PUTUSAN Nomor 01 K/N/2000 ================================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

Transkripsi

1 PUTUSAN Nomor 01 K/N/2000 ================================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara niaga dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara kepailitan dari: THE DAI-ICHI KANGYO BANK, Limited Singapore Branch, berkedudukan di 1 Raffles Place # OUB Centre, Singapore , dalam hal ini memberi kuasa kepada Firmansyah, SH, LL. M dan Ahmad Subarkah, SH, Advokat dan Pengacara pada Firma Hukum Karim Sani beralamat di Wisma Danamon Aetna Life, lantai 11 Jalan Jenderal Sudirman Kav Jakarta 12930, berdasarkan surat kuasa tanggal 17 Agustus 1999, sebagai Pemohon Kasasi dahulu Termohon PKPU; Melawan P.T. SUPREME CABLE MANUFACTURING CORPORATION, Tbk (P.T. SUCACO, Tbk), berkedudukan di Jalan Kebon Sirih No. 71 Jakarta Pusat, dalam hal ini memberi kuasa kepada Lugito haryadi SH. Advokat dan Kantor Hukum Lugito Haryadi, SH. Advokat pada Kantor Hukum Lugito & Associates, beralamat di. Jalan Hayam Wuruk No. 3 KK Jakarta Pusat berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 27 Desember 1999 sebagai Termohon Kasasi dahulu Pemohon PKPU; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat, tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi sebagai Pemohon Penundaan Kewajiban pembayaran Utang telah mengajukan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di muka persidangan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, pada pokoknya atas dalil-dalil; Bahwa PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation, Tbk. (PT. Sucaco, Tbk) Pemohon PKPU telah menerima pemberitahuan panggilan sidang perkara permohonan kepailitan yang diajukan oleh The Dai-Ichi Kangyo Bank, Limited, Singapore Branch - Termohon PKPU, terdaftar di bawah No. 69/PAILIT/1999/PN.NIAGA.JKT. PST. untuk sidang pada tanggal 12 Oktober 1999 di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; Bahwa jumlah hutang yang dimohonkan oleh Termohon PKPU dalam perkara permohonan kepailitan tersebut adalah sebesar pokok pinjaman US $ 7,000,000,- ditambah bunga pinjaman US $ 787, menjadi US $ 7,787, (Tujuh juta

2 tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu tujuh puluh tujuh dan enam tujuh sen Dollar AS) belum diverifikasi; Bahwa di samping jumlah hutang yang diajukan dalam perkara permohonan Kepailitan tersebut, ternyata Pemohon PKPU masih mempunyai kreditur-kreditur lain, sebagaimana diuraikan dalam Lampiran P-2; Bahwa pemohon PKPU yang memiliki pabrik yang didirikan pada tahun 1971 dan secara bertahap telah memproduksi sebagai jenis kabel, dimulai dengan kabel listrik (baik tegangan rendah, menengah dan tinggi sampai dengan 150 KV), kabel telekomunikasi dan kabel enamel, yang sebagian besar dikonsumsi oleh PLN, PT. TELKOM serta proyek Pemerintah lainnya, dan selebihnya dijual langsung ke swasta. Di samping itu produk Pemohon PKPU pun ada yang diekspor ke Pasar lnternasional antara lain Jerman, Selandia Baru, Vietnam, Bangladesh, Nepal dan Sri Langka. Pabrik Pemohon PKPU tersebut sampai saat ini masih berjalan dengan baik, memiliki karyawan sejumlah kurang lebih orang, dan juga masih mempunyai tagihantagihan piutang kepada pihak ketiga, sebagaimana diuraikan dalam Lampiran P-2; Bahwa Pemohon PKPU sampai saat ini masih tetap melakukan pembayaran - pembayaran utang kepada para kreditur, sekalipun mengalami keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah ditetapkan, antara lain disebabkan keterlambatan pembayaran tagihan piutang Pemohon PKPU kepada pihak ketiga dan yang terutama adalah juga disebabkan oleh krisis ekonomi berkepanjangan yang sudah dua tahun lebih melanda negeri kita ini, sehingga mempengaruhi pula pembayaran utang-utang Pemohon PKPU kepada para krediturnya. Dengan demikian, secara hukum Pemohon PKPU tidak dapat/belum dapat dikualifikasikan sebagai berada dalam keadaan berhenti membayar utang; Bahwa oleh karenanya pemohon PKPU mempunyai keyakinan dan melihat adanya kemungkinan bahwa pabrik Pemohon PKPU masih tetap dapat berjalan dan berproduksi, dan Pemohon PKPU masih dapat membayar utang-utangnya kepada para kreditur dengan cara mencicil/membayar secara angsuran, apabila diberikan tenggang waktu untuk menunda pembayaran kepada para kreditur. Bahwa Pemohon PKPU sebagai salah satu perusahaan PMDN telah menjual sahamnya kepada masyarakat sejak tahun 1982, masih mempunyai asset-asset berupa aktiva Tetap senilai Rp ,- (seratus enam belas milyar sembilan ratus lima puluh juta tiga ratus dua puluh empat ribu seratus satu rupiah) dan Aktiva Tetap yang belum digunakan senilai Rp ,- (dua puluh enam milyar tiga ratus delapan puluh juta seratus tujuh ribu tiga ratus tujuh puluh delapan rupiah) sebagaimana diuraikan dalam Lampiran P-1 dan P-2; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon PKPU masih mempunyai kemampuan material untuk menawarkan jadwal/tenggang waktu baru dalam pembayaran utang kepada seluruh kreditur konkurennya, yaitu dengan pembayaran secara angsuran;

