PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA"

Transkripsi

1 PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA ARTIKEL PENELITIAN Oleh SULINDA NIM. F PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 01

2 PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA SULINDA NIM. F Dsetuju, Pembmbng I Pembmbng II Drs. H. Ngatyo, M.Pd Dra. Hj. Nursyamsar T NIP NIP Dsahkan, Dekan Ketua Jurusan Penddkan Dasar Dr. Aswand Drs. H. Mardjo Abdul Hasjmy, M.S NIP NIP

3 PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA Sulnda, Ngatyo, Nursyamsar PGSD, FKIP Unverstas Tanjungpura, Pontanak emal: Abstract : The nfluence of cooperatve learnng technque STAD to study result of fourth grader student n SDN 01Rasau Jaya. The purpose of ths research s to know nfluence of cooperatve learnng technque STAD to study result of fourth grader student n SDN 01Rasau Jaya. The research method used experment method. The research type s vson research. Based on statstc calculaton from result average of control class post-test s 6,74 and the result average of experment class s 80,39 obtaned t test s 5,371 and t table s 1,998 that s mean t test (5,371) > t table (1,998) that s why Ha receved. From the effect sze calculaton s 1,4 that s mean hgh crtera. In ths case was study wth usng cooperatve learnng technque STAD gve bg nfluence of study result of fourth grader student n SDN 01 Rasau Jaya. Key word: nfluence, cooperatve learnng, STAD, study result. Abstrak: Pengaruh Cooperatve Learnng Teknk STAD Terhadap Hasl Belajar Kelas IV SDN 01 Rasau Jaya. Peneltan n bertujuan untuk mengetahu pengaruh cooperatve learnng teknk STAD terhadap hasl belajar sswa kelas IV SDN 01 Rasau Jaya. Metode peneltan yang dgunakan adalah metode ekspermen dengan bentuk peneltannya ekspermen semu. Berdasarkan perhtungan statstk dar rata-rata hasl post-test kelas kontrol sebesar 6,74 dan rata-rata hasl post-test kelas ekspermen sebesar 80,39 dperoleh t htung sebesar 5,371 dan t tabel sebesar 1,998, yang berart t htung (5,371) > t tabel (1,998), dengan demkan maka Ha dterma. Dan perhtungan effect sze, dperoleh sebesar 1,4 berart termasuk krtera tngg. Hal n berart pembelajaran dengan cooperatve learnng teknk STAD member pengaruh yang besar terhadap hasl belajar sswa kelas IV SDN 01 Rasau Jaya. Kata Kunc: pengaruh, cooperatve learnng, STAD, hasl belajar

4 Pembelajaran secara tekns dapat dartkan sebaga upaya sstematk untuk mencptakan lngkungan belajar yang potensal sehngga menghaslkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potens ndvdu sebaga peserta ddk. Kegatan dalam proses pembelajaran merupakan tonggak utama keberhaslan belajar karena dar kegatan pembelajaran tercermn pengalaman belajar yang akan dmlk oleh peserta ddk sehngga kebermaknaan dalam pembelajaran dmlk oleh sswa. Sswa adalah salah satu komponen manusaw yang menempat poss sentral dalam proses belajar mengajar. D dalam proses belajar mengajar, sswa sebaga phak yang ngn merah cta-cta, memlk tujuan dan kemudan ngn mencapanya secara optmal. Sehngga yang menjad perhatan adalah bagamana keadaan dan kemampuannya baru kemudan menentukan komponen yang dperlukan. Kegagalan penddk dalam menyampakan mater ajar bukan karena guru kurang menguasa bahan, tetap karena guru tdak tahu bagamana cara menyampakan mater pelajaran tersebut dengan bak dan tepat sehngga peserta ddk dapat belajar dengan suasana menyenangkan dan juga mengaskkan.untuk mencapa tujuan penddkan nasonal yang telah datur dalam Undang-undang tentang sstem penddkan nasonal, maka perlu dlakukan proses pembelajaran yang bermakna bag sswa. Proses belajar yang dmaksud adalah nteraks peserta ddk, penddk, sumber belajar dan lngkungan belajar. Menurut Suparno (dalam Isjon, 011 : 35 ) pembelajaran yang bermakna adalah suatu proses pembelajaran dmana nformas baru dhubungkan dengan struktur pengertan yang sudah dmlk oleh seseorang yang sedang dalam proses pembelajaran. Dalam BSNP (006:575), Ilmu Pengetahuan Sosal (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang dberkan mula dar SD. Ilmu pengetahuan sosal mengkaj seperangkat perstwa, fakta, konsep, dan generalsas yang berkatan dengan su sosal. Menurut Etn Solhatn dan Raharjo (007:15) pada dasarnya tujuan dar penddkan IPS adalah untuk menddk dan member bekal kemampuan sswa untuk mengembangkan dr sesua bakat, mnat dan kemampuan dan lngkungannya serta berbaga bekal bag sswa untuk mendapatkan penddkan ke jenjang yang lebh tngg. Berdasarkan hasl observas tanggal 8 November 011 yang dlakukan penelt dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal d kelas IV SDN 01 Rasau Jaya dketahu bahwa pembelajaran yang berlangsung tdaklah sama sepert harapan pembelajaran IPS sesua dengan tujuan pembelajaran IPS tu sendr yatu lebh menekankan pada aspek pengetahuan, berpusat pada guru, mengarahkan bahan berupa nformas yang tdak mengembangkan berpkr serta hanya membentuk budaya menghafal dan bukan berpkr krts. Pembelajaran kooperatf mampu membelajarkan dr dan kehdupan sswa bak dkelas maupun d luar kelas. Hal pokok dalam pembelajaran kooperatf adalah tanggung jawab ndvdu sekalgus kelompok sehngga dalam dr sswa terbentuk skap ketergantungan postf yang menjadkan kerja kelompok berjalan optmal, hal tersebut tentunya mengacu pada tga konsep sentral yang menjad karakterstk kooperatf yang d ungkapkan oleh Robert E. Slavn (dalam Narulta Yusron, 010: 81) yatu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban ndvdu, dan kesempatan yang sama untuk berhasl. Keadaan n mendorong sswa dalam

5 kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampa selesanya tugas-tugas ndvdu dan kelompok. Pembelajaran kooperatf teknk Student Team Achevement Dvson/ STAD merupakan jens pembelajaran kooperatf yang menekankan pada adanya aktvtas dan nteraks dantara sswa untuk salng memotvas dan salng membantu dalam menguasa mater guna mencapa prestas belajar yang maksmal. Dengan menggunakan model n dharapkan sswa dalam proses pembelajaran, dapat berpkr secara krts dan mampu memecahkan persoalan atau masalah dalam mater pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal khususnya, sehngga sswa memperoleh hasl belajar yang optmal. Dar latar belakang datas maka penelt tertark untuk melakukan peneltan mengena Pengaruh Model Cooperatve Learnng Teknk STAD Terhadap Hasl Belajar Sswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal Kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya. Tujuan dar peneltan n adalah (1)Rata-rata hasl belajar sswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal d kelas IV SDN 01 Rasau Jayatanpa menggunakan model Cooperatve Learnng teknk STAD, ()Rata-rata hasl belajar sswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal d kelas IV SDN 01 Rasau Jayadengan menggunakan model Cooperatve Learnng teknk STAD, (3)Perbedaan hasl belajar sswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal d kelas IV SDN 01 Rasau Jaya dengan menggunakan model Cooperatve Learnng teknk STAD dan tanpa menggunakan model Cooperatve Learnng teknk STAD, (4)Besarnya pengaruh penggunaan model Cooperatve Learnng teknk STAD terhadap hasl belajar sswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal d kelas IV SDN 01 Rasau Jaya. Menurut Joyce (dalam Tranto, 007:) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang dgunakan sebaga pedoman dalam merencanakan pembelajaran ddalam kelas atau pembelajaran dalam tutoral dan untuk menentukan perangkat-parangkat pembelajaran.robert E. Slavn (dalam Nur Asma, 006:11) menyatakan, Cooperatve learnng methods share the dea that student work together to learn and are responsble for ther teammates as well as ther own. Nur Asma (006:1) Pembelajaran kooperatf menekankan kerjasama antara sswa dalam kelompok. Tujuan pembelajarankooperatf menurut Isjon(011:1) adalah agar peserta ddk dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara salng mengharga pendapat dan memberkan kesempatan kepada orang lan untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampakan pendapat mereka secara berkelompok. Roger dan Davd Johnson (dalam Anta Le, 010:31 )mengatakan bahwa Cooperatve Learnng, memlk lma unsur model pembelajaran gotong royong yatu : (1) salng ketergantungan postf, () tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunkas antar anggota, (5) evaluas proses kelompok. Robert E. Slavn (dalam Narulta Yusron, 010:11) menyatakan bahwa Student Team Achevement Dvsons (STAD) adalah salah satu tpe pembelajaran kooperatf yang palng sederhana. Sswa dtempatkan dalam tm belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tngkat knerjanya, jens kelamn dan suku.

6 Kooperatf tpe STAD mempunya beberapa keunggulan menurut Davdson (dalam Nur Asma, 006:6) dantaranya sebaga berkut: (a) Menngkatkan kecakapan ndvdu, (b) Menngkatkan kecakapan kelompok, (c) Menngkatkan komtmen, (d) Menghlangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya, (e) Tdak bersfat kompettf, (f) Tdak memlk rasa dendam. Kelemahan pembelajajaran kooperatf teknk STAD Menurut Robert E. Slavn (dalam Nur Asma, 006:7)yatu: (a) Konstrbus dar sswa berprestas rendah menjad kurang, (b) Sswa berprestas tngg akan lebh domnan. Menurut Asep Jhad dan Abdul Hars (009:1) menyatakan belajar adalah kegatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jens dan jenjang penddkan. Menurut Syaful Bahr Djamarah (010:38) belajar adalah perubahan yang terjad d dalam dr seseorang setelah berakhrnya melakukan aktvtas belajar. Nana Sudjana(011:) menyatakan haslbelajarsswaadalah kemampuanyang dmlksswa setelahamenerma pengalaman belajar. Jad dapat dsmpulkan bahwahasl belajarsswa merupakankemampuanyang harus dmlk oleh sswasetelahmenermapengalaman dalam suatu kegatan belajar. METODE Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Menurut Hadar Nawaw (01: 88), Metode ekspermen adalah prosedur peneltan yang dlakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akbat dua varabel atau lebh, dengan mengendalkan pengaruh varabel yang lan. Dalam peneltan n, penelt menggunakan bentuk peneltan Ekspermen Semu/Berpura-pura (Quasy Experment) karena peneltan n tdak mungkn sepenuhnya dapat mengontrol varabel-varabel luar yang mempengaruh pelaksanaan ekspermen. Sedangkan rancangan ekspermen yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah Nonequvalent Control Group Desgn. Menurut Suharsm Arkunto (010:173) menyatakan populas adalah keseluruhan subjek peneltan.populas dalam peneltan n adalah sswa kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya yang terdr dar dua kelas yatu kelas IV A dan kelas IV B tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 67 orang. Menurut Hadar Nawaw (01: 15), Sampel adalah sebagan dar populas untuk mewakl seluruh populas, sebagan ndvdu yang dseldk, ataupun sebagan yang dambl dar populas dengan menggunakan cara-cara tertentu. Teknk pengamblan sampel dalam peneltan n yatu teknk non probablty samplng dengan jens sampel bertujuan atau purposve samplng. Suharsm Arkunto (010: 183) menjelaskan bahwa sampel bertujuan atau purposve sample dlakukan dengan cara mengambl subjek bukan ddasarkan atas strata, random atau daerah tetap ddasarkan atas adanya tujuan tertentu. Sehngga sampel yang dgunakan dalam peneltan n adalah sampel populas yatu kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya yang berjumlah 67 orang yang terdr dar 33 orang kelas IV A dan 34 orang kelas IV B.Sedangkan dalam penentuan kelas yang akan dgunakan penelt dalam peneltan ekspermen n, yatu kelas ekspermen dan kelas kontrol, penelt menggunakan teknk probablty samplngdengan jens

7 smple random samplng. Dalam peneltan n, kelas IV A sebaga kelas ekspermen dan kelas IV B sebaga kelas kontrol. Teknk pengumpulan data yang dgunakan adalah teknk pengukuran. Menurut Hadar Nawaw, (01:101)Teknk pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang bersfat kuanttatf untuk mengetahu tngkat atau derajat aspek tertentu dbandngkan dengan norma tertentu pula sebaga satuan ukur yang relevan.pengukuran yang dmaksud dalam peneltan n adalah pengumpulan data dengan menggunakan tes yang dlakukan sebelum dan sesudah dberkan pembelajaran dengan model Cooperatve Learnng teknk STADpada kelas ekspermen serta pembelajaran yang tdak dajarkan dengan model Cooperatve Learnng teknk STAD d kelas kontrol. Alat pengumpul data dsesuakan dengan teknk pengumpul data yang dgunakan. Oleh karena teknk pengumpul data yang dgunakan adalah teknk pengukuran, maka alat pengumpul data yang sesua dgunakan adalah tes. Agar alat pengumpul data dapat dgunakan sebaga alat pengumpul data yang objektf dan mampu menguj hpotesa penelt, maka dperlukan analss terhadap alat pengumpul data yatu (1) valdtas, () relabltas, (3) tngkat kesukaran, (4) daya pembeda. Untuk menjawab hpotess peneltan yang telah drumuskan bahwa terdapat pengaruh model Cooperatve Learnng teknk STAD terhadap hasl belajar sswa pada pembelajaran IPS kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya, maka data hasl pre-test dan post-test dolah menurut langkah-langkah sebaga berkut: Untuk menjawab sub masalah pada nomor 1yatu berapa rata-rata hasl belajar sswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal d kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya tanpa menggunakan model Cooperatve Learnng teknk STAD, maka dgunakan rumus rata-rata htung tes hasl belajar menurut Sugyono (010: 54) sebaga berkut: X f Untuk menjawab sub masalah pada nomor yatu berapa rata-rata hasl belajar sswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal d kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya dengan menggunakan model Cooperatve Learnng teknk STAD, maka dgunakan rumus rata-rata htung tes hasl belajar menurut Sugyono (010: 54) sebaga berkut: Untuk menjawab sub masalah pada nomor 3 yatu perbedaan hasl belajar sswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal d kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya dengan menggunakan model Cooperatve Learnng teknk STAD dan tanpa menggunakan model Cooperatve Learnng teknk STAD, maka akan dgunakan rumus t-test dengan menghtung skor hasl belajar sswa X f X f f X

8 pada pembelajaran IPS d kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya dar setap jawaban pre-test dan post-test pada kelas kontrol dan kelas ekspermen. Kemudan menghtung rata-rata X hasl pre-test dan post-test pada kelas ekspermen dan kelas kontrol. X f f X (Sugyono, 010: 54) Menghtung Standar Devas (SD) hasl pre-test dan post-test pada kelas ekspermen dan kelas kontrol. f X X SD n 1 (Sugyono: 010: 58) Menghtung uj normaltas data. Menurut Subana, Moersetyo Rahad, dan Sudrajat (000: 14), uj Ch-kuadrat dapat dhtung dengan rumus χ O E = E Karena data hasl perhtungan uj normaltas pre-test dan post-test sswa berdstrbus normal maka dlanjutkan dengan perhtungan uj homogentas varansnya, yatu dengan rumus: s b s k F (Burhan Nurgyantoro, Gunawan, dan Marzuk, 004: 16) Karena data sudah dkatakan berdstrbus normal dan homogen, maka dlanjutkan dengan pengujan t-test (Sugyono, 011: ), dengan menggunakan rumus Polled Varans t n 1s n n n 1 Kemudan melakukan pengujan dengan taraf sgnfkan 5%, yatu jka (1) Nla t htung < t tabel maka hpotess alternatf (Ha) dtolak, () Nla t htung > t tabel maka hpotess alternatf (Ha) dterma. Untuk menjawab sub masalah 4 yatu besarnya pengaruh model Cooperatve Learnng teknk STAD terhadap hasl belajar sswa pada pembelajaran IPS d kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya, maka dgunakan rumus effect sze. Rumus effect sze dar Jacob Cohen (dalam Endang Mulyatnngsh, 011: ) sebaga berkut: Ye Yc ES Sc x x s 1 1 n1 n

9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasl Peneltan n bertujuan untuk mengetahu pengaruh model cooperatve learnng teknk STAD dan besarnya pengaruh model cooperatve learnng teknk STAD terhadap hasl belajar sswa pada pembelajaran IPS d kelas IV Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya. Jumlah sampel dalam peneltan n adalah 67 orang dengan rncan 33 orang d kelas IVA sebaga kelas ekspermen dan 34 orang d kelas IVB sebaga kelas kontrol. Dar sampel tersebut dperoleh data skor pre-test dan post-test sswa (lhat d lampran 4.3 dan 4.4 halaman ) yang melput: (1) Skor hasl tes sswa pada kelas kontrol yatu pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensonal / ceramah. () Skor hasl tes sswa pada kelas ekspermen yatu pembelajaran dengan menggunakan model cooperatve learnng teknk STAD. Adapun data skor pre-test dan post-test sswa yang telah dolah dapat dlhat pada tabel berkut n: Hasl pengolahan nla pre-test dan post-test sswa Keterangan Kelas Kontrol Kelas Ekspermen Pre-test Post-test Pre-test Post-test Rata-rata ( X ) 47,3 6,74 5,03 80,39 Standar Devas (SD) 13,49 14,4 14,5 10,66 Uj Normaltas (X ) 6,14 4,0815 5,1364 6,1564 Pre-test Post-test Uj Homogentas (F) 1,1 1,78 Uj Hpotess (t) 1,389 5,371 Pembahasan Dar tabel datas dapat dketahu bahwa: (1) Rata-rata nla pre-test sswa kelas kontrol adalah 47,3 dan rata-rata nla post-test sswa kelas kontrol adalah 6,74, () Rata-rata nla pre-test sswa kelas ekspermen adalah 5,03 dan ratarata nla post-test sswa kelas ekspermen adalah 80,39. Dengan demkan, hasl belajar sswa dengan model cooperatve learnng teknk STAD lebh tngg dar hasl belajar sswa yang tdak dajarkan dengan model cooperatve learnng teknk STAD. Namun secara keseluruhan hasl belajar sswa mengalam penngkatan. Untuk mengetahu kemampuan awal sswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosal, maka data hasl rata-rata dan standar devas pre-test kedua kelas dapat danalss dengan menggunakan statstk parametrk, yang mana data setap varabel yang akan danalss harus berdstrbus normal. Hasl uj normaltas skor pre-test kelas kontrol dperoleh X htung sebesar 6,14 sedangkan uj normaltas skor pre-test kelas ekspermen dperoleh X htung sebesar5,1364 dengan X tabel (α = 5% dan dk = banyaknya kelas 3 = 6 3 = 3) sebesar 7,815. Karena X htungskor pre-test kelas kontrol dan kelas ekspermen< X tabel, maka data hasl pre-test kelas kontrol dan kelas ekspermen berdstrbus

10 normal. Karena hasl pre-test kedua kelas berdstrbus normal, maka dlanjutkan dengan menentukan homogentas data pre-test. Uj homogentas data pre-test untuk kelas kontrol dan kelas ekspermen dperoleh F htung sebesar 1,1 dan F tabel (α = 5%, dk pemblang = 3, dk penyebut = 33) sebesar 1,80. Sehngga dperoleh F htung (1,1) < F tabel (1,80), maka data dnyatakan homogen (tdak berbeda secara sgnfkan). Karena data pre-test tersebut homogen, maka dlanjutkan dengan uj hpotess (uj-t). Berdasarkan perhtungan uj-t menggunakan rumus polled varansdperoleh t htung sebesar 1,389 dan t tabel (α = 5% dan dk = n 1 + n = = 65) sebesar 1,998. Karena t htung (1,389) < t tabel (1,998), dengan demkan maka Ho dterma. Jad, dapat dsmpulkan bahwa tdak terdapat perbedaan hasl pre-test sswa d kelas kontrol dan d kelas ekspermen. Sehngga, antara kelas ekspermen dan kelas kontrol mempunya kemampuan relatf sama.karena tdak terdapat perbedaan kemampuan awal sswa pada kedua kelas tersebut, maka dberkan perlakuan yang berbeda. Pada kelas kontrol, dlakukan pembelajaran konvensonal, sedangkan pada kelas ekspermen dlakukan pembelajaran dengan model cooperatve learnng teknk STAD. dakhr perlakuan, masng-masng kelas dber post-test untuk melhat apakah terdapat perbedaan hasl belajar sswa akbat perlakuan yang dberkan tersebut. Untuk mengetahu kemampuan sswa setelah dber perlakuan pada pembelajaran IPS, maka data hasl rata-rata dan standar devas post-test kedua kelas dapat danalss dengan menggunakan statstk parametrk, yang mana data setap varabel yang akan danalss harus berdstrbus normal. Hasl uj normaltas skor post-test kelas kontrol dperoleh X htung sebesar 4,0815 sedangkan uj normaltas skor post-test kelas ekspermen dperoleh X htung sebesar6,1564 dengan X tabel (α = 5% dan dk = banyaknya kelas 3 = 6 3 = 3) sebesar 7,815. Karena X htungskor post-test kelas kontrol dan kelas ekspermen < X tabel, maka data hasl post-test berdstrbus normal. Karena hasl post-test kedua kelas berdstrbus normal, maka dlanjutkan dengan menentukan homogentas data post-test. Dar uj homogentas data post-test dperoleh F htung sebesar 1,78 dan F tabel (α = 5%, dk pemblang = 3, dk penyebut = 33) sebesar 1,80. Sehngga dperoleh F htung (1,78) < F tabel (1,80), maka data dnyatakan homogen (tdak berbeda secara sgnfkan). Karena data post-test tersebut homogen, maka dlanjutkan dengan uj hpotess (uj-t). Berdasarkan perhtungan uj-t menggunakan rumus polled varans, dperoleh t htung sebesar 5,371 dan t tabel (α = 5% dan dk = n 1 + n = = 65) sebesar 1,998. Karena t htung (5,371) > t tabel (1,998), dengan demkan maka Ha dterma. Jad, dapat dsmpulkan bahwa terdapat perbedaan hasl post-test sswa d kelas kontrol dan d kelas ekspermen. Untuk mengetahu besarnya pengaruh pembelajaran dengan model cooperatve learnng teknk STAD terhadap hasl belajar sswa, dhtung dengan menggunakan rumus effect sze. Dar perhtungan effect sze dperoleh ES sebesar 1,4 dan dkategorkan effect sze dengan krtera tngg yatu ES > 0,8.Berdasarkan perhtungan effect sze tersebut dapat dsmpulkan bahwa model

11 cooperatve learnng teknk STAD memberkan pengaruh yang besar terhadap tnggnya hasl belajar sswa d kelas IV SDN 01 Rasau Jaya. Kelas yang djadkan kelas kontrol dalam peneltan n adalah kelas IV B Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya tahun ajaran 01/013. Sampel d kelas kontrol n berjumlah 34 orang. Proses pembelajaran d kelas kontrol sebanyak tga pertemuan, setap pertemuan berlangsung selama x 35 ment dengan menggunakan metode konvensonal. Pembelajaran dlakukan oleh guru, sedangkan penelt sebaga observer atau pengamat. Pada pertemuan pertama, guru memperkenalkan sswa dengan meda yang dsedakan berupa slde show yang menunjang pembelajaran. Selama kegatan pembelajaran berlangsung, sebagan besar sswa mengkut pembelajaran dengan tertb. Berdasarkan hasl belajar yang dperoleh pada pertemuan pertama, ada beberapa sswa yang tdak mengalam penngkatan hasl belajar setelah dberkan perlakuan. Dalam hal n, guru telah mengngatkan mereka untuk lebh serus dalam belajar. Untuk pertemuan kedua dan ketga, setap awal pembelajaran sswa dmnta menyebutkan atau mengngat kembal pembelajaran yang lalu. Hal n dlakukan agar mereka mengetahu atau memaham keterkatan antar mater yang dpelajar. Pada pembelajaran n, penguasaan kelas terlaksana dengan bak dan sswa dapat memaham karena hanya meda saja yang d ubah agar lebh menark dan sesua dengan perkembangan. Sedangkan kelas yang djadkan kelas ekspermen dalam peneltan n adalah kelas IV A Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya tahun ajaran 01/013. Sampel d kelas ekspermen berjumlah 33 orang. Proses pembelajaran d kelas ekspermen dlakukan sebanyak tga pertemuan, setap pertemuan berlangsung selama x 35 ment dengan menggunakan model cooperatve learnng teknk STAD. Pembelajaran dlakukan oleh guru, sedangkan penelt sebaga observer atau pengamat. Secara umum, pembelajaran dengan model cooperatve learnng teknk STAD berlangsung dengan bak. Walaupun dengan model cooperatve learnng teknk STAD merupakan metode belajar yang baru bag sswa d Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya, namun sswa dapat mengkut pembelajaran dengan aktf dan semua tahap pembelajaran dlaksanakan dengan lancar. Hal tersebut tampak dengan antusasnya sswa mengkut pembelajaran serta keserusan sswa membelajarkan teman dalam satu kelompok yang belum mengert tentang mater yang dpelajar. Pada pertemuan pertama, guru mengngatkan sswa untuk bekerja dalam satu tm belajar yang telah dbuat serta langkah pembelajaran dengan teknk STAD tu sendr. Meskpun cukup asng dengan model belajar yang dgunakan namun sswa sangat bersemangat untuk belajar bersama. Pada pertemuan kedua dan ketga, pembelajaran terasa lebh menantang bag sswa. Hal tersebut terlhat dar sswa yang telah belajar terlebh dahulu dar rumah untuk bsa menjad top team dan mampu membelajarkan teman yang kurang paham. Berdasarkan perhtungan rata-rata hasl belajar sswa antara kelas kontrol dan kelas ekspermen, terlhat bahwa rata-rata hasl belajar sswa yang dber

12 perlakuan dengan model cooperatve learnng teknk STAD lebh tngg dar ratarata hasl belajar sswa dengan menggunakan metode konvensonal. SIMPULAN DAN SARAN Smpulan Berdasarkan hasl analsa data yang dperoleh dar hasl tes sswa, dapat dsmpulkan bahwa (1) Rata-rata skor hasl belajar sswa kelas IV B Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya (kelas kontrol) pada pembelajaran IPS dengan pembelajaran konvensonal adalah 6,74 dar skor total sebesar 133 dengan standar devas sebesar 14,4. () Rata-rata skor hasl belajar sswa kelas IV A Sekolah Dasar Neger 01 Rasau Jaya (kelas ekspermen) pada pembelajaran IPS dengan model cooperatve learnng teknk STAD adalah 80,39 dar skor total sebesar 653 dengan standar devas sebesar 10,66. (3) Dar hasl belajar sswa (post-test) d kelas kontrol dan kelas ekspermen, terdapat perbedaan skor rata-rata post-test sswa sebesar 17,65 dan berdasarkan pengujan hpotess (uj-t) menggunakan t-tes polled varans dperoleh t htung data post-test sebesar 5,371 dan t tabel (α = 5% dan dk = 65) sebesar 1,998, maka dapat dsmpulkan bahwa Ha dterma. Jad, dapat dsmpulkan bahwa terdapat perbedaan hasl belajar sswa yang dajar dengan model cooperatve learnng teknk STAD (kelas ekspermen) dan data yang dajar secara konvensonal (kelas kontrol). (4) Pembelajaran dengan menggunakan model cooperatve learnng teknk STAD memberkan pengaruh yang besar terhadap tnggnya hasl belajar sswa pada pembelajaran IPS dengan harga effect sze sebesar 1,4 dengan krtera effect sze tergolong tngg. Saran Ada beberapa saran yang dapat penelt sampakan berdasarkan hasl peneltan yatu sebaga berkut (1) Penggunaan model cooperatve learnng teknk STAD memberkan pengaruh yang postf dalam menngkatkan hasl belajar sswa. Untuk tu, dsarankan kepada guru IPS kelas IV untuk tetap menerapkannya dalam pembelajaran IPS. () Bag penelt yang ngn melakukan peneltan lebh lanjut menggunakan model cooperatve learnng teknk STAD untuk mendapatkan smpulan yang lebh meyaknkan, dsarankan untuk membuat varas dalam langkah pembelajaran untuk dapat dkembangkan yang dsesuakan dengan tngkat kemampuan sswa, karakterstk, serta lngkungan belajar sswa. (3) Memberkan angket motvas dan mnat sswa pada model pembelajaran yang dgunakan, sehngga dapat dketahu apakah model pembelajaran tersebut menark motvas dan mnat sswa untuk belajar atau tdak. DAFTAR RUJUKAN Annta Le. (010). Cooperatve Learnng. Jakarta: Grameda. Asep Jhad & Abdul Hars. (009). Evaluas Pembelajaran. Yogyakarta: Mult Pressndo BNSP. (006). Kurkulum Tngkat Satuan Penddkan SD/MI. Jakarta: Departemen Penddkan Nasonal.

13 Burhan Nurgyantoro, Gunawan, dan Marzuk. (004). Statstk Terapan untuk Peneltan Ilmu-Ilmu Sosal. Yogyakarta: Gajah Mada Unversty Press. Endang Mulyatnngsh. (01). Metode Peneltan Terapan Bdang Penddkan. Yogyakarta: Alfabeta Etn Solhatn & Raharjo. (007). Cooperatve Learnng Analss Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bum Aksara Hadar Nawaw. (01). Metode Peneltan Bdang Sosal. Yogyakarta: Gadjah Mada Unversty Press Isjon. (011). Cooperatve Learnng. Pekanbaru: Alfabeta Nana Sudjana. (011). Penlaan Proses Hasl Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Nur Asma. (006). Model Pembelajaran Kooperatf. Jakarta: Depdknas. Robert E. Slavn. (010). Cooperatve Learnng Teor, Rset dan Praktk; (Penterjemah: Narulta Yusron). Bandung: Nusa Meda Subana & Sudrajat. (005). Dasar-Dasar Peneltan lmah. Bandung: Pustaka Seta Sugyono. (009). Metode Peneltan Kuanttatf, Kualtatf dan R & D. Bandung: Alfabeta... (010). Statstka untuk Peneltan. Bandung: Alfabeta Suharsm Arkunto. (010). Prosedur Peneltan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rneka Cpta. Syaful Bahr Djamarah. (010). Strateg Belajar Mengajar. Jakarta: Rneka Cpta. Tranto. (007). Model-Model Pembelajaran Inovatf Berorentas Kontruktvstk. Jakarta: Prestas Pustaka.

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ERLY HERLIANA F37008033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV

KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV Azura, Budman Tampubolon, Suryan Program Stud Penddkan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN emal: azura_pgsd@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PENGARUH KOOPERATIF TEKNIK NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 14 PONTIANAK SELATAN

PENGARUH KOOPERATIF TEKNIK NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 14 PONTIANAK SELATAN PENGARUH KOOPERATIF TEKNIK NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 14 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN Oleh JULIANA NIM. F37008066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

PENGARUH KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 36 PONTIANAK SELATAN

PENGARUH KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 36 PONTIANAK SELATAN PENGARUH KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 36 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN Oleh FITRINA NIM. F3700801 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA KOMIK MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SDN 24 PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA KOMIK MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SDN 24 PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA KOMIK MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SDN 24 PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN Oleh FITRI APRIYANTI NIM. F37008053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENENTUKAN SKALA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENENTUKAN SKALA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENENTUKAN SKALA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh YANTO WINARNO NIM. F37006039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Vol. 8 No. Jun 016 Halaman 03-09 http://dx.do.org/10.0/jp.016.v8.178 Webste: ejournal.stkp-pgr-sumbar.ac.d/ndex.php/ /pelang PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMK Mra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR PERMAIAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GORONTALO

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR PERMAIAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GORONTALO JURNAL PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR PERMAIAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GORONTALO Ruslan S. Aljuana 1), Harad Sad ), Ruslan 3) 1 FIKK,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA Oleh: Ferna Agustn, Shat Harles Saputr UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci