dan diperiksa menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang serta untuk menjaga keamanan maka nilai kawat penghantar ini harus dikalikan dengan 125 % (4) A A I I L 3 mm² ( 2 ) V R Dengan: = luas penampang (mm2) = arus nominal beban (A) L = panjang kabel (m) = tahanan jenis penghantar (Ω/mm2) v r = rugi-rugi tegangan yang diperbolehkan METODE Tabel 2. Kebutuhan bahan Modifikasi suplai daya listrik pada sistem distribusi katup GBA01 AA001 dimulai dengan mempelajari gambar diagram suplai daya listrik dari PLN untuk mengetahui spesifikasi beban yang diperlukan, mempelajari gambar diagram distribusi diesel untuk mengetahui beban diesel dan panel terdekat yang disuplai oleh disel, membuat gambar rancangan baru karena panel yang lama tidak memungkinkan untuk dilakukan modifikasi, melakukan instalasi pada panel yang baru sesuai gambar rancangan dan melakukan pengujian dengan mematikan suplai listrik dari PLN untuk melihat unjuk kerjanya. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam kegiatan modifikasi ini ternyata terdapat kendala yaitu pada panel kontrol yang lama sistem suplai daya listriknya menggunakan busbar sehingga sulit dilakukan modifikasi untuk itu maka dibuatlah panel kontrol baru dengan mengacu pada wiring diagram yang lama dan panel kontrol ini diletakkan dekat katup GBA01 AA001, adapun bahan-bahan yang digunakan adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2. BAHAN DAN ALAT SATUAN JML Panel distribusi 40 Cm x 60 Cm unit 1 MCB 10 Ampere 3 phasa pc 1 MCB 2 A 1 phasa pc 1 Kontaktor 3 fasa pc 2 Kontaktor Kontrol pc 4 Push Button[ pc 1 Lampu Indikator pc 3 Kabel, NYY 4 x 1,5 mm 2 m 60 Kabel, kontrol m

5 1. Perhitungan Arus Nominal Katup distribusi GBA01 AA001 menggunakan motor listrik dengan daya 0,9 KW dengan tegangan kerja 380 Volt maka berdasar pada persamaan 1 akan didapatkan arus nominal sebesar : P In E. Cos In = 2, A 380.0,8.0,8.1,73 2. Penentuan ukuran kabel Dari hasil studi gambar instalasi, untuk panel suplai daya listrik system katup GBA01 AA001 yang paling dekat dengan jalur distribusi suplai daya listrik jalur darurat adalah panel UKA04 GP201. Panel ini mendapat suplai daya listrik dari jalur darurat BNC. Jarak antara Panel GBA01 AA001 dengan UKA04 GP201 sejauh 60 m. Dengan menggunakan estimasi nilai rugi tegangan sebesar 2 % (5)maka besarnya rugi-rugi tegangan yang diperbolehkan sebesar: v r = 2 % x 380 Volt = 7,6 volt dengan menggunakan persamaan (2) didapat luas penampang kabel sebesar: A I L 3 V R 1,73.2,.60.0,0175 A = 0,511 mm² 7,6 Dengan mempertimbangkan factor keamanan 125 % dan disesuaikan dengan kawat penghantar yang ada dipasaran maka dipakai kawat penghantar dengan ukuran 1,5 mm² 3. Instalasi modifikasi Instalasi modifikasi suplai daya listrik pada sistem distribusi katup GBA01 AA001 dimulai dari memindahkan jalur kabel suplai daya listrik dari panel distribusi PLN 380 V 50 Hz (BHC) ke jalur kabel suplai daya listrik dari panel distribusi diesel-generator (BNC) melalui panel UKA04 GP201 seperti yang ditunjukkan pada blok diagram Gambar 2 di bawah ini. Pemindahan jalur suplai daya listrik dari panel distribusi BHC ke panel distribusi BNC ini dengan pertimbangan bahwa letak dan jarak panel yang terdekat dengan panel listrik sistem distribusi katup GBA01 AA001. Disamping itu dilakukan pembuatan panel control system distribusi katup GBA01 AA001 yang baru yang berdasarkan gambar rangkaian seperti ditunjukkan gambar 1 dan hasilnya seperti ditunjukkan pada Gambar 3 226

