Aplikasi Platform Komputasi Software-Defined Radio (SDR) untuk Digital Spectrum Analizer

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aplikasi Platform Komputasi Software-Defined Radio (SDR) untuk Digital Spectrum Analizer"

Transkripsi

1 212 Proiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY Aplikai Platform Komputai Software-Defined Radio (SDR) untuk Digital Spectrum Analizer Eko Marpanaji, Kadariman Tejo Yuwono, Adi Dewanto Pendidikan Teknik Elektronika Fakulta Teknik Univerita Negeri Yogyakarta Karangmalang, Yogyakarta Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan aplikai platform Software-Defined Radio (SDR) yaitu Univeral Software Radio Peripheral (USRP) dan komputer PC untuk pektrum analier. Permaalahan utama yang dihadapi adalah bagaimana aritektur perangkat kera dan perangkat lunak yang diperlukan untuk membangun ebuah pektrum analier digital berbai SDR, dan bagaimana unjuk kerja item terebut. Metoda yang digunakan dalam membangun item ini adalah mengimplementaikan USRP untuk proe digitai inyal analog dan komputer PC ebagai pengolah inyal dan penampil hailnya. Kunci utama item ini adalah perangkat lunak yang menjalankan fungi pemiahan komponen frekueni dan bearnya daya yang membentuk inyal terebut, yaitu algoritma Fat Fourier Tranform (FFT). Pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan imulai algoritmaalgoritma pengolah inyal menggunakan Matlab, intalai platform SDR dan uji coba item SDR menjalankan fungi radio ecara umum, dan pengembangan perangkat lunak untuk menjalankan fungi pektrum analier. Keimpulan yang dapat diperoleh adalah aritektur perangkat kera pektrum analier digital dapat dibangun menggunakan USRP dan PC, edangkan algoritma FFT merupakan kunci utama dalam aritektur perangkat lunak item terebut. Secara umum unjuk kerja prototipe item telah dapat bekerja dengan baik mekipun dalam bentuk kala laboratorium dan maih perlu diteliti lebih lanjut terutama kalibrai dan tambahan fungi-fungi lain yang diperlukan. Kata kunci: Software-Defined Radio, Univeral Software Radio Peripheral, pektrum analier digital I. PENDAHULUAN Spektrum analier adalah ebuah alat ukur yang angat diperlukan dalam pengembangan perangkat telekomunikai. Manfaat pektrum analier angat banyak baik untuk keperluan pabrikai, penelitian dan pengembangan, erta pendidikan. Fungi pektrum analier antara lain untuk pengujian alat telekomunikai baik pengujian hail produki maupun proe perawatan dan perbaikan. Mekipun pektrum analier memiliki banyak kegunaan dan angat diperlukan di dalam bidang elektronika telekomunikai eperti Internet, tidak emua intani pendidikan dapat memiliki pektrum analier karena harga ebuah pektrum analier angat mahal. Apalagi untuk pektrum analier digital dengan frekueni kerja dalam orde GHz dengan failita dapat menyimpan data dan dapat diambungkan dengan komputer atau jaringan komunikai harganya dapat mencapai ratuan juta rupiah bahkan milyaran rupiah. Untuk itu, perlu pemikiran dalam rangka mencari alternatif lain dalam mewujudkan fungi pektrum analier dengan harga yang lebih terjangkau. Penelitian ini mengkaji alternatif lain dalam mewujudkan ebuah pektrum analier dengan mengembangkan fungi ebuah platform yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan Software-Defined Radio (SDR). Perangkat kera yang digunakan adalah Univeral Software-Radio Peripheral (USRP) ebagai perangkat ujung depan yang berfungi melakukan digitai inyal RF analog dan komputer ebagai pengolah inyal dan menampilkan hail pengolahan inyal ecara grafik. USRP ini telah terbukti dapat digunakan untuk proe digitai inyal RF analog ampai orde GHz menjadi inyal IF digital ehingga hailnya dapat diproe oleh komputer PC biaa dengan menerapkan pengolahan inyal digital. Perangkat ini digunakan untuk keperluan pengembangan oftware radio eperti yang edang dilakukan oleh para peneliti dari kelompok GNU Radio, dengan menggunakan item operai Linux. Seluruh fungi radio termauk modulai, pemilihan aluran, demodulai, dan channel coding diimplementaikan dalam bentuk perangkat lunak yang dijalankan pada ebuah komputer PC. Penelitian tentang SDR udah dimulai ejak tahun 26, dan ampai dengan tahun 29 telah menghailkan beberapa artikel eminar naional/internaional dalam negeri erta jurnal naional. Penelitian tentang SDR dimulai dari aritektur perangkat kera dan perangkat lunak yang digunakan dalam membangun ebuah item komunikai berbai SDR, ampai dengan beberapa contoh aplikainya dengan beberapa jeni modulai yang digunakan adalah modulai AM (Amplitude Modulation) dan modulai FM (Frequency Modulation) untuk radio konvenional, ampai dengan modulai Gauian Minimum Shift Keying (GMSK) yang digunakan untuk telepon eluler GSM [1], erta modulai digital lainnya eperti Binary Phae Shift Keying (BPSK) dan Differential Binary Phae Shift Keying (DBPSK) [2], Quartenary Phae Shift Keying (QPSK) dan Differential Quartenary Phae Shift Keying (DQPSK) [3] erta beberapa jeni modulai digital lainnya. Permaalahan utama dalam pengembangan aplikai platform SDR untuk pektrum analier yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mewujudkan ebuah pektrum analier digital ditinjau dari egi perangkat kera maupun perangkat lunak yang diperlukan, dengan menggunakan perangkat USRP dan PC. Selain itu, bagaimana pula hail unjuk kerja pektrum analier dilihat dari frekueni makimum yang dapat tangani, reolui frekueni, erta failita-failita lain yang dapat dihailkan dari pektrum analier digital terebut. Permaalahanpermaalahan terebut akan dijawab dalam penelitian dengan mengikuti peta jalan pengembangan aplikai SDR yang telah dilakukan ebelumnya. II. SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) Software-Defined Radio (SDR), ada yang menyebut juga Software Radio (SWR), diperkenalkan pertama kali pada