3 Bahwa dengan demikian Pemohon PKPU masih dapat melunasi kewajiban pembayaran terhadap para kreditur, oleh karenanya Pemohon PKPU mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta pusat agar berkenan mengabulkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan oleh Pemohon PKPU; Bahwa bersamaan dengan permohonan PKPU ini, maka Pemohon PKPU mengajukan pula Rencana Perdamaian kepada para Kreditur, sebagaimana diuraikan dalam Lampiran P-3. Bahwa cara pembayaran yang diuraikan dalam Rencana Perdamaian tersebut, menurut Pemohon PKPU merupakan cara Pembayaran terbaik bagi kepentingan para kreditur konkuren; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon PKPU mohon agar Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berkenan memutuskan sebagai berikut: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon PKPU, PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation, Tbk (PT. Sucaco Tbk) tersebut; 2. Mengangkat Hakim Pengawas dan menunjuk Saudara Tafrizal Hasan Gewan, SH., berkantor di Central Salemba Mas Blok U, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, sebagai Pengurus PKPU PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation, Tbk (PT. Sucaco, Tbk); Bahwa terhadap permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tersebut Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan tanggal 13 Desember 1999 No.10/PKPU/PN.Niaga/Jkt.Pst. jo. No. 69/Pailit/1999/PN.Niaga/Jkt.Pst. yang amarnya berbunyi sebagai berikut: Menyatakan syah kesepakatan/perdamaian yang dilakukan antara Pemohon PKPU, PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk (PT. Sucaco Tbk) dengan para kreditor PT. Modasakti Raharjo, The Sakura Bank Ltd. Singapore, Daiwa Bank Ltd, Singapore Branch qq, PT. Modasakti Raharjo, The Bank of the Tokyo Mitsubishi qq. PT.Modasakti Raharjo, Daiwa Perdania Bank qq. PT. Mesindo Agung, Bank Sakura Swadharma qq, PT. Transpacific Securindo dan Bank Sumitomo Niaga qq. PT. Sumber Daya Sinar Baru sebagaimana yang telah disepakati bersama pada tanggal 2 Desember 1999; Menghukum para pihak tersebut di atas dan para kreditur lainnya untuk mentaati putusan perdamaian ini; Menetapkan biaya perkara sebesar Rp ,- (lima juta rupiah) dibebankan kepada para pihak; bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tersebut diberitahukan kepada Pemohon pada tanggal 15 Desember 1999, kemudian terhadapnya oleh

4 Pemohon dengan perantaraan kuasanya berdasarkan surat kuasa tanggal 17 Agustus 1999 diajukan permohonan kasasi secara tertulis pada tanggal 20 Desember 1999, sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No.47/Kas/Pailit/1999/PN.Niaga/Jkt.Pst. jo No.69/Pailit/1999/PN.Niaga/Jkt.Pst. jo. No.10/PKPU/1999/PN.Niaga/Jkt.Pst. yang dibuat oleh Panitera perkara Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, permohonan mana kemudian disusul oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tanggal 20 Desember 1999 (hari itu juga); bahwa setelah itu oleh Termohon yang pada tanggal 15 Desember 1999 dan 21 Desember 1999 telah disampaikan salinan permohonan kasasi dan salinan memori kasasi dari Pemohon Kasasi, diajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tanggal 28 Desember 1999; Menimbang, bahwa dalam perkara ini yang mengajukan permohonan kasasi ialah THE DAI-ICHI KANGYO BANK LIMITED memberikan kuasa kepada FIRMANSYAH, SH. LLM. Dan AHMAD SUBARKAH, SH. berdasarkan Surat Kuasa tanggal 17 Agustus 1999, yang dibuat oleh Pemohon Kasasi (dahulu Termohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) dihadapan Notaris TAN PENG CHIN, akan tetapi dalam surat kuasa itu tidak disebutkan bahwa FIRMANSYAH, SH. LLM dan AHMAD SUBARKAH, SH. diberi kuasa untuk mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, melainkan untuk mewakili pemberi kuasa di Mahkamah Agung untuk mengajukan banding atas permohonan Kepailitan. Sedangkan pasal 8 ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 menentukan bahwa upaya hukum yang dapat dilakukan terhadap putusan permohonan Pernyataan Pailit adalah kasasi ke Mahkamah Agung bukan banding ke Mahkamah Agung oleh karena itu Surat Kuasa tersebut tidak dapat digunakan untuk beracara dalam tingkat kasasi pada Mahkamah Agung; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Mahkamah Agung berpendapat bahwa permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: THE DAI-ICHI KANGYO BANK LIMITED yang diwakili oleh kuasanya FIRMANSYAH, SH. LLM dan AHMAD SUBARKAH, SH. Tersebut haruslah ditolak; Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon Kasasi di pihak yang dikalahkan dalam perkara ini, maka akan dihukum untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam tingkat kasasi; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 14 Tahun 1970, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 1998 yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 serta Undang-Undang yang bersangkutan; Mengadili Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: THE DAI-ICHI KANGYO BANK, LIMITED yang dalam hal ini diwakili oleh FIRMANSYAH, SH. LLM. Dan AHMAD

5 SUBARKAN, SH. Tersebut; Menghukum Pemohon Kasasi/Termohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebesar Rp ,- (dua juta rupiah) Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari: SENIN, tanggal 17 APRIL 2000 dengan M. SYAFIUDDIN KARTASASMITA, SH. Ketua Muda Mahkamah Agung yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, H.P. PANGGABEAN, SH. MS. Dan SOEDARKO, SH. Sebagai Hakim-Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari ITU JUGA oleh Ketua Sidang tersebut, dengan dihadiri oleh H.P. PANGGABEAN, SH.MS. dan SOEDARKO, SH, Hakim-Hakim Anggota, RAHMI MULYATI, SH. Panitera-Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Kedua belah pihak. Hakim-Hakim Anggota H.P. PANGGABEAN, SH. Ketua M. SYAFIUDDIN KARTASASMITA, SH. SOEDARKO,SH Panitera Pengganti, RAHMI MULYATI, SH. Biaya-biaya 1. Meterai Rp ,- 2. Redaksi Rp ,- 3. Administrasi Kasasi Rp ,- Jumlah Rp ,- Untuk Salinan Mahkamah Agung R.I. a.n. Panitera/Sekretaris Jenderal Direktur Perdata Niaga ( I GDE KETUT SUKARATA, SH. )

6 NIP