6 K07 K01 K02 K10 SEMINAR NASIONAL XI L1 L10 To BNA 07 Checkback GBA 01 AA001/B5 L2 L12 L3 L L11 Q01 K K F10 K03 S1 11 Q01 21 K02 K K K10 K M K08 A1 K08 22 K02 21 A1 K09 22 K01 21 A1 A1 H-5 K09 A2 A2 A2 A1 A2 Gambar 1. Wiring diagram panel control katup GBA01 AA001 open close PLN PLN BHT Penel BHT = Sistem Tegangan Rendah PenelBHC = Sistem distribusi Utama PenelBHF = Sistem Ditribusi Normal PenelBNC = Sistem Distribusi Darurat Penel UKA 04 = Panel Distreibusi Gedung GBA001 AA001 = Panel kontrol sistem distribusi air baku BHT BHC GBA 01 AA 01 BHC GBA 01 AA 01 BHF BHF BNC dieselgenerator dieselgenerator BNC UKA 04 Blok diagaram suplai daya listrik sebelum modifikasi Blok diagaram suplai daya listrik setelah modifikasi Gambar 2. Blok diagram sebelum dan sesudah modifikasi 227

7 Panel kontrol baru Panel kontrol lama Gambar 3. Panel control lama dan panel control baru Suplai daya listrik untuk panel kontrol katup GBA01 AA01 setelah dilakukan modifikasi di suplai dari jalur darurat BNC melalui penel UKA04, secara teknis jalur darurat ini tidak pernah mati karena ditunjang dengan beroperasinya disel darurat apabila suplai listrik dari PLN mengalami gangguan berupa pemadaman atau gangguan teknis. Disel dapat beroperasi terus-menerus 3 x 24 jam tanpa penambahan bahan bakar. Pengujian dilakukan dengan simulasi dari kontrol level CL004 sehingga katup dapat membuka dan menutup secara otomatis berdasar pada posisi control level, katup menbuka pada level air 1,8 meter dan katup menutup pada level air 2,3 meter. Hasil pengukuran besaran listrik pada katup distribusi GBA01 AA001 ini ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengujian motor katup Parameter Tegangan Spesifikasi Tegangan R S 388 V V Tegangan S T 389 V V Tegangan T R 388 V V Arus R 0,3 A 0,5 A Arus S 0,3 A 0,5 A Arus T 0,3 A 0,5 A Pengujian juga dilakukan dengan mematikan suplai listrik dari PLN sehingga disel darurat beroperasi dengan delay waktu detik, delay waktu detik ini tidak berpengaruh besar terhadap suplai air baku ke kolam row water. Pengujian ini mewakili gangguan 228

8 listrik PLN secara nyata yang akan dirasakan oleh sistem RPS (Reactor Protection System) yaitu bila tegangan PLN mengalami fluktuasi diatas 20 % dan fluktuasi frekuensi diatas 5 % lebih dari 2 detik. KESIMPULAN Telah berhasil dilakukan modifikasi suplai daya listrik system distribusi air baku katup GBA01 AA001 sehingga katup tetap dapat beroperasi mengalirkan air baku ke kolam row water walaupun suplai daya listrik dari jalur normal PLN mengalami gangguan berupa fluktuasi tegangan diatas 20 % dan fluktuasi frekuensi diatas 5 % selama 2 detik dan digantikan suplai dari disel darurat yang dapat beroperasi selama 3 x 24 jam tanpa penambahan bahan bakar. Delay waktu detik beroperasinya disel tidak berpengaruh besar terhadap suplai air baku ke kolam row water. DAFTAR PUSTAKA 1. ANNONYMOUS, Kumpulan Diklat Penyegaran Operator dan Supervisor Reaktor, Pusat Reaktor Serba Guna, BATAN, Oktober Interatom, GmBH, Electrical Safety Analysis Report of MPR ANNONYMOUS, LAK RSG-GAS Rev.10.1, Pusat Reaktor Serba Guna, BATAN, Desember 2011, Vol. 1 dari 2 4. SNI , Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Badan Standarisasi Nasional, P. VAN HARTEN, E. SETIAWAN, Instalasi Listrik Arus Kuat 3, Cetakan kelima, Penerbit CV. Trimitra Mandiri, Pebruari 2002 TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Modifikasi suplay listrik termasuk kelas berapa dalam reaktor dan adakah informasi baik developer atau penanggung jawab RSG? 2. Pernahkan dipikirkan atau dianalisis mengapa design dari pabrikan PRSG menyambung langsung katup ke PLN dan bukan pada jalur emergency (genset) seperti yang dilakukan dalam modifikasi. Jawaban 1. Fasilitas yang dimodifikasi tidak termasuk dalam klasifikasi kelas satu sehingga tidak perlu ijin pada regulator. 2. Dari analisis yang pernah dilakukan bahwa gangguan listrik PLN ini sepertinya tidak diprediksi oleh pembangun RSG-GAS. 229

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S KEHANDALAN SISTEM HIDRAN GEDUNG RSG-GAS DENGAN CARA PENAMBAHAN CATU DAYA LISTRIK DARI DISEL BRV 30 Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S Sub Bidang Sistem Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat

Lebih terperinci

PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66

PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66 SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66 KISWANTO, TEGUH SULISTYO Sub Bidang Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA PRSG - BATAN KAWASAN PUSPIPTEK- SERPONG, TANGERANG 15310 Abstrak PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN

Lebih terperinci

KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA TRANSFORMATOR

KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA TRANSFORMATOR 286 ISSN 0216-3128 Yan Bony Marsahala KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA TRANSFORMATOR Yan Bony Marsahala Pusat Reaktor Serba Guna, BATAN ABSTRAK KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA

Lebih terperinci

KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong Tangerang 15310 Banten Telp. 021-7560908 Abstrak

Lebih terperinci

REAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2. Koes Indrakoesoema KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT

REAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2. Koes Indrakoesoema KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. X No. 1, April 2013: 45-58 KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT REAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2 Koes Indrakoesoema

Lebih terperinci

EVALUASI PENGOPERASIAN POMPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER UNTUK MENUNJANG OPERASI REAKTOR RSG-GAS

EVALUASI PENGOPERASIAN POMPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER UNTUK MENUNJANG OPERASI REAKTOR RSG-GAS EVALUASI PENGOPERASIAN POMPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER UNTUK MENUNJANG OPERASI REAKTOR RSG-GAS ABSTRAK 40 Pardi 1, Banyu Rizki Fauzan 2 1,2 PRSG-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 30 Serpong, 15310 E-mail: adem@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

REFUNGSIONALISASI PEMUTUS PADA PANEL DISTRIBUSI UTAMA BHB03/04 DAN BHC03/04

REFUNGSIONALISASI PEMUTUS PADA PANEL DISTRIBUSI UTAMA BHB03/04 DAN BHC03/04 REFUNGSIONALISASI PEMUTUS PADA PANEL DISTRIBUSI UTAMA BHB03/04 DAN BHC03/04 KOES INDRAKOESOEMA, KISWANTO, YAYAN ANDRIYANTO Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek, Serpong, Tengerang 15310 Banten

Lebih terperinci

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS Koes Indrakoesoema, Kiswanto, Muhammad Taufiq Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspiptek, Ged.

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS

PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI Koes Indrakoesoema, Yayan Andryanto, M Taufiq Pusat Reaktor Serba Guna GA Siwabessy, Puspiptek,

Lebih terperinci

EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58. Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 5310

EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58. Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 5310 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58 Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere. LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan

Lebih terperinci

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Jurnal JE-Unisla Vol 2 No 1 Maret 2017 ISSN : 2502-0986 11 Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Ulul Ilmi 1, Sukardi 2 1) Program

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type. Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Arus Transien Transformator Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi BAB III PERANCANGAN GENSET 3.1 SPESIFIKASI GENSET Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi listrik cadangan adalah terdiri dari 2 ( dua ) unit generating set yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan Dunia Industri dan Teknonogi yang semakin pesat, tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan Dunia Industri dan Teknonogi yang semakin pesat, tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perkembangan Dunia Industri dan Teknonogi yang semakin pesat, tenaga listrik mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting. Dalam menentukan keefektifan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung Proposal Proyek Akhir 2007 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung 2007 PERANCANGAN UNIT RANGKAIAN INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA Nama Mahasiswa : Hidayah

Lebih terperinci

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR I Wayan Widiana, Jakaria, M. Subhan, Mulyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)-BATAN e-mail : prr@batan.go.id ABSTRAK OTOMATISASI

Lebih terperinci

PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN

PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN Irfan Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan E-mail : irfan9617@gmail.com ABSTRAK Perencanaan

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA Khairul Hidayat 1, Yani Ridal 2, Arzul 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

TEORI LISTRIK TERAPAN

TEORI LISTRIK TERAPAN TEORI LISTRIK TERAPAN 1. RUGI TEGANGAN 1.1. PENDAHULUAN Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik

Lebih terperinci

Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR

Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017 Optimalsasi

Lebih terperinci

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo ABSTRAK PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY Fery Sujatno 1,Budi 2, Achmad Haerudin 3, Jalil 4 1,2,3,4 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

PENGUJIAN KEBOCORAN SISTEM PENDINGIN GENSET BRV20 RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN PRESSURE TEST PUMP

PENGUJIAN KEBOCORAN SISTEM PENDINGIN GENSET BRV20 RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN PRESSURE TEST PUMP PENGUJIAN KEBOCORAN SISTEM PENDINGIN GENSET BRV20 RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN PRESSURE TEST PUMP Teguh Sulistyo, Yuyut Suraniyanto, M. Taufiq Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) - BATAN ABSTRAK PENGUJIAN KEBOCORAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan gedung bertingkat yang dipusatkan pada kawasan sentra bisnis dalam kota-kota besar cukup signifikan. Pada gedung sarana umum yang dilengkapi

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II 10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

PENGARUH SOFTSTARTER PADA ARUS MOTOR POMPA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS

PENGARUH SOFTSTARTER PADA ARUS MOTOR POMPA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS PENGARUH SOFTSTARTER PADA ARUS MOTOR POMPA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS Koes Indrakoesoema,Yayan Andrianto, Kiswanto Pusat Reaktor Serba Guna BATAN, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, 15310 E-mail:prsg@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Arus Nominal dan Kapasitas Dalam instalasi listrik faktor keamanan merupakan hal yang paling krusial, untuk itu penggunaan pengaman dalam instalasi listrik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Bendungan Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH cinta mekar (sumber,ibeka, 2007) PLTMH Cinta Mekar memanfaatkan aliran air irigasi dari sungai Ciasem yang berhulu di Gunung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu BAB IV ANALISA 4.1. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu dilakukan penaksiran atas beban total seluruh bangunan. Beban total dapat

Lebih terperinci

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.

Lebih terperinci

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) 1 PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) Disusun Oleh : EVARISTUS RATO NIM : 13.104.1011 Program Studi : Teknik Elektro Jurusan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM KENDALI MOTOR POMPA PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS UNTUK MENANGGULANGI KEDIP LISTRIK

MODIFIKASI SISTEM KENDALI MOTOR POMPA PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS UNTUK MENANGGULANGI KEDIP LISTRIK MODIFIKASI SISTEM KENDALI MOTOR POMPA PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS UNTUK MENANGGULANGI KEDIP LISTRIK Yayan Andriyanto, M.Tufiq, Adin Sudirman, Koes Indrakoesoema SubBidang Sistem Elektrik, Bidang Sistem

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perencanaan tie breaker ini secara umum yang menjadi pertimbangan dalam perancangannya diantaranya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN SUPLAI TEGANGAN CADANGAN UNTUK MENGANTISIPASI SUPAYA BATERAI UPS DI ELECTRIC ROOM 5 TIDAK KEHABISAN DAYA

PERANCANGAN SUPLAI TEGANGAN CADANGAN UNTUK MENGANTISIPASI SUPAYA BATERAI UPS DI ELECTRIC ROOM 5 TIDAK KEHABISAN DAYA POLITEKNOLOGI VOL. 14 NO. 3 SEPTEMBER 2015 PERANCANGAN SUPLAI TEGANGAN CADANGAN UNTUK MENGANTISIPASI SUPAYA BATERAI DI ELECTRIC ROOM 5 TIDAK KEHABISAN DAYA ABSTRAK Narko 1, Fatahula 2 dan Sagi 3 1 Teknik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG Feasibility Study of Control Panel Installation at Electrical Power Laboratorium, Polytechnic

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hal ini akan dilakukan mengacu pada prosedur yang tepat dan direkomendasikan berdasarkan service manual, panduan instalasi dan operasi dari modul deepsea dan

Lebih terperinci

MODIFIKASI PANEL LISTRIK SISTEM LAPISAN AIR HANGAT KOLAM REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

MODIFIKASI PANEL LISTRIK SISTEM LAPISAN AIR HANGAT KOLAM REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY MODIFIKASI PANEL LISTRIK SISTEM LAPISAN AIR HANGAT LAM REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY M. Taufik, Kiswanto, Teguh Sulistyo, Yuyut S Subbidang Sistem Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat Reaktor Serba

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM : RANCANG BANGUN SISTEM SUPLAI DAYA LISTRIK 900 WATT DAN INSTALASI PENERANGAN DARURAT PADA RUANG PERANCANGAN DENGAN MENGGUNAKAN BATERAI AKUMULATOR SECARA OTOMATIS LAPORAN TUGAS AKHIR Ditujukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Said Abubakar, Muhammad Kamal Hamid Staf Pengajar Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh Utara Abstrak Relay woodward tipe

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin tingginya tarif listrik, maka tuntutan efisiensi dalam pemakaian daya listrik adalah menjadi pertimbangan utama. Efisiensi penggunaan daya listrik

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN PRIMER JE 01 DI REAKTOR GA. SIWABESSY

PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN PRIMER JE 01 DI REAKTOR GA. SIWABESSY PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN PRIMER JE 01 DI REAKTOR GA. SIWABESSY SANTOSA PUJIARTA, BAMBANG CONY IRAWAN Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp. 021.7560908, Faks.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam istilah elektro, transformator adalah suatu alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi listrik dengan frekuensi yang sama. Perubahan energi

Lebih terperinci

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK EVALUASI PERENCANAAN KARAKTERISTIK INSTALASI LISTRIK DAN OPTIMALISASI DAYA TERPASANG PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN PARKIR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V Alga Bagas Setiawan 1, Ir. Agung Nugroho, Mkom 2. 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY Sujatno 1, Budi Santoso 1, Ahmad khaerudin 1, Abdul jalil 1 1 PRPN-BATAN, Komplek Puspiptek Gd.71 Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEANDALAN PENGGABUNGAN JALUR DISTRIBUSI SISTEM KELISTRIKAN RSG-GAS

PERHITUNGAN KEANDALAN PENGGABUNGAN JALUR DISTRIBUSI SISTEM KELISTRIKAN RSG-GAS PEHITUNGAN KEANDALAN PENGGABUNGAN JALU DISTIBUSI SISTEM KELISTIKAN SG-GAS Yan Bony Marsahala Pusat ekayasa Fasilitas Nuklir (PFN) BATAN E-mail: yanboni@batan.go.id ABSTAK PEHITUNGAN KEANDALAN PENGGABUNGAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF KARAKTERISTIK SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan agustus 2014 sampai febuari 2015, dilakukan laboratorium terpadu teknik elektro universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas mengenai perancangan alat yang meliputi, blok diagram, diagram pembuatan alat, Wiring rangkaian alat, dan juga tahapan pembatan alat. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa)

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) 4.1. Penentuan dimensi core Transformator Distribusi 20 / 0,4 kv dengan Konstruksi

Lebih terperinci

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu : Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) Samaun Akbar. 1, Ir. Yani Ridal, MT. 2 dan Ir. Arzul, MT.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN

BAB 3 METODE PENGUJIAN 28 BAB 3 METODE PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang dilakukan dalam pengujian, peralatan dan rangkaian yang digunakan dalam pengujian, serta jalannya pengujian. 3.1 Peralatan dan

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci