BAB 3 DC POWER SUPPLY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 DC POWER SUPPLY"

Transkripsi

1 Bab 3 D Power Supply BAB 3 D POWE SUPPY Sandar kopeensi : Menyebukan dan enjelaskan blok diagra D PSU Menganalisa akor ripple penyearah 3 Menjelaskan ungsi blok rangkaian penyearah, iler, dan regulaor OEIEW Hapir seua peralaan elekronik yang sianya porable (isalnya handphone, walkie alkie, reoe onrol, dll) ebuuhkan egangan D unuk beroperasi Peralaan elekronik lain yang bukan porable pun juga banyak ebuuhkan egangan D unuk beroperasi, isalnya, Hoe heaer dan sejenisnya D Power Supply adalah pirani yang digunakan unuk engubah arus A enjadi arus D dengan leel egangan sesuai dengan kebuuhan suau ala ersebu Blok diagra D PSU seara uu Gabar beriku adalah blok diagra D PSU seara uu : ransorer eiier Filer egulaor oad rs Gabar Blok diagra D power supply Fungsi dari seiap bagian D PSU dijelaskan sebagai beriku : ransorer ransorer yang sering digunakan dala D PSU adalah jenis sep down yang berungsi unuk eperkeil egangan yang asuk ke dala reiier Misalnya egangan jala-jala PN A (berbahaya) akan diperkeil enjadi A (idak berbahaya) aau egangan lain yang sesuai dengan kebuuhan Oupu yang dihasilkan dari ransorer sep down hanya akan engalai penurunan egangan, sedangkan rekuensi dan asenya eap seperi egangan inpu/prier, keuali kalau jenis raonya berbeda node/node-nya erbalik 3 eiier/angkaian Penyearah Arus Seara uu reiier berungsi unuk enyearahkan arus Arus oupu dari ransorer(asih berupa arus bolak-balik) akan disearahkan enggunakan koponen puu_son@yahooo

2 Bab 3 D Power Supply dioda Ada (dua) jenis penyearah pada D PSU yaiu hal wae reiier dan ull wae reiier 3 A Penyearah Seengah Gelobang / Hal Wae eiier Gabar di bawah enunjukkan onoh rangkaian penyearah seengah gelobang ara kerja rangkaian ersebu adalah sebagai beriku : - selaa periode sinyal posii( sapai ), aka iik A akan lebih posii dibandingkan iik B, akibanya dioda D akan erbias aju(orward bias) sehingga arus dapa engalir elewai - Arus yang engalir elewai enghasilkan egangan pada diana polarias egangan saa dengan poensial suber egangan inpu-reiier yaiu dari enuju -(enggunakan erinologi arus konensional) - Selaa periode sinyal negai( sapai ), aka iik A akan lebih negai dibandingkan iik B, akibanya dioda D akan erbias undur(reerse bias) sehingga idak ada arus engalir elewai, hal ini berari juga idak ada egangan pada ( digabarkan dengan garis horizonal berhipi dengan subu waku ) A D S B (a ) Gabar rangkaian penyearah hal wae s() s sin ω 3 ω - (b) Inpu reiier oupu ransorer i() I I 3 () Oupu reiier egangan pada ω I d Gabar (a)angkaian hal wae (b)benuk gelobang inpu reiier hal wae ()Benuk gelobang oupu reiier hal wae Selain analisa seara graik, perlu juga enghiung egangan oupu reiier hal wae unuk engeahui kualias rangkaian dengan pendekaan sebagai beriku(dengan engau kepada benuk gelobang oupu reiier ): puu_son@yahooo

3 Bab 3 D Power Supply waku anara sapai dapa dibagienjadi (dua)bagian yaiu : diana < < aka ( ) dan aka ( ) (karena idak ada arus) aka perhiungan egangan oupu D raa - raa reiier hal D ag ( ( os ) o ( os os) ( ) 38 jadi D ag ( ) d sinω) d 38 sinω wae dapa diuliskan : Gelobang oupu dari reiier idak hanya engandung koponen D saja, eapi juga engandung koponen A, hal ini diunjukkan oleh benuk gelobangnya yang asih epunyai bagian periodik(selubung gelobang oupu idak berbenuk garis lurus elainkan apliudonya asih naik-urun seara eraur), oleh karenanya koponen inilah yang dapa dianggap sebagai koponen A dari oupu reiier Pendekaan unuk perhiungan egangan A eeki dari oupu reiier dijelaskan sebagai beriku: waku anara sapai dapa dibagi enjadi (dua)bagian yaiu : diana < < aka ( ) dan aka ( ) (karena idak ada arus) aka perhiungan egangan oupu A eeki reiier hal A rs jadi A rs ( sin ) d 5 os d d ( ) d sin d sinω os d - 4 wae dapa diuliskan : 3 B Penyearah Gelobang Penuh/ Full Wae eiier puu_son@yahooo 3

4 Bab 3 D Power Supply Gabar 3 enunjukkan onoh rangkaian penyearah gelobang penuh ara kerja rangkaian ersebu adalah sebagai beriku : - selaa periode sinyal posii( sapai ), aka iik A akan lebih posii dibandingkan iik B, akibanya dioda D dan D4 akan erbias aju(perhaikan bahwa Anoda D erhubung ke dan Kaoda D4 erhubung ke - ) sedangkan D dan D3 erbias undur - karena D dan D4 dala keadaan konduksi, aka arus akan engalir elewai engakibakan adanya egangan pada diana polarias egangan saa dengan poensial suber egangan inpu-reiier yaiu dari enuju - (enggunakan erinologi arus konensional) - selaa periode sinyal negai( sapai ), aka iik A akan lebih negai dibandingkan iik B, akibanya dioda D dan D4 akan erbias undur dan sebaliknya D dan D3 akan erbias aju Karena D dan D3 konduksi, aka eap ada arus engalir elewai, hal ini berari eap ada egangan pada (, karena arah arus pada eap saa seperi sebelunya) A 5 Hz p s D D o B D 4 D 3 (a) o() IDEA 3 4 (b) Gabar 3 (a)angkaian ull wae (b)benuk gelobang oupu reiier ull wae puu_son@yahooo 4

5 Bab 3 D Power Supply puu_son@yahooo 5 D ag o Dag d d persaaan egangan unuk seiap periode gelobang ) ( ) os os os os ( ) os os ( ) sin sin ( ) (, sin, sin ) ( < < < < ω ω ω ω Jika oupu pada hal wae reiier erdapa koponen egangan A, aka saa halnya dengan oupu ull wae reiier juga erdapa koponen egangan A Perhiungan koponen egangan A dijelaskan sebagai beriku : 77 jadi - wae dapa diuliskan : reiier ull aka perhiungan egangan oupu A eeki dan aka diana, periode sebesar wae reiier ernyaa epunyai ull gelobang oupu dari gabar 3, Dari A rs rs A d d d d d d < < ) ( os os sin ) sin ( ) ( sin ) ( ω ω 3 Fakor iak/ipple Faor

6 Bab 3 D Power Supply Fakor riak dideinisikan sebagai perbandingan anara egangan riak eeki dengan egangan d raa-raa Diuliskan dengan persaaan sebagai beriku : koponen sinyal a eeki r koponen sinyal d raa raa r ripple -rs D aerage ripple-rs erupakan gelobang periodik(pengaaan seara graik) dan dihiung sebagai koponen A dari egangan oupu reiier, sedangkan D-aerage dapa dihiung dari persaaan inegral sinusoidal yang sudah dibahas pada bagian 3A dan 3B Persaaan unuk enghiung egangan ripple eeki diuliskan sebagai beriku : r rs [ ] / A rs D ag 3 Fakor iak/ipple Faor Penyearah Seengah Gelobang Unuk dapa enghiung akor riak/ripple aor dari iap jenis penyearah, aka perlu enghiung egangan ripple eeki dari seiap jenis penyearahnya Proses perhiungan diapilkan pada uraian beriku : Unuk penyearah seengah gelobang dikeahui : A rs dan D ag 38 aka : [ ] r rs / A rs D ag r rs, 385 Fakor riak penyearah seengah gelobang dapa dihiung r r rs D ag, 385 x % x % %, 38 puu_son@yahooo 6

7 Bab 3 D Power Supply 3 Fakor iak/ipple Faor Penyearah Gelobang Penuh Unuk penyearah gelobang penuh dikeahui : A rs dan D ag 636 aka : [ ] r rs / A rs D ag 4, 38 r rs Fakor riak penyearah gelobang penuh dapa dihiung : r r rs D ag, 38 x % x % 48 %, 636 Dari hasil perhiungan di aas dapa,aka dapa dibua abel kesipulan seperi beriku : abel Perbandingan besaran egangan penyearah D-ag A-rs r-rs ipple aor Penyearah ½ Gelobang % Penyearah gelobang penuh % 4 Filer Filer pada D PSU berungsi unuk enyaring riak gelobang dari reiier Pada pebahasan sebelunya dikeahui ernyaa akor riak dari reiier asih sanga besar(% unuk hal wae re dan 47% unuk ull wae re) ipple ini akan enjadi penyebab banyak gangguan pada rangkaian yang sensii erhadap perubahan egangan, isalnya pada peralaan unuk elekounikasi dan rangkaian digial ipple inilah yang akan dihilangkan aau diinialkan dengan enggunakan iler Jenis -jenis iler yang biasa digunakan pada D PSU dianaranya : Filer ( Filer Kapasior ) Filer -Seri ( esisor Kapasior ) Filer -Seri ( Indukor Kapasior ) Filer PHI 4 Filer Kapasior puu_son@yahooo 7

8 Bab 3 D Power Supply Filer kapasior adalah rangkaian iler yang paling sederhana karena hanya erdiri dari sau kapasior yang dirangkai paralel dengan beban Gabar 4b enunjukkan gabar rangkaian reiier yang sudah diabah dengan iler kapasior D D A inpu oad A inpu oad (a) anpa iler Filer (b) dengan iler () benuk gelobang anpa iler (d) benuk gelobang seelah ada iler Gabar 4 Filer kapasior ara kerja iler kapasior didasarkan pada keapuan kapasior unuk enyipan uaan lisrik unuk waku seenara Jika dioda D dala kondisi ON aau konduksi, aka arus dari rao juga akan berabang dua, engisi kapasior dan engalir elewai beban Jika dioda D dala kondisi OFF, aka kapasior akan engalirkan uaannya elewai beban, sehingga pada akan selalu ada arus lisrik yang engalir Arah arus lisrik pada beban akan selalu searah/saa, eapi leel egangannya akan berariasi Unuk lebih jelasnya, ara kerja iler kapasior dapa digabarkan seara graik sebagai beriku : D-ag () r pp ω Keerangan egangan oupu reiier egangan Gabar 4 Benuk gelobang egangan kapasior - Selaa waku, egangan oupu reiier yang ebesar engakibakan dioda D dala kondisi ON, hal ini berari kapasior epunyai kesepaan unuk engisi uaannya( harging ) Perhaikan bahwa kapasior dirangkai paralel puu_son@yahooo 8

9 Bab 3 D Power Supply dengan beban - Seelah egangan reiier enapai punak, aka berikunya egangan reiier berkurang hingga enapai nol Pada saa inilah dioda D akan berheni konduksi karena egangan pada kapasior lebih besar dibandingkan egangan reiier - Muaan yang ersipan pada kapasior idak bisa dikebalikan ke dioda D karena kondisi reerse dioda, elainkan uaan kapasior akan dialirkan ke resisor beban Arus dari kapasior yang engalir ke beban engakibakan uaan kapasior berangsur berkurang( Disharge ), sehingga egangan beban juga engeil(digabarkan dengan gradien garis negai) Penurunan ruus unuk iler kapasior dijelaskan sebagai beriku : - Selaa egangan kapasior idak perlu diperasalahkan, karena arus beban disupply langsung dari dioda D - Yang enjadi asalah adalah selaa diana arus yang engalir ke beban sanga erganung kepada uaan kapasior - Baik selaa dan egangan kapasior selalu berubah erhadap waku, diana persaaan egangan kapasior adalah : ( ) i( ) d dq( ) ( ) d d ( ) Q( ) Perubahan egangan kapasior per sauan waku dapa diuliskan dengan persaaan : d d d d ( ) d d i( ) ( ) Q( ) Pada ruas kiri persaaan di aas, perubahan egangan kapasior saa dengan egangan ripple peak-o-peak iu sendiri Hal ini dapa diuliskan sebagai : d() r pp sedangkan perubahan egangan kapasior erjadi selaa waku dan Dengan enganggap bahwa << (dianggap bahwa waku harge jauh lebih keil dibandingkan waku disharge ) aka dianggap bahwa, sehingga : puu_son@yahooo 9

10 Bab 3 D Power Supply rpp i( ) i( ) rpp I d rpp rpp i( ) i( ) rpp Pada gabar 4, benuk gelobang egangan kapasior sebenarnya bukanlah benuk segiiga, elainkan kobinasi anara sinusoidal(selaa ) dan logariik(selaa ) Benuk gelobang seperi gabar ersebu sanga rui perhiungannya, sehingga unuk eudahkan perhiungan, aka digunakan pendekaan gelobang segiiga(dianggap bahwa benuk gelobang egangan kapasior ersebu berbenuk segiiga -- enu ada error yang ibul --) Dengan asusi di aas, aka akan digunakan persaaan nilai eeki benuk egangan segiiga yaiu : rs * 3 *persaaan di aas hanya berlaku unuk benuk gelobang segiiga *penurunan ruus unuk egangan eeki/rs gelobang segiiga idak diuraikan disini egangan ripple peak-o-peak adalah x egangan ripple aksiu aau rpp rpp Sehingga : rpp I rpp d r rs Jadi I d r rs 3 Dari persaaan di aas, dapa diurunkan persaaan unuk enghiung ripple aor dari iler kapasior yaiu : I d 3 ripple rs d r D D 3 D 3 I I d D puu_son@yahooo

11 Bab 3 D Power Supply puu_son@yahooo Diana D d I Maka r 3 Jadi ripple aor pada rangkaian iler kapasior diruuskan : r 3 x % Keerangan : kapasiansi kapasior rekuensi oupu reiier resisansi beban Perhaikan bahwa ariabel rekuensi pada persaaan di aas berbeda anara reiier hal wae dengan ull wae Jika reiier yang digunakan adalah jenis ull wae, aka rekuensi harus dikali (perhaikan gabar 3) Dari analisa seara graik pada gabar 4, aka dapa dihiung egangan D raa-raa yang engalir ke beban sebesar : D D D D D D d rpp D rpp D I Sehingga didapa : D

12 Bab 3 D Power Supply 4 Filer -Seri Filer -Seri adalah salah sau jenis iler yang dapa digunakan unuk ereduksi akor riak pada iler kapasior Penggunaan iler -Seri dapa dipasang seara independen seelah reiier aaupun kaskade seelah iler kapasior Naun pada uunya unuk eningkakan eisiensi dari iler -Seri, biasanya iler ini dipasang kaskade seelah iler kapasior Gabar 43 enunjukkan keungkinan peasangan iler -Seri D A inpu oad Filer (a) iler dipasang seelah reiier D A inpu oad Filer Filer (b) iler dipasang kaskade Gabar 43 Aplikasi iler -Seri ara kerja iler -Seri saa dengan ara kerja ow Pass Filer yaiu elewakan egangan rekuensi rendah dan enghaba egangan rekuensi inggi in() ou() Filer Gabar 44 ow Pass Filer Dari gabar 44 di aas, persaaan egangan inpu adalah : in () () () sedangkan egangan oupu adalah saa dengan egangan kapasior, aka persaaan egangan di aas dapa diulis juga : in () () ou () dengan enggunakan persaaan huku Oh, dapa diulis bahwa : ou () i()* * i() arus yang engalir elewai dan kapasior puu_son@yahooo

13 Bab 3 D Power Supply Arus yang elewai kapasior dapa dihiung dengan ara ebagi egangan inpu dengan oal ipedansi rangkaian, aau dengan ara udahnya : in() i( ) eapi enginga bahwa yang diperhiungkan disini adalah egangan A(ripple adalah koponen egangan A yang erdapa pada oupu iler) aka persaaan di aas idak bisa diulis seara enah, elainkan harus enggunakan perhiungan ipedansi oal dala sise egangan A yaiu : Sehingga Z i( ) ( ) in Jika persaaan arus di aas disubsiusikan ke persaaan egangan oupu, aka didapa : Sehingga : Dengan asusi bahwa aka dapa diulis enjadi : ou >> ( ) i( ) ou in in ( ) ou in ou in 43 Filer Seri puu_son@yahooo 3

14 Bab 3 D Power Supply Filer -Seri epunyai ungsi saa dengan iler -Seri, hanya saja enggunakan koponen indukor unuk engurangi rugi-rugi egangan pada sisi oupu iler Gabar 45 enunjukkan rangkaian aplikasi iler jenis ini D A inpu oad Filer Gabar 45 Aplikasi iler -Seri dari rangkaian gabar 46 dapa diuliskan persaaan egangan inpu-oupunya sebagai beriku : in() ou() Filer Gabar 46 Aplikasi iler -Seri in () () () sedangkan egangan oupu adalah saa dengan egangan kapasior, aka persaaan egangan di aas dapa diulis juga : in () () ou () dengan enggunakan persaaan huku Oh, dapa diulis bahwa : ou () i()* * i() arus yang engalir elewai dan kapasior Arus yang elewai kapasior dapa dihiung dengan ara ebagi egangan inpu dengan oal ipedansi rangkaian, aau dengan ara udahnya : in() i( ) eapi enginga bahwa yang diperhiungkan disini adalah egangan A(ripple adalah koponen egangan A yang erdapa pada oupu iler) aka persaaan di aas idak bisa diulis seara enah, elainkan harus enggunakan perhiungan ipedansi oal dala sise egangan A yaiu : Z puu_son@yahooo 4

15 Bab 3 D Power Supply Sehingga i( ) ( ) in Jika persaaan arus di aas disubsiusikan ke persaaan egangan oupu, aka didapa : Sehingga : ou Dengan asusi bahwa >> aka dapa diulis enjadi : ( ) i( ) ou in ( ) in ou in ou in Harus diinga bahwa koponen indukor selalu epunyai paraeer akor kualias, yaiu perbandingan anara reakansi induki erhadap resisansi saik yang diruuskan dengan : ω Q D Fakor kualias dari indukor diperlukan unuk perhiungan drop egangan pada iler - Seri D puu_son@yahooo 5

16 Bab 3 D Power Supply 4 4 Filer Phi Filer Phi sebenarnya adalah iler kapasior yang dikaskade dengan iler -Seri Gabar 47 enunjukkan rangkaian aplikasi iler Phi D A inpu oad Filer Filer Gabar 47 Aplikasi iler Phi egangan n ripple rs dari rangkaian adalah : sinω r d ( ω ) adalah besaran egangan ripple dari ke r adalah besaran seua egangan ripple didapa r r r osω Karena aka rpp I d aka r r rs I d r r I d r rs I d dan ripplenya didapakan r r rs I d, d d r puu_son@yahooo 6

17 Bab 3 D Power Supply 5 egulaor egulaor pada D PSU epunyai beberapa ungsi, dianaranya adalah : - sebagai penyesuai egangan beban - sebagai pensabil egangan beban - sebagai pensabil arus beban Jenis regulaor yang uu digunakan pada D PSU dianaranya adalah : - egulaor Zener - egulaor Seri - egulaor dengan I 5 egulaor Zener Gabar 5 enunjukkan kura karakerisik dioda zener Dioda zener biasanya digunakan pada rangkaian regulaor dengan eanaakan karakerisiknya yang unik pada kura reerse(kuadran 3) yaiu jika egangan kaoda-anoda enapai iik breakdown zener, arus akan engalir seara signiikan dan egangan zener akan eap diperahankan pada leel egangan zener Jika egangan bias undur erus diperbesar, aka dioda zener enderung akan eap eperahankan leel egangannya pada kisaran z, eapi arus yang engalir akan berabah seara kriis I F Geraniu(Ge) Silikon(Si) Silion eerse breakdown(z) 3 7 F Gabar 5 Kura karakerisik dioda zener puu_son@yahooo 7

18 Bab 3 D Power Supply Gabar 5 enunjukkan gabar rangkaian aplikasi regulaor zener in (unregulaed) I s s I I Z z ou (regulaed) Gabar 5 egulaor egangan dengan zener ara kerja rangkaian regulaor zener dapa diruuskan sebagai beriku : - jika in >> z, aka ou z - Jika in z, aka ou in Jadi ungsi dari dioda zener pada rangkaian gabar 5 di aas adalah sebagai pebaas egangan bagi habaan beban egangan beban idak akan elebihi egangan dioda zener karena beban dan dioda zener dirangkai paralel, eapi egangan beban bisa saja enjadi lebih keil dibandingkan egangan zener jika egangan inpu urun sapai di bawah abang baas egangan zener Jika erjadi hal seperi ini, aka rangkaian dapa dikaakan gagal dala engaur egangan beban karena kesalahan egangan inpu Uunya harga resisansi zener Z anara 3 Ω, karena iu regulasi zener eap bagus selaa ahanan beban ukup besar dibandingkan dari harga Z (--- dengan aaan keapuan arus asih erjangkau---) Pada Gabar 5 jika egangan in konsan dan habaan beban berabah, aka arus beban akan enjadi keil, akibanya sebagian besar arus harus dialirkan elalui dioda zener supaya egangan beban eap konsan Sebaliknya jika habaan beban berkurang, aka arus beban berabah besar Kebuuhan arus beban yang lebih besar ini dapa dipenuhi jika arus yang engalir pada dioda dikurangi dan diberikan ke beban Jadi dala hal ini rangkaian eap eenuhi huku Kirho enang arus Hubungan arus beban dan arus zener dapa diuliskan : Diana Is Iz I I s arus aksial dari suber egangan yang dapa dialirkan ke beban I z arus aksial yang dapa dialirkan elewai dioda zener I arus beban puu_son@yahooo 8

19 Bab 3 D Power Supply onoh Soal : Dikeahui : angkaian regulaor zener seperi gabar beriku 5 IS K IZ - Z I Z MA 3 A Dianya : enukan -ax dan -in sehingga egangan beban eap konsan Jawab : Arus aksial yang dapa disupply oleh suber egangan dengan konigurasi di aas adalah : in Z 5 4 I S 4A s Arus aksial zener adalah 3 A, berari arus inial beban 8 A Is Iz I > I I S I Z I 4 A 3 A I 8 A 3 Pada saa I inial, aka aksial Penyelesaian unuk -ax : Z ax 5Ω I 8A in 4 Pada saa I aksial, aka inial Penyelesaian unuk -ax : Z ax 5Ω I 4A in puu_son@yahooo 9

20 Bab 3 D Power Supply Seara graik, kura habaan beban dan arus beban dapa digabarkan seperi gabar beriku : 5Ω 5kΩ 8A 4A I Daerah yang diarsir enunjukkan baas nilai resisansi beban dan arus beban jika diinginkan bahwa egangan beban eap sabil ol Jika nilai resisansi beban > 5 Ω, aka arus yang engalir elewai beban enjadi inial dan akibanya arus yang elewai zener enjadi aksial Hal ini berpoensi unuk erusakkan zener karena arus berlebih Jika nilai resisansi beban < 5 Ω, aka arus yang engalir elewai beban enjadi aksial dan akibanya arus yang elewai zener enjadi inial Hal ini engakibakan zener akan berheni beroperasi aau zener idak endapakan arus sehingga ungsi zener sebagai pebaas arus akan gagal(perhaikan kura karakerisik zener) (Kondisi di aas hanya berlaku unuk Z, I ZMA 3 A aau Pz 3 W aau hanya pada onoh soal) 5 egulaor Seri Keleahan rangkaian regulaor zener erleak pada keapuan pengaliran arus zener yang raa-raa keil aau daya zener yang relai keil Hal ini berari regulaor zener idak sesuai unuk beban yang ebuuhkan arus besar walaupun rangkaian regulaor zener dapa diranang unuk range arus beban yang lebar Alernai lain unuk eperbaiki kinerja regulaor zener adalah dengan regulaor seri yaiu easang ransisor sebagai urren booser Gabar 53 enunjukkan rangkaian regulaor seri in s E E I BE B B Z _ Gabar 53 angkaian regulaor seri ou oad ara kerja rangkaian regulaor seri : s dan zener ebenuk rangkaian seri yang berungsi saa persis dengan rangkaian regulaor zener Yang dianaakan dari sabungan s dan zener adalah egangan puu_son@yahooo

21 Bab 3 D Power Supply pada dioda zener aau egangan pada kaoda zener yang relai sabil selaa dioda zener endapakan ukup arus egangan yang sabil pada dioda zener(aau pada kuub kaoda zener) digunakan sebagai upan bagi erinal basis ransisor NPN unuk syara dasar ransisor dapa bekerja 3 Karena egangan basis ransisor NPN relai konsan, aka pada saa ransisor ON arus akan dapar engalir dari kolekor enuju ke eior 4 Arus dari eior akan elewai habaan beban sehingga enibulkan egangan pada beban 5 Karena ransisor NPN ebuuhkan selisih egangan anara Basis-Eior( 7 ol unuk S i ) unuk dapa erus bekerja/ ON, aka egangan Eior akan selalu lebih keil dibandingkan egangan Basis 6 Jika ernyaa egangan Eior naik endekai egangan Basis( BE < 7), aka enu saja ransisor akan OFF dengan sendirinya karena syara inial selisih egangan idak erpenuhi Akibanya adalah egangan pada beban enjadi nol ( E ) ol, selanjunya hal ini akan eiu ransisor unuk ON lagi karena selisih egangan Basis-Eior enjadi lebih besar dari 7 ol 7 Jadi ransisor NPN di aas akan ON aau OFF seara ooais diana egangan beban relai konsan pada kisaran z 7 8 Perhaikan bahwa arus yang engalir ke beban idak berasal dari zener(zener dan beban bukanlah rangkaian paralel) elainkan diabil langsung dari suber egangan elalui ransisor NPN erlebih dahulu Hal ini berari dioda zener akan eap aan karena pada saa arus beban inial aaupun arus beban aksial dioda zener hanya akan dialiri arus sesuai dengan arus raingnya Hal ini berbeda dengan prinsip kerja regulaor zener yang saling eberi dan eneria anara zener dan habaan beban karena keduanya paralel 9 Karena zener idak saling berbagi arus dengan beban, aka risiko bahwa zener enjadi oer urren dapa dikurangi dan risiko ersebu dialihkan ke ransisor NPN yang engalirkan arus beban, aka disipasi daya ransisor Dengan adanya ara kerja di aas, aka regulaor seri dapa eberikan kinerja lebih baik dibandingkan regulaor zener, karena regulaor seri sudah enggunakan sise kendali arus yang ooais ON aau OFF Daar Pusaka hp://wwwpubo/onen/nees/479/indexh puu_son@yahooo

22 Bab 3 D Power Supply Soal aihan : Berapakah akor ripple sinyal sinusoida yang epunyai punak ripple pada raaraa 5? Jawab :,4 Penyearah seengah gelobang ebua d Berapakah nilai egangan ripple? Jawab :,89 3 Berapakah egangan ripple rs penyearah gelobang penuh dengan egangan oupu 8 d Jawab :,98 4 Filer kapasior sederhana didukung oleh penyearah gelobang penuh enghasilkan 6 d pada 9,5 % akor ripple Berapakah egangan ripple keluaran (rs)? Jawab :,5 5 Berapakah egangan aksiu iler kapasior, bila Ω dan kapasior 75 μf dala hubungan paralel dan rekuensi power supply 6 Hz Filer ini enghasilkan egangan oupu Jawab :,33 6 enukan, I, I Z, dan I bila 8 Ω I W I Z I - - Jawab : 9, I 5 A, I Z, I 5 A 7 Saa dengan soal noor 6, bila 47 Ω Jawab :, I,3 A, I Z 4, A, I 45,4 A 8 Hiung egangan ripple rs pada oupu bagian iler yang endukung beban kω di saa inpu iler 4 d dengan ripple 3,5 rs dari penyearah gelobang penuh dan iler kapasior koponen bagian iler adalah Ω dan μf Jawab : 9,89 puu_son@yahooo

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK AUS DAN TEGANGAN BOAK BAK GG nduksi yang dihasilkan jika kuparan berpuar di dala edan agne aau kuparan yang dipengaruhi oleh perubahan fluks agneik, berupa egangan yang arah nya berubah ubah seiap seengah

Lebih terperinci

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk Arus Bolak-Balik Arus bolak balik dihasilkan oleh generaor yang enghasilkan egangan bolak-balik dan biasanya dala benuk fungsi sinusoida sinus aau cosinus. Tegangan dan arus bolak balik dapa dinyaakan

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB VIII DAYA PADA RANGKAIAN RLC

BAB VIII DAYA PADA RANGKAIAN RLC 8 BAB DAYA PADA ANGKAAN L Pengerian daya : perkalian anara egangan yang diberikan dengan hasil arus yang engalir. Secara aeais : P suber searah aau D Daya dikaakan psiif, keika arus yang engalir bernilai

Lebih terperinci

Mendisain Rangkaian Power Supply pada Rancang Bangun Miniatur Pintu Garasi Otomatis.

Mendisain Rangkaian Power Supply pada Rancang Bangun Miniatur Pintu Garasi Otomatis. Suwino, Mendisain Rangkaian Power Supply... Mendisain Rangkaian Power Supply pada Rancang Bangun Miniaur Pinu Garasi Ooais. Suwino Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Riau e-ail : suwinoanisa

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisa Haronik Elevasi pasang suru adalah penulahan dari beberapa konsana pasang suru dan fakor eeorologis yang diasusikan konsan, seperi diunukkan pada persaaan beriku:

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh ELEKTRONIKA DASAR PENGGUNAAN DIODA SEBAGAI PENYEARAH Penyearah Seengah Gelombang Dan Gelombang Penuh Tujuan Insruksional Umum Pesera mengenal rangkaian penyearah / recifier Tujuan Insruksional Khusus Pesera

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU

MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU 1 MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU MODEL OF HARMONIC LOGARITHMIC MOTION OSCILLATION WITH THE MASSCHANGING LINEARLY WITH TIME Kunlesiowai

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL LEE-CARTER

BAB 3 MODEL LEE-CARTER BAB 3 MODEL LEE-CARTER 3. Pendahuluan Model Goperz yang elah dibahas di Bab 2 banyak diodifikasi oleh para Saisikawan. Pada waku iu (sekiar ahun 980-990), Saisikawan eliha odel ini cukup bagus unuk erepresenasikan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

PEMOTONGAN PADA DUA HARGA TEGANGAN BERBEDA

PEMOTONGAN PADA DUA HARGA TEGANGAN BERBEDA EEKTONKA ANAOG Perteuan PEMOTONGAN PADA DUA HAGA TEGANGAN BEBEDA Disebut juga rangkaian pengiris atau slicer. angkaian utk peotongan pada dua harga tegangan yg berbeda ditunjukkan pd gabar (a) berikut.

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Amai lampu pijar! nformasi apa yang dapa kamu emukan? Dan apa ari informasi ersebu! 2. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik?

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Modul #04. PM (Phase Modulation) & FM (Frequency Modulation) Kelas TE-29-02

Modul #04. PM (Phase Modulation) & FM (Frequency Modulation) Kelas TE-29-02 Modul #04 TE3113 SISTEM KOMUNIKASI 1 MODULASI ANALOG: PM (Phase Modulaion) & FM (Frequeny Modulaion) Kelas TE-29-02 Progra Sudi S1 Teknik Telekounikasi Depareen Teknik Elekro - Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

Regulator Tegangan. Regulator Tegangan Continuous. Regulator Tegangan Switched. Kuliah 8-1. Penyearah. Filter. Switching. Filter Regulator Beban

Regulator Tegangan. Regulator Tegangan Continuous. Regulator Tegangan Switched. Kuliah 8-1. Penyearah. Filter. Switching. Filter Regulator Beban Kuliah 8 1 Regulaor Tegangan Regulaor Tegangan Coninuous vac vfil Transformaor Penyearah Filer Regulaor Beban vrec vreg Regulaor Tegangan Swiched jalajala jalajala Penyearah Filer Swiching Filer Regulaor

Lebih terperinci

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik. MODUL 2 : LISTRIK RANGKAIAN TERTUTUP Rangkaian eruup ialah rangkaian yang ak berpangkal dan ak berujung yang erdiri dari komponen lisrik (seperi kawa penghanar), ala ukur lisrik, dan sumber daya lisrik

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik? 2. Dapakah kalian membukikannya? 3. Bagaimana caranya kia mengukur hambaan lampu

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s.

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s. Arus Lisrik Surya Darma, M.Sc Deparemen Fisika Universias Indonesia Arus Lisrik Arus dan Gerak Muaan Arus lisrik didefinisikan sebagai laju aliran muaan lisrik yang melalui suau luasan penampang linang.

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-25

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-25 No. /Tahun VII. April 4 ISSN 979-49 ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-5 Triarjo, Sugeng Riano, Dedi Haryadi Pusa Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

SOAL-JAWAB UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA. Waktu : 3 jam

SOAL-JAWAB UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA. Waktu : 3 jam SOAL-JAWAB UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 05 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA Waku : 3 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN BOOST CHOPPER STEP UP (BCSU) yang dirancang dan sistem yang dibuat adalah rangkaian tertutup.

BAB III PERANCANGAN BOOST CHOPPER STEP UP (BCSU) yang dirancang dan sistem yang dibuat adalah rangkaian tertutup. BAB III PEANCANGAN BOOS CHOPPE SEP UP (BCSU) BCSU yan dirancan unuk menhasilkan eanan keluaran sebesar 48 vol denan daya 6 Wa dan eanan masukannya adalah vol, spesifikasi i sesuai denan aplikasi aau kebuuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC FISIKA KEAS II IPA - KUIKUUM GABUNGAN 09 Sesi NGAN ANGKAIAN AUS BOAK-BAIK A. AUS BOAK-BAIK a. Persaaan Arus dan Tegangan A Arus bolak-balik adalah arus listrik yang arah dan besarnya senantiasa berubah

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CHARGER BATERAI UNTUK KEBUTUHANAN UMKM

RANCANG BANGUN CHARGER BATERAI UNTUK KEBUTUHANAN UMKM RANCANG BANGUN CHARGER BATERAI UNTUK KEBUTUHANAN UMKM Riskha Mirandha Hamid 1*, Rizky 2, Mohamad Amin 3, Ida Bagus D. 4 1* Mahasiswa Teknik Elekronika Polieknik Negeri Balikpapan 2 Mahasiswa Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Persamaan Differensial Biasa Orde Slide : Tri Harsono Polieknik Elekronika Negeri Surabaya ITS Polieknik Elekronika Negeri Surabaya PENS - ITS 1 1. PD Linier Homogin Dengan Koefisien Benuk Umum: Konsan

Lebih terperinci

Berlaku Perbandingan. A. Konsep Suhu

Berlaku Perbandingan. A. Konsep Suhu Suhu erupakan ukuran relaif (deraja) panas aau dingin suau benda aau sise. Pada kasus dua buah benda yang berbeda suhu dan keduanya disenuhkan sau saa lain, aka kr akan engir dari benda yang lebih panas

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT aisika, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016 PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING ATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING DUA PARAMETER HOLT Julnia Bidangan 1, Ika Purnaasari

Lebih terperinci

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter.

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter. Rangkaian Inegraor dan Differensiaor ELIS SUSILAWATI (1127030017) FISIKA SAINS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNGUNG DJATI BANUNG TAHUN 2014 e-mail : elissusilawai533@yahoo.com Absak Aplikasi Pengua Operasional

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Open Course Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku () Oleh: Sudaryano Sudirham Penganar Dalam kuliah ini dibahas analisis rangkaian lisrik di kawasan waku dalam kondisi manap Kuliah ini merupakan ahap

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Published: TEKNIK Journal, August 2008, SRIWIJAYA POLYTECHNIC THE CONTROLLING OF SINGLE PHASE AC VOLTAGE BY SETTING THE TRIGGER VOLTAGE OF THYRISTOR

Published: TEKNIK Journal, August 2008, SRIWIJAYA POLYTECHNIC THE CONTROLLING OF SINGLE PHASE AC VOLTAGE BY SETTING THE TRIGGER VOLTAGE OF THYRISTOR Published: TEKNIK Journal, Augus 2008, SRIWIJAYA POLYTECHNIC 1 THE CONTROLLING OF SINGLE PHASE AC VOLTAGE BY SETTING THE TRIGGER VOLTAGE OF THYRISTOR A.N. Afandi, Senior Member IAEng Power Sysem and Conrolling

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

=====O0O===== c) Tumbukan tidak lenting, e = 0 A. MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku.

=====O0O===== c) Tumbukan tidak lenting, e = 0 A. MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku. A. MOMENTUM DAN TUMUKAN Teori Singka :. Perkalian anara assa dan keceaan disebu oenu P P. Hasil kali anara gaya F dan selang waku enghasilkan erubahan oenu P disebu ula Iuls I I P F d c Tubukan idak lening,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA Arif Hermawan Jurusan Teknik Elekro FTI, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Jawaban Soal Latihan

Jawaban Soal Latihan an Soal Laihan 1. Terangkanlah ari grafik-grafik di bawah ini. dan ulis persamaan geraknya. an: a. Merupakan grafik kecepaan erhadap waku, kecepaan eap. Persamaan v()=v b. Merupakan grafik jarak erhadap

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci