PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI"

Transkripsi

1 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :16 PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI Komang Sabda Kusumantara 1), Gede Sandra Santyadputra ), Nyoman Sughartn 3) 1 Fakultas Teknk dan Kejuruan, Unverstas Penddkan Ganesha emal: sabdakusumantara@gmal.com, gsandras@undksha.ac.d, sughartn@undksha.ac.d Abstrak Tujuan peneltan n untuk mengetahu (1) pengaruh meda pembelajaran E-learnng Schoology terhadap hasl belajar sswa kelas X Admnstras Perkantoran SMK Neger 1 Sngaraja, () hasl belajar yang lebh tngg antara kelompok yang menggunakan meda pembelajaran E-learnng Schoology dengan kelompok yang menggunakan meda pembelejaran konvensonal. Jens peneltan n adalah ekspermen semu dengan rancangan Post Test Only Control Group Desgn. Pengumpulan data dlakukan dengan metode tes plhan ganda untuk mengatur ranah kogntf. Data hasl belajar d analss melalu uj prasyarat yatu uj normaltas dan homogentas dengan hasl kedua kelompok berdstrbus normal dan homogen, dlanjutkan dengan uj hpotess menggunakan uj-t. Hasl thtung 5,5 yang lebh besar dar ttabel 1, menyatakan terdapat perbedaan yang sgnfkan dalam penggunaan meda pembelajaran E- learnng Schoology dan meda pembelajaran konvensonal. Kemudan dlhat dar rata-rata hasl belajar, rata-rata kelas ekspermen adalah 19,33 dan kelas control adalah 16,78 dapat dsmpulkan bahwa meda pembelajaran E-learnng Schoology lebh bak dengan rata-rata hasl belajar yang lebh tngg. Kata kunc: Smulas Dgtal, Anmas Dmens, E-learnng, Schoology, hasl belajar. Abstract The purpose of ths expermental research are to fnd out (1) nfluence E-learnng Schoology on student learnng outcomes n class X Admnstras Perkantoran SMK Neger 1 Sngaraja, () whch learnng outcomes s hgher between groups usng E-learnng Schoology learnng meda wth groups usng conventonal meda. Ths type of research s a quas experment wth Post-test Only Control Group Desgn. Data collecton s dong by multple choce test method to regulate the cogntve doman. Data of learnng outcomes n analyss through prerequste test that s normalty and homogenety test wth result of both group of normal and homogenous dstrbuton, followed by hypothess test usng t-test. Outcome of tcount whch 5,061 s hgher that ttabel whch 1, sad there s sgnfcant nfluence by usng E- learnng Schoology and conventonal meda. Then seen from the average learnng outcomes, The average of the expermental class s 19.8 and the control class s t was concluded that the learnng meda E-learnng Schoology better wth average hgher learnng outcomes. Keywords : Dgtal Smulaton, Dmentona Anmaton, E-learnng, Schoology, learnng outcome. PENDAHULUAN Menurut Hakm (005) belajar adalah suatu proses perubahan dar dalam keprbadan manusa dan perubahan tersebut dtampakkan dalam bentuk penngkatan kualtas dan kuanttas tngkah laku sepert penngkatan kecakapan, pengetahuan, skap, kebasaan, pemahaman, keteramplan, daya pkr, dan lan-lan. Proses belajar memerlukan suatu meda yang dnamakan meda pembelajaran. Menurut Sadman et.al (005) meda pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fkran, perasaan, dan kemauan peserta ddk sehngga dapat mendorong tercptanya proses belajar pada dr peserta ddk. Tanpa meda, komunkas tdak akan terjad dan proses

2 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :17 pembelajaran sebaga proses komunkas juga tdak akan bsa berlangsung secara optmal. Penggunaan meda pembelajaran secara tepat, dan bervaras dapat mengatas skap pasf anak ddk. SMK Neger 1 Sngaraja merupakan satu dar sekan SMK d Kabupaten Buleleng yang telah menggunakan kurkulum 013. Pada semua paket keahlan terdapat mata pelajaran Smulas. Berdasarkan standar s mata pelajaran SMK yang menekankan pada kemandran sswa dan pemberan pengalaman belajar langsung, maka dalam pembelajaran smulas dgtal dperlukan sebuah meda yang dapat mendukung aktvtas sswa dalam mempelajar smulas dgtal sehngga dapat belajar mandr tanpa harus bergantung pada guru mata pelajaran dalam mengembangkan bakat dan potens yang dmlk. Menurut hasl observas dan wawancara pada guru dan sswa kelas X A Admnstras Perkantoran, kelas X B Admnstras Perkantoran, dan kelas X C Admnstras Perkantoran dtemukan beberapa kendala. Adapun kendala yang serng terjad dalam pembelajaran Smulas Dgtal d antaranya: 1) sswa bosan terhadap meda pembejajaran yang dgunakan oleh guru, ) sswa mengngnkan guru menggunakan meda pembelajaran yang lebh bervaras, 3) sswa menyatakan bahwa dengan menggunakan meda pembelajaran sangat berpengaruh terhadap motvas dan hasl belajar sswa, dan 4) sebanyak 80 sswa dar 11 sswa mash mendapatkan nla dbawah Krtera Ketuntasan Mnmal (KKM) yatu 75,00, 5) sswa tdak dapat bernteraks langsung dengan meda pembelajaran. Guru harus memlk kompetens untuk mengembangkan pembelajaran. Berbaga model pembelajaran yang memadukan teknolog berbass web pun mula dkembangkan sepert pembelajaran dengan e-learnng, e-modul ataupun blanded learnng (Sughartn & Agustn, 017). Salah satu menggunakan meda pembelajaran alternatf adalah penggunaan e-learnng. Menurut Ahmad (01) e-learnng adalah sstem atau konsep penddkan yang memanfaatkan teknolog nformas dalam proses belajar mengajar. Terdapat banyak fasltas stus penddkan yang menyedakan wadah pembelajaran yang sesua dengan kemampuan sswa, salah satunya adalah Schoology. Dan (015) mengungkapkan bahwa Schoology merupakan salah satu Learnng Management System (LMS) berbentuk web sosal yang menawarkan pembelajaran sepert d dalam kelas secara grats dan mudah dgunakan Facebook. Schoology memlk layanan berupa catatan kehadran, tes dan kus, pekerjaan rumah, serta Schoology d sedakan dalam bentuk aplkas telepon seluler dengan akses nternet (Apryana, 015). Amnoto (014) menyatakan bahwa membangun e-learnng dengan Schoology juga lebh menguntungkan bla dbandng menggunakan moodle yatu karena tdak memerlukan hostng dan pengelolaan Schoology lebh user frendly. Arawan (014) menyatakan bahwa model pembelajaran SAVI memberkan sswa teknk belajar novatf yatu dengan berlath langsung, mendengarkan, melhat dan memaham s mater pelajaran. Kelebhan model pembelajaran SAVI adalah dengan melbatkan fungs ndera untuk belajar tentu sswa akan lebh paham terhadap mater pelajaran. Pemahaman mater yang lebh bak, akan menngkatkan kemampuan ntelektual sswa sehngga bsa mencapa kompetens nt yang dtentukan. Sejalan dengan peneltan n, Arawan (014) juga mengembangkan modul ajar Anmas Dmens dengan model pembelajaran SAVI yang menyatakan bahwa berdasarkan analss yang dlakukan ddapatkan persentase total respon sswa sebesar 86,59% sehngga jka dkonverskan kedalam krtera penlaan persentase tersebut berada dalam kualfkas bak. Berdasarkan uraan tersebut, maka penuls tertark untuk mencoba menerapkan meda pembelajaran e- learnng Schoology pada mata pelajaran

3 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :18 Smulas Dgtal d SMK Neger 1 Sngaraja menggunakan model pembelajaran SAVI (Somats, Audtor, Vsual, Dan Intelektual) dengan melaksanakan peneltan yang berjudul Pengaruh Penerapan E-learnng Schoology Pokok Bahasan Anmas Terhadap Hasl Belajar Smulas Dgtal Dengan Model Pembelajaran Sav (Somats, Audtor, Vsual, Dan Intelektual) D Kelas X Admnstras Perkantoran Smk Neger 1 Sngaraja. METODE Peneltan n merupakan peneltan Ekspermen. Mengngat tdak semua varabel atau gejala yang muncul dan konds ekspermen dapat datur dan dkontrol secara ketat, maka penleltan n dkategorkan peneltan ekspermen semua (quas experment) (Sugyono, 014). Standar kompetens yang dgunakan dalam peneltan n yatu Anmas Dmens. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X Admnstras Perkantoran d SMK Neger 1 Sngarja Tahun Ajaran 016/017 dan sampel peneltan n yatu kelas X Admnstras Perkantoran B sebaga kelas ekspermen sebanyak 36 sswa, X Admnstras Perkantoran C sebaga kelas kontrol sebanyak 36 sswa. Pada peneltan n dberkan perlakuan yang berbeda terhadap kedua kelas sampel. Kelas ekspermen dberkan perlakuan berupa penerapan meda pembelajaran E-learnng Schoology dengan menggunakan model pembelajaran SAVI (Somats, Audtor, Vsual dan Intelektual) dan kelas kontrol dberkan perlakuan berupa penerapan meda pembelajaran konvensonal. Desan peneltan yang dgunakan adalah posttest only control group desgn. Rancangan n dplh karena selama melakukan ekspermen tdak memungknkan mengubah kelas yang sudah ada. Terdapat varabel dalam peneltan n yatu varabel bebas dan varabel terkat. Varabel bebas terdr dar meda pembelajaran E-learnng Schoology serta verabel terkat adalah hasl belajar. Metode pengumpulan data yang dgunakan pada peneltan n adalah metode tes dengan menggunakan nstrumen objektf berupa soal plhan ganda dengan 5 plhan jawaban. Sebelum menentukan soal-soal yang dgunakan, terlebh dahulu dlakukan uj Valdtas Is dengan menggunakan formula Gregory dengan rumus sebaga berkut. D Valdtas Is = A B C D (1) A = sel yang menunjukkan ketdaksetujuan antara kedua penla B dan C= sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penla D = sel yang menunjukkan persetujuan yang vald Setelah dlakukan uj valdtas s oleh dua judges, ddaptkan nla 1,00 yang tergolong Sangat Tngg. Maka, langkah selanjutnya yang dlakukan adalah uj Valdtas Konstruk dengan rumus sebaga berkut. Y pb = () Y pb = Valdtas butr soals M p =Rerata skor total dar subyek yang menjawab betul butr yang dcar valdtasnya M t = Rerata skor total S t = Standar devas skor total p = Propors sswa yang menjawab benar butr yang dcar valdtasnya q = Propors sswa yang menjawab salah butr yang dcar valdtasnya q= 1 p) Dar uj coba valdtas yang dlakukan pada 50 responden, ddapat 37 butr soal yang vald. Selanjutnya adalah uj Relabltas dengan rumus sebaga berkut. r 11 = ( ) ( ) (3)

4 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :19 r 11 = Relabltas soal S t = Standar devas skor total n = Banyak butr = Propors rata-rata sswa yang menjawab benar untuk semua butr = Propors rata-rata sswa yang menjawab salah untuk semua butr p q Berdasarkan hasl analss relabltas tes hasl belajar Smulas Dgtal sswa dengan menggunakan rumus KR0, ddapatkan angka relabltas sebesar r 11= 0,883 dengan butr tem soal sebanyak 37 dan berkualfkas sangat tngg. Jad nstrumen tersebut layak dan dapat dpercaya untuk dgunakan sebaga alat pengumpulan data. Selanjutnya adalah uj Indeks Daya Beda dengan rumus sebaga berkut. DB = - (4) DB = Indeks daya beda tes Ba = banyak kelompok atas yang menjawab butr dengan benar Ja = banyak peserta kelompok atas Bb = banyak kelompok bawah yang menjawab butr dengan benar Jb = banyak peserta kelompok bawah Berdasarkan hasl analss dperoleh sebanyak 17 butr tes termasuk kategor bak, 16 butr tes termasuk kategor cukup, 4 butr soal termasuk kategor lemah dan tdak ada soal yang memlk kategor sangat bak serta tdak dterma. Langkah selanjutnya adalah menghtung uj Kesukaran Butr dengan rumus sebaga berkut. I = (5) I = Indeks Kesukaran Butr B = Banyaknya sswa yang menjawab butr dengan benar JS = Jumlah sswa yang mengkut tes Berdasarkan hasl uj tngkat kesukaran tes dketahu 37 soal tergolong kategor sedang dan tdak ada soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar dan uj Efektvtas Pengecoh. Krtera pengecoh yang bak adalah apabla pengecoh tersebut dplh oleh palng sedkt 5% dar peserta tes. Berdasarkan hasl uj keefektfan pengecoh dar 37 butr soal, dketahu 9 butr soal memlk pengecoh yang efektf dan 8 butr soal memlk pengecoh yang tdak efektf. Uraan sngkat tentang teknk analss data yang dgunakan pada peneltan n adalah sebaga berkut. 1. Teknk Analss Deskrptf Rumus yang dgunakan untuk menghtung rata-rata, varans dan standar devas adalah sebaga berkut. a. Rata-Rata f x X f (6) X rata rata f b. Varans s x nla _ tengah jumlah_ frekuens f ( x x) n 1 s var ans f x x rata rata n frekuens nla _ tengah jumlah _ sswa c. Standar Devas (7) s s (8) s s tan dar_ devas s var ans

5 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :130 Data skor post-test kemudan dkategorkan sesua dengan pedoman berkut. Tabel 1 Krtera Skor Posttest Rentangan Data Skala Kualfkas M + 1,5 SD < X M + 3,0 SD 4 Sangat Tngg M + 0,5 SD < X M + 1,5 SD 3 Tngg M 0,5 SD < X M + 0,5 SD Sedang M 1,5 SD < X M 0,5 SD 1 Rendah M 3,0 SD < X M 1,5 SD 0 Sangat Rendah. Teknk Analss Uj Asums Data hasl peneltan danalss dengan uj-t. Asums yang harus dpenuh dalam uj-t melput (1) data berdstrbus normal dan () varans dalam kelompok homogen. Sebelum danalss, terlebh dahulu dlakukan uj asums. Pengujan asums dlakukan untuk mengetahu apakah data yang terseda dapat danalss dengan statstk parametrk atau tdak. Terkat dengan statstk yang dgunakan untuk analss data dalam peneltan n, maka uj asums yang dlakukan adalah uj normalstas dan uj homogentas dengan menggunakan SPSS 0.0 dengan angka sgnfkan yang lebh besar dar 0,05. Selan menggunakan SPSS 0.0, perhtungan uj normaltas juga dapat dlakukan dengan menggunakan Ms. Excel 010 dengan rumus Ch Kuadrat. Uj homogentas data juga dapat dlakukan dengan menggunakan Ms. Excel 010 dengan menggunakan rumus sebaga berkut. VaransTerbesar F (9) VaransTerkecl 3. Uj Hpotess Hpotess yang duj pada peneltan n adalah seba berkut. H 0 = Tdak terdapat perbedaan hasl belajar Smulas Dgtal yang sgnfkan antara kelompok sswa yang dbelajarkan tanpa menggunakan meda pembelajaran E-learnng Schoology dan sswa yang dbelajarkan menggunakan meda pembelajaran E-learnng Schoology. H 0 : [µ x1y] = [µ xy], melawan H 1 = Terdapat perbedaan hasl belajar Smulas Dgtal yang sgnfkan antara kelompok sswa yang dbelajarkan dengan menggunakan meda pembelajaran E-learnng Schoology dan sswa yang dbelajarkan tanpa menggunakan meda pembelajaran E-learnng Schoology. H 1 : [µ x1y] [µ xy]. Untuk meguj hpotess dengan menggunakan uj-t. Uj n dgunakan untuk menguj hasl posttest kelompok ekspermen dan kelompok kontrol. Uj-t untuk sampel yang tdak berkorelas atau terpsah terdr dar dua jens rumus, yatu separated varans dan polled varans. Rumus Separated Varans: t = (10) Rumus Polled Varans: t = (11) t = uj hpotess X 1 = rata-rata kelompok ekspermen X = rata-rata kelompok kontrol n 1 = jumlah responden klp ekspermen

6 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :131 n = jumlah responden kelompok kontrol s 1 = varans kelompok ekspermen s = varans kelompok kontrol Ketentuan pemlhan t-test yang akan dgunakan dalam pengujan hpotess adalah sebaga berkut : 1. Bla jumlah anggota sampel n1 = n dan varans homogen, maka dapat dgunakan rumus t-test, bak yang separated varans maupun polled varans. Untuk mengetahu t-test Tabel dgunakan db = (n1 + n) -.. Bla n1 n, varans homogen dapat dgunakan t-test dengan polled varans. Besarnya dk = (n1 + n) Bla n1 = n, varans tdak homogen dapat dgunakan salah satu rumus datas, dengan db = n1 1 atau db = n Bla n1 n dan varans tdak homogen. Untuk n dgunakan rumus separatef varans. Harga t sebaga penggant harga t tabel dhtung dar selsh harga t tabel dengan db = n1 1 dan db = n 1, dbag dua dan kemudan dtambah dengan harga t tabel terkecl. Untuk mendapatkan hasl yang lebh akurat analss uj-t dlakukan dengan dua cara, yatu secara manual dan dengan bantuan program SPSS PC 0.0 for Wndows. Apabla cara manual untuk menghaslkan nterpretas, maka t htung tersebut harus dkomparaskan dengan t Tabel dengan ndkator taraf sgnfkan 5% (0,05). Apabla t htung lebh besar darpada t Tabel (t htung > t Tabel), maka terdapat perbedaan yang sgnfkan antara kedua varabel atau sampel. Sedangkan apabla t htung lebh kecl dar t Tabel (t hung < t Tabel), maka tdak terdapat perbedaan yang sgnfkan antara kedua varabel atau sampel. Sedangkan hasl nterpretas output program SPSS PC 0.0 for Wndows dlakukan dengan melhat nla sgnfkans. Angka sgnfkans lebh kecl dar 0,05 berart H 0 dtolak dan artnya terdapat perbedaan varabel bebas antar kelompok menurut sumber. Peneltan ekspermen n bertujuan untuk mencar pengaruh penerapan E- learnng Schoology terhadap hasl belajar Smulas Dgtal sswa kelas X Admnstras Perkantoran. Setelah dber perlakuan pada kelas ekspermen dberkan tes akhr, begtu pula pada kelas kontrol. Dar hasl data skor post-test, ddapatkan bahwa nla rata-rata kelas ekspermen yang menggunakan meda E-learnng Schoology adalah 19,33 dengan varans 4,18 dan standar devas sebesar,04 dengan dstrbus nla sepert pada Gambar 1 berkut Gambar 1 Grafk Hasl Post-test Kelompok Ekspermen Hstrogram pada Gambar 1 dapat djelaskan sebaga berkut. Sebanyak 1 sswa (,78%) memlk skor antara 14-15, sebanyak 5 sswa (13,89%) memlk skor antara 16-17, sebanyak 13 sswa (36,11%) memlk skor antara 18-19, sebanyak 1 sswa (33,33%) memlk skor antara 0-1, sebanyak 5 sswa (13,89%) memlk skor antara -3, dan tdak ada sswa yang mendapatkan skor antara 4-5. Sedangkan kelas kontrol mendapatkan rata-rata 16,78 dengan varans sebesar 4,61 dan standar devas sebesar,15 dengan dstrbus nla sepert pada Gambar berkut. HASIL DAN PEMBAHASAN

7 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :13 15 Sedangkan untuk kelas kontrol dapat dlhat pada Gambar 4 berkut Gambar Grafk Hasl Post-test Kelompok Kontrol Sangat Tngg Tngg Sedang Rendah Sangat rendah Hstrogram pada Gambar Hstogram Hasl Belajar Smulas Dgtal Kelompok Kontrol dapat djelaskan sebaga berkut. Sebanyak 3 sswa (8,33%) memlk skor antara 1-13, sebanyak 6 sswa (16,67%) memlk skor antara 14-15, sebanyak 13 sswa (36,11%) memlk skor antara 16-17, sebanyak 11 sswa (30,56%) memlk skor antara 18-19, sebanyak 3 sswa (8,33%) memlk skor antara 0-1, dan tdak ada sswa yang mendapatkan skor -3. Berdasarkan dstrbus nla pada kelas ekspermen, maka kategor nla pada kelas ekspermen dapat dkelompokkan sesua dengan kategor pada Gambar 3 berkut Sangat Tngg Tngg Sedang Rendah Sangat Rendah Gambar 3 Kategor Skor Post-test Kelas Ekspermen Pada Gambar 3 dapat dketahu bahwa hasl belajar Smulas Dgtal sswa kelompok ekspermen sebanyak 17 sswa (47,%) berkategor sangat tngg, sebanyak 19 sswa (5,78%) berkategor tngg, serta tdak ada sswa yang memlk hasl belajar Smulas Dgtal berkategor sedang, rendah, dan sangat rendah. Gambar 4 Kategor Skor Post-test Kelas Kontrol Pada Gambar 4 dapat dketahu bahwa hasl belajar Smulas Dgtal sswa kelompok kontrol sebanyak 3 sswa (8,33%) berkategor sangat tngg, sebanyak 8 sswa (77,78%) berkategor tngg, sebanyak 5 sswa (13,89%) serta tdak ada sswa yang memlk hasl belajar Smulas Dgtal berkategor rendah, dan sangat rendah. Data skor post-test kedua kelompok tersebut kemudan dlakukan uj normaltas dengan menggunakan SPSS 0.0. Hasl uj normaltas menggunakan SPSS 0.0 untuk kelas ekspermen adalah sebesar 0,184 yang menyatakan bahwa data kelas ekspermen berdstrbus normal. Uj normaltas kelas ekspermen dengan menggunakan Ms. Excel 010 mendapatkan nla χ htung sebesar 0,77. χ tabel untuk db=5 adalah 11,070. Karena χ htung lebh kecl dar χ tabel maka dapat dnnyatakan bahwa data skor post-test kelas ekspermen berdstrbus normal. Hasl uj normaltas menggunakan SPSS 0.0 untuk kelas kontrol adalah sebesar 0,159 yang menyatakan bahwa data kelas kontrol berdstrbus normal. Uj normaltas kelas ekspermen dengan menggunakan Ms. Excel 010 mendapatkan nla χ htung sebesar 1,48. χ tabel untuk db=5 adalah 11,070. Karena χ htung lebh kecl dar χ tabel maka dapat dnnyatakan bahwa data skor post-test kelas kontrol berdstrbus normal.

8 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :133 Selanjutnya adalah melakukan uj homogentas pada kedua kelas tersebut dengan menggunakan SPSS 0.0. Hasl uj homogentas yang ddapatkan adalah 0,718 yang menyatakan bahwa data kedua kelas tersebut adalah homogen. Uj homogentas dengan Ms. Excel 010 menggunakan uj F mendapatkan f htung sebesar 1,161. F tabel dengan db=35 adalah 1,757. Karena f htung lebh kecl dar f tabel maka hal n berart bahwa varans data hasl belajar Smulas Dgtal antara kelompok ekspermen dan kelompok kontrol adalah sama atau homogen. Setelah memenuh uj prasyarat tersebut, maka uj hpotess bsa dlakukan. Uj hpotess menggunakan uj hpotess adalah uj-t. Sesua dengan hpotess peneltan atau hpotess alternatf (H 1) yang telah dajukan pada kajan teor, maka dapat drumuskan hpotess untuk mengetahu apakah terdapat perbedaan yang sgnfkan atau tdak terhadap sswa yang menggunakan meda pembelajaran E-learnng Schoology dengan sswa yang menggunakan meda pembelajaran konvensonal. Uj hpotess yang dgunakan adalah uj-t dengan menggunakan rumus Separated Varans. Hasl uj-t menggunakan rumus Separated Varans mendapatkan t htung sebesar 5,5. Nla t tabel dengan db=70 adalah 1, Jka dbandngkan antara t htung dan t tabel maka t htung dnyatakan lebh besar dar t tabel sehngga dapat dkatakan bahwa terdapat perbedaan yang sgnfkan antara kelompok sswa yang menggunakan meda E-learnng Schoology dengan sswa yang menggunakan meda konvensonal. Uj-t juga dapat dlakukan pada SPSS 0.0. Berdasarkan hasl perhtungan posttest kelompok ekspermen dan kelompok kontrol dengan menggunakan SPSS 0.0, dar output analss menunjukan nla Sg. adalah 0,000. Oleh karena nla probabltas sgnfkan < 0,05, maka H 0 dtolak atau H 1 dterma. Sehngga dapat dkatakan bahwa terdapat perbedaan yang sgnfkan penggunaan meda pembelajaran E-learnng Schoology. Hasl belajar kelas ekspermen yang menggunakan meda pembelajaran E- learnng Schoology pada pokok bahasan Anmas Dmens lebh bak, dlhat dar nla rata-rata skor sswa kelompok ekspermen lebh tngg dbandngkan kelompok kontrol (19,33 > 16,78). Hal n juga ddukung toer yang dsampakan oleh Wcaksono (015) yang mengatakan bahwa e-learnng merupakan sebuah pendekatan terhadap pembelajaran yang mampu menngkatkan hasl belajar. Hasl belajar kelas ekspermen yang dbelajarkan dengan meda pembelajaran Schoology lebh tngg dbandngkan dengan kelas kontrol yang dbelajarkan dengan meda pembelajaran powerpont dsebabkan karena sswa tdak hanya sebatas mendengar apa yang dberkan oleh guru melankan sswa turut aktf dalam proses pembelajaran yang dmana hal n merupakan bagan dar kegunaan meda pembelajaran (Sadman et.al, 005). Hasl peneltan n berbeda sgnfkan terhadap hasl belajar Smulas Dgtal sswa kelas X Admnstras Perkantoran sejalan dengan beberapa peneltan yang juga memlk perbedaan yang sgnfkan terhadap penerapan E-learnng Schoology dantaranya: 1) Dan (015) yang menyatakan bahwa pelajaran matematka dengan berbantuan E-learnng Schoology memlk hasl yang lebh bak dbandngkan dengan menggunakan meda alat peraga papan kuadran trgonometr. Hal n dkarenakan sswa tdak jenuh dan bsa focus terhadap mater pelajaran. Selan tu ketka mengalam kesultan sswa menanyakan penelt d luar jam pelajaran bak secara prvacy maupun tdak d dalam Schoology, ) Ramhanngrum (016) mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang sgnfkan terhadap penerapan meda pembelajaran E-learnng Edmodo terhadap hasl belajar sswa dengan sswa yang dberkan dengan model pembelajaran langsung yang dtunjukkan dengan angka sgnfkans 0,001 yang lebh kecl dbandngkan dengan taraf sgnfkan 0,05, 3) Irawan (017) mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang sgnfkan

9 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :134 terdahap hasl belajar sswa yang belajar dengan mengkombnaskan pelajaran tatap muka berbass Schoology dbandngkan dengan sswa yang belajar dengan model pembelajaran Problem- Based Learnng. Hal n dkarenakan sswa mampu untuk menngkatkan kegatan pembelajaran dluar jam pelajaran dan mampu untuk mencar mater secara ndvdu dengan menggunakan laptop, komputer maupun smartphone yang dmlk. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan paparan hasl peneltan dan pembahasan dapat dsmpulkan sebaga berkut: 1) Adanya perbedaan yang sgnfkan penggunaan meda pembelajaran E-learnng Schoology dan meda pembelajaran konvensonal. Hal n dapat dlhat dar hasl perhtungan uj-t dtemukan t htung = 5,061 yang selanjutnya dbandngkan dengan t tabel dan taraf sgnfkans 5% sebesar 1, karena F htung > F tabel maka H 0 dtolak atau H 1 dterma., ) Dlhat rerata hasl belajar kelompok ekspermen adalah 19,33, sedangkan rata-rata posttest untuk kelompok kontrol sebesar 16,78. Berdasarkan rata-rata hasl belajar tersebut maka dapat dsmpulkan bahwa hasl belajar lebh tngg terdapat pada sswa yang yang menggunakan meda pembelajaran E-learnng Schoology dbandngkan meda pembelajaran konvensonal, 3) Hasl belajar kelas ekspermen yang dbelajarkan dengan meda pembelajaran Schoology lebh tngg dbandngkan dengan kelas kontrol yang dbelajarkan dengan meda pembelajaran konvensonal dsebabkan karena sswa tdak hanya sebatas mendengar apa yang dberkan oleh guru melankan sswa turut aktf dalam proses pembelajaran yang dmana hal n merupakan bagan dar karakterstk dar e- learnng. Berdasarkan hasl peneltan dapat dajukan beberapa saran guna menngkatkan kualtas pembelajaran Smulas Dgtal yatu sebaga berkut: 1) Hasl peneltan n menunjukkan bahwa sswa yang belajar dengan menggunakan meda pembelajaran E-learnng Schoology secara sgnfkan memperoleh hasl belajar Smulas Dgtal yang lebh bak darpada sswa yang menggunakan meda pembelajaran konvensonal. Oleh karena tu, penuls menyarankan kepada guru pengajar untuk menerapkan meda pembelajaran E-learnng Schoology pada proses pembelajaran selanjutnya, ) Pada peneltan sebelumnya mengena pengembangan meda ajar Anmas Dmens pada kelas X SMK Neger 1 Sngaraja menyebutkan bahwa meda ajar tersebut mendapatkan respon sangat postf dar sswa. Pada peneltan ekspermen n dketahu bahwa meda pembelajaran Schoology dengan mater Anmas Dmens berbeda sgnfkan terhadap hasl belajar sswa. Dharapkan pada penelt selanjutnya bsa menerapkan meda pembelajaran n dengan peneltan tndakan kelas untuk menngkatkan mutu pembelajaran d kelas. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, I. K. (01). Mengembangkan Penddkan Berbass Keunggulan Lokal Dalam KTSP. Jakarta: PT. Prestas Pustakaraya. Amnoto, T. (014). Penerapan Meda E- learnng Berbass Schoology Untuk Menngkatkan Aktvtas dan Hasl Belajar Mater Usaha dan Energ D Kelas XI SMA N 10 Kota Jamb. Apryana, K. F. (015). Pengembangan Portal E-learnng Berbass Schoology Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII d SMPN 1 Banjarangkan. Arawan, I. G. (014). Pengembangan Modul Ajar Smulas Dgtal Pokok Bahasan Anmas Dmens dengan Model Pembelajaran SAVI untuk Sswa Kelas X SMK Neger 1 Sngaraja Dan, T. R. (015). Pengaruh Pembelajaran Berbantu E-learnng Schoology Pada Mater Perbandngan Trgonometr Kelas X TPMI SMK Ma'arf 4 Kebumen Tahun Pelajaran 014/

10 Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :135 Sadman, A., Raharjo, R., Haryono, A., & Rahardjto. (005). Meda Penddkan. Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada. Sughartn, N., & Agustn, K. (017). Asesmen Otentk sebaga Pendukung Desan Instruksonal Jarngan Komputer Berstrateg Blended- Learnng dengan Pendekatan Konstruktvstk. Journal of Educaton Acton Research, Sugyono. (014). Metode Peneltan Penddkan. Bandung: Alfabeta. Wcaksono, S. (016). Computer Supported Collaboratve Learnng. Malang: Serbu Bntang.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Peneltan Penuls dalam peneltan n mengambl lokas d salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Neger d Kabupaten Canjur tepatnya d SMK Neger 1 Tanggeung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Penerapan Model Cooperatve Learnng tpe Tme Token dan TPS (Thnk Par and Share) terhadap Hasl Belajar Sswa pada Mata Pelajaran Teknolog Informas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Volume 2, Nomor 4, Jun 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Actve Learnng dengan Metode Everyone Is Teacher Here Terhadap Prestas Belajar Sswa Pada Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika VOTEKNIKA Jurnal Vokasonal Teknk Elektronka & Informatka Vol. 5, No., Jul - Desember 07 ISSN: 30-395 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang pemanfaatan meda vdeo kma sebaga meda pembelajaran pada mater pokok larutan elektrolt dan nonelektrolt, peneltan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 68 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen semu (quas experment) dengan membag dua kelas yatu kelas ekspermen dan juga kelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Explct Instructon Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VIII (Stud Kasus: SMP Neger 3 Sngaraja Tahun Ajaran 2012/2013) Putu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014. 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat, Waktu, dan Sasaran Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d SMKN 3 Kunngan yang berlokas d d jalan Gunung Kelng,Crendang-Kunngan 4551, tepatnya d Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALA (PBL) TERADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 14/15 Ftra Yand 1), Nurrahmawat ) dan era Deswta 3) 1) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Penddkan,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci