Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CAHAYA DI KELASVIII SMP NEGERI 1 PANTAI CERMIN T.P. 2013/2014 Ar Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fska FMIPA Unverstas Neger Medan semayangar@gmal.com ABSTRAK Tujuan peneltan n untuk mengetahu hasl belajar sswa yang dajarkan menggunakan model pembelajaran berbass masalah dengan menggunakan meda mnd map terhadap hasl belajar sswa pada mater cahaya d kelas VIII SMP Neger 1 Panta Cermn T.P 2013/2014. Populas dalam peneltan n adalah sswa kelas VIII SMP Neger 1 Panta Cermn dan sampel terdr dar dua kelas yatu VIII-1 sebaga kelas ekspermen dan VIII-2 sebaga kelas kontrol yang masng-masng berjumlah 31 dan 32 sswa. Instrumen bentuk tes essay jumlah soal 10 tem. Sedangkan nstrumen afektf dan pskomotork berupa quesoner dengan 3 opton jawaban dan terdr dar 4 tem afektf dan 2 tem pskomotork. Dar hasl peneltan dperoleh nla rata-rata pretes kelas ekspermen adalah 17,70 dan nla rata-rata kelas kontrol adalah 18,28. Hasl postes rata-rata kelas ekspermen 61,77 dan kelas kontrol 49,7. Hasl belajar sswa pada mater cahaya dengan menerapkan model pembelajaran berbass masalah lebh bak dar pada pembelajaran konvensonal d kelas VIII semester ganjl SMP Neger 1 Panta CermnT.P. 2013/2014. Kata Kunc: pembelajaran berbass masalah, meda mnd map. ABSTRACT The purpose of ths study to determne the learnng outcomes of students who were taught usng problem -based learnng model by usng the meda mnd map to the student learnng outcomes n lght of the materal n the class of SMP Neger 1 Mrror Coast TP 2013/2014. The populaton n ths study s the eghth grade students of SMP Neger 1 Mrror Beach and the sample conssted of two classes: a class VIII - 1 and VIII - 2 experment as control classes, each of whch s 31 and 32 students. Instruments essay test form number about 10 tems. Whle nstruments such as affectve and psychomotor questoner wth an answer and a thrd opton conssts of 4 tems affectve and psychomotor 2 tems. The result showed the average value of the expermental class pretest was and the average value of the control class s The results of the average post-test expermental class and control class Student learnng outcomes n lght of the materal by applyng problem-based learnng model s better than conventonal learnng n class VIII semester of SMP Neger 1 CermnT.P Beach. 2013/2014. Keywords : problem-based learnng, meda mnd map. 105

2 PENDAHULUAN Penddkan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusa dan tdak bsa terpsahkan dalam kehdupan sehar-har. Penddkan merupakan suatu hal yang mmlk peran yang sangat pentng dalam rangka menngkatkan serta menghaslkan sumber daya manusa yang berkualtas. Tujuan penddkan nasonal pada hakkatnya menggambarkan karakterstk manusa Indonesa yang terddk yang selalu melput dmens karakter, keprbadan, d sampng kecerdasan yang bla tercapa akan melahrkan generas muda yang mampu mendukung terwujudnya masyarakat bangsa ndonesa yang cerdas kehdupannya (Pdarta, 2009). Hasl observas yang telah dlakukan dperoleh hasl wawancara yang telah dlakukan dengan guru mata pelajaran IPA Terpadu mengatakan hasl belajar sswa pada ulangan haran tergolong rendah. Dmana Krtera Ketuntasan Mnmum (KKM) untuk mata pelajaran IPA Terpadu sendr adalah 75 sedangkan sswa yang mengalam kelulusan ratarata sebanyak 47%. Guru IPA Terpadu lebh serng menggunakan metode ceramah, lathan dan penugasan serta demonstras. Tdak pernah menggunakan berbaga model pembelajaran ketka pada saat pembelajaran berlangsung. Selanjutnya dar hasl data angket dperoleh semua sswa kelas VIII mengatakan 48,4% dantaranya menyatakan pelajaran IPA Terpadu kurang menark dan susah dmengert. Setap mater pelajarannya membosankan sehngga nla hasl belajar sswa tersebut tdak memuaskan rata-rata d bawah KKM. 32,8% dantaranya menyatakan pelajaran IPA Terpadu basa-basa saja dan nla hasl belajar sswa mash kurang memuaskan rata-rata mash sebahagan d bawah KKM. 18,8% dantaranya menyatakan pelajaran IPA Terpadu menark dan menyenangkan dan nla hasl belajar sswa rata-rata d atas KKM. Selan tu, dar hasl angket semua sswa mengatakan bahwa, 75,2%. Proses belajar mengajar tdak pernah menggunakan meda dan model pembelajaran yang dgunakan tdak bervaras hanya menggunakan model pembelajaran konvensonal. Sswa juga mengatakan tdak pernah melakukan praktkum d laboratorum maupun d kelas. Ketdak-efektfan pembelajaran konvesonal dapat dlhat pada ulangan tergolong rendah. Pelajaran kurang menark dan susah dmengert. Proses belajar mengajar tdak menggunakan meda juga dapat menjadkan pembelajaran lebh monoton sehngga membosankan para sswa untuk belajar. Berdampak tdak berkembangnya kompetens belajar sswa bak kogntf maupun afektfnya. Salah satu untuk mencapa hal tersebut adalah dengan mengubah model pembelajaran tradsonal menjad model pembelajaran yang berpusat pada keaktfan sswa, dmana pada saat n ada banyak model pembelajaran yang berpusat pada sswa dalam proses pembelajaran, msalnya adalah model pembelajaran berbass masalah (PBL). PBL termasuk model pembelajaran yang dapat memacu semangat setap sswa secara aktf kut terlbat dalam pengalaman belajarnya, merupakan salah satu alternatf model pembelajaran yang memungknkan dkembangkannya keteramplan berpkr sswa (penalaran, komunkas dan koneks) dalam memecahkan masalah. (Rusman, 2011). 106

3 PBL merupakan model pembelajaran yang drancang untuk membantu sswa mengembangkan keteramplan berfkr, keteramplan menyelesakan masalah, keteramplan ntelektualnya (Arends, 2008). Sepert yang dungkapkan Saputr (2013) PBL berorentas keteramplan karena dapat menngkatkan hasl belajar sswa. Selan tu, PBL juga memlk beberapa kelemahan yang mash belum dapat datas salah satu dantaranya sepert, tdak memberkan waktu yang cukup bag sswa untuk terlbat secara mendalam dalam kegatan pembelajaran selan tu model n tdak sesua dengan kebanyakan nformas atau pengetahuan yang harus dpelajar karena guru mash banyak yang tdak memanfaatkan penggunaan model n. Oleh karena tu dengan menggunakan mnd map maka dapat mempermudah pengajaran lebh efsen. Mnd map dapat membantu sswa dan guru dalam proses pembelajaran d kelas dengan merngkas bahan, merumuskan masalah-masalah yang akan dsajkan dan dapat mudah dngat. Masalahmasalah yang akan dsampakan tertuangkan d dalam mnd map sehngga sswa dapat memperoleh banyak nformas dan mampu mengelompokkan permasalahan serta penyelesaannya. Mnd map merupakan salah satu pembelajaran yang mampu mengembangkan berfkr dan menggunakan seluruh keteramplan sswa adalah dengan menggunakan mnd map. Demkan juga melalu mnd map sswa menjad lebh aktf dan kreatf dalam menemukan dan mengembangkan de atau gagasan hasl pemkrannya (Rstasar, 2012). Berdasarkan masalah d atas, penuls berkengnan melakukan suatu peneltan untuk mengetahu perbedaan hasl belajar sswa menggunakan model pembelajaran berbass masalah dengan menggunakan meda mnd map. METODE PENELITIAN Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 1 Panta Cermn yang beralamat d Jalan Menang, Kecamatan Panta Cermn Kabupaten Serdang Bedaga dan pelaksanaannya dmula pada tanggal 11 Januar 2014 hngga 22 Aprl 2014 pada Semester II T.P. 2013/2014. Populas dalam peneltan n adalah sswa kelas VIII yang terdr dar delapan kelas yatu dar kelas VIII-1 sampa VIII-8. Menentukan sampel dambl dengan teknk cluster random samplng dan dperoleh kelas ekspermen adalah kelas VIII-1 dan kelas kontrol adalah kelas VIII-2. Peneltan n melbatkan dua kelas yang dber perlakuan yang berbeda. Satu kelas djadkan kelas ekspermen dan kelas lannya djadkan kelas kontrol. Untuk mengetahu hasl belajar sswa dberkan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas tersebut. Desan peneltan n dapat dlhat pada tabel berkut n: Tabel1. Two Group Pretes Posttes Desgn Kelompok Pretes Perlakuan Postes Kelas ekspermen T 1 X T 2 Kelas kontrol T 1 Y T 2 Keterangan : T1 = Pretes d berkan kepada kelas ekspermen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. T2 =Postes d berkan setelah perlakuan pada kelas ekspermen dan kelas kontrol. X = Pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbass masalah. 107

4 Y = pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran konvensonal. T1 = T2 (soal pretes sama dengan soal postes). Penelt memberkan pretes kepada kelas ekspermen dan kelas kontrol. Instrumen yang dgunakan tes kogntf berjumlah 10 soal essa. Tes hasl belajar terlebh dahulu dstandarsas dengan menggunakan uj valdtas s oleh dua orang dosen dan satu guru sesua dengan pakar ahlnya. Setelah data pretest dperoleh, dlakukan analss data dengan uj normaltas dengan uj llefors dan uj homogentas dengan uj kesamaan varans. Setelah tu dlakukan pengujan hpotess uj t untuk mengetahu kemampuan awal sswa pada kedua kelompok sampel dalam hal n kemampuan awal kedua sampel tersebut harus sama. Selanjutnya penelt mengajarkan mater pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbass masalah dengan menggunakan meda mnd map pada kelas ekspermen dan pembelajaran konvensonal pada kelas kontrol. untuk mengetahu perbedaan hasl akhrnya maka dlakukan postes menggunakan uj t untuk mengetahu pengaruh perlakuan model pembelajaran berbass masalah dengan menggunakan meda mnd map terhadap hasl belajar sswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasl Peneltan Data yang ddeskrpskan pada peneltan n melput data hasl belajar fska pada mater cahaya, yang dberkan perlakuan berbeda yatu 1) pembelajaran berbass masalah dengan menggunakan meda mnd map, 2) pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensonal. Hasl F r e k u e n s F r e k u e n s belajar dstrbus frekuens data pretes sswa kelas ekspermen dan kontrol dapat dtunjukkan dalam dagram batang sebaga berkut ekspermen kontrol N l a Gambar 1. Dagram Nla Pretes Dagram batang menunjukkan bahwa nla pretes pada kelas ekspermen dan kelas kontrol memlk nla yang sangat rendah namun nla kelas kontrol sedkt lebh tngg dbandngkan dengan kelas ekspermen perbandngan rata-rata nlanya adalah 17,70 dan 18,28. Dstrbus frekuens data pretes sswa kelas ekspermen dan kontrol dapat dvsualsaskan dalam dagram batang hasl pretes sswa kelas ekspermen dan kontrol sebaga berkut. 4,5 3,5 2,5 1,5 0,5-0,5 ekspermen N l a Gambar 2. Dagram Nla Postes kontrol Gambar datas menunjukkan bahwa nla postes kelas ekspermen 108

5 lebh tngg dar pada nla postes kelas kontrol perbandngan rata-rata nlanya adalah 61,77 dan 49,75. Terdapat penngkatan hal belajar yang dperoleh pada kedua kelas tersebut walaupun tdak begtu besar mencapa ketuntasan mnmal. Dengan demkan hasl belajar kelas ekspermen lebh bak dbandngkan dengan hasl belajar kelas kontrol. Selan dar nla pretest dan postest hasl belajar juga dapat dlhat dar penlaan afektf dan pskomotork. Penlaan afektf n dlakukan oleh observer selama kegatan belajar mengajar berlangsung oleh penelt yang telah dlengkap lembar penlaan afektf. Adapun aspek yang dnla adalah : berpkr kreatf, mandr, ngn tahu, menyampakan pendapat. Aspek-aspek tersebut dber skor 1 sampa 3 dengan pedoman pada lembar observas sswa. dperoleh 16,12% memlk afektf dengan kategor Bak Sekal dan 83,88% dengan kategor Bak. Kemudan pada penlaan pskomotork d peroleh 9,68% memlk kategor Bak Sekal dan 90,32% memlk kategor Bak. Untuk melhat hasl perkembangan dar afektf dan pskomotork dkelas dapat dtunjukkan pada dagram batang sebaga berkut: N l a 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Perkembangan Afektf I II III pertemuan Berfkr kreatf Mandr Ingn Tahu Menyampakan Pendapat Gambar 3. Dagram Afektf 109 2,5 N 2 1,5 l 1 a 0,5 0 Perkembangan Pskomotork I II III pertemuan Melakukan Percobaan Melakukan Presentas Gambar 4. Dagram Pskomotork Berdasarkan gambar d atas dapat dperoleh bahwa perkembangan afektf dan pskomotork semakn menngkat hal tersebut dapat dlhat dar pertemuan pertama, kedua dan ketga. Jka dlhat dar kedua dagram tersebut (bak afektf maupun pskomotork) terjad penngkatan skap afektf dan pskomotork dalam setap pertemuannya, hal n dsebabkan semakn serng model pembelajaran berbass masalah n dterapkan, maka sswa pun akan semakn terbasa dengan model pembelajaran tersebut dan lebh memaham cara pembelajaran berbass masalah tu, sehngga mampu menngkatkan skap pskomotork maupun afektf sswa. Sesua dengan apa yang dakatan Arends (2008), Model PBL n tdak rumt,dan mudah untuk menangkap de-de dasar yang terkat dengan model n. Akan tetap, pelaksanaan efektf model n lebh sult. Sehngga, model n membutuhkan banyak lathan dan mengharuskan untuk mengambl keputusan-keputusan tertentu selama perencanaan dan pelaksanaannya. Pembahasan Berdasarkan data peneltan dapat dlhat pada kelas eksprmen yang dajar dengan menggunakan model pembelajaran berbass masalah

6 dperoleh hasl nla rata-rata pretestnya 17,70 sedangkan nla ratarata postest adalah 61,77. Sedangkan pada kelas kontrol yang dajar dengan menggunakan pembelajaran konvensonal dperoleh hasl nla ratarata pretestnya 18,28 sedangkan nla rata-rata postest adalah 49,75. Penngkatan hasl belajar sswa dkelas ekspermen n dkarenakan pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbass masalah menggunakan meda mnd map, dmana meda mnd map tersebut bers berbaga masalah yang berkatan dalam kehdupan sehar-har sesua mater pembelajaran dan sswa dtuntut untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah tersebut dan menemukan sendr nformas yang berkatan dengan masalah. Dbandngkan dengan pembelajaran konvensonal, sswa belajar lebh banyak mendengarkan penjelasan d depan kelas dan melaksanakan tugas jka dberkan lathan soal-soal kepada sswa. Sstem konvensonal pengajaran yang dlakukan dalam proses belajar mengajar yatu dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pada pertemuan terakhr guru memberkan demonstras, sehngga sswa pun merasa bosan, pasf dan mudah cepat lupa. Penelt menyampakan masalah dengan menggunakan meda mnd map yang mampu dapat menark perhatan sswa dan membangktkan mnat sswa untuk menyelesakan permasalahan. Mnd map dapat dapat dpaka sswa untuk memetakan soal dengan bertahap dalam memaham serta menyelesakan soal dengan benar (Sutran, 2011). Mnd map yang dgunakan berskan permasalahanpermasalahan yang dapat dambl d dalam kehdupan sehar-har mengena mater pembelajaran. Mnd map tersebut dmula dar cabang-cabang permasalahan d dalam kehdupan sehar-har. Cabang selanjutnya merupakan solus permasalah tersebut. Maka, sswa dtuntut untuk mengetahu jawaban sendr dar cabang permasalahan dan mencocokan jawaban sswa tersebut dar cabang solus mnd map. Hasl belajar afektf dan pskomotork pada kelas ekspermen d pertemuan pertama sswa tdak begtu aktf, hal n dkarenakan sswa mash belum terbasa dan kurang memaham proses pembelajaran yang berbeda dar sebelumnya. Kemudan pada pertemuan kedua dan ketga mengalam penngkatan, karena sswa mula terbasa dengan pembelajaran berbass masalah. Hal n dsebabkan semakn serng model pembelajaran berbass masalah n dterapkan,maka sswa pun akan semakn terbasa dengan model pembelajaran tersebut dan lebh memaham cara pembelajaran berbass masalah tu, sehngga mampu menngkatkan skap pskomotork maupun afektf sswa. Sedangkan pada kelas kontrol hasl belajar afektf juga mengalam penngkatan dalam setap pertemuannya, namun perkembangannya tdak sebesar perkembangan pada kelas ekspermen. Karena, pada kelas kontrol hanya menerma nformas dan tdak terlbat langsung dalam pembelajaran sehngga sswanya cenderung pasf. Model pembelajaran berbass masalah dapat memberkan kesempatan pada sswa bereksploras mengumpulkan dan menganalss data untuk memecahkan masalah, sehngga sswa mampu untuk berpkr kreatf, menyampakan pendapat (krts), memlk rasa ngn tahu dalam menemukan alternatf pemecahan masalah dengan berbantukan meda 110

7 mnd map yang menjelaskan matermater yang dmula dar pusat permasalahan yang terjad ddalam lngkungan sswa. Maka Sswa dalam hal n aktf dan antusas untuk bekerja sama dengan teman satu kelompok dalam menyelesakan masalah yang telah dberkan oleh penelt. Pada tahap orentas sswa pada masalah (pertama), penelt memotvas sswa dengan memberkan tujuan pembelajaran yang akan dcapa oleh sswa dan pada tahap n penelt memberkan masalah kepada sswa dengan memberkan pertanyaan sederhana yang berbeda ddalam kehdupan sehar-har sswa. Pada tahap mengorgansas sswa untuk belajar (kedua), penelt memberkan mater pelajaran dengan bantuan meda mnd map yang dpelajar kemudan membentuk kelompokkelompok belajar dan melakukan percobaan (ekspermen). Pada tahap penyeldkan ndvdual maupun kelompok (ketga), penelt membmbng setap sswa untuk mengumpulkan nformas untuk memecahkan masalah, dan melakukan percobaan (ekspermen). Dengan demkan sswa dapat menngkatkan kompetens kerja lmah sswa (Tka, 2008). Pada tahap mengembangkan dan mempresentaskan artefak dan exhbt (keempat), penelt membantu setap kelompok menyelesakan dan menjawab semua permasalahan yang ada, serta mempersentaskan hasl dskus kelompok yang sudah dsapkan, kemudan kelompok yang lan dberkan kesempatan memberkan pendapat atau masukan. Pada tahap menganalss dan mengevaluas proses mengatas masalah (kelma), penelt membantu sswa dalam mengkaj ulang pemecahan masalah sesua dengan tujuan pembelajaran dan memberkan 111 penguatan pada pemecahan masalah tersebut dan pada tahap n penelt membuat tes evaluas untuk mengetahu pemahaman sswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan Berdasarkan hasl analss dan uj statstk maka dsmpulkan hasl belajar fska menggunakan model pembelajaran berbass masalah dengan menggunakan meda mnd map pada mater cahaya kelas VIII d SMP Neger 1 Panta Cermn T.P 2013/2014 rata-rata pretes sebesar 17,70 dan setelah dberkan perlakuan rata-rata postes sswa sebesar 61,77. Sedangkan pembelajaran secara Konvensonal sebelum dberkan perlakuan rata-rata pretes sebesar 18,28 dan setelah dberkan perlakuan rata-rata postes sswa sebesar 49,75. Saran Penelt menyarankan bag penelt selanjutnya ketka melakukan praktkum d lab ddampng oleh laboran agar pelaksanaan praktkum dapat dlakukan dengan bak. DAFTAR PUSTAKA Arends, (2008), Learnng to teach, Penerbt Pustaka Pelajar, Yogyakarta Kharda, (2009), Penerapan Model Pembelajaran Berbass Masalah Untuk Penngkatan Hasl Belajar Sswa Pada Pokok Bahasan Elaststas Bahan, Jurnal Penddkan Fska Indonesa 5:83-89 Pdarta, (2009), Landasan Kependdkan, Rneka Cpta, Jakarta

8 Rstasar, (2012), Model Pembelajaran Solvng Dengan Mnd Mappng Terhadap Kemampuan Berpkr Krts Sswa, Unnes Journal Of Bology Educaton 1 (3) Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, Rajawal Press, Jakarta Saputr, (2013), Pembelajaran Berbass Masalah Berorentas Keteramplan Proses Pada Pembelajaran Fska D SMP, Jurnal Pembelajaran Fska Sutran, (2011), Penerapan Metode Mnd Mappng Dalam Menngkatkan Kemampuan Mengerjakan Soal Certa Blangan Pecahan, jurnal Penabur No.16 Tka, (2008), Penerapan Problem Based Learnng Berorentas Penlaan Knerja Dalam Pembelajaran Fska Untuk Menngkatkan Kompetens Kerja Ilmah Sswa, Jurnal Penddkan Dan Pengajaran UNDIKSHA No.3 Tranto, (2009), Mendesan Model Pembelajaran Inovatf- Progresf:Konsep, Landasan dan mplementasnya pada Kurkulum Tngkat Satuan Penddkan, Penerbt Kencana, Jakarta 112

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA Oleh: Ftr Yent, Helendra, Sska Nerta Program Stud Penddkan Bolog, (STKIP) PGRI Sekolah Tngg Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMK KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nngrum Penddkan Ekonom FKIP Unverstas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV

KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV Azura, Budman Tampubolon, Suryan Program Stud Penddkan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN emal: azura_pgsd@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatve Integrated Readng and Composton (CIRC)Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VII (Stud Kasus : SMP Neger 4 Sngaraja)

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) BERBASIS METODE RESITASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.1 SMPN 1 PRAYA BARAT PADA MATERI POKOK KUBUS

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING PENERAPAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN DI PAPAN TULIS DIIRINGI LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP N 3 PARIAMAN Elsa Ftra

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ERLY HERLIANA F37008033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR PERMAIAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GORONTALO

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR PERMAIAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GORONTALO JURNAL PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR PERMAIAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GORONTALO Ruslan S. Aljuana 1), Harad Sad ), Ruslan 3) 1 FIKK,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT KELAS I SDN JAMBEAN 03 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011

Lebih terperinci

UNIMED ISBN:

UNIMED ISBN: UNIMED EMNATIKA PERBEDAAN HAIL BELAJAR IWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR HARE (TP) DAN TIPE TUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVIION (TAD) PADA MATERI RELAI DAN FUNGI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Vol. 8 No. Jun 016 Halaman 03-09 http://dx.do.org/10.0/jp.016.v8.178 Webste: ejournal.stkp-pgr-sumbar.ac.d/ndex.php/ /pelang PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMK Mra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI

PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :16 PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI Komang Sabda Kusumantara 1), Gede

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA Oleh: Ferna Agustn, Shat Harles Saputr UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

Abstract Key Word: Inquiry Approach, Students, The Ability to Think Logically. Abstrak

Abstract Key Word: Inquiry Approach, Students, The Ability to Think Logically. Abstrak Pembelajaran Fska untuk Menngkatkan Kemampuan Berpkr Logs Peserta Ddk Kelas X Sma Neger 3 Makassar PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS PESERTA

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Explct Instructon Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VIII (Stud Kasus: SMP Neger 3 Sngaraja Tahun Ajaran 2012/2013) Putu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo Jurnal Publkas Penddkan http://ojs.unm.ac.d/ndex.php/pubpend Volume 7 Nomor 3, Oktober 2017 p-issn 2088-2092 e-issn 2548-6721 Submtted : 19/09/2017 Revewed : 28/09/2017 Accepted : 09/10/2017 Publshed :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN Putr Dana Amrta, M. Arfuddn Jamal, Msbah Program Stud

Lebih terperinci

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA ARTIKEL PENELITIAN Oleh SULINDA NIM. F37008001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci