NON IDEALITAS SIFAT CAIRAN PADA VERIFIKASI MODEL NON KESEIMBANGAN MENARA DISTILASI
|
|
- Ida Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Dasar-Dasar Teknk Kma ISSN NON IDELITS SIFT CIRN PD VERIFIKSI MODEL NON KESEIMBNGN MENR DISTILSI ref Budman, Sutjan, Erla Yusntha, dan Rmbo Bworondoko Process System Engneerng Research Group Jurusan Teknk Kma, Fakultas Teknk, UGM Jl.Grafka, Yogyakarta, 558 Indonesa e-mal : abudman@ugm.ac.d bstrak Model kesembangan pada menara dstlas merupakan model yang banyak dpaka untuk smulas perhtungan menara dstlas. Model n menganggap bahwa gas-caran yang keluar dar satu plate berada pada konds kesembangan, sehngga sangat populer karena sederhana dan tdak memerlukan perhtungan matematk yang rumt. Bagamanapun, saat n para chemcal engneers semakn sadar bahwa alran gas dan car yang mennggalkan plate tdak pada konds kesembangan satu sama lan. Proses pemsahan sebenarnya lebh banyak tergantung pada kecepatan perpndahan massa dar fase uap ke fase car. Pada tulasan terdahulu penuls mengusulkan model non kesembangan pada menara dstlas dan pada tulsan n akan dlakukan verfkas model dengan campuran non-deal etanol-ar pada skala laboratorum. Pada peneltan n dgunakan menara dstlas jens seve tray dengan plate, termasuk kondenser dan reboler. Dar percobaan yang dlakukan dperoleh data yang mendekat hasl smulas yang dajukan, sehngga dapat dkatakan bahwa model yang dusulkan dapat memperkrakan unjuk kerja menara dstlas pada skala ndustr. Kata kunc : dstlas, seve tray, model non kesembangan. bstrak The equlbrum stage model s the most popular model for smulatng dstllaton. Ths model s so smple n concepts, so elegant from the mathematcal vew of pont. Recently, however, chemcal engneers have long been aware that the stream leavng a real tray are not n equlbrum. In fact, the separaton actually acheved depends on the rates of mass transfer from the vapor to the lqud phases and these rates depend on the etent to whch the vapor and lqud stream are not n equlbrum wth each other. In the prevous paper, author have proposed non-equlbrum model for dstllaton column. Ths paper wll dscussed the verfcaton of the proposed model wth the lab-scale eperment of ethanol-water mture. Ten plates of seve tray column ncludng condenser and reboler used n ths study. The mass transfer model used n ths study shows reasonably good agreement wth the epermental results, so t s capable for predctng actual dstllaton column performance n the ndustry. Keyword : dstllaton, seve tray, non-equlbrum model.. Pendahuluan Dstlas merupakan proses pemsahan campuran caran berdasarkan perbedaan volatlas dan sudah dpaka sejak abad ke satu maseh. Selanjutnya pada abad ke sebelas, salah satu perusahaan d Ital memproduks alkohol secara batch. Baru pada abad ke duabelas, dstlas dengan sstem multstage dan kontnyu banyak dpaka secara luas untuk memsahkan campuran caran. Salah satu kendala yang dhadap pada proses n adalah kebutuhan energ yang dperlukan cukup besar (Porter, 995). Untuk keperluan perancangan menara dstlas, model yang serng dpaka adalah model kesembangan, sepert yang basa daplkaskan pada metoda Ponchon Savart maupun McCabe-Thele (Kng, 97). Model n Penngkatan Daya Sang Nasonal Melalu Pemanfaatan Sumber Daya lam untuk Pengembangan Produk dan Energ lternatf
2 Dasar-Dasar Teknk Kma ISSN menganggap bahwa suhu caran dan gas keluar dar suatu plate mempunya nla yang sama. Konsekuens dar model n adalah panas yang dbawa gas dterma oleh caran semua, sehngga perpndahan panas dar fase gas ke fase car berlangsung sempurna. Dalam perkembangannya semakn dsadar bahwa kontak uap-car yang relatf sngkat kadang belum memungknkan terjadnya kesembangan fase, sehngga dperlukan suatu faktor untuk mengoreks metodametoda perhtungan yang sudah ada. Untuk merevs keadaan deal tersebut dtambahkan harga efsens menara yang nlanya berksar -7 % (McCabe et.al., 985). kan tetap, pada kenyataannya konsep npun mash belum dapat memberkan gambaran konds yang sesungguhnya pada menara dstlas, sehngga muncul model non kesembangan. Model non kesembangan, yang juga dkenal dengan mass transfer model, memperhatkan adanya perpndahan panas dan massa yang terjad secara smultan melewat nterfase pada saat terjad kontak car-gas. Banyak tulsan tentang model n terutama pada kolom dengan bahan san (Krshnamurty dan Taylor, 985; Koojman dan Taylor, 995). Pada artkel terdahulu penuls (Budman, 999) mempelajar model n untuk kolom jens seve tray. nggapan yang dpaka adalah fase gas mengontrol kecepatan penguapan maupun pengembunan pada tap-tap plate, sehngga neraca massa, neraca panas, fluks dfus dan fluks konvektve dpaka untuk menghtung proses kesembangan, penguapan dan pengembunan pada suatu plate. Pada model n sfat caran pada kesembangan gas-car mash danggap deal. Model non kesembangan n dapat dlhat pada append. Pada tulsan n akan dkembangkan model non kesembangan dengan sfat caran non deal. Selanjutnya dlakukan verfkas model yang ada dengan data peneltan d laboratorum. Campuran yang dgunakan adalah ethanol-ar.. Model dan smulasnya a. Kesembangan uap-car Model sederhana campuran dua caran adalah dengan menganggap campurannya deal. Banyak pustaka yang telah membahas sepert Smth, J.M., et al (). Hubungan fraks mol caran dan gas pada model n mengkut persamaan: sat Py = P () Persamaan () juga dkenal dengan hukum Roult, dan dapat pula dtuls sat P P y = = () P P Nla tekanan uap murn P dapat dcar dengan bantuan persamaan ntone. Pada konds sebenarnya, campuran deal tdak dapat dgunakan, sehngga dperlukan faktor koreks yang dkenal dengan koefsen aktvtas, γ dan persamaan dapat dtuls sebaga: sat γp γp y = = () P P Untuk mencar besarnya γ ada beberapa persamaan yang bsa dgunakan, sepert Margules, van Laar, NRTL, UNIQUC dan Wlson (Seader and Henley, 998). Jka dgunakan persamaan Wlson, γ dapat dcar dengan persamaan ln = ln( + ) γ (4) ln = ln( + ) + + γ (5) dengan, Λ, Λ = koefsen Wlson untuk pasangan bner, Harga γ pada persamaan (4), (5) dan harga tekanan uap murn, P dan tekanan total P dapat dpaka untuk mencar hubungan gas-car. Selanjutnya persamaan tersebut dpaka bersama-sama dengan persamaan model non kesembangan sepert yang dpaparkan pada ppend. b. Smulas program Smulas model non-kesembangan dengan sfat caran non deal datas dlakukan dar puncak ke bagan bawah menara. Komposs caran pada plate dber harga tertentu untuk sebaga awal dengan cara tral-error. Setelah konds pada plate dketahu (F lq dan F gas ), neraca massa dan neraca panas pada plate dapat dhtung. Dengan defns fluks massa, jumlah perubahan masng-masng komponen dapat dketahu. Selanjutnya, kecepatan alran caran dan gas masuk pada batas bawah juga dapat dhtung. Dengan dketahunya Penngkatan Daya Sang Nasonal Melalu Pemanfaatan Sumber Daya lam untuk Pengembangan Produk dan Energ lternatf
3 Dasar-Dasar Teknk Kma ISSN fraks mol pada kedua fase, suhu d fase uap dan car yang merupakan dew-pont dan bubble-pont temperature dapat pula dhtung. Pada reboler, perhtungan dlakukan dengan menganggap terjad kesembangan. Komposs menara bagan bawah dhtung dengan neraca massa sektar reboler. Jka komposs hasl bawah berdasarkan kesembangan dan neraca massa mempunya harga yang hampr sama, perhtungan dhentkan. Jka belum, maka perhtungan dulang dar plate dengan menggunakan nla awal yang berbeda. Demkan seterusnya sampa nla tolerans tercapa. Gambar menunjukkan harga koefsen aktvtas, γ dsetap plate untuk R=. dan R=.. Terlhat bahwa γ untuk R=. dan R=. nlanya hampr sama, sedangkan γ untuk R=. nlanya lebh tngg dbandngkan γ untuk R=.. Secara umum terlhat juga bahwa, γ nlanya nak dar plate ke plate, dan sebalknya γ turun dar atas ke bawah.. Verfkas model dengan data laboratorum Setelah data smulas dhaslkan dar model yang dusulkan, selanjutnya dlakukan verfkas model dengan data yang dambl d laboratorum. Gambar adalah rangkaan alat yang terdr dar satu set alat Contnue Dstllaton Column yang dkontrol dengan sebuah komputer PC menggunakan software Geness Control Seres (rmfeld, 996). Menara terdr dar 8 seve tray dan masng-masng tray mempunya buah hole dengan dameter hole sebesar.5 m. Tngg caran dalam plate aebesar, m. Plate adalah kondenser total, plate adalah reboler dan umpan masuk menara pada plate 6. Pada peneltan n dgunakan campuran bner etanol-ar. Mula-mula tangk umpan ds dengan 5 lter umpan. Reboler ds dengan lter campuran etanol dan ar yang mempunya fraks mol mendekat konds kesembangan saat proses sudah berjalan dengan maksud untuk mempercepat tercapanya konds steady state pada proses dstlas. dawal dengan memastkan semua valve dalam keadaan tertutup kemudan menghdupkan komputer dan power control console. Selanjutnya, menghdupkan reboler pada nla tertentu dengan mengatur pada power control console dan kran ar pendngn dbuka dengan kecepatan,5 lter/ment. Pada step n campuran etanol-ar yang terdapat dalam reboler akan mula menguap, campuran uap akan masuk kondenser, kemudan oleh kondensor akan dcarkan kembal. Caran yang keluar dar kondensor dtampung pada tangk destlat dan akan mengalr ke kran pangatur reflu. dmula pada reflu total, artnya semua uap yang terkondensas akan dkembalkan ke kolom. Sstem n akan berada dalam konds stedy state apabla temperatur pada setap tray hampr konstan (tdak berubah terhadap waktu). pabla sstem sudah stabl pada reflu total, umpan dmasukkan dengan menghdupkan pompa pada rpm. Bersamaan dengan tu reflu dset sesua dengan yang dngnkan. Kecepatan destlat yang dngnkan dset dengan mengatur beban reboler. Proses n akan mencapa konds steady state apabla pada beban reboler, kecepatan umpan, reflu rato dan kecepatan destlat tertentu memberkan nla temperature d tap plate yang konstan (tdak berubah lag terhadap waktu). Setelah konds stedy state tercapa, temperature yang dtunjukkan oleh alat dcatat, kemudan hasl atas dan hasl bawah dambl. γ, koef aktftas gamma,r gamma,r gamma,r gamma,r Nomer Plate, N Gambar. Nla koefsen aktftas, γ dsetap plate untuk R=. dan. 4. Hasl dan Pembahasan Kasus Utama Sebaga kasus utama dgunakan campuran bner ethanol () dan ar () dengan kecepatan,9 mol/detk dengan fraks mol yang sama, =,5 dan =,5. Umpan dmasukkan menara pada plate 6 dan kecepatan hasl atas/dstlat dset pada kecepatan dstlat D =.86 mol/detk atau, F. Gambar menunjukkan unjuk kerja hasl atas (,D ) pada berbaga reflu rato. Blok data/ttk yang dhubungkan satu sama lan merupakan data,d hasl smulas, sedangkan blok data/ttk yang tdak dhubungkan merupakan data,d Gambar. Rangkaan alat percobaan Penngkatan Daya Sang Nasonal Melalu Pemanfaatan Sumber Daya lam untuk Pengembangan Produk dan Energ lternatf
4 Dasar-Dasar Teknk Kma ISSN hasl percobaan laboratorum. Jka dbandngkan antara.69 data,d hasl smulas dengan data,d hasl percobaan laboratorum, terlhat bahwa data hasl smulas sangat dekat dengan data percobaan. Dar hasl perhtungan.67 dperoleh tngkat kesalahan sebesar,67 %. Hal yang perlu dcatat adalah adanya nla,d optmum bak dar data smulas maupun data percobaan, yatu saat R=4. Untuk melhat seberapa jauh penympangan data smulas dengan data laboratorum dar fraks mol etanol d.65.6 Smulas setap plate sepanjang menara, dtamplkan pada operas R=, sepert terlhat pada Gambar 4. Jka dbandngkan antara fraks mol etanol hasl smulas dengan hasl percobaan, terlhat bahwa pada N= sampa dengan N= 6 Reflu Rato, R Gambar. Unjuk kerja hasl atas pada berbaga nlanya bermpt. Sedangkan pada N= 7 dan N= 9 terdapat sedkt penympangan. Tngkat penympangan rata-rata dar data tersebut besarnya 4,44 %. Reboler pada proses dstlas merupakan sumber panas yang bebannya tergantung seberapa banyak caran jumlah beban reboler akan nak serng dengan kenakan yang duapkan. Sedangkan jumlah caran tersebut sangat Smulas tergantung seberapa besar operas reflu rato. kbatnya reflu rato. Hubungan reflu rato dengan beban reboler.5.45 pada kasus yang dtnjau (D=. F) dapat dlhat pada Gambar 5. Fraks mol, X Nomer Plate, N Gambar 4. Hubungan antara fraks mol alkohol dengan nomor plate Jka dbandngkan antara data beban reboler, Qreb hasl smulas dengan Qreb hasl percobaan, terlhat bahwa pada R= sampa dengan R=4 nlanya bermpt. Sedangkan pada R= dan R=5 terdapat sedkt penympangan. Dengan menganggap efsens reboler 95 %, tngkat penympangan rata-rata dar data tersebut besarnya 4, %. Kondenser merupakan heat snk yang bebannya tergantung seberapa banyak uap yang dembunkan. Sedangkan jumlah uap tersebut tergantung seberapa besar operas reflu rato. kbatnya jumlah beban kondenser akan nak serng dengan kenakan reflu rato. Hubungan reflu rato dengan beban kondenser pada kasus yang dtnjau (D=. F) dapat dlhat pada Gambar 6. Jka dbandngkan antara data beban kondenser, Qkond hasl smulas dengan Qkond hasl percobaan, terlhat bahwa pada R= sampa dengan R=5 nlanya bermpt. Sedangkan pada R= terdapat sedkt penympangan. Dengan menganggap efsens kondenser 95 %, tngkat penympangan rata-rata besarnya,77 %..5 X,D Beban Reboler, KJ/s Smulas Refluks Gambar 5. Hubungan reflu rato dengan beban reboler pada D=,F 5. Kesmpulan Model non kesembangan menara dstlas telah dkembangkan. Pengujan model dlakukan pada skala laboratorum untuk campuran non deal. Data percobaan menunjukkan bahwa terdapat harga reflu rato optmum dan harga n dapat dcar dengan smulas model nonkesembangan yang dusulkan. Verfkas data hasl smulas model non-kesembangan dengan data hasl percobaan mempunya harga yang tdak jauh berbeda, sehngga model yang dusulkan dapat dpaka untuk mempredks unjuk kerja menara dstlas. Q kondenser, kj/s.4... Smulas Refluk Gambar 6. Hubungan reflu rato dengan beban kondenser pada D=,F Penngkatan 4 Daya Sang Nasonal Melalu Pemanfaatan Sumber 4 Daya lam untuk Pengembangan Produk dan Energ lternatf
5 Dasar-Dasar Teknk Kma ISSN Daftar Pustaka rmfeld, (996), Instructon Manual Contnuous Dstllaton Column, rmfeld Ltd., England. Budman,., (999), Perancangan Menara Dstlas Dengan Model Non Kesembangan, Semnar Nasonal Dasar-Dasar dan plkas Perpndahan Panas dan Massa, PU IT, UGM, hal 9-95 Budman,. and Bayu, H.T., (), Eergy nalyss of Heat Integrated Dstllaton Column, Internatonal Conference on Effcency, Cost, Optmzaton, Smulaton and Envronmental spect of Energy System, ECOS-, Berln, Germany. Ito,. and sano, K., (98), Thermal Effect n Non-dabatc Bnary Dstllaton; Effect of Partal Condensaton of Med Vapor on The Rates of heat and Mass Transfer and Predcton of H.T.U, Chem. Eng. Sc., 7, hal 7-4 Kng, C.J., (97), Separaton Processes, nd. Ed., McGraw-Hll, New York. Koojman, H. and Taylor, R., (995), Modellng Mass Transfer n Multcomponent Dstllaton, Chem. Eng. J., 57, hal Khrshnamurthy, R. and Taylor, R., (985), Nonequlbrum Model Stage of Multcomponent Separaton Processes, part : Model Descrpton and Method of soluton, ICHE J.,,, hal McCabe, W.L., Smth, J.C., and Harrot, P., (985), Unt Operatons of Chemcal Engneerng, 4 th ed., McGraw-Hll, New York. Ognsty, T.P., (995), nalyze Dstllaton Column Wth Thermodynamcs, Chem. Eng. Prog., 9,, hal 4-46 Porter, K.E., (995), Why Research s Needed n Dstllaton, Trans. I. Chem. E., 7, Part, hal 57-6 Seader, J.D. and Henley, E.J., (998), Separaton Process Prncples, John Wley & Sons, Inc., New York. Smth, J.M., Van Ness, H.C., and bbot, M.M., (), Chemcal Engneerng Thermodynamcs, 6th. Ed., McGraw-Hll, New York. ppend Model non kesembangan secara fss dapat dlhat pada Gambar -. Fluks massa dalam lapsan gas (N ) dapat dtulskan sebaga penjumlahan fluks massa secara dfus (J ) dan fluks massa secara konveks. N = J + Cvs. y (-) dengan C adalah molar denstas gas, dan v s adalah nterfacal velocty. Untuk menyelesakan persamaan d atas dapat dgunakan hubungan berkut (Kosuge and sano,98) : J D.668( π / 4Gz) o Sh = =.66 + ep(.98 Re. Sc) (-) CD ( y nt yout) +.4( π / 4Gz) dengan D o adalah dameter lubang pada fase uap. Blangan Graetz (Gz), Reynold (Re) dan Schmdt (Sc) dapat dhtung dengan persamaan : πdo V Gz = (-) 4D z V Re.Sc = s D (-4) o D Pada persamaan (-), (-) dan (-4) D adalah koefsen dfus efektf dar komponen dan dapat dhtung dengan persamaan Wlke. y D = (-5) Dj Gambar -. Model non kesembangan dengan Dj adalah koefsen dfus pasangan -j yang dapat dhtung pada suatu plate dar persamaan Fujta :.8.67T Dj = + (-6) P[ ( Tc / Pc) + ( Tc / Pc) j ] M M j dengan P adalah tekanan (atm), T c dan P c adalah suhu krts (K) dan tekanan krts (atm). M dan M j adalah berat molekul komponen dan j, serta T adalah suhu caran pada konds tersebut. Penngkatan 5 Daya Sang Nasonal Melalu Pemanfaatan Sumber 5 Daya lam untuk Pengembangan Produk dan Energ lternatf
VLE dari Korelasi nilai K
VLE dar orelas nla Penggunaan utama hubungan kesetmbangan fasa, yatu dalam perancangan proses pemsahan yang bergantung pada kecenderungan zat-zat kma yang dberkan untuk mendstrbuskan dr, terutama dalam
Lebih terperinciSIMULASI KOLOM DISTILASI JENIS SIEVE TRAY UNTUK SISTEM TERNARY METANOL ETANOL AIR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 SIMULASI KOLOM DISTILASI JENIS SIEVE TRAY UNTUK SISTEM TERNARY METANOL ETANOL AIR Herry Santoso, Sobar Malk, Grace Mayasar dan
Lebih terperinciReferensi: 1) Smith Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic, 6th ed. 2) Sandler Chemical, Biochemical adn
Referens: 1) Smth Van Ness. 2001. Introducton to Chemcal Engneerng Thermodynamc, 6th ed. 2) Sandler. 2006. Chemcal, Bochemcal adn Engneerng Thermodynamcs, 4th ed. 3) Prausntz. 1999. Molecular Thermodynamcs
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciSIMULASI PEMISAHAN SISTEM BINER DENGAN DISTILASI BATCH SEDERHANA
SIMULASI PEMISAHAN SISTEM BINER DENGAN DISTILASI BATCH SEDERHANA N. Soewarno ) N. K. Sar 2), Kuswand 3), R. Handogo 4) ), 3), 4) Jurusan Teknk Kma Fakultas Teknolog Industr ITS Surabaya 2) Jurusan Teknk
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 004 Yogyakarta, 19 Jun 004 Aplkas Pemrograman Komputer Dalam Bdang Teknk Kma Arf Hdayat Program Stud Teknk Kma Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Islam Indonesa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciPENENTUAN PETA KURVA RESIDU SISTEM TERNER ETANOL-AIR-HCl DENGAN DISTILASI BATCH
Ketahanan Pangan dan Energ Surabaya, 24 Jun 2010 PENENTUAN PETA KURVA RESIDU SISTEM TERNER ETANOL-AIR-HCl DENGAN DISTILASI BATCH N Ketut Sar Program Stud Teknk Kma, Fakultas Teknolog Industr, UPN Veteran
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciPENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina
PENANGANAN BAHAN PAAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Spersa stantna. SCREENING: MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL Mater: Cara-cara menentukan ukuran partkel. Analss data ukuran partkel menggunakan screen shaker. Evaluas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciKecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi
Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK
Lebih terperinciSISTEM ALIRAN. Sistem Tangki Seri
Pengantar Teknk Kma 1210022 SISTEM ALIRAN Sstem adalah Sesuatu yang terdr atas komponen-komponennya yang bereaks secara fungsonal untuk mencapa tujuan tertentu. Sstem Tangk Ser Tank n seres CSTR n seres
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP. Abstrak
OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan 1 1 *Emal: reza.fauzan@gmal.com Abstrak Peneltan tentang penngkatan jumlah produks mnyak yang dperoleh dar sumur produks
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam
BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada
BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n
Lebih terperinci(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a
Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg
Lebih terperinciUJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD
UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj
Lebih terperinciEFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR
EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciMEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM
MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciKOMPARASI PETA KURVA RESIDU SISTEM TERNER ASETON-n-BUTANOL-ETANOL DENGAN METANOL-ETANOL-PROPANOL
KOMPARASI PETA KURVA RESIDU SISTEM TERNER ASETON-n-BUTANOL-ETANOL DENGAN METANOL-ETANOL-PROPANOL N. K. Sar, Kuswand, N. Soewarno dan R. Handogo *) Abstrak Smulas pemsahan sstem terner -- (MEP) pada tekanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciTermodinamika Lanjut (PTK 213 ) (Advance Thermodynamics)
Termodnamka Lanjut (PTK 23 ) (Advance Thermodynamcs) Dr. Istad, ST, MT Ir. Danny Soetrsnanto, MEng Year 200-20 Master Program n Chemcal Engneerng, Dponegoro Unversty LITERATURES Credt : 3 credts/sks Evaluatons:
Lebih terperinciPeramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting
Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi
3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI
TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)
PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciModel Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah
Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinci(i : 1, 2,.,N) (1) (2) II i. II i. II i. I i. II i. I i
Banyak campuran zat kma yang bercampur membentuk satu fasa car pada ksaran komposs tertentu yang tdak akan sesua dengan krtera stabltas. Sehngga sstem tersebut terpsah dalam dua fasa car dengan komposs
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciDalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang
LARGE SCALE SYSEM Course by Dr. Ars rwyatno, S, M Dept. of Electrcal Engneerng Dponegoro Unversty BAB V OPIMASI SISEM Dalam sstem pengendalan berhrark level, maka optmas dapat dlakukan pada level pertama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan
Lebih terperinciTinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal
157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan
Lebih terperinciEVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK
Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA
Lebih terperinciMETODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT
ISSN 4-989 METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT Abdul Wahd dan Rudy Gunawan 2 Laboratorum Sstem Proses Kma Departemen Teknk Gas dan Petrokma Progam
Lebih terperinciPerbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB
Perbakan Unjuk Kerja Sstem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Endryansyah Penddkan Teknk Elektro, Jurusan Teknk Elektro,
Lebih terperinciPENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN
PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan
Lebih terperinciNama : Crishadi Juliantoro NPM :
ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO
Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciFUNGSI BIAYA UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PEMESANAN OPTIMUM MULTI ITEM INDEPENDEN BERDISTRIBUSI KONTINU. H. Bernik Maskun
FUNGSI BIAYA UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PEMESANAN OPTIMUM MULTI ITEM INDEPENDEN BERDISTRIBUSI KONTINU oleh H. Bernk Maskun Departemen Statstka, FMIPA Unverstas Padjadjaran bernkmaskun69@gmal.com Abstrak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013
Lebih terperinciHukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1
ERMODINAMIKA Hukum ermodnamka ke-0 Hukum ermodnamka ke-1 Hukum ermodnamka k ke-2 Mesn Kalor Prnsp Carnot & Mesn Carnot FI-1101: ermodnamka, Hal 1 Kesetmbangan ermal & Hukum ermodnamka ke-0 Jka dua buah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran
III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciIV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa
Lebih terperinci