2 Proiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 213 tahun 1991 oleh Joeph Mitola [4,5]. Itilah SDR ini digunakan untuk menunjuk ebuah kela radio yang dapat dikonfigurai ulang atau diprogram ulang [6], ehingga menghailkan ebuah jeni perangkat komunikai nirkabel dengan mode dan band frekueni ditentukan oleh fungi perangkat lunak. SDR memiliki keuntungan karena ifat flekibilita (flexibility), lengkap dan dapat dikonfigurai ulang ecara mudah (complete and eay reconfigurability), dapat dikala (calability), dapat diprogram ulang (reprogrammability), erta dapat diperlua (expandability) [4,7]. Aritektur SDR ideal akan menempatkan ADC/DAC edekat mungkin dengan antena untuk melakukan konveri analog ke digital atau digital ke analog, ehingga membutuhkan wideband ADC/DAC. Fungi radio akan dilakukan oleh perangkat lunak yang dijalankan oleh proeor, ehingga lebih flekibel [4,6,8,9]. Namun demikian, keterbataan teknologi dan mahalnya wideband ADC/DAC mendorong untuk edikit mengubah aritektur SDR dalam menempatkan ADC/DAC ehingga menjadi realiti eperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Antenna Analog IF RF Front End (Up/Down Converter, RF Power Amp) ADC/DAC ADC DAC Proceor and Memory Gambar 1. Aritektur SDR realiti. Data Out Data In Aritektur SDR yang lebih realiti menempatkan wideband ADC/DAC etelah Down/Up Converter, ehingga konveri analog ke digital atau ebaliknya dilakukan terhadap inyal Intermediate Frequency (IF) dengan frekueni yang lebih rendah dibanding inyal Radio Frequency (RF). Aritektur SDR dilihat dari egi perangkat kera dan perangkat lunak yang diperlukan dengan mengacu pada aritektur SDR realiti ditunjukkan pada Gambar 2. Antenna Receiver (Rx) Channelization and Digital Down Converter RF Front End (RF Amp. and Up/ Down Conv.) Analog Domain Hardware Software IF Proceing (Gain, AGC) ADC and DAC IF Digital Proceing Demodulation Proceor and Memory Digital Domain Modulation Software Tranmitter (Tx) Baeband Proceing Digital Data (bittream) Baeband Proceing Gambar 2. Aritektur SDR untuk tranmitter dan receiver. Aritektur terebut aat ini banyak digunakan para peneliti dalam rangka mengembangkan teknologi SDR untuk berbagai keperluan, termauk peneliti-peneliti SDR yang tergabung dalam kelompok GNU Radio dengan menggunakan ujung depan (front end) yang mereka ebut Univeral Software Radio Peripheral atau USRP. Itilah Software Radio (SWR) digunakan ebagai alternatif itilah Software-Defined Radio yang menggunakan komputer pribadi (PC) atau General Purpoe Proceor (GP) ebagai proeornya. A. Underampling Keulitan dalam proe digitai inyal RF adalah keterbataan kecepatan pencuplikan (ampling) dari ADC. Berdaarkan teori ampling Nyquit, bahwa inyal baeband dengan frekueni makimum f a haru dicuplik dengan frekueni ampling f 2 fa. Proe digitai inyal RF atau IF dalam orde ratuan MHz ampai dengan GHz. Cara yang dilakukan untuk menurunkan biaya dalam proe pencuplikan akibat mahalnya ADC untuk frekueni tinggi adalah dengan menerapkan underampling dalam proe digitai. Namun demikian, underampling haru dilakukan ecara cermat dalam memilih frekueni ampling-nya. Kaidah yang digunakan adalah: inyal bandpa yang terletak antara frekueni bawah f L, frekueni tengah f C, dan frekueni ata f U atau bandwidth B = f U fl dapat di-ampling dengan frekueni ampling f 2B atau dengan frekueni ampling yang bearnya dapat dipilih berdaarkan peramaan[9][1]: 2 fu 2 f f L (1) n n 1 dengan nilai n adalah bilangan integer yang memenuhi f yarat: ( ) 1 n U fu fl Perencanaan frekueni ampling haru benar-benar hatihati agar penerapan underampling dapat berhail dengan baik. Secara ingkat, pemilihan frekueni dapat dijelakan ebagai berikut: Pilih frekueni ampling edemikian rupa ehingga kelipatan frekueni ampling-nya memenuhi: ( n 1) f 2 f L dan nf fu 2 ehingga menjamin eluruh komponen pektrum f bandpa inyal jatuh pada daerah baeband, 2 hail underampling. Peramaan terebut dapat dinyatakan: 2 f f L dan f n ( 1) Atau lebih kompaknya menjadi: ( n 1) 2 f U (2) n 2 fu 2 f f L (3) n Dengan bataan: f n N edemikian rupa ehingga 1 n U. fu fl

3 214 Proiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY Untuk n ganjil maka pektrum hail ampling tidak terbalik akinya dan n genap maka pektrum hail ampling akan terbalik akinya. B. Univeral Software Radio Peripheral (USRP) USRP (Univeral Software Radio Peripheral) merupakan ebuah perangkat ujung depan (front end) dalam ebuah aritektur SDR yang ekarang banyak digunakan oleh para peneliti SDR dari kelompok GNU Radio. Ujung depan ini melakukan beberapa fungi antara lain: (1) mengubah frekueni inyal RF (Radio Frequency) menjadi inyal IF (Intermediate Frequency) atau ering diebut ebagai downconveter dan proe ebaliknya yang ering diebut dengan up-converter, (2) melakukan konveri dari inyal IF analog menjadi inyal IF digital menggunakan A/D converter dan proe ebaliknya menggunakan D/A converter, (3) melakukan proe digital down converter (DDC) dan deimai untuk menurunkan laju data digital yang akan dikirimkan melalui port USB. Proe ini dilakukan dengan menggunakan ebuah chip FPGA, (4) melakukan komunikai dengan komputer (mengirim dan menerima inyal digital) menggunakan antarmuka port USB 2.. USRP terdiri dari ebuah main board untuk menjalankan proe (2), (3), dan (4), erta beberapa daughterboard untuk melakukan proe (1). USRP mendukung 4 buah daughterboard yaitu dua buah daughterboard untuk pemancar (Tx) dan dua buah daughterboard untuk penerima (Rx). Speifikai main board USRP yang digunakan dalam penelitian ini adalah: port USB 2. untuk koneki dengan komputer, ADC 12-bit dengan kecepatan ampling 64 MSPS ehingga dengan prinip aliaing dapat melakukan proe dijitai dengan jangkauan frekueni aliaing -32 MHz.d. 32 MHz, DAC 14 bit dengan frekueni clock 128 MSPS ehingga memiliki frekueni Nyquit ebear 64 MHz dan inyal analog yang dihailkan terbata 1 mw, edangkan untuk daughterboard yang digunakan adalah Baic Tx dan Baic Rx ehingga belum ada proe down/up converter dan frekueni pemancar terbata makimum 5 MHz. III. METODE PENELITIAN Spektrum analier adalah ebuah alat ukur atau alat intrumentai, ehingga metoda penelitian tetap memperhatikan kaidah-kaidah yang ada di bidang intrumentai eperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. adalah pengembangan perangkat lunak yang berfungi untuk menjalankan fungi pektrum analier dalam hal ini adalah komputai DFT dan dalam pengolahan inyal digital algoritma yang digunakan adalah algoritma FFT. Berdaarkan Gambar 4, maka antena berfungi ebagai pengindera (enor) dari pektrum analier, RF amplifier dan down converter berfungi ebagai pengkondii inyal (ignal conditioning) termauk ADC, perangkat lunak (oftware) untuk menjalankan fungi pektrum analier dan fungi radio penerima adalah wujud dari pengolahan inyal (ignal proceing), erta layar monitor atau peaker adalah ebagai wujud dari tampilan (diplay) dalam item intrumentai. Wide Band Antenna Wide Band RF Front End (RF Amplifier and Down Converter) Analog Domain Hardware High Speed ADC Fat Fourier Tranform (FFT) Demodulai Software Proceor and Memory Digital Domain Graphic Uer Interface Data Diplay (Monitor dan Speaker) Gambar 4. Blok diagram pektrum analier digital menggunakan platform SDR. Aritektur perangkat kera SDR yang digunakan dalam penelitian ini pada prinipnya ama dengan aritektur SDR untuk komunikai data digital, perbedaannya terletak pada fungi yang dijalankan pada perangkat lunak yang dijalankan pada proeor. Hal ini ekaligu membuktikan ifat flekibilita item SDR ebagai alah atu ifat unggulan dibangunnya item SDR. Dengan demikian, pengalaman dalam membangun artitektur SDR dapat digunakan juga mengembangkan ebuah pektrum analier berbai SDR, dan penelitian ini tinggal menekankan pada pengembangan perangkat lunak yang menjalankan fungi pengolahan inyal digital untuk mengukur dan menampilkan pektrum frekueni dan daya inyal RF yang diproe. Metode yang digunakan dalam hal pengembangan perangkat lunak untuk menjalankan fungi pektrum analier digital dan radio perangkat lunak ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 3. Blok diagram item intrumentai. Blok diagram pektrum analier digital yang akan diteliti berdaarkan aritektur platform komputai SDR menggunakan USRP dapat dilihat pada Gambar 4. Platform komputai SDR pada prinipnya adalah kumpulan perangkat kera yang diuun edemikian rupa ehingga memungkinkan fungi radio dapat diimplementaikan dalam bentuk perangkat lunak. SDR mengimplementaikan fungi radio dengan menggunakan perangkat lunak, ehingga yarat yang haru dipenuhi adalah bahwa inyal yang diproe haru berupa inyal digital. Oleh karena itu, penelitian tentang pektrum analier digital dengan menggunakan USRP dan komputer PC ini pada prinipnya Gambar 5. Metodologi. Prototip pektrum analier digital dengan menggunakan platform komputai SDR diperoleh dari beberapa proe, dimulai dari analii kebutuhan, penentuan peifikai, deain blok diagram fungi yang akan menghailkan ebuah model dari ebuah algoritma, dan dilanjutkan dengan implementai atau coding (pemrograman), dan terakhir adalah pengujian. Proe perbaikan dilakukan berdaarkan hail pengujian dan evaluai dan kemungkinan dapat mengarah pada model, implementai, atau kedua-duanya.

4 Proiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 215 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan tahap I yang dilakanakan pada tahun I menekankan pada pendekatan aritektur perangkat kera dan perangkat lunak pektrum analier digital berbai SDR, mulai dari tudi putaka, imulai algoritma pengolahan inyal yang diperlukan untuk mengukur pektrum inyal, erta implementai algoritma menggunakan bahaa pemrograman termauk pemilihan jeni bahaa pemrograman yang euai, erta pengujian fungi pengolahan inyal mekipun maih dilakukan ecara terpiah untuk tiap-tiap bagian blok diagram perangkat lunak untuk menjalankan fungi pektrum analier. Hail penelitian yang dilakukan dijelakan ebagai berikut. A. Simulai Matlab Simulai Matlab tentang ektraki komponen frekueni inyal digital menggunakan FFT terhadap inyal digital. Simulai ini menggunakan inyal audio digital yang diperoleh dari proe digitai inyal audio analog melalui ound card komputer ebagai tudi kau. Dengan aumi, jika fungi ektraki inyal audio digital dapat bekerja dengan baik, maka fungi ektraki inyal digital untuk jangkauan frekueni yang lebih tinggi juga dapat dilakukan. Suara inyal audio yang direkam adalah uara eruling dengan mengambil alah atu nada yaitu nada Fa dan juga nada-nada yang lain untuk pengujian algoritma FFT yang diimulaikan untuk menentukan komponen frekueni tiaptiap inyal audio terebut. Gambar 6 menunjukkan inyal audio digital uara uling untuk nada Fa untuk 12. cuplikan dengan frekueni cuplikan ebear 8 Hz. Suara uling yang direkam digambarkan pada cuplikan ke-2..d. 1. di mana amplitudo inyal angat bear dibanding ebelum dan eudah cuplikan terebut. Sinyal audio digital uara eruling untuk 5 cuplikan ditunjukkan pada Gambar 7, di mana inyal audio terebut nampak berbentuk inuoidal. Daya Spktrum Sinyal Suling Nada "Fa" Frekueni (Hz) x 1 4 Gambar 8. Spektrum daya inyal uara uling nada Fa (paangan). Simulai Matlab ektraki komponen frekueni inyal digital hail rekaman uara uling dengan nada Fa menggunakan algoritma FFT pada Gambar 8 menunjukkan paangan pektrum frekueni. Biaanya pektrum analier hanya menampilkan alah atu pektrum daya yaitu pektrum daya untuk frekueni poitif. Dengan demikian, krip Matlab perlu ditambah untuk memiahkan pektrum daya untuk frekueni poitif dan menampilkan pektrum terebut. Tampilan pektrum daya untuk frekueni poitif ditunjukkan pada Gambar 9. Daya Spektrum SInyal Suling Nada "Fa".6 Suara Seruling Nada "Fa" amplitudo Frekueni (Hz) x 1 4 Gambar 9. Spektrum daya inyal uara uling nada Fa (poitif) cuplikan ke-n x 1 4 Gambar 6. Sinyal uara uling nada Fa keeluruhan. amplitudo Suara Suling Nada "Fa" cuplikan ke-n Gambar 7. Potongan inyal uara uling nada Fa untuk 5 cuplikan. Gambar pektrum daya terebut menunjukkan bahwa komponen frekueni inyal rekaman uara uling nada Fa terebut adalah frekueni uling nada Fa kurang lebih ebear 7 Hz yang memiliki amplitudo paling dominan, erta beberapa frekueni harmonia dan noie yang memiliki amplitudo lebih kecil. Penentuan frekueni nada Fa dapat dilakukan dengan menambahkan krip program yang funginya memilih amplitudo terbear dari pektrum daya hail ektraki komponen frekueni inyal karena amplitudo yang lebih kecil merupakan frekueni harmonik dan frekueni inyal noie. Hail pemilihan komponen frekueni utama menggunakan Matlab menunjukkan bahwa frekueni paling dominan adalah eperti yang ditunjukkan oleh tampilan keluaran dari Matlab >> nada frekueninya = Hail imulai ektraki frekueni komponen inyal untuk nada yang lain ditunjukkan pada Tabel I.

5 216 Proiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY Simulai Matlab tentang ektraki komponen frekueni dan pemilihan komponen frekueni utama ini menunjukkan bahwa fungi ektraki komponen frekueni ebagai fungi daar membangun pektrum analier digital dapat dilakukan dengan mengim-plementaikan algoritma FFT ebagai perangkat lunak yang menjalankan fungi pektrum analier. Berikut ini hail pengujian prototip item pektrum analier digital berbai SDR yang dilakukan dalam penelitian ini. TABEL I. HASIL PENGUJIAN ALGORITMA FFT UNTUK MENENTUKAN KOMPONEN FREKUENSI SINYAL No Nada Frekueni yang d ihailkan (Hz) 1. Do 549,97 2. Re 585, Mi 66, Fa 73, Sol 787, La 888, Si 987, Do tinggi 1.44,9 B. Uji Coba Software-Defined Radio (SDR) Ujicoba SDR dimulai dengan intalai item operai Linux dan intalai tarball GNU Radio ebagai driver untuk menjalankan USRP. Sitem operai Linux yang digunakan adalah Fedora Core 6 dengan menyediakan failita kompiler Python beerta perangkat lunak bantu yaitu SWIG dan C++ untuk menjalan driver USRP dan fungi pengolahan inyal digital yang ebagian bear algoritmanya diimplementaikan dalam bentuk bahaa C++. Intalai tarball GNU Radio digunakan untuk menjalankan USRP ehingga dapat melakukan digitai inyal analog dan menghailkan inyal digital yang dikirimkan melalui port USB. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam intalai tar ball GNU Radio ini, adalah: (a) Intalai Linux haru menjamin bahwa ound card dapat terdeteki dan berfungi dengan baik, (b) Intalai tar ball dimulai dari intalai Bae line yaitu: FFTW, CPP Unit, SWIG dan Boot dan dijamin tidak ada error aat intalai, (c) Intalai wxpython terlebih dahulu erta etting path untuk python erta pengujiannya untuk menjamin bahwa wxpython telah berfungi dengan baik, (d) Pengujian integrita fungi perangkat lunak ehingga fungi SDR dapat bekerja mengingat perangkat lunak open ource menggunakan gabungan beberapa item yang berbeda. Ujicoba menjalankan fungi SDR dapat dilakukan jika proe intalai tarball dan pot intalation untuk wxpython dapat berhail dengan baik. Beberapa hail ujicoba menjalankan fungi SDR yang dilakukan dalam penelitian ini adalah ebagai berikut. Gambar 1 menunjukkan bahwa fungi SDR dapat berjalan dengan baik untuk penerimaan radio FM broadcat. Gambar 11 menunjukkan bahwa fungi SDR dapat berjalan dengan baik untuk menerima inyal radio FM komunikai (HT). Selanjutnya adalah implementai algoritma FFT untuk menghailkan ebuah item pektrum analier digital berbai SDR dengan menggunakan USRP dan komputer PC. Bahaa pemrograman tetap menggunakan Phyton dengan beberapa dukungan ource code open ource untuk lebih memudahkan dalam mengembangkan item ini. Gambar 1. Spektrum Sinyal Pemancar Staiun Radio FM 91.5 MHz Gambar 11. Spektrum inyal pemancar radio komunikai (HT) pada frekueni 143,1 MHz. Gambar 12 menunjukkan tampilan pektrum analier aat tidak ada inyal pemancar diekitar item, ehingga yang ditampilkan adalah pektrum frekueni noie atau inyal RF yang dihailkan oleh beberapa pemancar yang terletak jauh dari item. Gambar 12. Spektrum analier (FFT): tidak ada inyal pemancar. Gambar 13 menunjukkan pektrum inyal RF di mana terdapat inyal pemancar yang dipancarkan dari ebuah alat radio komunikai jinjing (HT) dengan frekueni MHz. Sinyal terebut memiliki daya begitu bear terdeteki oleh item ebagai petunjuk bahwa ada inyal RF elain inyal noie yang ditampilkan. Hail pengujian ini juga menunjukkan bahwa prototip pektrum analier digital berbai SDR dapat bekerja dengan baik mekipun dalam

6 Proiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 217 bentuk kala laboratorium dan fungi tampilan yang maih ederhana. Gambar 13. Spektrum analier (FFT): inyal pemancar HT MHz V. KESIMPULAN Berdaarkan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini, ecara umum dapat diimpulkan bahwa: 1. Aritektur perangkat kera pektrum analier digital menggunakan platform komputai SDR dapat menggunakan aritektur perangkat kera SDR yang umum digunakan dengan menjalankan fungi pengolahan inyal digital yang berbeda. 2. Ariektur perangkat lunak pektrum analier digital menggunakan platform komputai SDR menggunakan algoritma FFT ebagai tulang punggung dalam pengolahan inyal digital khuunya dalam ektraki komponen frekueni inyal. 3. Algoritma FFT untuk ektraki komponen frekueni ebagai fungi utama dalam menjalankan fungi pektrum analier digital menggunakan platform komputai SDR telah diimulaikan dalam program Matlab dengan tudi kau inyal audio digital. Hail imulai menunjukkan bahwa algoritma FFT mampu melakukan analia komponen frekueni ebuah inyal dan bahkan dapat menentukan komponen fekueni yang mana yang akan dipilih. 4. Prototip pektrum analier digital berbai SDR yang dihailkan dapat bekerja dengan baik yaitu dapat mendeteki daya pemancar beerta frekueninya yang ditunjukkan dengan ukuran daya yang cukup bear edangkan pektrum frekueni inyal noie ditampilkan dengan ukuran daya yang jauh lebih kecil. 5. Prototipe pektrum analier digital berbai SDR maih dalam bentuk kala laboratorium dan diuji coba dengan daerah frekueni dengan orde MHz, ehingga perlu dikembangkan lebih lanjut dan diteliti untuk jangkauan frekueni yang lebih tinggi (orde GHz). PUSTAKA [1] E. Marpanaji, dkk., Pengukuran Unjuk Kerja Modulai GMSK pada Software-Defined Radio Platform, Jurnal Telkomnika, vol. 5, no. 2 Agutu 27, pp [2] E. Marpanaji, dkk., Studi Ekperimen Unjuk-Kerja Modulai DBPSK pada Platform Software-Defined Radio (SDR), Jurnal Technocientia, vol. 1 No. 1, Agutu 28, pp [3] E. Marpanaji, dkk., Experimental Study of DQPSK Modulation on SDR Platform., ITB Journal of Information and Communication Technology, vol. 1 no. 2, November 28, pp [4] J. H. Reed, Software Radio: A Modern Approach to Radio Engineering, New Jerey, Prentice Hall, 22. [5] Steinheider, J., Software-defined Radio Come of Age, Mobile Radio Technology, Feb 1 t, [Online] reource/ intro/oftware-defined_radio_come_of_ age.html, 23. [6] J. Mitola III, Software Radio Architecture. Object-Oriented Approache to Wirele Sytem Engineering, Canada: John Eiley & Son, Inc, 2. [7] F. Chritenen, A calable Software-Defined Radio Development Sytem, [On-line] publication/xcellonline/ xcell_51/xc_pdf/xc_e-undance51.pdf, 24. [8] W. Lehr, Software Radio:Implication for Wirele Service, Indutry Structure, and Public Policy, [Online] itc.mit.edu/itel/doc/22/software_radio_lehr_fuenci.pdf, 22. [9] J. Guttag, Software Radio for Adaptive Networking, [Online] dehpande center/download/preo/ ideatream23_ wirele.pdf, 23. [1] M. E. Angoletta, From Analog to Digital Domain, [Online]. Available: external/training/pecial/disp23/disp-23_l1a_2feb3.pdf, 2 Feb 23. [11] H. Harada, R. Praad, Simulation and Software Radio for Mobile Communication, London: Artech Houe, 22. TANYA JAWAB Mada Sanjaya (UIN Bandung)? Jika bia mendeteki ampai Hz (angat kecil), kemungkinan ada noie yang menempel pada inyal. Jika anda mengatai dengan filter: 1. Apa bentuk filternya, oftware atau hardware nya? 2. Di mana letak penyimpanannya? Eko Untuk frekueni di bawah 1 MHz belum diteliti lebih lanjut, karena foku SDR pada frekueni radiu (RF) dengan orde frekueni > 1 MHz untuk frekueni pembawa. Namun ebagai gambaran ADC yang digunakan memiliki jangkau frekueni -32 MHz, termauk fungi underampling ehingga dapat mencapai frekueni di ata 32 MHz. Filter ebelum ADC berbentuk hardware edang etelah ADC berbentuk oftware. Penyimpanan data hail akuiii ada di komputer. Syamu Royid (UI)? Apakah SDR ini dapat diaplikaikan untuk range frekueni rendah (puluhan-ratuan Hz)? Eko Tentu aja dapat, namun perlu dibuktikan/diteliti tentang akurainya. Selain itu, obei utama SDR adalah frekueni radio (frekueni tinggi).

Aplikasi Platform Komputasi Software-Defined Radio (SDR) untuk Digital Spectrum Analizer

Aplikasi Platform Komputasi Software-Defined Radio (SDR) untuk Digital Spectrum Analizer Aplikasi Platform Komputasi Software-Defined Radio (SDR) untuk Digital Spectrum Analizer Eko Marpanaji, Kadarisman Tejo Yuwono, Adi Dewanto eko@uny.ac.id, arispra@uny.ac.id, adi@uny.ac.id Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

PENGUKURAN UNJUK KERJA MODULASI GMSK PADA PLATFORM SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR)

PENGUKURAN UNJUK KERJA MODULASI GMSK PADA PLATFORM SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) PENGUKURAN UNJUK KERJA MODULASI GMSK PADA PLATFORM SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) 1 Eko Marpanaji, 2 Bambang Riyanto, 2 Armein Z.R. Langi, 2 Adit Kurniawan 1 Pendidikan Teknik Elektronika, FT, UNY, Karangmalang

Lebih terperinci

PENGUKURAN UNJUK KERJA MODULASI GMSK PADA SOFTWARE-DEFINED RADIO PLATFORM

PENGUKURAN UNJUK KERJA MODULASI GMSK PADA SOFTWARE-DEFINED RADIO PLATFORM ISSN: 1693-6930 73 PENGUKURAN UNJUK KERJA MODULASI GMSK PADA SOFTWARE-DEFINED RADIO PLATFORM Eko Marpanaji 1, Bambang Riyanto 2, Armein Z.R. Langi 3, Adit Kurniawan 4 1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika,

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

ISSN: STUDI EKSPERIMEN UNJUK-KERJA MODULASI DBPSK PADA PLATFORM SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR)

ISSN: STUDI EKSPERIMEN UNJUK-KERJA MODULASI DBPSK PADA PLATFORM SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) STUDI EKSPERIMEN UNJUK-KERJA MODULASI DBPSK PADA PLATFORM SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR),2 Eko Marpanaji, 2 Bambang Riyanto T., 2 Armein ZR. Langi, 2 Adit Kurniawan Jurusan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR)

ARSITEKTUR SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) ARSITEKTUR SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) Eko Marpanaji, Bambang Riyanto T., Armein Z.R. Langi, Adit Kurniawan, Andri Mahendra Teknik Elektro STEI ITB ekoaji332@students.itb.ac.id, briyanto@lskk.ee.itb.ac.id,

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328 Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbai ATmega38 Dyah Ayu Anggreini T, Retnowati, Rahmadwati. Abtrak Pengendalian kadar keaaman pada pengendapan tahu angat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2 l t3 tel t3 tel LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto Statu Revii : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Deember 2014 MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Didy Septiyono.. kepada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN. IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN Dirja Nur Ilham Doen Teknik Komputer Politeknik Aceh Selatan dirja_nur@yaoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC Makalah Seminar Tuga Akhir SATIYONO MARSUKAT PUTRO LF300553 Juruan Teknik Elektro Fakulta teknik Univerita Diponegoro Semarang 003 ABSTRAK Implementai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2010 1 Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang ini meliputi latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang ini meliputi latar belakang, BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas garis besar penelitian yang ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan penelitian. 1.1 Latar Belakang Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,

Lebih terperinci

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems) Sitem Komunikai II (Digital Communication Sytem) Lecture #6: Modulai & Demodulai Bandpa (Bandpa Modulation & Demodulation) - PAR II opik: 6. M-Frequency Shift Keying (M-FSK). - Modulai, ranmitter, & Receiver

Lebih terperinci

Program S-1 Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Program S-1 Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta EKSPERIMEN EFEK DOPPLER DARI SUMBER BUNYI BERGERAK LURUS DENGAN SISTEM MULTIMEDIA BASED LABORATORY Oleh M. Reza Primadi 1), Adhani Prima Syaraina 2), Ria Dwi Marantika 3) Email: rezaikhtiar@gmail.com 1),

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KENDALI DERAU AKTIF PADA RUANG TERBUKA MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF H

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KENDALI DERAU AKTIF PADA RUANG TERBUKA MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF H DESAIN DAN IMLEMENASI KENDALI DERAU AKIF ADA RUANG ERBUKA MENGGUNAKAN FILER ADAIF H Abtrak Yuda Bakti Zainal Juruan eknik Elektro, Univerita Jenderal Achmad Yani Jalan eruan Jenderal Sudirman O BOX 148

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini berbagai skema modulasi telah dikembangkan untuk mendukung kebutuhan komunikasi yang lebih cepat, handal, dan efisien. Skema modulasi yang paling

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG 38-714 MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID Tedy Ade Wijaya 08 100 639 Simulai Sidang Tuga Akhir januari 011 Pembahaan Materi Pendahuluan Perancangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN DEPAN... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN DEPAN... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR SINGKATAN... xix

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

ADAPTIVE WEB SITE DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING

ADAPTIVE WEB SITE DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING ADAPTIVE WEB ITE DENGAN METODE FUZZY CLUTERING Muchammad Huni, Wakito Wibiono, dan Wahyu Nugroho Juruan Teknik Informatika, Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi epuluh Nopember Kampu IT, Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Supeni adalah uatu item yang berfungi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Supeni dapat meningkatkan kenyamanan berkendaraan

Lebih terperinci

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH Benny Raharjo *), Munawar Agu Riyadi, and Achmad Hidayatno Departemen Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampu UNDIP

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

Pencuplikan Sinyal Waktu Kontinyu dan Rekonstruksi. Edisi Semester 2 17/18 EYH 1

Pencuplikan Sinyal Waktu Kontinyu dan Rekonstruksi. Edisi Semester 2 17/18 EYH 1 5 Pencuplikan Sinyal Waku Koninyu dan Rekonruki Edii Semeer 2 17/18 EYH 1 5.1 Pengolahan Sinyal Waku Dikri 5.1.1 Sampling 5.1.1.1 Sampling Priodik 5.1.1.2 Repreenai domain frekueni proe ampling 5.1.1.3

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Multiple Input Multiple Output Jaringan Sensor Nirkabel dengan Demodulasi Terdistribusi

Analisa Kinerja Multiple Input Multiple Output Jaringan Sensor Nirkabel dengan Demodulasi Terdistribusi 64 JNEI, Vol. 3, No. 4, November04 Analia Kinera Multiple Input Multiple Output Jaringan Senor Nirkabel dengan Demodulai erditribui Ari Endang Jayati, Sri eranurweni, M. Sipan 3 Abtract Wirele Senor Network

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR 3.1. Teori Gelombang

BAB III TEORI DASAR 3.1. Teori Gelombang BAB III TEORI DASAR Bab ketiga ini memberikan penjelaan umum tentang gelombang ultraonik eperti ifat-ifatnya, fenomena piezoelektrik dan pembangkitan ultraonik, dan daar-daar pengolahan inyal ultraonik.

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL JISSN : 58-7 SIMULASI PERANCANAN FASA TERTINAL SISTEM KENALI IITAL Cekma Cekdin Program Studi Teknik Eelektro Fakulta Teknik Univerita Muhammadiyah Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani Ulu Palembang Email

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MIKROKOMPUTER KODE / SKS : IT / 3 JURUSAN / TINGKAT : TEKNIK KOMPUTER (D3) / II SEMESTER : IV

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MIKROKOMPUTER KODE / SKS : IT / 3 JURUSAN / TINGKAT : TEKNIK KOMPUTER (D3) / II SEMESTER : IV SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MIKROKOMPUTER KODE / SKS : IT014315 / 3 JURUSAN / TINGKAT : TEKNIK KOMPUTER (D3) / II SEMESTER : IV Minggu Pokok Bahaan dan TIU Sub Pokok Bahaan dan Saaran Belajar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci