tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter
|
|
- Yulia Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single tuned filter dan filter orde tiga dalam meningkatkan kualitas daya saat terjadi gangguan berupa harmonisa serta dapat memberi referensi bagi peneliti lain Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Berisikan Pendahuluan yang mengemukakan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta manfaat penelitian. Bab II : Berisikan tinjauan pustaka mengenai harmonisa, identifikasi harmonisa serta prinsip kerja dari filter yang akan dipakai yaitu single tuned filter dan filter pasif orde tiga Bab III : Berisikan berupa metodologi penelitian, perhitungan dan simulasi filter. Bab IV : Berisikan hasil dan analisis. Bab V : Berisikan kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2 Kualitas sistem tenaga listrik berhubungan erat dengan kualitas daya (Power Quality), suatu kualitas sistem tenaga listrik bisa dikatakan memiliki tingkat keandalan yang tinggi apabila sistem tersebut mampu menyediakan pasokan energi listrik yang dibutuhkan oleh konsumen secara kontinyu dengan kualitas daya yang baik. Akan tetapi pada masa sekarang dengan banyaknya penggunaan beban non linear banyak permasalahan permasalahan yang timbul dalam sistem tenaga listrik dalam menyediakan energi listrik secara kontinyu. Dengan adanya permasalahan tersebut maka akan mengakibatkan kurangnya kualitas daya, salah satunya adalah gangguan harmonisa. Pada dasarnya harmonisa adalah munculnya gelombanggelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya [1] Harmonisa Kata harmonisa dipergunakan untuk benda akustik, yang mana artinya getaran dari senar atau kolom udara dengan frekuensi yang biasanya merupakan kelipatan dari frekuensi dasarnya. Dalam sistem tenaga listrik harmonisa adalah gangguan yang terjadi pada sistem distribusi tenaga lisrik akibat terjadinya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan timbul karena adanya pembentukan gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekwensi dasarnya.
3 Hal ini disebut frekuensi harmonisa yang timbul pada gelombang asalnya sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut angka urutan harmonisa. Sistem tenaga listrik dirancang untuk beroperasi pada frekuensi Hz. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ada beberapa beban yang menyebabkan munculnya arus dan tegangan yang frekuensinya merupakan kelipatan Hz yang disebut frekuensi fundamental dan kelipatannya disebut frekuensi harmonisa. Karakteristik dari harmonisa dapat dipresentasikan dengan persamaan deret fourier sesuai dengan bentuk gelombang non linear dengan menjumlahkan gelombang fundamental dan harmonisa ketiga seperti pada Gambar 2.1. berikut.
4 Gambar 2.1. Bentuk gelombang yang dihasilkan dari penjumlahan gelombang fundamental dan harmonisa ke tiga [8]. Dari Gambar 2.1 fungsi periodik dapat diuraikan menjadi deret trigonometri tak terhingga atau biasa disebut deret fourier [3,9]. Atau Dimana: A h dan BBh adalah koefisien dari setiap harmonisa, dengan ketentuan sebagai berikut: Jumlah antara frekuensi fundamental dan kelipatannya akan menyebabkan frekuensi fundamental tidak lagi berbentuk sinus murni akan tetapi mengalami distorsi. Berikut ini adalah Tabel 2.1, frekuensi fundamental dan kelipatanya:
5 Tabel 2.1. Tabel frekuensi dan kelipatanya [10]. Frekuensi ( Hz) Istilah 50 Hz Frekuensi Fundamental 100 Hz Frekuensi Kedua 150 Hz Frekuensi Ketiga 200 Hz Frekuensi Keempat... Dalam sistem tenaga listrik gelombang tegangan dan gelombang arus yang ideal bentuk gelombangnya adalah sinusoidal murni. Fungsi tegangan dan arus yang tergantung pada waktu t dapat dinyatakan dalam Persamaan (2.5) dan (2.6) sebagai berikut: Fungsi tegangan, v(t) = V m sin (2.5) Fungsi arus, I(t) = I m sin (
6 Dimana: V m : harga maksimun tegangan (volt) I m : harga maksimun arus (ampere) : 2 π f o = kecepatan sudut dari gelombang periodik ( rad/dt) : frekwensi fundamental dari gelombang periodik ( Hz) : sudut fasa tegangan dan arus, bertanda negatif untuk arus terlambat dan bertanda positif untuk arus terdahulu dari tegangan (derajat) Sumber harmonisa Ada dua beban dalam sistem tenaga listrik yaitu beban linier dan beban non linear. Karakteristik dari beban linier diperlihatkan pada Gambar 2.2. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang arus keluaran linier yang artinya arus yang mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan tegangan. Pada beban linier, bentuk gelombang arus akan mengikuti bentuk gelombang tegangan yang akan ditimbulkannya. Bila gelombang tegangan berbentuk sinusoidal, bentuk gelombang arus juga membentuk sinusoidal.
7 Gambar 2.2. Karakteristik gelombang arus pada beban linier. Sedangkan beban non linear memberikan bentuk gelombang arus keluaran yang tidak sebanding dengan tegangan dalam setiap setengah siklus sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang masukannya atau dengan istilah lain mengalami distorsi. Beban non linear pada umumnya terdapat pada peralatan elektronik yang didalamnya banyak mengandung komponen semikonduktor, dimana dalam proses kerja berlaku sebagai saklar yang bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan. Proses kerja ini akan menghasilkan gangguan dimana gelombang arus tidak lagi sinusoidal. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.
8 Gambar 2.3. Karakteristik gelombang arus pada beban non linear Dengan meluas dan banyaknya penggunaan beban non linear, gelombang sinusoidal ini mengalami cacat sehingga menimbulkan harmonisa atau dengan kata lain beban non linear merupakan sumber harmonisa. Ada beberapa contoh beban non linear yang menimbulkan harmonisa diantaranya adalah: a. Lampu hemat energi (LHE) b. Air Condition (AC) c. Komputer d. UPS e. Adjustable Speed Drive f. Printer
9 g. Lampu Penerangan TL ( electronic and magnetic ballast) Tabel 2.2 memperlihatkan besar harmonisa yang dibangkitkan oleh setiap peralatan listrik. Dari tabel tersebut bisa kita perhitungan gambaran besarnya THI I setiap beban elektronika daya atau beban non linier. Tabel 2.2. Jenis Peralatan terhadap THD I yang dibangkitkan [11]. Jenis Peralatan Tegangan Volt THD I % Keterangan Fluorescent Lamp (with Magnetic Dominan harmonisa ke -3 Ballast) Fluorescent Lamp ( with Electronic Ballast) Komputer % Dominan harmonisa ke -3 Laser Printer % Dominan harmonisa ke -3 Refrigerator Residential Air Conditioner Dominan harmonisa ke-3 Charger battery UPS Dominan harmonisa ke Orde harmonisa Orde harmonisa merupakan perbandingan antara frekuensi harmonisa dengan frekuensi fundamental [2,3]. Contohnya, h = 5, ini menunjukkan harmonisa kelima dengan frekuensi yang merupakan kelipatan lima kali dari frekuensi fundamental. Jika frekuensi fundamentalnya adalah 50 Hz maka frekuensi harmonisa orde ke 5 adalah 2.2. Indeks Harmonisa
10 Dalam pengukuran harmonisa ada beberapa petunjuk penting yang harus dimengerti yaitu Total Harmonic Distortion (THD) dan Total Demand Distorsion (TDD) Total Harmonic Distortion (THD) Total harmonic distorsion (THD) adalah indeks yang menunjukkan total harmonisa dari gelombang tegangan atau arus yang mengandung komponen individual harmonisa yang dinyatakan dalam persen terhadap komponen individual [1,2,12]. THD V untuk gelombang adalah: Dimana: V 1 = Tegangan fundamental. V h = Tegangan harmonisa ke h. h = 2,3,45. THD untuk gelombang arus adalah
11 Dimana: I 1 = Arus fundamental I h = Arus harmonisa ke h h = 2,3,4, Total Demand Distorsion (TDD) Distorsi harmonisa (harmonic distorsion) paling berarti apabila dimonitor pada Point of Common Coupling ( PCC) dimana beban dihubungkan jauh dari pembangkit. Distorsi harmonisa pada PCC ini cenderung menunjukkan distorsi yang lebih besar jika pengukuran arus beban (demand load current) besar dan sebaliknya [2]. Oleh karena itu total kandungan harmonisa diukur berdasarkan arus beban I L yang disebut dengan TDD ( Total Demand Distorsion). Persamaan dari Total Demand Distorsion adalah: Hasil perhitungan sebaiknya tidak melebihi atau sama dengan nilai yang ditetapkan oleh standart yang berlaku. Bila hasilnya lebih maka tingkat harmonisa sistem membahayakan komponen komponen sistem sebaiknya dicari cara menguranginya.
12 Ada dua kriteria yang digunakan dalam analisa distorsi harmonisa yaitu limitasi untuk distorsi tegangan harmonisa, standart yang dipakai untuk limitasi tegangan harmonisa adalah IEEE dan limitasi untuk distorsi arus harmonisa dimana standar harmonisa arus yang dipakai ditentukan oleh rasio I SC / I L (arus hubung singkat dibagi dengan arus beban) seperti yang diperlihatkan dalamtabel 2.3. Tabel 2.3 Standart Harmonisa Arus [13,14] Orde Harmonisa (dalam % ) Total < >35 Harmonic Distorsion < > Sedangkan untuk harmonisa tegangan ditentukan oleh tegangan sistem seperti dalam Tabel 2.4. Tabel 2. 4 Standart harmonisa tegangan [13,14] Maximun Distortion Tegangan sistem Dalam % < 69 kv kv >138 kv
13 Individual Harmonic Total Harmonic Pengaruh harmonisa Setiap komponen sistem distribusi dapat dipengaruhi oleh harmonisa walaupun dengan akibat yang dampak berbeda. Namun hal tersebut akan mengalami penurunan kinerja bahkan akan mengalami kerusakan. Salah satu dampak yang umum dari gangguan harmonisa adalah panas lebih pada kawat netral dan transformator sebagai akibat timbulnya harmonik ketiga yang dibangkitkan oleh peralatan listrik satu fasa. Pada keadaan normal, arus beban setiap fasa dari beban linier yang seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling menghapuskan sehingga arus netralnya menjadi nol. Sebaliknya beban non linear satu fasa akan menimbulkan harmonisa kelipatan tiga ganjil yang disebut tripple harmonic ( harmonisa ke 3, ke 9, ke 15 dan seterusnya) yang sering disebut zero sequence harmonic. Seperti yang terlihat dalam Tabel 2.5. Tabel 2.5 Urutan dari komponen harmonisa [13] Harmonisa Frekuensi (Hz) Urutan
14 Harmonisa pertama urutan polaritas adalah positif, harmonisa kedua urutan polaritasnya adalah negatif dan harmonisa ketiga polaritasnya adalah nol, harmonisa keempat adalah positif dan ini akan berulang berurut sampai seterusnya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh arus urutan nol dari komponen harmonisa yaitu tingginya arus netral pada sistem 3 fasa 4 kawat karena arus urutan nol kawat netral 3 kali arus urutan nol masing masing fasa. Hal ini bisa dilihat dari Tabel 2.6. Tabel.2.6. Pengaruh dari polaritas komponen harmonisa. Komponen harmonisa Dampak dari harmonisa Positif en har - Panas Negatif - Panas - Menghambat atau memperlambat putaran motor Nol - Panas -Menimbulkan atau menambah arus pada kawat netral Efek harmonisa pada transformator Transformator adalah suatu peralatan yang dirancang untuk menyalurkan daya yang dibutuhkan ke beban dengan rugi rugi minimum dan frekuensi fundamentalnya. Arus dan tegangan harmonisa yang terus menerus akan menyebabkan panas lebih pada
15 transfomator. Ada beberapa pengaruh yang menimbulkan panas lebih pada transformator ketika arus beban mengandung komponen harmonisa yaitu: a. Harmonisa arus menyebabkan meningkatnya rugi-rugi tembaga yang dinyatakan dengan persamaan berikut: Rugi tembaga b. Harmonisa tegangan menyebabkan meningkatnya rugi-rugi besi seperti Eddy Current dan rugi rugi hysteresis. Eddy current (arus pusar) terjadi bila inti dari sebuah material jenis ferromagnetic (besi) secara elektrik bersifat konduktif. Konsentrasi Eddy Current lebih tinggi pada ujung ujung belitan transformator karena efek kerapatan medan magnet bocor pada kumparan menyebabkan fenomena terjadinya arus pusar (arus yang bergerak melingkar). Bertambahnya rugi rugi Eddy Current karena harmonisa berpengaruh pada temperatur kerja transformator yang terlihat pada besar rugi-rugi daya nyata (Watt) akibat Eddy Current ini Filter Pasif Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengatasi harmonisa dalam memperbaiki faktor daya adalah filter pasif. Filter pasif terdiri dari komponen seperti
16 Kapasitor (C), Induktor (L) dan Resistor (R) [2,5,15]. Pada umumnya tipe dari rangkaian filter pasif adalah single tuned filter, filter orde dua, filter orde tiga dan filter tipe C, seperti Gambar Resonansi Gambar 2.4. Tipe dari rangkaian filter pasif Keadaan dimana reaktansi induktif dari sistem dan reaktansi kapasitif dari kapasitor untuk perbaikan faktor daya sama besar pada satu frekuensi harmonisa tertentu disebut resonansi. Rangkaian sistem distribusi pada umumnya adalah elemen induktif, maka adanya kapasitor yang digunakan untuk perbaikan faktor daya dapat menyebabkan siklus transfer energi antara elemen induktif dan kapasitif pada frekuensi resonansi, dimana pada frekuensi resonansi ini besarnya reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif sama besar. Kombinasi elemen induktif (L) dan kapasitif (C) dilihat dari suatu rel dimana arus harmonisa diinjeksikan oleh beban non linear, interaksi antara arus harmonisa dengan impedansi sistem yang terdiri dari L dan C
17 dapat menghasilkan resonansi seri (L dan C seri) dimana resonansi seri akan menghasilkan arus harmonisa yang besar melalui elemen tertentu dari rangkaian. Selain menghasilkan resonansi seri bisa juga menghasilkan resonansi paralel. Resonansi paralel ini menghasilkan tegangan yang besar pada elemen tertentu dari rangkaian. Arus harmonisa mengalir menuju sumber tegangan, hal ini terjadi pada sumber distribusi dimana arus harmonisa yang dibangkitkan sumber harmonisa akan mengalir menuju ke sumber daya sistem distribusi, karena impedansi dari sistem adalah sangat kecil jika dilihat dari rel dimana arus harmonisa diinjeksikan sehingga menyebabkan arus harmonisa mengalir menuju sumber tegangan seperti terlihat dalam Gambar 2.5. Gambar 2.5. Arus harmonisa mengalir menuju sumber tegangan Untuk memperbaiki faktor daya dapat mengubah pola aliran arus harmonisa bisa digunakan kapasitor [2], sebab arus harmonisa akan mengalir menuju impedansi terkecil dan karena pada frekuensi harmonisa reaktansi kapasitor adalah kecil dan
18 dapat lebih kecil dari impedansi sistem, sehingga sebagian aliran arus harmonisa akan menuju kapasitor seperti Gambar 2.6. Gambar 2.6. Arus harmonisa sebagian mengalir menuju kapasitor Arus harmonisa yang sebagian mengalir menuju kapasitor seperti Gambar 2.6, akan menyebabkan terjadinya panas berlebihan pada kapasitor dan bisa merusak unit kapasitornya Resonansi seri Rangkaian resonansi seri terdiri dari elemen elemen R, L dan C yang terhubung secara seri seperti Gambar 2.7 [16].
19 Gambar 2.7. Rangkaian resonansi seri Dari Gambar 2.7 dapat ditentukan impedansi seri seperti Persamaan (2.10)....(2.10) Arus dalam rangkaian: I V V = = Z R j( X C )..(2.11) + L X Jika reaktansi maka rangkaian dikatakan mengalami resonansi, sehingga Persamaan (2.11) menjadi: V I =.....(2.12) R Pada saat resonansi : X L = X C 1 ωr L = ω C r
20 ω 2 r = 1 LC ω r = 1 LC...(2.13) Frekuensi resonansi adalah: f r 1 =...(2.14) 2π LC Persamaan (2.12) menjelaskan bahwa impedansi total rangkaian hanya terdiri dari R saja yang relatif kecil, sehingga arus yang mengalir menjadi besar pada kondisi resonansi seri ini. Dimana jika digambarkan impedansi rangkaian terhadap frekuensi akan diperoleh bentuknya seperti Gambar 2.8. Gambar 2.8. Impedansi vs frekuensi untuk resonansi seri
21 Sistem distribusi tenaga listrik yang berpotensi terjadi resonansi seri, dimana kapasitor bank dipasang terhubung seri dengan transformator dapat dilihat pada Gambar 2.9. Gambar 2.9. Sistem distribusi tenaga listrik yang berpotensi resonansi seri Resonansi paralel Rangkaian resonansi paralel terdiri dari elemen induktor dan kapasitor yang terhubung paralel, seperti yang terlihat pada Gambar 2.10 [4,15]. Gambar Rangakaian resonansi paralel
22 Dari Gambar 2.10 rangkaian resonansi paralel besarnya impedansi total rangkaian adalah: Z ( jx C )( R + jx L ) =..(2.15) R + j( X X ) L C Dalam keadaan resonansi: Maka: Z ( jx C )( R + jx L ) =..(2.16) R Tegangan adalah: V ( jx )( R + jx = IZ = I R C L ). (2.17) Pada Persamaan (2.17) jika impedansi Z >> atau, maka tegangan V akan menjadi sangat besar. Untuk menentukan frekuensi resonansi paralel sama dengan menentukan harga dari frekuensi resonansi seri, yaitu: f r 1 =... (2.18) 2π LC
23 Frekuensi response atau impedansi total rangkaian terhadap frekuensi. Impedansi terbesar dari gambar tersebut terdapat pada frekuensi resonansi artinya terjadi peningkatan tegangan pada frekuensi resonansi paralel Gambar Impedansi vs frekuensi untuk resonansi paralel Sistem distribusi tenaga listrik industri yang berpotensi terjadi resonansi paralel ditunjukkan pada Gambar 2.12.
24 Dimana Xs = impedansi reaktansi sumber Gambar Sistem distribusi tenaga listrik tenaga listrik yang berpotensi resonansi paralel Single Tuned Filter Single tuned filter merupakan salah satu filter pasif yang terdiri dari komponenkomponen pasif yaitu R, L dan C yang terhubung secara seri. Gambar 2.13 merupakan skema dari single tuned filter, dimana filter ini paling banyak digunakan dalam sistem tenaga listrik industri dalam hal mengatasi harmonisa, hal ini dikarenakan single tuned filter lebih efisien [1]. Gambar Single Tuned Filter Single tuned filter mempunyai impedansi yang kecil pada frekuensi resonansi, sehingga arus yang mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi resonansi akan dibelokkan melalui filter. Dari Gambar 2.13 besarnya impedansi single tuned filter pada frekuensi fundamental dapat dilihat pada Persamaan 2.19 dibawah ini:... (2.19)
25 Sedangkan besarnya impedansi single tuned filter pada frekuensi resonansi dari Persamaan (2.19) menjadi: Jika frekuensi sudut saat resonansi adalah:.. (2.21) Persamaan dari impedansi filter sebagai berikut: Nilai reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif saat resonansi sama besar maka impendansi filter akan diperoleh:... (2.23) Dari Persamaan (2.22) terlihat bahwa pada frekuensi resonansi, filter akan mempunyai impedansi yang sangat kecil, lebih kecil dari impedansi beban yaitu sama dengan tahanan induktor R, sehingga arus harmonisa yang mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi resonansi yang akan dialirkan atau dibelokkan melalui filter dan tidak mengalir ke sistem. Pada dasarnya sebuah single tuned filter dipasang untuk
26 setiap harmonisa yang akan dihilangkan. Filter ini dihubungkan pada busbar dimana pengurangan tegangan harmonisa ditentukan. Besarnya tahanan induktor R dari bisa ditentukan oleh Quality factor (Q). Quality factor (Q) adalah kualitas listrik dari suatu induktor. Dimana secara matematis Q adalah perbandingan nilai reaktansi induktif atau reaktansi kapasitif pada frekuensi resonansi dengan tahanan R. Jika nilai Q yang dipilih besar maka nilai R kecil dan kualitas filter semakin bagus karena energi yang dipakai oleh filter semakin kecil yang artinya rugi-rugi panas filter kecil dan nilai Quality factor berkisar antara 30 < Q < 100 [1]. Pada frekuensi tuning: Quality Factor: Tahanan induktor akan diperoleh berdasarkan Persamaan (2.25), yaitu: Faktor detuning Faktor detuning atau relative frequency deviation (δ) menyatakan perubahan frekuensi dari frekuensi nominal penyetelannya. Faktor detuning berkisar antara 3
27 10% dari resonansi harmonisa [4,16]. Faktor detuning dapat dinyatakan sebagai berikut: Bila temperatur menyebabkan perubahan induktansi dari inductor dan perubahan kapasintasi dari kapasitor maka faktor detuning menjadi [1,5]: Dari Persamaan (2.27) maka diperoleh frekuensi tuning: Atau order tuning adalah: Dimana: = 2 = frekuensi sudut dimana filter di tuning.
28 = 2 = frekuensi sudut saat resonansi. = orde harmonisa saat resonansi. order tuning. Setiap filter mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam meminimalisasi harmonisa. Kelebihan dari single tuned filter adalah: a. Tahanan R pada filter harmonisa single tuned filter adalah nilai adalah nilai tahanan dari kumparan reaktor. b. Tahanan R dapat juga digunakan untuk setiap faktor kualitas dari filter dan menyediakan suatu cara untuk mengendalikan jumlah arus harmonisa yang diinginkan yang melaluinya. c. Besar nilai Q menunjukkan nilai frekuensi resonansi filter dan oleh karena itu filter dilakukan pada nilai paling besar dari frekuensi harmonisa. d. Single tuned filter secara normal mampu meminimalisasi frekuensi harmonisa yang besar yaitu harmonisa ke 11 dan 13. Sedangkan kelemahan dari single tuned filter adalah: a. Single tuned filter digunakan untuk mengurangi harmonisa 1 buah orde harmonisa saja diantara order harmonisa yang ada Perancangan Single Tuned Filter
29 Perancangan single tuned filter untuk menentukan besarnya komponenkomponen dari single tuned filter tersebut, dimana single tuned filter terdiri dari hubungan seri komponen-komponen pasif induktor, kapasitor dan tahanan [1,4,16]. Adapun langkah-langkah dalam merancang single tuned filter untuk orde harmonisa ke h: a. Menentukan ukuran kapasitor berdasarkan kebutuhan daya reaktif untuk perbaikan faktor daya. Dimana daya reaktif kapasitor dapat ditentukan dengan Persamaan ( 2.32). b. Menentukan reaktansi kapasitor. c. Menentukan kapasitansi kapasitor. C = 1.. (2.34) 2 π f 0 X C d. Menentukan reaktansi induktif. e. Menentukan induktansi. X X L =.(2.35) h C 2 n
30 L X L =...(2.36) 2 π f 0 f. Menentukan tahanan ( R ) dari induktor. X n R = (2.37) Q 2.7. Filter Pasif Orde Tiga Filter pasif orde tiga terdiri dari kapasitor seri dengan rangkaian paralel dimana salah satu cabangnya berisi kapasitor seri dengan resistor dan cabang lainnya berisi induktor [5,15]. Filter pasif orde tiga dapat dilihat pada Gambar Gambar Filter pasif orde tiga Filter orde tiga ini mempunyai kelebihan yang pada umumnya dimiliki oleh filter pasif yaitu: a. Dapat digunakan pada frekuensi tinggi. b. Tuningnya lebih presisi.
31 Sedangkan kelemahan dari filter orde tiga adalah: Dalam melakukan perhitungan lebih sedikit rumit dibandingkan dengan single tuned filter Perancangan filter pasif orde tiga Sama seperti single tuned filter, dalam merancang filter orde tiga untuk mengurangi harmonisa maka harus ditentukan parameter besaran nilai dari pada frekuensi fundamental [5,15]. a. Reaktansi dapat dihitung dengan cara mengeset nilai dari daya reaktif (dalam kvar) yang dibutuhkan serta besar tegangan V pada frekuensi fundamental, seperti pada Persamaan b. Menentukan nilai Untuk mengurangi harmonisa tegangan pada jaringan menjadi ( 0,5-0,75) dari nilai K V(h)N pada harmonisa yang ditentukan, filter harus mempunyai nilai resistansi sebesar R F, dimana R F:
32 c. Menentukan nilai interval m sebagai berikut: Mengingat X C2 = m X C1, maka: d...menentuka n nilai reaktansi induktansi. e...menentuka n nilai tahanan.
33 Perhitunga n Hubung Singkat dan Batas Harmonisa Perhitungan hubung singkat Dalam perancangan filter yang akan digunakan dalam minimalisasi harmonisa ada perhitungan arus hubung singkat dimana pada bus utama terlebih dahulu ditentukan besar impedansi trnasformator dan impedansi kabel antara transformator dengan bus utama. Dalam menentukan impedansi transformator ditentukan terlebih dahulu daya dan tegangan base sistem.
34 Nilai induktansi transformator ( L) pada frekuensi fundamental yaitu: Arus hubung singkat: Zs itu sendiri bisa ditentukan dari penjumlahan impedansi transformator dan impedansi saluran Perhitungan short circuit ratio (SCR) Short circuit ratio (SCR) adalah perbandingan antara arus hubung singkat dengan arus beban rata-rata dari pengukuran. SCR digunakan untuk menentukan batas arus harmonisa sesuai dengan standar IEEE , dimana SCR itu sendiri bisa didapat: itu sendiri merupakan nilai arus fundamental dari pengukuran pada bus PCC utama.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya
BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Faktor Daya Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), maka besarnya daya semu (S) adalah sebanding dengan arus (I)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem distribusi dalam sitem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan bentuk gelombang tegangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya
9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah
24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,
Lebih terperinciPeredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter
Mustamam, Azmi Rizki Lubis, Peredaman... ISSN : 598 99 (Online) ISSN : 5 364 (Cetak) Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam ), Azmi Rizki
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tersedianya tenaga listrik merupakan faktor yang sangat penting pada era modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transformator Ukur Transformator ukur di rancang secara khusus untuk pengukuran dalam sistem daya. Transformator ini banyak digunakan dalam sistem daya karena mempunyai keuntungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia saat ini. Energi Listrik dibangkitkan pada sistem pembangkit disalurkan ke konsumen melalui
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada pabrik pengolahan plastik. Penelitian direncanakan selesai dalam waktu 6 bulan dan lokasi penelitian berada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Tegangan Tinggi DC Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika terapan dan tes instalasi kabel pada aplikasi industri. Unit pembangkit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, permasalahan kualitas daya pada sistem tegangan rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya sistem disebabkan
Lebih terperinciANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.
Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02 ISSN 1411-8890 ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri
Lebih terperinciI Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *
Simulasi Penggunaan Filter Pasif, Filter Aktif dan Filter Hybrid Shunt untuk Meredam Meningkatnya Distorsi Harmonisa yang Disebabkan Oleh Munculnya Gangguan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciStudi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh
B-456 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh Stefanus Suryo Sumarno, Ontoseno Penangsang, Ni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah sistem mempunyai kualitas daya listrik baik atau buruk. Masalah yang ditimbulkan oleh pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan suatu sumber energi yang menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia di dunia saat ini. Energi listrik dibangkitkan di pusat pembangkit
Lebih terperinciANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: AGUS WIDODO D 400
Lebih terperinciAnalisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier
Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier *Mohd Yogi Yusuf, Firdaus**, Feranita** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.
NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan Oeh : INDRIANA ZELLA MARGARETA D 400 130 001 JURUSAN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. bersumber dari kualitas daya listrik seperti yang tercantum
6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Audit kualitas Energi listrik 2.1.1.Pengertian Audit yang bersumber dari wikipedia dalam arti luas yang bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem distribusi umumnya pada ujung-ujung saluran mengalami drop tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban karena terjadinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan berada di Desa Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan teknologi. Dalam bidang elektronika, peralatan seperti TV, komputer, Air Conditioner, ataulampu
Lebih terperinciKualitas Daya Listrik (Power Quality)
Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 2745354 giriwiyono@uny.ac.id Perkembangan Teknologi Karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penyaluran energi listrik dari tingkat pembangkit sampai tingkat beban, seringkali terdapat gangguan-gangguan yang bisa berupa ketidakseimbangan tegangan pada
Lebih terperinciPERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER
Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 01, April 013 ISSN 1693-404 PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER Heri Sungkowo 13 Abstrak Penelitian pengaruh penggunaan
Lebih terperinciPENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI
JETri, Volume 4, Nomor 1, Agustus 004, Halaman 53-64, ISSN 141-037 PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Liem Ek Bien & Sudarno* Dosen Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciPerencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang
Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang Anissa Eka Marini Pujiantara - 2210100133 Pembimbing 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang,M.Sc.,Ph.D 2. Dedet
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat
Lebih terperinciRancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah
Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat, dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S,
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1. Bentuk Gelombang Hasil Distorsi Harmonik [2] 4 Universitas Indonesia
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Distorsi Harmonik Pada dasarnya, gelombang tegangan dan arus yang ditransmisikan dan didistribusikan dari sumber ke beban berupa gelombang sinusoidal murni. Akan tetapi, pada proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. macam sumber listrik dapat digunakan yaitu sumber DC sebesar 600 V, 750
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kereta Rel Listrik (KRL) Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan kereta yang menggunakan tenaga listrik dalam menggerakkan motornya. Pada Kereta Rel Listrik (KRL) dua macam sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90%
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% memakai beban elektronika atau beban non linier. Pemakaian beban elektronika diantaranya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor seperti di industri, perkantoran, rumah tangga dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Personal Computer (Gambar 2.1) adalah seperangkat komputer yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Personal Computer (PC) Personal Computer (Gambar 2.1) adalah seperangkat komputer yang digunakan oleh satu orang saja/pribadi. Biasanya komputer ini adanya dilingkungan rumah,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harmonisa Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang yang mempunyai satu frekuensi yang merupakan kelipatan integer dari gelombang fundamental. Jika
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA
ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA Sofian Hanafi Harahap, Masykur Sjani Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian awal sebelum perencanaan bagi pemilik dan penggunanya. Dengan demikian pemilihan peralatan
Lebih terperinciPENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI Oleh : CRISTOF NAEK HALOMOAN TOBING 0404030245 Sistem Transmisi dan Distribusi DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008 I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciRANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.
Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI
RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI
STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Irnanda Priyadi, ST, MT Staf pengajar Teknik Elektro UNIB Abstract Harmonics is a phenomenon in power system that
Lebih terperinciDesain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa
Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa Soedibyo dan Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan, sumber daya manusia yang dimanfaatkan untuk. meningkatkan kemajuan industri serta aspek-aspek lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi perkembangan sebuah negara. Dalam perkembangannya industri juga tidak lepas dari aspekaspek yang membuat industri
Lebih terperinci50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga
PENGGUNAAN FILTER HIBRID KONFIGURASI SERI UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA FILTER PASIF DALAM UPAYA PENINGKATAN PEREDUKSIAN HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN. 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga januari 2013. Untuk pengerjaan laporan serta simulasi perangkat lunak dilakukan
Lebih terperinciDAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)
DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik pada tegangan rendah, terutama untuk melayani bebanbeban
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem distribusi tiga fasa empat kawat sudah secara luas digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik pada tegangan rendah, terutama untuk melayani bebanbeban satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri, tegangan masukan pada peralatan tersebut seharusnya berbentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kebutuhan energi listrik untuk rumah tangga dan industri pada umumnya dipenuhi oleh PT. PLN (persero). Akan tetapi pada sistem tenaga listirk banyak terjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi Satu Fasa Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.3 /Maret 24 ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI Hotbe Hasugian, Panusur SML.Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik
Lebih terperinciFILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT
FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT Nama : Andyka Bangun Wicaksono NRP : 22 2 111 050 23 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sitem kelistrikan berkembang begitu cepat. Semakin berkembangnya kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer, pendingin ruangan (AC),
Lebih terperinciRESONANSI PADA RANGKAIAN RLC
ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian
Lebih terperinciBAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA
BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat
BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu [3]. Beban linear ini mematuhi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Linear Beban linear adalah beban yang impedansinya selalu konstan sehingga arus selalu berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu [3]. Beban linear ini mematuhi Hukum
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan
Lebih terperinciANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP Yoga Istiono 1, Julius Sentosa 2, Emmy Hosea 3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN SECOND ORDER DAMPED FILTER UNTUK MEREDUKSI MASALAH HARMONIK PADA BEBAN NON-LINEAR MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION 7.0.0 SKRIPSI VELAYATI PUSPA PERTIWI 0806319236 FAKULTAS
Lebih terperinciJOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari
DESAIN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI RUGI-RUGI HARMONISA AKIBAT VARIASI BEBAN PADA LABORATORIUM KOMPUTER DAN JARINGAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS RIAU Winner Inra Jefferson Batubara*, Firdaus**, Nurhalim**
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa
Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Agus R. Utomo Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : arutomo@yahoo.com Mohamad Taufik
Lebih terperinciVariasi Tuning dan Quality Factor pada Perancangan Single-Tuned Passive Filter untuk Optimasi Reduksi Distorsi Harmonik
Variasi Tuning dan Quality Factor pada Perancangan Single-Tuned Passive Filter untuk Optimasi Reduksi Distorsi Harmonik Fauziah Aini dan Ir. Agus R. Utomo, MT 1. Departemen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang
BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Fenomena Resonansi Akibat Harmonisa Orde Genap dengan Menggunakan Software ETAP
Simulasi dan Analisis Fenomena Resonansi Akibat Harmonisa Orde Genap dengan Menggunakan Software ETAP Nanang Joko Aris Wibowo 2206 100 006 Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro, ITS,
Lebih terperinciKajian Harmonisa Arus Dan Tegangan Listrik di Gedung Administrasi Politeknik Negeri Pontianak
Vokasi Volume 8, Nomor 2, Juni 2012 ISSN 1693 9085 hal 80-89 Kajian Harmonisa Arus Dan Tegangan Listrik di Gedung Administrasi Politeknik Negeri Pontianak HADI SUGIARTO Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kualitas hidup manusia menuntut peningkatan kebutuhan dari manusia itu sendiri, seperti kebutuhan akan daya listrik. Oleh karena itu, tujuan utama dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Lab Lama Teknik Elektro FPTK UPI dengan perencanaan rangkaian listrik yang dipasang beberapa beban listrik. Pengukuran
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi
Lebih terperinciPENGARUH ARUS NETRAL TERHADAP RUGI-RUGI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PLN RAYON JOHOR MEDAN
PENGARUH ARUS NETRAL TERHADAP RUGI-RUGI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PLN RAYON JOHOR MEDAN Rendy F Sibarani, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.
ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. 0 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-91 Desain dan Simulasi Switched Filter Compensation Berbasis Tri Loop Error Driven Weighted Modified Pid Controller untuk Peningkatan Kualitas
Lebih terperinciSTUDI HARMONIK FILTER PASIF PADA SISI TEGANGAN RENDAH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. SEMEN TONASA V SULAWESI SELATAN
STUDI HARMONIK FILTER PASIF PADA SISI TEGANGAN RENDAH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. SEMEN TONASA V SULAWESI SELATAN Rizky Aulia Heydar NRP 2208 100 079 DOSEN PEMBIMBING Prof.Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR
ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR Eka Rahmat Surbakti, Masykur Sj Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HARMONISA Pada sistem tenaga listrik, daya yang didistribusikan adalah pada level tegangan dengan frekuensi tunggal (50 Hz atau 60 Hz), tetapi karena perkembangan beban listrik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-97 Evaluasi Harmonisa dan Perencanaan Filter Pasif pada Sisi Tegangan 20 Akibat Penambahan Beban pada Sistem Kelistrikan Pabrik Semen Tuban
Lebih terperinci09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK
09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 9.1 Pendahuluan Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari : - empat lengan jembatan - sumber eksitasi dan - sebuah detektor nol Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian listrik dari hari ke hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara manual, sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Contohnya yaitu beban beban nonlinier, terutama peralatan listrik berbasis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini orang semakin dimudahkan dalam melakukan suatu pekerjaan dengan bantuan peralatan yang berteknologi tinggi. Peralatan yang berteknologi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI ALAT PEREDUKSI DISTORSI HARMONIK UNTUK KARAKTERISTIK BEBAN RUMAH TANGGA 2200VA
RANCANG BANGUN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI ALAT PEREDUKSI DISTORSI HARMONIK UNTUK KARAKTERISTIK BEBAN RUMAH TANGGA 2200VA SKRIPSI BESTION ALZARI 0706267572 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Penggunaan energi secara boros dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Energi merupakan kebutuhan dasar untuk menggerakkan hampir seluruh aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Penggunaan energi secara boros
Lebih terperinciWATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN
WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN Wahri Sunanda 1, Yuli Asmi Rahman 2 1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 2 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Lebih terperinciBerikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif
Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan
Lebih terperinciABSTRAK Kata kunci : Beban non linier, Harmonisa, THD, filter aktif high-pass.
ABSTRAK Hotel The Bene Kuta yang berlokasi di jalan Bene Sari Kuta-Bali, memiliki suplai daya terpasang berkapasitas 630 KVA. Beban non linier yang terdapat pada SDP mengakibatkan adanya distorsi harmonisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Sejalan dengan berkembangnya teknologi elektronik digital dewasa ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting dalam menunjang
Lebih terperinciANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV
ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem Hibrid) Pembangkit Listrik Sistem Hibrid adalah pembangkit yang terdiri lebih dari satu pembangkit dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi seperti saat ini, peralatan listrik yang berbasis elektronika daya berkembang pesat, karena mempunyai efisiensi yang tinggi dan perancangannya
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan
Lebih terperinciAnalisis Harmonik pada Lampu Light Emitting Diode
1 Analisis Harmonik pada Lampu Light Emitting Diode Adi Jaya Rizkiawan, Rudy Setiabudy Departemen Elektro, Fakultas Teknik, ABSTRAK Lampu Light Emitting Diode (LED) termasuk beban non-linear yang meng-injeksi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA
ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA I Putu Alit Angga Widiantara 1, I Wayan Rinas 2, Antonius Ibi Weking 3 Jurusan Teknik
Lebih terperinci